SlideShare a Scribd company logo
Bahan ajar Statistika Inferensial




                                BAHAN AJAR



       STATISTIKA INFERENSIAL
                            KODE MATA KULIAH
                                        MAT 201

                                ROMBEL 410140-03
                                       410140-04
                                       410140-05
                                       410140-06
                                       410140-07

                          Semester Gasal 2011/2012




                            Disusun Oleh
               Putriaji Hendikawati, S.Si., M.Pd., M.Sc.




               Jurusan Matematika
  Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
            Universitas Negeri Semarang
                        2011

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                       0
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




                                    DAFTAR ISI


BAB I           PENAKSIRAN PARAMETER
                 1. Pengertian Penaksiran
                 2. Menaksir Rata-rata µ
                 3. Menaksir Proporsi π
                 4. Menaksir Simpangan Baku σ
                 5. Menaksir Selisih Rata-Rata
                 6. Menaksir Selisih Proporsi


BAB II          PENGUJIAN HIPOTESIS
                 1. Pendahuluan
                 2. Dua Macam Kekeliruan
                 3. Langkah Pengujian Hipotesis
                 4. Uji Hipotesis Rata-Rata
                 5. Uji Hipotesis Proporsi
                 6. Uji Hipotesis Varians
                 7. Uji Hipotesis Kesamaan Dua Rata-Rata
                 8. Uji Hipotesis Kesamaan Dua Proporsi
                 9. Uji Hipotesis Kesamaan Dua Varians
                 10. Uji Homogenitas Varians Populasi


BAB III         ANALISIS VARIANS


BAB IV          ANALISIS REGRESI


BAB V           ANALISIS KORELASI




Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                       1
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




                                          BAB I
                           PENAKSIRAN PARAMETER


1. Pengertian Penaksiran
    Statistika digunakan untuk menyimpulkan populasi.
    Kelakuan populasi dipelajari berdasarkan data yang diambil baik secara
    sampling     maupun      sensus.    Namun,      karena   berbagai      faktor     untuk
    menyimpulkan populasi diambil sebuah sampel yang representatif kemudian
    berdasarkan hasil analisis terhadap data sampel, kesimpulan mengenai
    populasi dibuat.
    Kelakuan populasi yang akan diamati adalah mengenai parameter populasi
    dan sampel yang digunakan adalah sampel acak. Data sampel dianalisis, nilai-
    nilai yang perlu yaitu statistik dihitung dan berdasarkan nilai-nilai statistik
    dapat disimpulkan bagaimana parameter bertingkah laku.
    Cara pengambilan kesimpulan tentang parameter sehubungan dengan cara-
    cara menaksir harga parameter. Harga parameter yang sebenarnya tetapi tidak
    diketahui nilainya tersebut akan ditaksir berdasarkan statistik sampel yang
    diambil dari populasi yang bersangkutan.
    Parameter populasi yang akan ditaksir pada bab ini adalah rata-rata,
    simpangan baku dan proporsi.


    Secara umum parameter populasi akan diberi simbol θ (baca: theta). Jadi θ
    bisa merupakan rata-rata µ , simpangan baku σ , proporsi π dan sebagainya.

    Jika θ tidak diketahui harganya, ditaksir oleh harga θ (baca: theta topi), maka
                                                          ˆ

    θˆ dinamakan penaksir.


    Sangat diharapkan θ = θ , yaitu penaksir dapat mengatakan harga parameter θ
                       ˆ

    yang sebenarnya. Namun, keinginan ini dapat dikatakan terlalu ideal.
    Kenyataan yang sering terjadi adalah:
    a. menaksir θ oleh θ terlalu tinggi, atau
                        ˆ


Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                       2
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




    b. menaksir θ oleh θ terlalu rendah.
                        ˆ


    Kriteria untuk memperoleh penaksir yang baik yaitu: takbias, memiliki varians
    minimum dan konsisten.
    a. penaksir θ dikatakan penaksir takbias jika rata-rata semua harga θ yang
                 ˆ                                                       ˆ

                                                        ()
        mungkin akan sama dengan θ , ditulis E θ = θ . Penaksir yang tidak
                                                ˆ

        takbias disebut penaksir bias.
    b. penaksir bervarians minimum ialah penaksir dengan varians terkecil
        diantara semua penaksir untuk parameter yang sama. Jika θ1 dan θ 2 dua
                                                                 ˆ      ˆ

        penaksir untuk θ , jika varians θ1 < varians θ 2 , maka θ1 merupakan
                                         ˆ            ˆ          ˆ

        penaksir bervarians minimum.
    c. Misalkan θ penaksir untuk θ yang dihitung berdasarkan sebuah sampel
                 ˆ

        acak berukuran n. Jika ukuran sampel n makin besar mendekati ukuran
        populasi menyebabkan θ mendekati θ , maka θ disebut penaksir
                              ˆ                    ˆ

        konsisten.
    d. Penaksir yang takbias dan bervariansi minimum dinamakan penaksir
        terbaik.


    Jika harga parameter θ ditaksir oleh θ tertentu, maka θ dinamakan penaksir
                                          ˆ                ˆ

    atau tepatnya titik taksiran (estimasi titik).


    Misalkan akan ditaksir rata-rata tinggi mahasiswa jurusan matematika Unnes.
    Maka diambil sebuah sampel acak, kemudian data sampel dikumpulkan lalu
    dihitung rata-ratanya. Misalkan diperoleh x = 160 cm. Jika 160 cm ini
    digunakan untuk menaksir rata-rata tinggi mahasiswa jurusan matematika
    Unnes, maka 160 adalah titik taksiran untuk rata-rata tinggi mahasiswa
    matematika Unnes.
    Secara umum x adalah penaksir atau titik taksiran untuk µ .




Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                       3
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




    Titik taksiran untuk suatu parameter µ , harganya akan berlainan tergantung
    pada harga x yang diperoleh dari sampel yang diambil, sehingga hasilnya
    kurang meyakinkan atau kurang dapat dipercaya. Untuk itu digunakan interval
    taksiran atau selang taksiran, yaitu menaksir harga parameter di antara batas
    dua harga.
    Dalam prakteknya harus dicari interval taksiran yang sempit dengan derajat
    kepercayaan yang memuaskan. Derajat kepercayaan menaksir, disebut
    koefisien kepercayaan, merupakan pernyataan dalam bentuk peluang.


    Jika koefisien kepercayaan dinyatakan dengan γ (baca: gamma), maka
    0 < γ < 1 . Harga γ yang digunakan tergantung pada persoalan yang dihadapi
    dan seberapa besar peneliti ingin yakin dalam membuat kesimpulan. Yang
    biasa digunakan adalah γ = 0,95 atau γ = 0,99 .


    Untuk menentukan interval taksiran parameter                 θ    dengan koefisien
    kepercayaan γ , diambil sebuah sampel acak lalu hitung nilai statistik yang
    diperlukan.
    Perumusan dalam bentuk peluang untuk parameter θ antara A dan B adalah:
    (I.1)         P( A < θ < B ) = γ
    Dengan A dan B fungsi daripada statistik, merupakan variabel acak, tetapi
    tidak tergantung pada θ .


    Bentuk (I.1) dapat diartikan: peluangnya sama dengan γ bahwa θ terletak
    antara A dan B. Jika A dan B dihitung harganya berdasarkan data sampel,
    maka A dan B akan merupakan bilangan tetap, sehingga pernyataan di atas
    menjadi: kita merasa 100 γ % percaya bahwa parameter θ akan ada di dalam
    interval (A, B).




Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                       4
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




2. Menaksir Rata-rata µ
    Misalkan dipunyai populasi berukuran N dengan rata-rata µ dan simpangan
    baku σ . Dari populasi ini akan ditaksir parameter rata-rata µ . Untuk itu
    ambil sebuah sampel acak berukuran n, hitung satatistik yang diperlukan yaitu
    x dan s . Titik taksiran untuk rata-rata µ adalah x .              Dengan       kata     lain,
    nilai µ ditaksir oleh harga x yang diperoleh dari sampel.
    Untuk memperoleh taksiran yang tinggi derajat kepercayaannya, digunakan
    interval taksiran atau selang taksiran disertai nilai koefisien kepercayaan yang
    dikehendaki.


a. Simpangan baku σ diketahui dan populasi berdistribusi normal
    Rumus (I.1) menjadi:
                  ⎛             σ                   σ ⎞
    (I.2)        P⎜ x − z 1 γ .
                  ⎜                < µ < x + z1 γ .   ⎟=γ
                                                      ⎟
                  ⎝        2     n             2     n⎠
    Dengan γ = koefisien kepercayaan dan z 1 γ = bilangan z dari tabel normal
                                                         2


    baku untuk peluang 1 γ .
                        2
    Untuk memperoleh 100 γ % interval kepercayaan parameter µ dapat
    digunakan rumus:
                              σ                      σ
    (I.3)        x − z1 γ .       < µ < x + z1 γ .
                       2      n               2      n


b. Simpangan baku σ tidak diketahui dan populasi berdistribusi normal
    Kenyataannya parameter σ jarang sekali diketahui. Maka rumus (I.2) diganti
                  ⎛           s                 s ⎞
    (I.4)        P⎜ x − t p .
                  ⎜              < µ < x + tp .   ⎟=γ
                                                  ⎟
                  ⎝            n                 n⎠
    Dengan γ = koefisien kepercayaan dan t p = nilai t dari daftar distribusi

    Student dengan p = 1 (1 + γ ) dan dk = (n-1).
                        2




Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                            5
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




    Untuk interval kepercayaannya:
                              s                 s
    (I.5)        x − tp .        < µ < x + tp .
                               n                 n
                             s                s
    Bilangan x − t p .          dan x + t p .    masing-masing merupakan batas bawah
                              n                n
    dan batas atas kepercayaan.


    Jika ukuran sampel n relatif besar dibandingkan dengan ukuran populasi N
            n
    yakni     > 5 % , maka rumus (I..3) dan rumus (I.5) menjadi:
            N
                               σ         N −n                  σ      N −n
    (I.6)        x − z1 γ .                   < µ < x + z1 γ .
                         2         n     N −1             2     n     N −1

                              s        N −n                s    N −n
    (I.7)        x −tp .                    < µ < x + tp .
                               n       N −1                 n   N −1


c. Simpangan baku σ tidak diketahui dan populasi tidak berdistribusi
    normal
    Jika ukuran sampel n tidak terlalu kecil, maka dapat digunakan dalil limit
    pusat. Selanjutnya aturan-aturan yang diuraikan dalam bagian (b) di atas dapat
    digunakan dengan kekeliruan yang sangat kecil.
    Jika distribusi populasi sangat menyimpang dari normal dan ukuran sampel
    kecil sekali, maka teorinya harus dipecahkan menggunakan bentuk distribusi
    asli dari populasi yang bersangkutan.
    Hal ini tidak dibicarakan di sini.


Contoh
Sebuah populasi berdistribusi normal berukuran 1000 dengan simpangan baku
5,75. dari populasi diambil sampel acak dan diperoleh rata-rata 68,6. Taksirlah:
    a. rata-rata populasi bila ukuran sampelnya 30
    b. rata-rata populasi bila ukuran sampelnya 80
dengan menggunakan kepercayaan 95% .

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                               6
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




Penyelesaian
Diketahui x = 68,6
             σ = 5,75
             γ = 95% = 0,95
              1
                γ = 0,475              z 0, 475 = 1,96
              2
                                  n   30
a. Sampel n = 30                    =    ≤ 5%
                                  N 1000
                         σ                           σ
            x − z1 γ .           < µ < x + z1 γ .
                  2          n                  2        n

    68,6 − (1,96 ).         < µ < 68,6 + (1,96 ).
                       5,75                       5,75
                         30                         30
                      66,54 < µ < 70,66
    Jadi,     95%                interval   kepercayaan      untuk    rata-rata    populasi      ialah
    66,54 < µ < 70,66 .
    Dengan kata lain, kita merasa 95% yakin (percaya) bahwa rata-rata populasi
    tersebut akan ada dalam interval dengan batas 66,54 dan 70,66.
                                  n   80
b. Sampel n = 80                    =    ≥ 5%
                                  N 1000
                                  σ    N −n                  σ       N −n
                x − z1 γ .                  < µ < x + z1 γ .
                         2         n   N −1             2     n      N −1

                      5,75 1000 − 80                       5,75 1000 − 80
    68,6 − (1,96 ).                  < µ < 68,6 + (1,96 ).     .
                        30 1000 − 1                          30 1000 − 1
                                        68,6 − a < µ < 68,6 + a
    Jadi,     95%                interval   kepercayaan      untuk    rata-rata    populasi      ialah
    68,6 − a < µ < 68,6 + a .
    Dengan kata lain, kita merasa 95% yakin (percaya) bahwa rata-rata populasi
    tersebut akan ada dalam interval dengan batas 68,6 − a dan 68,6 + a .




Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                                 7
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




3. Menaksir Proporsi
    Misalkan sebuah sampel acak berukuran n diambil dari populasi binomial
    berukuran N dimana terdapat proporsi π untuk peristiwa A yang ada dalam
    populasi tersebut. Jika terdapat x peristiwa A, sehingga proporsi sampel untuk

    peristiwa A = x . Jadi titik taksiran untuk π adalah x .
                   n                                      n
    Digunakan pendekatan oleh distribusi normal kepada binomial untuk ukuran
    sampel n cukup besar.


    Rumus 100 γ % keyakinan untuk interval kepercayaan π adalah

                              pq                        pq
    (I.8)        p − z1 γ .      < π < p + z1 γ .
                        2     n              2          n

    dengan p = x        dan q = 1 − p sedangkan z 1              γ
                                                                     adalah bilangan z yang
                    n                                        2


    diperoleh dari daftar normal baku untuk peluang 1 γ .
                                                     2


Contoh
Diadakan survei terhadap sebuah populasi masyarakat di kota Semarang dengan
mengambil sampel 100 orang dan diperoleh yang suka berolahraga sejumlah 60
orang. Dengan koefisien kepercayaan 95%, taksirlah interval kesukaan
berolahraga masyarakat di kota Semarang tersebut.
Penyelesaian
Diketahui γ = 95% = 0,95
            1
              γ = 0,475       z 0, 475 = 1,96
            2
                  60
            p=       = 0,6      q = 0,4
                 100
Interval kepercayaan π adalah

                              pq                        pq
                 p − z1 γ .      < π < p + z1 γ .
                        2     n              2          n




Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                            8
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




      0,6 − (1,96 ).
                              (0,6)(0,4) < π < 0,6 + (1,96). (0,6)(0,4)
                                  100                                               100
                                       0,504 < π < 0,696
                                   50,4 % < π < 69,6 %
    Jadi, kita merasa 95%                           yakin (percaya) bahwa persentase kesukaan
    berolahraga masyarakat di kota Semarang tersebut akan ada dalam interval
    dengan batas 50,4 % dan 69,6 %.


4. Menaksir Simpangan Baku σ
    Untuk menaksir varians σ 2 dari sebuah populasi, maka perlu dihitung sampel
    varians s 2 berdasarkan sampel acak berukuran n.

                               ∑ (x         − x)
                                               2

                 s2 =
                                        i
    (I.9)
                                       n −1
    Varians s 2 adalah penaksir takbias untuk varians σ 2 , tetapi simpangan baku
    s bukan penaksir takbias untuk simpangan baku σ . Jadi titik taksiran s
    untuk σ adalah bias.


    Jika populasinya berdistribusi normal dengan varians σ 2 , maka 100 γ %

    interval kepercayaan untuk σ 2 ditentukan dengan menggunakan distribusi
    chi-kuadrat.

    (I.10)
                  (n − 1)s 2            <σ2 <
                                                   (n − 1)s 2
                     χ1
                      2
                              (1+γ )
                                                    χ1
                                                     2
                                                             (1−γ )
                          2                              2


    dengan n ukuran sampel sedangkan χ 1
                                       2
                                                                        (1+γ )
                                                                                 dan χ 1
                                                                                       2
                                                                                               (1−γ )
                                                                                                        diperoleh dari daftar
                                                                      2                    2


    chi-kuadrat berturut-turut untuk p = 1 (1 + γ ) dan p = 1 (1 − γ ) dengan
                                          2                  2
    dk = (n − 1) .
    Interval taksiran simpangan baku σ diperoleh dengan melakukan penarikan
    akar ketidaksamaan dalam rumus (I.10).




Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                                                      9
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




Contoh
Dari sebuah populasi yang berdistribusi normal, diambil sampel yang representatif
dan diperoleh simpangan baku sebesar 6 dengan ukuran sampel 31. Dengan
koefisien kepercayaan 99%, taksirlah interval dari simpangan baku populasi.
Penyelesaian
Diketahui n = 31
              s=6
            γ = 99 % = 0,99
            χ1
             2
                      (1+γ ),dk
                                    = χ1
                                       2
                                             (1+ 0, 99 ),(31−1)
                                                                   = χ (20,995 ),(30 ) = 53,7
                    2                      2


            χ1
             2
                        (1−γ ),dk
                                    = χ1
                                       2
                                               (1−0, 99 ),(31−1)
                                                                   = χ (20,005 ),(30 ) = 13,8
                    2                      2

Interval kepercayaan simpangan baku populasi adalah
         (n − 1)s 2 < σ 2 < (n − 1)s 2
         χ1 2
                  (1+γ )
                               2
                                       χ1             (1−γ )
              2                                   2


      (31 − 1)(6)2           <σ2 <
                                           (31 − 1)(6)2
          53,7                                     13,8

      (31 − 1)(6)2           <σ <
                                            (31 − 1)(6)2
          53,7                                        13,8
           4,4846 < σ < 8,8465
Jadi, kita merasa 99% yakin (percaya) bahwa simpangan baku populasi tersebut
akan ada dalam interval dengan batas 4,4846 dan 8,8465.


5. Menaksir Selisih Rata-Rata
    Misalkan dipunyai dua buah populasi, keduanya berdistribusi normal dengan
    rata-rata dan simpangan baku masing-masing µ1 dan σ 1 untuk populasi
    pertama, µ 2 dan σ 2 untuk populasi kedua. Secara independen diambil sebuah
    sampel acak dengan ukuran n1 dan n2 dari masing-masing populasi. Rata-rata
    dan simpangan baku dari sampel-sampel itu berturut-turut x1 , s1 dan x 2 , s 2 .


Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                                                          10
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




    Akan ditaksir selisih rata-rata ( µ1 − µ 2 ) .
    Titik taksiran untuk adalah ( µ1 − µ 2 ) adalah ( x1 − x2 ) .
    Untuk menaksir selisih rata-rata dibedakan hal-hal berikut:


    a. Dalam hal σ 1 = σ 2
    Jika kedua populasi normal dan memiliki σ 1 = σ 2 = σ                          yang besarnya
    diketahui, maka 100 γ % interval kepercayaan untuk ( µ1 − µ 2 ) adalah

                                              1 1                                      1 1
    (I.11)           ( x1 − x2 ) − z 1 γ σ      +   < µ1 − µ 2 < ( x1 − x2 ) + z 1 γ σ   +
                                      2       n1 n2                               2    n1 n2

    dengan z 1       γ
                         diperoleh dari daftar normal baku untuk peluang 1 γ .
                 2                                                        2


    Jika kedua populasi normal dan memiliki σ 1 = σ 2 = σ tetapi besarnya tidak
    diketahui, maka perlu tentukan varians gabungan dari sampel yang dinyatakan
    dengan s 2 .

    (I.12)           s2 =
                            (n1 − 1)s12 + (n2 − 1)s2 2
                                    n1 + n2 − 2
    Interval kepercayaannya ditentukan dengan menggunakan distribusi Student.
    Rumus untuk 100 γ % interval kepercayaan ( µ1 − µ 2 ) adalah

                                             1   1                                   1   1
    (I.13)           ( x1 − x2 ) − t p .s      +   < µ1 − µ 2 < ( x1 − x2 ) + t p .s   +
                                             n1 n2                                   n1 n2

    dengan s diperoleh dari rumus (I.12) dan t p diperoleh dari daftar distribusi

    Student dengan p = 1 (1 + γ ) dan dk = n1 + n2 − 2 .
                        2


    b. Dalam hal σ 1 ≠ σ 2
    Untuk populasi normal dengan σ 1 ≠ σ 2 teori di atas tidak berlaku dan teori
    yang ada hanya bersifat pendekatan.




Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                                11
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




    Dengan memisalkan                                 s1 = σ 1 dan s 2 = σ 2 untuk sampel-sampel acak
    berukuran cukup besar, dapat dilakukan pendekatan kepada distribusi normal.
    Rumus interval kepercayaan ditentukan oleh:

                                                        s12 s 2
                                                              2
                                                                                                          s12 s 2
                                                                                                                2
    (I.14)               ( x1 − x 2 ) − z 1       γ
                                                           +    < µ1 − µ 2 < ( x1 − x 2 ) + z 1 γ            +
                                              2         n1 n2                                  2          n1 n2

    dengan z 1           γ
                              diperoleh dari daftar normal baku untuk peluang 1 γ .
                     2                                                         2


    c. Observasi berpasangan
    Misalkan populasi pertama memiliki variabel acak X dan populasi kedua
    dengan variabel acak Y. Rata-ratanya masing-masing µ x dan µ y . Diambil

    sampel acak dari tiap populasi yang berukuran sama, n1 = n2 = n .
    Diperoleh data sampel                             (x1 , x2 ,K, xn )   dan   ( y1 , y 2 ,K, y n ) ,   dan bila data

    observasi ini berpasangan maka
    x1 berpasangan dengan y1
    x2 berpasangan dengan y 2
    M
    xn berpasangan dengan y n


    Dalam hal berpasangan, maka untuk menaksir selisih atau beda rata-rata
    µ B = µ x − µ y , dapat pula dibentuk selisih atau beda tiap pasangan data yaitu

    B1 = x1 − y1 , B2 = x 2 − y 2 ,…, Bn = xn − y n .

    Dari sampel berukuran n yang datanya terdiri dari B1 , B2 ,…, Bn , dihitung

    rata-rata B dan simpangan baku s B dengan menggunakan

       ∑B                                n∑ B12 − (∑ Bi )
                                                                     2

    B=                       dan s B =
                 i

             n                                         n(n − 1)
    Rumus untuk 100 γ % interval kepercayaan µ B adalah
                                   sB                              sB
    (I.15)               B − tp.         < µB < B + t p .
                                     n                               n

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                                                12
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




    dengan t p diperoleh dari daftar distribusi Student dengan p = 1 (1 + γ ) dan
                                                                    2
    dk = (n − 1) .
Contoh (Sudjana)
Ada dua cara pengukuran untuk mengukur kelembaban suatu zat. Cara I
dilakukan 50 kali yang menghasilkan x 1 = 60,2 dan s12 = 24,7. Cara II dilakukan
                               2
60 kali dengan x 2 = 70,4 dan s2 = 37,2. Tentukan interval kepercayaan 95%
mengenai perbedaan rata-rata pengukuran dari kedua cara tersebut.
Penyelesaian
Diketahui x 1 = 60,2 ; s12 = 24,7
                             2
               x 2 = 70,4 ; s2 = 37,2
Dimisalkan hasil kedua cara pengukuran berdistribusi normal.

                p = 1 (1 + γ ) = 1 (1 + 0,95) = 0,975 ; dk = 50 + 60 − 2 = 108
                     2            2
Karena kedua populasi normal dan memiliki σ 1 = σ 2 = σ tetapi besarnya tidak
diketahui, maka varians gabungan dari sampel adalah

 s2 =
        (n1 − 1)s12 + (n2 − 1)s2 2 = (50 − 1)(24,7 ) + (60 − 1)(37,2) = 31,53
              n1 + n2 − 2                      50 + 60 − 2
Maka interval kepercayaan

                                       1   1                                   1   1
                ( x1 − x2 ) − t p .s     +   < µ1 − µ 2 < ( x1 − x2 ) + t p .s   +
                                       n1 n2                                   n1 n2

                              31,53 31,53                                                        31,53 31,53
(70,4 − 60,2) − t 0,975;108 .         +          < µ1 − µ 2 < (70,4 − 60,2) + t 0,975;108 .           +
                                50         60                                                     50    60
                  (70,4 − 60,2) − (1,984 ). (1,08) < µ1 − µ 2 < (70,4 − 60,2) + (1,984 ). (1,08)

                                             8,06 < µ1 − µ 2 < 12,34

Jadi, kita merasa 95% yakin (percaya) bahwa selisih rata-rata pengukuran dari
kedua cara tersebut akan ada dalam interval yang dibatasi oleh 8,06 dan 12,34.


6. Menaksir Selisih Proporsi
    Misalkan dipunyai dua populasi binomial dengan parameter untuk peristiwa
    yang sama masing-masing π 1 dan π 2 . secara independen dari tiap populasi

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                              13
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




    diambil sebuah sampel acak berukuran n1 dan n2 . Proporsi untuk peristiwa
                                                                            x1          x
    yang diperhatikan pada sampel tersebut adalah p1 =                         dan p 2 = 2 dengan
                                                                            n1          n2

    x1 dan x2 menyatakan banyaknya peristiwa yang diperhatikan.


    Akan ditentukan interval taksiran untuk                   (π 1 − π 2 )      dengan menggunakan
    pendekatan oleh distribusi normal asalkan n1 dan n2 cukup besar.
    Rumus untuk 100 γ % interval kepercayaan selisih (π 1 − π 2 ) adalah
    (I.16)

                          p1 q1       p2 q2                                            p1 q1       p2 q2
    ( p1 − p2 ) − z 1 γ           +           < π 1 − π 2 < ( p1 − p 2 ) + z 1     γ
                                                                                               +
                     2     n1          n2                                        2      n1          n2

    dengan q1 = 1 − p1 dan q 2 = 1 − p 2 sedangkan z 1                      γ
                                                                                diperoleh dari daftar
                                                                        2


    normal baku untuk peluang 1 γ .
                               2


Contoh (Sudjana)
Diambil dua sampel acak yang masing-masing terdiri atas 500 pemudi dan 700
pemuda yang mengunjungi sebuah pameran. Ternyata diperoleh bahwa 325
pemudi dan 400 menyukai pameran itu. Tentukan interval kepercayaan 95%
mengenai perbedaan persentase pemuda dan pemudi yang mengunjungi pameran
dan menyukainya.
Penyelesaian
Diketahui
                                                               x1 325
persentase pemudi yang menyukai pameran p1 =                     =    ×100% = 65%
                                                               n1 500
                                                                x2 400
persentase pemuda yang menyukai pameran p2 =                      =    × 100% = 57%
                                                                n2 700

Jadi, q1 = 1 − p1 = 1 − 65% = 35% dan q 2 = 1 − p 2 = 1 − 57% = 43%
Maka interval kepercayaan



Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                                      14
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




                                     p1 q1       p2 q2                                             p1 q1                  p2 q2
       ( p1 − p2 ) − z 1 γ                   +           < π 1 − π 2 < ( p1 − p 2 ) + z 1     γ
                                                                                                                      +
                             2        n1          n2                                        2       n1                     n2

(0,65 − 0,57 ) − z 1 .0,95       (0,65)(0,35) + (0,57 )(0,43) < π        − π 2 < (0,65 − 0,57 ) + z 1
                                                                                                                          (0,65)(0,35) + (0,57)(0,43)
                                                                     1                                      .0 , 95
                     2               500                 700                                            2                       500         700
                  (0,65 − 0,57) − (1,96) (0,0284) < π 1 − π 2 < (0,65 − 0,57) + (1,96) (0,0284)
                                                       0,024 < π 1 − π 2 < 0,136
Jadi, kita merasa 95% yakin (percaya) bahwa perbedaan persentase pemuda dan
pemudi yang mengunjungi pameran dan menyukainya akan ada dalam interval
yang dibatasi oleh 2,4% dan 13,6%.




LATIHAN
1. Diketahui populasi siswa dengan ukuran 100 Taksirlah rata-rata penguasaan
    kemampuan bahasa dari populasi tersebut jika:
     a. diambil sampel secara acak sebanyak 4 siswa dengan penguasaan
          kemampuan bahasa berikut 60,2 ; 65,4 ; 70,1 dan 72,8 dengan koefisien
          kepercayaan 95%.
     b. diambil sampel secara acak sebanyak 10 siswa dengan penguasaan
          kemampuan bahasa berikut 60,4 ; 55,7 ; 70,2 ; 70,3 ; 60,5 ; 66,6 ; 62,8 ;
          63,9 ; 70,1 ; 64,8 dengan koefisien kepercayaan 99%.

2. Telah ditimbang 10 buah tomat dengan hasil (dalam gram): 142, 157, 138,
    175, 152, 149, 148, 200, 182, 164. Jika berat tomat berdistribusi normal,
    tentukan interval kepercayaan 95% untuk rata-rata berat tomat.

3. Diketahui dua buah sampel yang diambil dari dua buah populasi.
    Sampel I : 38, 42, 51, 47, 38, 60, 57, 58, 32, 45
    Sampel II : 44, 49, 53, 46, 41, 47, 34, 60, 59, 63
    Tentukan selisih rata-ratanya bila interval kepercayaan 95 %, jika:
    a. simpangan baku kedua populasi diketahui sama besar yaitu 9,5.
    b. simpangan baku kedua populasi diketahui sama besar namun tidak
          diketahui nilainya.

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                                                           15
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




    c. simpangan baku kedua populasi diasumsikan tidak sama.


4. Dari populasi tanaman padi jenis A dan jenis B, diambil sampel tinggi
    tanaman padi sbb:
    Sampel I dari padi jenis A : 39,3 ; 45,5 ; 41,2 ; 53 ; 44,2 ; 42,5 ; 63,9.
    Sampel II dari padi jenis B : 37 ; 42,4 ; 40,1 ; 52,2 ; 41,5 ; 40,8 ; 60,2.
    Dengan observasi berpasangan tersebut dan interval kepercayaan 95 %,,
    taksirlah selisih rata-ratanya.

5. Sebuah sampel berukuran 200 lampu yang dihasilkan oleh sebuah mesin
    produksi menunjukkan 15 buah lampu rusak. Sebuah sampel lain berukuran
    100 buah lampu yang dihasilkan oleh mesin kedua mengandung 12 buah
    lampu yang rusak. Tentukan interval kepercayaan 99% untuk selisih kedua
    perbandingan.




Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                       16
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




                                         BAB II
                             PENGUJIAN HIPOTESIS


1. Pendahuluan
    Sebelumnya telah dipelajari cara-cara menaksir parameter untuk mengambil
    kesimpulan tentang berapa besar harga parameter. Cara pengambilan
    kesimpulan yang kedua akan dipelajari adalah melalui pengujian hipotesis.
    Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk
    menjelaskan       hal   tersebut   yang     sering   dituntut     untuk      melakukan
    pengecekannya.
    Jika asumsi atau dugaan tersebut dikhususkan mengenai populasi, umumnya
    mengenai nilai-nilai parameter populasi, maka hipotesis disebut hipotesis
    statistik.
    Contoh hipotesis
    a. peluang lahirnya bayi berjenis kelamin laki-laki = 0,5.
    b. 25 % masyarakat termasuk golongan A.
    c. Rata-rata pendapatan keluarga di suatu daerah Rp 300.000,00 tiap bulan.


    Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar, maka perlu diadakan penelitian
    sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak. Langkah atau prosedur untuk
    menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis dinamakan pengujian
    hipotesis.


2. Dua Macam Kekeliruan
    Meskipun dalam penelitian hipotesis telah diterima atau ditolak, tidak berarti
    bahwa telah dibuktikan kebenaran hipotesis. Yang diperlihatkan adalah hanya
    menerima atau menolak hipotesis saja.
    Dalam melakukan pengujian hipotesis, ada dua macam kekeliruan yang dapat
    terjadi, yaitu:

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                        17
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




    a. Kekeliruan tipe I ialah menolak hipotesis yang seharusnya diterima,
    b. Kekeliruan tipe II ialah menerima hipotesis yang seharusnya ditolak.
    Tipe Kekeliruan Ketika Membuat Kesimpulan tentang Hipotesis
                                            Keadaan Sebenarnya
          Kesimpulan
                                    Hipotesis Benar      Hipotesis Salah
   Terima Hipotesis                    BENAR                 SALAH
                                                        (Kekeliruan tipe II)
   Tolak Hipotesis                      SALAH               BENAR
                                   (Kekeliruan tipe II)

    Kedua tipe kekeliruan dinyatakan dalam bentuk peluang. Peluang membuat
    kekeliruan tipe I biasa dinyatakan dengan α (alpha) maka disebut pula
    kekeliruan α dan peluang membuat kekeliruan tipe II dinyatakan dengan β
    (beta) dikenal dengan kekeliruan β .
    α disebut taraf signifikan (level of significan) atau taraf arti atau sering
    disebut taraf nyata.
    Jika α diperkecil, maka β menjadi besar dan demikian sebaliknya.
    Harga α yang biasa digunakan adalah α = 0,01 atau α = 0,05 .
    Misalnya, dengan α = 0,05 atau sering disebut taraf nyata (taraf signifikansi)
    5%, artinya kira-kira 5 dari tiap 100 kesimpulan bahwa akan menolak
    hipotesis yang harusnya diterima. Dengan kata lain kira-kira 95% yakin
    bahwa telah dibuat kesimpulan yang benar. Dalam hal demikian dikatakan
    bahwa hipotesis telah ditolak pada taraf nyata 0,05 yang berarti mungkin salah
    dengan peluang 0,05.


3. Langkah Pengujian Hipotesis
    Pengujian hipotesis akan membawa pada kesimpulan untuk menerima atau
    menolak hipotesis. Sehingga terdapat dua pilihan, dimana digunakan
    perumusan seperlunya agar lebih terperinci dan lebih mudah dalam penentuan
    di antara dua pilihan tersebut.




Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                       18
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




    Hipotesis yang biasa dinyatakan dengan H, perlu dirumuskan dengan singkat
    dan jelas sesuai dengan persoalan yang dihadapi. Agar tampak adanya dua
    pilihan, maka hipotesis H ini didampingi pernyataan lain yang isinya
    berlawanan yang disebut dengan hipotesis tandingan (alternatif) yang
    dinyatakan dengan A.
    Pasangan hipotesis H dan A, tepatnya H melawan A, akan menentukan
    kriteria pengujian yang terdiri dari daerah penerimaan dan daerah penolakan
    hipotesis. Daerah penolakan hipotesis sering disebut dengan daerah kritis.


    Bila menguji parameter θ ( θ dapat berupa rata-rata µ , proporsi π ,
    simpangan baku σ , dll), maka:
    a. Hipotesis mengandung pengertian sama
        Pengujian sederhana lawan sederhana
            1) H : θ = θ 0

                A : θ = θ1
                dengan θ 0 ,θ1 dua nilai berbeda yang diketahui.

        Pengujian sederhana lawan komposit
            2) H : θ = θ 0

                A : θ ≠ θ0

            3) H : θ = θ 0

                A : θ > θ0

            4) H : θ = θ 0

                A : θ < θ0


    b. Hipotesis mengandung pengertian maksimum (pengujian komposit lawan
        komposit)
        H : θ ≤ θ0

        A : θ > θ0



Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                       19
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




    c. Hipotesis mengandung pengertian minimum pengujian komposit lawan
        komposit)
        H : θ ≥ θ0

        A : θ < θ0


    Berikut    hanya      akan    dipelajari   pengujian      terhadap      hipotesis     yang
    perumusannya mengandung pengertian sama atau tidak memiliki perbedaan,
    disebut hipotesis nol H 0 melawan hipotesis tandingannya H 1 , yang

    mengandung pengertian tidak sama, lebih besar atau lebih kecil. H 1 harus
    dipilih dan ditentukan peneliti sesuai dengan persoalan yang dihadapi.
    Pasangan H 0 dan H 1 yang telah dirumuskan dituliskan dalam bentuk berikut.

                 ⎧H 0 : θ = θ 0
                 ⎨              atau
                 ⎩H 1 : θ ≠ θ 0

                 ⎧H 0 : θ = θ 0
                 ⎨              atau
                 ⎩H 1 : θ > θ 0

                 ⎧H 0 : θ = θ 0
                 ⎨
                 ⎩H 1 : θ < θ 0
    Selanjutnya, pilih bentuk statistik yang akan digunakan, apakah z, t, χ 2 , F
    atau lainnya. Harga statistik yang dipilih dihitung besarnya berdasarkan data
    sampel yang dianalisis. kriteria pengujian ditentukan berdasarkan pilihan taraf
    nyata α atau disebut ukuran daerah kritis.


    Peran hipotesis tandingan H 1 dalam penentuan daerah kritis adalah sebagai
    berikut:
1) Jika H 1 mempunyai perumusan tidak sama, maka dalam distribusi statistik
    yang digunakan didapat dua daerah kritis masing-masing pada ujung-ujung
    distribusi. Luas daerah kritis atau daerah penolakan pada tiap ujung adalah




Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                          20
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




     1 α . Karena adanya dua daerah penolakan maka pengujian hipotesis
      2
    dinamakan uji dua pihak.




    Kedua daerah dibatasi oleh d1 dan d2 (pada contoh gambar d1 dinyatakan
    dengan nilai z = -1,96 dan d2 dinyatakan dengan z = 1,96) yang harganya
    diperoleh dari daftar distribusi yang bersangkutan dengan peluang ditentukan
    oleh α .
    Kriteria yang digunakan: terima H 0 jika harga statistik yang dihitung

    berdasarkan data penelitian terletak diantara d1 dan d2, selain itu tolak H 0 .


2) Jika H 1 mempunyai perumusan lebih besar, maka dalam distribusi statistik
    yang digunakan didapat sebuah daerah kritis yang letaknya di ujung sebelah
    kanan. Luas daerah kritis atau daerah penolakan ini sama dengan α .




Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                       21
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




    Harga d (pada contoh gambar d dinyatakan dengan nilai z = 1,96) diperoleh
    dari daftar distribusi yang bersangkutan dengan peluang ditentukan oleh α ,
    menjadi batas antara daerah kritis dan daerah penerimaan H 0 .

    Kriteria yang digunakan: tolak H 0 jika statistik yang dihitung berdasarkan

    sampel tidak kurang dari d, selain itu terima H 0 .

    Pengujian hipotesis ini dinamakan uji satu pihak, tepatnya pihak kanan.


3) Jika H 1 mempunyai perumusan lebih kecil, maka dalam distribusi statistik
    yang digunakan didapat sebuah daerah kritis yang letaknya di ujung sebelah
    kiri. Luas daerah kritis atau daerah penolakan ini sama dengan α .
    Gambar daerah penerimaan dan penolakan akan sama dengan pada option 2)
    di atas, namun daerah penolakan terletak disebelah kiri.
    Kriteria yang digunakan: terima H 0 jika statistik yang dihitung berdasarkan

    penelitian lebih besar dari d, selain itu tolak H 0 .

    Pengujian hipotesis ini dinamakan uji satu pihak, tepatnya pihak kiri.


    Secara ringkas langkah pengujian hipotesis adalah:
1. Rumuskan hipotesis pengujian yang akan digunakan.
2. Tentukan besarnya taraf nyata α .
3. Tentukan kriteria pengujian.
4. Tentukan nilai statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang
    diambil.
5. Menarik kesimpulan menerima atau menolah H 0 berdasarkan hasil 3 dan 4.


4. Uji Hipotesis Rata-Rata µ : Uji Dua Pihak
    Misalkan dipunyai sebuah populasi berdistribusi normal dengan rata-rata µ
    dan simpangan baku σ . Untuk menguji parameter rata-rata µ , diambil
    sebuah sampel acak berukuran n, lalu hitung statistik x dan s .



Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                       22
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




    a. Dalam hal σ diketahui
        Langkah pengujian hipotesis:
                                ⎧H : µ = µ 0
         1. Hipotesis pengujian ⎨ 0                                         dengan µ 0 sebuah harga yang
                                ⎩H 1 : µ ≠ µ 0
             diketahui.
         2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α .
         3. Kriteria pengujian.
             Terima H 0 jika − z 1              (1−α )
                                                         < z < z1       (1−α )
                                                                                 , selainnya tolak H 0 .
                                            2                       2


             Dengan z 1       (1−α )
                                       diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan
                          2


             peluang 1 (1 − α ) .
                      2
         4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil.
                                   x − µ0
             (II.1)       z=
                                       σ
                                        n
             dengan x adalah rata-rata sampel, µ 0 nilai yang diketahui, σ adalah

             simpangan baku populasi.
         5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4.


Contoh
Pengusaha lampu pijar A mengatakan bahwa lampunya bisa tahan pakai sekitar
800 jam. Namun timbul dugaan bahwa masa pakai lampu tersebut telah berubah.
Maka dilakukan pengujian terhadap 50 lampu untuk menentukan hal ini. Ternyata
diperoleh rata-ratanya 792 jam. Berdasarkan pengalaman diketahui simpangan
baku masa hidup lampu 60 jam. Selidikilah dengan menggunakan kepercayaan
95% apakah kualitas lampu telah berubah atau belum.
Penyelesaian
Diketahui x = 792 ; n = 50 ; σ = 60




Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                                                  23
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




Langkah pengujian hipotesis:
                       ⎧H 0 : µ = µ 0       ⎧H : µ = 800
1. Hipotesis pengujian ⎨              yaitu ⎨ 0
                       ⎩H 1 : µ ≠ µ 0       ⎩H1 : µ ≠ 800
2. Taraf signifikansi α = 5%.
3. Kriteria pengujian.
    Terima H 0 jika − z 1                   (1−α )
                                                     < z < z1       (1−α )
                                        2                       2


                                 − z1       (1−0, 05 )
                                                         < z < z1        (1−0, 05 )
                                                                                      − 1,96 < z < 1,96
                                        2                            2


    Dengan z 1          (1−α )
                                 diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan peluang
                    2


     1 (1 − α ) .
      2
4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil
                        x − µ0          792 − 800
             z=                    =              = −0,94
                           σ               60
                             n              50
5. Kesimpulan : karena z hitung = −0,94 terletak dalam daerah penerimaan

    H 0 maka H 0 diterima. Jadi, µ = 800 . Artinya, dalam taraf signifikansi 5%

    hasil penelitian menunjukkan bahwa masa pakai lampu belum berubah yaitu
    masih 800 jam.


    b. Dalam hal σ tidak diketahui
        Pada kenyataannya simpangan baku σ sering tidak diketahui, maka
        digunakan taksirannya yaitu simpangan baku s .
        Langkah pengujian hipotesis:
                               ⎧H : µ = µ 0
        1. Hipotesis pengujian ⎨ 0
                               ⎩H 1 : µ ≠ µ 0
        2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α .
        3. Kriteria pengujian.
                             − t1− 1 α < t < t1− 1 α
             Terima H 0 jika        2             2 , selainnya tolak H 0 .




Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                                                       24
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




              Dengan t1− 1        α
                                       diperoleh dari daftar distribusi t (distribusi Student)
                              2


              dengan peluang 1 − 1 α dan dk = n − 1 .
                                  2
         4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil.
                                      x − µ0
              (II.2)     t=
                                         s
                                          n

              (II.3)     s2 =
                                        ∑ (x     i   − x)
                                               n −1
              dengan x adalah rata-rata sampel, µ 0 nilai yang diketahui, s adalah

              simpangan baku sampel.
         5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4.


Contoh
Untuk contoh sebelumnya (kasus masa hidup lampu pijar), dimisalkan simpangan
baku populasi tidak diketahui, dan dari sampel diperoleh s = 55 jam. Selidikilah
dengan menggunakan kepercayaan 95% apakah kualitas lampu telah berubah
atau belum.
Penyelesaian
Diketahui x = 792 ; n = 50 ; s = 55
Langkah pengujian hipotesis:
                       ⎧H 0 : µ = µ 0       ⎧H : µ = 800
1. Hipotesis pengujian ⎨              yaitu ⎨ 0
                       ⎩H 1 : µ ≠ µ 0       ⎩H1 : µ ≠ 800
2. Taraf signifikansi α = 5%.
3. Kriteria pengujian.
                    − t1− 1 α < t < t1− 1 α
    Terima H 0 jika        2             2 dengan dk = 50 - 1 = 49


                       − t1       (1−0, 05 )
                                               < t < t1       (1−0, 05 )
                                                                           − 2,01 < t < 2,01
                              2                           2

4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil




Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                                              25
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




                  x − µ 0 792 − 800
             t=          =          = −1,029
                     s       55
                      n       50
5. Kesimpulan : karena t hitung = −1,029 terletak dalam daerah penerimaan

    H 0 maka H 0 diterima. Jadi, µ = 800 . Artinya, dalam taraf signifikansi 5%

    hasil penelitian menunjukkan bahwa masa pakai lampu belum berubah yaitu
    masih 800 jam.


5. Uji Hipotesis Rata-Rata µ : Uji Satu Pihak
    Misalkan dipunyai sebuah populasi berdistribusi normal dan diambil sebuah
    sampel acak berukuran n, lalu dihitung statistik x dan s .

    Uji Pihak Kanan
    a. Dalam hal σ diketahui
        Langkah pengujian hipotesis:
                               ⎧H : µ = µ 0
        1. Hipotesis pengujian ⎨ 0
                               ⎩H 1 : µ > µ 0
        2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α .
        3. Kriteria pengujian.
             Tolak H 0 jika z ≥ z 0,5−α , selainnya H 0 diterima.

             Dengan z0,5−α diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan

             peluang (0,5 − α ) .
        4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil
             menggunakan statistik z yang sama dengan rumus (II.1).
        5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4.

    b. Dalam hal σ tidak diketahui
        Pada kenyataannya simpangan baku σ sering tidak diketahui, maka
        digunakan taksirannya yaitu simpangan baku s .




Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                       26
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




        Langkah pengujian hipotesis:
                                ⎧H : µ = µ 0
         1. Hipotesis pengujian ⎨ 0
                                ⎩H 1 : µ > µ 0
         2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α .
         3. Kriteria pengujian.
             Tolak H 0 jika t ≥ t1−α , selainnya H 0 diterima.

             Dengan t1−α diperoleh dari daftar distribusi t (distribusi Student)

             dengan peluang 1 − α dan dk = n − 1 .
         4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil
             menggunakan statistik t yang sama dengan rumus (II.2).
         5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4.


Contoh
Proses pembuatan barang rata-rata menghasilkan 15,7 unit per jam. Hasil produksi
memiliki varians 2,3. metode baru diusulkan untuk mengganti metode lama jika
rata-ratanya per jam menghasilkan paling sedikit 16 buah. Untuk menentukan
apakah metode akan diganti atau tidak, metode baru dicoba 20 kali dan ternyata
rata-rata perjam menghasilkan 16,9 buah. Pengusaha bermaksud mengambil risiko
5% untuk menggunakan metode baru apabila metode ini rata-rata menghasilkan
labih dari 16 buah. Apakah keputusan yang akan diambil pengusaha?
Penyelesaian
Diketahui x = 16,9 ; n = 20 ; σ = 2,3 , µ 0 =16

Langkah pengujian hipotesis:
                       ⎧H 0 : µ = µ 0       ⎧H : µ = 16
1. Hipotesis pengujian ⎨              yaitu ⎨ 0
                       ⎩H 1 : µ ≠ µ 0       ⎩H1 : µ > 16
2. Taraf signifikansi α = 5%.
3. Kriteria pengujian.
    Tolak H 0 jika z ≥ z 0,5−α      z 0,5−α = z0,5−0,05 = 1,64



Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                          27
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil
                  x − µ0       16,9 − 16
             z=            =             = 2,65
                    σ              2,3
                     n             20
5. Kesimpulan : karena z hitung = 2,65 > z 0,5−α = 1,64 terletak pada daerah kritis

    maka H 0 ditolak. Jadi, µ > 16 . Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan

    risiko 5% metode baru dapat menggantikan metode lama.


    Uji Pihak Kiri
    a. Dalam hal σ diketahui
        Langkah pengujian hipotesis:
                               ⎧H : µ = µ 0
        1. Hipotesis pengujian ⎨ 0
                               ⎩H 1 : µ < µ 0
        2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α .
        3. Kriteria pengujian.
             Tolak H 0 jika z ≤ − z 0,5−α , selainnya H 0 diterima.

             Dengan z0,5−α diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan

             peluang (0,5 − α ) .
        4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil
             menggunakan statistik z yang sama dengan rumus (II.1).
        5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4.

    b. Dalam hal σ tidak diketahui
        Langkah pengujian hipotesis:
                               ⎧H : µ = µ 0
        1. Hipotesis pengujian ⎨ 0
                               ⎩H 1 : µ < µ 0
        2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α .
        3. Kriteria pengujian.
             Tolak H 0 jika t ≤ −t1−α .

             Terima H 0 jika t > −t1−α .

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                       28
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




             Dengan t1−α diperoleh dari daftar distribusi Student t dengan peluang

             1 − α dan dk = n − 1 .
         4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil
             menggunakan statistik t yang sama dengan rumus (II.2).
         5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4.


Contoh
Masyarakat mengeluh dan mengatakan bahwa isi bersih makanan kaleng tidak
sesuai dengan yang tertera pada kemasannya sebesar 5 ons. Untuk meneliti hal ini,
23 kaleng makanan diteliti secara acak. Dari sampel tersebut diperoleh berat rata-
rata 4,9 ons dan simpangan baku 0,2 ons. Dengan taraf nyata 5%, bagaimanakah
pendapat anda mengenai keluhan masyarakat tersebut.
Penyelesaian
Diketahui x = 4,9 ; n = 23 ; s = 0,2 ; µ 0 = 5

Langkah pengujian hipotesis dengan varians populasi tidak diketahui:
                       ⎧H : µ = µ 0         ⎧H : µ = 5
1. Hipotesis pengujian ⎨ 0            yaitu ⎨ 0
                       ⎩H 1 : µ ≠ µ 0       ⎩H 1 : µ < 5
    Jika rata-rata berat makanan kaleng tidak kurang dari 5 ons tentu masyarakat
    tidak akan mengeluh.
2. Taraf signifikansi α = 5%.
3. Kriteria pengujian.
    Tolak H 0 jika t ≤ −t1−α       − t1−α = −t1−0,05 = −1,72 dengan dk = 23 - 1 = 22

4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil
                  x − µ 0 4,9 − 5
             t=          =        = −2, ,398
                     s      0,2
                      n      23
5. Kesimpulan : karena t hitung = −2,398 < −t1−α = −1,72 terletak pada daerah kritis

    maka H 0 ditolak. Jadi, µ < 5 . Sehingga dapat disimpulkan penelitian tersebut

    menguatkan keluhan masyarakat mengenai berat makanan kaleng yang kurang
    dari berat yang tertera pada kemasan yaitu 5 ons.

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                       29
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




6. Uji Hipotesis Proporsi π : Uji Dua Pihak
    Misalkan dipunyai populasi binomial dengan proporsi peristiwa A adalah π .
    Untuk menguji parameter proporsi π , diambil sebuah sampel acak berukuran
                                                                                                         x
    n dari populasi dan menghitung proporsi sampel peristiwa A sebesar                                     .
                                                                                                         n
    Langkah pengujian hipotesis:
                           ⎧H : π = π 0
    1. Hipotesis pengujian ⎨ 0            dengan π 0 sebuah harga yang diketahui.
                           ⎩H 1 : π ≠ π 0
    2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α .
    3. Kriteria pengujian.
        Terima H 0 jika − z 1           (1−α )
                                                 < z < z1       (1−α )
                                                                         , selainnya tolak H 0 .
                                    2                       2


        Dengan z 1       (1−α )
                                  diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan
                     2


        peluang 1 (1 − α ) .
                 2
    4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil.
                     x −π
        (II.4) z =      n     0

                   π 0 (1 − π 0 )
                                          n

        dengan x          adalah proporsi peristiwa A dari sampel dan π 0 adalah
                    n
        proporsi yang diuji.
    5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4.


Contoh
Akan diuji distribusi jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan adalah
sama. Sebuah sampel acak terdiri atas 4.800 orang terdiri atas 2.458 laki-laki.
Dalam taraf nyata 5%, apakah benar distribusi kedua jenis kelamin tersebut adalah
sama.
Penyelesaian
Diketahui x = 2.458; n = 4800 ; µ 0 = 0,5



Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                                              30
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




Langkah pengujian hipotesis:
                       ⎧H 0 : π = π 0       ⎧H : π = 0,5
1. Hipotesis pengujian ⎨              yaitu ⎨ 0
                       ⎩H 1 : π ≠ π 0       ⎩H1 : π ≠ 0,5
2. Taraf signifikansi α = 5%.
3. Kriteria pengujian.
    Terima H 0 jika − z 1               (1−α )
                                                 < z < z1       (1−α )
                                    2                       2


                        − z1       (1−0, 05 )
                                                 < z < z1       (1−0, 05 )
                                                                             − 1,96 < z < 1,96
                               2                            2

4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil.
                  x −π                           2458       − 0,5
         z=          n     0
                                          =           4800         = 1,68
                π 0 (1 − π 0 )                   0,5(1 − 0,5)
                                 n                            4800
5. Kesimpulan : karena z hitung = 1,68 terletak dalam daerah penerimaan H 0 maka

    H 0 diterima. Jadi, µ = 0,5 . Artinya, benar distribusi kedua jenis kelamin

    tersebut adalah sama.


7. Uji Hipotesis Proporsi π : Uji Satu Pihak

    Uji Pihak Kanan
    Langkah pengujian hipotesis:
                           ⎧H : π = π 0
    1. Hipotesis pengujian ⎨ 0
                           ⎩H 1 : π > π 0
    2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α .
    3. Kriteria pengujian.
        Tolak H 0 jika z ≥ z 0,5−α .

         Terima H 0 jika z < z 0,5−α .

        Dengan z0,5−α diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan peluang

         (0,5 − α ) .
    4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil
        menggunakan statistik z yang sama dengan rumus (II.4).

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                                                31
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




    5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4.

    Uji Pihak Kiri
    Langkah pengujian hipotesis:
                           ⎧H : π = π 0
    1. Hipotesis pengujian ⎨ 0
                           ⎩H 1 : π < π 0
    2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α .
    3. Kriteria pengujian.
        Tolak H 0 jika z ≤ − z 0,5−α , selainnya terima H 0 .

        Dengan z0,5−α diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan peluang

         (0,5 − α ) .
    4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil
        menggunakan statistik z yang sama dengan rumus (II.4).
    5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4.


Contoh
Berbagai media memberitakan bahwa dari seluruh wanita 60% nya suka
menonton sinetron untuk mengisi waktu luangnya. Untuk menyelidiki kebenaran
berita tersebut, maka diambil sampel acak 100 orang wanita dan setelah
diwawancarai ternyata yang suka menonton sinetron hanya 40 orang. Dengan α =
5%, ujilah kebenaran pernyataan berita tersebut dengan alternatif bahwa wanita
suka menonton sinetron untuk mengisi waktu luangnya kurang dari 60%.
Penyelesaian
Diketahui x = 40        n = 100
            π 0 = 60% = 0,6
Langkah pengujian hipotesis uji pihak kiri:
                       ⎧H 0 : π = π 0       ⎧H : π = 0,6
1. Hipotesis pengujian ⎨              yaitu ⎨ 0
                       ⎩H1 : π < π 0        ⎩H1 : π < 0,6
2. Taraf signifikansi α = 5%.
3. Kriteria pengujian.

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                       32
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




    Tolak H 0 jika z ≤ − z 0,5−α         z ≤ − z 0,5−0,005       z ≤ − z 0, 45   z ≤ −1,64

    Terima H 0 jika z > − z 0,5−α           z > −1,64

    z0,5−α diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan peluang (0,5 − α ) .

4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel)
         x −π                    40      − 0,6
    z=      n     0
                             =      100           = −4,08
       π 0 (1 − π 0 )            0,6(1 − 0,6 )
                         n                    100
5. Kesimpulan: karena z hitung = −4,08 < − 1,64 = − z 0,5−α maka H 0 ditolak.

    Jadi, π < π 0 . Artinya, pemberitaan di media mengenai kesukaan wanita

    menonton sinetron untuk mengisi waktu luangnya tidak benar.


8. Uji Hipotesis Varians σ 2 : Uji Dua Pihak
    Pada pengujian rata-rata µ untuk populasi normal diperoleh hal dimana
    simpangan baku σ diketahui yang umumnya diperoleh dari pengalaman dan
    untuk menentukan besarnya perlu diadakan pengujian. Untuk itu dimisalkan
    populasi berdistribusi normal dengan varians σ 2 dan daripadanya diambil
    sebuah sampel acak berukuran n. Varians sampel yang besarnya s 2 dihitung
    dengan rumus:

                  ∑ (x   − x)                 n∑ xi − (∑ xi )
                             2                         2            2

                =                atau s =
            2        i                  2
        s
                    n −1                              n(n − 1)
    Langkah pengujian hipotesis:
                           ⎧H 0 : σ 2 = σ 0 2
                           ⎪
    1. Hipotesis pengujian ⎨
                           ⎪H 1 : σ 2 ≠ σ 0 2
                           ⎩
    2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α .
    3. Kriteria pengujian.
        Terima H 0 jika χ 1 α < χ 2 < χ12− 1 α , selainnya tolak H 0 .
                          2
                                  2               2




Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                                 33
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




        Dengan χ 1 α dan χ12− 1
                 2
                                                  α
                                                      diperoleh dari daftar distribusi Chi Kuadrat
                           2                      2


        dengan dk = n − 1 dan masing-masing peluang 1 α dan 1 − 1 α .
                                                     2           2
                                                                                                     (   )
    4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil.

        (II.5) χ 2 =
                               (n − 1)s 2
                                  σ 02

        (II.6) s 2 =
                           ∑ (x       i   − x)
                                              2

                                                  atau
                                     n −1

                           n∑ xi − (∑ xi )
                                          2           2

        (II.7) s 2 =
                                      n(n − 1)
    5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4.


Contoh
Pada kasus sebelumnya tentang masa hidup lampu, diambil σ = 60 jam dengan
ukuran sampel n = 50 diperoleh s = 55 jam. Jika masa hidup lampu berdistribusi
normal, benarkah σ = 60 jam dalam taraf nyata 5%.
Penyelesaian
Diketahui σ = 60 jam ; n = 50 ; s = 55 jam
Langkah pengujian hipotesis:
                       ⎧
                       ⎪H 0 : σ = σ 0
                                2       2
                                                ⎧
                                                ⎪H 0 : σ = 3600
                                                        2

1. Hipotesis pengujian ⎨                  yaitu ⎨
                       ⎪H 1 : σ 2 ≠ σ 0 2
                       ⎩                        ⎪H1 : σ 2 ≠ 3600
                                                ⎩
2. Taraf signifikansi α = 5%.
3. Kriteria pengujian.
    Terima H 0 jika χ 1 α < χ 2 < χ12− 1
                      2
                                                          α
                                                                  dengan dk = n − 1 = 50 − 1 = 49
                                  2                       2


                           χ 1 .0, 05 < χ 2 < χ12− 1 .0,05
                             2
                                                                        χ 02, 025 < χ 2 < χ 02,975
                                 2                            2


                                                                          32,4 < χ 2 < 71,4
4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil.

         χ2 =
                (n − 1)s 2       =
                                      (50 − 1)(3,025) = 41,174
                   σ   2
                       0                      3600

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                                             34
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




5. Kesimpulan : karena χ 2 = 41,174 terletak dalam daerah penerimaan H 0 maka

    H 0 diterima. Jadi, σ 2 = 3600 . Artinya, benar σ = 60 jam dalam taraf nyata

    5%.


9. Uji Hipotesis Varians σ 2 : Uji Satu Pihak

    Uji Pihak Kanan
    Langkah pengujian hipotesis:
                           ⎧H 0 : σ 2 = σ 0 2
                           ⎪
    1. Hipotesis pengujian ⎨
                           ⎪H 1 : σ 2 > σ 0 2
                           ⎩
    2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α .
    3. Kriteria pengujian.
        Tolak H 0 jika χ 2 ≥ χ12−α , selainnya terima H 0 .

        Dengan χ12−α diperoleh dari daftar distribusi Chi Kuadrat dengan

          dk = n − 1 dan peluang (1 − α ) .
    4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil
        menggunakan statistik Chi Kuadrat yang sama dengan rumus (II.5).
    5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4.

    Uji Pihak Kiri
    Langkah pengujian hipotesis:
                           ⎧H 0 : σ 2 = σ 0 2
                           ⎪
    1. Hipotesis pengujian ⎨
                           ⎪H 1 : σ 2 < σ 0 2
                           ⎩
    2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α .
    3. Kriteria pengujian.
        Tolak H 0 jika χ 2 ≤ χ α , selainnya terima H 0 .
                               2



        Dengan χ α diperoleh dari daftar distribusi Chi Kuadrat dengan dk = n − 1
                 2



        dan peluang α .



Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                       35
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




    4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil
        menggunakan statistik Chi Kuadrat yang sama dengan rumus (II.5).
    5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4.


Contoh (Walpole)
Seorang pengusaha pembuat baterai menyatakan umur baterainya berdistribusi
hampir normal dengan simpangan baku sama dengan 0,9 tahun. Diambil sampel
acak sebesar 10 baterai mempunyai simpangan baku 1,2 tahun. Gunakan taraf
nyata 5% untuk menguji apakah σ > 0,81 tahun!
Penyelesaian
Diketahui σ 0 = 0,81 tahun ; n = 10 ; s = 1,2 tahun

Langkah pengujian hipotesis:
                       ⎧H 0 : σ 2 = σ 0 2
                       ⎪                        ⎧H 0 : σ 2 = 0,81
                                                ⎪
1. Hipotesis pengujian ⎨                  yaitu ⎨
                       ⎪H 1 : σ > σ 0
                       ⎩
                                2      2
                                                ⎪H1 : σ 2 > 0,81
                                                ⎩
2. Taraf signifikansi α = 5%.
3. Kriteria pengujian.
    Tolak H 0 jika χ 2 ≥ χ12−α , selainnya terima H 0 .

              χ 1 .0,05 = 16,919 dengan dk = n − 1 = 10 − 1 = 9
                2
                  2

4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil.

         χ2 =
                (n − 1)s 2    =
                                  (10 − 1)(31,44) = 16,0
                      σ   2
                          0            0,81

5. Kesimpulan : karena χ 2 = 16 < χ 1
                                    2
                                                        .0 , 05
                                                                  = 16,919 terletak dalam daerah
                                                    2


    penerimaan H 0 maka H 0 diterima. Jadi, σ 2 = 0,81 . Artinya, tidak ada alasan

    meragukan bahwa simpangan baku umur baterai adalah 0,9 tahun.


10. Uji Hipotesis Kesamaan Dua Rata-Rata: Uji Dua Pihak
    Banyak penelitian yang memerlukan perbandingan antara dua populasi.
    Misalnya membandingkan hasil belajar, daya kerja suatu obat, dsb. Maka



Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                                     36
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




    akan digunakan dasar distribusi sampling mengenai selisih statistik, misalnya
    selisih rata-rata dan selisih proporsi.
    Misalkan dipunyai dua buah populasi, keduanya berdistribusi normal dengan
    rata-rata dan simpangan baku masing-masing µ1 dan σ 1 untuk populasi
    pertama, µ 2 dan σ 2 untuk populasi kedua. Secara independen diambil sebuah
    sampel acak dengan ukuran n1 dan n2 dari masing-masing populasi. Rata-rata
    dan simpangan baku dari sampel-sampel itu berturut-turut x1 , s1 dan x 2 , s 2 .
    Akan diuji tentang rata-rata µ1 dan µ 2 .


    a. Dalam hal σ 1 = σ 2 = σ dan σ diketahui
        Langkah pengujian hipotesis:
                               ⎧H 0 : µ1 = µ 2
        a. Hipotesis pengujian ⎨
                               ⎩ H 1 : µ1 ≠ µ 2
        b. Tentukan besarnya taraf signifikansi α .
        c. Kriteria pengujian.
                             − z 1 (1−α ) < z < z 1 (1−α )
             Terima H 0 jika      2                2       , selainnya tolak H 0 .
             Dengan z 1       (1−α )
                                       diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan
                          2


             peluang 1 (1 − α ) .
                      2
        d. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil.
                                       x1 − x 2
             (II.8)       z=
                                        1 1
                                  σ       +
                                        n1 n2

        e. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4.

    b. Dalam hal σ 1 = σ 2 = σ tetapi σ tidak diketahui
        Langkah pengujian hipotesis:
                               ⎧H : µ = µ 2
        1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 1
                               ⎩ H 1 : µ1 ≠ µ 2
        2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α .

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                            37
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




        3. Kriteria pengujian.
              Terima H 0 jika − t1− 1        α
                                                 < t < t1− 1 α , selainnya tolak H 0 .
                                             2            2


              Dengan t1− 1    α
                                      diperoleh dari daftar distribusi t (distribusi Student)
                             2


              dengan peluang 1− 1 α dan dk = n1 + n2 − 2 .
                                 2
        4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil.
                                      x1 − x2
              (II.9)     t=
                                       1 1
                                  s      +
                                       n1 n2

              (II.10)    s2 =
                                      (n1 − 1)s12 + (n2 − 1)s22
                                            n1 + n2 − 2
        5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4.


Contoh (Sudjana)
Dua macam makanan A dan B diberikan kepada ayam secara terpisah untuk
jangka waktu tertentu. Ingin diketahui makanan mana yang lebih baik bagi ayam.
Sampel acak yang terdiri atas 11 ayam diberi makanan A dan 10 ayam diberi
makanan B. Hasil percobaan pertambahan berat badan ayam (ons) sebagai berikut
Makanan A         3,1   3,0       3,3       2,9     2,6    3,0    3,6   2,7    3,8       4,0   3,4
Makanan B         2,7   2,9       3,4       3,2     3,3    2,9    3,0   3,0    2,6       3,7
Bila populasinya dianggap normal, ujilah pada taraf nyata 5%, apakah kedua
makanan tersebut sama baiknya atau tidak!
Penyelesaian
                                                        2              2
Diketahui dari data di atas x A = 3,22 ; x B = 3,07 ; s A = 0,1996 ; s B = 0,1112.
Pada kasus ini populasi dianggap normal dan variansnya tidak diketahui namun
sama besar.
Langkah pengujian hipotesis dalam hal σ 1 = σ 2 = σ tetapi σ tidak diketahui

                       ⎧H : µ = µ 2
1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 1
                       ⎩H1 : µ1 ≠ µ 2
2. Taraf signifikansi α = 5%.

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                                  38
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




3. Kriteria pengujian.
    Terima H 0 jika − t1− 1             α
                                            < t < t1− 1      α
                                                                   dengan dk = n1 + n2 − 2 = 11 + 10 − 2 = 19
                                        2                  2


        − t1− 1   α
                      < t < t1− 1   α
                                              − t1− 1    .0 , 05
                                                                   < t < t1− 1       .0 , 05
                                                                                                    − 2,09 < t < 2,09
                  2                 2                   2                        2

4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil.

    Simpangan baku gabungan s 2 =
                                                            (n1 − 1)s12 + (n2 − 1)s22                 diperoleh s = 0,397.
                                                                      n1 + n2 − 2

                 x1 − x2        3,22 − 3,07
        t=                 =                = 0,862
               s
                  1
                     +
                         1
                             (0,397 ) +1 1
                  n1 n2               11 10

5. Kesimpulan : karena − 2,09 < t hitung = 0,862 < 2,09 terletak dalam daerah

    penerimaan H 0 maka H 0 diterima. Jadi, µ1 = µ 2 . Artinya, kedua macam

    makanan tersebut memberikan pertambahan berat badan ayam yang sama,
    sehingga kedua makanan tersebut sama baiknya.

    c. Dalam hal σ 1 ≠ σ 2 dan keduanya tidak diketahui
        Untuk kasus ini belum ada statistik yang tepat yang dapat digunakan.
        Pendekatan yang cukup memuaskan adalah dengan menggunakan statistik
        t′ .
        Langkah pengujian hipotesis:
                               ⎧H : µ = µ 2
        1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 1
                               ⎩ H 1 : µ1 ≠ µ 2
        2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α .
        3. Kriteria pengujian.
                                                 w1t1 + w2 t 2       w t + w2 t 2
               Terima H 0 jika −                               < t′ < 1 1         , untuk harga t yang
                                                  w1 + w2             w1 + w2

               lain H 0 ditolak.

                                        s12       s2
               Dengan w1 =                  ; w2 = 2
                                        n1        n2

                              t1 = t (1− 1 α ),(n −1) dan t 2 = t (1− 1 α ),(n −1)
                                          2      1                     2      2




Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                                                              39
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




                 t β ,m diperoleh dari daftar distribusi Student dengan peluang β dan

                  dk = m .
        4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil.
                                x1 − x2
              (II.11)    t′ =
                                      2
                                s12 s 2
                                   +
                                n1 n2

        5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4.


Contoh (Sudjana)
Suatu barang dihasilkan dengan menggunakan dua proses. Ingin diketahui apakah
kedua proses itu menghasilkan barang yang sama kualitasnya ditinjau dari rata-
rata daya tekannya. Maka diadakan percobaan sebanyak 20 kali masing-masing
dari hasil proses pertama maupun kedua. Diperoleh informasi x1 = 9,25 kg ; x2 =
10,4 kg ; s1 = 2,24 kg ; s2 = 3,12 kg. Bila populasinya dianggap normal dengan
varians kedua populasi tidak sama, dengan taraf nyata 5%, ujilah bagaimana
hasilnya!
Penyelesaian
Diketahui x1 = 9,25 kg ; x2 = 10,4 kg ; s1 = 2,24 kg ; s2 = 3,12 kg.
Pada kasus ini populasi dianggap normal dan variansnya tidak diketahui namun
sama besar.
Langkah pengujian hipotesis dalam hal σ 1 ≠ σ 2 dan keduanya tidak diketahui
1. Hipotesis pengujian
    ⎧H 0 : µ1 = µ 2 ; kedua proses menghasilkan barang dengan
    ⎪
    ⎪                 kualitas rata - rata daya tekan yang sama
    ⎨
    ⎪H1 : µ1 ≠ µ 2 ; kedua proses menghasilkan barang dengan
    ⎪
    ⎩                 kualitas rata - rata daya tekan yang berbeda

2. Taraf signifikansi α = 5%.
3. Kriteria pengujian.
                         w1t1 + w2 t 2       w t + w2 t 2
    Terima H 0 jika −                  < t′ < 1 1
                          w1 + w2             w1 + w2


Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                           40
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




              s12 5,0176                s 2 9,7344
    w1 =         =       = 0,2509 ; w2 = 2 =       = 0,4867
              n1    20                  n2    20

    t1 = t (1− 1 α ),(n −1) == t (1− 1 .0,05 ),(20−1) = t 0,975;19 = 2,09
                2      1              2


    t 2 = t (1− 1 α ),(n −1) = t (1− 1 .0,05 ),(20−1) = t 0,975;19 = 2,09
                 2      2             2

                        w1t1 + w2 t 2       w t + w2 t 2
    Sehingga −                        < t′ < 1 1
                         w1 + w2             w1 + w2

          −
              (0,2509)(2,09) + (0,4867 )(2,09) < t ′ < (0,2509)(2,09) + (0,4867 )(2,09)
                    (0,2509) + (0,4867 )                     (0,2509) + (0,4867 )
                                                    − 2,09 < t ′ < 2,09
4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil.
              x1 − x2            9,25 − 10,4
   t′ =                   =                   = 1,339
              s12 s2
                   2
                               5,0176 9,7344
                                      +
                 +
              n1 n2              20        20

5. Kesimpulan : karena                     − 2,09 < t ′ = 1,339 < 2,09             terletak dalam daerah
    penerimaan H 0 maka H 0 diterima. Jadi, µ1 = µ 2 . Artinya, kedua proses

    menghasilkan barang dengan kualitas yang sama baiknya.

    d. Observasi berpasangan
          Untuk observasi berpasangan, maka diambil µ B = µ x − µ y .

          Jika B1 = x1 − y1 , B2 = x2 − y 2 ,…, Bn = xn − y n , maka data B1 , B2 ,…,

          Bn menghasilkan rata-rata B dan simpangan baku s B .

          Langkah pengujian hipotesis:
                                 ⎧H : µ = 0
          1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 B
                                 ⎩H 1 : µ B ≠ 0
          2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α .
          3. Kriteria pengujian.
                Terima H 0 jika − t1− 1          α
                                                     < t < t1− 1 α , selainnya tolak H 0 .
                                                2                2




Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                                           41
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




               Dengan t1− 1   α
                                   diperoleh dari daftar distribusi t dengan peluang
                              2


               1 − 1 α dan dk = n − 1 .
                    2
        4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil.
                                  B
               (II.12)    t=
                                  sB
                                   n
        5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4.


11. Uji Hipotesis Kesamaan Dua Rata-Rata: Uji Satu Pihak
    Serupa dengan uji dua pihak, pada uji satu pihak juga dimisalkan dipunyai dua
    buah populasi, keduanya berdistribusi normal dengan rata-rata masing-masing
    µ1 dan µ 2 dan simpangan baku σ 1 dan σ 2 .

    Uji Pihak Kanan
    a. Dalam hal σ 1 = σ 2
        Langkah pengujian hipotesis:
                               ⎧H : µ = µ 2
        1) Hipotesis pengujian ⎨ 0 1
                               ⎩ H 1 : µ1 > µ 2
        2) Tentukan besarnya taraf signifikansi α .
        3) Kriteria pengujian.
               Terima H 0 jika t < t1−α , dan tolak H 0 untuk harga t yang lain.

               Dengan dk = n1 + n2 − 2 dan peluang (1 − α ) dari daftar distribusi t.
        4) Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil
               menggunakan statistik t yang sama dengan rumus (II.9) dan (II.10).
        5) Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4.

    b. Dalam hal σ 1 ≠ σ 2
        Pendekatan yang cukup memuaskan adalah dengan menggunakan statistik
        t′ .



Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                       42
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




        Langkah pengujian hipotesis:
                               ⎧H : µ = µ 2
        a) Hipotesis pengujian ⎨ 0 1
                               ⎩ H 1 : µ1 > µ 2
        b) Tentukan besarnya taraf signifikansi α .
        c) Kriteria pengujian.
                                      w1t1 + w2 t 2
             Tolak H 0 jika t ′ ≥                   , dan terima H 0 jika terjadi sebaliknya.
                                       w1 + w2

                             s12       s2
             Dengan w1 =         ; w2 = 2
                             n1        n2

                       t1 = t (1− 1 α ),(n −1) dan t 2 = t (1− 1 α ),(n −1)
                                   2      1                     2      2



             Peluang untuk penggunaan daftar distribusi t adalah (1 − α ) sedangkan
             derajat kebebasannya masing-masing (n1 − 1) dan (n2 − 1) .
        d) Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil
             menggunakan statistik t ′ yang sama dengan rumus (II.11).
        e) Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4.

    c. Observasi berpasangan
        Langkah pengujian hipotesis:
                               ⎧H : µ = 0
        1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 B
                               ⎩H 1 : µ B > 0
        2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α .
        3. Kriteria pengujian.
             Tolak H 0 jika t ≥ t1−α , selainnya terima H 0 .

             Dengan t1−α diperoleh dari daftar distribusi t dengan peluang 1 − α

             dan dk = n − 1 .
        4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil
             menggunakan statistik t yang sama dengan rumus (II.12).
        5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4.




Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                                   43
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




    Uji Pihak Kiri
    a. Dalam hal σ 1 = σ 2 dan keduanya tidak diketahui
        Langkah pengujian hipotesis:
                               ⎧H : µ = µ 2
        1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 1
                               ⎩ H 1 : µ1 < µ 2
        2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α .
        3. Kriteria pengujian.
             Tolak H 0 jika t ≤ −t1−α , dan terima H 0 untuk harga t yang lain.

             Dengan t1−α diperoleh dari daftar distribusi t dengan dk = n1 + n2 − 2

             dan peluang (1 − α ) .
        4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil
             menggunakan statistik t yang sama dengan rumus (II.9) dan (II.10).
        5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4.

    b. Dalam hal σ 1 ≠ σ 2
        Pendekatan yang diggunakan adalah statistik t ′ .
        Langkah pengujian hipotesis:
                               ⎧H : µ = µ 2
        1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 1
                               ⎩ H 1 : µ1 < µ 2
        2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α .
        3. Kriteria pengujian.
                                              w1t1 + w2 t 2
             Tolak H 0 jika t ′ ≤ −                         , dan terima H 0 jika terjadi
                                               w1 + w2
             sebaliknya.
                             s12       s2
             Dengan w1 =         ; w2 = 2
                             n1        n2

                       t1 = t (1− 1 α ),(n −1) dan t 2 = t (1− 1 α ),(n −1)
                                   2      1                     2      2



             Peluang untuk penggunaan daftar distribusi t adalah (1 − α ) sedangkan
             derajat kebebasannya masing-masing (n1 − 1) dan (n2 − 1) .


Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                                   44
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




        4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil
             menggunakan statistik t ′ yang sama dengan rumus (II.11).
        5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4.

    c. Observasi berpasangan
        Langkah pengujian hipotesis:
                               ⎧H : µ = 0
        1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 B
                               ⎩H 1 : µ B < 0
        2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α .
        3. Kriteria pengujian.
             Tolak H 0 jika t ≤ −t (1−α ),(n −1) , dan terima H 0 untuk t > −t (1−α ),(n−1) .

        4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil
             menggunakan statistik t yang sama dengan rumus (II.12).
        5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4.


12. Uji Hipotesis Kesamaan Dua Proporsi: Uji Dua Pihak
    Misalkan dipunyai dua populasi binomial yang di dalamnya didapat proporsi
    peristiwa A sebesar π 1 dan π 2 . Secara independen dari tiap populasi diambil
    sebuah sampel acak berukuran n1 dan n2 . Proporsi untuk peristiwa yang
                                                                          x1     x
    diperhatikan pada sampel tersebut adalah                                 dan 2 .
                                                                          n1    n2
    Langkah pengujian hipotesis:
                           ⎧H : π = π 2
    1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 1
                           ⎩H 1 : π 1 ≠ π 2
    2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α .
    3. Kriteria pengujian.
        Terima H 0 jika − z 1            (1−α )
                                                  < z < z1       (1−α )
                                                                          , selainnya tolak H 0 .
                                     2                       2


        Dengan z 1        (1−α )
                                   diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan
                      2


        peluang 1 (1 − α ) .
                 2

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                                               45
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




    4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil
             menggunakan pendekatan distribusi normal.
                                                 x1        − x2
                                                      n1          n2
             (II.13)             z=
                                                     ⎧1 1 ⎫
                                                  pq ⎨ + ⎬
                                                     ⎩ n1 n2 ⎭
                               x1 + x2
             dengan p =                dan q = 1 − p
                               n1 + n2
    5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4.


Contoh
Di kecamatan Semarang Barat dari 250 siswa SD, 150 orang suka matematika.
Di kecamatan Gunungpati dari 300 siswa SD, 162 orang suka matematika.
Dengan α = 5%, ujilah adakah perbedaan yang signifikan tentang kesukaan
matematika di kedua kecamatan tersebut.
Penyelesaian
Diketahui x1 = 150              n1 = 250
                  X2 = 162      n2 = 300
Langkah pengujian hipotesis:
                       ⎧H : π = π 2
1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 1
                       ⎩H 1 : π 1 ≠ π 2
2. Taraf signifikansi α = 5%.
3. Kriteria pengujian.
    Terima H 0 jika − z 1                    (1−α )
                                                      < z < z1        (1−α )
                                         2                        2


                             − z1       (1−0, 05 )
                                                      < z < z1        (1−0, 05 )
                                    2                             2

                                        − 1,96 < z < 1,96

    z1       (1−α )
                      dari daftar distribusi normal baku dengan peluang 1 (1 − α ) .
         2                                                               2
4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel)
               x1 + x2 150 + 162
     p=               =          = 0,5673
               n1 + n2 250 + 300

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                                                  46
2011
Bahan ajar Statistika Inferensial




    q = 1 − p = 1 − 0,5673 = 0,4327
            x1        − x2
                 n1          n2
                                          150         − 162
    z=                            =             250       300      = 1,43
               ⎧1   1⎫                                 ⎧ 1    1 ⎫
            pq ⎨ + ⎬                  (0,5673)(0,4327 )⎨ + ⎬
               ⎩ n1 n2 ⎭                               ⎩ 250 300 ⎭

5. Kesimpulan: karena −1,96 < z hitung = 1,43 <1,96 maka H 0 diterima.

    Jadi,    π 1 = π 2 . Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan kesukaan
    matematika di kecamatan Semarang Barat maupun di kecamatan Gunungpati.


13. Uji Hipotesis Kesamaan Dua Proporsi: Uji Satu Pihak

    Uji Pihak Kanan
    Langkah pengujian hipotesis:
                           ⎧H : π = π 2
    1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 1
                           ⎩H 1 : π 1 > π 2
    2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α .
    3. Kriteria pengujian.
         Tolak H 0 jika z ≥ z 0,5−α dan Terima H 0 jika z < z 0,5−α .

         Dengan z0,5−α diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan peluang

         (0,5 − α ) .
    4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil
         menggunakan statistik z yang sama dengan rumus (II.13).
    5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4.

    Uji Pihak Kiri
    Langkah pengujian hipotesis:
                           ⎧H 0 : π 1 = π 2
    1. Hipotesis pengujian ⎨
                           ⎩H 1 : π 1 < π 2
    2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α .
    3. Kriteria pengujian.


Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati                                             47
2011
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1

More Related Content

What's hot

Tabel t, z dan f dan chi kuadrat
Tabel t, z dan f dan chi kuadratTabel t, z dan f dan chi kuadrat
Tabel t, z dan f dan chi kuadratIr. Zakaria, M.M
 
Teori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiTeori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasi
Perum Perumnas
 
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah
3 . analisis regresi linier berganda dua peubahYulianus Lisa Mantong
 
Konsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameterKonsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parametermatematikaunindra
 
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
Ratih Ramadhani
 
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
rizka_safa
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Arif Windiargo
 
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasi
Hafiza .h
 
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-SquareTabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
Trisnadi Wijaya
 
Peluang dan Distribusi Peluang
Peluang dan Distribusi PeluangPeluang dan Distribusi Peluang
Peluang dan Distribusi Peluangbagus222
 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
Anderzend Awuy
 
PPT Analisis Regresi.pptx
PPT Analisis Regresi.pptxPPT Analisis Regresi.pptx
PPT Analisis Regresi.pptx
deskaaisyiahanifa
 
Pengujian Hipotesis Rata-Rata
Pengujian Hipotesis Rata-RataPengujian Hipotesis Rata-Rata
Pengujian Hipotesis Rata-RataAvidia Sarasvati
 
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasiUji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
Rosmaiyadi Snt
 
Distribusi Sampling
Distribusi SamplingDistribusi Sampling
Distribusi Sampling
Eman Mendrofa
 
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
Eman Mendrofa
 
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi TTabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
Trisnadi Wijaya
 

What's hot (20)

Tabel t, z dan f dan chi kuadrat
Tabel t, z dan f dan chi kuadratTabel t, z dan f dan chi kuadrat
Tabel t, z dan f dan chi kuadrat
 
Teori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiTeori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasi
 
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
 
Konsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameterKonsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameter
 
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
 
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
 
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasi
 
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-SquareTabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
 
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Minggu 9_Teknik Analisis KorelasiMinggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
 
Peluang dan Distribusi Peluang
Peluang dan Distribusi PeluangPeluang dan Distribusi Peluang
Peluang dan Distribusi Peluang
 
Distribusi poisson
Distribusi poissonDistribusi poisson
Distribusi poisson
 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
 
PPT Analisis Regresi.pptx
PPT Analisis Regresi.pptxPPT Analisis Regresi.pptx
PPT Analisis Regresi.pptx
 
Pengujian Hipotesis Rata-Rata
Pengujian Hipotesis Rata-RataPengujian Hipotesis Rata-Rata
Pengujian Hipotesis Rata-Rata
 
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasiUji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
 
Distribusi Sampling
Distribusi SamplingDistribusi Sampling
Distribusi Sampling
 
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
 
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi TTabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
 

Similar to Statistika inferensial 1

Statistik dan Statistika
Statistik dan StatistikaStatistik dan Statistika
Statistik dan Statistika
Siti Sahati
 
Analisis Faktor (1)
Analisis Faktor (1)Analisis Faktor (1)
Analisis Faktor (1)
Rani Nooraeni
 
Materi p2 sttk inferensial_sig & b bebas
Materi p2 sttk inferensial_sig & b bebasMateri p2 sttk inferensial_sig & b bebas
Materi p2 sttk inferensial_sig & b bebasJen Kelana
 
P2_Pengantar Statistika Inferensial
P2_Pengantar Statistika InferensialP2_Pengantar Statistika Inferensial
P2_Pengantar Statistika Inferensial
M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 
Statistika_Inferensial.pptx
Statistika_Inferensial.pptxStatistika_Inferensial.pptx
Statistika_Inferensial.pptx
MuhammadRamadhansukm
 
Uji hipotesis deskriptif non parametris
Uji hipotesis deskriptif non parametrisUji hipotesis deskriptif non parametris
Uji hipotesis deskriptif non parametris
Prima37
 
Tugas uas b.indonesia
Tugas uas b.indonesiaTugas uas b.indonesia
Tugas uas b.indonesiaatin111
 
Bab.10 uji hipotesis
Bab.10 uji hipotesisBab.10 uji hipotesis
Bab.10 uji hipotesis
Bayu Bayu
 
ANALISA DATA PENELITIAN.ppt
ANALISA DATA PENELITIAN.pptANALISA DATA PENELITIAN.ppt
ANALISA DATA PENELITIAN.ppt
NurulLaili25
 
14_Pelatihan-Soal uji hipotesis.pdf
14_Pelatihan-Soal uji hipotesis.pdf14_Pelatihan-Soal uji hipotesis.pdf
14_Pelatihan-Soal uji hipotesis.pdf
SMAPLUSN2BANYUASINII
 
BAB IX_UJI HIPOTESIS UNIVARIAT REVISI 2020 (2) (1) (1).docx
BAB IX_UJI HIPOTESIS UNIVARIAT REVISI 2020 (2) (1) (1).docxBAB IX_UJI HIPOTESIS UNIVARIAT REVISI 2020 (2) (1) (1).docx
BAB IX_UJI HIPOTESIS UNIVARIAT REVISI 2020 (2) (1) (1).docx
Tegar Adi
 
Materi P2_Pengantar Statistik Inferensial
Materi P2_Pengantar Statistik InferensialMateri P2_Pengantar Statistik Inferensial
Materi P2_Pengantar Statistik InferensialM. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 
Teori pendugaan statistik
Teori pendugaan statistikTeori pendugaan statistik
Teori pendugaan statistik
Riskiana Riskiana
 
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
Indah Fitri Hapsari
 
Materi 4 # analisa hipotesa
Materi 4 # analisa hipotesaMateri 4 # analisa hipotesa
Materi 4 # analisa hipotesaAhmad Kurnia
 
vdocuments.net_uji-normalitas-dan-validitas.ppt
vdocuments.net_uji-normalitas-dan-validitas.pptvdocuments.net_uji-normalitas-dan-validitas.ppt
vdocuments.net_uji-normalitas-dan-validitas.ppt
AnggaPratama111616
 
MATERI STATISTIKA INFERENSIAL DASAR .ppt
MATERI STATISTIKA INFERENSIAL DASAR .pptMATERI STATISTIKA INFERENSIAL DASAR .ppt
MATERI STATISTIKA INFERENSIAL DASAR .ppt
subrotorapih2
 
STATISTIKA INFERENSIAL
STATISTIKA INFERENSIALSTATISTIKA INFERENSIAL
STATISTIKA INFERENSIAL
ImanSolahudin
 
Statistical Estimation
Statistical EstimationStatistical Estimation
Statistical Estimation
Universitas Telkom
 

Similar to Statistika inferensial 1 (20)

Statistik dan Statistika
Statistik dan StatistikaStatistik dan Statistika
Statistik dan Statistika
 
Analisis Faktor (1)
Analisis Faktor (1)Analisis Faktor (1)
Analisis Faktor (1)
 
Materi p2 sttk inferensial_sig & b bebas
Materi p2 sttk inferensial_sig & b bebasMateri p2 sttk inferensial_sig & b bebas
Materi p2 sttk inferensial_sig & b bebas
 
P2_Pengantar Statistika Inferensial
P2_Pengantar Statistika InferensialP2_Pengantar Statistika Inferensial
P2_Pengantar Statistika Inferensial
 
Statistika_Inferensial.pptx
Statistika_Inferensial.pptxStatistika_Inferensial.pptx
Statistika_Inferensial.pptx
 
Uji hipotesis deskriptif non parametris
Uji hipotesis deskriptif non parametrisUji hipotesis deskriptif non parametris
Uji hipotesis deskriptif non parametris
 
Tugas uas b.indonesia
Tugas uas b.indonesiaTugas uas b.indonesia
Tugas uas b.indonesia
 
Bab.10 uji hipotesis
Bab.10 uji hipotesisBab.10 uji hipotesis
Bab.10 uji hipotesis
 
ANALISA DATA PENELITIAN.ppt
ANALISA DATA PENELITIAN.pptANALISA DATA PENELITIAN.ppt
ANALISA DATA PENELITIAN.ppt
 
14_Pelatihan-Soal uji hipotesis.pdf
14_Pelatihan-Soal uji hipotesis.pdf14_Pelatihan-Soal uji hipotesis.pdf
14_Pelatihan-Soal uji hipotesis.pdf
 
BAB IX_UJI HIPOTESIS UNIVARIAT REVISI 2020 (2) (1) (1).docx
BAB IX_UJI HIPOTESIS UNIVARIAT REVISI 2020 (2) (1) (1).docxBAB IX_UJI HIPOTESIS UNIVARIAT REVISI 2020 (2) (1) (1).docx
BAB IX_UJI HIPOTESIS UNIVARIAT REVISI 2020 (2) (1) (1).docx
 
Materi P2_Pengantar Statistik Inferensial
Materi P2_Pengantar Statistik InferensialMateri P2_Pengantar Statistik Inferensial
Materi P2_Pengantar Statistik Inferensial
 
Teori pendugaan statistik
Teori pendugaan statistikTeori pendugaan statistik
Teori pendugaan statistik
 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
 
Materi 4 # analisa hipotesa
Materi 4 # analisa hipotesaMateri 4 # analisa hipotesa
Materi 4 # analisa hipotesa
 
vdocuments.net_uji-normalitas-dan-validitas.ppt
vdocuments.net_uji-normalitas-dan-validitas.pptvdocuments.net_uji-normalitas-dan-validitas.ppt
vdocuments.net_uji-normalitas-dan-validitas.ppt
 
MATERI STATISTIKA INFERENSIAL DASAR .ppt
MATERI STATISTIKA INFERENSIAL DASAR .pptMATERI STATISTIKA INFERENSIAL DASAR .ppt
MATERI STATISTIKA INFERENSIAL DASAR .ppt
 
STATISTIKA INFERENSIAL
STATISTIKA INFERENSIALSTATISTIKA INFERENSIAL
STATISTIKA INFERENSIAL
 
Statistical Estimation
Statistical EstimationStatistical Estimation
Statistical Estimation
 

More from Muhamad Husni Mubaraq

Media Sosial dalam Perspektif Budaya Komunikasi
Media Sosial dalam Perspektif Budaya KomunikasiMedia Sosial dalam Perspektif Budaya Komunikasi
Media Sosial dalam Perspektif Budaya Komunikasi
Muhamad Husni Mubaraq
 
Perkalian Bentuk Aljabar
Perkalian Bentuk AljabarPerkalian Bentuk Aljabar
Perkalian Bentuk Aljabar
Muhamad Husni Mubaraq
 
Titik Potong 2 Garis
Titik Potong 2 GarisTitik Potong 2 Garis
Titik Potong 2 Garis
Muhamad Husni Mubaraq
 
Persamaan Garis Lurus yang Melalui Satu Titik dan Bergradien m
Persamaan Garis Lurus yang Melalui Satu Titik dan Bergradien mPersamaan Garis Lurus yang Melalui Satu Titik dan Bergradien m
Persamaan Garis Lurus yang Melalui Satu Titik dan Bergradien m
Muhamad Husni Mubaraq
 
Kalimat Terbuka dan Kalimat Tertutup
Kalimat Terbuka dan Kalimat TertutupKalimat Terbuka dan Kalimat Tertutup
Kalimat Terbuka dan Kalimat Tertutup
Muhamad Husni Mubaraq
 
Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar
Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk AljabarPenjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar
Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar
Muhamad Husni Mubaraq
 
Geometri Ruang-Irisan Bidang Alpha Pada Kubus dan Limas
Geometri Ruang-Irisan Bidang Alpha Pada Kubus dan LimasGeometri Ruang-Irisan Bidang Alpha Pada Kubus dan Limas
Geometri Ruang-Irisan Bidang Alpha Pada Kubus dan Limas
Muhamad Husni Mubaraq
 
Wilcoxon
WilcoxonWilcoxon
Geometri netral (Neutral Geometry)
Geometri netral (Neutral Geometry)Geometri netral (Neutral Geometry)
Geometri netral (Neutral Geometry)
Muhamad Husni Mubaraq
 
Lingkaran luar segitiga (circumcircle)
Lingkaran luar segitiga (circumcircle)Lingkaran luar segitiga (circumcircle)
Lingkaran luar segitiga (circumcircle)
Muhamad Husni Mubaraq
 
Panjang Jari-Jari lingkaran dalam segitiga
Panjang Jari-Jari lingkaran dalam segitigaPanjang Jari-Jari lingkaran dalam segitiga
Panjang Jari-Jari lingkaran dalam segitiga
Muhamad Husni Mubaraq
 
Uji lavene
Uji laveneUji lavene
Pend. karakter terintegrasi sugiarto
Pend. karakter terintegrasi sugiartoPend. karakter terintegrasi sugiarto
Pend. karakter terintegrasi sugiartoMuhamad Husni Mubaraq
 
Analisis Kelayakan Proyek-Matematika Ekonomi
Analisis Kelayakan Proyek-Matematika EkonomiAnalisis Kelayakan Proyek-Matematika Ekonomi
Analisis Kelayakan Proyek-Matematika EkonomiMuhamad Husni Mubaraq
 

More from Muhamad Husni Mubaraq (17)

Media Sosial dalam Perspektif Budaya Komunikasi
Media Sosial dalam Perspektif Budaya KomunikasiMedia Sosial dalam Perspektif Budaya Komunikasi
Media Sosial dalam Perspektif Budaya Komunikasi
 
Perkalian Bentuk Aljabar
Perkalian Bentuk AljabarPerkalian Bentuk Aljabar
Perkalian Bentuk Aljabar
 
Titik Potong 2 Garis
Titik Potong 2 GarisTitik Potong 2 Garis
Titik Potong 2 Garis
 
Persamaan Garis Lurus yang Melalui Satu Titik dan Bergradien m
Persamaan Garis Lurus yang Melalui Satu Titik dan Bergradien mPersamaan Garis Lurus yang Melalui Satu Titik dan Bergradien m
Persamaan Garis Lurus yang Melalui Satu Titik dan Bergradien m
 
Kalimat Terbuka dan Kalimat Tertutup
Kalimat Terbuka dan Kalimat TertutupKalimat Terbuka dan Kalimat Tertutup
Kalimat Terbuka dan Kalimat Tertutup
 
Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar
Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk AljabarPenjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar
Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar
 
Geometri Ruang-Irisan Bidang Alpha Pada Kubus dan Limas
Geometri Ruang-Irisan Bidang Alpha Pada Kubus dan LimasGeometri Ruang-Irisan Bidang Alpha Pada Kubus dan Limas
Geometri Ruang-Irisan Bidang Alpha Pada Kubus dan Limas
 
Wilcoxon
WilcoxonWilcoxon
Wilcoxon
 
Geometri netral (Neutral Geometry)
Geometri netral (Neutral Geometry)Geometri netral (Neutral Geometry)
Geometri netral (Neutral Geometry)
 
Lingkaran luar segitiga (circumcircle)
Lingkaran luar segitiga (circumcircle)Lingkaran luar segitiga (circumcircle)
Lingkaran luar segitiga (circumcircle)
 
Panjang Jari-Jari lingkaran dalam segitiga
Panjang Jari-Jari lingkaran dalam segitigaPanjang Jari-Jari lingkaran dalam segitiga
Panjang Jari-Jari lingkaran dalam segitiga
 
panduan pemgembangan bahan ajar
panduan pemgembangan bahan ajarpanduan pemgembangan bahan ajar
panduan pemgembangan bahan ajar
 
Uji normalitas
Uji normalitasUji normalitas
Uji normalitas
 
Uji lavene
Uji laveneUji lavene
Uji lavene
 
Pend. karakter terintegrasi sugiarto
Pend. karakter terintegrasi sugiartoPend. karakter terintegrasi sugiarto
Pend. karakter terintegrasi sugiarto
 
Analisis Kelayakan Proyek-Matematika Ekonomi
Analisis Kelayakan Proyek-Matematika EkonomiAnalisis Kelayakan Proyek-Matematika Ekonomi
Analisis Kelayakan Proyek-Matematika Ekonomi
 
Evabel analisis
Evabel analisisEvabel analisis
Evabel analisis
 

Statistika inferensial 1

  • 1. Bahan ajar Statistika Inferensial BAHAN AJAR STATISTIKA INFERENSIAL KODE MATA KULIAH MAT 201 ROMBEL 410140-03 410140-04 410140-05 410140-06 410140-07 Semester Gasal 2011/2012 Disusun Oleh Putriaji Hendikawati, S.Si., M.Pd., M.Sc. Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang 2011 Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 0 2011
  • 2. Bahan ajar Statistika Inferensial DAFTAR ISI BAB I PENAKSIRAN PARAMETER 1. Pengertian Penaksiran 2. Menaksir Rata-rata µ 3. Menaksir Proporsi π 4. Menaksir Simpangan Baku σ 5. Menaksir Selisih Rata-Rata 6. Menaksir Selisih Proporsi BAB II PENGUJIAN HIPOTESIS 1. Pendahuluan 2. Dua Macam Kekeliruan 3. Langkah Pengujian Hipotesis 4. Uji Hipotesis Rata-Rata 5. Uji Hipotesis Proporsi 6. Uji Hipotesis Varians 7. Uji Hipotesis Kesamaan Dua Rata-Rata 8. Uji Hipotesis Kesamaan Dua Proporsi 9. Uji Hipotesis Kesamaan Dua Varians 10. Uji Homogenitas Varians Populasi BAB III ANALISIS VARIANS BAB IV ANALISIS REGRESI BAB V ANALISIS KORELASI Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 1 2011
  • 3. Bahan ajar Statistika Inferensial BAB I PENAKSIRAN PARAMETER 1. Pengertian Penaksiran Statistika digunakan untuk menyimpulkan populasi. Kelakuan populasi dipelajari berdasarkan data yang diambil baik secara sampling maupun sensus. Namun, karena berbagai faktor untuk menyimpulkan populasi diambil sebuah sampel yang representatif kemudian berdasarkan hasil analisis terhadap data sampel, kesimpulan mengenai populasi dibuat. Kelakuan populasi yang akan diamati adalah mengenai parameter populasi dan sampel yang digunakan adalah sampel acak. Data sampel dianalisis, nilai- nilai yang perlu yaitu statistik dihitung dan berdasarkan nilai-nilai statistik dapat disimpulkan bagaimana parameter bertingkah laku. Cara pengambilan kesimpulan tentang parameter sehubungan dengan cara- cara menaksir harga parameter. Harga parameter yang sebenarnya tetapi tidak diketahui nilainya tersebut akan ditaksir berdasarkan statistik sampel yang diambil dari populasi yang bersangkutan. Parameter populasi yang akan ditaksir pada bab ini adalah rata-rata, simpangan baku dan proporsi. Secara umum parameter populasi akan diberi simbol θ (baca: theta). Jadi θ bisa merupakan rata-rata µ , simpangan baku σ , proporsi π dan sebagainya. Jika θ tidak diketahui harganya, ditaksir oleh harga θ (baca: theta topi), maka ˆ θˆ dinamakan penaksir. Sangat diharapkan θ = θ , yaitu penaksir dapat mengatakan harga parameter θ ˆ yang sebenarnya. Namun, keinginan ini dapat dikatakan terlalu ideal. Kenyataan yang sering terjadi adalah: a. menaksir θ oleh θ terlalu tinggi, atau ˆ Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 2 2011
  • 4. Bahan ajar Statistika Inferensial b. menaksir θ oleh θ terlalu rendah. ˆ Kriteria untuk memperoleh penaksir yang baik yaitu: takbias, memiliki varians minimum dan konsisten. a. penaksir θ dikatakan penaksir takbias jika rata-rata semua harga θ yang ˆ ˆ () mungkin akan sama dengan θ , ditulis E θ = θ . Penaksir yang tidak ˆ takbias disebut penaksir bias. b. penaksir bervarians minimum ialah penaksir dengan varians terkecil diantara semua penaksir untuk parameter yang sama. Jika θ1 dan θ 2 dua ˆ ˆ penaksir untuk θ , jika varians θ1 < varians θ 2 , maka θ1 merupakan ˆ ˆ ˆ penaksir bervarians minimum. c. Misalkan θ penaksir untuk θ yang dihitung berdasarkan sebuah sampel ˆ acak berukuran n. Jika ukuran sampel n makin besar mendekati ukuran populasi menyebabkan θ mendekati θ , maka θ disebut penaksir ˆ ˆ konsisten. d. Penaksir yang takbias dan bervariansi minimum dinamakan penaksir terbaik. Jika harga parameter θ ditaksir oleh θ tertentu, maka θ dinamakan penaksir ˆ ˆ atau tepatnya titik taksiran (estimasi titik). Misalkan akan ditaksir rata-rata tinggi mahasiswa jurusan matematika Unnes. Maka diambil sebuah sampel acak, kemudian data sampel dikumpulkan lalu dihitung rata-ratanya. Misalkan diperoleh x = 160 cm. Jika 160 cm ini digunakan untuk menaksir rata-rata tinggi mahasiswa jurusan matematika Unnes, maka 160 adalah titik taksiran untuk rata-rata tinggi mahasiswa matematika Unnes. Secara umum x adalah penaksir atau titik taksiran untuk µ . Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 3 2011
  • 5. Bahan ajar Statistika Inferensial Titik taksiran untuk suatu parameter µ , harganya akan berlainan tergantung pada harga x yang diperoleh dari sampel yang diambil, sehingga hasilnya kurang meyakinkan atau kurang dapat dipercaya. Untuk itu digunakan interval taksiran atau selang taksiran, yaitu menaksir harga parameter di antara batas dua harga. Dalam prakteknya harus dicari interval taksiran yang sempit dengan derajat kepercayaan yang memuaskan. Derajat kepercayaan menaksir, disebut koefisien kepercayaan, merupakan pernyataan dalam bentuk peluang. Jika koefisien kepercayaan dinyatakan dengan γ (baca: gamma), maka 0 < γ < 1 . Harga γ yang digunakan tergantung pada persoalan yang dihadapi dan seberapa besar peneliti ingin yakin dalam membuat kesimpulan. Yang biasa digunakan adalah γ = 0,95 atau γ = 0,99 . Untuk menentukan interval taksiran parameter θ dengan koefisien kepercayaan γ , diambil sebuah sampel acak lalu hitung nilai statistik yang diperlukan. Perumusan dalam bentuk peluang untuk parameter θ antara A dan B adalah: (I.1) P( A < θ < B ) = γ Dengan A dan B fungsi daripada statistik, merupakan variabel acak, tetapi tidak tergantung pada θ . Bentuk (I.1) dapat diartikan: peluangnya sama dengan γ bahwa θ terletak antara A dan B. Jika A dan B dihitung harganya berdasarkan data sampel, maka A dan B akan merupakan bilangan tetap, sehingga pernyataan di atas menjadi: kita merasa 100 γ % percaya bahwa parameter θ akan ada di dalam interval (A, B). Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 4 2011
  • 6. Bahan ajar Statistika Inferensial 2. Menaksir Rata-rata µ Misalkan dipunyai populasi berukuran N dengan rata-rata µ dan simpangan baku σ . Dari populasi ini akan ditaksir parameter rata-rata µ . Untuk itu ambil sebuah sampel acak berukuran n, hitung satatistik yang diperlukan yaitu x dan s . Titik taksiran untuk rata-rata µ adalah x . Dengan kata lain, nilai µ ditaksir oleh harga x yang diperoleh dari sampel. Untuk memperoleh taksiran yang tinggi derajat kepercayaannya, digunakan interval taksiran atau selang taksiran disertai nilai koefisien kepercayaan yang dikehendaki. a. Simpangan baku σ diketahui dan populasi berdistribusi normal Rumus (I.1) menjadi: ⎛ σ σ ⎞ (I.2) P⎜ x − z 1 γ . ⎜ < µ < x + z1 γ . ⎟=γ ⎟ ⎝ 2 n 2 n⎠ Dengan γ = koefisien kepercayaan dan z 1 γ = bilangan z dari tabel normal 2 baku untuk peluang 1 γ . 2 Untuk memperoleh 100 γ % interval kepercayaan parameter µ dapat digunakan rumus: σ σ (I.3) x − z1 γ . < µ < x + z1 γ . 2 n 2 n b. Simpangan baku σ tidak diketahui dan populasi berdistribusi normal Kenyataannya parameter σ jarang sekali diketahui. Maka rumus (I.2) diganti ⎛ s s ⎞ (I.4) P⎜ x − t p . ⎜ < µ < x + tp . ⎟=γ ⎟ ⎝ n n⎠ Dengan γ = koefisien kepercayaan dan t p = nilai t dari daftar distribusi Student dengan p = 1 (1 + γ ) dan dk = (n-1). 2 Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 5 2011
  • 7. Bahan ajar Statistika Inferensial Untuk interval kepercayaannya: s s (I.5) x − tp . < µ < x + tp . n n s s Bilangan x − t p . dan x + t p . masing-masing merupakan batas bawah n n dan batas atas kepercayaan. Jika ukuran sampel n relatif besar dibandingkan dengan ukuran populasi N n yakni > 5 % , maka rumus (I..3) dan rumus (I.5) menjadi: N σ N −n σ N −n (I.6) x − z1 γ . < µ < x + z1 γ . 2 n N −1 2 n N −1 s N −n s N −n (I.7) x −tp . < µ < x + tp . n N −1 n N −1 c. Simpangan baku σ tidak diketahui dan populasi tidak berdistribusi normal Jika ukuran sampel n tidak terlalu kecil, maka dapat digunakan dalil limit pusat. Selanjutnya aturan-aturan yang diuraikan dalam bagian (b) di atas dapat digunakan dengan kekeliruan yang sangat kecil. Jika distribusi populasi sangat menyimpang dari normal dan ukuran sampel kecil sekali, maka teorinya harus dipecahkan menggunakan bentuk distribusi asli dari populasi yang bersangkutan. Hal ini tidak dibicarakan di sini. Contoh Sebuah populasi berdistribusi normal berukuran 1000 dengan simpangan baku 5,75. dari populasi diambil sampel acak dan diperoleh rata-rata 68,6. Taksirlah: a. rata-rata populasi bila ukuran sampelnya 30 b. rata-rata populasi bila ukuran sampelnya 80 dengan menggunakan kepercayaan 95% . Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 6 2011
  • 8. Bahan ajar Statistika Inferensial Penyelesaian Diketahui x = 68,6 σ = 5,75 γ = 95% = 0,95 1 γ = 0,475 z 0, 475 = 1,96 2 n 30 a. Sampel n = 30 = ≤ 5% N 1000 σ σ x − z1 γ . < µ < x + z1 γ . 2 n 2 n 68,6 − (1,96 ). < µ < 68,6 + (1,96 ). 5,75 5,75 30 30 66,54 < µ < 70,66 Jadi, 95% interval kepercayaan untuk rata-rata populasi ialah 66,54 < µ < 70,66 . Dengan kata lain, kita merasa 95% yakin (percaya) bahwa rata-rata populasi tersebut akan ada dalam interval dengan batas 66,54 dan 70,66. n 80 b. Sampel n = 80 = ≥ 5% N 1000 σ N −n σ N −n x − z1 γ . < µ < x + z1 γ . 2 n N −1 2 n N −1 5,75 1000 − 80 5,75 1000 − 80 68,6 − (1,96 ). < µ < 68,6 + (1,96 ). . 30 1000 − 1 30 1000 − 1 68,6 − a < µ < 68,6 + a Jadi, 95% interval kepercayaan untuk rata-rata populasi ialah 68,6 − a < µ < 68,6 + a . Dengan kata lain, kita merasa 95% yakin (percaya) bahwa rata-rata populasi tersebut akan ada dalam interval dengan batas 68,6 − a dan 68,6 + a . Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 7 2011
  • 9. Bahan ajar Statistika Inferensial 3. Menaksir Proporsi Misalkan sebuah sampel acak berukuran n diambil dari populasi binomial berukuran N dimana terdapat proporsi π untuk peristiwa A yang ada dalam populasi tersebut. Jika terdapat x peristiwa A, sehingga proporsi sampel untuk peristiwa A = x . Jadi titik taksiran untuk π adalah x . n n Digunakan pendekatan oleh distribusi normal kepada binomial untuk ukuran sampel n cukup besar. Rumus 100 γ % keyakinan untuk interval kepercayaan π adalah pq pq (I.8) p − z1 γ . < π < p + z1 γ . 2 n 2 n dengan p = x dan q = 1 − p sedangkan z 1 γ adalah bilangan z yang n 2 diperoleh dari daftar normal baku untuk peluang 1 γ . 2 Contoh Diadakan survei terhadap sebuah populasi masyarakat di kota Semarang dengan mengambil sampel 100 orang dan diperoleh yang suka berolahraga sejumlah 60 orang. Dengan koefisien kepercayaan 95%, taksirlah interval kesukaan berolahraga masyarakat di kota Semarang tersebut. Penyelesaian Diketahui γ = 95% = 0,95 1 γ = 0,475 z 0, 475 = 1,96 2 60 p= = 0,6 q = 0,4 100 Interval kepercayaan π adalah pq pq p − z1 γ . < π < p + z1 γ . 2 n 2 n Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 8 2011
  • 10. Bahan ajar Statistika Inferensial 0,6 − (1,96 ). (0,6)(0,4) < π < 0,6 + (1,96). (0,6)(0,4) 100 100 0,504 < π < 0,696 50,4 % < π < 69,6 % Jadi, kita merasa 95% yakin (percaya) bahwa persentase kesukaan berolahraga masyarakat di kota Semarang tersebut akan ada dalam interval dengan batas 50,4 % dan 69,6 %. 4. Menaksir Simpangan Baku σ Untuk menaksir varians σ 2 dari sebuah populasi, maka perlu dihitung sampel varians s 2 berdasarkan sampel acak berukuran n. ∑ (x − x) 2 s2 = i (I.9) n −1 Varians s 2 adalah penaksir takbias untuk varians σ 2 , tetapi simpangan baku s bukan penaksir takbias untuk simpangan baku σ . Jadi titik taksiran s untuk σ adalah bias. Jika populasinya berdistribusi normal dengan varians σ 2 , maka 100 γ % interval kepercayaan untuk σ 2 ditentukan dengan menggunakan distribusi chi-kuadrat. (I.10) (n − 1)s 2 <σ2 < (n − 1)s 2 χ1 2 (1+γ ) χ1 2 (1−γ ) 2 2 dengan n ukuran sampel sedangkan χ 1 2 (1+γ ) dan χ 1 2 (1−γ ) diperoleh dari daftar 2 2 chi-kuadrat berturut-turut untuk p = 1 (1 + γ ) dan p = 1 (1 − γ ) dengan 2 2 dk = (n − 1) . Interval taksiran simpangan baku σ diperoleh dengan melakukan penarikan akar ketidaksamaan dalam rumus (I.10). Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 9 2011
  • 11. Bahan ajar Statistika Inferensial Contoh Dari sebuah populasi yang berdistribusi normal, diambil sampel yang representatif dan diperoleh simpangan baku sebesar 6 dengan ukuran sampel 31. Dengan koefisien kepercayaan 99%, taksirlah interval dari simpangan baku populasi. Penyelesaian Diketahui n = 31 s=6 γ = 99 % = 0,99 χ1 2 (1+γ ),dk = χ1 2 (1+ 0, 99 ),(31−1) = χ (20,995 ),(30 ) = 53,7 2 2 χ1 2 (1−γ ),dk = χ1 2 (1−0, 99 ),(31−1) = χ (20,005 ),(30 ) = 13,8 2 2 Interval kepercayaan simpangan baku populasi adalah (n − 1)s 2 < σ 2 < (n − 1)s 2 χ1 2 (1+γ ) 2 χ1 (1−γ ) 2 2 (31 − 1)(6)2 <σ2 < (31 − 1)(6)2 53,7 13,8 (31 − 1)(6)2 <σ < (31 − 1)(6)2 53,7 13,8 4,4846 < σ < 8,8465 Jadi, kita merasa 99% yakin (percaya) bahwa simpangan baku populasi tersebut akan ada dalam interval dengan batas 4,4846 dan 8,8465. 5. Menaksir Selisih Rata-Rata Misalkan dipunyai dua buah populasi, keduanya berdistribusi normal dengan rata-rata dan simpangan baku masing-masing µ1 dan σ 1 untuk populasi pertama, µ 2 dan σ 2 untuk populasi kedua. Secara independen diambil sebuah sampel acak dengan ukuran n1 dan n2 dari masing-masing populasi. Rata-rata dan simpangan baku dari sampel-sampel itu berturut-turut x1 , s1 dan x 2 , s 2 . Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 10 2011
  • 12. Bahan ajar Statistika Inferensial Akan ditaksir selisih rata-rata ( µ1 − µ 2 ) . Titik taksiran untuk adalah ( µ1 − µ 2 ) adalah ( x1 − x2 ) . Untuk menaksir selisih rata-rata dibedakan hal-hal berikut: a. Dalam hal σ 1 = σ 2 Jika kedua populasi normal dan memiliki σ 1 = σ 2 = σ yang besarnya diketahui, maka 100 γ % interval kepercayaan untuk ( µ1 − µ 2 ) adalah 1 1 1 1 (I.11) ( x1 − x2 ) − z 1 γ σ + < µ1 − µ 2 < ( x1 − x2 ) + z 1 γ σ + 2 n1 n2 2 n1 n2 dengan z 1 γ diperoleh dari daftar normal baku untuk peluang 1 γ . 2 2 Jika kedua populasi normal dan memiliki σ 1 = σ 2 = σ tetapi besarnya tidak diketahui, maka perlu tentukan varians gabungan dari sampel yang dinyatakan dengan s 2 . (I.12) s2 = (n1 − 1)s12 + (n2 − 1)s2 2 n1 + n2 − 2 Interval kepercayaannya ditentukan dengan menggunakan distribusi Student. Rumus untuk 100 γ % interval kepercayaan ( µ1 − µ 2 ) adalah 1 1 1 1 (I.13) ( x1 − x2 ) − t p .s + < µ1 − µ 2 < ( x1 − x2 ) + t p .s + n1 n2 n1 n2 dengan s diperoleh dari rumus (I.12) dan t p diperoleh dari daftar distribusi Student dengan p = 1 (1 + γ ) dan dk = n1 + n2 − 2 . 2 b. Dalam hal σ 1 ≠ σ 2 Untuk populasi normal dengan σ 1 ≠ σ 2 teori di atas tidak berlaku dan teori yang ada hanya bersifat pendekatan. Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 11 2011
  • 13. Bahan ajar Statistika Inferensial Dengan memisalkan s1 = σ 1 dan s 2 = σ 2 untuk sampel-sampel acak berukuran cukup besar, dapat dilakukan pendekatan kepada distribusi normal. Rumus interval kepercayaan ditentukan oleh: s12 s 2 2 s12 s 2 2 (I.14) ( x1 − x 2 ) − z 1 γ + < µ1 − µ 2 < ( x1 − x 2 ) + z 1 γ + 2 n1 n2 2 n1 n2 dengan z 1 γ diperoleh dari daftar normal baku untuk peluang 1 γ . 2 2 c. Observasi berpasangan Misalkan populasi pertama memiliki variabel acak X dan populasi kedua dengan variabel acak Y. Rata-ratanya masing-masing µ x dan µ y . Diambil sampel acak dari tiap populasi yang berukuran sama, n1 = n2 = n . Diperoleh data sampel (x1 , x2 ,K, xn ) dan ( y1 , y 2 ,K, y n ) , dan bila data observasi ini berpasangan maka x1 berpasangan dengan y1 x2 berpasangan dengan y 2 M xn berpasangan dengan y n Dalam hal berpasangan, maka untuk menaksir selisih atau beda rata-rata µ B = µ x − µ y , dapat pula dibentuk selisih atau beda tiap pasangan data yaitu B1 = x1 − y1 , B2 = x 2 − y 2 ,…, Bn = xn − y n . Dari sampel berukuran n yang datanya terdiri dari B1 , B2 ,…, Bn , dihitung rata-rata B dan simpangan baku s B dengan menggunakan ∑B n∑ B12 − (∑ Bi ) 2 B= dan s B = i n n(n − 1) Rumus untuk 100 γ % interval kepercayaan µ B adalah sB sB (I.15) B − tp. < µB < B + t p . n n Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 12 2011
  • 14. Bahan ajar Statistika Inferensial dengan t p diperoleh dari daftar distribusi Student dengan p = 1 (1 + γ ) dan 2 dk = (n − 1) . Contoh (Sudjana) Ada dua cara pengukuran untuk mengukur kelembaban suatu zat. Cara I dilakukan 50 kali yang menghasilkan x 1 = 60,2 dan s12 = 24,7. Cara II dilakukan 2 60 kali dengan x 2 = 70,4 dan s2 = 37,2. Tentukan interval kepercayaan 95% mengenai perbedaan rata-rata pengukuran dari kedua cara tersebut. Penyelesaian Diketahui x 1 = 60,2 ; s12 = 24,7 2 x 2 = 70,4 ; s2 = 37,2 Dimisalkan hasil kedua cara pengukuran berdistribusi normal. p = 1 (1 + γ ) = 1 (1 + 0,95) = 0,975 ; dk = 50 + 60 − 2 = 108 2 2 Karena kedua populasi normal dan memiliki σ 1 = σ 2 = σ tetapi besarnya tidak diketahui, maka varians gabungan dari sampel adalah s2 = (n1 − 1)s12 + (n2 − 1)s2 2 = (50 − 1)(24,7 ) + (60 − 1)(37,2) = 31,53 n1 + n2 − 2 50 + 60 − 2 Maka interval kepercayaan 1 1 1 1 ( x1 − x2 ) − t p .s + < µ1 − µ 2 < ( x1 − x2 ) + t p .s + n1 n2 n1 n2 31,53 31,53 31,53 31,53 (70,4 − 60,2) − t 0,975;108 . + < µ1 − µ 2 < (70,4 − 60,2) + t 0,975;108 . + 50 60 50 60 (70,4 − 60,2) − (1,984 ). (1,08) < µ1 − µ 2 < (70,4 − 60,2) + (1,984 ). (1,08) 8,06 < µ1 − µ 2 < 12,34 Jadi, kita merasa 95% yakin (percaya) bahwa selisih rata-rata pengukuran dari kedua cara tersebut akan ada dalam interval yang dibatasi oleh 8,06 dan 12,34. 6. Menaksir Selisih Proporsi Misalkan dipunyai dua populasi binomial dengan parameter untuk peristiwa yang sama masing-masing π 1 dan π 2 . secara independen dari tiap populasi Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 13 2011
  • 15. Bahan ajar Statistika Inferensial diambil sebuah sampel acak berukuran n1 dan n2 . Proporsi untuk peristiwa x1 x yang diperhatikan pada sampel tersebut adalah p1 = dan p 2 = 2 dengan n1 n2 x1 dan x2 menyatakan banyaknya peristiwa yang diperhatikan. Akan ditentukan interval taksiran untuk (π 1 − π 2 ) dengan menggunakan pendekatan oleh distribusi normal asalkan n1 dan n2 cukup besar. Rumus untuk 100 γ % interval kepercayaan selisih (π 1 − π 2 ) adalah (I.16) p1 q1 p2 q2 p1 q1 p2 q2 ( p1 − p2 ) − z 1 γ + < π 1 − π 2 < ( p1 − p 2 ) + z 1 γ + 2 n1 n2 2 n1 n2 dengan q1 = 1 − p1 dan q 2 = 1 − p 2 sedangkan z 1 γ diperoleh dari daftar 2 normal baku untuk peluang 1 γ . 2 Contoh (Sudjana) Diambil dua sampel acak yang masing-masing terdiri atas 500 pemudi dan 700 pemuda yang mengunjungi sebuah pameran. Ternyata diperoleh bahwa 325 pemudi dan 400 menyukai pameran itu. Tentukan interval kepercayaan 95% mengenai perbedaan persentase pemuda dan pemudi yang mengunjungi pameran dan menyukainya. Penyelesaian Diketahui x1 325 persentase pemudi yang menyukai pameran p1 = = ×100% = 65% n1 500 x2 400 persentase pemuda yang menyukai pameran p2 = = × 100% = 57% n2 700 Jadi, q1 = 1 − p1 = 1 − 65% = 35% dan q 2 = 1 − p 2 = 1 − 57% = 43% Maka interval kepercayaan Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 14 2011
  • 16. Bahan ajar Statistika Inferensial p1 q1 p2 q2 p1 q1 p2 q2 ( p1 − p2 ) − z 1 γ + < π 1 − π 2 < ( p1 − p 2 ) + z 1 γ + 2 n1 n2 2 n1 n2 (0,65 − 0,57 ) − z 1 .0,95 (0,65)(0,35) + (0,57 )(0,43) < π − π 2 < (0,65 − 0,57 ) + z 1 (0,65)(0,35) + (0,57)(0,43) 1 .0 , 95 2 500 700 2 500 700 (0,65 − 0,57) − (1,96) (0,0284) < π 1 − π 2 < (0,65 − 0,57) + (1,96) (0,0284) 0,024 < π 1 − π 2 < 0,136 Jadi, kita merasa 95% yakin (percaya) bahwa perbedaan persentase pemuda dan pemudi yang mengunjungi pameran dan menyukainya akan ada dalam interval yang dibatasi oleh 2,4% dan 13,6%. LATIHAN 1. Diketahui populasi siswa dengan ukuran 100 Taksirlah rata-rata penguasaan kemampuan bahasa dari populasi tersebut jika: a. diambil sampel secara acak sebanyak 4 siswa dengan penguasaan kemampuan bahasa berikut 60,2 ; 65,4 ; 70,1 dan 72,8 dengan koefisien kepercayaan 95%. b. diambil sampel secara acak sebanyak 10 siswa dengan penguasaan kemampuan bahasa berikut 60,4 ; 55,7 ; 70,2 ; 70,3 ; 60,5 ; 66,6 ; 62,8 ; 63,9 ; 70,1 ; 64,8 dengan koefisien kepercayaan 99%. 2. Telah ditimbang 10 buah tomat dengan hasil (dalam gram): 142, 157, 138, 175, 152, 149, 148, 200, 182, 164. Jika berat tomat berdistribusi normal, tentukan interval kepercayaan 95% untuk rata-rata berat tomat. 3. Diketahui dua buah sampel yang diambil dari dua buah populasi. Sampel I : 38, 42, 51, 47, 38, 60, 57, 58, 32, 45 Sampel II : 44, 49, 53, 46, 41, 47, 34, 60, 59, 63 Tentukan selisih rata-ratanya bila interval kepercayaan 95 %, jika: a. simpangan baku kedua populasi diketahui sama besar yaitu 9,5. b. simpangan baku kedua populasi diketahui sama besar namun tidak diketahui nilainya. Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 15 2011
  • 17. Bahan ajar Statistika Inferensial c. simpangan baku kedua populasi diasumsikan tidak sama. 4. Dari populasi tanaman padi jenis A dan jenis B, diambil sampel tinggi tanaman padi sbb: Sampel I dari padi jenis A : 39,3 ; 45,5 ; 41,2 ; 53 ; 44,2 ; 42,5 ; 63,9. Sampel II dari padi jenis B : 37 ; 42,4 ; 40,1 ; 52,2 ; 41,5 ; 40,8 ; 60,2. Dengan observasi berpasangan tersebut dan interval kepercayaan 95 %,, taksirlah selisih rata-ratanya. 5. Sebuah sampel berukuran 200 lampu yang dihasilkan oleh sebuah mesin produksi menunjukkan 15 buah lampu rusak. Sebuah sampel lain berukuran 100 buah lampu yang dihasilkan oleh mesin kedua mengandung 12 buah lampu yang rusak. Tentukan interval kepercayaan 99% untuk selisih kedua perbandingan. Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 16 2011
  • 18. Bahan ajar Statistika Inferensial BAB II PENGUJIAN HIPOTESIS 1. Pendahuluan Sebelumnya telah dipelajari cara-cara menaksir parameter untuk mengambil kesimpulan tentang berapa besar harga parameter. Cara pengambilan kesimpulan yang kedua akan dipelajari adalah melalui pengujian hipotesis. Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal tersebut yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Jika asumsi atau dugaan tersebut dikhususkan mengenai populasi, umumnya mengenai nilai-nilai parameter populasi, maka hipotesis disebut hipotesis statistik. Contoh hipotesis a. peluang lahirnya bayi berjenis kelamin laki-laki = 0,5. b. 25 % masyarakat termasuk golongan A. c. Rata-rata pendapatan keluarga di suatu daerah Rp 300.000,00 tiap bulan. Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar, maka perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak. Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis dinamakan pengujian hipotesis. 2. Dua Macam Kekeliruan Meskipun dalam penelitian hipotesis telah diterima atau ditolak, tidak berarti bahwa telah dibuktikan kebenaran hipotesis. Yang diperlihatkan adalah hanya menerima atau menolak hipotesis saja. Dalam melakukan pengujian hipotesis, ada dua macam kekeliruan yang dapat terjadi, yaitu: Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 17 2011
  • 19. Bahan ajar Statistika Inferensial a. Kekeliruan tipe I ialah menolak hipotesis yang seharusnya diterima, b. Kekeliruan tipe II ialah menerima hipotesis yang seharusnya ditolak. Tipe Kekeliruan Ketika Membuat Kesimpulan tentang Hipotesis Keadaan Sebenarnya Kesimpulan Hipotesis Benar Hipotesis Salah Terima Hipotesis BENAR SALAH (Kekeliruan tipe II) Tolak Hipotesis SALAH BENAR (Kekeliruan tipe II) Kedua tipe kekeliruan dinyatakan dalam bentuk peluang. Peluang membuat kekeliruan tipe I biasa dinyatakan dengan α (alpha) maka disebut pula kekeliruan α dan peluang membuat kekeliruan tipe II dinyatakan dengan β (beta) dikenal dengan kekeliruan β . α disebut taraf signifikan (level of significan) atau taraf arti atau sering disebut taraf nyata. Jika α diperkecil, maka β menjadi besar dan demikian sebaliknya. Harga α yang biasa digunakan adalah α = 0,01 atau α = 0,05 . Misalnya, dengan α = 0,05 atau sering disebut taraf nyata (taraf signifikansi) 5%, artinya kira-kira 5 dari tiap 100 kesimpulan bahwa akan menolak hipotesis yang harusnya diterima. Dengan kata lain kira-kira 95% yakin bahwa telah dibuat kesimpulan yang benar. Dalam hal demikian dikatakan bahwa hipotesis telah ditolak pada taraf nyata 0,05 yang berarti mungkin salah dengan peluang 0,05. 3. Langkah Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis akan membawa pada kesimpulan untuk menerima atau menolak hipotesis. Sehingga terdapat dua pilihan, dimana digunakan perumusan seperlunya agar lebih terperinci dan lebih mudah dalam penentuan di antara dua pilihan tersebut. Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 18 2011
  • 20. Bahan ajar Statistika Inferensial Hipotesis yang biasa dinyatakan dengan H, perlu dirumuskan dengan singkat dan jelas sesuai dengan persoalan yang dihadapi. Agar tampak adanya dua pilihan, maka hipotesis H ini didampingi pernyataan lain yang isinya berlawanan yang disebut dengan hipotesis tandingan (alternatif) yang dinyatakan dengan A. Pasangan hipotesis H dan A, tepatnya H melawan A, akan menentukan kriteria pengujian yang terdiri dari daerah penerimaan dan daerah penolakan hipotesis. Daerah penolakan hipotesis sering disebut dengan daerah kritis. Bila menguji parameter θ ( θ dapat berupa rata-rata µ , proporsi π , simpangan baku σ , dll), maka: a. Hipotesis mengandung pengertian sama Pengujian sederhana lawan sederhana 1) H : θ = θ 0 A : θ = θ1 dengan θ 0 ,θ1 dua nilai berbeda yang diketahui. Pengujian sederhana lawan komposit 2) H : θ = θ 0 A : θ ≠ θ0 3) H : θ = θ 0 A : θ > θ0 4) H : θ = θ 0 A : θ < θ0 b. Hipotesis mengandung pengertian maksimum (pengujian komposit lawan komposit) H : θ ≤ θ0 A : θ > θ0 Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 19 2011
  • 21. Bahan ajar Statistika Inferensial c. Hipotesis mengandung pengertian minimum pengujian komposit lawan komposit) H : θ ≥ θ0 A : θ < θ0 Berikut hanya akan dipelajari pengujian terhadap hipotesis yang perumusannya mengandung pengertian sama atau tidak memiliki perbedaan, disebut hipotesis nol H 0 melawan hipotesis tandingannya H 1 , yang mengandung pengertian tidak sama, lebih besar atau lebih kecil. H 1 harus dipilih dan ditentukan peneliti sesuai dengan persoalan yang dihadapi. Pasangan H 0 dan H 1 yang telah dirumuskan dituliskan dalam bentuk berikut. ⎧H 0 : θ = θ 0 ⎨ atau ⎩H 1 : θ ≠ θ 0 ⎧H 0 : θ = θ 0 ⎨ atau ⎩H 1 : θ > θ 0 ⎧H 0 : θ = θ 0 ⎨ ⎩H 1 : θ < θ 0 Selanjutnya, pilih bentuk statistik yang akan digunakan, apakah z, t, χ 2 , F atau lainnya. Harga statistik yang dipilih dihitung besarnya berdasarkan data sampel yang dianalisis. kriteria pengujian ditentukan berdasarkan pilihan taraf nyata α atau disebut ukuran daerah kritis. Peran hipotesis tandingan H 1 dalam penentuan daerah kritis adalah sebagai berikut: 1) Jika H 1 mempunyai perumusan tidak sama, maka dalam distribusi statistik yang digunakan didapat dua daerah kritis masing-masing pada ujung-ujung distribusi. Luas daerah kritis atau daerah penolakan pada tiap ujung adalah Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 20 2011
  • 22. Bahan ajar Statistika Inferensial 1 α . Karena adanya dua daerah penolakan maka pengujian hipotesis 2 dinamakan uji dua pihak. Kedua daerah dibatasi oleh d1 dan d2 (pada contoh gambar d1 dinyatakan dengan nilai z = -1,96 dan d2 dinyatakan dengan z = 1,96) yang harganya diperoleh dari daftar distribusi yang bersangkutan dengan peluang ditentukan oleh α . Kriteria yang digunakan: terima H 0 jika harga statistik yang dihitung berdasarkan data penelitian terletak diantara d1 dan d2, selain itu tolak H 0 . 2) Jika H 1 mempunyai perumusan lebih besar, maka dalam distribusi statistik yang digunakan didapat sebuah daerah kritis yang letaknya di ujung sebelah kanan. Luas daerah kritis atau daerah penolakan ini sama dengan α . Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 21 2011
  • 23. Bahan ajar Statistika Inferensial Harga d (pada contoh gambar d dinyatakan dengan nilai z = 1,96) diperoleh dari daftar distribusi yang bersangkutan dengan peluang ditentukan oleh α , menjadi batas antara daerah kritis dan daerah penerimaan H 0 . Kriteria yang digunakan: tolak H 0 jika statistik yang dihitung berdasarkan sampel tidak kurang dari d, selain itu terima H 0 . Pengujian hipotesis ini dinamakan uji satu pihak, tepatnya pihak kanan. 3) Jika H 1 mempunyai perumusan lebih kecil, maka dalam distribusi statistik yang digunakan didapat sebuah daerah kritis yang letaknya di ujung sebelah kiri. Luas daerah kritis atau daerah penolakan ini sama dengan α . Gambar daerah penerimaan dan penolakan akan sama dengan pada option 2) di atas, namun daerah penolakan terletak disebelah kiri. Kriteria yang digunakan: terima H 0 jika statistik yang dihitung berdasarkan penelitian lebih besar dari d, selain itu tolak H 0 . Pengujian hipotesis ini dinamakan uji satu pihak, tepatnya pihak kiri. Secara ringkas langkah pengujian hipotesis adalah: 1. Rumuskan hipotesis pengujian yang akan digunakan. 2. Tentukan besarnya taraf nyata α . 3. Tentukan kriteria pengujian. 4. Tentukan nilai statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil. 5. Menarik kesimpulan menerima atau menolah H 0 berdasarkan hasil 3 dan 4. 4. Uji Hipotesis Rata-Rata µ : Uji Dua Pihak Misalkan dipunyai sebuah populasi berdistribusi normal dengan rata-rata µ dan simpangan baku σ . Untuk menguji parameter rata-rata µ , diambil sebuah sampel acak berukuran n, lalu hitung statistik x dan s . Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 22 2011
  • 24. Bahan ajar Statistika Inferensial a. Dalam hal σ diketahui Langkah pengujian hipotesis: ⎧H : µ = µ 0 1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 dengan µ 0 sebuah harga yang ⎩H 1 : µ ≠ µ 0 diketahui. 2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α . 3. Kriteria pengujian. Terima H 0 jika − z 1 (1−α ) < z < z1 (1−α ) , selainnya tolak H 0 . 2 2 Dengan z 1 (1−α ) diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan 2 peluang 1 (1 − α ) . 2 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil. x − µ0 (II.1) z= σ n dengan x adalah rata-rata sampel, µ 0 nilai yang diketahui, σ adalah simpangan baku populasi. 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4. Contoh Pengusaha lampu pijar A mengatakan bahwa lampunya bisa tahan pakai sekitar 800 jam. Namun timbul dugaan bahwa masa pakai lampu tersebut telah berubah. Maka dilakukan pengujian terhadap 50 lampu untuk menentukan hal ini. Ternyata diperoleh rata-ratanya 792 jam. Berdasarkan pengalaman diketahui simpangan baku masa hidup lampu 60 jam. Selidikilah dengan menggunakan kepercayaan 95% apakah kualitas lampu telah berubah atau belum. Penyelesaian Diketahui x = 792 ; n = 50 ; σ = 60 Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 23 2011
  • 25. Bahan ajar Statistika Inferensial Langkah pengujian hipotesis: ⎧H 0 : µ = µ 0 ⎧H : µ = 800 1. Hipotesis pengujian ⎨ yaitu ⎨ 0 ⎩H 1 : µ ≠ µ 0 ⎩H1 : µ ≠ 800 2. Taraf signifikansi α = 5%. 3. Kriteria pengujian. Terima H 0 jika − z 1 (1−α ) < z < z1 (1−α ) 2 2 − z1 (1−0, 05 ) < z < z1 (1−0, 05 ) − 1,96 < z < 1,96 2 2 Dengan z 1 (1−α ) diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan peluang 2 1 (1 − α ) . 2 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil x − µ0 792 − 800 z= = = −0,94 σ 60 n 50 5. Kesimpulan : karena z hitung = −0,94 terletak dalam daerah penerimaan H 0 maka H 0 diterima. Jadi, µ = 800 . Artinya, dalam taraf signifikansi 5% hasil penelitian menunjukkan bahwa masa pakai lampu belum berubah yaitu masih 800 jam. b. Dalam hal σ tidak diketahui Pada kenyataannya simpangan baku σ sering tidak diketahui, maka digunakan taksirannya yaitu simpangan baku s . Langkah pengujian hipotesis: ⎧H : µ = µ 0 1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 ⎩H 1 : µ ≠ µ 0 2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α . 3. Kriteria pengujian. − t1− 1 α < t < t1− 1 α Terima H 0 jika 2 2 , selainnya tolak H 0 . Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 24 2011
  • 26. Bahan ajar Statistika Inferensial Dengan t1− 1 α diperoleh dari daftar distribusi t (distribusi Student) 2 dengan peluang 1 − 1 α dan dk = n − 1 . 2 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil. x − µ0 (II.2) t= s n (II.3) s2 = ∑ (x i − x) n −1 dengan x adalah rata-rata sampel, µ 0 nilai yang diketahui, s adalah simpangan baku sampel. 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4. Contoh Untuk contoh sebelumnya (kasus masa hidup lampu pijar), dimisalkan simpangan baku populasi tidak diketahui, dan dari sampel diperoleh s = 55 jam. Selidikilah dengan menggunakan kepercayaan 95% apakah kualitas lampu telah berubah atau belum. Penyelesaian Diketahui x = 792 ; n = 50 ; s = 55 Langkah pengujian hipotesis: ⎧H 0 : µ = µ 0 ⎧H : µ = 800 1. Hipotesis pengujian ⎨ yaitu ⎨ 0 ⎩H 1 : µ ≠ µ 0 ⎩H1 : µ ≠ 800 2. Taraf signifikansi α = 5%. 3. Kriteria pengujian. − t1− 1 α < t < t1− 1 α Terima H 0 jika 2 2 dengan dk = 50 - 1 = 49 − t1 (1−0, 05 ) < t < t1 (1−0, 05 ) − 2,01 < t < 2,01 2 2 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 25 2011
  • 27. Bahan ajar Statistika Inferensial x − µ 0 792 − 800 t= = = −1,029 s 55 n 50 5. Kesimpulan : karena t hitung = −1,029 terletak dalam daerah penerimaan H 0 maka H 0 diterima. Jadi, µ = 800 . Artinya, dalam taraf signifikansi 5% hasil penelitian menunjukkan bahwa masa pakai lampu belum berubah yaitu masih 800 jam. 5. Uji Hipotesis Rata-Rata µ : Uji Satu Pihak Misalkan dipunyai sebuah populasi berdistribusi normal dan diambil sebuah sampel acak berukuran n, lalu dihitung statistik x dan s . Uji Pihak Kanan a. Dalam hal σ diketahui Langkah pengujian hipotesis: ⎧H : µ = µ 0 1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 ⎩H 1 : µ > µ 0 2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α . 3. Kriteria pengujian. Tolak H 0 jika z ≥ z 0,5−α , selainnya H 0 diterima. Dengan z0,5−α diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan peluang (0,5 − α ) . 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil menggunakan statistik z yang sama dengan rumus (II.1). 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4. b. Dalam hal σ tidak diketahui Pada kenyataannya simpangan baku σ sering tidak diketahui, maka digunakan taksirannya yaitu simpangan baku s . Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 26 2011
  • 28. Bahan ajar Statistika Inferensial Langkah pengujian hipotesis: ⎧H : µ = µ 0 1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 ⎩H 1 : µ > µ 0 2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α . 3. Kriteria pengujian. Tolak H 0 jika t ≥ t1−α , selainnya H 0 diterima. Dengan t1−α diperoleh dari daftar distribusi t (distribusi Student) dengan peluang 1 − α dan dk = n − 1 . 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil menggunakan statistik t yang sama dengan rumus (II.2). 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4. Contoh Proses pembuatan barang rata-rata menghasilkan 15,7 unit per jam. Hasil produksi memiliki varians 2,3. metode baru diusulkan untuk mengganti metode lama jika rata-ratanya per jam menghasilkan paling sedikit 16 buah. Untuk menentukan apakah metode akan diganti atau tidak, metode baru dicoba 20 kali dan ternyata rata-rata perjam menghasilkan 16,9 buah. Pengusaha bermaksud mengambil risiko 5% untuk menggunakan metode baru apabila metode ini rata-rata menghasilkan labih dari 16 buah. Apakah keputusan yang akan diambil pengusaha? Penyelesaian Diketahui x = 16,9 ; n = 20 ; σ = 2,3 , µ 0 =16 Langkah pengujian hipotesis: ⎧H 0 : µ = µ 0 ⎧H : µ = 16 1. Hipotesis pengujian ⎨ yaitu ⎨ 0 ⎩H 1 : µ ≠ µ 0 ⎩H1 : µ > 16 2. Taraf signifikansi α = 5%. 3. Kriteria pengujian. Tolak H 0 jika z ≥ z 0,5−α z 0,5−α = z0,5−0,05 = 1,64 Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 27 2011
  • 29. Bahan ajar Statistika Inferensial 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil x − µ0 16,9 − 16 z= = = 2,65 σ 2,3 n 20 5. Kesimpulan : karena z hitung = 2,65 > z 0,5−α = 1,64 terletak pada daerah kritis maka H 0 ditolak. Jadi, µ > 16 . Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan risiko 5% metode baru dapat menggantikan metode lama. Uji Pihak Kiri a. Dalam hal σ diketahui Langkah pengujian hipotesis: ⎧H : µ = µ 0 1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 ⎩H 1 : µ < µ 0 2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α . 3. Kriteria pengujian. Tolak H 0 jika z ≤ − z 0,5−α , selainnya H 0 diterima. Dengan z0,5−α diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan peluang (0,5 − α ) . 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil menggunakan statistik z yang sama dengan rumus (II.1). 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4. b. Dalam hal σ tidak diketahui Langkah pengujian hipotesis: ⎧H : µ = µ 0 1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 ⎩H 1 : µ < µ 0 2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α . 3. Kriteria pengujian. Tolak H 0 jika t ≤ −t1−α . Terima H 0 jika t > −t1−α . Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 28 2011
  • 30. Bahan ajar Statistika Inferensial Dengan t1−α diperoleh dari daftar distribusi Student t dengan peluang 1 − α dan dk = n − 1 . 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil menggunakan statistik t yang sama dengan rumus (II.2). 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4. Contoh Masyarakat mengeluh dan mengatakan bahwa isi bersih makanan kaleng tidak sesuai dengan yang tertera pada kemasannya sebesar 5 ons. Untuk meneliti hal ini, 23 kaleng makanan diteliti secara acak. Dari sampel tersebut diperoleh berat rata- rata 4,9 ons dan simpangan baku 0,2 ons. Dengan taraf nyata 5%, bagaimanakah pendapat anda mengenai keluhan masyarakat tersebut. Penyelesaian Diketahui x = 4,9 ; n = 23 ; s = 0,2 ; µ 0 = 5 Langkah pengujian hipotesis dengan varians populasi tidak diketahui: ⎧H : µ = µ 0 ⎧H : µ = 5 1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 yaitu ⎨ 0 ⎩H 1 : µ ≠ µ 0 ⎩H 1 : µ < 5 Jika rata-rata berat makanan kaleng tidak kurang dari 5 ons tentu masyarakat tidak akan mengeluh. 2. Taraf signifikansi α = 5%. 3. Kriteria pengujian. Tolak H 0 jika t ≤ −t1−α − t1−α = −t1−0,05 = −1,72 dengan dk = 23 - 1 = 22 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil x − µ 0 4,9 − 5 t= = = −2, ,398 s 0,2 n 23 5. Kesimpulan : karena t hitung = −2,398 < −t1−α = −1,72 terletak pada daerah kritis maka H 0 ditolak. Jadi, µ < 5 . Sehingga dapat disimpulkan penelitian tersebut menguatkan keluhan masyarakat mengenai berat makanan kaleng yang kurang dari berat yang tertera pada kemasan yaitu 5 ons. Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 29 2011
  • 31. Bahan ajar Statistika Inferensial 6. Uji Hipotesis Proporsi π : Uji Dua Pihak Misalkan dipunyai populasi binomial dengan proporsi peristiwa A adalah π . Untuk menguji parameter proporsi π , diambil sebuah sampel acak berukuran x n dari populasi dan menghitung proporsi sampel peristiwa A sebesar . n Langkah pengujian hipotesis: ⎧H : π = π 0 1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 dengan π 0 sebuah harga yang diketahui. ⎩H 1 : π ≠ π 0 2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α . 3. Kriteria pengujian. Terima H 0 jika − z 1 (1−α ) < z < z1 (1−α ) , selainnya tolak H 0 . 2 2 Dengan z 1 (1−α ) diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan 2 peluang 1 (1 − α ) . 2 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil. x −π (II.4) z = n 0 π 0 (1 − π 0 ) n dengan x adalah proporsi peristiwa A dari sampel dan π 0 adalah n proporsi yang diuji. 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4. Contoh Akan diuji distribusi jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan adalah sama. Sebuah sampel acak terdiri atas 4.800 orang terdiri atas 2.458 laki-laki. Dalam taraf nyata 5%, apakah benar distribusi kedua jenis kelamin tersebut adalah sama. Penyelesaian Diketahui x = 2.458; n = 4800 ; µ 0 = 0,5 Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 30 2011
  • 32. Bahan ajar Statistika Inferensial Langkah pengujian hipotesis: ⎧H 0 : π = π 0 ⎧H : π = 0,5 1. Hipotesis pengujian ⎨ yaitu ⎨ 0 ⎩H 1 : π ≠ π 0 ⎩H1 : π ≠ 0,5 2. Taraf signifikansi α = 5%. 3. Kriteria pengujian. Terima H 0 jika − z 1 (1−α ) < z < z1 (1−α ) 2 2 − z1 (1−0, 05 ) < z < z1 (1−0, 05 ) − 1,96 < z < 1,96 2 2 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil. x −π 2458 − 0,5 z= n 0 = 4800 = 1,68 π 0 (1 − π 0 ) 0,5(1 − 0,5) n 4800 5. Kesimpulan : karena z hitung = 1,68 terletak dalam daerah penerimaan H 0 maka H 0 diterima. Jadi, µ = 0,5 . Artinya, benar distribusi kedua jenis kelamin tersebut adalah sama. 7. Uji Hipotesis Proporsi π : Uji Satu Pihak Uji Pihak Kanan Langkah pengujian hipotesis: ⎧H : π = π 0 1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 ⎩H 1 : π > π 0 2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α . 3. Kriteria pengujian. Tolak H 0 jika z ≥ z 0,5−α . Terima H 0 jika z < z 0,5−α . Dengan z0,5−α diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan peluang (0,5 − α ) . 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil menggunakan statistik z yang sama dengan rumus (II.4). Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 31 2011
  • 33. Bahan ajar Statistika Inferensial 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4. Uji Pihak Kiri Langkah pengujian hipotesis: ⎧H : π = π 0 1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 ⎩H 1 : π < π 0 2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α . 3. Kriteria pengujian. Tolak H 0 jika z ≤ − z 0,5−α , selainnya terima H 0 . Dengan z0,5−α diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan peluang (0,5 − α ) . 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil menggunakan statistik z yang sama dengan rumus (II.4). 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4. Contoh Berbagai media memberitakan bahwa dari seluruh wanita 60% nya suka menonton sinetron untuk mengisi waktu luangnya. Untuk menyelidiki kebenaran berita tersebut, maka diambil sampel acak 100 orang wanita dan setelah diwawancarai ternyata yang suka menonton sinetron hanya 40 orang. Dengan α = 5%, ujilah kebenaran pernyataan berita tersebut dengan alternatif bahwa wanita suka menonton sinetron untuk mengisi waktu luangnya kurang dari 60%. Penyelesaian Diketahui x = 40 n = 100 π 0 = 60% = 0,6 Langkah pengujian hipotesis uji pihak kiri: ⎧H 0 : π = π 0 ⎧H : π = 0,6 1. Hipotesis pengujian ⎨ yaitu ⎨ 0 ⎩H1 : π < π 0 ⎩H1 : π < 0,6 2. Taraf signifikansi α = 5%. 3. Kriteria pengujian. Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 32 2011
  • 34. Bahan ajar Statistika Inferensial Tolak H 0 jika z ≤ − z 0,5−α z ≤ − z 0,5−0,005 z ≤ − z 0, 45 z ≤ −1,64 Terima H 0 jika z > − z 0,5−α z > −1,64 z0,5−α diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan peluang (0,5 − α ) . 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) x −π 40 − 0,6 z= n 0 = 100 = −4,08 π 0 (1 − π 0 ) 0,6(1 − 0,6 ) n 100 5. Kesimpulan: karena z hitung = −4,08 < − 1,64 = − z 0,5−α maka H 0 ditolak. Jadi, π < π 0 . Artinya, pemberitaan di media mengenai kesukaan wanita menonton sinetron untuk mengisi waktu luangnya tidak benar. 8. Uji Hipotesis Varians σ 2 : Uji Dua Pihak Pada pengujian rata-rata µ untuk populasi normal diperoleh hal dimana simpangan baku σ diketahui yang umumnya diperoleh dari pengalaman dan untuk menentukan besarnya perlu diadakan pengujian. Untuk itu dimisalkan populasi berdistribusi normal dengan varians σ 2 dan daripadanya diambil sebuah sampel acak berukuran n. Varians sampel yang besarnya s 2 dihitung dengan rumus: ∑ (x − x) n∑ xi − (∑ xi ) 2 2 2 = atau s = 2 i 2 s n −1 n(n − 1) Langkah pengujian hipotesis: ⎧H 0 : σ 2 = σ 0 2 ⎪ 1. Hipotesis pengujian ⎨ ⎪H 1 : σ 2 ≠ σ 0 2 ⎩ 2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α . 3. Kriteria pengujian. Terima H 0 jika χ 1 α < χ 2 < χ12− 1 α , selainnya tolak H 0 . 2 2 2 Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 33 2011
  • 35. Bahan ajar Statistika Inferensial Dengan χ 1 α dan χ12− 1 2 α diperoleh dari daftar distribusi Chi Kuadrat 2 2 dengan dk = n − 1 dan masing-masing peluang 1 α dan 1 − 1 α . 2 2 ( ) 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil. (II.5) χ 2 = (n − 1)s 2 σ 02 (II.6) s 2 = ∑ (x i − x) 2 atau n −1 n∑ xi − (∑ xi ) 2 2 (II.7) s 2 = n(n − 1) 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4. Contoh Pada kasus sebelumnya tentang masa hidup lampu, diambil σ = 60 jam dengan ukuran sampel n = 50 diperoleh s = 55 jam. Jika masa hidup lampu berdistribusi normal, benarkah σ = 60 jam dalam taraf nyata 5%. Penyelesaian Diketahui σ = 60 jam ; n = 50 ; s = 55 jam Langkah pengujian hipotesis: ⎧ ⎪H 0 : σ = σ 0 2 2 ⎧ ⎪H 0 : σ = 3600 2 1. Hipotesis pengujian ⎨ yaitu ⎨ ⎪H 1 : σ 2 ≠ σ 0 2 ⎩ ⎪H1 : σ 2 ≠ 3600 ⎩ 2. Taraf signifikansi α = 5%. 3. Kriteria pengujian. Terima H 0 jika χ 1 α < χ 2 < χ12− 1 2 α dengan dk = n − 1 = 50 − 1 = 49 2 2 χ 1 .0, 05 < χ 2 < χ12− 1 .0,05 2 χ 02, 025 < χ 2 < χ 02,975 2 2 32,4 < χ 2 < 71,4 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil. χ2 = (n − 1)s 2 = (50 − 1)(3,025) = 41,174 σ 2 0 3600 Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 34 2011
  • 36. Bahan ajar Statistika Inferensial 5. Kesimpulan : karena χ 2 = 41,174 terletak dalam daerah penerimaan H 0 maka H 0 diterima. Jadi, σ 2 = 3600 . Artinya, benar σ = 60 jam dalam taraf nyata 5%. 9. Uji Hipotesis Varians σ 2 : Uji Satu Pihak Uji Pihak Kanan Langkah pengujian hipotesis: ⎧H 0 : σ 2 = σ 0 2 ⎪ 1. Hipotesis pengujian ⎨ ⎪H 1 : σ 2 > σ 0 2 ⎩ 2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α . 3. Kriteria pengujian. Tolak H 0 jika χ 2 ≥ χ12−α , selainnya terima H 0 . Dengan χ12−α diperoleh dari daftar distribusi Chi Kuadrat dengan dk = n − 1 dan peluang (1 − α ) . 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil menggunakan statistik Chi Kuadrat yang sama dengan rumus (II.5). 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4. Uji Pihak Kiri Langkah pengujian hipotesis: ⎧H 0 : σ 2 = σ 0 2 ⎪ 1. Hipotesis pengujian ⎨ ⎪H 1 : σ 2 < σ 0 2 ⎩ 2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α . 3. Kriteria pengujian. Tolak H 0 jika χ 2 ≤ χ α , selainnya terima H 0 . 2 Dengan χ α diperoleh dari daftar distribusi Chi Kuadrat dengan dk = n − 1 2 dan peluang α . Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 35 2011
  • 37. Bahan ajar Statistika Inferensial 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil menggunakan statistik Chi Kuadrat yang sama dengan rumus (II.5). 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4. Contoh (Walpole) Seorang pengusaha pembuat baterai menyatakan umur baterainya berdistribusi hampir normal dengan simpangan baku sama dengan 0,9 tahun. Diambil sampel acak sebesar 10 baterai mempunyai simpangan baku 1,2 tahun. Gunakan taraf nyata 5% untuk menguji apakah σ > 0,81 tahun! Penyelesaian Diketahui σ 0 = 0,81 tahun ; n = 10 ; s = 1,2 tahun Langkah pengujian hipotesis: ⎧H 0 : σ 2 = σ 0 2 ⎪ ⎧H 0 : σ 2 = 0,81 ⎪ 1. Hipotesis pengujian ⎨ yaitu ⎨ ⎪H 1 : σ > σ 0 ⎩ 2 2 ⎪H1 : σ 2 > 0,81 ⎩ 2. Taraf signifikansi α = 5%. 3. Kriteria pengujian. Tolak H 0 jika χ 2 ≥ χ12−α , selainnya terima H 0 . χ 1 .0,05 = 16,919 dengan dk = n − 1 = 10 − 1 = 9 2 2 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil. χ2 = (n − 1)s 2 = (10 − 1)(31,44) = 16,0 σ 2 0 0,81 5. Kesimpulan : karena χ 2 = 16 < χ 1 2 .0 , 05 = 16,919 terletak dalam daerah 2 penerimaan H 0 maka H 0 diterima. Jadi, σ 2 = 0,81 . Artinya, tidak ada alasan meragukan bahwa simpangan baku umur baterai adalah 0,9 tahun. 10. Uji Hipotesis Kesamaan Dua Rata-Rata: Uji Dua Pihak Banyak penelitian yang memerlukan perbandingan antara dua populasi. Misalnya membandingkan hasil belajar, daya kerja suatu obat, dsb. Maka Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 36 2011
  • 38. Bahan ajar Statistika Inferensial akan digunakan dasar distribusi sampling mengenai selisih statistik, misalnya selisih rata-rata dan selisih proporsi. Misalkan dipunyai dua buah populasi, keduanya berdistribusi normal dengan rata-rata dan simpangan baku masing-masing µ1 dan σ 1 untuk populasi pertama, µ 2 dan σ 2 untuk populasi kedua. Secara independen diambil sebuah sampel acak dengan ukuran n1 dan n2 dari masing-masing populasi. Rata-rata dan simpangan baku dari sampel-sampel itu berturut-turut x1 , s1 dan x 2 , s 2 . Akan diuji tentang rata-rata µ1 dan µ 2 . a. Dalam hal σ 1 = σ 2 = σ dan σ diketahui Langkah pengujian hipotesis: ⎧H 0 : µ1 = µ 2 a. Hipotesis pengujian ⎨ ⎩ H 1 : µ1 ≠ µ 2 b. Tentukan besarnya taraf signifikansi α . c. Kriteria pengujian. − z 1 (1−α ) < z < z 1 (1−α ) Terima H 0 jika 2 2 , selainnya tolak H 0 . Dengan z 1 (1−α ) diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan 2 peluang 1 (1 − α ) . 2 d. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil. x1 − x 2 (II.8) z= 1 1 σ + n1 n2 e. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4. b. Dalam hal σ 1 = σ 2 = σ tetapi σ tidak diketahui Langkah pengujian hipotesis: ⎧H : µ = µ 2 1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 1 ⎩ H 1 : µ1 ≠ µ 2 2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α . Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 37 2011
  • 39. Bahan ajar Statistika Inferensial 3. Kriteria pengujian. Terima H 0 jika − t1− 1 α < t < t1− 1 α , selainnya tolak H 0 . 2 2 Dengan t1− 1 α diperoleh dari daftar distribusi t (distribusi Student) 2 dengan peluang 1− 1 α dan dk = n1 + n2 − 2 . 2 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil. x1 − x2 (II.9) t= 1 1 s + n1 n2 (II.10) s2 = (n1 − 1)s12 + (n2 − 1)s22 n1 + n2 − 2 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4. Contoh (Sudjana) Dua macam makanan A dan B diberikan kepada ayam secara terpisah untuk jangka waktu tertentu. Ingin diketahui makanan mana yang lebih baik bagi ayam. Sampel acak yang terdiri atas 11 ayam diberi makanan A dan 10 ayam diberi makanan B. Hasil percobaan pertambahan berat badan ayam (ons) sebagai berikut Makanan A 3,1 3,0 3,3 2,9 2,6 3,0 3,6 2,7 3,8 4,0 3,4 Makanan B 2,7 2,9 3,4 3,2 3,3 2,9 3,0 3,0 2,6 3,7 Bila populasinya dianggap normal, ujilah pada taraf nyata 5%, apakah kedua makanan tersebut sama baiknya atau tidak! Penyelesaian 2 2 Diketahui dari data di atas x A = 3,22 ; x B = 3,07 ; s A = 0,1996 ; s B = 0,1112. Pada kasus ini populasi dianggap normal dan variansnya tidak diketahui namun sama besar. Langkah pengujian hipotesis dalam hal σ 1 = σ 2 = σ tetapi σ tidak diketahui ⎧H : µ = µ 2 1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 1 ⎩H1 : µ1 ≠ µ 2 2. Taraf signifikansi α = 5%. Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 38 2011
  • 40. Bahan ajar Statistika Inferensial 3. Kriteria pengujian. Terima H 0 jika − t1− 1 α < t < t1− 1 α dengan dk = n1 + n2 − 2 = 11 + 10 − 2 = 19 2 2 − t1− 1 α < t < t1− 1 α − t1− 1 .0 , 05 < t < t1− 1 .0 , 05 − 2,09 < t < 2,09 2 2 2 2 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil. Simpangan baku gabungan s 2 = (n1 − 1)s12 + (n2 − 1)s22 diperoleh s = 0,397. n1 + n2 − 2 x1 − x2 3,22 − 3,07 t= = = 0,862 s 1 + 1 (0,397 ) +1 1 n1 n2 11 10 5. Kesimpulan : karena − 2,09 < t hitung = 0,862 < 2,09 terletak dalam daerah penerimaan H 0 maka H 0 diterima. Jadi, µ1 = µ 2 . Artinya, kedua macam makanan tersebut memberikan pertambahan berat badan ayam yang sama, sehingga kedua makanan tersebut sama baiknya. c. Dalam hal σ 1 ≠ σ 2 dan keduanya tidak diketahui Untuk kasus ini belum ada statistik yang tepat yang dapat digunakan. Pendekatan yang cukup memuaskan adalah dengan menggunakan statistik t′ . Langkah pengujian hipotesis: ⎧H : µ = µ 2 1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 1 ⎩ H 1 : µ1 ≠ µ 2 2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α . 3. Kriteria pengujian. w1t1 + w2 t 2 w t + w2 t 2 Terima H 0 jika − < t′ < 1 1 , untuk harga t yang w1 + w2 w1 + w2 lain H 0 ditolak. s12 s2 Dengan w1 = ; w2 = 2 n1 n2 t1 = t (1− 1 α ),(n −1) dan t 2 = t (1− 1 α ),(n −1) 2 1 2 2 Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 39 2011
  • 41. Bahan ajar Statistika Inferensial t β ,m diperoleh dari daftar distribusi Student dengan peluang β dan dk = m . 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil. x1 − x2 (II.11) t′ = 2 s12 s 2 + n1 n2 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4. Contoh (Sudjana) Suatu barang dihasilkan dengan menggunakan dua proses. Ingin diketahui apakah kedua proses itu menghasilkan barang yang sama kualitasnya ditinjau dari rata- rata daya tekannya. Maka diadakan percobaan sebanyak 20 kali masing-masing dari hasil proses pertama maupun kedua. Diperoleh informasi x1 = 9,25 kg ; x2 = 10,4 kg ; s1 = 2,24 kg ; s2 = 3,12 kg. Bila populasinya dianggap normal dengan varians kedua populasi tidak sama, dengan taraf nyata 5%, ujilah bagaimana hasilnya! Penyelesaian Diketahui x1 = 9,25 kg ; x2 = 10,4 kg ; s1 = 2,24 kg ; s2 = 3,12 kg. Pada kasus ini populasi dianggap normal dan variansnya tidak diketahui namun sama besar. Langkah pengujian hipotesis dalam hal σ 1 ≠ σ 2 dan keduanya tidak diketahui 1. Hipotesis pengujian ⎧H 0 : µ1 = µ 2 ; kedua proses menghasilkan barang dengan ⎪ ⎪ kualitas rata - rata daya tekan yang sama ⎨ ⎪H1 : µ1 ≠ µ 2 ; kedua proses menghasilkan barang dengan ⎪ ⎩ kualitas rata - rata daya tekan yang berbeda 2. Taraf signifikansi α = 5%. 3. Kriteria pengujian. w1t1 + w2 t 2 w t + w2 t 2 Terima H 0 jika − < t′ < 1 1 w1 + w2 w1 + w2 Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 40 2011
  • 42. Bahan ajar Statistika Inferensial s12 5,0176 s 2 9,7344 w1 = = = 0,2509 ; w2 = 2 = = 0,4867 n1 20 n2 20 t1 = t (1− 1 α ),(n −1) == t (1− 1 .0,05 ),(20−1) = t 0,975;19 = 2,09 2 1 2 t 2 = t (1− 1 α ),(n −1) = t (1− 1 .0,05 ),(20−1) = t 0,975;19 = 2,09 2 2 2 w1t1 + w2 t 2 w t + w2 t 2 Sehingga − < t′ < 1 1 w1 + w2 w1 + w2 − (0,2509)(2,09) + (0,4867 )(2,09) < t ′ < (0,2509)(2,09) + (0,4867 )(2,09) (0,2509) + (0,4867 ) (0,2509) + (0,4867 ) − 2,09 < t ′ < 2,09 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil. x1 − x2 9,25 − 10,4 t′ = = = 1,339 s12 s2 2 5,0176 9,7344 + + n1 n2 20 20 5. Kesimpulan : karena − 2,09 < t ′ = 1,339 < 2,09 terletak dalam daerah penerimaan H 0 maka H 0 diterima. Jadi, µ1 = µ 2 . Artinya, kedua proses menghasilkan barang dengan kualitas yang sama baiknya. d. Observasi berpasangan Untuk observasi berpasangan, maka diambil µ B = µ x − µ y . Jika B1 = x1 − y1 , B2 = x2 − y 2 ,…, Bn = xn − y n , maka data B1 , B2 ,…, Bn menghasilkan rata-rata B dan simpangan baku s B . Langkah pengujian hipotesis: ⎧H : µ = 0 1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 B ⎩H 1 : µ B ≠ 0 2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α . 3. Kriteria pengujian. Terima H 0 jika − t1− 1 α < t < t1− 1 α , selainnya tolak H 0 . 2 2 Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 41 2011
  • 43. Bahan ajar Statistika Inferensial Dengan t1− 1 α diperoleh dari daftar distribusi t dengan peluang 2 1 − 1 α dan dk = n − 1 . 2 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil. B (II.12) t= sB n 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4. 11. Uji Hipotesis Kesamaan Dua Rata-Rata: Uji Satu Pihak Serupa dengan uji dua pihak, pada uji satu pihak juga dimisalkan dipunyai dua buah populasi, keduanya berdistribusi normal dengan rata-rata masing-masing µ1 dan µ 2 dan simpangan baku σ 1 dan σ 2 . Uji Pihak Kanan a. Dalam hal σ 1 = σ 2 Langkah pengujian hipotesis: ⎧H : µ = µ 2 1) Hipotesis pengujian ⎨ 0 1 ⎩ H 1 : µ1 > µ 2 2) Tentukan besarnya taraf signifikansi α . 3) Kriteria pengujian. Terima H 0 jika t < t1−α , dan tolak H 0 untuk harga t yang lain. Dengan dk = n1 + n2 − 2 dan peluang (1 − α ) dari daftar distribusi t. 4) Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil menggunakan statistik t yang sama dengan rumus (II.9) dan (II.10). 5) Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4. b. Dalam hal σ 1 ≠ σ 2 Pendekatan yang cukup memuaskan adalah dengan menggunakan statistik t′ . Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 42 2011
  • 44. Bahan ajar Statistika Inferensial Langkah pengujian hipotesis: ⎧H : µ = µ 2 a) Hipotesis pengujian ⎨ 0 1 ⎩ H 1 : µ1 > µ 2 b) Tentukan besarnya taraf signifikansi α . c) Kriteria pengujian. w1t1 + w2 t 2 Tolak H 0 jika t ′ ≥ , dan terima H 0 jika terjadi sebaliknya. w1 + w2 s12 s2 Dengan w1 = ; w2 = 2 n1 n2 t1 = t (1− 1 α ),(n −1) dan t 2 = t (1− 1 α ),(n −1) 2 1 2 2 Peluang untuk penggunaan daftar distribusi t adalah (1 − α ) sedangkan derajat kebebasannya masing-masing (n1 − 1) dan (n2 − 1) . d) Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil menggunakan statistik t ′ yang sama dengan rumus (II.11). e) Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4. c. Observasi berpasangan Langkah pengujian hipotesis: ⎧H : µ = 0 1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 B ⎩H 1 : µ B > 0 2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α . 3. Kriteria pengujian. Tolak H 0 jika t ≥ t1−α , selainnya terima H 0 . Dengan t1−α diperoleh dari daftar distribusi t dengan peluang 1 − α dan dk = n − 1 . 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil menggunakan statistik t yang sama dengan rumus (II.12). 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4. Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 43 2011
  • 45. Bahan ajar Statistika Inferensial Uji Pihak Kiri a. Dalam hal σ 1 = σ 2 dan keduanya tidak diketahui Langkah pengujian hipotesis: ⎧H : µ = µ 2 1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 1 ⎩ H 1 : µ1 < µ 2 2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α . 3. Kriteria pengujian. Tolak H 0 jika t ≤ −t1−α , dan terima H 0 untuk harga t yang lain. Dengan t1−α diperoleh dari daftar distribusi t dengan dk = n1 + n2 − 2 dan peluang (1 − α ) . 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil menggunakan statistik t yang sama dengan rumus (II.9) dan (II.10). 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4. b. Dalam hal σ 1 ≠ σ 2 Pendekatan yang diggunakan adalah statistik t ′ . Langkah pengujian hipotesis: ⎧H : µ = µ 2 1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 1 ⎩ H 1 : µ1 < µ 2 2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α . 3. Kriteria pengujian. w1t1 + w2 t 2 Tolak H 0 jika t ′ ≤ − , dan terima H 0 jika terjadi w1 + w2 sebaliknya. s12 s2 Dengan w1 = ; w2 = 2 n1 n2 t1 = t (1− 1 α ),(n −1) dan t 2 = t (1− 1 α ),(n −1) 2 1 2 2 Peluang untuk penggunaan daftar distribusi t adalah (1 − α ) sedangkan derajat kebebasannya masing-masing (n1 − 1) dan (n2 − 1) . Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 44 2011
  • 46. Bahan ajar Statistika Inferensial 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil menggunakan statistik t ′ yang sama dengan rumus (II.11). 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4. c. Observasi berpasangan Langkah pengujian hipotesis: ⎧H : µ = 0 1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 B ⎩H 1 : µ B < 0 2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α . 3. Kriteria pengujian. Tolak H 0 jika t ≤ −t (1−α ),(n −1) , dan terima H 0 untuk t > −t (1−α ),(n−1) . 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil menggunakan statistik t yang sama dengan rumus (II.12). 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4. 12. Uji Hipotesis Kesamaan Dua Proporsi: Uji Dua Pihak Misalkan dipunyai dua populasi binomial yang di dalamnya didapat proporsi peristiwa A sebesar π 1 dan π 2 . Secara independen dari tiap populasi diambil sebuah sampel acak berukuran n1 dan n2 . Proporsi untuk peristiwa yang x1 x diperhatikan pada sampel tersebut adalah dan 2 . n1 n2 Langkah pengujian hipotesis: ⎧H : π = π 2 1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 1 ⎩H 1 : π 1 ≠ π 2 2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α . 3. Kriteria pengujian. Terima H 0 jika − z 1 (1−α ) < z < z1 (1−α ) , selainnya tolak H 0 . 2 2 Dengan z 1 (1−α ) diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan 2 peluang 1 (1 − α ) . 2 Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 45 2011
  • 47. Bahan ajar Statistika Inferensial 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil menggunakan pendekatan distribusi normal. x1 − x2 n1 n2 (II.13) z= ⎧1 1 ⎫ pq ⎨ + ⎬ ⎩ n1 n2 ⎭ x1 + x2 dengan p = dan q = 1 − p n1 + n2 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4. Contoh Di kecamatan Semarang Barat dari 250 siswa SD, 150 orang suka matematika. Di kecamatan Gunungpati dari 300 siswa SD, 162 orang suka matematika. Dengan α = 5%, ujilah adakah perbedaan yang signifikan tentang kesukaan matematika di kedua kecamatan tersebut. Penyelesaian Diketahui x1 = 150 n1 = 250 X2 = 162 n2 = 300 Langkah pengujian hipotesis: ⎧H : π = π 2 1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 1 ⎩H 1 : π 1 ≠ π 2 2. Taraf signifikansi α = 5%. 3. Kriteria pengujian. Terima H 0 jika − z 1 (1−α ) < z < z1 (1−α ) 2 2 − z1 (1−0, 05 ) < z < z1 (1−0, 05 ) 2 2 − 1,96 < z < 1,96 z1 (1−α ) dari daftar distribusi normal baku dengan peluang 1 (1 − α ) . 2 2 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) x1 + x2 150 + 162 p= = = 0,5673 n1 + n2 250 + 300 Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 46 2011
  • 48. Bahan ajar Statistika Inferensial q = 1 − p = 1 − 0,5673 = 0,4327 x1 − x2 n1 n2 150 − 162 z= = 250 300 = 1,43 ⎧1 1⎫ ⎧ 1 1 ⎫ pq ⎨ + ⎬ (0,5673)(0,4327 )⎨ + ⎬ ⎩ n1 n2 ⎭ ⎩ 250 300 ⎭ 5. Kesimpulan: karena −1,96 < z hitung = 1,43 <1,96 maka H 0 diterima. Jadi, π 1 = π 2 . Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan kesukaan matematika di kecamatan Semarang Barat maupun di kecamatan Gunungpati. 13. Uji Hipotesis Kesamaan Dua Proporsi: Uji Satu Pihak Uji Pihak Kanan Langkah pengujian hipotesis: ⎧H : π = π 2 1. Hipotesis pengujian ⎨ 0 1 ⎩H 1 : π 1 > π 2 2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α . 3. Kriteria pengujian. Tolak H 0 jika z ≥ z 0,5−α dan Terima H 0 jika z < z 0,5−α . Dengan z0,5−α diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan peluang (0,5 − α ) . 4. Statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil menggunakan statistik z yang sama dengan rumus (II.13). 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil 3 dan 4. Uji Pihak Kiri Langkah pengujian hipotesis: ⎧H 0 : π 1 = π 2 1. Hipotesis pengujian ⎨ ⎩H 1 : π 1 < π 2 2. Tentukan besarnya taraf signifikansi α . 3. Kriteria pengujian. Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 47 2011