Pengendalian strategi terdiri atas langkah-langkah untuk menetapkan standar kinerja, membandingkan kinerja aktual dengan standar, menentukan penyimpangan, dan mengambil tindakan koreksi. Implementasi syariah diwujudkan melalui pengawasan individu, anggota organisasi, dan penerapan aturan. Prasyarat pengawasan adalah perencanaan dan struktur organisasi yang jelas.
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengendalian (control) adalah pengaturan aktivitas-aktivitas organisasi
agar elemen-elemen kinerja yang menjadi target tetap berada pada batas-batas
yang dapat diterima. Tanpa pengaturan ini, organisasi tidak memiliki petunjuk
tentang seberapa baik kinerja mereka dalam kaitannya dengan tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan. Kontrol dapat dikembangkan dengan memfokuskan diri pada
output, behavior, atau input. Hasil atau output adalah performa perusahaan pada
saat strategi telah dilaksanakan. Behavior merupakan aktivitas yang menghasilkan
performa. Sedangkan input merupakan sumber daya yang digunakan dalam
perushaan.
Pengendalian strategi berhubungan dengan pelacakan strategi sejak
diimplementasikannya, mendeteksi masalah dan perubahan premis yang
mendasari dan membuat penyesuaian yang diperlukan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengendalian strategi?
2. Apa saja yang menjadi prasyarat pengawasan?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui tentang pengendalian strategi.
2. Mengetahui tentang prasyarat pengawasan.
2. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengendalian Strategi
Pengendalian strategi terdiri atas penentuan cakupan besaran keberhasilan
(kualitatif dan kuantitatif) dalam pencapaian strategi perusahaan. Sebagai suatu
upaya sistematis, pengendalian strategi terdiri atas langkah-langkah untuk (1)
menetapkan standar dan metode pengukuran prestasi kerja (kinerja); (2)
membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan itu;
(3) menentukan apakah ada penyimpangan dan mengukur signifikansi
penyimpangan tersebut; dan (4) mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan
untuk menjamin bahwa semua sumberdaya perusahaan telah digunakan dengan
cara yang paling efektif dan efisien guna tercapainya tujuan perusahaan (Mockler,
1984; Wright, et.al.,1996; dan Stoner, et.al., 1996) .
(1) Menetapkan Standar dan Metode Pengukuran Prestasi Kerja (Kinerja).
Standar yang dimaksud adalah kriteria yang sederhana untuk prestasi kerja,
yakni titik-titik yang terpilih di dalam seluruh program untuk mengukur
prestasi kerja tersebut guna memberikan tanda kepada manajer tentang
perkembangan yang terjadi dalam perusahaan itu tanpa perlu mengawasi
setiap langkah untuk proses pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.
Parameter yang digunakan diturunkan dari strategi induk perusahaan.
(2) Melakukan Pengukuran Prestasi Kerja. Langkah kedua adalah mengukur,
atau kalau tidak, mengevaluasi prestasi kerja terhadap standar yang telah
ditentukan. Sekalipun pun tidak selalu dapat dilaksanakan dalam praktek,
pengukuran prestasi kerja terhadap standar secara ideal hendaknya dilakukan
atas dasar pandangan ke depan, sehingga penyimpangan-penyimpangan yang
mungkin terjadi dari standar dapat diketahui lebih dahulu. Jika tidak memiliki
kemampuan seperti itu, penyimpangan-penyimpangan harus dapat diketahui
sedini mungkin.
(3) Membandingkan Prestasi Kerja Dengan Standar. Setelah dua proses
3. 3
sebelumnya dilalui, maka yang perlu dilakukan pada langkah ini adalah
membandingkan hasil pengukuran dengan target atau standar yang telah
ditetapkan. Bila prestasi sesuai dengan standar, manajer akan menilai bahwa
segala sesuatunya berada dalam kendali.
(dimodifikasi dari Stoner, et.al., 1996)
Tabel 15.
Contoh Standar Fungsional Bagi Pengukuran Prestasi
Produksi Pemasaran Manajemen
Personalia
Keuangan &
Akuntansi
Jaminan halal
bagi setiap
masukan,
proses &
produk.
Jaminan halal
bagi setiap
tindak
pemasaran.
Akad Kerja yang
menjamin
profesionalisme dan
pertanggung-jawaban
pada diri, majikan dan
Allah SWT.
Jaminan halal bagi
setiap masukan,
proses & keluaran
keuangan.
Mutu Volume
Penjualan
Hubungan
tenaga kerja
Pengeluaran
modal
Jumlah Pengeluaran
penjualan
Pergantian
tenaga kerja
Sediaan
Biaya Pengeluaran
periklanan
Tingkat absensi
tenaga kerja
Arus modal
Prestasi Kerja
Individual
Prestasi kerja
wiraniaga
individual
- Likuiditas
4. 4
(4) Mengambil tindakan korektif. Proses pengendalian tidak lengkap, jika
tidak diambil tindakan untuk membetulkan penyimpangan yang terjadi. Jika
standar ditetapkan untuk mencerminkan struktur organisasi dan apabila
prestasi kerja diukur dalam standar ini, maka pembetulan terhadap
penyimpangan yang negatif dapat dipercepat, karena manajer sudah
mengetahui dengan tepat, terhadap bagian manakah dari pelaksanaan tugas
oleh individu atau kelompok kerja, tindakan koreksi itu harus dikenakan.
Anthony, et.al. (1989) memperjelas pengertian pengendalian strategi
manajemen dengan membandingkannya dengan dua tipe pengendalian lainnya,
yakni pengendalian pada kelompok informal dalam organisasi dan pengendalian
yang berkaitan dengan tujuan intrinsik manajer secara pribadi melalui
perbandingan dalam Peraga berikut. Ketiga macam pengendalian ini harus
bekerja dalam arah yang sama, sekalipun - seperti diakui oleh Anthony, et.al
sendiri - hal ini pada prakteknya tidak pernah (sulit) terwujud.
Dalam perspektif syariah, Islam sebagai nilai utama menjadi asal kendali
yang pertama dan utama, baik bagi organisasi, kelompok maupun individu. Hal
ini mengingat, penetapan Islam sebagai nilai utama merupakan kebijakan utama
pimpinan organisasi untuk menjamin keberkahan organisasi bagi seluruh SDM-
nya yang dilakukan sebelum penetapan orientasi strategis berikut strategi-strategi
derivasinya. Ukuran prestasinya adalah ketaatan kepada syariat Islam. Artinya,
semua aktivitas SDM organisasi harus dijalankan dalam koridor kataatan terhadap
hukum-hukum Islam. Sebaliknya, bila aktivitas SDM organisasi menyimpang dari
aturan Islam, maka aktivitas tersebut dikategorikan sebagai kemaksiatan,
pelanggaran terhadap syariat betapapun kecilnya.
Imbalan tertinggi bagi prestasi SDM organisasi jika melakukan ketaatan
terhadap syariat Islam dalam konteks organisasi, kelompok maupun individu tiada
lain adalah pahala yang dengannya akan membawa keberkahan. Sebaliknya, dosa
yang dengannya akan membawa ketidakberkahan bagi SDM organisasi menjadi
sanksi paling berat untuk tindakan wan prestasi, pelanggaran atas syariat Islam.
Sejalan dengan ulasan sebelumnya, implementasi ketaatan pada konteks
5. 5
organisasi tercermin dari semua kebijakan organisasi yang dibangun dari nilai
utama organisasi, yakni Islam. Kebijakan organisasi yang menjaga setiap
masukan, proses manajemen dan keluaran agar terhindar dari tindak kezaliman,
bebas dari barang dan jasa yang haram, bebas dari tindak korupsi, penipuan,
penyuapan, riba dan pemberian hadiah/komisi yang dilarang merupakan sejumlah
contoh implementasi ketaatan.
Pelaku
Kendali
Asal
Kendali
Aspek Pengendalian
Ukuran
Prestasi
Isyarat bagi
Tindak
Koreksi
Imbalan
untuk
Prestasi
Sanksi
untuk
Wan
prestasi
Formal
organisasi
Islam sbg
Nilai Utama
Organisasi
Strategic
Plan
Organisasi
Tanggapan
atas
persaingan
Ketaatan
pada
Syariat
Anggaran
Biaya
Target
penjualan
Kemaksiatan
Deviasi
Pahala -
Keberkahan
Penghargaan
manajemen
Insentif uang
Promosi
Dosa –
Ketidak-
berkahan
Minta
penjelasan
Denda
Skorsing/
PHK
Kelompok
informal
Islam sbg
Nilai Utama
Kelompok
Ketaatan
pada
Syariat
Kemaksiatan
Deviasi
Pahala -
Keberkahan
Pengakuan
Dosa –
Ketidakber-
kahan
6. 6
Keterikatan
bersama
Cita-cita
kelompok
Norma
kelompok
rekan
Keanggotaan
Kepemim-
pinan
Ejekan
Pengasingan
Permusuhan
Pribadi
Manajer
Islam sbg
Nilai Utama
Pribadi
Tujuan dan
aspirasi
pribadi
Ketaatan
pada
Syariat
Harapan
pribadi
Target
antara
Kemaksiatan
Dugaan akan
kegagalan di
masa depan
Target tak
tercapai
Pahala -
Keberkahan
Kepuasan
karena
“terkendali”
Kegembiraan
Dosa –
Ketidakber-
kahan
Merasa gagal
(dimodifikasi dari Anthony, et.al., 1989)
Tabel 16. Pengendalian Dalam Organisasi
Begitu juga dengan kebijakan perusahaan untuk mengedepankan
profesionalisme kerja, yakni agar setiap SDM memiliki ciri (1) kafa’ah, (2)
himmatul amal (himmah) dan (3) amanah. Karena, selain memerintahkan
bekerja, Islam juga menuntunkan setiap muslim agar dalam bekerja di bidang
apapun haruslah bersikap profesional. Kafa`ah adalah cakap atau ahli dalam
bidang pekerjaan yang dilakukan; himmatul ‘amal adalah memiliki semangat atau
etos kerja yang tinggi; sedangkan amanah adalah bertanggungjawab dan
terpercaya dalam menjalankan setiap tugas atau kewajibannya.
Untuk mewujudkan profesionalisme, manajemen perusahaan akan berjalan
sebagaimana Islam memberikan tuntunan yang sangat jelas. Mengingat kafa’ah
diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman, maka pengembangan
7. 7
SDM melalui ketiga cara tersebut tentu akan mendapat prioritas tersendiri.
Mengingat himmatu al-‘amal diraih dengan jalan menjadikan motivasi ibadah
sebagai pendorong utama dalam bekerja di samping motivasi ingin mendapatkan
penghargaan (reward) dan menghindari hukuman (punishment), maka manajemen
perusahaan tentu akan berupaya membangun budaya organisasi yang dapat
mendorong dan memelihara motivasi ibadah. Juga mengingat amanah diperoleh
dengan menjadikan tauhid sebagai unsur pengontrol utama tingkah laku, maka
manajemen perusahaan akan berupaya menerapkan clean business.
Pada intinya implementasi syariah diwujudkan melalui tiga pilar
pengendalian di bawah ini.
Ketaqwaan individu. Seluruh personel SDM perusahaan dipastikan dan
dibina agar menjadi SDM yang bertaqwa.
Kontrol anggota. Dengan suasana organisasi yang mencerminkan formula
TEAM, maka proses keberlangsungan organisasi selalu akan mendapatkan
pengawalan dari para SDM-nya agar sesuai dengan arah yang telah ditetapkan.
Saling mengingatkan, saling menjaga di antara SDM.
Penerapan (supremasi) aturan. Organisasi ditegakkan dengan aturan main
yang jelas dan transparan serta – tentu saja – tidak bertentangan dengan
syariah.
B. PRASYARAT PENGAWASAN
1. Pengawasan Membutuhkan Perencanaan
Jelaslah kiranya, bahwa sebelum teknik pengawasan dapat dipergunakan
atau disusun sistemnya, pengawasan harus didasarkan kepada perencanaan.
8. 8
AKTIVITAS HASIL AKHIR
Perencanaan
Strategis
Pengendalian
Manajemen
Pengendalian
Tugas
Tujuan, sasaran,kebijakan
Penerapan strategi
Pelaksanaan tugas-tugas
individual yang efektif &
efisien
(Sumber : Anthony, et.al., 1989)
Gambar 44.
Hubungan Perencanaan Strategis dengan Pengendalian Manajemen
Perencanaan yang lebih jelas, lebih lengkap, dan lebih terpadu akan
meningkatkan efektivitas pengawasan. Secara sederhana dapatlah dikatakan:
Tidak ada kemungkinan bagi manajer untuk memastikan, bahwa unit
organisasinya sedang melaksanakan apa yang diinginkan dan diharapkan, kecuali
apabila ia mengetahui lebih dulu apa yang diharapkan. Hubungannya yang
penting dengan perencanaan strategis organisasi dapat dilihat pada peraga
hubungan keduanya yang diberikan Anthony, et.al. (1989).
2. Pengawasan Membutuhkan Struktur Organisasi yang Jelas
Pengawasan bertujuan untuk mengukur aktivitas dan mengambil tindakan
guna menjamin bahwa rencana sedang dilaksanakan. Untuk itu harus diketahui
orang yang bertanggung jawab atas terjadinya penyimpangan rencana dan yang
harus mengambil tindakan untuk membetulkannya. Pengawasan aktivitas
dilaksanakan melalui orang-orang, akan tetapi tidak dapat diketahui siapakah yang
harus bertanggung jawab atas terjadinya penyimpangan dan tindakan koreksi yang
perlu diambil, kecuali apabila tanggung jawab dalam organisasi dinyatakan
dengan jelas dan terinci. Oleh karena itu prasyarat yang penting dalam efektivitas
pengawasan ialah struktur organisasi yang jelas, lengkap dan menyatu.
9. 9
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
pengendalian strategi terdiri atas langkah-langkah untuk (1) menetapkan
standar dan metode pengukuran prestasi kerja (kinerja); (2)
membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang telah
ditetapkan itu; (3) menentukan apakah ada penyimpangan dan mengukur
signifikansi penyimpangan tersebut; dan (4) mengambil tindakan
perbaikan.
Implementasi syariah diwujudkan melalui tiga pilar pengendalian:
ketaqwaan individu, kontrol anggota, dan penerapan aturan.
Prasyarat yang dibutuhkan dalam pengawasan yaitu: Pengawasan
Membutuhkan Perencanaan dan Pengawasan Membutuhkan Struktur
Organisasi yang Jelas.
10. 10
PENGENDALIAN STRATEGI
Makalah dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Teori Perilaku dan Budaya Organisasi
Dosen pengampu: Pamela Maher Wijaya,S.Sos.I,MSI.
YAYASAN TARBIYATUL MUKMIN PABELAN
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH DAN
MANAJEMEN ISLAM IHSANUL FIKRI
2017
Disusun Oleh:
Wiwit Suryana (171028)
Ika YunitaArini (171029)
Wahyu Purwati (171030)
Ariyani (171031)
Nur Aini Amalia (171032)
Ani Kurniawati (171033)
11. 11
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allahﷻ, yang atas rahmat-Nya maka
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Penelitian
Strategi”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Teori Prilaku
dan Budaya Organisasi yang diberikan oleh dosen pengampu kami yaitu Ustadz
Pamela Maher Wijaya,S.Sos.I.,MSI.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada pihak- pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
khususnya kepada dosen pembimbing demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Akhir kata
kami mengucapkan terima kasih.
Borobudur, 3 Desember 2017
Penyusun