1. Manajemen proses bisnis berfokus pada menemukan, mengoptimalkan, memodelkan, memantau dan menganalisis aktivitas bisnis dan proses bisnis perusahaan untuk mencapai tujuan.
2. Studi kasus di PT Adhi Karya menganalisis penerapan manajemen proses bisnis untuk mengukur kinerja perusahaan melalui indikator kinerja proses bisnis dan pembuatan laporan manajerial.
3. Pengukuran kinerja bertujuan meningkatkan
Bisnis pt.adhi karya tbk kelompok 10 13.15-converted
1. PEMETAAN KONSEP MANAJEMEN PROSES
BISNIS PADA PT ADHI KARYA TBK.
Muhammad Ichsan,GiatamaIstian,
Dinda Septiah Arini,IrmaSuryani
Manajemen Proses Bisnis,Fkultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas Mercu Buana Jl.Meruya
Selatan No.31,Jakarta Barat 11610,telp.(021) 5840816
Abstrak
Manajemen proses bisnis berfokus pada menemukan, mengoptimalkan, memodelkan,
memantau dan menganalisis aktivitas bisnis dan mengelola proses yang terjadi sebelumnya.
Agenda utamanya adalah mengelola setiap proses yang terjadi pada perusahaan untuk mencapai
tujuan yang berwujud dan tidak berwujud. Business Process Management mengarah ke
langkah-langkah lain seperti desain proses bisnis dan pemodelan proses bisnis.
Business Process Management sering kali melibatkan penggunaan alat BPM yang menambah
nilai bagi perusahaan dalam hal produktivitas yang lebih tinggi, pengeluaran yang berkurang,
kontrol yang lebih baik, dan visibilitas yang lebih tinggi. Alat manajemen proses bisnis
digunakan untuk mengoptimalkan, mengukur, dan mengotomatiskan proses bisnis. Mereka
secara efektif membantu dalam mengelola proses bisnis.
Business process management focuses on discovering, optimizing, modeling, monitoring and
analyzing business activities and managing pre-existing processes. The main agenda is to manage
every process that occurs in the company to achieve tangible and intangible goals. Business
Process Management leads to other steps such as business process design and business process
modeling.Business Process Management often involves the use of BPM tools that add value to the
company in terms of higher productivity, reduced expenses, better control and greater visibility.
Business process management tools are used to optimize, measure, and automate business
processes. They effectively help in managing business processes.
Kata Kunci : Pemetaan Konsep Manajemen Proses Bisnis Pada PT.ADHI KARYA TBK.
Pendahuluan
2. PT ADHI KARYA (ADHI) sebagai salah satu perusahaan BUMN Indonesia di bidang
infrastruktur khususnya konstruksi telah aktif berperan sebagai mitra Pemerintah dalam
pelaksanaan pembangunan. Sejalan dengan orientasi pembangunan Pemerintahan saat ini,
pembangunan infrastruktur merupakan bagian Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
pada 2015-2019. Pemerintah berupaya merealisasikan percepatan pembangunan melalui
penuntasan proyek-proyek strategis agar tercipta pemerataan ekonomi melalui skema Kerja Sama
Pemerintah dan Badan Usaha dengan pembiayaan yang lebih transparan.
Pada tahun 2004, ADHI menjadi perusahaan konstruksi pertama yang sahamnya tercatat
di Bursa Efek Indonesia. Sebagai perseroan terbuka, ADHI terdorong untuk terus memberikan
yang terbaik bagi setiap pemangku kepentingan, termasuk bagi kemajuan industri konstruksi di
Indonesia yang semakin pesat. Menghadapi persaingan antar industri konstruksi yang semakin
ketat, Perseroan melakukan redefinisi visi dan misi yakni Menjadi Perusahaan Konstruksi
Terkemuka di Asia Tenggara. Perseroan juga memperkenalkan tagline “Beyond Construction”.
Hal ini menegaskan motivasi Perseroan untuk bergerak ke bisnis lain yang masih terkait dengan
inti bisnis Perseroan.
ADHI mempersiapkan kemampuan internal untuk meningkatkan daya saing. Perseroan melihat
kesempatan yang tidak terbatas di masa depan, karena itu ADHI siap menangkap setiap peluang
di masa depan yang sangat menjanjikan.
ADHI terus berkarya untuk meningkatkan nilai-nilai Perusahaan secara terpadu dengan:
Berkinerja berdasarkan atas peningkatan Corporate Value secara incorporated;
Melakukan proses pembelajaran dalam rangka mencapai pertumbuhan;
Menerapkan budaya perusahaan yang sederhana dan membumi;
Proaktif menjalankan lima lini bisnis secara profesional, sesuai tata kelola dan mendukung
pertumbuhan perusahaan;
Berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan
Corporate Social Responsibility (CSR) seiring pertumbuhan perusahaan.
Kontraktor Sipil dan Gedung
• Kontraktor Sipil mengerjakan infrastruktur sipil milik Pemerintah maupun swasta.
• Kontraktor Gedung mengerjakan bangunan gedung yang dimiliki Pemerintah maupun swasta.
Hingga akhir tahun 2014, secara keseluruhan ADHI memiliki 1.782 karyawan yang terdiri dari
1.236 orang karyawan tetap dan 546 orang karyawan kontrak. Berdasarkan komposisi jabatan,
karyawan ADHI terdiri atas tiga kelompok, yakni setingkat General Manager sebanyak 33 orang,
Manager 712 orang, dan Staf sebanyak 1.037 orang. Pelatihan menjadi hal signifikan yang
dilakukan perusahaan dan wajib diikuti karyawan untuk meningkatkan kinerja
agar lebih maksimal. Pengembangan ADHI Learning Center (ALC) menjadi fokus utama Divisi
Human Resource Capital (HRC) untuk mengasah dan mengembangkan kemampuan karyawan
sesuai dengan posisinya. Pelatihan dilakukan secara langsung dengan materi sesuai fungsi tugas
masing-masing. Hal ini dilaksanakan untuk menyelaraskan kompetensi sesuai dengan kebutuhan
karyawan dalam menjalankan tugasnya.
Literatur Teori
Kinerja adalah penentuan secara periodik atas efektifitas operasional organisasi, bagian organisasi
maupun personilnya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
3. Tujuan Pengukuran Kinerja
1. Mengetahuicapaiantujuanorganisasi 2. Saranapembelajaranpegawai
3. Perbaikankinerjaperiodeberikut
4. Pertimbangan reward and punishment 5. Motivasipegawai
6. Menciptakanakuntabilitas
Indikator pengukuran kerja
• Spesific
• Measurable
• Attainable
• Relevant
• Timely
Kinerja adalah output yang dihasilkan oleh indikator-indikator dari suatu pekerjaan dalam kurun
waktu tertentu. Jadi, setiap pegawai melakukan sebuah pekerjaan tertentu yang memiliki
indikator-indikator keberhasilan, lalu output dari indikator-indikator tersebutlah yang disebut
dengan kinerja.
Kinerja organisasi merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan mencerminkan
keberhasilan suatu organisasi, serta merupakan hasil yang dicapai dari perilaku anggota
organisasi. Hasil kerja yang dicapai oleh suatu organisasi dalam menjalankan tugasnya dalam
kurun waktu tertentu, baik yang terkait dengan input, output, outcome,
benefit, maupun impact dengan tanggung jawab dapat mempermudah arah penataan organisasi
pemerintahan. Adanya hasil kerja yang dicapai oleh suatu organisasi dengan penuh tanggung
jawab akan tercapai peningkatan kinerja yang efektif dan efisien
Kinerja proses bisnis adalah hasil dari serangkaian proses kegiatan bisnis yang dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu organisasi. Suatu kinerja proses bisnis dapat dipecah menjadi
beberapa subproses yang masing-masing memiliki atribut sendiri tetapi juga berkontribusi untuk
mencapai tujuan dari subprosesnya.
Untuk mengetahui kinerja proses bisnis diperlukan alat untuk standar dan pedoman supaya hasil
evaluasi kinerja bersifat objektiv dan profesional pengukuran seharusnya menggunakan teknik
kuantifikasi, pengukuran kinerja proses bisnis ini memantau dan pelaporan kemajuan dan
pencapaian program yang sedang berlangsung, menggunakan ukuran kinerja yang telah dipilih
sebelumnya.
Kinerja proses bisnis diukur dengan output atau luaran dari proses. Demikian pula proses bisnis
diukur dari hasilnya atau inputnya, tetapi kualitas output dari suatu proses tidak hanya
dipengaruhi oleh prosesnya itu sndiri, tetapi juga dipengaruhi faktor faktor lain.
Pengukuran kinerja perlu dilakukan untuk:
a) Mengidentifikasi proses atau area yang perlu ditingkatkan
b) Memberikan gambaran perkembangan dari waktu ke waktu yang disebut trend kinerja
c) Membandingkan tingkat kinerja suatu perusahaan dengan perusahaan lain
d) Menilai apakah proyek peningkatan yang dimulai (atau telah selesai) memang benar-benar atau
4. akan membawa hasil
e) Mengevaluasi alat peningkatan yang harus digunakan di masa depan
Indikator Pengukuran Kinerja Proses Bisnis :
1) Spesific : memperhatikan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran
2) Measurable : tingkat pencapaian dapat diukur secara akurat
3) Attainable : dapat dicapai dengan usaha dan dalam kondisi yang wajar
4) Relevant : relevan dengan apa yang ingin diketahui
5) Timely : hasil pengukuran dapat diperoleh tepat waktu
Jenis - Jenis Pengukuran Kinerja Proses Bisnis :
1) Hard vs. Soft Measures
-Ukuran hard adalah fakta orisinil yang dapat langsung diukur. Bersifat kuantitatif, contoh: waktu
dan biaya
- Ukuran soft adalah kondisi “abstrak” yang hanya bis diukur secara tidak langsung. Bersifat
kualitatif, contoh: kepuasan konsumen
2) Financial vs. Non financial Measures
- Ukuran finansial menggunakan nilai moneter, contoh: margin, value added, turnover of capital
- Ukuran non finansial adalah ukuran selain finansial, contoh: waktu pengiriman, delivery
precision, defect rate (rata-rata produk cacat), jumlah keluhan, kepuasan konsumen.
3) Result vs. Process Measures
- Ukuran proses adalah ukuran berupa ciri penting suatu proses yang dianggap memiliki pengaruh
terhadap hasil kerja, contoh: jumlah pertemuan dalam tim lintas departemen.
- Ukuran hasil umumnya berupa jumlah perubahan yang dapat diterapkan
4) Measures defined according to purpose
Kualitas output dari suatu proses dipengaruhi oleh prosesnya, inputnya, dan bisnis
environmentnya.
Kualitas Input, beberapa inputan yang digunakan adalah variabel-variabel yang dibutuhkan dalam
proses penjualan yaitu :
1) Data barang adalah semua data barang yang dimiliki oleh mina market yang nantinya akan
dijual kepada pelanggan. Data barang terdiri dari kode barang, nama barang, golongan barang,
jenis barang, merk barang, netto barang, jumlah barang, harga beli barang, harga jual barang.
2) Data user digunakan untuk menampilkan id user yang tertera pada transaksi penerimaan barang
dan transaksi penjualan. Data user terdiri dari id user, username, password, jabatan.
3) Data supplier digunakan untuk menampilkan nama supplier yang tertera pada nota penerimaan
barang. Data supplier terdiri dari id supplier, nama supplier, alamat supplier, no telp supplier.
4) Data penerimaan barang ini di dapat dari transaksi penerimaan barang yang akan dijadikan
inputan dalam proses pembuatan laporan manajerial. Data penerimaan ini berisikan kode barang,
no. nota peneriman barang, jumlah barang, satuan barang, nama supplier, harga beli.
5) Data Penjualan ini didapat dari laporan penjualan yang akan dijadikan sebagai
inputan dalam proses pembuatan laporan manajerial. Data penjualan ini berisikan tanggal
penjualan, kode barang, nama barang, jumlah penjualan.
Kualitas Proses
1) Penerimaan barang ini merupakan inputan ketika barang masuk dengan jumlah barang yang
dikirim, karena dalam tugas akhir ini tidak membahas proses pembelian pada supplier yang secara
detail maka, proses penerimaan barang tersebut membaca tabel barang yaitu kode barang, nama
barang, jenis barang, jumlah barang, dan database supplier yaitu kode supplier dan nama supplier.
2) Pengolahan transaksi penjualan, proses transaksi penjualan ini berfungsi mencatat semua
transaksi penjualan yang membaca tabel data barang yaitu kode barang, nama barang, dan
harga barang, dan juga membaca tabel data user yaitu kode user dan nama user karena dalam
transaksi penjualan terdapat nama user yang sedang login. Semua data dari hasil transaksi
5. penjualan akan diproses menjadi laporan penjualan.
3) Pengolahan laporan manajerial. Dalam proses manajerial terdapat 3 sub proses yaitu sebagai
berikut :
a. Pembuatan laporan mutasi barang, ini memberikan laporan mengenai berapa kali barang
tersebut diadakan kembali dan berapa kali barang tersebut terjual, karena dapat mengetahui
apakah barang tersebut mengalami cepat atau lambat dalam pengadaan barang maupun
penjualanya. Dalam pembuatan laporan mutasi barang ini membaca tabel penerimaan barang
yaitu tanggal penerimaan barang, kode barang, nama barang, jumlah barang, tabel penjualan yaitu
tanggal penjualan, kode barang, nama barang, jumlah barang, tabel barang yaitu kode barang dan
nama barang.
b. Pembuatan laporan penjualan ini memberikan informasi mengenai berapa penjualan yang
didapat selama periode yang ditentukan, dalam laporan penjualan ini membaca tabel user yaitu
id user dan nama user, tabel penjualan yaitu tanggal penjualan, kode barang, nama barang, jumlah
barang yang terjual, dan total penjualan dan membaca tabel barang yaitu kode barang, nama
barang.
c. Pembuatan laporan expired barang ini memberikan informasi kepada manager untuk dapat
mengetahui jumlah barang expired dan barang apa saja yang mendekati expired, sehingga
manager dapat menentukan apakah barang tersebut didakan kembali atau tidak dan juga untuk
mengurangi barang expired.
Kualitas Output
setiap output yang terkait dengan sistem informasi penjualan berdasarkan input-an dan proses di
atas :
1) Laporan penjualan per periode ini terdiri dari periode yang ditentukan misal per minggu atau
per bulan kemudian total penjualan di setiap periode yang dipilih. Laporan penjualan ini juga
disertakan dalam bentuk grafik agar mempermudah dalam menganalisa penjualan yang diterima.
Tujuan dibuatkan laporan penjualan ini untuk memberikan informasi mengenai fluktuatif.nya
penjualan yang didapat selama periode yang ditentukan. Laporan penjualan ini dapat dijadikan
refrensi pengambilan keputusan dalam peningkatkan penjualan jika terjadi penurunan penjualan
atau sebaliknya.
2) Laporan mutasi barang ini terdiri dari periode yang ditentukan, kode barang, nama barang,
saldo awal, jumlah penerimaan barang, jumlah penjualan barang, rata- rata penjualan, saldo akhir.
Laporan mutasi barang ini fungsinya untuk memberikan informasi mengenai berapa kali barang
tersebut diadakan kembali dan berapa kali barang tersebut dijual. Sehingga dapat membantu
manager dalam pengambilan keputusan seperti kapan barang tersebut harus diadakan kembali dan
berapa jumlah barang yang harus diadakan.
3) Laporan expired barang, ini terdiri dari kode barang, nama barang, tanggal expired dan jumlah
barang yang expired. Laporan ini berfungsi untuk mengetahui barang beserta jumlahnya yang
mendekati tanggal expired barang. Sehingga laporan ini dapat digunakan sebagai refrensi untuk
pengadaan barang kembali.
4) Laporan nilai prosentase penjualan barang, terdiri dari kode barang, nama barang jumlah
barang, nilai prosentase yang diterima disetiap barang. Fungsinya laporan ini untuk memberikan
informasi mengenai barang yang diminati oleh pelanggan karena memiliki penjualan yang tinggi.
Laporan ini dapat digunakan sebagai bahan refrensi untuk meningkatkan atau menurunkan jumlah
barang yang akan dibeli.
6. Pembahasan
Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia selama tahun 2020 merupakan tantangan tersendiri
bagi PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Kebijakan pemerintah membatasi aktivitas dan mobilitas
penduduk untuk menghentikan penyebaran virus berdampak signifikan pada proses pembangunan
nasional, termasuk di sektor infrastruktur dan konstruksi. Dengan adanya kebijakan tersebut,
maka ruang gerak pekerja yang sebelumnya mengerjakan berbagai proyek infrastruktur di Tanah
Air menjadi tidak leluasa. Walau kinerja ADHI turut terdampak atas kebijakan tersebut, namun
Perusahaan mendukung sepenuhnya karena di balik kebijakan tersebut terdapat tujuan lebih besar,
yaitu pengendalian COVID-19.
Bagi ADHI, pandemi merupakan salah satu risiko yang mesti dihadapi, meski risiko tersebut
belum pernah terjadi sebelumnya. Untuk meminimalkan dampak, sekaligus menopang
pertumbuhan kinerja, Perusahaan telah mengambil berbagai kebijakan strategis. Di antaranya,
merevisi target-target yang dipatok sebelumnya, mengelola keuangan secara konservatif,
melakukan berbagai efisiensi untuk menekan beban dan biaya, serta menjalankan proyek-proyek
dengan tetap mengikuti protokol penanganan COVID-19.
Komitmen dan kesungguhan ADHI dalam menerapkan berbagai kebijakan strategis mendapat
respons positif dari para pemangku kepentingan. Hal itu, antara lain, ditunjukkan dengan naiknya
harga saham di penghujung tahun, sejalan dengan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG). Selain faktor ekonomi makro yang membaik, respons tersebut tak lepas dari keberhasilan
ADHI dalam mengatasi tantangan selama tahun 2020, yang dibuktikan dengan adanya perbaikan
kinerja operasional, serta meningkatnya perolehan kontrak. Selain menumbuhkan optimisme,
berbagai pencapaian tersebut merupakan modal penting bagi ADHI untuk mencapai dan
mewujudkan keberlanjutan usaha di masa depan.
Keberhasilan ADHI melalui tahun 2020 yang penuh tantangan sekaligus merupakan momentum
yang sangat penting bagi keberlanjutan perusahaan. Selain membuktikan ketepatan kebijakan
strategis yang diambil selama tahun pelaporan, hal itu juga menunjukkan bahwa ADHI berhasil
menerapkan manajemen risiko dengan baik, bahkan untuk jenis risiko yang belum pernah terjadi
sebelumnya. Sinergi dan komitmen untuk menghadapi tantangan secara bersama-sama
memberikan andil besar dalam pencapaian tersebut. Untuk mewujudkan sinergi dan kebersamaan
itu, ADHI secara kontinyu menanamkan pentingnya membangun budaya keberlanjutan kepada
segenap Insan Perseroan melalui berbagai kegiatan dan kesempatan
Pandemi COVID-19 secara nyata telah melumpuhkan berbagai sektor perekonomian di Indonesia,
termasuk sektor usaha konstruksi. Badan Pusat Statistik mencatat, sektor ini tumbuh -3,26%,
turun signifikan dibanding tahun 2019 yang mencapai 5,76%. Adapun sektor real estat, termasuk
di dalamnya industri properti, masih tumbuh 2,32%, namun terkoreksi separuhnya dibanding
tahun 2019 yang tumbuh sebesar 5,76%. Sebagai korporasi yang bidang usahanya antara lain di
bidang konstruksi dan properti, kinerja ADHI turut terdampak dengan merosotnya kinerja di
sektor konstruksi dan properti tersebut.
Sebagaimana korporasi pada umumnya, ADHI telah mencanangkan berbagai target pada tahun
2020. Dalam perkembangannya, target-target tersebut mengalami revisi sejalan dengan terjadinya
Pandemi COVID-19. Revisi dilakukan bersamaan dengan revisi target-target dalam RKAP 2020.
Adapun kebijakan strategis yang ditetapkan Perseroan dibagi dalam dua strategi besar, yaitu
operasional dan keuangan.
7. Rincian dari kedua strategi besar tersebut adalah sebagai berikut:
Strategi Operasional
1. Pemberlakukan protokol COVID-19 baik di Kantor maupun
di Proyek.
2. Selektif dalam pemilihan proyek investasi yang sesuai
dengan core business ADHI dengan porsi minoritas dan
penerapan exit strategi yang tepat.
3. Penciptaan recurring income, seperti yang kami tengah
dalami saat ini seperti SPAM, pengelolaan air, dan
pengelolaan limbah.
4. Penguatan pengelolaan manajemen bisnis Properti seperti
bekerja sama dengan pihak kampus, bekerja sama dengan perbankan untuk mendapatkan
potongan kredit, dan sebagainya.
Strategi Keuangan
1. Efisiensi Internal.
2. Relaksasi Perbankan.
3. Berkoordinasi untuk pembayaran proyek besar seperti LRT
Jabodebek dan Jalan Tol Aceh Sigli.
4. Menyeleksi CAPEX dengan ketat.
5. Di tengah situasi yang sangat menantang akibat pandemi COVID-19, manajemen
didukung seluruh karyawan telah berupaya secara maksimal untuk mewujudkan target-
target revis yang telah ditetapkan Perseroan. Upaya tersebut membawa hasil, antara lain,
ADHI berhasil membukukan kontrak baru senilai Rp19,7 triliun, naik sebesar 34,0%
dibandingkan dengan perolehan kontrak baru tahun 2019, yang mencapai Rp14,7 triliun.
6. Di luar itu, ADHI berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp10,8 triliun, atau 81,2%
dari RKAP 2020 (Revisi), laba kotor sebesar Rp1,7 triliun, atau 93,7% dari RKAP 2020
(Revisi). Adapun realisasi margin laba kotor (gross profit margin) ADHI sebesar 16,0%,
jauh melebihi target pada RKAP 2020 (Revisi) sebesar 13,9% Setelah dikurangi dengn
berbagai biaya dan kewajiban, ADHI membukukan laba bersih sebesar Rp23,70 miliar,
atau 31,7% dari RKAP 2020 (Revisi).
Dalam melakukan input jurnal atas transaksi yang dilakukan Kantor Pusat dan/atau yang
dibebankan kepada Kantor Pusat, proses yang dilalui ialah sebagai berikut:
8. a. Mencatat jumlah pajak yang dikenakan atas invoice ke dalam buku ekspedisi pajak Invoice
yang diterima dan telah diverifikasi oleh bagian keuangan kemudian diterima oleh bagian
pajak untuk kemudian dihitung jumlah pajak (PPN, Pph 23,
Pph 21, Pph 22, dan Pph final) yang dikenakan atas tagihan tersebut. Setelah nilai pajak yang
dikenakan ditentukan, invoice dikembalikan ke bagian akuntansi untuk kemudian dilakukan
penjurnalan ke dalam sistem. Nilai pajak yang ditentukan untuk tiap tagihan dicatat ke dalam
buku ekspedisi pajak sebagai bukti bahwa faktur pajak telah diserahkan dan diterima oleh bagian
pajak. Pencatatan faktur pajak dilakukan dengan mencatat tanggal faktur pajak diserahkan kepada
bagian pajak, nomor invoice, nama perusahaan atau rekanan, nomor faktur pajak, serta jumlah
pajak yang dikenakan atas tagihan tersebut.
Dalam melakukan pencatatan ke dalam buku faktur pajak, berkas yang diperlukan hanyalah
invoice dan faktur pajak tagihan sendiri yang telah diberikan tanda biasanya berupa tanggal dan
paraf oleh bagian pajak. Sedangkan output dari proses ini yaitu berupa catatan dalam buku
ekspedisi pajak yang terdiri atas tanggal invoice diterima oleh bagian akuntansi, nama perusahaan
yang mengeluarkan invoice, nomor invoice, nomor faktur pajak, jumlah pajak yang dikenakan
baik PPN maupun PPh, serta paraf oleh bagian pajak.
Melakukan input atas invoice-invoice yang diterima oleh Kantor Pusat ke dalam sistem Invoice
yang diterima dan telah diverifikasi di input ke dalam sistem manajemen informasi (Adhi MIS)
sesuai dengan tanggal diterimanya invoice tersebut. Invoice yang telah di input ke dalam sistem
akan tercatat ke dalam daftar hutang yang kemudian akan di posting dengan membuat jurnal
hutang dalam ADHI-MIS.
Dalam proses ini, dokumen yang diterima praktikan untuk dapat melakukan input atas
invoice-invoice ditagihkan kepada kantor pusat yakni:
1. a) Invoice atas tagihan yang dibebankan pada kantor pusat
2. b) Faktur Pajak
Sedangkan output yang dihasilkan berupa daftar
hutang-hutang yang belum dijurnalkan ke dalam general
ledger perusahaan.
3. Melakukan posting atas transaksi hutang ke dalam
sistem informasi akuntansi
Tagihan-tagihan yang masuk dan telah di input ke dalam sistem informasi kemudian akan
ditampilkan dalam bentuk daftar hutang yang belum dijurnalkan. Kemudian atas hutang-hutang
tersebut, akan dibuat jurnal dengan mendebit nilai tagihan yang terdapat pada invoice dan
mengkredit nilai tagihan yang sesungguhnya dibayarkan setelah dikurangi dengan PPN dan Pph
yang dikenakan atas tagihan. Setelah dilakukan penjurnalan atas akun hutang tersebut, dihasilkan
nota hutang yang kemudian akan diarsipkan bersama dengan bukti-bukti tagihan untuk
ditandatangani oleh manajer akuntansi dan manajer biro akuntansi.
Dalam melakukan posting jurnal hutang ke dalam sistem, dokumen yang dijadikan referensi
antara lain:
9. a) Daftar hutang yang telah masuk ke dalam sistem informasi perusahaan
b) Invoice atas tagihan yang dibebankan pada kantor pusat
c) Faktur Pajak .Sedangkan output yang dihasilkan dari proses posting jurnal hutang berupa print
out nota hutang (nota pembelian) yang kemudian akan diberkaskan kembali bersama dengan
invoice dan faktur pajaknya. Dalam hasil print out nota hutang (nota pembelian) tertera nomor
nota hutang, tanggal input nota ke dalam sistem, keterangan atas transaksi yang dilakukan, uraian
jurnal tagihan yang disertai dengan nomor perkiraan akun, kode departemen.
Hambatan dan Tantangan
Eksistensi ADHI hari ini merupakan sebuah perjalanan panjang sejak tahun 1960. Setiap
waktu menunjukkan dinamika bisnis yang dihadapi oleh ADHI. Dinamika bisnis ini
menjadi peluang yang diantisipasi ADHI karena ADHI berusaha untuk menerapkan
mentalitas, tumbuh dari waktu ke waktu. Peran pemimpin sangat penting untuk mengawal
setiap tahapan karena terkait inisiasi dan pengendalian.
1960
PT ADHI KARYA (Persero) Tbk. merupakan perusahaan milik Belanda dengan nama
Architecten-Ingenicure-en Annemersbedrijf Associatie Sellen de Bruyn, Reyerse en de Vries
N.V (Associatie N.V). Pemerintah saat itu menasionalisasikan Associate N.V. dan ditetapkan
sebagai Perusahaan Negara. PN ADHI KARYA tanggal 11 Maret 1960 menjadi pendorong
pembangunan infrastruktur di Indonesia.
1974
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 266 tahun 1974, status PN ADHI KARYA diubah
menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT ADHI KARYA melalui pengesahan Menteri
Kehakiman RI pada 1 Juni 1974.
PN Adhi Karya
merupakan
nasionalisasi dari
perusahaan Belanda
bernama Associatie
N.V.
BUMN Konstruksi
pertama yang
tercatat di BursaEfek
pada 18 Maret 2004 persada properti persada gedung persadabeton
Proyek LRT Jabodebek-
01, stasiun pendukung
danproperti pendukung
10. Peraga 1. Perjalanan ADHI dari Tahun ke Tahun
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan ADHI 2017
2004
Pada 18 Maret 2004, ADHI menjadi perusahaan BUMN konstruksi pertama di Indonesia
yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Proporsi kepemilikan saham oleh
Pemerintah sebesar 51%; employee management buy out sebesar 24,5%, dan publik sebesar
24,5%.1
ADHI sebagai salah satu perusahaan BUMN konstruksi di Indonesia diharapkan
untuk bisa
lebih aktif berperan sebagai mitra Pemerintah dalam mendukung pelaksanaan
pembangunan.
2011
ADHI menyadari bahwa semakin hari semakin mengalami persaingan bisnis yang ketat.
Jajaran pimpinan menyikapi dengan melakukan redefinisi visi yang berbeda dari tahun 2006.
Pada waktu yang bersamaan, ADHI menerapkan tagline Beyond Construction. Tagline ini
memiliki makna bahwa ADHI tidak hanya memfokuskan bisnis pada bidang konstruksi, tetapi
menguatkan komitmen untuk mengembangkan bisnis yang bermuara pada peningkatan nilai
perusahaan di mata semua pemangku kepentingan. Untuk mendukung pencapaian kinerja,
pada 11 Juli 2011, URS (United Register of System) telah mengeluarkan sertifikat ISO
9001:2008, dengan ruang lingkup Design and Development of Estate and Property Project,
Building Management and Construction Management of Estate and Property Project untuk
1960 2004 2012 2014 2016
1974 2011 2013 2015 2017
PN Adhi Karya
berubah menjadi
PT Adhi Karya (Persero)
• Mengubah Visi, Misi
dan Nilai Perusahaan
• Restrukturisasi
• ADHI Learning Center
• MoU Mass SOE
Transportation
• GranDhika Hotel Blok-M
• Pengembangan precast
Rights Issue untuk
pembangunan
proyek LRT
Jabodetabek dan
TOD
Penandatanganan
Kontrak Proyek
LRT Jabodetabek-
01
11. ADHI. Selain itu, untuk memperkuat proses bisnis ADHI, pimpinan menginisasi
pembentukan ADHI Learning Centre (ALC). ALC bertujuan untuk menjadi pusat
pendidikan dan pelatihan karyawan internal agar meningkatkan pengembangan kompetensi
karyawan. Kegiatan ini dikoordinasi oleh Departemen SDM untuk mendukung penguatan
pengetahuan dan keahlian para karyawan.
2012
Pada tahun 2012, PT ADHI Persada Properti (ADHI Properti) didirikan yang merupakan
pengembangan dari PT ADHI Realty melalui pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Keputusan nomor C-15255.HT.01.01.TH.2002
pada 14 Agustus 2012. Berdasarkan Akta nomor 43 Tanggal 18 Juni 2015, kegiatan usaha
ADHI Properti memfokuskan pada industri properti dan real estate serta mengoptimalisasi
usaha dalam bidang pembangunan, perdagangan, dan jasa.
2013
ADHI mengembangkan usaha melalui penandatangan MoU Transportasi Massal BUMN.
Pada tahun yang sama, pimpinan ADHI memutuskan untuk membangun hotel dengan nama
GranDhika. PT ADHI KARYA Tbk. melalui anak usahanya, PT ADHI Persada Properti
(APP) Divisi Properti dan Hotel (DPH), membangun tiga proyek yaitu Hotel GranDhika
Blo
k
12. M Jakarta, Hotel GranDhika Semarang, dan Hotel GranDhika Medan.2
Kepala Divisi
Properti dan Hotel (DPH) ADHI, Teny Sundari menegaskan bahwa pembangunan hotel
didorong oleh adanya perkembangan bisnis perhotelan di Indonesia yang sangat pesat
seiring tingginya permintaan penginapan oleh wisatawan ataupun pebisnis.
2014
Pada 2014, pimpinan ADHI memutuskan untuk mendirikan PT ADHI Persada Gedung
(ADHI Gedung) dan PT ADHI Persada Beton (ADHI Beton). ADHI Gedung dibentuk
dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dalam jasa konstruksi high-rise building.
Perusahaan ini secara resmi didirikan berdasar pada pengesahan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Keputusan Nomor AHU-02265.AH.01.01
tahun 2014 tanggal 16 Januari 2014. Kegiatan utama perusahaan ini adalah di bidang
konstruksi dengan menitikberatkan sektor pembangunan gedung, penyelesaian konstruksi
gedung dalam rangka penyelesaian bangunan gedung, design and build, pekerjaan
mekanikal, dan elektrikal. ADHI Beton juga didirikan melalui pengesahan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Keputusan nomor AHU-
02108.AH.01.01 tahun 2014 tanggal 16 Januari 2014. ADHI Beton beroperasi di industri
beton pracetak dan semua turanan produk beton.
2015
Untuk mendukung program pembangunan infrastruktur pemerintah, khususnya
penyelenggaraan transportasi massal terintegrasi di wilayah Jakarta dan sekitarnya untuk
mengurangi kemacetan, melalui Peraturan Presiden No. 98 Tahun 2015, ADHI mendapat
persetujuan untuk menyelenggarakan pembangunan Light Rail Transit (LRT).3
ADHI
melaksanakan groundbreaking proyek pembangunan LRT berserta stasiun dan properti
pendukung. ADHI juga mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk pembangunan
LRT Jabodebek beserta stasiun dan properti pendukung.
2016
Pada 29 Juli 2016, Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2016 diterbitkan tentang Percepatan
Penyelenggaraan Kereta Api Ringan yang terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan
Bekasi. Peraturan tersebut terkait dengan penambahan lingkup kerja Depo dan penugasan
pembangunan prasarana LRT sebelum penandatangan kontrak oleh Kementerian
13. Perhubungan. Tahap pembangunan LRT sepanjang 81,6 km dibagi ke dalam dua tahap yaitu
Tahap 1 meliputi ruas Cawang-Cibubur, Cawang-Bekasi Timur, Cawang-Kuningan-Dukuh
Atas; sedangkan Tahap 2 meliputi ruas Cibubur-Bogor, Palmerah-Grogol dan Dukuh Atas-
Palmerah-Senayan.
2017
Pada 2017, ADHI melakukan penandatanganan kontrak Proyek LRT yang dilakukan
Kementerian Perhubungan (Kemenhub), PT KAI (Persero), dan ADHI dengan diwakili
Direktur Utama Budi Harto yang menandatangani perjanjian penyelenggaraan pra sarana
LRT di Jabodebek. Nilai investasi LRT Jabodebek dalam kontrak tersebut sebesar Rp29,9
triliun. Investasi tersebut diperuntukkan pembiayaan aset prasarana (jalur dan fasilitas
pengoperasian), aset sarana, aset perawatan prasarana sebesar Rp25,7 triliun,pembiayaan aset
prasarana (17 stasiun), dan aset Depo sebesar Rp4,2triliun. Pembiayaan pembangunan
tersebut terdiri atas Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT KAI dan PT ADHI
KARYA serta pinjaman perbankan. Pembayaran terhadap pembangunan prasarana kepada
ADHI nantinya akan dilakukan oleh PT KAI sesuai dengan perjanjian tata cara pembayaran.4
KESIMPULAN
Pada pemetaan konsep manajemen proses bisnis pada PT ADHI KARYA TBK adalah PT
ADHI KARYA (ADHI) sebagai salah satu perusahaan BUMN Indonesia di bidang infrastruktur
khususnya konstruksi telah aktif berperan sebagai mitra Pemerintah dalam pelaksanaan
pembangunan. ADHI terus berkarya untuk meningkatkan nilai-nilai Perusahaan secara terpadu
dengan: Berkinerja berdasarkan atas peningkatan Corporate Value secara incorporated; Melakukan
proses pembelajaran dalam rangka mencapai pertumbuhan;
Menerapkan budaya perusahaan yang sederhana dan membumi;
Proaktif menjalankan lima lini bisnis secara profesional, sesuai tata kelola dan mendukung
pertumbuhan perusahaan; Berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL) dan Corporate Social Responsibility (CSR) seiring pertumbuhan perusahaan.
Kontraktor Sipil dan Gedung Kontraktor Sipil mengerjakan infrastruktur sipil milik Pemerintah
maupun swasta. Kontraktor Gedung mengerjakan bangunan gedung yang dimiliki Pemerintah
maupun swasta. Literatur Teori Kinerja adalah penentuan secara periodik atas efektifitas
operasional organisasi, bagian organisasi maupun personilnya berdasarkan sasaran, standar dan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tujuan Pengukuran Kinerja :
• Mengetahui capaian tujuan organisasi
• Saranapembelajaranpegawai
• Perbaikan kinerja periode berikut
• Pertimbangan reward and punishment
14. • Motivasi pegawai
• Menciptakan akuntabilitas
Indikator pengukuran kerja
• Spesific
• Measurable
• Attainable
• Relevant
• Timely
Kinerja organisasi merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan
mencerminkan keberhasilan suatu organisasi, serta merupakan hasil yang dicapai dari perilaku
anggota organisasi. Pengukuran kinerja perlu dilakukan untuk:
• Mengidentifikasi proses atau area yang perlu ditingkatkan
• Memberikan gambaran perkembangan dari waktu ke waktu yang disebut trend
kinerja
• Membandingkan tingkat kinerja suatu perusahaan dengan perusahaan lain
• Menilai apakah proyek peningkatan yang dimulai (atau telah selesai) memang
benar-benar atau akan membawa hasil
• Mengevaluasi alat peningkatan yang harus digunakan di masa depan Indikator
Pengukuran Kinerja Proses Bisnis :
• Spesific : memperhatikan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi hasil
pengukuran
• Measurable : tingkat pencapaian dapat diukur secara akurat
• Attainable : dapat dicapai dengan usaha dan dalam kondisi yang wajar
• Relevant : relevan dengan apa yang ingin diketahui
• Timely : hasil pengukuran dapat diperoleh tepat waktu
Jenis - Jenis Pengukuran Kinerja Proses Bisnis :
• Hard vs. Soft Measures
• -Ukuran hard adalah fakta orisinil yang dapat langsung diukur. Bersifat kuantitatif, contoh:
waktu dan biaya
• - Ukuran soft adalah kondisi “abstrak” yang hanya bis diukur secara tidak langsung.
Bersifat kualitatif, contoh: kepuasan konsumen
• 2) Financial vs. Non financial Measures
• - Ukuran finansial menggunakan nilai moneter, contoh: margin, value added, turnover of
capital
• - Ukuran non finansial adalah ukuran selain finansial, contoh: waktu pengiriman, delivery
precision, defect rate (rata-rata produk cacat), jumlah keluhan, kepuasan konsumen.
• 3) Result vs. Process Measures
• - Ukuran proses adalah ukuran berupa ciri penting suatu proses yang dianggap memiliki
pengaruh terhadap hasil kerja, contoh: jumlah pertemuan dalam tim lintas departemen.
• - Ukuran hasil umumnya berupa jumlah perubahan yang dapat diterapkan
• 4) Measures defined according to purpose
• Kualitas output dari suatu proses dipengaruhi oleh prosesnya, inputnya, dan bisnis
environmentnya.
Adapun kebijakan strategis yang ditetapkan Perseroan dibagi dalam dua strategi besar, yaitu
operasional dan keuangan. Rincian dari kedua strategi besar tersebut adalah sebagai berikut:
15. Strategi Operasional
1. Pemberlakukan protokol COVID-19 baik di Kantor maupun di Proyek.
2. Selektif dalam pemilihan proyek investasi yang sesuai dengan core business ADHI dengan
porsi minoritas dan penerapan exit strategi yang tepat.
3. Penciptaan recurring income, seperti yang kami tengah dalami saat ini seperti SPAM,
pengelolaan air, dan pengelolaan limbah.
4. Penguatan pengelolaan manajemen bisnis Properti seperti bekerja sama dengan pihak
kampus, bekerja sama dengan perbankan untuk mendapatkan potongan kredit, dan
sebagainya.
Strategi Keuangan
7. Efisiensi Internal.
8. Relaksasi Perbankan.
9. Berkoordinasi untuk pembayaran proyek besar seperti LRT
kegiatan utama perusahaan ini adalah di bidang konstruksi dengan menitikberatkan sektor
pembangunan gedung, penyelesaian konstruksi gedung dalam rangka penyelesaian bangunan
gedung, design and build, pekerjaan mekanikal, dan elektrikal. ADHI Beton juga didirikan melalui
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Keputusan
nomor AHU-02108.AH.01.01 tahun 2014 tanggal 16 Januari 2014. ADHI menyadari bahwa
semakin hari semakin mengalami persaingan bisnis yang ketat. Jajaran pimpinan menyikapi dengan
melakukan redefinisi visi yang berbeda dari tahun 2006. Pada waktu yang bersamaan, ADHI
menerapkan tagline Beyond Construction. Tagline ini memiliki makna bahwa ADHI tidak hanya
memfokuskan bisnis pada bidang konstruksi, tetapi menguatkan komitmen untuk mengembangkan
bisnis yang bermuara pada peningkatan nilai perusahaan di mata semua pemangku kepentingan.
Berdasarkan Akta nomor 43 Tanggal 18 Juni 2015, kegiatan usaha ADHI Properti memfokuskan
pada industri properti dan real estate serta mengoptimalisasi usaha dalam bidang pembangunan,
perdagangan, dan jasa. . Kegiatan utama perusahaan ini adalah di bidang konstruksi dengan
menitikberatkan sektor pembangunan gedung, penyelesaian konstruksi gedung dalam rangka
penyelesaian bangunan gedung, design and build, pekerjaan mekanikal, dan elektrikal. ADHI
Beton juga didirikan melalui pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Keputusan nomor AHU-02108.AH.01.01 tahun 2014 tanggal 16 Januari 2014.
ADHI Beton beroperasi di industri beton pracetak dan semua turanan produk beton. Pada 2017,
ADHI melakukan penandatanganan kontrak Proyek LRT yang dilakukan Kementerian
Perhubungan (Kemenhub), PT KAI (Persero), dan ADHI dengan diwakili Direktur Utama Budi
Harto yang menandatangani perjanjian penyelenggaraan pra sarana LRT di Jabodebek.
16. Daftar Pustaka
Putra, Y. M., (2021). Pemetaan Konsep Manajemen Proses Bisnis. Modul Kuliah
Manajemen Proses Bisnis. Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana.
Haryono, A., & Rimawan, E. Improvement of Business Process Modeling in Small and
Medium Industries (Smis) to Sustain in Global Economic Competition. Operations
Excellence, 9(1), 34-43.
Nusraningrum, D., Jaswati, J., & Thamrin, H. (2020). The Quality of IT Project
Management: The Business Process and The Go Project Lean Aplication. Manajemen
Bisnis, 10(1), 10-23.
Purba, H.H., Aristiara, N., & Muda, I. (2018). Implementation of Business Process
Improvement to Reduce Wastes: A Case Study in Grand Piano Assembly
Process. Journal of Scientific and Engineering Research, 5(5), 511-527.
Karya,Adhi,PT. (2021, July 27). (Persero) Tbk Laporan Keberlanjutan 2020 PT Adhi Karya.
Retrieved from https://adhi.co.id/media/content_files/shares/laporan-
keberlanjutan/SR%20ADHI_12July2021_2c9dc8df0bb6d69e3860fa6c84990ac614978872.pdf.
MBA, N. (n.d.). TRANSFORMASI ADHI KARYA: DINAMIKA DAN KESIAPAN DALAM SETIAP
PERJALANAN. Retrieved from
https://repository.paramadina.ac.id/53/1/TRANSFORMASI%20ADHI%20KARYA.pdf.