Rangkuman dalam 3 kalimat:
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya produk hukum desa berdasarkan Permendagri 111 Tahun 2014 sebagai landasan hukum di desa, tahapan pembuatan peraturan desa melalui konsultasi dengan masyarakat dan evaluasi oleh pemerintah kabupaten/kota, serta pengundangan dan penyebarluasan peraturan desa agar memiliki kekuatan hukum.
2. Permasalahan Produk Hukum Desa
Desa tidak memiliki hak
dalam konstitusi/perundangan, ini artinya
peraturan apapun yang dibuat oleh Desa
bukan dasar yang dapat dijadikan
landasan hukum bagi
masyarakat dan pemerintah
Desa
Peraturan desa merupakan regulasi yang
sangat penting, apalagi di Indonesia. Hal
tersebut dikarenakan Indonesia
merupakan Negara yang multi, yang
menimbulkan keberagaman sumber
daya alam, sumber daya manusia,
kebutuhan masyarakat yang berbeda-
beda, luas wilayah, adat istiadat, agama
dan budaya
Pemerintahan desa belum memahami
dan menguasai tentang penyusunan
dan pembuatan peraturan desa.
Partisipasi masyarakat Desa yang
masih cenderung lemah dalam setiap
pembahasan peraturan Desa
Kemampuan dan kapasitas aparatur Desa
dan BPD dalam membuat Peraturan di
Desa yang masih kurang
Kekurangan informasi tentang peraturan
daerah
3. Hirarki Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
-40
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
01
02
03
04
05
06
07
TAP MPR
Undang-Undang/Perpu
Peraturan Pemerintah
Peraturan Presiden
Peraturan Daerah Provinsi
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
PERTANYAANNYA
ADALAH:
BAGAIMANA
DENGAN
PERATURAN DESA?
4.
5. ARTI PENTING PERATURAN DI DESA
01
02
03
04
05
06
“Desa bisa membuat aturan, Desa harus bisa menjalankan dan menegakan “
memberikan kepastian hukum pada warga masyarakat.
melindungi dan mangayomi hak hak masyarakat.
memberikan rasa keadilan bagi masyarakat
menciptakan kedamaian dan ketentraman dalam masyarakat
Menghindari kesewenang-wenangan.
Sebagai alat pengawasan
14. JENIS PERATURAN DESA
Berdasarkan Hasil Pemantauan dan Pendataan Ditjen Bina Pemerintahan Desa
1. RPJMDES
2. RKPDES
3. APBDES
4. SOTK
5. LPJ APBDes
6. Perubahan APBDES
7. Review RPJMDES
8. Kerjasama Antar Desa
9. Pengelolaan kekayaan desa
10. BUMDES
11. Pungutan Desa
12. Kontribusi desa
13. Pemanfaatan tanah desa
14. Kepemilikan sarana dan prasarana
15. LPMDes
16. Penyertaan Modal Pemdes
17. Sumbangan pembangunan desa
18. Pembentukan Tim profil Desa
19. Penyusunan produk hukum desa
20. Pelepasan Tanah Kas Desa
21. Upah Tenaga Kerja
22. Kedudukan keuangan kepala desa
23. Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa /Staf Honorer Desa
24. Pengangkatan pelaksana tugas harian
25. Pengalihan tugas/jabatan Prkt Desa
26. Penghapusan barang milik Pemerintahan Desa
27. TANAH KAS DESA
28. Pemisahan Kekayaan Desa
29. Ketentraman dan Ketertiban Umum
30. Perlindungan Perempuan dan Anak
31. Kawasan Desa Bebas Asap Rokok
32. Syarat Pernikahan
33. Pembalut Wanita
34. Perlindungan Hak Cipta Pengerajin Patung
35. Lingkungan Bersih
36. Larangan Pemulung, Pengemis, dan Pengamen masuk ke Desa
37. Jam Belajar untuk anak sekolah
38. Larangan untuk Unggas Berkeliaran
39. Perceraian
40. Pemakaian Batu Akik
40. Larangan Memburu Satwa Langka
41. Pemanfaatan Sumber Mata Air
42. Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi
43. Pengelolaan Objek Wisata
44. Penyelenggaraan Rumah Kos atau Rumah Sewa
45. TKI asal Desa Majasari
17. 1. Rancangan Peraturan Desa yang telah disusun, wajib dikonsultasikan kepada
masyarakat desa
2. Rancangan Peraturan Desa dapat dikonsultasikan kepada camat untuk
mendapatkan masukan.
3. Konsultasi diutamakan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat yang
terkait langsung dengan substansi materi pengaturan.
4. Masukan dari masyarakat desa dan camat digunakan Pemerintah Desa untuk
tindaklanjut proses penyusunan rancangan Peraturan Desa.
5. Rancangan Peraturan Desa yang telah dikonsultasikan disampaikan Kepala Desa
kepada BPD untuk dibahas dan disepakati bersama.
Penyusunan Peraturan Desa yang diprakarasi oleh Kepala Desa
18. Penyusunan Peraturan Desa yang diprakarsai oleh BPD
(Badan Permusyawaratan Desa)
BPD dapat menyusun dan mengusulkan rancangan Peraturan
Desa, kecuali untuk
1. rancangan Peraturan Desa tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes),
2. rancangan Peraturan Desa tentang Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKPDes),
3. rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa dan
4. rancangan Peraturan Desa tentang Laporan
Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa
(APBDes).
19.
20.
21. 04
MEMBAHAS DAN MENYEPAKATI PERDES
A
BPD DAN KEPALA DESA MEMBAHAS DAN MENYEPAKATI
RANCANGAN PERATURAN DESA YANG DIAJUKAN BPD DAN ATAU
KEPALA DESA
B
PEMBAHASAN RANCANGAN PERATURAN DESA DISELENGGARAK
AN OLEH BPD DALAM MUSYAWARAH BPD PALING LAMBAT 10 H
ARI KERJA TERHITUNG SEJAK RANCANGAN PERATURAN DESA DIT
ERIMA
OLEH BPD
C
PELAKSANAAN PEMBAHASAN RANCANGAN PERATURAN DESA
ANTARA BPD DAN KEPALA DESA UNTUK PERTAMA KALI DILAKUK
AN
PALING LAMA 30 HARI SEJAK PELAKSANAAN MUSYAWARAH
INTERNAL BPD
D
SETIAP PEMBAHASAN RANCANGAN PERATURAN DESA DILAKUKA
N
PENCATATAN PROSES YANG DITUANGKAN DALAM NOTULEN
MUSYAWARAH
PSL 44
22. BUKU ADMINISTRASI YANG MENJADI ALAT EVALUASI BPD DALAM PERDES
1. BUKU NOTULEN RAPAT
BPD
2. BUKU
PERATURAN/KEPUTUSAN
BPD
3. BUKU KEPUTUSAN
MUSDES
4. BUKU KEPUTUSAN
MUSRENBANGDES
5. BUKU PERATURAN DESA
PERMENDAGRI 110/2016
23.
24.
25. 1. Ranperdes tentang APB Desa, pungutan, tata ruang, dan organisasi Pemerintah
Desa yang telah disepakati Kades & BPD, disampaikan kepada Bupati/Walikota
Melalui camat paling lambat 3 hari untuk dievaluasi.
2. Dalam hal Bupati/Walikota tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu,
Peraturan Desa tersebut berlaku dengan sendirinya.
3. Hasil evaluasi ranperdes diserahkan oleh Bupati/Walikota paling lama 20 hari kerja
terhitung sejak diterimanya ranperdes.
4. Dalam hal Bupati/Walikota telah memberikan hasil evaluasi sebagaimana, Kepala
Desa wajib memperbaikinya.
5. Kepala Desa memperbaiki ranperdes paling lama 20 hari sejak diterimanya hasil
evaluasi.
6. Kepala Desa dapat mengundang BPD untuk memperbaiki ranperdes.
EVALUASI
26.
27. KLARIFIKASI
1. Hasil koreksi dan tindaklanjut Bupati/Walikota melalui camat.disampaikan Kepala Desa
2. Dalam hal Kepala Desa tidak meninjaklanjuti hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dan tetap
menetapkan menjadi Perdes,
3. Bupati/Walikota membatalkan Peraturan Desa dengan Keputusan Bupati/Walikota.
4. Bupati/Walikota dapat membentuk tim evaluasi Rancangan Peraturan Desa.
5. Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan Bupati/Walikota
6. Peraturan Desa yang telah diundangkan disampaikan oleh Kepala Desa kepada
Bupati/Walikota paling lambat 7 Hari sejak diundangkan untuk diklarifikasi.
7. Bupati/Walikota melakukan klarifikasi Perdes dengan membentuk tim klarifikasi paling lambat
30 hari sejak diterima. Hasil klarifikasi dapat berupa: Hasil klarifikasi yang sudah sesuai
dengan kepentingan umum, dan/atau ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi. Hasil klarifikasi yang bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau ketentuan
Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.
8. Dalam hal hasil klarifikasi tidak bertentangan dengan kepentingan umum, dan/atau ketentuan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
9. Bupati menerbitkan surat hasil klarifikasi yang berisi hasil klarifikasi yang telah sesuai
38. PENGUNDANGAN DAN PENYEBARLUASAN
1. Sebelum aturan disebarluaskan HARUS
diundangkan dan memiliki dan Berita Desa;
2. Lembaran Desa adalah suatu lembaran
(kertas) registrasi tempat mengundangkan
(mengumumkan) peraturan desa agar sah
berlaku, yang berisi penjelasan dari suatu
Perdes dimuat dalam tambahan lembaran desa
tersebut. Lembara Desa diterbitkan oleh
Sekretaris Desa, yang disebutkan dengan tahun
penerbitannya dan nomor berurut.
3. Berita Desa adalah suatu penerbitan resmi atau
regestrasi oleh Sekretaris Desa yang memuat
hal-hal yang berhubungan dengan Perdes,
Perkades, dan Kepkades agar sah berlaku,
yang disebutkan dengan tahun penerbitannya
dan nomor berurut.
39. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon and infographics & images by Freepik
Terima Kasih!
Ditjen Bina Pemerintahan Desa