SlideShare a Scribd company logo
1 of 66
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
kemurahan-Nya

naskahPendukung

pembelajaran

Kurikulum

2013

ini

dapat

diselesaikan.Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata
Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum
2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan
penilaian autentik.
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan
pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual
maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah
ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan
persiapan pembelajaran.
Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi
guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi,
dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah
saudara-saudara sekalian.
Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan
kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran
Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.
Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang
membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

I
ii

PENDAHULUAN
1.

1

2.

Tujuan..........................................................

2

3.

Ruang Lingkup.............................................

3

4.

BAB II

Latar Belakang ............................................

Landasan Hukum....... .................................

3

PEMBELAJARAN KOMPETENSI
1.

5

2.

BAB III

Pendekatan Pembelajaran Saintifik.............
Penilaian Autentik........................................

22

ANALISIS KOMPETENSI
1.

30

2.

BAB IV

Prosedur Analisis.. .........................................
Hasil Analisis Kompetensi..............................

38

PENUTUP

52

DAFTAR PUSTAKA

54

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan
secara

suasana

belajar

dan

proses pembelajaran

agar

peserta

didik

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya
dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri
atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana
prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap
dan

sistematis

agar

pembelajaran

berlangsung

secara interaktif,

inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta

memberikan

kemandirian
psikologis

sesuai

ruang

yang cukup

dengan bakat,

bagi

minat,

dan

prakarsa,

kreativitas,

perkembangan

fisik

dan
serta

peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses
pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan
bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya
seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa
yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik,

sedangkan pembelajaran

merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh
guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.
1
Sedangkan

Strategi

penilaian

disiapkan

untuk

memfasilitasi

guru

dalam

mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan
pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan
program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program
pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat.
Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada
1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014
untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut
pemerintah telah melatih instruktur nasional (master teacher), guru inti dan guru
sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran
Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran
lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006
dan buku sebelumnya), mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus
yang telah disediakan.
Untuk

menyiapkan

kemampuan

guru

dalam

merancang

dan

melaksanakan

pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik dan menggunakan
silabus

sebagai

acuan,

perlu

penjabaran

operasional

antara

lain

dalam

mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran
serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan
rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam
mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi,
dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

B.

Tujuan
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran
dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber
yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan:
Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan
kompetensi dasar
1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus
mata pelajaran
2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian
4. Merancang penilaian autentik
2
C.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:
1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik
2. Langkah-langkah analisis kompetensi;
3. Penilaian autentik; dan
4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

D.

Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA
8. Peraturan

Menteri

Pendidikan

dan

Kebudayaan

Nomor

81A

tentang

Implementasi Kurikulum
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang Silabus

3
BAB II
PEMBELAJARAN KOMPETENSI

Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat
proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui
pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam
mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan
mengomunikasikan.
Karakteristik
Standar

pembelajaran pada

Kompetensi

memberikan

Lulusan

kerangka

setiap

dan

konseptual

satuan

Standar
tentang

pendidikan

Isi.

Standar

sasaran

terkait

erat

Kompetensi

pembelajaran

pada

Lulusan

yang

harus

dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan
pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
Sesuai

dengan

Standar

Kompetensi

Lulusan,

sasaran

pembelajaran

mencakup

pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk
setiap satuan pendidikan. Ketiga
perolehan

(proses psikologis)

ranah

yang

kompetensi

berbeda.

Sikap

tersebut

memiliki

lintasan

diperoleh

melalui

aktivitas

menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan
diperoleh

melalui

aktivitas

mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati,
menanya,

mencoba,

beserta

perbedaan

standar

proses.

menalar,
lintasan

menyaji,

dan mencipta. Karaktersitik kompetensi

perolehan turut

Penguatan pendekatan

berbasis penyingkapan/penelitian

serta

mempengaruhi

karakteristik

saintifik perlu diterapkan pembelajaran

(discovery/inquiry

learning). Untuk mendorong

kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun
kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
Prinsip pembelajaran

pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1)

peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satusatunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan
tekstual

menjadi pendekatan

ilmiah; (4) pembelajaran

proses

berbasis

sebagai
konten

penguatan penggunaan pendekatan
menjadi

pembelajaran

berbasis

kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran
4
yang

menekankan

jawaban

tunggal

menjadi pembelajaran dengan jawaban yang

kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan
aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)
dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran

yang

mengutamakan

pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
(10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso

sung

tulodo), membangun kemauan

mengembangkan

kreativitas

peserta

didik

(ing

madyo mangun

karso),

dan

dalam proses pembelajaran (tut wuri

handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung

di rumah, di sekolah, dan di

masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang
meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai
kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga
komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan
hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

A. Pendekatan Pembelajaran saintifik
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah
saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran
yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir
sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa
(Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu
menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja
diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih
penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh
peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998).
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir,
namum

proses

pembelajaran

dipandang

sangat

penting.

Oleh

karena

itu
5
pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran
berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang
mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi
secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian
pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai
subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru
hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan
belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian
pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses
sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan
penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk
menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang
diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada
pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan
dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan
(Semiawan: 1992).
Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari
ide

atau

gagasan,

sehingga

secara

bertahap

siswa

belajar

bagaimana

mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan
proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri
(discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum,
prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi
berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan
demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus
berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru
lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun
kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains,
sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan
proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning
tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap
individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).
1. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Ilmu-ilmu sosial (social science)
Sebelum membicarakan mengenai pendekatan ilmiah (scientific), perlu
dipahami terlebih dahulu mengenai metode ilmiah. Pada umumnya seseorang
6
selalu

ingin

memperoleh

pengetahuan.

Pengetahuan

dapat

merupakan

pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak ilmiah.
Suatu pengetahuan ilmiah hanya dapat diperoleh dari metode ilmiah. Metode
ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik) dengan kajian
spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada simpulan. Dengan
demikian diperlukan adanya penalaran dalam rangka pencarian (penemuan).
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus
berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan
terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.
Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau fakta
melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan menguji
hipotesis. Sebenarnya apa yang kita bicarakan dengan metode ilmiah merujuk
pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas prasangka, (3) sifat objektif, dan (4)
adanya analisa. Selanjutnya secara sederhana pendekatan ilmiah merupakan
suatu cara atau mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur
yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Ada juga yang mengartikan
pendekatan ilmiah sebagai mekanisme untuk memperoleh pengetahuan yang
didasarkan pada struktur logis. Pendekatan ilmiah ini memerlukan langkahlangkah pokok:
a) Mengamati
b) Menanya
c) Menalar
d) Mencoba
e) Membentuk jejaring

Langkah-langkah di atas boleh dikatakan sebagai pembelajaran terhadap
pengetahuan ilmiah yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis dalam
ilmu-ilmu sosial. Karena yang dikehendaki adalah jawaban mengenai faktafakta sosial, maka pendekatan dengan langkah-langkah tersebut dikatakan
sangat erat dengan metode ilmiah.
Prosespembelajaran

pada

Kurikulum

2013

dilaksanakan

menggunakan

pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,
pengetahuan,

dan

keterampilan.

Dalam

proses

pembelajaran

berbasis

pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi
7
ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan

menggamit

transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta

didik

“tahu

apa.”

Hasil

akhirnya

adalah

peningkatan

dan

keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills)
dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara
layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.

8
1) Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan
tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dalam pembelajaran

ilmu-ilmu

sosial, pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai berikut,
contoh:
Proses terbentuknya negara
interaksi sosial
Situs sejarah
Sedangkandalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat dilakukan
melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, misalnya: video,
gambar, grafik, bagan, dsb.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah seperti berikut ini.
Menentukan objek apa yang akan diobservasi
Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi
Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik
primer maupun sekunder
Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi ,
seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video
perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan
observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating
scale), catatan anekdot (anecdotal record), catatan berkala, dan alat
mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang
berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan
diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau
fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdot dapat berupa catatan
9
yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar
biasa yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi.

Alat

mekanik dapat berupa berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk
memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan
oleh subjek atau objek yang diobservasi.

2) Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan
dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau
memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab
pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong siswa untuk
menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Artinya guru dapat
menumbuhkan sikap ingin tahu siswa, yang diekspresikan dalam bentuk
pertanyaan. Misalnya: Mengapa terjadi kasus pelanggaran HAM? Apakah
seni bangun candi itu asli Indonesia atau ada pengaruh dari luar? Dalam
hukum permintaan dinyatakan ketika harga naik maka jumlah barang yang
diminta akan turun, namun kenyataannya setiap menjelang hari raya
walaupun harga cenderung naik tetapi permintaan juga ikut naik. Mengapa
demikian?, dsb. Diusahakan setelah ada pengamatan, yang bertanya bukan
guru, tetapi yang bertanya peserta didik. Berikut manfaat / fungsi
bertanya:
Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik
tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan
ancangan untuk mencari solusinya.
Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada
peserta

didik

untuk

menunjukkan

sikap,

keterampilan,

dan

pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.
Membangkitkan
mengajukan

keterampilan

pertanyaan,

dan

peserta
memberi

didik

dalam

jawaban

berbicara,

secara

logis,

sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
10
Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima
pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan
toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap
dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan
berempati satu sama lain.
Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih
rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.
Tingkatan

Subtingkatan

Kognitif yang lebih  Pengetahuan
rendah
(knowledge)

Kata-kata kunci pertanyaan
 Apa...
 Siapa...
 Kapan...
 Di mana...
 Sebutkan...
 Jodohkan atau pasangkan...
 Persamaan kata...
 Golongkan...
 Berilah nama...
 Dll.

 Pemahaman
(comprehension)

 Terangkahlah...
 Bedakanlah...
 Terjemahkanlah...
 Simpulkan...
 Bandingkan...
 Ubahlah...
 Berikanlah interpretasi...

 Penerapan
(application

 Gunakanlah...
 Tunjukkanlah...
 Buatlah...
 Demonstrasikanlah...
 Carilah hubungan...
 Tulislah contoh...
11
Tingkatan

Subtingkatan

Kata-kata kunci pertanyaan
 Siapkanlah...
 Klasifikasikanlah...

Kognitif yang lebih  Analisis (analysis)
tinggi

 Analisislah...
 Kemukakan bukti-bukti…
 Mengapa…
 Identifikasikan…
 Tunjukkanlah sebabnya…
 Berilah alasan-alasan…

 Sintesis (synthesis)

 Ramalkanlah…
 Bentuk…
 Ciptakanlah…
 Susunlah…
 Rancanglah...
 Tulislah…
 Bagaimana kita dapat
memecahkan…
 Apa yang terjadi
seaindainya…
 Bagaimana kita dapat
memperbaiki…
 Kembangkan…

 Evaluasi
(evaluation)

 Berilah pendapat…
 Alternatif mana yang lebih
baik…
 Setujukah anda…
 Kritiklah…
 Berilah alasan…
 Nilailah…
 Bandingkan…
 Bedakanlah…

12
3) Menalar
Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan
ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa
guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam
banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru.
Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta
empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan.

Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski

penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.

3.1 Cara menalar
Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu
penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan
cara menalardengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut
khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif
lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik.
Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari
pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada
hal yang bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola
silogisme. Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal
yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagianbagiannya yang khusus.
Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis,
silogisme alternatif. Pada penalaran deduktif tedapat premis, sebagai
proposisi menarik simpulan. Penarikan simpulan dapat dilakukan melalui
dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Simpulan secara langsung
ditarik dari satu premis, sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari
dua premis.
Contoh:
Akuntan publik adalah akuntan yang kegiatannya memberikan jasa
untuk kepentingan perusahaan dengan sejumlah pembayaran tertentu,
atau disebut juga akuntan ekstern.

13
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja sebagai pemeriksa
atau auditor untuk pemerintah atau negara.
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja sebagai pengajar atau
dosen di perguruan tinggi.
Akuntan Intern atau Akuntan Perusahaan adalah akuntan yang bekerja
dalam perusahaan dan bertugas khusus di bidang akuntansi intern untuk
membantu pengelola perusahaan.
Simpulan Akuntan publik, Akuntan pemerintah, Akuntan pendidik,
Akuntan Intern merupakan jabatan-jabatan dalam lapangan akuntansi
pada berbagai lingkup kegiatan dan bidang garapannya.

3.2 Analogi dalam Pembelajaran
Selama proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering kali
menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki persamaan.
Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalanya menalar secara
analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran dalam pembelajaran
dengan cara membandingkan sifat esensial yang mempunyai kesamaan atau
persamaan.
Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial,
karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Seperti halnya
penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan analogi
deklaratif. Kedua analogi itu dijelaskan berikut ini.
Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua
fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau fenomena itu
ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena atau gejala pertama
terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua. Analogi induktif merupakan
suatu “metode menalar” yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu
simpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti
terdapat pada dua fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan
Contoh:

14
Hakekat Pergerakan Nasional bagi peserta didik adalah jiwa nasionalisme
dan ketekunan dalam belajar. Peserta didik adalah generasi muda yang
harus memiliki jiwa nasionalisme dan harus giat belajar.
Analogi deklaratif merupakan suatu “metode menalar” untuk menjelaskan
atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang belum dikenal atau
masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Analogi deklaratif ini
sangat bermanfaat karena ide-ide baru, fenomena, atau gejala menjadi
dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang
sudah diketahui secara nyata dan dipercayai.
Contoh:
Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dapat dilaksanakan karena
adanya sinergitas, saling menghargai, sikap pantang menyerah antara
golongan muda dan golongan tua. Begitu pula tercapainya suatu prestasi
disekolah tidak terlepas dari sinergitas, saling menghargai, sikap pantang
menyerah dari dewan guru, peserta didik, dan seluruh stake holder
sekolah.

3.3 Hubungan Antarfenomena
Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan menghubungkan
antarfenomena atau gejala sangat penting dalam proses pembelajaran,
karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Disinilah esensi
bahwa guru dan peserta didik dituntut mampu memaknai hubungan
antarfenomena atau gejala, khususnya hubungan sebab-akibat.
Hubungan

sebab-akibat

diambil

dengan

menghubungkan

satu

atau

beberapa fakta yang satu dengan satu atau beberapa fakta yang lain.Suatu
simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa fakta itu atau dapat
juga menjadi akibat dari satu atau beberapa fakta tersebut.
Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif, yang
disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat. Penalaran induktif sebab
akibat terdiri dari tiga jenis.
Hubungansebab–akibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat, hal-hal
yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu, kemudian ditarik
simpulan yang berupa akibat.
15
Contoh:
Sehubungan adanya pembuatan jalan oleh Belanda yang melewati
makam leluhur Diponegoro, maka pecahlah perang Diponegoro melawan
Belanda 1825 – 1830 (mapel Sejarah).
Nilaisuatubarangditentukanjumlahbiaya
yangdikeluarkanuntukmenghasilkanbarangitukembali(biayareproduksi).O
lehkarenauntukmenentukannilaisuatubarangtidakberasalpadabiayaproduk
siyangpertamakali,tetapipadabiayaproduksiyangdikeluarkansekarang
(mapel Ekonomi).
Hubungan akibat–sebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab, hal-hal
yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu, selanjutnya ditarik
simpulan yang merupakan penyebabnya.
Contoh (Mata pelajaran Sejarah):
Perang Diponegoro 1825 – 1830 melawan Belanda, sampai-sampai
Belanda mengalami kerugian besar, dan nyaris dikalahkan, disebabkan
Belanda membuat jalan yang melewati makam leluhur Diponegoro.
Perjuang bangsa Indonesia melalui Pergerakan Nasional, mengakibatkan
diproklasikan kemerdekaan. Akibat proklamasi kemerdekaan datanglah
Sekutu yaitu Inggris dan Belanda datang ke Indonesia . Kedatangan
Sekutu yang berkeinginan menjaga status quo, tentu tidak diharapkan
oleh pemuda Indonesia, terjadilah perang.
Contoh (Mata pelajaranEkonomi)
Nilai suatu

barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang

dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut. Semakin
tinggi nilai pakai suatu barang, nilai tukarnya akan semakin tinggi.
Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, hidupnya terisolasi.
Keterisolasian itu menyebabkan mereka kehilangan akses untuk
melakukan aktivitas ekonomi, sehingga muncullah kemiskinan keluarga
yang akut. Kemiskinan keluarga yang akut menyebabkan anak-anak
mereka tidak berkesempatan menempuh pendidikan yang baik. Dampak
lanjutannya, bukan tidak mungkin terjadi kemiskinan yang terus
berlangsung secara siklikal.
16
Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2. Pada penalaran hubungan sebabakibat 1 –akibat 2, suatu

penyebab dapat menimbulkan serangkaian

akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab, sehingga menimbulkan
akibat kedua. Akibat kedua menjadi penyebab sehingga menimbulkan
akibat ketiga, dan seterusnya.

3.4 Mencoba/mengeksplorasi
Eksplorasi

adalah

upaya

awal

membangun

pengetahuan

melalui

peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang digunakan
adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan yang menerapkan
strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran yang berkembang saat ini
secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada proses belajar. Tidak
hanya berfokus pada apa yang dapat peserta didik temukan, namun sampai
pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang
populer untuk menggambarkan kegiatan ini adalah “explorative learning”.
Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana
mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun
harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi ajar. Informasi tidak
hanya disusun oleh guru. Perlu ada keterlibatan peserta didik untuk
memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya.
Dalam hal ini peserta didik menyusun dan memvalidasi informasi sebagai
input bagi kegiatan belajar. Peta Konsep yang dikembangkan menunjukan
kompleksitas

kegiatan

eksplorasi

dalam

proses

pembelajaran

yang

mengharuskan adanya proses dialog yang : (1) interaktif (2) adaptif,
interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat penguasaan
pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan yang berkaitan dengan
meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas sehingga memperoleh
pengalaman yang bermakna.
Mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang menyebabkan
kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna, yaitu belajar aktif,
belajar konstruktif, belajar intens, belajar autentik, dan kolaboratif yang
menegaskan

pernyataan

bahwa

pembelajaran

eksploratif

lebih

menekankan pada pengalaman belajar dari pada pada materi pelajaran.
Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar
peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Peserta didik menghubungkan
17
pikiran

yang

terdahulu

dengan

pengalaman

belajarnya.

Mereka

menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk memberikan respon
yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran masing-masing dalam
kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti
dalam

tugas

merekam,

mencari

informasi

melalui

internet

serta

memberikan respon kreatif dalam berdialog. Di samping itu peserta didik
menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan hasil
telaah. Secara kolektif, mereka juga dapat mengembangkan hasil
penelusuran

informasi

dalam

bentuk

grafik,

tabel,

diagram

serta

mempresentasikan gagasan yang dimiliki.
Pelaksanaan kegiatan mencoba/eksplorasi pada mata pelajaran ilmu-ilmu
sosial dapat dilakukan melalui kerja sama dalam kelompok kecil. Bersama
teman sekelompoknya peserta didik dalam menelusuri informasi yang
mereka butuhkan, merumuskan masalah dalam kehidupan nyata, berpikir
kritis untuk menerapkan ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata
dan bermakna. Melalui kegiatan mencoba/eksplorasi peserta didik dapat
mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan ilmu-ilmu
sosial, serta menerapkannya untuk menjawab fenomena yang ada. Peserta
didik juga dapat mengeksploitasi informasi untuk memperoleh manfaat
tertentu sebagai produk belajar.
3.5 Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif
Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari
sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya
merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan
dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara
baik dan disengaja untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka
mencapai tujuan bersama.
Pada pembelajaran kolaboratif

kewenangan guru lebih bersifat direktif

atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif.
Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi,
maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka
berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi
kolaboratif

itu,

peserta

didik

berinteraksi

dengan

empati,

saling

menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing.
18
Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin
peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara
bersama-sama.
Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut
aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena
keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi
baru yang tak terduga.Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni,
pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga
situasi baru yang tak terduga.
Agar

pembelajaran

terus

menerus

membangkitkan

kreativitas

dan

keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan
langkah sebagai berikut:
1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena
baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari
informasi,

membaca,

melihat,

mendengar,

atau

menyimak

fakta/fenomena tersebut
2. Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan konsep,
prinsip, hukum, dan teori
3. Mendorong siswa aktif mencoba melalui kegiatan eksperimen
4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data,
mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena
5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam presentasi
dengan aplikasi baru yang terduga sampai tak terduga
Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif
Banyak metode yang dipakai dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif.
Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini:
JP = Jigsaw Proscedure.
Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota
suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok
bahasan. Agar masing-masing peserta didik anggota dapat memahami
keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang
menyeluruh. Penilaian didasari pada rata-rata skor tes kelompok.
STAD = Student Team Achievement Divisions.
19
Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok
kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok bertindak saling
membelajarkan.

Fokusnya

adalah

keberhasilan

seorang

akan

berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula
keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan
individu peserta didik lainnya. Penilaian didasari pada pencapaian hasil
belajar individual maupun kelompok peserta didik
CI = Complex Instruction
Titik tekan metode ini
berorientasi

pada

matematika,

dan

adalam pelaksanaan suatu proyek yang

penemuan,
ilmu

khususnya

pengetahuan

dalam

sosial.

bidang

Fokusnya

sains,
adalah

menumbuhkembangkan ketertarikan semua peserta didik sebagai
anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya
digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan
dua bahasa) dan di antara para peserta didik yang sangat heterogen.
Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.
TAI = Team Accelerated Instruction.
Metode

ini

merupakan

kooperatif/kolaboratif

dengan

kombinasi

antara

pembelajaran

pembelajaran

individual.

Secara

bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok diberi soalsoal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu
dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap
pertama telah diselesaikan dengan benar, setiap peserta didik
mengerjakan soal-soal berikutnya. Namun jika seorang peserta didik
belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia harus
menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal
disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada
hasil belajar individual maupun kelompok.
CLS = Cooperative Learning Stuctures.
Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk
dengan anggota dua peserta didik (berpasangan). Seorang peserta
didik bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee. Tutor
mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila jawaban
20
tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan
terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan
sebelumnya, kedua peserta didik yang saling berpasangan itu berganti
peran.
LT = Learning Together.
Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan peserta
didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya
menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian
didasarkan pada hasil kerja kelompok.
TGT = Teams-Games-Tournament.
Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para
anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain
sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari
pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik.
GI = Group Investigation.
Pada

metode

ini

semua

anggota

kelompok

dituntut

untuk

merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan
masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan
dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya berikut
bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian
didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.
AC = Academic-Constructive Controversy.
Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya
untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan
berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota
sekelompok

maupun

dengan

anggota

kelompok

lain.

Kegiatan

pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan
kualitas

pemecahan

masalah,

pemikiran

kritis,

pertimbangan,

hubungan antarpribadi, kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian
didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok
mempertahankan posisi yang dipilihnya.

21
CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition.
Pada

metode

pembelajaran

ini

mirip

dengan

TAI.

Metode

pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan
tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para peserta didik saling menilai
kemampuan membaca, menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis
maupun lisan di dalam kelompoknya
Siswa dapat membentuk jejaring yang lebih luas dengan menginformasikan/
berbagi tentang

hasil penugasan, proyek atau makalah melalui berbagai

media.

B. Penilaian Autentik
Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana
tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut: (1) American Library Association mendefinisikan sebagai proses evaluasi
untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada
aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan
penilaian autentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan
dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan
penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang
mencerminkan

prioritas

dan

tantangan

yang

ditemukan

dalam

aktivitas-

aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel,
memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama
melalui debat, dan sebagainya.
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific
approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena
penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta
didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring,
dan lain-lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau
kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka
yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian autentik
sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA.
Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang memberikan
kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan,
22
keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan
meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi
media, membuat karangan, dan diskusi kelas.
Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian
portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif,
suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki
ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki
bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan
dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya,
dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan
program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling.
Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui
observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar
teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan.
Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian
portofolio.
1. Pengamatan Sikap
Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal, penilaian diri,
dan penilaian antar teman. Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di
dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan
dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat
memuat penilaian siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria
penilaian jurnal adalah sbb:
Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.
Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.
Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.
Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan
komunikatif.
23
Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap
peserta didik
menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta
didik.
Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja.
Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta
untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat
pencapaian

kompetensi

yang

dipelajarinya

dalam

mata

pelajaran

tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi
kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah sikap Misalnya, peserta didik
diminta mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu
berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah
keterampilan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau
keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria atau
acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah pengetahuan Misalnya, peserta
didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir
sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas
kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif. Pertama,
menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari
kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih
peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju
secara personal.
Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang
peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas
atau rombongan belajar. Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih
peserta didik penilai menjadi pembelajar yang baik.Instrumen sesuai dengan
kompetensi

dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman

adalah sbb:
•

Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik

•

Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana

•

Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik

•

Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta
didik

24
•

Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya
penafsiran makna ganda/berbeda

•

Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau
sebenarnya

•

Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)

•

memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu
kompetensi peserta didik

•

Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur

•

Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah
sampai kemampuan tertinggi.

2. Tes tertulis.
Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis
terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri
dari

pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-

akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat
atau pendek, dan uraian.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat,

memahami,

mengorganisasikan,

menerapkan,

menganalisis,

mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari.
Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga
mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta
didik.
Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan
jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap
terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis berbentuk esai biasanya
menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response)
atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada
bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada
guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih
tinggi atau kompleks.
3. Tes Lisan.
Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan.
Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan adalah sbb:
25
Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf
pengetahuan yang hendak dinilai.
Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.
Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi
jawabannya sendiri.
disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek.
4. Penilaian Melalui Penugasan.
Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang harus
dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan
karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah sbb:
Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian
dari pembelajaran mandiri.
Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.
Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan
secara kelompok.
Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota.
Tugasharusbersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial
ekonomi).
Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
5. Tes Praktik.
Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam
melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi
yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di
laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat
musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP
Kemdikbud, 2013). Kriteria Tes Praktik adalah sbb:
Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.
26
Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik,
Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum
Tugasbersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi)
Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik tersebut
harus memenuhi syarat sbb:
Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid).
Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi).
Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.
Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.
Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.
6. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap
tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu
tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh
peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek
bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan
lain-lain.
Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh
kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang
memerlukan perhatian khusus dari guru.
Keterampilan

peserta

didik

dalam

memilih

topik,

mencari

dan

mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas
informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau
dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek.
Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi
penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis
data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen
27
daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan
dalam bentuk poster atau tertulis.
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus.
Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan
bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud
meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk.
Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria

yang harus dipenuhi

untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada
apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.
7. Penilaian Portofolio
Penilaian

portofolio

merupakan

penilaian

atas

kumpulan

artefak

yang

menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.
Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara
perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta
didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta
didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai),
atau informasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio
adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu
periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski
dapat juga oleh peserta didik sendiri.
Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau
kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun
atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan,
resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar
penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai
dengan tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti
berikut ini.
Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan
dibuat.
28
Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah
bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang
sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama
dokumen portofolio yang dihasilkan.
Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolio.

29
BAB III
ANALISIS KOMPETENSI

A.

Prosedur Analisis

Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi
yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan
kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam
menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi
itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.
Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju
semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah
pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat
kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran
tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.
Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk
tingkat SMA adalah sebagai berikut.
Dimensi
Sikap

Pengetahuan

Keterampilan

Kualifikasi Kemampuan
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang
dipelajari di sekolah secara mandiri.

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat
kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi
ke enam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relelevan bagi kelas X sesuai
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi adalah sebagai berikut.

30
Kompetensi

Deskripsi Kompetensi

Sikap Spiritual

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya

Sikap Sosial

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
dengan kaidah keilmuan

Pengetahuan

Keterampilan

Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi
lulusan adalah sebagai berikut:

Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

31
1)

Melakukan linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi
pokok.

2)

Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus)
menjadi materi pembelajaran yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip,
dan prosedur

3)

Mengembangkan

kompetensi

dasar

dari

KI

4

menjadi

indicator

keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
Tahapan penyusunan indikator dari tingkat yang terendah sampai
tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan
mencipta.
4)

Mengembangkan
menanya,

alternatif

mencoba,

pembelajaran

mengasosiasi,

dan

mulai

dari

mengamati,

mengomunikasikan

yang

diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.
5)

Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan

6)

Merancang penilaian yang diperlukan

Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.

Materi
Pokok
(Silabus)
Materi
Pembelajar
an
Fakta,
Konsep,
Prinsip, dan
Prosedur

Penillaian
(Silabus)
Alternatif
Kegiatan
Pembelajara
n:
Mengamati,
Menanya,
Mencoba,
Mengasosias
i, dan
Mengomunik
asikan

Indikator
Sikap,
Pengethua
n, dan
Keterampil
an untuk
Penilaian

Lulusan
yang :
Cerdas,
Kreatif,
Produktif,
dan
Bertanggun
g jawab

Pembelajara
n (Silabus)

1. Mengembangkan Materi Pembelajaran
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus
dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga (pengetahuan).
32
Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisasi
dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan).
Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokan dalam empat kategori,
yaitu:
a) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca,
disentuh, atau diamati. Yang merupakan materi fakta misalnya ketika guru
akan mengajarkan materi tentang kontrol diri, maka materi faktanya adalah
kegiatan-kegiatan yang menggambarkan sikap kontrol diri atau sebaliknya
seperti maraknya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah (fakta positif) atau
masih adanya kegiatan perkelahian pelajar (fakta negatif).
b) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata
lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling
berhubungan. Contoh konsep tentang sholat sunnah (kelompok sholat seperti
sholat rawatib, sholat tahajud, sholat dhuha, sholat sunah fajar) adalah sholat
yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak
berdoa.Konsep adalah kristalisasi dari fakta yang telah didefinisikan.
c) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang
berkaitan.. Contoh yang merupakan prinsip adalah jika manusia bersyukur
maka akan ditambah ni’mat. Prinsip yang menghubungkan adalah konsep
manusia, konsep syukur, dan konsep bertambah ni’mat. Termasuk ke dalam
kategori prinsip adalah hokum, teori, dan azas.
d) Prosedur, merupkan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam
menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi
pada aspek keterampilan. Contoh yang merupakan materi prosedur adalah
kaifiyat wudhu, kaifiyat sholat, kaifiyat haji, kaifiyat pengurusan jenazah dsb.
Yang kesemuanya memiliki urut-urutan sudah baku dan tidak bisa diubahubah.
2. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu
mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan
a)

Mengamati

(Observasi)

adalah

kegiatan

yang

dilakukan

dengan

memaksimalkan pancaindra dengan cara melihat, mendengar, membaca,
menyentuh, atau menyimak. Yang diamati adalah materi yang berbentuk
fakta, yaitu fenomena atau beristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman
suara, atau fakta langsung yang bisa disentuh, dilihat, dan sebagainya.
33
Kegiatan observasi

dalam proses pembelajaran mendorong keterlibatan

peserta didik secara langsung. Dalam kaitan ini, guru harus memahami
bentuk keterlibatan peserta didik dalam observasi tersebut.
Observasi biasa (common observation). Pada observasi biasa untuk
kepentingan pembelajaran, peserta didik merupakan subjek yang
sepenuhnya melakukan observasi (complete observer). Di sini peserta
didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi
yang diamati.
Observasi terkendali (controlled observation). Seperti halnya observasi
biasa, pada observasi terkendali untuk kepentingan pembelajaran,
peserta didiksama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek,
atau situasi yang diamati.Mereka juga tidak memiliki hubungan apa pun
dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati. Namun demikian,
berbeda dengan observasi biasa, pada observasi terkendali pelaku atau
objek

yang diamati ditempatkan pada ruang atau situasi yang

dikhususkan. Karena itu, pada pembelajaran dengan observasi terkendali
termuat nilai-nilai percobaan atau eksperimen

atas diri pelaku atau

objek yang diobservasi.
Observasi

partisipatif

(participant

observation).

Pada

observasi

partisipatif, peserta didik melibatkan diri secara langsung dengan pelaku
atau objek yang diamati. Observasi semacam ini mengharuskan peserta
didik melibatkan diri pada pelaku, komunitas, atau objek yang diamati.
b)

Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip
dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas. Dalam kegiatan
menanya, siswa mengembangkan keterampilan lisan dan tertulis dalam
merumuskan pertanyaan, mulai pertanyaan sederhana dan pendek hingga
pertanyaan kompleks dan kritis. Untuk mendorong hasil yang efektif dan
efisien proses menanya dalam diskusi harus disiapkan oleh guru, antara lain:
tujuan dan hasil kegiatan dirumuskan dengan jelas; prosedur dan alokasi
waktu diskusi ditentukan; jika diperlukan tersedia lembar kerja diskusi;
diberikan apresiasi yang cukup kepada siswa yang aktif berpartisipasi.

c)

Mencoba

adalah

proses

kegiatan

memperkuat

pemahaman

faktual,

konseptual, dan prosedural melalui kegiatan langsung mengumpulkan data.
Kegiatan mencoba dapat dilakukan dalam dua jenis, yaitu mencoba
prinsip/prosedur seperti yang diperoleh melalui diskusi, dan mencoba
34
mengaplikasikan prinsip/prosedur pada situasi baru. Kegiatan mencoba dapat
dilakukan dalam bentuk ekperimen, tugas projek, atau tugas produk.
Pada kegiatan mencoba jenis pertama, data yang diperoleh digunakan untuk
memverifikasi

prinsip/prosedur

yang

dipelajari.

Kegiatan

ini

akan

meningkatkan kebermaknaan belajar (meaningfull learning) bagi siswa.
Mereka menjadi lebih yakin dengan pengetahuan yang dimiliki yang
dibuktikan melalui data-data yang diperoleh.Pada kegiatan mencoba jenis ke
dua merupakan kelanjutan dari jenis yang pertama. Setelah proses mencoba
yang pertama merupakan bagian dari kegiatan membangun pengetahuan
konseptual dan prosedural dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencoba jenis
kedua untuk mengaplikasikannya dalam situasi baru. Data baru yang
diperoleh

mendorong

membuktikan

pemikiran

prinsip/prosedur

lebih
yang

tinggi

karena

diketahui

bukan

melainkan

sekedar
mencoba

menerapkan dalam situasi baru.Untuk kegiatan jenis kedua diperlukan
kreativitas dan inovasi guru merancang dan mendesainya, serta mencobanya
agar prosedur dan data yang diharapkan dapat diterima (acceptable) secara
keilmuan.
d)

Mengasosiasi atau menalar adalah kegiatan berpikir tingkat tinggi terhadap
data yang didapat melalui kegiatan mencoba. Termasuk dalam kategori
mengasosiasi

adalah

mengelompokkan,

menyajikan

menghubungkan,

data

secara

merumuskan,

sistematis,

memilah,

menyimpulkan

dan

menafsirkan. Kegiatan mengasosiasi dapat dirancang dan didesain dengan
menggunakan lembar kerja ekperimen sehingga lebih terbimbing dan terarah
sesuai dengan tujuan dan sasaran pembelajaran. Pada kegiatan tugas proyek
dan tugas produk umumnya tidak memerlukan lembar kerja karena siswa
lebih bebas dalam berkreasi dan berinovasi.
e)

Mengomunikasikan adalah hasil akhir dari kegiatan pembelajaran dimana
siswa mampu mengekpresikan sikap, pengetahuan, dan keterampilannya
dalam bentuk lisan, tulisan, atau karya yang relevan. Kegiatan ini menjadi
sarana agar siswa terbiasa berbicara, menulis, atau membuat karya tertentu
untuk menyampaikan gagasan/ide, pengalaman, dan kesan dan lain
sebagainya termasuk dengan melibatkan emosi dan idealismenya. Untuk
mengurangi kendala waktu terutama jika bentuk kegiatan presentasi yang
digunakan, guru harus menjadwalkan secara efektif dengan membagi peran
35
dan alokasi waktu kegiatan dalam satu semester/satu tahun, sehingga setiap
siswa mendapat kesempatan yang proporsional.
Kegiatan

mengomunikasikan

juga

membuka

ruang

bagi

siswa

mengungkapkannya dalam struktur tidak formal sehingga mereka bebas
berekpresi menuangkan inovasi dan kreativitasnya.Membuat blog, membuat
laporan deskriptif, dan membuat video kegaitan dengan memanfaatkan
website dan internet adalah bentuk komunikasi dengan struktur yang tidak
terlalu formal.
3. Merumuskan indikator pencapaian
Dalam penyusunan indikator pencapaian perlu diperhatikan hal-hal berikut ini
(1) Indikator dirumuskan

dengan kata kerja operasional yang terukur,

didalamnya terdapat dua unsur, yiatu tingkat kompetensi dan konten
(pengetahuandan keterampilan)
(2) Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti, kompetensi dasar,
materi pokok, kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam silabus
(3) Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal
yang tercantum pada kompetensi dasar maupun kompetensi inti dan dapat
dikembangkan hingga ke tingkat yang paling tinggi untuk mencapai target
pencapaian kompetensi sesuai dengan karakteristik dan daya dukung
sekolah dan lingkungannya
(4) Tingkat kompetensi pada aspek sikap adalah menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan
(5) Tingkat kompetensi pada aspek pengetahuan adalah mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevalasi, dan mengkreasi
(6) Tingkat kompetensi pada aspek keterampilan adalah mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta
(7) Keseluruhan indikator yang disusun memadai untuk mencapai kompetensi
dasar, kompetensi inti, dan standar kompetensi lulusan
4. Mengembangkan alternatif penilaian (Penilaian Autentik)
a) Aspek sikap melalui pengamatan, yaltu penilaian diri, penilaian sebaya, jurnal
Penilaian sikap melalui pengematan dengan menggunakan lembar pengamatan
atau

daftar

cheklist

pengamatan

yang

memuat

aspek

sikap

yang

daiamati.Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada indikator sikap yang
dijabarkan dari KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan analisis kompetensi.Penilaian
36
sikap dilakukan sebagai upaya mengembangkan sikap sosial dan sikap religius
dalam rangka pengembangan nilai karakter bangsa.
Pemilihan aspek sikap yang diamati pada setiap materi pokok harus menjadi
bagian dari keseluruhan pencapaian sikap yang bermuara pada pencapaian
standar kopetensi lulusan tentang sikap, yaitu “
mengamalkan

ajaran

agama

Menghayati

yang dianutnya” dan “Menghayati

dan
dan

mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
Oleh karena itu, pengembangan sikap pada mata pelajaran pendidikan agama
dan budi pekerti dengan fokus utama pengembangan sikap religius (hablum
minallah) dan sikap social (hablum minannas). Guru pendidikan agama dan
budi pekerti perlu memetakan sikap yang dikembangkan pada setiap materi
pokok sesuai dengan relevansi dan karakteristik yang tersirat dari rumusan KD3 dan KD-4.
Penilaian sikap juga berkaitan erat dengan aktivitas siswa pada saat
pengamatan dilakukan.Pengamatan sikap dapat dilakukan pada saat diskusi
kelompok, kegiatan presentasi, atau kegiatan praktik dan tugas projek. Berikut
ini contoh aspek pengamatan sikap sesuai dengan aktivitas siswa
Aktivitas Siswa

Aspek Sikap Yang Diamati

Diskusi Kelompok

Presentasi

Tugas Projek

Kerjasama
Komunikasi
Kedisiplinan
Ketelitian
Kejujuran
Kepedulian
Tanggungjawab

37
b) Aspek pengetahuan melalui tes tulis, tes lesan, penugasan
c) Aspek keterampilan melalui tes praktik, kinerja dan portofolio

B.

Hasil Analisis Kompetensi
1. Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar (KD 3)

Kompetensi Dasar (KD 4)

Materi Pokok
(Dalam Silabus)

3.1 Menganalisis Q.S. AlAnfal (8) : 72); Q.S. AlHujurat (49) : 12; dan QS
Al-Hujurat (49) : 10; serta
hadits tentang kontrol
diri (mujahadah an-nafs),
prasangka baik
(husnuzzhan), dan
persaudaraan (ukhuwah).
3.2 Memahami manfaat dan
hikmah kontrol diri
(mujahadah an-nafs),
prasangka baik
(husnuzzhan) dan
persaudaraan (ukhuwah),
dan menerapkannya
dalam kehidupan.

4.1.1 Membaca Q.S. Al-Anfal 1. Q.S. Al-Anfal
(8) : 72); Q.S. Al(8): 72; Q.S.
Hujurat (49) : 12; dan
Al-Hujurat
Q.S. Al-Hujurat (49) : 10
(49): 12 dan
sesuai dengan kaidah
10 serta
tajwid dan makhrajul
hadits
huruf.
terkaitperilak
4.1.2Mendemonstrasikan
u kontrol diri
hafalan Q.S. Al-Anfal
(mujahadah
(8) : 72); Q.S. Alan-nafs),
Hujurat (49) : 12; QS
prasangka
Al-Hujurat (49) : 10,
baik
dengan lancar.
(husnuzzhan),
dan
persaudaraan
(ukhuwah)

3.3Menganalisis Q.S. Al-Isra’
(17) : 32, dan Q.S. AnNur (24) : 2, serta hadits
tentang larangan
pergaulan bebas dan
perbuatan zina.
3.4Memahami manfaat dan
hikmah larangan
pergaulan bebas dan
perbuatan zina.
3.5 Memahami makna
Asmaul Husna: (alKariim, al-Mu’min, alWakiil, al-Matiin, alJaami’, al-‘Adl, dan alAkhiir).

4.2.1 Membaca Q.S. Al-Isra’
(17) : 32, dan Q.S. AnNur (24) : 2 sesuai
dengan kaidah tajwid
dan makhrajul huruf.
4.2.2Mendemonstrasikan
hafalan Q.S. Al-Isra’
(17) : 32, dan Q.S. AnNur (24) : 2 dengan
lancar.
4.3 Berperilaku yang
mencontohkan
keluhuran budi, kokoh
pendirian, pemberi rasa
aman, tawakal dan
perilaku adil sebagai
implementasi dari
pemahaman makna
Asmaul Husna (alKariim, al-Mu’min, alWakiil, al-Matiin, alJaami’, al-‘Adl, dan alAkhiir)

2. Perilaku
menghindarka
n diri dari
pergaulan
bebas dan
perbuatan
zina.

3. Iman kepada
Allah SWT
(Asmaul
Husna: alKariim, alMu’min, alWakiil, alMatiin, alJaami’, al‘Adl, dan alAkhiir)

38
3.6 Memahami makna
beriman kepada
malaikat-malaikat Allah
SWT.

4.4 Berperilaku yang
4. Imankepada
mencerminkan kesadaran
Malaikat
beriman kepada Malaikatmalaikat Allah SWT

3.7 Memahami Q.S. AtTaubah (9) : 122 dan
hadits terkait tentang
semangat menuntut
ilmu, menerapkan dan
menyampaikan nya
kepada sesama.
3.8 Memahami kedudukan
Al-Quran, Hadits, dan
Ijtihad sebagai sumber
hukum Islam.
3.9 Memahami pengelolaan
wakaf.

4.5Menceritakan tokoh-tokoh
teladan dalam semangat
mencari ilmu

5. Semangat
menuntut
ilmu dan
menyampaika
nnya kepada
sesama

4.6 Menyajikan macammacam sumber hukum Islam.

6. Sumber
Hukum Islam

4.7.1 Menyajikan dalil
tentang ketentuan waqaf.
4.7.2 Menyajikan pengelolaan
wakaf.

7. Pengelolaan
wakaf

3.10 Memahami substansi
dan strategi dakwah
Rasullullah SAW di
Mekah.

4.8. Mendeskripsikan
substansi dan strategi
dakwah Rasullullah SAW
di Mekah.

8. Meneladani
Perjuangan
Rasulullah
SAW di Mekah

3.11 Memahami substansi
dan strategi dakwah
Rasullullah SAW di
Madinah.

4.9 Mendeskripsikan
substansi dan strategi
dakwah Rasullullah SAW
di Madinah.

9. Meneladani
Perjuangan
Rasulullah
SAW di
Madinah

39
Contoh Hasil Analisis Kompetensi Dasar

Aspek
Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi
Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Sikap
Indikator

4.1.1 Membaca
Q.S. Al-Anfal (8) :
72); Q.S. AlHujurat (49) : 12;
dan Q.S. AlHujurat (49) : 10
sesuai dengan
kaidah tajwid dan
makhrajul huruf.
4.1.2Mendemonstrasikan hafalan
Q.S. Al-Anfal (8) :
72); Q.S. AlHujurat (49) : 12;
QS Al-Hujurat (49)
: 10, dengan
lancar.
3.1 Menganalisis
Q.S. Al-Anfal (8) :
72); Q.S. AlHujurat (49) : 12;
dan QS Al-Hujurat
(49) : 10; serta
hadits tentang
kontrol diri
(mujahadah annafs), prasangka
baik
(husnuzzhan), dan
persaudaraan
(ukhuwah).
3.2 Memahami
manfaat dan
hikmah kontrol

10. Q.S. Al-Anfal
(8): 72; Q.S. AlHujurat (49): 12 dan
10 serta hadits
terkaitperilaku
kontrol diri
(mujahadah annafs), prasangka
baik (husnuzzhan),
dan persaudaraan
(ukhuwah)

Fakta:
- Adanya
radikalisme,
ekstrimisme
dan
eksklusivisme.
(Kontrol diri)
- Adanya
perkelahian
pelajar dan
anarkisme
(kontrol diri)
- Kegiatan
ekstrakurikuler
di sekolah
(kontrol diri)
- Kisah
husnuzhon
- Kisah yahudi
buta yang
menghina Nabi
(husnuzhon)
Konsep:
- kontrol diri
(mujahadah annafs
- prasangka baik
(husnuzzhan)
- persaudaraan
(ukhuwah)
Prinsip
- Manfaat
mujahadah,
husnuzhon dan

Mengamati
- Menyimak bacaan,
membaca,
mengidentifikasi hukum
bacaan (tajwid), dan
mencermati kandungan
Q.S. Al-Anfal (8): 72; Q.S.
Al-Hujurat (49):12; dan
Q.S. Al-Hujurat (49):10
serta hadits terkait.
- Mencermati manfaat dan
hikmah kontrol diri
(mujahadah an-nafs),
prasangka baik
(husnuzzhan) dan
persaudaraan (ukhuwah)
melalui tayangan video
atau media lainnya.
Menanya
- Menanyakan cara
membaca Q.S. Al-Anfal
(8): 72; Q.S. Al-Hujurat
(49): 12 dan 10,
- Mengajukan pertanyaan
terkait hukum tajwid,
asbabun nuzul, dan isi
kandungan Q.S. Al-Anfal
(8) : 72); Q.S. Al-Hujurat
(49) : 12; dan Q.S. AlHujurat (49) : 10, serta
hadits terkait.
Mengumpulkan
data/eksplorasi
- Mendiskusikan cara
membaca Q.S. Al-Anfal
(8): 72; Q.S. Al-Hujurat

1. Menunjukan
sikap ilmiah
pada saat
berdiskusi
2. Menunjukan
sikap positif
dalam diskusi
kelompok
3. menampilkan
perilaku
kontrol diri
(mujahadah
an-nafs),
prasangka
baik
(husnuzzhan),
dan
persaudaraan
(ukhuwah
dalam
kehidupan
sehari-hari.

Keterampilan

Pengetahuan
Penilaian

Indikator

Observasi
- Mengidentifikasi
- Kegiatan
tajwid Q.S. AlAnfal (8) : 72); Q.S.
Diskusi
Al-Hujurat (49) :
Aspek yang
12; dan Q.S. Aldinilai: sikap
Hujurat (49) :
ilmiah
10dengan benar
1.Objektif
- Menyimpulkan
2.Kritis
intisari Q.S. AlAnfal (8) : 72); Q.S.
- Presentasi
Al-Hujurat (49) :
hasil
12; dan Q.S. Aldiskusi.aspek
Hujurat (49) : 10
yang dinilai
- Mengidentifikasi
sikap individu
hikmah dan manfat
:
perilaku kontrol
- Tanggung
diri (mujahadah
an-nafs), prasangka
jawab
baik (husnuzzhan),
- Peduli
dan persaudaraan
- Responsif
(ukhuwah)
- Santun
- kerjasama
- cinta damai
- memberi
solusi

Penilaian
Tes tulis
Uraian

Indikator

Penilaian

1. Menyalin Q.S.
Tes Lisan,
Al-Anfal (8):
aspek yang
72); Q.S. Aldinilai:
Hujurat
makharijul
(49):12; dan
huruf dan
Q.S. Altajwid
Hujurat
(49):10
2. Membaca Q.S. Portofolio
Al-Anfal (8) : - Hasil Menyalin
72); Q.S. Al- Hasil tulisan
Hujurat (49) :
berupa
12; dan Q.S.
makalah, aspek
Al-Hujurat
yang dinilai:
(49) : 10
- Latar
sesuai dengan
kaidah tajwid
belakang
dan
masalah
makhrajul
- Rumusan
huruf
Masalah
3. Mendemonstr
- Deskripsi
asikan
- Simpulan
hafalan Q.S.
Al-Anfal (8) :
72); Q.S. AlPerformance :
Hujurat (49) :
Presentasi
12; QS Almakalah, aspek
Hujurat (49) :
yang dinilai:
10, dengan
- penguasaan
lancar.
materi
4. Membuat
makalah
- sistematika
tentangperila
- penyampaian
ku kontrol diri - penggunaan
(mujahadah
bahasa
an-nafs),

40
diri (mujahadah
an-nafs),
prasangka baik
(husnuzzhan) dan
persaudaraan
(ukhuwah), dan
menerapkannya
dalam kehidupan

ukhuwah
- Hikmah
mujahadah,
husnuzhon dan
ukhuwah

-

-

-

-

4.2.1 Membaca
Q.S. Al-Isra’ (17) :
32, dan Q.S. AnNur (24): 2 sesuai
dengan kaidah
tajwid dan
makhrajul huruf.
4.2.2Mendemonst
rasikan hafalan
Q.S. Al-Isra’ (17) :
32, dan Q.S. AnNur (24) : 2
dengan lancar.
3.3Menganalisis
Q.S. Al-Isra’ (17) :

11. Perilaku
menghindarkan diri
dari pergaulan
bebas dan
perbuatan zina.

Fakta:
- Kebiasaan
Pergaulan
bebas di
sebagian
kalangan
remaja
Konsep:
- pergaulan
bebas
- perilaku
berzina
Prinsip

-

-

(49): 12 dan 10 sesuai
dengan hukum bacaan
tajwid;
Menterjemahkan Q.S. AlAnfal (8): 72; Q.S. AlHujurat (49): 12 dan 10
serta hadits terkait;
Menganalisis asbabun
nuzul/wurud dan
kandungan Q.S. Al-Anfal
(8): 72); Q.S. Al-Hujurat
(49):12; dan Q.S. AlHujurat (49):10 serta
hadits terkait.
Mengasosiasi
Membuat kesimpulan dari
kandungan Q.S. Al-Anfal
(8): 72); Q.S. Al-Hujurat
(49):12; dan Q.S. AlHujurat (49):10 serta
hadits terkait.
Mengkomunikasikan:
Mendemonstrasikan
bacaan (hafalan),
menyampaikan hasil
diskusi tentang Q.S. AlAnfal (8): 72; Q.S. AlHujurat (49): 12 dan 10
serta hadits terkait
secara individu maupun
kelompok
Mengamati
Menyimak bacaan,
mengidentifikasi
hukum bacaan
(tajwid), dan
mencermati
kandungan Q.S. AlIsra’ (17): 32, dan
Q.S. An-Nur (24): 2,
serta hadits terkait.
Mencermati manfaat
dan hikmah larangan
pergaulan bebas dan
perbuatan zina
melalui tayangan

prasangka
baik
(husnuzzhan),
dan
persaudaraan
(ukhuwah)
5. Mempresentasikan makalah
tentangperila
ku kontrol diri
(mujahadah
an-nafs),
prasangka
baik
(husnuzzhan),
dan
persaudaraan
(ukhuwah)

1. Menunjukan
sikap ilmiah
pada saat
berdiskusi
2. Menunjukan
sikap positif
dalam
diskusi
kelompok
3. menampilka
n perilaku
menghindar
kan diri dari
pergaulan
bebas dan

Observasi
- Mengidentifikasi
- Kegiatan
tajwid Q.S. Al-Isra’
(17) : 32, dan Q.S.
Diskusi
An-Nur (24) :
Aspek yang
2dengan benar
dinilai: sikap
- Menyimpulkan
ilmiah
intisari Q.S. Al-Isra’
1.Objektif
(17) : 32, dan Q.S.
2.Kritis
An-Nur (24) : 2
- Mengidentifikasi
- Presentasi
perilaku
hasil
menghindarkan diri
diskusiaspek
dari pergaulan
yang dinilai
bebas dan
sikap individu
perbuatan zina

Tes tulis
Uraian

1. Menyalin
Q.S. Al-Isra’
(17) : 32,
dan Q.S. AnNur (24) : 2

- kemampuan
memanfaatk
an media
presentasi
- kemampuan
mempertaha
nkan dan
menanggapi
pertanyaan
atau
sanggahan

Tes Lisan,
aspek yang
dinilai:
makharijul
huruf dan
tajwid

2. Membaca Q.S.
Al-Isra’ (17) :
32, dan Q.S.
Portofolio
An-Nur (24): 2 - Hasil Menyalin
sesuai dengan - Hasil tulisan
kaidah tajwid
berupa
dan
makalah, aspek
makhrajul
yang dinilai:
huruf

41
32, dan Q.S. AnNur (24) : 2, serta
hadits tentang
larangan
pergaulan bebas
dan perbuatan
zina.
3.4Memahami
manfaat dan
hikmah larangan
pergaulan bebas
dan perbuatan
zina.

3.5 Memahami
makna Asmaul
Husna: (al-Kariim,
al-Mu’min, alWakiil, al-Matiin,
al-Jaami’, al-‘Adl,
dan al-Akhiir).

- Manfaat
larangan
pergaulan
bebas dan
perbuatan zina
- Hikmah
larangan
pergaulan
bebas dan
perbuatan zina

12. Iman kepada
Allah SWT (Asmaul
Husna: al-Kariim,
al-Mu’min, alWakiil, al-Matiin,
al-Jaami’, al-‘Adl,
dan al-Akhiir)

Fakta:
- Kisah
Keteguhan iman
Bilal
- film dukun dan
paranormal.
- Menjamurnya
kelompok

-

-

video atau media
lainnya.
Menanya
Menanyakan cara
membaca hukum
tajwid, asbabun
nuzul, dan isi
kandungan Q.S. AlIsra’ (17): 32, dan
Q.S. An-Nur (24): 2,
serta hadits terkait
Mengumpulkan
data/eksplorasi
Mendiskusikan cara
membaca sesuai
dengan tajwid,
menganalisis asbabun
nuzul/wurud dan
kandungan Q.S. AlIsra’ (17): 32, dan
Q.S. An-Nur (24): 2,
serta hadits terkait
Mengasosiasi
Membuat kesimpulan
dari kandungan Q.S.
Al-Isra’ (17): 32, dan
Q.S. An-Nur (24): 2,
serta hadits terkait
Mengkomunikasikan:
Mendemonstrasikan
bacaan (hafalan),
menyampaikan hasil
diskusi tentang Q.S.
Al-Isra’ (17): 32, dan
Q.S. An-Nur (24): 2,
serta hadits terkait
secara individu
maupun kelompok
Mengamati:
Mencermati bacaan
teks tentang Asmaul
Husna(al-Kariim, alMu’min, al-Wakiil, alMatiin, al-Jaami’, al‘Adl, dan al-Akhiir)
Meyimak penjelasan

perbuatan
zina.

1. Menunjukan
sikap ilmiah
pada saat
berdiskusi
2. Menunjukan
sikap positif
dalam diskusi
kelompok

:
-

Santun
peduli
kerjasama
memberi
solusi

Observasi
- Kegiatan
Diskusi
Aspek yang
dinilai: sikap
ilmiah
1.Objektif

sesuai dengan Q.S.
Al-Isra’ (17) : 32,
dan Q.S. An-Nur
(24) : 2

 Menjelaskan
Tes tulis
pengertian iman
- Soal Uraian
kepada Allah.
 Menjelaskan
pengertian tauhid
rububiyah dan
tauhid uluhiyah
 Membedakan

3. Mendemonstr
asikan
hafalan Q.S.
Al-Isra’ (17) :
32, dan Q.S.
An-Nur (24) :
2 dengan
lancar
4. Menganalisis
Q.S. Al-Isra’
(17) : 32, dan
Q.S. An-Nur
(24) : 2
5. Membuat
makalah
tentangperga
ulan bebas
dan
perbuatan
zina
6. Mempresentasikan makalah
tentangperga
ulan bebas
dan
perbuatan
zina

1. Membuat
makalah
tentangasmau
l husna
2. Mempresentasikan makalah
tentangasmau
l husna

- Latar
belakang
masalah
- Rumusan
Masalah
- Deskripsi
- Simpulan
Performance :
Presentasi
makalah, aspek
yang dinilai:
- penguasaan
materi
- sistematika
- penyampaian
- penggunaan
bahasa
- kemampuan
memanfaatk
an media
presentasi
- kemampuan
mempertaha
nkan dan
menanggapi
pertanyaan
atau
sanggahan

Portofolio
Hasil tulisan
berupa
makalah, aspek
yang dinilai:
- Latar
belakang

42
4.3 Berperilaku
yang
mencontohkan
keluhuran budi,
kokoh pendirian,
pemberi rasa
aman, tawakal
dan perilaku adil
sebagai
implementasi dari
pemahaman
makna Asmaul
Husna (al-Kariim,
al-Mu’min, alWakiil, al-Matiin,
al-Jaami’, al-‘Adl,
dan al-Akhiir)

majelis ta’lim
- Kisahkisah
tentang
keluhuran budi,
kokoh
pendirian,
pemberi rasa
aman, tawakal
dan perilaku
adil.
Konsep:
- Iman kepada
Allah (Tauhid
Rububiyah ,
Uluhiyah dan
Ubudiyah)
- Asmaul Husna :
(al-Kariim, alMu’min, alWakiil, alMatiin, alJaami’, al-‘Adl,
dan al-Akhiir)
Prinsip :
- Contoh-contoh
Perilaku
keluhuran budi,
kokoh
pendirian,
pemberi rasa
aman, tawakal
dan perilaku
adil sebagai
implementasi
dari
pemahaman
makna Asmaul
Husna

-

-

-

-

-

materi di atas melalui
tayangan video atau
media lainnya.
Menanya (memberi
stimulus agar peserta
didik bertanya) :
Mengapa Allah memiliki
nama yang begitu
banyak?
Apa yang harus
dilakukan oleh umat
Islam terkait namanama Allah yang indah
itu?
Mengumpulkan
data/eksplorasi
Peserta didik
mendiskusikan makna
dan contoh perilaku
keluhuran budi, kokoh
pendirian, pemberi rasa
aman, tawakal dan
perilaku adil sebagai
implementasi dari
pemahaman makna
Asmaul Husna (alKariim, al-Mu’min, alWakiil, al-Matiin, alJaami’, al-‘Adl, dan alAkhiir)
Guru mengamati
perilaku keluhuran
budi, kokoh pendirian,
pemberi rasa aman,
tawakal dan perilaku
adil melalui lembar
pengamatan di sekolah.
Guru berkolaborasi
dengan orang tua untuk
mengamati perilaku
keluhuran budi, kokoh
pendirian, pemberi rasa
aman, tawakal dan
perilaku adil di rumah.
Mengasosiasi
Membuat kesimpulan

3. menampilkan
perilaku
keluhuran
budi, kokoh
pendirian,
pemberi rasa
aman,
tawakal dan
perilaku adil
sebagai
implementasi
dari
pemahaman
makna
Asmaul Husna
(al-Kariim,
al-Mu’min,
al-Wakiil, alMatiin, alJaami’, al‘Adl, dan alAkhiir).

2.Kritis
- Presentasi
hasil
diskusiaspek
yang dinilai
sikap individu
:
- Santun
- peduli
- kerjasama
- cinta damai
- proaktif
- responsif
- kegiatan
selama
disekolah,
aspek yang
dinilai:
- keluhuran
budi
- Kokoh
pendirian
- Pemberi
rasa aman
- Tawakal
- adil

tauhid rububiyah
dan tauhid
uluhiyah
 Menjelaskan arti
7 sifat Allah
dalam Asmaul
Husna.

masalah
- Rumusan
Masalah
- Deskripsi
- Simpulan
Performance :
Presentasi
makalah, aspek
yang dinilai:
- penguasaan
materi
- sistematika
- penyampaian
- penggunaan
bahasa
- kemampuan
memanfaatk
an media
presentasi
- kemampuan
mempertaha
nkan dan
menanggapi
pertanyaan
atau
sanggahan

43
materi di atas.
Mengkomunikasikan
Mempresentasikan
/menyampaikan hasil
diskusi tentang materi
di atas.

3.6 Memahami
makna beriman
kepada malaikatmalaikat Allah
SWT.
4.3 Berperilaku
yang
mencerminkan
kesadaran
beriman kepada
Malaikat-malaikat
Allah SWT

13. Imankepada
Malaikat

Fakta:
- Kisah suyatno
(suami yang
mengurus istri
belasan tahun)
- Kebiasaan
menjaga hutan,
laut, sungai.
- Kisah tentang
kejujuran
- Kisah tentang
kedisiplinan
- Kisah tentang
tanggung jawab
Konsep:
- Iman
- Malaikat
- Pengertian
Iman kepada
Malaikat
Prinsip
- Contoh-contoh
perilaku yang
mencerminkan
kesadaran
beriman kepada
Malaikatmalaikat Allah.

-

-

-

-

-

-

-

Mengamati
Mencermati bacaan
teks tentangmakna
dan contoh perilaku
beriman kepada
malaikat-malaikat
Allah SWT
Meyimak penjelasan
materi di atas melalui
tayangan vidio atau
media lainnya.
Menanya (memberi
stimulus agar peserta
didik bertanya)
Mengapa kita harus
beriman kepada
malaikat?
Apa yang harus
dilakukan oleh orang
yang beriman kepada
malaikat?
Mengumpulkan
data/eksplorasi
Peserta didik
mendiskusikan makna
dan contoh perilaku
beriman kepada
Malaikat.
Guru mengamati
perilaku beriman
kepada Malaikat
melalui lembar
pengamatan di
sekolah.
Guru berkolaborasi
dengan orang tua
untuk mengamati
perilaku beriman

1. Menunjukan
sikap ilmiah
pada saat
berdiskusi
2. Menunjukan
sikap positif
dalam diskusi
kelompok
3. menampilkan
perilaku yang
mencerminka
n kesadaran
beriman
kepada
Malaikatmalaikat
Allah SWT

Observasi
- Kegiatan
Diskusi
Aspek yang
dinilai: sikap
ilmiah
1.Objektif
2.Kritis
- Presentasi
hasil
diskusiaspek
yang dinilai
sikap individu
:
- Jujur
- Disiplin
- Tanggung
jawab
- Responsif
- Santun
- peduli
- kerjasama
- menghargai

- Menjelaskan
pengertian beriman
kepada Malaikat
- Menjelaskan tandatanda beriman
kepada Malaikat.
- Menjelaskan
contoh-contoh
perilaku beriman
kepada Malaikat
- Menampilkan
contoh-contoh
perilaku beriman
kepada malaikat.
- Membedakan orang
yang beriman dan
tidak beriman
kepada Malaikat

Tes tulis
Soal Uraian

1. Membuat
makalah
tentangperila
ku yang
mencerminkan kesadaran
beriman
kepada
Malaikatmalaikat
Allah SWT
2. Mempresentasikan makalah
tentangperila
ku yang
mencerminkan kesadaran
beriman
kepada
Malaikatmalaikat
Allah SWT

Portofolio
Hasil tulisan
berupa
makalah, aspek
yang dinilai:
- Latar
belakang
masalah
- Rumusan
Masalah
- Deskripsi
- Simpulan
Performance :
Presentasi
makalah, aspek
yang dinilai:
- penguasaan
materi
- sistematika
- penyampaian
- penggunaan
bahasa
- kemampuan
memanfaatk
an media
presentasi
- kemampuan
mempertaha
nkan dan
menanggapi
pertanyaan
atau

44
3.7 Memahami
Q.S. At-Taubah (9)
: 122 dan hadits
terkait tentang
semangat
menuntut ilmu,
menerapkan dan
menyampaikan
nya kepada
sesama.
4.5Menceritakan
tokoh-tokoh
teladan dalam
semangat mencari
ilmu

14. Semangat
menuntut ilmu dan
menyampaikannya
kepada sesama

Fakta:
- Semangat
menuntut ilmu
di kalangan
pelajar.
- Banyaknya
pelajar
Indonesia yang
mendapat
Prestasi di
tingkat
Internasional
- Anak desa yang
berprestasi
(walaupun
banyak
rintangan)
- Kisah tentang
tokoh-tokoh
teladan dalam
semangat
mencari ilmu.
Konsep:
- Semangat
- Ilmu
- Semangat
menuntut ilmu
Prinsip
- Nama-nama

-

-

-

-

kepada Malaikat di
rumah.
Mengasosiasi
Membuat kesimpulan
tentang makna
beriman kepada
malaikat-malaikat
Allah SWT.
Mengkomunikasikan
Mempresentasikan
/menyampaikan hasil
diskusi tentang
beriman kepada
malaikat-malaikat
Allah SWT.
Mengamati
Mencermati bacaan
teks tentang Q.S. AtTaubah (9) : 122 dan
hadits terkait tentang
semangat menuntut
ilmu, menerapkan dan
menyampaikan nya
kepada sesama
Meyimak penjelasan
materi di atas melalui
tayangan vidio atau
media lainnya.
Menanya (memberi
stimulus agar peserta
didik bertanya)
Mengapa harus
menuntut ilmu?
Bagaimana cara
menyampaikan ilmu
kepada sesama?
Mengumpulkan
data/eksplorasi
Peserta didik
mendiskusikan makna
dan contoh semangat
menuntut ilmu,
menerapkan dan
menyampaikannya
kepada sesama
sebagai implementasi

sanggahan

1. Menunjukan
sikap ilmiah
pada saat
berdiskusi
2. Menunjukan
sikap positif
dalam diskusi
kelompok
3. menampilkan
perilaku
semangat
menuntut
ilmu,
menerapkan
dan
menyampaika
n nya kepada
sesama

Observasi
- Kegiatan
Diskusi
Aspek yang
dinilai: sikap
ilmiah
1.Objektif
2.Kritis
- Presentasi
hasil
diskusiaspek
yang dinilai
sikap individu
:
- Jujur
- Disiplin
- Tanggung
jawab
- Proaktif

-Menyalin Q.S. AtTaubah (9) : 122
dan hadits terkait
tentang semangat
menuntut ilmu,
menerapkan dan
menyampaikan
nya kepada
sesama
-Mengidentifikasi
tajwid Q.S. AtTaubah (9) : 122
-Menyimpulkan
intisari Q.S. AtTaubah (9) : 122

Tes tulis
Soal Uraian

1. Membuat
makalah
tentangsem
angat
menuntut
ilmu,
menerapkan
dan
menyampai
kan nya
kepada
sesama.
2. Mempresent
a-sikan
makalah
tentangsem
angat
menuntut
ilmu,
menerapkan
dan
menyampai
kan nya
kepada
sesama.

Portofolio
Hasil tulisan
berupa
makalah, aspek
yang dinilai:
- Latar
belakang
masalah
- Rumusan
Masalah
- Deskripsi
- Simpulan
Performance :
Presentasi
makalah, aspek
yang dinilai:
- penguasaan
materi
- sistematika
- penyampaian
- penggunaan
bahasa
- kemampuan
memanfaatk
an media
presentasi

45
tokoh-tokoh
teladan dalam
semangat
mencari ilmu
-

-

3.8 Memahami
kedudukan AlQuran,
Hadits, dan
Ijtihad
sebagai
sumber
hukum Islam.
4.6 Menyajikan
macam-

15. Sumber Hukum
Islam

Fakta:
- Maraknya
lembaga tahfidz
quran
- Penerapan
syariat Islam di
Aceh
- Banyaknya
daerah yang
memberlakukan

-

-

pemahaman
kandungan Q.S. atTaubah (9) : 122 dan
hadits terkait.
Guru mengamati
perilaku contoh
semangat menuntut
ilmu, menerapkan dan
menyaampaikannya
kepada sesama
melalui lembar
pengamatan di
sekolah.
Guru berkolaborasi
dengan orang tua
untuk mengamati
perilaku semangat
menuntut ilmu,
menerapkan dan
menyaampaikannya
kepada sesama di
rumah.
Mengasosiasi
Membuat kesimpulan
tentang semangat
menuntut ilmu dan
menyampaikannya
kepada sesama.
Mengkomunikasikan
Mempresentasikan
/menyampaikan hasil
diskusi tentang
semangat menuntut
ilmu dan
menyampaikannya
kepada sesama.
Mengamati
Mencermati bacaan teks
tentangkedudukan alQuran, al-Hadits, dan
Ijtihad sebagai sumber
hukum Islam
Meyimak penjelasan
materi tersebut di atas
melalui tayangan video
atau media lainnya.

- kemampuan
mempertaha
nkan dan
menanggapi
pertanyaan
atau
sanggahan

1. Menunjukan
sikap ilmiah
pada saat
berdiskusi
2. Menunjukan
sikap positif
dalam diskusi
kelompok

Observasi
- Kegiatan
Diskusi
Aspek yang
dinilai: sikap
ilmiah
1.Objektif
2.Kritis
- Presentasi

 Menjelaskan
pengertian AlQuran, Al-Hadits,
dan Ijtihad sebagai
sumber hukum
Islam
 Menjelaskan
kedudukan AlQuran, Al-Hadits,
dan Ijtihad sebagai

Tes tulis
- Soal Uraian

1. Membuat
makalah
tentangmac
am-macam
sumber
hukum
Islam.
2. Mempresentasikan
makalah

Portofolio
Hasil tulisan
berupa
makalah, aspek
yang dinilai:
- Latar
belakang
masalah
- Rumusan

46
macam
sumber
hukum Islam

Perda sesuai
hukum Islam
Konsep:
- Sumber hukum
Islam
- Al-Qur’an
- Hadits
- Ijtihad
Prinsip
- macam-macam
sumber hukum
Islam

-

-

-

-

-

-

-

Menanya (memberi
stimulus agar peserta
didik bertanya)
Mengapa Al-Quran,
Hadits, dan Ijtihad
sebagai sumber hukum
Islam?
Apa yang anda pahami
tenang Al-Quran,
Hadits, dan Ijtihad ?
Mengumpulkan
data/eksplorasi
Peserta didik
mendiskusikan makna
Al-Quran, Hadits, dan
Ijtihad sebagai sumber
hukum Islam
Guru mengamati
perilaku berpegang
teguh kepada Al-Quran,
Hadits, dan Ijtihad
sebagai sumber hukum
Islam
Guru berkolaborasi
dengan orang tua untuk
mengamati perilaku
berpegang teguh kepada
Al-Quran, Hadits, dan
Ijtihad di rumah.
Mengasosiasi
Membuat kesimpulan
tentang sumber hukum
Islam.
Mengkomunikasikan:
Mempresentasikan
/menyampaikan hasil
diskusi tentang sumber
hukum Islam.

hasil
sumber hukum
Islam
diskusiaspek
 Menjelaskan fungsi
yang dinilai
Al-Quran, Al-Hadits,
sikap individu
dan Ijtihad sebagai
:
sumber hukum
- Disiplin
Islam.
- Tanggung
 Menjelaskan fungsi
Al-Hadits terhadap
jawab
Al-Quran.
- Santun
 Menjelaskan
- peduli
macam-macam Al- kerjasama
Hadits.
 Menunjukkan
contoh-contoh
perilaku sesuai
hukum taklifi.

tentangmac
am-macam
sumber
hukum
Islam.

Masalah
- Deskripsi
- Simpulan
Performance :
Presentasi
makalah, aspek
yang dinilai:
- penguasaan
materi
- sistematika
- penyampaian
- penggunaan
bahasa
- kemampuan
memanfaatk
an media
presentasi
- kemampuan
mempertaha
nkan dan
menanggapi
pertanyaan
atau
sanggahan

47
3.9 Memahami
pengelolaan
wakaf.
4.7.1 Menyajikan
dalil tentang
ketentuan waqaf.
4.7.2 Menyajikan
pengelolaan
wakaf.

16. Pengelolaan
wakaf

Fakta:
- Banyaknya
mesjid yang
dibangun di
atas tanah
wakaf
- Tanah wakaf
yang digunakan
untuk tempat
pemakaman
- Maraknya
lembaga dan
perorangan
yang
mewakafkan
hartanya
- Kegiatan aksi
wakaf al-Quran
Konsep:
- Pengertian
wakaf
- Dalil ketentuan
wakaf

-

-

-

-

Prinsip:
- Pengelolaan
wakaf
Prosedur :
- Tatacara
Pengelolaan
wakaf

3.10 Memahami
substansi dan
strategi dakwah
Rasullullah SAW
di Mekah.
4.8.
Mendeskripsikan

17. Meneladani
Perjuangan
Rasulullah SAW di
Mekah

-

-

Fakta:
- Film sejarah
perjuangan
Rasulullah
periode mekkah
Konsep:

-

-

Mengamati
Mencermati bacaan
teks tentang
pengertian, ketentuan
dan hal-hal yang
berkaitan dengan
pengelolaan wakaf.
Meyimak penjelasan
materi di atas melalui
tayangan vidio atau
media lainnya.
Menanya (memberi
stimulus agar peserta
didik bertanya)
Mengapa waqaf harus
dikelola?
Bagaimana cara
mengelola wakaf?
Mengumpulkan
data/eksplorasi
Peserta didik
mendiskusikan makna
dan ketentuan wakaf
serta
pengeloalaannya.
Mengasosiasi
Membuat kesimpulan
materi pengelolaan
wakaf.
Mengkomunikasikan
Mempresentasikan
/menyampaikan hasil
diskusi tentang materi
pengelolaan wakaf.

1. Menunjukan
sikap ilmiah
pada saat
berdiskusi
2. Menunjukan
sikap positif
dalam diskusi
kelompok
3. menampilkan
perilaku
wakaf dalam
kehidupan
sehari-hari.

Mengamati
Mencermati bacaan
teks tentang substansi
dan strategi dakwah
Rasullullah SAW
Meyimak penjelasan
materi tersebut di

1. Menunjukan
sikap ilmiah
pada saat
berdiskusi
2. Menunjukan
sikap positif
dalam diskusi

Observasi
- Kegiatan
Diskusi
Aspek yang
dinilai: sikap
ilmiah
1.Objektif
2.Kritis
- Presentasi
hasil
diskusiaspek
yang dinilai
sikap individu
:
- Santun
- peduli
- kerjasama
- responsif
- proaktif

 Menjelaskan
perundangundangan tentang
pengelolaan wakaf.
 Menjelaskan
ketentuan syar’i
wakaf.
 Mampu
menyebutkan
contoh pengelolaan
wakaf
 Mampu menerapkan
ketentuan
perundangundangan tentang
wakaf.

Tes tulis
Soal Uraian

Observasi
- Kegiatan
Diskusi
Aspek yang
dinilai: sikap
ilmiah

 Menceritakan
sejarah dakwah
Rasulullah pada
periode Mekkah.
 Menjelaskan
pengaruh dakwah
Rasulullah SAW

Tes tulis
- Soal Uraian

1. Membuat
makalah
tentangpenge
lolaan wakaf
2. Mempresentasikan
makalah
tentangpenge
lolaan wakaf

1. Membuat
makalah
tentangsubsta
nsi dan
strategi
dakwah
Rasullullah

Portofolio
Hasil tulisan
berupa
makalah, aspek
yang dinilai:
- Latar
belakang
masalah
- Rumusan
Masalah
- Deskripsi
- Simpulan
Performance :
Presentasi
makalah, aspek
yang dinilai:
- penguasaan
materi
- sistematika
- penyampaian
- penggunaan
bahasa
- kemampuan
memanfaatk
an media
presentasi
- kemampuan
mempertaha
nkan dan
menanggapi
pertanyaan
atau
sanggahan
Portofolio
Hasil tulisan
berupa
makalah, aspek
yang dinilai:
- Latar

48
substansi dan
strategi dakwah
Rasullullah SAW
di Mekah.

- Dakwah
- Mekkah
- Dakwah
Rasulullah di
Mekkah
Prinsip
- substansi
dakwah
Rasullullah
SAW di Mekah.
- strategi dakwah
Rasullullah
SAW di Mekah.

-

-

-

-

-

-

3.11 Memahami

18. Meneladani

Fakta:

atas melalui tayangan
vidio atau media
lainnya.
Menanya (memberi
stimulus agar peserta
didik bertanya)
Apa substansi dakwah
Rasulullah di Mekah?
Apa strategi dakwah
Rasulullah di Mekah?
Mengumpulkan
data/eksplorasi
Peserta didik
mendiskusikan
substansi dan strategi
dakwah Rasullullah
SAW di Mekah.
Guru mengamati
perilaku tangguh dan
semangat
menegakkan
kebenaran dalam
kehidupan sehari-hari.
Guru berkolaborasi
dengan orang tua
untuk mengamati
perilaku tangguh dan
semangat
menegakkan
kebenaran dalam
kehidupan sehariharidi rumah.
Mengasosiasi
Membuat kesimpulan
tentang substansi dan
strategi dakwah
Rasullullah SAW di
Mekah.
Mengkomunikasikan
Mempresentasikan
/menyampaikan hasil
diskusi tentang
substansi dan strategi
dakwah Rasullullah
SAW di Mekah.
Mengamati

kelompok
3. menampilkan
sikap tangguh
dan semangat
menegakkan
kebenaran
dalam
kehidupan
sehari-hari
sebagai
implementasi
dari
pemahaman
tentang
strategi
dakwah
Rasulullah
SAW di
Mekah.

1.Objektif
2.Kritis
- Presentasi
hasil
diskusiaspek
yang dinilai
sikap individu
:
- Peduli
- Santun
- Cinta
damai
- Peduli
- Responsif
- proaktif

terhadap umat.
 Menjelaskan
substansi dakwah
Rasulullah
periode Makkah.
 Menjelaskan
strategi dakwah
Rasulullah
periode Makkah.

1. Menunjukan

Observasi

 Menjelaskan latar

SAW di
Mekah
2. Mempresentasikan
makalah
tentangsubsta
nsi dan
strategi
dakwah
Rasullullah
SAW di
Mekah

Tes tulis

belakang
masalah
- Rumusan
Masalah
- Deskripsi
- Simpulan

1. Membuat

Portofolio

Performance :
Presentasi
makalah, aspek
yang dinilai:
- penguasaan
materi
- sistematika
- penyampaian
- penggunaan
bahasa
- kemampuan
memanfaatk
an media
presentasi
- kemampuan
mempertaha
nkan dan
menanggapi
pertanyaan
atau
sanggahan

49
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai

More Related Content

What's hot

LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...
LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...
LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...SaftuniSaf
 
LKPD AKIDAH AKHLAK IMAN KEPADA HARI AKHIR
LKPD AKIDAH AKHLAK IMAN KEPADA HARI AKHIRLKPD AKIDAH AKHLAK IMAN KEPADA HARI AKHIR
LKPD AKIDAH AKHLAK IMAN KEPADA HARI AKHIRMuhamad Roji
 
Model Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan pada Mata Pelajaran PAI di ...
Model Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan pada Mata Pelajaran PAI di ...Model Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan pada Mata Pelajaran PAI di ...
Model Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan pada Mata Pelajaran PAI di ...shofichofifah
 
Pendidik Dalam Pendidikan Islam
Pendidik Dalam Pendidikan IslamPendidik Dalam Pendidikan Islam
Pendidik Dalam Pendidikan Islamshofichofifah
 
KB 2 Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur'an
KB 2 Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur'anKB 2 Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur'an
KB 2 Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur'anIstna Zakia Iriana
 
Berbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi IslamBerbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi IslamRendra Fahrurrozie
 
PPT.KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM.pptx
PPT.KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM.pptxPPT.KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM.pptx
PPT.KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM.pptxDiKi33
 
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di IndonesiaMacam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di IndonesiaAlvie Mencarie Cahaya
 
Pengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarPengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarMarliena An
 
KD 8 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam
KD 8 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam KD 8 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam
KD 8 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam Syarifatul Marwiyah
 
Akhlak Tercela power point
Akhlak Tercela power pointAkhlak Tercela power point
Akhlak Tercela power pointsknramadhaniah
 
Modul PAI Kontemporer KB 4 - Toleransi Dalam Islam
Modul PAI Kontemporer KB 4 - Toleransi Dalam IslamModul PAI Kontemporer KB 4 - Toleransi Dalam Islam
Modul PAI Kontemporer KB 4 - Toleransi Dalam IslamIstna Zakia Iriana
 
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)Nisrokhah6
 
Gender dalam perspektif islam
Gender dalam perspektif islamGender dalam perspektif islam
Gender dalam perspektif islamumi wandansari
 
Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Peserta Didik Dalam Pendidikan IslamPeserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Peserta Didik Dalam Pendidikan IslamRetno Nindia
 
Resume pengembangan profesi guru
Resume pengembangan profesi guruResume pengembangan profesi guru
Resume pengembangan profesi guruHarmokoGuru
 
PPT Pendidikan Agama ISlam: Iman Kepada Hari Akhir
PPT Pendidikan Agama ISlam: Iman Kepada Hari AkhirPPT Pendidikan Agama ISlam: Iman Kepada Hari Akhir
PPT Pendidikan Agama ISlam: Iman Kepada Hari AkhirUNESA
 
Ppt syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat
Ppt syariat, tarekat, hakikat, dan makrifatPpt syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat
Ppt syariat, tarekat, hakikat, dan makrifatGatot Birowo - STIE AAS
 
Contoh Penilaian PAI Kurtilas By Muhammad Hori
Contoh Penilaian PAI Kurtilas By Muhammad HoriContoh Penilaian PAI Kurtilas By Muhammad Hori
Contoh Penilaian PAI Kurtilas By Muhammad Horiمحمد خيرى
 

What's hot (20)

LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...
LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...
LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...
 
LKPD AKIDAH AKHLAK IMAN KEPADA HARI AKHIR
LKPD AKIDAH AKHLAK IMAN KEPADA HARI AKHIRLKPD AKIDAH AKHLAK IMAN KEPADA HARI AKHIR
LKPD AKIDAH AKHLAK IMAN KEPADA HARI AKHIR
 
Model Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan pada Mata Pelajaran PAI di ...
Model Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan pada Mata Pelajaran PAI di ...Model Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan pada Mata Pelajaran PAI di ...
Model Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan pada Mata Pelajaran PAI di ...
 
Pendidik Dalam Pendidikan Islam
Pendidik Dalam Pendidikan IslamPendidik Dalam Pendidikan Islam
Pendidik Dalam Pendidikan Islam
 
KB 2 Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur'an
KB 2 Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur'anKB 2 Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur'an
KB 2 Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur'an
 
Berbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi IslamBerbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi Islam
 
PPT.KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM.pptx
PPT.KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM.pptxPPT.KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM.pptx
PPT.KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM.pptx
 
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di IndonesiaMacam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
 
Pengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarPengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi Ajar
 
KD 8 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam
KD 8 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam KD 8 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam
KD 8 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam
 
Akhlak Tercela power point
Akhlak Tercela power pointAkhlak Tercela power point
Akhlak Tercela power point
 
Modul PAI Kontemporer KB 4 - Toleransi Dalam Islam
Modul PAI Kontemporer KB 4 - Toleransi Dalam IslamModul PAI Kontemporer KB 4 - Toleransi Dalam Islam
Modul PAI Kontemporer KB 4 - Toleransi Dalam Islam
 
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
 
Gender dalam perspektif islam
Gender dalam perspektif islamGender dalam perspektif islam
Gender dalam perspektif islam
 
Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Peserta Didik Dalam Pendidikan IslamPeserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
 
Resume pengembangan profesi guru
Resume pengembangan profesi guruResume pengembangan profesi guru
Resume pengembangan profesi guru
 
PPT Pendidikan Agama ISlam: Iman Kepada Hari Akhir
PPT Pendidikan Agama ISlam: Iman Kepada Hari AkhirPPT Pendidikan Agama ISlam: Iman Kepada Hari Akhir
PPT Pendidikan Agama ISlam: Iman Kepada Hari Akhir
 
Tauhid ppt
Tauhid pptTauhid ppt
Tauhid ppt
 
Ppt syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat
Ppt syariat, tarekat, hakikat, dan makrifatPpt syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat
Ppt syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat
 
Contoh Penilaian PAI Kurtilas By Muhammad Hori
Contoh Penilaian PAI Kurtilas By Muhammad HoriContoh Penilaian PAI Kurtilas By Muhammad Hori
Contoh Penilaian PAI Kurtilas By Muhammad Hori
 

Similar to Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai

6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomiSofyan Saputra
 
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografiSofyan Saputra
 
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologiSofyan Saputra
 
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pknIpul Saipul
 
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematikaTharita Hermawan
 
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimiatanialisa008
 
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakaryaSofyan Saputra
 
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematikaModel pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematikaIbnu Fajar
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematikaAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggris
Model Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggrisModel Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggris
Model Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggrisAbdul Jamil
 
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggrisSofyan Saputra
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakaryaModel Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakaryaAbdul Jamil
 
1. model pembelajaran saintifik mp matematika
1. model pembelajaran saintifik mp matematika1. model pembelajaran saintifik mp matematika
1. model pembelajaran saintifik mp matematikawidyoamb
 
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematikaYusep Riwayat
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)Sofyan Saputra
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budayaSofyan Saputra
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesiaSofyan Saputra
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)Sofyan Saputra
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesiaHamid Salman
 

Similar to Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai (20)

6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
 
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
 
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
 
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
 
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
 
Buku kur 13
Buku kur 13Buku kur 13
Buku kur 13
 
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
 
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
 
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematikaModel pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematika
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggris
Model Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggrisModel Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggris
Model Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggris
 
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakaryaModel Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
 
1. model pembelajaran saintifik mp matematika
1. model pembelajaran saintifik mp matematika1. model pembelajaran saintifik mp matematika
1. model pembelajaran saintifik mp matematika
 
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
 

More from Abdul Jamil

Peta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdf
Peta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdfPeta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdf
Peta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdfAbdul Jamil
 
Uji Permeabilitas
Uji PermeabilitasUji Permeabilitas
Uji PermeabilitasAbdul Jamil
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningAbdul Jamil
 
Seng Penting Numpuk
Seng Penting NumpukSeng Penting Numpuk
Seng Penting NumpukAbdul Jamil
 
Panduan Pendaftaran SPAN 2014
Panduan Pendaftaran SPAN 2014Panduan Pendaftaran SPAN 2014
Panduan Pendaftaran SPAN 2014Abdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologiAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pkn
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pknModel Pembelajaran Saintifik Mapel pkn
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pknAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologiAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarahModel Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarahAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologiAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimiaModel Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimiaAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisikaAbdul Jamil
 
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP Kemendikbud
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP KemendikbudMateri Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP Kemendikbud
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP KemendikbudAbdul Jamil
 
Soal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP Kemendikbud
Soal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP KemendikbudSoal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP Kemendikbud
Soal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP KemendikbudAbdul Jamil
 

More from Abdul Jamil (20)

Peta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdf
Peta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdfPeta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdf
Peta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdf
 
Fisika paket 4
Fisika paket 4Fisika paket 4
Fisika paket 4
 
Fisika paket 3
Fisika paket 3Fisika paket 3
Fisika paket 3
 
Fisika paket 2
Fisika paket 2Fisika paket 2
Fisika paket 2
 
Fisika paket 1
Fisika paket 1Fisika paket 1
Fisika paket 1
 
Uji Permeabilitas
Uji PermeabilitasUji Permeabilitas
Uji Permeabilitas
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
 
Tugas Pelangi
Tugas PelangiTugas Pelangi
Tugas Pelangi
 
Seng Penting Numpuk
Seng Penting NumpukSeng Penting Numpuk
Seng Penting Numpuk
 
Panduan Pendaftaran SPAN 2014
Panduan Pendaftaran SPAN 2014Panduan Pendaftaran SPAN 2014
Panduan Pendaftaran SPAN 2014
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pkn
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pknModel Pembelajaran Saintifik Mapel pkn
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pkn
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarahModel Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimiaModel Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
 
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP Kemendikbud
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP KemendikbudMateri Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP Kemendikbud
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP Kemendikbud
 
Soal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP Kemendikbud
Soal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP KemendikbudSoal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP Kemendikbud
Soal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP Kemendikbud
 
Jamil nilai
Jamil nilaiJamil nilai
Jamil nilai
 

Recently uploaded

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Recently uploaded (20)

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai

  • 1. KATA PENGANTAR Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat kemurahan-Nya naskahPendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan.Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik. pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan persiapan pembelajaran. Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya. Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian. Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka. Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran. i
  • 2. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I I ii PENDAHULUAN 1. 1 2. Tujuan.......................................................... 2 3. Ruang Lingkup............................................. 3 4. BAB II Latar Belakang ............................................ Landasan Hukum....... ................................. 3 PEMBELAJARAN KOMPETENSI 1. 5 2. BAB III Pendekatan Pembelajaran Saintifik............. Penilaian Autentik........................................ 22 ANALISIS KOMPETENSI 1. 30 2. BAB IV Prosedur Analisis.. ......................................... Hasil Analisis Kompetensi.............................. 38 PENUTUP 52 DAFTAR PUSTAKA 54 LAMPIRAN-LAMPIRAN ii
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan secara suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan kemandirian psikologis sesuai ruang yang cukup dengan bakat, bagi minat, dan prakarsa, kreativitas, perkembangan fisik dan serta peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. 1
  • 4. Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat. Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah melatih instruktur nasional (master teacher), guru inti dan guru sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006 dan buku sebelumnya), mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus yang telah disediakan. Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik dan menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya. B. Tujuan Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan: Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar 1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata pelajaran 2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik 3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian 4. Merancang penilaian autentik 2
  • 5. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup naskah ini terdiri atas: 1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik 2. Langkah-langkah analisis kompetensi; 3. Penilaian autentik; dan 4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) D. Landasan Hukum 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan 4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah 5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang Silabus 3
  • 6. BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan. Karakteristik Standar pembelajaran pada Kompetensi memberikan Lulusan kerangka setiap dan konseptual satuan Standar tentang pendidikan Isi. Standar sasaran terkait erat Kompetensi pembelajaran pada Lulusan yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga perolehan (proses psikologis) ranah yang kompetensi berbeda. Sikap tersebut memiliki lintasan diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, beserta perbedaan standar proses. menalar, lintasan menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi perolehan turut Penguatan pendekatan berbasis penyingkapan/penelitian serta mempengaruhi karakteristik saintifik perlu diterapkan pembelajaran (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satusatunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran proses berbasis sebagai konten penguatan penggunaan pendekatan menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran 4
  • 7. yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan mengembangkan kreativitas peserta didik (ing madyo mangun karso), dan dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. A. Pendekatan Pembelajaran saintifik Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998). Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu 5
  • 8. pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992). Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran. Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990). 1. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Ilmu-ilmu sosial (social science) Sebelum membicarakan mengenai pendekatan ilmiah (scientific), perlu dipahami terlebih dahulu mengenai metode ilmiah. Pada umumnya seseorang 6
  • 9. selalu ingin memperoleh pengetahuan. Pengetahuan dapat merupakan pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak ilmiah. Suatu pengetahuan ilmiah hanya dapat diperoleh dari metode ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik) dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada simpulan. Dengan demikian diperlukan adanya penalaran dalam rangka pencarian (penemuan). Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau fakta melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan menguji hipotesis. Sebenarnya apa yang kita bicarakan dengan metode ilmiah merujuk pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas prasangka, (3) sifat objektif, dan (4) adanya analisa. Selanjutnya secara sederhana pendekatan ilmiah merupakan suatu cara atau mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Ada juga yang mengartikan pendekatan ilmiah sebagai mekanisme untuk memperoleh pengetahuan yang didasarkan pada struktur logis. Pendekatan ilmiah ini memerlukan langkahlangkah pokok: a) Mengamati b) Menanya c) Menalar d) Mencoba e) Membentuk jejaring Langkah-langkah di atas boleh dikatakan sebagai pembelajaran terhadap pengetahuan ilmiah yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis dalam ilmu-ilmu sosial. Karena yang dikehendaki adalah jawaban mengenai faktafakta sosial, maka pendekatan dengan langkah-langkah tersebut dikatakan sangat erat dengan metode ilmiah. Prosespembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi 7
  • 10. ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 8
  • 11. 1) Mengamati Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial, pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai berikut, contoh: Proses terbentuknya negara interaksi sosial Situs sejarah Sedangkandalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat dilakukan melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, misalnya: video, gambar, grafik, bagan, dsb. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini. Menentukan objek apa yang akan diobservasi Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya. Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdot (anecdotal record), catatan berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdot dapat berupa catatan 9
  • 12. yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. Alat mekanik dapat berupa berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. 2) Menanya Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Artinya guru dapat menumbuhkan sikap ingin tahu siswa, yang diekspresikan dalam bentuk pertanyaan. Misalnya: Mengapa terjadi kasus pelanggaran HAM? Apakah seni bangun candi itu asli Indonesia atau ada pengaruh dari luar? Dalam hukum permintaan dinyatakan ketika harga naik maka jumlah barang yang diminta akan turun, namun kenyataannya setiap menjelang hari raya walaupun harga cenderung naik tetapi permintaan juga ikut naik. Mengapa demikian?, dsb. Diusahakan setelah ada pengamatan, yang bertanya bukan guru, tetapi yang bertanya peserta didik. Berikut manfaat / fungsi bertanya: Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan. Membangkitkan mengajukan keterampilan pertanyaan, dan peserta memberi didik dalam jawaban berbicara, secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. 10
  • 13. Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok. Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini. Tingkatan Subtingkatan Kognitif yang lebih  Pengetahuan rendah (knowledge) Kata-kata kunci pertanyaan  Apa...  Siapa...  Kapan...  Di mana...  Sebutkan...  Jodohkan atau pasangkan...  Persamaan kata...  Golongkan...  Berilah nama...  Dll.  Pemahaman (comprehension)  Terangkahlah...  Bedakanlah...  Terjemahkanlah...  Simpulkan...  Bandingkan...  Ubahlah...  Berikanlah interpretasi...  Penerapan (application  Gunakanlah...  Tunjukkanlah...  Buatlah...  Demonstrasikanlah...  Carilah hubungan...  Tulislah contoh... 11
  • 14. Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan  Siapkanlah...  Klasifikasikanlah... Kognitif yang lebih  Analisis (analysis) tinggi  Analisislah...  Kemukakan bukti-bukti…  Mengapa…  Identifikasikan…  Tunjukkanlah sebabnya…  Berilah alasan-alasan…  Sintesis (synthesis)  Ramalkanlah…  Bentuk…  Ciptakanlah…  Susunlah…  Rancanglah...  Tulislah…  Bagaimana kita dapat memecahkan…  Apa yang terjadi seaindainya…  Bagaimana kita dapat memperbaiki…  Kembangkan…  Evaluasi (evaluation)  Berilah pendapat…  Alternatif mana yang lebih baik…  Setujukah anda…  Kritiklah…  Berilah alasan…  Nilailah…  Bandingkan…  Bedakanlah… 12
  • 15. 3) Menalar Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. 3.1 Cara menalar Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan cara menalardengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik. Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola silogisme. Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagianbagiannya yang khusus. Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif. Pada penalaran deduktif tedapat premis, sebagai proposisi menarik simpulan. Penarikan simpulan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Simpulan secara langsung ditarik dari satu premis, sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari dua premis. Contoh: Akuntan publik adalah akuntan yang kegiatannya memberikan jasa untuk kepentingan perusahaan dengan sejumlah pembayaran tertentu, atau disebut juga akuntan ekstern. 13
  • 16. Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja sebagai pemeriksa atau auditor untuk pemerintah atau negara. Akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja sebagai pengajar atau dosen di perguruan tinggi. Akuntan Intern atau Akuntan Perusahaan adalah akuntan yang bekerja dalam perusahaan dan bertugas khusus di bidang akuntansi intern untuk membantu pengelola perusahaan. Simpulan Akuntan publik, Akuntan pemerintah, Akuntan pendidik, Akuntan Intern merupakan jabatan-jabatan dalam lapangan akuntansi pada berbagai lingkup kegiatan dan bidang garapannya. 3.2 Analogi dalam Pembelajaran Selama proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering kali menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki persamaan. Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalanya menalar secara analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran dalam pembelajaran dengan cara membandingkan sifat esensial yang mempunyai kesamaan atau persamaan. Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Seperti halnya penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan analogi deklaratif. Kedua analogi itu dijelaskan berikut ini. Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau fenomena itu ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena atau gejala pertama terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua. Analogi induktif merupakan suatu “metode menalar” yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu simpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan Contoh: 14
  • 17. Hakekat Pergerakan Nasional bagi peserta didik adalah jiwa nasionalisme dan ketekunan dalam belajar. Peserta didik adalah generasi muda yang harus memiliki jiwa nasionalisme dan harus giat belajar. Analogi deklaratif merupakan suatu “metode menalar” untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Analogi deklaratif ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru, fenomena, atau gejala menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah diketahui secara nyata dan dipercayai. Contoh: Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dapat dilaksanakan karena adanya sinergitas, saling menghargai, sikap pantang menyerah antara golongan muda dan golongan tua. Begitu pula tercapainya suatu prestasi disekolah tidak terlepas dari sinergitas, saling menghargai, sikap pantang menyerah dari dewan guru, peserta didik, dan seluruh stake holder sekolah. 3.3 Hubungan Antarfenomena Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan menghubungkan antarfenomena atau gejala sangat penting dalam proses pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Disinilah esensi bahwa guru dan peserta didik dituntut mampu memaknai hubungan antarfenomena atau gejala, khususnya hubungan sebab-akibat. Hubungan sebab-akibat diambil dengan menghubungkan satu atau beberapa fakta yang satu dengan satu atau beberapa fakta yang lain.Suatu simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa fakta itu atau dapat juga menjadi akibat dari satu atau beberapa fakta tersebut. Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif, yang disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat. Penalaran induktif sebab akibat terdiri dari tiga jenis. Hubungansebab–akibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat, hal-hal yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu, kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat. 15
  • 18. Contoh: Sehubungan adanya pembuatan jalan oleh Belanda yang melewati makam leluhur Diponegoro, maka pecahlah perang Diponegoro melawan Belanda 1825 – 1830 (mapel Sejarah). Nilaisuatubarangditentukanjumlahbiaya yangdikeluarkanuntukmenghasilkanbarangitukembali(biayareproduksi).O lehkarenauntukmenentukannilaisuatubarangtidakberasalpadabiayaproduk siyangpertamakali,tetapipadabiayaproduksiyangdikeluarkansekarang (mapel Ekonomi). Hubungan akibat–sebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab, hal-hal yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu, selanjutnya ditarik simpulan yang merupakan penyebabnya. Contoh (Mata pelajaran Sejarah): Perang Diponegoro 1825 – 1830 melawan Belanda, sampai-sampai Belanda mengalami kerugian besar, dan nyaris dikalahkan, disebabkan Belanda membuat jalan yang melewati makam leluhur Diponegoro. Perjuang bangsa Indonesia melalui Pergerakan Nasional, mengakibatkan diproklasikan kemerdekaan. Akibat proklamasi kemerdekaan datanglah Sekutu yaitu Inggris dan Belanda datang ke Indonesia . Kedatangan Sekutu yang berkeinginan menjaga status quo, tentu tidak diharapkan oleh pemuda Indonesia, terjadilah perang. Contoh (Mata pelajaranEkonomi) Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut. Semakin tinggi nilai pakai suatu barang, nilai tukarnya akan semakin tinggi. Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, hidupnya terisolasi. Keterisolasian itu menyebabkan mereka kehilangan akses untuk melakukan aktivitas ekonomi, sehingga muncullah kemiskinan keluarga yang akut. Kemiskinan keluarga yang akut menyebabkan anak-anak mereka tidak berkesempatan menempuh pendidikan yang baik. Dampak lanjutannya, bukan tidak mungkin terjadi kemiskinan yang terus berlangsung secara siklikal. 16
  • 19. Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2. Pada penalaran hubungan sebabakibat 1 –akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab, sehingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi penyebab sehingga menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya. 3.4 Mencoba/mengeksplorasi Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang digunakan adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan yang menerapkan strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran yang berkembang saat ini secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada proses belajar. Tidak hanya berfokus pada apa yang dapat peserta didik temukan, namun sampai pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang populer untuk menggambarkan kegiatan ini adalah “explorative learning”. Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi ajar. Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada keterlibatan peserta didik untuk memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya. Dalam hal ini peserta didik menyusun dan memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan belajar. Peta Konsep yang dikembangkan menunjukan kompleksitas kegiatan eksplorasi dalam proses pembelajaran yang mengharuskan adanya proses dialog yang : (1) interaktif (2) adaptif, interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat penguasaan pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan yang berkaitan dengan meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas sehingga memperoleh pengalaman yang bermakna. Mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna, yaitu belajar aktif, belajar konstruktif, belajar intens, belajar autentik, dan kolaboratif yang menegaskan pernyataan bahwa pembelajaran eksploratif lebih menekankan pada pengalaman belajar dari pada pada materi pelajaran. Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Peserta didik menghubungkan 17
  • 20. pikiran yang terdahulu dengan pengalaman belajarnya. Mereka menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk memberikan respon yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran masing-masing dalam kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti dalam tugas merekam, mencari informasi melalui internet serta memberikan respon kreatif dalam berdialog. Di samping itu peserta didik menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan hasil telaah. Secara kolektif, mereka juga dapat mengembangkan hasil penelusuran informasi dalam bentuk grafik, tabel, diagram serta mempresentasikan gagasan yang dimiliki. Pelaksanaan kegiatan mencoba/eksplorasi pada mata pelajaran ilmu-ilmu sosial dapat dilakukan melalui kerja sama dalam kelompok kecil. Bersama teman sekelompoknya peserta didik dalam menelusuri informasi yang mereka butuhkan, merumuskan masalah dalam kehidupan nyata, berpikir kritis untuk menerapkan ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata dan bermakna. Melalui kegiatan mencoba/eksplorasi peserta didik dapat mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan ilmu-ilmu sosial, serta menerapkannya untuk menjawab fenomena yang ada. Peserta didik juga dapat mengeksploitasi informasi untuk memperoleh manfaat tertentu sebagai produk belajar. 3.5 Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif. Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi, maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. 18
  • 21. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama. Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi baru yang tak terduga.Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang tak terduga. Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut 2. Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip, hukum, dan teori 3. Mendorong siswa aktif mencoba melalui kegiatan eksperimen 4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data, mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena 5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam presentasi dengan aplikasi baru yang terduga sampai tak terduga Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif Banyak metode yang dipakai dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif. Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini: JP = Jigsaw Proscedure. Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok bahasan. Agar masing-masing peserta didik anggota dapat memahami keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang menyeluruh. Penilaian didasari pada rata-rata skor tes kelompok. STAD = Student Team Achievement Divisions. 19
  • 22. Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok bertindak saling membelajarkan. Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan individu peserta didik lainnya. Penilaian didasari pada pencapaian hasil belajar individual maupun kelompok peserta didik CI = Complex Instruction Titik tekan metode ini berorientasi pada matematika, dan adalam pelaksanaan suatu proyek yang penemuan, ilmu khususnya pengetahuan dalam sosial. bidang Fokusnya sains, adalah menumbuhkembangkan ketertarikan semua peserta didik sebagai anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan dua bahasa) dan di antara para peserta didik yang sangat heterogen. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok. TAI = Team Accelerated Instruction. Metode ini merupakan kooperatif/kolaboratif dengan kombinasi antara pembelajaran pembelajaran individual. Secara bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok diberi soalsoal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap pertama telah diselesaikan dengan benar, setiap peserta didik mengerjakan soal-soal berikutnya. Namun jika seorang peserta didik belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia harus menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada hasil belajar individual maupun kelompok. CLS = Cooperative Learning Stuctures. Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk dengan anggota dua peserta didik (berpasangan). Seorang peserta didik bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila jawaban 20
  • 23. tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua peserta didik yang saling berpasangan itu berganti peran. LT = Learning Together. Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan peserta didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian didasarkan pada hasil kerja kelompok. TGT = Teams-Games-Tournament. Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik. GI = Group Investigation. Pada metode ini semua anggota kelompok dituntut untuk merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya berikut bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok. AC = Academic-Constructive Controversy. Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan kualitas pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi, kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok mempertahankan posisi yang dipilihnya. 21
  • 24. CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition. Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI. Metode pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para peserta didik saling menilai kemampuan membaca, menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis maupun lisan di dalam kelompoknya Siswa dapat membentuk jejaring yang lebih luas dengan menginformasikan/ berbagi tentang hasil penugasan, proyek atau makalah melalui berbagai media. B. Penilaian Autentik Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: (1) American Library Association mendefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan penilaian autentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas- aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA. Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, 22
  • 25. keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas. Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran. Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan. Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. 1. Pengamatan Sikap Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal, penilaian diri, dan penilaian antar teman. Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria penilaian jurnal adalah sbb: Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting. Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator. Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan. Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis. Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif. 23
  • 26. Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik. Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah sikap Misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah keterampilan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah pengetahuan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif. Pertama, menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju secara personal. Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas atau rombongan belajar. Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih peserta didik penilai menjadi pembelajar yang baik.Instrumen sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman adalah sbb: • Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik • Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana • Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik • Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik 24
  • 27. • Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda • Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya • Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid) • memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu kompetensi peserta didik • Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur • Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah sampai kemampuan tertinggi. 2. Tes tertulis. Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab- akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian. Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks. 3. Tes Lisan. Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan. Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan adalah sbb: 25
  • 28. Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf pengetahuan yang hendak dinilai. Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada. Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi jawabannya sendiri. disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek. 4. Penilaian Melalui Penugasan. Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah sbb: Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar. Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik. Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri. Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik. Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum. Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok. Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota. Tugasharusbersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial ekonomi). Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas. Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas. 5. Tes Praktik. Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP Kemdikbud, 2013). Kriteria Tes Praktik adalah sbb: Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar. Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik. Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas. 26
  • 29. Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik, Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum Tugasbersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi) Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik tersebut harus memenuhi syarat sbb: Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid). Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi). Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur. Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik. Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik. 6. Penilaian Proyek Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain. Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik. Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik. Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen 27
  • 30. daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis. Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk. Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan. 7. Penilaian Portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri. Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat. 28
  • 31. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio. 29
  • 32. BAB III ANALISIS KOMPETENSI A. Prosedur Analisis Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan. Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar. Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut. Dimensi Sikap Pengetahuan Keterampilan Kualifikasi Kemampuan Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri. Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relelevan bagi kelas X sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut. 30
  • 33. Kompetensi Deskripsi Kompetensi Sikap Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan Pengetahuan Keterampilan Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah sebagai berikut: Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 31
  • 34. 1) Melakukan linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok. 2) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi materi pembelajaran yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur 3) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indicator keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. 4) Mengembangkan menanya, alternatif mencoba, pembelajaran mengasosiasi, dan mulai dari mengamati, mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius. 5) Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan 6) Merancang penilaian yang diperlukan Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini. Materi Pokok (Silabus) Materi Pembelajar an Fakta, Konsep, Prinsip, dan Prosedur Penillaian (Silabus) Alternatif Kegiatan Pembelajara n: Mengamati, Menanya, Mencoba, Mengasosias i, dan Mengomunik asikan Indikator Sikap, Pengethua n, dan Keterampil an untuk Penilaian Lulusan yang : Cerdas, Kreatif, Produktif, dan Bertanggun g jawab Pembelajara n (Silabus) 1. Mengembangkan Materi Pembelajaran Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga (pengetahuan). 32
  • 35. Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisasi dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan). Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokan dalam empat kategori, yaitu: a) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati. Yang merupakan materi fakta misalnya ketika guru akan mengajarkan materi tentang kontrol diri, maka materi faktanya adalah kegiatan-kegiatan yang menggambarkan sikap kontrol diri atau sebaliknya seperti maraknya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah (fakta positif) atau masih adanya kegiatan perkelahian pelajar (fakta negatif). b) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan. Contoh konsep tentang sholat sunnah (kelompok sholat seperti sholat rawatib, sholat tahajud, sholat dhuha, sholat sunah fajar) adalah sholat yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdoa.Konsep adalah kristalisasi dari fakta yang telah didefinisikan. c) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaitan.. Contoh yang merupakan prinsip adalah jika manusia bersyukur maka akan ditambah ni’mat. Prinsip yang menghubungkan adalah konsep manusia, konsep syukur, dan konsep bertambah ni’mat. Termasuk ke dalam kategori prinsip adalah hokum, teori, dan azas. d) Prosedur, merupkan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan. Contoh yang merupakan materi prosedur adalah kaifiyat wudhu, kaifiyat sholat, kaifiyat haji, kaifiyat pengurusan jenazah dsb. Yang kesemuanya memiliki urut-urutan sudah baku dan tidak bisa diubahubah. 2. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan a) Mengamati (Observasi) adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan pancaindra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau menyimak. Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakta, yaitu fenomena atau beristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau fakta langsung yang bisa disentuh, dilihat, dan sebagainya. 33
  • 36. Kegiatan observasi dalam proses pembelajaran mendorong keterlibatan peserta didik secara langsung. Dalam kaitan ini, guru harus memahami bentuk keterlibatan peserta didik dalam observasi tersebut. Observasi biasa (common observation). Pada observasi biasa untuk kepentingan pembelajaran, peserta didik merupakan subjek yang sepenuhnya melakukan observasi (complete observer). Di sini peserta didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati. Observasi terkendali (controlled observation). Seperti halnya observasi biasa, pada observasi terkendali untuk kepentingan pembelajaran, peserta didiksama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati.Mereka juga tidak memiliki hubungan apa pun dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati. Namun demikian, berbeda dengan observasi biasa, pada observasi terkendali pelaku atau objek yang diamati ditempatkan pada ruang atau situasi yang dikhususkan. Karena itu, pada pembelajaran dengan observasi terkendali termuat nilai-nilai percobaan atau eksperimen atas diri pelaku atau objek yang diobservasi. Observasi partisipatif (participant observation). Pada observasi partisipatif, peserta didik melibatkan diri secara langsung dengan pelaku atau objek yang diamati. Observasi semacam ini mengharuskan peserta didik melibatkan diri pada pelaku, komunitas, atau objek yang diamati. b) Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas. Dalam kegiatan menanya, siswa mengembangkan keterampilan lisan dan tertulis dalam merumuskan pertanyaan, mulai pertanyaan sederhana dan pendek hingga pertanyaan kompleks dan kritis. Untuk mendorong hasil yang efektif dan efisien proses menanya dalam diskusi harus disiapkan oleh guru, antara lain: tujuan dan hasil kegiatan dirumuskan dengan jelas; prosedur dan alokasi waktu diskusi ditentukan; jika diperlukan tersedia lembar kerja diskusi; diberikan apresiasi yang cukup kepada siswa yang aktif berpartisipasi. c) Mencoba adalah proses kegiatan memperkuat pemahaman faktual, konseptual, dan prosedural melalui kegiatan langsung mengumpulkan data. Kegiatan mencoba dapat dilakukan dalam dua jenis, yaitu mencoba prinsip/prosedur seperti yang diperoleh melalui diskusi, dan mencoba 34
  • 37. mengaplikasikan prinsip/prosedur pada situasi baru. Kegiatan mencoba dapat dilakukan dalam bentuk ekperimen, tugas projek, atau tugas produk. Pada kegiatan mencoba jenis pertama, data yang diperoleh digunakan untuk memverifikasi prinsip/prosedur yang dipelajari. Kegiatan ini akan meningkatkan kebermaknaan belajar (meaningfull learning) bagi siswa. Mereka menjadi lebih yakin dengan pengetahuan yang dimiliki yang dibuktikan melalui data-data yang diperoleh.Pada kegiatan mencoba jenis ke dua merupakan kelanjutan dari jenis yang pertama. Setelah proses mencoba yang pertama merupakan bagian dari kegiatan membangun pengetahuan konseptual dan prosedural dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencoba jenis kedua untuk mengaplikasikannya dalam situasi baru. Data baru yang diperoleh mendorong membuktikan pemikiran prinsip/prosedur lebih yang tinggi karena diketahui bukan melainkan sekedar mencoba menerapkan dalam situasi baru.Untuk kegiatan jenis kedua diperlukan kreativitas dan inovasi guru merancang dan mendesainya, serta mencobanya agar prosedur dan data yang diharapkan dapat diterima (acceptable) secara keilmuan. d) Mengasosiasi atau menalar adalah kegiatan berpikir tingkat tinggi terhadap data yang didapat melalui kegiatan mencoba. Termasuk dalam kategori mengasosiasi adalah mengelompokkan, menyajikan menghubungkan, data secara merumuskan, sistematis, memilah, menyimpulkan dan menafsirkan. Kegiatan mengasosiasi dapat dirancang dan didesain dengan menggunakan lembar kerja ekperimen sehingga lebih terbimbing dan terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran pembelajaran. Pada kegiatan tugas proyek dan tugas produk umumnya tidak memerlukan lembar kerja karena siswa lebih bebas dalam berkreasi dan berinovasi. e) Mengomunikasikan adalah hasil akhir dari kegiatan pembelajaran dimana siswa mampu mengekpresikan sikap, pengetahuan, dan keterampilannya dalam bentuk lisan, tulisan, atau karya yang relevan. Kegiatan ini menjadi sarana agar siswa terbiasa berbicara, menulis, atau membuat karya tertentu untuk menyampaikan gagasan/ide, pengalaman, dan kesan dan lain sebagainya termasuk dengan melibatkan emosi dan idealismenya. Untuk mengurangi kendala waktu terutama jika bentuk kegiatan presentasi yang digunakan, guru harus menjadwalkan secara efektif dengan membagi peran 35
  • 38. dan alokasi waktu kegiatan dalam satu semester/satu tahun, sehingga setiap siswa mendapat kesempatan yang proporsional. Kegiatan mengomunikasikan juga membuka ruang bagi siswa mengungkapkannya dalam struktur tidak formal sehingga mereka bebas berekpresi menuangkan inovasi dan kreativitasnya.Membuat blog, membuat laporan deskriptif, dan membuat video kegaitan dengan memanfaatkan website dan internet adalah bentuk komunikasi dengan struktur yang tidak terlalu formal. 3. Merumuskan indikator pencapaian Dalam penyusunan indikator pencapaian perlu diperhatikan hal-hal berikut ini (1) Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang terukur, didalamnya terdapat dua unsur, yiatu tingkat kompetensi dan konten (pengetahuandan keterampilan) (2) Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam silabus (3) Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal yang tercantum pada kompetensi dasar maupun kompetensi inti dan dapat dikembangkan hingga ke tingkat yang paling tinggi untuk mencapai target pencapaian kompetensi sesuai dengan karakteristik dan daya dukung sekolah dan lingkungannya (4) Tingkat kompetensi pada aspek sikap adalah menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan (5) Tingkat kompetensi pada aspek pengetahuan adalah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevalasi, dan mengkreasi (6) Tingkat kompetensi pada aspek keterampilan adalah mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta (7) Keseluruhan indikator yang disusun memadai untuk mencapai kompetensi dasar, kompetensi inti, dan standar kompetensi lulusan 4. Mengembangkan alternatif penilaian (Penilaian Autentik) a) Aspek sikap melalui pengamatan, yaltu penilaian diri, penilaian sebaya, jurnal Penilaian sikap melalui pengematan dengan menggunakan lembar pengamatan atau daftar cheklist pengamatan yang memuat aspek sikap yang daiamati.Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada indikator sikap yang dijabarkan dari KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan analisis kompetensi.Penilaian 36
  • 39. sikap dilakukan sebagai upaya mengembangkan sikap sosial dan sikap religius dalam rangka pengembangan nilai karakter bangsa. Pemilihan aspek sikap yang diamati pada setiap materi pokok harus menjadi bagian dari keseluruhan pencapaian sikap yang bermuara pada pencapaian standar kopetensi lulusan tentang sikap, yaitu “ mengamalkan ajaran agama Menghayati yang dianutnya” dan “Menghayati dan dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Oleh karena itu, pengembangan sikap pada mata pelajaran pendidikan agama dan budi pekerti dengan fokus utama pengembangan sikap religius (hablum minallah) dan sikap social (hablum minannas). Guru pendidikan agama dan budi pekerti perlu memetakan sikap yang dikembangkan pada setiap materi pokok sesuai dengan relevansi dan karakteristik yang tersirat dari rumusan KD3 dan KD-4. Penilaian sikap juga berkaitan erat dengan aktivitas siswa pada saat pengamatan dilakukan.Pengamatan sikap dapat dilakukan pada saat diskusi kelompok, kegiatan presentasi, atau kegiatan praktik dan tugas projek. Berikut ini contoh aspek pengamatan sikap sesuai dengan aktivitas siswa Aktivitas Siswa Aspek Sikap Yang Diamati Diskusi Kelompok Presentasi Tugas Projek Kerjasama Komunikasi Kedisiplinan Ketelitian Kejujuran Kepedulian Tanggungjawab 37
  • 40. b) Aspek pengetahuan melalui tes tulis, tes lesan, penugasan c) Aspek keterampilan melalui tes praktik, kinerja dan portofolio B. Hasil Analisis Kompetensi 1. Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar (KD 3) Kompetensi Dasar (KD 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) 3.1 Menganalisis Q.S. AlAnfal (8) : 72); Q.S. AlHujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10; serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah). 3.2 Memahami manfaat dan hikmah kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah), dan menerapkannya dalam kehidupan. 4.1.1 Membaca Q.S. Al-Anfal 1. Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al(8): 72; Q.S. Hujurat (49) : 12; dan Al-Hujurat Q.S. Al-Hujurat (49) : 10 (49): 12 dan sesuai dengan kaidah 10 serta tajwid dan makhrajul hadits huruf. terkaitperilak 4.1.2Mendemonstrasikan u kontrol diri hafalan Q.S. Al-Anfal (mujahadah (8) : 72); Q.S. Alan-nafs), Hujurat (49) : 12; QS prasangka Al-Hujurat (49) : 10, baik dengan lancar. (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah) 3.3Menganalisis Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. AnNur (24) : 2, serta hadits tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina. 3.4Memahami manfaat dan hikmah larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina. 3.5 Memahami makna Asmaul Husna: (alKariim, al-Mu’min, alWakiil, al-Matiin, alJaami’, al-‘Adl, dan alAkhiir). 4.2.1 Membaca Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. AnNur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf. 4.2.2Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. AnNur (24) : 2 dengan lancar. 4.3 Berperilaku yang mencontohkan keluhuran budi, kokoh pendirian, pemberi rasa aman, tawakal dan perilaku adil sebagai implementasi dari pemahaman makna Asmaul Husna (alKariim, al-Mu’min, alWakiil, al-Matiin, alJaami’, al-‘Adl, dan alAkhiir) 2. Perilaku menghindarka n diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina. 3. Iman kepada Allah SWT (Asmaul Husna: alKariim, alMu’min, alWakiil, alMatiin, alJaami’, al‘Adl, dan alAkhiir) 38
  • 41. 3.6 Memahami makna beriman kepada malaikat-malaikat Allah SWT. 4.4 Berperilaku yang 4. Imankepada mencerminkan kesadaran Malaikat beriman kepada Malaikatmalaikat Allah SWT 3.7 Memahami Q.S. AtTaubah (9) : 122 dan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikan nya kepada sesama. 3.8 Memahami kedudukan Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam. 3.9 Memahami pengelolaan wakaf. 4.5Menceritakan tokoh-tokoh teladan dalam semangat mencari ilmu 5. Semangat menuntut ilmu dan menyampaika nnya kepada sesama 4.6 Menyajikan macammacam sumber hukum Islam. 6. Sumber Hukum Islam 4.7.1 Menyajikan dalil tentang ketentuan waqaf. 4.7.2 Menyajikan pengelolaan wakaf. 7. Pengelolaan wakaf 3.10 Memahami substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Mekah. 4.8. Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Mekah. 8. Meneladani Perjuangan Rasulullah SAW di Mekah 3.11 Memahami substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Madinah. 4.9 Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Madinah. 9. Meneladani Perjuangan Rasulullah SAW di Madinah 39
  • 42. Contoh Hasil Analisis Kompetensi Dasar Aspek Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Sikap Indikator 4.1.1 Membaca Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. AlHujurat (49) : 12; dan Q.S. AlHujurat (49) : 10 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf. 4.1.2Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. AlHujurat (49) : 12; QS Al-Hujurat (49) : 10, dengan lancar. 3.1 Menganalisis Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. AlHujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10; serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah annafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah). 3.2 Memahami manfaat dan hikmah kontrol 10. Q.S. Al-Anfal (8): 72; Q.S. AlHujurat (49): 12 dan 10 serta hadits terkaitperilaku kontrol diri (mujahadah annafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah) Fakta: - Adanya radikalisme, ekstrimisme dan eksklusivisme. (Kontrol diri) - Adanya perkelahian pelajar dan anarkisme (kontrol diri) - Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah (kontrol diri) - Kisah husnuzhon - Kisah yahudi buta yang menghina Nabi (husnuzhon) Konsep: - kontrol diri (mujahadah annafs - prasangka baik (husnuzzhan) - persaudaraan (ukhuwah) Prinsip - Manfaat mujahadah, husnuzhon dan Mengamati - Menyimak bacaan, membaca, mengidentifikasi hukum bacaan (tajwid), dan mencermati kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49):12; dan Q.S. Al-Hujurat (49):10 serta hadits terkait. - Mencermati manfaat dan hikmah kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) melalui tayangan video atau media lainnya. Menanya - Menanyakan cara membaca Q.S. Al-Anfal (8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12 dan 10, - Mengajukan pertanyaan terkait hukum tajwid, asbabun nuzul, dan isi kandungan Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan Q.S. AlHujurat (49) : 10, serta hadits terkait. Mengumpulkan data/eksplorasi - Mendiskusikan cara membaca Q.S. Al-Anfal (8): 72; Q.S. Al-Hujurat 1. Menunjukan sikap ilmiah pada saat berdiskusi 2. Menunjukan sikap positif dalam diskusi kelompok 3. menampilkan perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan Pengetahuan Penilaian Indikator Observasi - Mengidentifikasi - Kegiatan tajwid Q.S. AlAnfal (8) : 72); Q.S. Diskusi Al-Hujurat (49) : Aspek yang 12; dan Q.S. Aldinilai: sikap Hujurat (49) : ilmiah 10dengan benar 1.Objektif - Menyimpulkan 2.Kritis intisari Q.S. AlAnfal (8) : 72); Q.S. - Presentasi Al-Hujurat (49) : hasil 12; dan Q.S. Aldiskusi.aspek Hujurat (49) : 10 yang dinilai - Mengidentifikasi sikap individu hikmah dan manfat : perilaku kontrol - Tanggung diri (mujahadah an-nafs), prasangka jawab baik (husnuzzhan), - Peduli dan persaudaraan - Responsif (ukhuwah) - Santun - kerjasama - cinta damai - memberi solusi Penilaian Tes tulis Uraian Indikator Penilaian 1. Menyalin Q.S. Tes Lisan, Al-Anfal (8): aspek yang 72); Q.S. Aldinilai: Hujurat makharijul (49):12; dan huruf dan Q.S. Altajwid Hujurat (49):10 2. Membaca Q.S. Portofolio Al-Anfal (8) : - Hasil Menyalin 72); Q.S. Al- Hasil tulisan Hujurat (49) : berupa 12; dan Q.S. makalah, aspek Al-Hujurat yang dinilai: (49) : 10 - Latar sesuai dengan kaidah tajwid belakang dan masalah makhrajul - Rumusan huruf Masalah 3. Mendemonstr - Deskripsi asikan - Simpulan hafalan Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. AlPerformance : Hujurat (49) : Presentasi 12; QS Almakalah, aspek Hujurat (49) : yang dinilai: 10, dengan - penguasaan lancar. materi 4. Membuat makalah - sistematika tentangperila - penyampaian ku kontrol diri - penggunaan (mujahadah bahasa an-nafs), 40
  • 43. diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah), dan menerapkannya dalam kehidupan ukhuwah - Hikmah mujahadah, husnuzhon dan ukhuwah - - - - 4.2.1 Membaca Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. AnNur (24): 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf. 4.2.2Mendemonst rasikan hafalan Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. AnNur (24) : 2 dengan lancar. 3.3Menganalisis Q.S. Al-Isra’ (17) : 11. Perilaku menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina. Fakta: - Kebiasaan Pergaulan bebas di sebagian kalangan remaja Konsep: - pergaulan bebas - perilaku berzina Prinsip - - (49): 12 dan 10 sesuai dengan hukum bacaan tajwid; Menterjemahkan Q.S. AlAnfal (8): 72; Q.S. AlHujurat (49): 12 dan 10 serta hadits terkait; Menganalisis asbabun nuzul/wurud dan kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 72); Q.S. Al-Hujurat (49):12; dan Q.S. AlHujurat (49):10 serta hadits terkait. Mengasosiasi Membuat kesimpulan dari kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 72); Q.S. Al-Hujurat (49):12; dan Q.S. AlHujurat (49):10 serta hadits terkait. Mengkomunikasikan: Mendemonstrasikan bacaan (hafalan), menyampaikan hasil diskusi tentang Q.S. AlAnfal (8): 72; Q.S. AlHujurat (49): 12 dan 10 serta hadits terkait secara individu maupun kelompok Mengamati Menyimak bacaan, mengidentifikasi hukum bacaan (tajwid), dan mencermati kandungan Q.S. AlIsra’ (17): 32, dan Q.S. An-Nur (24): 2, serta hadits terkait. Mencermati manfaat dan hikmah larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina melalui tayangan prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah) 5. Mempresentasikan makalah tentangperila ku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah) 1. Menunjukan sikap ilmiah pada saat berdiskusi 2. Menunjukan sikap positif dalam diskusi kelompok 3. menampilka n perilaku menghindar kan diri dari pergaulan bebas dan Observasi - Mengidentifikasi - Kegiatan tajwid Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. Diskusi An-Nur (24) : Aspek yang 2dengan benar dinilai: sikap - Menyimpulkan ilmiah intisari Q.S. Al-Isra’ 1.Objektif (17) : 32, dan Q.S. 2.Kritis An-Nur (24) : 2 - Mengidentifikasi - Presentasi perilaku hasil menghindarkan diri diskusiaspek dari pergaulan yang dinilai bebas dan sikap individu perbuatan zina Tes tulis Uraian 1. Menyalin Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. AnNur (24) : 2 - kemampuan memanfaatk an media presentasi - kemampuan mempertaha nkan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan Tes Lisan, aspek yang dinilai: makharijul huruf dan tajwid 2. Membaca Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. Portofolio An-Nur (24): 2 - Hasil Menyalin sesuai dengan - Hasil tulisan kaidah tajwid berupa dan makalah, aspek makhrajul yang dinilai: huruf 41
  • 44. 32, dan Q.S. AnNur (24) : 2, serta hadits tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina. 3.4Memahami manfaat dan hikmah larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina. 3.5 Memahami makna Asmaul Husna: (al-Kariim, al-Mu’min, alWakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir). - Manfaat larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina - Hikmah larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina 12. Iman kepada Allah SWT (Asmaul Husna: al-Kariim, al-Mu’min, alWakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir) Fakta: - Kisah Keteguhan iman Bilal - film dukun dan paranormal. - Menjamurnya kelompok - - video atau media lainnya. Menanya Menanyakan cara membaca hukum tajwid, asbabun nuzul, dan isi kandungan Q.S. AlIsra’ (17): 32, dan Q.S. An-Nur (24): 2, serta hadits terkait Mengumpulkan data/eksplorasi Mendiskusikan cara membaca sesuai dengan tajwid, menganalisis asbabun nuzul/wurud dan kandungan Q.S. AlIsra’ (17): 32, dan Q.S. An-Nur (24): 2, serta hadits terkait Mengasosiasi Membuat kesimpulan dari kandungan Q.S. Al-Isra’ (17): 32, dan Q.S. An-Nur (24): 2, serta hadits terkait Mengkomunikasikan: Mendemonstrasikan bacaan (hafalan), menyampaikan hasil diskusi tentang Q.S. Al-Isra’ (17): 32, dan Q.S. An-Nur (24): 2, serta hadits terkait secara individu maupun kelompok Mengamati: Mencermati bacaan teks tentang Asmaul Husna(al-Kariim, alMu’min, al-Wakiil, alMatiin, al-Jaami’, al‘Adl, dan al-Akhiir) Meyimak penjelasan perbuatan zina. 1. Menunjukan sikap ilmiah pada saat berdiskusi 2. Menunjukan sikap positif dalam diskusi kelompok : - Santun peduli kerjasama memberi solusi Observasi - Kegiatan Diskusi Aspek yang dinilai: sikap ilmiah 1.Objektif sesuai dengan Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2  Menjelaskan Tes tulis pengertian iman - Soal Uraian kepada Allah.  Menjelaskan pengertian tauhid rububiyah dan tauhid uluhiyah  Membedakan 3. Mendemonstr asikan hafalan Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan lancar 4. Menganalisis Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 5. Membuat makalah tentangperga ulan bebas dan perbuatan zina 6. Mempresentasikan makalah tentangperga ulan bebas dan perbuatan zina 1. Membuat makalah tentangasmau l husna 2. Mempresentasikan makalah tentangasmau l husna - Latar belakang masalah - Rumusan Masalah - Deskripsi - Simpulan Performance : Presentasi makalah, aspek yang dinilai: - penguasaan materi - sistematika - penyampaian - penggunaan bahasa - kemampuan memanfaatk an media presentasi - kemampuan mempertaha nkan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan Portofolio Hasil tulisan berupa makalah, aspek yang dinilai: - Latar belakang 42
  • 45. 4.3 Berperilaku yang mencontohkan keluhuran budi, kokoh pendirian, pemberi rasa aman, tawakal dan perilaku adil sebagai implementasi dari pemahaman makna Asmaul Husna (al-Kariim, al-Mu’min, alWakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir) majelis ta’lim - Kisahkisah tentang keluhuran budi, kokoh pendirian, pemberi rasa aman, tawakal dan perilaku adil. Konsep: - Iman kepada Allah (Tauhid Rububiyah , Uluhiyah dan Ubudiyah) - Asmaul Husna : (al-Kariim, alMu’min, alWakiil, alMatiin, alJaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir) Prinsip : - Contoh-contoh Perilaku keluhuran budi, kokoh pendirian, pemberi rasa aman, tawakal dan perilaku adil sebagai implementasi dari pemahaman makna Asmaul Husna - - - - - materi di atas melalui tayangan video atau media lainnya. Menanya (memberi stimulus agar peserta didik bertanya) : Mengapa Allah memiliki nama yang begitu banyak? Apa yang harus dilakukan oleh umat Islam terkait namanama Allah yang indah itu? Mengumpulkan data/eksplorasi Peserta didik mendiskusikan makna dan contoh perilaku keluhuran budi, kokoh pendirian, pemberi rasa aman, tawakal dan perilaku adil sebagai implementasi dari pemahaman makna Asmaul Husna (alKariim, al-Mu’min, alWakiil, al-Matiin, alJaami’, al-‘Adl, dan alAkhiir) Guru mengamati perilaku keluhuran budi, kokoh pendirian, pemberi rasa aman, tawakal dan perilaku adil melalui lembar pengamatan di sekolah. Guru berkolaborasi dengan orang tua untuk mengamati perilaku keluhuran budi, kokoh pendirian, pemberi rasa aman, tawakal dan perilaku adil di rumah. Mengasosiasi Membuat kesimpulan 3. menampilkan perilaku keluhuran budi, kokoh pendirian, pemberi rasa aman, tawakal dan perilaku adil sebagai implementasi dari pemahaman makna Asmaul Husna (al-Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, alMatiin, alJaami’, al‘Adl, dan alAkhiir). 2.Kritis - Presentasi hasil diskusiaspek yang dinilai sikap individu : - Santun - peduli - kerjasama - cinta damai - proaktif - responsif - kegiatan selama disekolah, aspek yang dinilai: - keluhuran budi - Kokoh pendirian - Pemberi rasa aman - Tawakal - adil tauhid rububiyah dan tauhid uluhiyah  Menjelaskan arti 7 sifat Allah dalam Asmaul Husna. masalah - Rumusan Masalah - Deskripsi - Simpulan Performance : Presentasi makalah, aspek yang dinilai: - penguasaan materi - sistematika - penyampaian - penggunaan bahasa - kemampuan memanfaatk an media presentasi - kemampuan mempertaha nkan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan 43
  • 46. materi di atas. Mengkomunikasikan Mempresentasikan /menyampaikan hasil diskusi tentang materi di atas. 3.6 Memahami makna beriman kepada malaikatmalaikat Allah SWT. 4.3 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Malaikat-malaikat Allah SWT 13. Imankepada Malaikat Fakta: - Kisah suyatno (suami yang mengurus istri belasan tahun) - Kebiasaan menjaga hutan, laut, sungai. - Kisah tentang kejujuran - Kisah tentang kedisiplinan - Kisah tentang tanggung jawab Konsep: - Iman - Malaikat - Pengertian Iman kepada Malaikat Prinsip - Contoh-contoh perilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Malaikatmalaikat Allah. - - - - - - - Mengamati Mencermati bacaan teks tentangmakna dan contoh perilaku beriman kepada malaikat-malaikat Allah SWT Meyimak penjelasan materi di atas melalui tayangan vidio atau media lainnya. Menanya (memberi stimulus agar peserta didik bertanya) Mengapa kita harus beriman kepada malaikat? Apa yang harus dilakukan oleh orang yang beriman kepada malaikat? Mengumpulkan data/eksplorasi Peserta didik mendiskusikan makna dan contoh perilaku beriman kepada Malaikat. Guru mengamati perilaku beriman kepada Malaikat melalui lembar pengamatan di sekolah. Guru berkolaborasi dengan orang tua untuk mengamati perilaku beriman 1. Menunjukan sikap ilmiah pada saat berdiskusi 2. Menunjukan sikap positif dalam diskusi kelompok 3. menampilkan perilaku yang mencerminka n kesadaran beriman kepada Malaikatmalaikat Allah SWT Observasi - Kegiatan Diskusi Aspek yang dinilai: sikap ilmiah 1.Objektif 2.Kritis - Presentasi hasil diskusiaspek yang dinilai sikap individu : - Jujur - Disiplin - Tanggung jawab - Responsif - Santun - peduli - kerjasama - menghargai - Menjelaskan pengertian beriman kepada Malaikat - Menjelaskan tandatanda beriman kepada Malaikat. - Menjelaskan contoh-contoh perilaku beriman kepada Malaikat - Menampilkan contoh-contoh perilaku beriman kepada malaikat. - Membedakan orang yang beriman dan tidak beriman kepada Malaikat Tes tulis Soal Uraian 1. Membuat makalah tentangperila ku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Malaikatmalaikat Allah SWT 2. Mempresentasikan makalah tentangperila ku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Malaikatmalaikat Allah SWT Portofolio Hasil tulisan berupa makalah, aspek yang dinilai: - Latar belakang masalah - Rumusan Masalah - Deskripsi - Simpulan Performance : Presentasi makalah, aspek yang dinilai: - penguasaan materi - sistematika - penyampaian - penggunaan bahasa - kemampuan memanfaatk an media presentasi - kemampuan mempertaha nkan dan menanggapi pertanyaan atau 44
  • 47. 3.7 Memahami Q.S. At-Taubah (9) : 122 dan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikan nya kepada sesama. 4.5Menceritakan tokoh-tokoh teladan dalam semangat mencari ilmu 14. Semangat menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada sesama Fakta: - Semangat menuntut ilmu di kalangan pelajar. - Banyaknya pelajar Indonesia yang mendapat Prestasi di tingkat Internasional - Anak desa yang berprestasi (walaupun banyak rintangan) - Kisah tentang tokoh-tokoh teladan dalam semangat mencari ilmu. Konsep: - Semangat - Ilmu - Semangat menuntut ilmu Prinsip - Nama-nama - - - - kepada Malaikat di rumah. Mengasosiasi Membuat kesimpulan tentang makna beriman kepada malaikat-malaikat Allah SWT. Mengkomunikasikan Mempresentasikan /menyampaikan hasil diskusi tentang beriman kepada malaikat-malaikat Allah SWT. Mengamati Mencermati bacaan teks tentang Q.S. AtTaubah (9) : 122 dan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikan nya kepada sesama Meyimak penjelasan materi di atas melalui tayangan vidio atau media lainnya. Menanya (memberi stimulus agar peserta didik bertanya) Mengapa harus menuntut ilmu? Bagaimana cara menyampaikan ilmu kepada sesama? Mengumpulkan data/eksplorasi Peserta didik mendiskusikan makna dan contoh semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikannya kepada sesama sebagai implementasi sanggahan 1. Menunjukan sikap ilmiah pada saat berdiskusi 2. Menunjukan sikap positif dalam diskusi kelompok 3. menampilkan perilaku semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaika n nya kepada sesama Observasi - Kegiatan Diskusi Aspek yang dinilai: sikap ilmiah 1.Objektif 2.Kritis - Presentasi hasil diskusiaspek yang dinilai sikap individu : - Jujur - Disiplin - Tanggung jawab - Proaktif -Menyalin Q.S. AtTaubah (9) : 122 dan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikan nya kepada sesama -Mengidentifikasi tajwid Q.S. AtTaubah (9) : 122 -Menyimpulkan intisari Q.S. AtTaubah (9) : 122 Tes tulis Soal Uraian 1. Membuat makalah tentangsem angat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampai kan nya kepada sesama. 2. Mempresent a-sikan makalah tentangsem angat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampai kan nya kepada sesama. Portofolio Hasil tulisan berupa makalah, aspek yang dinilai: - Latar belakang masalah - Rumusan Masalah - Deskripsi - Simpulan Performance : Presentasi makalah, aspek yang dinilai: - penguasaan materi - sistematika - penyampaian - penggunaan bahasa - kemampuan memanfaatk an media presentasi 45
  • 48. tokoh-tokoh teladan dalam semangat mencari ilmu - - 3.8 Memahami kedudukan AlQuran, Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam. 4.6 Menyajikan macam- 15. Sumber Hukum Islam Fakta: - Maraknya lembaga tahfidz quran - Penerapan syariat Islam di Aceh - Banyaknya daerah yang memberlakukan - - pemahaman kandungan Q.S. atTaubah (9) : 122 dan hadits terkait. Guru mengamati perilaku contoh semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyaampaikannya kepada sesama melalui lembar pengamatan di sekolah. Guru berkolaborasi dengan orang tua untuk mengamati perilaku semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyaampaikannya kepada sesama di rumah. Mengasosiasi Membuat kesimpulan tentang semangat menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada sesama. Mengkomunikasikan Mempresentasikan /menyampaikan hasil diskusi tentang semangat menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada sesama. Mengamati Mencermati bacaan teks tentangkedudukan alQuran, al-Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam Meyimak penjelasan materi tersebut di atas melalui tayangan video atau media lainnya. - kemampuan mempertaha nkan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan 1. Menunjukan sikap ilmiah pada saat berdiskusi 2. Menunjukan sikap positif dalam diskusi kelompok Observasi - Kegiatan Diskusi Aspek yang dinilai: sikap ilmiah 1.Objektif 2.Kritis - Presentasi  Menjelaskan pengertian AlQuran, Al-Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam  Menjelaskan kedudukan AlQuran, Al-Hadits, dan Ijtihad sebagai Tes tulis - Soal Uraian 1. Membuat makalah tentangmac am-macam sumber hukum Islam. 2. Mempresentasikan makalah Portofolio Hasil tulisan berupa makalah, aspek yang dinilai: - Latar belakang masalah - Rumusan 46
  • 49. macam sumber hukum Islam Perda sesuai hukum Islam Konsep: - Sumber hukum Islam - Al-Qur’an - Hadits - Ijtihad Prinsip - macam-macam sumber hukum Islam - - - - - - - Menanya (memberi stimulus agar peserta didik bertanya) Mengapa Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam? Apa yang anda pahami tenang Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad ? Mengumpulkan data/eksplorasi Peserta didik mendiskusikan makna Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam Guru mengamati perilaku berpegang teguh kepada Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam Guru berkolaborasi dengan orang tua untuk mengamati perilaku berpegang teguh kepada Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad di rumah. Mengasosiasi Membuat kesimpulan tentang sumber hukum Islam. Mengkomunikasikan: Mempresentasikan /menyampaikan hasil diskusi tentang sumber hukum Islam. hasil sumber hukum Islam diskusiaspek  Menjelaskan fungsi yang dinilai Al-Quran, Al-Hadits, sikap individu dan Ijtihad sebagai : sumber hukum - Disiplin Islam. - Tanggung  Menjelaskan fungsi Al-Hadits terhadap jawab Al-Quran. - Santun  Menjelaskan - peduli macam-macam Al- kerjasama Hadits.  Menunjukkan contoh-contoh perilaku sesuai hukum taklifi. tentangmac am-macam sumber hukum Islam. Masalah - Deskripsi - Simpulan Performance : Presentasi makalah, aspek yang dinilai: - penguasaan materi - sistematika - penyampaian - penggunaan bahasa - kemampuan memanfaatk an media presentasi - kemampuan mempertaha nkan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan 47
  • 50. 3.9 Memahami pengelolaan wakaf. 4.7.1 Menyajikan dalil tentang ketentuan waqaf. 4.7.2 Menyajikan pengelolaan wakaf. 16. Pengelolaan wakaf Fakta: - Banyaknya mesjid yang dibangun di atas tanah wakaf - Tanah wakaf yang digunakan untuk tempat pemakaman - Maraknya lembaga dan perorangan yang mewakafkan hartanya - Kegiatan aksi wakaf al-Quran Konsep: - Pengertian wakaf - Dalil ketentuan wakaf - - - - Prinsip: - Pengelolaan wakaf Prosedur : - Tatacara Pengelolaan wakaf 3.10 Memahami substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Mekah. 4.8. Mendeskripsikan 17. Meneladani Perjuangan Rasulullah SAW di Mekah - - Fakta: - Film sejarah perjuangan Rasulullah periode mekkah Konsep: - - Mengamati Mencermati bacaan teks tentang pengertian, ketentuan dan hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan wakaf. Meyimak penjelasan materi di atas melalui tayangan vidio atau media lainnya. Menanya (memberi stimulus agar peserta didik bertanya) Mengapa waqaf harus dikelola? Bagaimana cara mengelola wakaf? Mengumpulkan data/eksplorasi Peserta didik mendiskusikan makna dan ketentuan wakaf serta pengeloalaannya. Mengasosiasi Membuat kesimpulan materi pengelolaan wakaf. Mengkomunikasikan Mempresentasikan /menyampaikan hasil diskusi tentang materi pengelolaan wakaf. 1. Menunjukan sikap ilmiah pada saat berdiskusi 2. Menunjukan sikap positif dalam diskusi kelompok 3. menampilkan perilaku wakaf dalam kehidupan sehari-hari. Mengamati Mencermati bacaan teks tentang substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW Meyimak penjelasan materi tersebut di 1. Menunjukan sikap ilmiah pada saat berdiskusi 2. Menunjukan sikap positif dalam diskusi Observasi - Kegiatan Diskusi Aspek yang dinilai: sikap ilmiah 1.Objektif 2.Kritis - Presentasi hasil diskusiaspek yang dinilai sikap individu : - Santun - peduli - kerjasama - responsif - proaktif  Menjelaskan perundangundangan tentang pengelolaan wakaf.  Menjelaskan ketentuan syar’i wakaf.  Mampu menyebutkan contoh pengelolaan wakaf  Mampu menerapkan ketentuan perundangundangan tentang wakaf. Tes tulis Soal Uraian Observasi - Kegiatan Diskusi Aspek yang dinilai: sikap ilmiah  Menceritakan sejarah dakwah Rasulullah pada periode Mekkah.  Menjelaskan pengaruh dakwah Rasulullah SAW Tes tulis - Soal Uraian 1. Membuat makalah tentangpenge lolaan wakaf 2. Mempresentasikan makalah tentangpenge lolaan wakaf 1. Membuat makalah tentangsubsta nsi dan strategi dakwah Rasullullah Portofolio Hasil tulisan berupa makalah, aspek yang dinilai: - Latar belakang masalah - Rumusan Masalah - Deskripsi - Simpulan Performance : Presentasi makalah, aspek yang dinilai: - penguasaan materi - sistematika - penyampaian - penggunaan bahasa - kemampuan memanfaatk an media presentasi - kemampuan mempertaha nkan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan Portofolio Hasil tulisan berupa makalah, aspek yang dinilai: - Latar 48
  • 51. substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Mekah. - Dakwah - Mekkah - Dakwah Rasulullah di Mekkah Prinsip - substansi dakwah Rasullullah SAW di Mekah. - strategi dakwah Rasullullah SAW di Mekah. - - - - - - 3.11 Memahami 18. Meneladani Fakta: atas melalui tayangan vidio atau media lainnya. Menanya (memberi stimulus agar peserta didik bertanya) Apa substansi dakwah Rasulullah di Mekah? Apa strategi dakwah Rasulullah di Mekah? Mengumpulkan data/eksplorasi Peserta didik mendiskusikan substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Mekah. Guru mengamati perilaku tangguh dan semangat menegakkan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari. Guru berkolaborasi dengan orang tua untuk mengamati perilaku tangguh dan semangat menegakkan kebenaran dalam kehidupan sehariharidi rumah. Mengasosiasi Membuat kesimpulan tentang substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Mekah. Mengkomunikasikan Mempresentasikan /menyampaikan hasil diskusi tentang substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Mekah. Mengamati kelompok 3. menampilkan sikap tangguh dan semangat menegakkan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari sebagai implementasi dari pemahaman tentang strategi dakwah Rasulullah SAW di Mekah. 1.Objektif 2.Kritis - Presentasi hasil diskusiaspek yang dinilai sikap individu : - Peduli - Santun - Cinta damai - Peduli - Responsif - proaktif terhadap umat.  Menjelaskan substansi dakwah Rasulullah periode Makkah.  Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah periode Makkah. 1. Menunjukan Observasi  Menjelaskan latar SAW di Mekah 2. Mempresentasikan makalah tentangsubsta nsi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Mekah Tes tulis belakang masalah - Rumusan Masalah - Deskripsi - Simpulan 1. Membuat Portofolio Performance : Presentasi makalah, aspek yang dinilai: - penguasaan materi - sistematika - penyampaian - penggunaan bahasa - kemampuan memanfaatk an media presentasi - kemampuan mempertaha nkan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan 49