Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa secara utuh melalui pendekatan ilmiah (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah dan mengkomunikasikan) dan penekanan pada kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan produktif. Analisis kurikulum 2013 mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP bertujuan untuk memetakan komponen-komponennya seperti tujuan, materi, dan penilaian guna
1. 1
ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Oleh: H. Abdul Karim dan Junaidi
A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan upaya mengembangkan potensi yang ada dalam diri
untuk menghasilkan manusia yang berkualitas, mencakup pengetahuan yang harus
dimiliki dan moral yang dibentuk dan dilandasi oleh nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan. Pendidikan tidak sekedar menyampaikan informasi pengetahuan kepada
siswa, melainkan menciptakan situasi, mengarahkan, mendorong dan membimbing
aktivitas belajar siswa ke arah perkembangan yang optimal.
Dalam rumusan tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-undang Sisdiknas,
terungkap tiga hal: pertama, karakter manusia Indonesia yang hendak dicapai melalui
pendidikan menyangkut aspek afektif yaitu: keimanan dan ketaqwaan, akhlak mulia,
demokratis, bertanggung jawab dan mandiri, kedua, aspek intelektual (kognitifnya)
yaitu berilmu dan cakap (kecerdasan), ketiga, berkenaan dengan aspek
psikomotoriknya yakni membangun manusia yang cakap dan kreatif mandiri.
Kurikulum merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat penting
sebagai pedoman bagi guru untuk mencapai tujuan yang diharapkan, berfungsi untuk
menolong siswa menggali dan mengembangkan keinginan, bakat, kemampuan,
keterampilan dan mempersiapkan mereka dengan baik untuk menjalankan hak dan
kewajiban, memikul tanggung jawab terhadap diri keluarga masyarakat dan
bangsanya.
Kurikulum ibarat jalan untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan
pendidikan. Menurut Saylor dan Alexander, kurikulum adalah the total effort of the
school situations, yaitu keseluruhan usaha yang dilakukan oleh lembaga atau sekolah
untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan.1
Dengan demikian, komponen yang
ada di dalam kurikulum bukan sebatas mata pelajaran, melainkan termasuk proses
belajar dan usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.2
Demikian pentingnya kurikulum dalam pendidikan, maka dalam
perjalanannya semestinya harus dikritisi, dianalisis untuk mengetahui kelebihan,
kekurangan serta efektivitas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dalam tulisan
ini, kita akan mencoba melakukan analisis terhadap kurikulum 2013 mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama.
1
Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia,
2010), hlm. 176
2
Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2009),
hlm. 31.
2. 2
B. Pembahasan
1. Pengertian Analisis Kurikulum
Analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti: (1)
penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya), (2) penguraian suatu pokok atas
berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian
untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan, (3) penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya, (4) pemecahan
persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya.3
Kurikulum menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 9 yaitu
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari rumusan diatas dapat ditafsirkan bahwa
komponen kurikulum meliputi: tujuan, isi dan bahan pelajaran (materi), metode
(proses pembelajaran), evaluasi (penilaian) yang saling berhubungan, setiap
komponennya saling bertalian erat.
Analisis kurikulum dilakukan melalui dua cara, yaitu pemetaan kurikulum
(curriculum mapping) dan penyesuaian kurikulum (curriculum alignment).
Pemetaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan gambaran utuh tentang
output/ outcome yang diharapkan, penilaian, kegiatan pembelajaran, sumber,
materi serta rencana pembelajaran. Penyesuaian kurikulum (curriculum
alignment) dilakukan melalui dua cara, yaitu:
a. Penyesuaian vertikal: untuk menjamin bahwa suatu mata pelajaran yang
diajarkan di jenjang kelas yang berbeda itu ringkas, padat, tidak ada materi/
bahan yang terlewat, tidak overlapping (tumpang tindih) dan disusun secara
spiral (tingkat kesulitannya dimulai dari yang mudah sampai yang paling
sulit).
b. Penyesuaian horizontal: untuk melihat keterkaitan antara berbagai mata
pelajaran pada jenjang kelas yang sama sehingga siswa dapat belajar
integrasi lintas ilmu untuk mengerti konsep multi disiplin. 4
Analisis kurikulum dilakukan karena berbagai alasan, antara lain :5
a. untuk menilai kurikulum dan memperbaikinya
3
Kamus Besar Bahasa Indonesia online, http://kbbi.web.id/analisis,diunduh Ahad, 7/06/2014
4
Wandie Razif Sutikno, Disain Kurikulum Digital, Yogyakarta: Smart writing, 2013,hlm.6-7.
5
Jonathan D. Jansen and Vijay Reddy, Curriculum analysis, a reference manual,
http://curranal1.pdf.com, diunduh: Ahad, 08/06/2014
3. 3
b. untuk mengidentifikasi masalah potensial dan aktual sedini mungkin dan
merekomendasikan solusi yang mungkin dilakukan.
c. Untuk membuat keputusan tentang dukungan untuk kelanjutan kurikulum
d. untuk mengetahui apakah tujuan telah tercapai
e. Untuk mengidentifikasi kekuatan dan keberhasilan
f. untuk menguji apakah asumsi yang mendasari kurikulum yang sah dan
dipertahankan
g. untuk mengidentifikasi kelemahan dan bias
h. untuk menunjukkan nilai dari kurikulum pada stakeholder yang berbeda.
Dari penjelasan diatas, makalah ini bermaksud memetakan kurikulum 2013
dengan menelaah komponen-komponennya, yaitu tujuan, isi/ materi, proses
pembelajaran dan penilaian untuk mendapatkan pemahaman arti keseluruhan dan
gambaran utuh kurikulum. Penulis bermaksud menganalisis isi/ materi, terutama
aspek kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum 2013 berdasarkan taksonomi
Bloom yang sudah direvisi oleh Anderson.
2. Karakteristik Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama merupakan bidang ajaran kajian yang sangat penting dan
fundamental dalam pembentukan manusia secara utuh, dan memiliki peranan
yang sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai tata nilai, pedoman,
pembimbing dan pendorong atau penggerak untuk mencapai kualitas hidup yang
lebih baik. Pendidikan Agama Islam (PAI) yang merupakan bagian dari
pendidikan agama di Indonesia mempunyai tempat yang sangat strategis dalam
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
Secara normatif Pendidikan Islam (PAI) di sekolah umum sebagai refleksi
pemikiran pendidikan Islam, sosialisasi, internalisasi, dan rekontruksi pemahaman
ajaran dan nilai-nilai Islam. Secara praxis PAI bertujuan mengembangkan
kepribadian muslim yang memiliki kemampuan kognitif, afektif, normatif, dan
psikomotorik, yang kemudian dterjemahkahkan dalam cara berfikir, bersikap, dan
bertindak dalam kehidupannya. Dengan pembelajaran PAI, siswa diharapkan
mampu mengembangkan kepribadian sebagai muslim yang baik, menghayati dan
mengamalkan ajaran serta nilai Islam dalam kehidupannya. Dengan demikian PAI
tidak hanya dipahami secara teoritis, namun diamalkan secara praxis.
Pendidikan Agama Islam pada dasarnya lebih diorientasikan pada tataran
moral action, yakni agar siswa tidak hanya berhenti pada tataran kompetensi
4. 4
(competence), tetapi sampai memiliki kemauan (will), dan kebiasaan (habbit)
dalam mewujudkan ajaran dan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Depdiknas merumuskan tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah, yaitu:
a. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pembiasaan serta pengamalan
siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang keimanannya kepada Allah SWT.
b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia
yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif,
jujur, adil, etis, berdisiplin, toleransi, menjaga keharmonisan secara
personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas
sekolah.
Dari rumusan tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa output dari
program Pendidikan Agama Islam adalah terbentuknya siswa yang memiliki
akhlak mulia. Pendidikan akhlak adalah jiwa Pendidikan dalam Islam, sehingga
pencapaian akhlak mulia adalah tujuan sebenarnya Pendidikan.
Berikut karakteristik Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP:6
a. PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok
yang terdapat dalam agama Islam, sehingga PAI merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari ajaran Islam.
b. Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata pelajaran
pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan mata
pelajaran lain yang bertujuan untuk pengembangan moral dan kepribadian
siswa.
c. PAI di SMP bertujuan terbentuknya siswa yang beriman dan bertakwa kepada
Allah Swt., berakhlak mulia, dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang
Islam, sehingga dapat dijadikan bekal untuk memelajari berbagai bidang ilmu
tanpa harus terbawa oleh pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin
ditimbulkan oleh ilmu tersebut.
d. PAI tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang lebih
penting adalah pada aspek afektif dan psikomotornya. Siswa dapat menguasai
berbagai kajian keislaman sekaligus mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari di tengah-tengah masyarakat.
e. Secara umum mata pelajaran PAI didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang
ada pada al-Quran dan Hadits Nabi. Melalui metode Ijtihad (dalil aqli) para
6
Sukirman, Analisis Kritis Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP, makalah lomba guru
berprestasi kemenag prov. Jatim 2010, www.scribd.com, diunduh Ahad,08/06/2014
5. 5
ulama mengembangkan prinsip-prinsip PAI tersebut dengan lebih rinci dan
mendetail dalam bentuk fiqih dan hasil-hasil ijtihad lainnya.
f. Prinsip-prinsip dasar PAI tertuang dalam aqidah, syariah, dan akhlak. Aqidah:
penjabaran dari konsep iman; syariah: penjabaran dari konsep Islam berupa
ibadah dan muamalah, dan akhlak merupakan penjabaran dari konsep ihsan.
g. Tujuan akhir dari mata pelajaran PAI di SMP adalah terbentuknya siswa yang
memiliki akhlak mulia yang merupakan misi utama diutusnya Nabi
Muhammad Saw. di dunia. Dengan demikian, Pendidikan akhlak adalah jiwa
Pendidikan Agama Islam (PAI). Mencapai akhlak yang karimah (mulia)
adalah tujuan sebenarnya dari Pendidikan.
h. PAI merupakan mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh setiap siswa,
terutama yang beragama Islam, atau bagi yang beragama lain yang didasari
dengan kesadaran yang tulus dalam mengikutinya.
3. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 diberlakukan karena ditemukan beberapa kelemahan
yang ada dalam kurikulum sebelumnya (KTSP), antara lain: materi/ isi dalam
kurikulum yang masih padat, belum mengembangkan potensi secara utuh,
kompetensi yang dikembangkan masih didominasi aspek kognitif, Belum
terakomodirnya keseimbangan antara soft skill dengan hardskill, belum peka dan
tanggap terhadap berbagai persoalan, belum menggambarkan urutan
pembelajaran yang rinci, pembelajaran masih teachered centered dan penilaian
belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi.
a. Aplikasi filosofi dalam Kurikulum 2013:7
1) Aspek pembelajaran: langsung dan tidak langsung, aplikatif, relevan
dengan kehidupan, menggunakan scientific approach (mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengolah dan mengkomunikasikan
temuan), menekankan pada kemampuan berpikir kritis, kreatif dan produktif
dan mengembangkan kemampuan belajar.
2) Aspek penilaian hasil belajar: bersifat otentik, menekankan pada
kemampuan berpikir dan melakukan, sikap dan perilaku, menghargai
pengetahuan.
b. Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum 2013.
1) pola pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered).
7
Depdikdas Depok,Makalah, “Pelatihan Kur 2013”.
6. 6
2) pola pembelajaran interaktif (guru-siswa-masyarakat-lingkungan alam,
sumber/ media lainnya);
3) pola pembelajaran secara jejaring (siswa menimba ilmu dari siapa saja dan
dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
4) pola pembelajaran aktif-mencari (diperkuat dengan model pembelajaran
pendekatan sains);
5) pola belajar berbasis kelompok (tim);
6) pola pembelajaran berbasis alat multimedia;
7) pola pembelajaran berbasis kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap siswa;
8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
9) pola pembelajaran kritis, kreatif dan inovatif.
c. Tujuan kurikulum 2013 (Kur2013)
Tujuan Kur2013 mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
d. Karakteristik kurikulum 2013:
1) Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual, sosial, rasa ingin
tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik.
2) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana dimana siswa menerapkannnya dalam masyarakat dan
memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
4) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar.
6) Kompetensi inti menjadi unsur pengorganisasi kompetensi dasar, dimana
semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.
7. 7
7) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran dan jenjang
Pendidikan.8
e. Elemen perubahan dalam Kurikulum 2013
Dalam kurikulum 2013 terdapat empat elemen perubahan dalam
Standar Nasional Pendidikan, yaitu: Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian. Berikut tabel elemen
perubahan kurikulum 2013 tingkat SMP:
ELEMEN DESKRIPSI
Standar Kompetensi
Lulusan (SKL)
Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang
meliputi aspek kompetensi sikap, ketrampilan dan pengetahuan.
Standar Isi:
a. Kedudukan Mata
Pelajaran
Mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi
b. Pendekatan Kompetensi dikembangkan melalui mata pelajaran
c. Struktur
Kurikulum dan
alokasi waktu
1. TIK menjadi media semua mata pelajaran
2. Pengembangan diri terintegrasi pada setiap mata pelajaran dan
ekstrakurikuler
3. Jumlah mata pelajaran menjadi 10 (sebelumnya 12)
4. Jumlah jam bertambah 6 JP/minggu akibat perubahan pendekatan
pembelajaran.
Standar Proses 1. Proses pembelajaran yang semula menggunakan eksplorasi, elaborasi
dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengolah dan mengkomunikasikan.
2. Belajar tidak hanya
3. dalam ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat.
4. Guru bukan satu-satunya sumber belajar
5. Sikap tidak diajarkan secara verbal tetapi melalui contoh/ teladan.
Standar Penilaian 1. Penilaian otentik: mengukur semua kompetensi yang meliputi: sikap,
ketrampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
2. Memperkuat PAP (penilaian Acuan Patokan): pencapaian hasil belajar
berdasarkan skor yang diperoleh terhadap skor maksimal (ideal).
3. Penilaian tidak hanya level KD tetapi pada KI dan SKL.
4. Mendorong pemanfaatan portofolio siswa sebagai instrumen utama
penilaian.
f. Struktur Mata Pelajaran
Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum dalam struktur
kurikulum, ada kegiatan ekstrakurikuler: Pramuka (Wajib), Organisasi Siswa
Intra sekolah, Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja. Di
kurikulum ini juga terjadi pengelompokan mata pelajaran, kelompok A:
Pendidikan Agama, PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan Bahasa
Inggris, kelompok B: seni budaya, penjaskes, dan prakarya (termasuk muatan
lokal). Mata Pelajaran ketrampilan/ TIK diintegrasikan dalam setiap mata
pelajaran.
8
Salinan Lampiran Permendikbud No. 68 tahun 2013 tentang kurikulum SMP-MTs,
www.kemdikbud.go.id, diunduh Ahad,08/07/2014
8. 8
Mata Pelajaran Alokasi Waktu
Belajar Per Minggu
VII VIII IX
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 5 5 5
5. IPA 5 5 5
6. IPS 4 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
1. Seni Budaya 3 3 3
2. Pendidikan olahraga dan Jasmani 2 2 2
3. Prakarya 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 38 38 38
g. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Inti (KI): (1) operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas
yang harus dimiliki siswa yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan
pendidikan atau jenjang pendidikan tertentu, (2) gambaran mengenai
kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang sekolah,
kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi setiap mata pelajaran
untuk setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti. Kompetensi dasar
terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada
kompetensi inti yang harus dikuasai siswa. Kompetensi tersebut dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik siswa, kemampuan awal, serta ciri dari
suatu mata pelajaran.[9]Berikut ditampilkan tabel Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar PAI dan Budi Pekerti di SMP:
Kelas VII:
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghargai dan menghayati
ajaran agama yang dianutnya
1.1. Menghayati Al-Quran sebagai implementasi dari
pemahaman rukun iman.
1.2. Beriman kepada Allah SWT
1.3. Beriman kepada malaikat Allah SWT
1.4. Menerapkan ketentuan bersuci dari hadats kecil dan
hadats besar berdasarkan syariat Islam
1.5 Menunaikan shalat wajib berjamaah sebagai
implementasi dari pemahaman rukun Islam
1.6. Menunaikan shalat Jumat sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Al-Jumu’ah (62): 9
1.7. Menunaikan shalat jamak qasar ketika bepergian jauh
(musafir) sebagai implementasi dari pemahaman
ketaatan beribadah
9. 9
2. Menghargai dan menghayati
perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial
dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak
mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji
dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori
2.1 Menghargai perilaku jujur sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Al-Baqarah (2): 42 dan hadits terkait
2.2 Menghargai perilaku hormat dan patuh kepada orang
tua dan guru sebagai implementasi dari Q.S. Al-Baqarah
(2): 83 dan hadits terkait
2.3 Menghargai perilaku empati terhadap sesama sebagai
implementasi dari Q.S. An-Nisa (4): 8 dan hadits terkait
2.4 Menghargai perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S.An-Nisa (4):146,
Q.S. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3):134, dan
hadits terkait
2.5 Menghargai perilaku amanah sebagai implementasi
dari Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadits terkait
2.6 Menghargai perilaku istiqamah sebagai implementasi
dari pemahaman QS Al-Ahqaf (46): 13 dan hadits
terkait
2.7 Menghargai perilaku semangat menuntut ilmu sebagai
implementasi dari pemahaman sifat Allah (Al-‟Alim, al-
Khabir, as-Sami‟, dan al-Bashir) dan Q.S.Al-Mujadilah
(58):11 dan Q.S. Ar-Rahman (55):33 serta hadits terkait
2.8 Meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW periode
Mekah dan Madinah
2.9 Meneladani sikap terpuji khulafaurrasyidin
3.1 Memahami makna al-Asmaul-Husna: Al-‟Alim, al-
Khabir, as-Sami‟, dan al-Bashir
3.2 Memahami makna iman kepada malaikat berdasarkan
dalil naqli
3.3 Memahami kandungan Q.S. Al- Mujadilah (58): 11 dan
Q.S. Ar-Rahman (55): 33 serta hadits terkait tentang
menuntut ilmu.
3.4 Memahami makna empati terhadap sesama sesuai
kandungan Q.S. An-Nisa (4): 8 dan hadits terkait
3.5 Memahami kandungan Q.S.An-Nisa (4):146, Q.S. Al-
Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3):134 serta hadits
terkait tentang ikhlas,sabar, dan pemaaf
3.6 Memahami makna amanah sesuai kandungan Q.S. Al-
Anfal (8): 27 dan hadits terkait
3.7 Memahami istiqamah sesuai kandungan Q.S. Al-Ahqaf
(46): 13 dan hadits terkait
3.8 Memahami ketentuan bersuci dari hadats kecil dan
hadats besar berdasarkan ketentuan syari‟at Islam
3.9 Memahami ketentuan shalat berjamaah
3.10 Memahami ketentuan shalat Jumat
3.11 Memahami ketentuan shalat Jamak Qasar
3.12 Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW
periode Mekah dan Madinah
3.13 Mengetahui sikap terpuji khulafaurrasyidin
4.1 Membaca Q.S. Al- Mujadilah (58):11, Q.S. Ar-Rahman
(55): 33, Q.S.An-Nisa (4): 146, Q.S. Al-Baqarah (2): 153,
dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan tartil
4.2 Menunjukkan hafalan Q.S. Al- Mujadilah (58): 11, Q.S.
Ar-Rahman (55): 33, Q.S. An-Nisa (4):146, QS. Al
Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan
lancar
4.3 Mencontohkan perilaku empati terhadap sesama sesuai
kandungan QS An-Nisa (4): 8 dan hadits terkait
10. 10
4.4 Mencontohkan perilaku amanah sesuai kandungan
Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadits terkait
4.5 Mencontohkan perilaku istiqamah sesuai
kandungan QS. Al-Ahqaf (46): 13 dan hadits terkait
4.6 Mempraktikkan tata cara bersuci dari hadats kecil
dan besar
4.7 Mempraktikkan shalat jamak dan qashar
4.8 Mempraktikkan shalat berjamaah
4.9 Mempraktikkan shalat Jum’at
4. Analisis Kurikulum 2013 PAI SMP
Dalam analisis ini, penulis mencoba menganalisis komponen-komponen
kurikulum 2013 yang bertujuan untuk mengetahui apa saja komponen pengembangan
kurikulum yang terdapat pada kurikulum 2013 dan untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan komponen pengembangan kurikulum 2013.
Batasan analisis yang dilakukan adalah hanya menganalisis kurikulum 2013
yang akan diberlakukan di SMP pada mata pelajaran PAI. Hasil analisis ini
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai aplikasi dari
komponen-komponen pengembangan kurikulum. Komponen yang dimaksud adalah:
a. Komponen Tujuan
Dalam kurikulum 2013, Pendidikan bertujuan membangun landasan bagi
berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang:
1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan
berkepribadian luhur
2. berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;
3. sehat, mandiri, dan percaya diri; dan
4. toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.9
Tujuan diatas dipetakan menjadi:10
Ranah Afektif
Ranah
Psikomotor
Ranah
Kognitif
Siswa di tingkat SMP dituntut memiliki sikap kepribadian yang baik
serta dapat menerapkan pada lingkungan pergaulannya dimanapun ia
berada.
Siswa dituntut memiliki ketrampilan dapat mempelajari sesuatu yang
tidak hanya berasal dari satu sumber saja, melainkan dari sumber lain
juga dituntut untuk dipelajari
Jenis pengetahuan yang dituntut untuk dimiliki adalah faktual,
konseptual, dan prosedural, serta ruang lingkup objek masih berada di
lingkungan sekitar maupun di tempat yang berbeda dan masih terlihat.
Tujuan pendidikan yang dimuat dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas, yaitu:
9
Balitbang Kemdikbud, Kurikulum 2013: Kompetensi Dasar, www.kemendikbud.go.id.,
diunduh Ahad, 08/06/2014
10
Balitbang Kemdikbud, Kurikulum 2013: Kompetensi Dasar
11. 11
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.
Melihat rumusan tujuan pendidikan yang ada dalam Kurikulum 2013 sejalan
dan tidak bertentangan dengan tujuan yang dirumuskan dalam UU Sisdiknas diatas,
bahkan dalam kurikulum 2013 nampak memperluas pada ranah afektif/ sikap
(berkepribadian luhur, kritis, inovatif, toleran dan peka sosial).
b. Komponen Isi/ Materi
Komponen isi/ materi yang dimaksud adalah segala sesuatu yang diberikan
kepada siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang meliputi mata
pelajaran dan alokasi waktu.
Materi dalam kurikulum 2013:
1. Materi al-Qur’an dan Hadis bukan sekedar dibaca dan dihafal tapi harus diamalkan
ajaran yang terkandung di dalamnya.
2. Materi akhlak mendapat porsi yang sangat besar dan tidak diajarkan tersendiri namun
tergabung dalam materi al-Qur’an. Hal ini menggambarkan bahwa akhlak tidak hanya
bersifat teori tapi bersifat praxis, ada kemauan secara sadar untuk mengaplikasikan
dan membiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Proporsi materi akhlak yang besar
menunjukkan bahwa tujuan PAI adalah terbentuknya akhlak mulia setiap siswa
setelah mengikuti program ini.
3. Materi zakat tidak ada. Seharusnya materi ini diajarkan karena merupakan salah satu
pilar ajaran Islam. Banyak ayat al-Qur’an yang menggandengkan kewajiban shalat
dengan zakat, hal ini menunjukkan betapa pentingnya masalah zakat. Pembelajaran
zakat sangat erat kaitannya dengan infaq dan shadaqah. Jika siswa dianggap belum
berkewajiban mengeluarkan zakat, maka dilatih untuk berinfaq/ bershadaqah sesuai
dengan kemampuannya dan menambah wawasan dengan membiasakan berbagi antar
sesama siswa.11
11
Deden Cahaya Kusuma, Analisis Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum 2013
pada Bahan Uji Publik Kurikulum 2013, http://berita.upi.edu, diunduh Ahad, 08/06/2014
12. 12
Analisis Taksonomi Bloom terhadap Kompetensi Dasar di Kelas VII:12
Kompetensi Dasar Taksonomi Bloom
1
2
3
1. Menghayati Al-Quran sebagai implementasi dari pemahaman
rukun iman.
2. Beriman kepada Allah SWT
3. Beriman kepada malaikat Allah SWT
4. Menerapkan ketentuan bersuci dari hadats kecil dan hadats
besar berdasarkan syariat Islam
5. Menunaikan shalat wajib berjamaah sebagai implementasi dari
pemahaman rukun Islam
6. Menunaikan shalat Jumat sebagai implementasi dari pemahaman
Q.S. Al-Jumu’ah (62): 9
7. Menunaikan shalat jamak qasar ketika bepergian jauh (musafir)
sebagai implementasi dari pemahaman ketaatan beribadah
1. Menghargai perilaku jujur sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Al-Baqarah (2): 42 dan hadits terkait
2. Menghargai perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan
guru sebagai implementasi dari Q.S. Al-Baqarah (2): 83 dan
hadits terkait
3. Menghargai perilaku empati terhadap sesama sebagai
implementasi dari Q.S. An-Nisa (4): 8 dan hadits terkait
4. Menghargai perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S.An-Nisa (4):146, Q.S. Al
Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3):134, dan hadits terkait
5. Menghargai perilaku amanah sebagai implementasi dari Q.S. Al-
Anfal (8): 27 dan hadits terkait
6. Menghargai perilaku istiqamah sebagai implementasi dari
pemahaman QS Al-Ahqaf (46): 13 dan hadits terkait
7. Menghargai perilaku semangat menuntut ilmu sebagai
implementasi dari pemahaman sifat Allah (Al-‟Alim, al-Khabir,
as-Sami‟, dan al-Bashir) dan Q.S.Al-Mujadilah (58):11 dan Q.S.
Ar-Rahman (55):33 serta hadits terkait
8. Meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Mekah
dan Madinah
9. Meneladani sikap terpuji khulafaurrasyidin
1. Memahami makna al-Asmaul-Husna: Al-‟Alim, al-Khabir, as-
Sami‟, dan al-Bashir
2. Memahami makna iman kepada malaikat berdasarkan dalil naqli
3. Memahami kandungan Q.S. Al- Mujadilah (58): 11 dan Q.S. Ar-
Rahman (55): 33 serta hadits terkait tentang menuntut ilmu.
4. Memahami makna empati terhadap sesama sesuai kandungan
Q.S. An-Nisa (4): 8 dan hadits terkait
5. Memahami kandungan Q.S.An-Nisa (4):146, Q.S. Al-Baqarah
(2):153, dan Q.S. Ali Imran (3):134 serta hadits terkait tentang
ikhlas,sabar, dan pemaaf
6. Memahami makna amanah sesuai kandungan Q.S. Al-Anfal (8):
27 dan hadits terkait
7. Memahami istiqamah sesuai kandungan Q.S. Al-Ahqaf (46): 13
dan hadits terkait
8. Memahami ketentuan bersuci dari hadats kecil dan hadats besar
berdasarkan ketentuan syari‟at Islam
9. Memahami ketentuan shalat berjamaah
10. Memahami ketentuan shalat Jumat
11. Memahami ketentuan shalat Jamak Qasar
Melihat kata kerja yang
digunakan, pada KI 1
(spiritualitas) sebagian
besar masih pada dimensi
kognitif (pengetahuan),
meskipun ada beberapa
dimensi afektif (beriman,
menghayati).
Sebagian kata kerja
operasional yang digunakan
sudah masuk dimensi afektif
namun masih pada level
yang paling rendah yaitu
penerimaan.
Semua kata kerja
operasional yang digunakan
berada pada dimensi
kognitif
12
Deden Cahaya Kusuma, Analisis Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum 2013
pada Bahan Uji Publik Kurikulum 2013, http://berita.upi.edu, diunduh Ahad, 08/06/2014
13. 13
4
12. Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW periode
Mekah dan Madinah
13. Mengetahui sikap terpuji khulafaurrasyidin
1. Membaca Q.S. Al- Mujadilah (58):11, Q.S. Ar-Rahman (55): 33,
Q.S.An-Nisa (4): 146, Q.S. Al-Baqarah (2): 153, dan Q.S. Ali Imran
(3): 134 dengan tartil
2. Menunjukkan hafalan Q.S. Al- Mujadilah (58): 11, Q.S. Ar-
Rahman (55): 33, Q.S. An-Nisa (4):146, QS. Al Baqarah (2):153,
dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan lancar
3. Mencontohkan perilaku empati terhadap sesama sesuai
kandungan QS An-Nisa (4): 8 dan hadits terkait
Mencontohkan perilaku amanah sesuai kandungan Q.S. Al-Anfal
(8): 27 dan hadits terkait
4. Mencontohkan perilaku istiqamah sesuai kandungan QS. Al-
Ahqaf (46): 13 dan hadits terkait
5. Mempraktikkan tata cara bersuci dari hadats kecil dan
Besar
6. Mempraktikkan shalat jamak dan qashar
7. Mempraktikkan shalat berjamaah
8. Mempraktikkan shalat Jum’at
Mencontohkan perilaku amanah sesuai kandungan Q.S. Al-Anfal
(8): 27 dan hadits terkait
9. Mencontohkan perilaku istiqamah sesuai kandungan QS. Al-
Ahqaf (46): 13 dan hadits terkait
10. Mempraktikkan tata cara bersuci dari hadats kecil dan besar
11. Mempraktikkan shalat jamak dan qashar
12. Mempraktikkan shalat berjamaah
13. Mempraktikkan shalat Jum’at
Sebagian kata kerja
operasional yang digunakan
masuk dalam kognitif dan
psikomotorik.
c. Komponen Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran yang semula menggunakan eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengolah dan mengkomunikasikan. Belajar tidak hanya dalam ruang kelas, tetapi
juga di lingkungan sekolah dan masyarakat. guru bukan satu-satunya sumber belajar,
sikap tidak diajarkan secara verbal tetapi melalui contoh/ teladan.
Para ahli meyakini bahwa melalui pendekatan saintifik, siswa menjadi lebih
aktif mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga mendorong siswa untuk
melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau
kejadian. Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, siswa dibiasakan untuk
menemukan kebenaran ilmiah dalam melihat suatu fenomena, mereka dilatih untuk
berfikir logis dan sistematis.
d. Komponen Penilaian
Komponen evaluasi merupakan bagian dari pembentuk kurikulum yang
berperan sebagai cara untuk mengukur apakah tujuan yang telah dibuat itu tercapai
atau tidak. Selain itu, dengan melakukan evaluasi, kita dapat mengetahui apabila ada
kesalahan pada materi yang diberikan atau metode yang digunakan dalam
menjalankan kurikulum yang telah dibuat dengan melihat hasil dari evaluasi tersebut
dan dapat segera memperbaiki kesalahan atau meningkatkan hal-hal yang sudah baik.
14. 14
Pada komponen penilaian di kurikulum 2013 ini, guru dituntut ekstra kerja
keras karena penilaian yang dilakukan harus komprehensif dan kompleks (model
penilaian otentik). Guru harus menilai sikap spiritual (KI 1) dan sosial (KI 2) secara
terukur disamping penilaian psikomotor (KI 4) dan kognitif (KI 3). Permasalahan
berikutnya adalah format penilaian KI 1 dan 2 yang cukup rumit dan butuh
kecermatan yang tinggi dan berkelanjutan. Teknik penilaian sikap yang mengacu
pada penilaian otentik dapat dilakukan dengan cara: observasi (pengamatan),
penilaian diri, laporan pribadi (buku laporan ibadah), Penilaian sejawat dan jurnal
(catatan).13
Namun penilaian ini membtuthkan keseriusan, kecermatan, pengawasan
dan kerja sama antara siswa, guru, pihak sekolah dan orang tua siswa, sehingga
penilaian yang dilakukan tidak sekedar formalitas sekedar diisi, dikumpulkan tanpa
tindak lanjut, tidak bermakna dan berimplikasi apapun.14
Secara umum, kurikulum ini diharapkan menghasilkan insan yang produktif,
kreatif, inovatif berbasis pada pengetahuan, ketrampilan dan sikap sosial, maka harus
ada integrasi sikap, ketrampilan dan pengetahuan. Kompetensi pengetahuan,
ketrampilan dan sistem nilai menentukan terhadap aktualisasi sikap/ watak islami.
Sikap itu tahu mengapa, ketrampilan itu tahu bagaimana, pengetahuan itu tahu apa.
Contoh KI: menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya; siswa
harus membaca al-Quran dengan tartil, beriman kepada Allah, beriman kepada
malaikat, melaksanakan thaharah, melaksanakan shalat wajib dan lain-lain yang
didalamnya ada ranah pengetahuan dan pengamalan melalui pentradisian.
Pendekatan holistik digunakan dalam kurikulum ini, jadi tidak lagi berbicara
tentang Al-Quran, hadits, shalat, akhlak dan sebagainya, tetapi terintegrasi dalam
suatu tema. Sumber kompetensi adalah mata pelajaran per kelas, lalu dijadikan
sebagai kompetensi inti dan dituangkan dalam kompetensi dasar.
Perbedaan dengan kurikulum yang lalu adalah bahwa penyatuan semua dalam
tema-tema yang dibicarakan. Kelihatannya dalam kurikulum 2013 akan terjadi
integrasi internal, artinya terjadi pengintegrasian antar berbagai bidang studi di dalam
matapelajaran, misalnya ketika tema “menerima dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya” maka di dalamnya akan terdapat bahasan al-Quran, fiqih, dan budaya
beragama.
Di sisi lain, yang lebih urgen adalah integratif eksternal, dimana mata
pelajaran agama diintegrasikan dalam mata pelajaran lain dalam suatu tema yang
13
Depdikdas Depok,Makalah, “Pelatihan Kurik 2013”.
14
MGMP PAI SMPKota Bogor: AnalisisDanUsulanTerhadapIsiKurikulum2013(PAISMP)Serta
Strategi Pembelajarannya, www.mgmp-pai.blogspot.com, diunduh Ahad, 08/06/2014
15. 15
dibicarakan. Misalnya, ketika berbicara tentang tema “indahnya kebersamaan”, maka
mata pelajaran lain bisa terintegrasi, seperti IPA, IPS, kewarganegaraan, seni budaya
dan sebagainya. Seharusnya PAI bisa diintegrasikan sedemikian rupa mengingat
bahwa agama sangat sarat dengan tema indahnya kebersamaan. Dengan cara seperti
ini, maka integrasi tuntas akan dapat terjadi, bukan hanya integrasi parsial.15
C. Penutup
Kurikulum 2013 lahir dengan berbagai alasan, antara lain: kondisi pendidikan
yang belum sesuai dengan standar nasional, usia produktif yang melimpah, arus
globalisasi, berbagai isu lingkungan hidup, perkembangan ilmu dan teknologi, pola
pikir dalam pembelajaran yang harus selalu diperbaiki dan ditingkatkan.
Sebagai dokumen panduan pelaksanaan pembelajaran, kurikulum 2013 mata
pelajaran PAI SMP, memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan kurikulum
sebelumnya, antara lain: KI dan KD yang mengintegrasikan ketiga ranah yaitu
afektif, psikomotor dan kognitif sehingga pembelajaran tidak sendiri-sendiri. Al-
Qur’an dan Hadis tidak hanya bersifat teoritis tetapi juga diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Materi akhlak yang selama ini cenderung teoritis, dalam
kurikulum ini diberikan porsi yang lebih besar dan bersifat praxis tidak lagi diajarkan
secara verbal.
Sosialisasi yang singkat sebagai penyebab kurang kesiapan pelaksanaannya,
sehingga timbul berbagai kendala, antara lain: pada komponen isi, ternyata
kompetensi dasar yang dirumuskan masih sarat pada dimensi kognitif. Pada
komponen penilaian, untuk menilai sikap spiritualitas dan sosial dirasa masih sulit
dilaksanakan karena membutuhkan kemauan, kemampuan, kecermatan dan
pengawasan dari banyak pihak.
Suatu keniscayaan perubahan dan perkembangan suatu kurikulum agar selalu
sesuai dengan perkembangan zaman. Hanya saja dalam tradisi kita biasanya berhenti
pada aspek curriculum plan (kurikulum sebagai dokumen), sedangkan pada aspek
actual curriculum sering terlupakan. Apa artinya kurikulum sebagai dokumen jika
tidak ditindaklanjuti dengan actual curriculum, sebaik apapun dokumen yang dimiliki
tidak akan bermakna jika tidak diimplementasikan dengan baik, dalam hal ini guru
sebagai pelaksanan di tingkat satuan Pendidikan memiliki peranan yang sangat
penting agar terwujud tujuan yang dicita-citakan.
15
Nur Syam, Kurikulum PAI, www.nursyamsunanampel.ac.id, diunduh Sabtu, 26 September 2013.
16. 16
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous “Ranah Penilaian Kognitif, Psikomotor dan Afektif, www.
Zaifbio.wordpress.com, diunduh Ahad, 8 Juli 2014
Balitbang Kemdikbud, Kurikulum 2013; Kompetensi Dasar,
www.kemendikbud.go.id
Basri, Hasan dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka
Setia, 2010.
Hamami, Tasman, Materi Perkuliahan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam
Berbasis IT, SPAI MSI UMY 2013.
Jonathan D. Jansen and Vijay Reddy, Curriculum analysis, a reference manual,
http://curranal1.pdf.com. diunduh Ahad, 8 Juli 2014
Kamus Besar Bahasa Indonesia online, http://kbbi.web.id/analisis
Kusuma,Deden Cahaya, Analisis Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum
2013 pada Bahan Uji Publik Kurikulum 2013, http://berita.upi.edu.
Nur’aini, Eka, Kata Operasional Taksonomi Bloom Versi Baru, www.uny.ac.id,
diunduh Kamis, diunduh Ahad, 8 Juli 2014
Nur Syam, Kurikulum PAI, www.nursyamsunanampel.ac.id, diunduh Ahad, 8 Juli
2014.
MGMP PAI SMP Kota Bogor: AnalisisDanUsulanTerhadapIsiKurikulum2013(PAISMP)
Serta Strategi Pembelajarannya, www.mgmp-pai.blogspot.com.
Richard C. Overbaugh Lynn Schultz, Bloom's Taxonomy, Old Dominion University,
www. Googlescholar.com, diunduh Ahad, 8 Juli 2014.
Salinan Lampiran Permendikbud No. 68 tahun 2013 tentang kurikulum SMP-MTs,
www.kemdikbud.go.id.
Sukirman, Analisis Kritis Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP, makalah
lomba guru berprestasi kemenag prov. Jatim 2010, www.scribd.com.
Sutikno, Wandie Razif, Disain Kurikulum Digital, Yogyakarta: Smart writing, 2013.
Tim Penyusun Modul LPTK Rayon 206 IAIN Walisongo Semarang, Modul
Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Tahun 2013, Semarang
Utari, Retno, Taksonomi Bloom, Apa dan Bagaimana Menggunakannya?,
www.bppk.depkeu.go.id, diunduh Ahad, 8 Juli 2014.
Widodo, Ari, Taksonomi Tujuan Pembelajaran, (Bandung: Didaktis, 2005),
www.upi.edu, diunduh Ahad, 8 Juli 2014