Dokumen tersebut membahas tentang penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) pada pengolahan sup terang bulan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Secara garis besar dibahas mengenai latar belakang masalah keamanan pangan, tujuan penelitian untuk menentukan titik pengendalian kritis dan batas kritis dalam penerapan HACCP, serta manfaat penelitian bagi instansi dan peneliti
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Neraca Bahan Makanan (NBM) merupakan tabel yang memuat informasi tentang ketersediaan dan penggunaan pangan di suatu wilayah dalam periode tertentu. NBM digunakan untuk perencanaan pangan, evaluasi ketersediaan dan penggunaan pangan, serta merumuskan kebijakan pangan dan gizi.
Perencanaan Menu untuk Remaja Anemia selama 7 hariFakhriyah Elita
Remaja yang mengalami anemia harus diberi perhatian khusus terhadap menu makannya. Terutama remaja putri. Berikut contoh perencanaan menu selama 7 hari
Konseling gizi termasuk kedalam salah satu mata kuliah prodi gizi yaitu mata kuliah psikologi gizi, didalam konseling gizi terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan konseling. semoga ppt ini bisa membantu
ACARA IV PENETAPAN KONVERSI MENTAH MASAK DAN PENYERAPAN MINYAKMelina Eka
Dokumen ini membahas tentang penetapan konversi bahan makanan mentah menjadi masak dan penyerapan minyak selama proses memasak. Terdapat penjelasan mengenai tujuan, tinjauan pustaka, metodologi, hasil dan pembahasan percobaan yang dilakukan untuk mengukur konversi dan penyerapan minyak pada beberapa bahan makanan seperti tempe, beras, dan minyak selama proses penggorengan."
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) pada pengolahan sup terang bulan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Secara garis besar dibahas mengenai latar belakang masalah keamanan pangan, tujuan penelitian untuk menentukan titik pengendalian kritis dan batas kritis dalam penerapan HACCP, serta manfaat penelitian bagi instansi dan peneliti
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Neraca Bahan Makanan (NBM) merupakan tabel yang memuat informasi tentang ketersediaan dan penggunaan pangan di suatu wilayah dalam periode tertentu. NBM digunakan untuk perencanaan pangan, evaluasi ketersediaan dan penggunaan pangan, serta merumuskan kebijakan pangan dan gizi.
Perencanaan Menu untuk Remaja Anemia selama 7 hariFakhriyah Elita
Remaja yang mengalami anemia harus diberi perhatian khusus terhadap menu makannya. Terutama remaja putri. Berikut contoh perencanaan menu selama 7 hari
Konseling gizi termasuk kedalam salah satu mata kuliah prodi gizi yaitu mata kuliah psikologi gizi, didalam konseling gizi terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan konseling. semoga ppt ini bisa membantu
ACARA IV PENETAPAN KONVERSI MENTAH MASAK DAN PENYERAPAN MINYAKMelina Eka
Dokumen ini membahas tentang penetapan konversi bahan makanan mentah menjadi masak dan penyerapan minyak selama proses memasak. Terdapat penjelasan mengenai tujuan, tinjauan pustaka, metodologi, hasil dan pembahasan percobaan yang dilakukan untuk mengukur konversi dan penyerapan minyak pada beberapa bahan makanan seperti tempe, beras, dan minyak selama proses penggorengan."
Dokumen tersebut membahas tentang gizi seimbang pada anak, termasuk definisi gizi seimbang, peran makanan, dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan serta cara mengatasinya seperti mengatur jadwal dan jenis makanan yang diberikan.
Dokumen tersebut berisi pedoman dan contoh-contoh program gizi untuk ibu hamil, termasuk rekomendasi asupan gizi, contoh pola makan, materi konseling gizi, dan contoh-contoh pangan tambahan berbasis sumber daya lokal.
Dokumen tersebut memberikan pedoman menuju gizi seimbang dengan menjelaskan bahwa tubuh perlu mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi seimbang untuk mencapai kesehatan optimal. Pedoman Gizi Seimbang Indonesia (PUGS) digunakan sebagai acuan konsumsi makanan seimbang, dan menjelaskan sumber zat gizi utama serta 13 pesan dasarnya. Dokumen ini juga menjelaskan cara menentukan kebutuhan gizi sese
Intervensi Konsumsi Pangan dan Gizi mendiskusikan 7 jenis intervensi gizi yang umum digunakan untuk menangani masalah gizi, yaitu pemberian makanan tambahan, pendidikan gizi, fortifikasi, makanan formula, subsidi harga, produksi pertanian, dan program terpadu. Dokumen ini juga menjelaskan proses perencanaan intervensi gizi mulai dari diagnosis masalah, penentuan sasaran, tujuan intervensi, hingga evaluasi program.
1. Pasien berusia 46 tahun menderita hepatitis B dengan gejala mual dan wajah pucat.
2. Diagnosa gizi menunjukkan kurangnya asupan zat gizi dan pengetahuan tentang gizi.
3. Rencana intervensi gizi meliputi diet hati III, edukasi gizi seimbang, dan monitoring kondisi serta asupan pasien.
Kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 27 tahun dengan diagnosis HIV/AIDS yang mengalami penurunan berat badan dan gejala infeksi. Hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi underweight, anemia, dan gangguan fungsi hati. Diagnosis gizi menunjukkan asupan energi dan protein kurang serta gaya hidup tidak sehat. Intervensi gizi dirancang untuk meningkatkan asupan zat gizi dan memotivasi perubahan perilaku.
Dokumen tersebut membahas tentang monitoring dan evaluasi proses asuhan gizi yang terstandar, meliputi empat langkah utama yaitu tujuan monitoring dan evaluasi untuk melihat perkembangan dan pencapaian tujuan, perbedaan domain antara asesmen dan monitoring, hubungan antara pengkajian, diagnosis, intervensi, dan monitoring evaluasi gizi, serta komponen monitoring evaluasi gizi yang meliputi monitoring, pengukuran, dan evaluasi.
Dokumen tersebut membahas manajemen sumber daya manusia yang mencakup pengertian, perencanaan tenaga kerja, sistem perekrutan, perhitungan kebutuhan tenaga kerja, manajemen tenaga kerja, produktivitas, dan evaluasi kinerja. Beberapa metode untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja dijelaskan seperti Index Staffing Needs, Recommendation Full Time Equivalent, dan Workload Index Staffing Needs.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya menghitung umur balita dengan tepat karena pertumbuhan dan kecepatan tumbuh balita berbeda pada setiap bulan umurnya. Dokumen tersebut juga menjelaskan cara yang benar untuk menghitung umur balita berdasarkan selisih tanggal lahir dan tanggal kunjungan posyandu.
Bab ii distribusi dan penyajian makananriskapratiiwi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang distribusi dan penyajian makanan.
2. Distribusi makanan adalah proses penyaluran makanan dari produsen ke konsumen, sedangkan penyajian makanan berkaitan dengan cara menyajikan makanan.
3. Dibahas pula berbagai metode distribusi dan penyajian makanan.
HACCP adalah pendekatan untuk mengidentifikasi bahaya spesifik dalam rantai pasokan makanan dan menentukan titik kendali kritis untuk menjamin keamanan makanan. Sistem ini berfokus pada pencegahan melalui 7 prinsip, termasuk analisis bahaya, penentuan CCP, pemantauan, dan verifikasi. Penerapan HACCP dapat meningkatkan keamanan makanan secara kostefektif dan meningkatkan kepercayaan konsumen.
Dokumen tersebut membahas tentang gizi seimbang pada anak, termasuk definisi gizi seimbang, peran makanan, dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan serta cara mengatasinya seperti mengatur jadwal dan jenis makanan yang diberikan.
Dokumen tersebut berisi pedoman dan contoh-contoh program gizi untuk ibu hamil, termasuk rekomendasi asupan gizi, contoh pola makan, materi konseling gizi, dan contoh-contoh pangan tambahan berbasis sumber daya lokal.
Dokumen tersebut memberikan pedoman menuju gizi seimbang dengan menjelaskan bahwa tubuh perlu mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi seimbang untuk mencapai kesehatan optimal. Pedoman Gizi Seimbang Indonesia (PUGS) digunakan sebagai acuan konsumsi makanan seimbang, dan menjelaskan sumber zat gizi utama serta 13 pesan dasarnya. Dokumen ini juga menjelaskan cara menentukan kebutuhan gizi sese
Intervensi Konsumsi Pangan dan Gizi mendiskusikan 7 jenis intervensi gizi yang umum digunakan untuk menangani masalah gizi, yaitu pemberian makanan tambahan, pendidikan gizi, fortifikasi, makanan formula, subsidi harga, produksi pertanian, dan program terpadu. Dokumen ini juga menjelaskan proses perencanaan intervensi gizi mulai dari diagnosis masalah, penentuan sasaran, tujuan intervensi, hingga evaluasi program.
1. Pasien berusia 46 tahun menderita hepatitis B dengan gejala mual dan wajah pucat.
2. Diagnosa gizi menunjukkan kurangnya asupan zat gizi dan pengetahuan tentang gizi.
3. Rencana intervensi gizi meliputi diet hati III, edukasi gizi seimbang, dan monitoring kondisi serta asupan pasien.
Kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 27 tahun dengan diagnosis HIV/AIDS yang mengalami penurunan berat badan dan gejala infeksi. Hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi underweight, anemia, dan gangguan fungsi hati. Diagnosis gizi menunjukkan asupan energi dan protein kurang serta gaya hidup tidak sehat. Intervensi gizi dirancang untuk meningkatkan asupan zat gizi dan memotivasi perubahan perilaku.
Dokumen tersebut membahas tentang monitoring dan evaluasi proses asuhan gizi yang terstandar, meliputi empat langkah utama yaitu tujuan monitoring dan evaluasi untuk melihat perkembangan dan pencapaian tujuan, perbedaan domain antara asesmen dan monitoring, hubungan antara pengkajian, diagnosis, intervensi, dan monitoring evaluasi gizi, serta komponen monitoring evaluasi gizi yang meliputi monitoring, pengukuran, dan evaluasi.
Dokumen tersebut membahas manajemen sumber daya manusia yang mencakup pengertian, perencanaan tenaga kerja, sistem perekrutan, perhitungan kebutuhan tenaga kerja, manajemen tenaga kerja, produktivitas, dan evaluasi kinerja. Beberapa metode untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja dijelaskan seperti Index Staffing Needs, Recommendation Full Time Equivalent, dan Workload Index Staffing Needs.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya menghitung umur balita dengan tepat karena pertumbuhan dan kecepatan tumbuh balita berbeda pada setiap bulan umurnya. Dokumen tersebut juga menjelaskan cara yang benar untuk menghitung umur balita berdasarkan selisih tanggal lahir dan tanggal kunjungan posyandu.
Bab ii distribusi dan penyajian makananriskapratiiwi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang distribusi dan penyajian makanan.
2. Distribusi makanan adalah proses penyaluran makanan dari produsen ke konsumen, sedangkan penyajian makanan berkaitan dengan cara menyajikan makanan.
3. Dibahas pula berbagai metode distribusi dan penyajian makanan.
HACCP adalah pendekatan untuk mengidentifikasi bahaya spesifik dalam rantai pasokan makanan dan menentukan titik kendali kritis untuk menjamin keamanan makanan. Sistem ini berfokus pada pencegahan melalui 7 prinsip, termasuk analisis bahaya, penentuan CCP, pemantauan, dan verifikasi. Penerapan HACCP dapat meningkatkan keamanan makanan secara kostefektif dan meningkatkan kepercayaan konsumen.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya penjaminan mutu pakan dengan menggunakan pendekatan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) sebagai sistem kontrol yang berfokus pada pencegahan terjadinya masalah keamanan pangan melalui identifikasi dan pengendalian titik kritis selama proses produksi, mulai dari bahan baku hingga produk akhir.
Rangkuman dokumen HACCP Plan untuk industri pangan siap saji dalam 3 kalimat:
Dokumen tersebut membahas pengembangan rencana HACCP untuk industri pangan siap saji dengan menjelaskan 11 langkah penyusunan HACCP dan contoh penerapannya pada 3 proses penyiapan pangan, serta menganalisis berbagai bahaya dan pengendaliannya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) dokumen tersebut merupakan standar operasional prosedur untuk restoran/warung makan yang mencakup pelatihan karyawan, (2) tujuan pelatihan adalah memahami peraturan yang berlaku dan konsep HACCP serta ISO 22000, (3) ringkasan SOP restoran harus sesuai dengan peraturan kesehatan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip HACCP.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut merangkum standar operasional prosedur untuk restoran/warung makan yang meliputi tujuan pelatihan untuk memahami peraturan yang berlaku, konsep HACCP, dan ISO 22000 serta persyaratan sanitasi, fasilitas, pengolahan dan penyimpanan makanan sesuai peraturan kesehatan. Dokumen tersebut juga menjelaskan prinsip-prinsip HACCP dalam mengel
Optimalisasi Penggunaan Automatic Feeder Pada Budidaya Udang Litopenaeus Vann...Syauqy Nurul Aziz
Dokumen tersebut membahas tentang optimalisasi penggunaan automatic feeder pada budidaya udang Litopenaeus vannamei untuk meningkatkan produksi ketika kondisi sulit. Metode yang disarankan adalah dengan memanfaatkan automatic feeder untuk memberi pakan secara terprogram sepanjang hari (24 jam) guna mencapai pertumbuhan cepat udang dalam 70-80 hari saja. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi budidaya udang.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
CPMB atau Cara Produksi Pangan yang Baik merupakan pedoman untuk memproduksi makanan agar aman, bermutu, dan layak dikonsumsi dengan mengatur persyaratan minimum dan prosedur pengolahan di seluruh rantai pasok makanan. GMP mencakup 18 ruang lingkup seperti lokasi, bangunan, sanitasi, bahan, proses, karyawan, dokumentasi, dan pelatihan untuk menjamin keamanan pangan. P
Dokumen tersebut membahas tentang konsep infeksi nosokomial dan pencegahan serta pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan. Tujuan utama dari pencegahan dan pengendalian infeksi adalah untuk mencegah atau mengurangi risiko terjadinya infeksi nosokomial pada pasien, petugas kesehatan, dan masyarakat rumah sakit secara efektif dari segi biaya. Beberapa strategi yang dibahas meliputi kebersi
Dokumen tersebut membahas tentang etika dalam memberikan asuhan gizi. Secara ringkas, dokumen menyatakan bahwa (1) asuhan gizi harus dilakukan secara terstandar dan beretika dengan memperhatikan keselamatan pasien, (2) etika mencakup konsep benar dan salah serta tanggung jawab dalam setiap tahapan asuhan gizi, dan (3) prinsip keselamatan pasien meliputi mencuci tangan, identifikasi yang
Konseling gizi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi dan penyakit, serta meningkatkan status gizi pasien. Tahapannya meliputi membangun hubungan, mengidentifikasi masalah gizi, menegakkan diagnosis, merencanakan intervensi, memperoleh komitmen pasien, dan memantau hasilnya.
This document provides an overview of marketing concepts through an interactive PowerPoint presentation intended for A-level students. It covers topics such as the consumer market, new product development, market segmentation, and the product life cycle. The presentation is divided into sections that can be accessed through buttons and includes definitions, examples, and quiz questions. The overall content explains key marketing strategies and considerations related to identifying customer needs and developing new food products.
Pengasaman bahan makanan memiliki dua sifat antimikroba: 1) pengaruh pH yang rendah dapat membunuh mikroorganisme, dan 2) hasil uraian asam menghasilkan zat toksik bagi mikroba. Berbagai jenis asam seperti asam asetat, benzoat, propionat, dan sorbat digunakan sebagai pengawet makanan karena mampu menghambat pertumbuhan bakteri, khamir dan kapang.
Pengasapan adalah metode pengawetan pangan tradisional yang memanfaatkan asap dari pembakaran kayu. Prosesnya melibatkan kombinasi penggaraman, pemanasan, dan pengeringan serta pelekatan zat kimia dari asap pada bahan pangan seperti ikan. Pengasapan bertujuan untuk mengawetkan pangan alami serta memberi rasa dan aroma khas. Faktor seperti suhu, jenis kayu, dan komposisi asap mempengaru
Dokumen tersebut membahas tentang metabolisme air dalam tubuh manusia, mencakup distribusi air, struktur air, komponen amfipatik, tekanan osmotik, keseimbangan elektrolit, pergerakan air antara kompartemen, dan pengaturan keseimbangan air oleh hipotalamus dan sistem renin-angiotensin-aldosteron."
Dokumen tersebut membahas tentang langkah-langkah menyusun menu oriental yang sehat dan seimbang, meliputi (1) mendefinisikan menu dan manfaatnya, (2) mempertimbangkan prinsip gizi, selera, dan ekonomi, (3) menghitung kebutuhan gizi subjek berdasarkan umur dan kondisi, (4) memilih bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi, dan (5) menyusun contoh menu oriental.
Dokumen tersebut membahas tentang mineral dalam pangan. Mineral dibagi menjadi makro dan mikro mineral, dan dijelaskan fungsi, sumber, dan penyerapannya. Mineral penting bagi tubuh karena berperan dalam banyak proses metabolisme dan sebagai komponen struktural jaringan.
Dokumen tersebut membahas tentang vitamin, termasuk definisi, jenis, sumber, metabolisme, fungsi, dan defisiensi berbagai jenis vitamin seperti vitamin A, D, dan lainnya. Vitamin merupakan zat penting yang diperlukan tubuh meskipun hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil."
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
2. DEFINISI
Skor atau nilai yang menggambarkan kelayakan
makanan untuk dikonsumsi, yang merupakan hasil
pengamatan terhadap pemilihan dan penyimpanan
bahan makanan, higiene pengolah, pengolahan, dan
distribusi makanan dalam upaya untuk
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis,
kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.
3. TUJUAN
Tujuannya adalah untuk menjaga dan mengontrol
makanan dari segala kontaminan yang mungkin akan
menkontaminasi
4. KOMPONEN
Pemilihan dan Penyimpanana Bahan Makanan (PPB)
8 sub kompnen
Higiene Pengolah (HGP) 8 sub komponen
Pengolahan Bahan Makanan (PBM) 27 sub
komponen
Distribusi Makanan (DPM) 7 sub komponen
5. Pemilihandan
Penyimpanan
BahanMakanan
Pemilihan bahan makanan adalah suatu kegiatan
yang meliputi memilih memeriksa, meneliti, mencatat,
memutuskan, dan melaporkan tentang macam dan
jumlah makanan sesuai dengan pesanan dan
spesifikasi yang telah ditetapkan, serta waktu
penerimaanya.
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara
menata, menyimpan, memelihara jumlah, kualitas,
dan keamanan bahan makanan kering dan segar di
gudang bahan makanan kering dan dingin/beku.
Tujuan dari penyimpanan adalah agar tersedianya
bahan makanan yang siap digunakan dalam jumlah
dan kualitas yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
6. Higiene
Pengolah
Tujuan hygiene pengolah adalah mencegah
pencemaran makanan oleh bahan berbahaya
yang mungkin dibawa oleh pekerja pengolah
makanan; mencegah peyebaran penyakit dari
pengolah ke konsumen melalui makanan yang
diproduksi; menjaga kesehatan pengolah.
Pemasak atau pengolah makanan adalah orang
yang secara langsung mengolah makanan mulai
dari persiapan bahan hingga penyajian
makanan, sehingga kebersihan pengolah
merupakan kunci keberhasilan dalam mengolah
makanan yang sehat dan aman
7. Pengolahan
BahanMakanan
Pengolahan pangan merupakan proses pengubahan
bentuk dari bahan mentah menjadi makanan yang
siap santap. Cara pengolahan pangan yang baik dan
benar dapat menjaga mutu dan keamanan hasil
olahan pangan.
Dalam pengolahan bahan makanan kontaminasi
makanan harus dihindari seperti pada tahap
pencucian, meracik dan memasak, karena pengolahan
bahan makanan adalah proses mengubah bentuk
makanan menjadi makanan siap santap.
8. Distribusi
Makanan
Pendistribusian makanan adalah serangkaian
kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah
porsi dan
jenis makanan konsumen yang dilayani. Distribusi
dapat diartikan sebagai subsistem atau komponen
dalam sistem penyelenggaraan makanan yang
mempunyai kegiatan penerimaan hidangan,
penungguan, penyajian, pelayanan, pencucian alat dan
pembuangan sampah.
9. LANGKAH-
LANGKAH
1. Siapkan form
2. Lakukan observasi / pengamatan terhadap komponen
dan subkomponen
3. Berilah tanda (v) pada kolom form yang menunjukkan
nilai untuk tiap sub komponen
4. Lakukan penjumlahan nilai untuk tiap komponen
(jumlah dari langkah 3)
5. Lakukan perhitungan nilai tiap komponen kedalam
skala nilai 0 – 1,00 (langkah 4 : nilai maksimal),
(nilai riil : nilai maksimal) tiap komponen
6. Lakukan perhitungan skor tiap komponen (langkah 5 x
bobot) (nilai skala 0 – 1,00 x bobot) tiap komponen
7. Jumlahkan skor tiap komponen ( dari langkah 6)
skor keamanan pangan (SKP)
8. Tetapkan kriteria Skor Keamanan Pangan
22. CONTOH:
RekapNilaiSKP
Komponen Nilai Maksimal
(Bobot)
Nilai yang
Dipenuhi
Nilai Komponen
(NK)
Nilai Skor
(Bobot x NK )
PPB 22 (0.16) 18 18/22=0.8181 0.16 x 0.8181 =
0.1308
HGP 20(0.15) 17 17/20= 0.8500 0.15 x 0.8500= 0.1275
PBM 74(0.55) 62 62/74= 0.8378 0.55 x 0.8378=0.4607
DPM 19(0.14) 13 13/19= 0.6842 0.14 x 0.6842 =
0,0957
Total Nilai 0,8147 =81,47%
KATEGORI : RAWAN, TAPI AMAN UNTUK DIKONSUMSI