SlideShare a Scribd company logo
PEDOMAN MENUJU
GIZI SEIMBANG
Oleh: Asyifa R.A.
Bila tubuh dapat mencerna, mengabsorbsi
dan memetabolisme zat-zat gizi tersebut
secara baik, maka akan tercapai keadaan gizi
seimbang.
Untuk memelihara kesehatan dan status gizi optimal,
tubuh perlu mengkonsumsi makanan sehari-hari yang
mengandung zat-zat gizi yang seimbang.
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)
Pedoman Umum
Gizi Seimbang
(PUGS) adalah
pedoman dasar
tentang gizi
seimbang yang
disusun sebagai
penuntun pada
perilaku konsumsi
makanan di
masyarakat secara
baik dan benar.
PUGS digambarkan
dalam logo
berbentuk kerucut.
Sumber ZAT PEMBANGUN
(sumber protein)  protein
hewani dan protein nabati
Sumber ZAT PENGATUR
 Sayur-sayuran dan
buah
Sumber ENERGI 
padi-padian
13 Pesan Dasar PUGS:
1. Makanlah aneka ragam makanan
2. Makanlah makanan untuk memenuhi
kecukupan energi
3. Makanlah makanan sumber
karbohidrat ½ dari kebutuhan energi
4. Batasi lemak dan minyak sampai ¼
dari kebutuhan energi
5. Gunakan garam beryodium
6. Makanlah makanan sumber zat besi
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai
berumur 6 bulan
8. Biasakan makan pagi
9. Minum air yang bersih, aman, dan
cukup jumlahnya
10.Lakukan olahraga secara teratur
11.Hindari minuman beralkohol
12.Makanlah makanan yang aman bagi
kesehatan
13.Bacalah label pada makanan
kemasan
PUGS menganjurkan
agar 60-75%
kebutuhan energi
diperoleh dari
karbohidrat
(terutama
karbohidrat
kompleks), 10-15%
dari protein, dan
10-25% dari lemak
Penentuan kebutuhan gizi seseorang dalam
keadaan sehat di Indonesia dilakukan berdasarkan:
Umur
Gender
Aktivitas fisik
Kondisi khusus (ibu hamil dan menyusui)
Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (AKG)
Angka kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG) atau Recommended
Dietary Allowances (RDA) adalah tingkat konsumsi zat-zat gizi
esensial yang dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi
hampir semua orang sehat di suatu negara.
Angka Kecukupan Gizi (AKG) berbeda
dengan Angka Kebutuhan Gizi
(Dietary Requirements)
• Kecukupan zat
gizi rata-rata
penduduk
Angka Kecukupan
Gizi (AKG)
(Recommended
Dietary
Allowances)
• Banyaknya zat-
zat gizi yang
dibutuhkan
seseorang
Angka Kebutuhan
Gizi (Dietary
Requirements)
Penetapan AKG
Setiap per-5 tahun hampir selalu ada perubahan kecukupan
beberapa zat gizi. Perubahan terjadi karena adanya
perkembangan permasalahan kesehatan masyarakat dan
semakin baiknya pemahaman terhadap penyakit kronis dan
semakin bertambahnya umur harapan hidup.
AKG digunakan untuk berbagai keperluan:
• 1. Panduan untuk asupan gizi individu dan populasi
• 2. Pendidikan gizi
• 3. Penilaian asupan makanan
• 4. Membantu dalam perancangan program
intervensi pangan
• 5. Pelabelan gizi
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneisa
Nomor 75 Tahun 2013, tentang:
Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneisa
Nomor 75 Tahun 2013, tentang:
Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia
Penjabaran Angka Kecukupan Gizi ke
dalam Susunan Makanan Sehari
Angka kecukupan gizi rata-rata seseorang dalam sehari dijabarkan ke
dalam susunan makanan rata-rata sehari untuk tiap kelompok umur
dan gender (lampiran 2.2 Buku Penuntun Diet)
Contoh: Rata-rata anjuran makanan sehari untuk laki-laki berumur 20-40
tahun dengan berat badan 62 kg, adalah sebagai berikut:
Nasi 7 1/2 gelas atau 5 piring @ 140 gram / 200 gram
Daging 2 potong @ 50 gram
Tempe 3 potong @ 50 gram
Sayur 1 1/2 mangkok @ 100 gram
Buah 2 potong @ 100 gram
Minyak 2 1/2 sdm @ 10 gram
Gula pasir 3 1/2 sdm @ 10 gram
Daftar Bahan Makanan Penukar
Untuk memudahkan penyusunan menu sehari-hari yang bervariasi dan bergizi dapat
digunakan Daftar Bahan Makanan Penukar (DBMP). Daftar Bahan Makanan Penukar ini
dapat digunakan dalam keadaan sehat maupun sakit. Ada dua jenis Daftar Bahan
Makanan Penukar yaitu Daftar Bahan Makanan Penukar I dan II
• I. bahan makanan sumber
karbohidrat
• II. Bahan makanan sumber
protein hewani
• III. bahan makanan sumber
protein nabati
• IV. Sayuran
• V. Buah-buahan
• VI. Susu
• VII. Minyak
• VIII. Gula
Daftar Bahan Makanan
Penukar I
Tiap golongan bahan makanan
disusun menurut jumlah zat gizinya
yang setara atau ekuivalen dengan
energi, karbohidrat, lemak, dan
protein (dinamakan satuan
penukar). Tabel 2.1 memuat bahan
makanan tiap golongan yang
digunakan sbg acuan, satuan
penukar, (dalam ukuran rumah
tangga dan gram) serta nilai energi,
karbohidrat, lemak, dan proteinnya.
Daftar Bahan Makanan Penukar II
Daftar Bahan Makanan Penukar II mengelompokkan bahan makanan secara lebih rinci,
yang dimaksudkan untuk penyusunan diet yang memerlukan perhitungan lebih teliti
dalam hal kandungan energi, karbohidrat, dan lemak, seperti pada penyakit Diabetes
Melitus dan Dislipidemia.
Bahan makanan dikelompokkan 9 golongan  8 golongan pertama sama seperti DBMP
I, sedangkan golongan ke-9 adalah makanan tanpa energi.
Golongan II 
Sumber Protein
Hewani
Lemak
rendah
Lemak
sedang
Lemak
tinggi
Golongan IV 
sayuran
Golongan A
Golongan B
Golongan C
Golongan VI 
Susu
Tanpa lemak
Lemak
rendah
Lemak
tinggi
Golongan VII 
Minyak
Lemak tidak
jenuh
Lemak
jenuh
Cara Menentukan Kebutuhan Gizi
dalam Keadaan Sehat
Penentuan kebutuhan gizi seseorang dalam
keadaan sehat di Indonesia dilakukan berdasarkan:
Umur
Gender
Aktivitas fisik
Kondisi khusus (ibu hamil dan menyusui)
ENERGI
Komponen lain adalah pengaruh termis makanan atau
Spesific Dynamic Action of Food (SDA). Karena jumlahnya
relatif kecil, komponen SDA dapat diabaikan.
Komponen utama yang menentukan
kebutuhan energi adalah:
Angka Metabolisme Basal (AMB)
atau Basal Metabolic Rate (BMR)
aktivitas fisik.
Cara Menentukan Angka
Metabolisme Basal (AMB)
AMB dipengaruhi oleh umur, gender, berat badan, dan
tinggi badan. Ada 3 cara menentukan AMB, yaitu:
(1) Menggunakan Rumus Harris
Benedict (1919)
(2) Cara cepat (2 cara)
(3) Cara FAO/WHO
(1) Menggunakan Rumus Harris
Benedict (1919)
Laki-laki = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)
Perempuan = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
(2) Cara cepat (2 cara)
a.Laki-laki = 1 kkal x kg BB x 24 jam
Perempuan = 0,95 kkal x kg BB x 24 jam
b. Laki-laki = 30 kkal x kg BB
Perempuan = 25 kkal x kg BB
(3) Cara FAO/WHO
Cara ini memperhatikan umur, gender, dan berat badan (lihat Tabel 2.3)
Kelompok Umur
AMB (kkal/hari)
Laki-laki Perempuan
0 – 3 60,9 B*) – 54 61,0 B – 51
3 – 10 22,7 B + 495 22,5 B + 499
10 – 18 17,5 B + 651 12,2 B + 746
18 – 30 15,3 B + 679 14,7 B + 496
30 – 60 11,6 B + 879 8,7 B + 829
≥ 60 13,5 B + 487 10,5 B + 596
Tabel 2.3 Rumus FAO/WHO/UNU untuk menentukan AMB
Sumber: FAO/WHO 1985
*) Berat badan
Cara menentukan kebutuhan energi untuk
aktivitas fisik
Kebutuhan energi untuk berbagai aktivitas fisik dinyatakan dalam
kelipatan AMB (lihat tabel 2.4)
Aktivitas keterangan
Gender
Laki-laki Perempuan
Sangat
ringan
Tidak pernah dan Jarang
olahraga (1 – 3 hari/minggu)
1,30 1,30
Ringan
Normal olahraga (3 – 5
hari/minggu)
1,65 1,55
Sedang
Sering olahraga (6 – 7
hari/minggu)
1,76 1,70
Berat
Sangat sering olahraga
(setiap hari bisa dua kali
dalam sehari)
2,10 2,00
Contoh  cara menaksir kebutuhan energi untuk
seorang perempuan berumur 30 tahun dengan berat
badan 52 kg dan tinggi badan 158 cm dengan
aktivitas ringan
(1)Kebutuhan energi untuk AMB
• (lihat halaman 20 Penuntun Diet)
(2) Kebutuhan energi dengan aktivitas fisik
• Kalikan nilai AMB dengan kelipatan yang sesuai
dengan jenis aktivitas, dalam hal ini aktivitas ringan
(Tabel 2.4):
• = 1,55 x 1300 kkal = 2015 kkal
(3)Faktor Berat Badan
•Faktor ini bisa ditentukan oleh status
gizinya dengan menggunakan rumus
Indeks Massa Tubuh
•Bila berat badan dinilai kurang dari
berat badan ideal, maka kebutuhan
energinya ditambah sebanyak 500 Kilo
kalori, sedangkan bila lebih, dikurangi
sebanyak 500 Kilo kalori
Contoh kasus (hlm. 22 Penuntun Diet)
Seorang laki-laki yang mempunyai berat badan 45 kg dengan tinggi
badan 165cm, mempunyai IMT = 45/1,652 = 16,5. orang ini mengalami
kekurangan berat badan tingkat berat. Bila IMT yang diinginkan adalah
19,0 maka berat badan idealnya adalah 1,652 x 19,0 = 51,7 kg atau
dibulatkan menjadi 52 kg.
Perhitungan kebutuhan energinya adalah sebagai berikut:
Kebutuhan AMB = 1 kkal x 52 x 24 = 1248 kkal
• AMB + aktivitas fisik = 156 x 1248 kkal = 1947 kkal
• Tambahan untuk menaikan berat badan = 500 kkal
total kebutuhan energi = 2447 kkal
dibulatkan = 2450 kkal
(4) Tentukan Protein, Lemak, dan Karbohidrat
• Cara menentukan kebutuhan protein, lemak, dan karbohidrat
menurut WHO adalah sebagai berikut:
• Protein  10 – 15% dari kebutuhan energi total. Bila
kebutuhan energi dalam sehari adalah 2450 kkal, energi yang
berasal dari protein hendaknya sebesar 245 – 368 kkal atau 61
– 92 gr protein
• Lemak  10 – 25% dari kebutuhan energi total. Bila
kebutuhan energi dalam sehari adalah 2450 kkal, energi yang
berasal dari lemak hendaknya sebesar 245 – 613 kkal atau 27
– 68 gr lemak
• Karbohidrat  60 – 75% dari kebutuhan energi total, atau sisa
dari kebutuhan energi yang telah dikurangi dengan energi
yang berasal dari protein dan lemak. Bila kebutuhan energi
dalam sehari adalah sebesar 2450 kkal, maka energi yang
berasal dari karbohidrat hendaknya sebesar 1470 – 1838 kkal
atau 368 – 460 gr karbohidrat
Setelah dihitung energi dan faktor aktivitas
seseorang maka dapat dibuat Daftar Bahan
Makanan Penukarnya per hari (daftar makanan
penukar bisa dilihat di lampiran 2.3 Penuntun
Diet)

More Related Content

What's hot

Peningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi panganPeningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi pangan
Sutyawan
 
Gizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaGizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasa
Triana Septianti
 
Tabel akg 2019
Tabel akg 2019Tabel akg 2019
Tabel akg 2019
elisnovalia
 
Penilaian status gizi
Penilaian status giziPenilaian status gizi
Penilaian status gizi
Triana Septianti
 
Konsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbangKonsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbang
Agnescia Sera
 
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratDiet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Fanny K. Sari
 
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula MakananPeran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Yohanes Kristianto
 
FORMULA KEP
FORMULA KEPFORMULA KEP
FORMULA KEP
EDIS BLOG
 
Gizi pada bayi & balita
Gizi pada bayi & balitaGizi pada bayi & balita
Gizi pada bayi & balita
Agnescia Sera
 
PPT Konseling Gizi
PPT Konseling GiziPPT Konseling Gizi
PPT Konseling Gizi
Sissi Syifa Meidia
 
Angka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziAngka kecukupan gizi
Angka kecukupan gizi
aditya kusuma
 
Standar profesi gizi
Standar profesi giziStandar profesi gizi
Standar profesi gizi
ibnufirmansyah
 
Menu makanan untuk penderita hepatitis
Menu makanan untuk penderita hepatitisMenu makanan untuk penderita hepatitis
Menu makanan untuk penderita hepatitis
Andre Milanisti
 
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
Shela Rizky Tarinda
 
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolahPertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Sutyawan
 
Perencanaan menu anak sekolah
Perencanaan menu anak sekolahPerencanaan menu anak sekolah
Perencanaan menu anak sekolah
Triana Septianti
 
Gizi tenaga kerja
Gizi tenaga kerjaGizi tenaga kerja
Gizi tenaga kerjaLicia Dewi
 

What's hot (20)

Peningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi panganPeningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi pangan
 
Gizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaGizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasa
 
Tabel akg 2019
Tabel akg 2019Tabel akg 2019
Tabel akg 2019
 
Penilaian status gizi
Penilaian status giziPenilaian status gizi
Penilaian status gizi
 
Konsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbangKonsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbang
 
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratDiet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
 
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula MakananPeran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
 
FORMULA KEP
FORMULA KEPFORMULA KEP
FORMULA KEP
 
Gizi seimbang bayi & balita
Gizi seimbang bayi & balitaGizi seimbang bayi & balita
Gizi seimbang bayi & balita
 
Gizi pada bayi & balita
Gizi pada bayi & balitaGizi pada bayi & balita
Gizi pada bayi & balita
 
PPT Konseling Gizi
PPT Konseling GiziPPT Konseling Gizi
PPT Konseling Gizi
 
Angka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziAngka kecukupan gizi
Angka kecukupan gizi
 
Standar profesi gizi
Standar profesi giziStandar profesi gizi
Standar profesi gizi
 
Menu makanan untuk penderita hepatitis
Menu makanan untuk penderita hepatitisMenu makanan untuk penderita hepatitis
Menu makanan untuk penderita hepatitis
 
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
 
Kasus hati hepatitis
Kasus hati hepatitisKasus hati hepatitis
Kasus hati hepatitis
 
Kasus stroke hipertensi
Kasus stroke hipertensiKasus stroke hipertensi
Kasus stroke hipertensi
 
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolahPertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
 
Perencanaan menu anak sekolah
Perencanaan menu anak sekolahPerencanaan menu anak sekolah
Perencanaan menu anak sekolah
 
Gizi tenaga kerja
Gizi tenaga kerjaGizi tenaga kerja
Gizi tenaga kerja
 

Similar to Gizi seimbang dan energi

Konsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbangKonsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbanganita sriwaty
 
Minggu II_Keseimbangan Pangan dan Gizi.pdf
Minggu II_Keseimbangan Pangan dan Gizi.pdfMinggu II_Keseimbangan Pangan dan Gizi.pdf
Minggu II_Keseimbangan Pangan dan Gizi.pdf
Setiawan Putra Syah
 
Tugas nutrasetikal
Tugas nutrasetikal Tugas nutrasetikal
Tugas nutrasetikal
nisha althaf
 
Kebutuhan nutrisi dewasa 03
Kebutuhan nutrisi dewasa 03Kebutuhan nutrisi dewasa 03
Kebutuhan nutrisi dewasa 03
Indiey Syuhada
 
Makanan seimbang
Makanan seimbangMakanan seimbang
Makanan seimbang
Muhammad Nasrullah
 
Bio makanan pokok
Bio makanan pokokBio makanan pokok
Bio makanan pokok
Ayu Rahmawati
 
Kebutuhan gizi dan akg untuk keperawatan
Kebutuhan gizi dan akg untuk keperawatanKebutuhan gizi dan akg untuk keperawatan
Kebutuhan gizi dan akg untuk keperawatan
Shelfi Steiv
 
Krida bina gizi
Krida bina giziKrida bina gizi
Krida bina gizi
dinkdinkdonk
 
137514024000-Gizi-Pada-Orang-Dewasa.pptx
137514024000-Gizi-Pada-Orang-Dewasa.pptx137514024000-Gizi-Pada-Orang-Dewasa.pptx
137514024000-Gizi-Pada-Orang-Dewasa.pptx
ika291990
 
Kebutuhan tubuh akan berbagai zat makanan dan Gizi seimbang
Kebutuhan tubuh akan berbagai zat makanan dan Gizi seimbangKebutuhan tubuh akan berbagai zat makanan dan Gizi seimbang
Kebutuhan tubuh akan berbagai zat makanan dan Gizi seimbang
Ari Permana
 
Menu Seimbang dan Cara Penyusunan.pptx
Menu Seimbang dan Cara Penyusunan.pptxMenu Seimbang dan Cara Penyusunan.pptx
Menu Seimbang dan Cara Penyusunan.pptx
BundaAfiyahSriHarnan
 
GIZI REMAJA.ppt
GIZI REMAJA.pptGIZI REMAJA.ppt
GIZI REMAJA.ppt
RoyRobahta
 
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docxMAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
AlyLiah
 
2. KESEIMBANGAN ENERGI & PENGELOLAAN BB.pptx
2. KESEIMBANGAN ENERGI & PENGELOLAAN BB.pptx2. KESEIMBANGAN ENERGI & PENGELOLAAN BB.pptx
2. KESEIMBANGAN ENERGI & PENGELOLAAN BB.pptx
AtikaJatimi
 
1. Konsep Dasar Nutrisi.pptx
1. Konsep Dasar Nutrisi.pptx1. Konsep Dasar Nutrisi.pptx
1. Konsep Dasar Nutrisi.pptx
AtikaJatimi
 
Sains [bab2 siri 1 nutrisi - gizi seimbang]
Sains [bab2   siri 1 nutrisi - gizi seimbang]Sains [bab2   siri 1 nutrisi - gizi seimbang]
Sains [bab2 siri 1 nutrisi - gizi seimbang]
Nur Jaafar
 
Sains [bab2 siri 1 nutrisi - gizi seimbang]
Sains [bab2   siri 1 nutrisi - gizi seimbang]Sains [bab2   siri 1 nutrisi - gizi seimbang]
Sains [bab2 siri 1 nutrisi - gizi seimbang]
pkgsgbakap
 
7 langkah cara menurunkan berat badan yang sehat
7 langkah cara menurunkan berat badan yang sehat7 langkah cara menurunkan berat badan yang sehat
7 langkah cara menurunkan berat badan yang sehat
Nas Ramadhan
 

Similar to Gizi seimbang dan energi (20)

Konsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbangKonsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbang
 
Minggu II_Keseimbangan Pangan dan Gizi.pdf
Minggu II_Keseimbangan Pangan dan Gizi.pdfMinggu II_Keseimbangan Pangan dan Gizi.pdf
Minggu II_Keseimbangan Pangan dan Gizi.pdf
 
Tugas nutrasetikal
Tugas nutrasetikal Tugas nutrasetikal
Tugas nutrasetikal
 
Kebutuhan nutrisi dewasa 03
Kebutuhan nutrisi dewasa 03Kebutuhan nutrisi dewasa 03
Kebutuhan nutrisi dewasa 03
 
Makanan seimbang
Makanan seimbangMakanan seimbang
Makanan seimbang
 
Bio makanan pokok
Bio makanan pokokBio makanan pokok
Bio makanan pokok
 
Kebutuhan gizi dan akg untuk keperawatan
Kebutuhan gizi dan akg untuk keperawatanKebutuhan gizi dan akg untuk keperawatan
Kebutuhan gizi dan akg untuk keperawatan
 
Nutrisi 2
Nutrisi 2Nutrisi 2
Nutrisi 2
 
Krida bina gizi
Krida bina giziKrida bina gizi
Krida bina gizi
 
Makanan rda
Makanan rdaMakanan rda
Makanan rda
 
137514024000-Gizi-Pada-Orang-Dewasa.pptx
137514024000-Gizi-Pada-Orang-Dewasa.pptx137514024000-Gizi-Pada-Orang-Dewasa.pptx
137514024000-Gizi-Pada-Orang-Dewasa.pptx
 
Kebutuhan tubuh akan berbagai zat makanan dan Gizi seimbang
Kebutuhan tubuh akan berbagai zat makanan dan Gizi seimbangKebutuhan tubuh akan berbagai zat makanan dan Gizi seimbang
Kebutuhan tubuh akan berbagai zat makanan dan Gizi seimbang
 
Menu Seimbang dan Cara Penyusunan.pptx
Menu Seimbang dan Cara Penyusunan.pptxMenu Seimbang dan Cara Penyusunan.pptx
Menu Seimbang dan Cara Penyusunan.pptx
 
GIZI REMAJA.ppt
GIZI REMAJA.pptGIZI REMAJA.ppt
GIZI REMAJA.ppt
 
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docxMAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
 
2. KESEIMBANGAN ENERGI & PENGELOLAAN BB.pptx
2. KESEIMBANGAN ENERGI & PENGELOLAAN BB.pptx2. KESEIMBANGAN ENERGI & PENGELOLAAN BB.pptx
2. KESEIMBANGAN ENERGI & PENGELOLAAN BB.pptx
 
1. Konsep Dasar Nutrisi.pptx
1. Konsep Dasar Nutrisi.pptx1. Konsep Dasar Nutrisi.pptx
1. Konsep Dasar Nutrisi.pptx
 
Sains [bab2 siri 1 nutrisi - gizi seimbang]
Sains [bab2   siri 1 nutrisi - gizi seimbang]Sains [bab2   siri 1 nutrisi - gizi seimbang]
Sains [bab2 siri 1 nutrisi - gizi seimbang]
 
Sains [bab2 siri 1 nutrisi - gizi seimbang]
Sains [bab2   siri 1 nutrisi - gizi seimbang]Sains [bab2   siri 1 nutrisi - gizi seimbang]
Sains [bab2 siri 1 nutrisi - gizi seimbang]
 
7 langkah cara menurunkan berat badan yang sehat
7 langkah cara menurunkan berat badan yang sehat7 langkah cara menurunkan berat badan yang sehat
7 langkah cara menurunkan berat badan yang sehat
 

More from Asyifa Robiatul adawiyah

Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Konsep Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Konsep Epidemiologi Penyakit Tidak MenularKonsep Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Konsep Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Evaluasi dalam Promosi Kesehatan
Evaluasi dalam Promosi KesehatanEvaluasi dalam Promosi Kesehatan
Evaluasi dalam Promosi Kesehatan
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Pembuatan desain media promosi kesehatan
Pembuatan desain media promosi kesehatan Pembuatan desain media promosi kesehatan
Pembuatan desain media promosi kesehatan
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Konsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
Konsep Advokasi dalam Promosi KesehatanKonsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
Konsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
Asyifa Robiatul adawiyah
 
komunikasi kesehatan
komunikasi kesehatankomunikasi kesehatan
komunikasi kesehatan
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi KesehatanIlmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Konsep Promosi Kesehatan
Konsep Promosi KesehatanKonsep Promosi Kesehatan
Konsep Promosi Kesehatan
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Survei cepat
Survei cepatSurvei cepat
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Langkah langkah pelaksanaan survei cepat
Langkah langkah pelaksanaan survei cepatLangkah langkah pelaksanaan survei cepat
Langkah langkah pelaksanaan survei cepat
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Analisis data deskriptif
Analisis data deskriptifAnalisis data deskriptif
Analisis data deskriptif
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Strategi mutu pelayanan kesehatan
Strategi mutu pelayanan kesehatanStrategi mutu pelayanan kesehatan
Strategi mutu pelayanan kesehatan
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan
Pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatanPendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan
Pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Manajemen mutu terpadu (total quality management)Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Gizi ibu hamil
Gizi ibu hamilGizi ibu hamil
Gizi ibu hamil
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Kebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status giziKebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status gizi
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Vitamin dan mineral
Vitamin dan mineralVitamin dan mineral
Vitamin dan mineral
Asyifa Robiatul adawiyah
 

More from Asyifa Robiatul adawiyah (20)

Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2
 
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1
 
Konsep Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Konsep Epidemiologi Penyakit Tidak MenularKonsep Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Konsep Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
 
Evaluasi dalam Promosi Kesehatan
Evaluasi dalam Promosi KesehatanEvaluasi dalam Promosi Kesehatan
Evaluasi dalam Promosi Kesehatan
 
Pembuatan desain media promosi kesehatan
Pembuatan desain media promosi kesehatan Pembuatan desain media promosi kesehatan
Pembuatan desain media promosi kesehatan
 
Konsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
Konsep Advokasi dalam Promosi KesehatanKonsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
Konsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
 
komunikasi kesehatan
komunikasi kesehatankomunikasi kesehatan
komunikasi kesehatan
 
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi KesehatanIlmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
 
Konsep Promosi Kesehatan
Konsep Promosi KesehatanKonsep Promosi Kesehatan
Konsep Promosi Kesehatan
 
Survei cepat
Survei cepatSurvei cepat
Survei cepat
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Langkah langkah pelaksanaan survei cepat
Langkah langkah pelaksanaan survei cepatLangkah langkah pelaksanaan survei cepat
Langkah langkah pelaksanaan survei cepat
 
Analisis data deskriptif
Analisis data deskriptifAnalisis data deskriptif
Analisis data deskriptif
 
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
 
Strategi mutu pelayanan kesehatan
Strategi mutu pelayanan kesehatanStrategi mutu pelayanan kesehatan
Strategi mutu pelayanan kesehatan
 
Pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan
Pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatanPendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan
Pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan
 
Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Manajemen mutu terpadu (total quality management)Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Manajemen mutu terpadu (total quality management)
 
Gizi ibu hamil
Gizi ibu hamilGizi ibu hamil
Gizi ibu hamil
 
Kebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status giziKebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status gizi
 
Vitamin dan mineral
Vitamin dan mineralVitamin dan mineral
Vitamin dan mineral
 

Recently uploaded

Materi Kuliah Kristalisasi - Teknologi Pangan
Materi Kuliah Kristalisasi - Teknologi PanganMateri Kuliah Kristalisasi - Teknologi Pangan
Materi Kuliah Kristalisasi - Teknologi Pangan
AtikaYahdiyaniIkhsan
 
Teknik biakan dan Pewarnaan mikroorganisme
Teknik biakan dan Pewarnaan mikroorganismeTeknik biakan dan Pewarnaan mikroorganisme
Teknik biakan dan Pewarnaan mikroorganisme
Syartiwidya Syariful
 
Angka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannya
Angka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannyaAngka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannya
Angka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannya
Syartiwidya Syariful
 
Mikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri pangan
Mikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri panganMikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri pangan
Mikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri pangan
Syartiwidya Syariful
 
Kebijakan penyediaan pangan dan gizi di Indonesia
Kebijakan penyediaan pangan dan gizi di IndonesiaKebijakan penyediaan pangan dan gizi di Indonesia
Kebijakan penyediaan pangan dan gizi di Indonesia
Syartiwidya Syariful
 
UNIKBET Link Slot Habanero Deposit Bisa Via Bank Kaltim
UNIKBET Link Slot Habanero Deposit Bisa Via Bank KaltimUNIKBET Link Slot Habanero Deposit Bisa Via Bank Kaltim
UNIKBET Link Slot Habanero Deposit Bisa Via Bank Kaltim
csooyoung073
 
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTALKRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
AtikaYahdiyaniIkhsan
 
Materi Training Sertifikasi Halal dan Kriteria SJPH.pptx
Materi Training Sertifikasi Halal dan Kriteria SJPH.pptxMateri Training Sertifikasi Halal dan Kriteria SJPH.pptx
Materi Training Sertifikasi Halal dan Kriteria SJPH.pptx
qaqcsakara
 

Recently uploaded (8)

Materi Kuliah Kristalisasi - Teknologi Pangan
Materi Kuliah Kristalisasi - Teknologi PanganMateri Kuliah Kristalisasi - Teknologi Pangan
Materi Kuliah Kristalisasi - Teknologi Pangan
 
Teknik biakan dan Pewarnaan mikroorganisme
Teknik biakan dan Pewarnaan mikroorganismeTeknik biakan dan Pewarnaan mikroorganisme
Teknik biakan dan Pewarnaan mikroorganisme
 
Angka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannya
Angka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannyaAngka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannya
Angka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannya
 
Mikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri pangan
Mikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri panganMikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri pangan
Mikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri pangan
 
Kebijakan penyediaan pangan dan gizi di Indonesia
Kebijakan penyediaan pangan dan gizi di IndonesiaKebijakan penyediaan pangan dan gizi di Indonesia
Kebijakan penyediaan pangan dan gizi di Indonesia
 
UNIKBET Link Slot Habanero Deposit Bisa Via Bank Kaltim
UNIKBET Link Slot Habanero Deposit Bisa Via Bank KaltimUNIKBET Link Slot Habanero Deposit Bisa Via Bank Kaltim
UNIKBET Link Slot Habanero Deposit Bisa Via Bank Kaltim
 
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTALKRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
 
Materi Training Sertifikasi Halal dan Kriteria SJPH.pptx
Materi Training Sertifikasi Halal dan Kriteria SJPH.pptxMateri Training Sertifikasi Halal dan Kriteria SJPH.pptx
Materi Training Sertifikasi Halal dan Kriteria SJPH.pptx
 

Gizi seimbang dan energi

  • 2. Bila tubuh dapat mencerna, mengabsorbsi dan memetabolisme zat-zat gizi tersebut secara baik, maka akan tercapai keadaan gizi seimbang. Untuk memelihara kesehatan dan status gizi optimal, tubuh perlu mengkonsumsi makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi yang seimbang.
  • 3. Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) adalah pedoman dasar tentang gizi seimbang yang disusun sebagai penuntun pada perilaku konsumsi makanan di masyarakat secara baik dan benar. PUGS digambarkan dalam logo berbentuk kerucut.
  • 4. Sumber ZAT PEMBANGUN (sumber protein)  protein hewani dan protein nabati Sumber ZAT PENGATUR  Sayur-sayuran dan buah Sumber ENERGI  padi-padian
  • 5. 13 Pesan Dasar PUGS: 1. Makanlah aneka ragam makanan 2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi 3. Makanlah makanan sumber karbohidrat ½ dari kebutuhan energi 4. Batasi lemak dan minyak sampai ¼ dari kebutuhan energi 5. Gunakan garam beryodium 6. Makanlah makanan sumber zat besi 7. Berikan ASI saja pada bayi sampai berumur 6 bulan 8. Biasakan makan pagi 9. Minum air yang bersih, aman, dan cukup jumlahnya 10.Lakukan olahraga secara teratur 11.Hindari minuman beralkohol 12.Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan 13.Bacalah label pada makanan kemasan
  • 6. PUGS menganjurkan agar 60-75% kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat (terutama karbohidrat kompleks), 10-15% dari protein, dan 10-25% dari lemak
  • 7. Penentuan kebutuhan gizi seseorang dalam keadaan sehat di Indonesia dilakukan berdasarkan: Umur Gender Aktivitas fisik Kondisi khusus (ibu hamil dan menyusui) Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (AKG) Angka kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (RDA) adalah tingkat konsumsi zat-zat gizi esensial yang dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi hampir semua orang sehat di suatu negara.
  • 8. Angka Kecukupan Gizi (AKG) berbeda dengan Angka Kebutuhan Gizi (Dietary Requirements) • Kecukupan zat gizi rata-rata penduduk Angka Kecukupan Gizi (AKG) (Recommended Dietary Allowances) • Banyaknya zat- zat gizi yang dibutuhkan seseorang Angka Kebutuhan Gizi (Dietary Requirements)
  • 9. Penetapan AKG Setiap per-5 tahun hampir selalu ada perubahan kecukupan beberapa zat gizi. Perubahan terjadi karena adanya perkembangan permasalahan kesehatan masyarakat dan semakin baiknya pemahaman terhadap penyakit kronis dan semakin bertambahnya umur harapan hidup. AKG digunakan untuk berbagai keperluan: • 1. Panduan untuk asupan gizi individu dan populasi • 2. Pendidikan gizi • 3. Penilaian asupan makanan • 4. Membantu dalam perancangan program intervensi pangan • 5. Pelabelan gizi
  • 10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneisa Nomor 75 Tahun 2013, tentang: Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia
  • 11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneisa Nomor 75 Tahun 2013, tentang: Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia
  • 12. Penjabaran Angka Kecukupan Gizi ke dalam Susunan Makanan Sehari Angka kecukupan gizi rata-rata seseorang dalam sehari dijabarkan ke dalam susunan makanan rata-rata sehari untuk tiap kelompok umur dan gender (lampiran 2.2 Buku Penuntun Diet) Contoh: Rata-rata anjuran makanan sehari untuk laki-laki berumur 20-40 tahun dengan berat badan 62 kg, adalah sebagai berikut: Nasi 7 1/2 gelas atau 5 piring @ 140 gram / 200 gram Daging 2 potong @ 50 gram Tempe 3 potong @ 50 gram Sayur 1 1/2 mangkok @ 100 gram Buah 2 potong @ 100 gram Minyak 2 1/2 sdm @ 10 gram Gula pasir 3 1/2 sdm @ 10 gram
  • 13. Daftar Bahan Makanan Penukar Untuk memudahkan penyusunan menu sehari-hari yang bervariasi dan bergizi dapat digunakan Daftar Bahan Makanan Penukar (DBMP). Daftar Bahan Makanan Penukar ini dapat digunakan dalam keadaan sehat maupun sakit. Ada dua jenis Daftar Bahan Makanan Penukar yaitu Daftar Bahan Makanan Penukar I dan II • I. bahan makanan sumber karbohidrat • II. Bahan makanan sumber protein hewani • III. bahan makanan sumber protein nabati • IV. Sayuran • V. Buah-buahan • VI. Susu • VII. Minyak • VIII. Gula Daftar Bahan Makanan Penukar I Tiap golongan bahan makanan disusun menurut jumlah zat gizinya yang setara atau ekuivalen dengan energi, karbohidrat, lemak, dan protein (dinamakan satuan penukar). Tabel 2.1 memuat bahan makanan tiap golongan yang digunakan sbg acuan, satuan penukar, (dalam ukuran rumah tangga dan gram) serta nilai energi, karbohidrat, lemak, dan proteinnya.
  • 14. Daftar Bahan Makanan Penukar II Daftar Bahan Makanan Penukar II mengelompokkan bahan makanan secara lebih rinci, yang dimaksudkan untuk penyusunan diet yang memerlukan perhitungan lebih teliti dalam hal kandungan energi, karbohidrat, dan lemak, seperti pada penyakit Diabetes Melitus dan Dislipidemia. Bahan makanan dikelompokkan 9 golongan  8 golongan pertama sama seperti DBMP I, sedangkan golongan ke-9 adalah makanan tanpa energi. Golongan II  Sumber Protein Hewani Lemak rendah Lemak sedang Lemak tinggi Golongan IV  sayuran Golongan A Golongan B Golongan C Golongan VI  Susu Tanpa lemak Lemak rendah Lemak tinggi Golongan VII  Minyak Lemak tidak jenuh Lemak jenuh
  • 15. Cara Menentukan Kebutuhan Gizi dalam Keadaan Sehat Penentuan kebutuhan gizi seseorang dalam keadaan sehat di Indonesia dilakukan berdasarkan: Umur Gender Aktivitas fisik Kondisi khusus (ibu hamil dan menyusui)
  • 16. ENERGI Komponen lain adalah pengaruh termis makanan atau Spesific Dynamic Action of Food (SDA). Karena jumlahnya relatif kecil, komponen SDA dapat diabaikan. Komponen utama yang menentukan kebutuhan energi adalah: Angka Metabolisme Basal (AMB) atau Basal Metabolic Rate (BMR) aktivitas fisik.
  • 17. Cara Menentukan Angka Metabolisme Basal (AMB) AMB dipengaruhi oleh umur, gender, berat badan, dan tinggi badan. Ada 3 cara menentukan AMB, yaitu: (1) Menggunakan Rumus Harris Benedict (1919) (2) Cara cepat (2 cara) (3) Cara FAO/WHO
  • 18. (1) Menggunakan Rumus Harris Benedict (1919) Laki-laki = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U) Perempuan = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
  • 19. (2) Cara cepat (2 cara) a.Laki-laki = 1 kkal x kg BB x 24 jam Perempuan = 0,95 kkal x kg BB x 24 jam b. Laki-laki = 30 kkal x kg BB Perempuan = 25 kkal x kg BB
  • 20. (3) Cara FAO/WHO Cara ini memperhatikan umur, gender, dan berat badan (lihat Tabel 2.3) Kelompok Umur AMB (kkal/hari) Laki-laki Perempuan 0 – 3 60,9 B*) – 54 61,0 B – 51 3 – 10 22,7 B + 495 22,5 B + 499 10 – 18 17,5 B + 651 12,2 B + 746 18 – 30 15,3 B + 679 14,7 B + 496 30 – 60 11,6 B + 879 8,7 B + 829 ≥ 60 13,5 B + 487 10,5 B + 596 Tabel 2.3 Rumus FAO/WHO/UNU untuk menentukan AMB Sumber: FAO/WHO 1985 *) Berat badan
  • 21. Cara menentukan kebutuhan energi untuk aktivitas fisik Kebutuhan energi untuk berbagai aktivitas fisik dinyatakan dalam kelipatan AMB (lihat tabel 2.4) Aktivitas keterangan Gender Laki-laki Perempuan Sangat ringan Tidak pernah dan Jarang olahraga (1 – 3 hari/minggu) 1,30 1,30 Ringan Normal olahraga (3 – 5 hari/minggu) 1,65 1,55 Sedang Sering olahraga (6 – 7 hari/minggu) 1,76 1,70 Berat Sangat sering olahraga (setiap hari bisa dua kali dalam sehari) 2,10 2,00
  • 22. Contoh  cara menaksir kebutuhan energi untuk seorang perempuan berumur 30 tahun dengan berat badan 52 kg dan tinggi badan 158 cm dengan aktivitas ringan (1)Kebutuhan energi untuk AMB • (lihat halaman 20 Penuntun Diet) (2) Kebutuhan energi dengan aktivitas fisik • Kalikan nilai AMB dengan kelipatan yang sesuai dengan jenis aktivitas, dalam hal ini aktivitas ringan (Tabel 2.4): • = 1,55 x 1300 kkal = 2015 kkal
  • 23. (3)Faktor Berat Badan •Faktor ini bisa ditentukan oleh status gizinya dengan menggunakan rumus Indeks Massa Tubuh •Bila berat badan dinilai kurang dari berat badan ideal, maka kebutuhan energinya ditambah sebanyak 500 Kilo kalori, sedangkan bila lebih, dikurangi sebanyak 500 Kilo kalori
  • 24. Contoh kasus (hlm. 22 Penuntun Diet) Seorang laki-laki yang mempunyai berat badan 45 kg dengan tinggi badan 165cm, mempunyai IMT = 45/1,652 = 16,5. orang ini mengalami kekurangan berat badan tingkat berat. Bila IMT yang diinginkan adalah 19,0 maka berat badan idealnya adalah 1,652 x 19,0 = 51,7 kg atau dibulatkan menjadi 52 kg. Perhitungan kebutuhan energinya adalah sebagai berikut: Kebutuhan AMB = 1 kkal x 52 x 24 = 1248 kkal • AMB + aktivitas fisik = 156 x 1248 kkal = 1947 kkal • Tambahan untuk menaikan berat badan = 500 kkal total kebutuhan energi = 2447 kkal dibulatkan = 2450 kkal
  • 25. (4) Tentukan Protein, Lemak, dan Karbohidrat • Cara menentukan kebutuhan protein, lemak, dan karbohidrat menurut WHO adalah sebagai berikut: • Protein  10 – 15% dari kebutuhan energi total. Bila kebutuhan energi dalam sehari adalah 2450 kkal, energi yang berasal dari protein hendaknya sebesar 245 – 368 kkal atau 61 – 92 gr protein • Lemak  10 – 25% dari kebutuhan energi total. Bila kebutuhan energi dalam sehari adalah 2450 kkal, energi yang berasal dari lemak hendaknya sebesar 245 – 613 kkal atau 27 – 68 gr lemak • Karbohidrat  60 – 75% dari kebutuhan energi total, atau sisa dari kebutuhan energi yang telah dikurangi dengan energi yang berasal dari protein dan lemak. Bila kebutuhan energi dalam sehari adalah sebesar 2450 kkal, maka energi yang berasal dari karbohidrat hendaknya sebesar 1470 – 1838 kkal atau 368 – 460 gr karbohidrat
  • 26. Setelah dihitung energi dan faktor aktivitas seseorang maka dapat dibuat Daftar Bahan Makanan Penukarnya per hari (daftar makanan penukar bisa dilihat di lampiran 2.3 Penuntun Diet)