Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang distribusi dan penyajian makanan.
2. Distribusi makanan adalah proses penyaluran makanan dari produsen ke konsumen, sedangkan penyajian makanan berkaitan dengan cara menyajikan makanan.
3. Dibahas pula berbagai metode distribusi dan penyajian makanan.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) pada pengolahan sup terang bulan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Secara garis besar dibahas mengenai latar belakang masalah keamanan pangan, tujuan penelitian untuk menentukan titik pengendalian kritis dan batas kritis dalam penerapan HACCP, serta manfaat penelitian bagi instansi dan peneliti
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) pada pengolahan sup terang bulan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Secara garis besar dibahas mengenai latar belakang masalah keamanan pangan, tujuan penelitian untuk menentukan titik pengendalian kritis dan batas kritis dalam penerapan HACCP, serta manfaat penelitian bagi instansi dan peneliti
Perencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugsHusHa Hatimah
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan dan penerapan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) di Indonesia, mulai dari sejarah perumusan PUGS, tujuan dan pesan-pesannya, serta hasil penelitian terkait penerapan PUGS di masyarakat. PUGS dirumuskan pertama kali pada tahun 1995 untuk meningkatkan gizi masyarakat berdasarkan konferensi FAO tahun 1992 dan telah mengalami beberapa revisi sej
Bab ii distribusi dan penyajian makananriskapratiiwi
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas tentang distribusi dan penyajian makanan, (2) Distribusi makanan adalah proses penyaluran makanan dari produsen ke konsumen, (3) Penyajian makanan merupakan cara menyajikan makanan secara menarik sesuai prinsip higiene dan sanitasi.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan kebutuhan gizi berdasarkan kondisi klien dengan menggunakan parameter seperti berat badan ideal, indeks massa tubuh, aktivitas fisik, serta rumus untuk menghitung kebutuhan energi, karbohidrat, protein dan lemak. Dokumen tersebut juga berisi contoh soal latihan perhitungan kebutuhan gizi untuk dua kasus berbeda.
1. Pasien berusia 46 tahun menderita hepatitis B dengan gejala mual dan wajah pucat.
2. Diagnosa gizi menunjukkan kurangnya asupan zat gizi dan pengetahuan tentang gizi.
3. Rencana intervensi gizi meliputi diet hati III, edukasi gizi seimbang, dan monitoring kondisi serta asupan pasien.
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAHpjj_kemenkes
Modul ini membahas diet yang tepat untuk penderita penyakit jantung dan pembuluh darah. Topik utama meliputi faktor risiko penyakit jantung, diet umum pencegahan, diet dislipidemia, diet jantung, dan diet stroke. Diet disarankan mengurangi lemak jenuh, meningkatkan serat, dan mengendalikan kolesterol serta trigliserida untuk mencegah penyakit tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Neraca Bahan Makanan (NBM) merupakan tabel yang memuat informasi tentang ketersediaan dan penggunaan pangan di suatu wilayah dalam periode tertentu. NBM digunakan untuk perencanaan pangan, evaluasi ketersediaan dan penggunaan pangan, serta merumuskan kebijakan pangan dan gizi.
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolahSutyawan
Dokumen ini membahas tentang konversi berat pangan segar dan terolah, meliputi: (1) menghitung bagian yang dapat dimakan dari berbagai makanan, (2) mengkonversikan berat mentah ke masak dan sebaliknya, (3) menghitung penyerapan minyak dalam makanan goreng, (4) memperkirakan konsumsi garam dalam berbagai hidangan. Dokumen ini berisi contoh perhitungan dan soal latihan terkait topik tersebut
This document outlines a course on food and nutrition economics. It lists the course topics and instructors for each week. The topics include concepts of food and nutrition economics, food needs analysis, consumption and prices, income and food consumption, food availability, management and distribution, food trade, nutrition and productivity, economic crises and food crises, and food and nutrition investments for human development. It also describes the evaluation methods for the course which include attendance, assignments, and exams.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya ikan nila, mulai dari sejarah singkat ikan nila, sentra perikanannya di Indonesia, jenis ikan nila, manfaatnya sebagai sumber protein hewani, persyaratan lokasi budidaya, pedoman teknis budidaya mencakup penyiapan sarana dan peralatan, pembibitan, pembenihan, dan pemeliharaan pembesaran ikan nila.
Perencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugsHusHa Hatimah
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan dan penerapan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) di Indonesia, mulai dari sejarah perumusan PUGS, tujuan dan pesan-pesannya, serta hasil penelitian terkait penerapan PUGS di masyarakat. PUGS dirumuskan pertama kali pada tahun 1995 untuk meningkatkan gizi masyarakat berdasarkan konferensi FAO tahun 1992 dan telah mengalami beberapa revisi sej
Bab ii distribusi dan penyajian makananriskapratiiwi
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas tentang distribusi dan penyajian makanan, (2) Distribusi makanan adalah proses penyaluran makanan dari produsen ke konsumen, (3) Penyajian makanan merupakan cara menyajikan makanan secara menarik sesuai prinsip higiene dan sanitasi.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan kebutuhan gizi berdasarkan kondisi klien dengan menggunakan parameter seperti berat badan ideal, indeks massa tubuh, aktivitas fisik, serta rumus untuk menghitung kebutuhan energi, karbohidrat, protein dan lemak. Dokumen tersebut juga berisi contoh soal latihan perhitungan kebutuhan gizi untuk dua kasus berbeda.
1. Pasien berusia 46 tahun menderita hepatitis B dengan gejala mual dan wajah pucat.
2. Diagnosa gizi menunjukkan kurangnya asupan zat gizi dan pengetahuan tentang gizi.
3. Rencana intervensi gizi meliputi diet hati III, edukasi gizi seimbang, dan monitoring kondisi serta asupan pasien.
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAHpjj_kemenkes
Modul ini membahas diet yang tepat untuk penderita penyakit jantung dan pembuluh darah. Topik utama meliputi faktor risiko penyakit jantung, diet umum pencegahan, diet dislipidemia, diet jantung, dan diet stroke. Diet disarankan mengurangi lemak jenuh, meningkatkan serat, dan mengendalikan kolesterol serta trigliserida untuk mencegah penyakit tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Neraca Bahan Makanan (NBM) merupakan tabel yang memuat informasi tentang ketersediaan dan penggunaan pangan di suatu wilayah dalam periode tertentu. NBM digunakan untuk perencanaan pangan, evaluasi ketersediaan dan penggunaan pangan, serta merumuskan kebijakan pangan dan gizi.
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolahSutyawan
Dokumen ini membahas tentang konversi berat pangan segar dan terolah, meliputi: (1) menghitung bagian yang dapat dimakan dari berbagai makanan, (2) mengkonversikan berat mentah ke masak dan sebaliknya, (3) menghitung penyerapan minyak dalam makanan goreng, (4) memperkirakan konsumsi garam dalam berbagai hidangan. Dokumen ini berisi contoh perhitungan dan soal latihan terkait topik tersebut
This document outlines a course on food and nutrition economics. It lists the course topics and instructors for each week. The topics include concepts of food and nutrition economics, food needs analysis, consumption and prices, income and food consumption, food availability, management and distribution, food trade, nutrition and productivity, economic crises and food crises, and food and nutrition investments for human development. It also describes the evaluation methods for the course which include attendance, assignments, and exams.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya ikan nila, mulai dari sejarah singkat ikan nila, sentra perikanannya di Indonesia, jenis ikan nila, manfaatnya sebagai sumber protein hewani, persyaratan lokasi budidaya, pedoman teknis budidaya mencakup penyiapan sarana dan peralatan, pembibitan, pembenihan, dan pemeliharaan pembesaran ikan nila.
This document discusses distribution channels. It begins by defining distribution channels as groups that help move products from producers to consumers. It then identifies some key factors that influence distribution channels, including producers, products, and intermediaries. The document outlines several types of formal and informal distribution channels, such as traditional, modern, specialty, institutional, grassroots, virtual, employee, and community channels. It notes that postmodern distribution channels emphasize building consumer communities to facilitate product distribution. The document concludes by thanking the reader.
Dokumen tersebut merangkum tentang proposal pembesaran ikan bawal air tawar di kolam semi permanen. Ia membahas latar belakang, tinjauan pustaka tentang morfologi dan lingkungan hidup ikan bawal, sarana dan prasarana budidaya seperti kolam, benih dan pakan, serta teknik pembesaran meliputi persiapan kolam, penebaran benih, dan pemeliharaan ikan sampai penuaian.
Dokumen ini memberikan ringkasan singkat tentang kursus pelatihan pengendali makanan yang diselenggarakan oleh Perangsang Elit Sdn Bhd. Kursus ini terdiri dari 4 seksi yang membahas pengenalan, kebersihan makanan, keselamatan makanan, dan faktor-faktor keracunan makanan. Kursus ini bertujuan untuk melatih pengendali makanan agar dapat menangani dan mengolah makanan dengan aman dan higienis sesuai dengan peraturan dan undang-und
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 menetapkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang meliputi jenis dan mutu pelayanan minimal yang harus disediakan rumah sakit untuk masyarakat. Standar ini ditetapkan untuk memastikan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai standar diseluruh rumah sakit di Indonesia.
Modul ini membahas tentang pembelian dan pengumpulan produk sebagai bagian dari proses pemasaran. Tujuan utamanya adalah memahami arti dan fungsi pembelian/pengumpulan bagi suatu perusahaan serta memahami proses pembelian dan pengumpulan produk mulai dari pembelian, sortasi, penyimpanan, pengangkutan hingga penjualan. Modul ini juga membahas tentang logistik dan penyaluran yang mencakup aspek penyaluran,
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen rantai pasokan (supply chain management) yang mencakup definisi, aktivitas, manfaat, dan penerapannya dalam industri kefarmasian dan pelayanan kesehatan di rumah sakit."
Pengambilan dan pemulangan troli diet di hospital tidak selalu mengikut masa yang ditetapkan, menyebabkan masalah keselamatan makanan. Program ini bertujuan meningkatkan kepatuhan kepada masa dengan mengenal pasti faktor penyebab dan melaksanakan tindakan pembetulan.
Logistics Management _Materi Training LOGISTICSKanaidi ken
Manajemen logistik membahas proses pengaturan strategis aliran barang dan jasa mulai dari pemasok hingga pelanggan. Dokumen ini menjelaskan pengertian, tujuan, tugas, fungsi, dan manfaat manajemen logistik. Teknologi informasi memainkan peran penting dalam memudahkan proses manajemen logistik secara real-time dan meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan.
Modul ini membahas tentang distribusi dan transportasi produk dalam rantai pasok. Terdapat beberapa proses dasar distribusi produk dan faktor yang mempengaruhinya. Modul ini juga menjelaskan tentang desain jaringan logistik dan berbagai cara mengurangi biaya manajemen rantai pasok, termasuk penggunaan nilai density dalam menentukan penyimpanan dan pengiriman produk.
Pengelolaan rantai persediaan meliputi aktivitas bisnis terkait perencanaan, pengendalian, produksi, dan distribusi produk untuk memenuhi permintaan pelanggan, mulai dari pembelian bahan baku, pengelolaan persediaan, pengepakan, hingga pendistribusian ke pelanggan. Beberapa pendekatan pengendalian persediaan yang disebutkan meliputi EOQ, MRP, dan JIT. Proses bisnis inti pengelolaan rantai persediaan mencakup
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke
konsumen dan para pemakai barang, sewaktu dan dimana barang atau jasa
tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan faedah
waktu, tempat, dan pengalihan hak milik. Saluran distribusi adalah serangkaian
organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan
suatu barang atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Sistem distribusi
yang baik akan menjamin produk sampai ke konsumen lebih cepat sehingga
mengurangi resiko kerugian.
Penyajian makanan merupakan salah satu prinsip dari hygiene dan sanitasi
makanan. Penyajian makanan yang tidak baik tidak hanya dapat mengurangi
selera makan seseorang tapi dapat juga menjadi penyebab kontaminasi terhadap
bakteri. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyajian makanan
sesuai dengan prisip hygiene dan sanitasi makanan akan kami bahas lebih lengkap
pada tulisan kami ini. Karena pentingnya peran distribusi dan penyajian makanan
dalam berbagai bidang industri maka dibutuhkan suatu prosedur yang digunakan
sebagai acuan atau nilai standar dalam kegiatan distribusi dan penyediaan bahan
makanan yang akan kami dibahas dalam tulisan ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah kami adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan distribusi makanan ?
2. Apa yang dimaksud dengan penyajian makanan ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat memahami apa yang dimaksud dengan distribusi
makanan
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan penyajian
makanan
2. BAB II
PEMBAHASAN
A. Distribusi Makanan
Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan
pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang
dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan
yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Dengan kata
lain, proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu:
1. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang
dapat merealisasikan kegunaan atau utilitas bentuk, tempat, waktu, dan
kepemilikan.
2. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik
dan non-fisik. Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran kegiatan
yang terjadi di antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat di dalam
proses pemasaran. Arus pemasaran tersebut meliputi arus barang fisik, arus
kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus pembayaran,
arus pendanaan, arus penanggungan risiko, dan arus pemesanan.
Dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas distribusi, perusahaan kerap sekali
harus bekerja sama dengan berbagai perantara (middleman) dan saluran distribusi
(distribution channel) untuk menawarkan produknya.
Dalam menetapkan kebutuhan sarana fisik dan perlengkapan instalasi gizi,
salah satu faktor yang turut berperan adalah sistem distribusi dan macam
pelayanan yang ditetapkan institusi. Dengan penetapan sistem distribusi dan
pelayanan, berarti institusi telah pula memperhitungkan keuntungan dan
kelemahan system, efisiensi pekerjaan, kelancaran arus kerja serta keharmonisan
dalam pelaksanaan pelayanan bagi klien. Sistem distribusi ini hanya dibutuhkan
bagi institusi yang melayani klien ditempat-tempat yang cukup besar dibeberapa
lokasi.
Dalam menerapkan prosedur distribusi, dikenal dua cara pendistribusian
makanan kepada klien atau konsumen, yaitu sebagai berikut:
1. Cara Sentralisasi
Dengan cara ini maka semua kegiatan pembagian makanan dipusatkan
pada suatu tempat (centralized). Sebelum memilih cara ini manajer atau
penanggung jawab penyediaan makanan sudah harus memperhitungkan
konsekuensi yang harus diadakan seperti luas tempat, peralatan, tenaga, dan
kesiapan manajemen yang menyeluruh. Dengan cara sentralisasi ini memang ada
hal-hal yang menguntungkan seperti:
a. Penghematan bangunan institusi karena hanya dibutuhkan satu tempat yang
cukup luas untuk pendistribusian makanan. Di tempat atau lokasi maka
hanya diperlukan dapur kecil yang sifatnya untuk pos pengecekan ulang.
3. Kadang dapur kecil (pantry) ini juga tidak dibutuhkan, bila pendistribusian
langsung ke klien atau konsumen (pengguanaa bon perjalanan ke lokasi).
Penghematan ini diasumsi sampai 50%.
b. Tidak dibutuhkan alat-alat makan yang berlebihan di pantry dan juga tidak
diperlukan ruang penyimpanan khusus. Alat ini akan langsung kembali ke
sentral pelayanan.
c. Masalah kelebihan makanan atau sisa makanan diruangan akan berkurang.
d. Pengawasan di pusat, pendistribusian dapat lebih intensif, dan lebih teliti,
sehingga pengawas di ruangan/pantry dapat dikurangi.
e. Tidak akan dijumpai suara keributan tenaga, alat ataupun bau makanan ke
klien.
f. Makanan dapat langsung ke klien tanpa hambatan berarti, pelayanan cepat
hanya membutuhkan setengah dari cara sentralisasi.
Kelemahan dari pelaksanaan cara ini adalah :
a. Dibutuhkan ruang pendistribusian yang cukup luas untuk peralatan makanan
dan alat makan dalam kegiatan pelaksanaan dan pengawan. Investasi ini
menyangkut juga mengadaan bon belanja langsung ke klien/lokasi
pembagian makanan. Terkadang bon berjalan diganti dengan kereta makan
yang di dorong manusia. Cara ini cukup baik, tetapi kurang menjamin
penyampaian makanan kepada klien.
b. Dibutuhkan pegawai yang terampil dan terlatih untuk mampu bekerja
dengan teliti, cepat, benar dan rapi.
c. Sering ada hambatan atau kesulitan dalam pelaksanaan system bon belanja.
d. Ketidaksesuaian alat makan dan jenis hidangan yang tersedia.
e. Kepuasan klien perorangan sedikit terabaikan.
Walaupun demikian, sistem sentralisasi lebih sesuai untuk institusi besar
yang memiliki tenaga yang terbatas. Yang perlu dipikirkan adalah investasi dan
instalasi peralatan yang tepat, sehingga efisiensi dan efektifitas system ini akan
jelas dirasakan.
2. Cara Desentralisasi
Seperti halnya cara sentralisasi, maka cara pendistribusian desentralisasi
juga diterapkan di institusi yang memiliki ruang makan atau unit-unit pelayanan
yang berbeda pada lokasi yang berbeda. Dengan cara ini maka fokus kegiatan
masih tetap berada di unit pembagian utama, yang kemudian langkah selanjutnya
adalah menata makanan dalam alat-alat makan perorangan yang telah disediakan
di pantry atau dapur ruangan. Sistem ini jelas membutuhkan pantry atau pos
pelayanan makan sementara yang berfungsi untuk menghangatkan kembali
makanan, membuat minuman atau sejenisnya, menyiapkan peralatan makan
bersih, menyajikan makanan sesuai dengan porsi yang ditetapkan, meneliti macam
dan jumlah makanan, serta membawa hidangan kepada klien. Juga menilai
kemampuan konsumsi makan klien.
4. Keuntungan cara desentralisasi adalah :
a. Mutu makanan dapat dipertahankan, karena makanan dihangatkan kembali.
b. Peralatan yang dibutuhkan relatif lebih sedikit dan macam peralatan lebih
murah dibandingkan cara sentralisasi.
Kelemahan cara desentralisasi adalah :
a. Memerlukan tempat distribusi yang luas, baik di unit pelayanan utama
ataupun di pantry, baik untuk perkakas besar, peralatan angkut makanan
(dalam jumlah besar), alat masak kecil di pantry, peralatan makan serta kereta
pengangkut makanan.
b. Kadang kualitas makanan dapat rusak. Pelayanan makanan lebih lambat.
Biaya untuk pantry cukup tinggi..
c. Pengawasan sukar, dan perlu tenaga dalam jumlah yang cukup terutama
untuk diet khusus.
d. Kesulitan menata peralatan makan dan inventarisasinya di pantry.
e. Sering menimbulkan kegaduhan dan bau makanan.
Terkadang di institusi dilakukan kedua sistem tersebut, setalah melakukan
ketetapan khusus. Contohnya : dengan terbatasnya tenaga pengawas di pantry,
maka makanan yang khusus dilakukan dengan cara sentralisasi, makanan biasa
menggunakan cara desentralisasi. Penerapan sistem sentralisasi sering juga tidak
menyeluruh sehingga kegunaannya dan efisiensinya kurang dirasakan.
Contoh Distribusi Makanan di Rumah Sakit
Pendistribusian makanan adalah kegiatan menyalurkan makanan yang
telah diproduksi dan telah diporsikan berdasarkan jumlah dan jenis diet pasien.
Tujuan pendistribusian makanan adalah agar makanan yang telah diproduksi dapat
disalurkan ke pasien dan pegawai.
a. Sistem Distribusi Makanan
Rumah Sakit biasanya menggunakan sistem sentralisasi karena
semua kegiatan produksi hingga pemorsian dilakukan di dapur. Makanan yang
telah diolah oleh juru masak kemudian diporsikan sesuai dengan jenis
diet dan kelas perawatan. Sebelum dan
saat pendistribusian dilakukan
pemeriksaan kembali oleh petugas
distribusi agar tidak terjadi kesalahan
pemberian makan. Saat pemorsian,
petugas pemorsian menyesuaikan jenis
diet dengan label yang ada. Pelabelan
dilakukan untuk mengurangi kesalahan
dalam pemberian jenis diet dan kegiatan distribusi kepada pasien.
5. b. Waktu dan Petugas Distribusi Makan Sore
Waktu distribusi dari makan sore antara pukul 16.30 – 17.00 dengan dua
orang petugas distribusi. Makan sore memerlukan petugas distibusi yang lebih
banyak agar makanan dapat lebih cepat sampai pada pasien. Dalam hal distribusi
makanan yang menjadi kendala adalah hilangnya pelabelan makanan pasien.
Pelabelan makanan untuk pasien dilakukan agar bagian pemorsian dan distribusi
tidak mengalami kesulitan pada waktu memorsikan makanan dan
mendistribusikan makanan ke pasien.
c. Peralatan Distribusi Makanan
Peralatan distribusi makanan adalah semua peralatan yang dapat
membantu kelancaran kegiatan distribusi. Peralatan yang digunakan
untuk mendistribusikan makan adalah piring, mangkok, gelas, sendok,
garpu, plato, nampan dan kereta dorong (trolley).
B. Penyajian Makanan
Penyajian makanan merupakan suatu cara untuk menyuguhkan makanan
kepada orang atau para tamu untuk di santap secara keseluruhan yang berisikan
komposisi yang di atur dan telah disesuaikan dengan permainan warna yang di
susun secara menarik agar dapat menambah nafsu makan. Penyajian makanan
merupakan salah satu prinsip dari sanitasi dan hygiene makanan. Penyajian
makanan yang tidak baik dan etis bukan saja dapat mengurangi selera makan
seseorang tetapi dapat juga menjadi penyebab kontaminasi terhadap bakteri.
Dalam penyediaan makanan, sudah wajar bila setiap orang yang bekerja
bertujuan untuk mencapai suatu tujuan. Semua fungsi-fungsi seperti pembelian
bahan makanan, penerimaan, penyimpanan, persiapan, pemasakan, penyajian
yang dirancang untuk menyediakan makan yang berkualitas tinggi, memuaskan
konsumen, aman dan harganya layak. Khusus tentang penyajian makanan, bagian
ini memberi arti khusus bagi penapilan makanan. Seni penyajian ini ada beberapa
jenis, tergantung dari asal tempat metode tersebut diperkenalkan, yaitu sebagai
berikut :
1. Pelayanan Meja Gaya Amerika
Konsep dasar pelayanan penyajian makanan yaitu menyajikan hidangan
pada piring di dapur. Biasanya ada piring roti, mentega, daun salad (lalap). Bagian
kiri disediakan hidangan cair, tetapi air/jeruk berada di sebelah kanan. Bila ada
piring kotor, langsung harus diangkat.
2. Pelayanan Meja Gaya Prancis
Makanan sebagian sudah disajikan pada piring dan sisanya diperagakan
dimuka tamu. Bagian kanan dari piring diletakkan pisau, sendok sup, dan bagian
kiri garpu, mentega dan pisau mentega, gelas minum disebelah kanan.
6. 3. Pelayanan Menggunakan Baki atau Alat Makan Bersekat
Pada umumnya, pada penyelenggaraan makanan banyak digunakan alat
makan bersekat yang terbuat dari plastic, aluminium ataupun stainleel, dengan
kedalaman yang cukup untuk porsi hidangan yang ditetapkan.
4. Pelayanan Cafetaria
Ada beberapa tipe pelayanan cafetaria. Pelayanan ini biasanya dilakukan di
pabrik, rumah sakit, lembaga penyediaan makanan banyak, sekolah ataupun di
pasar atau tempat umum. Prinsip pelayanan cafetaria ini cukup stabil bertahun-
tahun, dan selalu lebih ditingkatkan pelayanannya.
Prinsip dasar pelayanan adalah menggabungkan fungsi yang sama seperti
alat makan diatur dari sendok garpu, serbet, lalu baki, piring. Kemudian hidangan
dimulai dengan penyegar, sup, hidangan panas, hidangan dingin, minuman panas,
dingin, terakhir makanan penutup, bagian akhir adalah loket pembayaran. Semua
jenis hidangan dalam porsi tertentu dan harga yang pasti, sehingga konsumen
dapat memperhitungkan biaya makanannya.
5. Pelayanan Makan Kapal Terbang.
Ada tiga cara penanganan makanan bagi klien di pesawat terbang. Sistem
pertama adalah penyediaan makanan panas, tepat saat sebelum pesawat terbang
diberangkatkan. Sebelum dikirimkan, makanan harus tetap berada dalam alat
pemanas. Sistem kedua makanan didinginkan selama 72 jam sebelum
diberangkatkan. Kemudian makanan dipanaskan di pesawat terbang sebelum
diberikan pada klien. Sistem ketiga menggunakan makanan beku, makanan ini
dipanaskan sebelum diberikan pada klien.
6. Penyajian makanan melalui kemasan
Dengan cara ini makanan masukkan atau dikemas semuanya dalam satu
tempat. Biasanya kotak karton digunakan sebagai pengemas. Makanan yang
dikemas dapat berupa makanan dan juga berupa makanan selingan.
Teknik Penyajian Makanan Indonesia
Adapun teknik penyajian makanan Indonesia, yaitu sebagai berikut :
1. Tradisional
Lesehan adalah suatu budaya dalam hal menyajikan makanan sambil
duduk di tikar atau lantai. Makanan yang disajikan biasanya di atas meja pendek
atau rendah dengan menu lengkap baik minuman ataupun makanan utama dan
dinikmati secara bersama-sama. Lesehan ini membuat suasana makan menjadi
lebih santai, sehingga perasaan nyaman dapat dinikmati oleh semua orang. Dalam
budaya lesehan tata cara makan yang kaku sering diabaikan sehingga suasananya
tidak sekaku saat makan di meja makan yg menggunakan cuterelies yg lengkap
dan makanan yang telah disusun atau diatur sebelumnya. Budaya lesehan yang
sangat terkenal di Indonesia adalah di daerah, hal ini yang menjadi salah satu daya
tarik tersendiri bagi wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri.
7. Alat yang biasanya digunakan pada saat makan di lesehan ini adalah piring
makan, mangkuk kecil untuk cuci tsngan, gelas minum, piring-piring penyajian
untuk lauk pauk.
2. Modern
a. Prasmanan atau
Buffet, merupakan tata cara makan
yang disajikan secara berurutan dan
disajikan dalam meja besar dengan
menu yang lengkap, mulai dari
pembuka sampai penutup. Di dalam
prasmanan modern Indonesia ini
biasanya antara meja penyajian dan
tempat duduk jaraknya agak jauh dan menu yang disajikan tidak sebanyak
atau selengkap sajian internasional. Contoh hidangan yang biasanya ada di
buffet Indonesia adalah nasi, bistik daging, sambal goreng ati, gurame
pesmol, sup atau tekwan (sup palembang), selada padang atau gado-gado,
dengan minuman es doger, aneka buah, pudding.
b. Rijsttafel ("rèisttafel") merupakan cara penyajian makanan ala raja-raja
Nusantara jaman dulu. Awalnya rijsttafel berkembang di kalangan budaya
keluarga Jawa. Rijstaffel ala Jawa
merupakan cara penyajian
makanan yang menyediakan
semua lauk-pauk di atas meja.
Namun ketika Belanda berada di
Indonesia selama 350 tahun,
budaya ini dibawa ke negara
tersebut dan ternyata dapat
berkembang lebih pesat di sana.
Pada acara-acara khusus, hotel-
hotel mewah menyajikan rijsttafel dalam skala besar dengan cara mereka
sendiri. Para pelayan hotel selalu datang secara bergantian untuk melayani
tamu dengan berbagai jenis makanan dan setiap hidangan berisi makanan dari
rasa yang berbeda.
Penyajian Makanan Sesuai Hygine dan Sanitasi
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyajian makanan sesuai
dengan prinsip hygiene dan sanitasi makanan adalah sebagai berikut:
1. Prinsip wadah artinya setiap jenis makanan ditempatkan dalam wadah
terpisah dan diusahakan tertutup. Tujuannya adalah :
Makanan tidak terkontaminasi silang
Bila satu tercemar yang lain dapat diamankan
8. 2. Memperpanjang masa saji makanan sesuai dengan tingkat kerawanan
makanan.
3. Prinsip kadar air artinya penempatan makanan yang mengandung kadar air
tinggi (kuah, susu) baru dicampur pada saat menjelang dihidangkan untuk
mencegah makanan cepat rusak. Makanan yang disiapkan dalam kadar air
tinggi (dalam kuah) lebih mudah menjadi rusak (basi).
4. Prinsip edible part artinya setiap bahan yang disajikan dalam penyajian
adalah merupakan bahan makanan yang dapat dimakan. Hindari pemakaian
bahan yang membahayakan kesehatan seperti steples besi, tusuk gigi atau
bunga plastik.
5. Prinsip pemisahan artinya makanan yang tidak ditempatkan dalam wadah
seperti makanan dalam kotak (dus) atau rantang harus dipisahkan setiap jenis
makanan agar tidak saling bercampur. Tujuannya agar tidak terjadi
kontaminasi silang.
6. Prinsip panas yaitu setiap penyajian yang disajikan panas, diusahakan tetap
dalam keadaan panas seperti soup, gulai, dan sebagainya. Untuk mengatur
suhu perlu diperhatikan suhu makanan sebelum ditempatkan dalam food
warmer harus masih berada diatas 600
C. Alat terbaik untuk mempertahankan
suhu penyajian adalah dengan bean merry (bak penyaji panas).
7. Prinsip alat bersih artinya setiap peralatan yang digunakan sepeti wadah dan
tutupnya, dus, piring, gelas, mangkuk harus bersih dan dalam kondisi baik.
Bersih artinya sudah dicuci dengan cara yang hygienis. Baik artinya utuh,
tidak rusak atau cacat dan bekas pakai. Tujuannya untuk mencegah penularan
penyakit dan memberikan penampilan yang estetis.
8. Prinsip handling artinya setiap penanganan makanan maupun alat makan
tidak kontak langsung dengan anggota tubuh terutama tangan dan bibir.
Tujuannya adalah mencegah pencemaran dari tubuh.
9. Memberi penampilan yang sopan, baik dan rapi.
Penyajian Makanan di Rumah Sakit
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit sangat bergantung dari hygiene
dan sanitasi agar makanan tersebut tidak menjadi sumber penularan penyakit bagi
manusia yang mengkonsumsi makanan tersebut. Pada kegiatan sanitasi makanan
misalnya kebersihan bahan makanan yang diolah sebagai makanan untuk pasien
rawat inap yang ada di rumah sakit.
a. Pengadaan Bahan Makanan
Kesehatan makanan selain ditentukan oleh proses pembuatan dan orang
yang membuat makanan, juga dipengaruhi oleh bahan makanannya sendiri. Dalam
pembuatan makanan dan pada penyelenggaraan makanan pada rumah sakit yang
harus di perhatikan adalah bahan makanan harus dalam kondisi yang baik, tidak
rusak, dan tidak membusuk. Setiap bahan makanan yang mengalami kerusakan,
terutama kerusakan disebabkan mikrobiologis akan memberikan ciri-ciri menurut
9. jenis bahannya. Meskipun demikian terdapat ciri-ciri umum yang mencirikan
perubahan komponen utama penyusun bahan makanan. Dengan demikian, bahan
makanan yang tinggi kandungan proteinnya akan memiliki tanda kerusakan yang
berbeda dengan bahan makanan yang tinggi kandungan lemak atau
karbohidratnya.
b. Penyajian Makanan
Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi, yaitu bebas dari
kontaminasi, bersih dan tertutup, serta dapat memenuhi kebutuhan diet pasien di
rumah sakit. Adapun persyaratan penyajian makanan (PERMENKES No.1204
tahun 2004) adalah :
a. Makanan harus terhindar dari bahan pencemar.
b. Peralatan yang digunakan untuk menyajian harus terjaga kebersihannya.
c. Makanan jadi yang siap saji harus ditempatkan pada peralatan yang bersih.
d. Penyajian dilakukan dengan prilaku yang sehat dan prilaku yang bersih.
e. Makanan yang disajikan dalam keadaan hangat di tempatkan pada fasilitas
penghangat makanan dengan suhu minimal 60 °C.
10. BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen
ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut
diperlukan. Dimana didalam distribusi terdapat 2 cara pendistribusian yaitu cara
Sentralisasi dan cara Dsesentralisasi. Dengan kata lain, proses distribusi
merupakan aktivitas pemasaran yang mampu:
a. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang
dapat merealisasikan kegunaan atau utilitas bentuk, tempat, waktu, dan
kepemilikan.
b. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik
dan non-fisik. Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran kegiatan
yang terjadi di antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat di dalam
proses pemasaran. Arus pemasaran tersebut meliputi arus barang fisik, arus
kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus pembayaran,
arus pendanaan, arus penanggungan risiko, dan arus pemesanan.
Penyajian makanan merupakan suatu cara untuk menyuguhkan makanan
kepada orang atau para tamu untuk di santap secara keseluruhan yang berisikan
komposisi yang di atur dan telah disesuaikan dengan permainan warna yang di
susun secara menarik agar dapat menambah nafsu makan. Penyajian makanan
merupakan salah satu prinsip dari sanitasi dan hygiene makanan.
11. DAFTAR PUSTAKA
Padmiari, Eka dkk. 2014. Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Dasar
(MSPM Dasar). Denpasar Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan Gizi.
Nuramauliza. 2015. Manajemen Sistem Penyelenggaraan. Tersedia pada :
http://nuramauliza.blogspot.com/2015/01/manajemen-sistem-
penyelenggaraan.html Diakses pada : selasa 3 maret 2015
Anonim. 2011. Distribusi Dan Penyajian Bahan Makanan. Tersedia pada :
http://websitehamdin. com/2011/11/distribusi-dan-penyajian-bahan-makanan.html
Diakses pada : selasa 3 maret 2015
Anonim. 2012. Produksi Distribusi Dan Pelayanan. Tersedia pada :
http://esgezetpunyablog. com/2012/03/produksi-distribusi-dan-pelayanan.html
Diakses pada : selasa 3 maret 2015
Anonim. 2014. Perencanaan Saluran Pemasaran Distribusi. Tersedia pada :
https://pemasaransmkn1udanawu.wordpress.com/2014/05/23/perencanaan-
saluran-pemasaran-distribusi/ Diakses pada : selasa 3 maret 2015
Anonim. 2014. Praktek Penyajian Makanan. Tersedia pada :
http://pelajarantatabogasmp5clp..com/2014/01/praktek-penyajian-
makanan_22.html Diakses pada : selasa 3 maret 2015
12. MSPM Dasar
“Prosedur Distribusi dan Penyajian Bahan Makanan”
(Dalam melengkapi tugas MSPM dasar semester IV)
Oleh :
Kelompok VIII
Dwi Antari (P07131013011)
Riska Pratiwi (P07131013017)
Ratih Adnyani (P07131013023)
Ayu Desy Dwirianasari (P07131013029)
Citra Kusuma Dewi (P07131013035)
Dwi Antara (P07131013041)
Leni Wulandari (P07131013047)
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
2015