SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke
konsumen dan para pemakai barang, sewaktu dan dimana barang atau jasa
tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan faedah
waktu, tempat, dan pengalihan hak milik. Saluran distribusi adalah serangkaian
organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan
suatu barang atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Sistem distribusi
yang baik akan menjamin produk sampai ke konsumen lebih cepat sehingga
mengurangi resiko kerugian.
Penyajian makanan merupakan salah satu prinsip dari hygiene dan sanitasi
makanan. Penyajian makanan yang tidak baik tidak hanya dapat mengurangi
selera makan seseorang tapi dapat juga menjadi penyebab kontaminasi terhadap
bakteri. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyajian makanan
sesuai dengan prisip hygiene dan sanitasi makanan akan kami bahas lebih lengkap
pada tulisan kami ini. Karena pentingnya peran distribusi dan penyajian makanan
dalam berbagai bidang industri maka dibutuhkan suatu prosedur yang digunakan
sebagai acuan atau nilai standar dalam kegiatan distribusi dan penyediaan bahan
makanan yang akan kami dibahas dalam tulisan ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah kami adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan distribusi makanan ?
2. Apa yang dimaksud dengan penyajian makanan ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat memahami apa yang dimaksud dengan distribusi
makanan
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan penyajian
makanan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Distribusi Makanan
Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan
pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang
dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan
yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Dengan kata
lain, proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu:
1. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang
dapat merealisasikan kegunaan atau utilitas bentuk, tempat, waktu, dan
kepemilikan.
2. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik
dan non-fisik. Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran kegiatan
yang terjadi di antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat di dalam
proses pemasaran. Arus pemasaran tersebut meliputi arus barang fisik, arus
kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus pembayaran,
arus pendanaan, arus penanggungan risiko, dan arus pemesanan.
Dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas distribusi, perusahaan kerap sekali
harus bekerja sama dengan berbagai perantara (middleman) dan saluran distribusi
(distribution channel) untuk menawarkan produknya.
Dalam menetapkan kebutuhan sarana fisik dan perlengkapan instalasi gizi,
salah satu faktor yang turut berperan adalah sistem distribusi dan macam
pelayanan yang ditetapkan institusi. Dengan penetapan sistem distribusi dan
pelayanan, berarti institusi telah pula memperhitungkan keuntungan dan
kelemahan system, efisiensi pekerjaan, kelancaran arus kerja serta keharmonisan
dalam pelaksanaan pelayanan bagi klien. Sistem distribusi ini hanya dibutuhkan
bagi institusi yang melayani klien ditempat-tempat yang cukup besar dibeberapa
lokasi.
Dalam menerapkan prosedur distribusi, dikenal dua cara pendistribusian
makanan kepada klien atau konsumen, yaitu sebagai berikut:
1. Cara Sentralisasi
Dengan cara ini maka semua kegiatan pembagian makanan dipusatkan
pada suatu tempat (centralized). Sebelum memilih cara ini manajer atau
penanggung jawab penyediaan makanan sudah harus memperhitungkan
konsekuensi yang harus diadakan seperti luas tempat, peralatan, tenaga, dan
kesiapan manajemen yang menyeluruh. Dengan cara sentralisasi ini memang ada
hal-hal yang menguntungkan seperti:
a. Penghematan bangunan institusi karena hanya dibutuhkan satu tempat yang
cukup luas untuk pendistribusian makanan. Di tempat atau lokasi maka
hanya diperlukan dapur kecil yang sifatnya untuk pos pengecekan ulang.
Kadang dapur kecil (pantry) ini juga tidak dibutuhkan, bila pendistribusian
langsung ke klien atau konsumen (pengguanaa bon perjalanan ke lokasi).
Penghematan ini diasumsi sampai 50%.
b. Tidak dibutuhkan alat-alat makan yang berlebihan di pantry dan juga tidak
diperlukan ruang penyimpanan khusus. Alat ini akan langsung kembali ke
sentral pelayanan.
c. Masalah kelebihan makanan atau sisa makanan diruangan akan berkurang.
d. Pengawasan di pusat, pendistribusian dapat lebih intensif, dan lebih teliti,
sehingga pengawas di ruangan/pantry dapat dikurangi.
e. Tidak akan dijumpai suara keributan tenaga, alat ataupun bau makanan ke
klien.
f. Makanan dapat langsung ke klien tanpa hambatan berarti, pelayanan cepat
hanya membutuhkan setengah dari cara sentralisasi.
Kelemahan dari pelaksanaan cara ini adalah :
a. Dibutuhkan ruang pendistribusian yang cukup luas untuk peralatan makanan
dan alat makan dalam kegiatan pelaksanaan dan pengawan. Investasi ini
menyangkut juga mengadaan bon belanja langsung ke klien/lokasi
pembagian makanan. Terkadang bon berjalan diganti dengan kereta makan
yang di dorong manusia. Cara ini cukup baik, tetapi kurang menjamin
penyampaian makanan kepada klien.
b. Dibutuhkan pegawai yang terampil dan terlatih untuk mampu bekerja
dengan teliti, cepat, benar dan rapi.
c. Sering ada hambatan atau kesulitan dalam pelaksanaan system bon belanja.
d. Ketidaksesuaian alat makan dan jenis hidangan yang tersedia.
e. Kepuasan klien perorangan sedikit terabaikan.
Walaupun demikian, sistem sentralisasi lebih sesuai untuk institusi besar
yang memiliki tenaga yang terbatas. Yang perlu dipikirkan adalah investasi dan
instalasi peralatan yang tepat, sehingga efisiensi dan efektifitas system ini akan
jelas dirasakan.
2. Cara Desentralisasi
Seperti halnya cara sentralisasi, maka cara pendistribusian desentralisasi
juga diterapkan di institusi yang memiliki ruang makan atau unit-unit pelayanan
yang berbeda pada lokasi yang berbeda. Dengan cara ini maka fokus kegiatan
masih tetap berada di unit pembagian utama, yang kemudian langkah selanjutnya
adalah menata makanan dalam alat-alat makan perorangan yang telah disediakan
di pantry atau dapur ruangan. Sistem ini jelas membutuhkan pantry atau pos
pelayanan makan sementara yang berfungsi untuk menghangatkan kembali
makanan, membuat minuman atau sejenisnya, menyiapkan peralatan makan
bersih, menyajikan makanan sesuai dengan porsi yang ditetapkan, meneliti macam
dan jumlah makanan, serta membawa hidangan kepada klien. Juga menilai
kemampuan konsumsi makan klien.
Keuntungan cara desentralisasi adalah :
a. Mutu makanan dapat dipertahankan, karena makanan dihangatkan kembali.
b. Peralatan yang dibutuhkan relatif lebih sedikit dan macam peralatan lebih
murah dibandingkan cara sentralisasi.
Kelemahan cara desentralisasi adalah :
a. Memerlukan tempat distribusi yang luas, baik di unit pelayanan utama
ataupun di pantry, baik untuk perkakas besar, peralatan angkut makanan
(dalam jumlah besar), alat masak kecil di pantry, peralatan makan serta kereta
pengangkut makanan.
b. Kadang kualitas makanan dapat rusak. Pelayanan makanan lebih lambat.
Biaya untuk pantry cukup tinggi..
c. Pengawasan sukar, dan perlu tenaga dalam jumlah yang cukup terutama
untuk diet khusus.
d. Kesulitan menata peralatan makan dan inventarisasinya di pantry.
e. Sering menimbulkan kegaduhan dan bau makanan.
Terkadang di institusi dilakukan kedua sistem tersebut, setalah melakukan
ketetapan khusus. Contohnya : dengan terbatasnya tenaga pengawas di pantry,
maka makanan yang khusus dilakukan dengan cara sentralisasi, makanan biasa
menggunakan cara desentralisasi. Penerapan sistem sentralisasi sering juga tidak
menyeluruh sehingga kegunaannya dan efisiensinya kurang dirasakan.
Contoh Distribusi Makanan di Rumah Sakit
Pendistribusian makanan adalah kegiatan menyalurkan makanan yang
telah diproduksi dan telah diporsikan berdasarkan jumlah dan jenis diet pasien.
Tujuan pendistribusian makanan adalah agar makanan yang telah diproduksi dapat
disalurkan ke pasien dan pegawai.
a. Sistem Distribusi Makanan
Rumah Sakit biasanya menggunakan sistem sentralisasi karena
semua kegiatan produksi hingga pemorsian dilakukan di dapur. Makanan yang
telah diolah oleh juru masak kemudian diporsikan sesuai dengan jenis
diet dan kelas perawatan. Sebelum dan
saat pendistribusian dilakukan
pemeriksaan kembali oleh petugas
distribusi agar tidak terjadi kesalahan
pemberian makan. Saat pemorsian,
petugas pemorsian menyesuaikan jenis
diet dengan label yang ada. Pelabelan
dilakukan untuk mengurangi kesalahan
dalam pemberian jenis diet dan kegiatan distribusi kepada pasien.
b. Waktu dan Petugas Distribusi Makan Sore
Waktu distribusi dari makan sore antara pukul 16.30 – 17.00 dengan dua
orang petugas distribusi. Makan sore memerlukan petugas distibusi yang lebih
banyak agar makanan dapat lebih cepat sampai pada pasien. Dalam hal distribusi
makanan yang menjadi kendala adalah hilangnya pelabelan makanan pasien.
Pelabelan makanan untuk pasien dilakukan agar bagian pemorsian dan distribusi
tidak mengalami kesulitan pada waktu memorsikan makanan dan
mendistribusikan makanan ke pasien.
c. Peralatan Distribusi Makanan
Peralatan distribusi makanan adalah semua peralatan yang dapat
membantu kelancaran kegiatan distribusi. Peralatan yang digunakan
untuk mendistribusikan makan adalah piring, mangkok, gelas, sendok,
garpu, plato, nampan dan kereta dorong (trolley).
B. Penyajian Makanan
Penyajian makanan merupakan suatu cara untuk menyuguhkan makanan
kepada orang atau para tamu untuk di santap secara keseluruhan yang berisikan
komposisi yang di atur dan telah disesuaikan dengan permainan warna yang di
susun secara menarik agar dapat menambah nafsu makan. Penyajian makanan
merupakan salah satu prinsip dari sanitasi dan hygiene makanan. Penyajian
makanan yang tidak baik dan etis bukan saja dapat mengurangi selera makan
seseorang tetapi dapat juga menjadi penyebab kontaminasi terhadap bakteri.
Dalam penyediaan makanan, sudah wajar bila setiap orang yang bekerja
bertujuan untuk mencapai suatu tujuan. Semua fungsi-fungsi seperti pembelian
bahan makanan, penerimaan, penyimpanan, persiapan, pemasakan, penyajian
yang dirancang untuk menyediakan makan yang berkualitas tinggi, memuaskan
konsumen, aman dan harganya layak. Khusus tentang penyajian makanan, bagian
ini memberi arti khusus bagi penapilan makanan. Seni penyajian ini ada beberapa
jenis, tergantung dari asal tempat metode tersebut diperkenalkan, yaitu sebagai
berikut :
1. Pelayanan Meja Gaya Amerika
Konsep dasar pelayanan penyajian makanan yaitu menyajikan hidangan
pada piring di dapur. Biasanya ada piring roti, mentega, daun salad (lalap). Bagian
kiri disediakan hidangan cair, tetapi air/jeruk berada di sebelah kanan. Bila ada
piring kotor, langsung harus diangkat.
2. Pelayanan Meja Gaya Prancis
Makanan sebagian sudah disajikan pada piring dan sisanya diperagakan
dimuka tamu. Bagian kanan dari piring diletakkan pisau, sendok sup, dan bagian
kiri garpu, mentega dan pisau mentega, gelas minum disebelah kanan.
3. Pelayanan Menggunakan Baki atau Alat Makan Bersekat
Pada umumnya, pada penyelenggaraan makanan banyak digunakan alat
makan bersekat yang terbuat dari plastic, aluminium ataupun stainleel, dengan
kedalaman yang cukup untuk porsi hidangan yang ditetapkan.
4. Pelayanan Cafetaria
Ada beberapa tipe pelayanan cafetaria. Pelayanan ini biasanya dilakukan di
pabrik, rumah sakit, lembaga penyediaan makanan banyak, sekolah ataupun di
pasar atau tempat umum. Prinsip pelayanan cafetaria ini cukup stabil bertahun-
tahun, dan selalu lebih ditingkatkan pelayanannya.
Prinsip dasar pelayanan adalah menggabungkan fungsi yang sama seperti
alat makan diatur dari sendok garpu, serbet, lalu baki, piring. Kemudian hidangan
dimulai dengan penyegar, sup, hidangan panas, hidangan dingin, minuman panas,
dingin, terakhir makanan penutup, bagian akhir adalah loket pembayaran. Semua
jenis hidangan dalam porsi tertentu dan harga yang pasti, sehingga konsumen
dapat memperhitungkan biaya makanannya.
5. Pelayanan Makan Kapal Terbang.
Ada tiga cara penanganan makanan bagi klien di pesawat terbang. Sistem
pertama adalah penyediaan makanan panas, tepat saat sebelum pesawat terbang
diberangkatkan. Sebelum dikirimkan, makanan harus tetap berada dalam alat
pemanas. Sistem kedua makanan didinginkan selama 72 jam sebelum
diberangkatkan. Kemudian makanan dipanaskan di pesawat terbang sebelum
diberikan pada klien. Sistem ketiga menggunakan makanan beku, makanan ini
dipanaskan sebelum diberikan pada klien.
6. Penyajian makanan melalui kemasan
Dengan cara ini makanan masukkan atau dikemas semuanya dalam satu
tempat. Biasanya kotak karton digunakan sebagai pengemas. Makanan yang
dikemas dapat berupa makanan dan juga berupa makanan selingan.
Teknik Penyajian Makanan Indonesia
Adapun teknik penyajian makanan Indonesia, yaitu sebagai berikut :
1. Tradisional
Lesehan adalah suatu budaya dalam hal menyajikan makanan sambil
duduk di tikar atau lantai. Makanan yang disajikan biasanya di atas meja pendek
atau rendah dengan menu lengkap baik minuman ataupun makanan utama dan
dinikmati secara bersama-sama. Lesehan ini membuat suasana makan menjadi
lebih santai, sehingga perasaan nyaman dapat dinikmati oleh semua orang. Dalam
budaya lesehan tata cara makan yang kaku sering diabaikan sehingga suasananya
tidak sekaku saat makan di meja makan yg menggunakan cuterelies yg lengkap
dan makanan yang telah disusun atau diatur sebelumnya. Budaya lesehan yang
sangat terkenal di Indonesia adalah di daerah, hal ini yang menjadi salah satu daya
tarik tersendiri bagi wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri.
Alat yang biasanya digunakan pada saat makan di lesehan ini adalah piring
makan, mangkuk kecil untuk cuci tsngan, gelas minum, piring-piring penyajian
untuk lauk pauk.
2. Modern
a. Prasmanan atau
Buffet, merupakan tata cara makan
yang disajikan secara berurutan dan
disajikan dalam meja besar dengan
menu yang lengkap, mulai dari
pembuka sampai penutup. Di dalam
prasmanan modern Indonesia ini
biasanya antara meja penyajian dan
tempat duduk jaraknya agak jauh dan menu yang disajikan tidak sebanyak
atau selengkap sajian internasional. Contoh hidangan yang biasanya ada di
buffet Indonesia adalah nasi, bistik daging, sambal goreng ati, gurame
pesmol, sup atau tekwan (sup palembang), selada padang atau gado-gado,
dengan minuman es doger, aneka buah, pudding.
b. Rijsttafel ("rèisttafel") merupakan cara penyajian makanan ala raja-raja
Nusantara jaman dulu. Awalnya rijsttafel berkembang di kalangan budaya
keluarga Jawa. Rijstaffel ala Jawa
merupakan cara penyajian
makanan yang menyediakan
semua lauk-pauk di atas meja.
Namun ketika Belanda berada di
Indonesia selama 350 tahun,
budaya ini dibawa ke negara
tersebut dan ternyata dapat
berkembang lebih pesat di sana.
Pada acara-acara khusus, hotel-
hotel mewah menyajikan rijsttafel dalam skala besar dengan cara mereka
sendiri. Para pelayan hotel selalu datang secara bergantian untuk melayani
tamu dengan berbagai jenis makanan dan setiap hidangan berisi makanan dari
rasa yang berbeda.
Penyajian Makanan Sesuai Hygine dan Sanitasi
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyajian makanan sesuai
dengan prinsip hygiene dan sanitasi makanan adalah sebagai berikut:
1. Prinsip wadah artinya setiap jenis makanan ditempatkan dalam wadah
terpisah dan diusahakan tertutup. Tujuannya adalah :
 Makanan tidak terkontaminasi silang
 Bila satu tercemar yang lain dapat diamankan
2. Memperpanjang masa saji makanan sesuai dengan tingkat kerawanan
makanan.
3. Prinsip kadar air artinya penempatan makanan yang mengandung kadar air
tinggi (kuah, susu) baru dicampur pada saat menjelang dihidangkan untuk
mencegah makanan cepat rusak. Makanan yang disiapkan dalam kadar air
tinggi (dalam kuah) lebih mudah menjadi rusak (basi).
4. Prinsip edible part artinya setiap bahan yang disajikan dalam penyajian
adalah merupakan bahan makanan yang dapat dimakan. Hindari pemakaian
bahan yang membahayakan kesehatan seperti steples besi, tusuk gigi atau
bunga plastik.
5. Prinsip pemisahan artinya makanan yang tidak ditempatkan dalam wadah
seperti makanan dalam kotak (dus) atau rantang harus dipisahkan setiap jenis
makanan agar tidak saling bercampur. Tujuannya agar tidak terjadi
kontaminasi silang.
6. Prinsip panas yaitu setiap penyajian yang disajikan panas, diusahakan tetap
dalam keadaan panas seperti soup, gulai, dan sebagainya. Untuk mengatur
suhu perlu diperhatikan suhu makanan sebelum ditempatkan dalam food
warmer harus masih berada diatas 600
C. Alat terbaik untuk mempertahankan
suhu penyajian adalah dengan bean merry (bak penyaji panas).
7. Prinsip alat bersih artinya setiap peralatan yang digunakan sepeti wadah dan
tutupnya, dus, piring, gelas, mangkuk harus bersih dan dalam kondisi baik.
Bersih artinya sudah dicuci dengan cara yang hygienis. Baik artinya utuh,
tidak rusak atau cacat dan bekas pakai. Tujuannya untuk mencegah penularan
penyakit dan memberikan penampilan yang estetis.
8. Prinsip handling artinya setiap penanganan makanan maupun alat makan
tidak kontak langsung dengan anggota tubuh terutama tangan dan bibir.
Tujuannya adalah mencegah pencemaran dari tubuh.
9. Memberi penampilan yang sopan, baik dan rapi.
Penyajian Makanan di Rumah Sakit
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit sangat bergantung dari hygiene
dan sanitasi agar makanan tersebut tidak menjadi sumber penularan penyakit bagi
manusia yang mengkonsumsi makanan tersebut. Pada kegiatan sanitasi makanan
misalnya kebersihan bahan makanan yang diolah sebagai makanan untuk pasien
rawat inap yang ada di rumah sakit.
a. Pengadaan Bahan Makanan
Kesehatan makanan selain ditentukan oleh proses pembuatan dan orang
yang membuat makanan, juga dipengaruhi oleh bahan makanannya sendiri. Dalam
pembuatan makanan dan pada penyelenggaraan makanan pada rumah sakit yang
harus di perhatikan adalah bahan makanan harus dalam kondisi yang baik, tidak
rusak, dan tidak membusuk. Setiap bahan makanan yang mengalami kerusakan,
terutama kerusakan disebabkan mikrobiologis akan memberikan ciri-ciri menurut
jenis bahannya. Meskipun demikian terdapat ciri-ciri umum yang mencirikan
perubahan komponen utama penyusun bahan makanan. Dengan demikian, bahan
makanan yang tinggi kandungan proteinnya akan memiliki tanda kerusakan yang
berbeda dengan bahan makanan yang tinggi kandungan lemak atau
karbohidratnya.
b. Penyajian Makanan
Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi, yaitu bebas dari
kontaminasi, bersih dan tertutup, serta dapat memenuhi kebutuhan diet pasien di
rumah sakit. Adapun persyaratan penyajian makanan (PERMENKES No.1204
tahun 2004) adalah :
a. Makanan harus terhindar dari bahan pencemar.
b. Peralatan yang digunakan untuk menyajian harus terjaga kebersihannya.
c. Makanan jadi yang siap saji harus ditempatkan pada peralatan yang bersih.
d. Penyajian dilakukan dengan prilaku yang sehat dan prilaku yang bersih.
e. Makanan yang disajikan dalam keadaan hangat di tempatkan pada fasilitas
penghangat makanan dengan suhu minimal 60 °C.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen
ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut
diperlukan. Dimana didalam distribusi terdapat 2 cara pendistribusian yaitu cara
Sentralisasi dan cara Dsesentralisasi. Dengan kata lain, proses distribusi
merupakan aktivitas pemasaran yang mampu:
a. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang
dapat merealisasikan kegunaan atau utilitas bentuk, tempat, waktu, dan
kepemilikan.
b. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik
dan non-fisik. Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran kegiatan
yang terjadi di antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat di dalam
proses pemasaran. Arus pemasaran tersebut meliputi arus barang fisik, arus
kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus pembayaran,
arus pendanaan, arus penanggungan risiko, dan arus pemesanan.
Penyajian makanan merupakan suatu cara untuk menyuguhkan makanan
kepada orang atau para tamu untuk di santap secara keseluruhan yang berisikan
komposisi yang di atur dan telah disesuaikan dengan permainan warna yang di
susun secara menarik agar dapat menambah nafsu makan. Penyajian makanan
merupakan salah satu prinsip dari sanitasi dan hygiene makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Padmiari, Eka dkk. 2014. Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Dasar
(MSPM Dasar). Denpasar Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan Gizi.
Nuramauliza. 2015. Manajemen Sistem Penyelenggaraan. Tersedia pada :
http://nuramauliza.blogspot.com/2015/01/manajemen-sistem-
penyelenggaraan.html Diakses pada : selasa 3 maret 2015
Anonim. 2011. Distribusi Dan Penyajian Bahan Makanan. Tersedia pada :
http://websitehamdin. com/2011/11/distribusi-dan-penyajian-bahan-makanan.html
Diakses pada : selasa 3 maret 2015
Anonim. 2012. Produksi Distribusi Dan Pelayanan. Tersedia pada :
http://esgezetpunyablog. com/2012/03/produksi-distribusi-dan-pelayanan.html
Diakses pada : selasa 3 maret 2015
Anonim. 2014. Perencanaan Saluran Pemasaran Distribusi. Tersedia pada :
https://pemasaransmkn1udanawu.wordpress.com/2014/05/23/perencanaan-
saluran-pemasaran-distribusi/ Diakses pada : selasa 3 maret 2015
Anonim. 2014. Praktek Penyajian Makanan. Tersedia pada :
http://pelajarantatabogasmp5clp..com/2014/01/praktek-penyajian-
makanan_22.html Diakses pada : selasa 3 maret 2015
MSPM Dasar
“Prosedur Distribusi dan Penyajian Bahan Makanan”
(Dalam melengkapi tugas MSPM dasar semester IV)
Oleh :
Kelompok VIII
Dwi Antari (P07131013011)
Riska Pratiwi (P07131013017)
Ratih Adnyani (P07131013023)
Ayu Desy Dwirianasari (P07131013029)
Citra Kusuma Dewi (P07131013035)
Dwi Antara (P07131013041)
Leni Wulandari (P07131013047)
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
2015

More Related Content

What's hot

ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
Shela Rizky Tarinda
 
Perencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugs
Perencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugsPerencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugs
Perencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugs
HusHa Hatimah
 
Bab ii distribusi dan penyajian makanan
Bab ii distribusi dan penyajian makananBab ii distribusi dan penyajian makanan
Bab ii distribusi dan penyajian makanan
riskapratiiwi
 
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemakPengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemakmikikihg
 
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
Emmy Kardinasari
 
Kasus hati hepatitis
Kasus hati hepatitisKasus hati hepatitis
Kasus hati hepatitis
'Rheyfan Caspian
 
Menu makanan untuk penderita hepatitis
Menu makanan untuk penderita hepatitisMenu makanan untuk penderita hepatitis
Menu makanan untuk penderita hepatitis
Andre Milanisti
 
DIET PADA PEMBEDAHAN
DIET PADA PEMBEDAHAN DIET PADA PEMBEDAHAN
DIET PADA PEMBEDAHAN
pjj_kemenkes
 
Survai pangan kualitatif dan kuantitatif
Survai pangan kualitatif dan kuantitatifSurvai pangan kualitatif dan kuantitatif
Survai pangan kualitatif dan kuantitatif
Hadik27
 
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAHDIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
pjj_kemenkes
 
Food recall
Food recallFood recall
Food recall
Yuniar_
 
Memahami konsep neraca bahan makanan
Memahami konsep neraca bahan makananMemahami konsep neraca bahan makanan
Memahami konsep neraca bahan makanan
riri_hermana
 
Laporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascitesLaporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascites
Ratna Arditya
 
Peningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi panganPeningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi pangan
Sutyawan
 
Ketenagaan di instalasi gizi
Ketenagaan di instalasi giziKetenagaan di instalasi gizi
Ketenagaan di instalasi gizi
State Uiversity Of Medan (UNIMED)
 
Makalah food record firda amalia 125070301111009
Makalah food record firda amalia 125070301111009Makalah food record firda amalia 125070301111009
Makalah food record firda amalia 125070301111009
Firda Amalia
 
Kasus saluran cerna atas 2
Kasus saluran cerna atas 2Kasus saluran cerna atas 2
Kasus saluran cerna atas 2'Rheyfan Caspian
 
Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)
zhea mays
 
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolahPertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Sutyawan
 
Materi Kuliah Ekonomi Pangan Gizi
Materi Kuliah Ekonomi Pangan GiziMateri Kuliah Ekonomi Pangan Gizi
Materi Kuliah Ekonomi Pangan Gizi
Ubaidillah Solo
 

What's hot (20)

ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
 
Perencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugs
Perencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugsPerencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugs
Perencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugs
 
Bab ii distribusi dan penyajian makanan
Bab ii distribusi dan penyajian makananBab ii distribusi dan penyajian makanan
Bab ii distribusi dan penyajian makanan
 
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemakPengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
 
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
 
Kasus hati hepatitis
Kasus hati hepatitisKasus hati hepatitis
Kasus hati hepatitis
 
Menu makanan untuk penderita hepatitis
Menu makanan untuk penderita hepatitisMenu makanan untuk penderita hepatitis
Menu makanan untuk penderita hepatitis
 
DIET PADA PEMBEDAHAN
DIET PADA PEMBEDAHAN DIET PADA PEMBEDAHAN
DIET PADA PEMBEDAHAN
 
Survai pangan kualitatif dan kuantitatif
Survai pangan kualitatif dan kuantitatifSurvai pangan kualitatif dan kuantitatif
Survai pangan kualitatif dan kuantitatif
 
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAHDIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
 
Food recall
Food recallFood recall
Food recall
 
Memahami konsep neraca bahan makanan
Memahami konsep neraca bahan makananMemahami konsep neraca bahan makanan
Memahami konsep neraca bahan makanan
 
Laporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascitesLaporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascites
 
Peningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi panganPeningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi pangan
 
Ketenagaan di instalasi gizi
Ketenagaan di instalasi giziKetenagaan di instalasi gizi
Ketenagaan di instalasi gizi
 
Makalah food record firda amalia 125070301111009
Makalah food record firda amalia 125070301111009Makalah food record firda amalia 125070301111009
Makalah food record firda amalia 125070301111009
 
Kasus saluran cerna atas 2
Kasus saluran cerna atas 2Kasus saluran cerna atas 2
Kasus saluran cerna atas 2
 
Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)
 
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolahPertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
 
Materi Kuliah Ekonomi Pangan Gizi
Materi Kuliah Ekonomi Pangan GiziMateri Kuliah Ekonomi Pangan Gizi
Materi Kuliah Ekonomi Pangan Gizi
 

Viewers also liked

Penyajian Makanan dan Garnish Bu Veni
Penyajian Makanan dan Garnish Bu VeniPenyajian Makanan dan Garnish Bu Veni
Penyajian Makanan dan Garnish Bu Veni
Icha Pratiwi
 
Budidaya ikan nila
Budidaya ikan nilaBudidaya ikan nila
Budidaya ikan nila
Cuko Ahmatsukron
 
postmodern distribution channel
postmodern distribution channelpostmodern distribution channel
postmodern distribution channel
stmt trisakti
 
Proposal Pembiakan Ikan Bawal
Proposal Pembiakan Ikan BawalProposal Pembiakan Ikan Bawal
Proposal Pembiakan Ikan Bawal
Roni Darmanto
 
Latihan Pengendali Makanan
Latihan Pengendali MakananLatihan Pengendali Makanan
Latihan Pengendali Makanan
Kamarudin Hasim
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Wira Kusuma
 

Viewers also liked (7)

Penyajian Makanan dan Garnish Bu Veni
Penyajian Makanan dan Garnish Bu VeniPenyajian Makanan dan Garnish Bu Veni
Penyajian Makanan dan Garnish Bu Veni
 
Budidaya ikan nila
Budidaya ikan nilaBudidaya ikan nila
Budidaya ikan nila
 
Kasus 2 mspmi
Kasus 2 mspmiKasus 2 mspmi
Kasus 2 mspmi
 
postmodern distribution channel
postmodern distribution channelpostmodern distribution channel
postmodern distribution channel
 
Proposal Pembiakan Ikan Bawal
Proposal Pembiakan Ikan BawalProposal Pembiakan Ikan Bawal
Proposal Pembiakan Ikan Bawal
 
Latihan Pengendali Makanan
Latihan Pengendali MakananLatihan Pengendali Makanan
Latihan Pengendali Makanan
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
 

Similar to Bab ii distribusi dan penyajian makanan

Modul 3 ekonomi
Modul 3 ekonomiModul 3 ekonomi
Modul 3 ekonomi
85arianto
 
MATA KULIAH MANEJEMEN APOTEK, SEMESTER VI
MATA KULIAH MANEJEMEN APOTEK, SEMESTER VIMATA KULIAH MANEJEMEN APOTEK, SEMESTER VI
MATA KULIAH MANEJEMEN APOTEK, SEMESTER VI
KaptenJono
 
PPT FS SAYANG RAKYAT.pptx
PPT FS SAYANG RAKYAT.pptxPPT FS SAYANG RAKYAT.pptx
PPT FS SAYANG RAKYAT.pptx
khadijahsyamsuddin
 
Manajemen logistik puskesmas dan rs
Manajemen logistik puskesmas dan rsManajemen logistik puskesmas dan rs
Manajemen logistik puskesmas dan rsFantho
 
ANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptx
ANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptxANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptx
ANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptx
ayupamilih
 
8.Manajemen Mutu 2023-2.pdf.xxxxxxxxxxxxx
8.Manajemen Mutu 2023-2.pdf.xxxxxxxxxxxxx8.Manajemen Mutu 2023-2.pdf.xxxxxxxxxxxxx
8.Manajemen Mutu 2023-2.pdf.xxxxxxxxxxxxx
Mery384011
 
MANAGEMEN MUTU.pptx
MANAGEMEN MUTU.pptxMANAGEMEN MUTU.pptx
MANAGEMEN MUTU.pptx
sigit486598
 
Makalah manajemen mutu keperawatan
Makalah manajemen mutu keperawatanMakalah manajemen mutu keperawatan
Makalah manajemen mutu keperawatanMJM Networks
 
Manajemen supply
Manajemen supplyManajemen supply
Manajemen supply
pnadiyatiwi
 
QA 302014.pptx
QA 302014.pptxQA 302014.pptx
QA 302014.pptx
SYAK2
 
Logistics Management _Materi Training LOGISTICS
Logistics Management _Materi Training LOGISTICSLogistics Management _Materi Training LOGISTICS
Logistics Management _Materi Training LOGISTICS
Kanaidi ken
 
Distribusi dan transportasi
Distribusi dan transportasiDistribusi dan transportasi
Distribusi dan transportasi
Iin Bellebelle
 
Distribusi dan transportasi
Distribusi dan transportasiDistribusi dan transportasi
Distribusi dan transportasi
Iin Bellebelle
 
Pengelolaan rantai persediaan
Pengelolaan rantai persediaanPengelolaan rantai persediaan
Pengelolaan rantai persediaan
Ety Dwi Susanti
 
vdokumen.com_buku-standart-hcu-2013.doc
vdokumen.com_buku-standart-hcu-2013.docvdokumen.com_buku-standart-hcu-2013.doc
vdokumen.com_buku-standart-hcu-2013.doc
vidi27
 
vdokumen.com_buku-standart-hcu-2013.doc
vdokumen.com_buku-standart-hcu-2013.docvdokumen.com_buku-standart-hcu-2013.doc
vdokumen.com_buku-standart-hcu-2013.doc
vidi27
 

Similar to Bab ii distribusi dan penyajian makanan (20)

Modul 3 ekonomi
Modul 3 ekonomiModul 3 ekonomi
Modul 3 ekonomi
 
MATA KULIAH MANEJEMEN APOTEK, SEMESTER VI
MATA KULIAH MANEJEMEN APOTEK, SEMESTER VIMATA KULIAH MANEJEMEN APOTEK, SEMESTER VI
MATA KULIAH MANEJEMEN APOTEK, SEMESTER VI
 
PPT FS SAYANG RAKYAT.pptx
PPT FS SAYANG RAKYAT.pptxPPT FS SAYANG RAKYAT.pptx
PPT FS SAYANG RAKYAT.pptx
 
Manajemen logistik puskesmas dan rs
Manajemen logistik puskesmas dan rsManajemen logistik puskesmas dan rs
Manajemen logistik puskesmas dan rs
 
ANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptx
ANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptxANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptx
ANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptx
 
8.Manajemen Mutu 2023-2.pdf.xxxxxxxxxxxxx
8.Manajemen Mutu 2023-2.pdf.xxxxxxxxxxxxx8.Manajemen Mutu 2023-2.pdf.xxxxxxxxxxxxx
8.Manajemen Mutu 2023-2.pdf.xxxxxxxxxxxxx
 
MANAGEMEN MUTU.pptx
MANAGEMEN MUTU.pptxMANAGEMEN MUTU.pptx
MANAGEMEN MUTU.pptx
 
Makalah manajemen mutu keperawatan
Makalah manajemen mutu keperawatanMakalah manajemen mutu keperawatan
Makalah manajemen mutu keperawatan
 
Manajemen keperawatan
Manajemen keperawatanManajemen keperawatan
Manajemen keperawatan
 
Manajemen keperawatan
Manajemen keperawatanManajemen keperawatan
Manajemen keperawatan
 
Manajemen supply
Manajemen supplyManajemen supply
Manajemen supply
 
QA 302014.pptx
QA 302014.pptxQA 302014.pptx
QA 302014.pptx
 
Logistics Management _Materi Training LOGISTICS
Logistics Management _Materi Training LOGISTICSLogistics Management _Materi Training LOGISTICS
Logistics Management _Materi Training LOGISTICS
 
Pa ariks
Pa ariksPa ariks
Pa ariks
 
Distribusi dan transportasi
Distribusi dan transportasiDistribusi dan transportasi
Distribusi dan transportasi
 
Distribusi dan transportasi
Distribusi dan transportasiDistribusi dan transportasi
Distribusi dan transportasi
 
Pengelolaan rantai persediaan
Pengelolaan rantai persediaanPengelolaan rantai persediaan
Pengelolaan rantai persediaan
 
vdokumen.com_buku-standart-hcu-2013.doc
vdokumen.com_buku-standart-hcu-2013.docvdokumen.com_buku-standart-hcu-2013.doc
vdokumen.com_buku-standart-hcu-2013.doc
 
vdokumen.com_buku-standart-hcu-2013.doc
vdokumen.com_buku-standart-hcu-2013.docvdokumen.com_buku-standart-hcu-2013.doc
vdokumen.com_buku-standart-hcu-2013.doc
 
Laporan file stadi
Laporan file stadiLaporan file stadi
Laporan file stadi
 

Bab ii distribusi dan penyajian makanan

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai barang, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan faedah waktu, tempat, dan pengalihan hak milik. Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu barang atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Sistem distribusi yang baik akan menjamin produk sampai ke konsumen lebih cepat sehingga mengurangi resiko kerugian. Penyajian makanan merupakan salah satu prinsip dari hygiene dan sanitasi makanan. Penyajian makanan yang tidak baik tidak hanya dapat mengurangi selera makan seseorang tapi dapat juga menjadi penyebab kontaminasi terhadap bakteri. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyajian makanan sesuai dengan prisip hygiene dan sanitasi makanan akan kami bahas lebih lengkap pada tulisan kami ini. Karena pentingnya peran distribusi dan penyajian makanan dalam berbagai bidang industri maka dibutuhkan suatu prosedur yang digunakan sebagai acuan atau nilai standar dalam kegiatan distribusi dan penyediaan bahan makanan yang akan kami dibahas dalam tulisan ini. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah kami adalah : 1. Apa yang dimaksud dengan distribusi makanan ? 2. Apa yang dimaksud dengan penyajian makanan ? C. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Mahasiswa dapat memahami apa yang dimaksud dengan distribusi makanan 2. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan penyajian makanan
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. Distribusi Makanan Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Dengan kata lain, proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu: 1. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat merealisasikan kegunaan atau utilitas bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan. 2. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan non-fisik. Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran kegiatan yang terjadi di antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat di dalam proses pemasaran. Arus pemasaran tersebut meliputi arus barang fisik, arus kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus pembayaran, arus pendanaan, arus penanggungan risiko, dan arus pemesanan. Dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas distribusi, perusahaan kerap sekali harus bekerja sama dengan berbagai perantara (middleman) dan saluran distribusi (distribution channel) untuk menawarkan produknya. Dalam menetapkan kebutuhan sarana fisik dan perlengkapan instalasi gizi, salah satu faktor yang turut berperan adalah sistem distribusi dan macam pelayanan yang ditetapkan institusi. Dengan penetapan sistem distribusi dan pelayanan, berarti institusi telah pula memperhitungkan keuntungan dan kelemahan system, efisiensi pekerjaan, kelancaran arus kerja serta keharmonisan dalam pelaksanaan pelayanan bagi klien. Sistem distribusi ini hanya dibutuhkan bagi institusi yang melayani klien ditempat-tempat yang cukup besar dibeberapa lokasi. Dalam menerapkan prosedur distribusi, dikenal dua cara pendistribusian makanan kepada klien atau konsumen, yaitu sebagai berikut: 1. Cara Sentralisasi Dengan cara ini maka semua kegiatan pembagian makanan dipusatkan pada suatu tempat (centralized). Sebelum memilih cara ini manajer atau penanggung jawab penyediaan makanan sudah harus memperhitungkan konsekuensi yang harus diadakan seperti luas tempat, peralatan, tenaga, dan kesiapan manajemen yang menyeluruh. Dengan cara sentralisasi ini memang ada hal-hal yang menguntungkan seperti: a. Penghematan bangunan institusi karena hanya dibutuhkan satu tempat yang cukup luas untuk pendistribusian makanan. Di tempat atau lokasi maka hanya diperlukan dapur kecil yang sifatnya untuk pos pengecekan ulang.
  • 3. Kadang dapur kecil (pantry) ini juga tidak dibutuhkan, bila pendistribusian langsung ke klien atau konsumen (pengguanaa bon perjalanan ke lokasi). Penghematan ini diasumsi sampai 50%. b. Tidak dibutuhkan alat-alat makan yang berlebihan di pantry dan juga tidak diperlukan ruang penyimpanan khusus. Alat ini akan langsung kembali ke sentral pelayanan. c. Masalah kelebihan makanan atau sisa makanan diruangan akan berkurang. d. Pengawasan di pusat, pendistribusian dapat lebih intensif, dan lebih teliti, sehingga pengawas di ruangan/pantry dapat dikurangi. e. Tidak akan dijumpai suara keributan tenaga, alat ataupun bau makanan ke klien. f. Makanan dapat langsung ke klien tanpa hambatan berarti, pelayanan cepat hanya membutuhkan setengah dari cara sentralisasi. Kelemahan dari pelaksanaan cara ini adalah : a. Dibutuhkan ruang pendistribusian yang cukup luas untuk peralatan makanan dan alat makan dalam kegiatan pelaksanaan dan pengawan. Investasi ini menyangkut juga mengadaan bon belanja langsung ke klien/lokasi pembagian makanan. Terkadang bon berjalan diganti dengan kereta makan yang di dorong manusia. Cara ini cukup baik, tetapi kurang menjamin penyampaian makanan kepada klien. b. Dibutuhkan pegawai yang terampil dan terlatih untuk mampu bekerja dengan teliti, cepat, benar dan rapi. c. Sering ada hambatan atau kesulitan dalam pelaksanaan system bon belanja. d. Ketidaksesuaian alat makan dan jenis hidangan yang tersedia. e. Kepuasan klien perorangan sedikit terabaikan. Walaupun demikian, sistem sentralisasi lebih sesuai untuk institusi besar yang memiliki tenaga yang terbatas. Yang perlu dipikirkan adalah investasi dan instalasi peralatan yang tepat, sehingga efisiensi dan efektifitas system ini akan jelas dirasakan. 2. Cara Desentralisasi Seperti halnya cara sentralisasi, maka cara pendistribusian desentralisasi juga diterapkan di institusi yang memiliki ruang makan atau unit-unit pelayanan yang berbeda pada lokasi yang berbeda. Dengan cara ini maka fokus kegiatan masih tetap berada di unit pembagian utama, yang kemudian langkah selanjutnya adalah menata makanan dalam alat-alat makan perorangan yang telah disediakan di pantry atau dapur ruangan. Sistem ini jelas membutuhkan pantry atau pos pelayanan makan sementara yang berfungsi untuk menghangatkan kembali makanan, membuat minuman atau sejenisnya, menyiapkan peralatan makan bersih, menyajikan makanan sesuai dengan porsi yang ditetapkan, meneliti macam dan jumlah makanan, serta membawa hidangan kepada klien. Juga menilai kemampuan konsumsi makan klien.
  • 4. Keuntungan cara desentralisasi adalah : a. Mutu makanan dapat dipertahankan, karena makanan dihangatkan kembali. b. Peralatan yang dibutuhkan relatif lebih sedikit dan macam peralatan lebih murah dibandingkan cara sentralisasi. Kelemahan cara desentralisasi adalah : a. Memerlukan tempat distribusi yang luas, baik di unit pelayanan utama ataupun di pantry, baik untuk perkakas besar, peralatan angkut makanan (dalam jumlah besar), alat masak kecil di pantry, peralatan makan serta kereta pengangkut makanan. b. Kadang kualitas makanan dapat rusak. Pelayanan makanan lebih lambat. Biaya untuk pantry cukup tinggi.. c. Pengawasan sukar, dan perlu tenaga dalam jumlah yang cukup terutama untuk diet khusus. d. Kesulitan menata peralatan makan dan inventarisasinya di pantry. e. Sering menimbulkan kegaduhan dan bau makanan. Terkadang di institusi dilakukan kedua sistem tersebut, setalah melakukan ketetapan khusus. Contohnya : dengan terbatasnya tenaga pengawas di pantry, maka makanan yang khusus dilakukan dengan cara sentralisasi, makanan biasa menggunakan cara desentralisasi. Penerapan sistem sentralisasi sering juga tidak menyeluruh sehingga kegunaannya dan efisiensinya kurang dirasakan. Contoh Distribusi Makanan di Rumah Sakit Pendistribusian makanan adalah kegiatan menyalurkan makanan yang telah diproduksi dan telah diporsikan berdasarkan jumlah dan jenis diet pasien. Tujuan pendistribusian makanan adalah agar makanan yang telah diproduksi dapat disalurkan ke pasien dan pegawai. a. Sistem Distribusi Makanan Rumah Sakit biasanya menggunakan sistem sentralisasi karena semua kegiatan produksi hingga pemorsian dilakukan di dapur. Makanan yang telah diolah oleh juru masak kemudian diporsikan sesuai dengan jenis diet dan kelas perawatan. Sebelum dan saat pendistribusian dilakukan pemeriksaan kembali oleh petugas distribusi agar tidak terjadi kesalahan pemberian makan. Saat pemorsian, petugas pemorsian menyesuaikan jenis diet dengan label yang ada. Pelabelan dilakukan untuk mengurangi kesalahan dalam pemberian jenis diet dan kegiatan distribusi kepada pasien.
  • 5. b. Waktu dan Petugas Distribusi Makan Sore Waktu distribusi dari makan sore antara pukul 16.30 – 17.00 dengan dua orang petugas distribusi. Makan sore memerlukan petugas distibusi yang lebih banyak agar makanan dapat lebih cepat sampai pada pasien. Dalam hal distribusi makanan yang menjadi kendala adalah hilangnya pelabelan makanan pasien. Pelabelan makanan untuk pasien dilakukan agar bagian pemorsian dan distribusi tidak mengalami kesulitan pada waktu memorsikan makanan dan mendistribusikan makanan ke pasien. c. Peralatan Distribusi Makanan Peralatan distribusi makanan adalah semua peralatan yang dapat membantu kelancaran kegiatan distribusi. Peralatan yang digunakan untuk mendistribusikan makan adalah piring, mangkok, gelas, sendok, garpu, plato, nampan dan kereta dorong (trolley). B. Penyajian Makanan Penyajian makanan merupakan suatu cara untuk menyuguhkan makanan kepada orang atau para tamu untuk di santap secara keseluruhan yang berisikan komposisi yang di atur dan telah disesuaikan dengan permainan warna yang di susun secara menarik agar dapat menambah nafsu makan. Penyajian makanan merupakan salah satu prinsip dari sanitasi dan hygiene makanan. Penyajian makanan yang tidak baik dan etis bukan saja dapat mengurangi selera makan seseorang tetapi dapat juga menjadi penyebab kontaminasi terhadap bakteri. Dalam penyediaan makanan, sudah wajar bila setiap orang yang bekerja bertujuan untuk mencapai suatu tujuan. Semua fungsi-fungsi seperti pembelian bahan makanan, penerimaan, penyimpanan, persiapan, pemasakan, penyajian yang dirancang untuk menyediakan makan yang berkualitas tinggi, memuaskan konsumen, aman dan harganya layak. Khusus tentang penyajian makanan, bagian ini memberi arti khusus bagi penapilan makanan. Seni penyajian ini ada beberapa jenis, tergantung dari asal tempat metode tersebut diperkenalkan, yaitu sebagai berikut : 1. Pelayanan Meja Gaya Amerika Konsep dasar pelayanan penyajian makanan yaitu menyajikan hidangan pada piring di dapur. Biasanya ada piring roti, mentega, daun salad (lalap). Bagian kiri disediakan hidangan cair, tetapi air/jeruk berada di sebelah kanan. Bila ada piring kotor, langsung harus diangkat. 2. Pelayanan Meja Gaya Prancis Makanan sebagian sudah disajikan pada piring dan sisanya diperagakan dimuka tamu. Bagian kanan dari piring diletakkan pisau, sendok sup, dan bagian kiri garpu, mentega dan pisau mentega, gelas minum disebelah kanan.
  • 6. 3. Pelayanan Menggunakan Baki atau Alat Makan Bersekat Pada umumnya, pada penyelenggaraan makanan banyak digunakan alat makan bersekat yang terbuat dari plastic, aluminium ataupun stainleel, dengan kedalaman yang cukup untuk porsi hidangan yang ditetapkan. 4. Pelayanan Cafetaria Ada beberapa tipe pelayanan cafetaria. Pelayanan ini biasanya dilakukan di pabrik, rumah sakit, lembaga penyediaan makanan banyak, sekolah ataupun di pasar atau tempat umum. Prinsip pelayanan cafetaria ini cukup stabil bertahun- tahun, dan selalu lebih ditingkatkan pelayanannya. Prinsip dasar pelayanan adalah menggabungkan fungsi yang sama seperti alat makan diatur dari sendok garpu, serbet, lalu baki, piring. Kemudian hidangan dimulai dengan penyegar, sup, hidangan panas, hidangan dingin, minuman panas, dingin, terakhir makanan penutup, bagian akhir adalah loket pembayaran. Semua jenis hidangan dalam porsi tertentu dan harga yang pasti, sehingga konsumen dapat memperhitungkan biaya makanannya. 5. Pelayanan Makan Kapal Terbang. Ada tiga cara penanganan makanan bagi klien di pesawat terbang. Sistem pertama adalah penyediaan makanan panas, tepat saat sebelum pesawat terbang diberangkatkan. Sebelum dikirimkan, makanan harus tetap berada dalam alat pemanas. Sistem kedua makanan didinginkan selama 72 jam sebelum diberangkatkan. Kemudian makanan dipanaskan di pesawat terbang sebelum diberikan pada klien. Sistem ketiga menggunakan makanan beku, makanan ini dipanaskan sebelum diberikan pada klien. 6. Penyajian makanan melalui kemasan Dengan cara ini makanan masukkan atau dikemas semuanya dalam satu tempat. Biasanya kotak karton digunakan sebagai pengemas. Makanan yang dikemas dapat berupa makanan dan juga berupa makanan selingan. Teknik Penyajian Makanan Indonesia Adapun teknik penyajian makanan Indonesia, yaitu sebagai berikut : 1. Tradisional Lesehan adalah suatu budaya dalam hal menyajikan makanan sambil duduk di tikar atau lantai. Makanan yang disajikan biasanya di atas meja pendek atau rendah dengan menu lengkap baik minuman ataupun makanan utama dan dinikmati secara bersama-sama. Lesehan ini membuat suasana makan menjadi lebih santai, sehingga perasaan nyaman dapat dinikmati oleh semua orang. Dalam budaya lesehan tata cara makan yang kaku sering diabaikan sehingga suasananya tidak sekaku saat makan di meja makan yg menggunakan cuterelies yg lengkap dan makanan yang telah disusun atau diatur sebelumnya. Budaya lesehan yang sangat terkenal di Indonesia adalah di daerah, hal ini yang menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri.
  • 7. Alat yang biasanya digunakan pada saat makan di lesehan ini adalah piring makan, mangkuk kecil untuk cuci tsngan, gelas minum, piring-piring penyajian untuk lauk pauk. 2. Modern a. Prasmanan atau Buffet, merupakan tata cara makan yang disajikan secara berurutan dan disajikan dalam meja besar dengan menu yang lengkap, mulai dari pembuka sampai penutup. Di dalam prasmanan modern Indonesia ini biasanya antara meja penyajian dan tempat duduk jaraknya agak jauh dan menu yang disajikan tidak sebanyak atau selengkap sajian internasional. Contoh hidangan yang biasanya ada di buffet Indonesia adalah nasi, bistik daging, sambal goreng ati, gurame pesmol, sup atau tekwan (sup palembang), selada padang atau gado-gado, dengan minuman es doger, aneka buah, pudding. b. Rijsttafel ("rèisttafel") merupakan cara penyajian makanan ala raja-raja Nusantara jaman dulu. Awalnya rijsttafel berkembang di kalangan budaya keluarga Jawa. Rijstaffel ala Jawa merupakan cara penyajian makanan yang menyediakan semua lauk-pauk di atas meja. Namun ketika Belanda berada di Indonesia selama 350 tahun, budaya ini dibawa ke negara tersebut dan ternyata dapat berkembang lebih pesat di sana. Pada acara-acara khusus, hotel- hotel mewah menyajikan rijsttafel dalam skala besar dengan cara mereka sendiri. Para pelayan hotel selalu datang secara bergantian untuk melayani tamu dengan berbagai jenis makanan dan setiap hidangan berisi makanan dari rasa yang berbeda. Penyajian Makanan Sesuai Hygine dan Sanitasi Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyajian makanan sesuai dengan prinsip hygiene dan sanitasi makanan adalah sebagai berikut: 1. Prinsip wadah artinya setiap jenis makanan ditempatkan dalam wadah terpisah dan diusahakan tertutup. Tujuannya adalah :  Makanan tidak terkontaminasi silang  Bila satu tercemar yang lain dapat diamankan
  • 8. 2. Memperpanjang masa saji makanan sesuai dengan tingkat kerawanan makanan. 3. Prinsip kadar air artinya penempatan makanan yang mengandung kadar air tinggi (kuah, susu) baru dicampur pada saat menjelang dihidangkan untuk mencegah makanan cepat rusak. Makanan yang disiapkan dalam kadar air tinggi (dalam kuah) lebih mudah menjadi rusak (basi). 4. Prinsip edible part artinya setiap bahan yang disajikan dalam penyajian adalah merupakan bahan makanan yang dapat dimakan. Hindari pemakaian bahan yang membahayakan kesehatan seperti steples besi, tusuk gigi atau bunga plastik. 5. Prinsip pemisahan artinya makanan yang tidak ditempatkan dalam wadah seperti makanan dalam kotak (dus) atau rantang harus dipisahkan setiap jenis makanan agar tidak saling bercampur. Tujuannya agar tidak terjadi kontaminasi silang. 6. Prinsip panas yaitu setiap penyajian yang disajikan panas, diusahakan tetap dalam keadaan panas seperti soup, gulai, dan sebagainya. Untuk mengatur suhu perlu diperhatikan suhu makanan sebelum ditempatkan dalam food warmer harus masih berada diatas 600 C. Alat terbaik untuk mempertahankan suhu penyajian adalah dengan bean merry (bak penyaji panas). 7. Prinsip alat bersih artinya setiap peralatan yang digunakan sepeti wadah dan tutupnya, dus, piring, gelas, mangkuk harus bersih dan dalam kondisi baik. Bersih artinya sudah dicuci dengan cara yang hygienis. Baik artinya utuh, tidak rusak atau cacat dan bekas pakai. Tujuannya untuk mencegah penularan penyakit dan memberikan penampilan yang estetis. 8. Prinsip handling artinya setiap penanganan makanan maupun alat makan tidak kontak langsung dengan anggota tubuh terutama tangan dan bibir. Tujuannya adalah mencegah pencemaran dari tubuh. 9. Memberi penampilan yang sopan, baik dan rapi. Penyajian Makanan di Rumah Sakit Penyelenggaraan makanan di rumah sakit sangat bergantung dari hygiene dan sanitasi agar makanan tersebut tidak menjadi sumber penularan penyakit bagi manusia yang mengkonsumsi makanan tersebut. Pada kegiatan sanitasi makanan misalnya kebersihan bahan makanan yang diolah sebagai makanan untuk pasien rawat inap yang ada di rumah sakit. a. Pengadaan Bahan Makanan Kesehatan makanan selain ditentukan oleh proses pembuatan dan orang yang membuat makanan, juga dipengaruhi oleh bahan makanannya sendiri. Dalam pembuatan makanan dan pada penyelenggaraan makanan pada rumah sakit yang harus di perhatikan adalah bahan makanan harus dalam kondisi yang baik, tidak rusak, dan tidak membusuk. Setiap bahan makanan yang mengalami kerusakan, terutama kerusakan disebabkan mikrobiologis akan memberikan ciri-ciri menurut
  • 9. jenis bahannya. Meskipun demikian terdapat ciri-ciri umum yang mencirikan perubahan komponen utama penyusun bahan makanan. Dengan demikian, bahan makanan yang tinggi kandungan proteinnya akan memiliki tanda kerusakan yang berbeda dengan bahan makanan yang tinggi kandungan lemak atau karbohidratnya. b. Penyajian Makanan Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi, yaitu bebas dari kontaminasi, bersih dan tertutup, serta dapat memenuhi kebutuhan diet pasien di rumah sakit. Adapun persyaratan penyajian makanan (PERMENKES No.1204 tahun 2004) adalah : a. Makanan harus terhindar dari bahan pencemar. b. Peralatan yang digunakan untuk menyajian harus terjaga kebersihannya. c. Makanan jadi yang siap saji harus ditempatkan pada peralatan yang bersih. d. Penyajian dilakukan dengan prilaku yang sehat dan prilaku yang bersih. e. Makanan yang disajikan dalam keadaan hangat di tempatkan pada fasilitas penghangat makanan dengan suhu minimal 60 °C.
  • 10. BAB III PENUTUP A. Simpulan Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Dimana didalam distribusi terdapat 2 cara pendistribusian yaitu cara Sentralisasi dan cara Dsesentralisasi. Dengan kata lain, proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu: a. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat merealisasikan kegunaan atau utilitas bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan. b. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan non-fisik. Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran kegiatan yang terjadi di antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat di dalam proses pemasaran. Arus pemasaran tersebut meliputi arus barang fisik, arus kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus pembayaran, arus pendanaan, arus penanggungan risiko, dan arus pemesanan. Penyajian makanan merupakan suatu cara untuk menyuguhkan makanan kepada orang atau para tamu untuk di santap secara keseluruhan yang berisikan komposisi yang di atur dan telah disesuaikan dengan permainan warna yang di susun secara menarik agar dapat menambah nafsu makan. Penyajian makanan merupakan salah satu prinsip dari sanitasi dan hygiene makanan.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Padmiari, Eka dkk. 2014. Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Dasar (MSPM Dasar). Denpasar Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan Gizi. Nuramauliza. 2015. Manajemen Sistem Penyelenggaraan. Tersedia pada : http://nuramauliza.blogspot.com/2015/01/manajemen-sistem- penyelenggaraan.html Diakses pada : selasa 3 maret 2015 Anonim. 2011. Distribusi Dan Penyajian Bahan Makanan. Tersedia pada : http://websitehamdin. com/2011/11/distribusi-dan-penyajian-bahan-makanan.html Diakses pada : selasa 3 maret 2015 Anonim. 2012. Produksi Distribusi Dan Pelayanan. Tersedia pada : http://esgezetpunyablog. com/2012/03/produksi-distribusi-dan-pelayanan.html Diakses pada : selasa 3 maret 2015 Anonim. 2014. Perencanaan Saluran Pemasaran Distribusi. Tersedia pada : https://pemasaransmkn1udanawu.wordpress.com/2014/05/23/perencanaan- saluran-pemasaran-distribusi/ Diakses pada : selasa 3 maret 2015 Anonim. 2014. Praktek Penyajian Makanan. Tersedia pada : http://pelajarantatabogasmp5clp..com/2014/01/praktek-penyajian- makanan_22.html Diakses pada : selasa 3 maret 2015
  • 12. MSPM Dasar “Prosedur Distribusi dan Penyajian Bahan Makanan” (Dalam melengkapi tugas MSPM dasar semester IV) Oleh : Kelompok VIII Dwi Antari (P07131013011) Riska Pratiwi (P07131013017) Ratih Adnyani (P07131013023) Ayu Desy Dwirianasari (P07131013029) Citra Kusuma Dewi (P07131013035) Dwi Antara (P07131013041) Leni Wulandari (P07131013047) KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN GIZI 2015