Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang sistem pengendalian manajemen dan perilaku dalam organisasi.
2) Faktor yang mempengaruhi keselarasan tujuan (goal congruence) antara lain budaya organisasi dan gaya kepemimpinan.
3) Kasus Indomie di Taiwan terkait dengan perbedaan spesifikasi bahan pengawet antara Indonesia dan Taiwan.
2. PERILAKU DALAM ORGANISASI
Sistem Pengendalian Manajemen yang baik akan
mempengaruhi
perilaku
anggota
organisasi,
apabila
terdapat keselarasan tujuan (goal congruence) dalam
organisasi., yaitu suatu kondisi yang diperoleh dari usaha
anggota organisasi dalam mencapai tujuannya masingmasing juga membantu tercapainya tujuan organisasi. Untuk
memahami konsep goal congruence, perlu diketahui factor
yang mempengaruhi goal congruence, yaitu system formal
dan informal.
3. Goal Congruence (Keselarasan Tujuan)
Tujuan utama dari Sistem Pengendalian
Manajemen untuk mengupayakan terjadinya “Goal
Congruence”. Dalam proses Goal
Congruence, tindakan yang dilakukan anggota
organisasi ditujukan untuk mencapai tujuan individu
yang juga memberi manfaat pada organisasi.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Keselarasan
Tujuan (Goal Congruence)
1. Faktor Eksternal
2. Faktor Internal :
Kultur atau budaya.
Gaya kepemimpinan.
Organisasi Informal.
Persepsi dan Komunikasi
5. Sistem Pengendalian Formal
Rules (aturan)
jenis-jenis aturan :
1. Pengendalian fisik, penjaga keamanan, kunci
gudang, password computer dll.
2. Manual, cara kerja yang dibuat secara tertulis.
3. Sistem Keamanan.
4. Pengendalian operasional.
10. Fungsi Cotroller
1. Relasi ke Jajaran Organisasi
2. Controller Unit Bisnis
Garis Putus – Putus
Kontroler Korporat
Manajemen Unit
Bisnis
Kontroler Unit
Bisnis
Garis Penuh
Kontroler Korporat
Manajemen Unit
Bisnis
Kontroler Unit
Bisnis
11. Kasus : Mencuatnya lagi kasus mie instan merek Indomie
'berbahaya' di Taiwan disinyalir oleh Direktur PT Indofood
Sukses Makmur Tbk (INDF) Fransiscus Welirang sebagai masalah
persaingan dagang.
"Kelihatannya ini persaingan dagang dan ini kasus lama," ujar Fransiskus
Welirang kepada detikFinance di Jakarta, Senin (11/10//2010).
Pria yang biasa disapa Franky ini mengungkapkan, Taiwan memiliki
kriteria khusus atas produk Makanan Minuman yang masuk ke
negaranya, berbeda dengan standarisasi internasional yang ditetapkan
Codex Alimentarius Commission (CAC). Forum CAC (Codex Alimentarius
Commission) merupakan organisasi perumus standar internasional untuk
bidang pangan. "Prinsipnya Taiwan memang memiliki ketentuan dan
spec (spesifikasi) berbeda karena tidak anggota Codex dunia seperti
kita,"
jelas
pria
berkuncir
itu.
Pengiriman produk ke pasar internasional ini oleh perseroan, sudah
melalui agen resmi yang ditunjuk. Namun, tidak tertutup kemungkian
produk Indomie masuk ke Taiwan melalui perusahaan lain. "Tidak tutup
kemungkinan produk Indomie dari lokal (Indonesia) maupun negara lain
diimpor oleh importir mereka. Sehingga mereka spek-nya tidak sama. Ini
diluar kontrol," tegasnya.
12. Seperti dikabarkan sebelumnya, media-media di Taiwan mengabarkan
penarikan Indomie dari sejumlah supermarket. Indomie ditarik karena
mengandung Methyl P-Hydroxybenzoate yang dilarang di Taiwan. Tidak
hanya di Taiwan, dua jaringan supermarket terbesar di Hong Kong juga
menyetop penjualan produk INDF. Pemerintah Hong Kong pun akan
melakukan tes uji produk Indomie.
Namun, berdasarkan rilis resmi Indofood CBP Sukses Makmur, selaku
produsen Indomie menegaskan, produk mie instan yang diekspor ke
Taiwan sudah memenuhi peraturan dari Departemen Kesehatan Biro
Keamanan Makanan Taiwan. "Sehubungan dengan pemberitaan di
media massa Taiwan baru-baru ini, mengenai kandungan bahan
pengawet E218 (Methyl P-Hydroxybenzoate) dalam produk mi instan
Indomie, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menjelaskan
bahwa produk mi instan yang diekspor oleh Perseroan ke Taiwan telah
sepenuhnya memenuhi peraturan dari Departemen Kesehatan Biro
Keamanan Makanan Taiwan," jelas Taufik Wiraatmadja, Direktur ICBP
dalam
siaran
persnya.
ICBP telah mengekspor produk mi instan ke berbagai negara di seluruh
dunia selama lebih dari 20 tahun. Perseroan senantiasa berupaya
memastikan bahwa produknya telah memenuhi peraturan dan
ketentuan keselamatan makanan yang berlaku di berbagai negara
dimana produk mi instannya dipasarkan.
13. Pembahasan:
Dalam kasus tersebut teridentifikasi masalah bahwa
dalam produk Indomie terdapat kandungan bahan
pengawet E218. Indofood mengklaim bahwa sudah
memenuhi peraturan dari departemen kesehatan
Biro Keamanan Makanan Taiwan, tetapi menurut
Direktur Indofood Pengiriman produk ke pasar
internasional ini oleh perseroan, sudah melalui agen
resmi yang ditunjuk. Namun, tidak tertutup
kemungkian produk Indomie masuk ke Taiwan
melalui perusahaan lain sehingga terjadi perbedaan
spesifikasi dalam persyaratan. Permasalahan yang
dapat dikaitkan dengan Sistem Pengendalian
Manajemen dalam materi Perilaku Organisasi:
Budaya dan Gaya Manajemen.