1. Dokumen tersebut membahas tentang sistem numerasi yang digunakan oleh peradaban-peradaban kuno seperti Mesir Kuno, Babilonia, dan Yunani Kuno.
2. Masing-masing peradaban memiliki sistem numerasi yang berbeda-beda, mulai dari lambang yang digunakan hingga aturan penulisan bilangan.
3. Sistem numerasi Mesir Kuno bersifat aditif dan tidak memperhatikan posisi, sedangkan sistem Babilonia dan Yun
Modul ini membahas konsep dasar kongruensi, termasuk definisi, sifat-sifat, dan teorema-teoremanya. Kongruensi merupakan kelanjutan dari keterbagian dan didefinisikan berdasarkan konsep keterbagian. Modul ini juga membahas sistem residu lengkap dan tereduksi serta peranannya dalam teorema Euler, Fermat, dan Wilson.
Jawaban latihan soal bagian 2.2 pada buku Analisis Real karangan Drs. Sutrima, M.SI
cetakan : pertama, Juni 2010
penerbit : Javatechno Publisher (Jln. Ahmad Yani 365A, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia - 57162
Makalah ini membahas tentang pencerminan (refleksi) pada bidang datar. Definisi pencerminan dijelaskan sebagai fungsi yang memetakan titik ke titik lain sehingga membentuk sudut yang sama dengan sumbu refleksi. Sifat-sifat pencerminan seperti surjektif, injektif, dan melestarikan jarak juga dibuktikan sehingga pencerminan merupakan transformasi isometri. Contoh soal pencerminan juga diberikan unt
Matematika Hindu berkembang sejak abad ke-26 SM hingga abad ke-14 M. Peradaban Lembah Sungai Indus pada 2800-1800 SM mengatur kota-kota secara geometris. Bangsa India mengembangkan sistem angka tempat dengan bilangan nol pada abad ke-6 M. Tokoh-tokoh seperti Aryabhata dan Brahmagupta mengembangkan aritmatika dengan bilangan nol dan negatif.
Modul ini membahas konsep dasar kongruensi, termasuk definisi, sifat-sifat, dan teorema-teoremanya. Kongruensi merupakan kelanjutan dari keterbagian dan didefinisikan berdasarkan konsep keterbagian. Modul ini juga membahas sistem residu lengkap dan tereduksi serta peranannya dalam teorema Euler, Fermat, dan Wilson.
Jawaban latihan soal bagian 2.2 pada buku Analisis Real karangan Drs. Sutrima, M.SI
cetakan : pertama, Juni 2010
penerbit : Javatechno Publisher (Jln. Ahmad Yani 365A, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia - 57162
Makalah ini membahas tentang pencerminan (refleksi) pada bidang datar. Definisi pencerminan dijelaskan sebagai fungsi yang memetakan titik ke titik lain sehingga membentuk sudut yang sama dengan sumbu refleksi. Sifat-sifat pencerminan seperti surjektif, injektif, dan melestarikan jarak juga dibuktikan sehingga pencerminan merupakan transformasi isometri. Contoh soal pencerminan juga diberikan unt
Matematika Hindu berkembang sejak abad ke-26 SM hingga abad ke-14 M. Peradaban Lembah Sungai Indus pada 2800-1800 SM mengatur kota-kota secara geometris. Bangsa India mengembangkan sistem angka tempat dengan bilangan nol pada abad ke-6 M. Tokoh-tokoh seperti Aryabhata dan Brahmagupta mengembangkan aritmatika dengan bilangan nol dan negatif.
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah dan perkembangan bilangan, mulai dari konsep awal bilangan hingga sistem bilangan modern. Ia menjelaskan bahwa bilangan awalnya hanya digunakan untuk hitungan sederhana, kemudian berkembang menjadi sistem bilangan dengan basis tertentu seperti basis 10, 20, 60. Dokumen juga menyebutkan tokoh-tokoh penting dalam sejarah bilangan seperti Pythagoras, Al-Kashi, Fermat.
Buku ini membahas materi geometri analitik ruang yang meliputi titik dan vektor dalam ruang tiga dimensi, garis lurus, persamaan bola, luasan putaran, dan luasan berderajat dua.
Jawaban latihan soal bagian 2.1 pada buku Analisis Real karangan Drs. Sutrima, M.SI
cetakan : pertama, Juni 2010
penerbit : Javatechno Publisher (Jln. Ahmad Yani 365A, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia - 57162
Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, 3, ...) dan negatifnya (-1, -2, -3, ...; -0 adalah sama dengan 0 sehingga tidak lagi dimasukkan secara terpisah). Bilangan bulat dapat dituliskan tanpa komponen desimal atau pecahan.
Dokumen tersebut merangkum materi tentang ruas garis berarah yang mencakup definisi, sifat-sifat, dan teorema-teorema yang terkait. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang:
1) Definisi ruas garis berarah dan sifat-sifat yang sederhana seperti kongruensi dan kesetaraan ruas garis berarah
2) Teorema yang menyatakan hubungan antara kesetaraan ruas garis berarah dengan s
1. Dokumen ini membahas sistem persamaan linear dua variabel, termasuk bentuk umum dan metode penyelesaiannya seperti metode grafik, substitusi, eliminasi, dan eliminasi substitusi.
2. Metode grafik menyelesaikan sistem persamaan dengan menentukan titik potong antara dua garis yang merepresentasikan masing-masing persamaan.
3. Metode substitusi dan eliminasi menggunakan operasi aljabar untuk menghilangkan satu variabel dan menentukan
Makalah ini membahas sistem bilangan bulat, termasuk pengertian bilangan bulat, sifat-sifat sistem bilangan bulat seperti tertutup, komutatif, asosiatif, dan distributif, serta penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Buku ajar ini membahas tentang konsep geometri dasar seperti kongruensi pada segitiga, sifat-sifat segiempat, teorema Pythagoras, perbandingan seharga garis dan kesebangunan, beberapa teorema pada garis istimewa pada segitiga dan lingkaran. Peserta diharapkan dapat memahami konsep-konsep tersebut dan mampu menyelesaikan masalah-masalah geometri.
Modul ini membahas persamaan Diophantine linier dan non linier. Persamaan Diophantine linier dapat diselesaikan dengan cara biasa, reduksi, dan kongruensi. Metode penyelesaian persamaan Diophantine non linier meliputi triple Pythagoras dan bilangan jumlah kuadrat. [/ringkuman]
1. Dokumen ini membahas tentang geseran (translasi) sebagai transformasi geometri. Geseran adalah hasil kali dua pencerminan pada dua garis yang sejajar.
2. Beberapa teorema yang dijelaskan antara lain teorema yang menyatakan bahwa geseran adalah isometri, komposisi geseran dan setengah putaran adalah setengah putaran, dan balikan dari geseran GAB adalah GBA.
3. Contoh soal juga d
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah dan perkembangan bilangan, mulai dari konsep awal bilangan hingga sistem bilangan modern. Ia menjelaskan bahwa bilangan awalnya hanya digunakan untuk hitungan sederhana, kemudian berkembang menjadi sistem bilangan dengan basis tertentu seperti basis 10, 20, 60. Dokumen juga menyebutkan tokoh-tokoh penting dalam sejarah bilangan seperti Pythagoras, Al-Kashi, Fermat.
Buku ini membahas materi geometri analitik ruang yang meliputi titik dan vektor dalam ruang tiga dimensi, garis lurus, persamaan bola, luasan putaran, dan luasan berderajat dua.
Jawaban latihan soal bagian 2.1 pada buku Analisis Real karangan Drs. Sutrima, M.SI
cetakan : pertama, Juni 2010
penerbit : Javatechno Publisher (Jln. Ahmad Yani 365A, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia - 57162
Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, 3, ...) dan negatifnya (-1, -2, -3, ...; -0 adalah sama dengan 0 sehingga tidak lagi dimasukkan secara terpisah). Bilangan bulat dapat dituliskan tanpa komponen desimal atau pecahan.
Dokumen tersebut merangkum materi tentang ruas garis berarah yang mencakup definisi, sifat-sifat, dan teorema-teorema yang terkait. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang:
1) Definisi ruas garis berarah dan sifat-sifat yang sederhana seperti kongruensi dan kesetaraan ruas garis berarah
2) Teorema yang menyatakan hubungan antara kesetaraan ruas garis berarah dengan s
1. Dokumen ini membahas sistem persamaan linear dua variabel, termasuk bentuk umum dan metode penyelesaiannya seperti metode grafik, substitusi, eliminasi, dan eliminasi substitusi.
2. Metode grafik menyelesaikan sistem persamaan dengan menentukan titik potong antara dua garis yang merepresentasikan masing-masing persamaan.
3. Metode substitusi dan eliminasi menggunakan operasi aljabar untuk menghilangkan satu variabel dan menentukan
Makalah ini membahas sistem bilangan bulat, termasuk pengertian bilangan bulat, sifat-sifat sistem bilangan bulat seperti tertutup, komutatif, asosiatif, dan distributif, serta penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Buku ajar ini membahas tentang konsep geometri dasar seperti kongruensi pada segitiga, sifat-sifat segiempat, teorema Pythagoras, perbandingan seharga garis dan kesebangunan, beberapa teorema pada garis istimewa pada segitiga dan lingkaran. Peserta diharapkan dapat memahami konsep-konsep tersebut dan mampu menyelesaikan masalah-masalah geometri.
Modul ini membahas persamaan Diophantine linier dan non linier. Persamaan Diophantine linier dapat diselesaikan dengan cara biasa, reduksi, dan kongruensi. Metode penyelesaian persamaan Diophantine non linier meliputi triple Pythagoras dan bilangan jumlah kuadrat. [/ringkuman]
1. Dokumen ini membahas tentang geseran (translasi) sebagai transformasi geometri. Geseran adalah hasil kali dua pencerminan pada dua garis yang sejajar.
2. Beberapa teorema yang dijelaskan antara lain teorema yang menyatakan bahwa geseran adalah isometri, komposisi geseran dan setengah putaran adalah setengah putaran, dan balikan dari geseran GAB adalah GBA.
3. Contoh soal juga d
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya kesadaran berbangsa dan bernegara bagi kesatuan Republik Indonesia.
2. Beberapa hal penting yang disebutkan adalah cinta tanah air, kesadaran berbangsa, rela berkorban, dan kemampuan berbela negara.
3. Dokumen tersebut juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara di kalangan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas sejarah musik Barat mulai dari zaman Yunani Kuno, Abad Pertengahan, Renaisans, Barok, Klasik, Romantik hingga zaman modern. Juga dibahas tokoh-tokoh dan ciri khas musik dari setiap zamannya.
Dokumen tersebut membahas tentang hubungan hak dan kewajiban antara negara dan warga negara Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945. Terdapat beberapa sumber yang membahas hubungan ini, yaitu sumber historis, sosiologis, dan politik. UUD 1945 mengatur hak dan kewajiban negara serta warga negara dengan jumlah pasal yang berbeda. Ada berbagai pandangan mengenai hubungan antara negara dan warga negara, seperti pandangan pluralis, marxis
Teks tersebut meringkas sejarah peradaban awal di Cina, mulai dari zaman prasejarah hingga berbagai dinasti yang memerintah Cina. Beberapa poin penting yang disebutkan antara lain zaman Neolitikum sebagai awal munculnya peradaban di Cina, berbagai dinasti yang memerintah seperti Dinasti Shang, Zhou, Qin, Han, dan dinasti-dinasti berikutnya, serta berbagai aspek kebudayaan dan teknologi
This document provides information about purchasing a 3Com 3C401010 RAP(OPS) ACCESSBUILDER 7000 terminal adapter module. It includes the product details, pricing and payment options, shipping and tracking information, warranty, and additional services provided by Launch 3 Telecom such as repairs, maintenance contracts, de-installation, and recycling. Customers can purchase the product by phone, email, or online form and expect same day shipping with tracking if ordered before 3pm EST.
Launch 3 Telecom sells 3Com 3C1CSRVA IP Conferencing/Presence licenses. They offer competitive pricing and quality customer service. The document provides information on purchasing, payment options, shipping, warranty, and additional services offered like repairs, maintenance contracts, and equipment deinstallation.
Este documento describe brevemente las contribuciones de varias mujeres pioneras en el campo de la informática e internet. Entre ellas se encuentran Ada Byron, considerada la primera programadora; Grace Hopper, pionera en el desarrollo de computadoras comerciales; y Radia Perlman, conocida como la "madre de Internet". El documento celebra estas figuras históricas en el Día Internacional de la Mujer.
Este documento describe un proyecto para implementar un registro médico electrónico descentralizado utilizando la tecnología blockchain. Analiza diferentes plataformas blockchain y estándares para registros médicos. El diseño propuesto incluye un diagrama de componentes para la aplicación y un plan de implementación con tecnologías como Ethereum y Kubernetes. El objetivo es dar a los pacientes control sobre sus datos médicos de una forma segura, transparente e inmutable.
Bible Studies for Life - Connecting at Every AgeRonnie Floyd
A dedicated Senior Pastor at Cross Church Northwest Arkansas, Dr. Ronnie Floyd is also serves as the general editor of LifeWay’s Bible Studies for Life (BSL) curriculum series, which is used by more than
150,000 small groups nationwide.
This document provides information about purchasing a 3Com 3C96010C-AC ONCORE SWITCHING HUB 10 SLOT from Launch 3 Telecom. It describes how to purchase the product via phone, email, or by sending a request for quote online. It also provides details about payment methods, same-day shipping and order tracking, warranty, and additional services offered by Launch 3 Telecom such as repairs, maintenance contracts, de-installation, and recycling.
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan teori bilangan pada berbagai peradaban purbakala seperti Mesir Kuno, Babilonia, India, Cina, hingga perkembangannya pada zaman sejarah. Beberapa tokoh penting yang berjasa dalam perkembangan teori bilangan diantaranya Pythagoras, Jamshid Al-Kashi, dan tokoh-tokoh lainnya.
Teks tersebut membahas lima aliran perkembangan matematika sejarah dan masa perkembangannya, yaitu: (1) bilangan dan bangun, (2) Timur Dekat Kuno, (3) Yunani dan Helenistik, (4) Cina, dan (5) India serta Islam. Matematika berkembang dari konsep dasar hingga logika deduktif di Yunani, kemudian berkembang luas di berbagai peradaban.
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan teori bilangan dari zaman purbakala hingga masa kini. Mulai dari penggunaan bilangan oleh berbagai suku bangsa di sepanjang sungai besar pada zaman purbakala, perkembangan awal matematika di Mesir Kuno, Babilonia, India, hingga kontribusi tokoh-tokoh penting seperti Pythagoras, Euclid, dan perkembangan modern oleh Fermat, Euler, dan lainnya.
Matematika telah dikenal sejak zaman prasejarah, dengan konsep dasar seperti hitungan dan pengukuran. Perkembangannya terus berlanjut di Timur Dekat Kuno seperti Mesopotamia dan Mesir, dengan pengembangan sistem bilangan, geometri, dan aljabar pada tablet tanah liat dan naskah-naskah. Matematika kuno ini menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya.
Matematika telah dikenal sejak zaman prasejarah, dengan konsep dasar seperti hitungan dan pengukuran. Perkembangannya terus berlanjut di Timur Dekat Kuno seperti Mesopotamia dan Mesir, dengan pengembangan sistem bilangan, geometri, dan aljabar pada tablet tanah liat dan naskah-naskah. Matematika kuno ini kemudian berkembang lebih lanjut hingga zaman modern.
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan konsep bilangan dan sistem penomoran dari zaman prasejarah hingga zaman purba. Manusia purba sudah mengenal bilangan dasar meskipun belum memiliki sistem penulisan angka. Mereka menggunakan jari, batu, tongkat, atau goresan pada tulang untuk mewakili bilangan. Sistem penomoran mulai dikembangkan ketika kebutuhan akan perhitungan dan pencatatan semakin meningkat p
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan bilangan dan sistem penomoran dari berbagai peradaban kuno hingga zaman modern. Mulai dari masyarakat prasejarah yang mengenal bilangan melalui penglihatan, hingga peradaban Mesir Kuno, Babilonia, Yunani, Romawi, dan sistem bilangan Hindu-Arab yang digunakan saat ini. Dokumen tersebut juga membedakan antara konsep bilangan yang bersifat abstrak dengan angka sebagai lambang bil
Makalah ini membahas sejarah perkembangan matematika dari zaman prasejarah hingga sekarang. Pertama, matematika berkembang di peradaban-peradaban kuno seperti Mesopotamia, Mesir, Yunani, Cina, dan India, dengan kontribusi seperti sistem bilangan seksagesimal, geometri, aljabar, dan kalkulus. Kedua, matematika berkembang lebih lanjut pada zaman pertengahan di bawah pengaruh Islam. Ketiga, perkemb
Observasi Sekolah - Manajemen KeuanganHelvyEffendi
Administrasi pendidikan adalah serangkaian kegiatan pengelolaan sumber daya manusia, material, dan waktu dalam suatu lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara terencana dan sistematis."
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan, pemilihan, pengembangan, dan evaluasi media pembelajaran. Secara garis besar, dibahas mengenai perlunya merencanakan media sebelum pemilihan, dasar dan kriteria yang diperlukan dalam memilih media, tahapan pengembangan media, serta proses evaluasi untuk mengetahui efektivitas media.
Laporan ini membahas implementasi metode simpleks untuk memaksimalkan keuntungan produksi puding coklat lumer dengan memodelkan masalahnya kedalam program linear. Metode ini digunakan untuk menentukan kuantitas produksi optimal."
Dokumen tersebut membahas tentang hubungan antara primal dan dual dalam linear programming. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa setiap masalah primal memiliki masalah dual terkait, dan solusi optimum primal memberikan solusi optimum dual. Dokumen juga memberikan contoh untuk memahami bentuk standar primal dan dual.
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip belajar matematika dan klasifikasi teori belajar. Secara ringkas, dibahas mengenai beberapa prinsip belajar seperti prinsip sadar tujuan, perhatian, motivasi, latihan, serta klasifikasi teori belajar menurut conditioning theory, connection theories, dan insightful learning.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang pengertian himpunan dan berbagai cara penyajian himpunan, meliputi enumerasi, simbol-simbol baku, notasi pembentuk kata, dan diagram Venn."
1. The document discusses the distributive property in mathematics, which states that for all real numbers a, b, and c, a(b + c) = ab + ac and a(b - c) = ab - ac.
2. It also explains that the distributive property can be extended to division, as long as the denominators are not equal to zero. For example, (ab - ac)/a = b - c.
3. An example is provided to demonstrate using the distributive property to simplify expressions such as a(b + c) and (ab - ac)/a when a = 5, b = 2, and c = 3.
Dokumen ini membahas tentang ilmu sosial dan budaya dasar. Terdiri dari definisi budaya menurut para ahli, fungsi budaya, studi kasus tentang budaya asing, pengklaiman budaya oleh negara lain, dan budaya kekerasan. Dokumen ini memberikan gambaran tentang konsep dasar budaya dan beberapa isu terkait budaya.
Sejarah perkembangan kalkulus dan konsep konsep keterkaitanHelvyEffendi
Dokumen ini membahas sejarah perkembangan kalkulus dari zaman kuno hingga modern, termasuk para penemu utamanya seperti Archimedes, Newton, Leibniz, dan Riemann. Konsep-konsep kalkulus yang dibahas meliputi turunan, integral, dan notasi-notasi yang berkaitan.
Geometri analitik, mtk abad 17 ppt.pptxHelvyEffendi
Geometri analitik dan matematika abad ke-17 mengalami perkembangan penting meliputi penemuan sistem koordinat kartesius oleh Descartes dan kontribusi Fermat, Huygens, Roberval, dan de la Hire dalam geometri projektif dan kalkulus awal.
Dokumen tersebut membahas tentang aksioma-aksioma dan teorema-teorema dalam geometri netral. Geometri netral tidak memperhatikan pastulat kesejajaran dari geometri Euclides sehingga disebut geometri absolut. Dokumen tersebut menjelaskan 5 aksioma dan 4 teorema dasar dalam geometri netral seperti aksioma kesamaan panjang garis dan sudut, teorema jumlah sudut segitiga kurang 1800, dan teorema jumlah sudut segitiga siku
Dokumen tersebut membahas tentang geometri hiperbolik dan teori-teorinya. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa geometri hiperbolik berbeda dengan geometri Euclid karena menggunakan postulat kesejajaran negatif Euclid. Geometri hiperbolik juga memungkinkan adanya segitiga dengan jumlah sudut kurang dari 180 derajat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas tentang alat-alat laboratorium kimia dan cara penggunaannya dalam praktikum, (2) Alat-alat laboratorium kimia yang dijelaskan meliputi gelas ukur, pipet, buret, tabung reaksi, dan lain-lain, (3) Diberikan pula penjelasan tentang fungsi dan cara penggunaan masing-masing alat laboratorium.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Sistem numerasi
1. 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada mulanya di zaman purbakala banyak bangsa-bangsa yang bermukim sepanjang
sungai-sungai besar. Bangsa Mesir sepanjang sungai Nil di Afrika,, bangsa Hindu sepanjang
sungai Indus dan Gangga. Kata "matematika" diturunkan dari kata Yunani kuno, μάθημα
(mathema), yang berarti "mata pelajaran". Pada mulanya sejarah perkembangan matematika
berawaldari beberapa bangsa di dunia. Seperti Cina, Babilonia, Mesir, Arab, India dan lain-lain.
Sejarah menunjukkan bahwa permulaan Matematika berasal dari bangsa yang bermukim
sepanjang aliran sungai tersebut. Mereka memerlukan perhitungan, penanggalan yang bisa
dipakai sesuai dengan perubahan musim. Diperlukan alat-alat pengukur untuk mengukur persil-
persil tanah yang dimiliki. Peningkatan peradaban memerlukan cara menilai kegiatan
perdagangan, keuangan dan pemungutan pajak. Untuk keperluan praktis itu diperlukan bilangan-
bilangan.
Sistem numerasi selalu berkembang selama berabad-abad dari masa ke masa hingga saat
ini, kita tidak dapat pungkiri bahwa pendidikan matematika sangat di perlukan dan telah
merupakan kebutuhan dasar bagi setiap kehidupan manusia dan masyarakat, manusia
membutuhkan matematika dalam perhitungan sederhana, yaitu khususnya dalam bidang
perdagangan, menjual dan membeli suatu barang, dan semakin lama semakin
meningkat sehingga manusia perlu mengembangkan sistem numerasi.
Di dalam kehidupan sehari-hari kita akan selalu bertemu yang namanya bilangan karena
bilangan selalu dibutuhkan baik dalam teknologi, sains,ekonomi,ataupun dalam dunia musik,
filosofi, dan hiburan serta aspek kehidupan lainnya. Adanya bilangan membantu manusia untuk
melakukan banyak perhitungan, termasuk perhitungan pertanian, dan perdagangan. Dan kegiatan
keuangan lainnya, selengkapnya akan kita bahas dalam makalah ini.
2. 2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Sistem Numerasi ?
2. Apa saja konsep yang digunakan dalam Sistem Numerasi ?
3. Bagaimana sejarah Peradaban dalam Sistem Numerasi ?
4. Negara yang terlebih dahulu mengenal Sistem Numerasi?
5. Apa saja Sistem Numerasi yang masih digunakan hingga sekarang ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Memberikan pemahaman mengenai penegrtian Sistem Numerasi.
2. Mengetahui konsep-konsep yang digunakan dalam Sistem Numerasi.
3. Memberikan pengetahuan tentang sejarah Peradaban Sistem Numerasi.
4. Dapat mengetahui Sistem Numerasi yang digunakan hingga sekarang.
3. 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Numerasi
Sistem numerasi adalah sekumpulan lambang dan aturan pokok untuk menuliskan bilangan.
Lambang yang menyatakan suatu bilangan disebut numeral/ lambang bilangan. Lambang yang
menyatakan suatu bilangan disebut numeral.
Menurut sejarah ketika manusia mulai mengenal tulisan (zaman sejarah) dan melakukan
kegiatan membilang atau mencacah, mereka bingung bagaimana memberikan lambang bilangannya.
Sehingga kemudian dibuatlah suatu sistem numerasi yaitu sistem yang terdiri dari numerial (lambang
bilangan/angka) dan number (bilangan). Sistem numerasi adalah aturan untuk
menyatakan/menuliskan bilangan dengan menggunakan sejumlah lambang bilangan.
Bilangan sendiri itu adalah ide abstrak yang tidak didefinisikan. Setiap Bilangan mempunyai
banyak lambang bilangan. Satu lambang bilangan menggambarkan satu bilangan. Setiap bilangan
mempunyai banyak nama. Misalnya bilangan 125 mempunyai nama bilangan seratus dua puluh lima.
terdiri dari lambang bilangan 1, 2, dan 5.
2.2 Konsep dalam Sistem Numerasi
Beberapa konsep yang digunakan dalam sistem numerasi adalah:
1. Aturan Aditif : Tidak menggunakan aturan tempat dan nilai dari suatu lambang didapat dari
menjumlah nilai lambang-lambang pokok. Simbolnya sama nilainya sama dimanapun letaknya
2. Aturan pengelompokan sederhana : Jika lambang yang digunakan mempunyai nilai-nilai n0
, n1
,
n2
,… dan mempunyai aturan aditif
3. Aturan tempat : Jika lambang-lambang yang sama tetapi tempatnya beda mempunyai nilai yang
berbeda
4. Aturan Multiplikatif : Jika mempunyai suatu basis (misal b), maka mempunyai lambang-lambang
bilangan 0,1,2,3,..,b-1 dan mempunyai lambang untuk b2
, b3
, b4
,.. dan seterusnya.
4. 4
2.3 Peradaban Sistem Numerasi
2.3.1 Sistem NumerasiMesir Kuno (±3000 SM)
Menurut sejarah, bangsa Mesir adalah termasuk bangsa yang berkebudayaan tinggi. Hal
ini dapat diketahui dari bangunannya yang sangat besar, misalnya bangunan piramida, sphink
dan yang terkenal dengan obelisk. Tentu saja bangunan tersebut dibuat oleh tangan-tangan
manusia yang sangat cerdas, karena hanya bangsa yang berkebudayaan tinggi yang mampu
menciptakan bangunan yang megah.
Teks seperti Papirus Matematika Rhind dan Papirus Matematika Moscow menunjukkan
bahwa bangsa Mesir Kuno dapat menghitung empat operasi matematika dasar — penambahan,
pengurangan, pengalian, dan pembagian — menggunakan pecahan, menghitung volume kubus
dan piramid, serta menghitung luas kotak, segitiga, lingkaran, dan bola. Mereka memahami
konsep dasar aljabar dan geometri, serta mampu memecahkan persamaan simultan.
Papirus Matematika Moscow
Papirus Matematika Rhind
Bangsa Mesir kuno menggunakan sistem angka sejak dinasti pertama, sekitar 2850 SM.
Lambang-lambang sistem Mesir kuno disebut dengan hieroglyphcs, Angka Mesir
menggunakan bilangan dasar desimal atau berbasis 10. Untuk bilangan 1 diwujudkan dalam
bentuk tongkat l sampai dengan angka 9 tetap menggunakan 9 batang/tongkat. Tetapi, angka 10
mempunyai lambang khusus (tulang tumit). Angka 100 mempunyai bentuk lambang (spiral).
Angka 100 hingga 900 tetap menggunakan lambang yang sama(spiral) sebanyak 9 buah.
Bilangan 1000 menggunakan lambang (bunga teratai). Bilangan 10000 dinyatakan
dengan (jari telunjuk), sedangkan 100000 dinyatakan dengan lambang (burung). Angka
1000000 dinyatakan oleh (orang keheranan), sedangkan 10000000 dinyatakan oleh
lambang (matahari terbit).
5. 5
Satu perbedaan mendasar antara sistem angka Romawi dan Mesir adalah pada sistem
angka Mesir, posisi/tempat lambang tidak penting. Maksudnya, lambang dasar mempunyai arti
yang sama tanpa menghiraukan/memperhatikan posisinnya dalam angka.
Contoh tulisan bilangan 276 dalam hieroglyphcs terlihat pada batu ukiran dari Karnak,
berasal dari sekitar 1500 SM. Hieroglif tidak tetap sama sepanjang dua ribu tahun atau lebih
dari peradaban Mesir kuno. Peradaban ini dipecah menjadi tiga periode berbeda :
1. Kerajaan tua – sekitar 2700 SM sampai 2200 SM.
Bukti dari penggunaan matematika di Kerajaan tua adalah langka, tapi dapat
disimpulkan dari contoh catatan pada satu tembok dekat mastaba di Meidum yang
memberikan petunjuk untuk kemiringan lereng dari mastaba. Garis pada diagram
diberi jarak satu cubit dan memperlihatkan penggunaan dari unit dari pengukuran.
2. Kerajaan Tengah – sekitar 2100 SM sampai 1700 SM
Dokumen matematis paling awal yang benar tertanggal antara dinasti ke-12. Papirus
Matematis Rhind yang tertanggal pada Periode Perantara (1650 SM) berdasarkan satu teks
matematis tua dari dinasti ke-12. Papyrus Matematis Moscow dan papyrus Matematis
Rhind adalah teks masalah matematis. Terdiri dari satu koleksi masalah dengan solusi.
Teks ini mungkin telah ditulis oleh seorang guru atau satu murid yang terlibat dalam
pemecahan masalah matematika.
3. Kerajaan Baru – sekitar 1600 SM sampai 1000 SM
Selama Kerajaan Baru masalah matematis disebutkan pada Papyrus Anastasi 1, dan
Wilbour Papyrus dari waktu Ramesses III mencatat pengukuran lahan. Angka hieroglif
agak berbeda dalam periode yang berbeda, namun secara umum mempunyai gaya serupa.
Sistem bilangan lain yang digunakan orang Mesir setelah penemuan tulisan di papirus,
terdiri dari angka hieratic, dimana setiap bilangan mempunyai satu lambang yang berbeda,
jadi tidak ada pengulangan. Mereka mengembangkan lambang sampai dengan , yang
mempunyai banyak sekali lambang.
Astronished man ( orang astronis )
1) Vertical staff
2) HeelBone ( tulang lutut )
3) Scrool ( gulungan surat )
4) Lotus flower ( bunga teratai)
5) Pointing finger ( telunjuk )
6) Polliwing / burbot ( berusu )
6. 6
Aturan-aturan penulisan sistem numerasi Mesir Kuno :
a. Belum mengenal lambang nol.
b. Belum menggunakan sistem nilai tempat (untuk penulisannya bebas).
c. Menggunakan sistem aditif, yaitu nilai dari bilangan sama dengan jumlah nilai dari
setiap lambang yang digunakan dan nilai dari lambang yang sama adalah sama
meskipun letaknya berbeda.
d. Menggunakan sistem pengelompokkan sederhana, yaitu jika lambang-lambang yang
digunakan mempunyai nilai-nilai 1,n,n2
,n3
,….dan bersifat aditif. Sistem Mesir Kuno
mempunyai nilai-nilai 1,10,102
,103
,..dan bersifat aditif.
2.3.2 Sistem NumerasiBabilonia (±2000 SM)
Pada masa itu orang menulis angka-angka dengan sepotong kayu pada tablet yang terbuat
dari tanah liat (clay tablets). Tulisan atau angka Babilonia sering disebut sebagai tulisan paku
karena berbentuk seperti paku. Orang Babilonia menuliskan huruf paku menggunakan tongkat
yang berbentuk segitiga yang memanjang (prisma segitiga) dengan cara manekankannya pada
lempengan tanah yang masih basah sehingga dihasilkan cekungan segitiga yang meruncing
menyerupai gambar paku. Pertama kali orang yang mengenal bilangan 0 (nol) adalah
Babylonian.
Sistem angka babilonia (sekitar 2400 SM) disebut juga sistem sexagesimal, karena
menggunakan basis 60 yang diambil dari Sumeria. Sexagesimal masih ada sampai saat ini,
dalam bentuk derajat, menit, dan detik di dalam trigonometri dan pengukuran waktu yang
merupakan warisan budaya Babilonia.
Sistem Numerasi
Mesir Kuno
7. 7
Berbeda dengan sistem Mesir kuno, sistem Babilonia mengutamakan posisi. Untuk
bilangan lebih dari 60, lambang mendahului lambang , dan sebarang lambang di sebelah kiri
mempunyai nilai 60 kali nilai hasilnya.
Sistem angka babilonia tidak memiliki angka nol, mereka menggunakan spasi untuk
menandai tidak adanya angka dalam nilai tempat tertentu.
Ciri-ciri Sistem NumerasiBabilonia :
1. Menggunakan basis 60.
2. Menggunakan nilai tempat.
3. Simbol-simbol yang digunakan adalah ▼ dan <.
4. Tidak mengenal simbol 0 (nol).
2.3.3 Sistem NumerasiYunani Kuno (±600 SM)
Zaman keemasan bangsa yunani kuno diperkirakan terjadi pada tahun 600 S.M Bangsa
Yunani telah mengenal huruf dan angka yang ditandai dengan tulisan-tulisan bangsa Yunani
pada kulit kayu atau logam sehingga bentuk tulisannya pun terlihat kaku dan kuat. Pada zaman
itu banyak bermunculan ahli-ahli matematika dari Yunani beserta temuan teorinya, seperti
Euclides, Archimides, Appollonius.
Sistem
Numerasi
Babilonia
8. 8
a. Yunani kuno attik
Sistem numerasi ini berkembang sekitar abad 300 S.M. dan dikenal sebagai angka
acrophonic karena simbol berasal dari huruf pertama dari kata-kata yang mewakili simbol:
lima, puluhan, ratusan, ribuan dan puluh ribuan. Tulisan ini ditemukan di daerah
reruntuhan Yunani yang bernama Attika. Sistem numerasi attik dilambangkan sederhana,
dimana angka satu sampai empat dilambangkan dengan lambang tongkat.
Lambang-lambang lain yang mendasari sistem ini, yaitu:
1 Ι
10 Δ [Deka]
100 Η [Hɛkaton]
1000 Χ [K ʰ ilioi / k ʰ ilias]
10000 Μ[Myrion]
Aturan Penulisan:
Dalam sistem numerasi ini, lambang nol belum ada. Sistem numerasi ini adalah
sistem numerasi aditif dan multiplikatif. Multiplikatif terlihat pada penggunaan lambang
dimana setiap lambang dasar yang sama dapat disingkat dengan menggunakan lambang
tersebut.
Contoh Penulisan Multiplikatif :
23 = Δ ΔIII
45 = Δ Δ Δ Δ┌
50 = Δ Δ Δ Δ Δ atau éΔ
120 = H Δ Δ
1234 = XHH Δ Δ ΔIIII
43210 =MMMMXXX HH Δ
b. Yunani kuno alfabetik
Digunakan setelah S.N. Yunani kuno attic, Kira-kira tahun 450 SM. bangsa
Ionia dari Yunani telah mengembangkan suatu sistem angka, yaitu alphabet Yunani
sendiri yang terdiri dari 27 huruf. Bilangan dasar yang mereka pergunakan adalah 10.
Lambang yang digunakan dalam Sistem Numerasi Yunani Kuno Alfabetik
1 = α alpha 10 = ι iola 100 = ρ rho
2 = β beta 20 = κ kappa 200 = σ sigma
3 = γ gamma 30 = λ lambda 300 = τ tau
4 = δ delta 40 = μ mu 400 = υ upsilon
5 = ε epsilon 50 = ν nu 500 = φ phi
9. 9
6 = ζ obselet digamma 60 = ξ xi 600 = χ chi
7 = ι zeta 70 = ο omicron 700 = ψ psi
8 = η eta 80 = π pi 800 = ω omega
9 = θ theta 90 = ά obselet koppa 900 = Ў obselet sampi
Aturan penulisan Sistem Yunani Kuno Alfabetik
Bilangan yang terdiri dari 2 (dua) digit caranya dengan menjumlahkan angka puluhan
dengan angka satuan.
Contoh:
19 = 10 + 9 =
iv23 = 20 + 3 =
78 = 70 + 8 =
Bilangan yang terdiri dari 3 (tiga) digit caranya dengan menjumlahkan angka ratusan
dengan angka puluhan dengan angka satuan.
Contoh:
174 = 100+70+4 =
448 = 400+40+8 =
789 = 700+80+9 =
Bilangan yang terdiri dari 4 (empat) digit atau ribuan, dengan cara membubuhi tanda
aksen (‘).
Contoh:
1000 = ’
3734 = ’
1287 = ’
Bilangan yang terdiri dari 5 (lima) digit atau lebih, dengan menaruh angka yang
bersangkutan di atas tanda M.
Contoh:
23734 = β M’
231578 = M’
10. 10
2.3.4 Sistem NumerasiMaya (±300 SM)
Peradaban Maya telah menetap di wilayah Amerika Tengah dari sekitar 2000 SM,
meskipun yang disebut sebagai Periode Klasik membentang dari sekitar 250 SM sampai 900
SM. Tulisan atau angka yang dikembangkan bangsa Maya bentuknya sangat aneh, berupa
bulatan lingkaran kecil dan garis-garis. Hal ini tentu dipengaruhi oleh alat tulis yang dipakai,
yaitu tongkat yang penampangnya lindris (bulat),sehingga dengan cara manusukkan tongkat ke
tanah liat akan berbekas lingkaran atau dengan meletakkan tingkat mereka sehingga berbekas
aris.
Aturan penulisan sistem Numerasi Maya :
a. Telah mengenal lambang nol.
b. Menggunakan basis 20.
c. Ditulis secara tegak.
d. Untuk menyatakan 180, bilangan 180 ditulis sebagai kelipatan dari 9,yaitu (9x20) + 0.
Suku Maya menyusun angka mereka untuk menandakan nilai tempat berbeda.
Jumlah 31.781.148 adalah nilai dalam basis 10. Angka yang ditulis dengan ringkas dalam
sistem Maya yaitu 11.0.14.0.17.8 dimana angka yang ditulis adalah angka untuk nilai tempat.
Ada dua kelebihan dengan menggunakan sistem ini, yaitu:
1. Mudah menunjukkan angka yang lebih besar.
2. Aritmatikanya mudah untuk diselesaikan oleh orang.
Sistem Numerasi Yunani
Kuno
Lambang Alfabetik
11. 11
Contoh :
1. Bagaimana cara menulis angka 258.458 ?
menulis 258.458 dalam bilangan Maya
1(20)4
= 160.000
12(20)3
= 96.000
6(20)2
= 2.400
2(20)1
= 40
18(20)0
= 18 +
258.458
2. 5 + 8 = 13 Tulislah menggunakan lambang Sistem Numerasi Maya !!
2.3.5 . Sistem NumerasiCina (±200 SM)
Sistem numerasi ini telah ada sejak tahun 200 S.M. Bangsa Cina menuliskan angka-
angkanya menggunakan alat tulis yang dinamakan pit dimana bentuknya menyerupai kuas.
Tulisannya berbentuk gambar atau piktografi yang mempunyai nilai seni tinggi.
Sistem Numerasi
Maya
12. 12
2.3.6 Sistem NumerasiJepang-Cina (±200 SM)
Sistem numerasi ini telah ada sejak tahun 200 S.M. Bangsa Cina menuliskan angka-
angkanya menggunakan alat tulis yang dinamakan pit dimana bentuknya menyerupai kuas.
Tulisannya berbentuk gambar atau piktografi yang mempunyai nilai seni tinggi. Sistem angka
Cina disebut dengan sistem “batang”, mempunyai nilai tempat, berkembang sekitar 213 SM.
Bangsa Cina menggunakan tiga sistem penomoran, yaitu: sistem Hindu-Arab, dan dua lainnya
menggunakan penomoran bilangan setempat (disebut Daxie) yang dibedakan untuk keperluan
komersil dan financial demi menghindari pemalsuan.
Adapun Jepang, juga menggunakan sistem angka Cina, meskipun berbeda dalam
pelafalannya. Setelah kekaisaran Jepang mulai dipengaruhi Eropa, sistem angka Arab mulai
digunakan. Pada sistem bilangan bahasa Jepang, angka dibagi menjadi kelompok 4 digit. Jadi
bilangan seperti 10.000.000 (sepuluh juta) sebetulnya dibaca sebagai 1000.0000 (seribu puluh-
ribu). Hanya saja, karena pengaruh dunia barat angka selalu ditulis dengan pengelompokan 3
digit gaya barat.
Sistem Numerasi
Cina
13. 13
2.3.7 Sistem NumerasiRomawi (±100 SM)
Bangsa Romawi menggunakan angka-angka untuk perhitungan - perhitungannya.
Lambang bilangan Romawi ditulis menggunakan huruf besar yang sejalan dengan pemikiran
orang-orang Yunani. Pada zaman dahulu kala orang Romawi Kuno menggunakan penomeran
tersendiri yang sangat berbeda dengan sistem penomeran pada jaman seperti sekarang. Angka
romawi hanya terdiri dari 7 nomor dengan simbol huruf tertentu di mana setiap huruf
melangbangkan / memiliki arti angka tertentu.
Sistem angka Romawi berkembang sekitar permulaan tahun 100 Masehi, yang memiliki
beberapa lambang dasar yaitu l, V, X, L, C, D, dan M yang masing-masing menyatkan bilangan
1, 5, 10, 50, 100, 500, dan 1000. Sistem ini merupakan adaptasi dari angka Etruscan.
Penggunaan angka Romawi bertahan sampai runtuhnya kekaisaran Romawi, sekitar abad ke-
14, dan kemudian sebagian besar digantikan oleh sistem Hindu-Arab.
Berikut ini simbol Sistem Numerasi Romawi :
I =1, I disebut UNUS
V =5 , V disebut QUINQUE
X =10, X disebut DECEM
14. 14
L =50, L disebut QUINQUAGINTA
C =100, C disebut CENTUM
M =1000
1. Penjumlahan, jika lambang pada bagian kanan menyatakan bilangan yang lebih kecil.
2. Pengurangan, jika lambang pada bagian kiri menyatakan bilangan yang lebih kecil.
Contoh :
CX = 100+10 = 110 (dari kiri ke kanan nilainya menurun,jadi dijumlahkan)
XC = 100-10 = 90 (dari kiri ke kanan nilainya naik,jadi dikurangkan)
Adapun aturan resmi penggunaan huruf yang lain adalah sebagaiberikut :
1) Huruf pengurangan hanyalah pangkat sepuluh, seperti l, X, dan C.
2) Kurangkan hanya satu huruf dari sebuah angka tunggal.
3) Jangan mengurangkan huruf dari huruf yang besarnya lebih dari sepuluh kali.
4) Aturan yang berlaku di Mesir, empay ditulis IV dan bukan IIII
5) Selama tahun pertengahan, angka Romawi N digunakan sebagai lambang “nullae” yang
menyatakan nol.
2.3.8 Sistem NumerasiHindu – Arab ( 300 SM – 750 M)
Menurut sejarahnya, sistem ini bermula dari India sekitar tahun 300 SM, belum
menggunakan nilai tempat dan belum mempunyai lambang nol. Mereka mulai menggunakan
sistem nilai tempat diperkirakan terjadi pada tahun 500 M. Sistem numerasi Hindu-Arab
menggunakan sistem nilai tempat dengan basis 10 yang dipengaruhi oleh banyaknya jari
Sistem Numerasi Romawi
15. 15
tangan, yaitu 10. Berasal dari bahasa latin decem yang artinya sepuluh, maka sistem numerasi
ini sering disebut sebagai sistem desimal. Tidak diketahui pastinya kapan dan di mana
dimulainya lambang nol digunakan, hanya ada beberapa dugaan bahwa lambang nol ini berasal
dari Babylonia lewat Yunani.
Sistem angka Hindu-Arab ini mempunyai sifat:
Menggunakan sepuluh lambang dasar yang disebut angka yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Bilangan yang lebih dari sepuluh dinyatakan dalam perpangkatan dari 10
Mempunyai nilai tempat
Bersifat aditif
Contoh :
3534 = 3(10)3
+ 5(10)2
+ 3(10) + 4
Sistem numerasi Hindu-Arab ini juga disebut dengan sistem numerasi desimal
(Ruseffendi, 1984). Dan menurut Troutman & Lichtenberg (1991) sistem numerasi Hindu-Arab
ini mempunyai karakteristik :
1) Menggunakan sepuluh macam angka yaitu 0 sampai dengan 9;
2) Menggunakan sistem bilangan dasar sepuluh.
3) Menggunakan sistem nilai tempat.
4) Menggunakan sistem penjumlahan dan perkalian.
Sistem numerasi Hindu-Arab adalah sistem nilai kedudukan atau sistem nilai tempat. Nilai
kedudukan dalam sistem ini berbasis 10, sepertiditunjukkan dibawah :
Perlu diperhatikan bahwa meski pun angka 3 muncul dua kali, tetapi tempatnya berbeda,
maka nilainya juga berbeda. Nilai 3 yang pertama adalah 3000 sedangkan nilai 3 berikutnya 30.
Beberapa pengembangan bilangan yang menggunakan sistem angka Hindu-Arab dikemukakan
sebagai berikut :
a. Sistem angka desimal
Sistem angka Hindu-Arab menggunakan 10 lambang dasar. Karena sistem ini
berdasarkan pada sistem basis 10, sehingga dikenal dengan sistem desimal (decimal
system). Kata “desimal” berasal dari kata Latin “decem” yang artinya sepuluh. Lambang
dasar yang digunakan dalam sistem ini adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Dalam sistem ini,
penempatan suatu angka dalam suatu deretan angka menentukan nilainya.
Bilangan yang lebih besar dari 1 dipisahkan dari bilangan yang lebih kecil dari 1
(pecahan)olah tanda desimal yaitu koma (,). Di sebelah kiri koma, angka pertama bernilai
16. 16
sebesar angka itu sendiri, angka berikutnya bernilai sepuluh kalinya, angka berikutnya
bernilai seratus kalinya, dan seterusnya. Di sebelah kanan koma desimal, angka pertama
bernilai sepersepuluh angka itu sendiri, angka berikutnya seperseratusnya,dan seterusnya.
Dalam penulisan 103
, bilangan 3 adalah “pangkat” dan merupakan cara lain untuk
mengemukakan 10 10 10 atau 1000. Demikian pula pangkat negative digunakan untuk
menuliskan pecahan desimal, yakni 10-3
berarti (1/103
) atau 1/1000 atau 0,001.
Dalam sistem pangkat muncul pertanyaan tentang arti 100
(sepuluh berpangkat nol).
Dari deretan bilangan, tampak bahwa 100
ada di antara 101
dan 10-1
atau di antara 10 dan
1/10, dan ditetapkan sama dengan satu. Akhirnya, setiap bilangan, kecuali nol, ditetapkan
sama dengan satu.
b. Sistem angka non-desimal
Kenyataan bahwa sistem perhitungan kita sekarang yaitu sistem angka desimal
mungkin disebabkan karena banyaknya jari kira sepuluh. Seandainya manusia dilengkapi
dengan dua belas jari tangan, kemungkinan sistem angka dengan dasar dua belaslah yang
digunakan. Tetapi tidaklah sulit untuk membuat sistem angka Hindu-Arab untuk suatu
bilangan cacah lebih dari satu. Sebagai contoh, pada suatu sistem septimal, dengan dasar
tujuh yang digunakan, angka 432,516 mempunyai arti yang sama dengan sistem desimal,
kecuali bahwa pangkat dari tujuh yang digunakan, bukan pangkat dari sepuluh. Angka
nondesimal dapat diidentifikasikan dengan memperhatikan indeksnya (subscrip). Sebagai
contoh, 3457 adalah suatu angka septimal (basis tujuh).
Sistem Numerasi Hindu-Arab
17. 17
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pengertian Sistem Numerasi
Sistem numerasi adalah sekumpulan lambang dan aturan pokok untuk menuliskan
bilangan. Lambang yang menyatakan suatu bilangan disebut numeral/ lambang
bilangan. Lambang yang menyatakan suatu bilangan disebut numeral.
2. Konsep yang digunakan dalam Sistem Numerasi
Beberapa konsep yang digunakan dalam sistem numerasi adalah:
Aturan Aditif : Tidak menggunakan aturan tempat dan nilai dari suatu lambang didapat dari
menjumlah nilai lambang-lambang pokok. Simbolnya sama nilainya sama dimanapun
letaknya
Aturan pengelompokan sederhana : Jika lambang yang digunakan mempunyai nilai-nilai n0
,
n1
, n2
,… dan mempunyai aturan aditif
Aturan tempat : Jika lambang-lambang yang sama tetapi tempatnya beda mempunyai nilai
yang berbeda
Aturan Multiplikatif : Jika mempunyai suatu basis (misal b), maka mempunyai lambang-
lambang bilangan 0,1,2,3,..,b-1 dan mempunyai lambang untuk b2
, b3
, b4
,.. dan seterusnya.
3. Peradaban Sistem Numerasi
a. Sistem NumerasiMesir Kuno (±3000 SM)
Kerajaan tua – sekitar 2700 SM sampai 2200 SM.
Kerajaan Tengah – sekitar 2100 SM sampai 1700 SM.
Kerajaan Baru – sekitar 1600 SM sampai 1000 SM.
b. Sistem NumerasiBabilonia (±2000 SM)
c. Sistem Yunani Kuno (±600 SM)
Yunani kuno attik
Yunani kuno alfabetik
d. Sistem NumerasiMaya (±300 SM)
e. Sistem NumerasiCina (±200 SM)
f. Sistem NumerasiJepang-Cina (±200 SM)
18. 18
g. Sistem NumerasiRomawi (±100 SM)
h. Sistem NumerasiHindu – Arab ( 300 SM – 750 M)
4. Sistem Numerasiyang masih digunakan hingga sekarang.
Sistem NumerasiRomawi (±100 SM)
Sistem NumerasiHindu – Arab ( 300 SM – 750 M)
3.2 Saran
Mengingat keterbatasan sumber literatur penulis, maka untuk keakuratan data sejarah yang
diperoleh, disarankan kepada pembaca juga memiliki sumber literatur lain yang lebih valid, diluar
sumber bacaan yang kami sajikan. Untuk itu, kami meminta kritik dan saran kepada para pembaca
untuk menyempurnakan makalah ini dan tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih.
Demikian makalah ini kami buat, kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan.
Guna perbaikan makalah berikutnya. Dan semoga makalah ini berguna untuk kita semua. Aamiin.