SlideShare a Scribd company logo
HUBUNGAN
DUALITAS
HELVY | DEBY | JUMRIANI |
RIZKI | ANITA | CAROLINE
D U A L I T A S
Ditinjau dari teori dan praktek, maka dualitas merupakan konsep linear programming yang
penting dan menarik. Ide dasar dari teori dualitas adalah bahwa setiap persoalan linear
programming mempunyai suatu linear program yang berkaitan yang disebut “dual”. Sehingga
solusi dari persoalan asli LP (primal), juga memberikan solusi pada dualnya.
“ “
Secara sistematis, dualitas merupakan alat bantu masalah LP, yang secara langsung didefinisikan dari
persoalan aslinya atau dari model LP primal. Dalam kebanyakan perlakuan LP, dualitas sangat tergantung pada
primal dalam hal tipe kendala, variable keputusan dan kondisi optimum. Oleh karena itu dalam kenyataannya
teori dualitas secara tegas tidak diharuskan penggunaannya.
Bentuk Umum
Berikut di tampilkan bentuk umum dari primal dan dual
Bentuk Primal
Fungsi Tujuan :
Maksimumkan/Minimumkan
𝑧 = ෍
𝑗=1
𝑛
𝐶𝑗𝑋𝑗
Fungsi pembatas:
෍
𝑗=1
𝑛
𝑎𝑖𝑗𝑋𝑗 ≤ 𝑎𝑡𝑎𝑢 ≥ 𝑎𝑡𝑎𝑢 = 𝑏𝑖
𝑋𝑗 ≥ 0; i = 1,2,3, … m
𝑗 = 1,2,3, … , 𝑛
Bentuk Dual
Fungsi Tujuan :
Minimumkan/Maksimumkan
𝐺 = ෍
𝑖=1
𝑚
𝑏𝑗𝑌𝑗
Fungsi pembatas:
෍
𝑗=1
𝑚
𝑎𝑖𝑗𝑌𝑗 ≤ 𝑎𝑡𝑎𝑢 ≥ 𝑎𝑡𝑎𝑢 = 𝐶𝑗
𝑌𝑗 ≥ 0; i = 1,2,3, … m
𝑗 = 1,2,3, … , 𝑛
PRIMA - DUAL
Menunjukkan hubungan Prima – dual
Primal
Dual
PRIMA - DUALMenunjukkan hubungan secara simetris dengan
ketentuan sebagai berikut:
Koefisien fungsi tujuan primal menjadi konstanta
ruas kanan dual
Konstanta ruas kanan primal menjadi koefisien
fungsi tujuan dual
Semua kolom primal menjadi kendala dual
01
02
03
Semua kendala primal menjadi variable keputusan
dual
04
Koefisien kendala dari variable primal menjadi
koefisien yang berkorespondensi dengan kendala
dual.
05
PRIMA - DUAL
Langkah – langkah dalam menentukan Dual Problem
dari suatu program linear (primal) yaitu:
b. Masalah min yang normal:
semua peubah non negative
dan semua kendala ≥
Lanjutan Empat
Pemrograman semula dinamakan Primal
Problem
Satu
Jika primal kasus maksimal,
maka dual kasus minimal
Dua
Jika primal kasus minimal,
maka dual kasus maksimal
TigaDibedakan dari tipe
permasalahan.
a. Masalah max yang normal:
semua peubah non negative
dan semua kendala ≤
Empat
PRIMA - DUAL
Contoh berikut memberikan gambaran yang lebih jelas
untuk memahami bentuk standar primal dual.
A C
Maksimum:
𝑍 = 5𝑥1 + 12 𝑥2 + 10𝑥3
Dengan Kendala:
1). 𝑥1 + 4𝑥2 + 𝑥3 ≤ 10
2). 2𝑥1 + 𝑥2 + 3𝑥3 ≤ 15
𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 ≥ 0
Bentuk Primal
Maksimum: 𝑍 = 5𝑥1 + 12 𝑥2 + 10𝑥3 + 0S1 + 0S2
Dengan kendala: 1). 𝑥1 + 4𝑥2 + 𝑥3+ 𝑆1 = 10
2). 2𝑥1 + 𝑥2 + 3𝑥3 + 𝑆2= 15
𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , 𝑆1 , 𝑆2 ≥ 0
Bentuk standar Primal
Minimum:
𝑊 = 10𝑦1 + 15 𝑦2
Dengan Kendala:
1) 𝑦1 + 2𝑦2 ≥ 5
2) 4𝑦1 + 𝑦2 ≥ 12
3) 𝑦1 + 3𝑦2 ≥ 10
𝑦1 ≥ 0
𝑦2 ≥ 0
Bentuk Dual
B
Contoh 1:
PRIMA - DUALContoh berikut memberikan gambaran yang lebih jelas
untuk memahami bentuk standar primal dual.
A C
Maksimum:
𝑍 = 5𝑥1 + 6 𝑥2
Dengan Kendala:
1) 𝑥1 + 2𝑥2 = 5
2) − 𝑥1 + 𝑥2 ≥ 3
3) 4𝑥1 + 7x2 ≤ 8
𝑥1 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎
𝑥2 ≥ 0
Bentuk Primal
Minimum:
𝑊 = 5𝑦1 + 3 𝑦2 + 8𝑦3
Dengan Kendala:
1) 𝑦1 − 𝑦2 + 4𝑦3 ≥ 5
2) − 𝑦1 + 𝑦2 − 4𝑦3 ≥ −5
3) 2𝑦1 + 5𝑦2 + 𝑦3 ≥ 6
𝑦2 ≥ 0
𝑦3 ≥ 0,
𝑦1 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎
Bentuk Dual
B
Contoh 2:
Maksimum: 𝑍 = 5𝑥3 − 5𝑥4 + 6𝑥2 + 0S1 + 0S2
Dengan kendala: 1). 𝑥3 − 𝑥4 + 2𝑥2 + = 5
2). −𝑥3 + 𝑥4 + 5𝑥2 − 𝑆1 = 3
Bentuk standar Primal
3) 4𝑥3 − 4𝑥4 + 7𝑥2 + 𝑆2 = 8
𝑥3 , 𝑥4 , 𝑥2 , 𝑆1 , 𝑆2 ≥ 0
Oleh karena variable 𝑥1 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎 (boleh positif atau negative), maka variable
tersebut diganti dengan dua variable yang berlainan, yaitu 𝑥1 = 𝑥3 − 𝑥4, dimana
𝑥3, 𝑥4 ≥ 0. Dengan demikian bentuk standar primal 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒐𝒉 𝟐 adalah:
PRIMA - DUAL
Contoh berikut memberikan gambaran yang lebih jelas
untuk memahami bentuk standar primal dual.
Dari dua contoh diatas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik dasar dari standar primal-dual adalah sebgai
berikut:
*) ketentuan dalam bentuk standar primal adalah semua konstanta ruas kanan kendala non-negative dan se
mua variable keputusan non negative.
Standar primal *) Dual
Fungsi tujuan Fungsi tujuan Kendala
Maksimum minimum ≥
Minimum Maksimum ≤
PRIMA - DUAL
Contoh soal
Untuk membahas hubungan antara prima – dual, akan digunakan contoh berikut:
Bentuk Primal
Minimum 𝑍 = 25𝑥1 + 168𝑥2
dengan kendala 1) 𝑥1 + 8𝑥2 ≥ 12.000
2) 𝑥1 + 6𝑥2 ≥ 10.000
𝑥1, 𝑥2, ≥ 0
Ubahdalambentukmatrix
Z=
1 8 12.000
1 6 10.000
25 168 1
Tranposematriksz
𝑍 𝑇
=
1 1 25
8 6 168
12.000 10.000 1
Bentuk Dual
Maximum 𝑊 = 12.000𝑦1 + 10.000𝑦2
dengan kendala 1) 𝑦1 + 𝑦2 ≤ 25
2) 8𝑦1 + 6𝑦2 ≤ 168
𝑦1, 𝑦2 ≥ 0
Dibuatbentukstandar
Bentuk standar:
𝑤 − 12.000𝑦1 − 10.000𝑦2 = 0
𝑦1 + 𝑦2 + 𝑆1 = 25
8𝑦1 + 6𝑦2 + 𝑆2 = 168
𝑦1, 𝑦2 ≥ 0
PRIMA - DUAL
Pembahasan soal
B W 𝒚 𝟏 𝒚 𝟐 𝑺 𝟏 𝑺 𝟐 NK
Indek
s
Ket
W 1 -12.000 −10.000 0 0 0
𝑆1 0 1 1 1 0 25 25
𝑆2 0 8 6 0 1 168 21
W 1 0 -1.000 0 1.500 252.000 12.000𝑟3 + 𝑟1
𝑆1 0 0 1/4 1 -1/8 4 16 −𝑟3 + 𝑟2
𝑌1 0 1 6/8 0 1/8 21 28
W 1 0 0 4.000 1.000 268.000 1.000𝑟2 + 𝑟1
𝑌2 0 0 1 4 -1/2 16
𝑌1 0 1 0 -3 1/2 9 −
6
8
𝑟2 + 𝑟3
Solusi optimum primal-dual dalam tabel adalah: 𝑦1 = 9 dan 𝑦2 = 16, dengan total W= 268.000
✓
PRIMA - DUAL
soal
Minimumkan : 𝑍 = 2𝑥1 + 𝑥2
Fungsi kendala : 𝑥1 + 5𝑥2 ≥ 10
𝑥1 + 3𝑥2 ≥ 6
2𝑥1 + 2𝑥2 ≥ 8
𝑥1 , 𝑥2 ≥ 0
Maksimumkan 𝑊 = 10𝑦1 + 6𝑦2 + 8𝑦3
Fungsi kendala : 𝑦1+ 𝑦2 + 2𝑦3 ≤ 2
5𝑦1 + 3𝑦2 + 2𝑦3 ≤ 1
Standar = 𝑊 − 10𝑦1 − 6𝑦2 − 8𝑦3
= 𝑦1 + 𝑦2 + 2𝑦3 + 𝑆1 = 2
= 5𝑦1 + 3𝑦2 + 2𝑦3 + 𝑆2 = 1
PRIMA - DUALsoal
Basis 𝑊 𝑦1 𝑦2 𝑦3 𝑆1 𝑆2 NK Indeks Ket.
𝑊 1 -10 -6 -8 0 0 0 0
𝑆1 0 1 1 2 1 0 2 2
𝑆2 0 5 3 2 0 1 1 Τ1 5
𝑊 1 0 0 -4 0 2 2 𝑟1 + 10𝑟3
𝑆1 0 0 Τ2 5 Τ8 5 1 Τ−1 5 Τ9 5 Τ9 8 𝑟2 − 𝑟3
𝑦2 0 1 Τ3 5 Τ2 5 0 Τ1 5 Τ1 5 Τ1 2
𝑊 1 10 6 0 0 4 4 𝑟1 + 4𝑟3
𝑆1 0 -4 -2 0 1 -1 1 𝑟2 − Τ8 5 𝑟3
𝑦3 0 Τ5 2 Τ3 2 1 0 Τ1 2 Τ1 2
Solusi optimum primal-dual dalam tabel adalah: 𝑦1 = 0, 𝑦2 = 0, 𝑑𝑎𝑛 𝑦3 = 1/2, dengan total W= 4
Primal-
Dual
Setelah model dual didefinisikan secara lengkap, dapat dikatakan bahwa
model dual dikembangkan dari model primal sepenuhnya. Hal tersebut
dapat berarti bahwa operasi simpleks tidak perlu dilakukan untuk
mengetahui informasi tentang dual karena solusi dual dapat ditentukan
dari solusi primal.
Solusi optimum primal memberikan informasi mengenai banyaknya
jumlah laba yang diperoleh, sedangkan solusi optimum dual yang juga
didapat dari solusi terhadap suatu masalah primal memberikan
informasi yang tidak kalah penting dalam pengambilan keputusan.
Bentuk dual akan memberikan informasi mengenai nilai-nilai sumber
yang biasanya merupakan pembatas dari suatu model sehingga dapat
membantu pengambilan keputusan dalam menentukan harga dari
sumber daya yang menjadi pembatas bagi tercapainya laba tersebut.
Kesimpulan
Thank you

More Related Content

What's hot

Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksReza Mahendra
 
metode simpleks maksimum (Program linear)
 metode simpleks maksimum (Program linear) metode simpleks maksimum (Program linear)
metode simpleks maksimum (Program linear)
Resti Amin
 
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Muhammad Ali Subkhan Candra
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linier
Izhan Nassuha
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
Edhy Suadnyanayasa
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
St. Risma Ayu Nirwana
 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Senat Mahasiswa STIS
 
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANGVARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Kelinci Coklat
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Arvina Frida Karela
 
Integral Garis
Integral GarisIntegral Garis
Integral Garis
Kelinci Coklat
 
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Kelinci Coklat
 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidang
okti agung
 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
Kelinci Coklat
 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Kelinci Coklat
 
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Kelinci Coklat
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Arif Windiargo
 
Metode Simpleks
Metode SimpleksMetode Simpleks
Metode Simpleks
hazhiyah
 

What's hot (20)

Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode Simpleks
 
metode simpleks maksimum (Program linear)
 metode simpleks maksimum (Program linear) metode simpleks maksimum (Program linear)
metode simpleks maksimum (Program linear)
 
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linier
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
 
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANGVARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
 
Integral Garis
Integral GarisIntegral Garis
Integral Garis
 
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidang
 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
 
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
 
Metode Simpleks
Metode SimpleksMetode Simpleks
Metode Simpleks
 

Similar to Dualitas- Program Linear

Sistem persamaan linear
Sistem persamaan linearSistem persamaan linear
Sistem persamaan linear
kusnadiyoan
 
Makalah Persamaan Diferensial
Makalah Persamaan DiferensialMakalah Persamaan Diferensial
Makalah Persamaan DiferensialIndah Wijayanti
 
METODE DULITAS_RISET OPERASI#6.pdf
METODE DULITAS_RISET OPERASI#6.pdfMETODE DULITAS_RISET OPERASI#6.pdf
METODE DULITAS_RISET OPERASI#6.pdf
DidinHafizudin
 
TRO 03.pdf
TRO 03.pdfTRO 03.pdf
TRO 03.pdf
KhoirilS1
 
program-linear program linear progr.pptx
program-linear program linear progr.pptxprogram-linear program linear progr.pptx
program-linear program linear progr.pptx
mulinda3
 
Sistem Persamaan Linear dua variable
Sistem Persamaan Linear dua variableSistem Persamaan Linear dua variable
Sistem Persamaan Linear dua variableMawar Defi Anggraini
 
Bahan ajar program linear
Bahan ajar program linearBahan ajar program linear
Bahan ajar program linear
Lalu Irpahlan
 
Big M Methode
Big M MethodeBig M Methode
Big M Methode
Sayed Umam
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
Diponegoro University
 
Metode Simpleks.ppt
Metode Simpleks.pptMetode Simpleks.ppt
Metode Simpleks.ppt
slotbandar21
 
Kartu soal matematika sma 11 - eka lismaya sari
Kartu soal matematika   sma 11 - eka lismaya sariKartu soal matematika   sma 11 - eka lismaya sari
Kartu soal matematika sma 11 - eka lismaya sari
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
ITP UNS SEMESTER 2 Riset operasi (materi kuliah)
ITP UNS SEMESTER 2 Riset operasi (materi kuliah)ITP UNS SEMESTER 2 Riset operasi (materi kuliah)
ITP UNS SEMESTER 2 Riset operasi (materi kuliah)Fransiska Puteri
 
Matematika Teknik Modul 2 b pd linier orde n homogen
Matematika Teknik Modul 2 b pd linier orde n homogenMatematika Teknik Modul 2 b pd linier orde n homogen
Matematika Teknik Modul 2 b pd linier orde n homogen
Prayudi MT
 
Kunci jawaban-un-matematika-paket-i
Kunci jawaban-un-matematika-paket-iKunci jawaban-un-matematika-paket-i
Kunci jawaban-un-matematika-paket-i
Dian Darmawanoptimis
 
Bab i-konsep-dasar-persamaan-diferensial
Bab i-konsep-dasar-persamaan-diferensialBab i-konsep-dasar-persamaan-diferensial
Bab i-konsep-dasar-persamaan-diferensial
L'vthf-i Ix-a
 
ppt-bilangan-bulat-smp-kelas 7.pptx
ppt-bilangan-bulat-smp-kelas 7.pptxppt-bilangan-bulat-smp-kelas 7.pptx
ppt-bilangan-bulat-smp-kelas 7.pptx
AgusSetyawan71
 
Persamaan Kuadrat
Persamaan KuadratPersamaan Kuadrat
Persamaan Kuadrat
Eman Mendrofa
 
Bab iv-persamaan-diferensial-linier
Bab iv-persamaan-diferensial-linierBab iv-persamaan-diferensial-linier
Bab iv-persamaan-diferensial-linier
Lutfi Daniel R
 
ppt-bilangan-bulat-smp.pptx
ppt-bilangan-bulat-smp.pptxppt-bilangan-bulat-smp.pptx
ppt-bilangan-bulat-smp.pptx
HelminaLobertaSihalo
 

Similar to Dualitas- Program Linear (20)

Sistem persamaan linear
Sistem persamaan linearSistem persamaan linear
Sistem persamaan linear
 
Makalah Persamaan Diferensial
Makalah Persamaan DiferensialMakalah Persamaan Diferensial
Makalah Persamaan Diferensial
 
METODE DULITAS_RISET OPERASI#6.pdf
METODE DULITAS_RISET OPERASI#6.pdfMETODE DULITAS_RISET OPERASI#6.pdf
METODE DULITAS_RISET OPERASI#6.pdf
 
TRO 03.pdf
TRO 03.pdfTRO 03.pdf
TRO 03.pdf
 
program-linear program linear progr.pptx
program-linear program linear progr.pptxprogram-linear program linear progr.pptx
program-linear program linear progr.pptx
 
Sistem Persamaan Linear dua variable
Sistem Persamaan Linear dua variableSistem Persamaan Linear dua variable
Sistem Persamaan Linear dua variable
 
Bahan ajar program linear
Bahan ajar program linearBahan ajar program linear
Bahan ajar program linear
 
Big M Methode
Big M MethodeBig M Methode
Big M Methode
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
 
Metode Simpleks.ppt
Metode Simpleks.pptMetode Simpleks.ppt
Metode Simpleks.ppt
 
Kartu soal matematika sma 11 - eka lismaya sari
Kartu soal matematika   sma 11 - eka lismaya sariKartu soal matematika   sma 11 - eka lismaya sari
Kartu soal matematika sma 11 - eka lismaya sari
 
ITP UNS SEMESTER 2 Riset operasi (materi kuliah)
ITP UNS SEMESTER 2 Riset operasi (materi kuliah)ITP UNS SEMESTER 2 Riset operasi (materi kuliah)
ITP UNS SEMESTER 2 Riset operasi (materi kuliah)
 
Matematika Teknik Modul 2 b pd linier orde n homogen
Matematika Teknik Modul 2 b pd linier orde n homogenMatematika Teknik Modul 2 b pd linier orde n homogen
Matematika Teknik Modul 2 b pd linier orde n homogen
 
Kunci jawaban-un-matematika-paket-i
Kunci jawaban-un-matematika-paket-iKunci jawaban-un-matematika-paket-i
Kunci jawaban-un-matematika-paket-i
 
Bab i-konsep-dasar-persamaan-diferensial
Bab i-konsep-dasar-persamaan-diferensialBab i-konsep-dasar-persamaan-diferensial
Bab i-konsep-dasar-persamaan-diferensial
 
ppt-bilangan-bulat-smp-kelas 7.pptx
ppt-bilangan-bulat-smp-kelas 7.pptxppt-bilangan-bulat-smp-kelas 7.pptx
ppt-bilangan-bulat-smp-kelas 7.pptx
 
Persamaan Kuadrat
Persamaan KuadratPersamaan Kuadrat
Persamaan Kuadrat
 
Bab iv-persamaan-diferensial-linier
Bab iv-persamaan-diferensial-linierBab iv-persamaan-diferensial-linier
Bab iv-persamaan-diferensial-linier
 
Kelas xii bab 7
Kelas xii bab 7Kelas xii bab 7
Kelas xii bab 7
 
ppt-bilangan-bulat-smp.pptx
ppt-bilangan-bulat-smp.pptxppt-bilangan-bulat-smp.pptx
ppt-bilangan-bulat-smp.pptx
 

More from HelvyEffendi

Observasi Sekolah - Manajemen Keuangan
Observasi Sekolah - Manajemen KeuanganObservasi Sekolah - Manajemen Keuangan
Observasi Sekolah - Manajemen Keuangan
HelvyEffendi
 
Potensi Wilayah Pesisir Untuk Pengembangan dan Kearifan Lokal
Potensi Wilayah Pesisir Untuk Pengembangan dan Kearifan LokalPotensi Wilayah Pesisir Untuk Pengembangan dan Kearifan Lokal
Potensi Wilayah Pesisir Untuk Pengembangan dan Kearifan Lokal
HelvyEffendi
 
Media Pembelajaran
Media PembelajaranMedia Pembelajaran
Media Pembelajaran
HelvyEffendi
 
Jenis dan pengembangan media pembelajaran
Jenis dan pengembangan media pembelajaranJenis dan pengembangan media pembelajaran
Jenis dan pengembangan media pembelajaran
HelvyEffendi
 
Metode Simplek - Laporan Mini Riset
Metode Simplek - Laporan Mini RisetMetode Simplek - Laporan Mini Riset
Metode Simplek - Laporan Mini Riset
HelvyEffendi
 
Identitas Trigonometri
Identitas TrigonometriIdentitas Trigonometri
Identitas Trigonometri
HelvyEffendi
 
Prinsip Belajar dan Pembelajaran ISBM
Prinsip Belajar dan Pembelajaran ISBMPrinsip Belajar dan Pembelajaran ISBM
Prinsip Belajar dan Pembelajaran ISBM
HelvyEffendi
 
HIMPUNAN
HIMPUNANHIMPUNAN
HIMPUNAN
HelvyEffendi
 
Distribution Law Mathematics
Distribution Law MathematicsDistribution Law Mathematics
Distribution Law Mathematics
HelvyEffendi
 
1. makhluk budaya ISBD
1. makhluk budaya ISBD1. makhluk budaya ISBD
1. makhluk budaya ISBD
HelvyEffendi
 
Sejarah perkembangan kalkulus dan konsep konsep keterkaitan
Sejarah perkembangan kalkulus dan konsep konsep keterkaitanSejarah perkembangan kalkulus dan konsep konsep keterkaitan
Sejarah perkembangan kalkulus dan konsep konsep keterkaitan
HelvyEffendi
 
Geometri analitik, mtk abad 17 ppt.pptx
Geometri analitik, mtk abad 17 ppt.pptxGeometri analitik, mtk abad 17 ppt.pptx
Geometri analitik, mtk abad 17 ppt.pptx
HelvyEffendi
 
Geometri netral / absolut
Geometri netral / absolutGeometri netral / absolut
Geometri netral / absolut
HelvyEffendi
 
Geometri hiperbolik bisa.pptx copy11
Geometri hiperbolik bisa.pptx   copy11Geometri hiperbolik bisa.pptx   copy11
Geometri hiperbolik bisa.pptx copy11
HelvyEffendi
 
Geometri Affine
Geometri Affine Geometri Affine
Geometri Affine
HelvyEffendi
 
Sistem numerasi
Sistem numerasi Sistem numerasi
Sistem numerasi
HelvyEffendi
 
Hak dan Kewajiban Warga Negara
Hak dan Kewajiban Warga NegaraHak dan Kewajiban Warga Negara
Hak dan Kewajiban Warga Negara
HelvyEffendi
 
Bahasa inggris interchange intro s.b.
Bahasa inggris interchange intro s.b.Bahasa inggris interchange intro s.b.
Bahasa inggris interchange intro s.b.
HelvyEffendi
 
Modul PKN 2012
Modul PKN 2012Modul PKN 2012
Modul PKN 2012
HelvyEffendi
 
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUMLAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
HelvyEffendi
 

More from HelvyEffendi (20)

Observasi Sekolah - Manajemen Keuangan
Observasi Sekolah - Manajemen KeuanganObservasi Sekolah - Manajemen Keuangan
Observasi Sekolah - Manajemen Keuangan
 
Potensi Wilayah Pesisir Untuk Pengembangan dan Kearifan Lokal
Potensi Wilayah Pesisir Untuk Pengembangan dan Kearifan LokalPotensi Wilayah Pesisir Untuk Pengembangan dan Kearifan Lokal
Potensi Wilayah Pesisir Untuk Pengembangan dan Kearifan Lokal
 
Media Pembelajaran
Media PembelajaranMedia Pembelajaran
Media Pembelajaran
 
Jenis dan pengembangan media pembelajaran
Jenis dan pengembangan media pembelajaranJenis dan pengembangan media pembelajaran
Jenis dan pengembangan media pembelajaran
 
Metode Simplek - Laporan Mini Riset
Metode Simplek - Laporan Mini RisetMetode Simplek - Laporan Mini Riset
Metode Simplek - Laporan Mini Riset
 
Identitas Trigonometri
Identitas TrigonometriIdentitas Trigonometri
Identitas Trigonometri
 
Prinsip Belajar dan Pembelajaran ISBM
Prinsip Belajar dan Pembelajaran ISBMPrinsip Belajar dan Pembelajaran ISBM
Prinsip Belajar dan Pembelajaran ISBM
 
HIMPUNAN
HIMPUNANHIMPUNAN
HIMPUNAN
 
Distribution Law Mathematics
Distribution Law MathematicsDistribution Law Mathematics
Distribution Law Mathematics
 
1. makhluk budaya ISBD
1. makhluk budaya ISBD1. makhluk budaya ISBD
1. makhluk budaya ISBD
 
Sejarah perkembangan kalkulus dan konsep konsep keterkaitan
Sejarah perkembangan kalkulus dan konsep konsep keterkaitanSejarah perkembangan kalkulus dan konsep konsep keterkaitan
Sejarah perkembangan kalkulus dan konsep konsep keterkaitan
 
Geometri analitik, mtk abad 17 ppt.pptx
Geometri analitik, mtk abad 17 ppt.pptxGeometri analitik, mtk abad 17 ppt.pptx
Geometri analitik, mtk abad 17 ppt.pptx
 
Geometri netral / absolut
Geometri netral / absolutGeometri netral / absolut
Geometri netral / absolut
 
Geometri hiperbolik bisa.pptx copy11
Geometri hiperbolik bisa.pptx   copy11Geometri hiperbolik bisa.pptx   copy11
Geometri hiperbolik bisa.pptx copy11
 
Geometri Affine
Geometri Affine Geometri Affine
Geometri Affine
 
Sistem numerasi
Sistem numerasi Sistem numerasi
Sistem numerasi
 
Hak dan Kewajiban Warga Negara
Hak dan Kewajiban Warga NegaraHak dan Kewajiban Warga Negara
Hak dan Kewajiban Warga Negara
 
Bahasa inggris interchange intro s.b.
Bahasa inggris interchange intro s.b.Bahasa inggris interchange intro s.b.
Bahasa inggris interchange intro s.b.
 
Modul PKN 2012
Modul PKN 2012Modul PKN 2012
Modul PKN 2012
 
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUMLAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
 

Recently uploaded

INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
WILDANREYkun
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 

Recently uploaded (20)

INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 

Dualitas- Program Linear

  • 1. HUBUNGAN DUALITAS HELVY | DEBY | JUMRIANI | RIZKI | ANITA | CAROLINE
  • 2. D U A L I T A S Ditinjau dari teori dan praktek, maka dualitas merupakan konsep linear programming yang penting dan menarik. Ide dasar dari teori dualitas adalah bahwa setiap persoalan linear programming mempunyai suatu linear program yang berkaitan yang disebut “dual”. Sehingga solusi dari persoalan asli LP (primal), juga memberikan solusi pada dualnya. “ “ Secara sistematis, dualitas merupakan alat bantu masalah LP, yang secara langsung didefinisikan dari persoalan aslinya atau dari model LP primal. Dalam kebanyakan perlakuan LP, dualitas sangat tergantung pada primal dalam hal tipe kendala, variable keputusan dan kondisi optimum. Oleh karena itu dalam kenyataannya teori dualitas secara tegas tidak diharuskan penggunaannya.
  • 3. Bentuk Umum Berikut di tampilkan bentuk umum dari primal dan dual Bentuk Primal Fungsi Tujuan : Maksimumkan/Minimumkan 𝑧 = ෍ 𝑗=1 𝑛 𝐶𝑗𝑋𝑗 Fungsi pembatas: ෍ 𝑗=1 𝑛 𝑎𝑖𝑗𝑋𝑗 ≤ 𝑎𝑡𝑎𝑢 ≥ 𝑎𝑡𝑎𝑢 = 𝑏𝑖 𝑋𝑗 ≥ 0; i = 1,2,3, … m 𝑗 = 1,2,3, … , 𝑛 Bentuk Dual Fungsi Tujuan : Minimumkan/Maksimumkan 𝐺 = ෍ 𝑖=1 𝑚 𝑏𝑗𝑌𝑗 Fungsi pembatas: ෍ 𝑗=1 𝑚 𝑎𝑖𝑗𝑌𝑗 ≤ 𝑎𝑡𝑎𝑢 ≥ 𝑎𝑡𝑎𝑢 = 𝐶𝑗 𝑌𝑗 ≥ 0; i = 1,2,3, … m 𝑗 = 1,2,3, … , 𝑛
  • 4. PRIMA - DUAL Menunjukkan hubungan Prima – dual Primal Dual
  • 5. PRIMA - DUALMenunjukkan hubungan secara simetris dengan ketentuan sebagai berikut: Koefisien fungsi tujuan primal menjadi konstanta ruas kanan dual Konstanta ruas kanan primal menjadi koefisien fungsi tujuan dual Semua kolom primal menjadi kendala dual 01 02 03 Semua kendala primal menjadi variable keputusan dual 04 Koefisien kendala dari variable primal menjadi koefisien yang berkorespondensi dengan kendala dual. 05
  • 6. PRIMA - DUAL Langkah – langkah dalam menentukan Dual Problem dari suatu program linear (primal) yaitu: b. Masalah min yang normal: semua peubah non negative dan semua kendala ≥ Lanjutan Empat Pemrograman semula dinamakan Primal Problem Satu Jika primal kasus maksimal, maka dual kasus minimal Dua Jika primal kasus minimal, maka dual kasus maksimal TigaDibedakan dari tipe permasalahan. a. Masalah max yang normal: semua peubah non negative dan semua kendala ≤ Empat
  • 7. PRIMA - DUAL Contoh berikut memberikan gambaran yang lebih jelas untuk memahami bentuk standar primal dual. A C Maksimum: 𝑍 = 5𝑥1 + 12 𝑥2 + 10𝑥3 Dengan Kendala: 1). 𝑥1 + 4𝑥2 + 𝑥3 ≤ 10 2). 2𝑥1 + 𝑥2 + 3𝑥3 ≤ 15 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 ≥ 0 Bentuk Primal Maksimum: 𝑍 = 5𝑥1 + 12 𝑥2 + 10𝑥3 + 0S1 + 0S2 Dengan kendala: 1). 𝑥1 + 4𝑥2 + 𝑥3+ 𝑆1 = 10 2). 2𝑥1 + 𝑥2 + 3𝑥3 + 𝑆2= 15 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , 𝑆1 , 𝑆2 ≥ 0 Bentuk standar Primal Minimum: 𝑊 = 10𝑦1 + 15 𝑦2 Dengan Kendala: 1) 𝑦1 + 2𝑦2 ≥ 5 2) 4𝑦1 + 𝑦2 ≥ 12 3) 𝑦1 + 3𝑦2 ≥ 10 𝑦1 ≥ 0 𝑦2 ≥ 0 Bentuk Dual B Contoh 1:
  • 8. PRIMA - DUALContoh berikut memberikan gambaran yang lebih jelas untuk memahami bentuk standar primal dual. A C Maksimum: 𝑍 = 5𝑥1 + 6 𝑥2 Dengan Kendala: 1) 𝑥1 + 2𝑥2 = 5 2) − 𝑥1 + 𝑥2 ≥ 3 3) 4𝑥1 + 7x2 ≤ 8 𝑥1 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎 𝑥2 ≥ 0 Bentuk Primal Minimum: 𝑊 = 5𝑦1 + 3 𝑦2 + 8𝑦3 Dengan Kendala: 1) 𝑦1 − 𝑦2 + 4𝑦3 ≥ 5 2) − 𝑦1 + 𝑦2 − 4𝑦3 ≥ −5 3) 2𝑦1 + 5𝑦2 + 𝑦3 ≥ 6 𝑦2 ≥ 0 𝑦3 ≥ 0, 𝑦1 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎 Bentuk Dual B Contoh 2: Maksimum: 𝑍 = 5𝑥3 − 5𝑥4 + 6𝑥2 + 0S1 + 0S2 Dengan kendala: 1). 𝑥3 − 𝑥4 + 2𝑥2 + = 5 2). −𝑥3 + 𝑥4 + 5𝑥2 − 𝑆1 = 3 Bentuk standar Primal 3) 4𝑥3 − 4𝑥4 + 7𝑥2 + 𝑆2 = 8 𝑥3 , 𝑥4 , 𝑥2 , 𝑆1 , 𝑆2 ≥ 0 Oleh karena variable 𝑥1 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎 (boleh positif atau negative), maka variable tersebut diganti dengan dua variable yang berlainan, yaitu 𝑥1 = 𝑥3 − 𝑥4, dimana 𝑥3, 𝑥4 ≥ 0. Dengan demikian bentuk standar primal 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒐𝒉 𝟐 adalah:
  • 9. PRIMA - DUAL Contoh berikut memberikan gambaran yang lebih jelas untuk memahami bentuk standar primal dual. Dari dua contoh diatas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik dasar dari standar primal-dual adalah sebgai berikut: *) ketentuan dalam bentuk standar primal adalah semua konstanta ruas kanan kendala non-negative dan se mua variable keputusan non negative. Standar primal *) Dual Fungsi tujuan Fungsi tujuan Kendala Maksimum minimum ≥ Minimum Maksimum ≤
  • 10. PRIMA - DUAL Contoh soal Untuk membahas hubungan antara prima – dual, akan digunakan contoh berikut: Bentuk Primal Minimum 𝑍 = 25𝑥1 + 168𝑥2 dengan kendala 1) 𝑥1 + 8𝑥2 ≥ 12.000 2) 𝑥1 + 6𝑥2 ≥ 10.000 𝑥1, 𝑥2, ≥ 0 Ubahdalambentukmatrix Z= 1 8 12.000 1 6 10.000 25 168 1 Tranposematriksz 𝑍 𝑇 = 1 1 25 8 6 168 12.000 10.000 1 Bentuk Dual Maximum 𝑊 = 12.000𝑦1 + 10.000𝑦2 dengan kendala 1) 𝑦1 + 𝑦2 ≤ 25 2) 8𝑦1 + 6𝑦2 ≤ 168 𝑦1, 𝑦2 ≥ 0 Dibuatbentukstandar Bentuk standar: 𝑤 − 12.000𝑦1 − 10.000𝑦2 = 0 𝑦1 + 𝑦2 + 𝑆1 = 25 8𝑦1 + 6𝑦2 + 𝑆2 = 168 𝑦1, 𝑦2 ≥ 0
  • 11. PRIMA - DUAL Pembahasan soal B W 𝒚 𝟏 𝒚 𝟐 𝑺 𝟏 𝑺 𝟐 NK Indek s Ket W 1 -12.000 −10.000 0 0 0 𝑆1 0 1 1 1 0 25 25 𝑆2 0 8 6 0 1 168 21 W 1 0 -1.000 0 1.500 252.000 12.000𝑟3 + 𝑟1 𝑆1 0 0 1/4 1 -1/8 4 16 −𝑟3 + 𝑟2 𝑌1 0 1 6/8 0 1/8 21 28 W 1 0 0 4.000 1.000 268.000 1.000𝑟2 + 𝑟1 𝑌2 0 0 1 4 -1/2 16 𝑌1 0 1 0 -3 1/2 9 − 6 8 𝑟2 + 𝑟3 Solusi optimum primal-dual dalam tabel adalah: 𝑦1 = 9 dan 𝑦2 = 16, dengan total W= 268.000 ✓
  • 12. PRIMA - DUAL soal Minimumkan : 𝑍 = 2𝑥1 + 𝑥2 Fungsi kendala : 𝑥1 + 5𝑥2 ≥ 10 𝑥1 + 3𝑥2 ≥ 6 2𝑥1 + 2𝑥2 ≥ 8 𝑥1 , 𝑥2 ≥ 0 Maksimumkan 𝑊 = 10𝑦1 + 6𝑦2 + 8𝑦3 Fungsi kendala : 𝑦1+ 𝑦2 + 2𝑦3 ≤ 2 5𝑦1 + 3𝑦2 + 2𝑦3 ≤ 1 Standar = 𝑊 − 10𝑦1 − 6𝑦2 − 8𝑦3 = 𝑦1 + 𝑦2 + 2𝑦3 + 𝑆1 = 2 = 5𝑦1 + 3𝑦2 + 2𝑦3 + 𝑆2 = 1
  • 13. PRIMA - DUALsoal Basis 𝑊 𝑦1 𝑦2 𝑦3 𝑆1 𝑆2 NK Indeks Ket. 𝑊 1 -10 -6 -8 0 0 0 0 𝑆1 0 1 1 2 1 0 2 2 𝑆2 0 5 3 2 0 1 1 Τ1 5 𝑊 1 0 0 -4 0 2 2 𝑟1 + 10𝑟3 𝑆1 0 0 Τ2 5 Τ8 5 1 Τ−1 5 Τ9 5 Τ9 8 𝑟2 − 𝑟3 𝑦2 0 1 Τ3 5 Τ2 5 0 Τ1 5 Τ1 5 Τ1 2 𝑊 1 10 6 0 0 4 4 𝑟1 + 4𝑟3 𝑆1 0 -4 -2 0 1 -1 1 𝑟2 − Τ8 5 𝑟3 𝑦3 0 Τ5 2 Τ3 2 1 0 Τ1 2 Τ1 2 Solusi optimum primal-dual dalam tabel adalah: 𝑦1 = 0, 𝑦2 = 0, 𝑑𝑎𝑛 𝑦3 = 1/2, dengan total W= 4
  • 14. Primal- Dual Setelah model dual didefinisikan secara lengkap, dapat dikatakan bahwa model dual dikembangkan dari model primal sepenuhnya. Hal tersebut dapat berarti bahwa operasi simpleks tidak perlu dilakukan untuk mengetahui informasi tentang dual karena solusi dual dapat ditentukan dari solusi primal. Solusi optimum primal memberikan informasi mengenai banyaknya jumlah laba yang diperoleh, sedangkan solusi optimum dual yang juga didapat dari solusi terhadap suatu masalah primal memberikan informasi yang tidak kalah penting dalam pengambilan keputusan. Bentuk dual akan memberikan informasi mengenai nilai-nilai sumber yang biasanya merupakan pembatas dari suatu model sehingga dapat membantu pengambilan keputusan dalam menentukan harga dari sumber daya yang menjadi pembatas bagi tercapainya laba tersebut. Kesimpulan