Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan, pemilihan, pengembangan, dan evaluasi media pembelajaran. Secara garis besar, dibahas mengenai perlunya merencanakan media sebelum pemilihan, dasar dan kriteria yang diperlukan dalam memilih media, tahapan pengembangan media, serta proses evaluasi untuk mengetahui efektivitas media.
Perkembangan peserta didik modul 3 unit 3istana walet
Skema evaluasi PBM menggunakan desain pre-post test digunakan untuk mengetahui perkembangan pengetahuan siswa sebelum dan sesudah proses belajar mengajar, dan memberikan umpan balik secara dini untuk perbaikan proses pembelajaran.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang sistem pendidikan di Singapura, mulai dari sejarah, filosofi, ideologi, dan kebijakan pendidikan Singapura.
2. Sistem pendidikan Singapura menerapkan pendekatan fleksibel untuk mengembangkan potensi siswa dan menerapkan kebijakan bahasa dwibahasa.
3. Jenjang pendidikan di Singapura terdiri atas pendidikan pra sekolah
Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk evaluasi pembelajaran seperti produk, portofolio, proyek, unjuk kerja, tertulis pilihan ganda dan uraian, serta lisan. Evaluasi dilakukan untuk mengukur berbagai aspek seperti pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa.
Makalah ini membahas strategi pembelajaran di sekolah dasar. Terdapat beberapa poin penting, yaitu: (1) strategi pembelajaran harus memfasilitasi aktivitas belajar siswa agar tujuan pembelajaran tercapai, (2) ada perbedaan antara pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran, (3) faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi pembelajaran antara lain tujuan, bahan pelajaran, siswa, dan guru
Perkembangan peserta didik modul 3 unit 3istana walet
Skema evaluasi PBM menggunakan desain pre-post test digunakan untuk mengetahui perkembangan pengetahuan siswa sebelum dan sesudah proses belajar mengajar, dan memberikan umpan balik secara dini untuk perbaikan proses pembelajaran.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang sistem pendidikan di Singapura, mulai dari sejarah, filosofi, ideologi, dan kebijakan pendidikan Singapura.
2. Sistem pendidikan Singapura menerapkan pendekatan fleksibel untuk mengembangkan potensi siswa dan menerapkan kebijakan bahasa dwibahasa.
3. Jenjang pendidikan di Singapura terdiri atas pendidikan pra sekolah
Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk evaluasi pembelajaran seperti produk, portofolio, proyek, unjuk kerja, tertulis pilihan ganda dan uraian, serta lisan. Evaluasi dilakukan untuk mengukur berbagai aspek seperti pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa.
Makalah ini membahas strategi pembelajaran di sekolah dasar. Terdapat beberapa poin penting, yaitu: (1) strategi pembelajaran harus memfasilitasi aktivitas belajar siswa agar tujuan pembelajaran tercapai, (2) ada perbedaan antara pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran, (3) faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi pembelajaran antara lain tujuan, bahan pelajaran, siswa, dan guru
1. PPT. Kebijakan Implementasi Kurikulum Merdeka Secara Mandiri.pptxnurelisya5
Implementasi kurikulum merdeka yang akan menjadi kurikulum nasional. Hal ini menjadi bagian penting seiring dengan perkembangan pendidikan yang berjalan dengan pesat
Model pendekatan bank street untuk anak usia diniHeni Buton
Model pendekatan Bank Street untuk anak usia dini menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada anak, di mana anak belajar melalui bermain dan interaksi dengan lingkungan. Guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi proses belajar anak secara individual serta memberikan lingkungan yang mendukung perkembangan seluruh aspek anak. Pendekatan ini telah diterapkan di beberapa lembaga pendidikan anak usia dini di Indonesia.
Lembar wawancara siswa digunakan untuk mewawancarai siswa mengenai pembelajaran kimia di kelas. Siswa mengungkapkan bahwa kimia adalah mapel yang sulit karena materinya abstrak. Mereka kesulitan memahami konsep asam-basa, penyangga, dan hidrolisis. Untuk mengatasi kesulitan, diperlukan metode pengajaran yang bervariasi dan menarik perhatian siswa. Guru diharapkan lebih sering
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar SiswaMelda Amelia
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi proses belajar siswa. Faktor-faktor eksternal tersebut dibagi menjadi dua, yaitu faktor eksternal sosial seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat, serta faktor eksternal nonsosial seperti gedung sekolah, rumah tempat tinggal, alat-alat belajar, cuaca, dan waktu belajar. Faktor-faktor ini dijelask
Tesis ini membahas hubungan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi dengan kinerja guru di SD Negeri Kecamatan Margadana Kota Tegal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dengan kinerja guru, hubungan antara iklim organisasi dengan kinerja guru, dan hubungan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi dengan k
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKnHadi Wahyono
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting diberikan kepada siswa di sekolah. Setelah pembelajaran PKn dilaksanakan, tentunya memerlukan suatu penilaian hasil belajar.
Dokumen tersebut membahas perbandingan sistem pendidikan di Jerman dan Indonesia. Sistem pendidikan di Jerman bersifat desentralisasi di mana setiap negara bagian menentukan kurikulum mereka sendiri. Sedangkan di Indonesia bersifat sentralisasi namun pelaksanaannya desentralisasi. Kedua negara memiliki tujuan pendidikan untuk memajukan bangsa namun dengan dasar yang berbeda. Proses pembelajaran di Jerman lebih memberikan kebebasan kepada g
Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber BelajarDiahRD_07
Dokumen ini membahas tentang pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Lingkungan dapat berfungsi sebagai sasaran, sumber, dan sarana belajar. Ada beberapa jenis lingkungan belajar seperti lingkungan sosial, alam, dan buatan. Manfaatnya antara lain mengurangi kebosanan, memberikan pengalaman belajar yang beragam, dan melatih siswa untuk belajar secara mandiri. Guru dapat menggunakan berbagai teknik
Dokumen tersebut membahas tentang kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran yang tepat, antara lain kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, karakteristik peserta didik, teori pembelajaran yang mendasari, gaya belajar peserta didik, serta kondisi lingkungan dan fasilitas pendukung. Kriteria tersebut perlu diperhatikan agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
1. PPT. Kebijakan Implementasi Kurikulum Merdeka Secara Mandiri.pptxnurelisya5
Implementasi kurikulum merdeka yang akan menjadi kurikulum nasional. Hal ini menjadi bagian penting seiring dengan perkembangan pendidikan yang berjalan dengan pesat
Model pendekatan bank street untuk anak usia diniHeni Buton
Model pendekatan Bank Street untuk anak usia dini menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada anak, di mana anak belajar melalui bermain dan interaksi dengan lingkungan. Guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi proses belajar anak secara individual serta memberikan lingkungan yang mendukung perkembangan seluruh aspek anak. Pendekatan ini telah diterapkan di beberapa lembaga pendidikan anak usia dini di Indonesia.
Lembar wawancara siswa digunakan untuk mewawancarai siswa mengenai pembelajaran kimia di kelas. Siswa mengungkapkan bahwa kimia adalah mapel yang sulit karena materinya abstrak. Mereka kesulitan memahami konsep asam-basa, penyangga, dan hidrolisis. Untuk mengatasi kesulitan, diperlukan metode pengajaran yang bervariasi dan menarik perhatian siswa. Guru diharapkan lebih sering
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar SiswaMelda Amelia
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi proses belajar siswa. Faktor-faktor eksternal tersebut dibagi menjadi dua, yaitu faktor eksternal sosial seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat, serta faktor eksternal nonsosial seperti gedung sekolah, rumah tempat tinggal, alat-alat belajar, cuaca, dan waktu belajar. Faktor-faktor ini dijelask
Tesis ini membahas hubungan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi dengan kinerja guru di SD Negeri Kecamatan Margadana Kota Tegal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dengan kinerja guru, hubungan antara iklim organisasi dengan kinerja guru, dan hubungan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi dengan k
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKnHadi Wahyono
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting diberikan kepada siswa di sekolah. Setelah pembelajaran PKn dilaksanakan, tentunya memerlukan suatu penilaian hasil belajar.
Dokumen tersebut membahas perbandingan sistem pendidikan di Jerman dan Indonesia. Sistem pendidikan di Jerman bersifat desentralisasi di mana setiap negara bagian menentukan kurikulum mereka sendiri. Sedangkan di Indonesia bersifat sentralisasi namun pelaksanaannya desentralisasi. Kedua negara memiliki tujuan pendidikan untuk memajukan bangsa namun dengan dasar yang berbeda. Proses pembelajaran di Jerman lebih memberikan kebebasan kepada g
Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber BelajarDiahRD_07
Dokumen ini membahas tentang pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Lingkungan dapat berfungsi sebagai sasaran, sumber, dan sarana belajar. Ada beberapa jenis lingkungan belajar seperti lingkungan sosial, alam, dan buatan. Manfaatnya antara lain mengurangi kebosanan, memberikan pengalaman belajar yang beragam, dan melatih siswa untuk belajar secara mandiri. Guru dapat menggunakan berbagai teknik
Dokumen tersebut membahas tentang kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran yang tepat, antara lain kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, karakteristik peserta didik, teori pembelajaran yang mendasari, gaya belajar peserta didik, serta kondisi lingkungan dan fasilitas pendukung. Kriteria tersebut perlu diperhatikan agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
Makalah ini membahas tentang pengertian media pembelajaran, tujuan, manfaat, sumber dan alat peraga pembelajaran, serta metode pembelajaran drill and practice. Media pembelajaran dijelaskan sebagai segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan merangsang proses belajar siswa. Tujuan penggunaannya antara lain untuk meningkatkan efektivitas dan motivasi belajar. Manfaatnya mencakup menarik perhatian siswa dan membant
Makalah ini membahas tentang pengertian media pembelajaran, tujuan, manfaat, sumber dan alat peraga pembelajaran serta metode pembelajaran drill and practice. Media pembelajaran dijelaskan sebagai alat bantu proses belajar mengajar yang dapat merangsang pikiran siswa untuk terjadinya proses belajar."
Makalah ini membahas tentang media pembelajaran, termasuk pengertian, manfaat, dan fungsinya. Juga dibahas mengenai pertimbangan dalam perencanaan dan pemanfaatan media pembelajaran di sekolah sesuai model ASSURE.
Modul Jenis dan Kriteria Media Pembelajaran, dan Model Pembelajaran GamesAksiati
Makalah ini membahas tentang jenis dan kriteria media pembelajaran serta model pembelajaran games. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah pengertian media pembelajaran, tujuan media pembelajaran seperti meningkatkan motivasi dan aktivasi siswa, jenis-jenis media seperti media cetak dan media proyeksi, serta langkah-langkah model pembelajaran games.
Modul jenis dan kriteria media pembelajaran, dan model pembelajaran gamesIrmawati PGMI
Makalah ini membahas tentang jenis dan kriteria media pembelajaran serta model pembelajaran games. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah pengertian media pembelajaran, tujuan media pembelajaran seperti meningkatkan motivasi dan aktivasi siswa, jenis-jenis media seperti media cetak dan media proyeksi, serta langkah-langkah model pembelajaran games.
Makalah ini membahas tentang media pembelajaran matematika untuk anak usia dini (AUD). Media pembelajaran dijelaskan sebagai alat dan bahan yang digunakan guru untuk memudahkan proses pembelajaran. Fungsi media pembelajaran AUD adalah menarik perhatian anak, mengatasi perbedaan pengalaman belajar, dan membantu perkembangan anak. Prinsip-prinsip pembelajaran AUD meliputi merencanakan pengalaman nyata dan memberi kese
Modul klasifikasi dan karakteristik media pembelajaranImayaMurtina
Media pembelajaran diklasifikasikan berdasarkan metode penggunaannya yaitu secara massal atau individual, bentuknya seperti benda nyata, gambar, audio, cetakan, dan pameran, serta sifatnya seperti benda asli, berbagai papan, berdimensi dua, dan tiga."
Modul ini membahas tentang teknik pemilihan media pembelajaran dengan mempertimbangkan tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan kriteria pemilihan media seperti kesesuaian dengan tujuan, materi, peserta didik, teori pembelajaran, dan gaya belajar peserta didik. Modul ini juga menjelaskan model pemilihan media yaitu pemilihan tertutup dan terbuka serta prosedur pemilihan menggunakan model flowchart dan matriks."
Media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran dengan tujuan membantu proses pembelajaran. Fungsi dan manfaatnya antara lain membangkitkan minat belajar, motivasi, dan pengaruh psikologis terhadap siswa. Ciri-ciri media pembelajaran meliputi fiksatif, manipulatif, dan distributif.
Media pembelajaran berbasis komputer adalah penggunaan komputer sebagai alat bantu pembelajaran untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik, memberikan latihan soal, umpan balik, dan menampilkan skor jawaban. Prinsip-prinsipnya meliputi pembelajaran berorientasi pada tujuan, mandiri, dan tuntas. Peranannya memberikan jawaban atas bentuk pembelajaran yang sebelumnya sulit dilaksanakan secara tradisional. Kelebi
Observasi Sekolah - Manajemen KeuanganHelvyEffendi
Administrasi pendidikan adalah serangkaian kegiatan pengelolaan sumber daya manusia, material, dan waktu dalam suatu lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara terencana dan sistematis."
Laporan ini membahas implementasi metode simpleks untuk memaksimalkan keuntungan produksi puding coklat lumer dengan memodelkan masalahnya kedalam program linear. Metode ini digunakan untuk menentukan kuantitas produksi optimal."
Dokumen tersebut membahas tentang hubungan antara primal dan dual dalam linear programming. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa setiap masalah primal memiliki masalah dual terkait, dan solusi optimum primal memberikan solusi optimum dual. Dokumen juga memberikan contoh untuk memahami bentuk standar primal dan dual.
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip belajar matematika dan klasifikasi teori belajar. Secara ringkas, dibahas mengenai beberapa prinsip belajar seperti prinsip sadar tujuan, perhatian, motivasi, latihan, serta klasifikasi teori belajar menurut conditioning theory, connection theories, dan insightful learning.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang pengertian himpunan dan berbagai cara penyajian himpunan, meliputi enumerasi, simbol-simbol baku, notasi pembentuk kata, dan diagram Venn."
1. The document discusses the distributive property in mathematics, which states that for all real numbers a, b, and c, a(b + c) = ab + ac and a(b - c) = ab - ac.
2. It also explains that the distributive property can be extended to division, as long as the denominators are not equal to zero. For example, (ab - ac)/a = b - c.
3. An example is provided to demonstrate using the distributive property to simplify expressions such as a(b + c) and (ab - ac)/a when a = 5, b = 2, and c = 3.
Dokumen ini membahas tentang ilmu sosial dan budaya dasar. Terdiri dari definisi budaya menurut para ahli, fungsi budaya, studi kasus tentang budaya asing, pengklaiman budaya oleh negara lain, dan budaya kekerasan. Dokumen ini memberikan gambaran tentang konsep dasar budaya dan beberapa isu terkait budaya.
Sejarah perkembangan kalkulus dan konsep konsep keterkaitanHelvyEffendi
Dokumen ini membahas sejarah perkembangan kalkulus dari zaman kuno hingga modern, termasuk para penemu utamanya seperti Archimedes, Newton, Leibniz, dan Riemann. Konsep-konsep kalkulus yang dibahas meliputi turunan, integral, dan notasi-notasi yang berkaitan.
Geometri analitik, mtk abad 17 ppt.pptxHelvyEffendi
Geometri analitik dan matematika abad ke-17 mengalami perkembangan penting meliputi penemuan sistem koordinat kartesius oleh Descartes dan kontribusi Fermat, Huygens, Roberval, dan de la Hire dalam geometri projektif dan kalkulus awal.
Dokumen tersebut membahas tentang aksioma-aksioma dan teorema-teorema dalam geometri netral. Geometri netral tidak memperhatikan pastulat kesejajaran dari geometri Euclides sehingga disebut geometri absolut. Dokumen tersebut menjelaskan 5 aksioma dan 4 teorema dasar dalam geometri netral seperti aksioma kesamaan panjang garis dan sudut, teorema jumlah sudut segitiga kurang 1800, dan teorema jumlah sudut segitiga siku
Dokumen tersebut membahas tentang geometri hiperbolik dan teori-teorinya. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa geometri hiperbolik berbeda dengan geometri Euclid karena menggunakan postulat kesejajaran negatif Euclid. Geometri hiperbolik juga memungkinkan adanya segitiga dengan jumlah sudut kurang dari 180 derajat.
1. Dokumen tersebut membahas tentang sistem numerasi yang digunakan oleh peradaban-peradaban kuno seperti Mesir Kuno, Babilonia, dan Yunani Kuno.
2. Masing-masing peradaban memiliki sistem numerasi yang berbeda-beda, mulai dari lambang yang digunakan hingga aturan penulisan bilangan.
3. Sistem numerasi Mesir Kuno bersifat aditif dan tidak memperhatikan posisi, sedangkan sistem Babilonia dan Yun
Dokumen tersebut membahas tentang hubungan hak dan kewajiban antara negara dan warga negara Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945. Terdapat beberapa sumber yang membahas hubungan ini, yaitu sumber historis, sosiologis, dan politik. UUD 1945 mengatur hak dan kewajiban negara serta warga negara dengan jumlah pasal yang berbeda. Ada berbagai pandangan mengenai hubungan antara negara dan warga negara, seperti pandangan pluralis, marxis
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas tentang alat-alat laboratorium kimia dan cara penggunaannya dalam praktikum, (2) Alat-alat laboratorium kimia yang dijelaskan meliputi gelas ukur, pipet, buret, tabung reaksi, dan lain-lain, (3) Diberikan pula penjelasan tentang fungsi dan cara penggunaan masing-masing alat laboratorium.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Media Pembelajaran
1. i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelasaiikan
makalah ini. Sholawat tak lupa kita ucapkan untuk Nabi besar Muhammad SAW.
Kemudian dari pada itu kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini
banyak yang membantu segala usaha, untuk itu dengan segala hormat kami
ucapkan terimakasih kepada:
1. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan
makalah ini Ibu Maharani Izzatin,. S.Pd., M.Pd.
2. Teman-teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam makalah
ini.
Atas bimbingan tersebut kami berdoa dan memohon semoga menjadi amal
yang terima oleh Allah. Dalam penyusunan makalah ini saya sadar bahwa masih
banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu kami mengharapkan kritikan
yang membangun sehingga bisa diperbaiki dan disempurnakan. Kami juga
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
(PENYUSUN)
2. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................ii
BAB I .............................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..........................................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II............................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................3
A. Perencanaan Media Pembelajaran........................................................................3
B. Pemilihan Media Pembelajaran............................................................................4
C. Pengembangan Media Pembelajaran..................................................................13
D. Evaluasi Media Pembelajaran............................................................................18
BAB III.........................................................................................................................27
PENUTUP....................................................................................................................27
A. Kesimpulan .......................................................................................................27
B. Saran.................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................29
3. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini berkembang
sangat pesat, sehingga perkembangan ini telah mengubah paradigm masyarakat
dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi ada batasan untuk
memperolehnya. Pada surat kabar, media visual, dan media elektronik lainnya,
tetapi ada satu yang paling berpengaruh adalah internet.
Pendidikan adalah salah satu dari banyak bidang yang mendapatkan
dampak dari perkembangan tersebut. Pada dasarnya pendidikan merupakan
suatu proses komunikasi dan informasi dari pendidik kepada peserta didik yang
berisi informasi pendidikan, terdiri dari unsure pendidik sebagai sumber, media
sebagai sarana penyedia ide atau gagasan. Sehingga beberapa unsur yang ada
dalam pendidikan terkena dampak dari teknologi.
Media merupakan unsure terpenting dari dalam terlaksananya proses
pembelajaran. Media pembelajaran berperan sebagai salah satu sumber belajar
bagi guru untuk memberi pengetahuan pada siswa. Sehingga berbagai bentuk
dan jenis media banyak digunakan oleh guru untuk dijadikan sebagai sumber,
tak hanya itu media juga menjadi alat penyampaian informasi dalam
pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran juga dapat
membangkitkan keinginan dan minat pada siswa, dan juga ada rangsangan
psikologis yang diterima siswa. Media yang digunakan akan sangat membantu
kefektifan dalam pembelajaran. Oleh karena itu karena itu, menyadari betapa
pentingnya media, perlu adanya pengetahuan dan peran guru untuk membuat
alat bantu berupa media pembelajaran. Sebelum itu diperlukan tenaga pendidik
yang paham dalam merencanakan, memilih, mengembangkan, dan
mengevaluasi media pembelajaran. Tidak hanya itu dibutuhkan juga tenaga
pendidik yang dapat melibatkan teknologi dalam proses tersebut.
4. 2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep perencanaan media pembelajaran?
2. Bagaimana dasar, kriteria, dan prosedur pemilihan media pembelajaran?
3. Bagaimana prosedur pengembangan media pembelejaran?
4. Bagaimana tahap evaluasi media pembelajaran?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep perencanaan media pembelajaran.
2. Mengetahui dasar, kriteria, dan prosedur pemilihan media pembelajaran.
3. Mengetahui prosedur pengembangan media pembelejaran.
4. Mengetahui tahap evaluasi media pembelajaran.
5. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Media Pembelajaran
Dilihat dari pengadannya, media dapat menggunakan yang sudah ada
yang dibuat oleh pihak tertentu (produsen media) dan kita dapat langsung
menggunakannya, begitu juga dengan media yang sifatnya alamiah yang
tersedia di lingkungan sekolah juga yang termasuk dapat langsung digunakan.
Selain itu, kita juga dapat membuat media sendiri sesuai dengan kebutuhan.
Disinilah diperlukannya perencanaan, jika kita memiliki media dengan cara
membeli yang sudah ada, kegiatan perencanaan media tidak terlalu banyak
dilakukan, cukup dengan mencocokkan materi yang akan diajarkan dengan
media yang tersedia. Berbeda halnya jika kita membuat media sendiri
berdasarkan kebutuhan, dalam halini diperlukan analisi terhadap berbagai
aspek, sehingga pas denga kebutuhan (Susilana dan Riyana, 2009: 27).
Seperti pernyataan di atas bahwa banyak media yang telah tersedia dari
berbagai sumber. Namun jika hanya menggunakan media yang telah ada sangat
sulit untuk menyesuaikannya dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Oleh karena itu untuk membuat media yang sesuai dengan keingin dan keadan
yang berorientasi pada tujuan pembelajaran, diperlukan perencanaan media
pembelajaran. Sama halnya dengan perencanaan pembelajaran, perencanaan
media pembelajaran juga merupakan bagian awal dari pembuatan media, yang
dimana juga merupakan bagian penting dari perencanaan pembelajaran.
Susilana dan Riyana (2009: 27) menyebutkan ada beberapa pertanyaan
yang perlu kita jawab.
a. Pertama kita perlu bertanya mengapa kita ingin membuat program
media itu?
b. Apakah pembuatan media tersebut ada kaitannya dengan kegiatan
pembelajaran tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula?
c. Untuk siapakah program media tersebut kita buat? Untuk orang
dewasakah, anak-anak, mahasiswa, siswa sekolah dasarkah, atau
masyarakat pada umumnya?
6. 4
d. Kalau kita sudah mengetahui siapa sasaran kita, pertanyaan kita belum
selesai, masih perlu ditanyakan bagaimana karakteristik sasaran siswa
tersebut?
e. Betulkah media yang kita buat tersebut betul-betul dibutuhkan oleh
mereka?
f. Perubahan perilaku apa yang diarapkan akan terjadi pada diri siswa
setelah menggunakan media tersebut? sebaliknya jika siswa tidak
menggunakan media tersebut apakah akan terjadi kerugian secara
intelektual?
g. Kita perlu juga memikirkan materi apa yang perlu disajikan melalui
media itu supaya pada diri siswa terjadi perubahan perilaku yang nyata
sesuai harapan.
Dari beberapa pertanyaan yang disebutkan diatas, dapat dimengerti
bahwa dalam kegiatan perencanaan media pembelajaran , kita diharapkan dapat
melakukannya dengan persiapan dan perencanaan yang teliti. Pertanyaan-
pertanyaan tersebut tidak hanya menjadi pemikiran dan ide-ide semata, namun
harus ditindaklanjuti dengan cara menuliskannya sehingga akan terwujud
sebuah dokumen perencanaan media. Dimnana kelanjutan dari perencanaan ini
akan dibahas pada kegiatan selanjutnnya yaitu pemilihan, pengembangan dan
evaluasi media pembelajaran.
B. Pemilihan Media Pembelajaran
1. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media
a. Alasan Teoritis Pemilihan Media
Alasan pokok pemilihan media dalam pembelajaran, karena
didasari atas konsep pembelajaran sebagai sebuah system yang
didalamnya terdapat suatu totalitas yang terdiri atas sejumlah komponen
yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Jika kita lihat prosedur
pengembangannya desain instruksional maka diawali dengan perumusan
tujuan instruksional khusus sebagai pengembangan dari tujuan
instruksional umum, kemudian dilanjutkan dengan menentukan materi
7. 5
pembelajaran yang menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran serta
menentukan strategi pembelajaran yang tepat.
Upaya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran ditunjang oleh
media yang sesuai dengan materi, strategi yang digunakan, dan
karakteristik siswa. Pentingnya pemilihan media dengan melihat
kedudukan media dalam pembelajaran dapat kita lihat dengan system
pembelajaran yang dikemukakan oleh Gerlach dan Elly (dalamSusilana
dan Riyana, 2009:62)dengan menggunakan pendekatan system dapat
dijelaskan bahwa perumusan tujuan instruksional merupakan langkah
pertama dalam merancang pembelajaran sebagai rumusan tingkah laku
yang harus dimilii oleh siswa setelah selesai mengikuti pembelajaran.
Langkah kedua adalah merinci materi pembelajaran yang diharapkan
yang dapat menunjang pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Menentukan media yang cocok digunakan dalam pembelajaran
disesuaikan dengan tujuan, strategi, waktu yang tersedia, dan fasilitas
pendukung lainnya.
Pengkajian sistem pembelajaran yang dikembangkan oleh Gerlach
dan Elly tersebut menempatkan komponen media sebagai bagian integral
dalam keseluruhan system pembelajaran. Dengan demikian secara
teorititis model tersebut menjadi dasar alasan mengapa kita perlu
melakukan pemilihan terhadap media, agar memiliki kesesuaian dengan
tujuan (specification of objective), kesesuaian dengn isi (spesificasion of
content), Strategi pembelajaran (determination of strategy), dan waktu
yang tersedia (allocation of time).
b. Alasan Praktis Pemilihan Media
Alasan praktis berkaitan dengan pertimbangan-pertimbangan
sipengguna seperti guru, dosen, instruktur.Terdapat beberapa penyebab
orang memilih media, antara lain dijelaskan oleh Arif Sadiman (dalam
Susilana dan Riyana, 2009: 64) sebagai berikut:
1) Demonstration
Dalam hal ini media dapat digunakan sebagai alat untuk
mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, objek, kegunaan, cara
8. 6
mengoperasikan dan lain- lain. Contohnya: seorang guru biologi
akan membelajarakan siswa tentang betuk dan struktur sel
dengan menggunakan mikroskop, maka sebelum praktikum
dimulai, sebelum siswa meletakkan objek pada mikroskop untuk
diamati maka guru tersebut menunjukkan cara kerja mikroskop
sesuai dengan prosedur yang benar, cara ini akan memperlancar
proses belajar dan menghindari resiko kerusakan pada alat
praktikum yang digunakan.
2) Familiarity
Pengguna media pembelajaran memiliki alasan pribadi mengapa
ia menggunakan media, yaitu karena sudah terbiasa
menggunakan media tersebut.
3) Clarity.
Alasan ketiga ini mengapa guru menggunakan media adalah
untuk lebih memperjelas pesan pembelajaran dan memberikan
penjelasan yang lebih konkrit.
4) Active Learning.
Media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukan oleh guru.
Salah satu aspek yang harus diupayakan oleh guru dalam
pembelajaran adalah siswa harus berperan secara aktif baik
secara fisik, mental, dan emosional.
Tugas pengguna adalah memilih media yang tepat dengan
kebutuhan pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan
karakteristik materi pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa dasar
pertimbangan dalam memilihan media adalah dapat
terpenuhinya kebutuhan dan tercapaiannya tujuan pembelajaran.
Mc. M. Connel (dalam Susilana dan Riyana, 2009: 69)dengan
tegas mengatakan “if the medium fits use it” artinya jika media
sesuai maka gunakanlah.
2. Kriteria Pemilihan Media
Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media
merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan.
9. 7
a. Kriteria Pemilihan Umum
Menurut Susilana dan Riyana (2009:69)diantaranya:
1) Kesesuaian dengan Tujuan (instructionagoals).
Perlu di kaji tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai dalam
suatu kegiatan pembelajaran. Dari kajian Tujuan Instruksional
Umum (TIU) atau Tujuan Instruksional Khusus (TIK) ini bisa
dianalisis media apa yang cocok guna mencapai tujuan tersebut.
2) Kesesuaian dengan materi pembelajaran (instructional content)
Yaitu bahan atau kajian apa yang akan diajarkan pada program
pembelajaran tersebut. Pertimbangan lainnya, dari bahan atau
pokok bahasan tersebut sampai sejauhmana kedalaman yang
harus dicapai, dengan demikian kita bisa mempertimbangkan
media apa yang sesuai untuk penyampaian bahan tersebut.
3) Kesesuaian dengan Karakteristik Pembelajar atau siswa.
Dalam hal ini media haruslah familiar dengan karakteristik
siswa/guru. Yaitu mengkaji sifat-sifat dan ciri media yang akan
digunakan. Hal lainnya karakteristik siswa, baik secara
kuantitatif (jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri, dan
kebiasaan lain) dari siswa terhadap media yang akan digunakan.
Terdapat media yang cocok untuk sekelompok siswa, namun
tidak cocok untuk siswa yang lain.
4) Kesesuaian dengan teori.
Pemilihan media harus didasarkan atas kesesuaian dengan teori.
Media yang dipilih bukan karena fanatisme guru terhadap suatu
media yang dianggap paling disukai dan paing bagus, namun
didasarkan atas teori yang di angkat dari penelitian dan riset
sehingga telah teruji validitasnya.
5) Kesesuaian dengan gaya belajar siswa.
Kriteria ini didasarkan atas kondisi psikologis siswa, bahwa
siswa belajar dipengaruhi pula oleh gaya belajar siswa.
6) Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung, dan
waktu yang tersedia.
10. 8
Bagaimana bagusnya sebuah media, apabila tidak didukung oleh
fasilitas dan waktu yang tersedia, maka kurang efektif. Misalnya
guru IPA merencanakan untuk mengadakan pembelajaran
dengan memanfaatkan TV Edu, tentu saja guru tersebut harus
mengalokasikan waktu yang tepat sesuai dengan jam tayang
dalam TV edu tersebut.
b. Kriteria Khusus
Kriteria khusus yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media
dikemukakan oleh Erickson (dalam Jalinus dan Ambiyar, 2016:18).
1. Apakah materinya penting dan berguna bagi siswa?
2. Apakah dapat menarik minat siswa untuk belajar?
3. Apakah ada kaitannya secara langsung dengan tujuan
pembelajaran?
4. Bagaimana format penyajiannya diatur?
5. Bagaimana dengan materinya, mutakhir dan autentik?
6. Apakah konsep dan kecermatannya terjamin secara jelas?
7. Apakah isi dan presentasinya memenuhi standar?
8. Apakah penyajiannya objektif?
9. Apakah bahannya memenuhi standar kualitas teknis?
10. Apakah bahan tersebut sudah melalui pemantapan uji coba atau
validasi?
Sejumlah kriteria khusus lainnya dalam memilih media pembelajaran
yang tepat dapat dirumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim
dari Access, technology, interactivity, organization, dan novelty.
1) Akses
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam
memilih media. Apakah media yang diperlukan itu tersedia,
mudah dan dapat dimanfaatkan oleh murid.
2) Biaya
Biaya juga menjadi bahan pertimbangan. Banyak jenis media
yang dapat menjadi pilihan kita. Media pembelajaran yang
11. 9
canggih biasanya mahal. Namun biaya itu harus kita hitung
dengan aspek manfaatnya.
3) Teknologi
Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tetapi
kita perlu memperhatikan apakah teknisinya tersedia dan mudah
menggunakannya? Katakanlah kita ingin menggunakan media
audiovisual untuk dikelas, perlu kita pertimbangkan, apakah ada
aliran listriknya, apakah voltase listriknya cukup dan sesuai,
bagaimana cara mengoperasikannya?
4) Interaktif
Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi
dua arah atau interaktivitas. Semua kegiatan pembelajaran yang
akan dikembangkan oleh guru tentu saja memerlukan media
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
5) Organisasi
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi,
misalnya apakah pimpinan sekolah atau pimpinan yayasan
mendukung? Bagaimana pengorganisasiannya? Apakah di
sekolah tersedia sarana yang disebut pusat sumber belajar.
6) Novelty
Kebaruan dari media yang akan dipilih juga harus menjadi
pertimbangan. Sebab media yang lebih baru biasanya lebih baik
dan lebih menarik bagi siswa.
Menurut Arsyad (2013:74) ada beberapa kriteria yang patut
diperhatikan dalam memilihan media.
1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Media dipilih berdasarkan tujuan yang ditetapkan yang mengacu
pada salah satu atau gabungan dari tiga ranah kongnitif, afektif,
dan psikomotor.
2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta,
konsep, prinsip, atau generalisasi.
12. 10
Misalnya, tepat untuk mempertunjukkan proses dan transformasi
yang memerlukan manipulasi ruang dan waktu.
3) Praktis, luwes, dan bertahan.
Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan dimana pun
kapan pun dengan peralatan yang tersedia disekitarnya, serta
mudah dipindahkan dan dibawa kemana-mana.
4) Guru terampil menggunakannya.
Apapun media itu, guru harus mampu menggunakan dalam
proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan
oleh guru yang menggunakannya.
5) Pengelompokkan sasaran.
Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama
efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan.
Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar,kelompok
sedang, kelompok kecil dan perorangan.
6) Mutu teknis
Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus
memenuhi persyaratan teknisi tertentu. Misalnya: visual pada
slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan
ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang
berupa latar belakang.
Dengan demikian dapat disimpulkan dalam pemilihan kriteria
media pembelajaran dapat menggunakan media mana yang dianggap
tepat untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar demi tercapaiannya
tujuan pembelajaran. Pemilihan karakteristik media pembelaran juga
harus memperhatikan keadaan peserta didik, kondisi lingkungan, biaya
dan sosial setempat, agar media yang digunakan dapat efektif, tepat
sasaran dan sesuai pula dengan kemampuan peserta didik.
3. Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran
a. Format pemilihan media
Prosesur dalam pemilihan media yang dikemukakan oleh Arif S
Sadirman (dalam Susilana dan Riyana, 2009:74) ada tiga model yang
13. 11
dapat dijadikan prosedur dalam pemilihan media yang akan digunakan,
yaitu:
1) Format flowchart
Menggunakan sistem pengguguran atau eliminasi dalam
penggambilan keputusan pemilihan, jika salah satu beropsi tidak
maka gugur dan berpindah langkah selanjutnya.
2) Format Matrix
Menanggukan proses keputusan pemilihan sampai semua
kriterianya di pertimbangkan.
3) Format check list
Sama dengan format matrik, yaitu menangguhkan proses
keputusan pemilihan sampai semua kriterianya
dipertimbangkan.
b. Prosedur pemilihan model ASSURE(Analysis Learner Characteristics,
State Objectives, Select, Modify or Design materials, Utilitize Materials,
Utilitize Materials )
Dalam pemilihan media dapat menggunakan pola ASSUREmodel
dari Heinich, Molenda dan Russel (dalam Susilana dan Riyana, 2009:81).
Menurut model ini apabila kita akan memilih media lakukan dengan
mengikuti prosedur sesuai tahapan ASSURE.
1) Analisis Learner Characteristics
Tahap pertama adalah melakukan analisis terhadap karakteristik
siswa.Secaragaris besar karakteristik siswa terbagi dua, yaitu
karakteristik umum dan khusus.
2) State Objectives
Langkah selanjutnya menentukan tujuan pembelajaran atau
kompetensi yang diharapkan tercapai. Pengkajian terhadap
tujuan atau kompetensi ini akan di jadikan pijakan untuk
prosedur selanjutnya.
3) Select, Modify or Design materials.
Selanjutnya adalah kegiatan memilih media, memodifikasi
media yang sudah ada atau merancang sesuai
14. 12
kebutuhan.Langkah ini dilakukan sesuai dengan langkah dua di
atas yaitu penentuan tujuan/kompetensi.
4) Utilitize Materials
Setelah media tersebut dipilih mana yang sesuai dengan
karakteristik siswa, sesuai dengan tujuan pembelajaran lalu
langkah selanjutnya digunakan dalam pembelajaran
menggunakan mediadalam pembelajaran perlu diperhatikan
langkah-langkah menggunakannya.
5) Require Learner respose
Selanjutnya perlu diamati bagaimana respon siswa terhadap
penggunaan media tersebut.
6) Evaluate
Tahap akhir dalam pemilihan media model ASSURE adalah
melakukan evaluasi. Evaluasi pada hakikatnya merupakan suatu
proses membuat suatu keputusan tentang nilai suatu objek.
c. Prosedur pemilihan model Anderson
Aderson (dalam Susilana dan Riyana, 2009:85) membagi pemilihan
media menjadi enam langkah.
1) Langkah awal adalah menentukan karakteristik pesan yang akan
disampaikan, apakah pesan tersebut berupa fakta, konsep,
gagasan, hukum, teori yang sifatnya konseptual, atau pesan
tersebut berupa instruksi, penugasan-penugasan tertentu yang
mengarah pada penguasaan skill atau keterampilan.
2) Selanjutnya tahap dua mengkaji bagaimana metode yang tepat
sesuai dengan karakteristik pesan pembelajaran. Contoh jika
pesan tersebut berupa pesan umum, informasi publik, politik dan
ekonomi maka lebih cocok menggunakan media masa dan
bukan media pembelajaran.
3) Pesan pembelajaran perlu dianalisis lebih operasional terutama
kaitannya dengan karakteristik tujuan, kita bisa mengambil
Teori Bloom (dalam Susilana dan Riyana, 2009:85)
menganalisis kompetensi menjadi tiga aspek.
15. 13
4) Selanjutnya menentukan media yang cocok dan sesuai dengan
tujuan dan sesuai dengan karakteristik siswa, baik dari segi
jumlahnya, maupun dari segi karakteristik lainnya, atau media
yang sesuai dengan kemampuan produksi, fasilitas yang dimiliki
dan biaya yang tersedia.
5) Evaluasi perlu dilakukan untuk mempertimbangkan lebih
matang kelebihan dan kekurangan media yang telah menjadi
pilihan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara mereview
oleh beberapa pihak yang terkait, seperti guru, atau siswa.
Apabila cocok, maka akan langsung diproduksi dan apabila
tidak maka harus kembali pada langkah IV untuk memilih
alternatif media yang lainnya.
6) Langkah terakhir adalah melakukan perencanaan untuk
pengembangan dan Ploduksi media. Tahap ini dapat dilakukan
dengan tiga langkah, yaitu praproduksi, produksi, dan pasca
produksi.
C. Pengembangan Media Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengembangan adalah
proses, cara, perbuatan mengembangkan. Media menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah alat atau sarana komunikasi, yang terletak di antara
dua pihak (orang, golongan, dan sebagainya), perantara, penghubung.
Sedangkan pembelajaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
Dapat disimpulkan bahwa pengembangan media pembelajaran adalah
serangkaiancara, proses atau perbuatan yang dilakukan untuk menghasilkan
danmengembangkan suatu alat atau sarana untuk menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar berdasarkan teori yang telah ada.
Susilana dan Riyana (2009: 28) mengemukakan langkah langkah dalam
mengembangkan media pembelajaran.
16. 14
Secara umum dapat dirinci sebagai beirkut: (1) Identifikasi kebutuhan
dan karakteristik siswa, (2) Perumusan tujuan instruksional (instructional
objective), (3) Perumusan butir-butir materi yang terperinci, (4)
Mengembangkan alat pengukuran keberhasilan, (5) Menuliskan naskah media,
(6) Merumuskan instrument tes dan revisi.
1. Identifikasi Kebutuhan Dan Karakteristik Siswa
Sebuah perencanaan media didasarkan atas kebutuhan. Dalam
pembelajaran yang dimaksud dengan kebutuhan adalah adanya
kesenjangan antara kemampuan, keterampilan, dan sikap siswa yang
mereka miliki sekarang. Adanya kebutuhan, sejogjanya menjadi dasar dan
pijakan dalam membuat media pembelajaran, sebab dengan dorongan
kebutuhan inilah media dapat berfungsi dengan baik. Kesesuaian media
dengan siswa menjadi dasar pertimbangan utama, sebab hampir tidak ada
satu media yang dapat memenuhi semua tingkatan usia.
Barbara B. Seels (dalam Susilana dan Riyana, 2009:29)mengatakan
bahwa diperlukan informasi tentang gaya belajar siswa atau learning style.
17. 15
1) Tactile/Kinestheti, para siswa memperoleh hasil belajar optimal
apabila disibukan dengan suatu aktivitas.Mereka tidak ingin
hanya membaca tetapi ikut terlibat langsung melakukan sendiri.
2) Visual/Perceptual., para siswa memperoleh hasil belajar optimal
dengan penglihatan. Demonstrasi dari papan tulis, diagram,
grafik dan tabel adalah semua alat yang berharga untuk
mereka.Pelajar tipe visual selalu ingin melihat gambar, diagram,
flowchart, time line, film, dan demonstrasi.
3) Auditory, pelajar menyukai informasi dengan format bahasa
lisan.Hasil belajar diperoleh melalui mendengarkan ceramah
kuliah dan mengambil bagian pada diskusi kelompok.
4) Aktif versus Reflektif Aktif, pelajar cenderung untuk
mempertahankan dan memahami informasi yang terbaik apa
dengan melakukan sesuatu secara aktif dengan mendiskusikan
atau menerapkannya dan menjelaskannya pada ornag lain.
5) Reflektif, pelajar suka memikirkan sesuatu dengan tenang “Mari
kita fikirkan terlebih dahulu” adalah tanggapan pelajar yang
reflektif.
6) Seqwential Versus Global Seqwential, pelajar menyukai suatu
ikhtisar atau “gambaran besar” dari apa yang mereka akan
lakukan sebelum menuju pembelajaran dengan proses yang
kompleks.
2. Perumusan Tujuan
Tujuan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan karena
dengan dengan tujuan akan mempengaruhi arah dan tindakan kita. Dengan
tujuan itu pulalah kita dapat mengetahui apakah target sudah tercapai atau
tidak. Dengan pembelajaran tujuan juga merupakan factor yang sangat
penting, karena tujuan itu akan menjadi arah kepada siswa untuk
melakukan perilaku yang diharapkan dengan tujuan tersebut.
Tujuan yang baik, yaitu yang jelas, terukur, operasional, tidak mudah
untuk dirumuskan oleh guru, diperlukan latihan, penelaahan terhadap
kurikulum dan pengalaman saat melakukan pembelajaran di kelas. Namun,
18. 16
sebagai patokan, sebaiknya perumusan tujuan haruslah memiliki ketentuan
sebagai berikut:
1) Learner Oriented. Dalam merumuskan tujuan, harus selalu
berpatokan pada perilaku siswa bukan perilaku guru. Sehingga
dalam perumusannya kata-kata siswa secara eksplisit dituliskan.
Selain itu, perilaku yang diharapkan dicapai harus mungkin dapat
dilakukan siswa dan bukan perilaku yang tidak mungkin
dilakukan siswa. Tujuan itu berorientasi pada hasil, sehingga
secara kuantitas dapat diukur.
2) Operational. Perumusan tujuan harus dibuat secara spesifik dan
operasional sehingga mudah untuk mengukur tingkat
keberhasilannya. Tujuan yang spesifik ini terkiat dengan
penggunaan kata kerja. Kata kerja yang umum akan menghasilkan
perilaku atau tindakan siswa yang juga bersifat umum, namun
sebaliknya kata kerja yang khusus akan menghasilkan perilaku
yang khusus pula.
3) ABCD. Untuk memudahkan merumuskan tujuan pembelajaran,
Baker (dalam Susilana dan Riyana, 2009:33) membuat formula
teknik perumusan tujuan pembelajaran dengan rumus ABCD
dengan penjelasan sebagai berikut:
A
Audience, artinya sasaran sebagai pembelajar yang perlu
dijelaskan secara spesifik agar jelas untuk siapa tujuan
tersebut diberikan. Sasaran yang dimaksud di sini
misalnya siswa SD kelas IV, siswa SMP kelas 2, siswa
SMA kelas 3, dan lain-lain.
B
Behaviour, adalah perilaku spesifik yang diharapkan
dilakukan atau dimunculkan siswa setelah pembelajaran
berlangsung. Behavior ini dirumuskan dalam bentuk kata
kerja, contohnya: menjelaskan, menyebutkan, merinci,
mengidentifikasi, memberikan contoh dan sebagainya.
C
Conditioning, yaitu keadaan yang harus dipenuhi atau
dikerjakan siswa pada saat dilakukan pembelajaran,
19. 17
misalnya: dengan cara mengamati, tanpa membaca
kamus, dengan menggunakan kalkulator, dengan benar
dan sebagainya.
D
Degree, adalah batas minimal tingkat keberhasilan
terendah yang harus dipenuhi dalam mencapai perilaku
yang diharapkan. Penentuan ini tergantung pada jenis
bahan materi, penting tidaknya materi. Contoh: 3 buah,
minimal 80%, empat jenis, dan sebagainya.
3. Perumusan Materi
Titik tolak perumusan materi pembelajaran adalah rumusan tujuan.Materi
berkaitan dengan substansi isi pelajaran yang harus diberikan. Materi perlu
disusun dengan memperhatikan kriteria-kriteria tertentu, diantaranya:
(1) Sahih atau valid, materi yang dituangkan dalam media untuk
pembelajaran benar-benar telah teruji kebenarannya dan
kesahihannya. Hal ini juga berkaitan dengan keaktualan materi
sehingga materi yang disiapkan tidak ketinggalan jalan dan
memberikan konstribusi untuk masa yang akandatang.
(2) Tingkat kepentingan (significant),dalam memilih materi perlu
dipertimbangkan pertanyaan sebagai berikut, sejauh mana materi
tersebut penting untuk dipelajari? Penting untuk siapa? Dimana
dan mengapa? Dengan demikian materi yang diberikan kepada
siswa tersebut benar-benar yang dibutuhkannya.
(3) Kebermanfaatan (utility),kebermanfaatan yang dimaksud haruslah
dipandang dari dua sudut pandang yaitu kebermanfaatan secara
akademis dan non akademis, secara akademis matteri harus
bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan siswa, sedangkan
non akademis materi harus menjadi bekal berupa life skill baik
berupa pengetahuan aplikatif, keterampilan dan sikap yang
dibutuhkan dalam kehidupan keseharian.
(4) Learnability,artinya sebuah program harus dimungkinkan untuk
dipelajari, baik aspek tingkat kesulitannya (tidak terlalu mudah,
20. 18
sulit ataupun sukar) dan bahan ajaran tersebut layak digunakan
sesuai dengan kebutuhan setempat.
(5) Menarik minat (interst) materi yang dipilih hendaknya menarik
minat dan dapat memotivasi siswa untuk memperlajari lebih
lanjut. Setiap materi yang diberikan kepada siswa harus
menimbulkan keingintahuan lebih lanjut. Sehingga memunculkan
dorongan lebih tinggi untuk belajar secara aktif dan mandiri.
Begitu halnya dengan meteri dalam sebuah program media, kriteria
materi yang diuraikan tersebut berlaku juga untuk materi pada media
sebuah program media didalamnya haruslah berisi materi yang harus
dikuasai oleh siswa. Jika tujuan sudah dirumuskan dengan baik
danlengkap., maka teknik perumusan materi tidaklah sulit, tinggal kita
mengganti kata kerjanya.
4. Perumusan Alat Pengukur Keberhasilan
Pembelajaran yang kita lakukan haruslah diukur apakah tujuan
pembelajaran sudah tercapai atau tidak? Untuk mengukur hal tersebut,
maka diperlukan alat pengukur hasil belajar yang berupa tes, penugasan
atau daftar cek perilaku. Alat pengukur keberhasilan belajar ini perlu
dikembangkan dengan berpijak pada tujuan yang telah dirumuskan dan
harus sesuai dengan materi yang sudah disiapkan.Yang perlu diukur adalah
tiga kemampuan utama yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
telah dirumuskan secara rinci dalam tujuan. Dengan demikian terdapat
hubungan yang erat antara tujuan, materi dan tes pengukuran keberhasilan.
D. Evaluasi Media Pembelajaran
Evaluasi merupakan bagian integral dari suatu proses pembelajaran. Begitu
juga pada media pembelajaran sebagai salah satu komponen dari pembelajaran,
perlu diadakan evaluasi terlebih dahulu sebelum digunakan secara luas. Baik
dari isi materi, edukatif, maupun teknis. Sehingga memenuhi criteria yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
a. Tujuan Evaluasi Media Pembelajaran
21. 19
Kekuatan dan kelemahan dari media pembelajaran yang telah dibuat oleh
seorang guru biasanya dapat diketahui dengan lebih jelas setelah
dilaksanakan di kelas dan dievaluasi dengan seksama. Hasil yang diperoleh
dari evaluasi akan memberi petunjuk kepada guru tentang bagian-bagian
mana dari media pembelajaran tersebut yang sudah baik dan bagian mana
pula yang belum baik sehingga belum dapat mencapai tujuan dari
pengembangan media pembelajaran yang diharapkan yang dalam hal ini
terkait dengan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah disusun atas dasar
hasil evaluasi tersebut dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang
diperlukan, baik pada waktu media tersebut sedang digunakan maupun
setelah media tersebut digunakan. Perbaikan yang dilakukan setelah media
ini selesai digunakan akan berguna untuk keperluan penyempurnaan media
pada kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Menurut Arsyad (2013: 218) menyebutkan tujuan evaluasi media
pembelajaran yaitu:
1. Menentukan apakah media pembelajaran itu efektif.
2. Menentukan apakah media itu dapat diperbaiki atau ditingkatkan.
3. Menetapkan apakah media itu cost-effective dilihat dari hasil belajar
siswa.
4. Memilih media pembelajaran yang sesuai untuk dipergunakan dalam
proses belajar di dalam kelas.
5. Menentukan apakah isi pelajaran sudah tepat disajikan dengan media
itu.
6. Menilai kemampuan guru menggunakan media pembelajaran.
7. Mengetahui apakah media pembelajaran itu benar-benar memberi
sumbangan terhadap hasil belajar seperti yang dinyatakan.
8. Mengetahui sikap siswa terhadap media pembelajaran.
Sedangkan Susilana dan Riyana (2009: 207) menjelaskan evaluasi
media yang dilaksanakan pada dasarnya difokuskan kepada beberapa tujuan
yaitu:
1. Memilih media pendidikan yang akan dipergunakan oleh kelas
22. 20
Tidak semua media yang dibuat oleh guru dan yang telah tersedia di
sekolah dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas. Adakalanya
guru memaksakan media tertentu yang kurang memenuhi syarat
kelayakan untuk digunakan sehingga bukan peningkatan proses
pembelajaran yang dirasakan, sebaliknya beragam masalah baru
muncul. Kondisi seperti ini tentu bukan hal yang diharapkan oleh
guru. Oleh karena itu sebelum guru menggunakan media dalam
proses pembelajaran alangkah lebih baik jika dievaluasi terlebih
dahulu secara cermat. Evaluasi media membantu guru dalam
menentukan pilihan media yang tepat dan sesuai dengan rumusan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
2. Untuk melihat prosedur/mekanisasi penggunaan suatu alat
Mekanisasi penggunaan suatu media merupakan salah satu bagian
penting dalam pengembangan media yang harus dievaluasi. Media
pembelajaran yang dibuat harus mudah digunakan oleh pemakai atau
dalam istilah asingnya disebut “ease of use” atau “user friendly”,
banyak media dengan tampilan yang begitu bagus namun susah
untuk dioperasikan. Hal tersebut harus dihindari sehingga media
yang telah kita gunakan tidak sia-sia hanya karena persoalan teknis
seperti itu. Oleh karena itu evaluasi media pun harus diarahkan untuk
melihat sejauh mana media yang digunakan memenuhi kelayakan
teknis penggunaannya.
3. Untuk memeriksa apakah tujuan penggunaan alat tersebut telah
tercapai
Setiap media pembelajaran tentunya memiliki karakteristik dan
manfaat yang berbeda antara media yang satu dengan yang lainnya
terkait dengan pencapaian tujuan pembeiajaran. Dengan
dilakukannya evaluasi kita akan dapat mengukur sejauhmana media-
media yang ada dengan keunggulan-keunggulannya tersebut
dimanfaatkan secara optimal dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran.
4. Menilai kemampuan guru menggunakan media pendidikan
23. 21
Evaluasi media pembelajaran pun diarahkan untuk menilai
sejauhmana kemampuan guru menggunakan media yang ada di
sekolah termasuk juga media yang telah dikembangkannya sendiri.
Jika keberadaan media ditunjang dengan kemampuan guru-guru
dalam memanfaatkannya tentu akan sangat besar pengaruhnya
terhadap pencapaian tujuan program pembelajaran di sekolah yang
berujung pada pencapaian mutu pendidikan secara keseluruhan.
5. Memberikan informasi untuk kepentingan administrasi
Media pembelajaran dan pemanfaatannya harus dikelola dengan baik
melalui proses pengadministrasian yang sesuai dengan aturan yang
berlaku. Keberadaan dan keberfungsian media di sekolah harus
selalu dievaluasi secara berkala sehingga dapat membantu
peningkatan kualitas pembelajaran disekolah. Hasil evaluasi ini akan
sangat bermanfaat untuk menjadi bahan pertimbangan dalam
pengelolaan media termasuk aspek administrasinya.
6. Untuk memperbaiki alat media itu sendiri
Evaluasi media pada akhirnya akan terkait dengan kondisi media itu
sendiri. Media yang ada di sekolah harus dievaluasi tingkat
kelayakan pakainya setiap saat sehingga jika akan digunakan tidak
ada masalah dan langsung dapat dipakai. Dengan demikian melalui
proses evaluasi media ini akan dapat teridentifikasi secara lengkap
media-media mana saja yang sudah rusak parah, dalam kondisi rusak
namun masih dapat diperbaiki, termasuk media-media apa saja yang
masih bagus dan layak pakai.
Dari dua pendapat diatas tujuan evaluasi media pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1. Memilih media pembelajaran yang sesuai untuk dipergunakan dalam
proses belajar di dalam kelas.
2. Melihat prosedur/mekanisasi penggunaan suatu alat.
3. Menilai kemampuan guru menggunakan media pembelajaran.
4. Menentukan apakah media pembelajaran itu efektif.
24. 22
5. Mengetahui media pembelajaran itu benar-benar memberi pengaruh
terhadap hasil belajar.
6. Menetapkan apakah media itu cost-effective dilihat dari hasil belajar
siswa.
7. Menentukan dan memeriksa apakah isi pelajaran sudah tepat disajikan
dengan media tersebut sesuai dengan tujuan penggunaannya.
8. Memperbaiki atau meningkatkan media pembelajaran.
9. Memberikan informasi untuk kepentingan administrasi.
10. Mengetahui sikap siswa terhadap media pembelajaran.
b. Jenis Evaluasi Media Pembelajaran
Susilana dan Riyana (2009: 213) menggolongkan jenis evaluasi media
pembelajaran berdasar proses menjadi dua macam yaitu evaluasi formatif
dan evaluasi sumatif.
1. Evaluasi Formatif, proses mengumpulkan data tentang efektivitas dan
dan efisiensi bahan-bahan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Data-data tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki
dan menyempurnakan media yang bersangkutan agar lebih efektif dan
efisien.
2. Evaluasi Sumatif, proses pengumpulan data untuk menentukan apakah
media yang patut digunakan dalam situasi-situasi tertentu atau apakah
media tersebut benar-benar efektif atau tidak, setelah media tersebut
pdiperbaiki atau disempurnakan.
Dari penggolongan tersebut dapat ditafsirkan bahwa evaluasi media
pembelajaran difokuskan dan dititikberatkan pada evaluasi formatif
dibandingkan evaluasi sumatif. Disebabkan karena pada evaluasi formatif
dilakukan upaya penyempurnaan media pembelajaran telah dibuat agar lebih
efektif dan efisien. Adapun tahapan yang ada pada evaluasi formatif sebagai
berikut (Susilana dan Riyana, 2009: 222):
1. Evaluasi Satu Lawan Satu
Tahap satu lawan satu atau yang disebut dengan istilah one to one
evaluation, dilaksanakan dengan memilih dua orang atau lebih siswa
25. 23
yang dapat mewakili populasi target dari media yang dibuat. Sajikan
media tersebut kepada mereka secara individual. Kalau media itu
ddidesain untuk belajar mandiri, biarkan mereka mempelajarinya
sementara guru mengamatinya. Kedua orang siswa yang dipilih tersebut
hendaknya satu orang dari populasi target yang kemampuan umumnya
sedikit di bawah rata-rata dan satu orang lagi di atas rata-rata.
Prosedur pelaksanaan evaluasi media tahap satu lawan satu ini
adalah sebagai berikut:
a. Jelaskan kepada siswa bahwa Anda sedang merancang suatu media
baru dan Anda ingin mengetahui bagaimana reaksi mereka
terhadap media yang anda buat tersebut.
b. Lalu sampaikan kepada mereka bahwa apabila nanti mereka
berbuat salah, hal tersebut bukanlah karena kekurangan mereka
tetapi karena kekurangsempurnaan media tersebut, sehingga perlu
diperbaiki.
c. Usahakan agar mereka bersikap relaks dan bebas mengemukakan
pendapatnya tentang media tersebut.
d. Selanjutnya berikan tes awal untuk mengetahui. sejauh mana
kemampuan dan pengetahuan siswa terhadap topik yang
dimediakan.
e. Sajikan media dan catat berapa lama waktu yang Anda butuhkan
atau dibutuhkan siswa untuk menyajikan/mempelajari media
tersebut. Catat pula bagaimana reaksi siswa dan bagian-bagian
yang sulit untuk dipahami; apakah contoh-contohnya,
penjelasannya, petunjuk-petunjuknya, ataukah yang lain.
f. Berikan tes yang mengukur keberhasilan media tersebut (post test).
g. Analisis informasi yang terkumpul.
2. Evaluasi Kelompok Kecil
Pada tahap ini media perlu dicobakan kepada 10-20 orang siswa yang
dapat mewakili populasi target. Kalau media tersebut anda buat untuk
siswa kelas I SMP maka pilihlah 10-20 orang siswa dari kelas I SMP.
Jika kurang dari 10 data yang anda peroleh kurang dapat
26. 24
menggambarkan populasi target. Sebaliknya bila lebih dari 20 data atau
informasi yang anda peroleh melebihi yang anda perlukan akan kurang
bermanfaat untuk dianalisis dalam evaluasi kelompok kecil. Siswa yang
anda pilih dalam kegiatan ini hendaknya mencerminkan karakteristik
populasi. Usahakan sampel tersebut terdiri dari siswa-siswa yang
kurang pandai, sedang dan pandai; laki-laki dan perempuan; berbagai
usia dan latar-belakang.
Prosedur yang perlu ditempuh adalah:
a. Jelaskan bahwa media tersebut berada pada tahap formatif dan
memerlukan umpan balik untuk menyempurnakannya;
b. Berikan tes awal (pretest) untuk mengukur kemampuan dan
pengetahuan siswa tentang topik yang dimediakan;
c. Sajikan media atau minta kepada siswa untuk mempelajari media
tersebut;
d. Catat waktu yang diperlukan dan semua bentuk umpan balik
(langsung ataupun tak langsung) selama penyajian media;
e. Berikan tes untuk mengetahui sejauh mana tujuan bisa tercapai
(post test);
f. Bagikan kuesioner dan minta siswa untuk mengisinya. Apabila
mungkin adakan diskusi yang mendalam dengan beberapa siswa.
g. Analisis data-data yang terkumpul.
3. Evaluasi Lapangan
Evaluasi lapangan atau field evaluation adalah tahap akhir dari evaluasi
formatif yang perlu dilakukan. Usahakan memperoleh situasi yang
semirip mungkin dengan situasi sebenarnya. Setelah melalui dua tahap
evaluasi di atas tentulah media yang kita buat sudah mendekati
kesempurnaannya. Namun dengan itu masih harus dibuktikan.
Pilih sekitar 30 orang siswa dengan berbagai karakteristik (tingkat
kepandaian, kelas, latar belakang jenis kelamin, usia, kemajuan belajar
dan sebagainya) sesuai dengan karakteristik populasi sasaran.
Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
27. 25
a. Mula-mula pilih siswa-siswa yang benar-benar mewakili populasi
target, kirakira 30 orang siswa. Usahakan agar mereka mewakili
berbagai tingkat kemampuan dan keterampilan siswa yang ada. Tes
kemampuan awal perlu dilakukan bila karakteristik siswa belum
diketahui. Atas dasar itu pemilihan siswa dilakukan. Tetapi bila
kita kenai benarsiswa-siswa yang akan dipakai dalam uji coba tak
perlu tes itu dilakukan.
b. Jelaskan kepada mereka maksud uji lapangan tersebut dan apa yang
anda harapkan pada akhir kegiatan. Pada umumnya siswa tak
terbiasa untuk mengeritik bahan-bahan atau media yang diberikan,
karena mereka beranggapan sudah benar dan efektif. Usahakan
mereka bersikap relaks dan berani mengemukakan penilaian.
Jauhkan sedapat mungkin perasaan bahwa uji coba ini menguji
kemampuan mereka.
c. Berikan tes awal untuk mengukur sejauh mana pengetahuan dan
keterampilan mereka terhadap topik yang dimediakan.
d. Sajikan media tersebut kepada mereka. Bentuk penyajiannya tentu
sesuai dengan rencana pembuatannya: Untuk prestasi kelompok
besar, untuk kelompok kecil atau belajar mandiri;
e. Catat semua respon yang muncul dari siswa selama sajian. Begitu
pula waktu yang diperlukan;
f. Berikan tes untuk mengukur seberapa jauh pencapaian hasil belajar
siswa setelah sajian media tersebut. Hasil tes ini (post test)
dibandingkan dengan hasil tes pertama (pre test) akan
menunjukkan seberapa efektif dan efisien media yang anda buat
tersebut;
g. Berikan kuesioner untuk mengetahui pendapat atau sikap mereka
terhadap media tersebut dan sajian yang diterimanya;
h. Ringkas dan analisislah data-data yang anda peroleh dengan
kegiatan-kegiatan tadi: kemampuan awal, skor tes awal dan tes
akhir, waktu yang diperlukan, perbaikan bagian-bagian yang sulit,
dan pengayaan yang diperlukan, kecepatan sajian dan sebagainya.
28. 26
i. Atas dasar itu media diperbaiki dan semakin disempurnakan.
29. 27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dilihat dari pengadannya, media dapat menggunakan yang sudah ada yang
dibuat oleh pihak tertentu dan kita dapat langsung menggunakannya, kita juga
dapat membuat media sendiri sesuai dengan kebutuhan. Disinilah
diperlukannya perencanaan, jika kita membuat media sendiri berdasarkan
kebutuhan, dalam hal ini diperlukan analisis terhadap berbagai aspek, sehingga
pas dengan kebutuhan.
Selanjutnya pemilihan media di dalamnya termuat dasar pertimbangan,
kriteria, dan prosedur. Dasar pertimbangan yang meliputi alasan teoritis yang
terkait dengan konsep dan alasan praktis yang berkaitan dengan pertimbangan
pengguna. Kemudian kriteria, yang mana terdapat dua kriteri secara khusu dan
umum. Selanjutnya prosedur pemilihan media yang serinf dikenal dengan
singkatan ASSURE.
Pengembangan media pembelajaran adalah serangkaian acara, proses atau
perbuatan yang dilakukan untuk menghasilkan dan mengembangkan suatu alat
atau sarana untuk menjadikan orang atau makhluk hidup belajar berdasarkan
teori yang telah ada. Secara umum prosedur dapat dirinci sebagai berikut: (1)
Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa, (2) Perumusan tujuan
instruksional (instructional objective), (3) Perumusan butir-butir materi yang
terperinci, (4) Mengembangkan alat pengukuran keberhasilan, (5) Menuliskan
naskah media, (6) Merumuskan instrument tes dan revisi.
Evaluasi merupakan bagian dari suatu proses pembelajaran. Baik dari isi
materi, edukatif, maupun teknis. Sehingga memenuhi kriteria yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran.Dalam pelaksanaan evaluasi ini memiliki banyak
tujuan evaluasi media pembelajaran, yang bermuara untuk memperbaiki dan
menilai media tersebut. Ada dua jenis evaluasi yang digunakan yaitu evaluasi
formatif dan sumatif, pada pelaksanaannya memfokuskan pada evaluasi
formatif.
30. 28
B. Saran
Guru sebagai pemberi informasi pendidikan kepada peserta didik sudah
seharusnya mengetahui dan memahami media pembelajaran yang tepat bagi
peserta didik. Untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar demi
tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu dalam menentukan media
pembelajaran apa yang ingin diberikan sebagai seorang pendidik diperlukan
pemahaman dalam merencanakan, memilih, mengembangkan, dan
mengevaluasi media pembelajaran.
31. 29
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2013. “Media Pembelajaran”. Jakarta: RajaGrafindo Persana.
Jalinus, Nizwardi dan Ambiyar. 2016. “Media dan sumber pembelajaran”.
Jakarta: Prenada Media Group.
Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2009. “Media Pembelajaran”. Bandung: CV
WACANA PRIMA