SlideShare a Scribd company logo
Yayi Manggarsari
Era Muliana S
 Sreening adalah cara untuk mengidentifikasi
penyakit yg belum tampak melalui suatu tes atau
pemeriksaan atau prosedur lain yg dapat dgn
cepat memisahkan antara orang yg mungkin
menderita penyakit dgn orang yg mungkin tdk
menderita.
 Yg menderita d lakukan pemeriksaan intensif
untuk menentukan apakah yg bersangkutan
memang sakit atau tdk kmdian yg sakit d lakukan
pengobatan yg intensif agar tdk
membahayakan bagi dirinya dan
lingkungannya, khususnya bagi penyakit2
menular.
 Bahwa penyakit yg ada d masyarakat ibarat
puncak gunung es, karena hanya sebagian
kecil yg tergambar/ terdata.
 Diagnosa dini dan pengobatan secara tuntas
memudahkan kesembuhan.
 Menghindari terjadinya penyakit pd tahap
penyakit lanjut
 Penderita tanpa gejala berpotensi
menularkan penyakit.
 Penderita penyakit KRONIS;
• Infeksi bakteri ( Lepra,TBC, dll)
• Infeksi Virus ( hepatitis )
 • Penyakit non infeksi :
– hipertensi
– Diabetus miletus
– Penyakit jantung
– Karsinoma serviks
– Prostat, dan
– glaukoma
 • Aids
1. Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dgn
gejala tdk khas terhadap orang-orang yg
tampak sehat,tetapi mgkin menderita
penyakit yaitu orang-orang yg mempunyai
risiko tinggi untuk terkena penyakit.
2. Dengan ditemukannya penderita tanpa
gejala dapat dilakukan pengobatan secara
tuntas hingga mudah disembuhkan dan tdk
membahayakan dirinya maupun
lingkungannya dan tdk menjadi sumber
penularan hingga epidemi dpt d hindari.
 Proses Sreening /Uji tapis terdiri dari dua tahap :
1. Melakukan pemeriksaan terhadap kelompok
penduduk yang dianggap mempunyai
risiko tinggi menderita penyakit dan bila
hasil test negative maka dianggap orang
tersebut tidak menderita penyakit.
2. Bila hasil positif maka dilakukan pemeriksaan
diagnostic.
 Hasilnya positif mk dianggap sakit d mendpat
pengobtan.
 1. Penyaringan Massal (Mass Screening)
Yaitu Penyaringan yang melibatkan populasi
secara keseluruhan.
 2. Selective Screening
Penyaringan yang dilakukan pada Kelompok
Penduduk tertentu.
Contoh : Screening pada pekerja pabrik yang
terpapar dengan bahan Timbal.
3. Single Disease Screening.
Penyaringan yg dilakukan pada suatu jenis penyakit tertentu
yang spesifik.
Misal : Screening untuk mengetahui Penyakit TB Paru.
4. Multiphase Screening
Penyaringan yang dilakukan untuk mengetahui kemungkinan
terdapatnya peny. pd bbrp Individu. Misal : Screening
kesehatan pd pegawai yg mendaftar/akan diseleksi.
Adi Heru Utomo, dkk (2010)
 1. Sifat Penyakit
a) Serius
b) Prevalensi tinggi pada tahap praklinik
c) Periode yg panjang diantara tanda – tanda pertama
sampai timbulnya penyakit
 2. Uji Diagnostik
a) Sensitif dan Spesifik
b) Sederhana dan Murah
c) Aman dan Dapat Diterima
d) Reliable
 3. Pengobatan
a) Efektif dan dapat diterima
b) Pengobatan yg aman telah tersedia
 Validitas : kemampuan tes / screening untuk
menentukan individu mana yg benar sakit dan
mana yang tidak sakit. Indikator untuk menilai
validitas hasil Screening adalah Sensitivitas dan
Spesifisitas
 Reliabilitas : adalah bila tes yang dilakukan
berulang ulang menunjukan hasil yang konsisten.
 Yield (Hasil dr Suatu Tes/Uji) : jumlah peny. Yg
terdiagnosis dan terobati sebagai
hasil dari uji tapis yg sebelumnya tidak diketahui.
Indikator validitas hasil tes
 SENSITIVITAS = Kepekaan
Adalah Proporsi dari orang – orang yang benar –
benar sakit yang ada di dalam populasi yang
disaring, yang diidentifikasi dengan
menggunakan uji penyaringan sebagai penderita
sakit.
 SPESIFISITAS = Kecermatan
Adalah proporsi dari orang – orang yang benar –
benar sehat, yang juga diidentifikasi dengan
menggunakan uji penyaringan sebagai individu
sehat
 Kemampuan dari suatu tes Screening untuk
mengidentifikasi secara BENAR orang-orang yg
BERISIKO (mempunyai RISIKO Penyakit)
Kemampuan suatu tes Screening untuk
menemukan Orang2 yg MENDERITA Penyakit yg
sdg dicari.
 RUMUS : Jml Subjek yg didiagnosis penyakit tttu
secara tepat (True Positive) ‘dibagi’ Jml seluruh
Subjek dgn Penyakit tsb (Population at Risk).
Hasil tes Penyakit (+) Penyakit (-)
Tes (+) ‘a’
True positive
‘b’
False positive
a+b
Tes (-) ‘c’
False negative
‘d’
True negative
c+d
a+c b+d
subjek dgn diagnosa
DAN penyakit
sensitivitas= positive
jmlh seluruh subjek
dgn penyakit (+)
True positive
Sensitivitas =
true positive +
false negative
(a)
Sensitivitas=
(a+c)
 Screening test dilakukan pada 1000 ibu hamil. Data yg
diperoleh adalah : terdapat 200 ibu hamil yg menderita
Penyakit X dan 800 ibu hamil lainnya Tidak memiliki
Penyakit X. Setelah dilakukan pemeriksaan Laboratorium
(:kadar Hb) pada 200 ibu yg menderita Penyakit X tsb
didapatkan 150 ibu hamil POSITIF menderita Penyakit X,
sedangkan yg 50 ibu hamil NEGATIF. Adapun dari 800
ibu hamil yg dlm screening Tidak memiliki Penyakit X,
setelah dilakukan Pemeriksaan Laboratorium ternyata 40
orang diantaranya POSITIF menderita Penyakit X
tersebut.
 Berapa SENSITIVITAS nya...???
Penyakit (+) Penyakit (-)
Tes (+) ‘a’
True positive
= 150
‘b’
False positive
=40
a+b
Tes (-) ‘c’
False negative
=50
‘d’
True negative
=760
c+d
a+c
=200
b+d
=800
1000
(a)
Sensitivitas=
(a+c)
150
200
0,75
 SENSITIVITAS 0,75 atau 75% artinya : Subjek
yg dlm Sreening (+) atau yg memiliki Tanda
& Gejala terkait dgn Penyakit X yg mgkin
diderita itu besarnya adalah 75% dari SEMUA
Subjek yg BENAR-BENAR SAKIT.
 1. Makin BESAR Persentase Sensitivitas makin
BAIK.
 Karena akan mengurangi Risiko Penularan atau Kematian
yg disebabkan oleh Penyakit tsb.
 2. Makin KECIL Persentase Sensitivitas makin
BERBAHAYA.
 Karena makin Banyak orang yg sebenarnya Sakit tapi
Tidak Merasa Sakit. shg Tidak Berobat/diobati.
 Karena akan dapat Menularkan Penyakitnya ke Orang lain.
(bila Screeningnya pd Penyakit Menular).
 Kemampuan dari tes Screening untuk
mengidentifikasi secara BENAR orang-orang yg
SEHAT (Tidak Berisiko).
 Kemampuan untuk menemukan orang-orang yg
TIDAK Menderita Penyakit.
 Rumus : Jml. Subjek yg didiagnosis TIDAK
berpenyakit scr Tepat (True Negative) ‘dibagi’
Jml. Seluruh Subjek yg TIDAK Menderita penyakit.
Penyakit (+ ) Penyakit ( - )
Tes ( + ) ‘ a ‘
(True Positive )
‘ b ‘
(False positive)
a + b
Tes ( - ) ‘ c’
(False negative )
‘ d ‘
(True negative )
C + d
a + c b + d
Spesifisifias= Subjek dgn diagnosa dan penyakit (-)
Jmlh seluruh subjek dgn penyakit (-)
Spesifisifias= True negative
False positive+true negative
Spesifisifias= (d)
(b+d)
 Sreening test dilakukan pd 1000 ibu hamil, data
yg d peroleh adalah ; terdapat 200 ibu hamil yg
menderita penyakit X dan 800 ibu hamil lainnya
tdk memiliki penyakit X, setelah d lakukan
pemeriksaan Laboratorium (Kadar Hb) pd 200 ibu
yg menderita penyakit X tsb d daptkan 150 ibu
hamil P0SITIf menderita peny. , sedangkan yg 50
ibu hamil NEGATIF. Adapun dari 800 ibu hamil yg
dalam sreening tdk memiliki peny. X, setelah
dilakukan pemeriksaan laboratorium ternyata 40
org diantaranya POSITIF menderita penyakit X
tsb.
 Berapa SPESIFISITAS nya.........???
Penyakit X ( + ) Penyakit X (-)
Tes ( + ) ‘a’
(True Positive)
= 150
‘b’
(False positive)
= 40
a + b
Tes ( - ) ‘ c ‘
(False Negative )
= 50
‘ d ‘
(True Negative )
= 760
c + d
a + c = 200 b + d = 800 1000
(d)
Spesifisitas =
b+d
760/ 800=0,18
 Spesifisitas 0,18 atau 18 % artinya;
Subjek yg negatif atau tdk menderita/
memiliki penyakit dr Sreening tsb sebesar 18
% dr semua subjek yg tdk sakit.
1. Makin BESAR presentase Spesifisitas makin
BAIK.
 Karena akan mengurangi kesalahan pengobatan
atau perawatan. Shg org yg sehat TIDAK dikira
Sakit dan tdk perlu dilakukan pengobatan.
2. Makin kecil persentase Spesifisitas makin
merugikan.
 Karena dpt menyebabkan pemberian pelayanan
kesehatan/ pengobatan yg salah, krn memungkinkan
pemberian Yankes/ pengobatan kpd org yg tdk
sakit.
 Membuang tenaga dan biaya.
 SENSITIVITAS : Probabilitas hasil uji yg positif
pd org-org yg mengidap penyakit.
{ a/ ( a + c)}.
 SPESIFISITAS: Probabilitas hasil uji Negatif pd
org-org yg tidak mengidap penyakit.
{ d (b+d)}.
 Adalah‘ Nilai probabilitas Prediksi’ suatu
penyakit dri hasil suatu tes atau pemeriksaan.
 Untuk menilai sejauh mana Efikasi (=
Kemanjuran/ kemujaraban) dari suatu tes
Sreening.
 Positive predictive value :
Probabilitas yg MENDERITA penyakit
terhadap semua hasil tes positif.
{ a / (a + b ) }
 Negative Predictive value :
Probabilitas yg TDK MENDERITA penyakit
terhadap semua hasil tes negatif.
{ d/(c+d)}
 Positive Predictive Value ;
Adalah berapa proporsi subjek/penduduk yg d
sreening yg benar-benar positif ( menderita
penyakit) dari semua subjek/ penduduk yg
ditemukan menderita SAKIT oleh uji diagnostik.
 Negative Predictive Value ;
Adalah berapa proporsi subjek/penduduk yg d
temukan Benar-benar NEGATIF ( tdk menderita
penyakit ) dri semua yg d temukan TDK
menderita Penyakit (-).
Screening EPIDEMIOLOGI

More Related Content

What's hot

Perbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortPerbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortLisa Prihastari
 
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasioBAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasioNajMah Usman
 
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlEpidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlFachri Latif
 
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahanBAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahanNajMah Usman
 
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian EpidemiologiBentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian EpidemiologiWiandhariEsaBBPKCilo
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologilasnisiregar
 
RANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIANRANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIANfikri asyura
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiAnggita Dewi
 
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatanAgus Candra
 
Ukuran asosiasi epidemiologi
Ukuran asosiasi epidemiologiUkuran asosiasi epidemiologi
Ukuran asosiasi epidemiologiIrfrans D' Rayyan
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakitphiqe kbn
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7tristyanto
 
Menghitung besar-sampel-penelitian
Menghitung besar-sampel-penelitianMenghitung besar-sampel-penelitian
Menghitung besar-sampel-penelitianAhmad Tobroni
 
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)NajMah Usman
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012Zakiah dr
 

What's hot (20)

Perbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortPerbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohort
 
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasioBAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
 
Mpi.3 pokok bahasan 2
Mpi.3 pokok bahasan 2Mpi.3 pokok bahasan 2
Mpi.3 pokok bahasan 2
 
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlEpidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
 
Mortalitas dan Morbiditas
Mortalitas dan MorbiditasMortalitas dan Morbiditas
Mortalitas dan Morbiditas
 
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahanBAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
 
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian EpidemiologiBentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
 
RANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIANRANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologi
 
Konsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLBKonsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLB
 
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
 
Ukuran asosiasi epidemiologi
Ukuran asosiasi epidemiologiUkuran asosiasi epidemiologi
Ukuran asosiasi epidemiologi
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
 
Menghitung besar-sampel-penelitian
Menghitung besar-sampel-penelitianMenghitung besar-sampel-penelitian
Menghitung besar-sampel-penelitian
 
Sampling dan-besar-sampel
Sampling dan-besar-sampelSampling dan-besar-sampel
Sampling dan-besar-sampel
 
Materi case control
Materi case controlMateri case control
Materi case control
 
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
 

Viewers also liked

Penmuan pmyki secara screning
Penmuan pmyki secara screningPenmuan pmyki secara screning
Penmuan pmyki secara screningriri_hermana
 
hubungan karakteristik kepuasan
hubungan karakteristik kepuasanhubungan karakteristik kepuasan
hubungan karakteristik kepuasanjay fajar
 
Pengumpulan Data Subyektif
Pengumpulan Data SubyektifPengumpulan Data Subyektif
Pengumpulan Data Subyektifpjj_kemenkes
 
KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATAN
KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATANKECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATAN
KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATANpjj_kemenkes
 
Pengantar Epidemiologi
Pengantar EpidemiologiPengantar Epidemiologi
Pengantar EpidemiologiAnis Istiqomah
 
Penemuan Penyakit Secara Screening
Penemuan Penyakit Secara ScreeningPenemuan Penyakit Secara Screening
Penemuan Penyakit Secara Screeningpie-pien
 
Standar operasional prosedur di bidang keperawatan gigi
Standar operasional prosedur di bidang keperawatan gigiStandar operasional prosedur di bidang keperawatan gigi
Standar operasional prosedur di bidang keperawatan gigiERA MULIANA SADARI
 
mental model
mental modelmental model
mental modelZakiah dr
 
Pertemuan 1 - epidemiologi penyakit menular
Pertemuan   1 - epidemiologi penyakit menularPertemuan   1 - epidemiologi penyakit menular
Pertemuan 1 - epidemiologi penyakit menularLila Kania
 
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN Muhammad Eko
 
Ada 13 sop dalam pelayanan rumah sakit
Ada 13 sop dalam pelayanan rumah sakitAda 13 sop dalam pelayanan rumah sakit
Ada 13 sop dalam pelayanan rumah sakitRestyani Daniar
 
Surveillans epidemiologi
Surveillans epidemiologiSurveillans epidemiologi
Surveillans epidemiologiraysa hasdi
 
Epidemiologi penyakit-menular
Epidemiologi penyakit-menularEpidemiologi penyakit-menular
Epidemiologi penyakit-menularFebby Wadoe
 

Viewers also liked (20)

Penmuan pmyki secara screning
Penmuan pmyki secara screningPenmuan pmyki secara screning
Penmuan pmyki secara screning
 
hubungan karakteristik kepuasan
hubungan karakteristik kepuasanhubungan karakteristik kepuasan
hubungan karakteristik kepuasan
 
Pengumpulan Data Subyektif
Pengumpulan Data SubyektifPengumpulan Data Subyektif
Pengumpulan Data Subyektif
 
Konsep epidemiologi
Konsep epidemiologiKonsep epidemiologi
Konsep epidemiologi
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 
KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATAN
KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATANKECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATAN
KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATAN
 
Pengantar Epidemiologi
Pengantar EpidemiologiPengantar Epidemiologi
Pengantar Epidemiologi
 
Penemuan Penyakit Secara Screening
Penemuan Penyakit Secara ScreeningPenemuan Penyakit Secara Screening
Penemuan Penyakit Secara Screening
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 
Epidemiologi dasar
Epidemiologi dasarEpidemiologi dasar
Epidemiologi dasar
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 
Epidemiology
Epidemiology   Epidemiology
Epidemiology
 
Standar operasional prosedur di bidang keperawatan gigi
Standar operasional prosedur di bidang keperawatan gigiStandar operasional prosedur di bidang keperawatan gigi
Standar operasional prosedur di bidang keperawatan gigi
 
mental model
mental modelmental model
mental model
 
Pertemuan 1 - epidemiologi penyakit menular
Pertemuan   1 - epidemiologi penyakit menularPertemuan   1 - epidemiologi penyakit menular
Pertemuan 1 - epidemiologi penyakit menular
 
Rencana penyuluhan kesehatan
Rencana penyuluhan kesehatanRencana penyuluhan kesehatan
Rencana penyuluhan kesehatan
 
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
 
Ada 13 sop dalam pelayanan rumah sakit
Ada 13 sop dalam pelayanan rumah sakitAda 13 sop dalam pelayanan rumah sakit
Ada 13 sop dalam pelayanan rumah sakit
 
Surveillans epidemiologi
Surveillans epidemiologiSurveillans epidemiologi
Surveillans epidemiologi
 
Epidemiologi penyakit-menular
Epidemiologi penyakit-menularEpidemiologi penyakit-menular
Epidemiologi penyakit-menular
 

Similar to Screening EPIDEMIOLOGI

Screnning test (tugas mepid)
Screnning test (tugas mepid)Screnning test (tugas mepid)
Screnning test (tugas mepid)Hanza Babyshop
 
skrining D4 Gizi.ppt
skrining D4 Gizi.pptskrining D4 Gizi.ppt
skrining D4 Gizi.pptssuser418e7a
 
materi skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologimateri skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologiZulAzhri
 
telaahkritisdr.sugiarto_.ppt
telaahkritisdr.sugiarto_.ppttelaahkritisdr.sugiarto_.ppt
telaahkritisdr.sugiarto_.pptApriliaFajrin2
 
Telaahkritisdr_sugiarto.ppt
Telaahkritisdr_sugiarto.pptTelaahkritisdr_sugiarto.ppt
Telaahkritisdr_sugiarto.pptFitriAyuWahyuni1
 
telaahkritisdr.sadsadsadsasugiarto_ (2).ppt
telaahkritisdr.sadsadsadsasugiarto_ (2).ppttelaahkritisdr.sadsadsadsasugiarto_ (2).ppt
telaahkritisdr.sadsadsadsasugiarto_ (2).pptkahfirizkian
 
telaahkritisdr.susadsasadsadgiarto_ (1).ppt
telaahkritisdr.susadsasadsadgiarto_ (1).ppttelaahkritisdr.susadsasadsadgiarto_ (1).ppt
telaahkritisdr.susadsasadsadgiarto_ (1).pptkahfirizkian
 
telaahkritisdr.sugiarto_.ppt
telaahkritisdr.sugiarto_.ppttelaahkritisdr.sugiarto_.ppt
telaahkritisdr.sugiarto_.pptanggie973998
 
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)Yafet Geu
 
Crp5.5 ebm-diagnosis
Crp5.5  ebm-diagnosisCrp5.5  ebm-diagnosis
Crp5.5 ebm-diagnosisCut Samira
 
materi skrining ppt.pdf
materi skrining ppt.pdfmateri skrining ppt.pdf
materi skrining ppt.pdfemiinayah
 
Dasar_Epid_TM_7_09042020.pptx
Dasar_Epid_TM_7_09042020.pptxDasar_Epid_TM_7_09042020.pptx
Dasar_Epid_TM_7_09042020.pptxdebydarise
 

Similar to Screening EPIDEMIOLOGI (20)

Skrining
SkriningSkrining
Skrining
 
Screnning test (tugas mepid)
Screnning test (tugas mepid)Screnning test (tugas mepid)
Screnning test (tugas mepid)
 
SCREENING.ppt
SCREENING.pptSCREENING.ppt
SCREENING.ppt
 
skrining D4 Gizi.ppt
skrining D4 Gizi.pptskrining D4 Gizi.ppt
skrining D4 Gizi.ppt
 
materi skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologimateri skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologi
 
telaahkritisdr.sugiarto_.ppt
telaahkritisdr.sugiarto_.ppttelaahkritisdr.sugiarto_.ppt
telaahkritisdr.sugiarto_.ppt
 
Telaahkritisdr_sugiarto.ppt
Telaahkritisdr_sugiarto.pptTelaahkritisdr_sugiarto.ppt
Telaahkritisdr_sugiarto.ppt
 
telaahkritisdr.sadsadsadsasugiarto_ (2).ppt
telaahkritisdr.sadsadsadsasugiarto_ (2).ppttelaahkritisdr.sadsadsadsasugiarto_ (2).ppt
telaahkritisdr.sadsadsadsasugiarto_ (2).ppt
 
telaahkritisdr.susadsasadsadgiarto_ (1).ppt
telaahkritisdr.susadsasadsadgiarto_ (1).ppttelaahkritisdr.susadsasadsadgiarto_ (1).ppt
telaahkritisdr.susadsasadsadgiarto_ (1).ppt
 
telaahkritisdr.sugiarto_.ppt
telaahkritisdr.sugiarto_.ppttelaahkritisdr.sugiarto_.ppt
telaahkritisdr.sugiarto_.ppt
 
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
 
Crp5.5 ebm-diagnosis
Crp5.5  ebm-diagnosisCrp5.5  ebm-diagnosis
Crp5.5 ebm-diagnosis
 
Diagnosis
DiagnosisDiagnosis
Diagnosis
 
SKRINING (2).pptx
SKRINING (2).pptxSKRINING (2).pptx
SKRINING (2).pptx
 
Skrinning.ppt
Skrinning.pptSkrinning.ppt
Skrinning.ppt
 
7. Screening .ppt
7. Screening .ppt7. Screening .ppt
7. Screening .ppt
 
materi skrining ppt.pdf
materi skrining ppt.pdfmateri skrining ppt.pdf
materi skrining ppt.pdf
 
Dasar_Epid_TM_7_09042020.pptx
Dasar_Epid_TM_7_09042020.pptxDasar_Epid_TM_7_09042020.pptx
Dasar_Epid_TM_7_09042020.pptx
 
Hiv dan aids
Hiv dan aidsHiv dan aids
Hiv dan aids
 
MPI 2 Penyelidikan epidemiologi
MPI 2 Penyelidikan epidemiologi MPI 2 Penyelidikan epidemiologi
MPI 2 Penyelidikan epidemiologi
 

More from ERA MULIANA SADARI

More from ERA MULIANA SADARI (10)

KODE ICD 10 PCARE BPJS KESEHATAN DI PUSKESMAS
KODE ICD 10 PCARE BPJS KESEHATAN DI PUSKESMASKODE ICD 10 PCARE BPJS KESEHATAN DI PUSKESMAS
KODE ICD 10 PCARE BPJS KESEHATAN DI PUSKESMAS
 
Status UKGS
Status UKGSStatus UKGS
Status UKGS
 
Cat cpns
Cat cpnsCat cpns
Cat cpns
 
Erupsi gigi (TOOTH ERUPTION)
Erupsi gigi (TOOTH ERUPTION)Erupsi gigi (TOOTH ERUPTION)
Erupsi gigi (TOOTH ERUPTION)
 
Makalah biostatistika
Makalah biostatistikaMakalah biostatistika
Makalah biostatistika
 
Surveilens epidemiologi
Surveilens epidemiologiSurveilens epidemiologi
Surveilens epidemiologi
 
Ukuran penyimpangan Data biostatistika
Ukuran penyimpangan Data biostatistikaUkuran penyimpangan Data biostatistika
Ukuran penyimpangan Data biostatistika
 
Alat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrikAlat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrik
 
INTERNET
INTERNETINTERNET
INTERNET
 
Cara menggosok gigi
Cara menggosok gigiCara menggosok gigi
Cara menggosok gigi
 

Recently uploaded

Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxSriayuAnisaToip
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comFathan Emran
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdferlita3
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxkinayaptr30
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERIPURWANTOSDNWATES2
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfnaqarin2
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxMasHari12
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptDedi Dwitagama
 
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdfCONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdfPangarso Yuliatmoko
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusiSusanti94678
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024SABDA
 
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024AndrianiWimarSarasWa1
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfUditGheozi2
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..widyakusuma99
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxlastri261
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogorWILDANREYkun
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfHernowo Subiantoro
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIgloriosaesy
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfyuniarmadyawati361
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxDWIHANDOYOPUTRO2
 

Recently uploaded (20)

Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdfCONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 

Screening EPIDEMIOLOGI

  • 2.  Sreening adalah cara untuk mengidentifikasi penyakit yg belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan atau prosedur lain yg dapat dgn cepat memisahkan antara orang yg mungkin menderita penyakit dgn orang yg mungkin tdk menderita.  Yg menderita d lakukan pemeriksaan intensif untuk menentukan apakah yg bersangkutan memang sakit atau tdk kmdian yg sakit d lakukan pengobatan yg intensif agar tdk membahayakan bagi dirinya dan lingkungannya, khususnya bagi penyakit2 menular.
  • 3.  Bahwa penyakit yg ada d masyarakat ibarat puncak gunung es, karena hanya sebagian kecil yg tergambar/ terdata.  Diagnosa dini dan pengobatan secara tuntas memudahkan kesembuhan.  Menghindari terjadinya penyakit pd tahap penyakit lanjut  Penderita tanpa gejala berpotensi menularkan penyakit.
  • 4.  Penderita penyakit KRONIS; • Infeksi bakteri ( Lepra,TBC, dll) • Infeksi Virus ( hepatitis )  • Penyakit non infeksi : – hipertensi – Diabetus miletus – Penyakit jantung – Karsinoma serviks – Prostat, dan – glaukoma  • Aids
  • 5. 1. Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dgn gejala tdk khas terhadap orang-orang yg tampak sehat,tetapi mgkin menderita penyakit yaitu orang-orang yg mempunyai risiko tinggi untuk terkena penyakit. 2. Dengan ditemukannya penderita tanpa gejala dapat dilakukan pengobatan secara tuntas hingga mudah disembuhkan dan tdk membahayakan dirinya maupun lingkungannya dan tdk menjadi sumber penularan hingga epidemi dpt d hindari.
  • 6.  Proses Sreening /Uji tapis terdiri dari dua tahap : 1. Melakukan pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang dianggap mempunyai risiko tinggi menderita penyakit dan bila hasil test negative maka dianggap orang tersebut tidak menderita penyakit. 2. Bila hasil positif maka dilakukan pemeriksaan diagnostic.  Hasilnya positif mk dianggap sakit d mendpat pengobtan.
  • 7.  1. Penyaringan Massal (Mass Screening) Yaitu Penyaringan yang melibatkan populasi secara keseluruhan.  2. Selective Screening Penyaringan yang dilakukan pada Kelompok Penduduk tertentu. Contoh : Screening pada pekerja pabrik yang terpapar dengan bahan Timbal.
  • 8. 3. Single Disease Screening. Penyaringan yg dilakukan pada suatu jenis penyakit tertentu yang spesifik. Misal : Screening untuk mengetahui Penyakit TB Paru. 4. Multiphase Screening Penyaringan yang dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terdapatnya peny. pd bbrp Individu. Misal : Screening kesehatan pd pegawai yg mendaftar/akan diseleksi. Adi Heru Utomo, dkk (2010)
  • 9.  1. Sifat Penyakit a) Serius b) Prevalensi tinggi pada tahap praklinik c) Periode yg panjang diantara tanda – tanda pertama sampai timbulnya penyakit  2. Uji Diagnostik a) Sensitif dan Spesifik b) Sederhana dan Murah c) Aman dan Dapat Diterima d) Reliable  3. Pengobatan a) Efektif dan dapat diterima b) Pengobatan yg aman telah tersedia
  • 10.  Validitas : kemampuan tes / screening untuk menentukan individu mana yg benar sakit dan mana yang tidak sakit. Indikator untuk menilai validitas hasil Screening adalah Sensitivitas dan Spesifisitas  Reliabilitas : adalah bila tes yang dilakukan berulang ulang menunjukan hasil yang konsisten.  Yield (Hasil dr Suatu Tes/Uji) : jumlah peny. Yg terdiagnosis dan terobati sebagai hasil dari uji tapis yg sebelumnya tidak diketahui.
  • 11. Indikator validitas hasil tes  SENSITIVITAS = Kepekaan Adalah Proporsi dari orang – orang yang benar – benar sakit yang ada di dalam populasi yang disaring, yang diidentifikasi dengan menggunakan uji penyaringan sebagai penderita sakit.  SPESIFISITAS = Kecermatan Adalah proporsi dari orang – orang yang benar – benar sehat, yang juga diidentifikasi dengan menggunakan uji penyaringan sebagai individu sehat
  • 12.  Kemampuan dari suatu tes Screening untuk mengidentifikasi secara BENAR orang-orang yg BERISIKO (mempunyai RISIKO Penyakit) Kemampuan suatu tes Screening untuk menemukan Orang2 yg MENDERITA Penyakit yg sdg dicari.  RUMUS : Jml Subjek yg didiagnosis penyakit tttu secara tepat (True Positive) ‘dibagi’ Jml seluruh Subjek dgn Penyakit tsb (Population at Risk).
  • 13. Hasil tes Penyakit (+) Penyakit (-) Tes (+) ‘a’ True positive ‘b’ False positive a+b Tes (-) ‘c’ False negative ‘d’ True negative c+d a+c b+d subjek dgn diagnosa DAN penyakit sensitivitas= positive jmlh seluruh subjek dgn penyakit (+) True positive Sensitivitas = true positive + false negative (a) Sensitivitas= (a+c)
  • 14.  Screening test dilakukan pada 1000 ibu hamil. Data yg diperoleh adalah : terdapat 200 ibu hamil yg menderita Penyakit X dan 800 ibu hamil lainnya Tidak memiliki Penyakit X. Setelah dilakukan pemeriksaan Laboratorium (:kadar Hb) pada 200 ibu yg menderita Penyakit X tsb didapatkan 150 ibu hamil POSITIF menderita Penyakit X, sedangkan yg 50 ibu hamil NEGATIF. Adapun dari 800 ibu hamil yg dlm screening Tidak memiliki Penyakit X, setelah dilakukan Pemeriksaan Laboratorium ternyata 40 orang diantaranya POSITIF menderita Penyakit X tersebut.  Berapa SENSITIVITAS nya...???
  • 15. Penyakit (+) Penyakit (-) Tes (+) ‘a’ True positive = 150 ‘b’ False positive =40 a+b Tes (-) ‘c’ False negative =50 ‘d’ True negative =760 c+d a+c =200 b+d =800 1000 (a) Sensitivitas= (a+c) 150 200 0,75
  • 16.  SENSITIVITAS 0,75 atau 75% artinya : Subjek yg dlm Sreening (+) atau yg memiliki Tanda & Gejala terkait dgn Penyakit X yg mgkin diderita itu besarnya adalah 75% dari SEMUA Subjek yg BENAR-BENAR SAKIT.
  • 17.  1. Makin BESAR Persentase Sensitivitas makin BAIK.  Karena akan mengurangi Risiko Penularan atau Kematian yg disebabkan oleh Penyakit tsb.  2. Makin KECIL Persentase Sensitivitas makin BERBAHAYA.  Karena makin Banyak orang yg sebenarnya Sakit tapi Tidak Merasa Sakit. shg Tidak Berobat/diobati.  Karena akan dapat Menularkan Penyakitnya ke Orang lain. (bila Screeningnya pd Penyakit Menular).
  • 18.  Kemampuan dari tes Screening untuk mengidentifikasi secara BENAR orang-orang yg SEHAT (Tidak Berisiko).  Kemampuan untuk menemukan orang-orang yg TIDAK Menderita Penyakit.  Rumus : Jml. Subjek yg didiagnosis TIDAK berpenyakit scr Tepat (True Negative) ‘dibagi’ Jml. Seluruh Subjek yg TIDAK Menderita penyakit.
  • 19. Penyakit (+ ) Penyakit ( - ) Tes ( + ) ‘ a ‘ (True Positive ) ‘ b ‘ (False positive) a + b Tes ( - ) ‘ c’ (False negative ) ‘ d ‘ (True negative ) C + d a + c b + d Spesifisifias= Subjek dgn diagnosa dan penyakit (-) Jmlh seluruh subjek dgn penyakit (-) Spesifisifias= True negative False positive+true negative Spesifisifias= (d) (b+d)
  • 20.  Sreening test dilakukan pd 1000 ibu hamil, data yg d peroleh adalah ; terdapat 200 ibu hamil yg menderita penyakit X dan 800 ibu hamil lainnya tdk memiliki penyakit X, setelah d lakukan pemeriksaan Laboratorium (Kadar Hb) pd 200 ibu yg menderita penyakit X tsb d daptkan 150 ibu hamil P0SITIf menderita peny. , sedangkan yg 50 ibu hamil NEGATIF. Adapun dari 800 ibu hamil yg dalam sreening tdk memiliki peny. X, setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium ternyata 40 org diantaranya POSITIF menderita penyakit X tsb.  Berapa SPESIFISITAS nya.........???
  • 21. Penyakit X ( + ) Penyakit X (-) Tes ( + ) ‘a’ (True Positive) = 150 ‘b’ (False positive) = 40 a + b Tes ( - ) ‘ c ‘ (False Negative ) = 50 ‘ d ‘ (True Negative ) = 760 c + d a + c = 200 b + d = 800 1000 (d) Spesifisitas = b+d 760/ 800=0,18
  • 22.  Spesifisitas 0,18 atau 18 % artinya; Subjek yg negatif atau tdk menderita/ memiliki penyakit dr Sreening tsb sebesar 18 % dr semua subjek yg tdk sakit.
  • 23. 1. Makin BESAR presentase Spesifisitas makin BAIK.  Karena akan mengurangi kesalahan pengobatan atau perawatan. Shg org yg sehat TIDAK dikira Sakit dan tdk perlu dilakukan pengobatan. 2. Makin kecil persentase Spesifisitas makin merugikan.  Karena dpt menyebabkan pemberian pelayanan kesehatan/ pengobatan yg salah, krn memungkinkan pemberian Yankes/ pengobatan kpd org yg tdk sakit.  Membuang tenaga dan biaya.
  • 24.  SENSITIVITAS : Probabilitas hasil uji yg positif pd org-org yg mengidap penyakit. { a/ ( a + c)}.  SPESIFISITAS: Probabilitas hasil uji Negatif pd org-org yg tidak mengidap penyakit. { d (b+d)}.
  • 25.  Adalah‘ Nilai probabilitas Prediksi’ suatu penyakit dri hasil suatu tes atau pemeriksaan.  Untuk menilai sejauh mana Efikasi (= Kemanjuran/ kemujaraban) dari suatu tes Sreening.
  • 26.  Positive predictive value : Probabilitas yg MENDERITA penyakit terhadap semua hasil tes positif. { a / (a + b ) }  Negative Predictive value : Probabilitas yg TDK MENDERITA penyakit terhadap semua hasil tes negatif. { d/(c+d)}
  • 27.  Positive Predictive Value ; Adalah berapa proporsi subjek/penduduk yg d sreening yg benar-benar positif ( menderita penyakit) dari semua subjek/ penduduk yg ditemukan menderita SAKIT oleh uji diagnostik.  Negative Predictive Value ; Adalah berapa proporsi subjek/penduduk yg d temukan Benar-benar NEGATIF ( tdk menderita penyakit ) dri semua yg d temukan TDK menderita Penyakit (-).