Skrining bertujuan untuk mendeteksi penyakit atau kelainan pada individu yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan tes, pemeriksaan, atau prosedur tertentu. Tes skrining harus dibandingkan dengan "gold standard" untuk menentukan validitasnya melalui sensitivitas dan spesifisitas. Sensitivitas adalah kemampuan tes untuk mendeteksi individu sakit secara benar, sedangkan spesifisitas adalah kemamp
Dokumen tersebut membahas tentang telaah kritis atau penilaian ilmiah terhadap penulisan ilmiah, termasuk menilai validitas dan kegunaan artikel atau jurnal ilmiah. Metode telaah kritis digunakan untuk mengevaluasi uji diagnostik dan hasil penelitian klinik sebelum diimplementasikan dalam praktik klinis.
Dokumen tersebut membahas tentang telaah kritis atau penilaian ilmiah terhadap penulisan ilmiah, termasuk menilai validitas dan kegunaan artikel atau jurnal ilmiah. Metode telaah kritis digunakan untuk mengevaluasi uji diagnostik dan hasil penelitian klinik sebelum diimplementasikan dalam praktik klinis.
Dokumen tersebut membahas tentang surveilans dalam praktik kebidanan. Secara singkat, surveilans digunakan untuk memantau kesehatan masyarakat secara terus-menerus dengan mengumpulkan, menganalisis, dan menyebarkan informasi tentang penyakit dan faktor risikonya guna mencegah penyebaran penyakit dan mengembangkan respons cepat. Surveilans memiliki berbagai tujuan dan jenis, serta melibatkan langkah
Surveilans merupakan pengumpulan data secara terus menerus untuk mendeteksi penyakit dan mengambil tindakan. Dokumen ini menjelaskan komponen surveilans seperti pengumpulan data, analisis, diseminasi informasi, dan umpan balik serta jenis dan desain sistem surveilans.
Surveilans epidemiologi meliputi konsep dasar, desain, analisis data, dan pelaksanaan untuk penyakit potensial wabah, yang dapat dicegah vaksinasi, dan berbasis masyarakat guna pencegahan dan penanggulangan penyakit.
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014Tata Naipospos
Surveilans berbasis risiko merupakan pendekatan surveilans yang memanfaatkan pengetahuan tentang faktor risiko penyakit untuk mengoptimalkan deteksi penyakit dengan mengambil sampel dari populasi berisiko tinggi. Pendekatan ini lebih efisien dibandingkan surveilans representatif karena fokus pada kelompok ternak yang berisiko tinggi terhadap penyakit.
Surveilans merupakan proses sistematis pengumpulan, analisis, dan diseminasi informasi kesehatan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kesehatan. Tujuannya antara lain mengidentifikasi masalah kesehatan, mengumpulkan data faktor risiko, serta memantau dampak program kesehatan. Sumber data surveilans meliputi laporan kematian, rumah sakit, laboratorium, dan catatan kesehatan masyarakat. Jenis surveilans melip
Skrining bertujuan untuk mendeteksi penyakit atau kelainan pada individu yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan tes, pemeriksaan, atau prosedur tertentu. Tes skrining harus dibandingkan dengan "gold standard" untuk menentukan validitasnya melalui sensitivitas dan spesifisitas. Sensitivitas adalah kemampuan tes untuk mendeteksi individu sakit secara benar, sedangkan spesifisitas adalah kemamp
Dokumen tersebut membahas tentang telaah kritis atau penilaian ilmiah terhadap penulisan ilmiah, termasuk menilai validitas dan kegunaan artikel atau jurnal ilmiah. Metode telaah kritis digunakan untuk mengevaluasi uji diagnostik dan hasil penelitian klinik sebelum diimplementasikan dalam praktik klinis.
Dokumen tersebut membahas tentang telaah kritis atau penilaian ilmiah terhadap penulisan ilmiah, termasuk menilai validitas dan kegunaan artikel atau jurnal ilmiah. Metode telaah kritis digunakan untuk mengevaluasi uji diagnostik dan hasil penelitian klinik sebelum diimplementasikan dalam praktik klinis.
Dokumen tersebut membahas tentang surveilans dalam praktik kebidanan. Secara singkat, surveilans digunakan untuk memantau kesehatan masyarakat secara terus-menerus dengan mengumpulkan, menganalisis, dan menyebarkan informasi tentang penyakit dan faktor risikonya guna mencegah penyebaran penyakit dan mengembangkan respons cepat. Surveilans memiliki berbagai tujuan dan jenis, serta melibatkan langkah
Surveilans merupakan pengumpulan data secara terus menerus untuk mendeteksi penyakit dan mengambil tindakan. Dokumen ini menjelaskan komponen surveilans seperti pengumpulan data, analisis, diseminasi informasi, dan umpan balik serta jenis dan desain sistem surveilans.
Surveilans epidemiologi meliputi konsep dasar, desain, analisis data, dan pelaksanaan untuk penyakit potensial wabah, yang dapat dicegah vaksinasi, dan berbasis masyarakat guna pencegahan dan penanggulangan penyakit.
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014Tata Naipospos
Surveilans berbasis risiko merupakan pendekatan surveilans yang memanfaatkan pengetahuan tentang faktor risiko penyakit untuk mengoptimalkan deteksi penyakit dengan mengambil sampel dari populasi berisiko tinggi. Pendekatan ini lebih efisien dibandingkan surveilans representatif karena fokus pada kelompok ternak yang berisiko tinggi terhadap penyakit.
Surveilans merupakan proses sistematis pengumpulan, analisis, dan diseminasi informasi kesehatan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kesehatan. Tujuannya antara lain mengidentifikasi masalah kesehatan, mengumpulkan data faktor risiko, serta memantau dampak program kesehatan. Sumber data surveilans meliputi laporan kematian, rumah sakit, laboratorium, dan catatan kesehatan masyarakat. Jenis surveilans melip
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
2. PENGERTIAN :
• SCREENING adalah cara untk meng
identifikasi penyakit yg belum jelas,
melalui suatu alat tes atau pemeriksaan
atau prosedur lain yg dpt dg cepat
memisahkan antara orang yg mungkin
sakit dg orang yg mungkin sehat.
3. Tujuan :
1. Utk keperluan riset penyakit
2. Utk melindungi masyarakat, karena hasil
sreening sering dijadikan dasar
pengobatan masal
3. Sebagai petunujuk awal/deteksi dini
suatu penyakit
4. Syarat sreening :
1. Penyakit tsb merupakan masalah kes yg
penting
2. Harus ada cara pengobatannya
3. Ada fasilitas diagnosis
4. Penyakit tsb harus dikenal stadium
simtomatik dini dan masa latensi
5. Harus ada pemeriksaan (test) yg cocok/
akurat (gold standard )
5. 6. Pemeriksaan tsb tidak berbahaya dan
dapat diterima masyarakat
7. Mengerti tentang riwayat alamiah
penyakit
8. Ada kebijakan yg jelas terhadap penderita
9. Biaya penemuan kasus harus seimbang
dengan biaya pengobatan
10. Penemuan kasus harus merupakan
proses yg terusmenerus berjalan
6. Ketentuan melakukan screening :
1. Penentuan batas nilai normal :
digunakan untuk menentukan karatristik
populasi tertentu misal : TB, BB rata2
2. Kesahihan ( validity )
Kemampuan alat utk menentukan
individu mana yg benar2 sakit dan mana
yg benar2 sehat.
7. Kesahihan terdiri dari :
a. Sensitifitas ( kepekaan ):
Kemampuan alat tes untuk
mengidentifikasi individu dengan tepat,
dengan hasil test positif, dan benar2
sakit.
b. Spesifisitas
Kemampuan alat untuk mengidentifikasi
individu dg tepat, hasil test negatif, dan
oindividu2 tsb benar2 sehat.
8. c. Keterandalan (Reliability )
Kemampuan suatu alat utk menghasilkan
hasil yg konsisten bila alat tsb digunakan
pada tempat dan waktu yg lain dengan
kondisi yg sama.
Reliabelitas dipengaruhi oleh :
a. Variasi alat yg digunakan :
- Stabilitas reagen yg digunakan
- Stabilitas alat ukur yg digunakan
9. b. Variabilitas Orang yg diperiksa.
- kondisi pisik
- psikis
- stadium penyakit
- dll
c. Variabilitas Pemeriksa :
- Variasi internal : kondisisi,
pengalamam, kemampuan
- Variasi eksternal : jumlah pemeriksa,
politis
10. • 3. Yield
Adalah jumlah penyakit yg terdiagnosis dan
diobati sebagai hasil dari uji skrining. Hasil ini
dipengaruhi :
a. Sensitifitas alat
b. Prevalensi penyakit di suatu populasi
c. Uji skrining yg pernah dilakukan sebelumnya
d. Kesadaran masyarakat.
11. PELAKSANAAN
• 1. Skrining Masal
• 2. Skrining Selektif
• SKRINING MASAL : skrining yang
dilakukan tanpa mempertimbangkan
populasi yg beresiko. Cara ini
dimaksudkan untuk mendapatkan
sebanyak mungkin kasus tanpa gejala,
karena penyakit tersebut merupakan
penyakit program prioritas, ex. TBC
12. • SKRINING SELEKTIF : Skrining yg
dilakukan terhadap orang2 yg mempunyai
resiko untuk terkena suatu penyakit.
Skrining ini biasanya mempertimbangkan
faktor umur, jenis kelamin, pekerjaan, dll
Misal : skrining HIV/AIDS
14. Lanjutan
a = true positif
b = false positif
c = false negatif
d = true negatif
a
*) Sensitifitas =------------- x 100 %
a + c
d
*) Spesifisitas =------------- x 100 %
b + d
15. a
*) predictive value + =------------- x 100 %
a + b
d
*) Predictive value - =------------- x 100 %
c + d
16. Contoh soal :
• Instansi kesehatan ingin mengetahui apakah gejala2
batuk2 yg melebihi 4 minggu dapat digunakan utk
penentuan TBC dilapangan. Untuk mencapai
keinginan tsb diperiksa 5000 org di suatu daerah
dengan prevalensi tbc 10 %. Diantara penderita tsb
terdapat 400 org yg memenuhi kriteria batuk-batuk >4
minggu. False positive 50 orang.
• Buat tabel silang, dan hitung :
1. Berapa sensitifitas
2. Bearapa spesifisitas
3. Pv +
4. Pv –
5. Apa pendapat terhadap alat tsb.
17. + - TOTAL
+ 350 50 400
- 150 4450 4600
TOTAL 500 4500 5000
GEJALA
ALAT
18. 1. SENSITIFITAS = 350/500 X 100% = 70 %
2. SPESIFISITAS = 4450/4500X100% = 98,8%
3. PV + = 350/400 X100% = 87,5 %
4. PV - = 4450/4600 X 100% = 96,7 %
5. ARTINYA :
ALAT INI MEMPUNYAI SPESIFISITAS YG
TINGGI, TETAPI KURANG SENSITIF. BAIK
DIGUNAKAN UTK MENDETEKSI PENYAKIT YG
TDK BEGITU BERBAHAYA DAN ATAU PENYAKIT
YG SEDANG DI PROGRAMKAN UNTUK
DIBERANTAS.