Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
Pemeriksaan hematologi lengkap: Eritrosit, leukosit, trombosit. Complete blood count: erythrocyte, leukocyte and thrombocyte in Bahasa Indonesia.
Darah, diproduksi dalam sumsum tulang dari sel yang disebut pluripotential stem cell (PSC). Rata-rata orang dewasamemiliki 5,5 liter darah. Darah terdiri dari 2 komponen yaitu plasma dan sel darah, dengan komposisi 55% darah merupakan plasma darah dan sisanya 45% adalah sel-sel darah. Plasma darah terdiri dari 3 komponen,yaitu: Protein, air dan waste product. Sel darah juga terdiri dari 3 komponen,yaitu: sel darah merah, sel darah putih dan platelet.
Pada kondisi normal, hanya sel-sel matang yang ditemukan dalam sirkulasi. Perubahan dalam produksi dan fungsi dari sel-sel darah menyediakan informasi untuk pertimbangan diagnosis, prognosis, respon terhadap terapi yang diberikan dan penyembuhan pasien.Perhitungan darah lengkap dilakukan untuk mendapatkan gambaran perubahan yang dimaksud.
1. 1 TINJAUAN PUSTAKA HEMATOLOGI TROMBOSITOPENIA PADA DEMAM BERDARAH DENGUE dr. Ety Retno S dr. Juli Soemarsono, SpPK
2. 2 I. PENDAHULUAN Masalah Kesehatan Nasional Angka Kesakitan dan Kematian masih Tinggi DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Infeksi virus Dengue Kasus Meningkat Diagnosis Kriteria laboratorium Trombositopenia
7. 4 jenis serotipe : DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Gambar 1. Virus dengue dilihat pada mikroskop elektron (Rigav-Perez, 2006)
8. 5 II.2 PATOGENESIS DBD Dua teori yang banyak dianut pada DBD: 1. Infeksi sekunder (secondary heterologous infection) atau immune enhancement. 2. Virulensi Virus Dengue
9. 6 Infeksi Sekunder Replikasi virus Respon antibodi anamnestik Kompleks virus antibodi Aktivasi komplemen Komplemen Anafilatoksin (C3a, C5a) Histamin urine Permeabilitas kapiler me Htc ↑ >30% pada kasus syok 24-28 jam Perembesan plasma Natrium ↓ Hipovolemi Cairan dalam Rongga serosa Syok Anoksia Asidosis Meninggal Gambar 2. Patogenesis terjadinya syok pada DBD (Hadinegoro, 1999)
10. 7 Gambar 3. Patogenesis Perdarahan pada DBD (Hadinegoro, 1999)
21. 16 IV.1 TROMBOSITOPENIA PADA DBD Definisi trombositopenia pada DBD : * WHO (1997) : trombosit < 100 x 109/l * Kelompok kerja DBD : trombosit < 150 x 109/l
26. 19 Aktivasi dan destruksi trombosit Infeksi virus dengue Kerusakan endotel Agregasi & lisis Trombosit Komplemen Antibodi Antidengue Antigen pada permukaan Trombosit Trombositopenia Sekuastrasi di hati & limpa
27. 20 Disfungsi trombosit Pelepasan ADP (-) oleh trombosit Pe ↑ agregrasi primer trombosit Pe ↓ agregrasi trombosit Sekuastrasi di hati & limpa Trombositopenia
35. 23 V. PEMERIKSAAN TROMBOSITPADA DBD I. Cara tidak langsung : Metoda evaluasi hapusan darah tepi II. Cara langsung : 1. Penghitungan langsung secara manual: Metoda Rees and Ecker 2. Penghitungan secara otomatis : a. Metoda impedansi elektrik b. Metoda optikal / light-scattering
36.
37. Konsensus manajemen DBD : Transfusi trombosit profilaksis tidak direkomendasikan -> diberikan bila terdapat DIC dan perdarahan.
66. 45 Metoda Rees and Ecker Prinsip : darah diencerkan dengan Brilliant cresil blue->trombosit kebiruan terang. Dihitung dengan hemositometer Cara penghitungan Hitung Trombosit Pada 4 area W -> R Volume 4 area W = 0,4 mm³. Pengenceran 200x ∑ trombosit/mm³= R x 1/0,4 x 200 = 500 R /mm³
67. 46 Metoda Brecher and Cronkite Prinsip: Darah diencerkan dengan amonium Oxalat-> eritrosit lisis. Trombosit dihitung dengan hemositometer pada mikroskop fasekontras. Hasil dikonfirmasi dengan pemeriksaan hapusan Cara penghitungan Hitung trombosit pada 10 area P->Q Volume 10 area P-> 0,04 mm³ Pengenceran 100x Maka jumlah trombosit /mm³ = Q x 1/0,04 x 100 -> ∑ trombosit = 2.500 Q/mm³
68. 47 Metoda Impendasi Elektrik Prinsip : Menghitung dan mengukur partikel/ sel -> deteksi perubahan tahanan listrik -> saat sel melewati apertura Cara pengukuran : Trombosit diukur pada 1 chanel dengan sdm Apertura : 70 – 100 µm Sel berukuran : 1-35 fl -> trombosit 36 < -> eritrosit
69. 48 Metoda optikal / light-scattering Prinsip : Sel darah yang dialirkan disinari sumber cahaya-> dipendarkan. Fotodetektor menilai dan mengumpulkan pendaran sinar pada sudut yang berbeda pada setiap sel-> dianalisis atau dikonversi bentuk data
70. 49 Evaluasi Hapusan Darah Prinsip : memperkirakan jumlah trombosit per lapang pandang mikroskop Perkiraan ∑ trombosit FN 18 -> Normal : 8-25 trombosit/lp ∑ /mm³-> ∑ 18 lapang pandang x 1000 FN 22 -> Normal : 13-40 trombosit/lp ∑ /mm³->∑ 11 lapang pandang x 1000
71. 50 Metoda rasio eritrosit/trombosit Reagen dan alat: 1. Fluorescent flow cytometer 2. Alat semiotomatis impedansi 3. Alat-alat dengan bahan polypropylene/ polystyrene 4. Reagen : a. Diluent : Phosphat buffer saline (PBS) 0,01mol/l ph 7,2-7,4 dgn Bovin serum albumin (BSA) 0,1% b. Larutan pewarna :Antibodi terhadap CD41 dan CD 61 berlabel fluoresen isothiocyanat
72. 51 Prosedur 5 µl darah + 5 µl larutan pewarna thd CD41 + 5 µl larutan pewarna thd CD61 ↓ 100 µl diluent PBS-BSA (yang sudah disaring) ↓ inkubasi 15 mnt (18-22ºC) tambah diluent PBS-BSA 4,85 ml ↓ kocok perlahan dihitung dengan flow cytometer
73. 52 Penentuan kadar eritrosit : menggunakan alat semiotomatis impedansi Penentuan hitung trombosit Dari flow cytometer ->rasio sdm/trombosit -> R R = event sdm/event trombosit Kadar sdm spesimen asli -> E Jumlah trombosit-> P = E/R Contoh: Diketahui: hitung sdm 5,44. 10 6/µl R = 20,4896 Maka P = 265,5. 10³/µl Nilai referen : Rasio sdm/trombosit 21,572 ± 5,134