SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Definisi
Trombositosis esensial (TE) adalah kelainan klonal sel induk hematopoetik
multipotensial, termasuk kelainan mieloproliferatif dengan ekspresi fenotipe
predominan pada jalur megakariosit dan trombosit. Gangguan ini bersifat
permanen dan umumnya peningkatan jumlah trombosit secara perlahan-lahan.
Penanda molekuler spesifik belum ada dan diagnosis ditegakkan pertama kali
dengan menyingkirkan penyebab - penyebab trombositosis reaktif serta
membedakannya dengan gangguan mieloproliferatif lain.1,2
1.2. Epidemiologi
Trombositosis esensial diperkirakan terdapat pada 400 orang dari 1.000.000
populasi. Prevalensi trombositosis esensial lebih tinggi pada perempuan
dibandingkan dengan pria. Sekitar 50% pasien yang didiagnosis dengan
trombositosis esensial pertama kali ditemukan secara kebetulan pada
pemeriksaan darah rutin. Trombositosis esensial terutama didiagnosis pada usia
rerata 50 tahun (interval 17 – 82 tahun) dengan perbandingan laki-laki dan
perempuan yang 1 : 2. 1,2,3
1.3. Patogenesis
Penyebab trombositosis esensial sampai saat ini belum diketahui. Mutasi
somatik tunggal protein tirosin kinase JAK2 terlihat bertanggung jawab terhadap
berbagai gambaran trombositosis klonal termasuk trombositosis esensial. Data
terakhir memperlihatkan bahwa JAK2 ini berperan terhadap berkurangnya
reseptor trombopoetin (c-Mpl).2,4
Trombopoetin merupakan hormon kunci dalam pengaturan diferensiasi dan
proliferasi megakariosit. Trombopoietin mempengaruhi pertumbuhan
megakariosit mulai dari sel induk sampai produksi trombosit. Walaupun
demikian beberapa sitokin-sitokin lain (Interleukin IL-1, IL-2, IL-6, IL-11) juga
berperan dalam proses ini, yang kemungkinan berkerja sinergi dengan
2
trombopoietin. Trombosit matur berperan penting dalam regulasi kadar
trombopoietin plasma.2
Pada keadaan normal, pengaturan produksi trombosit dari megakariosit di
sumsum tulang melibatkan pengikatan trombopoetin bebas di plasma dengan
megakariosit. Hal tersebut yang merangsang aktifnya megakariositopoetik untuk
memproduksi trombosit.2,4
Pada keadaan trombositopenia, terjadi peningkatan kadar trombopoietin
plasma karena berkurangnya pengikatan trombopoietin oleh trombosit.
Peningkatan kadar trombopoietin plasma ini akan merangsang megakariopoiesis.
Sebaliknya pada keadaan trombositosis, deplesi plasma trombopoietin akan
menurunkan megakariopoiesis. Mekanisme regulasi ini mengatur produksi
trombosit. 2,4
Pada TE kadar trombopoetin bisa normal atau tinggi. Peningkatan kadar
trombopoetin bisa berhubungan dengan c-Mpl abnormal pada trombosit dan
megakariosit yang abnormal, ikatan trombopoetin dan c-Mpl inilah yang
merangsang pertumbuhan dan proliferasi. Terjadinya disregulasi kadar
trombopoietin plasma pada TE diduga disebabkan karena produksi
trombopoieitin yang berlebihan, abnormalitas pengikatan serta pemakaian
trombopoietin oleh trombosit dan megakariosit. Hal ini dibuktikan dengan
menurunnya ekspresi c-Mpl pada trombosit pada penderita trombositosis
esensial.2,3,4,5
1.4. Manifestasi Klinis
Sekitar 36% pasien yang menderita trombositosis esensial tidak memiliki
gejala klinis, seringkali trombositosis esensial diketahui ketika melakukan
pemeriksaan darah rutin. 1,2,4,6
Vascular occlusive events meliputi kejadian trombotik mayor yang
melibatkan sirkulasi arteri serebrovaskular, koroner dan perifer. Manifestasi
klinis trombositosis esensial sebagian besar timbul dari kejadian trombotik arteri
dan mikrovaskular. Trombosis arteri besar, yang paling sering adalah pada otak,
jantung, dan ekstremitas. 1,2,4,6
3
Trombosis mikrovaskular dapat menyebabkan eritromelalgia, sakit kepala,
parestesia, iskemia digital atau nekrosis. Manifestasi eritromelalgia, meliputi
eritema, nyeri dan hangat. 1,2
Bila jumlah trombosit lebih besar dari 1.000.000/mm3, pasien berisiko tinggi
mengalami kejadian hemoragik. Manifestasi pada kulit seperti memar, hematom
subkutan, ekimosis dan epistaksis ataupun perdarahan gusi. Sedangkan pada
ptekie tidak pernah ditemukan. Diatesis pendarahan bukan karena gangguan
fungsi trombosit melainkan karena Von Willebrand disease yang diakibatkan
oleh pengurangan proteolitik multimer Von Willebrand Factor (VWF). Ada
hubungan terbalik antara tingkat VWF dan jumlah trombosit. 2,7
Splenomegali terlihat pada hingga 20% sampai 50% pasien, meskipun
pembesarannya ringan sampai sedang dan biasanya tidak progresif.
Hepatomegali dapat dilihat pada 15% sampai 20% pasien.2,4,6
Frekuensi komplikasi thrombohemorrhagic pada trombositosis esensial
sangat bervariasi dalam berbagai penelitian. Kejadian tromboemboli tanpa
perdarahan adalah 42%, gejala perdarahan tanpa trombosis terjadi pada 1,4%,
dan perdarahan dan trombosis pada 15% dari pasien. Manifestasi trombotik
arteri digambarkan sebagai gangguan mikrosirkulasi pada 41%. Risiko
keseluruhan perdarahan dan trombosis adalah 0,33% pasien per tahun dan 6,6%
pasien per tahun. 2,4,6
1.5. Kriteria diagnostik Trombositosis Essensial1,2,6
Menurut Campbell PJ dan Green AR, kriteria diagnosis untuk trombositosis
essensial sebagai berikut :
A1. Jumlah trombosit > 600.000/mm3
A2. Mutasi JAK2
B1. Tidak didapatkan penyebab trombositosis reaktif
B2. Tidak didapatkan bukti defisiensi besi
B3. Tidak didapatkan polisitemia vera
B4. Tidak didapatkan bukti leukemia mielositik kronik
B5. Tidak didapatkan bukti mielofibrosis
B6. Tidak didapatkan bukti sindrom mielodisplasia
4
Diagnosis trombositosis essensial dapat ditegakan apabila A1+ A2 + B3
– B6 (V617F – trombositosis essensial positif) atau A1 + B1 – B6 (V617F -
trombositosis essensial negatif). Berikut adalah alur diagnostik pada
trombositois esensial.2,6
Gambar 1.1 Alur diagnostik Trombositosis essential5
Berdasarkan kriteria WHO 2017, diagnosis Trombositosis esensial ditegakkan jika
memenuhi ke empat kriteria mayor, atau 3 mayor dengan 1 minor.1
Tabel 1. Kriteria WHO 2017 pada Trombositosis Esensial1
5
1.6. Diagnosis Banding
Banyaknya penyebab trombositosis reaktif dan neoplastik harus
disingkrikan sebelum diagnosis trombositosis esensial ditegakkan. Trombositosis
reaktif mungkin sekunder untuk anemia defisiensi besi, anemia hemolitik,
perdarahan akut, keganasan, rebound setelah menghentikan penggunaan alkohol,
postplenektomi, infeksi akut atau kronis, berbagai gangguan inflamasi atau reaksi
obat (vincristine, epinefrin, asam all-trans-retinoic, sitokin dan faktor
pertumbuhan). Gangguan inflamasi dan infeksi kronis yang umumnya terkait
dengan peningkatan jumlah trombosit termasuk penyakit usus inflamasi,
gangguan jaringan ikat, arteritis temporal, TBC, dan pneumonitis kronis.2,3,4
1.7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan trombositosis esensial harus didasarkan pertimbangan
besarnya risiko terjadinya komplikasi trombosis. Faktor-faktor risiko yang
menjadi pertimbangan adalah :2,6,8
 Resiko sangat rendah
- Umur dibawah 60 tahun
- Tidak ada riwayat trombosis
- Tidak terdapat mutasi JAK2
 Resiko rendah
- Umur dibawah 60 tahun
- Tidak ada riwayat trombosis
- Terdapat mutasi JAK2
 Resiko intermediate
- Umur diatas 60 tahun
- Tidak ada riwayat trombosis
- Tidak terdapat mutasi JAK2
 Resiko tinggi
- Umur diatas 60 tahun atau
- Terdapat riwayat trombosis
- Terdapat mutasi JAK2
6
Gambar 1.2 Algoritma Tatalaksana pada Trombositosis Esensial7
Rekomendasi penatalaksanaan penderita Trombositosis esensial 2,6,8,9
1. Anti-platelet treatment
 Aspirin
Aspirin adalah terapi standar untuk manifestasi iskemik
mikrosirkulasi. Fungsinya selain mengurangi jumlah trombosit
juga mengurangi gejala.3
2. Platelet-lowering treatment
 Hydroxyurea (Hydroxycarbamide, HU)
Efisiensi HU dalam mengontrol jumlah trombosit pada
pasien dengan risiko tinggi trombositosis esensial. Perlindungan
dari trombosis pada pasien berisiko tinggi trombositosis esensial
7
telah ditunjukkan oleh Cortellazzo dkk dengan HU (ditambah
agen anti agregasi trombosit) di hampir 70% pasien.9
 Anagrelide
Anagrelide (Ana) adalah senyawa imidazoquinoline oral
yang awalnya dikembangkan untuk penghambatan agregasi
platelet poten . Pada 3 bulan, 90 % dari jumlah trombosit hanya
<800.000/mm3. Namun, pada 6 bulan jumlah platelet median
<400.000/mm3 dan penurunan yang stabil dari jumlah median
(lebih rendah atau sama dengan 400.000/mm3), serupa dengan
yang diperoleh dengan HU.9
 Interferon-α (IFN-α)
Efisiensi IFN-α yang diberikan suntikan subkutan untuk
mengurangi jumlah trombosit telah didokumentasikan pada
beberapa penelitian cohort. Tingkat respon secara keseluruhan
adalah 84% dan komplit normalisasi dari jumlah trombosit
diperoleh 53% setelah 3 bulan. 2,6
Tabel 2 . Kelebihan dan Kekurangan beberapa Terapi pada Trombositosis
Esensial9
8
1.8. Prognosis
Penyebab utama morbiditas dan mortalitas penderita trombositosis
esensial adalah trombosis dan perdarahan (sekitar 40% terjadi pada pasien). Pada
beberapa kasus, trombositosis esensial mengalami tranformasi menjadi penyakit
mieloproliperatif lain. Dari beberapa penelitian didapat adanya kejadian leukemia
akut yang bervariasi dari sekitar 3% pasien yang diobati dengan HU saja sampai
30% pasien ketika HU didahului oleh busulfan. Anagrelide dan interferon belum
terbukti leukemogenik.2,5,8,9
9
BAB II
ILUSTRASI KASUS
Telah dirawat seorang pasien perempuan usia 60 tahun di Bagian Penyakit
Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 31 Maret 2021 pukul 01.00
WIB dengan:
Keluhan utama:
Buang air besar hitam sejak 1 minggu yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
 Buang air besar hitam sejak 1 minggu yang lalu, konsistensi encer, frekuensi
1x per hari, jumlah seperempat gelas tiap buang air besar. Lendir tidak ada.
 Nyeri ulu hati sejak 1 minggu yang lalu, nyeri dirasakan seperti tertusuk-
tusuk. Nyeri tidak menjalar dan tidak dipengaruhi oleh makanan dan
perubahan posisi tubuh.
 Lemah-letih sejak 1 minggu yang lalu. Lemah-letih tetap dirasakan walaupun
saat beristirahat.
 Tampak pucat sejak 1 minggu yang lalu.
 Nyeri kepala berulang sejak 1 minggu yang lalu, nyeri kepala dirasakan
seperti ditusuk-tusuk, bertambah sakit bila beraktivitas, berkurang bila
istirahat.
 Perdarahan gusi, hidung, atau muntah darah tidak ada.
 Mual atau muntah tidak ada. Muntah hitam tidak ada.
 Penurunan nafsu makan tidak ada.
 Riwayat penurunan berat badan tidak ada.
 Nyeri kepala tidak ada.
 Nyeri dada tidak ada.
 Demam tidak ada.
 Batuk tidak ada. Sesak napas tidak ada.
 Pandangan kabur tidak ada.
 Bicara pelo dan mulut mencong tidak ada.
10
 Kelemahan anggota gerak tidak ada.
 Ujung jari menghitam tidak ada.
 Rasa gatal pada tangan dan kaki serta diikuti rasa nyeri saat berjalan
tidak ada.
 Buang air kecil jumlah dan frekuensi biasa. Buang air kecil berdarah
tidak ada, buang air kecil keruh dan berpasir tidak ada. Nyeri saat
buang air kecil tidak ada.
 Pasien rujukan dari RS swasta dengan melena, pasien dirujuk untuk
penelusuran penyakit dan tatalaksana lebih lanjut.
Riwayat Pengobatan :
 Riwayat mengkonsumsi asam asetilsalisilat 80 mg sejak 1 bulan yang
lalu dari RS swasta.
 Riwayat transfusi darah berulang tidak ada.
 Riwayat konsumsi obat anti tuberkulosis tidak ada.
Riwayat Penyakit Dahulu :
 Riwayat Hipertensi sejak 4 tahun yang lalu, tidak rutin minum obat.
 Riwayat Diabetes Melitus sejak 4 tahun yang lalu, rutin menggunakan
insulin, Levemir 1x16 iu, novorapid 3x12 iu.
 Riwayat keganasan sebelumnya tidak ada.
 Riwayat kelainan pembekuan darah sejak kecil tidak ada.
 Riwayat penyakit jantung tidak ada.
 Riwayat stroke tidak ada.
 Riwayat TB paru tidak ada.
Riwayat Penyakit Keluarga
 Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit kelainan darah.
 Tidak ada anggota keluarga dengan riwayat alergi.
 Tidak ada anggota keluarga yang menderita TB paru.
11
Riwayat pekerjaan, sosial ekonomi, kejiwaan dan kebiasaan :
 Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dengan 3 orang anak.
 Riwayat terpapar dengan pestisida tidak ada.
 Riwayat bekerja atau tinggal di daerah yang terpapar radiasi tidak ada.
 Riwayat merokok tidak ada.
Pemeriksaan Fisik Umum
Kesadaran : Komposmentis Kooperatif
Keadaan Umum : Sakit ringan
Tekanan Darah : 150/70 mmHg
Nadi : 82 kali/menit, denyut teratur, pengisian cukup
Nafas : 18 kali/menit, reguler
Suhu : 36,7oC
BB : 50 kg
TB : 150 cm
BMI : 22,2 (normoweight)
Ikterus : (-)
Edema : (-)
Anemis : (+)
Kulit : Hangat, turgor baik, ptekie (-), purpura (-), ekimosis (-)
KGB :Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening leher,
aksila dan inguinal
Kepala : Normocephal
Rambut : Warna hitam tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva anemis (+), sklera tidak ikterik, refleks
cahaya(+/+), pupil isokor, diameter 3mm/3mm
Telinga : Deformitas (-), tanda-tanda radang (-)
Hidung : Deformitas (-), tanda-tanda radang (-)
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis
Gigi & Mulut : Caries (-), candida (-), atrofi papil lidah (-), hipertrofi
ginggiva(-), tonsil T1-T1, tidak hiperemis
12
Leher : JVP 5-2 cmH2O, kelenjar tiroid tidak membesar
Thoraks : normochest, spider naevi (-)
Paru depan
 Inspeksi : Tampak simetris saat statis dan dinamis
 Palpasi : Fremitus kiri = kanan.
 Perkusi : Sonor, batas pekak hepar RIC VI kanan.
 Auskultasi : Vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-.
Paru belakang
 Inspeksi : Tampak simetris saat statis dan dinamis
 Palpasi : Fremitus kiri = kanan.
 Perkusi : Sonor, peranjakan paru 2 jari.
 Auskultasi : Vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung
 Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
 Palpasi : Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V,luas 1 jari, kuat
angkat, cardiac thrill tidak ada
 Perkusi : Batas atas: RIC II
Batas kanan: LSD
Batas kiri: 1 jari medial LMCS RIC V
Pinggang jantung (+)
 Auskultasi : Irama teratur, bising jantung (-), M1>M2, P2 < A2
Abdomen
 Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit
 Palpasi : Hepar tidak teraba, lien tidak teraba, kolateral vena (-),
venektasi(-), nyeri tekan epigastrium (+)
 Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
 Auskultasi : Bising usus (+) normal
Punggung : Nyeri tekan dan nyeri ketok CVA tidak ada
Alat kelamin : Tidak ada kelainan
Anus : Hemoroid tidak ada, rectal toucher (+)
Anggota Gerak : Reflek fisiologis(+/+), reflek patologis (-/-),edema(-)
13
Sensibilitas
Sensibilitas Kanan Kiri
Halus + +
Kasar + +
Pulsasi arteri
Perabaan Kiri Kanan
Arteri radialis + +
Arteri brachialis + +
Arteri popliteal + +
Arteri dorsalis pedis + +
Arteri tibialis anterior + +
Ankle brachial index :
 Kiri : 150/150 = 1
 Kanan : 150/150 = 1
Kesan: dalam batas normal
Keluar Hasil Laboratorium
Hemoglobin
9,3 gr/dl Hitung jenis 0/0/3/63/25/9
Leukosit 13.640/mm3 GDS 145 mg/dL
Trombosit 1.885.000/mm3 LED 64 mm/jam
Hematokrit 28% Sel patologis -
Gambaran darah tepi :
Eritrosit : Normositik normokrom
Leukosit : Jumlah meningkat
Trombosit : Jumlah meningkat
Kesan: Anemia ringan normositik normokrom, trombositosis
14
Urinalisis:
Makroskopis Mikroskopis Kimia
Warna Kuning Leukosit 0-1/LPB Protein Negatif
Kekeruhan Negatif Eritrosit 0-1/LPB Glukosa Negatif
BJ 1.005 Silinder Negatif Bilirubin Negatif
pH 6.5 Kristal Negatif Urobilinogen Positif
Epitel Positif
Kesan : Hasil dalam batas normal
Feses Rutin:
Makroskopis Mikroskopis
Warna Coklat Leukosit 2-3/LPB
Konsistensi Lunak Eritrosit 0-1/LPB
Darah Negatif Amuba Negatif
Lendir Negatif Telur Cacing Negatif
Kesan : Hasil dalam batas normal
EKG
15
Irama : sinus
Heart rate : 79x/ menit, regular
Axis : normal
Gelombang P : normal
PR interval : 0,16 detik
QRS complex : 0,08 detik
R-R interval : reguler
ST segmen : isoelektrik
T inverted : lead II, III, aVf
Kesan : Sinus rhytm,
iskemik myocard inferior
Status Geriatri
Daftar Masalah
 Melena
 Leukositosis
 Trombositosis
 Iskemik Myocard
 Nyeri epigastrium
 Anemia
Diagnosis Kerja :
 Trombositosis esensial
 Melena ec non variceal bleeding ec ulkus peptikum
 Anemia ringan normositik normokrom ec perdarahan akut
 Iskemik Myocard Inferior
 DM tipe II terkontrol normoweight
 Hipertensi stage I
Sebelum sakit Saat sakit
Indeks ADL Barthel Mandiri (20) Mandiri (19)
MMSE Normal (30) Normal (30)
Geriatric Depression Scale Tidak Depresi (1) Tidak Depresi (2)
Mini Nutritional
Assessment
Status nutrisi baik
(26)
Status nutrisi baik
(24)
16
Diagnosis Banding :
 Trombositosis reaktif
 Melena ec gastropati NSAID
Terapi :
 Istirahat/ Diet ML Diet Lambung DD RG II 1500 kkal (karbohidrat 975
kkal, protein 375 kkal, lemak 150 kkal)
 Bolus lansoprazole 60 mg, dilanjutkan drip lansoprazole 30 mg dalam 100 cc
Nacl 0,9% habis dalam 1 jam.
 Injeksi Asam Tranexamat 3x500 mg (iv)
 Injeksi Vitamin K 3x10 mg (iv)
 Injeksi Levemir 1x16 iu (sc)
 Injeksi Novorapid 3x14 iu dosis koreksi (sc)
 Sukralfat syrup 3x cth II
 Candesartan 1x8 mg (po)
 Amlodipin 1x5 mg (po)
Pemeriksaan Anjuran :
 Cek darah perifer lengkap (MCV, MCH, MCHC, retikulosit, gambaran darah
tepi)
 Faal Hemostasis : Prothrombin time (PT), partial thromboplastin time
(aPTT), D – Dimer
 Cek GDP, GD2PP, HbA1c, dan profil lipid.
 Esofagogastroduodenoskopi (EGD)
 Bone Marrow Puncture (BMP)
 Ekspertise rontgen thoraks
Follow up
1 April 2021 pukul 07.00 WIB
S/ BAB hitam (+) berkurang, lemah-letih (+)
O/
17
KU Kes TD Nadi Nafas T
Sedang CMC 150/70 mmHg 78 x/i 16 x/i 36.5oC
Keluar hasil Laboratorium :
PT 11,6 detik Natrium 141
aPTT 33,9 detik Kalium 4,8
D – dimer 573 ng/mL Klorida 111
Albumin 3,1 Ureum 13
Globulin 3,1 Kreatinin 0,8
GDS 126 Kalsium 8,4
SGOT 47 SGPT 31
MCV 84 fl MCHC 33%
MCH 27 pg
Kesan : d-dimer meningkat
Keluar Hasil Rontgen Thorax
Cor: dalam batas normal
Corakan bronkhovaskuler kedua
paru baik
Sinus dan diafragma baik
Kesimpulan:Cor dan Pulmo
dalam batas normal
18
Konsul Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik
Kesan:
 Trombositosis Esensial
 Anemia ringan normositik normokrom ec perdarahan akut
Advis:
 Hidoxyurea 1x500 mg (po)
 Tranfusi PRC 2 unit
 BMP
Konsul Konsultan Gastroenterohepatologi
Kesan : Melena ec non variceal bleeding ec ulkus peptikum
Advis :
 Bolus Lansoprazole 60 mg, dilanjutkan Drip lansoprazole 30 mg dalam 100 cc Nacl
0,9% habis dalam 1 jam (iv)
 Injeksi Transamin 3x500 mg (iv)
 Injeksi Vit K 3x10 mg (iv)
 Sucralfat 3x cth II (po)
 EGD jika KU stabil
Konsul Konsultan Kardiovaskuler
Kesan :
 Iskemik myocard inferior
Advis :
 Atorvastatin 1x20 mg (po)
 Cek Troponin I
 Echocardiografi
Konsul Konsultan Ginjal Hipertensi
Kesan :
 Hipertensi stage I ec essensial
Advis :
 Amlodipin 1x5 mg (po)
19
 Candesartan 1x8 mg (po)
Konsul Konsultan Endokrin dan Metabolik Diabetes
Kesan : Diabetes Melitus Tipe II terkontrol normoweight
Advis :
 Injeksi Levemir 1x 16 iu (sc)
 Injeksi Novorapid 3x14 iu dosis koreksi (sc)
 Cek GDP, GD2PP, HbA1c, dan profil lipid.
Konsul Konsultan Geriatri
Kesan :
 Trombositosis esensial
 Melena ec non variceal bleeding ec Ulkus Peptikum
 Anemia ringan normositik normokrom ec perdarahan akut
 Iskemik Myocard Inferior
 DM tipe II terkontrol
 Hipertensi stage I
 Instability dengan resiko jatuh
Advise :
 Atasi penyakit dasar
A/
 Trombositosis esensial
 Melena ec non variceal bleeding ec Ulkus Peptikum
 Anemia ringan normositik normokrom ec perdarahan akut
 Iskemik Myocard Inferior
 DM tipe II terkontrol
 Hipertensi stage I
Terapi :
 Istirahat/ diet MB DD RG 1500 kkal (karbohidrat 975 kkal, protein 375
kkal, lemak 150 kkal)
 Drip lansoprazole 30 mg dalam 100 cc Nacl 0,9% habis dalam 1 jam.
20
 Injeksi Asam Tranexamat 3x500 mg (iv)
 Injeksi Vitamin K 3x10 mg (iv)
 Injeksi Levemir 1x16 iu (sc)
 Injeksi Novorapid 3x14 iu dosis koreksi (sc)
 Hidroxyurea 1 x 500mg (po)
 Candesartan 1x8 mg (po)
 Amlodipin 1x5 mg (po)
 Atorvastatin 1x20 mg (po)
Follow up
3 April 2021 pukul 07.00 WIB
S / BAB hitam tidak ada, Mual-muntah (+), lemah-letih berkurang
O/
KU Kes TD Nadi Nafas T
Sedang CMC 140/70 mmHg 70 x/i 18 x/i 36.5oC
Keluar hasil Laboratorium:
Hemoglobin 11 g/dL
Hematokrit 36 %
Leukosit 13.570 /mm3
Trombosit 953.000 /mm3
Troponin I 46 ng/mL
Kesan: Trombositosis
21
Keluar Hasil BMP
Hitung Jenis Jumlah (%) Nilai Rujukan (%)
Mieloblast
Promielosit
Mielosit
Metamielosit
Batang
Segmen
Basofil
Eosinofil
Rubriblas
Prorubrisit
Rubrisit
Metarubrisit
Monosit
Limfoblast
Prolimfosit
Limfoblast
Sel Plasma
1
2
2
2
3
47
1
4
1
1
2
2
12
0
1
19
0
0 –1
1 - 5
2 - 10
5 - 15
10 - 40
10 - 30
0 - 1
0 - 3
0 - 1
1 - 4
10 - 20
5 – 10
0 - 2
0 - 1
1 - 5
5 – 15
0 – 1
Kesan :
 Partikel ditemukan, selularitas hiperseluler
 Megakariosit mudah ditemukan, jumlah lobus bervariasi (>5), pancaran
trombosit Sebagian kurang.
 Aktivitas Eritropoietik : Ditemukan semua seri pematangan
 Aktivitas Granulopoietik : Ditemukan semua seri pematangan
 Aktivitas Trombopoietik : Megakariosit mudah ditemukan, jumlah lobus
bervariasi (>5), pancaran trombosit sebagian kurang, platelet clump (+).
Kesimpulan :
Gambaran sumsum tulang sesuai dengan Trombositosis Essensial
22
Konsul Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik
Kesan:
 Trombositosis Esensial
 Anemia ringan normositik normokrom ec perdarahan akut (perbaikan)
Advis:
 Cek molekuler mutasi JAK2V617F
 Terapi lanjut
Konsul Konsultan Gastroenterohepatologi
Kesan :
 Melena ec non variceal bleeding ec ulkus peptikum (perbaikan)
Advis :
 Diet Makanan Cair 6x200 cc Diet Hepar I 1200 kkal
 AFF Injeksi Vitamin K
 AFF Injeksi Transamin
 AFF drip Lansoprazole
 Injeksi Lansoprazole 2x30 mg (iv)
 Domperidone 3x10 mg (po)
 EGD
 Terapi lain lanjut
Konsul Konsultan Kardiovaskuler
Kesan :
 Iskemik myocard inferior
Advis :
 Terapi lanjut
 Echocardiografi
A/
 Trombositosis esensial
 Melena ec non variceal bleeding ec ulkus peptikum
23
 Anemia ringan normositik normokrom ec perdarahan akut
 Iskemik Myocard Inferior
 DM tipe II terkontrol
 Hipertensi stage I
P/
 Injeksi Lansoprazole 2x30 mg (po)
 Domperidone 3x10 mg (po)
 Terapi lain lanjut
Follow up
5 April 2021 pukul 07.00 WIB
S / Mual-muntah berkurang, BAB hitam (-), lemah-letih (-)
O/
KU Kes TD Nadi Nafas T
Sedang CMC 130/70 mmHg 70 x/i 18 x/i 36.5oC
Keluar Hasil Laboratorium:
Cholesterol total 153 Mutasi JAK2 V617 F Tidak terdeteksi
HDL 27 GDP 123
LDL 90 GD2PP 170
Trigliserida 179 HbA1c 12
Keluar Hasil Esofagogastroduodenoskopi:
Hasil:
Skop masuk sepanjang 90cm
Esofagus:
Hiperemis (-), mucosal break (-), erosi (-), massa (-)
Gaster:
Antrum: Hiperemis (+), erosi (+), massa (-), ulkus (+) 3 buah forrest IIc, polip (-), massa (-)
Duodenum:
24
D1: Hiperemis (-) , erosi (-), massa (-)
D2: Hiperemis (-), erosi (-), massa (-)
Kesimpulan:
Gastric Ulcers (Antral) Forrest IIc
Saran:
Cek H. Pylori
Keluar Hasil Echocardiografi:
Fungsi sistolik global LV baik, EF 70 % (simpson)
Global normokinetik
LVH konsentrik hipertrofi
Katup-katup baik
Kontraktilitas RV baik
Efusi Pericard (-)
Konsul Konsultan Gastroenterohepatologi
Kesan :
 Melena ec Gastric Ulcers (Antral) Forrest IIc (perbaikan)
Advise:
 Cek H. Pylori via Poli
 Terapi lain dilanjutkan
Konsul Konsultan Endokrin dan Metabolik Diabetes
Kesan :
 Dislipidemia
 DM Tipe II tidak terkontrol normoweight
Advis :
 Atorvastatin 1x20 mg (po)
Konsul Konsultan Kardiovaskuler
Kesan :
 Iskemik myocard inferior
 HFpEF
25
Advis :
 Terapi lanjut
 EKG ulang
Follow Up
6 April 2021 pukul 07.00 WIB
S / Mual-muntah (-), perdarahan (-), lemah letih (-)
O/
KU Kes TD Nadi Nafas T
Sedang CMC 130/70 mmHg 70 x/i 18 x/i 36.5oC
Keluar Hasil laboratorium:
Hemoglobin 10 g/dL Leukosit 8.210 /mm3
Hematokrit 31 % Trombosit 680.000 /mm3
EKG
Irama : sinus
Heart rate : 83x/ menit, regular
Axis : normal
Gelombang P : normal
PR interval : 0,16 detik
QRS complex : 0,08 detik
R-R interval : reguler
ST segmen : isoelektrik
Kesan : Sinus rhytm,
iskemik myocard inferior
26
T inverted : tidak ada
Konsul Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik
Kesan:
 Trombositosis Esensial
 Anemia ringan normositik normokrom ec perdarahan akut (perbaikan)
Advis:
 Terapi lanjut
 Rencana rawat jalan
 Kontrol Poliklinik
Konsul Konsultan Kardiovaskuler
Kesan :
 Iskemik myocard inferior (perbaikan)
 HFpEF
Advis :
 Terapi lanjut
A/
 Trombositosis esensial
 Melena ec non variceal bleeding ec Gastric Ulcers (Antral) Forrest IIc (perbaikan)
 Anemia ringan normositik normokrom ec perdarahan akut (perbaikan)
 Iskemik Myocard Inferior (perbaikan)
 HFpEF
 DM tipe II tidak terkontrol normoweight
 Hipertensi stage I
P/
 ACC Rawat Jalan
 Kontrol Poliklinik
27
BAB III
DISKUSI
Telah dirawat seorang pasien perempuan, berusia 60 tahun di Bagian
Penyakit Dalam RSUP M Djamil Padang pada tanggal 31 Maret 2021 pukul
01.00 WIB dengan diagnosis akhir:
 Trombositosis esensial
 Melena ec non variceal bleeding ec Gastric Ulcers (Antral) Forrest IIc
 Anemia ringan normositik normokrom ec perdarahan akut
 Iskemik Myocard Inferior
 HFpEF
 DM tipe II tidak terkontrol normoweight
 Hipertensi stage I
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis, pasien mengeluhkan buang air besar hitam
sejak 1 minggu yang lalu disertai nyeri ulu hati yang dirasakan seperti tertusuk-
tusuk. Sebelumnya pasien memiliki riwayat minum asetilsalisilat 80 mg sejak 1
bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan pada mata konjunctiva anemis,
abdomen nyeri tekan epigastrium (+) dan rectal toucher (+). Pada pemeriksaan
laboratorium pasien dijumpai trombositosis dengan nilai trombosit 1.885.000/mm3
dan pada gambaran darah tepi ditemukan large trombosit. Kemudian diberikan
terapi drip lansoprazole untuk menghentikan perdarahan lambung, stop asam
asetilsalisilat dan tranfusi PRC untuk anemia.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
dicurigai adanya Trombositosis esensial, selanjutnya dilakukan BMP dan
pemeriksaan mutasi JAK2 V617F. Pada hasil pemeriksaan Bone Marrow Puncture
(BMP) didapatkan kesan, sangat mudah ditemukannya megakariosit dengan
pancaran trombosit yang cukup, sedangkan pemeriksaan JAK2 V617F dengan hasil
tidak terdeteksi mutasi JAK2 V617F.
28
Berdasarkan hasil tersebut pasien ini memenuhi kriteria WHO 2017, tiga
kriteria mayor dan satu minor yaitu, jumlah trombosit >450.000 /mm3, pada BMP
ditemukan megakariosit dengan jumlah meningkat, dan hiperlobulated, tidak
memenuhi kriteria CML, PMF, ataupun PV, serta tidak ditemukannya penyebab lain
trombositosis. Pada pemeriksaan mutasi JAK2V617F pada pasien ini didapatkan
hasil tidak terdeteksi. Hal tersebut disebabkan banyaknya gen lain yang berperan
seperti mutase gen CALR or MPL yang efeknya sama halnya dengan mutasi
JAK2V617F terhadap proliferasi trombosit. Bahkan dalam guideline ELN
(European Leukemia Net) menyatakan bahwa hanya 10% pasien yang terdeteksi
mutasi gen JAK2, MPL and CALR, sehingga ELN merekomendasikan untuk
dilakukan skrining pemeriksaan darah tepi dan BMP untuk semua pasien suspek
Trombositosis esensial. 1,23
Pada pasien ini ditemukan adanya perdarahan berupa melena. Pada
esofagoduodenoskopi ditemukan adanya ulkus sebanyak 3 buah pada area antrum.
Pasien dianjurkan cek H. Pylori dari poliklinik. Adanya perdarahan pada
trombositosis essensial dapat disebabkan oleh 2 hal, yaitu abnormalitas fungsi
trombosit dan penurunan jumlah relatif faktor von Willebrand. Peningkatan jumlah
trombosit yang abnormal menyebabkan kebutuhan akan factor von Willebrand
untuk adhesi trombosit juga meningkat.4,5
Trombositosis esensial sering didiagnosis banding dengan trombositosis
reaktif. Pada keadaan ditemukan peningkatan jumlah trombosit (≥450.000/mm3),
terlebih dahulu harus disingkirkan hal ini bukanlah disebabkan keadaan
trombositosis reaktif. Pada trombositosis sekunder (reaktif) sering ditemukan adanya
penyakit dasar dan tidak ditemukan adanya keadaan trombosis, hemoragik atau
ekstramedular. Selain itu fungsi trombosit, gambaran darah tepi dan sumsum tulang
ditemukan dalam batas normal.2,4,5,11
Pada pasien ini juga ditemukan adanya thrombosis, berupa iskemik myocard
inferior. Pasien sebelumnya sudah rutin minum asam asetil salisilat 1x80 mg, namun
dikarenakan adanya perdarahan, pemberian asam asetil salisilat dihentikan. Setelah
dilakukan tranfusi PRC, dilakukan evaluasi ekg ulang, dan tidak ditemukan lagi
adanya iskemik myocard inferior pada pasien. Hal ini dikarenakan kondisi pasien
diawal yang anemia. Anemia dapat menyebabkan dilatasi arteri, sehingga
menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah, dan penurunan afterload.
Pada jangka waktu lama akan memicu terbentuknya Left ventricular hypertrophy
29
(LVH). Didukung dengan data rontgen thorax, ditemukan adanya peningkatan
CTR> 50%, dan pada echocardiography ditemukan LVH konsentrik hipertrofi
(RWT: 120; LVMi meningkat), dan EF 70%. Pasien diasesmen sebagai High
Failure preserved Ejection farction (HFpEF). Kondisi LVH pada pasien bersifat
reversible, dengan mengatasi anemia, diabetes melitus, hipertensi, serta dislipidemia
yang diderita pasien.
Pasien sebelumnya sudah dikenal dengan hipertensi dengan tekanan darah
tertinggi 160/80 mmHg. Pasien sudah mendapatkan amlodipine, dan candesartan
untuk anti hipertensi. Pasien juga telah dikenal dengan diabetes melitus dengan GDP
123 mg/dl, GD2PP 170 mg/dL, dan HbA1c 12%. Pada pasien diberikan injeksi
Levemir 1x16 iu, dan injeksi novorapid 3x14 iu. Kadar trigliserida yang tinggi yaitu
179 mg/dL.
Menurut Briere, Vascular occlusive events juga dapat terjadi pada pembuluh
darah kecil dimana ini menyebabkan berbagai gejala klinis. Mikrovaskuler trombus
ini dapat menyebabkan erythromelalgia, sakit kepala, paraesthesia, iskemik jari atau
nekrosis.
Trombositosis esensial pada pasien ini termasuk risiko tinggi karena pada
pasien ini tidak terdapat suatu trombosis, umur 60 tahun dan terdapat mutasi JAK-2.
Pada pasien ini tidak diberikan asam asetilsalisilat karena terdapat kontra indikasi
pemberian, yaitu perdarahan di bawah kulit (ekimosis). Pada pasien diberikan
hydroxyurea dimana hydroxyurea merupakan terapi sitoreduktif pilihan pertama
pada trombositosis essensial. Dosis yang digunakan adalah 15 mg/kgBB,
hydroxyurea diberikan dengan Hb ≥ 10 g/dl. Menurut The National Comprehensive
Cancer Network (NCCN), terapi sitoreduktif diberikan pada keadan perdarahan,
splenomegali, jumlah trombosit yang terlalu banyak, trombosis baru dan pada
keadaan dimana aspirin tidak mengurangi gejala.2,8,9
Hidroksiurea menghambat sintesis sel dengan cara menghambat aktivitas
enzim ribonucleoside difosfat reduktase, enzim ini mengurangi katalisis
ribonukleotida. Efek samping dari hydroxyurea adalah penekanan pada sumsum
tulang, gangguan saluran cerna (anoreksia, mual, muntah dan diare) dan perubahan
kulit (ruam, ulserasi pada kaki dan alopesia).8,9
Mutasi JAK2 V617F merupakan temuan untuk kriteria diagnosis
trombositosis esensial dan berpotensi untuk diberikan terapi target. Dalam hal ini
JAK2V617F-inhibitor, Ruxolitinib bekerja dengan menekan sinyal yang dirangsang
30
oleh JAK2V617F dan menurunkan jumlah trombosit. Penelitian yang dilakukan oleh
Gunawan et al (2018), Ruxolitinib lebih efektif dalam menurunkan jumlah trombosit,
terlebih bila dibandingkan dengan Hidroksiurea serta dapat menghindari transformasi
menjadi mieloproliferatif lain. Namun, dalam perjalanannya masih dibutuhkan
penelitian lebih lanjut.9,10
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Arber AD, Orazi A, Hasserjian R, Thiele J, Borowitz JM, Beau L et al. The
2016 revision to the World Health Organization classification of myeloid
neoplasms and acute leukemia. Blood First Edition Paper. 2016; 127 (20) :
2391 – 2401
2. Wahid, I. Trombositosis Esensial. Dalam Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW,
Sinadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta : Interna Publishing. 2014. hal 2767 – 2771.
3. Harrison CN, Butt N, Campbell N, Connerlly E, Drummondl M, Green
AR et al. Modification of British Committee for Standards in Haematology
diagnostic Criteria for essential Trombocythemia. British Journal of
Haematology. 204: 1-3
4. Briere JB. Essential Trombocythemia.Orphanet Journal of Rare Disease.
2007 : 1-17
5. Tefferi A dan Barbui T. bcr/abl-Negative, Classic Myeloproliferative
Disorder : Diagnosis and Treatment. Mayo Clin Proc. 2005;80(9):1220-32
6. Bleeker JS dan Hogar WJ. Thrombocytosis : Diagnosis Evaluation,
Thrombotik Risk Stratification, and Risk-Based Management Strategies.
Hindawi Publishing. 2011: 1-15
7. Awada H, Voso MT, Cougliemelli P dan Gunari C. Essential
Thrombocythemia and Acquired von Willebrand Syndrome : The
Shadowlands Between Thrombosis and Bleeding. 2020 : 1746 (12) : 1-19
8. Tefferi A, Vannuchi AM dan Barbui T. Essential Trombocythemia
Treatment Algorithm 2018. Blood Cancer Journal. 2018; 8 (2) : 1-6
9. Harrison CN, Campbell PJ, Wheatley K, Wikins BS, Reilly JT, Revell P et
al. Hydroxyurea Compared with Anagrelide in High Risk Essential
Trombocythemia.
10. Bakta IM. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta EGC; 2014. Hal 120-155
11. Gunawan A, Harrington P, Garcia-Cuurto N, McLornan D, Radioa D,
Harrison C. Ruxolitinib for the Treatment of Essential Trombocythemia.
2018; 2 (4): 1-7
32
12. Markanday A. Acute Phase Reactants in Infections: Evidence Based
Review and a Guide for Clinicians. OFID. 2015 : 1-7
13. Charbot-Richards DS, Georgde TI . Leucocytosis. Int. Jnl. Lab. Hem.
2014; 36: 279-288
14. Thapa B dan Rogers HJ. 2018. Cancer Myeloproliferative Neoplasms.
Wisconsin. StatPearls Publishing. Hal : 1-8
15. Kumar A, Sintra S dan Tripathi AK. Chronic Eosinophilic Leukemia : A
Case report and review of literature. Indian J. Hematol 2007; 23 (3-4):
112-5
16. Gale AJ. Current Understanding of Hemostasis. NIH Public Access. 2011;
39(1): 272-280
17. Falchi L and Verstorsek S. Eosinophilia in Hematologic Disorders. HHS
Public Access. 2015; 35(3) : 439-452
18. Gotlib V, Darji J, Bloomfield K, Chadburn A, Patel A dan Braunschweig
I. Eosinophilic Variant of Chronic Myeloid Leukemia with Vascular
Complications. Taylor&Francis healthsaciences. 2003 ; 44(9): 1609-13
19. Maral S. Thrombocytosis Ascociated with Iron Deficency Anemia; Is it A
Masked Myeloproliferative Disorder?. Ankara Med J. 2019 ; 19 (1) : 375 -
80
20. Yilmaz M, Guvercin B dan Konca C. Cases of Chronic Myeloid Leukemia
Presenting with Isolated Thrombocytosis : case reports and review pf the
literature. Int J Clin Exp Med. 2016 ; 9 (5) : 8799 – 8802
21. Pecquet C, Balligand T, Chachoua I, et al. Secreted mutant calreticulins as rogue
cytokines trigger thrombopoietin receptor activation specifically in CALR
mutated cells: perspectives for MPN therapy. ASH Meeting 2018, San Diego
(CA). Oral presentation

More Related Content

What's hot

Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
fikri asyura
 
Urinalisis
UrinalisisUrinalisis
Urinalisis
SisTi NurRahmah
 
Sesak napas trauma
Sesak napas traumaSesak napas trauma
Sesak napas trauma
Zarah Dzulhijjah
 
Stroke Perdarahan (Hemorhagik)
Stroke Perdarahan (Hemorhagik)Stroke Perdarahan (Hemorhagik)
Stroke Perdarahan (Hemorhagik)
Aris Rahmanda
 
Invaginasi
InvaginasiInvaginasi
Invaginasi
Ilmu Kedokteran
 
Osteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis GoutOsteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis Gout
Rindang Abas
 
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNGMEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
fikri asyura
 
Skdi tahun-2012
Skdi tahun-2012Skdi tahun-2012
Skdi tahun-2012
Linda Wijayanti
 
Radiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasisRadiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasis
Pratistha Satyanegara
 
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
fikri asyura
 
Ekspertise Trombositosis Esensial
Ekspertise Trombositosis EsensialEkspertise Trombositosis Esensial
Ekspertise Trombositosis Esensial
Dian Jenova
 
Abses hati
Abses hatiAbses hati
Abses hati
Phil Adit R
 
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesarRectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesarPangestu S
 
106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsi106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsi
homeworkping7
 
Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
fikri asyura
 
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptxANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
HarryJulians
 
Organ yang berperan dalam hematopoiesis
Organ yang berperan dalam hematopoiesisOrgan yang berperan dalam hematopoiesis
Organ yang berperan dalam hematopoiesis
Prajnamita
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)
Anatomi Fisiologi  Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)Anatomi Fisiologi  Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)
Andry Sartika, S.Kep.,Ners.,M.Kep
 

What's hot (20)

Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 
Urinalisis
UrinalisisUrinalisis
Urinalisis
 
Sesak napas trauma
Sesak napas traumaSesak napas trauma
Sesak napas trauma
 
Stroke Perdarahan (Hemorhagik)
Stroke Perdarahan (Hemorhagik)Stroke Perdarahan (Hemorhagik)
Stroke Perdarahan (Hemorhagik)
 
Invaginasi
InvaginasiInvaginasi
Invaginasi
 
Osteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis GoutOsteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis Gout
 
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNGMEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
 
Skdi tahun-2012
Skdi tahun-2012Skdi tahun-2012
Skdi tahun-2012
 
Radiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasisRadiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasis
 
Elektrolit
ElektrolitElektrolit
Elektrolit
 
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
 
Ekspertise Trombositosis Esensial
Ekspertise Trombositosis EsensialEkspertise Trombositosis Esensial
Ekspertise Trombositosis Esensial
 
Abses hati
Abses hatiAbses hati
Abses hati
 
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesarRectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesar
 
106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsi106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsi
 
Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
 
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptxANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
 
Organ yang berperan dalam hematopoiesis
Organ yang berperan dalam hematopoiesisOrgan yang berperan dalam hematopoiesis
Organ yang berperan dalam hematopoiesis
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)
Anatomi Fisiologi  Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)Anatomi Fisiologi  Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)
 

Similar to Trombositosis esensial.docx

Amegakariositik trombositopenia (2).pptx
Amegakariositik trombositopenia (2).pptxAmegakariositik trombositopenia (2).pptx
Amegakariositik trombositopenia (2).pptx
bismelkasrihanza
 
Diagnosis dan Penatalaksanaan Leukemia Akut dan Kronik pada.pptx
Diagnosis dan Penatalaksanaan Leukemia Akut dan Kronik pada.pptxDiagnosis dan Penatalaksanaan Leukemia Akut dan Kronik pada.pptx
Diagnosis dan Penatalaksanaan Leukemia Akut dan Kronik pada.pptx
HerowanYuma1
 
Lbm 3 sgd 1
Lbm 3 sgd 1Lbm 3 sgd 1
Lbm 3 sgd 1
Rereroro Rereroro
 
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptxKel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
Chintyapsari
 
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Agam Ferry Erwana
 
Anemia Aplasi.pptx
Anemia Aplasi.pptxAnemia Aplasi.pptx
Anemia Aplasi.pptx
bismelkasrihanza
 
Coagulation 4
Coagulation 4Coagulation 4
Coagulation 4
shaddamiano
 
Referat PNH
Referat PNHReferat PNH
Referat PNH
SaphiraMiradalita
 
Perdarahan, Trombosis, dan DIC
Perdarahan, Trombosis, dan DICPerdarahan, Trombosis, dan DIC
Perdarahan, Trombosis, dan DIC
Wulung Gono
 
Askep Trombositopenia
Askep TrombositopeniaAskep Trombositopenia
Askep Trombositopenia
STIKES GRAHA MEDIKA
 
Case lgk nike
Case lgk nikeCase lgk nike
Case lgk nike
Alvino maulana
 
TUGAS KIMIA KLINIK 03 R.NSAXHXHBHXB,VCVGHD
TUGAS KIMIA KLINIK 03 R.NSAXHXHBHXB,VCVGHDTUGAS KIMIA KLINIK 03 R.NSAXHXHBHXB,VCVGHD
TUGAS KIMIA KLINIK 03 R.NSAXHXHBHXB,VCVGHD
ssuserd986061
 
Damayanti_Ika_Prasanti_G2A009057_Bab2KTI.pdf
Damayanti_Ika_Prasanti_G2A009057_Bab2KTI.pdfDamayanti_Ika_Prasanti_G2A009057_Bab2KTI.pdf
Damayanti_Ika_Prasanti_G2A009057_Bab2KTI.pdf
shelladepari
 
JR- Kelompok 3-1.pptx
JR- Kelompok 3-1.pptxJR- Kelompok 3-1.pptx
JR- Kelompok 3-1.pptx
CalystaCitra
 
Tuberkulosis milier (milliary tb) dosen pkk ibu sri
Tuberkulosis milier (milliary tb) dosen pkk ibu sriTuberkulosis milier (milliary tb) dosen pkk ibu sri
Tuberkulosis milier (milliary tb) dosen pkk ibu sri
martaagustinasirait
 
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Rolly Scavengers
 
Askep idiopathic thrombocytopenic purpura
Askep idiopathic thrombocytopenic purpuraAskep idiopathic thrombocytopenic purpura
Askep idiopathic thrombocytopenic purpura
Brothers Hen's
 
lollllll
lolllllllollllll
lollllll
EltohnJohn
 
Refrat Idiopathic Purpura Trombocytopenic
Refrat Idiopathic Purpura TrombocytopenicRefrat Idiopathic Purpura Trombocytopenic
Refrat Idiopathic Purpura Trombocytopenic
Kharima SD
 

Similar to Trombositosis esensial.docx (20)

Amegakariositik trombositopenia (2).pptx
Amegakariositik trombositopenia (2).pptxAmegakariositik trombositopenia (2).pptx
Amegakariositik trombositopenia (2).pptx
 
Diagnosis dan Penatalaksanaan Leukemia Akut dan Kronik pada.pptx
Diagnosis dan Penatalaksanaan Leukemia Akut dan Kronik pada.pptxDiagnosis dan Penatalaksanaan Leukemia Akut dan Kronik pada.pptx
Diagnosis dan Penatalaksanaan Leukemia Akut dan Kronik pada.pptx
 
Lbm 3 sgd 1
Lbm 3 sgd 1Lbm 3 sgd 1
Lbm 3 sgd 1
 
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptxKel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
 
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
 
Anemia Aplasi.pptx
Anemia Aplasi.pptxAnemia Aplasi.pptx
Anemia Aplasi.pptx
 
Coagulation 4
Coagulation 4Coagulation 4
Coagulation 4
 
Referat PNH
Referat PNHReferat PNH
Referat PNH
 
Perdarahan, Trombosis, dan DIC
Perdarahan, Trombosis, dan DICPerdarahan, Trombosis, dan DIC
Perdarahan, Trombosis, dan DIC
 
Askep Trombositopenia
Askep TrombositopeniaAskep Trombositopenia
Askep Trombositopenia
 
Case lgk nike
Case lgk nikeCase lgk nike
Case lgk nike
 
TUGAS KIMIA KLINIK 03 R.NSAXHXHBHXB,VCVGHD
TUGAS KIMIA KLINIK 03 R.NSAXHXHBHXB,VCVGHDTUGAS KIMIA KLINIK 03 R.NSAXHXHBHXB,VCVGHD
TUGAS KIMIA KLINIK 03 R.NSAXHXHBHXB,VCVGHD
 
Damayanti_Ika_Prasanti_G2A009057_Bab2KTI.pdf
Damayanti_Ika_Prasanti_G2A009057_Bab2KTI.pdfDamayanti_Ika_Prasanti_G2A009057_Bab2KTI.pdf
Damayanti_Ika_Prasanti_G2A009057_Bab2KTI.pdf
 
JR- Kelompok 3-1.pptx
JR- Kelompok 3-1.pptxJR- Kelompok 3-1.pptx
JR- Kelompok 3-1.pptx
 
Tuberkulosis milier (milliary tb) dosen pkk ibu sri
Tuberkulosis milier (milliary tb) dosen pkk ibu sriTuberkulosis milier (milliary tb) dosen pkk ibu sri
Tuberkulosis milier (milliary tb) dosen pkk ibu sri
 
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
 
Askep idiopathic thrombocytopenic purpura
Askep idiopathic thrombocytopenic purpuraAskep idiopathic thrombocytopenic purpura
Askep idiopathic thrombocytopenic purpura
 
Anak itp
Anak   itpAnak   itp
Anak itp
 
lollllll
lolllllllollllll
lollllll
 
Refrat Idiopathic Purpura Trombocytopenic
Refrat Idiopathic Purpura TrombocytopenicRefrat Idiopathic Purpura Trombocytopenic
Refrat Idiopathic Purpura Trombocytopenic
 

Recently uploaded

Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
cikgumeran1
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 

Recently uploaded (20)

Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 

Trombositosis esensial.docx

  • 1. 1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Trombositosis esensial (TE) adalah kelainan klonal sel induk hematopoetik multipotensial, termasuk kelainan mieloproliferatif dengan ekspresi fenotipe predominan pada jalur megakariosit dan trombosit. Gangguan ini bersifat permanen dan umumnya peningkatan jumlah trombosit secara perlahan-lahan. Penanda molekuler spesifik belum ada dan diagnosis ditegakkan pertama kali dengan menyingkirkan penyebab - penyebab trombositosis reaktif serta membedakannya dengan gangguan mieloproliferatif lain.1,2 1.2. Epidemiologi Trombositosis esensial diperkirakan terdapat pada 400 orang dari 1.000.000 populasi. Prevalensi trombositosis esensial lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan pria. Sekitar 50% pasien yang didiagnosis dengan trombositosis esensial pertama kali ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan darah rutin. Trombositosis esensial terutama didiagnosis pada usia rerata 50 tahun (interval 17 – 82 tahun) dengan perbandingan laki-laki dan perempuan yang 1 : 2. 1,2,3 1.3. Patogenesis Penyebab trombositosis esensial sampai saat ini belum diketahui. Mutasi somatik tunggal protein tirosin kinase JAK2 terlihat bertanggung jawab terhadap berbagai gambaran trombositosis klonal termasuk trombositosis esensial. Data terakhir memperlihatkan bahwa JAK2 ini berperan terhadap berkurangnya reseptor trombopoetin (c-Mpl).2,4 Trombopoetin merupakan hormon kunci dalam pengaturan diferensiasi dan proliferasi megakariosit. Trombopoietin mempengaruhi pertumbuhan megakariosit mulai dari sel induk sampai produksi trombosit. Walaupun demikian beberapa sitokin-sitokin lain (Interleukin IL-1, IL-2, IL-6, IL-11) juga berperan dalam proses ini, yang kemungkinan berkerja sinergi dengan
  • 2. 2 trombopoietin. Trombosit matur berperan penting dalam regulasi kadar trombopoietin plasma.2 Pada keadaan normal, pengaturan produksi trombosit dari megakariosit di sumsum tulang melibatkan pengikatan trombopoetin bebas di plasma dengan megakariosit. Hal tersebut yang merangsang aktifnya megakariositopoetik untuk memproduksi trombosit.2,4 Pada keadaan trombositopenia, terjadi peningkatan kadar trombopoietin plasma karena berkurangnya pengikatan trombopoietin oleh trombosit. Peningkatan kadar trombopoietin plasma ini akan merangsang megakariopoiesis. Sebaliknya pada keadaan trombositosis, deplesi plasma trombopoietin akan menurunkan megakariopoiesis. Mekanisme regulasi ini mengatur produksi trombosit. 2,4 Pada TE kadar trombopoetin bisa normal atau tinggi. Peningkatan kadar trombopoetin bisa berhubungan dengan c-Mpl abnormal pada trombosit dan megakariosit yang abnormal, ikatan trombopoetin dan c-Mpl inilah yang merangsang pertumbuhan dan proliferasi. Terjadinya disregulasi kadar trombopoietin plasma pada TE diduga disebabkan karena produksi trombopoieitin yang berlebihan, abnormalitas pengikatan serta pemakaian trombopoietin oleh trombosit dan megakariosit. Hal ini dibuktikan dengan menurunnya ekspresi c-Mpl pada trombosit pada penderita trombositosis esensial.2,3,4,5 1.4. Manifestasi Klinis Sekitar 36% pasien yang menderita trombositosis esensial tidak memiliki gejala klinis, seringkali trombositosis esensial diketahui ketika melakukan pemeriksaan darah rutin. 1,2,4,6 Vascular occlusive events meliputi kejadian trombotik mayor yang melibatkan sirkulasi arteri serebrovaskular, koroner dan perifer. Manifestasi klinis trombositosis esensial sebagian besar timbul dari kejadian trombotik arteri dan mikrovaskular. Trombosis arteri besar, yang paling sering adalah pada otak, jantung, dan ekstremitas. 1,2,4,6
  • 3. 3 Trombosis mikrovaskular dapat menyebabkan eritromelalgia, sakit kepala, parestesia, iskemia digital atau nekrosis. Manifestasi eritromelalgia, meliputi eritema, nyeri dan hangat. 1,2 Bila jumlah trombosit lebih besar dari 1.000.000/mm3, pasien berisiko tinggi mengalami kejadian hemoragik. Manifestasi pada kulit seperti memar, hematom subkutan, ekimosis dan epistaksis ataupun perdarahan gusi. Sedangkan pada ptekie tidak pernah ditemukan. Diatesis pendarahan bukan karena gangguan fungsi trombosit melainkan karena Von Willebrand disease yang diakibatkan oleh pengurangan proteolitik multimer Von Willebrand Factor (VWF). Ada hubungan terbalik antara tingkat VWF dan jumlah trombosit. 2,7 Splenomegali terlihat pada hingga 20% sampai 50% pasien, meskipun pembesarannya ringan sampai sedang dan biasanya tidak progresif. Hepatomegali dapat dilihat pada 15% sampai 20% pasien.2,4,6 Frekuensi komplikasi thrombohemorrhagic pada trombositosis esensial sangat bervariasi dalam berbagai penelitian. Kejadian tromboemboli tanpa perdarahan adalah 42%, gejala perdarahan tanpa trombosis terjadi pada 1,4%, dan perdarahan dan trombosis pada 15% dari pasien. Manifestasi trombotik arteri digambarkan sebagai gangguan mikrosirkulasi pada 41%. Risiko keseluruhan perdarahan dan trombosis adalah 0,33% pasien per tahun dan 6,6% pasien per tahun. 2,4,6 1.5. Kriteria diagnostik Trombositosis Essensial1,2,6 Menurut Campbell PJ dan Green AR, kriteria diagnosis untuk trombositosis essensial sebagai berikut : A1. Jumlah trombosit > 600.000/mm3 A2. Mutasi JAK2 B1. Tidak didapatkan penyebab trombositosis reaktif B2. Tidak didapatkan bukti defisiensi besi B3. Tidak didapatkan polisitemia vera B4. Tidak didapatkan bukti leukemia mielositik kronik B5. Tidak didapatkan bukti mielofibrosis B6. Tidak didapatkan bukti sindrom mielodisplasia
  • 4. 4 Diagnosis trombositosis essensial dapat ditegakan apabila A1+ A2 + B3 – B6 (V617F – trombositosis essensial positif) atau A1 + B1 – B6 (V617F - trombositosis essensial negatif). Berikut adalah alur diagnostik pada trombositois esensial.2,6 Gambar 1.1 Alur diagnostik Trombositosis essential5 Berdasarkan kriteria WHO 2017, diagnosis Trombositosis esensial ditegakkan jika memenuhi ke empat kriteria mayor, atau 3 mayor dengan 1 minor.1 Tabel 1. Kriteria WHO 2017 pada Trombositosis Esensial1
  • 5. 5 1.6. Diagnosis Banding Banyaknya penyebab trombositosis reaktif dan neoplastik harus disingkrikan sebelum diagnosis trombositosis esensial ditegakkan. Trombositosis reaktif mungkin sekunder untuk anemia defisiensi besi, anemia hemolitik, perdarahan akut, keganasan, rebound setelah menghentikan penggunaan alkohol, postplenektomi, infeksi akut atau kronis, berbagai gangguan inflamasi atau reaksi obat (vincristine, epinefrin, asam all-trans-retinoic, sitokin dan faktor pertumbuhan). Gangguan inflamasi dan infeksi kronis yang umumnya terkait dengan peningkatan jumlah trombosit termasuk penyakit usus inflamasi, gangguan jaringan ikat, arteritis temporal, TBC, dan pneumonitis kronis.2,3,4 1.7. Penatalaksanaan Penatalaksanaan trombositosis esensial harus didasarkan pertimbangan besarnya risiko terjadinya komplikasi trombosis. Faktor-faktor risiko yang menjadi pertimbangan adalah :2,6,8  Resiko sangat rendah - Umur dibawah 60 tahun - Tidak ada riwayat trombosis - Tidak terdapat mutasi JAK2  Resiko rendah - Umur dibawah 60 tahun - Tidak ada riwayat trombosis - Terdapat mutasi JAK2  Resiko intermediate - Umur diatas 60 tahun - Tidak ada riwayat trombosis - Tidak terdapat mutasi JAK2  Resiko tinggi - Umur diatas 60 tahun atau - Terdapat riwayat trombosis - Terdapat mutasi JAK2
  • 6. 6 Gambar 1.2 Algoritma Tatalaksana pada Trombositosis Esensial7 Rekomendasi penatalaksanaan penderita Trombositosis esensial 2,6,8,9 1. Anti-platelet treatment  Aspirin Aspirin adalah terapi standar untuk manifestasi iskemik mikrosirkulasi. Fungsinya selain mengurangi jumlah trombosit juga mengurangi gejala.3 2. Platelet-lowering treatment  Hydroxyurea (Hydroxycarbamide, HU) Efisiensi HU dalam mengontrol jumlah trombosit pada pasien dengan risiko tinggi trombositosis esensial. Perlindungan dari trombosis pada pasien berisiko tinggi trombositosis esensial
  • 7. 7 telah ditunjukkan oleh Cortellazzo dkk dengan HU (ditambah agen anti agregasi trombosit) di hampir 70% pasien.9  Anagrelide Anagrelide (Ana) adalah senyawa imidazoquinoline oral yang awalnya dikembangkan untuk penghambatan agregasi platelet poten . Pada 3 bulan, 90 % dari jumlah trombosit hanya <800.000/mm3. Namun, pada 6 bulan jumlah platelet median <400.000/mm3 dan penurunan yang stabil dari jumlah median (lebih rendah atau sama dengan 400.000/mm3), serupa dengan yang diperoleh dengan HU.9  Interferon-α (IFN-α) Efisiensi IFN-α yang diberikan suntikan subkutan untuk mengurangi jumlah trombosit telah didokumentasikan pada beberapa penelitian cohort. Tingkat respon secara keseluruhan adalah 84% dan komplit normalisasi dari jumlah trombosit diperoleh 53% setelah 3 bulan. 2,6 Tabel 2 . Kelebihan dan Kekurangan beberapa Terapi pada Trombositosis Esensial9
  • 8. 8 1.8. Prognosis Penyebab utama morbiditas dan mortalitas penderita trombositosis esensial adalah trombosis dan perdarahan (sekitar 40% terjadi pada pasien). Pada beberapa kasus, trombositosis esensial mengalami tranformasi menjadi penyakit mieloproliperatif lain. Dari beberapa penelitian didapat adanya kejadian leukemia akut yang bervariasi dari sekitar 3% pasien yang diobati dengan HU saja sampai 30% pasien ketika HU didahului oleh busulfan. Anagrelide dan interferon belum terbukti leukemogenik.2,5,8,9
  • 9. 9 BAB II ILUSTRASI KASUS Telah dirawat seorang pasien perempuan usia 60 tahun di Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 31 Maret 2021 pukul 01.00 WIB dengan: Keluhan utama: Buang air besar hitam sejak 1 minggu yang lalu Riwayat Penyakit Sekarang :  Buang air besar hitam sejak 1 minggu yang lalu, konsistensi encer, frekuensi 1x per hari, jumlah seperempat gelas tiap buang air besar. Lendir tidak ada.  Nyeri ulu hati sejak 1 minggu yang lalu, nyeri dirasakan seperti tertusuk- tusuk. Nyeri tidak menjalar dan tidak dipengaruhi oleh makanan dan perubahan posisi tubuh.  Lemah-letih sejak 1 minggu yang lalu. Lemah-letih tetap dirasakan walaupun saat beristirahat.  Tampak pucat sejak 1 minggu yang lalu.  Nyeri kepala berulang sejak 1 minggu yang lalu, nyeri kepala dirasakan seperti ditusuk-tusuk, bertambah sakit bila beraktivitas, berkurang bila istirahat.  Perdarahan gusi, hidung, atau muntah darah tidak ada.  Mual atau muntah tidak ada. Muntah hitam tidak ada.  Penurunan nafsu makan tidak ada.  Riwayat penurunan berat badan tidak ada.  Nyeri kepala tidak ada.  Nyeri dada tidak ada.  Demam tidak ada.  Batuk tidak ada. Sesak napas tidak ada.  Pandangan kabur tidak ada.  Bicara pelo dan mulut mencong tidak ada.
  • 10. 10  Kelemahan anggota gerak tidak ada.  Ujung jari menghitam tidak ada.  Rasa gatal pada tangan dan kaki serta diikuti rasa nyeri saat berjalan tidak ada.  Buang air kecil jumlah dan frekuensi biasa. Buang air kecil berdarah tidak ada, buang air kecil keruh dan berpasir tidak ada. Nyeri saat buang air kecil tidak ada.  Pasien rujukan dari RS swasta dengan melena, pasien dirujuk untuk penelusuran penyakit dan tatalaksana lebih lanjut. Riwayat Pengobatan :  Riwayat mengkonsumsi asam asetilsalisilat 80 mg sejak 1 bulan yang lalu dari RS swasta.  Riwayat transfusi darah berulang tidak ada.  Riwayat konsumsi obat anti tuberkulosis tidak ada. Riwayat Penyakit Dahulu :  Riwayat Hipertensi sejak 4 tahun yang lalu, tidak rutin minum obat.  Riwayat Diabetes Melitus sejak 4 tahun yang lalu, rutin menggunakan insulin, Levemir 1x16 iu, novorapid 3x12 iu.  Riwayat keganasan sebelumnya tidak ada.  Riwayat kelainan pembekuan darah sejak kecil tidak ada.  Riwayat penyakit jantung tidak ada.  Riwayat stroke tidak ada.  Riwayat TB paru tidak ada. Riwayat Penyakit Keluarga  Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit kelainan darah.  Tidak ada anggota keluarga dengan riwayat alergi.  Tidak ada anggota keluarga yang menderita TB paru.
  • 11. 11 Riwayat pekerjaan, sosial ekonomi, kejiwaan dan kebiasaan :  Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dengan 3 orang anak.  Riwayat terpapar dengan pestisida tidak ada.  Riwayat bekerja atau tinggal di daerah yang terpapar radiasi tidak ada.  Riwayat merokok tidak ada. Pemeriksaan Fisik Umum Kesadaran : Komposmentis Kooperatif Keadaan Umum : Sakit ringan Tekanan Darah : 150/70 mmHg Nadi : 82 kali/menit, denyut teratur, pengisian cukup Nafas : 18 kali/menit, reguler Suhu : 36,7oC BB : 50 kg TB : 150 cm BMI : 22,2 (normoweight) Ikterus : (-) Edema : (-) Anemis : (+) Kulit : Hangat, turgor baik, ptekie (-), purpura (-), ekimosis (-) KGB :Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening leher, aksila dan inguinal Kepala : Normocephal Rambut : Warna hitam tidak mudah dicabut Mata : Konjungtiva anemis (+), sklera tidak ikterik, refleks cahaya(+/+), pupil isokor, diameter 3mm/3mm Telinga : Deformitas (-), tanda-tanda radang (-) Hidung : Deformitas (-), tanda-tanda radang (-) Tenggorokan : Faring tidak hiperemis Gigi & Mulut : Caries (-), candida (-), atrofi papil lidah (-), hipertrofi ginggiva(-), tonsil T1-T1, tidak hiperemis
  • 12. 12 Leher : JVP 5-2 cmH2O, kelenjar tiroid tidak membesar Thoraks : normochest, spider naevi (-) Paru depan  Inspeksi : Tampak simetris saat statis dan dinamis  Palpasi : Fremitus kiri = kanan.  Perkusi : Sonor, batas pekak hepar RIC VI kanan.  Auskultasi : Vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-. Paru belakang  Inspeksi : Tampak simetris saat statis dan dinamis  Palpasi : Fremitus kiri = kanan.  Perkusi : Sonor, peranjakan paru 2 jari.  Auskultasi : Vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/- Jantung  Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat  Palpasi : Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V,luas 1 jari, kuat angkat, cardiac thrill tidak ada  Perkusi : Batas atas: RIC II Batas kanan: LSD Batas kiri: 1 jari medial LMCS RIC V Pinggang jantung (+)  Auskultasi : Irama teratur, bising jantung (-), M1>M2, P2 < A2 Abdomen  Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit  Palpasi : Hepar tidak teraba, lien tidak teraba, kolateral vena (-), venektasi(-), nyeri tekan epigastrium (+)  Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)  Auskultasi : Bising usus (+) normal Punggung : Nyeri tekan dan nyeri ketok CVA tidak ada Alat kelamin : Tidak ada kelainan Anus : Hemoroid tidak ada, rectal toucher (+) Anggota Gerak : Reflek fisiologis(+/+), reflek patologis (-/-),edema(-)
  • 13. 13 Sensibilitas Sensibilitas Kanan Kiri Halus + + Kasar + + Pulsasi arteri Perabaan Kiri Kanan Arteri radialis + + Arteri brachialis + + Arteri popliteal + + Arteri dorsalis pedis + + Arteri tibialis anterior + + Ankle brachial index :  Kiri : 150/150 = 1  Kanan : 150/150 = 1 Kesan: dalam batas normal Keluar Hasil Laboratorium Hemoglobin 9,3 gr/dl Hitung jenis 0/0/3/63/25/9 Leukosit 13.640/mm3 GDS 145 mg/dL Trombosit 1.885.000/mm3 LED 64 mm/jam Hematokrit 28% Sel patologis - Gambaran darah tepi : Eritrosit : Normositik normokrom Leukosit : Jumlah meningkat Trombosit : Jumlah meningkat Kesan: Anemia ringan normositik normokrom, trombositosis
  • 14. 14 Urinalisis: Makroskopis Mikroskopis Kimia Warna Kuning Leukosit 0-1/LPB Protein Negatif Kekeruhan Negatif Eritrosit 0-1/LPB Glukosa Negatif BJ 1.005 Silinder Negatif Bilirubin Negatif pH 6.5 Kristal Negatif Urobilinogen Positif Epitel Positif Kesan : Hasil dalam batas normal Feses Rutin: Makroskopis Mikroskopis Warna Coklat Leukosit 2-3/LPB Konsistensi Lunak Eritrosit 0-1/LPB Darah Negatif Amuba Negatif Lendir Negatif Telur Cacing Negatif Kesan : Hasil dalam batas normal EKG
  • 15. 15 Irama : sinus Heart rate : 79x/ menit, regular Axis : normal Gelombang P : normal PR interval : 0,16 detik QRS complex : 0,08 detik R-R interval : reguler ST segmen : isoelektrik T inverted : lead II, III, aVf Kesan : Sinus rhytm, iskemik myocard inferior Status Geriatri Daftar Masalah  Melena  Leukositosis  Trombositosis  Iskemik Myocard  Nyeri epigastrium  Anemia Diagnosis Kerja :  Trombositosis esensial  Melena ec non variceal bleeding ec ulkus peptikum  Anemia ringan normositik normokrom ec perdarahan akut  Iskemik Myocard Inferior  DM tipe II terkontrol normoweight  Hipertensi stage I Sebelum sakit Saat sakit Indeks ADL Barthel Mandiri (20) Mandiri (19) MMSE Normal (30) Normal (30) Geriatric Depression Scale Tidak Depresi (1) Tidak Depresi (2) Mini Nutritional Assessment Status nutrisi baik (26) Status nutrisi baik (24)
  • 16. 16 Diagnosis Banding :  Trombositosis reaktif  Melena ec gastropati NSAID Terapi :  Istirahat/ Diet ML Diet Lambung DD RG II 1500 kkal (karbohidrat 975 kkal, protein 375 kkal, lemak 150 kkal)  Bolus lansoprazole 60 mg, dilanjutkan drip lansoprazole 30 mg dalam 100 cc Nacl 0,9% habis dalam 1 jam.  Injeksi Asam Tranexamat 3x500 mg (iv)  Injeksi Vitamin K 3x10 mg (iv)  Injeksi Levemir 1x16 iu (sc)  Injeksi Novorapid 3x14 iu dosis koreksi (sc)  Sukralfat syrup 3x cth II  Candesartan 1x8 mg (po)  Amlodipin 1x5 mg (po) Pemeriksaan Anjuran :  Cek darah perifer lengkap (MCV, MCH, MCHC, retikulosit, gambaran darah tepi)  Faal Hemostasis : Prothrombin time (PT), partial thromboplastin time (aPTT), D – Dimer  Cek GDP, GD2PP, HbA1c, dan profil lipid.  Esofagogastroduodenoskopi (EGD)  Bone Marrow Puncture (BMP)  Ekspertise rontgen thoraks Follow up 1 April 2021 pukul 07.00 WIB S/ BAB hitam (+) berkurang, lemah-letih (+) O/
  • 17. 17 KU Kes TD Nadi Nafas T Sedang CMC 150/70 mmHg 78 x/i 16 x/i 36.5oC Keluar hasil Laboratorium : PT 11,6 detik Natrium 141 aPTT 33,9 detik Kalium 4,8 D – dimer 573 ng/mL Klorida 111 Albumin 3,1 Ureum 13 Globulin 3,1 Kreatinin 0,8 GDS 126 Kalsium 8,4 SGOT 47 SGPT 31 MCV 84 fl MCHC 33% MCH 27 pg Kesan : d-dimer meningkat Keluar Hasil Rontgen Thorax Cor: dalam batas normal Corakan bronkhovaskuler kedua paru baik Sinus dan diafragma baik Kesimpulan:Cor dan Pulmo dalam batas normal
  • 18. 18 Konsul Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik Kesan:  Trombositosis Esensial  Anemia ringan normositik normokrom ec perdarahan akut Advis:  Hidoxyurea 1x500 mg (po)  Tranfusi PRC 2 unit  BMP Konsul Konsultan Gastroenterohepatologi Kesan : Melena ec non variceal bleeding ec ulkus peptikum Advis :  Bolus Lansoprazole 60 mg, dilanjutkan Drip lansoprazole 30 mg dalam 100 cc Nacl 0,9% habis dalam 1 jam (iv)  Injeksi Transamin 3x500 mg (iv)  Injeksi Vit K 3x10 mg (iv)  Sucralfat 3x cth II (po)  EGD jika KU stabil Konsul Konsultan Kardiovaskuler Kesan :  Iskemik myocard inferior Advis :  Atorvastatin 1x20 mg (po)  Cek Troponin I  Echocardiografi Konsul Konsultan Ginjal Hipertensi Kesan :  Hipertensi stage I ec essensial Advis :  Amlodipin 1x5 mg (po)
  • 19. 19  Candesartan 1x8 mg (po) Konsul Konsultan Endokrin dan Metabolik Diabetes Kesan : Diabetes Melitus Tipe II terkontrol normoweight Advis :  Injeksi Levemir 1x 16 iu (sc)  Injeksi Novorapid 3x14 iu dosis koreksi (sc)  Cek GDP, GD2PP, HbA1c, dan profil lipid. Konsul Konsultan Geriatri Kesan :  Trombositosis esensial  Melena ec non variceal bleeding ec Ulkus Peptikum  Anemia ringan normositik normokrom ec perdarahan akut  Iskemik Myocard Inferior  DM tipe II terkontrol  Hipertensi stage I  Instability dengan resiko jatuh Advise :  Atasi penyakit dasar A/  Trombositosis esensial  Melena ec non variceal bleeding ec Ulkus Peptikum  Anemia ringan normositik normokrom ec perdarahan akut  Iskemik Myocard Inferior  DM tipe II terkontrol  Hipertensi stage I Terapi :  Istirahat/ diet MB DD RG 1500 kkal (karbohidrat 975 kkal, protein 375 kkal, lemak 150 kkal)  Drip lansoprazole 30 mg dalam 100 cc Nacl 0,9% habis dalam 1 jam.
  • 20. 20  Injeksi Asam Tranexamat 3x500 mg (iv)  Injeksi Vitamin K 3x10 mg (iv)  Injeksi Levemir 1x16 iu (sc)  Injeksi Novorapid 3x14 iu dosis koreksi (sc)  Hidroxyurea 1 x 500mg (po)  Candesartan 1x8 mg (po)  Amlodipin 1x5 mg (po)  Atorvastatin 1x20 mg (po) Follow up 3 April 2021 pukul 07.00 WIB S / BAB hitam tidak ada, Mual-muntah (+), lemah-letih berkurang O/ KU Kes TD Nadi Nafas T Sedang CMC 140/70 mmHg 70 x/i 18 x/i 36.5oC Keluar hasil Laboratorium: Hemoglobin 11 g/dL Hematokrit 36 % Leukosit 13.570 /mm3 Trombosit 953.000 /mm3 Troponin I 46 ng/mL Kesan: Trombositosis
  • 21. 21 Keluar Hasil BMP Hitung Jenis Jumlah (%) Nilai Rujukan (%) Mieloblast Promielosit Mielosit Metamielosit Batang Segmen Basofil Eosinofil Rubriblas Prorubrisit Rubrisit Metarubrisit Monosit Limfoblast Prolimfosit Limfoblast Sel Plasma 1 2 2 2 3 47 1 4 1 1 2 2 12 0 1 19 0 0 –1 1 - 5 2 - 10 5 - 15 10 - 40 10 - 30 0 - 1 0 - 3 0 - 1 1 - 4 10 - 20 5 – 10 0 - 2 0 - 1 1 - 5 5 – 15 0 – 1 Kesan :  Partikel ditemukan, selularitas hiperseluler  Megakariosit mudah ditemukan, jumlah lobus bervariasi (>5), pancaran trombosit Sebagian kurang.  Aktivitas Eritropoietik : Ditemukan semua seri pematangan  Aktivitas Granulopoietik : Ditemukan semua seri pematangan  Aktivitas Trombopoietik : Megakariosit mudah ditemukan, jumlah lobus bervariasi (>5), pancaran trombosit sebagian kurang, platelet clump (+). Kesimpulan : Gambaran sumsum tulang sesuai dengan Trombositosis Essensial
  • 22. 22 Konsul Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik Kesan:  Trombositosis Esensial  Anemia ringan normositik normokrom ec perdarahan akut (perbaikan) Advis:  Cek molekuler mutasi JAK2V617F  Terapi lanjut Konsul Konsultan Gastroenterohepatologi Kesan :  Melena ec non variceal bleeding ec ulkus peptikum (perbaikan) Advis :  Diet Makanan Cair 6x200 cc Diet Hepar I 1200 kkal  AFF Injeksi Vitamin K  AFF Injeksi Transamin  AFF drip Lansoprazole  Injeksi Lansoprazole 2x30 mg (iv)  Domperidone 3x10 mg (po)  EGD  Terapi lain lanjut Konsul Konsultan Kardiovaskuler Kesan :  Iskemik myocard inferior Advis :  Terapi lanjut  Echocardiografi A/  Trombositosis esensial  Melena ec non variceal bleeding ec ulkus peptikum
  • 23. 23  Anemia ringan normositik normokrom ec perdarahan akut  Iskemik Myocard Inferior  DM tipe II terkontrol  Hipertensi stage I P/  Injeksi Lansoprazole 2x30 mg (po)  Domperidone 3x10 mg (po)  Terapi lain lanjut Follow up 5 April 2021 pukul 07.00 WIB S / Mual-muntah berkurang, BAB hitam (-), lemah-letih (-) O/ KU Kes TD Nadi Nafas T Sedang CMC 130/70 mmHg 70 x/i 18 x/i 36.5oC Keluar Hasil Laboratorium: Cholesterol total 153 Mutasi JAK2 V617 F Tidak terdeteksi HDL 27 GDP 123 LDL 90 GD2PP 170 Trigliserida 179 HbA1c 12 Keluar Hasil Esofagogastroduodenoskopi: Hasil: Skop masuk sepanjang 90cm Esofagus: Hiperemis (-), mucosal break (-), erosi (-), massa (-) Gaster: Antrum: Hiperemis (+), erosi (+), massa (-), ulkus (+) 3 buah forrest IIc, polip (-), massa (-) Duodenum:
  • 24. 24 D1: Hiperemis (-) , erosi (-), massa (-) D2: Hiperemis (-), erosi (-), massa (-) Kesimpulan: Gastric Ulcers (Antral) Forrest IIc Saran: Cek H. Pylori Keluar Hasil Echocardiografi: Fungsi sistolik global LV baik, EF 70 % (simpson) Global normokinetik LVH konsentrik hipertrofi Katup-katup baik Kontraktilitas RV baik Efusi Pericard (-) Konsul Konsultan Gastroenterohepatologi Kesan :  Melena ec Gastric Ulcers (Antral) Forrest IIc (perbaikan) Advise:  Cek H. Pylori via Poli  Terapi lain dilanjutkan Konsul Konsultan Endokrin dan Metabolik Diabetes Kesan :  Dislipidemia  DM Tipe II tidak terkontrol normoweight Advis :  Atorvastatin 1x20 mg (po) Konsul Konsultan Kardiovaskuler Kesan :  Iskemik myocard inferior  HFpEF
  • 25. 25 Advis :  Terapi lanjut  EKG ulang Follow Up 6 April 2021 pukul 07.00 WIB S / Mual-muntah (-), perdarahan (-), lemah letih (-) O/ KU Kes TD Nadi Nafas T Sedang CMC 130/70 mmHg 70 x/i 18 x/i 36.5oC Keluar Hasil laboratorium: Hemoglobin 10 g/dL Leukosit 8.210 /mm3 Hematokrit 31 % Trombosit 680.000 /mm3 EKG Irama : sinus Heart rate : 83x/ menit, regular Axis : normal Gelombang P : normal PR interval : 0,16 detik QRS complex : 0,08 detik R-R interval : reguler ST segmen : isoelektrik Kesan : Sinus rhytm, iskemik myocard inferior
  • 26. 26 T inverted : tidak ada Konsul Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik Kesan:  Trombositosis Esensial  Anemia ringan normositik normokrom ec perdarahan akut (perbaikan) Advis:  Terapi lanjut  Rencana rawat jalan  Kontrol Poliklinik Konsul Konsultan Kardiovaskuler Kesan :  Iskemik myocard inferior (perbaikan)  HFpEF Advis :  Terapi lanjut A/  Trombositosis esensial  Melena ec non variceal bleeding ec Gastric Ulcers (Antral) Forrest IIc (perbaikan)  Anemia ringan normositik normokrom ec perdarahan akut (perbaikan)  Iskemik Myocard Inferior (perbaikan)  HFpEF  DM tipe II tidak terkontrol normoweight  Hipertensi stage I P/  ACC Rawat Jalan  Kontrol Poliklinik
  • 27. 27 BAB III DISKUSI Telah dirawat seorang pasien perempuan, berusia 60 tahun di Bagian Penyakit Dalam RSUP M Djamil Padang pada tanggal 31 Maret 2021 pukul 01.00 WIB dengan diagnosis akhir:  Trombositosis esensial  Melena ec non variceal bleeding ec Gastric Ulcers (Antral) Forrest IIc  Anemia ringan normositik normokrom ec perdarahan akut  Iskemik Myocard Inferior  HFpEF  DM tipe II tidak terkontrol normoweight  Hipertensi stage I Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis, pasien mengeluhkan buang air besar hitam sejak 1 minggu yang lalu disertai nyeri ulu hati yang dirasakan seperti tertusuk- tusuk. Sebelumnya pasien memiliki riwayat minum asetilsalisilat 80 mg sejak 1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan pada mata konjunctiva anemis, abdomen nyeri tekan epigastrium (+) dan rectal toucher (+). Pada pemeriksaan laboratorium pasien dijumpai trombositosis dengan nilai trombosit 1.885.000/mm3 dan pada gambaran darah tepi ditemukan large trombosit. Kemudian diberikan terapi drip lansoprazole untuk menghentikan perdarahan lambung, stop asam asetilsalisilat dan tranfusi PRC untuk anemia. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang dicurigai adanya Trombositosis esensial, selanjutnya dilakukan BMP dan pemeriksaan mutasi JAK2 V617F. Pada hasil pemeriksaan Bone Marrow Puncture (BMP) didapatkan kesan, sangat mudah ditemukannya megakariosit dengan pancaran trombosit yang cukup, sedangkan pemeriksaan JAK2 V617F dengan hasil tidak terdeteksi mutasi JAK2 V617F.
  • 28. 28 Berdasarkan hasil tersebut pasien ini memenuhi kriteria WHO 2017, tiga kriteria mayor dan satu minor yaitu, jumlah trombosit >450.000 /mm3, pada BMP ditemukan megakariosit dengan jumlah meningkat, dan hiperlobulated, tidak memenuhi kriteria CML, PMF, ataupun PV, serta tidak ditemukannya penyebab lain trombositosis. Pada pemeriksaan mutasi JAK2V617F pada pasien ini didapatkan hasil tidak terdeteksi. Hal tersebut disebabkan banyaknya gen lain yang berperan seperti mutase gen CALR or MPL yang efeknya sama halnya dengan mutasi JAK2V617F terhadap proliferasi trombosit. Bahkan dalam guideline ELN (European Leukemia Net) menyatakan bahwa hanya 10% pasien yang terdeteksi mutasi gen JAK2, MPL and CALR, sehingga ELN merekomendasikan untuk dilakukan skrining pemeriksaan darah tepi dan BMP untuk semua pasien suspek Trombositosis esensial. 1,23 Pada pasien ini ditemukan adanya perdarahan berupa melena. Pada esofagoduodenoskopi ditemukan adanya ulkus sebanyak 3 buah pada area antrum. Pasien dianjurkan cek H. Pylori dari poliklinik. Adanya perdarahan pada trombositosis essensial dapat disebabkan oleh 2 hal, yaitu abnormalitas fungsi trombosit dan penurunan jumlah relatif faktor von Willebrand. Peningkatan jumlah trombosit yang abnormal menyebabkan kebutuhan akan factor von Willebrand untuk adhesi trombosit juga meningkat.4,5 Trombositosis esensial sering didiagnosis banding dengan trombositosis reaktif. Pada keadaan ditemukan peningkatan jumlah trombosit (≥450.000/mm3), terlebih dahulu harus disingkirkan hal ini bukanlah disebabkan keadaan trombositosis reaktif. Pada trombositosis sekunder (reaktif) sering ditemukan adanya penyakit dasar dan tidak ditemukan adanya keadaan trombosis, hemoragik atau ekstramedular. Selain itu fungsi trombosit, gambaran darah tepi dan sumsum tulang ditemukan dalam batas normal.2,4,5,11 Pada pasien ini juga ditemukan adanya thrombosis, berupa iskemik myocard inferior. Pasien sebelumnya sudah rutin minum asam asetil salisilat 1x80 mg, namun dikarenakan adanya perdarahan, pemberian asam asetil salisilat dihentikan. Setelah dilakukan tranfusi PRC, dilakukan evaluasi ekg ulang, dan tidak ditemukan lagi adanya iskemik myocard inferior pada pasien. Hal ini dikarenakan kondisi pasien diawal yang anemia. Anemia dapat menyebabkan dilatasi arteri, sehingga menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah, dan penurunan afterload. Pada jangka waktu lama akan memicu terbentuknya Left ventricular hypertrophy
  • 29. 29 (LVH). Didukung dengan data rontgen thorax, ditemukan adanya peningkatan CTR> 50%, dan pada echocardiography ditemukan LVH konsentrik hipertrofi (RWT: 120; LVMi meningkat), dan EF 70%. Pasien diasesmen sebagai High Failure preserved Ejection farction (HFpEF). Kondisi LVH pada pasien bersifat reversible, dengan mengatasi anemia, diabetes melitus, hipertensi, serta dislipidemia yang diderita pasien. Pasien sebelumnya sudah dikenal dengan hipertensi dengan tekanan darah tertinggi 160/80 mmHg. Pasien sudah mendapatkan amlodipine, dan candesartan untuk anti hipertensi. Pasien juga telah dikenal dengan diabetes melitus dengan GDP 123 mg/dl, GD2PP 170 mg/dL, dan HbA1c 12%. Pada pasien diberikan injeksi Levemir 1x16 iu, dan injeksi novorapid 3x14 iu. Kadar trigliserida yang tinggi yaitu 179 mg/dL. Menurut Briere, Vascular occlusive events juga dapat terjadi pada pembuluh darah kecil dimana ini menyebabkan berbagai gejala klinis. Mikrovaskuler trombus ini dapat menyebabkan erythromelalgia, sakit kepala, paraesthesia, iskemik jari atau nekrosis. Trombositosis esensial pada pasien ini termasuk risiko tinggi karena pada pasien ini tidak terdapat suatu trombosis, umur 60 tahun dan terdapat mutasi JAK-2. Pada pasien ini tidak diberikan asam asetilsalisilat karena terdapat kontra indikasi pemberian, yaitu perdarahan di bawah kulit (ekimosis). Pada pasien diberikan hydroxyurea dimana hydroxyurea merupakan terapi sitoreduktif pilihan pertama pada trombositosis essensial. Dosis yang digunakan adalah 15 mg/kgBB, hydroxyurea diberikan dengan Hb ≥ 10 g/dl. Menurut The National Comprehensive Cancer Network (NCCN), terapi sitoreduktif diberikan pada keadan perdarahan, splenomegali, jumlah trombosit yang terlalu banyak, trombosis baru dan pada keadaan dimana aspirin tidak mengurangi gejala.2,8,9 Hidroksiurea menghambat sintesis sel dengan cara menghambat aktivitas enzim ribonucleoside difosfat reduktase, enzim ini mengurangi katalisis ribonukleotida. Efek samping dari hydroxyurea adalah penekanan pada sumsum tulang, gangguan saluran cerna (anoreksia, mual, muntah dan diare) dan perubahan kulit (ruam, ulserasi pada kaki dan alopesia).8,9 Mutasi JAK2 V617F merupakan temuan untuk kriteria diagnosis trombositosis esensial dan berpotensi untuk diberikan terapi target. Dalam hal ini JAK2V617F-inhibitor, Ruxolitinib bekerja dengan menekan sinyal yang dirangsang
  • 30. 30 oleh JAK2V617F dan menurunkan jumlah trombosit. Penelitian yang dilakukan oleh Gunawan et al (2018), Ruxolitinib lebih efektif dalam menurunkan jumlah trombosit, terlebih bila dibandingkan dengan Hidroksiurea serta dapat menghindari transformasi menjadi mieloproliferatif lain. Namun, dalam perjalanannya masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut.9,10
  • 31. 31 DAFTAR PUSTAKA 1. Arber AD, Orazi A, Hasserjian R, Thiele J, Borowitz JM, Beau L et al. The 2016 revision to the World Health Organization classification of myeloid neoplasms and acute leukemia. Blood First Edition Paper. 2016; 127 (20) : 2391 – 2401 2. Wahid, I. Trombositosis Esensial. Dalam Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Sinadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna Publishing. 2014. hal 2767 – 2771. 3. Harrison CN, Butt N, Campbell N, Connerlly E, Drummondl M, Green AR et al. Modification of British Committee for Standards in Haematology diagnostic Criteria for essential Trombocythemia. British Journal of Haematology. 204: 1-3 4. Briere JB. Essential Trombocythemia.Orphanet Journal of Rare Disease. 2007 : 1-17 5. Tefferi A dan Barbui T. bcr/abl-Negative, Classic Myeloproliferative Disorder : Diagnosis and Treatment. Mayo Clin Proc. 2005;80(9):1220-32 6. Bleeker JS dan Hogar WJ. Thrombocytosis : Diagnosis Evaluation, Thrombotik Risk Stratification, and Risk-Based Management Strategies. Hindawi Publishing. 2011: 1-15 7. Awada H, Voso MT, Cougliemelli P dan Gunari C. Essential Thrombocythemia and Acquired von Willebrand Syndrome : The Shadowlands Between Thrombosis and Bleeding. 2020 : 1746 (12) : 1-19 8. Tefferi A, Vannuchi AM dan Barbui T. Essential Trombocythemia Treatment Algorithm 2018. Blood Cancer Journal. 2018; 8 (2) : 1-6 9. Harrison CN, Campbell PJ, Wheatley K, Wikins BS, Reilly JT, Revell P et al. Hydroxyurea Compared with Anagrelide in High Risk Essential Trombocythemia. 10. Bakta IM. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta EGC; 2014. Hal 120-155 11. Gunawan A, Harrington P, Garcia-Cuurto N, McLornan D, Radioa D, Harrison C. Ruxolitinib for the Treatment of Essential Trombocythemia. 2018; 2 (4): 1-7
  • 32. 32 12. Markanday A. Acute Phase Reactants in Infections: Evidence Based Review and a Guide for Clinicians. OFID. 2015 : 1-7 13. Charbot-Richards DS, Georgde TI . Leucocytosis. Int. Jnl. Lab. Hem. 2014; 36: 279-288 14. Thapa B dan Rogers HJ. 2018. Cancer Myeloproliferative Neoplasms. Wisconsin. StatPearls Publishing. Hal : 1-8 15. Kumar A, Sintra S dan Tripathi AK. Chronic Eosinophilic Leukemia : A Case report and review of literature. Indian J. Hematol 2007; 23 (3-4): 112-5 16. Gale AJ. Current Understanding of Hemostasis. NIH Public Access. 2011; 39(1): 272-280 17. Falchi L and Verstorsek S. Eosinophilia in Hematologic Disorders. HHS Public Access. 2015; 35(3) : 439-452 18. Gotlib V, Darji J, Bloomfield K, Chadburn A, Patel A dan Braunschweig I. Eosinophilic Variant of Chronic Myeloid Leukemia with Vascular Complications. Taylor&Francis healthsaciences. 2003 ; 44(9): 1609-13 19. Maral S. Thrombocytosis Ascociated with Iron Deficency Anemia; Is it A Masked Myeloproliferative Disorder?. Ankara Med J. 2019 ; 19 (1) : 375 - 80 20. Yilmaz M, Guvercin B dan Konca C. Cases of Chronic Myeloid Leukemia Presenting with Isolated Thrombocytosis : case reports and review pf the literature. Int J Clin Exp Med. 2016 ; 9 (5) : 8799 – 8802 21. Pecquet C, Balligand T, Chachoua I, et al. Secreted mutant calreticulins as rogue cytokines trigger thrombopoietin receptor activation specifically in CALR mutated cells: perspectives for MPN therapy. ASH Meeting 2018, San Diego (CA). Oral presentation