Pengenalan pemeriksaan USG dalam kehamilan oleh dr. Hendrik Sutopo, M.Biomed, SpOG
obstetric basic ultrasound examination
Informasi dikemas secara singkat agar mudah dipahami oleh orang awam, namun tetap cukup untuk memberikan gambaran bagi tenaga kesehatan mengenai USG dalam kehamilan.
Pengenalan pemeriksaan USG dalam kehamilan oleh dr. Hendrik Sutopo, M.Biomed, SpOG
obstetric basic ultrasound examination
Informasi dikemas secara singkat agar mudah dipahami oleh orang awam, namun tetap cukup untuk memberikan gambaran bagi tenaga kesehatan mengenai USG dalam kehamilan.
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
Laporan kasus mengenai Pityriasis versicolor. Bahasan di dalamnya meliputi definisi, faktor risiko, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, penegakan diagnosis (anamnesis dan pemeriksaan klinis, serta pemeriksaan penunjang), prognosis, dan pencegahan Pityriasis versicolor
Muntah pada Anak
Dipresentasikan oleh DR. dr. Dwi Prasetyo, SpA(K), M.Kes
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FK UNPAD/ RS Hasan Sadikin Bandung
pada PIT VI IDI Kota Bogor | 10 Nopember 2013
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
Laporan kasus mengenai Pityriasis versicolor. Bahasan di dalamnya meliputi definisi, faktor risiko, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, penegakan diagnosis (anamnesis dan pemeriksaan klinis, serta pemeriksaan penunjang), prognosis, dan pencegahan Pityriasis versicolor
Muntah pada Anak
Dipresentasikan oleh DR. dr. Dwi Prasetyo, SpA(K), M.Kes
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FK UNPAD/ RS Hasan Sadikin Bandung
pada PIT VI IDI Kota Bogor | 10 Nopember 2013
1. Pengertian
Hiperbilirubinemia adalah kenaikan tingkat bilirubin dalam darah pada anak. Ketika tubuhnya mengganti sel-sel darah merah dan jaringn tubuh lainnya dengan yang baru, maka hasil dari pembuangan proses ini biasanya akan dihilangkan oleh hati.
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
Moderasi agama memegang peranan vital dalam mempertahankan kerukunan antar umat beragama, menjaga stabilitas sosial, dan mempromosikan nilai-nilai toleransi serta kerjasama lintas agama. Dalam konteks Indonesia, negara dengan beragam kepercayaan dan keyakinan, moderasi agama menjadi fondasi utama bagi keberlangsungan kehidupan beragama yang damai dan harmonis. Moderasi agama merupakan konsep yang mengajarkan pendekatan yang seimbang dalam praktik keagamaan, dengan menekankan toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, serta penolakan terhadap ekstremisme dan intoleransi. Di Indonesia, moderasi agama tidak hanya menjadi prinsip panduan dalam praktik keagamaan, tetapi juga menjadi bagian dari identitas nasional yang memperkuat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. Kehadiran Islam di Indonesia telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk karakter moderasi agama. Sejak masuknya Islam pada abad ke-13, agama ini telah meresap ke dalam budaya dan masyarakat Indonesia dengan pendekatan yang toleran dan inklusif. Selain itu, keberadaan agama-agama lain seperti Hindu, Buddha, dan Kristen juga turut membentuk lanskap keberagaman agama di Indonesia. Moderasi agama membantu masyarakat Indonesia untuk menjaga kerukunan antar umat beragama dalam kehidupan sehari-hari. Melalui dialog antar agama, kegiatan lintas agama, dan kerjasama sosial, moderasi agama memfasilitasi pertukaran budaya dan pemahaman yang lebih dalam antar penganut agama. Hal ini mengurangi potensi konflik antar kelompok agama dan mendorong terbentuknya hubungan yang harmonis di antara mereka. Pemerintah Indonesia memiliki peran penting dalam mempromosikan moderasi agama melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung kerukunan antar umat beragama. Salah satu contohnya adalah Pancasila, yang menekankan pada prinsip-prinsip seperti keadilan sosial, demokrasi, dan persatuan Indonesia dalam keberagaman. Selain itu, pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Dewan Gereja Indonesia (DGI) merupakan upaya konkret untuk mendorong dialog antaragama dan pencegahan ekstremisme agama. Meskipun moderasi agama memiliki dampak positif yang besar dalam masyarakat Indonesia, tetapi masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam mewujudkannya sepenuhnya. Salah satunya adalah adanya kelompok-kelompok radikal yang mempromosikan ideologi ekstremisme agama. Kelompok-kelompok ini seringkali menimbulkan konflik dan ketegangan antar umat beragama, serta mengancam stabilitas sosial dan keamanan nasional. Selain itu, ketidaksetaraan dalam perlakuan terhadap umat beragama juga menjadi masalah serius dalam konteks moderasi agama. Diskriminasi dan intoleransi terhadap minoritas agama masih terjadi di beberapa daerah, memperumit upaya untuk mencapai kerukunan antar umat beragama secara menyeluruh. Untuk mengatasi tantangan tersebut, penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya moderasi agama melalui pendidikan agama yang inklusif dan holistik.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
2. Definisi
HIPERBILIRUBINEMIA
Bilirubin serum total (BST) ≥ 5 mg/dL ( 86 μmol/L)
ENSEFALOPATI BILIRUBIN AKUT
Manifestasi akut dari toksisitas bilirubin, terlihat
pada minggu-minggu pertama kehidupan
KERNIKTERUS
Sekuel klinis toksisitas bilirubin yang kronik &
permanen
Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics
2004; 114:297-316.
Porter ML, Dennis BL. Hyperbilirubinemia in the term newborn. Am Fam Physic 2002; 65:599-606.
3. Permasalahan Kuning
Pada Bayi Cukup Bulan
Sekitar 60% bayi baru lahir yang sehat dengan
usia gestasi ≥ 35 minggu dapat menjadi kuning
(jaundice)
Sebagian besar jaundice adalah jinak
Oleh karena potensi toksik dari bilirubin
Semua bayi baru lahir harus dipantau untuk
mendeteksi kemungkinan menjadi
hiperbilirubinemia berat
Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics 2004; 114:297-316
Porter ML, Dennis BL. Hyperbilirubinemia in the term newborne. Am Fam Physic 2002; 65:599-606.
4. Permasalahan Kuning Pada
Bayi Cukup Bulan…(sambungan)
↓ Frekuensi hiperbilirubinemia berat &
ensefalopati bilirubin
Minimalkan hal-hal yang tidak diharapkan,
seperti:
↑ kecemasan
↓ aktivitas menyusu
Terapi yang tidak perlu
Biaya yang berlebihan
Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics 2004; 114:297-316
Porter ML, Dennis BL. Hyperbilirubinemia in the term newborne. Am Fam Physic 2002; 65:599-606.
5. Permasalahan Kuning
Pada Bayi Kurang Bulan
Sekitar 80% bayi kurang bulan mengalami
jaundice pada minggu pertama kehidupan
Semakin muda usia gestasi:
Usia eritrosit lebih singkat
Kemampuan hepar (uptake & konjugasi
dalam hati) belum optimal
6. Permasalahan Kuning Pada
Bayi Kurang Bulan…
(sambungan)
Memerlukan lebih banyak
waktu untuk menghilang
sampai dengan 2 minggu
16
14
12
10
8
6
4
2
0
day 1 day 2 day 3 day 4 day 5 day 6 day 7
Normal term
Preterm
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK): Asuhan
Neonatal Esensial. 2008
Awitan terjadi lebih dini
Puncak lebih lambat
Kadar puncak lebih tinggi
7. Faktor Risiko
Hiperbilirubinemia Berat
(Pada Bayi Usia Gestasi ≥ 35
Minggu) Faktor Risiko Mayor
Sebelum pulang BST berada di area risiko tinggi (grafik)
Jaundice terlihat dalam 24 jam pertama kehidupan
Inkompatibilitas golongan darah dengan tes antiglobulin direk yang
(+), penyakit hemolitik (mis: defisiensi G6PD)
Usia gestasi 35-36 minggu
Saudara kandung dengan riwayat fototerapi
Sefalhematom atau memar yang signifikan
ASI eksklusif, terutama bila perawatan tidak baik & penurunan BB
sangat banyak
9. Faktor Risiko
Hiperbilirubinemia Berat
(Pada Bayi Usia Gestasi ≥ 35
Minggu) Faktor Risiko Minor
Sebelum pulang nilai BST berada di level menengah
Usia gestasi 37-38 minggu
Jaundice terlihat sebelum bayi dipulangkan
Saudara kandung dengan riwayat jaundice
Bayi makrosom dari ibu diabetik
Usia ibu ≥ 25 tahun
Jenis kelamin laki-laki
11. Pedoman Terapi Sinar
Pada Bayi Usia Gestasi ≥ 35 Minggu
• Gunakan bilirubin total. Jangan dikurangi dengan bilirubin direk atau bilirubin terkonjugasi
• Faktor risiko : penyakit hemolitik isoimun, defisiensi G6PD, asfiksia, letargi signifikan, instabilitas suhu, sepsis,
asidosis atau albumin < 3.0 gr/dL (jika diukur)
• Untuk neonatus 35-37 minggu dengan kondisi sehat : intervensi dapat mengacu pada garis di sekitar risiko
sedang.
• Terapi sinar konvensional/standar dapat dilakukan di Rumah Sakit atau di rumah bila kadar BST 2-3 mg/dL
dibawah garis cut off point (35-50 mmol/L). Terapi sinar di rumah tidak dianjurkan pada bayi yang mempunyai
faktor risiko.
12. Pedoman Terapi Sinar
Pada Bayi Usia Gestasi…
(sambungan)
Penggunaan fototerapi intensif:
Bila nilai BST sudah melampaui cut off point
untuk fototerapi pada setiap kategori.
12
13. APAKAH FOTOTERAPI INTENSIF ?
Radiasi dalam spektrum biru-hijau (panjang gelombang
antara 430-490 nm), setidaknya 30 μW/cm2 per nm (diukur
pada kulit bayi secara langsung di bawah pertengahan unit
fototerapi) & diarahkan ke permukaan kulit bayi seluas-luasnya
Pengukuran harus dilakukan dengan radiometer spesifik dari
manufaktur unit fototerapi tersebut
Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics 2004; 114:297-316
13
14. EFEK SUMBER CAHAYA DAN JARAK DARI SUMBER CAHAYA TERHADAP BAYI
DALAM RADIASI SPEKTRAL RATA-RATA
14
• The phototherapy unit was fitted with eight 24-in flouresecent tubes
• Indicates special blue, General Electric 20-W F20T12/BB tube
• Blue, General Electric 20-W F20T12/B blue tubes
• Daylight blue, 4 General Electric 20-W F20T12/B blue tubes & 4 Sylvania 20-W F20T12/D
daylight tubes
• Daylight, Sylvania 20-W F20T12/D daylight tube
15. LEBIH LANJUT TENTANG
FOTOTERAPI
Bila kadar BST mencapai / melebihi garis
transfusi tukar, sisi-sisi dari bassinet,
inkubator, atau penghangat harus dilapisi
dengan kertas aluminium atau linen warna
putih
hal ini akan ↑ luas permukaan
Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics 2004; 114:297-316
15
16. BERAPA PENURUNAN BILIRUBIN YANG
DIHARAPKAN BILA MENGGUNAKAN FOTOTERAPI
INTENSIF ?
Kadar bilirubin ↓ setidaknya 0.5–1 mg/dL per
jam dalam 4–8 jam pertama
Kadar bilirubin ↓ 30-40 μmol/L dalam 24 jam
(dibandingkan ↓ kadar bilirubin 6-20 μmol/L
dengan fototerapi standar)
Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics 2004; 114:297-316
16
17. FOTOTERAPI
INTERMITEN VS KONTINYU
Bila kadar bilirubin mencapai zona transfusi tukar
fototerapi harus diberikan secara kontinyu sampai
terjadi penurunan BST yang diharapkan atau sampai
dilakukan transfusi tukar.
Fototerapi dapat diinterupsi/distop sesaat pada saat
pemberian minum atau pemeriksaan fisis yang singkat;
tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan efektivitas
fototerapi intermiten.
Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics 2004; 114:297-316
17
18. PEDOMAN TRANSFUSI TUKAR
PADA BAYI USIA GESTASI ≥ 35 MINGGU
• Transfusi tukar segera direkomendasikan jika neonatus menunjukkan tanda ensefalopati bilirubin akut (hipertoni, kejang,
retrocollis, opistotonus, demam, high pitch cry) atau bila kadar BST ≥5 mg/dl (85 μmol/L) dari garis yang ditentukan
• Ukur serum albumin dan hitung perbandingan bilirubin/albumin
• Gunakan bilirubin total. Jangan dikurangi dengan bilirubin direk atau bilirubin terkonjugasi
19. KAPAN FOTOTERAPI HARUS
DIHENTIKAN ?
Tidak ada standar pasti untuk menghentikan
fototerapi.
Fototerapi dapat dihentikan bila kadar BST sudah
berada di bawah nilai cut off point dari setiap kategori.
Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics 2004; 114:297-316
19
20. KAPAN FOTOTERAPI HARUS
DIHENTIKAN ?... (sambungan)
Untuk bayi yang dirawat di RS pertama kali setelah lahir
(umumnya dengan kadar BST ≥ 18 mg/dL or 308 μmol/L)
20
Fototerapi dapat dihentikan bila kadar BST turun
sampai di bawah 13-14 mg/dL (239 μmol/L)
Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics 2004; 114:297-316
21. KAPAN FOTOTERAPI HARUS
DIHENTIKAN ?... (sambungan)
Untuk bayi dengan penyakit hemolitik atau dengan keadaan lain
yang difototerapi di usia dini dan dipulangkan sebelum bayi berusia
3-4 hari:
Direkomendasikan untuk pemeriksaan ulang bilirubin 24 jam setelah
dipulangkan.
Untuk bayi yang dirawat di RS untuk kedua kali dengan
hiperbilirubinemia dan kemudian dipulangkan
21
Kekambuhan yang signifikan jarang terjadi.
Pemeriksaan ulang bilirubin berdasarkan indikasi klinis.
Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics 2004; 114:297-316
22. PAPARAN SINAR MATAHARI
Sinar matahari memberikan radiasi yang cukup pada
gelombang 425-475 nm sebagai fototerapi.
Hindari keterpaparan sinar matahari secara langsung,
terutama kondisi bayi telanjang, terhadap
kemungkinan kulit terbakar.
Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics 2004; 114:297-316
22
23. PEDOMAN TRANSFUSI TUKAR PADA BAYI
USIA GESTASI ≥ 35 MINGGU
Faktor risiko:
Penyakit hemolitik isoimun
Defisiensi G6PD
Asfiksia (Apgar 5 menit ≤ 3)
Tanda-tanda SSP (seperti letargi yang signifikan)
Instabilitas temperatur
Sepsis
Asidosis (pH < 7.20 selama lebih dari 1 jam)
Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics 2004; 114:297-316
Maisels MJ. Jaundice.In Avery GB, Fletcher MA, MacDonald MG eds: Neonatology: Pathophysiology and Management of The Newborn. 1999; 765-819
Treatment of Hyperbilirubinemia. Available at : www.yalepediatrics.org. May 2007
24. RASIO BILIRUBIN : ALBUMIN
Komponen toksik bilirubin dipercaya berada dalam fraksi
bebas (tidak terikat) dan tidak terkonjugasi (indirek)
Pengukuran albumin serum memungkinkan pengukuran
kapasitas potensial pengikatan bilirubin
Rasio bilirubin total : albumin dapat digunakan sebagai
pedoman tambahan untuk menentukan apakah terdapat
indikasi transfusi tukar
Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics 2004; 114:297-316
Maisels MJ. Jaundice.In Avery GB, Fletcher MA, MacDonald MG eds: Neonatology: Pathophysiology and Management of The Newborn. 1999; 765-819
Treatment of Hyperbilirubinemia. Available at : www.yalepediatrics.org. May 2007
24
25. RASIO BILIRUBIN : ALBUMIN
Usia Gestasi dan Kelompok Risiko Rasio Bilirubin : Albumin
> 38 minggu dan sehat 8.0
>38 minggu + hemolisis, Atau
35 -- 37 6/7 dan sehat
7.2
35 -- 37 6/7 + hemolisis 6.8
Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics 2004; 114:297-316
Maisels MJ. Jaundice.In Avery GB, Fletcher MA, MacDonald MG eds: Neonatology: Pathophysiology and Management of The Newborn. 1999; 765-819
Treatment of Hyperbilirubinemia. Available at : www.yalepediatrics.org. May 2007
25
29. SPESIFIKASI ALAT FOTOTERAPI
29
GEA
FREQUENCY 50 Hz
BLUE LIGHT
5 LAMPS
PHILIPS 20-W: 130.000 IDR, 1000 HOURS
TESENA
FREQUENCY 50 Hz
BLUE LIGHT
4 LAMPS
TOSHIBA 20-W: 170.000 IDR, 1000 HOURS
YONGDON
FREQUENCY 50 Hz
BLUE LIGHT
4 LAMPS
PHILIPS 20-W: 130.000 IDR, 1000 HOURS
AIR-SHIELD
FREQUENCY 50 Hz
BLUE LIGHT
4 LAMPS
PHILIPS 20-W: 130.000 IDR, 1000 HOURS
30. TATALAKSANA JAUNDICE
PADA BAYI KURANG BULAN
Fototerapi
USIA
Berat <1500 g
Kadar Bilirubin
(μmol/L)
Berat 1500 – 2000g
Kadar Bilirubin
(μmol/L)
Berat > 2000g
Kadar Bilirubin
(μmol/L)
< 24 jam Risiko tinggi & yang
lainnya: > 70
Risiko tinggi: > 70
Lainnya: > 70 > 85
24 – 48
jam > 85 > 120 > 140
49 – 72
jam > 120 > 155 > 200
> 72 jam > 140 > 170 > 240
1 mg/dL = 17.1 μmol/L
The Royal Women’s Hospital Neonatal Services: Clinician’s Handbook.February 2009
31. TATALAKSANA JAUNDICE
PADA BAYI KURANG BULAN
Transfusi Tukar
USIA
Berat <1500 g
Kadar Bilirubin
(μmol/L)
Berat 1500 – 2000g
Kadar Bilirubin
(μmol/L)
Berat > 2000g
Kadar Bilirubin
(μmol/L)
< 24 jam > 170 – 255 > 255 > 270 - 310
24 – 48
jam > 170 – 255 > 255 > 270 - 310
49 – 72
jam > 170 – 255 > 270 > 290 - 320
> 72 jam > 255 > 290 > 310 - 340
1 mg/dL = 17.1 μmol/L
The Royal Women’s Hospital Neonatal Services: Clinician’s Handbook.February 2009
32. KESIMPULAN
Fototerapi : aman
Komplikasi signifikan jarang
Fototerapi di rumah sakit memisahkan
bayi dari ibunya dan penutup mata bayi
tidak disukai orang tua
32