1. BATU
SALURAN
KEMIH
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH
RSIJ CEMPAKA PUTIH
FAKULTAS KEDOKTERAN UMJ
Pembimbing :
dr. Jusuf saleh Bazed, Sp. U
Disusun Oleh :
M Fachry Rahman 2017730073
2. Pembentukan batu
di saluran kemih
Definisi
Klasifikasi
Etiologi
Lokasi
Ginjal: nefrolitiasis
Ureter: ureterolitiasis
Vesika urinaria: vesikolitiasis
Uretra: uretrolitiasis
Infeksi
Non - infeksi
Kelainan genetik
Obat-obatan
5. UROLITHIASIS
• Pembentukan kalkuli pada saluran kemih oleh
pengumpulkan urin, terbentuk dari komponen
kristal serta matrix organik
• Batu kalsium >>
• Laki-laki > perempuan
6.
7. Laki-laki lebih banyak dari perempuan 3:1
Epidemiologi
Puncak insiden: usia 40 - 50 tahun
8. Terjadinya BSK di usia
muda (anak/ remaja)
Riwayat keluarga dengan
BSK
Batu mengandung
brushite (CaHPO4 .2H2O)
Asam urat
Batu akibat infeksi
Ginjal tunggal
Faktor risiko
Faktor
umum
Hiperparatiroidisme
Sindrom metabolik
Nefrokalsinosis
Penyakit ginjal polikistik
Penyakit gastrointestinal
(reseksi intestinal, penyakit
Crohn, malabsorpsi)
Kelaianan medula spinalis
(neurogenic bladder)
Penyakit
tertentu
Sistinuria
Hiperoksaluria
primer
Asidosis tubuker
ginjal tipe 1
Xantinuria
Ureteropelvic junction
(UPJ) obstruction
Divertikulum kaliks
Striktur uretra
Refluks vesiko-uretero-
renal
Ginjal tapal kuda
Ureterocele
Kelaianan
genetik
Abnormalitas
anatomis
10. MANIFESTASI KLINIS
LOKASI KARAKTERISTIK
NEFROLITIASIS Kolik ginjal, nyeri ketok costovertebrae, masa ginjal bila hidronefrosis
URETEROLITIASIS Nyeri pinggang dan menjalar hingga :
• Ureter proximal pinggang-pusar
• Ureter media medial paha, inguinal, skrotum
• Ureter distal ujung penis, diserati dysuria
Disertai retensi urin dan hematuri
VESIKOLITIASIS • Gejala iritatif (frekuensi, urgensi, nokturia)
• Miksi tiba-tiba berhenti dan lancar lagi ketika berubah posisi tubuh
• Refered pain pada ujung penis, skrotum, perineum, pinggang, kaki
• Sering menarik-narik penisnya (anak laki-laki), sering menggosok-gosok vulva
(anak perempuan)
URETROLITIASIS • Miksi tiba-tiba berhenti dan lancar lagi ketika berubah posisi tubuh
• Teraba benjolan keras di penis (anterior)
• Nyeri perineum dan rectum (urethra posterior)
• Seringnya retensi urin
12. Anamnesis
Tanpa keluhan
Sakit pinggang ringan hingga berat/ kolik
Nyeri saat berkemih (disuria)
Urin berdarah (hematuria)
Retensio urin Anuria
Keluhan
Riwayat
penyakit
obesitas hiperparatiroid primer
malabsorpsi gastrointestinal penyakit pankreas/ usus
Pola makan
Asupan Calsium Asupan Cairan Tinggi garam
tinggi purin
rendah sayur/ buah
Riwayat obat
probenesid inhibitor protease inhibitor lipase kemoterapi
vitamin D
vitamin C kalsium inhibitor karbonik anhidrase
13. Pemeriksaan
Fisik
Bisa tanpa keluhan
Bervariasi, tergantung letak batu & penyulit yang
ditemukan
Hipertensi
Demam
Anemia
Syok
Pemeriksaa
n Fisik
Umum
Nyeri tekan
Nyeri ketok
Pembesaran
ginjal
Sudut
kostoverteb
ra
Nyeri tekan
Teraba batu
Buli kesan
penuh
Supra
simfisis
Teraba batu di
uretra
Genitalia
eksterna
Teraba batu di
buli-buli
(palpasi
bimanual)
Colok
dubur
Pemeriksaa
n Urologi
19. Ultrasonografi
(USG)
Dapat mengidentifikasi batu yang berada di kaliks ginjal, pelvis ginjal, & UPJ
(ureteropelvic junction)
Direkomendasikan pada mereka yang memiliki kontraindikasi
dilakukan IVP:
Ibu hamil
Pasien gagal ginjal
20. Gambaran vesikolitiasis pada USG
Gambaran hidronefrosis. Tampak penumpukkan cairan (tanda panah) pada
pelvic calises ginjal akibat sumbatan batu
Gambaran nefrolitiasis. Terlihat jelas struktur hiperekoik (putih/ tanda
panah) yang diikuti bayangan hitam di bawahnya (aqustic shadow)
21. Computerized Tomography Scan (CT Scan)
Dapat memberikan informasi secara 3
Dimensi:
ukuran
densitas batu
jarak antara kulit dengan batu
anatomi sekitarnya
Kontra indikasi:
gangguan fungsi ginjal (bila menggunakan kontras)
alergi kontras
Risiko:
paparan radiasi
22. TATALAKSANA
• Terapi konservatif
Batu ureter diameter <5 mm keluar spontan. Terapi bertujuan untuk mengurangi nyeri,
memperlancar aliran urin dengan pemberian berupa:
1. Minum sehingga diuresis 2 liter/hari
2. α- blocker
3. NSAID
4. Furosemid (diuretikum)
• ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Menggunakan gelombang kejut untuk mennghancurkan batu menjadi pecahan kecil (diharapkan menjadi
ukuran <2 mm) sehingga keluar bersama urin. Kontraindikasi ISK, sepsis, hamil, perdarahan diastasis, obesitas
berat, aneurisma arteri sekitar batu
23. • Endourologi
Tindakan invasif minimal yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari
saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke dalam saluran kemih. Alat itu
dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan).
Beberapa tindakan endourologi:
- PNL (Percutaneous Nephro Lithotripsy)
- Lithotripsi
- Uretroskopi atau ureterorenoskopi
24. PEMBEDAHAN TERBUKA
- Pielolitotomi atau nefrolitotomi
- Ureterolitotomi
- Vesikolitotomi
- Urethrolithotomi
- Nefrektomi jika :
• Ginjal sudah tidak berfungsi
• Berisi nanah
• Korteks sudah sangat tipis
• Mengalami pengerutan
INDIKASI OPERASI
• Batu > 20 mm
• Obstruksi sedang / berat
• Batu di saluran kemih proksimal
• Tidak tersedia alat litotripsor, ESWL
• Batu ginjal di kaliks bila sudah hidrokaliks
• Gangguan fungsi ginjal
• Batu pelvis yang menyebabkan hidronefrosis,
infeksi, nyeri hebat
• Konservatif tidak berhasil (6-8 minggu)
25. Batu ginjal
(semua lokasi kecuali batu kaliks inferior
10-20mm)
> 20 mm
10 - 20 mm
< 10 mm
1. Percutaneous nephrolithotomy (PNL)
2. Retrograde intra-renal surgery (RIRS)
3. Shock wave lithotripsy (SWL)
Retrograde intra-renal surgery (RIRS) atau
Shock wave lithotripsy (SWL) atau
Percutaneous nephrolithotomy (PNL)
1. Shock wave lithotripsy (SWL) atau
Retrograde intra-renal surgery (RIRS)
2. Percutaneous nephrolithotomy (PNL)
26. Batu kaliks inferior
( >20 mm & < 10 mm seperti terapi batu ginjal)
10 - 20 mm
Shock wave lithotripsy (SWL) atau Retrograde
intra-renal surgery (RIRS) atau
Percutaneous nephrolithotomy (PNL)
Faktor
penghambat
1. Retrograde intra-renal surgery (RIRS) atau
Percutaneous nephrolithotomy (PNL)
2. Shock wave lithotripsy (SWL) atau
Ya
Tid
ak
33. 1. Purnomo BB, Dasar-dasar Urologi, Edisi Kedua. CV Sagung Seto,
Jakarta, 2007
2. Purnomo BB., Besut Daryanto., Kurnia PS. Batu saluran kemih ,
dalam pedomandiagnosis dan terapi. FK Universitas Brawijaya,
2010
3. NOEGROHO, Bambang S., et al. Panduan Penatalaksanaan Klinis
Batu Saluran Kemih. 2018.
DAFTAR PUSTAKA
posisinya retroperitoneal. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal sebelah kanan, ginjal kiri adalah tepi atas iga 11 (vertebra T12), ginjal kanan adalah tepi bawah iga 11 atau iga 12.
Korteks, adalah bagian ginjal yang didalamnya terdiri dari korpus renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul bowman), tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal.
Medula, terdiri atas 9-14 pyramid. didalamnya terdiri dari tubulus rektus, lengkung henle dan tubullus pengumpul (ductus colligent)
Columna renalis, merupakan bagiankorteks diantara pyramid ginjal
Calix minor, merupakan percabangan dari calix mayor
Calix mayor, merupakan percabangan dari pelvis renalis
Unit fungsional ginjal disebut nefron. Nefron terdiri dari korpus renalis/ Malpighi (yaitu glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal yang bermuara pada tubulus colectus.
Ginjal diperdarahi oleh a/v renalis. A. renalis merupakan percabangan dari aorta abdominal, sedangkan v.renalis akan bermuara pada vena cava inferior. Setelah memasuki ginjal melalui hilus, a.renalis akan bercabang menjadi arteri sublobaris yang akan memperdarahi segmen-segmen tertentu pada ginjal, yaitu segmen superior, anterior-superior, anterior-inferior, inferior serta posterior4.Ginjal memiliki persarafan simpatis dan parasimpatis. Untuk persarafan simpatis ginjal melalui segmen T10-L1 atau L2, melalui n.splanchnicus major, n.splanchnicus imus dan n.lumbalis. Saraf ini berperan untuk vasomotorik dan aferen viseral. Sedangkan persarafan simpatis melalui n.vagus.
Ureter; yang membawa hasil penyaringan ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. terletak retroperitoneal, Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan m.psoas major, lalu menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis. Terdapat beberapa tempat di mana ureter mengalami penyempitan yaitu peralihan pelvis renalis-ureter, fleksura marginalis serta muara ureter ke dalam vesica urinaria. Tempat-tempat seperti ini sering terbentuk batu/kalkulus.
VESICA URINARY
untuk menampung urine yang berasal dari ginjal melalui ureter, untuk selanjutnya diteruskan ke uretra dan lingkungan eksternal tubuh melalui mekanisme relaksasi sphincter. Terdapat trigonum vesicae pada bagian posteroinferior dan collum vesicae. Trigonum vesicae merupakan suatu bagian berbentuk miripsegitiga yang terdiri dari orifisium kedua ureter Vesicae urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis superior dan inferior. Namun pada perempuan, a.vesicalis inferior digantikan oleh a.vaginalis. Sedangkan persarafan pada vesica urinaria terdiri atas persarafan simpatis dan parasimpatis. Persarafan simpatis melalui n.splanchnicus minor, n.splanchnicus imus, dan n.splanchnicus lumbalis L1-L2. Adapun persarafan parasimpatis melalui n.splanchnicus pelvicus S2- S4, yang berperan sebagai sensorik dan motorik.
URETRA
Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita. Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra pada Wanita panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada wanita hanya memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih dan bersifat volunter).
Di Indonesia, masalah batu saluran kemih masih menduduki kasus tersering di antara seluruh kasus urologi. Belum terdapat data angka prevalensi batu saluran kemih nasional di Indonesia. Di beberapa negara di dunia berkisar antara 1-20%. Laki-laki lebih sering terjadi dibandingkan perempuan yaitu 3:1 dengan puncak insiden terjadi pada usia 40-50 tahun.4