2. Pengertian
pendekatan pengajaran yang
dibangun di atas kegiatan
pembelajaran dan tugas nyata
yang memberikan tantangan
bagi peserta didik yang terkait
dengan kehidupan sehari-hari
untuk dipecahkan secara
berkelompok
Project based learning (PjBL)
adalah model pembelajaran
yang menjadikan peserta didik
sebagai subjek atau pusat
pembelajaran,
menitikberatkan proses
belajar yang memiliki hasil
akhir berupa produk.
2
3. Tujuan
✗ Melatih sikap proaktif peserta didik dalam memecahkan
suatu masalah.
✗ Mengasah kemampuan peserta didik dalam
menguraikan suatu permasalahan di kelas.
✗ Meningkatkan keaktifan peserta didik di kelas dalam
menyelesaikan permasalahan yang kompleks sampai
diperoleh hasil nyata.
✗ Mengasah keterampilan peserta didik dalam
memanfaatkan alat dan bahan di kelas guna
menunjang aktivitas belajarnya.
✗ Melatih sifat kolaboratif peserta didik.
3
4. Tujuan
✗ Menentukan pertanyaan
✗ Menyusun desain perencanaan proyek
✗ Membuat jadwal aktivitas
✗ Melakukan monitor pada perkembangan
kinerja peserta didik
✗ Menguji hasil kinerja peserta didik
✗ Mengevaluasi pengalaman
4
6. “Awan dalam Gelas
6
Tujuan dari eksperimen ini adalah untuk mengetahui proses
kondensasi yang membentuk awan di langit.
Bahan dan alat:
Es batu, air panas, korek api kayu, toples/gelas, dan kantong
plastik.
Langkah-langkah Eksperimen:
1. Isi toples atau gelas dengan air panas lalu diamkan 1 menit.
2. Sisakan seperempat saja dalam wadah tesebut.
3. Nyalakan korek api dan cemplungkan ke dalam air.
4. Terakhir letakkan es batu yang sudah dibungkus plastic di atas
gelas/toples. Proses terbentuknya awan akan terjadi setelah itu.
7. “Eksperimen Membuat Hujan
7
Bahan dan alat:
Krim cukur (bukan gel atau busa), air, toples, dan pewarna
makanan yang dilarutkan dalam air.
Langkah eksperimen:
1. Masukkan air ke dalam toples.
2. Letakkan krim cukur di atas air yang berperan sebagai awan.
3. Masukkan pewarna makanan yang nantinya akan melewati
awan-awan. Sembari melakukannya, jelaskan kepada siswa
bagaimana terjadinya hujan.
8. “Belajar Berat Jenis (Air dan Garam)
8
Bahan dan alat:
Telur, air, garam dapur, dan gelas.
Langkah eksperimen:
Isi gelas dengan air dan masukkan telur ke dalamnya. Arahkan anak
untuk mengamati telur yang tenggelam. Lalu ambil telurnya,
masukkan beberapa sendok garam. Aduklah hingga benar-benar
larut. Masukkan lagi telur kedalam air. Telur menjadi melayang
dikarenakan ada dorongan dari massa jenis air garam. Kemudian
masukkan lagi lebih banyak garam hingga telur mengambang ke
atas air.
9. “Belajar Pembiasan Cahaya dengan Pensil Patah
9
Bahan:
Gelas bening, pensil, dan air.
Langkah eksperimen:
1. Masukkan air ke dalam gelas bening .
2. Masukkan pensil ke dalamnya.
3. Mulailah mengamatinya dari samping bersama murid Anda.
Terjadi pembiasan cahaya yang menyebabkan pensil terlihat
seakan patah.
10. “Pasta Gigi Raksasa
10
Baha-bahan:
Deterjen bubuk, ragi, cat air, sabun cuci piring (cair), dan glitter.
Langkah eksperimen:
1. Kecuali ragi, campur semua bahan menjadi satu adonan.
2. Masukkan ragi setelah campuran langkah pertama merata.
3. Bahan-bahan tersebut dengan sendirinya akan menjadi busa
pasta yang banyak. Nantinya menjadi pasta gigi raksasa yang
akan membuat anak menjadi excited.
11. “Berkenalan dengan Warna
11
Percobaan ini bertujuan untuk mengenalkan kepada anak warna-warna
primer (merah, biiru, kuning) dan warna sekunder yang merupakan hasil
percampuran warna primer.
Bahan dan alat:
5-7 gelas bening, air bening, dan pewarna makanan (merah, biru,
kuning).
Langkah eksperimen:
1. Masukkan ke air ke dalam 3 gelas bening.
2. Teteskan 3 jenis pewarna makanan pada gelas berbeda. Minta anak
untuk melakukannya. Jelaskan padanya itulah warna primer.
3. Campurlah warna cairan merah dengan kuning, merah dengan biru,
kemudian biru dengan kuning.
4. Bimbing anak untuk mengungkap apa yang dilihatnya. Dan itulah
warna-warna sekunder.
12. “Mengembangkan Balon dengan Sendirinya
12
Bahan dan alat:
Minuman bersoda, permen mentos, dan balon.
Langkah eksperimen:
1. Satukan permen mentos dengan minuman bersoda.
2. Gantilah tutup botol minuman dengan balon. Pastikan tidak ada
yang berlubang.
3. Diamkan beberapa saat karena perlahan-lahan balon akan
mengembang tanpa ditiup.
13. “Pelangi dalam Botol
13
Bahan dan alat:
Toples kaca, madu, sabun cair pencuci piring berwarna hijau, pewarna
makanan (merah, ungu, biru), minyak zaitu, pipet dan alkohol.
Langkah eksperimen:
1. Tuangkan madu ke dalam toples sebagai lapisan terbawah. Pastikan
bagian dalam toples benar-benar kering. Madu tidak boleh belepotan
ke bagian sisi-sisi toples.
2. Kemudian tuang sabun pencuci priring di atas madu.
3. Pewarna makanan berwarna ungu dan biru dicampur dengan air
kemudian dituang ke dalam toples.
4. Masukkan minyak zaitun.
5. Campurkan pewarna makanan berwarna merah dengan alkohol.
Setelah itu masukkan ke dalam toples menggunakan pipet agar tidak
lapisan zaitun tidak rusak. Lihatlah hasilnya yang menciptakan warna-
warna pelangi!
14. “Bermain Magnet
14
Bahan:
Beberapa magnet, klip kertas berbahan besi, dan gelas bening berisi
air.
Langkah eksperimen:
Tenggelamkan klip besi di dalam gelas yang sudah berisi air.
Perintahkan anak untuk menempelkan magnet ke dinding gelas bagian
luar. Biarkan sejenak semberi terus perhatikan pergerakan klip di
dalam gelas. Klip besi semakin mendekat pada dinding yang ditempeli
magnet. Lalu instruksikan kepada anak agar menarik klip ke atas
menggunakan magnet. Eksperimen ini menjadikan mereka bisa
mengeluarkan magnet dari air tanpa harus basah.
15. “Belajar Bagaimana Jari Bisa Bergerak
15
Bahan:
Kardus yang dibentuk seperti telapak tangan, pipet seukuran ruas jari,
benang wol, mainan sebagai penahan tali, dan double tip.
Langkah eksperimen:
1. Rekatkan pipet menggunakan double tip pada setiap jari. Buatlah
struktur tulang beserta ruas jari dengan pipet tersebut.
2. Pasang benang dengan melubangi bagian atas, lalu ikatlah benang
tersebut.
3. Tarik benang yang sudah diikat menyesuaikan dengan jari yang
hendak digerakkan. Buatlah seolah kardus berbentuk tangan itu
bergerak
4. Sembari melakukan hal tersebut, Anda dapat menjelaskan
bahwasanya jari tangan bisa bergerak meskipun tidak berotot. Hal
itu dikarenakan pengaruh saraf yang dimiliki oleh jari. Pesan yang
dikirimkan dari otak melalui saraf menjadikan jari-jari tangan bisa
melakukan pergerakan. Prosesnya yakni dengan mengencangkan
otot tertentu sedangkan otot lainnya diperintah untuk rileks.