2. Pembuatan prototype disebut dengan
prototyping. Tujuan dari prototyping adalah
sebagai penguji daya tahan bentuk produk dan
usaha yang ingin kita buat. Inovasi bertahap
adalah keadaan di mana suatu badan usaha
tidak bisa dibuat dalam bentuk prototype.
Dengan adanya kegiatan prototyping, para
wirausaha, khususnya bidang produk kreatif
bangunan akan mengetahui keunggulan dan
kelemahan suatu produk
Inovasi bertahap biasanya menyesuaikan
keadaan yang berkembang.
3. Prototype dapat dianggap sebagai bentuk
modifikasi, baik dalam tingkatan berdiri
sendiri atau menjadi bagian dalam sebuah
desain.
Karakteristik Prototype :
Mendukung kreativitas.
Membantu pengembang untuk
menangkap serta menghasilkan ide.
Memfasilitasi pengembang dan
memberikan informasi yang relevan
tentang penggunaan prototype.
Prototype dapat mendorong terjadinya
komunikasi dan membantu para
wirausaha dengan konsumen dalam
berinteraksi.
4. a) Dimensi Representasi, menggambarkan
bentuk prototype
b) Dimensi Presisi, menggambarkan tingkat
ketelitian prototype yang akan dievaluasi
c) Dimensi Interaktif, menggambarkan
sejauh mana hubungan antara
konsumen dengan prototype yang
dibuat oleh seorang wirausaha.
d) Dimensi Evolusi, menggambarkan
prediksi siklus hidup dari suatu
prototype
5. Prototyping dibagi ke dalam 6 tahapan :
Mengidentifikasi model prototype. Pihak wirausahawan
menjadi mengerti apa saja yang mereka buat.
Rancang bangun prototype. Dalam rancang bangun bisa
dibantu oleh seperangkat computer serta software CASE
(Computer-Aided System Engineering)
Uji prototype untuk memastikan prototype dapat dengan
mudah.
Siapkan prototype USD (User’s System Diagram) untuk
mengidentifikasi bagian dari produk.
Evaluasi dengan pengguna untuk mengevaluasi prototype.
Tranformasikan prototype menjadi produk nyata dan
dibutuhan konsumen.
6. a) Prototyping bisa berupa subsistem, serangkaian
dari beberapa subsistem, atau keseluruhan
system
b) Melakukan Prototyping atas bermacam-macam
konsep dengan melakukan Prototyping atas satu
konsep
c) Pembuatan prototype bisa dilakukan oleh pihak
luar atau dilakukan oleh seorang wirausaha itu
sendiri
d) Fisik pada suatu prototype dapat dibuat ukuran
skala
e) Hasil akhir suatu bentuk usaha dapat dibuat
skala lewat prototype
7. Pengawasan mutu barang hasil produksi:
Kerusakan dan Mutu Produk, Suatu barang (jasa)
dibuat melalui suatu proses. Proses pembuatan
tersebut disesuaikan dengan bentuk dan mutu barang
Mencegah atau Menghindarkan Terjadinya Kerusakan
Barang (produk), Kiat utama dari pencegahan
kerusakan suatu produk sebenarnya sangat sederhana
saja, yakni kerusakan harus dicegah sebelum terjadi.
Kendali Mutu Terpadu, Uraian di atas menunjukkan
bahwa mencegah terjadinya kerusakan produk selama
proses produksi, berarti mengadakan suatu rangkaian
kegiatan dalam pengendalian mutu.
8. Pemantauan Mutu Bahan-Bahan, Hal ini perlu diamati
sejak rencana pembelian bahan, penerimaan bahan di
gudang, penyimpanan, sampai dengan saat bahan
baku.
Pemantauan Proses Produksi, Dalam hal ini, selain cara
kerja peralatan produksi yang mengolah bahan baku
dipantau, juga hasil kera mesin-mesin tersebut dipantau
agar menghasilkan barang sesuai yang direncanakan.
Pemantauan Produk Jadi, Pemeriksaan atas hasil
produksi jadi untuk mengetahui apakah produk sesuai
dengan rencana ukuran dan mutu atau tidak
Pemantauan Pengepakan, Bungkus dapat merupakan
alat untuk melindungi barang agar tetap dalam kondisi
sesuai dengan mutu.
9. Kesesuaian antara produk dengan bahan
pengemasnya, Maksudnya adalah dalam
menentukan bahan pengemas kita harus
mempertimbangkan produk yang kita
miliki.
Ukuran kemasan dan ketebalan bahan
kemasan , Ukuran kemasan berkaitan
dengan banyak sedikitnya isi yang
diinginkan, sedangkan ketebalan berkaitan
dengan keawetan dari produk yang ada
Bentuk kemasan, Agar kemasan menarik
bentuk pengmas bisa dirancang dalam
bentuk yang unik tergantung dari
kreativitas perancangnya.