1. MAKALAH PENGANGGARAN BISNIS
ANGGARAN TENAGA KERJA
Kelompok 4
Kelas VI C
1. Moh. Ajik Wahyu A [ 2012 – 11
– 217 ]
2. Fachrizal Imam Rozali [ 2012 – 11 – 218 ]
3. Marselina Safitri [ 2012 – 11 – 219 ]
4. Siti Zuariyah [ 2012 – 11 – 220 ]
5. Abdul Manan [ 2012 – 11 – 221 ]
6. Riana Untari [ 2012 – 11 – 222 ]
2. Perencanaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang bekerja dalam sebuah pabrik dibedakan
menjadi dua yakni:
–Tenaga kerja langsung
–Tenaga kerja tidak langsung
3. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan tenaga kerja antara lain adalah:
• Kebutuhan tenaga kerja
• Pencarian dan penariakan tenaga kerja
• Latihan bagi tenaga kerja baru
• Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi para
tenaga kerja
• Gaji dan upah yang harus diterima oleh tenaga
kerja
• Pengawasan tenaga kerja
4. Contoh :
Dalam sebuah perusahaan, tenaga kerja langsung pada pabrik digolongkan
menjadi 3 tingkatan yakni golongan I, II, dan III.
Upah per jam buruh langsung masing-masing golongan adalah :
Golongan I = Rp 150,00 per orang/DLH
Golongan II = Rp 200,00 per orang/DLH
Golongan III = Rp 250,00 per orang/DLH
Jumlah masing-masing golongan adalah :
Golongan I = 50 orang
Golongan II = 20 orang
Golongan III = 5 orang
Jumlah = 75 orang
5. Golongan
Tingkat upah
per jam (Rp)
Jumlah
(orang)
Jumlah DLH Jumlah (Rp)
I
II
III
150,00
200,00
250,00
50
20
5
100
750.000,00
400.000,00
125.000,00
75 100 1.275.000,00
Tingkat upah rata-rata tenaga kerja langsung perusahaan tersebut
(per orang per DLH) dapat dihitung sebagai berikut :
Tingkat upah rata-rata = = Rp 170,00 per DLH
6. Catatan :
Perlu diperhatikan bahwa tingkat upah rata-rata dapat berubah
apabila terjadi perubahan ratio dalam penggunaan tenaga kerja,
seperti :
•Ratio kuantitas masing-masing golongan tenaga kerja
•Ratio atingkat upah masing-masing golongan tenaga kerja
Misalnya :
Data historis (tahun 1983) menunjukkan :
Golongan Jumlah (orang)
Tingkat upah
per jam (Rp)
Jumlah Jam Jumlah (Rp)
I
II
300
200
200,00
300,00
100
6.000.000,00
6.000.000,00
500 100 12.000.000,00
7. Tingkat upah rata-rata =
Pada tahun 1984, akan diadakan kenaikan pangkat 50
orang golongan I ke golongan II. Sehingga pada tahun
1984 terjadi perubahan ratio kuantitas masing-masing
golongan yakni :
= Rp 240,00
1983 1984
Golongan I
Golongan II
300
200
250
250
500 500
8. Akibatnya pada tahun 1984 akan terjadi perubahan
tingkat upah, menjadi Rp 250,00 per orang per DLH.
Perhitungannya sebagai berikut :
Golongan Jumlah (orang)
Tingkat upah
per jam (Rp)
Jumlah Jam Jumlah (Rp)
I
II
250
250
200,00
300,00
100
5.000.000,00
7.500.000,00
500 100 12.500.000,00
Tingkat upah rata-rata = = Rp 250,00
9. Biaya tenaga kerja merupakan salah satu jenis
biaya yang dapat menjadi masalah bagi
perusahaan. Pengawasan biaya tenaga kerja dapat
dibantu dengan adanya pendekatan yang baik
terhadap para buruh sehingga mereka dapat
bekerja secara stabil sesuai dengan standar yang
telah ditentukan. Pengawasan terhadap jasa buruh
dapat diserahkan pada seorang mandor pengawas
atau supervisor.
Seorang supervisor bertugas mengawasi dan
melaporkan apa yang dilakukan oleh para buruh
yang menjadi tanggungjawabnya. Seorang
supervisor perlu membuat laporan yang bersifat
harian atau bulanan. Pada laporan yang bersifat
harian, apa yang terjadi pada hari itu
10. Misalnya :
Setiap jam 10.00 pagi seorang supervisor membuat laporan tentang kegiatan tenaga kerja
untuk hari yang bersangkutan.
Pada dasarnya laporan itu berisi :
- Jam kerja riil
- Jam standart untuk untuk output riil
Variasi waktu yang merupakan selisih antara jam kerja riil dengan jam standart
Sedangkan laporan bulanan, bentuknya sama dengan laporan pelaksanaan pada anggaran
produksi dan anggaran bahan mentah.
Laporan pelaksanaan untuk tenaga kerja ini merupakan “kelanjutan” dari laporan
pelaksanaan untuk bahan mentah.
Misalnya :
Rencana
Akan diproduksi bulan Januari 2.200
Standar jam buruh per unit barang 2
Tingkat upah rata-rata per jam Rp 50,00
Realisasi
Unit yang diproduksi 2.000
Jam buruh selama bulan Januari 4.250
Biaya buruh bulan Januari Rp 218.025,00
11. Laporan Pelaksanaan
Januari 19A
Rencana Realisasi
Penyimpanan
Jumlah Persentase
Unit Produksi
Bahan Mentah
(pada bab 9)
Tenaga Kerja:
Jam
Upah rata-rata
2.200
4.000
Rp 50,00
2.000
4.250
Rp 51,30
200
250
Rp 1,30
9
6,25
2,6
Biaya Rp 200.000,00 Rp 218.025,00 Rp 18.025,00 9
12. Agar lebih jelas ditinjau sebuah persoalan yang
menyangkut sebuah perusahaan lain.
Perusahaan ini melakukan pengawasan serta analisa
sebab-sebab penyimpanan secara bulanan atas
berbagai target penjualan dan tingkat biaya. Masalah
yang sekarang dihadapi khususnya menyangkut
biaya tenaga kerja.
Data yang tersedia adalah sebagai berikut :
Data Anggaran
Produksi bulan Februari hanya 15.000 unit yang
menghabiskan 37.000 DLH dan upah yang
dibayarkan sebesar Rp 4.070.000,00
Dari kedua data di atas dapat dibuat laporan
pelaksanaan dan analisa variance sebagai berikut:
13. Laporan Pelaksanaan
Februari 19A
Rencana Disesuaikan Realisasi
Penyimpanan
Jumlah Persentase
Produksi
Standar
Pemakaian TK
Jumlah DLH
Upah/DLH
16.000
2,5 DLH
40.000 DLH
Rp 100,00
15.000
2,5 DLH
37.500 DLH
Rp 100,00
15.000
2,467 DLH
37.000 DLH
Rp 110,00
-
0,033 DLH
+500 DLH
-Rp 10,00
-
1%
2%
10%
Jumlah upah Rp 4.000.000,00 Rp 3.750.000,00 Rp 4.070.000,00 - Rp 320.000,00 8%
Analisa Variance :
Penyimpanan efisiensi = (37.500 – 37.000) x 100 = + Rp 50.000,00
Penyimpanan upah = (Rp 100,00 – 110) x 37.000 = - Rp 370.000,00
Total Variance = - Rp 320.000,00
14. Penyimpanan efisien merupakan hasil kali antara upah
dianggarkan dengan selisih antara jumlah jam anggaran
dan jumlah jam riil.
Price variance merupakan hasil kali antara jumlah jam riil
dengan selisih antara upah yang dianggarkan dan upah
riil.
Anggaran Tenaga Kerja merupakan perencanaan khusus
tentang jam buruh langsung (DLH) dan biaya buruh
langsung (DLC) menurut waktu jenis barang yang
diproduksi. Apabila memungkinkan anggaran tenaga kerja
dapat dibuat secara terpisah, yakni :
• Anggaran jam buruh langsung
• Anggaran biaya tenaga kerja
15. Contoh :
PT MEKAR SARI mempunyai 3 bagian produksi, yakni bagian
I, II dan III. Ada dua macam barang yang diproduksi, yakni X
dan Y.
Barang X diproduksi melalui ketiga bagian, sedangkan barang Y
hanya melalui bagian I dan III saja.
Rencana jam buruh per unit barang adalah :
Bagian
DLH per unit barang
X Y
I
II
III
0,4
0,2
0,4
0,2
-
0,2
16. Rencana tingkat upah rata-rata adalah :
Bagian Tingkat upah per DLH
I Rp 20,00
II Rp 15,00
III Rp 10,00
17. Sedangkan rencana tingkat produksi tahun 1983
adalah sebagai berikut :
Bulan/Kuartal
Barang
X Y
Januari 70.000 34.000
Februari 80.000 36.000
Maret 80.000 38.000
Kuartal II 240.000 140.000
Kuartal III 230.000 127.000
Kuartal IV 260.000 145.000
Jumlah 960.000 520.000
18. PT MEKAR SARI menyusun 2 sub anggaran
tenaga kerja, yakni :
• Anggaran yang khusus merencanakan biaya
tenaga kerja langsung
• Anggaran yang merencanakan jam buruh
langsung (DLH) saja
19. Jenis-Jenis Anggaran Tenaga Kerja
Langsung
Anggaran tenaga kerja langsung dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Anggaran biaya tenaga kerja langsung
Anggaran ini merupakan bagian dari anggaran tenaga kerja. Secara
perincan pada anggaran ini harus dicantumkan hal-hal sebagai berikut:
– Jumlah barang yang diprodusir, yang dilihat dari anggaran produksi.
– Jam buruh langsung (DLH) yang diperlukan untuk mengerjakan satu unit
barang.
– Tingkat upah rata-rata per jam buruh langsung.
– Jenis barang yang dihasilkan perusahaan.
– Waktu produksi barang (bulan atau kuartal)
Sehingga anggaran biaya tenaga kerja bagi PT MEKAR SARI untuk tahun
1979 adalah :
20. PT MEKAR SARI
Anggaran Biaya Tenaga Kerja
1983
Bulan/Kuart
al
Bagiam
Barang X Barang Y Jumlah
Biaya
Tenaga KerjaProduksi Per unit Total DLH
TK
Upah
Jumlah Produksi DLH per unti Total DLH TK Upah Jumlah
Jan
Bag I
Bag II
Bag III
70.000
70.000
70.000
0,4
0,2
0,4
28.000
14.000
28.000
20
15
10
560.000
210.000
280.000
34.000
-
34.000
0,2
-
0,2
6.800
-
6.800
20
-
10
136.000
-
68.000
696.000
210.000
348.000
Jumlah 70.000 1.050.000 13.600 204.000 1.254.000
Feb
Bag I
Bag II
Bag III
80.000
80.000
80.000
0,4
0,2
0,4
32.000
16.000
32.000
20
15
10
640.000
240.000
320.000
36.000
-
36.000
0,2
-
0,2
7.200
-
7.200
20
-
10
144.000
-
72.000
784.000
240.000
392.000
Jumlah 80.000 1.200.000 14.400 216.000 1.416.000
Mar
Bag I
Bag II
Bag II
80.000
80.000
80.000
0,4
0,2
0,4
32.000
16.000
32.000
20
15
10
640.000
240.000
320.000
38.000
-
38.000
0,2
-
0,2
7.600
-
7.600
20
-
10
152.000
-
70.000
792.000
240.000
395.000
Jumlah 80.000 1.200.000 15.200 228.000 1.428.000
Kuartal II
Bag I
Bag II
Bag II
240.000
240.000
240.000
0,4
0,2
0,4
96.000
48.000
92.000
20
15
10
1.920.000
720.000
960.000
140.000
-
140.000
0,2
-
0,2
28.000
-
28.000
20
-
10
560.000
-
280.000
2.480.000
720.000
1.240.000
240.000 3.600.000 56.000 840.000 4.440.000
Kuartal II
Bag I
Bag II
Bag III
230.000
230.000
230.000
0,4
0,2
0,4
92.000
46.000
92.000
20
15
10
1.840.000
960.000
920.000
127.000
-
127.000
0,2
-
0,2
25.400
-
25.400
20
-
10
508.000
-
254.000
2.348.000
960.000
1.174.000
230.000 3.450.000 50.800 762.000 4.212.000
Kuartal II
Bag I
Bag II
Bag III
260.000
260.000
260.000
0,4
0,2
0,4
104.000
52.000
104.000
20
15
10
1.080.000
780.000
1.040.000
145.000
-
145.000
0,2
-
0,2
29.000
-
29.000
20
-
10
580.000
-
290.000
2.660.000
780.000
1.330.000
Jumlah 260.000 3.900.000 58.000 870.000 4.770.000
Jumlah 1 Th 960.000 960.000 14.400.000 208.000 3.120.000 17.520.000
21. 2. Anggaran jam buruh langsung
Anggaran ini merupakan bagian lain dari anggaran
tenaga kerja. Secara terperinci pada anggaran ini
harus dicantumkan hal-hal sebagai berikut :
– Jenis barang yang dihasilkan perusahaan.
– Bagian-bagian yang turut dalam proses produksi.
– Jumlah DLH yang diperlukan untuk tiap jenis barang.
– Waktu produksi barang (bulan atau kuartal)
Sehingga anggaran jam buruh langsung bagi PT
MEKAR SARI untuk tahun 1983 adalah :
22. PT MEKAR SARI
Anggaran Jam Buruh Langsung
Tahun 1983
Bulan/Kuar
tal
Bagian I Bagian II Bagian III
Jml
X Y Jml X Y Jml X Y Jml
Januari 28.000 6.800 34.800 14.000 - 14.000 28.000 6.800 34.800 83.600
Februari 32.000 7.200 39.200 16.000 - 16.000 32.000 7.200 39.200 94.400
Maret 32.000 7.600 39.600 16.000 - 16.000 32.000 7.600 39.600 95.200
Kuartal II 96.000 28.000 124.000 48.000 - 48.000 96.000 28.000 124.000 296.000
Kuartal III 92.000 25.400 117.400 46.000 - 46.000 92.000 25.400 117.400 280.800
Kuartal IV 104.000 29.000 133.000 52.000 - 52.000 104.000 29.000 133.000 318.000
Jumlah 384.000 104.000 488.000 192.000 - 192.000 284.000 104.000 488.000 1.168.000
23. Contoh:
Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja
(Kasus : Pabrik Rokok “Kencana” Surakarta)
Sebagai kelanjutan dari kasus pabrik rokok Kencana, pada bagian ini secara
khusus akan dibahas tentang perencanaan tenaga kerja langsung. Bagian
produksi/pengolahan, merupakan tempat bekerjanya tenaga kerja langsung yang
terdiri atas:
1. Tukang linting dengan tangan 854 orang
2. Tukang potong/gunting dengan tangan 671 orang
3. Tukang linting dan gunting dengan mesin 10 orang
4. Tukang longsong bungkus rokok 151 orang
5. Tukang mengepak rokok 442 orang
Jumlah = 2.128 orang
Pada pabrik rokok Kencana, tenaga kerja dipilih sesuai dengan kebutuhan
perusahaan dan diutamakan yang sudah berpengalaman. Lebih dari 90% para
tenaga kerja berasal dari luar kota Surakarta, seperti Kalioso, Sawahan dan
Wonogiri. Bagi buruh harian diperhitungkan jam kerja sebanyak 7 jam per hari
atau 40 jam per minggu.
24. Pengupahan
Sistem pengupahan pada pabrik rokok Kencana disesuaikan dengan perjanjian antara SBRI/FBSI dengan
PUSPI dan OPS Rokok Kretek (atau antara wakil dari pihak buruh dengan Persatuan Pengusaha Rokok
Kretek) yakni sebagai berikut:
• 60% sebagai upah harian
• 20% sebagai upah makan
• 20% sebagai upah hadir
Bagi tukang linting dan gunting yang mengunakan mesin dipakai sistem upah harian, yakni rata-rata Rp
500,00 per hari. Bagi tukang lainnya adalah cara borongan, yakni sebagai berikut:
1. Tukang linting dengan tangan:
Upahnya sebesar Rp 115,00 per 1.000 batang rokok, dengan maksimum 3.000 batang. Bila mencapai
lebih dari 3.000 batang ditambah upah lembur sebesar 50% untuk setiap 1.000 batang dari tarif upah
tersebut.
2. Tukang gunting dengan tangan:
Cara pengupahan dan besarnya sama dengan tukang linting.
3. Tukang longsong:
Upah sebesar Rp 60,00 setiap 1.000 longsong dengan maksimum 3.000
Longsong. Bila mencapai lebih dari 3.000 ditambah upah lembur sebesar 50% untuk tiap 1.000
longsong dari tarif upah tersebut.
4. Tukang pak:
Upahnya sebesar Rp 74,00 untuk setiap bal, dengan maksimum 3 bal. Bila mencapai lebih dari 3 bal,
ditambah upah lembur 50% untuk setiap bal dari tarif upah tersebut.
25. Agar lebih jelas, dapat dilihat tabel upah sebagi berikut :
Tabel Pengupahan
Jenis Tenaga
Kerja
Upah Borongan Upah Lembur
Jumlah
Minimum
Maksimum Upah (Rp) Keterangan Persentase
Tukang linting 1.000 bt 3.000 bt 115,00
Lebih dari
3.000 per 1.000
50
Tukang gunting 1.000 bt 3.000 bt 115,00
Lebih dari
3.000 per 1.000
50
Tukang lonsong 1.000 lgs. 3.000 lgs. 60,00
Lebih dari
3.000 per 1.000
50
Tukang pak 1 bal 3 bal 74,00
Lebih dari 3 per
1 bal
50
26. Selain upah tersebut masih diberi insentif lain yang diberi
secara insidentil, berapa “upah sangon rokok” sebesar (per
hari, berdasar daftar hadir):
• Untuk tukang linting Rp 25,00
• Untuk tukang gunting Rp 20,00
• Untuk tukang longsong Rp 20,00
• Untuk tukang pak Rp 25,00
Di samping itu setiap tahun masih pula menerima tunjangan
hari raya,. Pada tahun 1983 dibuat pula Anggaran Tenaga
Kerja pada pabrik rokok ini. Anggaran Biaya Tenaga Kerja
yang dibuat, tentu saja berdasarkan pada anggaran produksi
yang telah dibuat sebelumnya yakni :
28. Penghitungan Standar Tenaga Kerja
a. Penghitungan standar kerja tukang linting dengan tangan.
Karena unit pengepakan untung tukang linting dengan tangan
adalah batangan, maka perlu jumlah produksi yang
ukurannya bal dijadikan batangan:
Jenis Rokok
Jumlah produksi untuk 1 Tahun
Bal Batang Jumlah
Rokok @12 batang 21.778 21.778x10x20x12 52.267.200
Rokok @10 batang 333.931 333.931x10x20x10 667.862.000
Rokok @3 batang 7.260 7.260x10x20x3 4.356.000
Jumlah 724.485.200
29. Berdasarkan anggapan bahwa dalam satu tahun ada 52 minggu
maka dalam satu tahun terdapat 2.080 jam kerja ( 52 x 40 jam).
Jumlah tukang linting dengan tangan adalah 854 orang.
Hasil lintingan per jam = 724.485.200 x 1 batang
2.080
= 348.300 batang (dibulatkan)
Hasil lintingan rokok per jam dan per orang = 384.300 bt x 1 orang
854 orang
= 408 batang (dibulatkan)
30. Dari perhitungan diatas dapat ditentukan standar waktunya
menurut masing-masing jenis rokok, sebagai berikut (untuk 1
bal):
Isi 12 batang = 2.400 bt = 5,88 jam per bal
408 bt
Isi 10 batang = 2.000 bt = 4,90 jam per bal
408 bt
isi 3 batang = 600 bt = 1,47 jam per bal
408 bt
Setiap 1.000 batang rokok upahnya adalah Rp 115,00 sehingga
dapat ditentukan tingkat upah per jam (1 DLH) yaitu :
408 x Rp 115,00 = Rp 46,92 per DLH
1000
31. b. Perhitungan standar kerja tukang gunting dengan tangan
Jumlah tukang gunting adalah 671 orang. Hasil roko yang
digunting per jam dan per orang adalah :
348.000 bt x 1 batang = 519 batang (dibulatkan)
671 orang
standar waktu dapat ditentukan sebagai berikut :
Rokok @ 12 batang = 2.400 bt x 1 jam = 4,62 jam per bal
519 bt
Rokok @ 10 batang = 2.000 bt x 1 jam = 3,85 jam per bal
519 bt
Rokok @ 3 batang = 600 bt x 1 jam = 1,15 jam per bal
519 bt
Besarnya upah tukang gunting = Rp 115,00 per 1.000 batang rokok, maka
dapat ditentukan tingkat upah per jam (1 DLH) yaitu :
519 X Rp 115,00 = Rp 59,68 per DLH
1.000
32. c. Perhitungan standar tenaga kerja tukang linting dan gunting dengan
mengunakan mesin (rokok @ 10 batang).
Jumlah produsi 1 tahun = 10% x 333.931 bal = 33.393 bal.
Jumlah tenaga kerja = 10 orang.
Hasil rokok yang dilinting dan digunting dengan menggunakan mesin (@ 10
batang/filter) per jamnya yaitu:
33.393 bal x 1 bal = 16 bal
2.080 jam
Hasil per jam dan per orang = 16 bal x 1 bal =1,60 bal
10 orang
Standar waktu untuk menghasilkan 1 bal rokok filter (@ 10 batang) adalah
1 x 1 jam = 0,625 jam per bal
1,60
Upah per hari = Rp 500,00 jam kerja 1 hari = 7 jam, maka besarnya upah per jam ( 1
DLH) tukang linting dan gunting dengan menggunakan mesin adalah sebesar :
500 x Rp 1,00 = Rp 71,43 per DLH
7
33. d. Perhitungan standar tenaga kerja tukang longsong
Karena ukuran untuk pengupahan adalah banyak
longsong, maka jumlah produksi dalam bal perlu
dijadikan bentuk longsong, yaitu sebagai berikut:
Jenis Rokok
Jumlah produksi untuk 1 Tahun
Bal Longsong Jumlah
Rokok @12 batang 21.778 21.778x10x20 4.355.600
Rokok @10 batang 333.931 333.931x10x20 66.786.200
Rokok @3 batang 7.261 7.260x10x20 1.452.200
Jumlah 72.594.000
34. Jumlah tukang longsong = 151 orang.
Hasil longsong bungkus rokok per jam =
72.594.000 x 1 longsong = 34.900 longsong
2.080
Hasil longsong per jam per orang =
34.900 x 1 longsong = 231 longsong
151 orang
Standar waktu untuk menghasilkan 1 bal longsong adalah sebagai berikut:
Isi 12 batang = 200 x 1 jam = 0,87 jam per bal
231
Isi 10 batang = 200 x 1 jam = 0,87 jam per bal
231
Isi 3 batang = 200 x 1 jam = 0,87 jam per bal
231
Besarnya upah tukang longsong = Rp 60,00 per 1.000 longsong, maka dapat
ditentukan upah per jamnya yaitu :
231 x Rp 60,00 = Rp 13,86
1.000
35. e. Perhitungan standar tenaga tukang pak
Jenis Rokok Jumlah Produksi (pengepakan)
Rokok @ 12 batang
Rokok @ 10 batang
Rokok @ 3 batang
21.778 bal
333.931 bal
7.261 bal
Jumlah 362.970 bal
36. Jumlah tukang pak = 442 orang
Hasil pengepakan per jam = 362.970 bal x 1 bal = 175 bal ( dibulatkan)
2.080 jam
Hasil pengepakan per jam dan per orang = 175 x 1 bal = 0,40 bal
442
Standar waktu pengepakan 1 bal adalah :
1 x 1 jam = 2,5 jam per bal
0,40
Besarnya upah tukang pak = Rp 74,00 per bal., maka dapat ditentukan tingkat
upah per jamnya yaitu :
0,40 x Rp 74,00 = Rp 29,60
1
Setelah diperhitungkan standar tenaga kerja, yaitu standar jam
(standard DLH) dan tingkat upah per jam (wage rate hour/standard cost)
masing-masing bagian atau kegiatan, maka dapatlah disusun Anggaran
Tenaga Kerja untuk tahun 1979 secara sempurna.