3. Dessler (1998: 85)
Gaji adalah uang atau sesuatu yang berkaitan
dengan uang yang diberikan kepada pegawai.
Amstrong dan Murlis (1994:7)
gaji diartikan sebagai bayaran pokok yang diterima
oleh seseorang, tidak termasuk unsur-unsur
variabel dan tunjangan lainnya.
(Husnan 1990: 138) mendefinisikan bahwa upah
adalah suatu penerimaan sebagai suatu imbalan
dari pemberi kerja kepada penerima kerja untuk
suatu pekerjaan/jasa yang telah dan akan dilakukan
ber-fungsi sebagai jaminan kelangsungan
kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan
produksi, upah dinyatakan/dinilai dalam ben-tuk
uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan,
undang-undang dan peraturan serta dibayarkan
atas dasar suatu perjan-jian kerja antara pemberi
kerja dan penerima kerja.
4. Pengertian lain tentang UpahPengertian lain tentang Upah
adalah hak buruh yang diterima dan dinyatakan
dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha
atau pemberi kerja kepada buruh yang
ditetapkandan dibayarkan menurut suatu perjanjian
kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-
undangan termasuk tunjangan bagi buruh dan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang
telah atau akan dilakukan (Pasal 1 UU
13/2003tentang ketenagakerjaan)
5. TeoriTeori tentang Upahtentang Upah
1. Teori Kompensasi Ekonomi Pasar
Teori ekonomi pasar adalah penciptaan suatu harga upah
atau bayaran yang didasarkan atas kekuatan tawar-
menawar negosiasi / negoisasi antara para pekerja,
pegawai, karyawan, buruh, dsb dengan pihak manajemen
perusahaan.
2. Teori Kompensasi Standar Hidup
Teori standar hidup adalah suatu sistem kompensasi di
mana upah atau gaji ditentukan dengan menyesuaikan
dengan standar hidup layak di mana para pekerja dapat
menikmati hidup dengan damai, mana, tentram dan
sejahtera mencakup jaminan pensiun di hari tua,
tabungan, pendidikan, tempat tinggal, transportasi dan
lain sebagainya.
6. 3. Teori Kompensasi Kemampuan Membayar
Teori kemampuan membayar adalah suatu sistem
penentuan besar kecil kompensasi yang diberikan
kepada para pekerja dengan menyesuaikannya
dengan tingkat pendapatan dan keuntungan
perusahaan. Ketika perusahaan sedang berjaya,
maka karyawan diberikan tambahan kompensasi.
Tetapi jika perusahaan mengalami kerugian, maka
pegawai juga akan mendapat pengurangan
kompensasi.
7. Faktor Faktor UpahFaktor Faktor Upah
1) Karakteristik individu
2) Karakteristik dari pasar tenaga kerja.
Penelitian pada tingkat mikro, umumnya berfokus
pada faktor karakteristik individu, sedangkan pada
tingkat makro lebih memperhatikan hubungan
karakteristik pasar kerja terhadap tingkat upah.
Menurut Nakamura, dkk (1979)Menurut Nakamura, dkk (1979)
8. Ehreinberg, dan Smith (1988 ) Ehreinberg, dan Smith (1988 )
Melakukan penelitian dengan bersumber pada data Biro
Sensus Amerika tahun 1984 menemukan :
1) Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi
tingkat upah
2) Perbedaan dalam tingkat upah ini semakin besar pada
pekerja-pekerja yang lebih tua. Hal ini disebabkan oleh
kemampuan belajar pekerja yang berpendidikan lebih
tinggi relatif lebih baik, sehingga pada masa kerja yang
sama pengalaman bekerja yang lebih tinggi juga akan
lebih baik. Dengan demikian, secara nyata pengalaman
kerja juga berpengaruh positif terhadap tingkat upah.
9. Hotchkiss (1992)Hotchkiss (1992)
Melakukan penelitian di Amerika Serikat pada tahun
1980, mengenai interaksi antara latihan kejuruan
lanjutan dan pelatihan yang berhubungan dengan
pekerjaan, terhadap upah pekerjaan yang pertama
kali diperoleh dalam dua tahun setelah selesai seko
lah. Temuan penelitiannya menunjukkan terdapat
pengaruh yang kuat antara pelatihan yang
berhubungan dengan pekerjaan terhadap tingkat
upah, baik lakilaki maupun perempuan.
10. Tarmizi (1991)Tarmizi (1991)
Tingkat pendidikan formal dan masa kerja
berpengaruh terhadap tingkat upah yang diterima.
Semakin tinggi tingkat pendidikan dan semakin
lama masa kerja, maka semakin tinggi ratarata upah
yang diterima. Pada tingkat pendidikan SD dengan
masa kerja kurang dari tiga tahun, upah yang
diterima sebesar Rp 59.600 sedangkan dengan masa
kerja lebih tiga tahun sebesar Rp 69.700. Selanjut
nya pada tingkat pendidikan SMTA dengan masa
kerja kurang dari tiga tahun, ratarata upah adalah
Rp 70.700 sedangkan dengan masa kerja lebih tiga
tahun mendapatkan upah Rp 72.300.
11. Rupetu (1993)Rupetu (1993)
Telah melakukan penelitian pada industri Plywood
di Maluku. Dari hasil penelitiannya menemukan
bahwa umur dan masa kerja berpengaruh positif
terhadap upah yang diterima pekerja. Upah nomimal
ratarata pekerja dengan masa kerja kurang tiga
tahun dan yang berumur dibawah 25 tahun sebesar
Rp 60.500, sedangkan yang berumur diatas 25 tahun
sebesar Rp 65.000. Selanjutnya upah nominal untuk
yang bermasa kerja lebih tiga tahun dan yang
berumur dibawah 25 tahun sebesar Rp 67.100,
sedangkan yang berumur diatas 25 tahun sebesar Rp
72.200.
12. Wibisono dan Sukamdi (1995)Wibisono dan Sukamdi (1995)
Melakukan penelitian pada industri pengolahan skala besar di
Kecamatan Unggaran Kabupaten Semarang menemukan bahwa
umur berpengaruh positif terhadap upah pekerja perempuan. Alasan
yang melatarbelakanginya adalah semakin tua umur, cenderung
mempunyai pengalaman yang banyak dalam proses kerja, semakin
mampu beradaptasi dengan pekerjaan dan semakin besar
tunjangan masa kerja. Selanjutnya, faktor temuan lain yang
mempengaruhi upah adalah adalah lama masa kerja. Terdapat
hubungan positif antara upah dan lama kerja. Semakin lama masa
kerja semakin tinggi upahnya. Faktor yang melatarbelakangi adalah
lama kerja berkaitan dengan proses pelatihan sambil kerja, proses
adaptasi terhadap proses kerja. Semakin lama bekerja, maka
dimungkinkan semakin besar adaptasi dan pelatihan yang berkaitan
dengan proses kerja. Pada gilirannya, hal itu akan mempengaruhi
tingkat produktivitas
13. Faktor faktor lain yang mempengaruhiFaktor faktor lain yang mempengaruhi
upahupah
1. Penawaran dan permintaan tenaga kerja
Meskipun hukum ekonomi tidaklah biasa
ditetapkan secara mutlak dalam masalah tenaga
kerja, tetapi tidak bisa diingkari bahwa hukum
penawaran dan permintaan tetap dipengaruhi.
Untuk pekerjaan yang membutuhkan keterampilan
yang tinggi dan jumlah tenaga kerja yang langka
maka upah cenderung tinggi, sedangkan untuk
jabatan-jabatan yang mempunyai penawaran yang
melimpah maka upah cenderung turun.
2. Organisasi buruh
Ada tidaknya organisasi buruh serta lemah
kuatnya organisasi pekerja akan ikut
mempengaruhi terbentuknya tingkat upah.
Adanya serikat pekerja yang berarti posisi
penawaran pegawai juga kuat akan menaikkan
tingkat upah, demikian pula sebaliknya.
3. Kemampuan untuk membayar
Meskipun serikat pekerja menuntut upah yang tinggi,
tetapi akhirnya realisasi pemberian upah akan
tergantung juga pada kemampuan membayar dari
organisasi. Bagi organisasi, upah merupakan salah
satu komponen biaya produksi yang akan mengurangi
keuntungan. Jika kenaikan biaya produksi sampai
mengakibatkan kerugian organisasi jelas organisasi
tidak akan mampu memenuhi fasilitas pegawai.
4. Produktivitas
Upah sebenarnya merupakan imbalan bagi pegawai,
semakin tinggi prestasi pegawai sudah seharusnya
semakin tinggi pula upah yang akan diterima. Prestasi
ini biasanya dinyatakan sebagai produktivitas, hanya
yang menjadi masalah nampak belum ada kesepakatan
dalam melindungi produktivitas.
5. Biaya hidup
Faktor lain yang perlu
dipertimbangkan juga
adalah biaya hidup. Di kota-
kota besar biaya hidup
tinggi, upah juga cenderung
tinggi. Bagaimanapun juga
nampaknya biaya hidup
merupakan batas
penerimaan dari para
pegawai.
6. Pemerintah
Pemerintah dengan
peraturan-peraturannya
juga mempengaruhi tinggi
rendahnya upah.
Peraturan tentang upah
minimum merupakan
batas bahwa dari tingkat
upah yang dibayarkan.
14. Sistem upah yang berlaku diSistem upah yang berlaku di
IndonesiaIndonesia
1. Upah borongan
Menurut sistem ini pembayaran upah berdasarkan atas
kesepakatan bersama antara pemberi dan penerima
pekerjaan.
2. Upah menurut satuan hasil
Menurut sistem ini, besarnya upah didasarkan pada
jumlah barang yang dihasilkan oleh seseorang.
3. Upah menurut waktu
Sistem upah dimana besarnya upah didasarkan pada
lama bekerja seseorang. Satuan waktu dihitung per jam,
per hari, per minggu atau per bulan.
15. 4. Sistem bonus
Sistem bonus adalah pembayaran tambahan diluar upah
atau gaji yang ditujukan untuk merangsang (memberi
insentif) agar pekerja dapat menjalankan tugasnya lebih
baik dan penuh tanggungjawab, dengan harapan
keuntungan lebih tinggi. Makin tinggi keuntungan yang
diperoleh makin besar bonus yang diberikan pada pekerja.
5. Sistem mitra usaha
Dalam sistem ini pembayaran upah sebagian diberikan
dalam bentuk saham perusahaan, tetapi saham tersebut
tidak diberikan kepada perorangan melainkan pada
organisasi pekerja di perusahaan tersebut. Dengan
demikian hubungan kerja antara perusahaan dengan
pekerja dapat ditingkatkan menjadi hubungan antara
perusahaan dan mitra kerja.