SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
Oleh :
Sawa Suryana, Drs., M.Si
Disampaikan dalam rangka penguatan
Karakter mahasiswa PPGT
Bandungan, 20 Februari 2014
PELAKSANAAN
PROGRAM KEGIATAN
GOVERNMENT
PEMBANGUNAN
MASYARAKAT
SEKTOR
SWASTA
SEKTOR
LAIN
INSTITUSI &
TOMA/TOGA
POLICY
REGULATION
FACILITY
ALUR PIKIR (PROSES)
PEMBANGUNAN MASYARAKAT
COORDINATING
SUPPORT
MASYARAKAT
BERDAYA
(MAMPU, MAJU &
MANDIRI) ALTERNATIF
SOLUSI
PEMBANGUNAN MASYARAKAT
Mencakup:
Community Development
(pembangunan masyarakat)
Community Based Development
(pembangunan yang bertumpu pada masyarakat)
Community-driven Development
(pembangunan yang digerakkan masyarakat)
?
“Memampukan dan Memandirikan
Masyarakat” = PEMBERDAYAAN
PARADIGMA PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
 Konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) pada awalnya diketengahkan oleh the World
Commision on Environmentand Development, pada tahun
1987. Komisi tersebut juga disebut Brundtland Commision
sesuai dengan nama ketuanya yaitu Ny. Bo Brundtland
waktu itu menjabat sebagai perdana menteri Norwegia.
Komisi tersebut memaknai pembangunan berkelanjutan
sebagai development that meets the needs of presents
without compromising the ability of future generations to
meet their needs. Boleh dikatakan dengan pembangunan
berkelanjutan adalah merupakan suatu daya upaya untuk
memenuhi kebutuhan generasi sekarang dengan tanpa
mengorbankan kebutuhan generasi yang akan datang.
Sedangkan dalam Ox ford concise Dictionary of Politics
mengatakan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah
merupakan konsep yang menekankan keseimbangan antara
kepentingan-kepentingan pertumbuhan ekonomi dan
PARADIGMA HUMAN
DEVELOPMENT
 Dalam rangka mewujudkan pertumbuhan perokononiian
yang berkelanjutan dan pembangunan sosial tersebut
diperlukan langkah khusus untuk menjadikan manusia
dan masyarakat sebagai modal utama pembangunan.
Oleh karena itu paradigma ini kemudian menekankan
manusia dan masyarakat sebagai modal social. Bertolak
dari sini maka berkembanglah apa yang disebut sebagai
human capital dan sosial capital
 Pembangunan yang berbasis pada manusia mencakup
pembangunan masyarakat (community based
development) dan pembangunan manusia (people
centered development). Sesungguhnya aliran
pembangunan ini lahir atas dasar keprihatinan terjadinya
degradasi manusia, yang hanya disamakan statusnya
dengan alat produksi. Manusia tidak dihargai harkat dan
martabatnya, mereka tidak lebih hanyalah sebagai alat
produksi sebagaimana mesin industri.
1. Pengetahuan dan pengertian tentang apa yang akan
dikerjakan dan bagaimana melaksanakannya
2. Pengetahuan dan pengertian tentang sikap dan
kemungkinan tanggapan terhadap upaya pemberdayaan
masy. Termasuk kecenderungan atau kemauan untuk
melaksanakan rancangan yang dikehendaki
3. Kemampuan sasaran atau khalayak untuk
melaksanakan cita-cita yang dikembangkan tersebut
setelah dapat diterimanya.
STRATEGI DAN TAHAPAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
1. Perluasan jangkauan (Expansion
Program)
2. Pembinaan (Maintenance Program)
3. Pelembagaan dan pembudayaan
STRATEGI
TAHAPAN
Paradigma Pemberdayaan
Masyarakat
 Tampaknya pendekatan pemberdayaan masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan nasional
merupakan pilihan yang harus diambil. Jika tidak
menempuh cara ini maka pembangunan akan
semakin jauh dari visi dan misi sebagaimana
tertuang dalam UUD 1945. Dalam pembangunan
perekonomian rakyat untuk memberdayakan rakyat
hendaklah disertai tranformasi secara seimbang,
baik itu tranformasi ekonomi, sosial, budaya maupun
politik. Dengan demikian akan terjadi keseimbangan
dalam masyarakat antar kekuatan ekonomi, sosial
budaya, dan politik. Pemikiran demikian diperkuat
oleh sistem perekonomian kerakyatan.
Pengertian pemberdayaan
 Pada hakikatnya pemberdayaan merupakan penciptaan
suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang (enabling). Logika ini didasarkan
pada asumsi bahwa tidak ada masyarakat yang sama
sekali tanpa memiliki daya. Setiap masyarakat pasti
memiliki daya, akan tetapi kadang kadang mereka tidak
menyadang, atau daya tersebut masih belum dapat
diketahui secara eksplisit. Oleh karena itu daya harus
digali, dan kemudian dikembangkan. Jika asumsi ini yang
berkembang, maka pemberdayaan adalah upaya untuk
membangun daya, dengan cara mendorong, memotivasi
dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki
serta berupaya untuk mengembangkannya. Di samping
itu pemberdayaan hendaknya jangan menjebak
masyarakat dalam perangkap ketergantungan (charity),
pemberdayaan sebaliknya harus mengantarkan pada
proses kemandirian
PEMBERDAYAAN SASARAN FUNGSI
Masyarakat
Keluarga
Pria/Perempuan
dan Anak
Pasangan
Suami -Istri
Kelembagaan
Masyarakat FASILITASI
PENGGERAKA
N
PENDAMPINGANIndividu
KERANGKA PROGRAM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PROVINSI
KOTA/
KABUPATEN
KECAMATAN
KELURAHAN
Regulator
O
P
E
R
A
T
O
R
Implementator
Program
Supervisor
Kegiatan
Pelaksana
Kegiatan
(Eksekutor)
Unit terkait dan LSM
Peduli prog pemb masy
HIRARKI FUNGSI PEMB. MASY
Unit terkait dan LSM
Peduli prog pemb masy
Unit terkait dan LSM
Peduli prog pemb masy
Unit terkait dan LSM
Peduli prog pemb masy
Community
Empowerment
Goverment
PENGGERAKAN DAN POLA JEJARING
DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Institution
& Leader
People
Participation & Responsibility
Pemberdayaan masyarakat
PELAYANAN
MASYARAKAT
Goverment
PELAYANAN, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DAN PEMBANGUNAN
Private Community
Participation & Responsibility
Movement
Partnership
Empowerment
Community Development
Tahapan Pemberdayaan
Masyarakat
Sebagaimana disampaikan di muka bahwa proses belajar
dalam rangka pemberdayaan masyarakat akan berlangsung
secara bertahap. Tahap-tahap yang harus dilalui tersebut
adalah meliputi:
 Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju
perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan
peningkatan kapasitas diri.
 Tahaptransformasi kemampuan berupa wawasan
pengetahuan, kecakapan keterampilan agar terbuka
wawasan dan memberikan keterampilan dasar sehingga
dapat mengambil peran di dalam pembangunan.
 Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-
keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan
kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada
kemandirian.
Tahapan Pemberdayaan Knowledge, Attitudes, Practice dengan
Pendekatan Aspek Afektif, Kognitif, Psikomotorik dan Konatif
Tahapan Afektif Tahapan Kognitif Tahapan Psikomotorik Tahapan Konatif
Belum merasa sadar &
peduli
Belum memiliki wawasan
pengetahuan
Belum memiliki ketrampilan
dasar
Tidak berperilaku
membangun
Tumbuh rasa kesadaran
& kepedulian
Menguasai pengetahuan
dasar
Menguasai ketrampflan dasar Bersedia terlibat dalam
pembangunan
Memupuk semangat
kesadaran & kepedulian
Mengembangkan
pengetahuan dasar
Mengembangkan ketrampilan
dasar
Berinisiatif untuk mengambil
peran dalam pembangunan
Merasa membutuhkan
kemandirian
Mendalami pengetahuan
pada tingkat yang lebih
tinggi
Memperkaya variasi
ketrampilan
Berposisi secara mandiri
untuk membangun diri dan
lingkungan
Model Treatment untuk Meningkatkan Aspek Afektit,
Kognitif,
Psikomotorik dan Konatif
Tahapan Afektlf Tahapan Kognitif Tahapan Psikomotorik Tahapan Konatif
Sangat
rendah
Penyuluhan
untuk
penyadaran
Tidak
berpengeta
huan
Unskilled Pelalihan untuk
ketrampilan dasar
Perilaku acuh
tak acuh
Keteladanan
perilaku
pemerintah dan
agen pembaharu
Rendah Mobilisasi pada
program
Pengetahu an
rendah
Pembelajaran
untuk
peningkatan
Semikilled
(setengah
terampil)
Pelatihan lanjutan Bersedia ikut
serta
Motivasi menjadi
obyek
Cukup Motivasi untuk
berperan
Cukup Pilot project Skilled (terampil) Percobaan/ uji
coba-uji coba
Inisiatif untuk
berperan
Pilihan-pilihan
peran utama
Relatif
tinggi
Supporting
program
Relatif tinggi Peluang bagi
pemikiran
inovatif
Sangat terampil Peluang berkarya
inovatif
Berperan
mandiri
Perilaku fasilitasi
Montagu & Matson dalam Suprijatna dalam The Dehu
manization of Man, yang mengusulkan konsep The Good
Communilyand Com petency yang meliputi: sembilan konsep
komunitas dan empat komponen kompetensi masyarakat.
The Good Community and Competency adalah :
 Setiap anggota masyarakat berinteraksi satu sama lain
berdasarkan hubungan pribadi, adanya kelompok juga
kelompok primer.
 Komunitas memiliki otonomi yaitu kewenangan dan
kemampuan untuk mengurus kepentingannya sendiri secara
bertanggung jawab.
 Memiliki vialibilitas yaitu kemampuan memecahkan masalah
sendiri.
 Distribusi kekuasaan merata sehingga setiap
orang berkesempatan riil, bebas memiliki dan
menyatakan kehendaknya.
 Kesempatan setiap anggota masyarakat untuk
berpartisipasi aktif untuk kepentingan
bersama.
 Komunitas memberi makna kepada anggota.
 Adanya heterogenitas dan beda pendapat.
 Pelayanan masyarakat ditempatkan sedekat
dan secepat kepada yang berkepentingan.
 Adanya konflik dan managing conflict.
Syarat Komunitas Yang
Baik
 Sedangkan untuk melengkapi sebuah komunitas
yang baik perlu ditambahkan kompetensi sebagai
berikut:
 Mampu mengidentifikasi masalah dan kebutuhan
komunitas.
 Mampu mencapai kesempatan tentang sasaran
yang hendak dicapai dan skala prioritas.
 Mampu menemukan dan menyepakati cara dan alat
mencapai sasaran yang telah disetujui.
 Mampu bekerjasama rasional dalam bertindak
mencapai tujuan.
Prinsip Pendekatan Masyarakat
 Dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat,
dapat mengacu pada pendekatan yang dilakukan
oleh Kementerian Pekerjaan Umum dalam
penerapan Teknologi Tepat Guna di masyarakat
 1. Pendekatan berbasis masyarakat
 2. Pendekatan berbasis sumberdaya lokal
 3. Pendekatan sosial, budaya, ekonomi dan teknologi
lokal
 4. Pendekatan lingkungan
 5. Pendekatan kemitraan antara kelompok masyarakat
dan pemerintah
 6. Pendekatan Community Based Development (CBD)
 Prinsip pembangunan CBD adalah pembangunan yang
menempatkan masyarakat baik secara perseorangan atau
kelompok sebagai penentu dan pelaku utama sehingga
seluruhpengambilan keputusan dan rencana tindak
didasarkan atas kehendak dan kesepakatan kelompok.
Intruksi Presiden No 3 Tahun
2001
tentang Pedoman Pelaksanaan Penerapan dan Pengembangan
Teknologi Tepat Guna, telah diatur tentang prinsip dan pendekatan
penerapan TTG.
 1. Prinsip
 Meningkatkan usaha ekonomi
masyarakat;
 Mengembangkan kewirausahaan;
 Kegiatan harus memberikan manfaat
secara berkelanjutan;
 Ekonomis.
Pembangunan Partisipatif
• Pembangunan pada dasarnya adalah proses
perubahan berbagai aspek kehidupan menuju
kondisi yang lebih baik
• Pada kenyataannya, aspirasi dan kepentingan
masyarakat yang dirumuskan melalui proses
perencanaan partisipatif tidak berdaya
berhadap-hadapan dengan kepentingan politis
dan teknokratis, karena dominasi pendekatan
top down dalam proses perumusan kebijakan
dan praktik pengambilan keputusan
pembangunan di Indonesia.
PEMBANGUNAN
PARTISIPATIF 2. Pendekatan:
 Partisipatif;
 Sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil, dan
pengembangannya melibatkan masyarakat secara aktif;
 Potensi Kawasan;
 Teknologi Tepat Guna spesifik lokasi yang ditetapkan dan
dikembangkan disesuaikan dengan potensi daerah sebagai pendorong
peningkatan dan pengembangan produk unggulan daerah;
 Keterpaduan Program;
 Melibatkan instansi sektor lainnya, seperti lembaga swadaya
masyarakat dan swasta;
 Perencanaan dari bawah;
 Menggunakan lembaga dan mekanisme yang sudah ada dan berhasil
di
 daerah.
• Model pembangunan partisipatif dengan
pendekatan pemberdayaan masyarakat, yang
kemudian terbukti memiliki keunggulan yaitu:
(1) Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam
pengelolaan kegiatan pembangunan desa;
(2) Partisipasi dan swadaya masyarakat dalam
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan cukup
tinggi;
(3) Hasil dan dampaknya, khususnya dalam
penanggulangan kemiskinan cukup nyata;
(4) Biaya kegiatan pembangunan relatif lebih murah
dibandingkan jika dilaksanakan oleh pihak lain; (5)
Keterbukaan dalam pengambilan keputusan dan
pengelolaan keuangannya cukup kuat.
• PNPM Mandiri Perdesaan , memiliki berbagai
kelemahan, antara lain:
(1) Eksklusif (tidak mengikuti mekanisme dan
prosedur yang ada sesuai peraturan perundangan;
(2) Konstruksi program bersifat ad hoc, sehingga
tidak ada jaminan keberlanjutannya;
(3) Partisipasi masyarakat dan peran pemerintah
cenderung terbentuk dalam pola hubungan zero
sum game atau saling mengurangi: partisipasi
masyarakat meningkat karena peran pemerintah
dikurangi;
(4) Daya tekan dan dampaknya terhadap
peningkatan manajemen pemerintah dan
kepemerintahan yang baik belum optimal; dan,
(5) Menciptakan ketergantungan kepada bantuan
teknis dari fasilitator dan konsultan.
SUSTAINABILITY PROGRAM
BERBASIS DATA YANG BAGUS
SISTEM
KELEMBAGAAN
ASET+SISTEM JAUHI RIBA
SDM
NORMA, NILAI, KULTUR, REGULASI
DI JAWA TIMUR DIKUATKAN
DENGAN REGULASI
PERGUB 41/2008 SMPP
PERGUB 149/2008 LKD/K
PERGUB 150/2008 KPMD/K
PROSES
KEGIATAN
PARTISIPASI
MASYARAKAT
KESWADAYAAN
MASYARAKAT
P
ENINGKATAN
KESEJATERAAN
POTENSI
DAN
MASALAH
SOS-EK-BUD
POL-KAM
MASY
ARAKAT
BERDAYA
Pemberdayaan Masyarakat
Lama Baru
Perspektif Moderenisasi Perspektif Transformatif
Pendekatan Teknis Pendekatan Kritis
Pemberian Fasilitas Pemenuhan Hak
Peran Fasilitator Peran Kader
Dibutuhkan adanya kesadaran ideologis dari para
pelaku, agar dapat memberikan bobot ideologis
terhadap praktik pemberdayaan masyarakat.
B. PERATURAN
PERUNDANGAN
Peraturan Perundangan yang menjadi dasar dan acuan
pelaksanaan pengintegrasian antara lain:
1. Undang-Undang Nomor. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN);
2. Undang-Undang Nomor. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2007 tentang
Desa;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007
tentang Perencanaan Pembangunan Desa.
C. PENGERTIAN
Pengintegrasian adalah penyatupaduan
pengelolaan pembangunan partisipatif
versi PNPM-MP ke dalam sistem
pembangunan daerah, dan
penyelarasan model perencanaan
teknokratis dan politis dengan
perencanaan partisipatif melalui
mekanisme Musrenbang.
D. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan efektivitas proses dan
mengoptimalkan capaian pembangunan
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kualitas proses dan hasil
perencanaan pembangunan desa;
b. Menyelaraskan perencanaan teknokratis, politis
dengan perencanaan partisipatif;
c. Mendorong terwujudnya pembagian wewenang
dan penyerahan urusan pemerintah kabupaten
kepada pemerintah desa;
E. SASARAN
Sasaran Strategis, antara lain:
1. Peningkatan posisi tawar rakyat dalam proses
perumusan kebijakan publik dan pengelolaan
pembangunan.
2. Peningkatan kapasitas dan peran lembaga
kemasyarakatan desa dan antar desa serta fungsi
lembaga pemerintahan desa dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
desa.
3. Peningkatan kapasitas dan fungsi Pemerintah
Daerah mendorong perencanaan dan
penganggaran yang pro rakyat.
4. Peningkatan peran DPRD dalam pembentukan
regulasi daerah untuk penguatan pembangunan
partisipatif berbasis pemberdayaan masyarakat.
Sasaran operatif, antara lain:
1. Mengefektifkan proses perencanaan
pembangunan di tingkat desa atau sebutan lain
dan kecamatan.
2. Menyelaraskan pengelolaan kegiatan
pembangunan di tingkat desa atau sebutan lain
dan wilayah perdesaan.
3. Tersedianya Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJM Desa) dan
Rancangan Rencana Kerja Pembangunan
Desa atau sebutan lain (RKP Desa).
Sasaran Praktis, antara lain:
1. Meningkatnya kemampuan dan peran Kader
Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD)
2. Meningkatnya kemampuan dan peran
Lembaga Pemerintahan Desa (Kepala Desa
dan BPD)
3. Meningkatnya kemampuan dan peran
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
(LPMD)
4. Meningkatnya peran Pelaku Masyarakat
PNPM-MP
KONSEP
PENGINTEGRASIAN
A. PRINSIP
1. Desentralisasi
2. Keterpaduan
3. Efektif dan Efisien
4. Partisipasi
5. Transparansi dan Akuntabel
6. Keberlanjutan
B. KERANGKA KERJA DAN STRATEGI
Kerangka Kerja
1. Otonomi Daerah
2. Pemberdayaan Masyarakat
3. Penguatan Demokrasi
Strategi
1. Meningkatkan kesadaran kritis, kapasitas dan daya tawar politis
rakyat dalam pengelolaan pembangunan.
2. Mendorong Pemerintah Daerah melakukan reorientasi
kebijakan untuk penguatan pembangunan berbasis
pemberdayaan masyarakat.
3. Mendorong masyarakat politik (DPRD) meningkatkan
keberpihakannya kepada rakyat dan membentuk peraturan
perundangan daerah yang sesuai dengan kebutuhan
penguatan pembangunan partisipatif
C. RANAH PENGINTEGRASIAN
1. Pengintegrasian horisontal, yaitu penyatupaduan proses
perencanaan PNPM-MP ke dalam sistem perencanaan
pembangunan reguler (Musrenbang).
Teknokratis
(SKPD)
Integrasi
Partisipatif
(Masyarakat)
Politis (DPRD)
MUSRENBANG
Kabupaten
Forum SKPD
MUSRENBANG
Kecamatan
MUSRENBANG
Desa
RPJMDes/Review
Pengkajian Keadaan
Desa (PKD)
Musyawarah Antar Desa
Prioritas
Musdes Perencanaan
dan MKP
MMDD
Penggalian Gagasan
MAD
Pendanaan
Pelaksanaan
sesuai PTO
PNPM-MP
Evaluasi MAD
Sosialisasi
Musdes
Sosialisasi
Pelatihan KPMD
Musrenbang Desa
Penulisan Usulan dgn/tanpa
desain RAB
Verifikasi Usulan
Desain dan RAB, Verifikasi Teknis
SPP
Musrenbang Kecamatan
MAD Prioritas Usulan
Musdes Informasi Hasil
Musrenbang Kecamatan
Pencairan Dana dan Pelaksanaan Kegiatan
Persiapan Pelaksanaan (pendaftaran tenaga,
pelatihan TPK, UPK, dan pelaku desa lainnya)
Musdes
Serah Terima
LKPJ Kades
Musdes Pertanggungjawaban
Musrenbang KabupatenHearing DPRD
Pemeliharaan
Musy. Desa Khusus
Perempuan
Musdes Perencanaan
Alur Tahapan Pengintegrasian Perencanaan
PNPM Mandiri Perdesaan 2011-2014
E. ANASIR/UNSUR-UNSUR YANG
DIINTEGRASIKAN
Yang diintegrasikan adalah sistem. Adapun unsur-
unsur sistem dimaksud adalah :
1. Nilai/Prinsip
Nilai-nilai yang diwujudkan sebagai prinsip dalam
pelaksanaan PNPMMP, diintegrasikan agar
terinternalisasi dalam pelaksanaan kegiatan
reguler.
2. Mekanisme Pengambilan Keputusan
Ketentuan dan tatacara yang menjamin
terlaksananya proses pengambilan keputusan
secara terbuka, patisipatif dan berpihak kepada
masyarakat miskin, diintegrasikan untuk mewarnai
proses pengambilan keputusan dalam Musrenbang.
3. Mekanisme Proses perencanaan
Proses perencanaan PNPM-MP, mulai dari MMDD,
MKP, Musdes Perencanaan, Musyawarah Antar
Desa (MAD) Prioritas dan Pendanaan
diintegrasikan ke dalam proses reguler, yaitu
penyusunan RPJM Desa dan review rencana
kegiatan tahunan (RKP Desa). Musrenbang Desa
dan Musrenbang Kecamatan.
4. Mekanisme Pengelolaan Kegiatan
Pengelolaan kegiatan secara swakelola oleh
masyarakat, yang menjadi salah satu keunggulan
PNPM-MP diitegrasikan agar terwujud pola standart
pengelolaan kegiatan yang didanai dari berbagai
sumber (ADD, Swadaya,Program, APBD, dll).
5. Mekanisme Pertanggungjawaban
Ketentuan dan tatacara pertanggungjawaban
pengelolaan kegiatan secara terbuka dan
akuntabel, diintegrasikan untuk membangun
pola standart pertanggungjawaban pengelolaan
kegiatan pembangunan partisipatif di desa.
6. Pelaku
Pengintegrasian pelaku berarti meleburkan
fungsi ke dalam dan pendayagunakan personil
pelaku program oleh lembaga-lembaga reguler
(LPMD, Pemerintah Desa, BPD,dll).
PELAKSANAAN
PENGINTEGRASIAN
1. Kaidah Pelaksanaan
Kaidah pelaksanaan pengintegrasian adalah
a. Berdasar pada dan untuk meningkatkatkan
efektivitas pelaksanaanregulasi (peraturan).
Semua kegiatan yang dilakukan berdasar
pada dan untuk penguatan pelaksanaan
peraturan ( Produk hukum ) yang telah
ditetapkan, yang berkaitan langsung
maupun yang relevan bagi penguatan
penyelenggaraan pembangunan partisipatif.
b. Menyatu dengan dan menguatkan
mekanisme reguler.
Semua kegiatan yang dilakukan terintegrasi
dan atau menjadi bagian dari kegiatan
reguler sesuai ketentuan penyelenggaraan
pemerintahan
c. Keberlanjutan
Menyiapkan dan memfasilitasi keberlanjutan
sistem yang telah dibangun melalui PNPM-
MPd.
2. Syarat dan Ketentuan
Pengintegrasian adalah agenda wajib bagi desa partisipan
PNPM-MP yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Memiliki sarana / Kantor / Sekretariat pemerintah desa
yang dianggap layak.
2) Perangkat Pemerintah Desa sekurang-kurangnya terdiri
dari: Sekretaris Desa atau sebutan lain, dan sekurang-
kurangnya dua Kepala Urusan (Kaur).
3) Sudah terbentuk Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
atau sebutan lain.
3. Langkah dan Kegiatan Pengintegrasian
a. Sosialisasi
• Kegiatan menyebarluaskan informasi tentang
integrasi PNPM-MP ke dalam mekanisme reguler
dilakukan secara terus menerus oleh pelaku
Pemerintah (Kecamatan dan Desa), Pelaku
Masyarakat dan Fasilitator, dalam berbagai kesem
patan dan forum. Hal itu untuk memastikan agar
masyarakat mengetahui “apa, mengapa dan
bagaimana” pengintegrasian itu secara benar.
• Pada tahun pertama pelaksanaan Integrasi,
dilakukan forum sosialisasi secara formal, yaitu
Musyawarah Antar Desa Sosialisasi dan
ditindaklanjuti dengan Musyawarah Desa
Sosialisasi.
• Proses dan fasilitasi MAD dan MD Sosialisasi
merujuk ketentuan PNPM-MP.
b. Pelatihan Pelaku
• Pelaku yang akan memfasilitasi proses integrasi:
Setrawan Kecamatan, Aparat Pemerintah Desa, BPD,
Fasilitator dan Pelaku Masyarakat mendapat pelatihan
sesuai kebutuhan berdasarkan tupoksi dan perannya.
• Pelatihan bagi Setrawan dan Fasilitator dilakukan
sesuai ketentuan yang ditetapkan Satker PNPM-MP.
• Kegiatan pelatihan yang dinanai dari berbagai sumber
(DOK Pembangunan Partisipatif, DOK Pelatihan
Masyarakat,dll) diintegrasikan dan disinegikan.
• Pengelolaan kegiatan pelatihan dimaksud mengacu
pada Panduan Pelatihan Masyarakat.
• Rancangan pelatihan penintegrasian mengacu pada
Panduan Pelatihan Pengintegrasian.
c. Penyusunan RPJM Desa atau sebutan lain
 Pelaksanaan pengintegrasian berdasar pada
RPJM Desa yang ditetapkan dengan Perdes
sesuai Permendagri No. 66 Tahun 2007.
Dengan demikian, setiap desa wajib memiliki
RPJM Desa.
 RPJM desa dimaksud kemudian dijabarkan
menjadi Rencana Kerja Pembangunan Desa
(RKPD tahunan), sesuai periode RPJM
Desanya. RKPD dimaksud menjadi dasar
penyusunan APB Desa.
d. Penyatupaduan Proses Perencanaan
• Menyatupadukan Penggalian Gagasan (PG)
dengan Pengkajian Keadaan Desa (PKD)
• Menyatupadukan MMDD dengan
Penyusunan RPJM-Desa
• Menyatupadukan Musdes Perencanaan-
MKP dengan Musrenbang Desa
• Menyatupadukan MAD Prioritas dan
Penetapan Usulan dengan Musrenbang
Kecamatan
e. Penyelarasan Rencana Kegaiatan dan
Anggaran
• Penyelarasan rencana kegiatan dan sumber-
sumber pendanaan (ADD, Swadaya, BLM,
APBD, dll),berdasar pada APB Desa.
• Agar tercapai penyelarasan dimaksud, maka
harus dipastikan Pemerintah desa dan BPD
menyusun dan menetapkan APB Desa
secara rutin setiap tahun anggaran.
f. Penyatupaduan Pertanggungjawaban
 Musyawarah desa dilakukan sesuai
kebutuhan pelaksanaan kegiatan.
 Kepala Desa difasilitasi untuk
menyampaikan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Desa (LKPj
Kades) satu kali dalam satu tahun dalam
forum Rapat Badan Permusyawaratan Desa
(BPD).
FAKTOR PENDUKUNG DAN
DUKUNGAN
A. FAKTOR PENDUKUNG
1. Perspektif Pelaku
2. Perencanaan Pembangunan Desa
3. Penguatan Musrenbang
4. Manajemen Pemerintahan Desa
5. Kapasitas Pelaku: KPMD, LPMD, Sekdes,
BKAD, Pemerintahan Desa,dan BPD.
6. Efektivitas Peran Setrawan
7. Posisi Tawar Rakyat
8. Peran efektif kelompok-kelompok masyarakat
B. DUKUNGAN
Pelaksanaan pengintegrasian membutuhkan
dukungan antara lain:
1. Peningkatan Kapasitas Keuangan Desa
Peningkatan kapasitas keuangan desa didorong
dengan memberikan:
a. Alokasi Dana Desa (ADD)
b. BLM atau Stimulan Khusus
c. Peningkatan Pendapatan Asli Desa
2. Regulasi (Perencanaan Pembangunan Desa,
Musrenbang, Swakelola,dll)
3. Pembagian Wewenang dan Urusan
LANGKAH PENGUATAN
PENGINTEGRASIAN1. Mendorong penyelarasan Jaring Asmara dengan
Musrenbang Kecamatan.
Agar terjadi keselarasan proses dan hasil antara jaring Asmara
dengan Musrenbang Kecamatan, maka harus dilakukan
berbagai upaya untuk:
a.Menjalin komunikasi dan interaksi yang intens dengan
Anggota DPRD
b.Mensosialisasikan, menjelaskan dan memasok bahan-bahan
yang diperlukan agar kalangan DPRD memiliki persepsi yang
utuh dan benar tentang pengontegrasian
c. Mendorong Anggota DPRD mengikuti Musrenbang
Kecamatan
d.Mendorong Anggota DPRD merujuk hasil-hasil Musrenbang
Kecamatan dalam melakukan Jaring Asmara.
e.Mengikutsertakan Anggota DPRD dalam kegiatan monitoring.
2. Mendorong terlaksananya Hearing DPRD
• Dengan kewenangan yang dimiliki di bidang
anggaran, legislasi, dan pengawasan
• Agar kewenangan yang dimiliki DPRD tersebut
dapat mendukung pengintegrasian
• Rakyat atau kelompok-kelompok masyarakat
harus difasilitasi melakukan hearing atau dengar
pendapat dengan kalangan DPRD (Anggota,
Komisi, Fraksi dan Pimpinan DPRD)
• Memastikan pengawalan usulan oleh Anggota
DPRD.
3. Mendorong terlaksananya Rakor Unit Perencana
SKPD
4. Mendorong efektivitas Forum SKPD
5. Penguatan Musrenbang Kabupaten
PELAKU
A. PELAKU
1. Pelaku Strategis, yaitu pelaku yang
memiliki kewenangan yang menentukan
bagi proses pengintegrasian di daerah.
a. Bupati
b. DPRD
c. SKPD
2. Pelaku Kunci, yaitu pelaku yang
memfasilitasi secara langsung proses
pengintegrasian.
a. Setrawan Kabupaten
b. Camat
c. Setrawan Kecamatan
d. BKAD
e. Kepala Desa atau sebutan lain
f. BPD atau sebutan lain
g. LPMD atau sebutan lain
h. KPMD atau sebutan lain.
3. Pelaku Penggerak , yaitu pelaku yang
dibekali secara khusus untuk menggerakkan
pelaku dan mendayagunakan sumberdaya
yang ada guna menggerakkan proses
pengintegrasian.
a. Fasilitator Kabupaten
b. Fasilitator Kecamatan
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)

More Related Content

What's hot

Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Partisipasi Masyarakat dalam PembangunanPartisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Partisipasi Masyarakat dalam PembangunanAtika Rusli
 
Isu Strategi dan Kebijakan Pembangunan Kesehata
Isu Strategi dan Kebijakan Pembangunan KesehataIsu Strategi dan Kebijakan Pembangunan Kesehata
Isu Strategi dan Kebijakan Pembangunan KesehataMuh Saleh
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesDadang Solihin
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatAlexandrya Hening
 
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR Dayu Agung Dewi Sawitri
 
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNSAnalisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNSSally Salsabila
 
Kader Pembangunan Manusia (kpm)
Kader Pembangunan Manusia (kpm)Kader Pembangunan Manusia (kpm)
Kader Pembangunan Manusia (kpm)Eka Saputra
 
Makalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desaMakalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desaSeptian Muna Barakati
 
3. ppt bu anastutik
3. ppt bu anastutik3. ppt bu anastutik
3. ppt bu anastutikTV Desa
 
Manajemen Perubahan Sektor Publik
Manajemen Perubahan Sektor PublikManajemen Perubahan Sektor Publik
Manajemen Perubahan Sektor PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Materi penyuluhan-stbm-editan
Materi penyuluhan-stbm-editanMateri penyuluhan-stbm-editan
Materi penyuluhan-stbm-editanmeriantini
 
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatanPemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatanZakiah dr
 
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)Muh Saleh
 
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss wPpt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss wSalma Van Licht
 

What's hot (20)

Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Partisipasi Masyarakat dalam PembangunanPartisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
 
Isu Strategi dan Kebijakan Pembangunan Kesehata
Isu Strategi dan Kebijakan Pembangunan KesehataIsu Strategi dan Kebijakan Pembangunan Kesehata
Isu Strategi dan Kebijakan Pembangunan Kesehata
 
Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial
Pertemuan ke 3 - perencanaan  sosialPertemuan ke 3 - perencanaan  sosial
Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial
 
Komunikasi risiko
Komunikasi risikoKomunikasi risiko
Komunikasi risiko
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
 
Advokasi kesehatan jf pkm
Advokasi kesehatan   jf pkmAdvokasi kesehatan   jf pkm
Advokasi kesehatan jf pkm
 
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR
 
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNSAnalisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
 
Kader Pembangunan Manusia (kpm)
Kader Pembangunan Manusia (kpm)Kader Pembangunan Manusia (kpm)
Kader Pembangunan Manusia (kpm)
 
Makalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desaMakalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desa
 
3. ppt bu anastutik
3. ppt bu anastutik3. ppt bu anastutik
3. ppt bu anastutik
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approachPertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
 
Manajemen Perubahan Sektor Publik
Manajemen Perubahan Sektor PublikManajemen Perubahan Sektor Publik
Manajemen Perubahan Sektor Publik
 
Materi penyuluhan-stbm-editan
Materi penyuluhan-stbm-editanMateri penyuluhan-stbm-editan
Materi penyuluhan-stbm-editan
 
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatanPemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
 
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
 
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss wPpt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
 

Viewers also liked

Peran Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Masyarakat
Peran Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan MasyarakatPeran Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Masyarakat
Peran Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Masyarakatnugisptrainig
 
Materi pemberdayaan
Materi pemberdayaanMateri pemberdayaan
Materi pemberdayaanxadhy20
 
Pengembangan usaha perempuan
Pengembangan usaha perempuanPengembangan usaha perempuan
Pengembangan usaha perempuanIrwantoro Toro
 
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desaKebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desaRooy John
 

Viewers also liked (6)

Peran Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Masyarakat
Peran Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan MasyarakatPeran Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Masyarakat
Peran Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Masyarakat
 
MATERI TOT BAGI KPMD
MATERI TOT BAGI KPMDMATERI TOT BAGI KPMD
MATERI TOT BAGI KPMD
 
Materi pemberdayaan
Materi pemberdayaanMateri pemberdayaan
Materi pemberdayaan
 
Pengembangan usaha perempuan
Pengembangan usaha perempuanPengembangan usaha perempuan
Pengembangan usaha perempuan
 
Materi kpmd
Materi kpmdMateri kpmd
Materi kpmd
 
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desaKebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
 

Similar to Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)

Ppt teori pemba.kl6
Ppt teori pemba.kl6Ppt teori pemba.kl6
Ppt teori pemba.kl6AbdulAzizm5
 
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakatModul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakatpjj_kemenkes
 
Materi Pemberdayaan Masyarakat.ppt
Materi Pemberdayaan  Masyarakat.pptMateri Pemberdayaan  Masyarakat.ppt
Materi Pemberdayaan Masyarakat.pptrois04880
 
Materi Ngopi 14 - Community Development (Pengembangan Masyarakat) pada Kompet...
Materi Ngopi 14 - Community Development (Pengembangan Masyarakat) pada Kompet...Materi Ngopi 14 - Community Development (Pengembangan Masyarakat) pada Kompet...
Materi Ngopi 14 - Community Development (Pengembangan Masyarakat) pada Kompet...Akademi Desa 4.0
 
Modul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
Modul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatanModul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
Modul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatanpjj_kemenkes
 
86169 pemberdayaan masyarakat pkmn 2016
86169 pemberdayaan masyarakat pkmn 201686169 pemberdayaan masyarakat pkmn 2016
86169 pemberdayaan masyarakat pkmn 2016Bekti Susanti
 
Amalan Terbaik (Best Practice) Dalam Kesejahtaraan Sosial.pdf
Amalan Terbaik (Best Practice) Dalam Kesejahtaraan Sosial.pdfAmalan Terbaik (Best Practice) Dalam Kesejahtaraan Sosial.pdf
Amalan Terbaik (Best Practice) Dalam Kesejahtaraan Sosial.pdfMardhiah19
 
Tot Community Development
Tot Community DevelopmentTot Community Development
Tot Community DevelopmentAri Raharjo
 
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan ManusiaPartisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan ManusiaMunawwarah Nasir
 
Materi Ngopi Eps. 19 Pengorganisasian Masyarakat
Materi Ngopi Eps. 19 Pengorganisasian MasyarakatMateri Ngopi Eps. 19 Pengorganisasian Masyarakat
Materi Ngopi Eps. 19 Pengorganisasian MasyarakatAkademi Desa 4.0
 
Uraian materi pemberdayaan masyarakat
Uraian materi pemberdayaan masyarakatUraian materi pemberdayaan masyarakat
Uraian materi pemberdayaan masyarakatWiandhariEsaBBPKCilo
 
Slide_Pembangunan_masy_desa_2017_tatap_m.ppt
Slide_Pembangunan_masy_desa_2017_tatap_m.pptSlide_Pembangunan_masy_desa_2017_tatap_m.ppt
Slide_Pembangunan_masy_desa_2017_tatap_m.pptRosmalahUMK
 
Konsep dasar penggerakan partisipasi masyarakat111
Konsep dasar penggerakan partisipasi masyarakat111Konsep dasar penggerakan partisipasi masyarakat111
Konsep dasar penggerakan partisipasi masyarakat111Stiunus Esap
 
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosial
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosialBrief Note-19-2016-mobilisasi sosial
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosialprimahendra
 
Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)
Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)
Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)ADMINISTRASI PUBLIK
 

Similar to Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2) (20)

ppty.pptx
ppty.pptxppty.pptx
ppty.pptx
 
pengemas
pengemaspengemas
pengemas
 
Ppt teori pemba.kl6
Ppt teori pemba.kl6Ppt teori pemba.kl6
Ppt teori pemba.kl6
 
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakatModul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
 
Materi Pemberdayaan Masyarakat.ppt
Materi Pemberdayaan  Masyarakat.pptMateri Pemberdayaan  Masyarakat.ppt
Materi Pemberdayaan Masyarakat.ppt
 
Peran fasilitator dalam peld
Peran fasilitator dalam peldPeran fasilitator dalam peld
Peran fasilitator dalam peld
 
Materi Ngopi 14 - Community Development (Pengembangan Masyarakat) pada Kompet...
Materi Ngopi 14 - Community Development (Pengembangan Masyarakat) pada Kompet...Materi Ngopi 14 - Community Development (Pengembangan Masyarakat) pada Kompet...
Materi Ngopi 14 - Community Development (Pengembangan Masyarakat) pada Kompet...
 
Modul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
Modul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatanModul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
Modul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
 
86169 pemberdayaan masyarakat pkmn 2016
86169 pemberdayaan masyarakat pkmn 201686169 pemberdayaan masyarakat pkmn 2016
86169 pemberdayaan masyarakat pkmn 2016
 
Amalan Terbaik (Best Practice) Dalam Kesejahtaraan Sosial.pdf
Amalan Terbaik (Best Practice) Dalam Kesejahtaraan Sosial.pdfAmalan Terbaik (Best Practice) Dalam Kesejahtaraan Sosial.pdf
Amalan Terbaik (Best Practice) Dalam Kesejahtaraan Sosial.pdf
 
Tot Community Development
Tot Community DevelopmentTot Community Development
Tot Community Development
 
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan ManusiaPartisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
 
Materi Ngopi Eps. 19 Pengorganisasian Masyarakat
Materi Ngopi Eps. 19 Pengorganisasian MasyarakatMateri Ngopi Eps. 19 Pengorganisasian Masyarakat
Materi Ngopi Eps. 19 Pengorganisasian Masyarakat
 
Metode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasiMetode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasi
 
Metode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasiMetode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasi
 
Uraian materi pemberdayaan masyarakat
Uraian materi pemberdayaan masyarakatUraian materi pemberdayaan masyarakat
Uraian materi pemberdayaan masyarakat
 
Slide_Pembangunan_masy_desa_2017_tatap_m.ppt
Slide_Pembangunan_masy_desa_2017_tatap_m.pptSlide_Pembangunan_masy_desa_2017_tatap_m.ppt
Slide_Pembangunan_masy_desa_2017_tatap_m.ppt
 
Konsep dasar penggerakan partisipasi masyarakat111
Konsep dasar penggerakan partisipasi masyarakat111Konsep dasar penggerakan partisipasi masyarakat111
Konsep dasar penggerakan partisipasi masyarakat111
 
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosial
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosialBrief Note-19-2016-mobilisasi sosial
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosial
 
Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)
Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)
Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)
 

More from Salma Van Licht

More from Salma Van Licht (20)

Perencanaan program-amin-2014
Perencanaan program-amin-2014Perencanaan program-amin-2014
Perencanaan program-amin-2014
 
Perencanaan program penyuluhan dalam pengabdian pada masyarakat
Perencanaan program penyuluhan dalam pengabdian pada masyarakatPerencanaan program penyuluhan dalam pengabdian pada masyarakat
Perencanaan program penyuluhan dalam pengabdian pada masyarakat
 
Pemberdayaan masyarakat ppt dila
Pemberdayaan masyarakat ppt dilaPemberdayaan masyarakat ppt dila
Pemberdayaan masyarakat ppt dila
 
Penelitian kualitatif1
Penelitian kualitatif1Penelitian kualitatif1
Penelitian kualitatif1
 
Penelitian kualitatif2
Penelitian kualitatif2Penelitian kualitatif2
Penelitian kualitatif2
 
Contoh disain penelitian
Contoh disain penelitianContoh disain penelitian
Contoh disain penelitian
 
Analisis data kualitatif
Analisis data kualitatifAnalisis data kualitatif
Analisis data kualitatif
 
Pelatihan dan kwu
Pelatihan dan kwuPelatihan dan kwu
Pelatihan dan kwu
 
Penel r & d
Penel r & dPenel r & d
Penel r & d
 
Ptk pls
Ptk plsPtk pls
Ptk pls
 
Ptk pls
Ptk plsPtk pls
Ptk pls
 
Apakah Kamu Kreatif? Buktikan Disini!
Apakah Kamu Kreatif? Buktikan Disini!Apakah Kamu Kreatif? Buktikan Disini!
Apakah Kamu Kreatif? Buktikan Disini!
 
Media mpp2
Media mpp2Media mpp2
Media mpp2
 
Usaha usaha kesehatan masyarakat
Usaha usaha kesehatan masyarakatUsaha usaha kesehatan masyarakat
Usaha usaha kesehatan masyarakat
 
Laporan magang kwu
Laporan magang kwuLaporan magang kwu
Laporan magang kwu
 
Keluarga, ibu, ayah, dan anak
Keluarga, ibu, ayah, dan anakKeluarga, ibu, ayah, dan anak
Keluarga, ibu, ayah, dan anak
 
Evolusi makna pembangunan
Evolusi makna pembangunanEvolusi makna pembangunan
Evolusi makna pembangunan
 
Laporan kkl
Laporan kklLaporan kkl
Laporan kkl
 
Teori utama pembangunan
Teori utama pembangunanTeori utama pembangunan
Teori utama pembangunan
 
Kel 2, kes.lingkungan
Kel 2, kes.lingkunganKel 2, kes.lingkungan
Kel 2, kes.lingkungan
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)

  • 1. Oleh : Sawa Suryana, Drs., M.Si Disampaikan dalam rangka penguatan Karakter mahasiswa PPGT Bandungan, 20 Februari 2014
  • 2. PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN GOVERNMENT PEMBANGUNAN MASYARAKAT SEKTOR SWASTA SEKTOR LAIN INSTITUSI & TOMA/TOGA POLICY REGULATION FACILITY ALUR PIKIR (PROSES) PEMBANGUNAN MASYARAKAT COORDINATING SUPPORT MASYARAKAT BERDAYA (MAMPU, MAJU & MANDIRI) ALTERNATIF SOLUSI
  • 3. PEMBANGUNAN MASYARAKAT Mencakup: Community Development (pembangunan masyarakat) Community Based Development (pembangunan yang bertumpu pada masyarakat) Community-driven Development (pembangunan yang digerakkan masyarakat) ? “Memampukan dan Memandirikan Masyarakat” = PEMBERDAYAAN
  • 4. PARADIGMA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN  Konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) pada awalnya diketengahkan oleh the World Commision on Environmentand Development, pada tahun 1987. Komisi tersebut juga disebut Brundtland Commision sesuai dengan nama ketuanya yaitu Ny. Bo Brundtland waktu itu menjabat sebagai perdana menteri Norwegia. Komisi tersebut memaknai pembangunan berkelanjutan sebagai development that meets the needs of presents without compromising the ability of future generations to meet their needs. Boleh dikatakan dengan pembangunan berkelanjutan adalah merupakan suatu daya upaya untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang dengan tanpa mengorbankan kebutuhan generasi yang akan datang. Sedangkan dalam Ox ford concise Dictionary of Politics mengatakan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah merupakan konsep yang menekankan keseimbangan antara kepentingan-kepentingan pertumbuhan ekonomi dan
  • 5. PARADIGMA HUMAN DEVELOPMENT  Dalam rangka mewujudkan pertumbuhan perokononiian yang berkelanjutan dan pembangunan sosial tersebut diperlukan langkah khusus untuk menjadikan manusia dan masyarakat sebagai modal utama pembangunan. Oleh karena itu paradigma ini kemudian menekankan manusia dan masyarakat sebagai modal social. Bertolak dari sini maka berkembanglah apa yang disebut sebagai human capital dan sosial capital  Pembangunan yang berbasis pada manusia mencakup pembangunan masyarakat (community based development) dan pembangunan manusia (people centered development). Sesungguhnya aliran pembangunan ini lahir atas dasar keprihatinan terjadinya degradasi manusia, yang hanya disamakan statusnya dengan alat produksi. Manusia tidak dihargai harkat dan martabatnya, mereka tidak lebih hanyalah sebagai alat produksi sebagaimana mesin industri.
  • 6. 1. Pengetahuan dan pengertian tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana melaksanakannya 2. Pengetahuan dan pengertian tentang sikap dan kemungkinan tanggapan terhadap upaya pemberdayaan masy. Termasuk kecenderungan atau kemauan untuk melaksanakan rancangan yang dikehendaki 3. Kemampuan sasaran atau khalayak untuk melaksanakan cita-cita yang dikembangkan tersebut setelah dapat diterimanya. STRATEGI DAN TAHAPAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 1. Perluasan jangkauan (Expansion Program) 2. Pembinaan (Maintenance Program) 3. Pelembagaan dan pembudayaan STRATEGI TAHAPAN
  • 7. Paradigma Pemberdayaan Masyarakat  Tampaknya pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan nasional merupakan pilihan yang harus diambil. Jika tidak menempuh cara ini maka pembangunan akan semakin jauh dari visi dan misi sebagaimana tertuang dalam UUD 1945. Dalam pembangunan perekonomian rakyat untuk memberdayakan rakyat hendaklah disertai tranformasi secara seimbang, baik itu tranformasi ekonomi, sosial, budaya maupun politik. Dengan demikian akan terjadi keseimbangan dalam masyarakat antar kekuatan ekonomi, sosial budaya, dan politik. Pemikiran demikian diperkuat oleh sistem perekonomian kerakyatan.
  • 8. Pengertian pemberdayaan  Pada hakikatnya pemberdayaan merupakan penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Logika ini didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa memiliki daya. Setiap masyarakat pasti memiliki daya, akan tetapi kadang kadang mereka tidak menyadang, atau daya tersebut masih belum dapat diketahui secara eksplisit. Oleh karena itu daya harus digali, dan kemudian dikembangkan. Jika asumsi ini yang berkembang, maka pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya, dengan cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya. Di samping itu pemberdayaan hendaknya jangan menjebak masyarakat dalam perangkap ketergantungan (charity), pemberdayaan sebaliknya harus mengantarkan pada proses kemandirian
  • 9. PEMBERDAYAAN SASARAN FUNGSI Masyarakat Keluarga Pria/Perempuan dan Anak Pasangan Suami -Istri Kelembagaan Masyarakat FASILITASI PENGGERAKA N PENDAMPINGANIndividu KERANGKA PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
  • 10. PROVINSI KOTA/ KABUPATEN KECAMATAN KELURAHAN Regulator O P E R A T O R Implementator Program Supervisor Kegiatan Pelaksana Kegiatan (Eksekutor) Unit terkait dan LSM Peduli prog pemb masy HIRARKI FUNGSI PEMB. MASY Unit terkait dan LSM Peduli prog pemb masy Unit terkait dan LSM Peduli prog pemb masy Unit terkait dan LSM Peduli prog pemb masy
  • 11. Community Empowerment Goverment PENGGERAKAN DAN POLA JEJARING DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Institution & Leader People Participation & Responsibility Pemberdayaan masyarakat
  • 12. PELAYANAN MASYARAKAT Goverment PELAYANAN, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMBANGUNAN Private Community Participation & Responsibility Movement Partnership Empowerment Community Development
  • 13. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat Sebagaimana disampaikan di muka bahwa proses belajar dalam rangka pemberdayaan masyarakat akan berlangsung secara bertahap. Tahap-tahap yang harus dilalui tersebut adalah meliputi:  Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.  Tahaptransformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam pembangunan.  Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan- keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian.
  • 14. Tahapan Pemberdayaan Knowledge, Attitudes, Practice dengan Pendekatan Aspek Afektif, Kognitif, Psikomotorik dan Konatif Tahapan Afektif Tahapan Kognitif Tahapan Psikomotorik Tahapan Konatif Belum merasa sadar & peduli Belum memiliki wawasan pengetahuan Belum memiliki ketrampilan dasar Tidak berperilaku membangun Tumbuh rasa kesadaran & kepedulian Menguasai pengetahuan dasar Menguasai ketrampflan dasar Bersedia terlibat dalam pembangunan Memupuk semangat kesadaran & kepedulian Mengembangkan pengetahuan dasar Mengembangkan ketrampilan dasar Berinisiatif untuk mengambil peran dalam pembangunan Merasa membutuhkan kemandirian Mendalami pengetahuan pada tingkat yang lebih tinggi Memperkaya variasi ketrampilan Berposisi secara mandiri untuk membangun diri dan lingkungan
  • 15. Model Treatment untuk Meningkatkan Aspek Afektit, Kognitif, Psikomotorik dan Konatif Tahapan Afektlf Tahapan Kognitif Tahapan Psikomotorik Tahapan Konatif Sangat rendah Penyuluhan untuk penyadaran Tidak berpengeta huan Unskilled Pelalihan untuk ketrampilan dasar Perilaku acuh tak acuh Keteladanan perilaku pemerintah dan agen pembaharu Rendah Mobilisasi pada program Pengetahu an rendah Pembelajaran untuk peningkatan Semikilled (setengah terampil) Pelatihan lanjutan Bersedia ikut serta Motivasi menjadi obyek Cukup Motivasi untuk berperan Cukup Pilot project Skilled (terampil) Percobaan/ uji coba-uji coba Inisiatif untuk berperan Pilihan-pilihan peran utama Relatif tinggi Supporting program Relatif tinggi Peluang bagi pemikiran inovatif Sangat terampil Peluang berkarya inovatif Berperan mandiri Perilaku fasilitasi
  • 16. Montagu & Matson dalam Suprijatna dalam The Dehu manization of Man, yang mengusulkan konsep The Good Communilyand Com petency yang meliputi: sembilan konsep komunitas dan empat komponen kompetensi masyarakat. The Good Community and Competency adalah :  Setiap anggota masyarakat berinteraksi satu sama lain berdasarkan hubungan pribadi, adanya kelompok juga kelompok primer.  Komunitas memiliki otonomi yaitu kewenangan dan kemampuan untuk mengurus kepentingannya sendiri secara bertanggung jawab.  Memiliki vialibilitas yaitu kemampuan memecahkan masalah sendiri.
  • 17.  Distribusi kekuasaan merata sehingga setiap orang berkesempatan riil, bebas memiliki dan menyatakan kehendaknya.  Kesempatan setiap anggota masyarakat untuk berpartisipasi aktif untuk kepentingan bersama.  Komunitas memberi makna kepada anggota.  Adanya heterogenitas dan beda pendapat.  Pelayanan masyarakat ditempatkan sedekat dan secepat kepada yang berkepentingan.  Adanya konflik dan managing conflict.
  • 18. Syarat Komunitas Yang Baik  Sedangkan untuk melengkapi sebuah komunitas yang baik perlu ditambahkan kompetensi sebagai berikut:  Mampu mengidentifikasi masalah dan kebutuhan komunitas.  Mampu mencapai kesempatan tentang sasaran yang hendak dicapai dan skala prioritas.  Mampu menemukan dan menyepakati cara dan alat mencapai sasaran yang telah disetujui.  Mampu bekerjasama rasional dalam bertindak mencapai tujuan.
  • 19. Prinsip Pendekatan Masyarakat  Dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat, dapat mengacu pada pendekatan yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dalam penerapan Teknologi Tepat Guna di masyarakat  1. Pendekatan berbasis masyarakat  2. Pendekatan berbasis sumberdaya lokal  3. Pendekatan sosial, budaya, ekonomi dan teknologi lokal  4. Pendekatan lingkungan  5. Pendekatan kemitraan antara kelompok masyarakat dan pemerintah  6. Pendekatan Community Based Development (CBD)  Prinsip pembangunan CBD adalah pembangunan yang menempatkan masyarakat baik secara perseorangan atau kelompok sebagai penentu dan pelaku utama sehingga seluruhpengambilan keputusan dan rencana tindak didasarkan atas kehendak dan kesepakatan kelompok.
  • 20. Intruksi Presiden No 3 Tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerapan dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna, telah diatur tentang prinsip dan pendekatan penerapan TTG.  1. Prinsip  Meningkatkan usaha ekonomi masyarakat;  Mengembangkan kewirausahaan;  Kegiatan harus memberikan manfaat secara berkelanjutan;  Ekonomis.
  • 21. Pembangunan Partisipatif • Pembangunan pada dasarnya adalah proses perubahan berbagai aspek kehidupan menuju kondisi yang lebih baik • Pada kenyataannya, aspirasi dan kepentingan masyarakat yang dirumuskan melalui proses perencanaan partisipatif tidak berdaya berhadap-hadapan dengan kepentingan politis dan teknokratis, karena dominasi pendekatan top down dalam proses perumusan kebijakan dan praktik pengambilan keputusan pembangunan di Indonesia.
  • 22. PEMBANGUNAN PARTISIPATIF 2. Pendekatan:  Partisipatif;  Sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil, dan pengembangannya melibatkan masyarakat secara aktif;  Potensi Kawasan;  Teknologi Tepat Guna spesifik lokasi yang ditetapkan dan dikembangkan disesuaikan dengan potensi daerah sebagai pendorong peningkatan dan pengembangan produk unggulan daerah;  Keterpaduan Program;  Melibatkan instansi sektor lainnya, seperti lembaga swadaya masyarakat dan swasta;  Perencanaan dari bawah;  Menggunakan lembaga dan mekanisme yang sudah ada dan berhasil di  daerah.
  • 23. • Model pembangunan partisipatif dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat, yang kemudian terbukti memiliki keunggulan yaitu: (1) Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam pengelolaan kegiatan pembangunan desa; (2) Partisipasi dan swadaya masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan cukup tinggi; (3) Hasil dan dampaknya, khususnya dalam penanggulangan kemiskinan cukup nyata; (4) Biaya kegiatan pembangunan relatif lebih murah dibandingkan jika dilaksanakan oleh pihak lain; (5) Keterbukaan dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangannya cukup kuat.
  • 24. • PNPM Mandiri Perdesaan , memiliki berbagai kelemahan, antara lain: (1) Eksklusif (tidak mengikuti mekanisme dan prosedur yang ada sesuai peraturan perundangan; (2) Konstruksi program bersifat ad hoc, sehingga tidak ada jaminan keberlanjutannya; (3) Partisipasi masyarakat dan peran pemerintah cenderung terbentuk dalam pola hubungan zero sum game atau saling mengurangi: partisipasi masyarakat meningkat karena peran pemerintah dikurangi; (4) Daya tekan dan dampaknya terhadap peningkatan manajemen pemerintah dan kepemerintahan yang baik belum optimal; dan, (5) Menciptakan ketergantungan kepada bantuan teknis dari fasilitator dan konsultan.
  • 25. SUSTAINABILITY PROGRAM BERBASIS DATA YANG BAGUS SISTEM KELEMBAGAAN ASET+SISTEM JAUHI RIBA SDM NORMA, NILAI, KULTUR, REGULASI DI JAWA TIMUR DIKUATKAN DENGAN REGULASI PERGUB 41/2008 SMPP PERGUB 149/2008 LKD/K PERGUB 150/2008 KPMD/K
  • 27. Pemberdayaan Masyarakat Lama Baru Perspektif Moderenisasi Perspektif Transformatif Pendekatan Teknis Pendekatan Kritis Pemberian Fasilitas Pemenuhan Hak Peran Fasilitator Peran Kader Dibutuhkan adanya kesadaran ideologis dari para pelaku, agar dapat memberikan bobot ideologis terhadap praktik pemberdayaan masyarakat.
  • 28. B. PERATURAN PERUNDANGAN Peraturan Perundangan yang menjadi dasar dan acuan pelaksanaan pengintegrasian antara lain: 1. Undang-Undang Nomor. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN); 2. Undang-Undang Nomor. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2007 tentang Desa; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa.
  • 29. C. PENGERTIAN Pengintegrasian adalah penyatupaduan pengelolaan pembangunan partisipatif versi PNPM-MP ke dalam sistem pembangunan daerah, dan penyelarasan model perencanaan teknokratis dan politis dengan perencanaan partisipatif melalui mekanisme Musrenbang.
  • 30. D. TUJUAN 1. Tujuan Umum Meningkatkan efektivitas proses dan mengoptimalkan capaian pembangunan 2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan kualitas proses dan hasil perencanaan pembangunan desa; b. Menyelaraskan perencanaan teknokratis, politis dengan perencanaan partisipatif; c. Mendorong terwujudnya pembagian wewenang dan penyerahan urusan pemerintah kabupaten kepada pemerintah desa;
  • 31. E. SASARAN Sasaran Strategis, antara lain: 1. Peningkatan posisi tawar rakyat dalam proses perumusan kebijakan publik dan pengelolaan pembangunan. 2. Peningkatan kapasitas dan peran lembaga kemasyarakatan desa dan antar desa serta fungsi lembaga pemerintahan desa dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa. 3. Peningkatan kapasitas dan fungsi Pemerintah Daerah mendorong perencanaan dan penganggaran yang pro rakyat. 4. Peningkatan peran DPRD dalam pembentukan regulasi daerah untuk penguatan pembangunan partisipatif berbasis pemberdayaan masyarakat.
  • 32. Sasaran operatif, antara lain: 1. Mengefektifkan proses perencanaan pembangunan di tingkat desa atau sebutan lain dan kecamatan. 2. Menyelaraskan pengelolaan kegiatan pembangunan di tingkat desa atau sebutan lain dan wilayah perdesaan. 3. Tersedianya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) dan Rancangan Rencana Kerja Pembangunan Desa atau sebutan lain (RKP Desa).
  • 33. Sasaran Praktis, antara lain: 1. Meningkatnya kemampuan dan peran Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) 2. Meningkatnya kemampuan dan peran Lembaga Pemerintahan Desa (Kepala Desa dan BPD) 3. Meningkatnya kemampuan dan peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) 4. Meningkatnya peran Pelaku Masyarakat PNPM-MP
  • 34. KONSEP PENGINTEGRASIAN A. PRINSIP 1. Desentralisasi 2. Keterpaduan 3. Efektif dan Efisien 4. Partisipasi 5. Transparansi dan Akuntabel 6. Keberlanjutan
  • 35. B. KERANGKA KERJA DAN STRATEGI Kerangka Kerja 1. Otonomi Daerah 2. Pemberdayaan Masyarakat 3. Penguatan Demokrasi Strategi 1. Meningkatkan kesadaran kritis, kapasitas dan daya tawar politis rakyat dalam pengelolaan pembangunan. 2. Mendorong Pemerintah Daerah melakukan reorientasi kebijakan untuk penguatan pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat. 3. Mendorong masyarakat politik (DPRD) meningkatkan keberpihakannya kepada rakyat dan membentuk peraturan perundangan daerah yang sesuai dengan kebutuhan penguatan pembangunan partisipatif
  • 36. C. RANAH PENGINTEGRASIAN 1. Pengintegrasian horisontal, yaitu penyatupaduan proses perencanaan PNPM-MP ke dalam sistem perencanaan pembangunan reguler (Musrenbang).
  • 38. MUSRENBANG Kabupaten Forum SKPD MUSRENBANG Kecamatan MUSRENBANG Desa RPJMDes/Review Pengkajian Keadaan Desa (PKD) Musyawarah Antar Desa Prioritas Musdes Perencanaan dan MKP MMDD Penggalian Gagasan MAD Pendanaan Pelaksanaan sesuai PTO PNPM-MP
  • 39. Evaluasi MAD Sosialisasi Musdes Sosialisasi Pelatihan KPMD Musrenbang Desa Penulisan Usulan dgn/tanpa desain RAB Verifikasi Usulan Desain dan RAB, Verifikasi Teknis SPP Musrenbang Kecamatan MAD Prioritas Usulan Musdes Informasi Hasil Musrenbang Kecamatan Pencairan Dana dan Pelaksanaan Kegiatan Persiapan Pelaksanaan (pendaftaran tenaga, pelatihan TPK, UPK, dan pelaku desa lainnya) Musdes Serah Terima LKPJ Kades Musdes Pertanggungjawaban Musrenbang KabupatenHearing DPRD Pemeliharaan Musy. Desa Khusus Perempuan Musdes Perencanaan Alur Tahapan Pengintegrasian Perencanaan PNPM Mandiri Perdesaan 2011-2014
  • 40. E. ANASIR/UNSUR-UNSUR YANG DIINTEGRASIKAN Yang diintegrasikan adalah sistem. Adapun unsur- unsur sistem dimaksud adalah : 1. Nilai/Prinsip Nilai-nilai yang diwujudkan sebagai prinsip dalam pelaksanaan PNPMMP, diintegrasikan agar terinternalisasi dalam pelaksanaan kegiatan reguler. 2. Mekanisme Pengambilan Keputusan Ketentuan dan tatacara yang menjamin terlaksananya proses pengambilan keputusan secara terbuka, patisipatif dan berpihak kepada masyarakat miskin, diintegrasikan untuk mewarnai proses pengambilan keputusan dalam Musrenbang.
  • 41. 3. Mekanisme Proses perencanaan Proses perencanaan PNPM-MP, mulai dari MMDD, MKP, Musdes Perencanaan, Musyawarah Antar Desa (MAD) Prioritas dan Pendanaan diintegrasikan ke dalam proses reguler, yaitu penyusunan RPJM Desa dan review rencana kegiatan tahunan (RKP Desa). Musrenbang Desa dan Musrenbang Kecamatan. 4. Mekanisme Pengelolaan Kegiatan Pengelolaan kegiatan secara swakelola oleh masyarakat, yang menjadi salah satu keunggulan PNPM-MP diitegrasikan agar terwujud pola standart pengelolaan kegiatan yang didanai dari berbagai sumber (ADD, Swadaya,Program, APBD, dll).
  • 42. 5. Mekanisme Pertanggungjawaban Ketentuan dan tatacara pertanggungjawaban pengelolaan kegiatan secara terbuka dan akuntabel, diintegrasikan untuk membangun pola standart pertanggungjawaban pengelolaan kegiatan pembangunan partisipatif di desa. 6. Pelaku Pengintegrasian pelaku berarti meleburkan fungsi ke dalam dan pendayagunakan personil pelaku program oleh lembaga-lembaga reguler (LPMD, Pemerintah Desa, BPD,dll).
  • 43. PELAKSANAAN PENGINTEGRASIAN 1. Kaidah Pelaksanaan Kaidah pelaksanaan pengintegrasian adalah a. Berdasar pada dan untuk meningkatkatkan efektivitas pelaksanaanregulasi (peraturan). Semua kegiatan yang dilakukan berdasar pada dan untuk penguatan pelaksanaan peraturan ( Produk hukum ) yang telah ditetapkan, yang berkaitan langsung maupun yang relevan bagi penguatan penyelenggaraan pembangunan partisipatif.
  • 44. b. Menyatu dengan dan menguatkan mekanisme reguler. Semua kegiatan yang dilakukan terintegrasi dan atau menjadi bagian dari kegiatan reguler sesuai ketentuan penyelenggaraan pemerintahan c. Keberlanjutan Menyiapkan dan memfasilitasi keberlanjutan sistem yang telah dibangun melalui PNPM- MPd.
  • 45. 2. Syarat dan Ketentuan Pengintegrasian adalah agenda wajib bagi desa partisipan PNPM-MP yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1) Memiliki sarana / Kantor / Sekretariat pemerintah desa yang dianggap layak. 2) Perangkat Pemerintah Desa sekurang-kurangnya terdiri dari: Sekretaris Desa atau sebutan lain, dan sekurang- kurangnya dua Kepala Urusan (Kaur). 3) Sudah terbentuk Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atau sebutan lain.
  • 46. 3. Langkah dan Kegiatan Pengintegrasian a. Sosialisasi • Kegiatan menyebarluaskan informasi tentang integrasi PNPM-MP ke dalam mekanisme reguler dilakukan secara terus menerus oleh pelaku Pemerintah (Kecamatan dan Desa), Pelaku Masyarakat dan Fasilitator, dalam berbagai kesem patan dan forum. Hal itu untuk memastikan agar masyarakat mengetahui “apa, mengapa dan bagaimana” pengintegrasian itu secara benar. • Pada tahun pertama pelaksanaan Integrasi, dilakukan forum sosialisasi secara formal, yaitu Musyawarah Antar Desa Sosialisasi dan ditindaklanjuti dengan Musyawarah Desa Sosialisasi. • Proses dan fasilitasi MAD dan MD Sosialisasi merujuk ketentuan PNPM-MP.
  • 47. b. Pelatihan Pelaku • Pelaku yang akan memfasilitasi proses integrasi: Setrawan Kecamatan, Aparat Pemerintah Desa, BPD, Fasilitator dan Pelaku Masyarakat mendapat pelatihan sesuai kebutuhan berdasarkan tupoksi dan perannya. • Pelatihan bagi Setrawan dan Fasilitator dilakukan sesuai ketentuan yang ditetapkan Satker PNPM-MP. • Kegiatan pelatihan yang dinanai dari berbagai sumber (DOK Pembangunan Partisipatif, DOK Pelatihan Masyarakat,dll) diintegrasikan dan disinegikan. • Pengelolaan kegiatan pelatihan dimaksud mengacu pada Panduan Pelatihan Masyarakat. • Rancangan pelatihan penintegrasian mengacu pada Panduan Pelatihan Pengintegrasian.
  • 48. c. Penyusunan RPJM Desa atau sebutan lain  Pelaksanaan pengintegrasian berdasar pada RPJM Desa yang ditetapkan dengan Perdes sesuai Permendagri No. 66 Tahun 2007. Dengan demikian, setiap desa wajib memiliki RPJM Desa.  RPJM desa dimaksud kemudian dijabarkan menjadi Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPD tahunan), sesuai periode RPJM Desanya. RKPD dimaksud menjadi dasar penyusunan APB Desa.
  • 49. d. Penyatupaduan Proses Perencanaan • Menyatupadukan Penggalian Gagasan (PG) dengan Pengkajian Keadaan Desa (PKD) • Menyatupadukan MMDD dengan Penyusunan RPJM-Desa • Menyatupadukan Musdes Perencanaan- MKP dengan Musrenbang Desa • Menyatupadukan MAD Prioritas dan Penetapan Usulan dengan Musrenbang Kecamatan
  • 50. e. Penyelarasan Rencana Kegaiatan dan Anggaran • Penyelarasan rencana kegiatan dan sumber- sumber pendanaan (ADD, Swadaya, BLM, APBD, dll),berdasar pada APB Desa. • Agar tercapai penyelarasan dimaksud, maka harus dipastikan Pemerintah desa dan BPD menyusun dan menetapkan APB Desa secara rutin setiap tahun anggaran.
  • 51. f. Penyatupaduan Pertanggungjawaban  Musyawarah desa dilakukan sesuai kebutuhan pelaksanaan kegiatan.  Kepala Desa difasilitasi untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa (LKPj Kades) satu kali dalam satu tahun dalam forum Rapat Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
  • 52. FAKTOR PENDUKUNG DAN DUKUNGAN A. FAKTOR PENDUKUNG 1. Perspektif Pelaku 2. Perencanaan Pembangunan Desa 3. Penguatan Musrenbang 4. Manajemen Pemerintahan Desa 5. Kapasitas Pelaku: KPMD, LPMD, Sekdes, BKAD, Pemerintahan Desa,dan BPD. 6. Efektivitas Peran Setrawan 7. Posisi Tawar Rakyat 8. Peran efektif kelompok-kelompok masyarakat
  • 53. B. DUKUNGAN Pelaksanaan pengintegrasian membutuhkan dukungan antara lain: 1. Peningkatan Kapasitas Keuangan Desa Peningkatan kapasitas keuangan desa didorong dengan memberikan: a. Alokasi Dana Desa (ADD) b. BLM atau Stimulan Khusus c. Peningkatan Pendapatan Asli Desa 2. Regulasi (Perencanaan Pembangunan Desa, Musrenbang, Swakelola,dll) 3. Pembagian Wewenang dan Urusan
  • 54. LANGKAH PENGUATAN PENGINTEGRASIAN1. Mendorong penyelarasan Jaring Asmara dengan Musrenbang Kecamatan. Agar terjadi keselarasan proses dan hasil antara jaring Asmara dengan Musrenbang Kecamatan, maka harus dilakukan berbagai upaya untuk: a.Menjalin komunikasi dan interaksi yang intens dengan Anggota DPRD b.Mensosialisasikan, menjelaskan dan memasok bahan-bahan yang diperlukan agar kalangan DPRD memiliki persepsi yang utuh dan benar tentang pengontegrasian c. Mendorong Anggota DPRD mengikuti Musrenbang Kecamatan d.Mendorong Anggota DPRD merujuk hasil-hasil Musrenbang Kecamatan dalam melakukan Jaring Asmara. e.Mengikutsertakan Anggota DPRD dalam kegiatan monitoring.
  • 55. 2. Mendorong terlaksananya Hearing DPRD • Dengan kewenangan yang dimiliki di bidang anggaran, legislasi, dan pengawasan • Agar kewenangan yang dimiliki DPRD tersebut dapat mendukung pengintegrasian • Rakyat atau kelompok-kelompok masyarakat harus difasilitasi melakukan hearing atau dengar pendapat dengan kalangan DPRD (Anggota, Komisi, Fraksi dan Pimpinan DPRD) • Memastikan pengawalan usulan oleh Anggota DPRD. 3. Mendorong terlaksananya Rakor Unit Perencana SKPD 4. Mendorong efektivitas Forum SKPD 5. Penguatan Musrenbang Kabupaten
  • 56. PELAKU A. PELAKU 1. Pelaku Strategis, yaitu pelaku yang memiliki kewenangan yang menentukan bagi proses pengintegrasian di daerah. a. Bupati b. DPRD c. SKPD
  • 57. 2. Pelaku Kunci, yaitu pelaku yang memfasilitasi secara langsung proses pengintegrasian. a. Setrawan Kabupaten b. Camat c. Setrawan Kecamatan d. BKAD e. Kepala Desa atau sebutan lain f. BPD atau sebutan lain g. LPMD atau sebutan lain h. KPMD atau sebutan lain.
  • 58. 3. Pelaku Penggerak , yaitu pelaku yang dibekali secara khusus untuk menggerakkan pelaku dan mendayagunakan sumberdaya yang ada guna menggerakkan proses pengintegrasian. a. Fasilitator Kabupaten b. Fasilitator Kecamatan