1. MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN
PENDIDIKAN II
PROGRAM STUDI: PLS
DOSEN : Dr. FAKHRUDDIN, M.Pd
TAHUN : 2014
2. Kategori penelitian berdasarkan metode
ANALITIS HISTORIS DESKRIPTIF EKSPERIMENTAL
Menurunkan
hubungan
melalui sistem
deduktif
Peristiwa +
perkembangan
di masa
lampau
Menjelaskan
kondisi yang
ada (exist)
Menguji
hubungan sebab
akibat
Matematik
Filsafat
Hukum
Linguistik
Kronologis (biografi)
Spasial (komparatif)
Historik &
Legal Yuridis
Korelasi, Survey,
Studi kasus,
Studi pengembangan,
Studi tindak lanjut,
Studi kecenderungan
One group,
More than one group
METODE
3. Metode-metode Penelitian
KUANTITATIF KUALITATIF
EKSPERIMENTAL NON
EKSPERIMENTAL
INTERAKTIF NON INTERAKTIF
Eksperimental
murni
Eksperimental
kuasi
Eksperimental
lemah
Subjek tunggal
Deskriptif
Komparatif
Korelasional
Survay
Tindakan
Etnografis
Historis
Fenomenologis
Studi Kasus
Studi Kritis
Analisis
konsep
Analisis
kebijakan
analisis historis
Penelitian Pengembangan (R&D)
4. •Penelitian Kuantitatif (variabel & hipotesis)
Variabel adalah konsep, kata benda yang
memperlihatkan variasi dalam kelompok objek
Klasifikasi variabel :
Kuantitatif vs. kategorial kuantitatif berada dalam
rentang kontinum; kategorial berbeda dalam kualitas
(nominal, ordinal)
Manipulasi vs. Hasil (outcome)
Independen vs. Dependen
Extraneous variabel yang tidak dikontrol
5. Penelitian Kuantitatif (variabel & hipotesis)
Hipotesis adalah prediksi dari hasil kajian yang
dimungkinkan
Keuntungan :
Memberikan kekuatan untuk berpikir lebih dalam
tentang hasil kajian
Melibatkan filosofi ilmu / berdasarkan argumen teori
Dapat melakukan kajian keterhubungan
Kelemahan :
Dapat terjadi bias (kecenderungan memenangkan
hipotesis)
Menyempitkan pandangan peneliti; kurang
memperhatikan fenomena lain di luar hipotesisnya
6. Penelitian Kuantitatif (variabel & hipotesis)
Acuan hipotesis :
Jawaban sementara terhadap suatu persoalan
Perlu dibuktikan secara statistikal apakah diterima atau
ditolak
Isi hipotesis harus sejalan dengan tujuan penelitian
7. Populasi : keseluruhan unit yang menjadi objek penelitian atau
kelompok yang diharapkan dapat digunakan dalam penelitian
Sampel : - bagian dari populasi yang nyata diteliti
- sampel mewakili populasi (representatif)
- bila sampelnya manusia disebut responden
Penentuan sampel :
Acak / random : karakteristik homogen
Strata / stratified : sampel berjenjang, dalam jenjang harus
homogen
Cluster : sampel dari satuan wilayah / institusi yang di dalamnya
juga harus homogen
Purposif : sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian
Penelitian Kuantitatif (populasi dan sampel)
8. T A H A P A N P E N E L I T I A NT A H A P A N P E N E L I T I A N
MEMILIH MASALAH STUDI PENDAHULUAN MERUMUSKAN MASALAH
MERUMUSKAN
ANGGAPAN DASAR
HIPOTESIS
MEMILIH PENDEKATAN
MENENTUKAN
VARIABEL
MENENTUKAN
SUMBER DATA
MENENTUKAN DAN MENYUSUN
INSTRUMEN
MENGUMPULKAN DATA
ANALISIS DATAMENARIK SIMPULAN
MENULIS LAPORAN PRESENTASI & DISKUSI
9. POLA HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
Simetris :
Bila dua variabel berfluktualisasi bersamaan tetapi diantara
keduanya tidak ada hubungan.
Asimetris :
Hubungan yang terjadi akibat dari variabel bebas terhadap
variabel tidak bebasnya
Timbal-balik
Terjadi apabila dua variabel saling mempengaruhi atau
memperkuat satu sama lain.
10. Penelitian Kuantitatif (variabel & hipotesis)
Variabel adalah konsep, kata benda yang
memperlihatkan variasi dalam kelompok objek
Klasifikasi variabel :
Kuantitatif vs. kategorial kuantitatif berada dalam
rentang kontinum; kategorial berbeda dalam kualitas
(nominal, ordinal)
Manipulasi vs. Hasil (outcome)
Independen vs. Dependen
Extraneous variabel yang tidak dikontrol
11. Lanjutan ………….JENIS VARIABEL
dilihat dari JENIS DATA KUALITATIF
1. Variabel DISKRIT
variabel yg tidak memiliki pecahan / utuh.
Co: jumlah anak, jumlah negara dll.
2. Variabel BERSAMBUNGAN
variabel yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka pecahan.
Co: ukuran berat, tinggi, luas dll
12. Variabel independen/bebas : var yang dapat
dimanipulasi.
Variabel dependen/terikat; yg dipengaruhi
menjadi akibat krn adanya var bebas
Var moderator; var yg mempengaruhi
(memperkuat atau memperlemah) hub antara var
independen dan dependen
Var intervening; var yg secara teoritis
mempengaruhi hub antara independen dan
dependen tetapi tdk terukur
Var kontrol; var yg dikendalikan atau dibuat konstan, shg
mempengaruhi var utama yg diteliti
13. Lanjutan ………….JENIS VARIABEL
• dilihat dari PERAN
1. Variabel BEBAS (Vb)
variabel yg dapat mempengaruhi variabel lainnya.
2. Variabel TERIKAT (Vt)
variabel yg dipengaruhi variabel lain.
Vb
Metode mengajar guru
Hubungan antara metode mengajar guru dengan prestasi belajar siswa
Vt
Prestasi belajar siswa
JUDUL PENELITIAN
14. Hipotesis adalah prediksi dari hasil kajian yang
dimungkinkan
Keuntungan :
Memberikan kekuatan untuk berpikir lebih dalam
tentang hasil kajian
Melibatkan filosofi ilmu / berdasarkan argumen teori
Dapat melakukan kajian keterhubungan
Kelemahan :
Dapat terjadi bias (kecenderungan memenangkan
hipotesis)
Menyempitkan pandangan peneliti; kurang
memperhatikan fenomena lain di luar hipotesisnya
15. 1. PENDAHULUAN, Berisi :
identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan
manfaat penelitian
2. KAJIAN PUSTAKA, berisi
konsep terkait dengan tema peneltian, kerangka berfikir dan
hipotesis
3. METODE PENELTIAN
Pendekatan peneltian, penentuan subyek /sampel penelt,
variabel metode pengumpulan data dan analisis data
4. Lampiran, daftar pustaka
MEMBUATA PROPOSAL PENELITIAN, dgn Sistematika :
16. INSTRUMEN
◦ Prinsip-Prinsip Pemilihan Instrumen
Penelitian
◦ Syarat-Syarat Instrumen Penelitian
Akurasi (accuracy)
Presisi (precision)
Kepekaan (sensitivity)
◦ Klasifikasi instrument
◦ Prinsip Pengukuran dengan Instrumen
◦ Ciri-ciri Data Hasil Pengukuran
◦ Klasifikasi data hasil Pengukuran
Data dengan Skala Nominal
Data dengan Skala Ordinal
Data dengan Skala Interval
Data dengan Skala Rasio
◦ Penyajian dan Analisis Data
17. Prinsip utama pemilihan instrumen adalah
memahami sepenuhnya tujuan penelitian, sehingga
peneliti dapat memilih instrumen yang diharapkan
dapat mengantar ke tujuan penelitian.
Tujuan penelitian menentukan instrument apa yang
akan digunakan.
Kadang terjadi bahwa tujuan penelitian justru
ditentukan oleh instrumen yang tersedia, atau
digunakan instrumen yang sudah populer,
walaupun sebenarnya tidak cocok dengan tujuan
penelitiannya.
18. Suatu pendapat yang tidak selalu benar bahwa
“instrumen yang canggih adalah yang terbaik“.
Pedoman umum yang dapat digunakan dalam
pemilihan instrumen, khususnya bagi peneliti
pemula adalah:
◦ Pakailah instrumen seperti yang telah digunakan
oleh peneliti terdahulu.
◦ Buatlah daftar instrumen yang tersedia, kemudian
kategorikan tiap instrumen sesuai dengan input
yang diperlukan dan output yang dihasilkan, baru
dipilih yang paling sesuai.
19. Instrument walaupun sederhana tetapi dapat
langsung mengukur informasi yang dikehendaki
lebih baik.
Ada beberapa kriteria penampilan instrument yang
baik, baik yang digunakan untuk mengontrol
ataupun untuk mengukur variabel, yaitu :
◦ Akurasi (accuracy)
◦ Presisi (precision)
◦ Kepekaan (sensitivity)
20. Akurasi dari suatu instrumen pada hakekatnya berkaitan erat
dengan validitas (kesahihan) instrument tersebut.
Apakah instrumen benar-benar dapat mengukur apa yang
hendak diukur.
Apakah masukan yang diukur (measured) hanya terdiri dari
masukan yang hendak diukur saja ataukah telah kemasuk-an
unsur-unsur lain.
Pengontrolan yang ketat terhadap kemurnian masukan ini adalah
sangat penting agar pengaruh luar dapat dieliminasi.
Kegagalan dalam pengontrolan ini akan menyebabkan
menurunnya akurasi output atau validitas hasil pengukuran.
Validitas tentang apa yang hendak diukur disebut validitas
kualitatif.
Instrumen dapat mengukur dengan cermat dalam batas yang
hendak diukur, maka validitas yang diperoleh adalah validitas
kuantitatif.
21. Presisi instrumen berkaitan erat dengan
keterandalan (reliability), yaitu kemampuan
memberikan kesesuaian hasil pada pengulangan
pengukuran.
Instrumen mempunyai presisi yang baik jika dapat
menjamin bahwa inputnya sama memberikan output
yang selalu sama kapan saja, dimana saja,
oleh dan kepada siapa saja instrumen ini digunakan
memberikan hasil konsisiten (ajeg).
Instrumen dengan presisi yang baik belum tentu
akurasinya baik dan sebaliknya.
Instrumen yang baik tentu yang akurasi dan
presisinya baik.
22. Penelitian yang ingin mengetahui adanya perubahan
harga variabel tertentu membutuhkan instrumen
yang dapat mendeteksi besarnya perubahan
tersebut.
Makin kecil perubahan yang terjadi harus makin peka
instrumen yang digunakan.
Sebagai ilustrasi :
◦ Stopwatch dengan presisi 0,1 detik tidak dapat untuk
mengukur kecepatan gerak refleks.
◦ Penggaris dengan presisis 0,1 mm tidak dapat mendeteksi
perubahan panjang ikatan dalam perubahan struktur
molekul.
Dalam contoh tersebut kepekaan instrumen tidak
memadahi.
Kepekaan berkaitan erat dengan validitas kuantitatif.
23. Pada dasarnya ada dua kategori alat atau instrumen
(seterusnya disebut instrumen) yang digunakan dalam
penelitian, yaitu :
1) Instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi
atau data tentang keadaan obyek atau proses yang diteliti.
2) Instrumen yang digunakan untuk mengontrol obyek atau
proses penelitian.
Dengan adanya dua jenis instrumen tersebut,maka
kondisi obyek atau proses penelitian diukur dalam
kondisi yang spesifik dan dapat diulang lagi
(reproducible).
Berdasarkan wujudnya, instrumen penelitian dibedakan
atas dua bentuk, yaitu :
1) perangkat keras (hardware) dan
2) perangkat lunak (software).
24. Analogi dengan computer:
◦ Perangkat keras adalah seperangkat komponen
mesin dengan elektroniknya.
◦ Perangkat lunaknya adalah instruksi-instruksi yang
terdapat dalam programnya.
Dalam penelitian instrumen yang termasuk
kategori perangkat keras misalnya:
spektofotometer,stetoskop, thermometer,
dsb.
Perangkat lunak digunakan untuk memperoleh
informasi atau respon dari subyek baik langsung
maupun tidak langsung.
25. Dengan perangkat lunak akan dapat dilakukan
pengukuran tentang :
1)Informasi langsung dari obyek.
2)Mengevaluasi obyek atau tindakan obyek oleh
pengamat.
3)Mengukur langsung kemampuan dan pengetahuan
obyek.
4)Mengukur secara tidak langsung tentang kepercayaan,
sikap atau perilaku obyek.
Adapun yang termasuk dalam kategori perangkat
lunak misalnya: kuisioner, ceklist, rating scale,
ujian tertulis, wawancara dan lainnya.
26. Dalam penelitian selalu diperlukan pengumpulan
data dari variable penelitinannya melalui proses
pengukuran.
Pengukuran suatu variabel pada dasarnya adalah
penerapan suatu fungsi matematik yang
korespondensi.
Dalam proses pengukuran diperlukan tiga unsur,
yaitu:
◦ himpunan obyek yang diukur,
◦ himpunan angka dalam instrument dan
◦ pemetaan sebagai criteria hasil pengukuran.
27. Sebagai contoh : akan dilakukan pengukuran
pendapat sekelompok responden terhadap
penampilan produk X.
◦ Himpunan responden yang akan diukur pendapatnya
adalah : si A,B,C,D dan seterusnya.
◦ Himpunan angka dalam instrument : 1,2 dan 3.
◦ Pemetaannya adalah :
jika responden mengatakan baik, penampilan produk diberi
angka skor 3,
jika responden menyatakan cukup baik diberi angka skor 2,
jika responden menyatakan buruk diberi angka skor 1.
28. Data (plural) atau datum (singular), berasal dari kata “dare”
(latin) berarti “to give”.
Berdasarkan kata dasar tersebut, data adalah fakta yang
diamati peneliti yang diberikan oleh suatu situasi tetentu.
Fakta sendiri berasal dari kata “facere” (latin) yang berarti “to
make” Jadi fakta adalah sesuatu yang dibuat atau
dihasilkan oleh situasi tertentu.
Dengan demikian fakta adalah sesuatu yang dimanifestasikan
oleh suatu situasi/fenomena tetentu bukan situasi/fenomena
itu sendiri.
Sebenarnya tujuan penelitian adalah ingin mengungkapkan
situasi/fenomena yang sebenarnya, tetapi yang diperoleh hanya
suatu manifestasi atau representasi yang factual berupa suatu
data.
Maka dari itu peneliti yang arif selelu berpikiran bahwa data
yang dihasilkan tidak lain hanyalah suatu bayangan dari
situasi/fenomena yang bersifat sementara dalam dimensi ruang
dan waktu.
29. Berdasarkan skalanya, data hasil pengukuran
dapat dibedakan atas 4 macam skala yaitu :
1) Nominal,
2) Ordinal,
3) interval dan
4) rasio.
30. Angka-angka yang diletakkan dalam skala nominal hanya
untuk pembeda antara yang satu dengan yang lain.
Ciri dari data nominal adalah cara mendapatkan datanya
dengan cara menghitung (counting).
Sebagai contoh data nominal :
◦ jumlah orang laki-laki atau perempuan yang hadir dalam sebuah
pertemuan.
◦ jenis pekerjaan
◦ status perkawinan
◦ agama,
◦ setuju-tidak setuju dan sebagainya.
Suatu obyek akan memepunyai salah satu kategori saja, tidak
mungkin suatu obyek muncul dengan lebih dari satu kategori
laki-laki dan perempuan Jadi sifatnya “mutual exclusive”.
Jika pada tiap kategori diberi simbol angka,maka angka-
angka yang diperoleh:
◦ tidak bersifat aditif (tak dapat dijumlah)
◦ tidak bersifat multiplicated (tidak dapat dikalikan).
31. Data tersusun atas jenjang.
Disini sudah ada keteraturan (“order”) bahwa suatu angka skor
lebih tinggi atau lebih rendah dari yang lain.
Sebagai contoh : pemberian peringkat pada kejuaraan lomba
melukis,
◦ juara 1 (skor4),
◦ juara II (skor3),
◦ juara III (skor 2), dan
◦ juaraIV (skor 1).
Jadi disini belum ada sifat aditif (tambah atau kurang) maupun
multiplikatif (kali atau bagi).
Contoh lain skala ordinal adalah skala rangking nilai siswa
sekolah,rangking pendapat : sangat setuju, setuju dan tidak setuju.
32. Pada skala interval:
◦ Sudah ada keteraturan atau jenjang,
◦ Sudah ada sifat aditif dan multiplikatif.
Jika terdapat data interval : 1,2,3,4 dan 5, maka 5-3
adalah sama dengan 4-2, demikian juga 3+2 adalah
sama dengan 4+1.
Begitu pula 4x1 sama dengan 2x2.
Pada skala interval belum ada harga nol mutlak,
angka nol bersifat arbitary.
Contoh skala interval :
◦ indeks prestasi,
◦ indeks inflasi,
◦ indeks harga,
◦ skala pada thermometer dan sebagainya.
33. Skala ini mempunyai derajat yang paling tinggi
diantara skala yang lain.
Skala rasio sama ciri-cirinya dengan skala internal
dan telah mempunyai harga nol yang bersifat mutlak.
Contoh data dengan skala rasio :
◦ berat badan,
◦ tinggi badan,
◦ luas sawah,
◦ dosis obat,
◦ waktu dan sebagainya.
34. Penyajian dan analisis data penelitian tergantung
dari jenis datanya.
◦ Jika datanya adalah data kuantitatif, maka data dapat
disajikan dan dianalisis dengan metode statistik.
◦ Jika data bersifat kualitatif sehingga tidak dapat
dinyatakan dengan angka, maka metode statistika tidak
dapat digunakan.
Untuk mengatur dan menyajikan data kuantitatif
digunakan metode statistika diskriptif,
Untuk menarik kesimpulan dari data sampel
terhadap populasinya digunakan statistika induktif
atau statistika inferensial.
35. Dengan statistika diskriptif data dapat disajikan dan
diatur dalam bentuk yang tepat sehingga data lebih
banyak “berbicara”.
◦ Misalnya dalam bentuk grafik, diagram, kurva, tabel dan
sebagainya.
◦ Disamping itu dengan statistika diskriptif dapat dicari
kecenderungan pemusatannya (central tendency) dalam
bentuk harga rata-rata, modus atau mediannya.
◦ Juga dapat ditentukan penyebarannya dalam bentuk :
range, deviasi, deviasi standar, variansi dan sebagainya.
Dengan statistika induktif dapat dilakukan estimasi
dan uji hipotesis statistika.
Perlu diingat bahwa statistika adalah seperangkat
alat (a set of tools). Sudah barang tentu pemakai
harus tahu kegunaan dan penggunaanya dengan
tepat.
36. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
◦ Kuisioner
Kuesioner Isian
Kueisioner Pilihan
Wawancara
Wawancara Bebas
Wawancara Terpimpin
37. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan:
◦ teknik komunikasi dan
◦ teknik observasi
Pengumpulan data dengan teknik komunikasi dapat
dilakukan dengan kuisioner dan atau wawancara.
Dalam kaitan teknik komunikasi ini Alport menyatakan
sebagai berikut :
“Jika anda ingin mengetahui tentang responden
mengenai :
◦ bagaimana perasaanya,
◦ pengalaman apa yang dipunyainya,
◦ apa yang diingatnya,
◦ apa motivasinya, dan
◦ apa alasanya melakukan sesuatu, ……..mengapa tidak anda
tanyakan saja kepadanya?”
38. Dalam penelitian, jika diinginkan pengumpulan data
tentang perihal di atas dapat dilakukan dengan
pertolongan :
kuisioner atau wawancara
Menjawab kuisioner atau wawancara bagi seorang
responden adalah suatu proses “self report “ atau
instrospeksi terhadap diri sendiri.
Jika dalam penelitian menggunakan metode
pengumpulan data dengan dua teknik di atas, maka
diasumsikan bahwa :
◦ Responden yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
◦ Pernyataan responden adalah benar dan dapat dipercaya.
◦ Interpretasi responden terhadap isi pertanyaan adalah sama
dengan interpretasi penanya.
TEKNIK PENGUMPULAN DATATEKNIK PENGUMPULAN DATA
39. Klasifikasi kuisioner berdasarkan sasaran dan
bentuk jawabannya dapat dibedakan secara
skematis sebagai berikut:
Kuisioner
Sasaran
Langsung : tentang diri sendiri
Tidak langsung : tentang orang lain
Bentuk
Isian (open-ended)
Pilihan (closed form)
Kombinasi isian dan pilihan
40. Responden mengisi sendiri jawaban atas
pertanyaan dalam kueisioner.
Contoh :
◦ Bagaimana pendapat saudara jika orang-orang yang
melakukan korupsi ditembak mati di depan umum?
Jawab :……………………………………………………
◦ Hukuman apakah yang paling baik untuk anak didik ?
Berikaan alasan!
Jawab :……………………………………………………
41. Keuntungan Kuesioner Isian :
◦ Dapat memberikan jawaban secara bebas, terungkap hal-
hal yang tak diduga oleh peneliti.
◦ Memungkinkan menanyakan : perasaan, pendapat,
motivasi, secara tak terbatas.
Kelemahan kuesioner isian :
◦ Responden segan memeberikan jawaban yang lengkap dan
mendasar.
◦ Hal yang sangat diperlukan tidak terungkap dari responden.
◦ Analisis datanya sulit.
◦ Bagi responden memerlukan banyak waktu untuk menjawab
sehingga harapan kembali relative kecil.
◦ Kesulitan menyatakan sesuatu dalam bahasan tulisan oleh
karena ada perbedaan dalam : tingkat pendidikan, status
ekonomi dari responden.
42. Responden memilih jawaban yang telah disediakan oleh peneliti.
Isi jawaban dpt berupa: fakta (fact finding), pendapat, keyakinan dsb.
Bentuk pilihan jawaban dapat:
◦ dua pilihan saja (force choice) atau
◦ pilihan ganda (multiple choice).
Contoh kuesioner fact finding dengan force choice.
Status jabatan saudara di Fakultas ini adalah :
( ) Dosen tetap
( ) Dosen luar biasa
Contoh : kueisioner tentang pendapat dengan force choice.
Apakah saudara merasa tugas saudara skrng ini terlalu berat?
( ) Ya
( ) Tidak
Contoh : keyakinan dengan multiple choice.
Bagaimana menurut saudara tentang status sosial Dosen pada
umumnya?
( ) Tinggi sekali ( ) Lumayan
( ) Cukup tinggi ( ) Rendah
43. Kelemahan Kuesioner Pilihan :
◦ Responden terpaksa memilih walaupun sebenarnya
responden ingin jawaban yang lain, sehingga cenderung
asal pilih
Keuntungan Kuesioner Pilihan :
◦ Pengolahan data mudah.
◦ Responden tidak perlu mengekspresikan pikirannya
dalam bentuk tulisa
◦ Pengisisan kuesioner mudah dan cepat, sehingga
harapan kembali akan lebih besar.
44. Wawancara (interview) dlm riset dpt berfungsi untuk:
1) Mendapat informasi langsung dari responden (metode
primer).
2) Mendapatkan informasi, jika metode lain tidak dapat
dipakai (metode sekunder).
3) Menguji kenenaran teknik kuesioner atau observasi
(metode kriteria).
Dalam wawancara diperlukan syarat penting, yaitu
terjalinnya hubungan yang baik dan demokratis
antara responden dengan penanya (I am good, you
are good)
Klasifikasi wawancara berdasarkan cara mwnjawab
responden, adalah sebagai berikut:
1) Wawancara bebas (unguided/undirevtive)
2) Wawancara terpimpin (controlled/structured interview)
3) Wawancara bebas terpimpin (focused interview)
45. Tanya jawab tidak diarahkan oleh penanya
◦ Isi tanya-jawab tergantung “mood”, keinginan, perhatian
dari responden.
◦ Di sini akan terjadi “free talk”.
Kelemahan :
◦ Sabagai instrument risat sangat lemah
◦ Tidak efisien dan hasil tidak jelas
Waktu lama dan biaya mahal
Keuntungan :
◦ Cocok untuk studi pendahuluan (eksporasi) mencari
problema.
◦ Kewajaran Tanya jawab maksimal, sehingga wawancara
dapat mendalam.
46. Tanya jawab menggunakan kerangka
pertanyaan sebagai pedoman umum jalannya
tanya-jawab.
Kedua fihak mempunyai peranan yang jelas dan
berbeda.
Kelemahan :
◦ Tanya jawab menjadi kaku, formil sehinnga data
kurang mendalam (seperti seorang hakim dan seorang
terdakwa).
Kebaikan :
◦ Pertanyaan seragam, sehingga dapat melakukan
komparasi.
◦ Membuktikan hipotesis.
◦ Memungkinkan analisis data secara kuantitatif.
◦ Kesimpulan lebih dapat diandalkan.
50. PERLAKUAN
Perlakuan Eksperimen berbeda dengan Perlakuan
Pembanding (konsep dan pelaksanaan).
Rancangan Perlakuan berbasis teori.
Rancangan Perlakuan final dan jelas.
Ada dasar teori yang kuat untuk membuat inverensi
bahwa Perlakuan Eksperimen lebih efektif dp
Perlakuan Pembanding.
51. RANCANGAN
Dibuat sedemikian sehingga informasi yang berhubungan atau
diperlukan untuk persoalan yang diselidiki dapat diperoleh.
Tata kelola dan tata penempatan perlakuan agar efektifitas
perlakuan dapat diuji.
Rancangan dapat berbentuk:
- Pra Eksperimen
- Kuasi Eksperimen
- True Eksperimen
Rancangan Eksperimen terdiri atas:
- Rancangan satu faktor (sederhana)
- Rancangan dua faktor
- Rancangan tiga faktor, dst..
52. VALIDITAS INTERNAL
Mempersoalkan seberapa jauh perubahan variabel kriterion
benar-benar adalah akibat perlakuan bukan karena faktor
lain.
Untuk menjamin validitas internal, peneliti harus
mengontrol faktor-faktor yang mengancam:
- Peristiwa (sejarah)
- Kematangan
- EfekTesting
- Instrumen
- Regresi Statistik
- Mortalitas
- Kontaminasi
- Bias oleh seleksi kelompok
53. TRUE EKSPERIMEN
(Rancangan Satu Faktor)
Randomized Control Group Design
R E T1 O1
R K T2 O2
Randomized Pre and Post Test Control Group
Design
R E O1 T1 O2
R K O3 T2 O4
R O1 E T1 O2
R O3 K T2 O4
55. TRUE EKSPERIMEN
(Rancangan Dua Faktor)
Treatment by Level Design
BB
AA
A1A1 A2A2
B1B1
B2B2
A = Perlakuan, mis:A = Perlakuan, mis:
metode pembelajaranmetode pembelajaran
A1 = Met. EksperimenA1 = Met. Eksperimen
A2 = Met. PembandingA2 = Met. Pembanding
B = Variebel Moderator,B = Variebel Moderator,
mis: IQmis: IQ
B1 = IQ tinggiB1 = IQ tinggi
B2 = IQ rendahB2 = IQ rendah
56. TRUE EKSPERIMEN
(Rancangan Dua Faktor)
Factorial Design
BB
AA
A1A1 A2A2
B1B1
B2B2
A = Perlakuan, mis:A = Perlakuan, mis:
metode pembelajaranmetode pembelajaran
A1 = Met. EksperimenA1 = Met. Eksperimen
A2 = Met. PembandingA2 = Met. Pembanding
B = Perlakuan,B = Perlakuan,
mis: bahan penyertamis: bahan penyerta
B1 = LKSB1 = LKS
B2 = ModulB2 = Modul
57. JENIS PENGARUH PERLAKUAN TERHADAP Y
Main Effect (Efek Utama)
Efek Utama A: A1 banding A2
Efek Utama B: B1 banding B2
Interaction Effect (efek interaksi)
Efek interaksi A x B terhadap Y
Simple Effect (Efek Sederhana)
Efek sederhana A: - A1B1 banding A2B1
- A1B2 banding A2B2
Efek Sederhana B: - A1B1 banding A1B2
- A2B1 banding A2B2