SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
ISU PEMBANGUNAN
MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK (MAP)
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA (UNTIRTA)
Peran Karang Taruna Provinsi Banten Terhadap Pemberdayaan Masyrakat
Disusun Oleh :
1. FIRMAN KHAIRUL HAKIM
Serang, 1 Desember 2014
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan merupakan suatu konsep perubahan sosial yang terus menerus
menuju kearah perkembangan dan kemajuan memerlukan masukan-masukan yang
menyeluruh dan berkesinambungan dan merupakan usaha - usaha yang dilakukan
oleh pemerintah dan masyarakat untuk mencapai tujuan Negara. Adanya suatu
pembangunan di wilayah tertentu berarti adanya usaha pemerintah untuk menuju
kearah perbaikan secara bertahap dan berencana untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, Oleh karena itu pembangunan yang dilaksanakan harus secara
komprehensif, baik itu secara fisik maupun pembangunan dari sumber daya
manusianya.
Sejalan dengan semangat paradigma pembangunan di era otonomi yang
mengakui kesetaraan proporsi sektor masyarakat dengan sektor negara dan swasta
sebagai stakeholders pembangunan, maka aksi-aksi pemberdayaan masyarakat
menjadi signifikan dilakukan. Hal ini disadari keyakinan jika masyarakat di suatu
daerah menunjukan tingkat emansipasi yang tinggi dalam segala kegiatan
pembangunan, maka secara tidak langsung mereka telah memperkuat kemampuan
bangsanya sendiri dalam menghadapi dinamika perubahan pada lingkup regional
maupun global. Dari sini upaya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
seharusnya menjadi bagian integral dari upaya suatu bangsa dalam rangka
memperbaiki tingkat inisiasi, peran serta atau partsipasi dan emansipasi para
warganya dalam program pembangunan.Padahal telah kita ketahui bahwa kondisi
masyarakat saat ini yang sudah benar-benar menuntut usaha perbaikan yang segera
dan signifikan.
Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, melalui beberapa kegiatan antara lain peningkatan prakarsa
dan swadaya masyarakat, perbaikan lingkungan dan perumahan, pengembangan
usaha ekonomi, pengembangan Lembaga Keuangan serta kegiatan -kegiatan yang
dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menaikkan hasil produksinya.
Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat
lapisan masyarakat bawah yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk
melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain,
pemberdayaan (empowering) adalah memampukan dan memandirikan masyarakat
miskin.
Salah satu lembaga yang mempunyai peran terhadap pemberdayaan
masyarakat adalah Karang Taruna yang bisa diartikan sebagai organisasi kepemudaan
di Indonesia. Karang Taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda
nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari,
oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan
atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan
sosial. Sebagai organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah
pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan
kegiatan ekonomis produktif dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia
dilingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang telah ada.
Sebagai organisasi kepemudaan, Karang Taruna berpedoman pada Pedoman Dasar
dan Pedoman Rumah Tangga dimana telah pula diatur tentang struktur penggurus dan
masa jabatan dimasing-masing wilayah mulai dari Desa / Kelurahan sampai pada
tingkat Nasional. Semua ini wujud dari pada regenerasi organisasi demi kelanjutan
organisasi serta pembinaan anggota Karang Taruna baik dimasa sekarang maupun
masa yang akan datang.1
1http://blogpakistaji.blogspot.com/2013/10/mengenal-karang-taruna.html, di akses pada tanggal29
November 2014.
Sebagai salah satu kekuatan sosial, Karang Taruna memiliki peran strategis
dalam pemberdayaan dan pengembangan ekonomi kerakyatan guna mendukung
pengentasan kemiskinan dan pengangguran, khususnya di kalangan generasi muda.
Sebagai motor penggerak ekonomi pedesaan, Karang Taruna lebih memprioritaskan
pengembangan program-program yang berorientasi pada usaha kesejahteraan sosial.
Karenanya, sesuai dengan semangat paradigma baru Karang Taruna, maka pada
Tanggal 11 Maret 2012 Karang Taruna Provinsi Banten melaunching program
TAWIRA atau Taruna Wirausaha yang berlangsung sampai saat ini. Taruna
Wirausaha merupakan wadah yang bertujuan memberi wawasan, pendidikan dan
motivasi kepada para pemuda untuk beraktualisasi melalui bidang wirausaha guna
menekan tingkat pengangguran di usia produktif
Mengacu pada pemaparan di atas, Penulis tertarik untuk mengangkat isu
mengenai Peran Karang Taruna Terhadap Pemberdayaan Masyarakat di Provinsi
Banten dalam menekan tingkat pengangguran yang ada di Provinsi Banten.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas, Permasalahan yang dikaji dari penelitian
ini adalah:
a. Apa pengertian Karang Taruna?
b. Bagaiman Peran Karang Taruna Provinsi Banten Terhadap Pemberdayaan
Masyrakat?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
a. Untuk mengetahui Pengertian Karang Taruna
b. Untuk Mengetahui Peran Karang Taruna Provinsi Banten Terhadap
Pemberdayaan masyarakat
BAB II
LANDASAN TEORI
Pemberdayaan adalah sebuah proses dimana masyarakat diharapkan menjadi
cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan pembangunan serta ikut
memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh lembaga-lembaga dalam
masyarakat. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan,
pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan
kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya Pemberdayaan masyarakat
diarahkan pada pengembangan sumberdaya manusia (di pedesaan), penciptaan
peluang berusaha yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Masyarakat menentu-
kan jenis usaha, kondisi wilayah yang pada gilirannya dapat menciptakan lembaga
dan sistem pelayanan dari, oleh dan untuk masyarakat setempat. Pendampngan sosial
merupakan suatu strategi yang menentukan keberhasilan program pemberdayaan
masyarakat.2
Sebab dalam pendampingan sosial memiliki prinsip pekerjaan sosial yaitu
membantu orang agar dapat membantu dirinya sendiri. Pemberdayaan masyarakat
sangat memperhatikan pentingnya partisipasi publik yang kuat. Dalam kaitan dengan
pendampingan sosial, maka pekerja sosial seringkali diwujudkan dalam kapasitas
sebagai pendamping bukan sebagai penyembuh atau pemecah masalah secara
langsung. Pemberdayaan mayarakat angat membutuhkan komitemen dari berbagai
elemen masyarakat termasuk para elit kekuasaan dengan mengedepankan banwa
peberdayaan masyarakat merupakan tugas yang utama dari elit untuk mengurangi
tingkat kemiskinan dalam masyarakat.
Dalam konsep pemberdayaan, menurut Prijono dan Pranarka (1996), manusia
adalah subyek dari dirinya sendiri. Proses pemberdayaan yang menekankan pada
proses memberikan kemampuan kepada masyarakat agar menjadi berdaya,
2http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195207251978031-
ACE_SURYADI/frnsiskakorompisbab2.pdf. Di akses pada tanggal 28 November 2014.
mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan
untuk menentukan pilihan hidupnya. Lebih lanjut dikatakan bahwa pemberdayaan
harus ditujukan pada kelompok atau lapisan masyarakat yang tertinggal.
Menurut Sumodiningrat (1999), bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan
upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang
mereka miliki. Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua
kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan
pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan.3
Mubyarto (1998) menekankan bahwa terkait erat dengan pemberdayaan
ekonomi rakyat. Dalam proses pemberdayaan masyarakat diarahkan pada
pengembangan sumberdaya manusia (di pedesaan), penciptaan peluang berusaha
yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Masyarakat menentukan jenis usaha,
kondisi wilayah yang pada gilirannya dapat menciptakan lembaga dan sistem
pelayanan dari, oleh dan untuk masyarakat setempat. Upaya pemberdayaan
masyarakat ini kemudian pada pemberdayaan ekonomi rakyat.4
Keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu yang
bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat yang
bersangkutan. Suatu masyarakat yang sebagian besar anggotanya sehat fisik dan
mental, terdidik dan kuat, tentunya memiliki keberdayaan yang tinggi. Keberdayaan
masyarakat merupakan unsur dasar yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan,
dan dalam pengertian yang dinamis mengembangkan diri dan mencapai kemajuan.
Keberdayaan masyarakat itu sendiri menjadi sumber dari apa yang di dalam wawasan
politik disebut sebagai ketahanan nasional. Artinya bahwa apabila masyarakat
memiliki kemampuan ekonomi yang tinggi, maka hal tersebut merupakan bagian dari
ketahanan ekonomi nasional.
Berbagai Ukuran Keberhasilan Pemberdayaan Masyarakat.
3Gunawan Sumodiningrat, 1996, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan
Masyarakat,PT. Bina Rena Pariwara, Jakarta
4 Mubyarto, 1998, Koperasi Pedesaan, Jakarta: PT. Galia Indonesia Regards.
Untuk mengetahui seberapa jauh pemberdayaan masyarakat telah berhasil,
perlu ada pemantauan dan penetapan sasaran, sejauh mungkin yang dapat diukur
untuk dapat dibandingkan. Pemberdayaan masyarakat dengan sendirinya berpusat
pada bidang ekonomi, karena sasaran utamanya adalah memandirikan masyarakat, di
mana peran ekonomi teramat penting. Cara mengukurnya telah banyak berkembang,
seperti yang antara lain telah disebut di atas indeks Gini, jumlah orang yang hidup di
bawah garis kemiskinan, jumlah desa miskin, peranan industri kecil, nilai tukar
pertanian, upah minimum dan sebagainya.
Pembangunan manusia yang berkualitas bukan hanya menyangkut aspek
ekonominya, tetapi juga sisi lainnya, yaitu pendidikan dan kesehatannya. Di bidang
ini, juga telah banyak ukuran dikembangkan antara lain persentase penduduk yang
buta aksara, angka partisipasi sekolah untuk SD, SLTP, SLTA dan perguruan tinggi,
angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup, persentase penduduk yang kurang
gizi, dan rata-rata umur harapan hidup. Selain itu juga sedang dikembangkan oleh
Bappenas bersama BPS semacam angka indeks kesejahteraan rakyat yang
menggabungkan indikator ekonomi, kesehatan, dan pendidikan ke dalam suatu angka
indeks. Dindunia internasional indeks kesejahteraan semacam ini telah dikembangkan
oleh UNDP yang dikenal dengan nama Human Development Index (HDI) seperti
telah dikemukakan di atas.
Manusia juga harus mempersiapkan diri untuk kehidupan abadi melalui
pembangunan spiritual, sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat, dalam rangka
membangun masyarakat berakhlak. Terkait dengan itu adalah pembangunan budaya,
yakni untuk menciptakan, di atas budaya yang menjadi jati diri bangsa Indonesia,
sikap budaya kerja keras, disiplin, kreatif, ingin maju, menghargai prestasi dan siap
bersaing. Ukurannya tentu sangat relatif dan terutama bersifat kualitatif.
Dalam pembangunan budaya perlu dikembangkan orientasi kepada ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pemberdayaan teknologi, merupakan jawaban yang
berjangkauan jauh ke depan dan berkesinambungan dalam membangun masyarakat
yang maju, mandiri dan sejahtera. Pemberdayaan masyarakat harus pula berarti
membangkitkan kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi aktif
dalam kehidupan masyarakatnya. Masyarakat yang secara politik terisolasi bukanlah
masyarakat yang berdaya, artinya tidak seluruh aspirasi dan potensinya tersalurkan.
Maka, aspek politik juga terdapat dalam pemberdayaan masyarakat. Salah satu
ukurannya, seperti indikator yang dikembangkan Dasgupta (1993), adalah hak
berpolitik (mengikuti pemilu) dan hak sipil.5
Lahirnya konsep pemberdayaan sebagai antitesa terhadap model
pembangunan yang kurang memihak pada rakyat mayoritas. Konsep ini dibangun
dari kerangka logik sebagai berikut : (1) bahwa proses pemusatan kekuasaan
terbangun dari pemusatan kekuasaan faktor produksi; (2) pemusata kekuasaan faktor
produksi akan melahirkan masyarakat pekerja dan masyarakat pengusaha pinggiran;
(3) kekuasaan akan membangun bangunan atas atau sistem pengetahuan, sistem
politik, sistem hukum dan sistem ideologi yang manipulatif untuk memperkuat
legitimasi; dan (4) pelaksanaan sistem pengetahuan, sistem politik, sistem hukum dan
ideologi secara sistematik akan menciptakan dua kelompok masyarakat, yaitu
masyarakat berdaya dan masyarakat tunadaya (Prijono dan Pranarka, 1996). Akhirnya
yang terjadi ialah dikotomi, yaitu masyarakat yang berkuasa dan manusia yang
dikuasai. Untuk membebaskan situasi menguasai dan dikuasai, maka harus dilakukan
pembebasan melalui prose pemberdayaan bagi yang lemah (empowerment of the
powerless).
Alur pikir di atas sejalan dengan terminologi pemberdayaan itu sendiri atau
yang dikenal dengan istilah empowerment yang berawal dari kata daya (power). Daya
dalam arti kekuatan yang berasal dari dalam tetapi dapat diperkuat dengan unsur–
unsur penguatan yang diserap dari luar. Ia merupakan sebuah konsep untuk
5 Ginandjar Kartasasmita, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: Konsep Pembangunan Yang Berakar
Pada Masyarakat,Jawa Timur: Surabaya, 14 Maret 1997.
memotong lingkaran setan yang menghubungkan power dengan pembagian
kesejahteraan. Keterbelakangan dan kemiskinan yang muncul dalam proses
pembangunan disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pemilikan atau akses pada
sumber–sumber power. Proses historis yang panjang menyebabkan terjadinya power
dis powerment, yakni peniadaan power pada sebagian besar masyarakat, akibatnya
masyarakat tidak memiliki akses yang memadai terhadap akses produktif yang
umumnya dikuasai oleh mereka yang memiliki power. Pada gilirannya
keterbelakangan secara ekonomi menyebabkan mereka makin jauh dari kekuasaan.
Begitulah lingkaran setan itu berputar terus. Oleh karena itu, pemberdayaan bertujuan
dua arah. Pertama, melepaskan belenggu kemiskinan, dan keterbelakangan. Kedua,
memperkuat posisi lapisan masyrakat dalam struktur ekonomi dan kekuasaan.
Menurut Sumodiningrat (1999), bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan
upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang
mereka miliki. Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua
kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan
pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan.
Kartasasmita (1996) mengemukakan pendapatnya bahwa upaya
pemberdayaan rakyat harus dilakukan melalui tiga cara. Pertama, menciptakan
suasana dan iklim yang memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang.
Kondisi ini berdasarkan asumsi bahwa setiap individu dan masyarakat memiliki
potensi yang dapat dikembangkan. Hakikat kemandirian dan dan keberdayaan rakyat
adalah keyakinan bahwa rakyat memiliki potensi untuk mengorganisasikan dirinya
sendiri dan potensi kemandirian individu perlu diberdayakan. Proses pemberdayaan
rakyat berakar kuat pada proses kemandirian kemandirian setiap individu yang
kemudian meluas ke keluarga, serta kelompok masyarakat baik di tingkat lokal
maupun nasional. Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh rakyat
dengan menerapkan langkah-langkah nyata, menampung berbagai masukan,
menyediakan prasarana dan sarana, baik fisik maupun sosial yang dapat diakses oleh
masyarakat lapisan bawah. Ketiga, memberdayakan rakyat dalam arti melindungi
yang lemah dan membela kepentingan masyarakat.
pemberdayaan masyarakat dikelompokkan dalam Pembangunan Daerah. Hal
ini menunjukkan bahwa aspek politik akan memegang peranan penting, mengingat
pembangunan daerah berpeluang untuk dijadikan sebagai instrumen penguatan
demokrasi. Arah kebijakan tersebut antara lain dinyatakan:
“Mempercepat pembangunan pedesaan dalam rangka pemberdayaan
masyarakat terutama petani dan nelayan melalui penyediaan prasarana,
pembangunan sistem agribisnis, industri kecil dan kerajinan rakyat,
pengembangan kelembagaan, penguasaan teknologi, danpemanfaatan sumber
daya alam.“
“Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah sesuai dengan
potensi dan kepentingan daerah melalui penyediaan anggaran pendidikan
yang memadai.“
Kembali di sini secara konsisten dikemukakan aspek ekonomi berupa petani,
nelayan, prasarana fisik, agribisnis, industri kecil, kerajinan rakyat, penguasaan
teknologi, serta pemanfaatan sumberdaya alam. Aspek sosial mencakup
pengembangan kelembagaan dan pendidikan. Aspek politik tidak ditunjukkan secara
eksplisit, walaupun di muka telah disebutkan bahwa aspek ini menjadi implikasi dari
pembangunan daerah. Aspek budaya perlu dipandang sebagai transformasi etika
menuju kemodernan.6
6Ginandjar Kartasasmita, 2003, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: Konsep Pembangunan Yang
Berakar Pada Masyarakat, Jakarta: Pasca Sarjana ITB
BAB III
PEMBAHASAN
Karang Taruna adalah Lembaga Sosial yang berdiri dari, oleh, dan untuk
masyrakat, merupakan wahana partisipasi dan aspirasi dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian pembangunan yang bertumpu pada masyarakat, yang
bersetujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berkehidupan
berbangsa dan bernegara, meningkatkan kemampuan masyarakat sebagai Sumber
Daya Manusia (SDM) untuk mengolah dan memanfaatkan potensi Sumber Daya
Alamat (SDA) terutama dalam bidang agrobisnis, olah raga, kesenian dan parawisata
semua itu dilakukan dalam upaya menuntaskan kemiskinan dan pengangguran yang
ada di Desa-Desa, sehingga masyarakat setempat bisa memanfaatkan wadah tersebut
untuk meningkatkan kualitas hidup.
Dengan itu diperlukan pemberdayaan masyarakat baik kota maupun daerah.
Perbedayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan dan meningkatkan
kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun kelompok dalam memecahkan
berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan
kesejahteraan masyarakat di daerah tertentu. Dalam hal ini, pemberdayaan
masyarakat memerlukan keterlibatan yang lebih besar dari perangkat pemerintah
daerah serta berbagai pihak lain seperti lembaga sosial yang berada di bawah naungan
pemerintah daerah maupun pusat.
a. Program Pelayanan Kesejahteraan Sosial Terpadu
Aplikasi dan rumusan program dari Pelayanan Sosial Terpadu Karang Taruna
di Provinsi Banten antara lain sebagai berikut:
Dengan Kegiatan Preventif (pencegahan), dengan sasaran
utama”Meningkatkan Kreativitas dan Peran Aktif Karang Taruna dalam Pelayanan
Kesejahteraan Sosial” maka kegiatan yang direncanakan terdiri dari:
1. Penyelenggaraan kegiatan budaya dan parawisata
2. Penyelenggaraan kegiatan olah raga dan kesenian
3. Penyelenggaraan ekonomi kreatif
4. Penyelenggaraan kegiatan kegiatan pencegahan bencana (mitigasi)
diwilayah rawan bencana alam dan bencana sosial.
A. Peran Karang Taruna Provinsi Banten terhadap Pemberdayaan Masyarakat
Dalam Pembangunan Sosial yang dilakukan pada dasarnya adalah
mengembangkan atau membangun masyrakat sebagai suatu lembaga lokal, termasuk
unit-unit didalamnya, seperti keluarga dan individu, dan bukan sekedar pada aspek
pembangunan fisik. (Suhartini dkk, 2005) Pemberdayaan masyarakat dapat
memberikan akses kepada masyarakat, lembaga dan organisasi masyarakat dengan
memperoleh dan memanfaatkan hak masyarakat bagi peningkatan kualitas
kehidupannya, karena penyebab ketidakberdayaan masyarakat disebabkan oleh
keterbatasan akses, kurangnya pengetahuan dan ketrampilan serta adanya kondisi
kemiskinan yang dialami oleh sebagian masyarakat.
Dengan Penjelasan di atas bahwa bisa ditarik kesimpulan, dalam
pemberdayaan masyrakat memerlukan seorang pendamping sosial seperti karang
taruna yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang kuat sebagai salah satu
strategi yang sangat menentukan keberhasilan program pemberdayaan masyarakat.
Sesuai dengan prisip pekerjaan sosial, yakni membantu masyarakat khussnya para
pemuda agar membantu dirinnya sendiri. Dalam konteks ini peranan pekerja sosial
seringkali diwujudkan dalam kapasitasnya sebagai pendamping, bukan sebagai
penyempuh atau pemecah masalah (problem solver) secara langsung. Akan tetapi,
Pekerja sosial harus berperan sebagai Mediator atau Fasilitator terutama pada saat
terdapat perbedaan yang mencolok dan mengarah pada konflik antara berbagai pihak.
Karang Taruna Provinsi Banten adalah aset semua warga Banten, tidak tua
ataupun muda, yang menjadi perhatian karang taruna saat ini adalah pemberdayaan
generasi muda untuk menjadi pemimpin dilingkungannya, dengan cara mengirim
para kadernya yang mempunyai kemampuan dalam berbagai event nasional maupun
internasional. Karang taruna banten telah melibatkan diri dengan forum
kepemimpinan pemuda dunia semata untuk menyatukan persepsi menuju perdamaian
global.
Karang taruna banten telah berupaya membangun kesadaran pemuda dalam
menjalankan pengabdiannya terhadap masyarakat, bnagsa dan negara. Oleh karena
itu, kegiatan yang dilakukan karang taruna provinsi banten fokus kepada
pembangunan desa, dalam penggerak pemuda pedesaaan, karang taruna mendirikan
Taruna Wirausaha (Tawira), pada mulanya tawira ini menjadi program unggulan
yang dipusatkan di desa-desa yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat desa
dan membangun kretivitas masyarakat.
Karang Taruna Provinsi Banten terus mengoptimalkan program Taruna
Wirausaha (Tawira) sebagai wadah bagi pengembangan kemampuan wirausaha di
kalangan anggota karang taruna. Keberadaan 300 Taruna Wirausaha (Tawira) yang
ada di Banten, dianggap sebagai hal yang cukup menggembirakan walau pun tetap
ada langkah untuk menambah jumlah tersebut.
Melalui program Tawira, karang taruna di setiap daerah kabupaten/kota di
provinsi di harapkan dapat melopori jiwa kewirausahaan bagi pemudanya dengan
memfasilitasi pelaksanaan program dan kegiatan pemberdayaaan masyarakat dan
kesejahteraan sosial. Tawira merupakan wadah yang bertujuan memberi wawasan,
pendidikan dan motivasi serta aksebilitas bagi para pemuda untuk berwirausaha.7
Tawira yang dilakukan Karang Taruna menjadi motor penggerak
perekonomian terutama di pedesaan bagi para pemudanya di seluruh kabupaten dan
kota dibanten. Dengan pemetaan potensi bidang usaha diharapkan karang taruna
banten mempunyai pilot project outlet-outlet wirausaha pemuda dengan ragam bidang
usahanya di setiap desa di banten. Sebab Banten mempunyai potensi kewirausahaan
7 Maksis Skhabi, Kusma Supriatna. 2013. Merawat Kesetiakawanan Sosial.Banten:Arsad Press.
bagi pemuda yang siap digarap secara sungguh-sungguh. Hal ini dibuktikan dengan
terpilihnya karang taruna Gunung Sugih, kota Cilegon sebagai karang taruna
berprestasi Tingkat Nasional pada tahun 2011.
BAB IV
KESIMPULAN
Pemberdayaan masyarakat (community empowerment) menjadi isu utama
dalam program dan orientasi pembangunan nasional pada saat ini. Kegiatan
peningkatan kesejahteraan masyrakat dan pembangunan desa diupayaka melibatkan
masyarakat secara aktif melalui pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat di Provinsi Banten yang dilakukan oleh Karang
Taruna maupun pihak swasta adalah sebagai komitmen dalam memberdayakan
masyarakat lapis bawah sehingga mereka memiliki berbagai pilihan nyata yang
menyangkut masa depannya. Pemberdayaan masyarakat juga diarahkan pada
pengembangan sumberdaya manusia di daerah tersebut, penciptaan peluang berusaha
yang sesuai dengan keinginan masyarakat, sehingga Masyarakat setempat memiliki
kesempatan untuk berkembang menjadi lebih baik.
Salah satu perogram Karang Taruna Provinsi Banten adalah Tawira,
keberadaan Tawira ini sebagai motor penggerak ekonomi pedesaan, dalam hal ini
Karang Taruna lebih memprioritaskan pengembangan program-program yang
berorientasi pada usaha kesejahteraan sosial. Umumnya, Tawira yang dibina Karang
Taruna ini mereka bergerak di bidang industri kreatif ekonomi skala kecil dan
produk-produk pertanian.
.
DAFTAR PUSTAKA
Hatu, A. Rauf. Pemberdayaan Dan PendampinganSosialDalamMasyarakat.
Gorontalo: FakultasIlmuSosialUniversitasNegeriGorontalo.
Kartasasmita, Ginandjar, 1996, Pembangunan untuk Rakyat: Memadukan
Pertumbhan dan Pemerataan, Jakarta: Cides
Kartasasmita, Ginandjar, 2003, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: Konsep
Pembangunan Yang Berakar Pada Masyarakat, Jakarta: Pasca Sarjana ITB.
Mubyarto, 1998, KoperasiPedesaan, Jakarta: PT. Galia Indonesia Regards.
Pranarka, A.M.W., danMoelyarto, Vidhyandika, 1996. “Pemberdayaan
(Empowerment).“DalamOnny S. Prijonodan A.M.W. Pranarka (ed)
PemberdayaanKonsep, KebijakandanImplementasi, Jakarta: CSIS.
Sakhabi, Maksis, Kusma Supriatna. 2013. Merawat Kesetiakawanan Sosial. Banten:
Arsad Press.
Sumodiningrat, Gunawan, 1996, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan
Masyarakat, PT. Bina Rena Pariwara, Jakarta
Suhartini dkk.2005. Model-Model Pemberdayaan Masyarakat. LkiS Pelangi Aksara.
Yogyakarta.
Website;
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195207251978031
- ACE_SURYADI/frnsiskakorompisbab2.pdf. Di akses pada tanggal 28
November 2014.
http://blogpakistaji.blogspot.com/2013/10/mengenal-karang-taruna.html, di akses
pada tanggal 29 November 2014.

More Related Content

What's hot

Peran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakatPeran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakatAinur
 
Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakatPemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakatsamiaji
 
86169 pemberdayaan masyarakat pkmn 2016
86169 pemberdayaan masyarakat pkmn 201686169 pemberdayaan masyarakat pkmn 2016
86169 pemberdayaan masyarakat pkmn 2016Bekti Susanti
 
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desaPemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desariyanto apri
 
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaPemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaDadang Solihin
 
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss wPpt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss wSalma Van Licht
 
Implementasi pemberdayaan masyarakat
Implementasi pemberdayaan masyarakatImplementasi pemberdayaan masyarakat
Implementasi pemberdayaan masyarakatJacob Breemer
 
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat PesisirPemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat PesisirSugeng Budiharsono
 
1#perkembangan penyuluhan
1#perkembangan penyuluhan1#perkembangan penyuluhan
1#perkembangan penyuluhanHamdani Fauzi
 
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatAlexandrya Hening
 
Peranan petugas pengembangan masyarakat
Peranan petugas pengembangan masyarakatPeranan petugas pengembangan masyarakat
Peranan petugas pengembangan masyarakatAnank Clalu Stia
 
Proposal sati 27 02 2019
Proposal sati 27 02 2019Proposal sati 27 02 2019
Proposal sati 27 02 2019heri kustadi
 
Tugas pemberdayaan masyarakat
Tugas pemberdayaan masyarakatTugas pemberdayaan masyarakat
Tugas pemberdayaan masyarakatbambangpoenya
 
Konsep Pengorganisasian Pengembangan Masyarakat
Konsep Pengorganisasian Pengembangan MasyarakatKonsep Pengorganisasian Pengembangan Masyarakat
Konsep Pengorganisasian Pengembangan MasyarakatSafira Sahida
 
Tema Pengembangan Masyarakat
Tema Pengembangan MasyarakatTema Pengembangan Masyarakat
Tema Pengembangan MasyarakatAyu Pitas
 
Pemberdayaan masyarakat kp 3
Pemberdayaan masyarakat kp 3Pemberdayaan masyarakat kp 3
Pemberdayaan masyarakat kp 3SlametWidodo71
 
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakatStrategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakatPekerja Sosial Masyarakat
 

What's hot (20)

Peran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakatPeran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakat
 
Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakatPemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat
 
86169 pemberdayaan masyarakat pkmn 2016
86169 pemberdayaan masyarakat pkmn 201686169 pemberdayaan masyarakat pkmn 2016
86169 pemberdayaan masyarakat pkmn 2016
 
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desaPemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
 
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaPemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat Desa
 
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss wPpt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
 
Implementasi pemberdayaan masyarakat
Implementasi pemberdayaan masyarakatImplementasi pemberdayaan masyarakat
Implementasi pemberdayaan masyarakat
 
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat PesisirPemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
 
1#perkembangan penyuluhan
1#perkembangan penyuluhan1#perkembangan penyuluhan
1#perkembangan penyuluhan
 
Tugas mira
Tugas miraTugas mira
Tugas mira
 
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
 
Peranan petugas pengembangan masyarakat
Peranan petugas pengembangan masyarakatPeranan petugas pengembangan masyarakat
Peranan petugas pengembangan masyarakat
 
Proposal sati 27 02 2019
Proposal sati 27 02 2019Proposal sati 27 02 2019
Proposal sati 27 02 2019
 
Ekdes 12 & 13 a
Ekdes 12 & 13 aEkdes 12 & 13 a
Ekdes 12 & 13 a
 
Tugas pemberdayaan masyarakat
Tugas pemberdayaan masyarakatTugas pemberdayaan masyarakat
Tugas pemberdayaan masyarakat
 
Konsep Pengorganisasian Pengembangan Masyarakat
Konsep Pengorganisasian Pengembangan MasyarakatKonsep Pengorganisasian Pengembangan Masyarakat
Konsep Pengorganisasian Pengembangan Masyarakat
 
Tema Pengembangan Masyarakat
Tema Pengembangan MasyarakatTema Pengembangan Masyarakat
Tema Pengembangan Masyarakat
 
Pemberdayaan masyarakat kp 3
Pemberdayaan masyarakat kp 3Pemberdayaan masyarakat kp 3
Pemberdayaan masyarakat kp 3
 
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakatStrategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 

Similar to Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)

Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakatModul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakatpjj_kemenkes
 
Tugas pemberdayaan masyarakat
Tugas pemberdayaan masyarakatTugas pemberdayaan masyarakat
Tugas pemberdayaan masyarakatbambangpoenya
 
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...MOH AFIFI A. JAMI'
 
6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx
6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx
6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptxAlimMaulana2
 
profil kabupaten merangin
profil kabupaten meranginprofil kabupaten merangin
profil kabupaten meranginelpiputriyanti
 
Pnpm mandiri pedesaan
Pnpm mandiri pedesaanPnpm mandiri pedesaan
Pnpm mandiri pedesaanBeta Iriawan
 
Materi Ngopi 14 - Community Development (Pengembangan Masyarakat) pada Kompet...
Materi Ngopi 14 - Community Development (Pengembangan Masyarakat) pada Kompet...Materi Ngopi 14 - Community Development (Pengembangan Masyarakat) pada Kompet...
Materi Ngopi 14 - Community Development (Pengembangan Masyarakat) pada Kompet...Akademi Desa 4.0
 
Uraian materi pemberdayaan masyarakat
Uraian materi pemberdayaan masyarakatUraian materi pemberdayaan masyarakat
Uraian materi pemberdayaan masyarakatWiandhariEsaBBPKCilo
 
Materi Pemberdayaan Masyarakat.ppt
Materi Pemberdayaan  Masyarakat.pptMateri Pemberdayaan  Masyarakat.ppt
Materi Pemberdayaan Masyarakat.pptrois04880
 
“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...
“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...
“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...Retnols
 
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosial
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosialBrief Note-19-2016-mobilisasi sosial
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosialprimahendra
 
Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desaPemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desaSugeng Budiharsono
 
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desaPemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desariyanto apri
 

Similar to Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014) (20)

Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakatModul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
 
Tugas pemberdayaan masyarakat
Tugas pemberdayaan masyarakatTugas pemberdayaan masyarakat
Tugas pemberdayaan masyarakat
 
Pnpm mandiri
Pnpm mandiriPnpm mandiri
Pnpm mandiri
 
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...
 
ppty.pptx
ppty.pptxppty.pptx
ppty.pptx
 
Peran fasilitator dalam peld
Peran fasilitator dalam peldPeran fasilitator dalam peld
Peran fasilitator dalam peld
 
6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx
6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx
6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx
 
pengemas
pengemaspengemas
pengemas
 
profil kabupaten merangin
profil kabupaten meranginprofil kabupaten merangin
profil kabupaten merangin
 
komunitasq.pptx
komunitasq.pptxkomunitasq.pptx
komunitasq.pptx
 
Bidan sebagai social entrepreneur
Bidan  sebagai  social entrepreneurBidan  sebagai  social entrepreneur
Bidan sebagai social entrepreneur
 
Pnpm mandiri pedesaan
Pnpm mandiri pedesaanPnpm mandiri pedesaan
Pnpm mandiri pedesaan
 
Materi Ngopi 14 - Community Development (Pengembangan Masyarakat) pada Kompet...
Materi Ngopi 14 - Community Development (Pengembangan Masyarakat) pada Kompet...Materi Ngopi 14 - Community Development (Pengembangan Masyarakat) pada Kompet...
Materi Ngopi 14 - Community Development (Pengembangan Masyarakat) pada Kompet...
 
Pemberdayaan
PemberdayaanPemberdayaan
Pemberdayaan
 
Uraian materi pemberdayaan masyarakat
Uraian materi pemberdayaan masyarakatUraian materi pemberdayaan masyarakat
Uraian materi pemberdayaan masyarakat
 
Materi Pemberdayaan Masyarakat.ppt
Materi Pemberdayaan  Masyarakat.pptMateri Pemberdayaan  Masyarakat.ppt
Materi Pemberdayaan Masyarakat.ppt
 
“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...
“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...
“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...
 
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosial
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosialBrief Note-19-2016-mobilisasi sosial
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosial
 
Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desaPemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desa
 
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desaPemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
 

Recently uploaded

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 

Recently uploaded (20)

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 

Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)

  • 1. ISU PEMBANGUNAN MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK (MAP) UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA (UNTIRTA) Peran Karang Taruna Provinsi Banten Terhadap Pemberdayaan Masyrakat Disusun Oleh : 1. FIRMAN KHAIRUL HAKIM Serang, 1 Desember 2014
  • 2. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu konsep perubahan sosial yang terus menerus menuju kearah perkembangan dan kemajuan memerlukan masukan-masukan yang menyeluruh dan berkesinambungan dan merupakan usaha - usaha yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk mencapai tujuan Negara. Adanya suatu pembangunan di wilayah tertentu berarti adanya usaha pemerintah untuk menuju kearah perbaikan secara bertahap dan berencana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Oleh karena itu pembangunan yang dilaksanakan harus secara komprehensif, baik itu secara fisik maupun pembangunan dari sumber daya manusianya. Sejalan dengan semangat paradigma pembangunan di era otonomi yang mengakui kesetaraan proporsi sektor masyarakat dengan sektor negara dan swasta sebagai stakeholders pembangunan, maka aksi-aksi pemberdayaan masyarakat menjadi signifikan dilakukan. Hal ini disadari keyakinan jika masyarakat di suatu daerah menunjukan tingkat emansipasi yang tinggi dalam segala kegiatan pembangunan, maka secara tidak langsung mereka telah memperkuat kemampuan bangsanya sendiri dalam menghadapi dinamika perubahan pada lingkup regional maupun global. Dari sini upaya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat seharusnya menjadi bagian integral dari upaya suatu bangsa dalam rangka memperbaiki tingkat inisiasi, peran serta atau partsipasi dan emansipasi para warganya dalam program pembangunan.Padahal telah kita ketahui bahwa kondisi masyarakat saat ini yang sudah benar-benar menuntut usaha perbaikan yang segera dan signifikan.
  • 3. Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui beberapa kegiatan antara lain peningkatan prakarsa dan swadaya masyarakat, perbaikan lingkungan dan perumahan, pengembangan usaha ekonomi, pengembangan Lembaga Keuangan serta kegiatan -kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menaikkan hasil produksinya. Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat bawah yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain, pemberdayaan (empowering) adalah memampukan dan memandirikan masyarakat miskin. Salah satu lembaga yang mempunyai peran terhadap pemberdayaan masyarakat adalah Karang Taruna yang bisa diartikan sebagai organisasi kepemudaan di Indonesia. Karang Taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial. Sebagai organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan kegiatan ekonomis produktif dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia dilingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang telah ada. Sebagai organisasi kepemudaan, Karang Taruna berpedoman pada Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga dimana telah pula diatur tentang struktur penggurus dan masa jabatan dimasing-masing wilayah mulai dari Desa / Kelurahan sampai pada tingkat Nasional. Semua ini wujud dari pada regenerasi organisasi demi kelanjutan organisasi serta pembinaan anggota Karang Taruna baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang.1 1http://blogpakistaji.blogspot.com/2013/10/mengenal-karang-taruna.html, di akses pada tanggal29 November 2014.
  • 4. Sebagai salah satu kekuatan sosial, Karang Taruna memiliki peran strategis dalam pemberdayaan dan pengembangan ekonomi kerakyatan guna mendukung pengentasan kemiskinan dan pengangguran, khususnya di kalangan generasi muda. Sebagai motor penggerak ekonomi pedesaan, Karang Taruna lebih memprioritaskan pengembangan program-program yang berorientasi pada usaha kesejahteraan sosial. Karenanya, sesuai dengan semangat paradigma baru Karang Taruna, maka pada Tanggal 11 Maret 2012 Karang Taruna Provinsi Banten melaunching program TAWIRA atau Taruna Wirausaha yang berlangsung sampai saat ini. Taruna Wirausaha merupakan wadah yang bertujuan memberi wawasan, pendidikan dan motivasi kepada para pemuda untuk beraktualisasi melalui bidang wirausaha guna menekan tingkat pengangguran di usia produktif Mengacu pada pemaparan di atas, Penulis tertarik untuk mengangkat isu mengenai Peran Karang Taruna Terhadap Pemberdayaan Masyarakat di Provinsi Banten dalam menekan tingkat pengangguran yang ada di Provinsi Banten. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang di atas, Permasalahan yang dikaji dari penelitian ini adalah: a. Apa pengertian Karang Taruna? b. Bagaiman Peran Karang Taruna Provinsi Banten Terhadap Pemberdayaan Masyrakat? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah a. Untuk mengetahui Pengertian Karang Taruna b. Untuk Mengetahui Peran Karang Taruna Provinsi Banten Terhadap Pemberdayaan masyarakat
  • 5. BAB II LANDASAN TEORI Pemberdayaan adalah sebuah proses dimana masyarakat diharapkan menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan pembangunan serta ikut memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh lembaga-lembaga dalam masyarakat. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya Pemberdayaan masyarakat diarahkan pada pengembangan sumberdaya manusia (di pedesaan), penciptaan peluang berusaha yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Masyarakat menentu- kan jenis usaha, kondisi wilayah yang pada gilirannya dapat menciptakan lembaga dan sistem pelayanan dari, oleh dan untuk masyarakat setempat. Pendampngan sosial merupakan suatu strategi yang menentukan keberhasilan program pemberdayaan masyarakat.2 Sebab dalam pendampingan sosial memiliki prinsip pekerjaan sosial yaitu membantu orang agar dapat membantu dirinya sendiri. Pemberdayaan masyarakat sangat memperhatikan pentingnya partisipasi publik yang kuat. Dalam kaitan dengan pendampingan sosial, maka pekerja sosial seringkali diwujudkan dalam kapasitas sebagai pendamping bukan sebagai penyembuh atau pemecah masalah secara langsung. Pemberdayaan mayarakat angat membutuhkan komitemen dari berbagai elemen masyarakat termasuk para elit kekuasaan dengan mengedepankan banwa peberdayaan masyarakat merupakan tugas yang utama dari elit untuk mengurangi tingkat kemiskinan dalam masyarakat. Dalam konsep pemberdayaan, menurut Prijono dan Pranarka (1996), manusia adalah subyek dari dirinya sendiri. Proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan kemampuan kepada masyarakat agar menjadi berdaya, 2http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195207251978031- ACE_SURYADI/frnsiskakorompisbab2.pdf. Di akses pada tanggal 28 November 2014.
  • 6. mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan hidupnya. Lebih lanjut dikatakan bahwa pemberdayaan harus ditujukan pada kelompok atau lapisan masyarakat yang tertinggal. Menurut Sumodiningrat (1999), bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki. Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan.3 Mubyarto (1998) menekankan bahwa terkait erat dengan pemberdayaan ekonomi rakyat. Dalam proses pemberdayaan masyarakat diarahkan pada pengembangan sumberdaya manusia (di pedesaan), penciptaan peluang berusaha yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Masyarakat menentukan jenis usaha, kondisi wilayah yang pada gilirannya dapat menciptakan lembaga dan sistem pelayanan dari, oleh dan untuk masyarakat setempat. Upaya pemberdayaan masyarakat ini kemudian pada pemberdayaan ekonomi rakyat.4 Keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu yang bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan. Suatu masyarakat yang sebagian besar anggotanya sehat fisik dan mental, terdidik dan kuat, tentunya memiliki keberdayaan yang tinggi. Keberdayaan masyarakat merupakan unsur dasar yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan, dan dalam pengertian yang dinamis mengembangkan diri dan mencapai kemajuan. Keberdayaan masyarakat itu sendiri menjadi sumber dari apa yang di dalam wawasan politik disebut sebagai ketahanan nasional. Artinya bahwa apabila masyarakat memiliki kemampuan ekonomi yang tinggi, maka hal tersebut merupakan bagian dari ketahanan ekonomi nasional. Berbagai Ukuran Keberhasilan Pemberdayaan Masyarakat. 3Gunawan Sumodiningrat, 1996, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat,PT. Bina Rena Pariwara, Jakarta 4 Mubyarto, 1998, Koperasi Pedesaan, Jakarta: PT. Galia Indonesia Regards.
  • 7. Untuk mengetahui seberapa jauh pemberdayaan masyarakat telah berhasil, perlu ada pemantauan dan penetapan sasaran, sejauh mungkin yang dapat diukur untuk dapat dibandingkan. Pemberdayaan masyarakat dengan sendirinya berpusat pada bidang ekonomi, karena sasaran utamanya adalah memandirikan masyarakat, di mana peran ekonomi teramat penting. Cara mengukurnya telah banyak berkembang, seperti yang antara lain telah disebut di atas indeks Gini, jumlah orang yang hidup di bawah garis kemiskinan, jumlah desa miskin, peranan industri kecil, nilai tukar pertanian, upah minimum dan sebagainya. Pembangunan manusia yang berkualitas bukan hanya menyangkut aspek ekonominya, tetapi juga sisi lainnya, yaitu pendidikan dan kesehatannya. Di bidang ini, juga telah banyak ukuran dikembangkan antara lain persentase penduduk yang buta aksara, angka partisipasi sekolah untuk SD, SLTP, SLTA dan perguruan tinggi, angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup, persentase penduduk yang kurang gizi, dan rata-rata umur harapan hidup. Selain itu juga sedang dikembangkan oleh Bappenas bersama BPS semacam angka indeks kesejahteraan rakyat yang menggabungkan indikator ekonomi, kesehatan, dan pendidikan ke dalam suatu angka indeks. Dindunia internasional indeks kesejahteraan semacam ini telah dikembangkan oleh UNDP yang dikenal dengan nama Human Development Index (HDI) seperti telah dikemukakan di atas. Manusia juga harus mempersiapkan diri untuk kehidupan abadi melalui pembangunan spiritual, sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat, dalam rangka membangun masyarakat berakhlak. Terkait dengan itu adalah pembangunan budaya, yakni untuk menciptakan, di atas budaya yang menjadi jati diri bangsa Indonesia, sikap budaya kerja keras, disiplin, kreatif, ingin maju, menghargai prestasi dan siap bersaing. Ukurannya tentu sangat relatif dan terutama bersifat kualitatif. Dalam pembangunan budaya perlu dikembangkan orientasi kepada ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemberdayaan teknologi, merupakan jawaban yang
  • 8. berjangkauan jauh ke depan dan berkesinambungan dalam membangun masyarakat yang maju, mandiri dan sejahtera. Pemberdayaan masyarakat harus pula berarti membangkitkan kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan masyarakatnya. Masyarakat yang secara politik terisolasi bukanlah masyarakat yang berdaya, artinya tidak seluruh aspirasi dan potensinya tersalurkan. Maka, aspek politik juga terdapat dalam pemberdayaan masyarakat. Salah satu ukurannya, seperti indikator yang dikembangkan Dasgupta (1993), adalah hak berpolitik (mengikuti pemilu) dan hak sipil.5 Lahirnya konsep pemberdayaan sebagai antitesa terhadap model pembangunan yang kurang memihak pada rakyat mayoritas. Konsep ini dibangun dari kerangka logik sebagai berikut : (1) bahwa proses pemusatan kekuasaan terbangun dari pemusatan kekuasaan faktor produksi; (2) pemusata kekuasaan faktor produksi akan melahirkan masyarakat pekerja dan masyarakat pengusaha pinggiran; (3) kekuasaan akan membangun bangunan atas atau sistem pengetahuan, sistem politik, sistem hukum dan sistem ideologi yang manipulatif untuk memperkuat legitimasi; dan (4) pelaksanaan sistem pengetahuan, sistem politik, sistem hukum dan ideologi secara sistematik akan menciptakan dua kelompok masyarakat, yaitu masyarakat berdaya dan masyarakat tunadaya (Prijono dan Pranarka, 1996). Akhirnya yang terjadi ialah dikotomi, yaitu masyarakat yang berkuasa dan manusia yang dikuasai. Untuk membebaskan situasi menguasai dan dikuasai, maka harus dilakukan pembebasan melalui prose pemberdayaan bagi yang lemah (empowerment of the powerless). Alur pikir di atas sejalan dengan terminologi pemberdayaan itu sendiri atau yang dikenal dengan istilah empowerment yang berawal dari kata daya (power). Daya dalam arti kekuatan yang berasal dari dalam tetapi dapat diperkuat dengan unsur– unsur penguatan yang diserap dari luar. Ia merupakan sebuah konsep untuk 5 Ginandjar Kartasasmita, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: Konsep Pembangunan Yang Berakar Pada Masyarakat,Jawa Timur: Surabaya, 14 Maret 1997.
  • 9. memotong lingkaran setan yang menghubungkan power dengan pembagian kesejahteraan. Keterbelakangan dan kemiskinan yang muncul dalam proses pembangunan disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pemilikan atau akses pada sumber–sumber power. Proses historis yang panjang menyebabkan terjadinya power dis powerment, yakni peniadaan power pada sebagian besar masyarakat, akibatnya masyarakat tidak memiliki akses yang memadai terhadap akses produktif yang umumnya dikuasai oleh mereka yang memiliki power. Pada gilirannya keterbelakangan secara ekonomi menyebabkan mereka makin jauh dari kekuasaan. Begitulah lingkaran setan itu berputar terus. Oleh karena itu, pemberdayaan bertujuan dua arah. Pertama, melepaskan belenggu kemiskinan, dan keterbelakangan. Kedua, memperkuat posisi lapisan masyrakat dalam struktur ekonomi dan kekuasaan. Menurut Sumodiningrat (1999), bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki. Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan. Kartasasmita (1996) mengemukakan pendapatnya bahwa upaya pemberdayaan rakyat harus dilakukan melalui tiga cara. Pertama, menciptakan suasana dan iklim yang memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang. Kondisi ini berdasarkan asumsi bahwa setiap individu dan masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Hakikat kemandirian dan dan keberdayaan rakyat adalah keyakinan bahwa rakyat memiliki potensi untuk mengorganisasikan dirinya sendiri dan potensi kemandirian individu perlu diberdayakan. Proses pemberdayaan rakyat berakar kuat pada proses kemandirian kemandirian setiap individu yang kemudian meluas ke keluarga, serta kelompok masyarakat baik di tingkat lokal maupun nasional. Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh rakyat dengan menerapkan langkah-langkah nyata, menampung berbagai masukan, menyediakan prasarana dan sarana, baik fisik maupun sosial yang dapat diakses oleh
  • 10. masyarakat lapisan bawah. Ketiga, memberdayakan rakyat dalam arti melindungi yang lemah dan membela kepentingan masyarakat. pemberdayaan masyarakat dikelompokkan dalam Pembangunan Daerah. Hal ini menunjukkan bahwa aspek politik akan memegang peranan penting, mengingat pembangunan daerah berpeluang untuk dijadikan sebagai instrumen penguatan demokrasi. Arah kebijakan tersebut antara lain dinyatakan: “Mempercepat pembangunan pedesaan dalam rangka pemberdayaan masyarakat terutama petani dan nelayan melalui penyediaan prasarana, pembangunan sistem agribisnis, industri kecil dan kerajinan rakyat, pengembangan kelembagaan, penguasaan teknologi, danpemanfaatan sumber daya alam.“ “Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah sesuai dengan potensi dan kepentingan daerah melalui penyediaan anggaran pendidikan yang memadai.“ Kembali di sini secara konsisten dikemukakan aspek ekonomi berupa petani, nelayan, prasarana fisik, agribisnis, industri kecil, kerajinan rakyat, penguasaan teknologi, serta pemanfaatan sumberdaya alam. Aspek sosial mencakup pengembangan kelembagaan dan pendidikan. Aspek politik tidak ditunjukkan secara eksplisit, walaupun di muka telah disebutkan bahwa aspek ini menjadi implikasi dari pembangunan daerah. Aspek budaya perlu dipandang sebagai transformasi etika menuju kemodernan.6 6Ginandjar Kartasasmita, 2003, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: Konsep Pembangunan Yang Berakar Pada Masyarakat, Jakarta: Pasca Sarjana ITB
  • 11. BAB III PEMBAHASAN Karang Taruna adalah Lembaga Sosial yang berdiri dari, oleh, dan untuk masyrakat, merupakan wahana partisipasi dan aspirasi dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan yang bertumpu pada masyarakat, yang bersetujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara, meningkatkan kemampuan masyarakat sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengolah dan memanfaatkan potensi Sumber Daya Alamat (SDA) terutama dalam bidang agrobisnis, olah raga, kesenian dan parawisata semua itu dilakukan dalam upaya menuntaskan kemiskinan dan pengangguran yang ada di Desa-Desa, sehingga masyarakat setempat bisa memanfaatkan wadah tersebut untuk meningkatkan kualitas hidup. Dengan itu diperlukan pemberdayaan masyarakat baik kota maupun daerah. Perbedayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan dan meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun kelompok dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan masyarakat di daerah tertentu. Dalam hal ini, pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang lebih besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak lain seperti lembaga sosial yang berada di bawah naungan pemerintah daerah maupun pusat. a. Program Pelayanan Kesejahteraan Sosial Terpadu Aplikasi dan rumusan program dari Pelayanan Sosial Terpadu Karang Taruna di Provinsi Banten antara lain sebagai berikut: Dengan Kegiatan Preventif (pencegahan), dengan sasaran utama”Meningkatkan Kreativitas dan Peran Aktif Karang Taruna dalam Pelayanan Kesejahteraan Sosial” maka kegiatan yang direncanakan terdiri dari:
  • 12. 1. Penyelenggaraan kegiatan budaya dan parawisata 2. Penyelenggaraan kegiatan olah raga dan kesenian 3. Penyelenggaraan ekonomi kreatif 4. Penyelenggaraan kegiatan kegiatan pencegahan bencana (mitigasi) diwilayah rawan bencana alam dan bencana sosial. A. Peran Karang Taruna Provinsi Banten terhadap Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pembangunan Sosial yang dilakukan pada dasarnya adalah mengembangkan atau membangun masyrakat sebagai suatu lembaga lokal, termasuk unit-unit didalamnya, seperti keluarga dan individu, dan bukan sekedar pada aspek pembangunan fisik. (Suhartini dkk, 2005) Pemberdayaan masyarakat dapat memberikan akses kepada masyarakat, lembaga dan organisasi masyarakat dengan memperoleh dan memanfaatkan hak masyarakat bagi peningkatan kualitas kehidupannya, karena penyebab ketidakberdayaan masyarakat disebabkan oleh keterbatasan akses, kurangnya pengetahuan dan ketrampilan serta adanya kondisi kemiskinan yang dialami oleh sebagian masyarakat. Dengan Penjelasan di atas bahwa bisa ditarik kesimpulan, dalam pemberdayaan masyrakat memerlukan seorang pendamping sosial seperti karang taruna yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang kuat sebagai salah satu strategi yang sangat menentukan keberhasilan program pemberdayaan masyarakat. Sesuai dengan prisip pekerjaan sosial, yakni membantu masyarakat khussnya para pemuda agar membantu dirinnya sendiri. Dalam konteks ini peranan pekerja sosial seringkali diwujudkan dalam kapasitasnya sebagai pendamping, bukan sebagai penyempuh atau pemecah masalah (problem solver) secara langsung. Akan tetapi, Pekerja sosial harus berperan sebagai Mediator atau Fasilitator terutama pada saat terdapat perbedaan yang mencolok dan mengarah pada konflik antara berbagai pihak. Karang Taruna Provinsi Banten adalah aset semua warga Banten, tidak tua ataupun muda, yang menjadi perhatian karang taruna saat ini adalah pemberdayaan
  • 13. generasi muda untuk menjadi pemimpin dilingkungannya, dengan cara mengirim para kadernya yang mempunyai kemampuan dalam berbagai event nasional maupun internasional. Karang taruna banten telah melibatkan diri dengan forum kepemimpinan pemuda dunia semata untuk menyatukan persepsi menuju perdamaian global. Karang taruna banten telah berupaya membangun kesadaran pemuda dalam menjalankan pengabdiannya terhadap masyarakat, bnagsa dan negara. Oleh karena itu, kegiatan yang dilakukan karang taruna provinsi banten fokus kepada pembangunan desa, dalam penggerak pemuda pedesaaan, karang taruna mendirikan Taruna Wirausaha (Tawira), pada mulanya tawira ini menjadi program unggulan yang dipusatkan di desa-desa yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat desa dan membangun kretivitas masyarakat. Karang Taruna Provinsi Banten terus mengoptimalkan program Taruna Wirausaha (Tawira) sebagai wadah bagi pengembangan kemampuan wirausaha di kalangan anggota karang taruna. Keberadaan 300 Taruna Wirausaha (Tawira) yang ada di Banten, dianggap sebagai hal yang cukup menggembirakan walau pun tetap ada langkah untuk menambah jumlah tersebut. Melalui program Tawira, karang taruna di setiap daerah kabupaten/kota di provinsi di harapkan dapat melopori jiwa kewirausahaan bagi pemudanya dengan memfasilitasi pelaksanaan program dan kegiatan pemberdayaaan masyarakat dan kesejahteraan sosial. Tawira merupakan wadah yang bertujuan memberi wawasan, pendidikan dan motivasi serta aksebilitas bagi para pemuda untuk berwirausaha.7 Tawira yang dilakukan Karang Taruna menjadi motor penggerak perekonomian terutama di pedesaan bagi para pemudanya di seluruh kabupaten dan kota dibanten. Dengan pemetaan potensi bidang usaha diharapkan karang taruna banten mempunyai pilot project outlet-outlet wirausaha pemuda dengan ragam bidang usahanya di setiap desa di banten. Sebab Banten mempunyai potensi kewirausahaan 7 Maksis Skhabi, Kusma Supriatna. 2013. Merawat Kesetiakawanan Sosial.Banten:Arsad Press.
  • 14. bagi pemuda yang siap digarap secara sungguh-sungguh. Hal ini dibuktikan dengan terpilihnya karang taruna Gunung Sugih, kota Cilegon sebagai karang taruna berprestasi Tingkat Nasional pada tahun 2011.
  • 15. BAB IV KESIMPULAN Pemberdayaan masyarakat (community empowerment) menjadi isu utama dalam program dan orientasi pembangunan nasional pada saat ini. Kegiatan peningkatan kesejahteraan masyrakat dan pembangunan desa diupayaka melibatkan masyarakat secara aktif melalui pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat di Provinsi Banten yang dilakukan oleh Karang Taruna maupun pihak swasta adalah sebagai komitmen dalam memberdayakan masyarakat lapis bawah sehingga mereka memiliki berbagai pilihan nyata yang menyangkut masa depannya. Pemberdayaan masyarakat juga diarahkan pada pengembangan sumberdaya manusia di daerah tersebut, penciptaan peluang berusaha yang sesuai dengan keinginan masyarakat, sehingga Masyarakat setempat memiliki kesempatan untuk berkembang menjadi lebih baik. Salah satu perogram Karang Taruna Provinsi Banten adalah Tawira, keberadaan Tawira ini sebagai motor penggerak ekonomi pedesaan, dalam hal ini Karang Taruna lebih memprioritaskan pengembangan program-program yang berorientasi pada usaha kesejahteraan sosial. Umumnya, Tawira yang dibina Karang Taruna ini mereka bergerak di bidang industri kreatif ekonomi skala kecil dan produk-produk pertanian. .
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Hatu, A. Rauf. Pemberdayaan Dan PendampinganSosialDalamMasyarakat. Gorontalo: FakultasIlmuSosialUniversitasNegeriGorontalo. Kartasasmita, Ginandjar, 1996, Pembangunan untuk Rakyat: Memadukan Pertumbhan dan Pemerataan, Jakarta: Cides Kartasasmita, Ginandjar, 2003, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: Konsep Pembangunan Yang Berakar Pada Masyarakat, Jakarta: Pasca Sarjana ITB. Mubyarto, 1998, KoperasiPedesaan, Jakarta: PT. Galia Indonesia Regards. Pranarka, A.M.W., danMoelyarto, Vidhyandika, 1996. “Pemberdayaan (Empowerment).“DalamOnny S. Prijonodan A.M.W. Pranarka (ed) PemberdayaanKonsep, KebijakandanImplementasi, Jakarta: CSIS. Sakhabi, Maksis, Kusma Supriatna. 2013. Merawat Kesetiakawanan Sosial. Banten: Arsad Press. Sumodiningrat, Gunawan, 1996, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat, PT. Bina Rena Pariwara, Jakarta Suhartini dkk.2005. Model-Model Pemberdayaan Masyarakat. LkiS Pelangi Aksara. Yogyakarta. Website; http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195207251978031 - ACE_SURYADI/frnsiskakorompisbab2.pdf. Di akses pada tanggal 28 November 2014. http://blogpakistaji.blogspot.com/2013/10/mengenal-karang-taruna.html, di akses pada tanggal 29 November 2014.