Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran keburaman dan pengukuran level cairan. Terdapat beberapa metode pengukuran keburaman seperti smoke opacity meter dan opasitas ringlemann chart. Sedangkan untuk pengukuran level cairan, dibahas prinsip dasar dan beberapa metode seperti sight glass, displacer level measurement, dan float level measurement.
3. Pengukuran keburaman
1. Smoke Opacity Meter
Prinsip kerja
Alat Smoke Opacitymeter bekerja berdasarkan sensor optic cahaya.
Smoke Opacity meter akan menganalisa kandungan gas buang dan menghitung
campuran udara bahan bakar (lamda) berdasarkan rpm mesin. Gas buang diukur
dengan memasukkan probe kedalam gas buang kendaraan. Gas buang yang
dianalisa telah dipisahkan dari kandungan airnya melalui saringan kondensasi yang
lalu diteruskan ke sel pengukuran. Pemancar akan menghasilkan sinar infra merah
yang dikirim melalui filter optis ke penerima sinar infra merah untuk menganalisa
kandungan gas buang berupa CO,HC,CO.
yang lalu diteruskan ke amplifier dan selanjutnya ditampilkan di display. Gas yang
terdapat pada sel ukur akan menyerap sinarinfra merah dengan panjang gelombang
yang berbeda tergantung dari masing-masing konsentrasi gas.
4. 2. Opasitas ringlemann chart
Prinsip
Opasitas hitam yang keluar dari cerobong ditentukan dengan cara
membandingkan warna asap yang paling sesuai dengan warna skala Ringelmann.
1. peralatan yang dibutuhkan
a. Skala Ringelmann
Skala Ringelmann berupa skala dalam bentuk gambar lingkaran dengan gradasi
tingkat opasitas 20% sampai dengan 100% atau skala 1 sampai 5 dengan
pengertian sebagai berikut:
0 = kerapatan 0% dimana latar belakang dapat terlihat dengan jelas sebanding
dengan 100%;
1 = kerapatan 20% dimana latar belakang dapat terlihat 80%;
2 = kerapatan 40% dimana latar belakang dapat terlihat 60%;
3 = kerapatan 60% dimana latar belakang dapat terlihat 40%;
4 = kerapatan 80% dimana latar belakang dapat terlihat 20%;
5 = kerapatan 100% dimana latar belakang tidak dapat terlihat sama sekali.
b. stopwatch
c. anemometer atau weather monitoring equipment atau dapat berupa informasi
dari stasiun meteorologi terdekat.
5. Contents of this template
This is a slide structure based on an educational presentation
You can delete this slide when you’re done editing the presentation
Fonts To view this template correctly in PowerPoint, download and install the fonts we used
Used and alternative resources An assortment of graphic resources that are suitable for use in this presentation
Thanks slide You must keep it so that proper credits for our design are given
Colors All the colors used in this presentation
Infographic resources These can be used in the template, and their size and color can be edited
Customizable icons They are sorted by theme so you can use them in all kinds of presentations
For more info:
SLIDESGO | SLIDESGO SCHOOL | FAQs
You can visit our sister projects:
FREEPIK | FLATICON | STORYSET | WEPIK | VIDEVO
6. Tahapan prosedur
a) Persiapan pembacaan
1. posisi matahari di belakang pengamat, dalam daerah 1400 (Gambar No. 1);
2. latar belakang sebaiknya langit biru, bila kondisi ini tidak tercapai catat dalam
formulir lapangan;
3. arah angin pada sudut 900 terhadap pengamat;
4. jarak pengamat tiga kali ketinggian cerobong (Gambar No. 2)
5. tidak ada halangan yang mempengaruhi pengamatan.
7. b) Sumber-sumber Kesalahan
Kesalahan pembacaan skala Ringelmann bisa terjadi karena beberapa
gangguan yang mempengarui pengamatan, antara lain:
a. pengaruh latar belakang
untuk menghindari bias, maka pada saat asap diamati diharuskan untuk
mendapatkan latar belakang pengamatan langit biru. Langit berawan
mempunyai efek mengurangi hasil pembacaan opasitas
b. perbedaan antara cahaya yang menyinari skala Ringelmann dan cahaya
sekitar cerobong asap diharuskan cukup sinar matahari
c. perubahan jenis bahan bakar
perubahan jenis bahan bakar menghasilkan asap yang berbeda kerapatan
karena perbedaan kandungan uap air, ukuran partikel, bentuk dan warnanya.
8. c) Pembacaan
a. amati asap pada titik keluarnya diujung cerobong setiap kelipatan detik ke
lima belas dan bandingkan dengan skala Ringelmann (1 – 5) yang paling mirip
dan catat pada formulir lapangan
b. Melakukan pengamatan minimal 6 menit untuk 24 pembacaan untuk asap
yang konstan dan lebih dari 6 menit sampai 60 menit untuk asap yang tidak
konstan atau untuk pengkajian kinerja proses.
C.Mencatat bilangan Ringelmann tersebut pada formulir lapangan dan hitung
rata-ratanya
d. Mecatat posisi dan kondisi saat pembacaan opasitas
e. Merata-ratakan seluruh data hasil pengamatan dan bulatkan pada angka
skala terdekat (1 –5) konversi ke prosen opasitas.
9. PENGUKURAN LEVEL (LEVEL MEASUREMENT)
Level merupakan salah satu variabel yang banyak dijumpai di industri seperti halnya
temperatur (temperature), tekanan (pressure) dan aliran (flow). Oleh karena itu
pengukuran level merupakan salah satu hal yang penting dalam kaitannya dengan
kelangsungan proses secara keseluruhan. Kegagalan pengukuran level dapat berakibat
pada kegagalan suatu proses atau bahkan dapat menimbulkan faktor yang berbahaya
bagi keselamatan. Beberapa contoh instrument yang berkaitan dengan pengukuran
level diperlihatkan pada gambar 1.
Prinsip dasar.
Secara umum pengukuran level selalu didasarkan pada
penentuan batas (interface) dari dua fluida yang berbeda.
Misalnya antara fluida cair satu dengan fluida cair yang lain,
antara fluida cair dengan gas/uap atau antara fluida gas
dengan gas. Dengan mengetahui letak batas tersebut,
maka level dari fluida yang bersangkutan akan dapat
diketahui.
10. Bi
Pengukuran Level Cara Langsung
Pengukuran secara langsung ini dilakukan dengan cara instrumennya
berkontak secara langsung dengan elemen sensor. Dan sebuah gerakan
level diukur secara langsung oleh instrumen. Sebagai contohnya,
pengukuran level secara langsung adalah sistem pengukuran level
dengan pelampung. Dalam sistem ini Pelampung akan mengapung
dibagian atas cairan dalam vesel. Pelampung diikat oleh kabel atau
benang. Dan diujung yang lain diikat dengan jarum penunjuk. Perubahan
level akan ditunjukkan oleh skala disebelah luar.
11. Metode Pengukuran Level
Sight Glass
Sight Glass merupakan salah
satu metode pengukuran level
fluida yang paling konvensional
dan biasa disebut dengan
gauge glass. Sight Glass
biasanya merupakan
tabung/pipa yang di pasang
pada sisi dari tangki digunakan
untuk pengukuran level fluida di
dalam tangki secara kontinyu,
Ketika Level fluida di dalam
tangki bergerak naik maka level
cairan di dalam sight glass juga
akan naik dan begitu juga
sebaliknya.
12. Metode Pengukuran Level
Displacer Level measurement
Displacer adalah metode pengukuran
level fluida yang paling popular sejak
beberapa tahun belakngan. Prinsip
pengukuran metode Displacer ini
menggunakan Prinsip Archimedes
dengan mendeteksi berat batang
displacer yang direndam dalam fluida
tersebut. Ketika level fluida semakin
tinggi maka batang displacer akan
mengalami gaya apung yang lebih besar
sehingga ketika berat batang displacer
semakin ringan maka controller akan
membaca bahwa level fluida semakin
tinggi dan begitu juga sebaliknya.
Salah satu kegunaan alat ini adalah
digunakan untuk Level Switch yang
menjadi dasar dibuatnya alat Tank
Gauging Magnet Level Switch MPC2
13. Float Level Measurement
Pergerakan Float di dalam tangki
akan ditransmisikan ke counter
weight di dalam sight glass melalui
kabel seling dan pulley. Prinsip
Float hampir sama seperti halnya
sight glass di atas, hanya saja
logikanya yang terbalik. Ketika level
fluida di dalam tangki bergerak
naik. Maka level cairan yang
berada di sight glass akan
mengalami penurunan.
14. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes icons
by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Thanks
15. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes icons
by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Thanks