SlideShare a Scribd company logo
KOAGULASI DAN
FLOKULASI
Kelompok 2
LATAR BELAKANG
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok

bagi manusia
Ketersediaan air baik secara kuantitas, kualitas,
maupun kontinuitas sangat diperlukan bagi
kelangsungan hidup manusia
Saat ini, di perkotaan, kualitas dan kuantitas air
menurun akibat pencemaran dan padatnya penduduk
Koagulasi dan flokulasi merupakan salah satu cara
pengolahan air untuk menghilangkan zat-zat yang
berbahaya dalam air untuk menghasilkan air bersih
yang bisa digunakan manusia
PENGERTIAN KOLOID
Koloid merupakan sistem yang partikel-partikelnya terdispersi
secara merata dalam suatu medium.

Sifat Khas Koloid
tidak dapat disaring
fasa terdispersi tersebar secara merata dalam
medium pendispersi
serta dapat memberikan suatu hamburan cahaya
yang bergerak tidak teratur jika terkena seberkas
cahaya yang dinamakan efek Tyndall.
PENGERTIAN KOAGULASI
PENGERTIAN KOAGULASI
penambahan zat kimia (koagulan) ke dalam air baku dengan

maksud mengurangi gaya tolak-menolak antar partikel
koloid
• Koagulasi terpenuhi dengan penambahan ion-ion yang
mempunyai muatan berlawanan dengan partikel koloid
• Partikel koloid umumnya bermuatan negatif, sehingga ionion yang ditambahkan harus kation atau bermuatan positif
PROSES KOAGULASI
PROSES KOAGULASI
Proses Koagulasi

Dalam proses koagulasi,

berpengaruh

stabilitas koloid sangat

Beberapa gaya yang menyebabkan stabilitas partikel, yaitu:

Gaya elektrostatik yaitu gaya tolak menolak tejadi jika
partikel-partikel mempunyai muatan yang sejenis.
 Bergabung dengan molekul air (reaksi hidrasi).
 Stabilisasi yang disebabkan oleh molekul besar yang
diadsorpsi pada permukaan.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES KOAGULASI
Suhu air
Derajat Keasaman (pH)
Jenis Koagulan
Kadar ion terlarut
Tingkat kekeruhan
Dosis koagulan
Kecepatan pengadukan
Alkalinitas
FLOKULASI
Flokulasi adalah suatu proses aglomerasi

(penggumpalan) partikel-partikel terdestabilisasi
menjadi flok dengan ukuran yang memungkinkan
dapat dipisahkan oleh sedimentasi dan filtrasi
Bertujuan untuk mempercepat proses penggabungan

flok-flok yang telah dibibitkan pada proses koagulasi
Gradien kecepatan merupakan faktor penting dalam

desain bak flokulasi
FLOKULASI
Jika nilai gradien terlalu besar maka gaya geser yang timbul

akan mencegah pembentukan flok, sebaliknya jika nilai
gradient terlalu rendah/tidak memadai maka proses
penggabungan antar partikulat tidak akan terjadi dan flok besar
serta mudah mengendap akan sulit dihasilkan. (umumnya 30
hingga 90 detik)
Untuk mendapatkan flok yang besar dan mudah mengendap
maka bak flokulasi dibagi atas tiga kompartemen :




pertama terjadi proses pendewasaan flok,
kedua terjadi proses penggabungan flok, dan
ketiga terjadi pemadatan flok
Koagulasi dan flokulasi merupakan proses yang terjadi secara

berurutan untuk mentidakstabilkan partikel tersuspensi,
menyebabkan tumbukan partikel dan tumbuh menjadi flok
Pertama koagulasi dengan melibatkan netralisasi dari muatan
partikel dengan penambahan elektrolit (koagulan)
Agregat yang terbentuk akan saling menempel dan
menyebabkan terbentuknya partikel yang lebih besar yang
dinamakan mikroflok,
Pengadukan cepat untuk mendispersikan koagulan dalam
larutan dan mendorong terjadinya tumbukan partikel sangat
diperlukan untuk memperoleh proses koagulasi yang bagus
Biasanya proses koagulasi ini membutuhkan waktu

sekitar 1-3 menit
Tahap selanjutnya, Flokulasi, disebabkan oleh adanya
penambahan sejumlah kecil bahan kimia yang disebut
sebagai flokulan (Rath & Singh, 1997)
Mikroflok yang terbentuk pada saat proses koagulasi
sebagai akibat penetralan muatan, akan saling
bertumbukan dengan adanya pengadukan lambat dan
menghasilkan flok yang lebih besar
Pertumbuhan ukuran flok akan terus berlanjut dengan

penambahan flokulan atau polimer dengan bobot molekul
tinggi
Polimer tersebut menyebabkan terbentuknya jembatan,
mengikat flok, memperkuat ikatannya serta menambah berat
flok sehingga meningkatkan rate pengendapan flok
Waktu yang dibutuhkan untuk proses flokulasi
berkisar antara 15-20 menit hingga 1 jam
Proses koagulasi-flokulasi terjadi pada unit pengaduk cepat
dan pengaduk lambat
Faktor utama yang mempengaruhi koagulasi dan flokulasi

air adalah kekeruhan, padatan tersuspensi, temperatur, pH,
komposisi dan konsentrasi kation dan anion, durasi dan
tingkat agitasi selama koagulasi dan flokulasi, dosis
koagulan, dan jika diperlukan, koagulan-pembantu
Pemilihan koagulan dan kadarnya membutuhkan studi
laboratorium atau pilot plant (menggunakan jar test
apparatus) untuk mendapatkan kondisi optimum.
Reaksi kimia untuk menghasilkan flok adalah
Tahapan Pada Proses Koagulasi dan Flokulasi
Pengadukan
Faktor penting pada proses koagulasi-flokulasi adalah

pengadukan. Berdasarkan kecepatannya, pengadukan
dibedakan menjadi dua, yaitu pengadukan cepat dan
pengadukan lambat. Kecepatan pengadukan dinyatakan
dengan gradien kecepatan (G), yang merupakan
fungsi dari tenaga yang disuplai (P):
 Pengadukan mekanis adalah metoda pengadukan menggunakan

alat pengaduk berupa impeller yang digerakkan dengan motor
bertenaga listrik. Umumnya pengadukan mekanis terdiri dari motor,
poros pengaduk, dan gayung pengaduk (impeller), lihat Gambar 1.5.
Pengadukan lambat secara mekanis umumnya memerlukan tiga
kompartemen dengan ketentuan G di kompartemen I lebih besar
daripada G di kompartemen II dan G di kompartemen III adalah yang
paling kecil.
 Pengadukan hidrolis adalah pengadukan yang memanfaatkan

gerakan air sebagai tenaga pengadukan. Sistem pengadukan ini
menggunakan energi hidrolik yang dihasilkan dari suatu aliran
hidrolik. Energi hidrolik dapat berupa energi gesek, energy potensial
(jatuhan) atau adanya lompatan hidrolik dalam suatu aliran.
Beberapa contoh pengadukan hidrolis adalah terjunan (Gambar 1.7),
loncatan hidrolis, parshall 68 flume, baffle basin (baffle channel,
Gambar 1.8), perforated wall, gravel bed dan sebagainya.
 Pengadukan pneumatic adalah pengadukan yang menggunakan

udara (gas) berbentuk gelembung yang dimasukkan ke dalam air
sehingga menimbulkan gerakan pengadukan pada air (Gambar 5.7).
Injeksi udara bertekanan ke dalam suatu badan air akan
menimbulkan turbulensi, akibat lepasnya gelembung udara ke
permukaan air. Makin besar tekanan udara, kecepatan gelembung
udara yang dihasilkan makin besar dan diperoleh turbulensi yang
makin besar pula.
Kelebihan Koagulasi - Flokulasi
Lebih cepat, efektif dan efisien menghilangkan bahan-bahan

limbah dalam bentuk koloid, dengan menambahkan
koagulan. Dengan koagulasi, partikel-partikel koloid akan
saling menarik dan menggumpal membentuk flok
(Suryadiputra, 1995)
Memudahkan partikel-partikel tersuspensi yang sangat
lembut dan bahan-bahan koloidal di dalam air menjadi
agregat/jonjot (proses sebelum penggumpalan) dan
membentuk flok, sehingga dapat dipisahkan dengan proses
pengendapan
Menghilangkan beberapa jenis organisme dalam air
Ringkasan Proses Koagulasi-Flokulasi
Koagulasi
 Destabilisasi partikel koloid
 Pembubuhan bahan kimia: koagulan,
misal koagulan, misal: tawas
 Dilakukan pengadukan cepat (rapid
mixing):
 Hidrolis: terjunan atau hidrolik jump
 Mekanis: menggunakan batang
pengaduk
 Lamanya proses: 30 – 90 detik

Flokulasi
 Pembentukan dan pembesaran flok
 Dilakukan pengadukan lambat (slow
mixing):
 Pneumatis
 Mekanis
 Hidrolis
 Waktu operasi: 15 – 30 menit
 Pentingnya koagulasi-flokulasi di IPA terhadap air baku air permukaan

dan air tanah yang sudah mengalami pengolahan pendahuluan;
seringkali terdapat zat padat dalam bentuk atau ukuran yang tidak
memungkinkan mengendap pada proses sedimentasi saja atau dengan
proses lain di dalam waktu dentensi yang efisien.
 Zat tersuspensi yang mempunyai ukuranlebih dari 5 – 10 μm dapat

dihilangkan agak mudah dengan filtrasi atau sedimentasi dan filtrasi.
Sedangkan penghilangan koloid yang tidak tercemar berat dapat
menggunakan Saringan pasir lambat
 Selain itu juga penting bagi proses desinfeksi dengan adanya pemisahan

zat padat sebelum desinfeksi dilakukan, karena sering kali
mikroorgamisme terdapat di dalam zat padat, yang tidak dapat
dimusnahkan oleh proses oksidasi reduksi, karena oksidan akan
tereduksi oleh zat organik didalam flok sebelum bisa menembus
mikroorganisme untuk dimusnahkan
KANDUNGAN
 Uji koagulasi-flokulasi dilaksanakan untuk menentukan dosis

bahan-bahan kimia, dan persyaratan yang digunakan untuk
memperoleh hasil yang optimum
 Variabel-variabel utama yang dikaji sesuai dengan yang
disarankan, termasuk :







Bahan kimia pembantu
PH: nilai ekstrim baik tinggi maupun rendah, dapat berpengaruh
terhadap koagulasi/flokulasi, pH optimum bervariasi tergantung jenis
koagulan yang digunakan
Temperatur: suhu rendah berpengaruh terhadap daya koagulasi/flokulasi
dan memerlukan pemakaian bahan kimia berlebih, untuk mempertahankan hasil yang dapat diterima.
Persyaratan tambahan dan kondisi campuran.
KESIMPULAN
Koagulasi-flokulasi merupakan proses

berkelanjutan, dimana koagulasi adalah proses awal
dengan pengadukan cepat untuk menyatukan
koloid-koloid menjadi flok-flok kecil. Kemudian
dilanjutkan dengan proses flokulasi yaitu
pengadukan lambat untuk membentuk flok menjadi
lebih besar sehingga lebih mudah untuk dipisahkan
dengan air.
Proses koagulasi memiliki beberapa kelebihan yaitu
lebih cepat, efektif dan efisien menghilangkan
bahan-bahan limbah dalam bentuk koloid, dengan
menambahkan koagulan.
Koagulasi dan-flokulasi (1)

More Related Content

What's hot

Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Joy Irman
 
Modul 3 koagulasi
Modul 3  koagulasiModul 3  koagulasi
Modul 3 koagulasi
Bakry Aziz
 
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasPP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
Muhamad Imam Khairy
 
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
Muhamad Imam Khairy
 
pengolahan air dengan lumpur aktif
pengolahan air dengan lumpur aktifpengolahan air dengan lumpur aktif
pengolahan air dengan lumpur aktif
1106499
 
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Joy Irman
 
Laporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarutLaporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarut
U Lhia Estrada
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
Muhamad Imam Khairy
 
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurPerencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Joy Irman
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaRidha Faturachmi
 
Kinetika adsorpsi 2
Kinetika adsorpsi 2Kinetika adsorpsi 2
Kinetika adsorpsi 2
Zainudin Alamsyah
 
Cara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling AirCara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling Air
Said Muhammad
 
proses pengelolaan air limbah secara kimia
proses pengelolaan air limbah secara kimiaproses pengelolaan air limbah secara kimia
proses pengelolaan air limbah secara kimia
mun farid
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Joy Irman
 
perencanaan intake
perencanaan intakeperencanaan intake
perencanaan intake
Reza Nuari
 

What's hot (20)

Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
 
Modul 3 koagulasi
Modul 3  koagulasiModul 3  koagulasi
Modul 3 koagulasi
 
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasPP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
 
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
 
pengolahan air dengan lumpur aktif
pengolahan air dengan lumpur aktifpengolahan air dengan lumpur aktif
pengolahan air dengan lumpur aktif
 
Adsorpsi
AdsorpsiAdsorpsi
Adsorpsi
 
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
 
Laporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarutLaporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarut
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
 
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurPerencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
 
Cod dan bod
Cod dan bodCod dan bod
Cod dan bod
 
Leaching
LeachingLeaching
Leaching
 
Xenobiotik
XenobiotikXenobiotik
Xenobiotik
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
 
Kinetika adsorpsi 2
Kinetika adsorpsi 2Kinetika adsorpsi 2
Kinetika adsorpsi 2
 
Cara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling AirCara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling Air
 
proses pengelolaan air limbah secara kimia
proses pengelolaan air limbah secara kimiaproses pengelolaan air limbah secara kimia
proses pengelolaan air limbah secara kimia
 
Sni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersihSni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersih
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
perencanaan intake
perencanaan intakeperencanaan intake
perencanaan intake
 

Viewers also liked

Proses penjernihan air dengan penambahan koagulan
Proses penjernihan air dengan penambahan koagulanProses penjernihan air dengan penambahan koagulan
Proses penjernihan air dengan penambahan koagulan
Aries Anisa
 
Utilitas pengolahan air secara kimia
Utilitas pengolahan air secara kimiaUtilitas pengolahan air secara kimia
Utilitas pengolahan air secara kimia
Diyah Ayu Ayu
 
Dekantasi & flokulasi koagulasi
Dekantasi & flokulasi koagulasiDekantasi & flokulasi koagulasi
Dekantasi & flokulasi koagulasi
cakbentra
 
Water supply engineering design
Water supply engineering designWater supply engineering design
Water supply engineering design
Martheana Kencanawati
 
GRIYO THOMAS A.F PENGERTIAN MATRIKS KELAS 10 MIPA 4
GRIYO THOMAS A.F PENGERTIAN MATRIKS KELAS 10 MIPA 4GRIYO THOMAS A.F PENGERTIAN MATRIKS KELAS 10 MIPA 4
GRIYO THOMAS A.F PENGERTIAN MATRIKS KELAS 10 MIPA 4
satria_lukman
 
Pertemuan ke 3 uji fungsi hati edit
Pertemuan ke 3 uji fungsi hati editPertemuan ke 3 uji fungsi hati edit
Pertemuan ke 3 uji fungsi hati edit
Yustinus_arie
 
Modul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEHModul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEH
Aulia Amani
 
Laporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarahLaporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarah
Aulia Amani
 
Metabolisme Bilirubin
Metabolisme BilirubinMetabolisme Bilirubin
Metabolisme Bilirubin
Yogananta Ramadhan, MD
 
Koagulasi dan-flokulasi1-131112073350-phpapp01
Koagulasi dan-flokulasi1-131112073350-phpapp01Koagulasi dan-flokulasi1-131112073350-phpapp01
Koagulasi dan-flokulasi1-131112073350-phpapp01
yuni dwi lestari
 
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoAnalisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Farhan Yuzevan
 
Pengelolaan air bersih
Pengelolaan air bersihPengelolaan air bersih
Pengelolaan air bersihfajri3101
 
214361943 6-pengolahan-air-bersih
214361943 6-pengolahan-air-bersih214361943 6-pengolahan-air-bersih
214361943 6-pengolahan-air-bersihYudirwan Tanjung
 
Quality Assurance in Hematology laboratory
Quality Assurance in Hematology laboratoryQuality Assurance in Hematology laboratory
Quality Assurance in Hematology laboratory
Mohammed Abdalla Elhassan
 
SWRO
SWROSWRO
BICUSAPPT
BICUSAPPTBICUSAPPT
BICUSAPPTBICUSA
 
Pengolahan air minum
Pengolahan air minumPengolahan air minum
Pengolahan air minum
Martheana Kencanawati
 

Viewers also liked (20)

Proses penjernihan air dengan penambahan koagulan
Proses penjernihan air dengan penambahan koagulanProses penjernihan air dengan penambahan koagulan
Proses penjernihan air dengan penambahan koagulan
 
Utilitas pengolahan air secara kimia
Utilitas pengolahan air secara kimiaUtilitas pengolahan air secara kimia
Utilitas pengolahan air secara kimia
 
Dekantasi & flokulasi koagulasi
Dekantasi & flokulasi koagulasiDekantasi & flokulasi koagulasi
Dekantasi & flokulasi koagulasi
 
Water supply engineering design
Water supply engineering designWater supply engineering design
Water supply engineering design
 
GRIYO THOMAS A.F PENGERTIAN MATRIKS KELAS 10 MIPA 4
GRIYO THOMAS A.F PENGERTIAN MATRIKS KELAS 10 MIPA 4GRIYO THOMAS A.F PENGERTIAN MATRIKS KELAS 10 MIPA 4
GRIYO THOMAS A.F PENGERTIAN MATRIKS KELAS 10 MIPA 4
 
Pertemuan ke 3 uji fungsi hati edit
Pertemuan ke 3 uji fungsi hati editPertemuan ke 3 uji fungsi hati edit
Pertemuan ke 3 uji fungsi hati edit
 
Presentation3
Presentation3Presentation3
Presentation3
 
Modul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEHModul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEH
 
Laporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarahLaporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarah
 
Metabolisme Bilirubin
Metabolisme BilirubinMetabolisme Bilirubin
Metabolisme Bilirubin
 
Koagulasi dan-flokulasi1-131112073350-phpapp01
Koagulasi dan-flokulasi1-131112073350-phpapp01Koagulasi dan-flokulasi1-131112073350-phpapp01
Koagulasi dan-flokulasi1-131112073350-phpapp01
 
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoAnalisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
 
Pengelolaan air bersih
Pengelolaan air bersihPengelolaan air bersih
Pengelolaan air bersih
 
214361943 6-pengolahan-air-bersih
214361943 6-pengolahan-air-bersih214361943 6-pengolahan-air-bersih
214361943 6-pengolahan-air-bersih
 
Quality Assurance in Hematology laboratory
Quality Assurance in Hematology laboratoryQuality Assurance in Hematology laboratory
Quality Assurance in Hematology laboratory
 
SWRO
SWROSWRO
SWRO
 
PKP
PKPPKP
PKP
 
BICUSAPPT
BICUSAPPTBICUSAPPT
BICUSAPPT
 
JET JAR TEST
JET JAR TESTJET JAR TEST
JET JAR TEST
 
Pengolahan air minum
Pengolahan air minumPengolahan air minum
Pengolahan air minum
 

Similar to Koagulasi dan-flokulasi (1)

Kimfis kel 3
Kimfis kel 3Kimfis kel 3
3. BAB II
3. BAB II3. BAB II
3. BAB II
sirlifitriani_
 
Tugas TPL01_Kelompok 4_Slude Dewatering.pptx
Tugas TPL01_Kelompok 4_Slude Dewatering.pptxTugas TPL01_Kelompok 4_Slude Dewatering.pptx
Tugas TPL01_Kelompok 4_Slude Dewatering.pptx
YubiRestu
 
PPT KEL.5 PENGLIM.pptx
PPT KEL.5 PENGLIM.pptxPPT KEL.5 PENGLIM.pptx
PPT KEL.5 PENGLIM.pptx
VitaMaryamH
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptx
MuhammadRisalRusman
 
Filtrasi dan flotasi
Filtrasi dan flotasiFiltrasi dan flotasi
Filtrasi dan flotasi
faistari
 
Makalah pengolahan mineral floatasi
Makalah pengolahan mineral floatasiMakalah pengolahan mineral floatasi
Makalah pengolahan mineral floatasi
Actur Saktianto
 
1698150899888_5.+Unit+Koagulasi-flokulasi.pdf
1698150899888_5.+Unit+Koagulasi-flokulasi.pdf1698150899888_5.+Unit+Koagulasi-flokulasi.pdf
1698150899888_5.+Unit+Koagulasi-flokulasi.pdf
beynabestari
 
Pengolahan air limbah
Pengolahan air limbahPengolahan air limbah
Pengolahan air limbahthiarramadhan
 
Laporan praktikum waktu pencampuran
Laporan praktikum waktu pencampuranLaporan praktikum waktu pencampuran
Laporan praktikum waktu pencampuranivan sidabutar
 
13922695.ppt
13922695.ppt13922695.ppt
13922695.ppt
MaylinaIlhamiKhurniy
 
Pengolahan Air Limbah PPT
Pengolahan Air Limbah PPTPengolahan Air Limbah PPT
Pengolahan Air Limbah PPT
Atika Fitria Ningrum
 
Kel 11 SIKLUS BIOGEOKIMIA - 1D4B.pptx
Kel 11 SIKLUS BIOGEOKIMIA - 1D4B.pptxKel 11 SIKLUS BIOGEOKIMIA - 1D4B.pptx
Kel 11 SIKLUS BIOGEOKIMIA - 1D4B.pptx
RaihanTaufikurohman
 
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptxPPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
magangfim17
 
Sedimentasi.pdf
Sedimentasi.pdfSedimentasi.pdf
Sedimentasi.pdf
WahyuAdrian4
 
Pengolahan Limbah Flokulasi dan Koagulasi.pptx
Pengolahan Limbah Flokulasi dan Koagulasi.pptxPengolahan Limbah Flokulasi dan Koagulasi.pptx
Pengolahan Limbah Flokulasi dan Koagulasi.pptx
EdwardJacob12
 
Istilah dalam industri lingkungan
Istilah dalam industri lingkunganIstilah dalam industri lingkungan
Istilah dalam industri lingkungan
Jho Baday
 

Similar to Koagulasi dan-flokulasi (1) (20)

Kimfis kel 3
Kimfis kel 3Kimfis kel 3
Kimfis kel 3
 
3. BAB II
3. BAB II3. BAB II
3. BAB II
 
Tugas TPL01_Kelompok 4_Slude Dewatering.pptx
Tugas TPL01_Kelompok 4_Slude Dewatering.pptxTugas TPL01_Kelompok 4_Slude Dewatering.pptx
Tugas TPL01_Kelompok 4_Slude Dewatering.pptx
 
PPT KEL.5 PENGLIM.pptx
PPT KEL.5 PENGLIM.pptxPPT KEL.5 PENGLIM.pptx
PPT KEL.5 PENGLIM.pptx
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptx
 
Filtrasi dan flotasi
Filtrasi dan flotasiFiltrasi dan flotasi
Filtrasi dan flotasi
 
Makalah pengolahan mineral floatasi
Makalah pengolahan mineral floatasiMakalah pengolahan mineral floatasi
Makalah pengolahan mineral floatasi
 
Aplikasi bioteknologi 1
Aplikasi bioteknologi 1Aplikasi bioteknologi 1
Aplikasi bioteknologi 1
 
1698150899888_5.+Unit+Koagulasi-flokulasi.pdf
1698150899888_5.+Unit+Koagulasi-flokulasi.pdf1698150899888_5.+Unit+Koagulasi-flokulasi.pdf
1698150899888_5.+Unit+Koagulasi-flokulasi.pdf
 
Pengolahan air bersih
Pengolahan air bersihPengolahan air bersih
Pengolahan air bersih
 
Pengolahan air limbah
Pengolahan air limbahPengolahan air limbah
Pengolahan air limbah
 
Laporan praktikum waktu pencampuran
Laporan praktikum waktu pencampuranLaporan praktikum waktu pencampuran
Laporan praktikum waktu pencampuran
 
Sifat koloid 2
Sifat koloid 2Sifat koloid 2
Sifat koloid 2
 
13922695.ppt
13922695.ppt13922695.ppt
13922695.ppt
 
Pengolahan Air Limbah PPT
Pengolahan Air Limbah PPTPengolahan Air Limbah PPT
Pengolahan Air Limbah PPT
 
Kel 11 SIKLUS BIOGEOKIMIA - 1D4B.pptx
Kel 11 SIKLUS BIOGEOKIMIA - 1D4B.pptxKel 11 SIKLUS BIOGEOKIMIA - 1D4B.pptx
Kel 11 SIKLUS BIOGEOKIMIA - 1D4B.pptx
 
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptxPPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
 
Sedimentasi.pdf
Sedimentasi.pdfSedimentasi.pdf
Sedimentasi.pdf
 
Pengolahan Limbah Flokulasi dan Koagulasi.pptx
Pengolahan Limbah Flokulasi dan Koagulasi.pptxPengolahan Limbah Flokulasi dan Koagulasi.pptx
Pengolahan Limbah Flokulasi dan Koagulasi.pptx
 
Istilah dalam industri lingkungan
Istilah dalam industri lingkunganIstilah dalam industri lingkungan
Istilah dalam industri lingkungan
 

Koagulasi dan-flokulasi (1)

  • 2. LATAR BELAKANG Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia Ketersediaan air baik secara kuantitas, kualitas, maupun kontinuitas sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia Saat ini, di perkotaan, kualitas dan kuantitas air menurun akibat pencemaran dan padatnya penduduk Koagulasi dan flokulasi merupakan salah satu cara pengolahan air untuk menghilangkan zat-zat yang berbahaya dalam air untuk menghasilkan air bersih yang bisa digunakan manusia
  • 3. PENGERTIAN KOLOID Koloid merupakan sistem yang partikel-partikelnya terdispersi secara merata dalam suatu medium. Sifat Khas Koloid tidak dapat disaring fasa terdispersi tersebar secara merata dalam medium pendispersi serta dapat memberikan suatu hamburan cahaya yang bergerak tidak teratur jika terkena seberkas cahaya yang dinamakan efek Tyndall.
  • 4. PENGERTIAN KOAGULASI PENGERTIAN KOAGULASI penambahan zat kimia (koagulan) ke dalam air baku dengan maksud mengurangi gaya tolak-menolak antar partikel koloid • Koagulasi terpenuhi dengan penambahan ion-ion yang mempunyai muatan berlawanan dengan partikel koloid • Partikel koloid umumnya bermuatan negatif, sehingga ionion yang ditambahkan harus kation atau bermuatan positif
  • 7. Proses Koagulasi Dalam proses koagulasi, berpengaruh stabilitas koloid sangat Beberapa gaya yang menyebabkan stabilitas partikel, yaitu: Gaya elektrostatik yaitu gaya tolak menolak tejadi jika partikel-partikel mempunyai muatan yang sejenis.  Bergabung dengan molekul air (reaksi hidrasi).  Stabilisasi yang disebabkan oleh molekul besar yang diadsorpsi pada permukaan. 
  • 8. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES KOAGULASI Suhu air Derajat Keasaman (pH) Jenis Koagulan Kadar ion terlarut Tingkat kekeruhan Dosis koagulan Kecepatan pengadukan Alkalinitas
  • 9. FLOKULASI Flokulasi adalah suatu proses aglomerasi (penggumpalan) partikel-partikel terdestabilisasi menjadi flok dengan ukuran yang memungkinkan dapat dipisahkan oleh sedimentasi dan filtrasi Bertujuan untuk mempercepat proses penggabungan flok-flok yang telah dibibitkan pada proses koagulasi Gradien kecepatan merupakan faktor penting dalam desain bak flokulasi
  • 10. FLOKULASI Jika nilai gradien terlalu besar maka gaya geser yang timbul akan mencegah pembentukan flok, sebaliknya jika nilai gradient terlalu rendah/tidak memadai maka proses penggabungan antar partikulat tidak akan terjadi dan flok besar serta mudah mengendap akan sulit dihasilkan. (umumnya 30 hingga 90 detik) Untuk mendapatkan flok yang besar dan mudah mengendap maka bak flokulasi dibagi atas tiga kompartemen :    pertama terjadi proses pendewasaan flok, kedua terjadi proses penggabungan flok, dan ketiga terjadi pemadatan flok
  • 11. Koagulasi dan flokulasi merupakan proses yang terjadi secara berurutan untuk mentidakstabilkan partikel tersuspensi, menyebabkan tumbukan partikel dan tumbuh menjadi flok Pertama koagulasi dengan melibatkan netralisasi dari muatan partikel dengan penambahan elektrolit (koagulan) Agregat yang terbentuk akan saling menempel dan menyebabkan terbentuknya partikel yang lebih besar yang dinamakan mikroflok, Pengadukan cepat untuk mendispersikan koagulan dalam larutan dan mendorong terjadinya tumbukan partikel sangat diperlukan untuk memperoleh proses koagulasi yang bagus
  • 12. Biasanya proses koagulasi ini membutuhkan waktu sekitar 1-3 menit Tahap selanjutnya, Flokulasi, disebabkan oleh adanya penambahan sejumlah kecil bahan kimia yang disebut sebagai flokulan (Rath & Singh, 1997) Mikroflok yang terbentuk pada saat proses koagulasi sebagai akibat penetralan muatan, akan saling bertumbukan dengan adanya pengadukan lambat dan menghasilkan flok yang lebih besar
  • 13. Pertumbuhan ukuran flok akan terus berlanjut dengan penambahan flokulan atau polimer dengan bobot molekul tinggi Polimer tersebut menyebabkan terbentuknya jembatan, mengikat flok, memperkuat ikatannya serta menambah berat flok sehingga meningkatkan rate pengendapan flok Waktu yang dibutuhkan untuk proses flokulasi berkisar antara 15-20 menit hingga 1 jam Proses koagulasi-flokulasi terjadi pada unit pengaduk cepat dan pengaduk lambat
  • 14. Faktor utama yang mempengaruhi koagulasi dan flokulasi air adalah kekeruhan, padatan tersuspensi, temperatur, pH, komposisi dan konsentrasi kation dan anion, durasi dan tingkat agitasi selama koagulasi dan flokulasi, dosis koagulan, dan jika diperlukan, koagulan-pembantu Pemilihan koagulan dan kadarnya membutuhkan studi laboratorium atau pilot plant (menggunakan jar test apparatus) untuk mendapatkan kondisi optimum. Reaksi kimia untuk menghasilkan flok adalah
  • 15. Tahapan Pada Proses Koagulasi dan Flokulasi
  • 16.
  • 17. Pengadukan Faktor penting pada proses koagulasi-flokulasi adalah pengadukan. Berdasarkan kecepatannya, pengadukan dibedakan menjadi dua, yaitu pengadukan cepat dan pengadukan lambat. Kecepatan pengadukan dinyatakan dengan gradien kecepatan (G), yang merupakan fungsi dari tenaga yang disuplai (P):
  • 18.  Pengadukan mekanis adalah metoda pengadukan menggunakan alat pengaduk berupa impeller yang digerakkan dengan motor bertenaga listrik. Umumnya pengadukan mekanis terdiri dari motor, poros pengaduk, dan gayung pengaduk (impeller), lihat Gambar 1.5. Pengadukan lambat secara mekanis umumnya memerlukan tiga kompartemen dengan ketentuan G di kompartemen I lebih besar daripada G di kompartemen II dan G di kompartemen III adalah yang paling kecil.
  • 19.  Pengadukan hidrolis adalah pengadukan yang memanfaatkan gerakan air sebagai tenaga pengadukan. Sistem pengadukan ini menggunakan energi hidrolik yang dihasilkan dari suatu aliran hidrolik. Energi hidrolik dapat berupa energi gesek, energy potensial (jatuhan) atau adanya lompatan hidrolik dalam suatu aliran. Beberapa contoh pengadukan hidrolis adalah terjunan (Gambar 1.7), loncatan hidrolis, parshall 68 flume, baffle basin (baffle channel, Gambar 1.8), perforated wall, gravel bed dan sebagainya.
  • 20.  Pengadukan pneumatic adalah pengadukan yang menggunakan udara (gas) berbentuk gelembung yang dimasukkan ke dalam air sehingga menimbulkan gerakan pengadukan pada air (Gambar 5.7). Injeksi udara bertekanan ke dalam suatu badan air akan menimbulkan turbulensi, akibat lepasnya gelembung udara ke permukaan air. Makin besar tekanan udara, kecepatan gelembung udara yang dihasilkan makin besar dan diperoleh turbulensi yang makin besar pula.
  • 21. Kelebihan Koagulasi - Flokulasi Lebih cepat, efektif dan efisien menghilangkan bahan-bahan limbah dalam bentuk koloid, dengan menambahkan koagulan. Dengan koagulasi, partikel-partikel koloid akan saling menarik dan menggumpal membentuk flok (Suryadiputra, 1995) Memudahkan partikel-partikel tersuspensi yang sangat lembut dan bahan-bahan koloidal di dalam air menjadi agregat/jonjot (proses sebelum penggumpalan) dan membentuk flok, sehingga dapat dipisahkan dengan proses pengendapan Menghilangkan beberapa jenis organisme dalam air
  • 22. Ringkasan Proses Koagulasi-Flokulasi Koagulasi  Destabilisasi partikel koloid  Pembubuhan bahan kimia: koagulan, misal koagulan, misal: tawas  Dilakukan pengadukan cepat (rapid mixing):  Hidrolis: terjunan atau hidrolik jump  Mekanis: menggunakan batang pengaduk  Lamanya proses: 30 – 90 detik Flokulasi  Pembentukan dan pembesaran flok  Dilakukan pengadukan lambat (slow mixing):  Pneumatis  Mekanis  Hidrolis  Waktu operasi: 15 – 30 menit
  • 23.  Pentingnya koagulasi-flokulasi di IPA terhadap air baku air permukaan dan air tanah yang sudah mengalami pengolahan pendahuluan; seringkali terdapat zat padat dalam bentuk atau ukuran yang tidak memungkinkan mengendap pada proses sedimentasi saja atau dengan proses lain di dalam waktu dentensi yang efisien.  Zat tersuspensi yang mempunyai ukuranlebih dari 5 – 10 μm dapat dihilangkan agak mudah dengan filtrasi atau sedimentasi dan filtrasi. Sedangkan penghilangan koloid yang tidak tercemar berat dapat menggunakan Saringan pasir lambat  Selain itu juga penting bagi proses desinfeksi dengan adanya pemisahan zat padat sebelum desinfeksi dilakukan, karena sering kali mikroorgamisme terdapat di dalam zat padat, yang tidak dapat dimusnahkan oleh proses oksidasi reduksi, karena oksidan akan tereduksi oleh zat organik didalam flok sebelum bisa menembus mikroorganisme untuk dimusnahkan
  • 24. KANDUNGAN  Uji koagulasi-flokulasi dilaksanakan untuk menentukan dosis bahan-bahan kimia, dan persyaratan yang digunakan untuk memperoleh hasil yang optimum  Variabel-variabel utama yang dikaji sesuai dengan yang disarankan, termasuk :     Bahan kimia pembantu PH: nilai ekstrim baik tinggi maupun rendah, dapat berpengaruh terhadap koagulasi/flokulasi, pH optimum bervariasi tergantung jenis koagulan yang digunakan Temperatur: suhu rendah berpengaruh terhadap daya koagulasi/flokulasi dan memerlukan pemakaian bahan kimia berlebih, untuk mempertahankan hasil yang dapat diterima. Persyaratan tambahan dan kondisi campuran.
  • 25. KESIMPULAN Koagulasi-flokulasi merupakan proses berkelanjutan, dimana koagulasi adalah proses awal dengan pengadukan cepat untuk menyatukan koloid-koloid menjadi flok-flok kecil. Kemudian dilanjutkan dengan proses flokulasi yaitu pengadukan lambat untuk membentuk flok menjadi lebih besar sehingga lebih mudah untuk dipisahkan dengan air. Proses koagulasi memiliki beberapa kelebihan yaitu lebih cepat, efektif dan efisien menghilangkan bahan-bahan limbah dalam bentuk koloid, dengan menambahkan koagulan.