1. LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
FISIKA DASAR 1
“KALORIMETER”
TANGGAL PENGUMPULAN : 20 NOVEMBER 2017
TANGGAL PRAKTIKUM : 28 NOVEMBER 2017
WAKTU PRAKTIKUM : 09.00-selesai WIB
NAMA : UTUT MUHAMMAD
NIM : 11170163000059
KELOMPOK / KLOTER : -/ 1 (SATU)
NAMA :
UTUT MUHAMMAD (11170163000059)
ANNISA FITRIA (11170163000067)
FADLI MAULANA (11170163000066)
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA 1B
LABORATORIUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
2. “KALORIMETER”
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Dapat menentukan jenis kalorimeter.
2. Dapat menentukan besarnya energi kalor yang dilepaskan kalorimeter.
3. Dapat menentukan besarnya energi listrik yang diterima kalorimeter.
4. Dapat memahami materi kalorimeter.
5. Dapat menentukan nilai kesetaraan kalor-listrik pada kalorimeter.
B. DASAR TEORI
Kalorimeter adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan (mengukur)
kalor. Pengukuran itu dilakukan untuk mengetahui kalor jenis suatu zat. Jika kalor
jenis suatu zat sudah diketahui, kalor yang diserap atau dilepaskan dapat dihitung
dengan mengukur perubahan suhunya. Kalorimeter terdirir atas sebuah bejana
logam yang kalor jenisnya sudah diketahui sebelumnya. Bejana itu ditempatkan
dalam suatu wadah bejana lain dengan cara dipisahkan (tidak terdapat kemungkinan
bersinggungan secara langsung) diantara kedua bejana tadi diberi isolator yang
mencegah terjadinya pertukaran kalor dengan udara luar. Jika sebuah benda
melepas kalor, maka akan terjadi perubahan wujud pada zat tersebut selain itu juga
terjadi perubahan ukuran. Misalnya air jika didinginkan akan berubah menjadi es.
Dari pertama air yang berbentuk cair, berubah bentuk menjadi es. Dari cair menjadi
padat. Begitu pula yang terjadi pada benda cair yang menguap menjadi gas
(Purwoko, 2007).
Prinsip kerja kalorimeter didasarkan pada Azas Black yang dinyatakan sebagai
berikut :
Jika dua benda yang mempunyai suhu berbeda didekatkan sehingga terjadi kontak
maka temperatur akhir kedua benda yang mempunyai suhu berbeda setelah
keseimbangan termis tercapai akan sama.
Jumlah kalor yang diterima = jumlah kalor yang diberikan.
(Wahyuni, 2010).
Ada beberapa hal yang terkait dengan kalor, yaitu :
Kalor jenis, adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan 1
gram atau1 kg zat sebesar 1°C. Kapasitas kalor, adalah banyaknya kalor
yang dibutuhkan oleh zat untuk menaikkan shununya sebesar 1°C. Kalor
lebur, menyatakan banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh satu satuan
3. massa zat padat untuk merubah seluruh wujudnya menjadi cair. Kalor
beku adalah banyaknya kalor yang dilepaskan untuk mengubah 1 kg zat
dari wujud cair menjadi padat pada titik bekuya. Titik lebur normal suatu
zat atau partikel, dapat diketahui atau ditentukan oleh gaya tarik antar
partikel-partikel di dalamnya. Kalor uap adalah banyaknya kalor yang
diserap untuk mengubah 1 kg zat dari wujud cair menjadi uap pada titik
didihnya. Kalor embun adalah banyaknya kalor yang dibebaskan untuk
mengubah 1 kg zat dari wujud uap menjadi cair pada titik embunnya.
Titik didih normal dari sebuah cairan merupakan kasus di mana tekanan
uap cairan sama dengan tekanan atmosphere dipermukaan laut.
(Sunaryono, 2010).
Kalorimeter adalah pengukuran panas secara kuantitatif yang masuk selama
proses kimia. Kalorimeter adalah alat untuk mengukur kalor dari reaksi yang
dikeluarkan. Kalorimeter dapat digunakan untuk menghitung energi dalam
makanan dalam atmosfer dan mengukur jumlah energi yang meningkat dalam suhu
kalorimeter (Wahyu, 2010).
Suatu zat apabila diberi kalor terus menerus dan melepas kalor
maksimum, maka zat akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini
juga berlaku jika suatu zat melepaskan kalor terus-menerus dan mencapai
suhu minimumnya. Oleh karena itu selain kalor dapat digunakan untuk
mengubah suhu zat juga dapat digunakan untuk mengubah wujud zat
(Soedojo, 1999).
Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada
suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimeter. Dengan
menggunakan hukum hess, kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat
ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi. Pembentukan standart,
energi ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam kalorimeter
berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas atau
masuk dari luar kedalam kalorimeter, dan hukum yang berlaku pada
proses ini adalah hukum azas black yaitu:
Qlepas = Qterima
Q = m.c.∆T
Keterangan:
Q = jumlah kalor (joule)
4. M = massa zat (gram)
C = kalor jenis (kal/groc)
∆T = perubahan suhu
(Zemansky, 1988)
Sebelum lebih jauh dijelaskan mengenai kalorimeter, terlebih dahulu
mengenal istilah-istilah dalam kalorimeter sebagai berikut:
Kalor jenis zat adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
satu satuan massa zat tersebut sebanyak satu derajat. Kapasitas kalor
adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu seluruh benda
sebanyak satu derajat. Kalor lebur adalah kalor yang dibutuhkan untuk
melebur satu satuan massa pada suhu tetap. Kalor beku adalah kalor yang
dilepaskan ketika zat membeku. Titik lebuh normal adalah titik dimana
benda tersebut berubah wujud menjadi cair. Kalor uap adalah jumlah
kalor yang diperlukan untuk menguapkan satu satuan massa cairan pada
suhu tetap. Kalor embun adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk
berubah wujud dari gas ke cair satu satuan massa cairan pada suhu tetap.
Titik didih normal adalah suhu dimana tekanan zat cair sama dengan
tekanan eksternal yang dialami oleh cairan (Bueche, 2006).
Bila dua sistem yang temperaturnya berbeda-beda dipersatukan, maka
temperature terakhir yang dicapai oleh kedua sistem tersebut berada diantara dua
temperatur permukaan tersebut. Suatu zat bahan (material substance) yakni kalorik,
terdapat didalam setiap benda. Sebuah benda pada temperatur tinggi mengandung
lebih banyak kalori daripada benda temperatur rendah. Bila kedua benda tersebut
disatukan, maka benda yang kaya kalorinya kehilangan sebagian kalorinya yang
diberikan epadan benda lain sampai kedua benda tersebut belum mencapai
temperatur yang sama. Teori kalorik mampu menjelaskan percampuran zat-zat
didalam sebuah kalorimeter. Sedangkan kalorimeter tersebut merupakan alat untuk
menentukan kalor jenis suatu zat (Halliday, 1999).
5. C. ALAT dan BAHAN
NO GAMBAR NAMA ALAT DAN BAHAN
1 Neraca Digital
2 Kabel Penghubung
3 Catu Daya
4 Kalorimeter
5 Neraca O’haus
6 Stopwatch
7 Termometer
6. 8 Gelas Ukur
9 Air
10 Multimeter Digital
D. LANGKAH KERJA
NO GAMBAR NAMA ALAT DAN BAHAN
1
Siapkan alat untuk praktikum
kalorimeter.
2
Ukurlah massa kalorimeter
dengan neraca digital.
3
Masukkan air kedalam
kalorimeter.
7. 4
Ukur kembali massa kalorimeter
yang berisi dengan air..
5
Ukur suhu awal pada kalorimeter
dan catatlah hasilnya.
6
Buatlah rangkaian seri pada
amperemeter, dan paralel pada
voltmeter, sekaligus atur tegangan
pada voltmeter, dan arus pada
amperemeter.
7
Hubungkan ke catudaya dan tekan
tombol power serta atur voltage.
8
Aduk air yang ada didalam
kalorimeter dengan waktu selama
tiga menit.
9
Lihat suhu akhir , kemudian lihat
pada kedua multimeter tersebut
dan matikan catu daya.
10
Catatlah data yang telah
didapatkan dari praktikum
tersebut.
E. DATA PERCOBAAN
8. F. PENGELOLAAN DATA
Mencari Kalori Air
1. Dik:
ma = 0,08245 𝑘𝑔
𝑄 = 4200 J / kg °C
∆𝑇 = 2 °C
1 𝐽 = 0,24 𝑘𝑎𝑙
Dit :
𝑄 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑇
𝑄 = (0,08245 𝑘𝑔)(4200 J /
kg °C)(2°C)
𝑄 = 692,58 J x 0,24
𝑄 = 166,2192 𝑘𝑎𝑙
2. Dik:
ma = 0,0845 𝑘𝑔
𝑄 = 4200 J / kg °C
∆𝑇 = 4 °C
1 𝐽 = 0,24 𝑘𝑎𝑙
Dit :
𝑄 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑇
𝑄 = (0,0845 𝑘𝑔)(4200 J / kg
°C)(4°C)
𝑄 = 1419,6 J x 0,24
𝑄 = 340,704 𝑘𝑎𝑙
3. Dik:
ma = 0,0845 𝑘𝑔
𝑄 = 4200 J / kg °C
∆𝑇 = 4 °C
1 𝐽 = 0,24 𝑘𝑎𝑙
Dit :
𝑄 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑇
𝑄 = (0,0845 𝑘𝑔)(4200 J / kg
°C)(4°C)
𝑄 = 1461,6 J x 0,24
𝑄 = 350,784 𝑘𝑎𝑙
Qtotal = 166,2192 + 340,704 + 350,784
Qrata-rata = 285,9024 ≈ 286 kal.
Mencari Energi Listrik.
1. Dik:
𝑉 = 5,59 𝑉
𝐼 = 0,85 𝐴
𝑡 = 180 𝑠
Dit :
W = V.I.t
𝑊 = 𝑉. 𝐼. 𝑡
𝑊 = (5,59 𝑉)(0,85 𝐼)(180 𝑠)
𝑊 = 855,27 J
2. Dik:
𝑉 = 5,60 𝑉
𝐼 = 1,00 𝐴
𝑡 = 180 𝑠
Dit :
W = V.I.t
𝑊 = 𝑉. 𝐼. 𝑡
𝑊 = (5,60 𝑉)(1,00 𝐼)(180 𝑠)
𝑊 = 1008,0 J
3. Dik:
𝑉 = 5,60 𝑉
𝐼 = 1,00 𝐴
𝑡 = 180 𝑠
Dit :
W = V.I.t
𝑊 = 𝑉. 𝐼. 𝑡
𝑊 = (5,60 𝑉)(1,00 𝐼)(180 𝑠)
𝑊 = 1008,0 J
Wtotal = 855,27 + 1008 + 1008
Wrata-rata = 957,09 ≈ 957 J
Perhitungan Hambatan Listrik.
1. Dik :
V = 5,59
I = 0,85
Dit :
R = V / I
No.
(V)
Catu
daya
mk
(kg)
ma (kg)
T0
(°C)
Tt
(°C)
∆𝑇
(oC)
Tegangan
(V)
I
(A)
t
(s)
1. 6 0,1445 0,08245 27 29 2 5,59 0,85 180
2. 6 0,1445 0,0845 27 31 4 5,6 1 180
3. 6 0,142 0,087 27 31 4 5,6 1 180
9. Perhitungan Daya Listrik.
1. Dik :
V = 5,59
I = 0,85
Dit :
P = V.I
P = (5,59)(0,85)
P = 4,7515 Watt
2. Dik :
V = 5,6
I = 1
Dit :
P = V.I
P = (5,6)(1)
P = 5,6 Watt
3. Dik :
V = 5,6
I = 1
Dit :
P = V.I
P = (5,6)(1)
P = 5,6 Watt
Ptotal = 4,7515 + 5,6 + 5,6
Prata-rata = 5,3172 ≈ 5,3 Watt
Hubungan Energi Listrik dengan
Energi Kalor.
1. Dik:
ma = 82,45𝑔𝑟
𝐶 𝑎 = 1 kal / gr °C
𝐶 𝑘 = 0,217kal / gr °C
Mk = 144,5
∆𝑇 = 2 °C
Dit :
𝑄 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑇
𝑄 = ((ma.ca) + (mk.ck)) ∆𝑇
𝑄 = ((82,4𝑥1) + (144,5𝑥0,217)2
𝑄 = (82,4 + 31,3565)2
𝑄 = 227,513 𝑘𝑎𝑙
2. Dik:
ma = 84,5𝑔𝑟
𝐶 𝑎 = 1 kal / gr °C
R = (5,59) / (0,85)
R = 6,5764 Ω
2. Dik :
V = 5,6
I = 1
Dit :
R = V./ I
R = (5,6) / (1)
R = 5,6 Ω
3. Dik :
V = 5,6
I = 1
Dit :
R = V./ I
R = (5,6) / (1)
R = 5,6 Ω
Rtotal = 6,5764 + 5,6 + 5,6
Rrata-rata = 5,9254 ≈ 6 Ω
Hubungan Faktor Koresi atau
kesetaraan kalor (𝛾) .
1. Dik :
W = 855,27 J
Q = 227,513 kal
Dit :
𝛾 =
𝑊
𝑄
𝛾 =
855,27
227,513
𝛾 = 3,7592
2. Dik :
W = 1008,0 J
Q = 463,426 kal
Dit :
𝛾 =
𝑊
𝑄
𝛾 =
1008
463,426
𝛾 = 2,1751
3. Dik :
W = 1008,0 J
Q = 471,256 kal
Dit :
𝛾 =
𝑊
𝑄
𝛾 =
1008
471,256
10. 𝐶 𝑘 = 0,217kal / gr °C
Mk = 144,5
∆𝑇 = 4 °C
Dit :
𝑄 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑇
𝑄 = ((ma.ca) + (mk.ck)) ∆𝑇
𝑄 = ((84,5𝑥1) + (144,5𝑥0,217)2
𝑄 = (84,5 + 31,3565)4
𝑄 = 463,426 𝑘𝑎𝑙
3. Dik:
ma = 87,0𝑔𝑟
𝐶 𝑎 = 1 kal / gr °C
𝐶 𝑘 = 0,217kal / gr °C
Mk = 142
∆𝑇 = 4 °C
Dit :
𝑄 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑇
𝑄 = ((ma.ca) + (mk.ck)) ∆𝑇
𝑄 = ((87,0𝑥1) + (142𝑥0,217)2
𝑄 = (87 + 30,814)4
𝑄 = 471,256 𝑘𝑎𝑙
Rtotal = 227,513 + 463,426 + 471,256
Rrata-rata = 387,3983 ≈ 387 kal
𝛾 = 2,1389
𝛾total = 3,7592 + 2,1751 + 2,1389
𝛾rata-rata = 2,6911 ≈ 3
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini praktikan melakukan praktikum yaitu kalorimeter Secara
sederhananya adalah alat untuk mengukur kalor tetapi pertukaran energi dari dasar
teknik yang dikenal sebagai kalorimetri yang merupakan pengukuran kuantitatif
dari pertukaran kalor . untuk melakukan pengukuran seperti itu adalah sebuah
kalorimeter yang digunakan pada sebuah kalorimetri air sederhana.
Dalam praktikum ini praktikan mengamati dalam perpindahan kalor yang
terdapat pada praktikum kalorimeter ini. Hal tersebut munculnya terjadi karena
adanya sebuah beberapa peristiwa perubahan energi yang terkonservasi, artinya
energi yang terdapat didalam listrik yang bersumber dari catu daya yang akan
mengalir ke kalorimeter dan akan berubah menjadi energi panas. Kemudian, saat
pengadukan muculnya sebuah energi, yaitu energi mekanik yang berubah menjadi
energi panas dikarenakan munculnya yang terdapat pada kalorimeter dan bukan
11. terciptakan dari energi listrik dan mekanik, namun hasil perubahan bentuk dari
kedua energi tersebut.
Prinsip kerja kalorimeter sederhana dikenal dengan nama metoda campuran,
yaitu satu sampel zat dipanaskan sampai temperatur tinggi yang diukur
menggunakan termometer , lalu ditempatkan air dingin kalorimeter. Kalor yang
hilang pada sampel akan diterima oleh air dan kalorimeter. Dengan mengukur
temperatur akhir campuran tersebut, kalor jenis dapat dihitung.
Pada percobaan ini juga praktikan menggunakan massa air yang berbeda, suhu
yang berbeda sehingga saat terjadinya penaikkan suhu pun juga berbeda, serta
tegangan dan arus yang dikeluarkan juga berbeda. Kalorimeter adalah alat yang
digunakan untuk menentukan energi yang menumpuk dengan cara mengukur
perubahan suhu yang terjadi atau perubahan efek termal lainnya. Sebuah
kalorimeter adalah alat yang dipakai untuk percobaan yang berhubungan dengan
kalor. Kalorimeter didesain sedemikian sehingga perpidahan kalor ke
lingkungannya terjadi seminimum mungkin. Pada dasarnya sebuah kalorimeter
terdiri dari dua bejana yang terpisahkan oleh suatu ruang udara. Bejana disebelah
dalam terbuat dari aluminium mengkilat untuk mengurangi penyerapan kalor oleh
dinding bejana. Tutup bejana terbuat dari kayu yang merupakan penghantar yang
buruk agar tidak banyak panas yang hilang. Kalorimeter dapat digunakan untuk
mengukur kalor jenis suatu zat.
Pada percobaan pertama praktikan bertujuan untuk mencari energi kalor yang
diterima oleh kalorimeter, dalam data yang praktikan dapatkan penentuan energi
listrik tentulah berbeda dari percobaan pertama hingga percobaan akhir. Hasil yang
kami dapatkan adalah secasra berturut-turut 166,2192 kal, 340,704 kal, dan 350,784
kal. Karena praktikan melihat bentuk persamaan dari energi kalor itu yang
berbanding lurus dengan massa air, kalor jenis, dan perubahan waktu juga, maka
hasil akhirnya yang akan didapatkan pun juga akan saling berbeda karena dilihat
dari perubahan suhu yang berbeda, dan massa jenis air yang berbeda.
Pada percobaan selanjutnya menghitung energi listrik, dimana praktikum energi
listrik ini praktikan melakukan tiga kali percobaan, dari data yang didapatkan oleh
praktikan secara berturut-turut adalah 855,27 J, 1008 J,dan 1008 J. Kenapa dalam
percobaan besar energi listrik pada percobaan pertama berbeda dan pada percobaan
kedua dan ketiga sama, karena pada percobaan pertama saat menimbang massa
kalorimeter praktikan menggunakan neraca ohaus, serta mengisi air kedalam
12. kalorimeter praktikan menggunakan neraca ohaus,dan suhunya yang berbeda dari
percobaan pertama, berbeda halnya dengan percobaan kedua dan ketiga, saat
percobaan kedua praktikan masih menggunakan nerca ohaus untuk menimbang
massa kalorimeter dengan massa air didalam kalorimeter, tetapi saat percobaan
ketiga praktikan menggunakan nerca digital , tapi mengapa hasil dari percobaan
kedua dan ketiga ini sama , dan kenapa pada percobaan yang pertama tidak sama,
hal ini karena adanya terjadi suhu awal dan perubahan suhu pada percobaan
pertama, kedua dan ketiga, tetapi pada percobaan kedua dan ketiga suhu awal dan
suhu akhir pun sama, hanya bedanya saat mengukur kalorimeter yang berbeda
dengan neraca dalam percobaan pertama, kedua dan ketiga serta suhu dalam
percobaan pertama berbeda, dan suhu pada percobaan kedua dan ketiga hasilnya
sama.
Pada percobaan terakhir praktikan menentukan kesetaraan pada kalor, pada
percobaan ini adalah dimana hasil dari energi listrik berbandiing terbalik dengan
jumlah kalor sehingga akan mendapatkan kesetaraan yang terdapat dapa kalor, dari
data yang didapatkan dari praktikum ini secara berturut-turut adalah 3,7592 ,
2,1751, 2,1389.
pada percobaan kalorimeter ini, alhamdulillah praktikan dapat mengambil data
sesuai praktikan yang harapkan, dan praktikum ini berjalan dengan lancar dibawah
bimbingan ka Erna.
H. TUGAS PASCA PRAKTIKUM
1. Jelaskan analisis anda mengenai hukum kekekalan energi pada praktikum
kalorimeter ?
Jawab :
Dari pengertian hukum konservasi energi itu sendiri adalah energi tidak
dapat diciptakan dan juga tidak dapat dimusnahkan. Diman hukum kekekalan
energi tersebut dimana dari energi listrik yang dilepaskan oleh catu daya diubah
menjadi energi kalor yang nantinya diterima oleh kalorimeter. Hukum
keonservasi energi menyatakan energi tidak dapat dimusnahkan dan dapat
diciptakan melainkan hanya dapat diubah dari satu bentuk kebentuk lain. Di
alam ini banyak terdapat energi seperti energi listrik,energi kalor,energi
bunyi,namun energi kalor hanya dapat dirasakan seperti panas matahari .Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering melihat alat-alat pemanas yang menggunakan
energi listrik seperti teko pemanas, penanak nasi, kompor listrik ataupun
13. pemanas ruangan. Pada dasarnya alat-alat tersebut memiliki cara kerja yang
sama yaitu merubah energi listrik yang mengalir pada kumparan kawat menjadi
energi kalor/panas. Sama halnya dengan kalorimeter yaitu alat ayang digunakan
untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan. Namun kali ini
yang kami bahas adalah mengenai kalorimeter sederhana.
2. Bandingkan variabel pembanding konversi energi untuk masing-masing
percobaan ?
Jawab :
Dari variabel pada konversi energi yang terdapat pada masing-masing variabel
jelaslah berbeda, karena dilihat dari massa benda, suhu awal, perubahan suhu,
tegangan, arus listrik, kedua alat multimeter sudah lah sangat berbeda dari data
yang diperoleh dari suatu variabel tersebut adalah massa air, massa benda, suhu
awal, suhu akhir, tegangan pada voltmeter, serta arus lisrik pada amperemeter.
Dimana dalam faktor hal ini merupakan sebuah faktor mempengaruhi peristiwa
konversi energi.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan kesimpulan dari laporan praktikum ini adalah :
1. Kalorimeter adalah alat untuk mengukur kalor dari reaksi yang dikeluarkan.
Kalorimeter dapat digunakan untuk menghitung energi dalam makanan
dalam atmosfer dan mengukur jumlah energi yang meningkat dalam suhu
kalorimeter.
2. Prinsip kerja kalorimeter didasarkan pada Azas Black yang dinyatakan
sebagai berikut :
Jika dua benda yang mempunyai suhu berbeda didekatkan sehingga terjadi
kontak maka temperatur akhir kedua benda yang mempunyai suhu berbeda
setelah keseimbangan termis tercapai akan sama.
Jumlah kalor yang diterima = jumlah kalor yang diberikan.
No.
(V)
Catu
daya
mk
(kg)
ma (kg)
T0
(°C)
Tt
(°C)
∆𝑇
(oC)
Tegangan
(V)
I
(A)
t
(s)
1. 6 0,1445 0,08245 27 29 2 5,59 0,85 180
2. 6 0,1445 0,0845 27 31 4 5,6 1 180
3. 6 0,142 0,087 27 31 4 5,6 1 180
14. 3. Kalor jenis zat adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu
satuan massa zat tersebut sebanyak satu derajat. Kapasitas kalor adalah
kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu seluruh benda sebanyak satu
derajat. Kalor lebur adalah kalor yang dibutuhkan untuk melebur satu satuan
massa pada suhu tetap.
4. Kalor beku adalah kalor yang dilepaskan ketika zat membeku. Titik lebuh
normal adalah titik dimana benda tersebut berubah wujud menjadi cair.
Kalor uap adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menguapkan satu
satuan massa cairan pada suhu tetap.
5. Kalor embun adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk berubah wujud
dari gas ke cair satu satuan massa cairan pada suhu tetap. Titik didih normal
adalah suhu dimana tekanan zat cair sama dengan tekanan eksternal yang
dialami oleh cairan.
6. Jenis kalorimeter terbagi dua yaitu : kalorimeter sederhana, dan kalorimeter
bom.
7. Nilai kesetaraan arus listrik dipengaruhi adanya besar energi listrik dan
besar energi kalor.
8. Rangkaian seri terdapat pada amperemeter, dan rangkaian paralel pada
voltmeter.
9. Akibat dinding kalorimeter yang terbuat dari bahan isolator yang berfungsi
untuk mencegah terjadinya perambatan kalor ke lingkungan sekitar,
termometer, dan pengaduk.
10. Rangkai seri digunakan pada saat mengalirkan arus listrik, dan rangkai
paralel digunakan pada saat menyambung tegangan.
J. KOMENTAR
1. Saat melakukan praktikum kalorimeter diharapkan praktikan dapat bekerja
sama dalam sesama team.
2. Saat praktikum sedang berlangsung praktikan harus teliti saat proses
pengambilan data di multimeter.
3. Saat membaca nilai satuan massa di neraca ohaus kedua mata harus sejajar
dengan titik neraca ohaus.
15. 4. Saat pengadukan dikalorimeter bersamaan dengan catudaya dan
stopwatch, ketika sudah selesai stopwatch hentikan agar dapat mengambil
data dari praktikum tersebut.
5. Berhati-hatilah saat merangkai alat kalorimeter.
K. DAFTAR PUSTAKA
Bueche, Frederick. 2006. Schaums outline of theory and problems of college
physics. Jakarta : Erlangga.
Halliday, Resnick. 2004. Fisika Dasar. Bandung : ITB.
Purwoko dan Fendi. 2007. Fisika. Jakarta : Yudhistira.
Sunaryono dan Ahmad Taufiq. 2010. Super Tips dan Trik Fisika SMA. Jakarta :
KAWAHmedia.
Wahyu, dkk. 2010. Kimia Fisika. Jakarta : Rineka Cipta.
Wahyuni, Sri. 2010. Modul Termodinamika FKIP Universitas Jember. Jember :
Universitas Jember.
Zemansky, Sears. 1986. Fisika Untuk Universitas. Jakarta : Bina Cipta.
L. LAMPIRAN