- Klien laki-laki berusia 38 tahun dengan diagnosa skizofrenia paranoid dirawat di RSJ karena isolasi sosial dan gangguan komunikasi. Ia mengalami berbagai masalah keperawatan seperti isolasi sosial, harga diri rendah, dan gangguan proses pikir. Pengobatan yang diterima adalah alprazolam dan risperidon.
This powerpoint presentation is all about HDR (High Dyanamic Ranging) Photography which is generally used by professional photographers to create extra ordinarily beautiful pictures with more vivid colours. The ppt also covers the types and process to create a HDR Photograph.
Konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan menarik diri akibat skizofr...Warung Bidan
Makalah Laporan Pendahuluan Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gangguan Jiwa Dengan Menarik Diri Akibat Skizofrenia Residual
Selengkapnya : http://warungbidan.blogspot.com/2017/08/konsep-dasar-asuhan-keperawatan-pada.html
1. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA
TN. D DENGAN ISOLASI SOSIAL
DI RUANGAN MURAI A RSJ SOEPRAPTO BENGKULU
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI KEPERAWATAN CURUP
2013
2. BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gangguan kejiwaan atau skizofrenia adalah suatu gangguan
psikosis fungsional berupa gangguan mental berulang yang
ditandai dengan gejala-gejala psikotik yang khas seperti
kemunduran fungsi sosial, fungsi kerja, dan perawatan diri.
Skizofrenia Tipe I ditandai dengan menonjolnya gejala-gejala
positif seperti halusinasi, delusi, dan asosiasi longgar,
sedangkan pada Skizofrenia Tipe II ditemukan gejala-gejala
negatif seperti penarikan diri, apatis, dan perawatan diri yang
buruk (Forum Sains Indonesia, 2010).
3. • Penderita gangguan jiwa skizoprenia paranoid
( f.20.0 ) bulan januari tahun 2013 mencapai
56 orang pasien di RSJ Soeprapto Bengkulu,
dan menjadi 48 orang pada bulan februari
tahun 2013. Selama kelompok praktek
dimurai A kelompok menemukan ada 30
pasien yang mengalami isolasi sosial dari 40
pasien.
• Dari data diatas kelompok tertarik untuk
mengangkat masalah tentang isolasi sosial
diruangan murai A.
4. BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Skizofrenia
1.Pengertian
Skizofrenia adalah suatu diskripsi sindrom dengan
variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan
perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau
deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang
tergantung pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik
dan sosial budaya (Rusdi Maslim, 1997; 46).
5. B. Konsep Dasar Isolasi Sosial
1. Pengertian
Menurut Townsend M.C (1988) Isolasi social
merupakan keadaan kesepian yang dialami oleh
seseorang karena orang lain dianggap menyatakan
sikap negative dan mengancam bagi dirinya.
Sedangkan menurut DEPKES RI (1989) penarikan diri
atau withdrawal merupakan suatu tindakan
melapaskan diri, baik perhatian maupun minatnya
terhadap lingkungan sosial secara langsung yang
bersifat sementara atau menetap.
6. 2. Etiologi
Isolasi social menarik diri sering disebabkan oleh kurangnya rasa
percaya pada orang lain, perasaan panik, regresoi ke tahap
perkembangan sebelumnya, waham, sukar berinteraksi dimasa
lampau, perkembangan ego yang lemah serta represi rasa takut Data
subjektif :
• Mengkritik diri sendiri atau orang lain
• Perasaan tidak mampu
• Rasa bersalah
• Sikap negative pada diri sendiri
• Sikap pesimis pada kehidupan
Data Objektif :
• Produktifitas menurun
• Prilaku deskruktif pada diri sendiri
• Menarik diri dari hubungan social
• Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
• Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)
7. 3. Tanda dan Gejala
Data subjektif
• Mengungkapkan perasaan tidak berguna, penolakan
oleh lingkungan
• Mengungkapkan keraguan tentang kemampuan yang
dimiliki
Data objektif
• Tempat menyendiri dalam ruangan
• Tidak berkomunikasi, menarik diri
• Tidak melakukan kontak mata
• Tampak sedih, efek datar
• Posisi meringkuk ditempat tidur dengan punggung
menghadap ke
8. • Pohon Masalah
Daftar masalah keperawatan:
• Isolasi sosial
• Gangguan konsep diri : harga diri rendah
• Resiko Perubahan sensori persepsi : halusinasi
9. BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
I. Pengkajian
• Ruang perawatan :
Murai A Rumah Sakit Jiwa
Soeprapto Bengkulu.
• Tanggal rawat: 19 Maret
2013
• Tanggal pengkajian : 25
maret 2013
• No R.M : 02 53 86
Identitas klien
• Nama : Tn. D
• Umur : 38 tahun
• Pendidikan : SMP
• Pekerjaan : Tidak kerja
• Alamat : Ds. Campur sari,
kec.Megang sakti, kab. Musi
Rawas Lubuklinggau,
Sumsel.
Identitas penanggung jawab
• Nama : Ny. S
• Umur : 35 tahun
• Pendidikan : SMP
• Pekerjaan : Swasta
• Alamat : Ps.campur sari,
Kec megang sakti, Kab. Musi
rawas Lubuklinggau,
Sumatera Selatan
• Hubungan dengan klien : Istri
10. II. Alasan masuk rumah sakit
Klien masuk rumah sakit jiwa
soeprapto daerah bengkulu di
antar oleh Ny. S, istri dari Tn. D
pada tanggal 19 maret 2013 klien
merupakan pasien ulangan
dengan alasan mondar – mandir,
emosi labil, mengoceh sendiri,
Os malas minum obat dan tidur
(kurang).
saat pengkajian tanggal 25 maret
2013,Tn. D nampak murung dan
jarang berinteraksi dengan orang
lain, Os tidak bisa berkomunikasi
dengan jelas, os kurang
kooperatif dan afek klien datar
saat di ajak bicara dan tatapan
mata (tidak ada)
Masalah keperawatan :
•Isolasi sosial
•Resiko perilaku kekerasan
•Gangguan komunikasi verbal
•Resiko PSP hallusinasi
•Penatalaksanaan regimen therapeutik
inefektif
•Koping individu tidak efektif
III. Faktor Predisposisi
• Gangguan jiwa yang di alami oleh klien
sudah di derita sejak beberapa tahun
yang lalu, klien jarang berinteraksi
dengan orang lain, baik dengan tetangga
maupun teman dekat. Klien mengatakan
pernah dipukul oleh kakak nya 2 bulan
yang lalu. klien juga pernah masuk RSJ
pada tanggal 1 juni 2011 dan keluar
tanggal 28 juli 2011
• Klien keluar dari RSJ dan putus obat, klien
mengatakan malas minum obat.
• Klien mengatakan tidak ada anggota
keluarga nya yang mengalami gangguan
jiwa.
11. IV. Pemeriksaan fisik
Pada saat pengkajian
tingkat kesadaran klien
penuh tetapi klien kurang
peka terhadap lingkungan
(apatis)
Tanda – tanda vital
• tekanan darah : 120/ 80
mmHg
• nadi : 80 x/mnt
• suhu : 36,5 oc
• pernafasan : 20 x/
mnt
• tinggi badan : 162 cm
• berat badan : 65 kg
Genogram
klien empat bersaudara tiga orang
laki-laki dan satu orang
perempuan. Klien merupakan
anak pertama dan tinggal bersama
dengan saudara dan orang tuanya
dan klien sudah menikah.
12. 2. Konsep diri
– Citra tubuh
• Klien tidak merasa ada kekurangan dalam tubuhnya
– Identitas
• Klien merupakan seorang laki- laki dengan pendidikan
terakhir sekolah menengah pertama (SMP), dan sebagai
seorang laki-laki klien merasa tidak mampu memimpin
keluarganya.
– Peran
• Klien merasa gagal menjadi pemimpin rumah tangga.
– Ideal diri
• Klien mengatakan ingin pulang dan memancing lagi.
– Harga diri
• Klien tidak menjawab ( tanpa respon ), klien menunduk
dan kontak mata kurang,
Masalah keperawatan : Harga diri rendah.
13. 3. Hubungan sosial
-Orang terdekat di rumah
• Klien mengatakan dekat dengan ibu nya, klien merasa
tenang dan tidak takut ketika dekat dengan ibunya.
-Peran serta dalam masyarakat
• Klien sebagai anggota masyarakat, tidak pernah
menerima suatu jabatan dalam masyarakat. Klien
hanya sebagai warga biasa dalam masyarakat.
Sedangkan peran serta klien di rumah sakit tidak ada,
karena klien lebih sering menyendiri.
-Hambatan dalam hubungan dengan orang lain.
• Klien mengatakan kurang bisa bergaul dan lebih banyak
diam. Karena klien merasa orang lain sulit untuk
mengerti dengan apa yang ia ucapkan.
14. 4. Status mental
• Penampilan
Pada saat di observasi klien nampak tak bersih,
meskipun klien mandi namun klien hanya menyiram
tubuh nya dengan air saja tanpa menggunakan sabun.
Klien juga jarang menggosok gigi dan keramas dengan
menggunakan shampoo. Gigi dan gusi klien terlihat
hitam dan kotor dan banyak bekas makanan yang
menyangkut di gigi, pakaian yang di gunakan oleh
klien sesuai namun tidak bersih. Kulit klien di penuhi
oleh daki dan rambut klien berbau, kuku klien panjang
dan kotor.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri.
15. • Pembicaraan
Klien terlihat banyak diam dan jarang berinteraksi dengan
teman-teman satu kamarnya, klien hanya berkumpul jika
sedang merokok saja. Klien jarang mengobrol dengan teman
satu kamarnya, klien sulit berkomunikasi karena ucapan
klien sulit di mengerti oleh orang lain.
Masalah keperawatan : Kerusakan Komunikasi Verbal.
• Aktivitas motorik
Klien terlihat lesu dan kurang bersemangat, klien
Nampak bingung dan sering menyendiri, klien kurang
kooperatif saat di ruangan dan jarang bergaul dengan
teman – teman satu kamarnya.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial
16. • Alam perasaan
Klien mengatakan sedih karena ingin pulang, klien mengatakan
bahwa ia sering di pukul kakanya sehingga klien malas bergaul.
Masalah keperawatan : - Isolasi Sosial
- Koping Keluarga Inefektif
• Afek
Afek klien tumpul klien hanya bereaksi jika ada stimulasi yang kuat.
Contohnya : jika klien di ajak bicara klien lebih banyak diam dan
walaupun di ulang pertanyaan masih tetap saja diam.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah.
• Interaksi saat wawancara
• Interaksi klien selama wawancara tatapan mata (kurang) klien
bersikap kurang kooperatif namun masih dapat menjawab
pertanyaan perawat meskipun dengan gaya bicara yang lambat
dan kurang jelas.
• Masalah Keperawatan : Kerusakan Komunikasi Verbal
17. • Persepsi
Klien mengatakan bahwa ia tidak melihat ataupun mendengar suara
dan penampakan mahluk-mahluk halus, namun berdasarkan status
klien pernah mengalami riwayat halusinasi.
Masalah Keperawatan : Resiko Perubahan Sensori Persepsi
Halusinasi.
• Proses pikir
Saat di wawancara klien sering membelakangi perawat dan tiba-tiba
berjalan ke tempat yang lain, lalu pembicaraan klien terhenti tiba-
tiba tanpa adanya gangguan eksternal.
Masalah keperawatan : Gangguan Proses Pikir
• Isi pikir
Perawat mengalami kendala dalam mencari tahu apa yang di pikirkan
oleh klien karena klien kurang nyambung saat di ajak bicara dan
pembicaraan klien kurang jelas.
Masalah keperawatan : Kerusakan Komunikasi Verbal.
18. • Tingkat Kesadaran
Klien mengalami disorientasi karena klien tidak dapat menjawab dia
sekarang berada di mana, dan klien tidak tahu nama teman
sekamarnya.
Masalah keperawatan : - Gangguan Proses Pikir
-Isolasi Sosial
• Memori
Pada saat di lakukan pengkajian klien sulit mengungkapan tentang
kejadian masa lalu, kejadian yang baru saja yang ia alami.
Masalah keperawatan : Gangguan Disorientasi.
• Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pada saat pengkajian klien tidak dapat berkonsentarsi dalam bicara
dan klien sama sekali tidak dapat berhitung dan menyebutkan angka.
Masalah keperawatan : Gangguan Proses Pikir.
19. Daftar Masalah Keperawatan
• Isolasi sosial
• Gangguan komunikasi verbal
• Resiko perubahan sensori
persepsi : Halusinasi
• Regimen therapy inefektif
• Koping individu tidak efektif
• Harga diri rendah
• Defisit perawatan diri
• Koping keluarga inefektif
Pohon Masalah
20. • Aspek medis
Diagnose medis : F.20.0 (skizofrenia paranoid)
• Therapy :
Alprazolam 2x0.5 mg /hari
• Indikasi:
Gangguan kecemasan, panik dengan atau tanpa
agorafobia ( ketakutan di ruang terbuka),
kecemasan yang berkaitan dengan depresi.
• Efek Samping:
> 10% :SSP : depresi, mengantuk, disartria
(gangguan berbicara), lelah, sakit kepala,
hiperresponsif, kepala terasa ringan, gangguan
ingatan, sedasi; Metabolisme-endokrin :
penurunan libido, gangguan menstruasi;
Saluran cerna : peningkatan/penurunan selera
makan, penurunan salivasi,
penurunan/peningkatan berat badan, mulut
kering (xerostomia).
1-10%: Kardiovaskuler : hipotensi; SSP :
gangguan koordinasi, akatisia (tidak bisa duduk
tenang), gangguan konsentrasi, bingung,
kehilangan perasaan terhadap realitas,
disorientasi, disinhibisi, pusing,
hipersomnia(tidur terus), mimpi buruk, vertigo.
• Rispiridon 2x2 mg/ hari
Indikasi:
Terapi shcizofrenia, mania akut, mania yang
berkaitan dengan gangguan bipolar I
• Efek Samping:
Frekuensi>10% :SSP : insomnia, agitasi, cemas,
sakit kepala, gejala ekstra piramidal,
pusing(injeksi);Saluran cerna : berat badan
naik;Pernapasan : rinitis(injeksi).
Frekuensi 1-10% :KV : hipotensi, terutama
ortostatik, takikardia,SSP : sedasi, pusing,
gelisah, reaksi distoni, pseudoparkinson,
diskinesia tardif, sindroma neurolepsi
malignan, perubahan pengaturan suhu tubuh,
nervous, lelah, somnolen,
halusinasi.Dermatologi : fotosensitivitas, rash,
kulit kering, seborea, akne.Endokrin-
metabolisme : amenore, galaktorea,
ginekomastia, disfungsi seks.Saluran cerna :
konstipasi, xerostomia, dispepsia, muntah,
nyeri abdominal, mual, anoreksia, diare,
perubahan berat badan.Genitourinari :
poliuria, otot-saraf: mialgia,Mata : penglihatan
abnormal, Pernafasan : rinitis.
Frekuensi <1% ( hanya yang berbahaya)
diabetes, hiperglikemia, stroke, transient
ischemic attack(TIA), reaksi anafilaksis.
24. BAB IV
PEMBAHASAN
• Pengkajian
Faktor Psikologis dimana Tn. D pernah
mengalami tindak kekerasan yang di
lakukan oleh kakak kandung nya, mulai
kejadian itu klien takut berhubungan
dengan orang lain.
Pohon masalah dalam teori ada 5 yaitu
.Harga Diri Rendah, Isolasi sosial, regimen
therapy obat infektif dan defisit perawatan
diri gangguan komunikasi verbal.
Sedangkan menurut kasus, berdasarkan
hasil pengkajian pada tanggal 25 Maret
2013 pada Tn. D didapatkan 8 masalah
keperawatan yaitu :
• Isolasi sosial
• Gangguan komunikasi verbal
• Resiko perubahan sensori persepsi :
Halusinasi
• Regimen therapy inefektif
• Koping individu tidak efektif
• Harga diri rendah
• Defisit perawatan diri
• Koping keluarga inefektif
Pada tahap pengkajian terdapat factor
pendukung adanya buku sumber,
perawat ruangan, buku status
klien.Sedangkan factor penghambat nya
yaitu klien tidak dapat bicara dengan
jelas dan bahasa klien sulit untuk di
mengerti.Serta tidak bertemunya
penulis dengan keluarga sehingga
menyulitkan penulis dalam memvalidasi
data yang didapat.Tetapi penulis dapat
mengatasinya dengan bertanya pada
perawat ruangan dan melakukan
pendekatan pada klien dengan membina
hubungan saling percaya.
25. • Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang diangkat didalam kasus ada 3yaitu : Isolasi
Sosial, Defisit Perawatan Diri, dan Harga Diri
Rendah.Isolasi Sosial
• Perencanaan
• Setelah diagnosa keperawatan maka kelompok membuat
rencana asuhan keperawatan berdasarkan perioritas masalah
dari semua diagnose keperawatan yang menurut prioritas
utama yaitu isolasi soasial. Tujuan umumnya yaitu klien
mampu berhubungan dengan orang lain secara optimal
• Kriteria hasil untuk Tujuan 1 yaitu klien menunjukkan tanda-
tanda percaya kepada perawat, ekspresi wajah bersahabat,
menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat
tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau
duduk berdampingan dengan perawat, bersedia
mengungkapkan masalah yang dihadapi.
26. • Criteria hasil untuk tujuan 2 yaitu klien dapat
menyebutkan minimal dua penyebab menarik diri baik
itu dari diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
• Kriteria hasil untuk tujuan 3 klien dapat menyebutkan
keuntungan berhubungan sosial, yaitu banyak teman,
tidak keepian, bisa berdiskusi, saling menolong, dan
kerugian menarik diri, yaitu sendiri, kesepian, tidak bisa
berdiskusi.
• Kriteria hasil untuk tujuan 4 yaitu , klien dapat
melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan
perawat - perawat lain, teman sekamar, teman-teman
lain dan kelompok.
• Kriteria hasil untuk tujuan 5 yaituklien dapat
mengungkapkan perasaannya setelah bersosialisasi
dengan orang lain dan kriteria hasil untuk tujuan 6 yaitu
keluarga dapat menyebutkan cara merawat klien
menarik diri.
27. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terdapat
factor pendukung yaitu klien yang kooperatif dan
adanya kerjasama tenaga medis lainnya. Faktor
penghambat yang ditemukan yaitu adanya waktu dan
kegiatan yang tidak diperkirakan oleh penulis dan
tidak bertemunya penulis dengan keluarga klien.
Namun klien dapat mengatasi dengan memberikan
asuhan keperawatan yang optimal dengan cara
sederhana.
28. • Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap dimana akan dinilai sejauh
mana pencapaian hasil terhadap tujuan dan criteria
hasil yang telah dilakukan. Evaluasi dilakukan sesuai
standar yang telah ditetapkan yaitu dengan
menggunakan SOAP, pada tahap ini dilakukan
penilaian respon klien terhadap perawat dan
kemampuan yang dimiliki klien.
29. BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
• Perilaku menarik diri merupakan percobaan untuk
menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari
hubungan dengan orang lain ( Kawlins, 1993 )
• Penyebabnya meliputi:
• Faktor Perkembangan
• Faktor biologis
• Faktor sosial-budaya
30. » Saran
• Bagi mahasiswa
Diharapkan sebelum terjun
kelapangan atau rumah sakit,
mahasiswa lebih memahami
teorinya. Agar dalam
melaksanakan pengkajian dan
asuhan keperawatan mahasiswa
lebih mudah melakukannya.
• Bagi pasien
Diharapkan klien lebih banyak
mengikuti TAK maupun TAL,
karena kedua hal tersebut dapat
meningkatkan motivasi klien
dalam mencapai tingkat
kesembuhan.
• Bagi keluarga
Diharapkan agar keluarga tidak
mengucilkan klien, dan memarahi
klien. Dan diharapkan agar keluarga
memberi pujian kepada klien jika
klien bisa melakukan suatu tindakan
agar klien merasa dihargai.
• Bagi Rumah Sakit Jiwa
Diharapkan agar Rumah Sakit Jiwa
Soeprapto Bengkulu dapat menjadi
pusat rujukan didaerah Bengkulu.
• Bagi pendidikan
Diharapkan kepada pembimbing
pendidikan agar ikut serta dalam
pelaksanaan TAK dan TAL.