8
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi sebagai salah satu penyakit kardiovaskuler yang umum di masyarakat. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti stroke, gagal ginjal, dan kebutaan. Dokumen juga menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, dan pemeriksaan penunjang untuk hipertensi.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan salah satu penyakit system kardiovaskuler yang banyak
dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun harus
senantiasa diwaspadai. Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arteriosclerosis
( pengerasan arteri ) adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk
penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga
menyebabkan gangguan ginjal.Sampai saat ini, usaha-usaha baik mencegah maupun
mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya, karena adanya factorfaktor penghambat seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi (pengertian, tanda
dan gejala, sebab akibat, komplikasi ) dan juga perawatannya. Saat ini, angka
kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi. Jumlah penderita hipertensi di
seluruh dunia diperkirakan 972 juta jiwa atau setara dengan 26,4 persen populasi
orang dewasa. Angka prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan riskesdas (riset
kesehatan dasar) 2007 mencapai 30 persen dari populasi. Dari jumlah itu, 60 persen
penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal
ginjal, dan kebutaan. Sementara di dunia Barat, hipertensi justru banyak menimbulkan
gagal ginjal, oleh karena perlu di galakkan pada masyarakat mengenai pengobatan dan
perawatan Hipertensi. Data survey dari Tim Kesehatan Pada tanggal 24 Januari 2005
jumlah pasien 5 rumah sakit di Kota Banda Aceh Menunjukkan Tingkat Penderita
Hipertensi Mencapai 3%. Sisanya ISPA 30%, Gatal-gatal 25%, Nyeri lambung 12%,
Kejiwaan 10%, Luka-luka 9%, Malaria 5%, Diare 3%, Radang paru-paru 1%, Sakit
kepala 1%, Penyakit lain 1 %.
1
2. Diharapkan dengan di buatnya Asuhan Keperawatan keluarga resiko tinggi
hipertensi ini dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian karena hipertensi
dalam masyarakat khususnya dalam keluarga.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Menganalisis asuhan keperawatan yang diberikan pada klien (lansia) dengan
penyakit hipertensi.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi proses terjadinya hipetensi pada lanjut usia
b. Mengetahui definisi, tanda dan gejala, komplikasi pada hipertensi,
penatalaksanaan, dan evaluasi dalam asuhan keperawatan pada klien (lansia)
dengan hipertensi
2
3. BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan
konsisten diatas 140/90 mmHg.1 Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan
peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg.
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom,
1995 )
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih
besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar
95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ).
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104
mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan
hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini
berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari
peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan
hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme pengaturan
tekanan darah (Mansjoer,2000 : 144)
Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140 mmHg atau
tekanan diastolic lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostic ini dapat dipastikan dengan
mengukur rata-rata tekanan darah pada 2 waktu yang terpisah (FKUI, 2001 : 453)
Patologi utama pada hipertensi adalah peningkatan tekanan vesikalis perifer
arterior (Mansjoer, 2000 : 144)
Tabel 2.1
Kategori Hipertensi pada Dewasa
Kategori
Normal
Prahipertensi
Tekanan sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik (mmHg)
< 120
< 80
120 – 139
80 – 89
Hipertensi :
3
4. Derajat 1
Derajat 2
140 – 159
90 – 99
>160
Sumber : Gunawan, Lany. 2001
> 100
B. ETIOLOGI
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar
yaitu :
1.
Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya. Faktor resiko hipertensi esensial yaitu :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika
umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi
dari perempuan) dan ras (ras
kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah
konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan atau makan
berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol,
minum obat-obatan (ephedrine, prednison, dan epineprin).
d. Usia
Pada Usia lanjut, penyebab perubahan tekanan darah adalah karena adanya
ateroslerosis, hilangnya elastisitas pembuluh darah, menurunnya distensi dan
daya regang pembuluh darah.
2.
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
Tabel 2.2
Penyebab Hipertensi Sekunder
4
5. Area yang terganggu
Ginjal
a. Penyakit parenkim
Mekanisme
a. Sering kali menyebabkan hipertensi dependen
ginjal
renin atau natrium. Perubahan fisiologis
(glomerulonefritis,
dipengaruhi insufisiensi ginjal
gagal ginjal)
b. Penyakit
renovaskular
b. Berkurangnya perfusi ginjal karena
aterosklerosis atau fibrosis yang membuat
arteri renalis menyempit; menyebabkan
tahanan vaskular perifer meningkat.
Kelenjar adrenal
a. Sindrom cushing
a. Meningkatnya volume darah
b. Aldosteronisme
b. Aldosteron menyebabkan retensi natrium dan
primer
c. Fenokromositoma
air, yang membuat volume darah meningkat
c. Sekresi yang berlebihan dari katekolamin
(norepinefrin membuat tahanan vaskular perifer
meningkat)
Koarktasi Aorta
Menyebabkan tekanan darah meningkat pada
ekstermitas atas dan berkurangnya perfusi pada
ekstermitas bawah.
Trauma kepala atau tumor
Meningkatnya takanan intrakranial akan
kranial
mengakibatkan perfusi serebral berkurang; iskemia
yang timbul akan merangsang pusat vasomotor
medula untuk meningkatkan tekanan darah
Hipertensi akibat
kehamilan
Sumber: Kodim, Nasrin. 2003.
Penyebab umum belum diketahui. Ada teori bahwa
vasospasme umum bisa menjadi faktor penyebab.
C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
5
6. simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan
steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler.
Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi untuk pertimbangan
gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer
bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya,
aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah
yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang
jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).
PATHWAY
Umur
Jenis kelamin
Gaya hidup
Obesitas
6
7. Stimulasi baroreceptor dari sinus korotis & arkus aorta
Saraf simpatis ( pelepasan kolekolamin)
Aktivitas epineprin dan norepineprin
Vasokonstriksi
Peningkatan tekanan darah
Gangguan sirkulasi
Otak
Retina
Sistemik
Suply O2
Spasme artriole
Vasokontriksi
Darah otak
Sinkop
Diplopia
after load
Nyeri kepala
Gangguan
Resti injury/ciedra
COP
Resistensi
Pembuluh
Perfusi
jaringan
D. TANDA DAN GEJALA (MANIFESTASI KLINIS)
1. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Tidak ada gejala
7
8. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanandarah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berartihipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
2. Manifestasi klinis
Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas,
Gelisah,Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun.6
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan gejala sampai
bertahun-tahun. Gejala, bila ada biasanya menunjukkan kerusakan vaskuler, dengan
manifestasi yang khas sesuai system organ yang divaskularisasi oleh pembuluh
darah yang bersangkutan. penyakit arteri koroner dengan angina adalah gejala yang
paling menyertai hipertensi. Hipertrofi ventrikel kiri terjadi sebagai respons
peningkatan beban kerja ventrikel saat dipaksa berkontraksi melawan tekanan
sistemik yang meningkat. Apabila jantung tidak mampu lagi menahan peningkatan
beban kerja maka terjadi gagal jantung kiri. Perubahan patologis pada ginjal dapat
bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) dan azotemia
(peningkatan nitrogen urea darah dan kretinin). Keterlibatan pembuluh darah otak
dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik trasien yang termanifestasi sebagai
paralysis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan ketajaman
penglihatan.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2.
Pemeriksaan retina
3.
Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan
jantung
4.
EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5.
Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
8
9. 6.
Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan
fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urine.
7.
Foto dada dan CT scan
F. PENGKAJIAN PRIMER
1.
Airway
Adakah sumbatan atau penumpukan sekret
2.
Breathing
a. Sesak napas pada saat aktifitas
b.Tachipnea, orthopnea, PND
c. Batuk dengan atau tanpa sputum
d.Riwayat merokok
a. Distress pernapasan atau penggunaan otot bantu pernapasan
b.Bunyi napas tambahan
c. Sianosis
3.
Circulation
a. Peningkatan Tekanan darah
b. Postural hipotensi
c. Nadi : kuat pada karotis, jugural dan radial.
d. Tachicardi
e. Bunyi jantung III atau IV.
f. JVP meningkat
g. Ekstermitas : dingin, capillary refill meningkat, pucat, sianosis, diaporesis.
4.
Disability
Kecemasan, depresi, euphoria, mudah marah. (+ kesadaran, kemampuan
beraktifitas).
5.
Exposure
Adanya jejas atau luka pada seluruh permukaan kulit.
6. Aktifitas
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
7. Sirkulasi
Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan
penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
9
10. Tanda:Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi,
murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis,
suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/
bertunda.
8. Integritas Ego
Gejala:Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple(hubungan,
keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda:Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan
meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola
bicara.
9. Eliminasi
Gejala:Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayatpenyakit ginjal
pada masa yang lalu).
10. Makanan/cairan
Gejala:Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta
kolesterol,
mual,
muntah
dan
perubahan
BB
akhir
akhir
ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic
Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.
11. Neurosensori
Genjala:Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital
(terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa
jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
Tanda:Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek, proses
piker, penurunan keuatan genggaman tangan.
12.
Nyeri/ ketidaknyaman
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakitkepala.
13. Pernafasan
Gejala:Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea,ortopnea,dispnea,
batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda:Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyinafas
tambahan (krakties/mengi), sianosis.
14.
Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.
10
11. G. PENGKAJIAN SEKUNDER
1.
Kepala
Wajah pucat
2.
Mata
a.
Konjungtiva anemis
b.
Reflek pupil ada atau tidak ada
c.
Reflek kornea postif atau negative
d.
Adakah edema papil
e.
Pupil isokor atau anisokor
3.
Telinga
Terdapat serumen atau sekret atau tidak
4.
Mulut
a.
Terdapat perdarahan di mulut atau tidak
b.
Bibir sianosis atau tidak
c.
Membran mukosa bibir kering atau lembab
d.
Gigi lengkap atau tanggal
e.
Lidah jatuh kebelakang atau tidak
5.
Leher
a.
Terdapat fraktur leher atau tidak
b.
Terdapat pembesaran kelenjar tiroid atau limfe atau tidak
c.
Adakah deviasi trakea atau tidak
6.
Dada
a.
Jantung : bunyi tambahan
b.
Paru
c.
Penggunaan otot bantu dada
d.
Sesak nafas ( diipnea )
7.
: bunyi tambahan
Ekstremitas
a.
b.
Capiraly refil > 2 detik
c.
Kelemahan
d.
8.
Akral dingin
Pucat
Genitaurinarius
Riwayat obstruksi atau penyakit ginjal.
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
11
12. a. Gangguan rasa nyaman : nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan
tekanan pembuluh darah otak.
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload
vasokontriksi.
c. Resiko injuri berhubungan dengan kesadaran menurun.
d. Resiko ketidakefektifan perpusi jaringan otak berhubungan dengan sirkulasi
darah yang kurang ke otak
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
12
13. Gangguan rasa
Rasa nyeri berkurang
nyaman : nyeri
setelah dilakukan
catat intensitasnya,
karakteristik nyeri
kepala
tindakan keperawatan
lokasinya dan
merupakan faktor
berhubungan
selama 2 X 24 jam
lamanya.
yang penting untuk
dengan
dengan KH :
menentukan terapi
peningkatan
- Pasien mengatakan
yang cocok serta
tekanan
pembuluh darah
otak.
- Teliti keluhan nyeri,
nyeri berkurang.
a. Mengidentifikasi
mengevaluasi
- Ekspresi wajah
kefektifan dari
klien rileks.
terapi.
- Pertahankan tirah
b. Meminimalkan
baring selama fase
stimulasi/
akut.
meningkatkan
relaksasi.
- Minimalkan
c. Aktivitas yang
aktivitas
meningkatkan
vasokontriksi yang
vasokontriksi
dapat meningkatkan
menyebabkan sakit
sakit kepala.
kepala pada adanya
peningkatan
tekanan vaskuler
serebral.
d. Menurunkan/
- Kolaborasi
mengontrol nyeri.
pemberian
analgetik.
13
14. Penurunan
TD dalam rentang
curah jantung
normal setelah
berhubungan
dilakukan tindakan
dengan
keperawatan selama
peningkatan
2 X 24 jam.
afterload
- Pantau tekanan
darah.
a. Untuk mengetahui
derajat hipertensi.
b. Adanya pucat,
- Amati warna kulit,
dingin, kulit lembab
kelembaban dan
mungkin berkaitan
suhu.
dengan
vasokontriksi.
vasokontriksi/
mencerminkan
penurunan COP.
c. Membantu
- Berikan lingkungan
tenang dan nyaman.
menurunkan
rangsang simpatis,
meningkatkan
relaksasi.
d. Menurunkan stress
- Pertahankan
dan ketegangan
pembatasan
yang
aktivitas.
mempengaruhi
tekanan darah.
e. Mengontrol tekanan
- Anjurkan teknik
relaksasi.
- Kolaborasi
darah.
f. Menurunkan resiko
injuri.
pemberian obat
antihipertensi.
14
15. Resiko
injuri Resiko injuri
- Atur posisi pasien
agar aman.
a. Mengetahui respon
berhubungan
berkurang setelah
fisiologi terhadap
dengan
dilakukan tindakan
kesadaran
keperawatan selama
menurun.
2 X 24 jam dengan
penggunaan energi
KH:
juga membantu
Pasien merasa tenang
keseimbangan
dan tidak takut jatuh.
antara suplai dan
stress aktivitas.
- Batasi aktivitas.
b. Mengurangi
kebutuhan oksigen.
- Bantu dalam
c. Kemajuan aktivitas
ambulasi.
bertahap mencegah
peningkatan kerja
jantung tiba-tiba.
Resiko
Setelah dilakukan
a. Bedrest
dengan
ketidakefektifan tindakan keperawatan
perpusi jaringan selama 3 jam resiko
posisi
otak
ketidakefektifan
posisi elevasi 15-45
meningkatkan
berhubungan
perfusi jaringan otak
° sesuai indikasi
draimage vena dan
dengan
dengan kriteria hasil :
sirkulasi darah
a.
yang kurang ke
terlentang
kepala
a. Mengurangi
atau
dengan
memperbaiki
kesadaran baik
b.
otak
tekanan arteri
sirkulasi serebral
tanda vital stabil b. Monitor
tandac. Nyeri kepala
tanda vital tiap 2
berkurang/hilag
jam
d. Tidak ada tanda
PTIK
b. Mengetahui setiap
perubahan yang
terjadi pada klien
secara dini dan
untuk penetapan
tindakan yang tepat
c. Monitor
adanya
diplopia,
pandangan
kabur,
nyeri kepala
d. Monitor
kebingungan
level
dan
15
16. orientasi
e. Monitor tonus otot
pergerakan
f. Monitor
tekanan f. untuk mengetahui
intrkranial
dan
respon neurologis
g. Catat
pasien
perubahan
dalam
merespon stimulus
h. Monitor
cairan
status
perubahan nilai GCS,
mengkaji adanya
kecenderungan pada
tingkat kesadaran dan
potensial peningkatan
TIK dan bermanfaat
dalam menentekan
lokasi.
h. pembatasan cairan
dapat menurunkan
edema serebral.
BAB III
16
17. TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Tanggal masuk
: 29 Desember 2013 Pukul 17.30 WIB
Tanggal pengkajian
: 30 Desember 2013 pukul 09.25 WIB
Identitas Pasien
1. Nama
: Ny. M
2. Usia
: 50 Tahun
3. Jenis kelamin
: Perempuan
4. Alamat
: Ledok, Salatiga
5. Agama
: Islam
6. Diagnose medis
: Hipertensi dan Vomitus
7. No. register
: 12-13-228893
8. Bahasa
: Bahasa Jawa
9. Pendidikan
: SD
10. Suku
: Jawa
11. Status marital
: Menikah
Identitas Penanggung Jawab
1. Nama
: Ny. F
2. Usia
: 30 Tahun
3. Hub dgn pasien
: Anak pasien
4. Alamat
: Ledok, Salatiga
5. No. Yag bisa dihub : -
Pengkajian Primer
1. Airway
Jalan nafas Ny. M tampak patensi jalan nafas baik, tidak terdapat penumpukan
sekret dan benda asing yang menyumbat jalan nafas.
17
18. 2. Breathing
Ny. M tidak mengalami sesak nafas, bernafas seperti biasa dan spontan, tidak
menggunakan alat bantu pernafasan, RR = 18 kali/menit dengan kekuatan
normalmnya 16- 24 kali / menit.
3. Circulation
Nadi = 105x/menit kekuatan takikardi. Normal nadi 60-100x / menit
Suhu = 37,5
Tekanan Darah
Jam
Tekanan Darah
08.34
216/100 mmHg
09.20
190/60 mmHg
09.27
184/80 mmHg
10.16
191/62 mmHg
11.22
166/75 mmHg
11.50
150/80 mmHg
Tidak terdapat edema, capilarry refill <2 detik, konjunctiva anemis dan kulit pucat
4. Disability
Nilai GCS pada Ny. T adalah 15, dengan E=4, M=6, V=5 (14-15 = compos mentis).
5. Exposure
Tidak terdapat jejas pada kulit dan tidak terdapat trauma benturan dislokasi pada
klien.
Pengkajian Sekunder
1. Keluhan Utama
Ny. M mengeluh sakit pada daerah kepala hingga leher dengan skala nyeri 8.
P = pasien mengatakan nyeri saat berdiri
Q = nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk
R = pasien mengatakan nyeri terasa dari kepala bagian atas hingga leher
S = skala nyeri 8
18
19. T = nyeri tekan dan nyeri gerak dirasakan ± 2 jam secara terus - menerus. Nyeri
akan semakin hebat jika bergerak.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Ny. M datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada kepala bagian atas
dari kepala hingga leher, tampak pucat dan lemas karena Ny. M sudah 2 hari tidak
makan, kepala pusing sudah dari tanggal 27 Desember 2013, Sebelumnya Pasien
sudah memeriksakan diri di puskesmas terdekat. Kemudian oleh puskesmas dirujuk
ke RSUD Kota Salatiga.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Ny. M mengatakan sebelumnya tidak pernah DM dan jantung. Ny. M hanya
menderita tekanan darah tinggi sejak 2 tahun yang lalu, Ny M jarang minum obat
hanya mengkonsumsi minuman seperti rebusan daun alpokat sehari 3 x.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan di dalam keluarganya tidak terdapat penyakit yang cukup
serius, seperti hipertensi, jantung atau diabetes melitus.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Bentuk mesochepal, rambut panjang dan lurus, warna rambut hitam bercampur
putih dan berbau, penyebaran rambut merata, kulit kepala kurang bersih, tidak
ada lesi.
b. Mata
Mata simetris, sclera tidak ikterik, konjungtiva anemis, tidak menggunakan alat
bantu penglihatan.
c. Telinga
Simetris, tidak ada serumen yang keluar, tidak ada benjolan maupun lesi, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran
d. Mulut dan gigi
Mulut bersih, gigi berwarna agak kekuningan, tidak ada lesi dan sariawan,
terdapat karies, jumlah gigi 4.
e. Leher
19
20. Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak tampak pembesaran vena
jugularis.
f. Jantung
I
= Tidak tampak sianosis, IC tidak tampak,
Pa
= IC teraba di intercosta ke 5
Pe
= konfigurasi jantung dalam batas normal
Au
= tidak terdengar bunyi jantung tambahan.
g. Dada dan paru
I
= simetris kanan dan kiri
Pa
= pengembangan paru simetris kanan dan kiri,
Pe
= suara redup 1/3 basal paru kanan dan kiri. Normal sonor vasikuler
Au
= vesikuler
h. Abdomen
I
= Tidak terdapat lesi, warna kulit merata, tidak terdapat jaringan parut,
perut rata (datar)
Au
= bising usus 10 x/menit,
Pa
= tidak terdapat nyeri tekan
Pe
= tympani
i. Genetalia
Tidak terpasang DC cateter
j. Ekstremitas atas
Look = tidak terdapat lesi, tidak ada edema, warna kulit kecoklatan, capillary
reffil < 2 detik.
Feel = tidak terasa nyeri tekan, tidak terasa baal.
Move = tidak terasa nyeri gerak, kekuatan otot tangan kanan/kiri = 5/5.
k. Ektremitas bawah
Look = tidak terdapat lesi, tidak ada edema, warna kulit kecoklatan, capillary
reffil <2 detik
Feel = tidak terasa nyeri tekan, tidak terasa baal.
Move = tidak terasa nyeri gerak, kekuatan otot kaki kanan/kiri = 5/5
20
21. 6.
Nutrisi dan Cairan
Ny. M mengatakan sudah 2 hari tidak nafsu makan dikarenakan mual dan
ketika habis makan pasien muntah, pasien hanya makan 2 sendok bubur, minum air
mineral 3 gelas per hari. Pasien diberikan terapi intra vena dengan cairan ringer
laktat 20 tpm. Turgor kulit normal, abdomen normal dan bibir tidak kering.
7.
Eliminasi
Ny. M mengatakan biasanya BAB 2 hari sekali dengan konsistensi lunak,
tidak keras dan tidak ada darah, warna feses kuning kecoklatan. Sebelum sakit
pasien BAK secara spontan ke kamar mandi 4 x sehari dengan warna urin jernih,
tidak terdapat darah dan tidak terasa nyeri saat BAK.
8.
Aktivitas dan Latihan
Ny. M mengatakan pusing setiap bangun tidur
Bathing Dressing Toileting Transfering Continance feeding
Mandiri Madiri
Mandiri Mandiri
Mandiri
mandiri
Keterangan
INDEKS KATZ: angka ketergantungan A
9.
Stres dan koping
Klien mengatakan merasa cemas dengan kesehatannya (ringan, sedang,
berat=tidak bisa tidur, takut mati?), klien mengaku belum pernah masuk rumah sakit
selama menderita hipertensi.
10. Hiegine dan integritas kulit
Klien mandi 1xsehari, sebelum masuk rumah sakit klien dibantu keluarga,
klien mengganti pakaian dan menggosok setelah mandi.
11. Konsep diri
a. Body image
Klien mengatakan tidak menyukai badannya yang lemah.
b. Identitas diri
Klien mengatakan dia adalah seorang wanita berusia 67 tahun.
c. Peran
Klien mengatakan dia adalah seorang ibu rumah tangga dan istri.
21
22. d. Ideal diri
Klien berharap segera sembuh dan bisa beraktivitas kembali.
e. Harga diri
Klien mengatakan tidak merasa malu dengan keadaannya.
12. Pemeriksaan penunjang:
EKG Tanggal 30 DESEMBER 2013 jam 11.00 wib
Hasilnya : sinus takikardia
22
23. 13. Terapi medis Tanggal 30 Desember 2013
Nama
Dosis
Cara
Indikasi
obat
Isosorbide
5 mg
pemberian
Sublingua
Obat
ini
dinitrate
3X1
lis
pembuluh
hari
Kontraindiksai
Efeksamping
mengendurkan
Pasien yang
Pemberian IV (khususnya jika diberikan dengan
darah,
hipersensitif
terlalu cepat); Bisa menyebabkan efek CV
terhadap
(hipotensi
Isosorbide
bergejolak, tachycardia); Efek GI (mual dan
dinitrate
muntah-muntah,
meningkatkan
darah
dan
persediaan
oksigen
ke
jantung, Untuk mencegah
sakit
di
dada
yang
akut,
kegelisahan
retosternal,
sakit pada bagian
perut);
EfekCNS (sakit kepala, kepeningan, ketakutan,
disebabkan oleh angina.
kegelisahan, kejang otot, syncope); Efek lainnya
(diaphoresis); pemberian yang diperpanjang
Bisoprol
0,5
Oral
Bisoprolol
ol
mg
untuk
fumaret
1X1
hipertensi,
hari
diindikasikan
a. Pasien yang
pengobatan
hipersensitif
digunakan
bisa
sebagai monoterapi
kombinasi
juga
terhadap
a.
telah dihubungkan dengan methemoglobinemia
Pada sistem saraf pusat: sakit kepala, vertigo,
ansietas, konsentrasi berkurang.
b.
Pada kardiovaskular: bradikardia, palpitasi,
bisoprolol.
atau
dengan
antihipertensi golongan lain
b.
sakit dada, cold extremities, hipotensi dan
Bisoprolol
gagal jantung.
dikontraindikas
ikan pada
c.
Pada gastrointestinal: nyeri perut, gastritis,
mual, muntah, diare, konstipasi.
23
24. penderita cardi
d.
ogenic shock,
kelainan
Pada kulit: kulit kemerahan,iritasi kulit,
jerawat, gatal-gatal, dermatitis eksfoliatif
e.
jantung,
Pada pernafasan: asma, bronkospasme, batuk,
sinusitis
bradikardia
sinus
0,5
am
mg.
neurosis ansietas, gejala-
hipersensitif
1X1
gejala ansietas
terhadap
mala
m
Oral
a. Antiansietas
b. Antidepresi
termasuk
a. Penderita yang
Alprazol
termasuk
ansietas
a. drowsiness, kekeringan, sakit kepala ringan
yang jarang terjadi
b. Perubahan
berat
gangguan
benzodiazepin,
badan,
nervousness,
memori/amnesia,
gangguan
b. Penderita
koordinasi, gangguan gastrointestinal dan
yang berkaitan dengan
glaukoma
manifestasi autonomik, pandangan kabur, sakit
depresi
sudut sempit
kepala, depresi, insomnia tremor
c. Antipanik
termasuk
penyakit-penyakit
atau
gangguan panik dengan
akut, penderita
c. Seperti benzodiazepin yang lain, dapat terjadi:
insufisiensi
stimulasi, agitasi, kesulitan berkonsentrasi,
pulmonari akut
konfusi,
atau tanpa agoraphobia
halusinasi,
peningkatan
tekanan
intraokular
d.
Pernah
dilaporkan
pada
penggunaan
benzodiazepin ansiolotik, seperti :distonia,
iritabilitas, anoreksia, fatique, gangguan bicara
lemah otot, gangguan libido, irregularitas
24
25. menstruasi, inkontinensia, retensi urin dan
captopril
25
Oral
a. Untuk hipertensi berat,
sedang,
Penderita yang
abnormal fungsi hati.
a. Proteinuria
hipersensitif
b. Neutropenia/ agranulositosis
mg
hingga
3X1
kombinasi dengan tiazida
terhadap
c. Hipotensi
bila
memberikan efek aditif,
captropil atau
d. Ruam dan pruritus
perlu
sedangkan
panghambat ACE
e. Perubahan rasa (taste alteration)
lainnya. Misalnya
f. Retensi kalium ringan
dengan
kombinasi
beta
bloker
memberikn efek kurang
pasien
aditif.
mengalami
b. Untuk
yang
gagal
jantung,
tidak
cukup
responsive
atau
tidak
angioedema
selama
pengobatan
dapat dikontrol dengan
dengan
diuretic
penghambat ACE
dan
digitalis,
dalam hal ini pemberian
captropil
bersama
lainnya.
diberikan
diuretic
dan
digitalis.
25
26. B.
ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
N
O
1
2
DATA
FOKUS
DS:
a. Ny.
M
mengatak
an kepala
terasa
nyeri
b. Nyeri
pada
skala
8
dari 1-10
c. Ny.
M
mengatak
an pusing
d. Nyeri dan
pusing
dirasakan
pada saat
baru
beranjak
dari
tempat
tidur
DO :
a. Ny.
M
Terlihat
meringis
kesakitan
b. Ny.
M
terlihat
memegan
g
kepalanya
DS :
Pasien
mengatakan
merasakan
pusing.
DO :
a. Nadi
=
105x/men
it
b. TD
=
MASALAH
Nyeri
kepala)
ETIOLOGI
(sakit peningkatan
tekanan
vaskuler
serebral
Resiko
tinggi Perubahan
terhadap
afterload
penurunan curah
jantung
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Nyeri (sakit kepala)
berhubungan dengan
peningkatan tekanan
vaskuler serebral
Resiko
tinggi
terhadap penurunan
curah
jantung
berhubungan dengan
perubahan afterload
26
27. 3
216/100
mmHg
c. Capilarry
refill <2
detik
DS :
A. Ny.
M
mengatak
an merasa
pusing
B. Ny.
M
mengatak
an mual
DO :
a.
TD
:
216/100
mmhg
b.
RR
:
18x/menit
Resiko
ketidakefektifan
perfusi jaringan
otak
sirkulasi
darah yang
kurang
ke
otak
Resiko
ketidakefektifan
perfusi jaringan otak
berhubungan dengan
sirkulasi darah yang
kurang ke otak
(Herdman, T. Heather. 2010)
27
28. C. INTERVENSI
Diagnosa
Tujuan dan kriteria
Kode
keperawatan
hasil
NIC
Nyeri
(sakit Setelah dilakukan
6482
Intervensi
Enviromental
kepala)
tindakan keperawatan
management comfort
berhubungan
selama 3 x 24 jam
a. Pertahankan tirah
dengan
Tekanan vaskuler
peningkatan
serebral tidak
tekanan
meningkat dengan
lingkungan yang
vaskuler
kriteria hasil :
tenang
serebral
a. Pasien
baring
b. Sediakan
c. Berikan sedikit
penerangan
mengungkapkan
d. Minimalkan
sakit kepala
gangguan
berkurang dari
lingkungan dan
skala 8 menjadi
1
rangsangan.
5900
b. Pasien tampak
e. Batasi aktivitas.
a.
nyaman.
Distraction
a. Berikan posisi
c. TTV pasien
nyaman,
dalam keadaan
b. Berikan teknik
relaksasi nafas
normal
dalam
c. Ajarkan keluarga
dan klien
melakukan teknik
relaksasi nafas
dalam
d. Lakukan
Resiko
terhadap
tinggi Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
5980
pemeriksaan TTV
a. Pantau TTV 1 jam
sekali
28
29. penurunan
curah
selama 3 x 24 jam
b. Catat
jantung Resiko tinggi
edema
umum
berhubungan
terhadap resiko
c. Pertahankan
dengan
penurunan curah
pembatasan
perubahan
jantung dapat diatasi
aktivitas
afterload
dengan kriteria hasil :
istirahat di tempat
a. Tekanan darah
tidur/kursi
menurun atau
seperti
d. Anjurkan
normal (normal :
tehnik
relaksasi
b. Tidak terjadi
vasokonstriksi,
e. Kolaborasi
c. Tidak terjadi
Pemberian
iskemia miokard
obat
Isosorbide dinitrate 5
d. memenuhi
mg (sesuai program)
kebutuhan
perawatan diri
Resiko
Setelah dilakukan
5820
i. Bedrest
dengan
ketidakefektifan tindakan keperawatan
perfusi jaringan selama 3 jam resiko
posisi
kepala
otak
ketidakefektifan
posisi elevasi 15-
berhubungan
perfusi jaringan otak
45° sesuai indikasi
dengan
dengan kriteria hasil :
terlentang
atau
j. Monitor
tanda-
sirkulasi darah
e.
kesadaran baik
tanda vital tiap 2
yang kurang ke
f.
tanda vital stabil
jam
otak
g.
Nyeri kepala
berkurang/hilang
h.
tidak ada tanda
PTIK
k. Monitor
adanya
diplopia,
pandangan kabur,
nyeri kepala
l. Monitor
level
kebingungan dan
orientasi
29
30. m. Monitor tonus otot
pergerakan
n. Monitor
tekanan
intrakranial
dan
respon nerologis
o. Catat
pasien
perubahan
dalam
merespon stimulus
p. Monitor
status
cairan
D. IMPLEMENTASI
30
31. Waktu
No Implementasi
30-12-
Dx
1
Enviromental
2013
a. Menyeediakan
TTD
management comfort
09.00
Evaluasi
S :Pasien
lingkungan yang
mengatakan sedikit
tenang
nyaman dengan
ruangan yang
09. 15
disediakan.
O : pasien tampak
nyaman.
b. Mempertahankan
09.30
tirah baring
S : pasien
mengatakan merasa
tenang dan nyaman.
O : pasien tampak
nyaman dan tidak
09.15
cemas.
c. Memberikan sedikit
penerangan
S : pasien
mengatakan sudah
cukup dengan
penerangan
diruangan.
O : pasien tampak
09.20
merasa nyaman dan
tidak cemas.
d. Meminimalkan
S : Pasien
gangguan lingkungan
mengatakan sedikit
dan rangsangan.
ke ganggu karena
suara suara yang
sedikit ramai
O :Pasien tampak
31
32. 09.25
sedikit merasa
cemas.
e. Membatasi aktivitas.
S : Pasien merasa
sedikit cemas
O : Pasien tampak
Distraction
b.
gelisah
Memberikan posisi
S : pasien
nyaman
a.
mengatakan sudah
nyaman dengan
posisi tidurnya
O : pasien tampak
nyaman dan enakan.
Mengajarkan teknik
S : pasien
relaksasi nafas dalam
b.
mengatakan
bersedia untuk
diajarkan nafas
dalam
O : pasen nampak
mengikuti
c.
Mengobservasi TTV
S : Klien bersedia
di TTV
O : TD = 166/75
mmHg, N = 82
x/menit, S = 37o C,
RR = 20 x/menit
30-12-
2
2013
a. Mencatat
10.00
edema
umum
S : Klien bersedia
dikaji
O : Tidak ada edema
b. Mempertahankan
pembatasan
aktivitas
S : Klien bersedia
membatasi aktivitas
32
33. seperti
istirahat
ditempat tidur/kursi
O : Klien mengikuti
instruksi
10.10
Kolaborasi
a.
Memberikan
obat
S : Klien bersedia
Isosorbide dinitrate 5 mg
menerima obat
(sesuai program)
O : Obat diberikan,
klien kooperatif
10.20
b.
Memberikan
obat
S :Klien bersedia
Bisoprolol fumaret 0,5
mg (sesuai program)
26-12-
3
diberikan obat
O : Obat diberikan,
klien kooperatif
klien S : Klien bersedia
a. Membantu
2013
bedrest dengan posisi dibantu
10.30
kepala terlentang atau O : Klien istirahat
posisi elevasi 15-45 ° dengan posisi kepala
10. 35
sesuai indikasi
terlentang, posisi
elevasi 15-45o
b. Memonitor
10. 40
diplopia,
adanya S : Klien mengatakan
pandangan pandangan sedikit
kabur, nyeri kepala
kabur dan merasa
nyeri pada kepala
pada skala 6
10.45
O : Klien meringis
menahan nyeri
c. Memonitor
kebingungan
10.50
orientasi
level S : Klien mengatakan
dan masih mengingat
hari, tanggal, dan
tempat dirinya
berada sekarang
33
34. 10.55
O : Klien terlihat
tidak bingung
d. Memonitor tonus otot S : Klien bersedia
11.00
pergerakan
dimonitor
O : Klien dapat
bergerak bebas tanpa
rasa sakit
e. Memonitor
tekanan S : Klien bersedia
intrkranial dan respon dimonitor
nerologis
O : Klien merespon
rangsang stimulus
nyeri dengan baik
f. Mencatat
perubahan S : Klien bersedia
pasien dalam merespon dikaji
stimulus
O : Tidak ada
perubahan pada klien
dalam merespon
stimulus
g. Memonitor
status S : Klien bersedia
cairan
dimonitor
O : Klien diberikan
infuse RL 20 tetes
Waktu
No Implementasi
31-12-
per menit
Evaluasi
Dx
1
Enviromental
2013
06.00
management comfort
f. mempertahankan
tirah baring
S
:
pasien
mengatakan merasa
tenang dan nyaman.
34
35. O: pasien tampak
06.15
nyaman dan tidak
cemas.
g. menyediakan
S:Pasien
lingkungan yang
mengatakan sedikit
tenang
nyaman
dengan
ruangan
yang
06.30
disediakan.
O: pasien tampak
06.45
nyaman.
h. memberikan sedikit
penerangan
S:
pasien
mengatakan
sudah
cukup
dengan
penerangan
diruangan.
O: pasien tampak
07.00
merasa nyaman dan
tidak cemas.
i. Minimalkan
S:
Pasien
gangguan lingkungan
mengatakan sedikit
dan rangsangan.
ke ganggu karena
07.10
suara
suara
yang
sedikit ramai
O:Pasien
tampak
sedikit
merasa
cemas.
j. Batasi aktivitas.
S:
Pasien
merasa
sedikit cemas
O:
Pasien tampak
gelisah
c.
Distraction
35
36. Berikan posisi
S:
pasien
nyaman
d.
mengatakan
sudah
nyaman
dengan
posisi tidurnya
O: pasien tampak
nyaman dan enakan.
Mengajarkan teknik
S:
relaksasi nafas dalam
e.
pasien
mengatakan
bersedia diajari
O: pasien tampak
mengikuti
Berikan keluarga dan
S:
klien melakukan
mengatakan
teknik nafas dalam
bersedia
untuk
diajarkan
f.
pasien
terapi
nafas dalam
O: pasen dan keluar
31-12-
2
sangat antusias.
S : Klien bersedia di
c. Pantau TTV
2012
TTV
10.00
O : TD = 166/75
mmHg,
N
=
82
x/menit, S = 37o C,
RR = 20 x/menit
d. Catat edema umum
S : Klien bersedia
dicatat
10.10
O : Tidak ada edema
e. Pertahankan
S : Klien bersedia
pembatasan
aktivitas
membatasi aktifitas
seperti
istirahat
O : Klien mengikuti
ditempat tidur/kursi
instruksi
36
37. Kolaborasi
10.20
a. berian obat Isosorbide
S : Klien bersedia
dinitrate 5 mg (sesuai
diberikan obat
program)
O : Obat diberikan,
klien kooperatif
b. berian obat Bisoprolol
fumaret 0,5 mg (sesuai
3
diberikan obat
program)
01-01-
S :Klien bersedia
O : Obat diberikan,
klien kooperatif
a. Bedrest dengan posisi S : Klien bersedia
2014
kepala terlentang atau bedrest
14.30
posisi elevasi 15-45 ° O : Klien istirahat
sesuai indikasi
dengan posisi kepala
14.45
terlentang, posisi
elevasi 15-45o
b. Monitor
diplopia,
14.50
adanya S : Klien mengatakan
pandangan pandangan sedikit
kabur, nyeri kepala
kabur dan merasa
nyeri pada kepala
pada skala 6
O : Klien meringis
15.00
menahan nyeri
c. Monitor
level S : Klien mengatakan
kebingungan
orientasi
dan masih mengingat
hari, tanggal, dan
15.10
tempat dirinya
berada sekarang
O : Klien terlihat
15.15
tidak bingung
d. Monitor
pergerakan
tonus
otot S : Klien mengatakan
bersedia dimonitor
37
38. 15.20
O : Klien dapat
bergerak bebas tanpa
rasa sakit
e. Monitor
tekanan S : Klien bersedia
intrkranial dan respon dimonitor
nerologis
O : Klien merespon
rangsang stimulus
nyeri dengan baik
f. Catat perubahan pasien S : Klien bersedia
dalam
merespon dikaji
stimulus
O : Tidak ada
perubahan pada klien
dalam merespon
stimulus
g. Monitor status cairan
S : Klien bersedia
dimonitor
O : Klien diberikan
infuse RL 20 tetes
per menit
E. EVALUASI
Diagnosa
Evaluasi
TTD
38
39. Nyeri
(sakit
kepala) S :
Eka
berhubungan
dengan
Patah
peningkatan
tekanan O :
vaskuler serebral
Klien mengatakan nyeri berkurang
LiLik
Klien terlihat lebih tenang
Imam
S: 3
A:
Masalah teratasi sebagia
P:
Lanjutkan intervensi , pemberian
teknik relaksasi nafas dalam
Resiko tinggi terhadap S :
penurunan curah jantung
Klien
berhubungan
lebih baik
dengan
perubahan afterload
mengatakan
Eka
perasaannya Patah
Lilik
O:
Imam
TD = 166/75 mmHg,
N = 82 x/menit,
S = 37o C,
RR = 20 x/menit
Klien mengikuti semua instruksi
Klien terlihat lebih tenang
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi Kolaborasi
Pemberian obat Isosorbide dinitrate
5 mg (sesuai dengan program)
Resiko ketidakefektifan S :
perpusi
jaringan
berhubungan
sirkulasi
darah
otak
dengan
Klien mengatakan nyeri
berkurang
yang O :
Eka
kepala Patah
Lilik
Imam
39
40. kurang ke otak
TD = 166/75 mmHg,
N = 82 x/menit,
S = 37o C,
RR = 20 x/menit
Kesadaran composmentis
S= 3
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Monitor keadaan klien
BAB IV
PEMBAHASAN
40
41. Kita tidak boleh menganggap sepele penyakit hipertensi. Karena hipertensi
yang tidak ditangani secara serius akan dapat berakibat fatal, dan dapat terjadi
berbagai komplikasi penyakit lainnya juga. Banyak cara untuk melakukan
pencegahan penyakit ini, salah satu caranya adalah dengan pola hidup sehat.
Dengan pola hidup sehat akan memperkecil kemungkinan kita terkena suatu
penyakit, tak hanya hipertensi tetapi juga semua penyakit dapat kita cegah dengan
pola hidup sehat.
Dalam penanganan hipertensi tentunya diperlukan asuhan keperawatan
yang tepat. Asuhan keperawata yang terdapat dala buku-buku keperawatan dapat
menjadi pedoman kita untuk melakukan asuhan keperawatan pada pasien
hipertensi. Pasien hipertensi tentunya akan banyak mengalami ganguan
keperawatan, tetapi dengan pemberian asuhan keperawatan yang tepat kepada
pasien kita akan dapat membantu pasien dalam menangani masalah keperawatan
yang dialami pasien.
Dalam kasus diatas diagnosa utama adalah nyeri. Salah satu intervensi
yang diberikan adalah mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam. Karena dengan
memberikan teknik relaksasi nafas dalam klien akan merasa lebih nyaman dan
rasa sakit yang dialami diharapkan akan berkurang. Keluarga juga harus diajarkan
teknik ini, sebab jika sewaktu- waktu klien atau keluarga mengalami nyeri maka
mereka dapat melakukan sendiri tanpa didampingi oleh perawat. Kami
memberikan intervensi ini untuk memberikan penanganan yang efektif pada klien.
BAB V
KESIMPULAN
41
42. Dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien dengan hipertensi,
kami tidak lepas dari buku pedoman asuhan keperawatan. Pada kasus klien diatas,
kami memberika asuhan keperawatan selama 3 hari dengan harapan masalah
keperawatan yang dialami klien dapat teratasi sebagian atu teratasi sepenuhnya.
Pada masalah keperawatan yang pertama yaitu nyeri b.d peningkatan
tekanan vaskuler serebral, setelah kami berikan asuhan keperawatan selama 3 hari
nyeri pada klien dapat berkurang. Saat awal pengkajian skala nyeri pada klien
menunjukkan skala 8, setelah kami memberikan asuhan keperawatan selama 3
hari nyeri pada klien berkurang menjadi skala 3. Ini menunjukkan maslah teratasi
sebagian.
Pada masalah keperawatan yang kedua yaitu resiko tinggi terhadap
penurunan curah jantung b.d perubahan afterload, setelah kami berikan asuhan
keperawatan selama 3 hari masalah belum teratasi. Tekanan darah klien masih
tinggi yaitu 166/75 mmHg. Intervensi akan dilanjutkan hingga masalah teratasi
sebagian atau teratasi sepenuhnya.
Pada masalah keperawatan yang ketiga, yaitu resiko ketidakefektifan
perpusi jaringan otak b.d sirkulasi darah yang kurang ke otak, setelah kami
melakukan asuhan keperawatan selama 3 hari masalah teratasi sebagian. Ini dapat
terlihat dari klien yang sudah mulai berkurang rasa pusingnya.
Dari hasil implementasi yang kami berikan kepada klien, menunjukkan 2
dari 3 masalah keperawatan yang terjadi pada klien sudah teratasi sebagian dan 1
dari 3 masalah keperawatan pada klien masih belum teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
42
43. 1.
Baradero Marry, Marry Wilfrid Dayrit, dan Yakobus Siswadi. 2008.
Klien Gangguan Kardiovaskular: Seri Asuhan Keperawatan.
Jakarta: EGC.
2.
Kodim Nasrin. 2003. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @
tempointeraktif.com
3.
Jackson M. dan Lee Jackson. 2009. Seri Panduan Praktis:
Keperawatan Klinis. Jakarta: Erlangga
4.
Gunawan, Lany. 2001.
Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi ,
Yogyakarta: Kanisius
5.
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal
Bedah Vol 2. Jakarta : EGC
6.
Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar asuhan keperawatan klien dengan
gangguan sistem kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika.
7.
Herdman, T. Heather. 2010. Diagnosis Keperawatan NANDA :
definisi dan klasifikasi 2009-2011, alih bahasa : Made Sumarwati (et.
al). Jakarta: EGC.
8.
Tambayong, jan. 2000. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta:
EGC
9.
Moorhead,
Sue dkk.
2008.Nursing Outcomes
Classification
(NOC),Fourth Edition.UnitedState:Mosby
10.
Bulecheck,Gloria dkk. 2008.Nursing Interventions Classification
(NIC),Fifth Edition.UnitedState : Mosby
43