SlideShare a Scribd company logo
ASUHAN KEPERAWATAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI
DENGAN Nn.S
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Nn. S
Umur : 24 Tahun
Jenis kelamin : Perempua
Informan : Keluarga, Status rekam medic dan perawat
Pendidikan : SD
Pekerjaan : -
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Alamat : Dusun Rapah Rt 01 Rw 05 Desa Sambirejo Kec.Wirosari Kab.Grobogan
Ruangan di rawat : Rosela
Tanggal di rawat : 25 April 2017
Tanggal pengkajian: 2 Mei 2017
RM No : 00432112
II. ALASAN MASUK
Keluarga mengatakan sudah satu tahun yang lalu Pasien sering ngurung dikamar tidak mau
keluar rumah dan selalu berbicara sendiri. Ketika keluarga ada acara pasien menghilang dari
rumah.
III. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI
1. Pasien pernah mengalami gangguan jiwa pada masa lalu dan pengobatan sebelumnya
berhasil tetapi sekarang pasien putus obat dan akhir ya kambuh lagi yang kedua kali dan
Pasien tidak mengalami penganiyaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, dan tidak
pernah mengalami kekerasan dalam keluarga ataupun tindakan criminal. Anggota
keluarga tidak ada yang mendertia gangguan jiwa dan Pasien tidak mempunyai riwayat
kejang atau trauma kepala, Pasien tidak mau minum obat setelah sembuh atau kontrol lagi
ke rumah sakit
2. Pasien ketika masih duduk di sekolahan dasar mempunyai pengalaman yang tidak
menyenangkan dituduh mencuri pensil temennya padahal sebenarnya pasien tidak
mencuri melainkan pasien menemukan pensil temennya
IV. FISIK
1. Keadaan pasien saat ini baik-baik saja tetapi terkadang pasien sering menangis dan
merintih pingin pulang
2. Tingkat kesadaran compos mentis
3. Tanda vital : TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,2 oC
P : 20 x / menit
4. Ukur : TB : 152 cm
BB : 46 Kg
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
KETERANGAN
: laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Menikah
…………. : Tinggal satu rumah
a. Didalam pengambilan keputusan keluarga dalam rumah yg memutuskan adalah kedua
orang tua pasien
b. Pola komunikasi antar keluarga baik tetapi pasien lebih sering murung dirumah dan
setiap harinya pasien tidah pernah keluar rumah
c. Pasien diasuh kedua orang tua dengan baik, dan diajarkan dengan tingkahlaku yang
baik
d. Keluarga berekonomi dengan cukup, keluarga mempunyai ternak sapi lebih dari dua
dan mempunyai sawah yg berukuran kecil seperempat hektar.
e. Posisi kamar pasien berdekatan dengan kamar kedua orang tua, dirumah pasien ada
ruang tamu tetapi tidak ada ruang makan.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Dalam bentuk tubuh pasien tidak ada yag cacat
b. Identitas diri
Pasien pernah mengalami pengalaman yang buruk disaat masih kecil ketika
disekolahan SD kelas III, pasien pernah dituduh mencuri pensil temannya. Setelah
dituduh mencuri pasien terus malu dan tidak mau lagi melanjutkan sekolah sampai
sekarang
c. Peran diri
Pasien berumur 24 tahun, tidak bekerja dan belum menikah, kata keluarga sebelum
sakit pasien sering membantu keluarga mengurus ternak hewan sapi dengan memberi
makan dan minum, pasien tidak bisa mengikuti kegiatan masyarakat karna pasien
setiap harinya hanya didalam rumah dan tidak mau keluar rumah
d. Ideal diri
Pasien tidak mampu mencapai harapanya dalam social, pekerjaan dan cita-citanya
e. Harga diri
Pasien blum mampu menilai/ menghargai orang lain.
3. Hubungan social
a. Di rumah
Keluarga mengatakan pasien dekat dengan ibu
b. Di rumah sakit
Ketika dirumah sakit klien dekat dengan teman-teman sekamarnya
c. Observasi perilaku terkait berhubungan dengan orang lain
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan kelompok seperti karangtaruna
dikampungnya ataun kelompok bermain dirumah sakit
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien belum bisa ditanya tentang nilai dan keyakinan.
Pandangan masyarakat terutama tetangga pasien mengatakan gangguan jiwa adalah
penyakit di jiwanya yang selalu mengganggu dipikiran
b. Kegiatan ibadah
Pasien belum mampu beribadah sendiri dan pasien tidak pernah beribadah
F. Status Mental
1. penampilan
Penampilan fisik : kondisi rambut tidak disisir jadi berantakan, kuku panjang-panjang
tidak rapi, gigi tidak bersih karna pasien tidak mau gosok gigi , badan tidak bau karna
pasien mau mandi dan pasien berpakaian dengan rapi.
2. pembicaraan
pembicaraan pasien kadang menjawab ketika ditanya terkadang membisu dan tiba-tiba
menangis meminta pulang
3. aktivitas motorik
Pasien terlihat lesu dan terkadang gelisah menginginkan pulang dan selalu bercap pulang-
pulang sambil menangis
4. Alam perasaan
Pasien terlihat sedih dan putus asa
5. Afek
Inapropiate (tidak tepat)
Tumpul : pasien hanya mau menjawab ketika ditanya, kalau tidak ditanya pasien hanya
diam dan terkadang menangis
6. Interaksi selama wawancara
Interaksi selama wawancara terkadang kooperatif dan terkadang tidak kooperatif. Tidak
ada Kontak mata, mudah beralih
7. Persepsi
Pasien diam terkadang menangis dan murung dikamar terus sehingga tidak terkaji
frekuensi halusinasinya
8. Proses pikir
Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tetapi tidak sampai tujuan yang diin ginkan
perawat
9. Isi pikir
Depersonalisasi : perasaan yang asing terhadap dirinya sendiri
10. Tingkat kesadaran dan orientasi
Pasien tampak bingung dan kacau selalu mengucapkan ingin pulang kerumah
11. Memori
Tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi dalam minggu terakhir
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien tidak mampu berkomunikasi
13. Kemampuan penilaian
Gangguan kemampuan penilaian ringan, pasien dapat memilih keputusan sendiri
14. Daya tilik
Pasien tidak tahu tujuan dia berada dirumah sakit
G. Kebutuhan persiapan pulang
1. Makan : Dalam makanan pasien mampu mandiri menempatkan alat-alat makan dan
minum
2. BAK/BAB : Pasien mampu BAK dan BAB sendiri tanpa bantuan orang lain
3. Mandi : Pasien mampu mandi sendiri
4. Berpakaian : Pasien mampu berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain
5. Istirahat dan tidur : Pasien tidur tidak menggunakan obat
6. Penggunaan obat masih dibimbing perawat
7. Pemeliharaan kesehatan: pasien mampu memelihara kesehatannya sendiri
8. Aktivitas didalam rumah : keluarga mengatakan pasien mandiri merapikan rumah
mencuci pakaian sendiri
9. Aktivitas diluar rumah : keluarga mengatakan pasien tidak pernah keluar rumah
H. Mekanisme Koping
Ketika menghadapi masalah Pasien hanya diam represi/supresi sehingga masalah tidak
terpecahkan
I. Masalah psikososial dan lingkungan
Pasien pernah ada masalah ketika sekolah dasar dituduh mencuri sehingga pasien menolak
tidak sekolah lagi karna trauma, pasien tinggal dikeluarga yang cukup
J. Pengetahuan : pasien belum mampu mengetahui tentang penyakitnya
K. aspek Medik
Diagnosa Medik : Skizofrenia tak terinci
Terapi Medik : Onzapin 2 x 5 mg
Resperidon 2 x 2 mg
Fluocetin 1 x 20 mg
ANALISA DATA
NO DATA FOKUS MASALAH
1 DS:
Keluarga mengatakan pasien
sering murung dirumah dan
tidak mau keluar rumah dan
sering berbicara sendiri
DO:
Klien saat interaksi tidak
kooperatif, Klien tampak
gelisah
Gangguan persepsi sensori :
halusinasi pendengaran
2 DS:
Keluarga mengatakan pasien
tidak suka bergaul, dirumah
pasien sering melamun dan
menangis sendiri, terkadang
berdiam diri
DO :
Pasien tidak bisa diarahkan,
tidak ada kontak mata, mudah
beralih
Isolasi sosial : menarik diri
POHON MASALAH
Akibat
Core (Masalah Utama)
penyebab
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi
2. Isolasi social : menarik diri
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI
Gangguan persepsi
sensori: halusinasi
pendengaran
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24
jam klien mampu mengontrol
halusinasi dengan kriteria
hasil (TUK):
1. Klien dapat membina
hubungan saling percaya.
2. Klien dapat mengenal
halusinasinya; jenis, isi,
waktu, dan frekuensi
halusinasi, respon
terhadap halusinasi, dan
tindakan yg sudah
dilakukan.
Tindakan Psikoterapeutik:
Klien
1. Bina hubungan saling percaya.
2. Adakan kontak sering dan
singkat secara bertahap.
3. Observasi tingkah laku klien
terkait halusinasinya.
4. Tanyakan keluhan yang
dirasakan klien.
5. Jika klien tidak sedang
berhalusinasi klarifikasi tentang
adanya pengalaman halusinasi,
diskusikan dengan klien tentang
Resiko menyiderai diri, orang lain dan
lingkungan
Perubahan persepsi sensori : halusinasi
Isolasi sosial : menarik diri
3. Klien dapat
menyebutkan dan
mempraktekan cara
mengntrol halusinasi yaitu
dengan menghardik,
bercakap-cakap dengan
orang lain, terlibat/
melakukan kegiatan, dan
minum obat.
4. Klien dapat dukungan
keluarga dalam
mengontrol halusinasinya.
5. Klien dapat minum obat
dengan bantuan minimal.
6. Mengungkapkan
halusinasi sudah hilang
atau terkontrol
halusinasinya meliputi :
SP I :
1. Identifikasi jenis halusinasi Klien.
2. Identifikasi isi halusinasi Klien.
3. Identifikasi waktu halusinasi Klien.
4. Identifikasi frekuensi halusinasi
Klien.
5. Identifikasi situasi yang
menimbulkan halusinasi.
6. Identifikasi respons Klien terhadap
halusinasi.
7. Ajarkan Klien menghardik
halusinasi.
8. Anjurkan Klien memasukkan cara
menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan harian.
SP II :
1. Evaluasi jadwal kegiatan harian
Klien.
2. Latih Klien mengendalikan
halusinasi dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain.
3. Anjurkan Klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
SP III :
1. Evaluasi jadwal kegiatan harian
Klien.
2. Latih Klien mengendalikan
halusinasi dengan melakukan
kegiatan (kegiatan yang biasa
dilakukan Klien di rumah).
3. Anjurkan Klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
SP IV :
1. Evaluasi jadwal kegiatan harian
Klien.
2. Berikan pendidikan kesehatan
tentang penggunaan obat secara
teratur.
3. Anjurkan Klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
4. Beri pujian jika klien menggunakan
obat dengan benar.
5. Menganjurkan Klien
mendemonstrasikan cara control
yang sudah diajarkan.
6. Menganjurkan Klien memilih salah
satu cara control halusinasi yang
sesuai.
Keluarga:
1. Diskusikan masalah yang dirasakn
keluarga dalam merawat Klien.
2. Jelaskan pengertian tanda dan
gejala, dan jenis halusinasi yang
dialami Klien serta proses
terjadinya.
3. Jelaskan dan latih cara-cara
merawat Klien halusinasi.
4. Latih keluarga melakukan cara
merawat Klien halusinasi secara
langsung.
5. Discharge planning : jadwal
aktivitas dan minum obat.
Tindakan Psikofarmako:
1. Berikan obat-obatan sesuai
program Klien.
2. Memantau kefektifan dan efek
samping obat yang diminum.
3. Mengukur vital sign secara
periodic.
Tindakan Manipulasi
Lingkungan
1. Libatkan Klien dalam kegiatan di
ruangan.
2. Libatkan Klien dalam TAK
halusinasi
A. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Nn S
Umur : 24 th
Hari /
tanggal
Diagnosa
keperawatan
implementasi SOAP
Selasa,
2/05/2017
Jam 14.00
wib
(SP I)
Gangguan persepsi
halusinasi pendengaran
1.Membina hubungan saling percaya
2.Membantu klien untuk dalam
mengenal halusinasinya ( isi, situasi,
frekuensi, durasi, dan respon)
3.Membantu klien untuk mengontrol
halusinasinya dengan cara pertama
yaitu menghardik
4.Merencakan RTL untuk kegiatan
menghardik
5.membuat kontrak waktu untuk
pertuman SP II
S: Pasien mengatakan mendengar
suara yang isinya bakul sapi harus
bayar karna uang y ingin buat kamar
mandi
O: pasien tampak tenang, kontak
mata sedikit menurun, pasien mau di
ajak komunikasi, pasien tampak
mempraktikan cara mengontrol
halusinasinya secara mandiri dengan
baik
A: optimalkan hubungan BHSP
Pasien belum mampu melakukan
cara mengontrol halusinasi dengan
benar.
P: lanjutkan intervensi
Untuk pasien:
Anjurkan pasien untuk melakukan
cara menghardik sesuai jadwal yg
sudah di buat
Anjurkan pasien untuk melakukan
cara menghardik saat halusinasi
muncul
Untuk perawat
Lakukan kontrak waktu untuk
pertemuan berikutnya
Rabu,
3/05/2017
Jam 14.00
wib
Gangguan persepsi
halusinasi pendengaran
1. Mengevaluasi kembali kemampuan
pasien dalam mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik seperti
yang diajarkan pertemuan
sebelumnya
2. Mengajari pasien cara mengontrol
halusinasi dengan cara yang kedua
yaitu bercakap cakap dengan orang
lain
3. Membuat jadwal latian cara
bercakap cakap
4. Menganjurkan cara bercakap cakap
ketika halusinasi muncul
5. Melakukan kontrak pada pertemuan
berikutnya
S: pasien mengatakan masih ingat
cara yang kemarin sudah diajarkan
yaitu dengan cara menghardik,
pasien mengatakan cara yaitu kita
menutup telinga lalu sambil
bilang”pergi kamu pergi, kamu suara
palsu tidak nyata”.
O: pasien tampak meragakan
kembali cara mengontrol halusinasi
dengan menghardik seperti
pertemuan sebelumnya
A: Pasien mampu memperagakan
kembali mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik
Pasien mapu memperagakan
mengontrol halusinasi dengan cara
kedua yaitu bercakap cakap dengan
orang lain
P: lanjutkan intervensi
Untuk pasien:
Anjurkan pasien untuk melakukan
cara menghardik sesuai jadwal yg
sudah di buat
Anjurkan pasien untuk melakukan
cara menghardik saat halusinasi
muncul
.
Kamis,
4/05/2017
Jam 14.00
Gangguan Persepsi
Sensori Halusinasi
1.Mengevaluasi ingatan pasien
mengenai cara mengontrol
halusinasi yang sudah diajarkan
dalam pertemuan sebelumnya.
2.Membuat jadwal harian kegiatan
S:Pagi juga mbak, perasaaan saya
hari ini lebih baik. Iya saya sudah
mencoba semua cara yang diajarkan
yaitu dengan menghardik dan
wib pasien. mengobrol dengan orang lain.
O:Pasien mampu dan mau
memperagakan cara mengontrol
halusinasi menghardik dan
mengobrol dengan orang lain.
-pasien tampak mau makan dan
meminum obat secara teratur.
A:Pasien mampu memperagakan
cara mengontrol halusinasi
menghardik, mengobrol dengan
pasien yang lain.
-pasien mampu meminum obat
dengan secara teratur.
P:Untuk pasien= melaksanakan
jadwal kegiatan yang sudah di buat.

More Related Content

What's hot

Askep Histerektomi indikasi Tumor Padat Ovarii
Askep Histerektomi indikasi Tumor Padat OvariiAskep Histerektomi indikasi Tumor Padat Ovarii
Askep Histerektomi indikasi Tumor Padat Ovariibertha wulan
 
Psikiatri cbd
Psikiatri cbdPsikiatri cbd
Psikiatri cbd
abdullahbasalamah4
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku KekerasanLaporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
Yusuf Saktian
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - HalusinasiLaporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Yusuf Saktian
 
Presentation6 menuju pemulihan - Psikoedukasi
Presentation6 menuju pemulihan - PsikoedukasiPresentation6 menuju pemulihan - Psikoedukasi
Presentation6 menuju pemulihan - Psikoedukasi
Bagus Utomo
 
askep resiko bunuh diri
askep resiko bunuh diriaskep resiko bunuh diri
askep resiko bunuh diri
sisi26dessy
 
Makna Dignity in mental health
Makna Dignity in mental healthMakna Dignity in mental health
Makna Dignity in mental health
Bagus Utomo
 
Laporan Pendahuluan Defisit Keperawatan Diri
Laporan Pendahuluan Defisit Keperawatan DiriLaporan Pendahuluan Defisit Keperawatan Diri
Laporan Pendahuluan Defisit Keperawatan DiriMas Mawon
 
Presentation5 relaps dan krisis skizofrenia - Psikoedukasi
Presentation5 relaps dan krisis skizofrenia - PsikoedukasiPresentation5 relaps dan krisis skizofrenia - Psikoedukasi
Presentation5 relaps dan krisis skizofrenia - Psikoedukasi
Bagus Utomo
 
Pengkajian dan sp
Pengkajian dan spPengkajian dan sp
Pengkajian dan sp
Darsana Wayan
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri Rendah
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri RendahLaporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri Rendah
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri Rendah
Yusuf Saktian
 
Kb 1 asuhan keperawatan harga diri rendah
Kb 1 asuhan keperawatan  harga diri rendahKb 1 asuhan keperawatan  harga diri rendah
Kb 1 asuhan keperawatan harga diri rendah
pjj_kemenkes
 
laporn pendahuluan halusinasi
laporn pendahuluan halusinasilaporn pendahuluan halusinasi
laporn pendahuluan halusinasiMas Mawon
 
Asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Isolasi Sosial
Laporan Pendahuluan Jiwa - Isolasi SosialLaporan Pendahuluan Jiwa - Isolasi Sosial
Laporan Pendahuluan Jiwa - Isolasi Sosial
Yusuf Saktian
 
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofreniaAnamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Phil Adit R
 

What's hot (18)

Askep Histerektomi indikasi Tumor Padat Ovarii
Askep Histerektomi indikasi Tumor Padat OvariiAskep Histerektomi indikasi Tumor Padat Ovarii
Askep Histerektomi indikasi Tumor Padat Ovarii
 
Psikiatri cbd
Psikiatri cbdPsikiatri cbd
Psikiatri cbd
 
Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA
Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA
Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku KekerasanLaporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - HalusinasiLaporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
 
Presentation6 menuju pemulihan - Psikoedukasi
Presentation6 menuju pemulihan - PsikoedukasiPresentation6 menuju pemulihan - Psikoedukasi
Presentation6 menuju pemulihan - Psikoedukasi
 
Kti alen
Kti alenKti alen
Kti alen
 
askep resiko bunuh diri
askep resiko bunuh diriaskep resiko bunuh diri
askep resiko bunuh diri
 
Makna Dignity in mental health
Makna Dignity in mental healthMakna Dignity in mental health
Makna Dignity in mental health
 
Laporan Pendahuluan Defisit Keperawatan Diri
Laporan Pendahuluan Defisit Keperawatan DiriLaporan Pendahuluan Defisit Keperawatan Diri
Laporan Pendahuluan Defisit Keperawatan Diri
 
Presentation5 relaps dan krisis skizofrenia - Psikoedukasi
Presentation5 relaps dan krisis skizofrenia - PsikoedukasiPresentation5 relaps dan krisis skizofrenia - Psikoedukasi
Presentation5 relaps dan krisis skizofrenia - Psikoedukasi
 
Pengkajian dan sp
Pengkajian dan spPengkajian dan sp
Pengkajian dan sp
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri Rendah
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri RendahLaporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri Rendah
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri Rendah
 
Kb 1 asuhan keperawatan harga diri rendah
Kb 1 asuhan keperawatan  harga diri rendahKb 1 asuhan keperawatan  harga diri rendah
Kb 1 asuhan keperawatan harga diri rendah
 
laporn pendahuluan halusinasi
laporn pendahuluan halusinasilaporn pendahuluan halusinasi
laporn pendahuluan halusinasi
 
Asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia AKPER PEMKAB MUNA
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Isolasi Sosial
Laporan Pendahuluan Jiwa - Isolasi SosialLaporan Pendahuluan Jiwa - Isolasi Sosial
Laporan Pendahuluan Jiwa - Isolasi Sosial
 
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofreniaAnamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
 

Similar to Askep jiwa

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA-1.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA-1.pptxASUHAN KEPERAWATAN JIWA-1.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA-1.pptx
RisqiyaUlandari
 
ppt seminar jiwa.pptx
ppt seminar jiwa.pptxppt seminar jiwa.pptx
ppt seminar jiwa.pptx
NeptaYulita
 
Soal try out jiwa TO 2021 - Copy (1).pptx
Soal try out jiwa TO 2021 - Copy (1).pptxSoal try out jiwa TO 2021 - Copy (1).pptx
Soal try out jiwa TO 2021 - Copy (1).pptx
drhysoul
 
PRESUS RSJD OK 1 bener_rsjd kota surakarta
PRESUS RSJD OK 1 bener_rsjd kota surakartaPRESUS RSJD OK 1 bener_rsjd kota surakarta
PRESUS RSJD OK 1 bener_rsjd kota surakarta
RenataCasimira
 
Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan.pptx
Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan.pptxAsuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan.pptx
Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan.pptx
Winda Qowiyatus
 
PPT Jiwa Alfons.pptx
PPT Jiwa Alfons.pptxPPT Jiwa Alfons.pptx
PPT Jiwa Alfons.pptx
AlfonsusCiptaRaya
 
5. skizofrenia paranoid
5. skizofrenia paranoid5. skizofrenia paranoid
5. skizofrenia paranoid
vani tj
 
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptxLaporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
RiswandaYarYara
 
Kasus pengkajian keperawatan kesehatan jiwa depresi AKPER PEMKAB MUNA
Kasus pengkajian keperawatan kesehatan jiwa depresi AKPER PEMKAB MUNA Kasus pengkajian keperawatan kesehatan jiwa depresi AKPER PEMKAB MUNA
Kasus pengkajian keperawatan kesehatan jiwa depresi AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Proposal home visiet
Proposal home visietProposal home visiet
Proposal home visietAlexander Mp
 
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docxLKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
OtchiPutri
 
Laporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasiLaporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasi
Yusuf Saktian
 
Lapsus Poli Jiwa Vandy irianto.pptx
Lapsus Poli Jiwa Vandy irianto.pptxLapsus Poli Jiwa Vandy irianto.pptx
Lapsus Poli Jiwa Vandy irianto.pptx
vandy102016016
 
ASKEP PSIKOSOSIAL.docx
ASKEP PSIKOSOSIAL.docxASKEP PSIKOSOSIAL.docx
ASKEP PSIKOSOSIAL.docx
Nadya177469
 
gangguan cemas menyeluruh
gangguan cemas menyeluruhgangguan cemas menyeluruh
gangguan cemas menyeluruh
ahmadzakihasibuddin
 
Refleksi Kasus jiwa.pdf
Refleksi Kasus jiwa.pdfRefleksi Kasus jiwa.pdf
Refleksi Kasus jiwa.pdf
hahahahacim
 
PPT UU Psikiatri.pptx
PPT UU Psikiatri.pptxPPT UU Psikiatri.pptx
PPT UU Psikiatri.pptx
Shaastie
 

Similar to Askep jiwa (20)

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA-1.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA-1.pptxASUHAN KEPERAWATAN JIWA-1.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA-1.pptx
 
ppt seminar jiwa.pptx
ppt seminar jiwa.pptxppt seminar jiwa.pptx
ppt seminar jiwa.pptx
 
Soal try out jiwa TO 2021 - Copy (1).pptx
Soal try out jiwa TO 2021 - Copy (1).pptxSoal try out jiwa TO 2021 - Copy (1).pptx
Soal try out jiwa TO 2021 - Copy (1).pptx
 
PRESUS RSJD OK 1 bener_rsjd kota surakarta
PRESUS RSJD OK 1 bener_rsjd kota surakartaPRESUS RSJD OK 1 bener_rsjd kota surakarta
PRESUS RSJD OK 1 bener_rsjd kota surakarta
 
Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan.pptx
Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan.pptxAsuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan.pptx
Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan.pptx
 
PPT Jiwa Alfons.pptx
PPT Jiwa Alfons.pptxPPT Jiwa Alfons.pptx
PPT Jiwa Alfons.pptx
 
5. skizofrenia paranoid
5. skizofrenia paranoid5. skizofrenia paranoid
5. skizofrenia paranoid
 
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptxLaporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
 
Kasus pengkajian keperawatan kesehatan jiwa depresi AKPER PEMKAB MUNA
Kasus pengkajian keperawatan kesehatan jiwa depresi AKPER PEMKAB MUNA Kasus pengkajian keperawatan kesehatan jiwa depresi AKPER PEMKAB MUNA
Kasus pengkajian keperawatan kesehatan jiwa depresi AKPER PEMKAB MUNA
 
Proposal home visiet
Proposal home visietProposal home visiet
Proposal home visiet
 
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docxLKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
 
Askep waham
Askep wahamAskep waham
Askep waham
 
Laporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasiLaporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasi
 
Lapsus Poli Jiwa Vandy irianto.pptx
Lapsus Poli Jiwa Vandy irianto.pptxLapsus Poli Jiwa Vandy irianto.pptx
Lapsus Poli Jiwa Vandy irianto.pptx
 
ASKEP PSIKOSOSIAL.docx
ASKEP PSIKOSOSIAL.docxASKEP PSIKOSOSIAL.docx
ASKEP PSIKOSOSIAL.docx
 
gangguan cemas menyeluruh
gangguan cemas menyeluruhgangguan cemas menyeluruh
gangguan cemas menyeluruh
 
Mnia AKPER PEMKAB MUNA
Mnia AKPER PEMKAB MUNA Mnia AKPER PEMKAB MUNA
Mnia AKPER PEMKAB MUNA
 
Mnia
MniaMnia
Mnia
 
Refleksi Kasus jiwa.pdf
Refleksi Kasus jiwa.pdfRefleksi Kasus jiwa.pdf
Refleksi Kasus jiwa.pdf
 
PPT UU Psikiatri.pptx
PPT UU Psikiatri.pptxPPT UU Psikiatri.pptx
PPT UU Psikiatri.pptx
 

Recently uploaded

PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
zirmajulianda1
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
LinaJuwairiyah1
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
royalbalidigitalprin
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
serdangahmad
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
roomahmentari
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 

Recently uploaded (7)

PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 

Askep jiwa

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI DENGAN Nn.S I. IDENTITAS KLIEN Nama : Nn. S Umur : 24 Tahun Jenis kelamin : Perempua Informan : Keluarga, Status rekam medic dan perawat Pendidikan : SD Pekerjaan : - Suku Bangsa : Jawa, Indonesia Alamat : Dusun Rapah Rt 01 Rw 05 Desa Sambirejo Kec.Wirosari Kab.Grobogan Ruangan di rawat : Rosela Tanggal di rawat : 25 April 2017 Tanggal pengkajian: 2 Mei 2017 RM No : 00432112 II. ALASAN MASUK Keluarga mengatakan sudah satu tahun yang lalu Pasien sering ngurung dikamar tidak mau keluar rumah dan selalu berbicara sendiri. Ketika keluarga ada acara pasien menghilang dari rumah. III. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI 1. Pasien pernah mengalami gangguan jiwa pada masa lalu dan pengobatan sebelumnya berhasil tetapi sekarang pasien putus obat dan akhir ya kambuh lagi yang kedua kali dan Pasien tidak mengalami penganiyaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, dan tidak pernah mengalami kekerasan dalam keluarga ataupun tindakan criminal. Anggota keluarga tidak ada yang mendertia gangguan jiwa dan Pasien tidak mempunyai riwayat kejang atau trauma kepala, Pasien tidak mau minum obat setelah sembuh atau kontrol lagi ke rumah sakit 2. Pasien ketika masih duduk di sekolahan dasar mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan dituduh mencuri pensil temennya padahal sebenarnya pasien tidak mencuri melainkan pasien menemukan pensil temennya
  • 2. IV. FISIK 1. Keadaan pasien saat ini baik-baik saja tetapi terkadang pasien sering menangis dan merintih pingin pulang 2. Tingkat kesadaran compos mentis 3. Tanda vital : TD : 110/70 mmHg N : 80 x/menit S : 36,2 oC P : 20 x / menit 4. Ukur : TB : 152 cm BB : 46 Kg V. PSIKOSOSIAL 1. Genogram KETERANGAN : laki-laki : Perempuan : Pasien : Menikah …………. : Tinggal satu rumah
  • 3. a. Didalam pengambilan keputusan keluarga dalam rumah yg memutuskan adalah kedua orang tua pasien b. Pola komunikasi antar keluarga baik tetapi pasien lebih sering murung dirumah dan setiap harinya pasien tidah pernah keluar rumah c. Pasien diasuh kedua orang tua dengan baik, dan diajarkan dengan tingkahlaku yang baik d. Keluarga berekonomi dengan cukup, keluarga mempunyai ternak sapi lebih dari dua dan mempunyai sawah yg berukuran kecil seperempat hektar. e. Posisi kamar pasien berdekatan dengan kamar kedua orang tua, dirumah pasien ada ruang tamu tetapi tidak ada ruang makan. 2. Konsep diri a. Gambaran diri Dalam bentuk tubuh pasien tidak ada yag cacat b. Identitas diri Pasien pernah mengalami pengalaman yang buruk disaat masih kecil ketika disekolahan SD kelas III, pasien pernah dituduh mencuri pensil temannya. Setelah dituduh mencuri pasien terus malu dan tidak mau lagi melanjutkan sekolah sampai sekarang c. Peran diri Pasien berumur 24 tahun, tidak bekerja dan belum menikah, kata keluarga sebelum sakit pasien sering membantu keluarga mengurus ternak hewan sapi dengan memberi makan dan minum, pasien tidak bisa mengikuti kegiatan masyarakat karna pasien setiap harinya hanya didalam rumah dan tidak mau keluar rumah d. Ideal diri Pasien tidak mampu mencapai harapanya dalam social, pekerjaan dan cita-citanya e. Harga diri Pasien blum mampu menilai/ menghargai orang lain. 3. Hubungan social a. Di rumah Keluarga mengatakan pasien dekat dengan ibu
  • 4. b. Di rumah sakit Ketika dirumah sakit klien dekat dengan teman-teman sekamarnya c. Observasi perilaku terkait berhubungan dengan orang lain Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan kelompok seperti karangtaruna dikampungnya ataun kelompok bermain dirumah sakit 4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan Pasien belum bisa ditanya tentang nilai dan keyakinan. Pandangan masyarakat terutama tetangga pasien mengatakan gangguan jiwa adalah penyakit di jiwanya yang selalu mengganggu dipikiran b. Kegiatan ibadah Pasien belum mampu beribadah sendiri dan pasien tidak pernah beribadah F. Status Mental 1. penampilan Penampilan fisik : kondisi rambut tidak disisir jadi berantakan, kuku panjang-panjang tidak rapi, gigi tidak bersih karna pasien tidak mau gosok gigi , badan tidak bau karna pasien mau mandi dan pasien berpakaian dengan rapi. 2. pembicaraan pembicaraan pasien kadang menjawab ketika ditanya terkadang membisu dan tiba-tiba menangis meminta pulang 3. aktivitas motorik Pasien terlihat lesu dan terkadang gelisah menginginkan pulang dan selalu bercap pulang- pulang sambil menangis 4. Alam perasaan Pasien terlihat sedih dan putus asa 5. Afek Inapropiate (tidak tepat) Tumpul : pasien hanya mau menjawab ketika ditanya, kalau tidak ditanya pasien hanya diam dan terkadang menangis 6. Interaksi selama wawancara
  • 5. Interaksi selama wawancara terkadang kooperatif dan terkadang tidak kooperatif. Tidak ada Kontak mata, mudah beralih 7. Persepsi Pasien diam terkadang menangis dan murung dikamar terus sehingga tidak terkaji frekuensi halusinasinya 8. Proses pikir Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tetapi tidak sampai tujuan yang diin ginkan perawat 9. Isi pikir Depersonalisasi : perasaan yang asing terhadap dirinya sendiri 10. Tingkat kesadaran dan orientasi Pasien tampak bingung dan kacau selalu mengucapkan ingin pulang kerumah 11. Memori Tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi dalam minggu terakhir 12. Tingkat konsentrasi dan berhitung Pasien tidak mampu berkomunikasi 13. Kemampuan penilaian Gangguan kemampuan penilaian ringan, pasien dapat memilih keputusan sendiri 14. Daya tilik Pasien tidak tahu tujuan dia berada dirumah sakit G. Kebutuhan persiapan pulang 1. Makan : Dalam makanan pasien mampu mandiri menempatkan alat-alat makan dan minum 2. BAK/BAB : Pasien mampu BAK dan BAB sendiri tanpa bantuan orang lain 3. Mandi : Pasien mampu mandi sendiri 4. Berpakaian : Pasien mampu berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain 5. Istirahat dan tidur : Pasien tidur tidak menggunakan obat 6. Penggunaan obat masih dibimbing perawat 7. Pemeliharaan kesehatan: pasien mampu memelihara kesehatannya sendiri 8. Aktivitas didalam rumah : keluarga mengatakan pasien mandiri merapikan rumah mencuci pakaian sendiri
  • 6. 9. Aktivitas diluar rumah : keluarga mengatakan pasien tidak pernah keluar rumah H. Mekanisme Koping Ketika menghadapi masalah Pasien hanya diam represi/supresi sehingga masalah tidak terpecahkan I. Masalah psikososial dan lingkungan Pasien pernah ada masalah ketika sekolah dasar dituduh mencuri sehingga pasien menolak tidak sekolah lagi karna trauma, pasien tinggal dikeluarga yang cukup J. Pengetahuan : pasien belum mampu mengetahui tentang penyakitnya K. aspek Medik Diagnosa Medik : Skizofrenia tak terinci Terapi Medik : Onzapin 2 x 5 mg Resperidon 2 x 2 mg Fluocetin 1 x 20 mg
  • 7. ANALISA DATA NO DATA FOKUS MASALAH 1 DS: Keluarga mengatakan pasien sering murung dirumah dan tidak mau keluar rumah dan sering berbicara sendiri DO: Klien saat interaksi tidak kooperatif, Klien tampak gelisah Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran 2 DS: Keluarga mengatakan pasien tidak suka bergaul, dirumah pasien sering melamun dan menangis sendiri, terkadang berdiam diri DO : Pasien tidak bisa diarahkan, tidak ada kontak mata, mudah beralih Isolasi sosial : menarik diri
  • 8. POHON MASALAH Akibat Core (Masalah Utama) penyebab DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi 2. Isolasi social : menarik diri INTERVENSI KEPERAWATAN DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI Gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien mampu mengontrol halusinasi dengan kriteria hasil (TUK): 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya. 2. Klien dapat mengenal halusinasinya; jenis, isi, waktu, dan frekuensi halusinasi, respon terhadap halusinasi, dan tindakan yg sudah dilakukan. Tindakan Psikoterapeutik: Klien 1. Bina hubungan saling percaya. 2. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap. 3. Observasi tingkah laku klien terkait halusinasinya. 4. Tanyakan keluhan yang dirasakan klien. 5. Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien tentang Resiko menyiderai diri, orang lain dan lingkungan Perubahan persepsi sensori : halusinasi Isolasi sosial : menarik diri
  • 9. 3. Klien dapat menyebutkan dan mempraktekan cara mengntrol halusinasi yaitu dengan menghardik, bercakap-cakap dengan orang lain, terlibat/ melakukan kegiatan, dan minum obat. 4. Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya. 5. Klien dapat minum obat dengan bantuan minimal. 6. Mengungkapkan halusinasi sudah hilang atau terkontrol halusinasinya meliputi : SP I : 1. Identifikasi jenis halusinasi Klien. 2. Identifikasi isi halusinasi Klien. 3. Identifikasi waktu halusinasi Klien. 4. Identifikasi frekuensi halusinasi Klien. 5. Identifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi. 6. Identifikasi respons Klien terhadap halusinasi. 7. Ajarkan Klien menghardik halusinasi. 8. Anjurkan Klien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian. SP II : 1. Evaluasi jadwal kegiatan harian Klien. 2. Latih Klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap- cakap dengan orang lain. 3. Anjurkan Klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. SP III : 1. Evaluasi jadwal kegiatan harian Klien. 2. Latih Klien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan (kegiatan yang biasa dilakukan Klien di rumah). 3. Anjurkan Klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian SP IV : 1. Evaluasi jadwal kegiatan harian Klien. 2. Berikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur. 3. Anjurkan Klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
  • 10. 4. Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar. 5. Menganjurkan Klien mendemonstrasikan cara control yang sudah diajarkan. 6. Menganjurkan Klien memilih salah satu cara control halusinasi yang sesuai. Keluarga: 1. Diskusikan masalah yang dirasakn keluarga dalam merawat Klien. 2. Jelaskan pengertian tanda dan gejala, dan jenis halusinasi yang dialami Klien serta proses terjadinya. 3. Jelaskan dan latih cara-cara merawat Klien halusinasi. 4. Latih keluarga melakukan cara merawat Klien halusinasi secara langsung. 5. Discharge planning : jadwal aktivitas dan minum obat. Tindakan Psikofarmako: 1. Berikan obat-obatan sesuai program Klien. 2. Memantau kefektifan dan efek samping obat yang diminum. 3. Mengukur vital sign secara periodic. Tindakan Manipulasi Lingkungan 1. Libatkan Klien dalam kegiatan di ruangan. 2. Libatkan Klien dalam TAK halusinasi
  • 11. A. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN Nama pasien : Nn S Umur : 24 th Hari / tanggal Diagnosa keperawatan implementasi SOAP Selasa, 2/05/2017 Jam 14.00 wib (SP I) Gangguan persepsi halusinasi pendengaran 1.Membina hubungan saling percaya 2.Membantu klien untuk dalam mengenal halusinasinya ( isi, situasi, frekuensi, durasi, dan respon) 3.Membantu klien untuk mengontrol halusinasinya dengan cara pertama yaitu menghardik 4.Merencakan RTL untuk kegiatan menghardik 5.membuat kontrak waktu untuk pertuman SP II S: Pasien mengatakan mendengar suara yang isinya bakul sapi harus bayar karna uang y ingin buat kamar mandi O: pasien tampak tenang, kontak mata sedikit menurun, pasien mau di ajak komunikasi, pasien tampak mempraktikan cara mengontrol halusinasinya secara mandiri dengan baik A: optimalkan hubungan BHSP Pasien belum mampu melakukan cara mengontrol halusinasi dengan benar. P: lanjutkan intervensi Untuk pasien: Anjurkan pasien untuk melakukan cara menghardik sesuai jadwal yg sudah di buat Anjurkan pasien untuk melakukan cara menghardik saat halusinasi muncul Untuk perawat Lakukan kontrak waktu untuk
  • 12. pertemuan berikutnya Rabu, 3/05/2017 Jam 14.00 wib Gangguan persepsi halusinasi pendengaran 1. Mengevaluasi kembali kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi dengan cara menghardik seperti yang diajarkan pertemuan sebelumnya 2. Mengajari pasien cara mengontrol halusinasi dengan cara yang kedua yaitu bercakap cakap dengan orang lain 3. Membuat jadwal latian cara bercakap cakap 4. Menganjurkan cara bercakap cakap ketika halusinasi muncul 5. Melakukan kontrak pada pertemuan berikutnya S: pasien mengatakan masih ingat cara yang kemarin sudah diajarkan yaitu dengan cara menghardik, pasien mengatakan cara yaitu kita menutup telinga lalu sambil bilang”pergi kamu pergi, kamu suara palsu tidak nyata”. O: pasien tampak meragakan kembali cara mengontrol halusinasi dengan menghardik seperti pertemuan sebelumnya A: Pasien mampu memperagakan kembali mengontrol halusinasi dengan cara menghardik Pasien mapu memperagakan mengontrol halusinasi dengan cara kedua yaitu bercakap cakap dengan orang lain P: lanjutkan intervensi Untuk pasien: Anjurkan pasien untuk melakukan cara menghardik sesuai jadwal yg sudah di buat Anjurkan pasien untuk melakukan cara menghardik saat halusinasi muncul . Kamis, 4/05/2017 Jam 14.00 Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi 1.Mengevaluasi ingatan pasien mengenai cara mengontrol halusinasi yang sudah diajarkan dalam pertemuan sebelumnya. 2.Membuat jadwal harian kegiatan S:Pagi juga mbak, perasaaan saya hari ini lebih baik. Iya saya sudah mencoba semua cara yang diajarkan yaitu dengan menghardik dan
  • 13. wib pasien. mengobrol dengan orang lain. O:Pasien mampu dan mau memperagakan cara mengontrol halusinasi menghardik dan mengobrol dengan orang lain. -pasien tampak mau makan dan meminum obat secara teratur. A:Pasien mampu memperagakan cara mengontrol halusinasi menghardik, mengobrol dengan pasien yang lain. -pasien mampu meminum obat dengan secara teratur. P:Untuk pasien= melaksanakan jadwal kegiatan yang sudah di buat.