LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL
Disusun untuk memenuhi tugas praktik Klinik Keperawatan Jiwa
Disusun Oleh :
Nungki widyastuti / 081191021
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN JIWA ISOLASI SOSIAL
A. Masalah Utama
Isolasi sosial
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Definisi
Isolasi sosial merupakan pertahanan diri seseorang terhadap orang
lain maupun lingkungan yang menyebabkan kecemasan pada diri sendiri
dengan cara menarik diri secara fisik maupun psikis. Isolasi sosial adalah
gangguan dalam berhubungan yang merupakan mekanisme individu
terhadap sesuatu yang mengancam dirinya dengan cara menghindari
interaksi dengan orang lain dan lingkungan. Isolasi sosial merupakan
upaya mengindari komunikasi dengan orang lain karena merasa
kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk
berbagi rasa, pikiran dan kegagalan (Rusdi, 2013).
Kerusakan interaksi sosial merupakan suatu gangguan hubungan
interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel
yang menimbulkan prilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang
dalam hubungan sosial (Depkes RI, 2011). Suatu keadaan kesepian yang
dialami seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan
mengancam (Townsend, 2012).
2. Faktor Prediposisi
Terjadinya perilaku menarik diri adalah kegagalan perkembangan
yang apat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidakk percaya orang
lain, ragu, takut salah, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain.
Menghindari dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan dan
merasa tertekan.
3. Faktor Presipitasi
Terjadinya faktor sosiokultural karena menurunnya stabilitas
keluarga dan terpisah karena meninggal dan faktor psikologis seperti
berpisah dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk
bergantung.
4. Tanda dan Gejala
Isolasi sosial menarik diri sering ditemukan adanya tanda dan
gejala sebagai berikut (Yosep iyus, 2012):
a. Data Subjektif
1) Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
2) Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
3) Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
4) Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
5) Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
6) Pasien merasa tidak berguna
7) Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
b. Data Objektif
1) Tidak memiliki teman dekat
2) Menarik diri
3) Tidak komunikatif
4) Tindakan berulang dan tidak bermakna
5) Asyik dengan pikirannya sendiri
6) Tak ada kontak mata
7) Tampak sedih, afek tumpul
5. Akibat Tejadinya Masalah
Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjai
resiko perubahan sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan
salah satu orientasi realitas yang maladatif, dimana halusinasi adalah
persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata artinya klien
menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus atau rangsangan
eksternal.
6. Pohon Masalah
Isolasi sosial: menarik
diri Core problem
Gangguan konsep diri: harga diri rendah
Defisit perawatan diri
Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi
C. Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu Dikaji
1. Isolasi sosial
a. Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodooh, mengkritik diri sendiri, dan mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.
b. Data objektif
Klien nampak terlihat apatis, ekspresi sedih, menyendiri, berdiam diri
dikamar dan tampak diam.
2. Ganguan konsep diri : harga diri rendah
1) Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, dan mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.
2) Data objektif
Klien tampak suka sendiri, bingung bila disuruh memilih, ingin
mencederai diri.
D. Diagnosa Keperawatan (SDKI)
a. Isolasi Sosial (D. 0121)
Definisi : Definisi : Ketidakmampuan untuk membina hubungan yang erat,
hangat, terbuka, dan interdependen dengan orang lain.
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
- Merasa ingin sendirian
- Merasa tidak aman di tempat
umum
Subjektif :
- Merasa berbeda dengan orang
lain
- Merasa tidak mempunyai
tujuan yang jelas
Objektif
- Menarik diri
- Tidak berminat/menolak
berinteraksi dengan orang
lain atau lingkungan
Objektif :
- Afek datar
- Afek sedih
- Tidak ada kontak mata
- Riwayat ditolak
b. Harga Diri Rendah (D.0086)
Definisi :Evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan klien seperti tidak berarti, tidak berharga, tidak
berdaya yang berlangsung dalam waktu lama dan terus menerus.
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
- Merasa tidak mampu
melakukan apapun
- Merasa malu/bersalah
- Merasa tidak memiliki
kelebihan atau kemampuan
positif
Subjektif :
- Merasa sulit konsentrasi
- Mengungkapkan
keputusasaan
Objektif
- Enggan mencoba hal baru
Objektif :
- Kontak mata kurang
- Berbicara pelan dan lirih
- Pasif
- Sulit membuat keputusan
E. Rencana Asuhan Keperawatan
No Tujuan dan kriteria Hasil
(SLKI)
Intervensi (SIKI) TTD
1. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ... x 24 jam,
Terapi Aktivitas
(I.05186)

maka Keterlibatan Sosial
(L.13115) meningkat , dengan
kriteria hasil :
- Minat interaksi meningkat
- Verbalisasi tujuan yang jelas
meningkat
- Minat terhadap aktivitas
meningkat
- Verbalisasi ketidakamanan
ditempat umum menurun
- Perilaku menarik diri
menurun
- Verbalisasi perasaan berbeda
dengan orang lain menurun
- Afek murung/sedih menurun
- Kontak mata membaik
Observasi :
- Identifikasi defisit
tingkat aktivitas
- Monitor respon
emosional, fisik, sosial,
dan spiritual terhadap
aktivitas
Terapeutik :
- Fasilitasi fokus pada
kemampuan, bukan
defisit yang dialami
- Fasilitasi makna aktivitas
yang dipilih
- Fasilitasi memilih
aktivitas dan tetapkan
tujuan aktivitas yang
konsiten sesuai
kemampuan fisik,
psikologis, dan sosial
- Jadwalkan aktivitas
dalam rutinitas sehari-
hari
- Berikan penguatan
positif atas partisipasi
dalam aktivitas
Edukasi :
- ajarkan cara melakukan
aktivitas yang telah
dipilih
- Anjurkan keluarga untuk
memberi penguatan
positif atau partisipasi
dalam aktivitas
Kolaborasi :
Rujuk pada pusat atau
program aktivitas
kelompok, jika perlu
2. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ... x 24 jam,
maka Harga Diri (L.09069)
meningkat , dengan kriteria
hasil :
- Penilaian diri positif
meningkat
- Perasaan memiliki kelebihan
atau kemampuan positif
meningkat
- Minat mencoba hal baru
meningkat
- Konsentrasi meningkat
- Kontak mata meningkat
- Aktif meningkat
- Percaya diri berbicara
meningkat
- Kemampuan membuat
keputusan meningkat
- Perasaan tidak mampu
melakukan apapun menurun
Manajemen Perilaku
(I.12463)
Observasi :
- Identifikasi harapan
untuk mengendalikan
perilaku
Terapeutik :
- Diskusikan tanggung
jawab terhadap perilaku
- Jadwalkan kegiatan
terstruktur
- Tingkatkan aktivitas fisik
sesuai kemampuan
- Bicara dengan nada
rendah dan tenang
- Cegah perilaku pasif dan
agresif
- Beri penguatan positif
terhadap keberhasilan
mengendalikan perilaku
- Hindari sikap
mengancam dan berdebat
Edukasi :
- Informasikan keluarga
bahwa keluarga sebagi

STRATEGI PELAKSANAAN 1
Pertemuan I
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
a.Klien mengatakan malas untuk bergaul dengan teman dan tetangga
b.Klien tampak sering mondar mandir
c.Klien tampak sering duduk dan tidur sendiri
d.Klien tampak sering menundukkan kepala
e.Afek datar tanpa ekspresi.
2. Diagnosa keperawatan
Menarik diri : Isolasi sosial
3. Tujuan SP 1
a.Klien dapat mempraktikkan cara berkenalan dengan orang lain
b.Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
c.Klien dapat mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain
d.Klien dapat mengetahui kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
e.Klien dapat mempraktikkan kegiatan latihan berbincang-bincang
f. Klien dapat memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian
4. Tindakan keperawatan
a.Bina hubungan saling percaya
b.Diskusi dengan klien tentang keuntungan dan kerugian berinteraksi
dengan orang lain
c.Bantu klien barlatih cara berkenalan dengan 1 orang
d.Bantu klien memasukkan cara berkenalan dengan orang lain ke dalam
jadwal kegiatan hariannya.
B. Strategi Komunikasi
1. FASE ORIENTASI (PERKENALAN)
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya.......biasa
dipanggil..........”saya mahasiswa Universitas Kusuma Husada
Surakarta yang akan merawat ibu.
“kalau boleh tau nama ibu siapa? Suka dipanggil siapa?
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Ibu disini sudah berapa lama?
apakah ibu masih ingat siapa yang membawa ibu kesini? saya lihat
ibu sering menyendiri, apakah ibu jarang ngobrol sama teman?
c. Kontrak Waktu
“Bagaimana kalau kita ngobrol tentang keuntungan dan kerugian
berkenalan dengan teman serta cara berkenalan dengan teman? Ibu
maunya kita ngobrol berapa lama? dimana kita ngobrol?ditempat
tidur ibu saja ya ? Bagaimana jika 15menit?
2. FASE KERJA
”sekarang coba ibu ceritakan, apa yang membuat ibu suka menyendiri?
apakah ibu sebelumnya suka menyendiri? Penyebabnya apa bu? sama
tidak dengan sekarang? Menurut ibu apa saja keuntungan berkenalan
dengan orang lain? Kalau kerugiannya apa bu? ada berapa tahap
berkenalan dengan orang lain bu? Yang pertama ibu memperkenalkan
nama ibu.. hai boleh kenalan tidak? Nama saya….suka
dipanggil….namamu siapa? Suka dipanggil siapa? ayo coba ibu lakukan
cara perkenalan dengan orang lain. Bagus.. ibu pinta sudah bisa
berkenalan dengan orang lain.
3. FASE TERMINASI
a. Evaluasi Subyektif
”Bagaimana perasaan Ibusetelah kita ngobrol tadi? senangkah ibu
sudah bisa mengobrol”
b. Evaluasi Obyektif
Coba ibu sebutkan penyebab ibu menyendiri? Apa keuntungannya dan
kerugiannya berkenalan dengan orang lain?coba ibu praktikkan cara
berkenalan dengan orang lain?
c. Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana jika kegiatan ini dimasukkan ke jadwal kegiatan harian
ibu?”
d. Kontrak
1) Topik
“bagaimana kalau ibu mempraktekkan cara berkenalan dengan 1
orang teman yang ada disini?”
2) Waktu
”bagaimana kalau besok? Berkenalan 15 menit saja
3) Tempat
”Besok kenalannya disebelah kamar ibu saja….
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, Deden dan Rusdi. (2013). Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
Townsend M C. (2012). Diagnosa Keperawatan Pada Perawatan Psikiatri:
Pedoman Untuk Pembuatan Rencana Perawatan. Jakarta: EGC
Yosep Iyus, 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

LP isos Nungki widyastuti.doc.doc

  • 1.
    LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL Disusununtuk memenuhi tugas praktik Klinik Keperawatan Jiwa Disusun Oleh : Nungki widyastuti / 081191021 PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2021
  • 2.
    LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATANKLIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN JIWA ISOLASI SOSIAL A. Masalah Utama Isolasi sosial B. Proses Terjadinya Masalah 1. Definisi Isolasi sosial merupakan pertahanan diri seseorang terhadap orang lain maupun lingkungan yang menyebabkan kecemasan pada diri sendiri dengan cara menarik diri secara fisik maupun psikis. Isolasi sosial adalah gangguan dalam berhubungan yang merupakan mekanisme individu terhadap sesuatu yang mengancam dirinya dengan cara menghindari interaksi dengan orang lain dan lingkungan. Isolasi sosial merupakan upaya mengindari komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran dan kegagalan (Rusdi, 2013). Kerusakan interaksi sosial merupakan suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan prilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (Depkes RI, 2011). Suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Townsend, 2012).
  • 3.
    2. Faktor Prediposisi Terjadinyaperilaku menarik diri adalah kegagalan perkembangan yang apat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidakk percaya orang lain, ragu, takut salah, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain. Menghindari dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan dan merasa tertekan. 3. Faktor Presipitasi Terjadinya faktor sosiokultural karena menurunnya stabilitas keluarga dan terpisah karena meninggal dan faktor psikologis seperti berpisah dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk bergantung. 4. Tanda dan Gejala Isolasi sosial menarik diri sering ditemukan adanya tanda dan gejala sebagai berikut (Yosep iyus, 2012): a. Data Subjektif 1) Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain 2) Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain 3) Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain 4) Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu 5) Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan 6) Pasien merasa tidak berguna 7) Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
  • 4.
    b. Data Objektif 1)Tidak memiliki teman dekat 2) Menarik diri 3) Tidak komunikatif 4) Tindakan berulang dan tidak bermakna 5) Asyik dengan pikirannya sendiri 6) Tak ada kontak mata 7) Tampak sedih, afek tumpul 5. Akibat Tejadinya Masalah Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjai resiko perubahan sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah satu orientasi realitas yang maladatif, dimana halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus atau rangsangan eksternal. 6. Pohon Masalah Isolasi sosial: menarik diri Core problem Gangguan konsep diri: harga diri rendah Defisit perawatan diri Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi
  • 5.
    C. Masalah Keperawatandan Data Yang Perlu Dikaji 1. Isolasi sosial a. Data subjektif Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodooh, mengkritik diri sendiri, dan mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri. b. Data objektif Klien nampak terlihat apatis, ekspresi sedih, menyendiri, berdiam diri dikamar dan tampak diam. 2. Ganguan konsep diri : harga diri rendah 1) Data subjektif Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, dan mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri. 2) Data objektif Klien tampak suka sendiri, bingung bila disuruh memilih, ingin mencederai diri.
  • 6.
    D. Diagnosa Keperawatan(SDKI) a. Isolasi Sosial (D. 0121) Definisi : Definisi : Ketidakmampuan untuk membina hubungan yang erat, hangat, terbuka, dan interdependen dengan orang lain. Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor Subjektif - Merasa ingin sendirian - Merasa tidak aman di tempat umum Subjektif : - Merasa berbeda dengan orang lain - Merasa tidak mempunyai tujuan yang jelas Objektif - Menarik diri - Tidak berminat/menolak berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan Objektif : - Afek datar - Afek sedih - Tidak ada kontak mata - Riwayat ditolak b. Harga Diri Rendah (D.0086) Definisi :Evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan klien seperti tidak berarti, tidak berharga, tidak berdaya yang berlangsung dalam waktu lama dan terus menerus.
  • 7.
    Gejala dan TandaMayor Gejala dan Tanda Minor Subjektif - Merasa tidak mampu melakukan apapun - Merasa malu/bersalah - Merasa tidak memiliki kelebihan atau kemampuan positif Subjektif : - Merasa sulit konsentrasi - Mengungkapkan keputusasaan Objektif - Enggan mencoba hal baru Objektif : - Kontak mata kurang - Berbicara pelan dan lirih - Pasif - Sulit membuat keputusan E. Rencana Asuhan Keperawatan No Tujuan dan kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI) TTD 1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam, Terapi Aktivitas (I.05186) 
  • 8.
    maka Keterlibatan Sosial (L.13115)meningkat , dengan kriteria hasil : - Minat interaksi meningkat - Verbalisasi tujuan yang jelas meningkat - Minat terhadap aktivitas meningkat - Verbalisasi ketidakamanan ditempat umum menurun - Perilaku menarik diri menurun - Verbalisasi perasaan berbeda dengan orang lain menurun - Afek murung/sedih menurun - Kontak mata membaik Observasi : - Identifikasi defisit tingkat aktivitas - Monitor respon emosional, fisik, sosial, dan spiritual terhadap aktivitas Terapeutik : - Fasilitasi fokus pada kemampuan, bukan defisit yang dialami - Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih - Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsiten sesuai kemampuan fisik, psikologis, dan sosial - Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari- hari - Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas Edukasi : - ajarkan cara melakukan aktivitas yang telah dipilih - Anjurkan keluarga untuk memberi penguatan
  • 9.
    positif atau partisipasi dalamaktivitas Kolaborasi : Rujuk pada pusat atau program aktivitas kelompok, jika perlu
  • 10.
    2. Setelah dilakukantindakan keperawatan selama ... x 24 jam, maka Harga Diri (L.09069) meningkat , dengan kriteria hasil : - Penilaian diri positif meningkat - Perasaan memiliki kelebihan atau kemampuan positif meningkat - Minat mencoba hal baru meningkat - Konsentrasi meningkat - Kontak mata meningkat - Aktif meningkat - Percaya diri berbicara meningkat - Kemampuan membuat keputusan meningkat - Perasaan tidak mampu melakukan apapun menurun Manajemen Perilaku (I.12463) Observasi : - Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku Terapeutik : - Diskusikan tanggung jawab terhadap perilaku - Jadwalkan kegiatan terstruktur - Tingkatkan aktivitas fisik sesuai kemampuan - Bicara dengan nada rendah dan tenang - Cegah perilaku pasif dan agresif - Beri penguatan positif terhadap keberhasilan mengendalikan perilaku - Hindari sikap mengancam dan berdebat Edukasi : - Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagi 
  • 11.
    STRATEGI PELAKSANAAN 1 PertemuanI A. Proses keperawatan 1. Kondisi klien a.Klien mengatakan malas untuk bergaul dengan teman dan tetangga b.Klien tampak sering mondar mandir c.Klien tampak sering duduk dan tidur sendiri d.Klien tampak sering menundukkan kepala e.Afek datar tanpa ekspresi. 2. Diagnosa keperawatan Menarik diri : Isolasi sosial 3. Tujuan SP 1 a.Klien dapat mempraktikkan cara berkenalan dengan orang lain b.Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat c.Klien dapat mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain d.Klien dapat mengetahui kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain e.Klien dapat mempraktikkan kegiatan latihan berbincang-bincang f. Klien dapat memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian 4. Tindakan keperawatan a.Bina hubungan saling percaya
  • 12.
    b.Diskusi dengan kliententang keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain c.Bantu klien barlatih cara berkenalan dengan 1 orang d.Bantu klien memasukkan cara berkenalan dengan orang lain ke dalam jadwal kegiatan hariannya. B. Strategi Komunikasi 1. FASE ORIENTASI (PERKENALAN) a. Salam Terapeutik “Selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya.......biasa dipanggil..........”saya mahasiswa Universitas Kusuma Husada Surakarta yang akan merawat ibu. “kalau boleh tau nama ibu siapa? Suka dipanggil siapa? b. Evaluasi/Validasi “Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Ibu disini sudah berapa lama? apakah ibu masih ingat siapa yang membawa ibu kesini? saya lihat ibu sering menyendiri, apakah ibu jarang ngobrol sama teman? c. Kontrak Waktu “Bagaimana kalau kita ngobrol tentang keuntungan dan kerugian berkenalan dengan teman serta cara berkenalan dengan teman? Ibu maunya kita ngobrol berapa lama? dimana kita ngobrol?ditempat tidur ibu saja ya ? Bagaimana jika 15menit?
  • 13.
    2. FASE KERJA ”sekarangcoba ibu ceritakan, apa yang membuat ibu suka menyendiri? apakah ibu sebelumnya suka menyendiri? Penyebabnya apa bu? sama tidak dengan sekarang? Menurut ibu apa saja keuntungan berkenalan dengan orang lain? Kalau kerugiannya apa bu? ada berapa tahap berkenalan dengan orang lain bu? Yang pertama ibu memperkenalkan nama ibu.. hai boleh kenalan tidak? Nama saya….suka dipanggil….namamu siapa? Suka dipanggil siapa? ayo coba ibu lakukan cara perkenalan dengan orang lain. Bagus.. ibu pinta sudah bisa berkenalan dengan orang lain. 3. FASE TERMINASI a. Evaluasi Subyektif ”Bagaimana perasaan Ibusetelah kita ngobrol tadi? senangkah ibu sudah bisa mengobrol” b. Evaluasi Obyektif Coba ibu sebutkan penyebab ibu menyendiri? Apa keuntungannya dan kerugiannya berkenalan dengan orang lain?coba ibu praktikkan cara berkenalan dengan orang lain? c. Rencana Tindak Lanjut “Bagaimana jika kegiatan ini dimasukkan ke jadwal kegiatan harian ibu?”
  • 14.
    d. Kontrak 1) Topik “bagaimanakalau ibu mempraktekkan cara berkenalan dengan 1 orang teman yang ada disini?” 2) Waktu ”bagaimana kalau besok? Berkenalan 15 menit saja 3) Tempat ”Besok kenalannya disebelah kamar ibu saja….
  • 15.
    DAFTAR PUSTAKA Dermawan, Dedendan Rusdi. (2013). Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI. PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI. PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI. Townsend M C. (2012). Diagnosa Keperawatan Pada Perawatan Psikiatri: Pedoman Untuk Pembuatan Rencana Perawatan. Jakarta: EGC Yosep Iyus, 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.