SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
KELOMPOK 3 
HALUSINASI 
SURYA NANDA 
YUSDAR FERDIANSYAH 
T. SOFIAN 
KIKI AZHARI 
ZAINUDDIN 
ISMA MAULIDA
Pengertian Halusinasi 
• Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh 
panca indera tanpa adanya rangsang (stimulus) 
eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental 
Health Nursing, 1987). 
• Perubahan persepsi sensori: halusinasi adalah 
salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien 
mengalami perubahan persepsi sensori, seperti 
merasakan sensasi palsu berupa suara, 
penglihatan, pengecapan, perabaan, atau 
penghiduan. (Nita, 2009).
Teori Halusinasi 
• Teori Biokimia 
Terjadi sebagai respons metabolisme terhadap 
stres yang mengakibatkan terlepasnya zat 
halusmogenik neurotik (buffofenon dan 
dimethytransferase). 
• Teori psikoanalisis 
Merupakan respon pertahanan ego untuk 
melawan rangsangan dari luar yang mengancam 
dan ditekan untuk muncul dalam alam sadar.
Menurut Maramis, (1995) terdapat 
beberapa jenis halusinasi di antaranya 
Halusinasi 
Penglihatan 
KLASIFIKASI 
Halusinasi 
Pendengaran 
Halusinasi 
Pencium 
Halusinasi 
Pengecap 
Halusinasi 
Kinestetik 
Halusinasi 
Peraba
Etiologi 
Faktor 
Predisposisi 
Perkembangan 
Sosiokultural 
Biokimia 
Psikologis 
Genetik & pola asuh 
Faktor 
Presipitasi
Manifestasi Klinis 
▫ Bicara sendiri. 
▫ Senyum sendiri. 
▫ Ketawa sendiri. 
▫ Menggerakkan bibir tanpa suara. 
▫ Tidak dapat membedakan yang nyata 
dan tidak nyata. 
▫ Terjadi peningkatan denyut jantung, 
pernapasan dan tekanan darah. 
▫ Sulit berhubungan dengan orang lain. 
▫ Ekspresi muka tegang. 
▫ Mudah tersinggung, jengkel dan 
marah. 
▫ Ketakutan. 
▫ Biasa terdapat disorientasi waktu, 
tempat dan orang.
AKIBAT DARI HALUSINASI 
Perbhan 
sensori:halusinasi 
Resiko mencederai diri sendiri, org 
lain& lingkungan. 
dapat melukai/ membahayakan diri, 
orang lain dan lingkungan.
Tahapan Halusinasi 
• Tahap I (Non-psikotik) 
▫ Pada tahap ini, halusinasi mampu memberikan rasa nyaman 
pada klien, tingkat orientasi sedang. Secara umum pada tahap ini 
halusinasi merupakan hal yang menyenangkan bagi klien. 
▫ Karakteristik: 
 Mengalami kecemasan, kesepian, rasa bersalah, dan ketakutan. 
 Mencoba berfokus pada fikiran yang dapat menghilangkan 
kecemasan. 
 Pikiran dan pengalaman sensorik masih ada dalam kontrol 
kesadaran. 
▫ Perilaku yng muncul: 
 Tersenyum atau tertawa sendiri. 
 Menggerakkan bibir tanpa suara. 
 Pergerakan mata yang cepat.
• Tahap II (Non-psikotik) 
▫ Pada tahap ini biasanya klien bersikap menyalahkan dan 
mengalami tingkat kecemasan berat. Secara umum halusinasi 
yang ada dapat menyebabkan antipati. 
▫ Karakteristik: 
 Pengalaman sensori menakutkan atas merasa dilecehkan oleh 
pengalaman tersebut. 
 Mulai merasa kehilangan kontrol. 
 Menarik diri dari orang lain. 
▫ Perilaku yang muncul: 
 Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan, dan tekanan darah. 
 Perhatian terhadap lingkungan menurun. 
 Konsentrasi terhaap pengalaman sensori pun menurun. 
 Kehilangan kemampuan dalam membedakan antara halusinasi dan 
realita.
• Tahap III (Psikotik) 
▫ Klien biasanya tidak dapat mengontrol dirinya sendiri tingkat 
kecemasan berat, dan halusinasi tidak dapat ditolak lagi. 
▫ Karakteristik: 
 Klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya. 
 Isi halusinasi menjadi atraktif. 
 Klien menjadi kesepian bila pengalaman sensori berakhir. 
▫ Perilaku yang muncul: 
 Klien menuruti perintah halusinasi 
 Sulit berhubungan dengan orang lain. 
 Perhatian terhadap lingkungan sedikit atas sesaat. 
 Tidak mampu mengikuti perintah yang nyata. 
 Klien tampak tremor dan berkeringat.
• Tahap IV (Psikotik) 
▫ Klien sudah sangat dikuasai oleh halusinasi dan 
biasanya klien terlihat panik. 
▫ Perilaku yang muncul: 
 Resiko tinggi mencederai 
 Agitasi/kataton. 
 Tidak mampu merespons rangsangan yang ada.
Tahapan terjadinya halusinasi terdiri 
dari 4 fase menurut Stuart dan Laraia 
(2001) 
Fase I : 
comforting 
Fase II : 
condemning 
Fase III : 
controlling 
Fase IV : 
conquering
Askep Halusinasi 
A. Pengkajian 
▫ Membina Hubungan Saling Percaya dengan 
Pasien 
▫ Mengkaji jenis halusinasi 
▫ Mengkaji Waktu, Frekuensi dan Situasi Muncul 
Halusinasi 
▫ Mengkaji Respons terhadap Halusinasi
B. Tindakan Keperawatan Pasien 
Halusinasi 
1. Tindakan keperawatan untuk 
pasien 
 Membantu Pasien mengenali halusinasi yang 
dialaminya 
 Melatih Pasien mengontrol halusinasinya 
 Membantu Pasien mengikuti program pengobatan 
secara optimal
Dalam melatih kontrol halusinasi, 
meliputi beberapa cara: 
SP PASIEN: 
• Menghardik halusinasi 
• Bercakap-cakap dengan orang lain 
• Melakukan aktivitas yang terjadwal 
• Menggunakan obat secara teratur.
Next... 
2. Tindakan keperawatan kepada 
keluarga 
▫ Membantu Keluarga untuk dapat merawat pasien 
dirumah dan menjadi sistem pendukung yang 
efektif untuk pasien.
SP KELUARGA: 
• Pendidikan Kesehatan 
tentang pengertian halusinasi, jenis 
halusinasi yang dialami pasien, tanda dan 
gejala halusinasi dan cara-cara merawat 
pasien halusinasi. 
• Melatih keluarga praktek merawat pasien 
langsung dihadapan pasien. 
• Menjelaskan perawatan lanjutan
Evaluasi 
• Pasien mempercayai saudara sebagai terapis, 
ditandai dengan: 
▫ Pasien mau menerima saudara sebagai 
perawatnya 
▫ Pasien mau menceritakan masalah yang ia hadapi 
kepada saudara, bahkan hal-hal yang selama ini 
dianggap rahasia untuk orang lain. 
▫ Pasien mau bekerja sama dengan saudara; setiap 
program yang saudara tawarkann ditaati oleh 
pasien.
Next... 
• Pasien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada 
objeknya dan merupakan masalah yang harus 
diatasi, ditandai dengan: 
▫ Pasien mengungkapkan isi halusinasi yang dialaminya 
▫ Pasien menjelaskan waktu dan frekuensi halusinasy 
yang dialami 
▫ Pasien menjelaskan situasi yang mencetuskan 
halusinasi 
▫ Pasien menjelaskan perasaannya ketika mengalami 
halusinasi 
▫ Pasien menjelaskan bahwa ia akan berusaha 
mengatasi halusinasi yang dialaminya.
Next... 
• Pasien dapat mengontrol halusinasi, ditandai 
dengan: 
▫ Pasien mampu memperagakan 4 cara mengontrol 
halusinasi 
▫ Pasien menerapkan 4 cara mengontrol halusinasi 
 Menghardik halusinasi 
 Bercakap dengan orang lain disekitarnya bila timbul 
halusinasi 
 Menyusun jadwal kegiatan dari bagun tidur di pagi hari 
sampai mau tidur pada malam hari selama 7 hari dalam 
seminggu dan melaksanakan jadwal tersebut secara 
mandiri 
 Mematuhi program pengobatan
Next... 
• Keluarga mampu merawat pasien dirumah, ditandai 
dengan: 
▫ Keluarga mampu menjelaskan masalah halusinasi 
yang dialami oleh pasien 
▫ Keluarga mampu menjelaskan cara merawat pasien 
dirumah 
▫ Keluarga mampu memperagakan cara bersikap 
terhadap pasien 
▫ Keluarga mampu menjelaskan fasilitas kesehatan yang 
dapat digunakan untuk mengatasi masalah pasien 
▫ Keluarga melaporkan keberhasilannya merawat 
pasien.
Dokumentasi 
• Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan 
pada setiap tahap proses keperawatan, 
karenanya dokumentasi asuhan keperawatan 
jiwa terdiri dari dokumentasi pengkajian, 
diagnosis keperawatan, perencanaan, 
implementasi dan evaluasi.
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot (20)

ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Askep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisiAskep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisi
 
Askep oma omk
Askep oma omkAskep oma omk
Askep oma omk
 
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
 
LP CHF.doc
LP CHF.docLP CHF.doc
LP CHF.doc
 
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Lp sinusitis
Lp sinusitisLp sinusitis
Lp sinusitis
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Askep gangguan berbicara
Askep gangguan berbicaraAskep gangguan berbicara
Askep gangguan berbicara
 
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
 
Askep oksigenasi
Askep oksigenasiAskep oksigenasi
Askep oksigenasi
 
asuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroidasuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroid
 
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan HipospadiaAsuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
 
Asuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan MeningitisAsuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan Meningitis
 
Kumpulan patofisiologi
Kumpulan patofisiologiKumpulan patofisiologi
Kumpulan patofisiologi
 
askep demam rematik
askep demam rematikaskep demam rematik
askep demam rematik
 

Viewers also liked

Leaflet halusinasi
Leaflet halusinasiLeaflet halusinasi
Leaflet halusinasiaskep33
 
Narkoba, Psikotropika, dan Dampak bagi Pemakainya
Narkoba, Psikotropika, dan Dampak bagi PemakainyaNarkoba, Psikotropika, dan Dampak bagi Pemakainya
Narkoba, Psikotropika, dan Dampak bagi PemakainyaRiana Indah
 
Pengaruh Narkotika dam Obat-Obatan Terlarang
Pengaruh Narkotika dam Obat-Obatan TerlarangPengaruh Narkotika dam Obat-Obatan Terlarang
Pengaruh Narkotika dam Obat-Obatan TerlarangFiyya Shofiya
 
Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran AKPER PEMKAB MUNA Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - HalusinasiStrategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - HalusinasiYusuf Saktian
 
Pengaruh Psikotropika Dan Narkotika Pada Sistem Koordinasi
Pengaruh Psikotropika Dan Narkotika Pada Sistem Koordinasi Pengaruh Psikotropika Dan Narkotika Pada Sistem Koordinasi
Pengaruh Psikotropika Dan Narkotika Pada Sistem Koordinasi Annisa Monitha
 
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicaraAsuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicaraGina Nd
 

Viewers also liked (13)

asuhan keperawatan klien dengan halusinasi
asuhan keperawatan klien dengan halusinasiasuhan keperawatan klien dengan halusinasi
asuhan keperawatan klien dengan halusinasi
 
Leaflet halusinasi AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet halusinasi AKPER PEMKAB MUNA Leaflet halusinasi AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet halusinasi AKPER PEMKAB MUNA
 
Leaflet halusinasi
Leaflet halusinasiLeaflet halusinasi
Leaflet halusinasi
 
Narkoba, Psikotropika, dan Dampak bagi Pemakainya
Narkoba, Psikotropika, dan Dampak bagi PemakainyaNarkoba, Psikotropika, dan Dampak bagi Pemakainya
Narkoba, Psikotropika, dan Dampak bagi Pemakainya
 
Pengaruh Narkotika dam Obat-Obatan Terlarang
Pengaruh Narkotika dam Obat-Obatan TerlarangPengaruh Narkotika dam Obat-Obatan Terlarang
Pengaruh Narkotika dam Obat-Obatan Terlarang
 
Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran AKPER PEMKAB MUNA Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep jiwa lengkap
Askep jiwa lengkapAskep jiwa lengkap
Askep jiwa lengkap
 
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - HalusinasiStrategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
 
Ppt askep kami
Ppt askep kamiPpt askep kami
Ppt askep kami
 
Pengkajian dan sp
Pengkajian dan spPengkajian dan sp
Pengkajian dan sp
 
Drugs
Drugs Drugs
Drugs
 
Pengaruh Psikotropika Dan Narkotika Pada Sistem Koordinasi
Pengaruh Psikotropika Dan Narkotika Pada Sistem Koordinasi Pengaruh Psikotropika Dan Narkotika Pada Sistem Koordinasi
Pengaruh Psikotropika Dan Narkotika Pada Sistem Koordinasi
 
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicaraAsuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
 

Similar to Kel 3 halusinasi

Similar to Kel 3 halusinasi (20)

Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran
Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaranGangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran
Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran
 
widya.pptx
widya.pptxwidya.pptx
widya.pptx
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - HalusinasiLaporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
 
Laporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasiLaporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasi
 
Tugas jiwa halusinas
Tugas jiwa halusinasTugas jiwa halusinas
Tugas jiwa halusinas
 
HALUSINASI.ppt
HALUSINASI.pptHALUSINASI.ppt
HALUSINASI.ppt
 
Laporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasiLaporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasi
 
Lp Halusinasi.docx
Lp Halusinasi.docxLp Halusinasi.docx
Lp Halusinasi.docx
 
PPT TAK KEL 5.pptx
PPT TAK KEL 5.pptxPPT TAK KEL 5.pptx
PPT TAK KEL 5.pptx
 
testttt
testttttestttt
testttt
 
HYPNOKHITAN.pdf
HYPNOKHITAN.pdfHYPNOKHITAN.pdf
HYPNOKHITAN.pdf
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisis
 
Kegawatdaruratan psikiatri.pptx
Kegawatdaruratan psikiatri.pptxKegawatdaruratan psikiatri.pptx
Kegawatdaruratan psikiatri.pptx
 
Bab2
Bab2Bab2
Bab2
 
laporn pendahuluan halusinasi
laporn pendahuluan halusinasilaporn pendahuluan halusinasi
laporn pendahuluan halusinasi
 
Halusinasi Jek Amidos Pardede
Halusinasi Jek Amidos PardedeHalusinasi Jek Amidos Pardede
Halusinasi Jek Amidos Pardede
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
Komunikasi Keperawatan Paliatif.pptx
Komunikasi Keperawatan Paliatif.pptxKomunikasi Keperawatan Paliatif.pptx
Komunikasi Keperawatan Paliatif.pptx
 
Asuhan keperawatan pada klien dg ansietas
Asuhan keperawatan pada klien dg ansietasAsuhan keperawatan pada klien dg ansietas
Asuhan keperawatan pada klien dg ansietas
 
Halusinasi
HalusinasiHalusinasi
Halusinasi
 

Kel 3 halusinasi

  • 1. KELOMPOK 3 HALUSINASI SURYA NANDA YUSDAR FERDIANSYAH T. SOFIAN KIKI AZHARI ZAINUDDIN ISMA MAULIDA
  • 2. Pengertian Halusinasi • Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental Health Nursing, 1987). • Perubahan persepsi sensori: halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan persepsi sensori, seperti merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduan. (Nita, 2009).
  • 3. Teori Halusinasi • Teori Biokimia Terjadi sebagai respons metabolisme terhadap stres yang mengakibatkan terlepasnya zat halusmogenik neurotik (buffofenon dan dimethytransferase). • Teori psikoanalisis Merupakan respon pertahanan ego untuk melawan rangsangan dari luar yang mengancam dan ditekan untuk muncul dalam alam sadar.
  • 4. Menurut Maramis, (1995) terdapat beberapa jenis halusinasi di antaranya Halusinasi Penglihatan KLASIFIKASI Halusinasi Pendengaran Halusinasi Pencium Halusinasi Pengecap Halusinasi Kinestetik Halusinasi Peraba
  • 5. Etiologi Faktor Predisposisi Perkembangan Sosiokultural Biokimia Psikologis Genetik & pola asuh Faktor Presipitasi
  • 6. Manifestasi Klinis ▫ Bicara sendiri. ▫ Senyum sendiri. ▫ Ketawa sendiri. ▫ Menggerakkan bibir tanpa suara. ▫ Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata. ▫ Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah. ▫ Sulit berhubungan dengan orang lain. ▫ Ekspresi muka tegang. ▫ Mudah tersinggung, jengkel dan marah. ▫ Ketakutan. ▫ Biasa terdapat disorientasi waktu, tempat dan orang.
  • 7. AKIBAT DARI HALUSINASI Perbhan sensori:halusinasi Resiko mencederai diri sendiri, org lain& lingkungan. dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.
  • 8.
  • 9. Tahapan Halusinasi • Tahap I (Non-psikotik) ▫ Pada tahap ini, halusinasi mampu memberikan rasa nyaman pada klien, tingkat orientasi sedang. Secara umum pada tahap ini halusinasi merupakan hal yang menyenangkan bagi klien. ▫ Karakteristik:  Mengalami kecemasan, kesepian, rasa bersalah, dan ketakutan.  Mencoba berfokus pada fikiran yang dapat menghilangkan kecemasan.  Pikiran dan pengalaman sensorik masih ada dalam kontrol kesadaran. ▫ Perilaku yng muncul:  Tersenyum atau tertawa sendiri.  Menggerakkan bibir tanpa suara.  Pergerakan mata yang cepat.
  • 10. • Tahap II (Non-psikotik) ▫ Pada tahap ini biasanya klien bersikap menyalahkan dan mengalami tingkat kecemasan berat. Secara umum halusinasi yang ada dapat menyebabkan antipati. ▫ Karakteristik:  Pengalaman sensori menakutkan atas merasa dilecehkan oleh pengalaman tersebut.  Mulai merasa kehilangan kontrol.  Menarik diri dari orang lain. ▫ Perilaku yang muncul:  Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan, dan tekanan darah.  Perhatian terhadap lingkungan menurun.  Konsentrasi terhaap pengalaman sensori pun menurun.  Kehilangan kemampuan dalam membedakan antara halusinasi dan realita.
  • 11. • Tahap III (Psikotik) ▫ Klien biasanya tidak dapat mengontrol dirinya sendiri tingkat kecemasan berat, dan halusinasi tidak dapat ditolak lagi. ▫ Karakteristik:  Klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya.  Isi halusinasi menjadi atraktif.  Klien menjadi kesepian bila pengalaman sensori berakhir. ▫ Perilaku yang muncul:  Klien menuruti perintah halusinasi  Sulit berhubungan dengan orang lain.  Perhatian terhadap lingkungan sedikit atas sesaat.  Tidak mampu mengikuti perintah yang nyata.  Klien tampak tremor dan berkeringat.
  • 12. • Tahap IV (Psikotik) ▫ Klien sudah sangat dikuasai oleh halusinasi dan biasanya klien terlihat panik. ▫ Perilaku yang muncul:  Resiko tinggi mencederai  Agitasi/kataton.  Tidak mampu merespons rangsangan yang ada.
  • 13. Tahapan terjadinya halusinasi terdiri dari 4 fase menurut Stuart dan Laraia (2001) Fase I : comforting Fase II : condemning Fase III : controlling Fase IV : conquering
  • 14. Askep Halusinasi A. Pengkajian ▫ Membina Hubungan Saling Percaya dengan Pasien ▫ Mengkaji jenis halusinasi ▫ Mengkaji Waktu, Frekuensi dan Situasi Muncul Halusinasi ▫ Mengkaji Respons terhadap Halusinasi
  • 15. B. Tindakan Keperawatan Pasien Halusinasi 1. Tindakan keperawatan untuk pasien  Membantu Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya  Melatih Pasien mengontrol halusinasinya  Membantu Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
  • 16. Dalam melatih kontrol halusinasi, meliputi beberapa cara: SP PASIEN: • Menghardik halusinasi • Bercakap-cakap dengan orang lain • Melakukan aktivitas yang terjadwal • Menggunakan obat secara teratur.
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21. Next... 2. Tindakan keperawatan kepada keluarga ▫ Membantu Keluarga untuk dapat merawat pasien dirumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.
  • 22. SP KELUARGA: • Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara merawat pasien halusinasi. • Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung dihadapan pasien. • Menjelaskan perawatan lanjutan
  • 23. Evaluasi • Pasien mempercayai saudara sebagai terapis, ditandai dengan: ▫ Pasien mau menerima saudara sebagai perawatnya ▫ Pasien mau menceritakan masalah yang ia hadapi kepada saudara, bahkan hal-hal yang selama ini dianggap rahasia untuk orang lain. ▫ Pasien mau bekerja sama dengan saudara; setiap program yang saudara tawarkann ditaati oleh pasien.
  • 24. Next... • Pasien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada objeknya dan merupakan masalah yang harus diatasi, ditandai dengan: ▫ Pasien mengungkapkan isi halusinasi yang dialaminya ▫ Pasien menjelaskan waktu dan frekuensi halusinasy yang dialami ▫ Pasien menjelaskan situasi yang mencetuskan halusinasi ▫ Pasien menjelaskan perasaannya ketika mengalami halusinasi ▫ Pasien menjelaskan bahwa ia akan berusaha mengatasi halusinasi yang dialaminya.
  • 25. Next... • Pasien dapat mengontrol halusinasi, ditandai dengan: ▫ Pasien mampu memperagakan 4 cara mengontrol halusinasi ▫ Pasien menerapkan 4 cara mengontrol halusinasi  Menghardik halusinasi  Bercakap dengan orang lain disekitarnya bila timbul halusinasi  Menyusun jadwal kegiatan dari bagun tidur di pagi hari sampai mau tidur pada malam hari selama 7 hari dalam seminggu dan melaksanakan jadwal tersebut secara mandiri  Mematuhi program pengobatan
  • 26. Next... • Keluarga mampu merawat pasien dirumah, ditandai dengan: ▫ Keluarga mampu menjelaskan masalah halusinasi yang dialami oleh pasien ▫ Keluarga mampu menjelaskan cara merawat pasien dirumah ▫ Keluarga mampu memperagakan cara bersikap terhadap pasien ▫ Keluarga mampu menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah pasien ▫ Keluarga melaporkan keberhasilannya merawat pasien.
  • 27. Dokumentasi • Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan, karenanya dokumentasi asuhan keperawatan jiwa terdiri dari dokumentasi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
  • 28.