2. SEJARAH ANTROPOLOGI MEDIA
Tahukah anda, sejarah mencatat bahwa sudah sejak
lama media massa dianggap tabu dalam Antropologi?
Faye Ginsburg (2003) mengungkapkan bahwa para
antropolog beranggapan bahwa media massa kurang
menggambarkan fakta-fakta sosial atau fenomena
budaya secara akurat. Hal ini karena keterbatasan
media massa sebagai alat penyampaian informasi.
3. How exactly it can be taboo?
Dalam tradisi Antropologi, fokus pembahasan berasal dari dimensi
masa lalu (past), sedangkan media massa bersifat kekinian
(present).
Dalam tradisi Antropologi, masalah yang dibahas adalah hal-hal
yang bersifat ‘EXOTIC’, sedangkan media massa bersifat
‘ORDINARY’.
Dengan latarbelakang seperti itu, para Antropolog berpendapat
bahwa dua ilmu yang bertolak belakang tidak mungkin bisa
dipadukan. Kehadiran media massa dalam Antropologi akan
mengkikis tradisi Antropologi secara perlahan.
It’s like nightmare for Anthropology
4. Namun pada perkembangan selanjutnya, para
antropolog mulai membuka diri. Mereka meyakini
bahwa media massa memiliki andil besar pada
perkembangan kebudayaan.
Kajian Antropologi yang semula bersifat konvensional &
tradisional, perlahan mulai mengkaji hal-hal yang
bersifat modern. Perubahan zaman membuat
Antropologi perlu menyesuaikan diri agar ilmu yang
holistik itu dapat sesuai dengan kekinian.
Proses penyesuaian inilah yang kemudian mendorong
lahirnya ANTROPOLOGI MEDIA.
5. Nama Antropologi Media muncul atas dasar konsep,
teori, dan metode yang digunakan dalam kajian
antropologi budaya, khususnya dalam mengkaji kasus
yang berhubungan dengan media.
Berkaitan dengan hal itu, Eislein & Topper (1976)
berpendapat bahwa kajian Antropologi media memiliki
pengetahuan dasar tentang berbagai aspek dalam
antropologi sekaligus seluk beluk media.
Mereka menambahkan bahwa fenomena budaya dan
media bukanlah kajian baru, karena pada dasarnya baik
budaya maupun media mengkaji tentang interpretasi
simbol-simbol.
6. Coman & Rothenbuhler (2005) mengungkapkan
bahwa POINT OF VIEW dari kajian antropologi media
antara lain:
1. Antropologi media berkembang dari masyarakat
modern.
2. Budaya berubah menjadi kajian media (media
studies).
Jadi, kajian Antropologi Media pada dasarnya
membahas tentang konstruksi simbol-simbol budaya
dalam kehidupan sehari-hari yang dipertukarkan oleh
media massa.
7. AZAS-AZAS ANTROPOLOGI MEDIA
A. KONSEP ANTROPOLOGI MEDIA
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa konsep
Antropologi Media telah melalui perdebatan yang sangat
panjang diantara para pakar antropologi, karena bertentangan
dengan tradisi antropologi.
Namun setelah perdebatan yang panjang itu, melalui sebuah
riset, akhirnya para Antropolog sepakat bahwa media massa
memiliki peran dalam keberlangsungan Antropologi. Dalam
riset tersebut, terungkap bahwa:
1. Media Massa dapat dihubungkan dengan Antropologi
melalui fungsi, pengaruh, teknologi, khalayak, dsb.
2. Melalui informasi dari media massa, kebudayaan dunia
mengalami perkembangan.
3. Praktek-praktek jurnalisme telah mempengaruhi
perkembangan antropologi.
8. B. AKTOR-AKTOR ANTROPOLOGI MEDIA
Seperti yang telah kita ketahui bahwa fokus dari Antropologi
Media adalah BUDAYA. Kaitannya dengan Antropologi Media
adalah produksi dan konsumsi budaya.
• Bagaimana pesan-pesan budaya diproduksi?
• Siapa aktornya?
• Bagaimana pesan-pesan budaya dikonsumsi?
• Siapa aktornya?
Banyak riset menunjukkan bahwa perkembangan budaya
dunia berbanding lurus dengan produksi dan konsumsi
budaya itu sendiri. Perkembangan budaya sangat tergantung
pada aktor-aktor produksi dan konsumsi budaya.
9. C. RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI MEDIA
Pada dasarnya, ruang lingkup kajian Antropologi Media
berasal dari paduan Antropologi budaya dan praktek
jurnalistik, antara lain:
1. Kajian mengenai pengaruh media, terutama media
audio-visual dan internet yang berkaitan dengan
konsumsi media atau isi media.
2. Kajian mengenai proses menciptakan produk budaya
menjadi produk industri media massa.
3. Kajian mengenai proses pemaknaan produk budaya
massa oleh berbagai tipe khalayak.
4. Kajian mengenai analisis isi media.
10. COBA PERHATIKAN DIAGRAM INI…
ACTOR VS MEDIA WESTERN NON-WESTERN
Production Etnography of
Producers (from
Hollywood to
newsroom)
Indigenous
media
Consumption Etnography of
Reception in
western families
or communities
Etnography of
Consumption in non-
modern places
Sumber:
Rothenbuhler, E.W and Coman, Mihai (Editors). 2005. Media
Anthropology. London: Sage Publications.
11. D. METODE DALAM ANTROPOLOGI MEDIA
Pada riset-riset sebelumnya, para Antropolog mengkaji
Antropologi media dengan menggunakan metode
etnografi karena fokus Antropologi media adalah
masyarakat modern. Para Antropolog meyakini bahwa
melalui prinsip-prinsip etnografi, masalah-masalah dalam
Antropologi Media lebih mudah terpecahkan.
Metode Etnografi dapat dilakukan dengan cara:
1. Participant Observation
2. In-depth Interview
3. Daily Instrument