Analisis resepsi merupakan metode penelitian audiens dalam studi kebudayaan yang bertujuan mengetahui pemaknaan pesan media yang diterima audiens dan konteks penggunaannya. Analisis ini membandingkan analisis tekstual media dengan wacana budaya audiens, di mana makna media dinegosiasikan oleh individu berdasarkan pengalaman hidupnya. Teori analisis resepsi Stuart Hall membagi audiens menjadi tiga kategori berdasarkan decoding pesan media, yaitu domin
2. Etnografi dan
liyan
◦ Etnografi pada awalnya merupakan penjelajahan “ambisius” ke
dalam dunia interaksi sosial yang sangat kompleks yang
memakan waktu berhari-hari (Fetterman, 1989)
◦ (1) lokasi, lingkungan alam, dan demografi; (2) asal mula dan
sejarah suku bangsa; (3) bahasa; (4) sistem teknologi; (5) sistem
ekonomi; (6) organisasi sosial; (7) sistem pengetahuan; (8) sistem
religi; (9) kesenian, dan (10) perubahan kebudayaan namun setiap
peneliti juga harus mempunyai fokus perhatian tertentu.
(Koentjaraningrat, 1986)
◦ ...it does not want to find out everything about the people he is
studying; life is too short and the range of human activities and
of specialist knowledge about them is too large (Brewer, 2000)
3. ETNOGRAFI
Spradley dalam metodenya tidak menganggap etnografi sebagai ilmu tentang ‘other cultures’, tentang
masyarakat kecil yang terisolasi, dan hidup dengan teknologi sederhana. Bagi Spradley, etnografi
merupakan alat fundamental untuk memahami masyarakat kita sendiri dan masyarakat di seluruh
dunia.
Walau etnografi Spradley ini menyentuh dasar pikiran manusia pun dinilai kurang mampu memetakan
fenomena seutuhnya. Adanya dua kekurangan mendasar dari etnografi yang digunakan Spradley,
yang pertama mengenai bagaimana menganalisis fenomena dari segi politik, sosial, dan sejarah yang
mendasari setiap pengalaman yang terjadi. Yang kedua, kedua etnografi di atas tidak melihat posisi
dari peneliti dalam penelitian tersebut. Hal ini menjadi penting ketika kemudian permasalahan hanya
dilihat dari satu sudut pandang, dan mempunyai tendensi untuk menghakimi salah satu pihak.
4. ETNOGRAFI KONTEMPORER
◦ Metode analisis etnografi yang dikembangkan Saukko (2003) memiliki dua tujuan utama yaitu,
menjadi yang sebenarnya dalam memahami pengalaman yang dihidupi subjek. Kedua untuk
secara kritis memahami konsep yang digunakan dalam mengkategorisasikan pengalaman
tersebut. Dalam memahami hal tersebut, penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu
fenomenologi dan post-struktural.
◦ Pendekatan fenomenologi digunakan untuk menganalisis pengalaman orang lain dengan
merefleksikan kepada pengalaman diri kita sendiri. Dengan begitu karakteristik dari etnografi
baru ini layaknya sebuah dialog antara perspektif peneliti dengan subjek yang diteliti.
◦ Sedangkan pendekatan post-struktural digunakan untuk mendekonstruk validitas, yang
mengevaluasi riset dalam hal bagaimana penelitian ini dapat memahami diskursus politik dan
sosial yang ada di realitas sosial.
5. Validitas Dialogis
Kejujuran/truthfulness: Riset
ditujukan untuk memberikan
keadilan terhadap perspektif
subjek yang dipelajari,
sehingga subjek dapat setuju
dengan riset yang dijalankan
tersebut.
Refleksi diri: Peneliti akan
secara reflektif memahami
paradigma atau diskursus diri
maupun sosial, yang dapat
menentukan bagaimana
peneliti dapat memahami
realitas orang lain.
Polyvocality: Peneliti
memahami bahwa realitas
yang dipelajari beragam. hal
ini berarti bahwa peneliti perlu
memastikan pandangan atau
suara dari beragam
'stakeholders’.
7. AUDIENS AKTIF
◦ Audiens Pasif Audiens Aktif Audiens Super Aktif Hiper Aktif
◦ Pergeseran, pemutakhiran dan kritik terhadap Uses and Gratification
Theory, yang mana mengkritisi riset retoris di awal kehadiran media.
◦ Audiens bukan hanya sebagai objek penelitian namun juga sebagai
pemain aktif dalam mengkonstruksi makna berdasarkan kondisi sosial
budaya mereka (Bertrand & Hughes, 2005)
◦ Makna konten yang diciptakan produsen akan berbeda dalam
penerimaanya oleh audiens, pemaknaan audiens akan berbeda antara
satu dengan lainnya dikarenakan beragam faktor penentu (Croteau &
Hoynes, 2003)
8. ANALISIS RESEPSI?
Analisis resepsi merupakan bagian khusus dari studi khalayak yang mencoba mengkaji secara
mendalam proses aktual di mana wacana media diasimilasikan melalui praktek wacana dan budaya
khalayaknya.
Analisis resepsi merujuk pada sebuah komparasi antara analisis tekstual wacana media dan wacana
khalayak, yang hasil interpretasinya merujuk pada konteks seperti cultural setting dan context atas isi
media lain.
Analisis resepsi merupakan metode penelitian audiens pada studi kebudayaan modern. Analisis resepsi
bertujuan untuk mengetahui pemaknaan pesan media yang diterima dan konteks penggunaan
pemaknaan tersebut dari audiens (McQuail, 2005).
analisis resepsi merupakan sebuah “pendekatan kulturalis” dimana makna media dinegosiasikan oleh
individual berdasarkan pengalaman hidup mereka (McRobbie, 1991).
9. ANALISIS RESEPSI STUART HALL
Konsep encoding
dan decoding
pesan oleh media
pada audiens
Dalam proses
decoding, Hall
membagi audiens
menjadi 3 kategori:
Dominan
Hegemony Position
Negotiated Position
Oppositional
Position
Line of See dan
Line of Thought
pada
audiens/subjek