Antropologi hukum membahas pengertian, perkembangan, dan pendekatan antropologi hukum sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan aturan sosial berupa hukum. Dokumen ini juga membahaskan perbedaan antropologi hukum dengan sosiologi hukum serta tugas antropolog Indonesia.
5. TUGAS KELOMPOK
• Cover
• Kata Pengantar
• Daftar Isi
• Pendahuluan
- Latar belakang
- Rumusan
Masalah
• Pembahasan
• Kesimpulan
• Daftar Pustaka
STRUKTUR
MAKALAH
TIDAK
6. DAFTAR PUSTAKA RUJUKAN
• Adriaan W Bedner dkk (Editor).,2012., Kajian Sosio Legal, Cetakan Pertama, Leiden &
Groningen Univ,Ui, Pustaka Larasan, Bali
• Hilman Hadikusuma.,2004., Pengantar Antropologi Hukum,Cet II, Citra Aditya Bakti,
Bandung
• I Nyoman Nurjaya.,2006., Pengelolaan Sumber Daya Alam Dalam Perspektif
Antropologi Hukum, UM Press, Arena Hukum, Malang
• James M Donnavan.,2008., Legal Anthropology An Introduction, Altamira Press, UK
• Myrna A Safitri (Editor).,2011.,Untuk Apa Pluralisme Hukum.,Epistema, HuMa, FPP,
Jakarta
• Sulistyawati Irianto.,2003,Perempuan Di Antara Berbagai Pilihan Hk, Cet I, Dissertasi,
YOI, Jkt
• TO Ihromi,1993., Antropologi & Hk, Cet I, YOI, Jkt
• TO Ihromi,1993.,Antropologi Hk Sebuah Bunga Rampai Cet I, YOI, Jkt
• Tim Pengampu.,2003.,Bahan Kuliah Antropolgi Hk, FH-Unibraw
• Dll.
8. FASE PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI
Fase I. Sebelum
Tahun 1800
Perjalanan para
musafir, pelaut,
pendeta nasrani dan
pegawai pemerintah
Belanda
Kisah perjalanan
dituangkan kedalam
buku dan laporan
perjalanan, berisi
deskripsi adat
istiadat, struktur
sosial masyarakat,
bahasa, dan ciri-ciri
fisik berbagai suku
bangsa (di Afrika,
Asia, Osenia, Indian,
dan Amerika)
Fase II. Abad
ke-19
Permulaan abad 19: kalangan
ilmiah mulai menghimpun
dan mengkategorisasi
berbagai bentuk persamaan
dan perbedaan sehingga
menjadi pengetahuan
etnografi
Karangan-karangan yang
menyusun bahan etnografi
berdasarkan cara berpikir
evolusi masyarakat.
Masyarakat dan
kebudayaan manusia
berevolusi sangat lambat
dalam jangka waktu
beribu-ribu tahun lamanya,
dari tingkat yang rendah ke
tingkat yang semakin rumit
Fase III. Awal
Abad ke-20
Ilmu antropologi menjadi
sangat praktis, bertujuan
mempelajari masyarakat dan
kebudayaan suku bangsa
diluar Eropa untuk
kepentingan Kolonial
Snouck Hurgronje (1857-
1936/ilmuwan Belanda)
1889, Snouck tiba di P. Jawa
dan meneliti pranata Islam di
masyarakat pribumi Hindia
Belanda, khususnya Aceh.
Dia mempelajari politik
kolonial untuk memenangi
pertempuran Belanda di
Aceh. Sosok Snouck
kontroversial. Bagi Belanda
dan kaum orientalis, Snouck
dipandang sebagai peneliti
sukses; Bagi rakyat Aceh,
Snouck adalah pengkhianat
sejati
Fase IV.
Tahun 1930
Tahun 1960, telah
diklasifikasikan
berbagai kebudayaan
diseluruh dunia ke
dalam tingkat-tingkat
evolusi tertentu, misal
kebudayaan Mesir,
Romawi, Babilonia,
Maya dan Astek
Ilmu antropologi
memilki masa
perkembangan yang
paling luas. Bahan
etnografi sudah
terdokumentasi
dengan baik dan
metode penelitian
holistik
9. Sudut pandang Antropologi Terhadap
Manusia
Mahluk
Biologi
Mahluk Sosial
Mahluk
Berkebudayaan
Antropologi merupakan studi yang membahas manusia dari segi
keanegaragaman fisik, kebudayaan baik tradisi, cara berprilaku, dan nilai
moral
10. Skema Pencabangan Antropologi
Antropologi
Antropologi Budaya
Atropologi Fisik
Etnologi & Etnografi: Antropologi Sosial
Arkeologi / Prehistoris
Etnolingutstik
Antropologi Ekonomi
Antropologi Kesehatan
Antropologi Politik
Antropologi Hukum
Dsb
1
2
3
4
5
Sejarah perkembangan
dan persebaran
kebudayaan
Berupa adat dan kata-kata
pelukisan tentang ciri dan tata
bahasa dari berbagai bahasan
suku bangsa di dunia.
Aneka warna ciri-ciri tubuh manusia
11. KEGUNAAN ANTROPOLOGI:
Ditinjau dari Percabangan Antropologi
• Spesialisasi
• Masalah-masalah praktis dalam masyarakat untuk menunjang pembangunan
• Pluralisme hukum
• Menjadi disiplin ilmiah yang paling eksplisit memusatkan perhatian pada
kompleksitas normatif dalam masyarakat, dan pada hubungan antara
perilaku manusia dengan kompleksitas tersebut.
• Psikologi
• Sosialisasi (terutama cara pengasuhan anak) itu penting bagi pembentukan
kepribadian seorang anak setelah dewasa nanti, dapat memberi masukan
pada pemerintah agar lebih diperhatikan pendidikan anak-anak, remaja, dan
dewasa muda. Sehingga jika hendak menanamkan nilai-nilai yang sesui
dengan jiwa pembangunan, sebaiknya ditekankan pada kelompok usia ini,
dan tidak hanya terfokus pada orang dewasa
• Dll.
12. Perbedaan Antropologi terapan dengan
Antropologi Murni (Abstrak)
N0 Antropologi Terapan Antropologi Murni (Abstrak)
1 Berhubungan dg budaya dan
kelompok sosial yang hidup pada
masa kini.
Mengkaji masyarakat dan budaya masa
lampau, termasuk yang sudah kandas
dari kehidupan nyata masa kini
2 berkenaan dengan kebutuhan dan
masalah nyata yang dihadapi
kelompok sosial tersebut pada
masa kini, seperti masalah konflik
etnik, pengangguran, gangguan
mental masyarakat, komunitas
yang mengalami bencana (banjir,
gempa bumi, dll), buruh migran,
penyalahgunaan obat, HIV/AIDS,
kemiskinan struktural, dll
Memberikan perhatian pada masalah
difusi penyebaran kapak lonjong pada
zaman prehistori Nusantara, sistem
kepercayaan orang Kubu, pola
kehidupan berburu-meramu , asal mula
larangan makan babi pada orang Islam
dan Yahudi, yang umumnya tidak
berkaitan banyak dengan kebutuhan
dan masalah nyata yang dihadapi
masyarakat-masyarakat tersebut masa
kini
13. Perbedaan Antropologi terapan dengan Antropologi Murni
(Abstrak).....(2)
N0 Antropologi Terapan Antropologi Murni (Abstrak)
3 Mengaplikasikan penemuan, data,
dan analisis keluar bidang
antropologi. Sehingga antropolog
terapan sering bekerja secara antar-
disiplin ilmu, bekerja sama dengan
akhli-akhli dari disiplin ilmu lain
atas dasar relevansi-nya dengan
isu-isu masa kini
Analisis data terutama ditujukan untuk
mempertajam perdebatan keilmuan di
kalangan ahli antropologi. Pemikiran-
pemikiran ahli antropologi masa
lampau sangat menentukan dalam
pemilihan metode penelitian, masalah
penelitian, dan objek kajian.
4 Bekerja sebagai profesional pada
institusi non-akademik. Kalaupun
mereka bekerja dalam bidang
pendidikan tinggi, biasa-nya
mereka melekat di jurusan-jurusan
non-antropologi (Eddy & Partridge
1987: 5-6, dalam Marzali 2005).
Bekerja dalam bidang pendidikan dan
penelitian antropologi di universitas dan
bidang permusiuman
14. Antropologi Terapan
• Ilmu antropologi yang berusaha memberi sumbangan pikiran
dalam menyelesaikan masalah-masalah mendasar bangsa
Indonesia, seperti masalah tekanan penduduk, kekurangan
tanah pertanian dan kemiskinan massal.
• Secara umum, antropologi terapan adalah satu bidang dalam
ilmu antropologi di mana pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skills), dan sudut pandang (perspective) ilmu
antropologi digunakan untuk menolong mencari solusi bagi
masalah-masalah praktis kemanusiaan dan memfasilitasi
pembangunan.
• Secara strategis, dalam kajian-kajian antropologi terapan,
dituntut harus memperlihatkan bagaimana konsep teoritis
diterapkan secara empiris ke dalam kenyataan sosiokultural,
yang pada gilirannya analisis empiris ini akan berguna untuk
keperluan praktis dan sekaligus memberikan umpan balik
bagi pengembangan teori dan konsep antropologi.
• Dalam antropologi terapan, teori dan praksis akan saling
memperkuat secara dialektis.
15. Tugas Antropolog Indonesia
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 dengan jelas
menegaskan hal itu, ”Pemerintah memajukan kebudayaan
nasional Indonesia.
Tugas dari kaum intelektual Indonesia adalah membawa
saudara mereka yang masih tertinggal untuk bergerak ke
depan mengalkulturasikan kultur kemajuan yang dicapai
dunia luar. Masalah kultural bukanlah semata-mata urusan
orang akademik di menara universitas, tetapi juga masalah
negara dan bangsa. Masalah kultural adalah juga masalah
politik, masalah kebijakan, masalah praksis, masalah
pembangunan bangsa.
17. (DR. H. MARTIN ROESTAMY, SH., MH.)
• Seperangkat aturan dan ketentuan yang mengatur tata
tertib kehidupan, masyarakat dan negara, yang bersumber
dari masyarakat dan negara dengan tujuan untuk
mencapai keadilan, ketertiban, perdamaian dan
kesejahteraan.
PENGERTIAN HUKUM
18. Antropologi Hukum
• Ilmu yang membahas tentang Manusia dalam kaitannya
dengan Kaidah-kaidah sosial yg bersifat Hukum.
19. studi antropologis mengenai hukum secara khusus
mempelajari proses-proses sosial di mana pengaturan
mengenai hak dan kewajiban warga masyarakat
diciptakan, dirobah, dimanipulasi, diinterpretasi, dan
diimplementasikan oleh warga masyarakat
(F. von Benda-Beckmann, 1979, 1986).
20. Kajian Antropologi Hukum
Antropologi hukum pada dasarnya mempelajari hubungan timbal-
balik antara hukum dengan fenomena-fenomena sosial secara
empiris dalam kehidupan masyarakat dengan mengkaji
bagaimana hukum berfungsi dalam kehidupan masyarakat, atau
bagaimana hukum bekerja sebagai alat pengendalian sosial
(social control) atau sarana untuk AH memberi perhatian pada
segi-segi kebudayaan manusia yang berkaitan dengan fenomena
hukum dalam fungsinya sebagai sarana menjaga keteraturan sosial
atau alat pengendalian sosial
(Pospisil, 1971:x, 1973:538; Ihromi, 1989:8)
21. Pengenalan Studi-studi Hukum Empiris
Warsa 1970-an
pendekatan sosiologis untuk mengkaji
fenomena-fenomena hukum dalam
masyarakat berkembang di Indonesia, yang
dikenal kemudian sebagai disiplin sosiologi
hukum (sociology of law)
Soerjono Soekanto (alm.) dari UI, Satjipto
Rahardjo dari UNDIP, dan Sutandyo
Wignyosubroto dari UNAIR dapat dicatat
sebagai para perintis pengenalan mata kuliah
sosiologi hukum di fakultas-fakultas hukum
di Jawa
warsa
1980-an
pendekatan antropologis
(anthropology of law, legal
anthropology, anthropological study
of law). - T.O. Ihromi dan Valerine
J.L. Kriekhoff dari UI bekerjasama
dengan F. von Benda-Beckmann
dari Wageningen Agriculture
University the Netherlands.
22. Antropologi Hukum VS Sosiologi Hukum
ANTROPOLOGI HUKUM SOSIOLOGI HUKUM
Obyek kajian terhadap budaya yang ada
pada manusia
Obyek kajian studi lebih dipusatkan
pada Masyarakat
Metode penelitian menggunakan
Deskriptif, Kualitatif, Holistik, dan
Komparatif
Metode penelitian lebih dipusatkan pada
Kuantitatif daripada kualitatif karena
sosiologi mempelajari kehidupan
masyarakat dan harus mengunakan data
statistik untuk mendapatkan data yang
otentik dan valid.
Antropologi mempelajari tentang budaya
yang ada pada kalangan masyarakat
dalam suatu etnis tertentu. Tentunya
antropologi lebih juga menitikberatkan
pada personal dan penduduk yang
merupakan masyarakat tunggal
Ranah keilmuan banyak mempelajari
segala hal tentang masyarakat hingga
solusi-solusi yang menciptakan integrasi
masyarakat.
23. ANTROPOLOGI HUKUM SOSIOLOGI HUKUM
lahir dari sebuah proses ketertarikan orang
Eropa Barat menjelajah dunia khususnya
mempelajari orang Asia, Afrika, kegiatan ini
dimulai oleh Colombus.(menemukan
Pengalaman-pengalaman)
lahir untuk menyelesaikan
pemecahan
persoalan,lahir dari
revolusi di prancis.
Pendekatan Metodologinya adalah deskriptif
analitik (yang menjelaskan yang Kualitatif)
Yang bersifat evaluatif
(yang bersifat kuantitatif)
Dalam Menganalisis data-data yang sudah
terungkap:
Menggunakan Analisis Induksi (Khusus-
umum).induksi adalah persepsi sikap dan
pandangan masyarakat terhadap hukum
Analisis Deduksi (Umum-
Khusus)