SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
LOGO
Pengantar & Karakter
Pajak Pertambahan
Nilai
Instruktur :
Taripar Doly, SE.,MM
Nama : Taripar Doly, SE.,MM
Tpt/Tgl.lahir : Jakarta/ 22-03-1973
Pendidikan Dinas : STAN Lulus 1996
Alamat : Perumnas Bumi Telukjambe
Blok C/220 Karawang
Kantor Dinas : KPP Sorong 1996 - 2001
KPP Karawang 2001 - 2006
KPP Madya Bekasi 2006 - 2007
KPP Pratama Kuningan 2007 - 2008
KPP Madya Bekasi 2008 - 2012
Kanwil DJP JB II 2012 – Sekarang
Diluar Kedinasan : Instruktur di IAI Bekasi
Instruktur di President Tax Center
Aktivitas : Aktif menulis di www.nusahati.com
Email : Taripar.doly@gmail.com
PIN BB : 267e556f
No. HP : 08121902124
PROFILE
1. Definisi pajak
2. Pajak Subjektif Vs Pajak Objektif
3. Pajak Langsung Vs Pajak Tidak Langsung
PPN termasuk yang mana ?
Pengertian Pajak
Pajak Langsung Vs Pajak Tdk Langsung
Terdapat 3 (tiga) unsur pembeda terhadap jenis
pajak tersebut :
 Penanggung pajak (taxpayer) adalah orang yang secara
formil yuridis diharuskan melunasi pajak.
 Penanggung pajak adalah orang yang dlm faktanya dlm
arti ekonomis memikul beban pajak.
 Pemikul beban pajak adalah orang yg menurut maksud
pembuat UU harus memikul beban pajak.
Jika ke-3 unsur tsb tdpt pd seseorang/badan usaha maka
pajak tsb adl pajak langsung namun jika tidak maka
pajak tsb adl pajak tidak langsung.
Menurut ilmu ekonomi pajak langsung adl pajak yg beban
pajaknya tdk dpt digeserkan /dialihkan kpd pihak lain.
Secara yuridis dalam pajak langsung pihak yg
bertanggung jawab atas pemenuhan kewajiban
pembayaran pajak ke kas negara adl wajib pajak yg
secara ekonomis jg sbg pemikul beban pajak.
Pajak Langsung Vs Pajak Tdk Langsung
Pajak Atas Konsumsi
Adalah pajak yang dikenakan atas pengeluaran yang
ditujukan untuk konsumsi.
Terdapat 2 pendekatan :
1. Pendekatan langsung ; yaitu pajak yg berlaku bagi
seluruh pengeluaran utk konsumsi yg mrpkn hasil
penjumlahan seluruh penghasilan dikurangi
tabungan/investasi.
Pajak Atas Konsumsi
2.Pendekatan tdk langsung/pendekatan pajak komoditi :
Yaitu pajak yg dikenakan atas penjualan komoditi yg
dipungut thdp pengusaha yang melakukan penjualan.
Pajak ini kemudian dialihkan kepada pembeli selaku
pemikul beban pajak dengan mekanisme tertentu.
Contoh : PPN dan cukai.
Sejarah PPN di Indonesia
 Masa Pajak Pembangunan I (PPb I)
Secara resmi tgl 1 Juni 1947 dipungut PPb I atas rumah
makan, penginapan dan penyerahan jasa di rumah
makan.
Mula mula mrpkn pajak pusat kemudian
diserahkan/dilimpahkan kepada daerah. Tarif pajak
diserahkan sepenuhnya ke daerah.
Sejarah PPN Di Indonesia
 Masa Pajak Peredaran 1950 (PPe 1950)
Dikenakan atas penyerahan barang dan jasa, dikenakan
secara bertingkat pada setiap mata rantai jalur
produksi/distribusi.
Tarif pajaknya single rate yaitu 2,5 % dan bersifat kumulatif.
Karena bersifat kumulatif pajak ini hanya bertahan selama
9 bulan.
Sejarah PPN di Indonesia
 Masa Pajak Penjualan 1951 (PPn 1951)
Dasar hukumnya UU Darurat No 19 tahun 1951 dan
mulai berlaku 1 Oktober 1951. Kemudian berubah
menjadi UU 35 tahun 1953. Bersifat single tax.
 Masa PPN 1984
Dasar hukum UU No. 8 tahun 1983 stdtd UU No. 42
tahun 2009.
Pajak Penjualan yg pemungutannya berdasarkan UU
Darurat 19 tahun 1951 kemudian digantikan dengan
Pajak pertambahan Nilai (PPN) berdasarkan UU No. 8
tahun 1983 yg mulai berlaku per 1 Januari 1984.
Adapun latar belakang penggantian tsb :
1. Mekanisme pemungutan Pajak Penjualan menimbulkan
pengenaan pajak berganda.
Latar Belakang
Penggantian Pajak Penjualan dengan PPN
2. UU Pajak penjualan 1951 mengandung dualisme sistem
pemungutan pajak yaitu seorang pengusaha dikenakan self
assessment sedangkan yang lain official assessment
sehingga menyulitkan pengawasan.
3. Sebagai akibat dr pengenaan pajak berganda maka pajak
penjualan tidak bersifat netral dlm perdagangan dalam negeri
/ internasional.
4. Variasi tarif yag cukup banyak (9 tarif) menimbulkan kesulitan
dalam pelaksanaanya sehingga cukup besar pengaruhnya
thdp tingkat kepatuhan wajib pajak.
Latar Belakang
Penggantian Pajak Penjualan dengan PPN
1. PPN merupakan Pajak Objektif
Legal Character (Karaktristik) PPN
Pengenaan PPN pertama-tama ditentukan
oleh faktor keadaan objeknya. Keadaan
subjek bukan merupakan faktor utama yang
menentukan dalam pengenaan PPN.
2. PPN merupakan pajak tidak langsung
Legal Character (Karaktristik) PPN
PKP/Penjual PKP/Pembeli
Penanggung
Jawab
Pemikul
Beban Pajak
BKP/JKP
PPN
PPN
Negara
Sebagai pajak tidak langsung pengertian PPN dpt dirumuskan
berdasarkan 2 sudut pandang sbb :
1. Sudut pandang ekonomi
Beban pajak dialihkan kpd pihak lain yaitu pihak yg akan
mengkonsumsi barang/jasa yg menjadi objek pajak.
2. Sudut pandang yuridis
Tanggung jawab penyetoran pajak kepada kas negara tdk
berada di tangan pihak yg memikul beban pajak . Sudut
pandang ini membawa konsekuensi filosofis bahwa dalam
pajak tdk langsung apabila pembeli atau penerima jasa
telah membayar pajak yg terutang kpd penjual /pengusaha
jasa maka pada hakekatnya sama dgn telah membayar
pajak tsb ke kas negara.
Legal Character (Karaktristik) PPN
3. Multi stage tax
PPN dikenakan pada setiap mata rantai jalur produksi
ataupun distribusi.
Legal Character (Karaktristik) PPN
Pabrik Benang Benang Pabrik Textil Textil
Pabrik Garmen Garmen Pdg Bsr Garmen Garmen
Pdg Eceran Garmen Konsumen
4. PPN terutang untuk disetorkan ke kas negara dihitung
dengan menggunakan metode indirect substraction
/Credit/Invoice methode. (Sarananya adalah Faktur
Pajak)
Sesuai dengan metode yg digunakan ini maka
mekanisme pemungutan dan penghitungan PPN
mutlak memerlukan Faktur Pajak sbg dokumen yuridis
utk membuktikan kebenaran jumlah pajak masukan
(PM) dan pajak keluaran (PK) yg terlibat dalam
pengkreditan.
Legal Character (Karaktristik) PPN
PEMBELIAN
PENJUALAN
Harga Jual = 160 jt
PPN Keluaran = 16 jt
Jumlah = 176 jt
Harga Beli = 100 jt
PPN Masukan = 10 jt
Jumlah = 110 jt
Pajak Keluaran = 16 jt
Pajak Masukan = 10 jt
Kurang Bayar = 6 jt
Faktur Pajak Faktur Pajak
Surat Setoran Pajak
Mekanisme Dasar PPN (UMUM)
Kas Negara/Bank
PT.X
5. PPN adl pajak atas konsumsi umum dalam negeri.
PPN hanya dikenakan atas konsumsi BKP/JKP yang
dilakukan didalam negeri. Oleh karena itu produk impor
dikenakan PPN dgn persentase yg sama dgn produk
dalam negeri sedangkan BKP/JKP yang di ekspor
dikenakan PPN dengan tarif 0 %.
Karena konsumen tidak semata-mata hanya
mengkonsumsi barang tetapi juga mengkonsumsi jasa
maka PPN disamping dikenakan pd konsumsi atas
barang juga dikenakan pada konsumsi atas jasa.
Legal Character (Karaktristik) PPN
PPN harus netral terhadap pola konsumsi jangan sampai PPN
mempengaruhi seseorang untuk memilih mengkonsumsi
barang/jasa.
Dengan legal karakter PPN sebagai pajak atas konsumsi
berarti disisi lain PPN bukan pajak atas kegiatan bisnis.
Sasaran akhir pengenaan PPN adl konsumen akhir BKP/JKP
selaku pemikul beban pajak yang sebenarnya. Sedangkan
pengusaha kena pajak yg menyerahkan BKP/JKP hanyalah
sebagai sasaran antara sebelum PPN sampai ke sasaran
akhir.
Legal Character (Karaktristik) PPN
6. PPN bersifat netral
- PPN dikenakan baik atas barang atau jasa
- Dalam pemungutannya PPN menganut prinsip
tempat tujuan (destination principle).
Dalam mekanisme pemungutannya, PPN mengenal 2
prinsip pemungutan yaitu :
- Prinsip tempat asal (Origin Principle)
- Prinsip tempat tujuan (Destination Principle)
Legal Character (Karaktristik) PPN
7. PPN tidak menimbulkan dampak pengenaan pajak
berganda.
PPN hanya dikenakan atas “nilai tambah“ saja
meskipun PPN dikenakan pada setiap mata rantai jalur
produksi atau distribusi namun dengan invoice method
pengenaan pajak berganda dapat dihindarkan.
Legal Character (Karaktristik) PPN
Kelebihan PPN :
 Mencegah terjadinya pengenaan pajak berganda.
 Netral dalam perdagangan dalam/luar negeri.
 PPN atas barang modal dpt diminta kembali dgn metode
indirect subtraction sehingga membantu likuiditas
perusahaan.
 Ditinjau dari sisi budgetair PPN merupakan “money
maker“ bagi kas negara.
Kelebihan dan Kekurangan PPN
Kekurangan PPN :
 Biaya adm terlalu tinggi baik bagi fiskus maupun wajib
pajak.
 Menimbulkan dampak regresif yaitu semakin tinggi
tingkat kemampuan konsumsi wp semakin rendah beban
pajaknya.
 PPN sangat rawan dari penyelundupan pajak sehingga
membutuhkan pengawasan yang lebih cermat.
Kelebihan dan Kekurangan PPN
PPN mengenakan pajak atas nilai tambah (Value added)
yang timbul pada barang atau jasa tertentu yang
dikonsumsi.
Sebelum sampai pada tingkat konsumen, PPN telah
dipungut pada setiap mata rantai jalur produksi/distribusi
namun demikian tdk menimbulakan efek pajak berganda
(cascading effect) karena adanya metode kredit pajak.
Mekanisme Pemungutan PPN
Adapun yang dimaksud dengan “ nilai tambah “ (Value
added) suatu nilai yang merupakan hasil penjumlahan
biaya produksi atau distribusi yang meliputi penyusutan,
bunga modal, gaji/upah yang dibayarkan, sewa telepon,
listrik serta pengeluaran lainnya dan laba yang
diharapkan oleh pengusaha.
Secara sederhana nilai tambah di bidang perdagangan dpt
juga diartikan sbg selisih antara harga jual dengan harga
beli barang dagangan.
Mekanisme Pemungutan PPN
Pembelian :
- Harga beli barang 4.000
Nilai tambah
- Ongkos 500 Nilai
- Keuntungan 3.000 Tambah
3.500
Harga Jual 7.500
Maka Nilai Tambah = 7.500 – 4000
= 3.500
Mekanisme Pemungutan PPN
 Addition method
PPN dihitung berdasarkan penjumlah nilai tambah
dikalikan dengan tarif.
PPN = 3.500 x 10 % = Rp. 350
 Substraction methode
PPN dihitung berdasarkan selisih harga jual dgn harga
beli dikalikan dgn tarif.
Harga Jual = 7.500
Harga beli = 4.000
Selisih = 3.500 ( nilai tambah)
PPN = 3.500 x 10 % = Rp. 350
Mekanisme Pemungutan PPN
 Credit method
PPN dihitung berdasarkan selisih antara PPN yang telah
dibayar pada saat pembelian dengan PPN yang
dipungut pada saat penjualan.
Harga Jual 7.500 PPN = 750
Harga Beli 4.000 PPN = 400
PPN harus dibayar 350
Mekanisme Pemungutan PPN
 Consumption Type VAT
Dalam tipe ini semua pembelian yang digunakan utk produksi
termasuk pembelian barang modal dikurangkan dari
penghitungan nilai tambah sehingga dasar pengenaan
pajaknya terbatas pada pembelian utk keperluan konsumsi.
Kelebihan tipe ini :
- Membantu likuiditas perusahaan krn seluruh PM
atas pembelian barang modal segera dapat
dikreditkan.
- Mendorong pengusaha utk selalu melakukan
regenerasi barang modal.
- Menunjang iklim investasi yg sehat.
- Tidak menimbulkan pajak berganda.
Tipe Tipe PPN
 Net Income Type VAT
Dalam tipe ini pengurangan pembelian barang modal
dari dasar pengenaan pajak tidak dimungkinkan.
Pengurangan pembelian barang modal hanya boleh
dikurangkan sebesar prosentase penyusutan yg
diperhitungkan dalam menentukan hasil bersih dalam
penghitungan PPh sehingga dasar pengenaan PPN
sama dengan PPh.
Sistem ini menimbulkan pajak berganda thdp barang
modal dan membutuhkan pembukuan/adm yang sangat
rapi.
Tipe Tipe PPN
 Gross Product Type VAT
Dalam tipe ini pembelian barang modal sama sekali tdk
dapat dikurangkan shg atas barang modal dikenakan
pajak dua kali yaitu pada saat pembelian dan kedua
dilakukan melalui hasil produksi yg dijual kpd konsumen.
Kelemahan tipe ini :
- barang modal dikenakan pajak dua kali
- menghambat pengusaha mengadakan regenarasi
barang modal
- tidak menunjang iklim investasi yang baik
- Pengusaha berusaha mengurangi pembelian
barang modal
Tipe Tipe PPN
LOGOEmail : taripar.doly@gmail.com
Web : www.nusahati.com

More Related Content

What's hot

Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAAkuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAMahyuni Bjm
 
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannyaRPG Gultom
 
Materi ppn
Materi ppnMateri ppn
Materi ppnAy Kent
 
Hak dan Kewajiban Wajib pajak
Hak dan Kewajiban Wajib pajakHak dan Kewajiban Wajib pajak
Hak dan Kewajiban Wajib pajakeryeryey
 
NPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPNPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPAriza Ekky
 
Pengukuran kinerja
Pengukuran kinerjaPengukuran kinerja
Pengukuran kinerjaUlfa Defrana
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2iyandri tiluk wahyono
 
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAIPAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAIARIEF DJUNAEDI
 
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"risangaji febriyanto
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiFransisco Laben
 
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) in Bahasa
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) in BahasaPajak Pertambahan Nilai (PPN) in Bahasa
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) in BahasaYesica Adicondro
 
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2Majid
 

What's hot (20)

Akuntansi perpajakan ppt
Akuntansi perpajakan pptAkuntansi perpajakan ppt
Akuntansi perpajakan ppt
 
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAAkuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
 
PPN objek
PPN objekPPN objek
PPN objek
 
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
 
MAKALAH PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
MAKALAH PAJAK BUMI DAN BANGUNANMAKALAH PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
MAKALAH PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
 
Materi ppn
Materi ppnMateri ppn
Materi ppn
 
Pph 21
Pph 21Pph 21
Pph 21
 
Hak dan Kewajiban Wajib pajak
Hak dan Kewajiban Wajib pajakHak dan Kewajiban Wajib pajak
Hak dan Kewajiban Wajib pajak
 
NPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPNPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKP
 
Pengukuran kinerja
Pengukuran kinerjaPengukuran kinerja
Pengukuran kinerja
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
 
Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5
 
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAIPAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
 
Bab 1 akuntansi biaya
Bab 1   akuntansi biayaBab 1   akuntansi biaya
Bab 1 akuntansi biaya
 
PPh 23
PPh 23PPh 23
PPh 23
 
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
 
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) in Bahasa
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) in BahasaPajak Pertambahan Nilai (PPN) in Bahasa
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) in Bahasa
 
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
 
Imbalan Bunga
Imbalan BungaImbalan Bunga
Imbalan Bunga
 

Viewers also liked

PPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMPPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMkaromah95
 
PPN Fasilitas
PPN   FasilitasPPN   Fasilitas
PPN Fasilitaskaromah95
 
Tax Planning atas PPN
Tax Planning atas PPNTax Planning atas PPN
Tax Planning atas PPNpuspa
 
PPN Fasilitas
PPN  FasilitasPPN  Fasilitas
PPN Fasilitaskaromah95
 
Saat dan tempat terutang pajak
Saat dan tempat terutang pajakSaat dan tempat terutang pajak
Saat dan tempat terutang pajakrereee
 
Manajemen Pajak atas Pengajuan Keberatan
Manajemen Pajak atas Pengajuan KeberatanManajemen Pajak atas Pengajuan Keberatan
Manajemen Pajak atas Pengajuan Keberatanpuspa
 
Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)
Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)
Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)Prie Yono
 
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewahPajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewahraSinduaji
 
PPN dan PPnBM
PPN dan PPnBMPPN dan PPnBM
PPN dan PPnBMIcha Icha
 
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PajakDasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PajakBbe Mee
 
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri Saputra
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri SaputraPAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri Saputra
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri SaputraIndah Mawarni
 
Cakupan ppn masukan atas barang modal
Cakupan ppn masukan atas barang modalCakupan ppn masukan atas barang modal
Cakupan ppn masukan atas barang modalAndhika Nugroho
 
PPN SPT Masa
PPN SPT MasaPPN SPT Masa
PPN SPT Masakaromah95
 
TUTORIAL APLIKASI ESPT PPH 21
TUTORIAL APLIKASI ESPT PPH 21TUTORIAL APLIKASI ESPT PPH 21
TUTORIAL APLIKASI ESPT PPH 21Ernie Lestari
 
perpajakan ppn dan ppn-bm
perpajakan ppn dan ppn-bmperpajakan ppn dan ppn-bm
perpajakan ppn dan ppn-bmrensykartika
 
PPN Objek & hubungan istimewa
PPN Objek & hubungan istimewaPPN Objek & hubungan istimewa
PPN Objek & hubungan istimewakaromah95
 

Viewers also liked (20)

PPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMPPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBM
 
PPN Fasilitas
PPN   FasilitasPPN   Fasilitas
PPN Fasilitas
 
Tax Planning atas PPN
Tax Planning atas PPNTax Planning atas PPN
Tax Planning atas PPN
 
PPN Fasilitas
PPN  FasilitasPPN  Fasilitas
PPN Fasilitas
 
Saat dan tempat terutang pajak
Saat dan tempat terutang pajakSaat dan tempat terutang pajak
Saat dan tempat terutang pajak
 
Manajemen Pajak atas Pengajuan Keberatan
Manajemen Pajak atas Pengajuan KeberatanManajemen Pajak atas Pengajuan Keberatan
Manajemen Pajak atas Pengajuan Keberatan
 
Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)
Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)
Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)
 
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewahPajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
 
Pajak ppn-ppnbm
Pajak ppn-ppnbmPajak ppn-ppnbm
Pajak ppn-ppnbm
 
PPN dan PPnBM
PPN dan PPnBMPPN dan PPnBM
PPN dan PPnBM
 
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PajakDasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
 
Ppn dan ppnbm
Ppn dan ppnbmPpn dan ppnbm
Ppn dan ppnbm
 
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri Saputra
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri SaputraPAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri Saputra
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri Saputra
 
Cakupan ppn masukan atas barang modal
Cakupan ppn masukan atas barang modalCakupan ppn masukan atas barang modal
Cakupan ppn masukan atas barang modal
 
PPN SPT Masa
PPN SPT MasaPPN SPT Masa
PPN SPT Masa
 
TUTORIAL APLIKASI ESPT PPH 21
TUTORIAL APLIKASI ESPT PPH 21TUTORIAL APLIKASI ESPT PPH 21
TUTORIAL APLIKASI ESPT PPH 21
 
PPN dan PPnbm
PPN dan PPnbmPPN dan PPnbm
PPN dan PPnbm
 
Ppn (ppt)
Ppn (ppt)Ppn (ppt)
Ppn (ppt)
 
perpajakan ppn dan ppn-bm
perpajakan ppn dan ppn-bmperpajakan ppn dan ppn-bm
perpajakan ppn dan ppn-bm
 
PPN Objek & hubungan istimewa
PPN Objek & hubungan istimewaPPN Objek & hubungan istimewa
PPN Objek & hubungan istimewa
 

Similar to PENGANTAR PPN

Perpajakan dalam PBJ melalui Swakelola.pdf
Perpajakan dalam PBJ melalui Swakelola.pdfPerpajakan dalam PBJ melalui Swakelola.pdf
Perpajakan dalam PBJ melalui Swakelola.pdfkppnbandaaceh
 
Konsep Dasar PPN dan Dasar Hukum PPN
Konsep Dasar PPN dan Dasar Hukum PPNKonsep Dasar PPN dan Dasar Hukum PPN
Konsep Dasar PPN dan Dasar Hukum PPNAmeliaRamadhanty
 
PENERIMAAN PPnBM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN APBN
PENERIMAAN PPnBM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN APBNPENERIMAAN PPnBM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN APBN
PENERIMAAN PPnBM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN APBNLailyAnandaPG
 
Pengantar Perpajakan
Pengantar PerpajakanPengantar Perpajakan
Pengantar Perpajakaneryeryey
 
PPN dan PPn-Bm
PPN dan PPn-BmPPN dan PPn-Bm
PPN dan PPn-Bmdesy diana
 
konsep dasar pajak
konsep dasar pajakkonsep dasar pajak
konsep dasar pajakYan Chen
 
Ekonomikur2013rppkelasxibab05 150226074411-conversion-gate02
Ekonomikur2013rppkelasxibab05 150226074411-conversion-gate02Ekonomikur2013rppkelasxibab05 150226074411-conversion-gate02
Ekonomikur2013rppkelasxibab05 150226074411-conversion-gate02Dicky Onasis Alzena
 
Bab 5 Perpajakan.pptx
Bab 5 Perpajakan.pptxBab 5 Perpajakan.pptx
Bab 5 Perpajakan.pptxYulyAndriyani
 
Bab 5 Perpajakan.pptx
Bab 5 Perpajakan.pptxBab 5 Perpajakan.pptx
Bab 5 Perpajakan.pptxYulyAndriyani
 
Diskusi 6 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan menyaksikan video melalui internet...
Diskusi 6 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan menyaksikan video melalui internet...Diskusi 6 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan menyaksikan video melalui internet...
Diskusi 6 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan menyaksikan video melalui internet...Indra Sofian
 

Similar to PENGANTAR PPN (20)

Karakteristik PPN
Karakteristik PPNKarakteristik PPN
Karakteristik PPN
 
Bab i ppn
Bab i ppnBab i ppn
Bab i ppn
 
Perpajakan dalam PBJ melalui Swakelola.pdf
Perpajakan dalam PBJ melalui Swakelola.pdfPerpajakan dalam PBJ melalui Swakelola.pdf
Perpajakan dalam PBJ melalui Swakelola.pdf
 
Konsep Dasar PPN dan Dasar Hukum PPN
Konsep Dasar PPN dan Dasar Hukum PPNKonsep Dasar PPN dan Dasar Hukum PPN
Konsep Dasar PPN dan Dasar Hukum PPN
 
PENERIMAAN PPnBM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN APBN
PENERIMAAN PPnBM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN APBNPENERIMAAN PPnBM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN APBN
PENERIMAAN PPnBM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN APBN
 
Pengantar Perpajakan
Pengantar PerpajakanPengantar Perpajakan
Pengantar Perpajakan
 
PPN dan PPn-Bm
PPN dan PPn-BmPPN dan PPn-Bm
PPN dan PPn-Bm
 
Perpajakan
PerpajakanPerpajakan
Perpajakan
 
Jel
JelJel
Jel
 
Pp 3
Pp 3Pp 3
Pp 3
 
konsep dasar pajak
konsep dasar pajakkonsep dasar pajak
konsep dasar pajak
 
Bab 5 Perpajakan
Bab 5 PerpajakanBab 5 Perpajakan
Bab 5 Perpajakan
 
Ppn & p pn bm
Ppn & p pn bmPpn & p pn bm
Ppn & p pn bm
 
Ekonomikur2013rppkelasxibab05 150226074411-conversion-gate02
Ekonomikur2013rppkelasxibab05 150226074411-conversion-gate02Ekonomikur2013rppkelasxibab05 150226074411-conversion-gate02
Ekonomikur2013rppkelasxibab05 150226074411-conversion-gate02
 
Bab 05 Perpajakan (Kls XI)
Bab 05 Perpajakan (Kls XI)Bab 05 Perpajakan (Kls XI)
Bab 05 Perpajakan (Kls XI)
 
Bab 05 Perpajakan (Kls XI)
Bab 05 Perpajakan (Kls XI)Bab 05 Perpajakan (Kls XI)
Bab 05 Perpajakan (Kls XI)
 
Bab 5 Perpajakan.pptx
Bab 5 Perpajakan.pptxBab 5 Perpajakan.pptx
Bab 5 Perpajakan.pptx
 
Bab 5 Perpajakan.pptx
Bab 5 Perpajakan.pptxBab 5 Perpajakan.pptx
Bab 5 Perpajakan.pptx
 
Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakan
 
Diskusi 6 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan menyaksikan video melalui internet...
Diskusi 6 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan menyaksikan video melalui internet...Diskusi 6 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan menyaksikan video melalui internet...
Diskusi 6 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan menyaksikan video melalui internet...
 

More from karomah95

Sosialisasi E Faktur
Sosialisasi E FakturSosialisasi E Faktur
Sosialisasi E Fakturkaromah95
 
Tax Planning
Tax PlanningTax Planning
Tax Planningkaromah95
 
Norma penghitungan khusus
Norma penghitungan khususNorma penghitungan khusus
Norma penghitungan khususkaromah95
 
Mahir pembukuan dollar
Mahir pembukuan dollarMahir pembukuan dollar
Mahir pembukuan dollarkaromah95
 
Pph orang pribadi brevet c
Pph orang pribadi brevet cPph orang pribadi brevet c
Pph orang pribadi brevet ckaromah95
 
International Taxation
International Taxation International Taxation
International Taxation karomah95
 
PPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMPPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMkaromah95
 
Pp 10 2012 kawasan bebas
Pp 10 2012 kawasan bebasPp 10 2012 kawasan bebas
Pp 10 2012 kawasan bebaskaromah95
 

More from karomah95 (10)

Sosialisasi E Faktur
Sosialisasi E FakturSosialisasi E Faktur
Sosialisasi E Faktur
 
TOT Efaktur
TOT EfakturTOT Efaktur
TOT Efaktur
 
Tax Planning
Tax PlanningTax Planning
Tax Planning
 
Norma penghitungan khusus
Norma penghitungan khususNorma penghitungan khusus
Norma penghitungan khusus
 
Mahir pembukuan dollar
Mahir pembukuan dollarMahir pembukuan dollar
Mahir pembukuan dollar
 
Mahir BUT
Mahir BUTMahir BUT
Mahir BUT
 
Pph orang pribadi brevet c
Pph orang pribadi brevet cPph orang pribadi brevet c
Pph orang pribadi brevet c
 
International Taxation
International Taxation International Taxation
International Taxation
 
PPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMPPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBM
 
Pp 10 2012 kawasan bebas
Pp 10 2012 kawasan bebasPp 10 2012 kawasan bebas
Pp 10 2012 kawasan bebas
 

Recently uploaded

5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfPerkuliahanDaring
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 

Recently uploaded (16)

5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 

PENGANTAR PPN

  • 1. LOGO Pengantar & Karakter Pajak Pertambahan Nilai Instruktur : Taripar Doly, SE.,MM
  • 2. Nama : Taripar Doly, SE.,MM Tpt/Tgl.lahir : Jakarta/ 22-03-1973 Pendidikan Dinas : STAN Lulus 1996 Alamat : Perumnas Bumi Telukjambe Blok C/220 Karawang Kantor Dinas : KPP Sorong 1996 - 2001 KPP Karawang 2001 - 2006 KPP Madya Bekasi 2006 - 2007 KPP Pratama Kuningan 2007 - 2008 KPP Madya Bekasi 2008 - 2012 Kanwil DJP JB II 2012 – Sekarang Diluar Kedinasan : Instruktur di IAI Bekasi Instruktur di President Tax Center Aktivitas : Aktif menulis di www.nusahati.com Email : Taripar.doly@gmail.com PIN BB : 267e556f No. HP : 08121902124 PROFILE
  • 3. 1. Definisi pajak 2. Pajak Subjektif Vs Pajak Objektif 3. Pajak Langsung Vs Pajak Tidak Langsung PPN termasuk yang mana ? Pengertian Pajak
  • 4. Pajak Langsung Vs Pajak Tdk Langsung Terdapat 3 (tiga) unsur pembeda terhadap jenis pajak tersebut :  Penanggung pajak (taxpayer) adalah orang yang secara formil yuridis diharuskan melunasi pajak.  Penanggung pajak adalah orang yang dlm faktanya dlm arti ekonomis memikul beban pajak.  Pemikul beban pajak adalah orang yg menurut maksud pembuat UU harus memikul beban pajak.
  • 5. Jika ke-3 unsur tsb tdpt pd seseorang/badan usaha maka pajak tsb adl pajak langsung namun jika tidak maka pajak tsb adl pajak tidak langsung. Menurut ilmu ekonomi pajak langsung adl pajak yg beban pajaknya tdk dpt digeserkan /dialihkan kpd pihak lain. Secara yuridis dalam pajak langsung pihak yg bertanggung jawab atas pemenuhan kewajiban pembayaran pajak ke kas negara adl wajib pajak yg secara ekonomis jg sbg pemikul beban pajak. Pajak Langsung Vs Pajak Tdk Langsung
  • 6. Pajak Atas Konsumsi Adalah pajak yang dikenakan atas pengeluaran yang ditujukan untuk konsumsi. Terdapat 2 pendekatan : 1. Pendekatan langsung ; yaitu pajak yg berlaku bagi seluruh pengeluaran utk konsumsi yg mrpkn hasil penjumlahan seluruh penghasilan dikurangi tabungan/investasi.
  • 7. Pajak Atas Konsumsi 2.Pendekatan tdk langsung/pendekatan pajak komoditi : Yaitu pajak yg dikenakan atas penjualan komoditi yg dipungut thdp pengusaha yang melakukan penjualan. Pajak ini kemudian dialihkan kepada pembeli selaku pemikul beban pajak dengan mekanisme tertentu. Contoh : PPN dan cukai.
  • 8. Sejarah PPN di Indonesia  Masa Pajak Pembangunan I (PPb I) Secara resmi tgl 1 Juni 1947 dipungut PPb I atas rumah makan, penginapan dan penyerahan jasa di rumah makan. Mula mula mrpkn pajak pusat kemudian diserahkan/dilimpahkan kepada daerah. Tarif pajak diserahkan sepenuhnya ke daerah.
  • 9. Sejarah PPN Di Indonesia  Masa Pajak Peredaran 1950 (PPe 1950) Dikenakan atas penyerahan barang dan jasa, dikenakan secara bertingkat pada setiap mata rantai jalur produksi/distribusi. Tarif pajaknya single rate yaitu 2,5 % dan bersifat kumulatif. Karena bersifat kumulatif pajak ini hanya bertahan selama 9 bulan.
  • 10. Sejarah PPN di Indonesia  Masa Pajak Penjualan 1951 (PPn 1951) Dasar hukumnya UU Darurat No 19 tahun 1951 dan mulai berlaku 1 Oktober 1951. Kemudian berubah menjadi UU 35 tahun 1953. Bersifat single tax.  Masa PPN 1984 Dasar hukum UU No. 8 tahun 1983 stdtd UU No. 42 tahun 2009.
  • 11. Pajak Penjualan yg pemungutannya berdasarkan UU Darurat 19 tahun 1951 kemudian digantikan dengan Pajak pertambahan Nilai (PPN) berdasarkan UU No. 8 tahun 1983 yg mulai berlaku per 1 Januari 1984. Adapun latar belakang penggantian tsb : 1. Mekanisme pemungutan Pajak Penjualan menimbulkan pengenaan pajak berganda. Latar Belakang Penggantian Pajak Penjualan dengan PPN
  • 12. 2. UU Pajak penjualan 1951 mengandung dualisme sistem pemungutan pajak yaitu seorang pengusaha dikenakan self assessment sedangkan yang lain official assessment sehingga menyulitkan pengawasan. 3. Sebagai akibat dr pengenaan pajak berganda maka pajak penjualan tidak bersifat netral dlm perdagangan dalam negeri / internasional. 4. Variasi tarif yag cukup banyak (9 tarif) menimbulkan kesulitan dalam pelaksanaanya sehingga cukup besar pengaruhnya thdp tingkat kepatuhan wajib pajak. Latar Belakang Penggantian Pajak Penjualan dengan PPN
  • 13. 1. PPN merupakan Pajak Objektif Legal Character (Karaktristik) PPN Pengenaan PPN pertama-tama ditentukan oleh faktor keadaan objeknya. Keadaan subjek bukan merupakan faktor utama yang menentukan dalam pengenaan PPN.
  • 14. 2. PPN merupakan pajak tidak langsung Legal Character (Karaktristik) PPN PKP/Penjual PKP/Pembeli Penanggung Jawab Pemikul Beban Pajak BKP/JKP PPN PPN Negara
  • 15. Sebagai pajak tidak langsung pengertian PPN dpt dirumuskan berdasarkan 2 sudut pandang sbb : 1. Sudut pandang ekonomi Beban pajak dialihkan kpd pihak lain yaitu pihak yg akan mengkonsumsi barang/jasa yg menjadi objek pajak. 2. Sudut pandang yuridis Tanggung jawab penyetoran pajak kepada kas negara tdk berada di tangan pihak yg memikul beban pajak . Sudut pandang ini membawa konsekuensi filosofis bahwa dalam pajak tdk langsung apabila pembeli atau penerima jasa telah membayar pajak yg terutang kpd penjual /pengusaha jasa maka pada hakekatnya sama dgn telah membayar pajak tsb ke kas negara. Legal Character (Karaktristik) PPN
  • 16. 3. Multi stage tax PPN dikenakan pada setiap mata rantai jalur produksi ataupun distribusi. Legal Character (Karaktristik) PPN Pabrik Benang Benang Pabrik Textil Textil Pabrik Garmen Garmen Pdg Bsr Garmen Garmen Pdg Eceran Garmen Konsumen
  • 17. 4. PPN terutang untuk disetorkan ke kas negara dihitung dengan menggunakan metode indirect substraction /Credit/Invoice methode. (Sarananya adalah Faktur Pajak) Sesuai dengan metode yg digunakan ini maka mekanisme pemungutan dan penghitungan PPN mutlak memerlukan Faktur Pajak sbg dokumen yuridis utk membuktikan kebenaran jumlah pajak masukan (PM) dan pajak keluaran (PK) yg terlibat dalam pengkreditan. Legal Character (Karaktristik) PPN
  • 18. PEMBELIAN PENJUALAN Harga Jual = 160 jt PPN Keluaran = 16 jt Jumlah = 176 jt Harga Beli = 100 jt PPN Masukan = 10 jt Jumlah = 110 jt Pajak Keluaran = 16 jt Pajak Masukan = 10 jt Kurang Bayar = 6 jt Faktur Pajak Faktur Pajak Surat Setoran Pajak Mekanisme Dasar PPN (UMUM) Kas Negara/Bank PT.X
  • 19. 5. PPN adl pajak atas konsumsi umum dalam negeri. PPN hanya dikenakan atas konsumsi BKP/JKP yang dilakukan didalam negeri. Oleh karena itu produk impor dikenakan PPN dgn persentase yg sama dgn produk dalam negeri sedangkan BKP/JKP yang di ekspor dikenakan PPN dengan tarif 0 %. Karena konsumen tidak semata-mata hanya mengkonsumsi barang tetapi juga mengkonsumsi jasa maka PPN disamping dikenakan pd konsumsi atas barang juga dikenakan pada konsumsi atas jasa. Legal Character (Karaktristik) PPN
  • 20. PPN harus netral terhadap pola konsumsi jangan sampai PPN mempengaruhi seseorang untuk memilih mengkonsumsi barang/jasa. Dengan legal karakter PPN sebagai pajak atas konsumsi berarti disisi lain PPN bukan pajak atas kegiatan bisnis. Sasaran akhir pengenaan PPN adl konsumen akhir BKP/JKP selaku pemikul beban pajak yang sebenarnya. Sedangkan pengusaha kena pajak yg menyerahkan BKP/JKP hanyalah sebagai sasaran antara sebelum PPN sampai ke sasaran akhir. Legal Character (Karaktristik) PPN
  • 21. 6. PPN bersifat netral - PPN dikenakan baik atas barang atau jasa - Dalam pemungutannya PPN menganut prinsip tempat tujuan (destination principle). Dalam mekanisme pemungutannya, PPN mengenal 2 prinsip pemungutan yaitu : - Prinsip tempat asal (Origin Principle) - Prinsip tempat tujuan (Destination Principle) Legal Character (Karaktristik) PPN
  • 22. 7. PPN tidak menimbulkan dampak pengenaan pajak berganda. PPN hanya dikenakan atas “nilai tambah“ saja meskipun PPN dikenakan pada setiap mata rantai jalur produksi atau distribusi namun dengan invoice method pengenaan pajak berganda dapat dihindarkan. Legal Character (Karaktristik) PPN
  • 23. Kelebihan PPN :  Mencegah terjadinya pengenaan pajak berganda.  Netral dalam perdagangan dalam/luar negeri.  PPN atas barang modal dpt diminta kembali dgn metode indirect subtraction sehingga membantu likuiditas perusahaan.  Ditinjau dari sisi budgetair PPN merupakan “money maker“ bagi kas negara. Kelebihan dan Kekurangan PPN
  • 24. Kekurangan PPN :  Biaya adm terlalu tinggi baik bagi fiskus maupun wajib pajak.  Menimbulkan dampak regresif yaitu semakin tinggi tingkat kemampuan konsumsi wp semakin rendah beban pajaknya.  PPN sangat rawan dari penyelundupan pajak sehingga membutuhkan pengawasan yang lebih cermat. Kelebihan dan Kekurangan PPN
  • 25. PPN mengenakan pajak atas nilai tambah (Value added) yang timbul pada barang atau jasa tertentu yang dikonsumsi. Sebelum sampai pada tingkat konsumen, PPN telah dipungut pada setiap mata rantai jalur produksi/distribusi namun demikian tdk menimbulakan efek pajak berganda (cascading effect) karena adanya metode kredit pajak. Mekanisme Pemungutan PPN
  • 26. Adapun yang dimaksud dengan “ nilai tambah “ (Value added) suatu nilai yang merupakan hasil penjumlahan biaya produksi atau distribusi yang meliputi penyusutan, bunga modal, gaji/upah yang dibayarkan, sewa telepon, listrik serta pengeluaran lainnya dan laba yang diharapkan oleh pengusaha. Secara sederhana nilai tambah di bidang perdagangan dpt juga diartikan sbg selisih antara harga jual dengan harga beli barang dagangan. Mekanisme Pemungutan PPN
  • 27. Pembelian : - Harga beli barang 4.000 Nilai tambah - Ongkos 500 Nilai - Keuntungan 3.000 Tambah 3.500 Harga Jual 7.500 Maka Nilai Tambah = 7.500 – 4000 = 3.500 Mekanisme Pemungutan PPN
  • 28.  Addition method PPN dihitung berdasarkan penjumlah nilai tambah dikalikan dengan tarif. PPN = 3.500 x 10 % = Rp. 350  Substraction methode PPN dihitung berdasarkan selisih harga jual dgn harga beli dikalikan dgn tarif. Harga Jual = 7.500 Harga beli = 4.000 Selisih = 3.500 ( nilai tambah) PPN = 3.500 x 10 % = Rp. 350 Mekanisme Pemungutan PPN
  • 29.  Credit method PPN dihitung berdasarkan selisih antara PPN yang telah dibayar pada saat pembelian dengan PPN yang dipungut pada saat penjualan. Harga Jual 7.500 PPN = 750 Harga Beli 4.000 PPN = 400 PPN harus dibayar 350 Mekanisme Pemungutan PPN
  • 30.  Consumption Type VAT Dalam tipe ini semua pembelian yang digunakan utk produksi termasuk pembelian barang modal dikurangkan dari penghitungan nilai tambah sehingga dasar pengenaan pajaknya terbatas pada pembelian utk keperluan konsumsi. Kelebihan tipe ini : - Membantu likuiditas perusahaan krn seluruh PM atas pembelian barang modal segera dapat dikreditkan. - Mendorong pengusaha utk selalu melakukan regenerasi barang modal. - Menunjang iklim investasi yg sehat. - Tidak menimbulkan pajak berganda. Tipe Tipe PPN
  • 31.  Net Income Type VAT Dalam tipe ini pengurangan pembelian barang modal dari dasar pengenaan pajak tidak dimungkinkan. Pengurangan pembelian barang modal hanya boleh dikurangkan sebesar prosentase penyusutan yg diperhitungkan dalam menentukan hasil bersih dalam penghitungan PPh sehingga dasar pengenaan PPN sama dengan PPh. Sistem ini menimbulkan pajak berganda thdp barang modal dan membutuhkan pembukuan/adm yang sangat rapi. Tipe Tipe PPN
  • 32.  Gross Product Type VAT Dalam tipe ini pembelian barang modal sama sekali tdk dapat dikurangkan shg atas barang modal dikenakan pajak dua kali yaitu pada saat pembelian dan kedua dilakukan melalui hasil produksi yg dijual kpd konsumen. Kelemahan tipe ini : - barang modal dikenakan pajak dua kali - menghambat pengusaha mengadakan regenarasi barang modal - tidak menunjang iklim investasi yang baik - Pengusaha berusaha mengurangi pembelian barang modal Tipe Tipe PPN