Dokumen tersebut membahas tentang penyelenggaraan pemilihan kepala daerah tahun 2015 dari aspek yuridis dan teknis, mencakup peraturan-peraturan yang dikeluarkan KPU, mekanisme pencalonan, kampanye, dan potensi pelanggaran.
Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan SuaraAhsanul Minan
1. Dokumen tersebut membahas tahapan-tahapan krusial dalam pelaksanaan pemilu legislatif mulai dari pendaftaran pemilih, pengadaan logistik, pemungutan suara, penghitungan suara, hingga penetapan hasil pemilu.
2. Dokumen tersebut juga menjelaskan ruang lingkup pengawasan yang dilakukan di setiap tahapan tersebut untuk memastikan proses berjalan dengan akurat dan adil.
3.
Dokumen tersebut merangkum tugas dan tanggung jawab Andreas Pardede, S.IP. sebagai pejabat Bawaslu dalam melakukan pengawasan terhadap proses pemilihan umum di Indonesia, mulai dari pengawasan terhadap data pemilih, pengumuman daftar pemilih sementara hingga penetapan daftar pemilih tetap. Tugas tersebut dilakukan melalui pengawasan, koordinasi, analisis, dan penyusunan laporan di tingkat pusat maupun
Dokumen tersebut membahas prosedur pengawasan yang dilakukan pengawas TPS dalam memantau pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS, mencakup pengawasan terhadap akurasi data pemilih, ketersediaan peralatan pemungutan suara, kemungkinan pemberian uang suap, serta kepatuhan KPPS terhadap prosedur yang ditetapkan."
ISU STRATEGIS DAN POTENSI RAWAN PEMILU 2024.pptxBawasluPacitan
Dokumen tersebut membahas isu-isu strategis dan potensi permasalahan hukum dalam penyelenggaraan Pemilu 2024, termasuk pemutakhiran data pemilih, pendaftaran partai politik, pengajuan calon, penataan daerah pemilihan, dan kampanye pemilu beserta langkah-langkah mitigasinya.
Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan SuaraAhsanul Minan
1. Dokumen tersebut membahas tahapan-tahapan krusial dalam pelaksanaan pemilu legislatif mulai dari pendaftaran pemilih, pengadaan logistik, pemungutan suara, penghitungan suara, hingga penetapan hasil pemilu.
2. Dokumen tersebut juga menjelaskan ruang lingkup pengawasan yang dilakukan di setiap tahapan tersebut untuk memastikan proses berjalan dengan akurat dan adil.
3.
Dokumen tersebut merangkum tugas dan tanggung jawab Andreas Pardede, S.IP. sebagai pejabat Bawaslu dalam melakukan pengawasan terhadap proses pemilihan umum di Indonesia, mulai dari pengawasan terhadap data pemilih, pengumuman daftar pemilih sementara hingga penetapan daftar pemilih tetap. Tugas tersebut dilakukan melalui pengawasan, koordinasi, analisis, dan penyusunan laporan di tingkat pusat maupun
Dokumen tersebut membahas prosedur pengawasan yang dilakukan pengawas TPS dalam memantau pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS, mencakup pengawasan terhadap akurasi data pemilih, ketersediaan peralatan pemungutan suara, kemungkinan pemberian uang suap, serta kepatuhan KPPS terhadap prosedur yang ditetapkan."
ISU STRATEGIS DAN POTENSI RAWAN PEMILU 2024.pptxBawasluPacitan
Dokumen tersebut membahas isu-isu strategis dan potensi permasalahan hukum dalam penyelenggaraan Pemilu 2024, termasuk pemutakhiran data pemilih, pendaftaran partai politik, pengajuan calon, penataan daerah pemilihan, dan kampanye pemilu beserta langkah-langkah mitigasinya.
Dokumen ini membahas prosedur penanganan pelanggaran dan tindak pidana pemilihan gubernur, bupati dan walikota oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) secara administratif dan pidana. Termasuk juga jenis-jenis pelanggaran yang dapat terjadi beserta alur penanganannya.
Dokumen tersebut membahas tentang peran masyarakat dalam pengawasan pelaksanaan pemilu untuk memastikan terlindunginya hak politik warga dan terwujudnya pemilu yang bersih serta mendorong terciptanya kepemimpinan politik yang sesuai aspirasi rakyat.
Slide ini memetakan masalah dan tantangan penyelenggaraan pemilu serentak 2024. Meskipun singkat, slide ini juga mencoba melihat praktek pemilu serentak di negara lain, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penyelenggaraan pemilu serentak 2024.
Dokumen tersebut merupakan kodifikasi peraturan KPU tentang pemungutan dan penghitungan suara pemilihan kepala daerah. Kodifikasi ini bertujuan untuk mempermudah memahami peraturan secara lebih terpadu dengan mengatur berbagai isu strategis seperti prosedur pemilih yang pindah TPS, format daftar pasangan calon, atribut yang diperbolehkan, dokumentasi hasil pemungutan suara, pengaturan suara sah dan lain
Permasalahan dan antisipasi konflik pemilu 2014A-Dian Kec-
Dokumen tersebut membahas tentang pengaturan pemilu 2014 di Kabupaten Sumedang, termasuk pembagian daerah pemilihan, alokasi kursi, jumlah pemilih dan penyelenggara di setiap daerah pemilihan. Dokumen juga membahas potensi masalah teknis dan nonteknis dalam pelaksanaan pemilu beserta langkah antisipasinya, serta ketentuan pidana terkait pelanggaran dan kejahatan pemilu menurut UU Pemilu.
Dokumen tersebut memberikan panduan kepada anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) tentang pelaksanaan pemungutan suara pilkades di tingkat desa, mulai dari persiapan, mekanisme pemungutan suara, hingga penutupan pemungutan suara. Dokumen tersebut juga menjelaskan peraturan dan etika yang harus dipatuhi selama proses pemungutan suara.
Standard pengawasan pungut hitung PemiluAhsanul Minan
Tiga tahapan krusial dalam pemilihan kepala daerah adalah pemungutan suara, penghitungan suara, dan rekapitulasi suara. Akurasi daftar pemilih dan ketersediaan logistik penting untuk memastikan hak konstitusional warga negara terpenuhi. Dokumen ini menjelaskan ruang lingkup pengawasan yang perlu dilakukan di setiap tahapan untuk mencegah potensi pelanggaran.
PPT DR. ILHAM 18 JANUARI 2024 BEKAL BIMTEK PTPS.pptxSarnidasari
BERIKUT ADALAH MATERI PENCEGAHAN DAN PENGAWASAN DALAM MASA TUNGSURA PADA PEMILU. SEMOGA PEMILU YANG BERINTEGRITAS INI MENJADI AWAL PERJALANAN PARA CALON PEMIMPIN DIMASA MENDATANG
Pemilu 2024 akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024. Tahapan penyelenggaraannya meliputi perencanaan, pemutakhiran data pemilih, pendaftaran partai politik dan calon, kampanye, hingga pemungutan suara. Saat ini sedang berlangsung pembentukan petugas pantarlih untuk melakukan pemutakhiran data pemilih secara langsung ke rumah pemilih. Pantarlih akan mencocokkan data pemilih dengan KTP/KK
Keterlibatan masyarakat dalam pengawasan pemilu sangat penting, meskipun telah ada lembaga pengawas pemilu. Sebagai pemilik kedaulatan, rakyat memiliki kepentingan sangat besar untuk mengawal proses penyelenggaraan pemilu melalui pengawasan partisipatif
Dokumen tersebut menjelaskan tentang informasi jabatan Camat Dusun Selatan yang meliputi uraian tugas dan tanggung jawab sebagai pemimpin Kecamatan Dusun Selatan dalam merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengevaluasi pelaksanaan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat.
Peraturan ini mengatur tentang penanganan temuan dan laporan pelanggaran pemilihan umum oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dan instansinya di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Ditetapkan untuk menggantikan peraturan sebelumnya dan melaksanakan ketentuan undang-undang tentang pemilihan umum."
Dokumen ini membahas prosedur penanganan pelanggaran dan tindak pidana pemilihan gubernur, bupati dan walikota oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) secara administratif dan pidana. Termasuk juga jenis-jenis pelanggaran yang dapat terjadi beserta alur penanganannya.
Dokumen tersebut membahas tentang peran masyarakat dalam pengawasan pelaksanaan pemilu untuk memastikan terlindunginya hak politik warga dan terwujudnya pemilu yang bersih serta mendorong terciptanya kepemimpinan politik yang sesuai aspirasi rakyat.
Slide ini memetakan masalah dan tantangan penyelenggaraan pemilu serentak 2024. Meskipun singkat, slide ini juga mencoba melihat praktek pemilu serentak di negara lain, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penyelenggaraan pemilu serentak 2024.
Dokumen tersebut merupakan kodifikasi peraturan KPU tentang pemungutan dan penghitungan suara pemilihan kepala daerah. Kodifikasi ini bertujuan untuk mempermudah memahami peraturan secara lebih terpadu dengan mengatur berbagai isu strategis seperti prosedur pemilih yang pindah TPS, format daftar pasangan calon, atribut yang diperbolehkan, dokumentasi hasil pemungutan suara, pengaturan suara sah dan lain
Permasalahan dan antisipasi konflik pemilu 2014A-Dian Kec-
Dokumen tersebut membahas tentang pengaturan pemilu 2014 di Kabupaten Sumedang, termasuk pembagian daerah pemilihan, alokasi kursi, jumlah pemilih dan penyelenggara di setiap daerah pemilihan. Dokumen juga membahas potensi masalah teknis dan nonteknis dalam pelaksanaan pemilu beserta langkah antisipasinya, serta ketentuan pidana terkait pelanggaran dan kejahatan pemilu menurut UU Pemilu.
Dokumen tersebut memberikan panduan kepada anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) tentang pelaksanaan pemungutan suara pilkades di tingkat desa, mulai dari persiapan, mekanisme pemungutan suara, hingga penutupan pemungutan suara. Dokumen tersebut juga menjelaskan peraturan dan etika yang harus dipatuhi selama proses pemungutan suara.
Standard pengawasan pungut hitung PemiluAhsanul Minan
Tiga tahapan krusial dalam pemilihan kepala daerah adalah pemungutan suara, penghitungan suara, dan rekapitulasi suara. Akurasi daftar pemilih dan ketersediaan logistik penting untuk memastikan hak konstitusional warga negara terpenuhi. Dokumen ini menjelaskan ruang lingkup pengawasan yang perlu dilakukan di setiap tahapan untuk mencegah potensi pelanggaran.
PPT DR. ILHAM 18 JANUARI 2024 BEKAL BIMTEK PTPS.pptxSarnidasari
BERIKUT ADALAH MATERI PENCEGAHAN DAN PENGAWASAN DALAM MASA TUNGSURA PADA PEMILU. SEMOGA PEMILU YANG BERINTEGRITAS INI MENJADI AWAL PERJALANAN PARA CALON PEMIMPIN DIMASA MENDATANG
Pemilu 2024 akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024. Tahapan penyelenggaraannya meliputi perencanaan, pemutakhiran data pemilih, pendaftaran partai politik dan calon, kampanye, hingga pemungutan suara. Saat ini sedang berlangsung pembentukan petugas pantarlih untuk melakukan pemutakhiran data pemilih secara langsung ke rumah pemilih. Pantarlih akan mencocokkan data pemilih dengan KTP/KK
Keterlibatan masyarakat dalam pengawasan pemilu sangat penting, meskipun telah ada lembaga pengawas pemilu. Sebagai pemilik kedaulatan, rakyat memiliki kepentingan sangat besar untuk mengawal proses penyelenggaraan pemilu melalui pengawasan partisipatif
Dokumen tersebut menjelaskan tentang informasi jabatan Camat Dusun Selatan yang meliputi uraian tugas dan tanggung jawab sebagai pemimpin Kecamatan Dusun Selatan dalam merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengevaluasi pelaksanaan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat.
Peraturan ini mengatur tentang penanganan temuan dan laporan pelanggaran pemilihan umum oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dan instansinya di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Ditetapkan untuk menggantikan peraturan sebelumnya dan melaksanakan ketentuan undang-undang tentang pemilihan umum."
Dokumen tersebut merupakan pedoman pelaporan dana kampanye pemilu 2014 yang mencakup prinsip pengelolaan dana kampanye seperti transparansi dan akuntabilitas, sumber dana kampanye, besaran dana kampanye, jenis dan periode pelaporan, sanksi bagi pelanggaran dan audit atas dana kampanye.
Dokumen tersebut membahas tentang pemilihan umum yang akan diselenggarakan pada bulan April dan Juli 2014 untuk memilih anggota legislatif dan eksekutif. Dokumen ini menekankan pentingnya bagi warga negara untuk menggunakan hak pilih secara bijak dengan mempelajari program dan rekam jejak calon yang akan dipilih serta terus memantau kinerja mereka setelah terpilih.
Peraturan KPU Nomor 8 tahun 2015 tentang Dana Kampanye Peserta Pemilihan Gube...Lesmana Putra
Dokumen tersebut merupakan peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang dana kampanye bagi peserta pemilihan kepala daerah. Peraturan ini mengatur sumber, bentuk, dan pembatasan pembiayaan kampanye serta ketentuan pelaporan dan audit atas dana kampanye.
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...Lesmana Putra
Undang-undang ini menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang. Dokumen ini menjelaskan latar belakang dan pertimbangan pembentukan undang-undang ini serta memberikan definisi istilah-istilah yang digunakan dalam undang-undang.
Dokumen tersebut membahas tahapan dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak tahun 2015, mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, hingga ketentuan berhenti dari jabatan bagi kepala daerah yang mencalonkan diri di tempat lain."
Peraturan ini mengubah beberapa ketentuan dalam Peraturan KPU Nomor 9 Tahun 2015 tentang persyaratan calon kepala daerah. Perubahan tersebut meliputi penambahan syarat bagi calon yang pernah menjadi terpidana serta penghapusan syarat tertentu sesuai dengan putusan MK.
Dokumen tersebut membahas tentang tata kerja Panitia Pemungutan Suara (PPS) dalam pelaksanaan Pemilu 2024. PPS dibentuk untuk menyelenggarakan Pemilu di tingkat desa/kelurahan dan memiliki tugas antara lain mengumumkan daftar pemilih, melaksanakan seluruh tahapan Pemilu di tingkat desa/kelurahan, mengumpulkan hasil penghitungan suara dari TPS, serta melakukan evaluasi setiap t
File ini sangat berharda untuk siapapun yang belajar tentang advokasi.
File ini sangat berharda untuk siapapun yang belajar tentang advokasi.
File ini sangat berharda untuk siapapun yang belajar tentang advokasi.
File ini sangat berharda untuk siapapun yang belajar tentang advokasi.
File ini sangat berharda untuk siapapun yang belajar tentang advokasi.
Dokumen tersebut membahas potensi pelanggaran yang dapat terjadi sebelum dan selama tahapan kampanye pemilu 2024, termasuk pelanggaran verifikasi partai politik dan calon, pemasangan alat peraga kampanye, serta pelaporan dana kampanye."
Pengumuman ini berisi tentang seleksi pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama secara terbuka di lingkungan pemerintah kota Tidore Kepulauan. Seleksi ini akan mengisi 12 jabatan eselon IIb dengan syarat administrasi umum dan khusus tertentu seperti pangkat, pendidikan, sertifikat, dan usia maksimal. Tahapan seleksinya meliputi administrasi, assessment, rekam jejak, penulisan makalah dan wawancara.
Dokumen ini membahas tentang penyusunan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) dan Daftar Pemilih Khusus (DPK) untuk Pemilihan Umum tahun 2024. Dokumen ini menjelaskan prosedur pendaftaran pemilih untuk DPTb dan DPK, serta formulir dan laporan yang harus diisi. Dokumen ini juga menjelaskan tata cara pelayanan pemilih yang akan pindah memilih dan evaluasi proses penyusunan DPTb.
Dokumen tersebut membahas proses pengawasan pencocokan dan penelitian data pemilih yang akan dilakukan oleh panitia pengawas desa/kelurahan, termasuk tahapan-tahapannya, kerawanan yang mungkin terjadi, dan rencana kerja tindak lanjut.
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) dan Daftar Pemilih Khusus (DPK) untuk Pemilu 2024, mencakup dasar hukum, jenis daftar pemilih, syarat dan prosedur pindah memilih dan memilih sebagai DPK, serta formulir dan pedoman terkait.
Similar to Potensi Pelanggaran dan Tindak Pidana Pada Tahapan Pilkada (20)
Cara Kerja Metode Kuota dan Divisor Mengkonversi Suara ke KursiElection Commision
Dokumen tersebut membahas dua metode konversi suara menjadi kursi yaitu metode kuota dan metode divisor. Metode kuota menggunakan bilangan pembagi yang tidak tetap sedangkan metode divisor menggunakan bilangan pembagi tetap. Dokumen ini juga mendemonstrasikan penerapan beberapa varian metode kuota dan metode divisor untuk menghitung alokasi kursi beberapa partai di suatu daerah pemilihan.
Dokumen tersebut merangkum proses tahapan tungguran dan rekapitulasi hasil pemilihan kepala daerah (pilkada) tahun 2015 di Indonesia, mulai dari penyampaian pemberitahuan kepada pemilih, pelaksanaan pemungutan suara di tempat pemungutan suara (TPS), rekapitulasi hasil suara di tingkat kecamatan, kabupaten/kota hingga provinsi, serta penetapan calon yang terpilih.
Dokumen tersebut membahas tentang proses penetapan calon tunggal dalam pemilihan kepala daerah. Ada beberapa kondisi yang dapat menghasilkan calon tunggal seperti hanya ada satu pasangan calon yang mendaftar atau memenuhi syarat. Dokumen juga menjelaskan tahapan penetapan calon tunggal dan mekanisme pemungutan suara untuk calon tunggal.
1. Pilkada serentak 2015 memiliki peluang untuk memperkuat transparansi dan memperbaiki data pemilih, namun juga dihadapkan pada tantangan seperti dualisme kepengurusan partai dan potensi konflik akibat pragmatisme politik.
2. Salah satu tantangan kunci adalah menjamin penyelenggaraan pilkada yang adil di tengah berbagai uji materi UU Pilkada dan berbagai kepentingan politik praktis.
3. Pengadaan dan distribusi
Pilkada serentak bertujuan memperkuat sistem pemerintahan presidensial dan efisiensi pembiayaan pemilu serta menata siklus pemilu secara nasional. Pilkada serentak dilaksanakan dalam 3 gelombang hingga 2027. Dinamika pilkada diwarnai putusan MK tentang calon tunggal, larangan kandidasi, dan syarat kandidat. Infrastruktur demokrasi seperti partai politik, ornop, pers dan perguruan tinggi memainkan peran penting
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
(1) KPU menghadapi berbagai tantangan dalam penyelenggaraan pilkada serentak 2015 di 269 daerah, termasuk perubahan regulasi yang dinamis, penyediaan logistik secara serentak, keterlambatan anggaran daerah, dan masalah data pemilih; (2) KPU mengatasi masalah tersebut dengan mereview regulasi, meningkatkan kualitas penyelenggara, memperketat persyaratan
Pemberitaan dan Penyiaran kampanye pilkada serentak 2015Election Commision
Dokumen tersebut membahas tentang pemberitaan, penyiaran, dan iklan kampanye dalam Pilgub Serentak 2015. Mencakup jadwal kampanye, unsur-unsur iklan kampanye, materi iklan, mekanisme pemasangan iklan, prinsip pemberitaan dan penyiaran kampanye, serta larangan dan sanksi terkait iklan kampanye.
Dokumen tersebut membahas tentang regulasi dan dinamika pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak tahun 2015, meliputi substansi peraturan terkait, tahapan dan jadwal, inovasi pada tahap pencalonan, isu strategis kampanye dan tahap tungguran serta rekapitulasi hasil pemilihan."
Pilkada serentak tahun 2015 akan diselenggarakan pada 9 Desember 2015 dengan beberapa perubahan ketentuan seperti tanggung jawab penyelenggaraan menjadi bersama antara KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, persyaratan calon dan dukungan calon menjadi lebih ketat, serta pengawasan terhadap kampanye yang lebih ketat pula untuk mencegah potensi kerawanan seperti kampanye di luar waktu yang dit
Dokumen tersebut membahas kesiapan dan kelebihan Pelaksanaan Pemilu 2014 dibanding Pemilu sebelumnya. Beberapa poin penting yang disebutkan adalah kesiapan penyelenggara, peserta pemilu, pemilih, dan pemerintah sudah matang. KPU juga berhasil memperbaiki sistem dengan menggunakan teknologi informasi untuk membuat proses pelaksanaan menjadi lebih cepat, transparan, dan akuntabel.
Dokumen tersebut merangkum proses rekapitulasi penghitungan suara di tingkat pelaksanaan pemilu mulai dari TPS, PPS, PPK, KPU Kabupaten/Kota hingga KPU Provinsi beserta tahapan dan mekanisme penanganan keberatan.
Dokumen tersebut membahas tahapan pelaksanaan Pemilu 2014 di Indonesia, mulai dari perencanaan, pendaftaran calon, kampanye, hingga proses pemungutan suara dan penghitungan suara. Dibahas pula badan penyelenggara pemilu, logistik, dan kategori pemilih yang berhak memberikan suara."
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfZainul Ulum
Sekelumit cerita tentang ekspresi kegelisahan kaum muda desa atas kondisi negara, yang memilih menyalakan lilin-lilin kecil sebisanya daripada mengutuk kegelapan yang memiskinkannya selama beberapa generasi
2. Aspek Yuridis Pilkada 2015 (1)
Undang Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang
Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan
Gubernur, Bupati dan Wali Kota Menjadi Undang
Undang.
Undang Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Perubahan Undang Undang Nomor 1 Tahun 2015
UNDANG
UNDANG
3. Aspek Yuridis Pilkada 2015 (2)
1. Peraturan KPU Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tahapan, Program dan Jadwal
Penyelenggaraan Pemilihan;
2. Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tata Kerja Komisi Pemiliihan Umum,
Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi Independen Pemilihan Aceh dan Komisi
Pemilihan Umum/Komisi Independen Pemilihan Kabupaten/Kota, Pembentukan dan Tata
Kerja Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara dan Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara dalam Penyelenggaraan Pemilihan;
3. Peraturan KPU Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih
dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau
Walikota dan Wakil Walikota;
4. Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2015 tentang Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan
Wakil Walikota;
PERATURAN
KPU (1)
4. Aspek Yuridis Pilkada 2015 (3)
5. Peraturan KPU Nomor 6 Tahun 2015 tentang Norma, Standr, Prosedur,
Kebutuhan Pengandaan dan Pendistribusian Perlengkapan Penyelenggaraan
Pemilihan;
6. Peraturan KPU Nomor 7 Tahun 2014 tentang Kampanye Pemilihan;
7. Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2015 tentang Dana Kampanye Peserta
Pemilihan;
8. Peraturan KPU Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan Pemilihan;
9. Peraturan KKPU Nomor 10 Tahun 2015 tentang Pemungutan dan Penghitungan
Suara Pemilihan;
10. Peraturan KPU Nomor 11 Tahun 2015 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Suara dan Penetapan Hasil Pemilihan;
11. Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan KPU
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan.
PERATURAN
KPU (2)
5. ASPEK YURIDIS PILKADA
2015 (4)
PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
Tanggal 8 Juli 2015 keluar Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 33/PUU-XIII/2015 terkait
ketentuan Pasal 7 huruf r dan Pasal 7 huruf s UU Nomor 8 Tahun 2015;
Tanggal 9 Juli 2015 keluar Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 42/PUU-XIII/2015 terkait Pasal 7
huruf g dan Pasal 45 ayat (2) huruf k UU Nomor 8 Tahun 2015;
Tanggal 9 Juli 2015 keluar Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-XIII/2015 terkait Pasal 7
huruf t dan huruf u UU Nomor 8 Tahun 2015;
1. Larangan keluarga Petahana untuk mencalonkan diri dihapus;
2. Mantan narapidana diperbolehkan mencalonkan diri;
3. Pengunduran diri bagi PNS/TNI/POLRI/BUMN/BUMD, DPR, DPD dan DPRD
Peraturan KPU Nomor 9 Tahun 2015 direvisi untuk melaksanakan Putusan
Mahkamah Konstitusi tersebut
6. Substansi Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2015
(1)
1. Ketentuan tentang konflik kepentingan dengan Petahana dihapus;
2. Mantan narapidana diperbolehkan mencalonkan diri dengan syarat :
a. Bagi calon yang pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan
Pengadilan yang berkekuatan hukumtetap secara kumulatif wajib :
1) Secara terbuka dan jujur mengemukakan kpd publik sbg mantan
terpidana; dan
2) Bukan sebagai pelaku kejahatan yang berulang.
Dikecualikan bagi calon yg dipidana penjara karena kealpaan ringan
(culpa levis) dan karena alasan politik
b. Bagi calon yg pernah dijatuhi pidana penjara brdsrkan ptsn pengadilan
yg berkekuatan hukum tetap dan tidak bersedia secara terbuka dan
jujur mengumumkan kpd publik sbg mantan terpidana, syarat yg hrs
dipenuhi adalah telah selesai menjalani pidana penjara paling singkat
5 (lima) tahun sebelum dimulainya jadwal pendaftaran.
7. Substansi Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2015
(2)
3. PNS/TNI/Polri, BUMN/BUMD yaitu:
a. Bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD memberitahukan pencalonannya kepada
Pimpinan Dewan dan mengundurkan diri sebagai anggota Dewan yang tidak
dapat ditarik kembali sejak ditetapkan sebagai Paslon;
b. Bagi anggota TNI/Polri dan PNS mengundurkan diri yang tidak dapat ditarik
kembali sejak ditetapkan sebagai Paslon;
c. Bagi Pejabat atau Pegawai BUMN atau BUMD mengundurkan diri yang tidak
dapat ditarik kembali sejak ditetapkan sebagai Paslon;
d. Menyampaikan Keputusan Pejabat yang berwenang tentang Pemberhentian
sebagai anggota DPR, DPD, DPRD, PNS/TNI/Polri, BUMN/BUMD paling
lambat 60 hari sejak ditetapkan sebagai paslon;
4. KPU memperpanjang waktu pendaftaran selama 3 (tiga) hari jika tidak ada atau
hanya ada 1 (satu) paslon yg mendaftar;
5. Perpanjangan waktu pendaftaran selama 3 (tiga) hari jika tidak ada atau hanya ada
1 (satu) paslon yang memenuhi syarat berdasarkan hasil penelitian perbaikan
perysaratan.
8. Aspek Teknis Pilkada 2015 (1)
1. Perencanaan Program dan
Anggaran
2. Penyusunan peraturan
3. Sosialisasi, penyuluhan dan
bimtek
4. Pembentukan PPK, PPS dan
KPPS
5. Pendaftaran pemantau
6. Pengolahan DP4
7. Pemutakhiran data dan daftar
TAHAP
PERSIAPAN
9. Aspek Teknis Pilkada 2015 (2)
1. Pencalonan
2. Sengketa tata usaha negara pemilihan
3. Kampanye
4. Laporan dan audit dana kampanye
5. Pengadaan dan distribusi perlengkapan
pemungutan dan penghitungan suara
6. Pemungutan dan penghitungan suara
7. Rekapitulasi hasil penghitungan suara
8. Penetapan dan pengumuman paslon terpilih
9. Sengketa perselisihan hasil pemilihan
10. Penetapan dan pengumuman paslon terpilih
pasca putusan MK
11. Pengusulan pengesahan pengangkatan paslon
terpilih
12. Evaluasi dan pelaporan
TAHAP
PELAKSANAAN
10. MEKANISME PENCALONAN
(1)
Pasangan calon wajib memenuhi persyaratan pencalonan dan syarat calon saat
mendaftar.
Terdapat pengecualian dokumen yang harus diserahkan pada saat pendaftaran untuk
dua jenis dokumen yakni (1) surat pernyataan yang menyatakan visi, misi dan
program pasangan calon sesuai dengan RPJP daerah dan; (2) foto copi rekening
khusus dana kampanye yang dibuka oleh parpol atau gabungan parpol atas nama calon
dan spesimen tanda tangan yang dilakukan bersama oleh partai politik atau gabungan
partai politik dan calon.
Untuk dua jenis dokumen yang tersebut jika belum dapat diserahkan pada saat
pendaftaran cukup membuat surat pernyataan bahwa dokumen tersebut sedang
diproses.
Khusus paslon dari parpol wajib menyerahkan saat pendaftaran secara kumulatif; (1)
surat pencalonan dari parpol atau gabungan parpol; (2) keputusan pimpinan partai
politik tingkat pusat tentang persetujuan pasangan calon dan; (3) keputusan pimpinan
partai politik tingkat pusat tentang kepengurusan partai politik tingkat provinsi dan
kabupaten/kota
Ketentuan Pencalonan Berdasarkan SE Nomor 402/KPU/VII/2015
11. MEKANISME PENCALONAN
(2)
Setelah masa pendaftaran calon berakhir jika pasangan calon yang mendaftar kurang dari dua
pasangan calon maka KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota kembali membukan
pendaftaran selama tiga hari dengan terlebih dahulu melakukan sosialisasi selama 3 hari;
Perpanjangan masa pendaftaran otomatis akan mengubah tahapan, program dan jadwal
pemilihan, tetapi tidak boleh mengubah hari pemungutan suara;
Perpanjangan masa pendaftaran dan perubahan tahapan, program dan jadwal wajib
disosialisasikan kepada Bawaslu Provinsi/Panwaslu Kabupaten/Kota, partai politik dan
masyarakat.
Jika di suatu daerah terdapat satu pasangan calon yang mendaftar dan memborong dukungan
parpol sehingga parpol atau gabungan parpol lain yang belum ikut mendaftar jumlah
kursinya kurang 20 persen dan jumlah suaranya kurang 25 persen maka paslon yang telah
diterima pendaftarannya dapat mendaftar kembali dengan mengubah komposisi gabungan
partai politik yang berbed’;
Jika terdapat pasangan calon perseorangan yang telah menyerahkan syarat dukungan dan
telah mengikuti verifikasi administrasi serta faktual, namun tidak mendaftar pada masa
pendaftaran dapat mendaftar pada masa perpanjangan pendaftaran.
Ketentuan Perpanjangan Pencalonan
Berdasarkan SE Nomor 403, 404 dan 411/KPU/VII/2015
12. MEKANISME PENGGANTIAN
CALON
Peraturan KPU Nomor 9 Tahun 2015 dan Peraturan KPU Nomor
12 Tahun 2015 hanya memberi ruang untuk penggantian calon
jika pasangan calon berhalangan tetap baik karena meninggal
dunia maupun tidak mampu melaksanakan tugas secara
permanen karena faktor kesehatan;
Surat Edaran KPU Nomor 433/KPU/VIII/2015 memberikan
penjelasan bahwa penggantian kepala daerah dan wakil kepala
daerah yang tidak memenuhi syarat kesehatan atau berhalangan
tetap dapat dilakukan dengan cara mengubah posisi kepala
daerah menjadi wakil kepala daerah dan sebaliknya;
Partai politik atau gabungan parpol yang mengajukan
penggantian calon tidak dapat menarik dukungan atau
menambah dukungan dari partai politik lain.
13. MEKANISME PENUNDAAN TAHAPAN
PILKADA
Mekanisme penundaan tahapan pilkada dijelaskan
dalam Surat Edaran Nomor 443/KPU/VIII/2015.
Penundaan dilakukan jika setelah masa perpanjangan
pendaftaran ditutup, pasangan calon yang mendaftar
kurang dari dua pasangan calon.
Pengecualian penundaan dilakukan terhadap aktivitas
evaluasi, pelaporan dan penyelesaian sengketa.
Melakukan koordinasi dan menyampaikan keputusan
penundaan kepada DPRD dan kepala daerah.
14. MONITORING & SUPERVISI
PENCALONAN
KPU menerbitkan surat edaran Nomor 410/KPU/VII/2015
tentang Monitoring dan Supervisi Permasalahan
Pendaftaran Calon;
Monitoring dan supervisi dilakukan secara berjenjang;
KPU RI meminta KPU Provinsi melakukan identifikasi dan
kajian terhadap permasalahan yang terjadi di lapangan;
Jika dalam pendaftaran, petugas bekerja tidak sesuai
prosedur, KPU Provinsi melakukan klarifikasi,
pencermatan dan memerintahkan KPU Kabupaten/Kota
melakukan perbaikan prosedur;
Untuk memantau dan menghimpun informasi pelaksanaan
tahapan pilkada di seluruh Indonesia, KPU RI
mengembangkan sistem informasi tahapan pilkada (SITaP).
15. POTENSI TINDAK PIDANA PADA TAHAP
PENCALONAN
Pasangan calon yang menggunakan dokumen palsu untuk persyaratan
calon dan persyaratan pencalonan;
Anggota PPS, PPK, KPU Kabupaten/Kota dan KPU Provinsi
memalsukan daftar dukungan terhadap calon perseorangan;
Masyarakat menggunakan identitas diri palsu untuk mendukung pasangan
calon perseorangan;
Pasangan calon mengundurkan diri setelah penetapan pasangan calon;
Pimpinan partai politik menarik pasangan calonnya setelah ditetapkan
oleh KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota;
Penyelenggara pemilu menghilangkan dokumen persyaratan calon dan
persyaratan pencalonan;
Penyelenggara pemilu mengetahui pasangan calon menggunakan
dokumen palsu tetapi membiarkannya.
16. MEKANISME KAMPANYE
Pertemuan
Terbatas
Pertemuan Tatap
Muka
Kegiatan Jenis
Lain
DIBIAYAI PASLON DIBIAYAI KPU
Bahan
Kampanye
Alat Peraga
Kampanye
Iklan di Media
Massa
Debat Kandidat
17. POTENSI PELANGGARAN
KAMPANYE (1)
Kampanye di luar jadwal;
Menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya untuk memengaruhi pemilih;
Merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye;
Menggunakan fasilitas dan anggaran pemerintah dan pemerintah daerah;
Menerima atau memberi dana kampanye dari atau kepada pihak yang dilarang;
Memberikan keterangan yang tidak benar dalam laporan dana kampanye;
Tidak melaporkan sumbangan dana kampanye yang diterima kepada KPU;
Mempersoalkan dasar negara Pancasilla dan UUD 1945;
Menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, Pasangan Calon dan parpol;
Berkampanye dengan cara menghasut, memfitnah, mengadu domba Partai Politik, perseorangan, dan/atau kelompok
masyarakat;
Menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan kepada perseorangan, kelompok
masyarakat dan/atau Partai Politik;
Mengganggu kantibnas.
TINDAK PIDANA KAMPANYE
18. POTENSI PELANGGARAN KAMPANYE (2)
Menggunakan tempat ibadah untuk berkampanye;
Menggunakan tempat pendidikan untuk berkampanye;
Melakukan pawai dengan berjalan kaki atau konvoi kendaraan;
Menyebarkan bahan kampanye di luar yang difasilitasi oleh KPU;
Memasang alat peraga kampanye di luar yang difasilitasi oleh KPU;
Pemasangan iklan kampanye di media massa cetak dan elektronik di
luar yang difasilitasi oleh KPU;
PELANGGARAN ADMINISTRASI
KAMPANYE
19. MEKANISME PENYELESAIAN
PELANGGARAN KAMPANYE PILKADA
Penyelesaian pelanggaran dilakukan dengan cara menerima laporan,
meneliti laporan, melakukan klarifikasi dan melakukan kajian dan
mengambil keputusan;
Dalam melakukan klarifikasi, KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota
dan jajarannya dapat melakukan hal-hal sebagai berikut : (1) menggali,
mencari, dan menerima masukan dari berbagai pihak untuk kelengkapan
dan kejelasan pemahaman laporan Pelanggaran Administrasi Pemilu; (2)
memanggil para pihak; (3) meminta bukti-bukti pendukung; (4) melakukan
koordinasi dan/atau melibatkan Bawaslu atau Panwaslu sesuai dengan
tingkatannya.
Berdasarkan hasil penelitian, klarifikasi, kajian, konsultasi dan supervisi,
KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota dan jajarannya sampai ke
bawah memutuskan untuk menyatakan dugaan pelanggaran tersebut tidak
terbukti atau terbukti dan rekomendasi saksi yang dijatuhkan.
PENYELESAIAN PELANGGARAN ADMINISTRASI
KAMPANYE
20. MEKANISME TUNGSURA (1)
Terdaftar dalam DPT di TPS yang bersangkutan (Model A.3–KWK)
Terdaftar dalam DPTb-1 di TPS yang bersangkutan (Model A.Tb1-KWK)
Terdaftar dalam DPPh (Model A.4-KWK)
Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dan DPTb-1 yang menggunakan haknya pada hari dan
tanggal Pemungutan Suara dan didaftar dalam DPTb-2 (Model A.Tb2-KWK)
Pemilih yang terdaftar dalam DPTb-1 adalah Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT yang
didaftarkan paling lambat 7 hari setelah pengumuman DPT
Pemilih yang terdaftar dalam DPPh adalah Pemilih yang karena keadaan tertentu tidak dapat
menggunakan haknya untuk memilih di TPS tempat yang bersangkutan terdaftar dan memberikan
suara di TPS lain di provinsi dan/atau kabupaten/kota yang sedang menyelenggarakan Pemilihan
dalam satu wilayah
Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dan DPTb-1 menggunakan hak pilihnya dengan
ketentuan: (1) menunjukkan KTP, KK, Paspor, atau Identitas Lain kepada KPPS pada saat
Pemungutan Suara; (2) didaftar pada DPTb-2 ke dalam formulir Model A.Tb2-KWK
PEMILIH YANG BERHAK MENGGUNAKAN HAK PILIH
21. MEKANISME TUNGSURA (2)
Pemilih memberikan suara di TPS mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 13.00;
Pada pukul 13.00 waktu setempat, Ketua KPPS mengumumkan bahwa yang
diperbolehkan memberikan suara hanya Pemilih yang telah hadir di TPS yang
sedang menunggu giliran untuk memberikan suara;
Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dan DPTb-1 dapat menggunakan hak
pilihnya satu jam sebelum selesainya Pemungutan Suara di TPS;
Pemilih tunanetra, tunadaksa, atau penyandang cacat lainnya yang mempunyai
halangan fisik laindapat dibantu oleh pendamping yaitu anggota KPPS atau orang
lain atas permintaan Pemilih yang bersangkutan;
Pendamping yang ditunjuk membantu Pemilih wajib merahasiakan pilihan Pemilih
yang bersangkutan.
TATA CARA PEMUNGUTAN SUARA DI TPS
22. MEKANISME REKAPITULASI
Rekapitulasi penghitungan suara dilakukan dari tingkat PPK, KPU
Kabupaten/Kota dan KPU Provinsi;
Masing-masing pasangan calon dapat mengajukan saksi rekap maksimal 4
orang di PPK dan 2 orang di KPU Kabupaten/Kota dan KPU Provinsi;
Rekapitulasi dapat dihadiri oleh pemantau dalam negeri, pemantau luar negeri,
masyarakat dan instansi terkait;
Rekap di PPK dapat dilakukan secara bersamaan paling banyak empat
kelompok dengan mempertimbangkan jumlah TPS dan waktu yang tersedia;
Dalam hal pemilihan gubernur dan pemilihan bupati/wali kota dilakukan
secara bersamaan, rekapitulasi terlebih dulu dilaksanakan untuk pemilihan
gubernur;
PPK mengirim formulir rekap ke KPU Kabupaten/Kota untuk diunggah pada
laman KPU Kabupaten/Kota;
Saksi, panwas dan pemantau diberi kesempatan untuk mendokumentasikan
hasil rekap dalam bentuk foto dan video.
23. POTENSI TINDAK PIDANA PADA TAHAP TUNGSURA
DAN REKAP
Ketua dan anggota KPPS tidak membuat dan/atau menandatangani berita acara
perolehan suara;
Ketua dan anggota KPPS menggagalkan pelaksanaan pemungutan suara;
KPPS tidak memberikan salinan satu eksemplar berita cara pemungutan dan
penghitungan suara dan/atau sertifikat hasil penghitungan suara pada saksi calon;
KPPS tidak menjaga keamanan dan keutuhan kotak suara dan menyerahkan kotak
suara yang tersegel berisi yang berisi surat suara, berita acara pemungutan suara,
dan sertifikat hasil penghitungan suara kepada PPK pada hari yang sama;
PPS tidak mengumumkan hasl penghitungan suara di seluruh TPS di wilayah
kerjanya;
KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota tidak menetapkan hasil pemilihan;
Mengumumkan hasil penghitungan cepat pada hari/tanggal pemungutan suara;
Merusak, mengganggu dan mendistorsi sistem informasi penghitungan saura;