SlideShare a Scribd company logo
Pendahuluan :
Pengantar Logika Fuzzy
Pertemuan 1 dan 2
Agenda
1. Logika, Penalaran dan Pengambilan
Keputusan
2. Logika Biner(Klasik) dan logika (fuzzy)
3. Contoh aplikasi menggunakan fuzzy
• Logika fuzzy pertama kali
dikembangkan oleh Lotfi A.
Zadeh melalui tulisannya
pada tahun 1965 tentang
teori himpunan fuzzy.
• Lotfi Asker Zadeh adalah
seorang ilmuwan Amerika
Serikat berkebangsaan Iran
dari Universitas California
di Barkeley,
• Meskipun logika fuzzy dikembangkan di Amerika,
namun ia lebih populer dan banyak diaplikasikan
secara luas oleh praktisi Jepang dengan
mengadaptasikannya ke bidang kendali (control).
• Saat ini banyak dijual produk elektronik buatan
Jepang yang menerapkan prinsip logika fuzzy,
seperti mesin cuci, AC, dan lain-lain.
• Mengapa logika fuzzy yang ditemukan
di Amerika malah lebih banyak
ditemukan aplikasinya di negara
Jepang?
• Salah satu penjelasannya: kultur orang
Barat yang cenderung memandang
suatu persoalan sebagai hitam-putih,
ya-tidak, bersalah-tidak bersalah,
hitam-putih, ya-tidak, bersalah-tidak
bersalah, sukses-gagal, atau yang
setara dengan dunia logika biner( 0,1)
Aristoteles
• Sedangkan kultur orang Timur lebih
dapat menerima dunia “abu-abu” atau
fuzzy.
• Logika fuzzy umumnya diterapkan pada
masalah-masalah yang mengandung unsur
ketidakpastian (uncertainty), ketidaktepatan
(imprecise), noisy, dan sebagainya.
• Logika fuzzy menjembatani bahasa mesin yang
presisi dengan bahasa manusia yang
menekankan pada makna atau arti
(significance).
• Logika fuzzy dikembangkan berdasarkan
bahasa manusia (bahasa alami).
Mengapa Menggunakan Logika Fuzzy?
• Konsep logika fuzzy mudah dimengerti.
• Konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy
sangat sederhana dan mudah dimengerti.
• Logika fuzzy sangat fleksibel
• Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data
yang tidak tepat
• Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi
nonlinier yang sangat komplek
• Logika fuzzy dapat membangun dan
mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para
pakar secara langsung tanpa harus melalui proses
pelatihan.
• Logika fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-
teknik kendali secara konvensional.
• Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami.
Himpunan Fuzzy
• Logika fuzzy dikembangkan dari teori himpunan fuzzy.
• Himpunan klasik yang sudah dipelajari selama ini disebut himpunan
tegas (crisp set).
• Di dalam himpunan tegas, keanggotaan suatu unsur di dalam
himpunan dinyatakan secara tegas, apakah objek tersebut anggota
himpunan atau bukan.
• Untuk sembarang himpunan A, sebuah unsur x adalah anggota
himpunan apabila x terdapat atau terdefinisi di dalam A.
Contoh: A = {0, 4, 7, 8, 11}, maka 7  A, tetapi 5  A.
•
8
• Fungsi karakteristik, dilambangkan dengan , mendefinisikan
apakah suatu unsur dari semesta pembicaraan merupakan
anggota suatu himpunan atau bukan:
• Contoh 3.
Misalkan X = {1, 2, 3, 4, 5, 6} dan A  X, yang dalam hal ini A =
{1, 2, 5}. Kita menyatakan A sebagai
A = {(1,1), (2,1), (3,0), (4,0), (5,1), (6,0) }
Keterangan: (2,1) berarti A(2) = 1; (4,0) berarti A(4) = 0,
9






A
x
A
x
x
A
,
0
,
1
)
(

• Sekarang, tinjau V = himpunan kecepatan pelan
(yaitu v  20 km/jam).
• Apakah kecepatan v = 20,01 km/jam termasuk ke
dalam himpunan kecepatan pelan?
• Menurut himpunan tegas, 20,01 km/jam  V, tetapi
menurut himpunan fuzzy, 20,01 km/jam tidak ditolak
ke dalam himpunan V, tetapi diturunkan derajat
keanggotaannya.
10
• Di dalam teori himpunan fuzzy, keanggotaan suatu
elemen di dalam himpunan dinyatakan dengan derajat
keanggotaan (membership values) yang nilainya
terletak di dalam selang [0, 1].
Derajat keanggotaan ditentukan dengan fungsi
keanggotaan fuzzy:
A : X  [0, 1]
bandingkan fungsi keanggotaan pada teori himpunan
tegas:
A : X  {0, 1}
11
Arti derajat keanggotaan:
• jika A(x) = 1, maka x adalah anggota penuh
dari himpunan A
• jika A(x) = 0, maka x bukan anggota
himpunan A
• jika A(x) = , dengan 0 <  < 1, maka x adalah
anggota himpunan A dengan derajat
keanggotaan sebesar .
12
End of first time
Cara-Cara Menuliskan Himpunan Fuzzy:
• Cara 1: Sebagai himpunan pasangan berurutan
A = { (x1, A(x1)), (x2, A(x2)), …, (xn, A(xn)) }
Contoh 5. Misalkan
X = { becak, sepeda motor, mobil kodok(VW), mobil kijang, mobil carry }
A = himpunan kendaraan yang nyaman dipakai untuk bepergian jarak jauh
oleh keluarga besar (terdiri dari ayah, ibu, dan empat orang anak)
Didefinisikan bahwa,
x1 = becak, A(x1) = 0; x2 = sepeda motor, A(x2) = 0.1
x3 = mobil kodok, A(x3) = 0.5; x4 = mobil kijang, A(x4) = 1.0
x5 = mobil carry, A(x5) = 0.8;
maka, dalam himpunan fuzzy,
A = { (becak, 0), (sepeda motor, 0.1), (mobil kodok, 0.5),
(mobil kijang, 1.0), (mobil carry, 0.8) }
13
Cara-Cara Menuliskan Himpunan Fuzzy:
• Cara 2: Dinyatakan dengan menyebut fungsi
keanggotaan.
• Cara ini digunakan bila anggota himpunan fuzzy
bernilai menerus (riil).
Contoh 6. Misalkan
A = himpunan bilangan riil yang dekat dengan 2
maka, dalam himpunan fuzzy,
A = {(x, (x)) | (x) = 1/(1 + (x – 2)2 ) }
14
15
Cara 3: Dengan menuliskan sebagai
A = { A(x1)/x1 + A(x2)/x2 + … + A(xn)/xn } = { 

n
i
i
i
A x
x
1
/
)
(
 }
untuk X diskrit, atau
A = { X
A x
x /
)
(
 }
untuk X menerus (continue).
• Contoh 7.
(i) diskrit
X = himpunan bilangan bulat positif
A = bilangan bulat yang dekat 10
= { 0.1/7 + 0.5/8 + 1.0/10, 0.8/11 + 0.5/12 + 0.1/13 }
(ii) menerus (continue)
X = himpunan bilangan riil positif
A = bilangan riil yang dekat 10
=  1/(1 + (x – 10)2 / x
16
Perbandingan Crisp Set dan Fuzzy Set
• Pada crisp set  batas-batas himpunan tegas
• Pada fuzzt set  batas-batas himpunan kabur
X b X b
A a A a
Crisp Set Fuzzy Set
b  A b  A dengan A(b) = 
17
Komponen-komponen sistem fuzzy:
1. Variabel fuzzy
Contoh: umur, kecepatan, temperatur, dsb
2. Himpunan fuzzy
Grup yang mewakili kondisi tertentu dalam suatu
variabel fuzzy
Contoh: Variabel temperatur air dibagi menjadi 3
himpunan fuzzy: PANAS, DINGIN, SEJUK, dsb
18
KOMPONEN-KOMPONEN HIMPUNAN
FUZZY
3. Semesta pembicaraan
Keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk
dioperasikan dengan variabel fuzzy
Contoh: semesta pembicaraan variabel umur adalah
[0, ]
4. Domain
Keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk
doperasikan dalam suatu himpunan fuzzy
Contoh: DINGIN = [0, 15]
MUDA = [0, 35]
19
• Contoh 8: Misalkan variabel umur dibagi menjadi 3 kategori
MUDA : umur < 35 tahun
PARUHBAYA : 35  umur  55 tahun
TUA : umur > 55 tahun
Crisp Set
(x) (x) (x)
1 1 1
0 x 0 x 0 x
35 35 55 55
Jika x = 34 tahun  MUDA(x) = 1
Jika x = 35,5 tahun  MUDA(x) = 0  Tidak muda
20
Fuzzy Set
(x)
1 MUDA PARUHBAYA TUA
0.50
0.25
0 25 35 40 45 50 55 65 x (umur)
Jika x = 40  MUDA(x) = 0.25, PARUHBAYA(x) = 0.50, TUA(x) = 0
Jika x = 50  MUDA(x) = 0, PARUHBAYA(x) = 0.50, TUA(x) = 0.25
FUZZY SET LEBIH ADIL! 21
Fungsi Keanggotaan
1. Linier naik
(x)
1
x
0 a b
22












b
x
b
x
a
a
b
a
x
a
x
x
;
1
);
/(
)
(
;
0
)
(

a = nilai domain yang
mempunyai derajat
keanggotaan nol
b = nilai domain yang
mempunyai derajat
keanggotaan satu
x = nilai input yang
akan di ubah ke dalam
bilangan fuzzy
2. Linier turun
a = nilai domain yang mempunyai
derajat keanggotaan satu
b = nilai domain yang mempunyai
derajat keanggotaan nol
x = nilai input yang akan di ubah
ke dalam bilangan fuzzy
2. Segitiga
(x)
1
x
0 a b c
24
















c
x
b
b
c
b
x
b
x
a
a
b
a
x
c
x
a
x
x
;
/
)
(
);
/(
)
(
atau
;
0
)
(

3. Trapesium
(x)
1
x
0 a b c d
25




















d
x
c
c
d
x
d
c
x
b
b
x
a
a
b
a
x
d
x
a
x
x
);
/(
)
(
;
1
);
/(
)
(
atau
;
0
)
(

4. Represntasi Kurva S
• Kurva PERTUMBUHAN dan PENYUSUTAN merupakan
kurva-S atau sigmoid y g ang berhubungan dengan
kenaikan dan penurunan permukaan secara tak linear.
• Kurva-S didefinisikan dengan menggunakan 3
parameter, yaitu: nilai keanggotaan nol (0), nilai
keanggotaan lengkap (1), dan titik infleksi atau
crossover (0) yaitu titik yang memiliki domain 50%
50% benar
• Ada 2 keadaan himpunan fuzzy yg tak linear,yaitu :
– Kurva Pertumbuhan
– Kurva Penyusutan
4. 1 Kurva S untuk Pertumbuhan
Kurva-S untuk PERTUMBUHAN akan bergerak dari sisi paling kiri (nilai
keanggotaan = 0) ke sisi paling kanan (nilai keanggotaan = 1).
27


































x
x
x
x
x
x
x
S
;
1
;
))
/(
)
((
2
1
;
)
/(
)
(
2
;
0
)
,
,
;
( 2
2
4.2 Kurva S- PENYUSUTAN
Kurva-S untuk PENYUSUTAN akan bergerak dari sisi paling kanan
(nilai keanggotaan=1) ke sisi paling kiri (nilai keanggotaan=0)
seperti pada gambar
5. Representasi Kurva bentuk Lonceng
(bell Curve)
• Untuk merepresentasikan bilangan fuzzy,
biasanya digunakan kurva berbentuk lonceng,
terbagi atas 3 kelas, yaitu:
– himpunan fuzzy pi
– Himpunan beta
– Himpunan gauss
• Perbedaan ketiga kurva tersebut pada titik
gradiennya (Gradien suatu garis lurus adalah : Perbandingan antara
komponen y (ordinat) dan komponen x (absis) antara dua titik pada garis itu.
Gradien suatu garis biasanya dinotasikan dengan huruf kecil m. )
5.1 Kurva PI
• Kurva PI berbentuk lonceng dengan derajat keanggotaan 1
terletak pada pusat dengan domain (γ =alpha), dan lebar
kurva (β). Nilai kurva untuk suatu nilai domain x diberikan
sebagai, seperti terlihat pada gambar :
5.2 Kurva Lonceng (Beta)
• Yang membedakan kurva lonceng beta dengan jenis kurva lainnya adalah
gmbar kurva lonceng beta umumnya lebih rapat dan kurva ini didefinisikan
dengan 2 parameter (domain).
• Nilai pada domain yang menunjukkan pusat kurva (γ), dan nilai dari
setengah lebar kurva (β) seperti :
5.3 Kurva Gauss
• kurva GAUSS juga menggunakan (γ) untuk menunjukkan nilai
domain pada pusat kurva, dan (k) yang menunjukkan lebar
kurva. Nilai kurva untuk suatu nilai domain x diberikan
sebagai:
e = bilangan eulier
e = 2,7182.
• Contoh persoalan: Sebuah pabrik memproduksi
sepatu setiap hari. Permintaan sepatu dari
distributor tidak tentu, kadang naik dan kadang
turun. Permintaan tertinggi pernah mencapai 5000
pasang/hari, dan permintaan terkecil 1000
pasang/hari. Persediaan sepatu di gudang juga
bervariasi. Paling banyak mencapai 600 pasang/hari,
dan sedikitnya mencapai 100 pasang/hari.
Gambarkan fungsi keanggotaan yang cocok untuk
permintaan dan persediaan sepatu.
33
• Variabel fuzzy: permintaan dan persediaan
• Permintaan  ada 2 himpunan fuzzy: NAIK dan TURUN
TURUN NAIK
1
(x)
x
0 1000 5000
34











5000
;
0
5000
1000
;
4000
5000
1000
;
1
)
(
x
x
x
x
x
TURUN












5000
;
1
5000
1000
;
4000
1000
1000
;
0
)
(
x
x
x
x
x
NAIK

• Persediaan  ada 2 himpunan fuzzy: BANYAK dan SEDIKIT
SEDIKIT BANYAK
1
(x)
y
0 100 600
35











600
;
0
600
100
;
500
600
100
;
1
)
(
y
y
y
y
y
SEDIKIT












600
;
1
600
100
;
500
100
100
;
0
)
(
y
y
y
y
y
BANYAK

• Jika permintaan = 4000 pasang sepatu, maka
36
75
.
0
4000
1000
4000
)
4000
( 


NAIK

25
.
0
4000
4000
5000
)
4000
( 


TURUN

Evaluasi
• 1)Apa yang dimaksud dengan fuzzy logic?
• 2) Apa yang dimaksud dengan Fuzzy set?
• 3) slide dibawah dikerjakan
• Soal 7. Sebuah pabrik memproduksi tas anak2 setiap
hari. Permintaan tas dari distributor tidak tentu,
kadang naik dan kadang turun. Permintaan tertinggi
pernah mencapai 7500 pasang/hari, dan permintaan
terkecil 1000 pasang/hari. Persediaan tas di gudang
juga bervariasi. Paling banyak mencapai 500
pasang/hari, dan sedikitnya mencapai 150
pasang/hari.
1)Sebutkan komponen2 fuzzy dari soal diatas.
2)Gambarkan fungsi keanggotaan yang cocok untuk
permintaan dan persediaan tas
3) Hitung  dari - permintaan 5000
- persediaan 100 38
Refferensi
• Sri Kusumadewi, Hari Purnomo, Aplikasi Logika
Fuzzy untuk Pendukung Keputusan, Graha Ilmu
• S. N. Sivanandam, S. Sumathi and S. N. Deepa,
“Introduction to Fuzzy Logic using MATLAB”, 2007
• Ahmad M. Ibrahim, “Fuzzy Logic for Embedded
System Applications”, Elsevier, 2004
• Kwang H. Lee, “First Course on Fuzzy Theory and
Applications”, 2005
• Sri Kusumadewi, “Fuzzy Multi Attribute Decision
Making”, Graha Ilmu

More Related Content

What's hot

Teori graph: Eulerian dan Hamiltonian Graph
Teori graph: Eulerian dan Hamiltonian GraphTeori graph: Eulerian dan Hamiltonian Graph
Teori graph: Eulerian dan Hamiltonian Graph
Gadjah Mada University
 
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Kelinci Coklat
 
Penerapan Integral Tentu
Penerapan Integral TentuPenerapan Integral Tentu
Penerapan Integral TentuRizky Wulansari
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05
KuliahKita
 
Sebaran peluang-bersama
Sebaran peluang-bersamaSebaran peluang-bersama
Sebaran peluang-bersama
Welly Dian Astika
 
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUALPENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
Jenis dan operasi matriks
Jenis dan operasi matriksJenis dan operasi matriks
Jenis dan operasi matriksSafran Nasoha
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
Anton Fi
 
relasi himpunan
relasi himpunanrelasi himpunan
relasi himpunan
anggi syahputra
 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Silvia_Al
 
Sistem Inferensi Fuzzy.pptx
Sistem Inferensi Fuzzy.pptxSistem Inferensi Fuzzy.pptx
Sistem Inferensi Fuzzy.pptx
Sigit Prabowo
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
KuliahKita
 
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Fahrul Usman
 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
Kelinci Coklat
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar Linier
SartiniNuha
 
Distribusi variabel acak kontinyu
Distribusi variabel acak kontinyuDistribusi variabel acak kontinyu
Distribusi variabel acak kontinyu
Qorry Annisya
 
kekontinuan fungsi
kekontinuan fungsikekontinuan fungsi
kekontinuan fungsi
Riris Christiani Purba
 
pewarnaan graf
pewarnaan grafpewarnaan graf
pewarnaan graf
rukmono budi utomo
 

What's hot (20)

Bab 6 relasi
Bab 6 relasiBab 6 relasi
Bab 6 relasi
 
Teori graph: Eulerian dan Hamiltonian Graph
Teori graph: Eulerian dan Hamiltonian GraphTeori graph: Eulerian dan Hamiltonian Graph
Teori graph: Eulerian dan Hamiltonian Graph
 
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
 
Penerapan Integral Tentu
Penerapan Integral TentuPenerapan Integral Tentu
Penerapan Integral Tentu
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05
 
Sebaran peluang-bersama
Sebaran peluang-bersamaSebaran peluang-bersama
Sebaran peluang-bersama
 
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUALPENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
 
Jenis dan operasi matriks
Jenis dan operasi matriksJenis dan operasi matriks
Jenis dan operasi matriks
 
Turunan numerik
Turunan numerikTurunan numerik
Turunan numerik
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
 
relasi himpunan
relasi himpunanrelasi himpunan
relasi himpunan
 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
 
Sistem Inferensi Fuzzy.pptx
Sistem Inferensi Fuzzy.pptxSistem Inferensi Fuzzy.pptx
Sistem Inferensi Fuzzy.pptx
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
 
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar Linier
 
Distribusi variabel acak kontinyu
Distribusi variabel acak kontinyuDistribusi variabel acak kontinyu
Distribusi variabel acak kontinyu
 
kekontinuan fungsi
kekontinuan fungsikekontinuan fungsi
kekontinuan fungsi
 
pewarnaan graf
pewarnaan grafpewarnaan graf
pewarnaan graf
 

Similar to pert1_2fuzzy.pptx

06-fuzzy.ppt
06-fuzzy.ppt06-fuzzy.ppt
06-fuzzy.ppt
HaryantoRiswanda
 
06-fuzzy.ppt
06-fuzzy.ppt06-fuzzy.ppt
06-fuzzy.ppt
DennyHardiyanto2
 
Fuzzi its
Fuzzi itsFuzzi its
Fuzzi its
Achmad Fauzan
 
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataHimpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
DAVIDSTEVENSONSIMBOL
 
Mamdani-Sugeno-Tusakomoto.ppt
Mamdani-Sugeno-Tusakomoto.pptMamdani-Sugeno-Tusakomoto.ppt
Mamdani-Sugeno-Tusakomoto.ppt
TorkisNasution1
 
Pandahuluan sistem fuzzy
Pandahuluan sistem fuzzyPandahuluan sistem fuzzy
Pandahuluan sistem fuzzy
LarasWiranti2
 
Fuzi11 1
Fuzi11 1Fuzi11 1
Fuzi11 1
Ichsan Izatul
 
Logika fuzzy
Logika fuzzyLogika fuzzy
Logika fuzzy
Much Al-ziqni
 
01 sistem bilangan real
01 sistem bilangan real01 sistem bilangan real
01 sistem bilangan real
sri puji lestari
 
Kecerdasan Buatan
Kecerdasan BuatanKecerdasan Buatan
Kecerdasan Buatan
KikiRezkiLestari1
 
Uts kalkulus
Uts kalkulusUts kalkulus
Uts kalkulus
JulianGultom2
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupKabhi Na Kehna
 
2 - Logika Fuzzy.pptx
2 - Logika Fuzzy.pptx2 - Logika Fuzzy.pptx
2 - Logika Fuzzy.pptx
EdyKurniawan53
 
Uts kalkulus1
Uts kalkulus1Uts kalkulus1
Uts kalkulus1
JulianGultom2
 
Bil.riil
Bil.riilBil.riil
Bil.riil
EveeL
 
Logika fuzzy
Logika fuzzyLogika fuzzy
sukubanyak Teorema Sisa
sukubanyak Teorema Sisasukubanyak Teorema Sisa
sukubanyak Teorema Sisa
prawibawazka
 
Sistem pakar fuzzy logic
Sistem pakar fuzzy logicSistem pakar fuzzy logic
Sistem pakar fuzzy logic
IKHSAN MAHRURI
 
Fungsi Pecah
Fungsi PecahFungsi Pecah
Fungsi Pecah
Safran Nasoha
 
Pengantar Sistem Cerdas.pptx
Pengantar Sistem Cerdas.pptxPengantar Sistem Cerdas.pptx
Pengantar Sistem Cerdas.pptx
fachruddin07003
 

Similar to pert1_2fuzzy.pptx (20)

06-fuzzy.ppt
06-fuzzy.ppt06-fuzzy.ppt
06-fuzzy.ppt
 
06-fuzzy.ppt
06-fuzzy.ppt06-fuzzy.ppt
06-fuzzy.ppt
 
Fuzzi its
Fuzzi itsFuzzi its
Fuzzi its
 
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataHimpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
 
Mamdani-Sugeno-Tusakomoto.ppt
Mamdani-Sugeno-Tusakomoto.pptMamdani-Sugeno-Tusakomoto.ppt
Mamdani-Sugeno-Tusakomoto.ppt
 
Pandahuluan sistem fuzzy
Pandahuluan sistem fuzzyPandahuluan sistem fuzzy
Pandahuluan sistem fuzzy
 
Fuzi11 1
Fuzi11 1Fuzi11 1
Fuzi11 1
 
Logika fuzzy
Logika fuzzyLogika fuzzy
Logika fuzzy
 
01 sistem bilangan real
01 sistem bilangan real01 sistem bilangan real
01 sistem bilangan real
 
Kecerdasan Buatan
Kecerdasan BuatanKecerdasan Buatan
Kecerdasan Buatan
 
Uts kalkulus
Uts kalkulusUts kalkulus
Uts kalkulus
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
 
2 - Logika Fuzzy.pptx
2 - Logika Fuzzy.pptx2 - Logika Fuzzy.pptx
2 - Logika Fuzzy.pptx
 
Uts kalkulus1
Uts kalkulus1Uts kalkulus1
Uts kalkulus1
 
Bil.riil
Bil.riilBil.riil
Bil.riil
 
Logika fuzzy
Logika fuzzyLogika fuzzy
Logika fuzzy
 
sukubanyak Teorema Sisa
sukubanyak Teorema Sisasukubanyak Teorema Sisa
sukubanyak Teorema Sisa
 
Sistem pakar fuzzy logic
Sistem pakar fuzzy logicSistem pakar fuzzy logic
Sistem pakar fuzzy logic
 
Fungsi Pecah
Fungsi PecahFungsi Pecah
Fungsi Pecah
 
Pengantar Sistem Cerdas.pptx
Pengantar Sistem Cerdas.pptxPengantar Sistem Cerdas.pptx
Pengantar Sistem Cerdas.pptx
 

More from Valentino Selayan

pert3_4-fuzzy.pptx
pert3_4-fuzzy.pptxpert3_4-fuzzy.pptx
pert3_4-fuzzy.pptx
Valentino Selayan
 
pert7_8-fis-e28093-metode-sugeno.pptx
pert7_8-fis-e28093-metode-sugeno.pptxpert7_8-fis-e28093-metode-sugeno.pptx
pert7_8-fis-e28093-metode-sugeno.pptx
Valentino Selayan
 
tutorial-fuzzy-inferensi-system-dengan-matlab.docx
tutorial-fuzzy-inferensi-system-dengan-matlab.docxtutorial-fuzzy-inferensi-system-dengan-matlab.docx
tutorial-fuzzy-inferensi-system-dengan-matlab.docx
Valentino Selayan
 
Materi 8 Introduction to Fuzzy Logic.pdf
Materi 8 Introduction to Fuzzy Logic.pdfMateri 8 Introduction to Fuzzy Logic.pdf
Materi 8 Introduction to Fuzzy Logic.pdf
Valentino Selayan
 
LOGIKA FUZZY MATERI KULIAH-1.pdf
LOGIKA FUZZY MATERI KULIAH-1.pdfLOGIKA FUZZY MATERI KULIAH-1.pdf
LOGIKA FUZZY MATERI KULIAH-1.pdf
Valentino Selayan
 
LOGIKA FUZZY MATERI KULIAH.pdf
LOGIKA FUZZY MATERI KULIAH.pdfLOGIKA FUZZY MATERI KULIAH.pdf
LOGIKA FUZZY MATERI KULIAH.pdf
Valentino Selayan
 
pert_fuzzy-database.pptx
pert_fuzzy-database.pptxpert_fuzzy-database.pptx
pert_fuzzy-database.pptx
Valentino Selayan
 
pert5_fis.pptx
pert5_fis.pptxpert5_fis.pptx
pert5_fis.pptx
Valentino Selayan
 
pert6_-fis_mamdani.pptx
pert6_-fis_mamdani.pptxpert6_-fis_mamdani.pptx
pert6_-fis_mamdani.pptx
Valentino Selayan
 
Modul2-Tipe-data-identifier-dan-operator-02.pdf
Modul2-Tipe-data-identifier-dan-operator-02.pdfModul2-Tipe-data-identifier-dan-operator-02.pdf
Modul2-Tipe-data-identifier-dan-operator-02.pdf
Valentino Selayan
 
Modul_Praktikum_Algoritma_and_Pemrograma.pdf
Modul_Praktikum_Algoritma_and_Pemrograma.pdfModul_Praktikum_Algoritma_and_Pemrograma.pdf
Modul_Praktikum_Algoritma_and_Pemrograma.pdf
Valentino Selayan
 
1 3
1 31 3
1 1
1 11 1
1 sist. komputer_
1 sist. komputer_1 sist. komputer_
1 sist. komputer_
Valentino Selayan
 
1 installasi-xampp-dan-mysql (1)
1 installasi-xampp-dan-mysql (1)1 installasi-xampp-dan-mysql (1)
1 installasi-xampp-dan-mysql (1)Valentino Selayan
 
Chapter 7 transformers
Chapter 7 transformersChapter 7 transformers
Chapter 7 transformers
Valentino Selayan
 
Lecture 28 360 chapter 9_ power electronics inverters
Lecture 28 360 chapter 9_  power electronics invertersLecture 28 360 chapter 9_  power electronics inverters
Lecture 28 360 chapter 9_ power electronics inverters
Valentino Selayan
 
Sistem pengaturan kecepatan motor induksi rotor belitan
Sistem pengaturan kecepatan motor induksi rotor belitanSistem pengaturan kecepatan motor induksi rotor belitan
Sistem pengaturan kecepatan motor induksi rotor belitanValentino Selayan
 

More from Valentino Selayan (20)

pert3_4-fuzzy.pptx
pert3_4-fuzzy.pptxpert3_4-fuzzy.pptx
pert3_4-fuzzy.pptx
 
pert7_8-fis-e28093-metode-sugeno.pptx
pert7_8-fis-e28093-metode-sugeno.pptxpert7_8-fis-e28093-metode-sugeno.pptx
pert7_8-fis-e28093-metode-sugeno.pptx
 
tutorial-fuzzy-inferensi-system-dengan-matlab.docx
tutorial-fuzzy-inferensi-system-dengan-matlab.docxtutorial-fuzzy-inferensi-system-dengan-matlab.docx
tutorial-fuzzy-inferensi-system-dengan-matlab.docx
 
Materi 8 Introduction to Fuzzy Logic.pdf
Materi 8 Introduction to Fuzzy Logic.pdfMateri 8 Introduction to Fuzzy Logic.pdf
Materi 8 Introduction to Fuzzy Logic.pdf
 
LOGIKA FUZZY MATERI KULIAH-1.pdf
LOGIKA FUZZY MATERI KULIAH-1.pdfLOGIKA FUZZY MATERI KULIAH-1.pdf
LOGIKA FUZZY MATERI KULIAH-1.pdf
 
LOGIKA FUZZY MATERI KULIAH.pdf
LOGIKA FUZZY MATERI KULIAH.pdfLOGIKA FUZZY MATERI KULIAH.pdf
LOGIKA FUZZY MATERI KULIAH.pdf
 
pert_fuzzy-database.pptx
pert_fuzzy-database.pptxpert_fuzzy-database.pptx
pert_fuzzy-database.pptx
 
pert5_fis.pptx
pert5_fis.pptxpert5_fis.pptx
pert5_fis.pptx
 
pert6_-fis_mamdani.pptx
pert6_-fis_mamdani.pptxpert6_-fis_mamdani.pptx
pert6_-fis_mamdani.pptx
 
Modul2-Tipe-data-identifier-dan-operator-02.pdf
Modul2-Tipe-data-identifier-dan-operator-02.pdfModul2-Tipe-data-identifier-dan-operator-02.pdf
Modul2-Tipe-data-identifier-dan-operator-02.pdf
 
Modul_Praktikum_Algoritma_and_Pemrograma.pdf
Modul_Praktikum_Algoritma_and_Pemrograma.pdfModul_Praktikum_Algoritma_and_Pemrograma.pdf
Modul_Praktikum_Algoritma_and_Pemrograma.pdf
 
1 3
1 31 3
1 3
 
1 1
1 11 1
1 1
 
1 sist. komputer_00
1 sist. komputer_001 sist. komputer_00
1 sist. komputer_00
 
1 sist. komputer_00
1 sist. komputer_001 sist. komputer_00
1 sist. komputer_00
 
1 sist. komputer_
1 sist. komputer_1 sist. komputer_
1 sist. komputer_
 
1 installasi-xampp-dan-mysql (1)
1 installasi-xampp-dan-mysql (1)1 installasi-xampp-dan-mysql (1)
1 installasi-xampp-dan-mysql (1)
 
Chapter 7 transformers
Chapter 7 transformersChapter 7 transformers
Chapter 7 transformers
 
Lecture 28 360 chapter 9_ power electronics inverters
Lecture 28 360 chapter 9_  power electronics invertersLecture 28 360 chapter 9_  power electronics inverters
Lecture 28 360 chapter 9_ power electronics inverters
 
Sistem pengaturan kecepatan motor induksi rotor belitan
Sistem pengaturan kecepatan motor induksi rotor belitanSistem pengaturan kecepatan motor induksi rotor belitan
Sistem pengaturan kecepatan motor induksi rotor belitan
 

Recently uploaded

Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
RifkiAbrar2
 
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
afifsalim12
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
ssuser5e48eb
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
ymikhael4
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
narayafiryal8
 
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
RobiahIqlima
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
benediktusmaksy
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
ssuser0b6eb8
 

Recently uploaded (8)

Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
 
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
 
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
 

pert1_2fuzzy.pptx

  • 1. Pendahuluan : Pengantar Logika Fuzzy Pertemuan 1 dan 2
  • 2. Agenda 1. Logika, Penalaran dan Pengambilan Keputusan 2. Logika Biner(Klasik) dan logika (fuzzy) 3. Contoh aplikasi menggunakan fuzzy
  • 3. • Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy. • Lotfi Asker Zadeh adalah seorang ilmuwan Amerika Serikat berkebangsaan Iran dari Universitas California di Barkeley,
  • 4. • Meskipun logika fuzzy dikembangkan di Amerika, namun ia lebih populer dan banyak diaplikasikan secara luas oleh praktisi Jepang dengan mengadaptasikannya ke bidang kendali (control). • Saat ini banyak dijual produk elektronik buatan Jepang yang menerapkan prinsip logika fuzzy, seperti mesin cuci, AC, dan lain-lain.
  • 5. • Mengapa logika fuzzy yang ditemukan di Amerika malah lebih banyak ditemukan aplikasinya di negara Jepang? • Salah satu penjelasannya: kultur orang Barat yang cenderung memandang suatu persoalan sebagai hitam-putih, ya-tidak, bersalah-tidak bersalah, hitam-putih, ya-tidak, bersalah-tidak bersalah, sukses-gagal, atau yang setara dengan dunia logika biner( 0,1) Aristoteles • Sedangkan kultur orang Timur lebih dapat menerima dunia “abu-abu” atau fuzzy.
  • 6. • Logika fuzzy umumnya diterapkan pada masalah-masalah yang mengandung unsur ketidakpastian (uncertainty), ketidaktepatan (imprecise), noisy, dan sebagainya. • Logika fuzzy menjembatani bahasa mesin yang presisi dengan bahasa manusia yang menekankan pada makna atau arti (significance). • Logika fuzzy dikembangkan berdasarkan bahasa manusia (bahasa alami).
  • 7. Mengapa Menggunakan Logika Fuzzy? • Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. • Konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti. • Logika fuzzy sangat fleksibel • Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat • Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinier yang sangat komplek • Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan. • Logika fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik- teknik kendali secara konvensional. • Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami.
  • 8. Himpunan Fuzzy • Logika fuzzy dikembangkan dari teori himpunan fuzzy. • Himpunan klasik yang sudah dipelajari selama ini disebut himpunan tegas (crisp set). • Di dalam himpunan tegas, keanggotaan suatu unsur di dalam himpunan dinyatakan secara tegas, apakah objek tersebut anggota himpunan atau bukan. • Untuk sembarang himpunan A, sebuah unsur x adalah anggota himpunan apabila x terdapat atau terdefinisi di dalam A. Contoh: A = {0, 4, 7, 8, 11}, maka 7  A, tetapi 5  A. • 8
  • 9. • Fungsi karakteristik, dilambangkan dengan , mendefinisikan apakah suatu unsur dari semesta pembicaraan merupakan anggota suatu himpunan atau bukan: • Contoh 3. Misalkan X = {1, 2, 3, 4, 5, 6} dan A  X, yang dalam hal ini A = {1, 2, 5}. Kita menyatakan A sebagai A = {(1,1), (2,1), (3,0), (4,0), (5,1), (6,0) } Keterangan: (2,1) berarti A(2) = 1; (4,0) berarti A(4) = 0, 9       A x A x x A , 0 , 1 ) ( 
  • 10. • Sekarang, tinjau V = himpunan kecepatan pelan (yaitu v  20 km/jam). • Apakah kecepatan v = 20,01 km/jam termasuk ke dalam himpunan kecepatan pelan? • Menurut himpunan tegas, 20,01 km/jam  V, tetapi menurut himpunan fuzzy, 20,01 km/jam tidak ditolak ke dalam himpunan V, tetapi diturunkan derajat keanggotaannya. 10
  • 11. • Di dalam teori himpunan fuzzy, keanggotaan suatu elemen di dalam himpunan dinyatakan dengan derajat keanggotaan (membership values) yang nilainya terletak di dalam selang [0, 1]. Derajat keanggotaan ditentukan dengan fungsi keanggotaan fuzzy: A : X  [0, 1] bandingkan fungsi keanggotaan pada teori himpunan tegas: A : X  {0, 1} 11
  • 12. Arti derajat keanggotaan: • jika A(x) = 1, maka x adalah anggota penuh dari himpunan A • jika A(x) = 0, maka x bukan anggota himpunan A • jika A(x) = , dengan 0 <  < 1, maka x adalah anggota himpunan A dengan derajat keanggotaan sebesar . 12 End of first time
  • 13. Cara-Cara Menuliskan Himpunan Fuzzy: • Cara 1: Sebagai himpunan pasangan berurutan A = { (x1, A(x1)), (x2, A(x2)), …, (xn, A(xn)) } Contoh 5. Misalkan X = { becak, sepeda motor, mobil kodok(VW), mobil kijang, mobil carry } A = himpunan kendaraan yang nyaman dipakai untuk bepergian jarak jauh oleh keluarga besar (terdiri dari ayah, ibu, dan empat orang anak) Didefinisikan bahwa, x1 = becak, A(x1) = 0; x2 = sepeda motor, A(x2) = 0.1 x3 = mobil kodok, A(x3) = 0.5; x4 = mobil kijang, A(x4) = 1.0 x5 = mobil carry, A(x5) = 0.8; maka, dalam himpunan fuzzy, A = { (becak, 0), (sepeda motor, 0.1), (mobil kodok, 0.5), (mobil kijang, 1.0), (mobil carry, 0.8) } 13 Cara-Cara Menuliskan Himpunan Fuzzy:
  • 14. • Cara 2: Dinyatakan dengan menyebut fungsi keanggotaan. • Cara ini digunakan bila anggota himpunan fuzzy bernilai menerus (riil). Contoh 6. Misalkan A = himpunan bilangan riil yang dekat dengan 2 maka, dalam himpunan fuzzy, A = {(x, (x)) | (x) = 1/(1 + (x – 2)2 ) } 14
  • 15. 15 Cara 3: Dengan menuliskan sebagai A = { A(x1)/x1 + A(x2)/x2 + … + A(xn)/xn } = {   n i i i A x x 1 / ) (  } untuk X diskrit, atau A = { X A x x / ) (  } untuk X menerus (continue).
  • 16. • Contoh 7. (i) diskrit X = himpunan bilangan bulat positif A = bilangan bulat yang dekat 10 = { 0.1/7 + 0.5/8 + 1.0/10, 0.8/11 + 0.5/12 + 0.1/13 } (ii) menerus (continue) X = himpunan bilangan riil positif A = bilangan riil yang dekat 10 =  1/(1 + (x – 10)2 / x 16
  • 17. Perbandingan Crisp Set dan Fuzzy Set • Pada crisp set  batas-batas himpunan tegas • Pada fuzzt set  batas-batas himpunan kabur X b X b A a A a Crisp Set Fuzzy Set b  A b  A dengan A(b) =  17
  • 18. Komponen-komponen sistem fuzzy: 1. Variabel fuzzy Contoh: umur, kecepatan, temperatur, dsb 2. Himpunan fuzzy Grup yang mewakili kondisi tertentu dalam suatu variabel fuzzy Contoh: Variabel temperatur air dibagi menjadi 3 himpunan fuzzy: PANAS, DINGIN, SEJUK, dsb 18 KOMPONEN-KOMPONEN HIMPUNAN FUZZY
  • 19. 3. Semesta pembicaraan Keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan dengan variabel fuzzy Contoh: semesta pembicaraan variabel umur adalah [0, ] 4. Domain Keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk doperasikan dalam suatu himpunan fuzzy Contoh: DINGIN = [0, 15] MUDA = [0, 35] 19
  • 20. • Contoh 8: Misalkan variabel umur dibagi menjadi 3 kategori MUDA : umur < 35 tahun PARUHBAYA : 35  umur  55 tahun TUA : umur > 55 tahun Crisp Set (x) (x) (x) 1 1 1 0 x 0 x 0 x 35 35 55 55 Jika x = 34 tahun  MUDA(x) = 1 Jika x = 35,5 tahun  MUDA(x) = 0  Tidak muda 20
  • 21. Fuzzy Set (x) 1 MUDA PARUHBAYA TUA 0.50 0.25 0 25 35 40 45 50 55 65 x (umur) Jika x = 40  MUDA(x) = 0.25, PARUHBAYA(x) = 0.50, TUA(x) = 0 Jika x = 50  MUDA(x) = 0, PARUHBAYA(x) = 0.50, TUA(x) = 0.25 FUZZY SET LEBIH ADIL! 21
  • 22. Fungsi Keanggotaan 1. Linier naik (x) 1 x 0 a b 22             b x b x a a b a x a x x ; 1 ); /( ) ( ; 0 ) (  a = nilai domain yang mempunyai derajat keanggotaan nol b = nilai domain yang mempunyai derajat keanggotaan satu x = nilai input yang akan di ubah ke dalam bilangan fuzzy
  • 23. 2. Linier turun a = nilai domain yang mempunyai derajat keanggotaan satu b = nilai domain yang mempunyai derajat keanggotaan nol x = nilai input yang akan di ubah ke dalam bilangan fuzzy
  • 24. 2. Segitiga (x) 1 x 0 a b c 24                 c x b b c b x b x a a b a x c x a x x ; / ) ( ); /( ) ( atau ; 0 ) ( 
  • 25. 3. Trapesium (x) 1 x 0 a b c d 25                     d x c c d x d c x b b x a a b a x d x a x x ); /( ) ( ; 1 ); /( ) ( atau ; 0 ) ( 
  • 26. 4. Represntasi Kurva S • Kurva PERTUMBUHAN dan PENYUSUTAN merupakan kurva-S atau sigmoid y g ang berhubungan dengan kenaikan dan penurunan permukaan secara tak linear. • Kurva-S didefinisikan dengan menggunakan 3 parameter, yaitu: nilai keanggotaan nol (0), nilai keanggotaan lengkap (1), dan titik infleksi atau crossover (0) yaitu titik yang memiliki domain 50% 50% benar • Ada 2 keadaan himpunan fuzzy yg tak linear,yaitu : – Kurva Pertumbuhan – Kurva Penyusutan
  • 27. 4. 1 Kurva S untuk Pertumbuhan Kurva-S untuk PERTUMBUHAN akan bergerak dari sisi paling kiri (nilai keanggotaan = 0) ke sisi paling kanan (nilai keanggotaan = 1). 27                                   x x x x x x x S ; 1 ; )) /( ) (( 2 1 ; ) /( ) ( 2 ; 0 ) , , ; ( 2 2
  • 28. 4.2 Kurva S- PENYUSUTAN Kurva-S untuk PENYUSUTAN akan bergerak dari sisi paling kanan (nilai keanggotaan=1) ke sisi paling kiri (nilai keanggotaan=0) seperti pada gambar
  • 29. 5. Representasi Kurva bentuk Lonceng (bell Curve) • Untuk merepresentasikan bilangan fuzzy, biasanya digunakan kurva berbentuk lonceng, terbagi atas 3 kelas, yaitu: – himpunan fuzzy pi – Himpunan beta – Himpunan gauss • Perbedaan ketiga kurva tersebut pada titik gradiennya (Gradien suatu garis lurus adalah : Perbandingan antara komponen y (ordinat) dan komponen x (absis) antara dua titik pada garis itu. Gradien suatu garis biasanya dinotasikan dengan huruf kecil m. )
  • 30. 5.1 Kurva PI • Kurva PI berbentuk lonceng dengan derajat keanggotaan 1 terletak pada pusat dengan domain (γ =alpha), dan lebar kurva (β). Nilai kurva untuk suatu nilai domain x diberikan sebagai, seperti terlihat pada gambar :
  • 31. 5.2 Kurva Lonceng (Beta) • Yang membedakan kurva lonceng beta dengan jenis kurva lainnya adalah gmbar kurva lonceng beta umumnya lebih rapat dan kurva ini didefinisikan dengan 2 parameter (domain). • Nilai pada domain yang menunjukkan pusat kurva (γ), dan nilai dari setengah lebar kurva (β) seperti :
  • 32. 5.3 Kurva Gauss • kurva GAUSS juga menggunakan (γ) untuk menunjukkan nilai domain pada pusat kurva, dan (k) yang menunjukkan lebar kurva. Nilai kurva untuk suatu nilai domain x diberikan sebagai: e = bilangan eulier e = 2,7182.
  • 33. • Contoh persoalan: Sebuah pabrik memproduksi sepatu setiap hari. Permintaan sepatu dari distributor tidak tentu, kadang naik dan kadang turun. Permintaan tertinggi pernah mencapai 5000 pasang/hari, dan permintaan terkecil 1000 pasang/hari. Persediaan sepatu di gudang juga bervariasi. Paling banyak mencapai 600 pasang/hari, dan sedikitnya mencapai 100 pasang/hari. Gambarkan fungsi keanggotaan yang cocok untuk permintaan dan persediaan sepatu. 33
  • 34. • Variabel fuzzy: permintaan dan persediaan • Permintaan  ada 2 himpunan fuzzy: NAIK dan TURUN TURUN NAIK 1 (x) x 0 1000 5000 34            5000 ; 0 5000 1000 ; 4000 5000 1000 ; 1 ) ( x x x x x TURUN             5000 ; 1 5000 1000 ; 4000 1000 1000 ; 0 ) ( x x x x x NAIK 
  • 35. • Persediaan  ada 2 himpunan fuzzy: BANYAK dan SEDIKIT SEDIKIT BANYAK 1 (x) y 0 100 600 35            600 ; 0 600 100 ; 500 600 100 ; 1 ) ( y y y y y SEDIKIT             600 ; 1 600 100 ; 500 100 100 ; 0 ) ( y y y y y BANYAK 
  • 36. • Jika permintaan = 4000 pasang sepatu, maka 36 75 . 0 4000 1000 4000 ) 4000 (    NAIK  25 . 0 4000 4000 5000 ) 4000 (    TURUN 
  • 37. Evaluasi • 1)Apa yang dimaksud dengan fuzzy logic? • 2) Apa yang dimaksud dengan Fuzzy set? • 3) slide dibawah dikerjakan
  • 38. • Soal 7. Sebuah pabrik memproduksi tas anak2 setiap hari. Permintaan tas dari distributor tidak tentu, kadang naik dan kadang turun. Permintaan tertinggi pernah mencapai 7500 pasang/hari, dan permintaan terkecil 1000 pasang/hari. Persediaan tas di gudang juga bervariasi. Paling banyak mencapai 500 pasang/hari, dan sedikitnya mencapai 150 pasang/hari. 1)Sebutkan komponen2 fuzzy dari soal diatas. 2)Gambarkan fungsi keanggotaan yang cocok untuk permintaan dan persediaan tas 3) Hitung  dari - permintaan 5000 - persediaan 100 38
  • 39. Refferensi • Sri Kusumadewi, Hari Purnomo, Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung Keputusan, Graha Ilmu • S. N. Sivanandam, S. Sumathi and S. N. Deepa, “Introduction to Fuzzy Logic using MATLAB”, 2007 • Ahmad M. Ibrahim, “Fuzzy Logic for Embedded System Applications”, Elsevier, 2004 • Kwang H. Lee, “First Course on Fuzzy Theory and Applications”, 2005 • Sri Kusumadewi, “Fuzzy Multi Attribute Decision Making”, Graha Ilmu

Editor's Notes

  1. *keterangan : (2,1) adalah angka 2 termasuk himpunan A, sedangkan (4,0) adalah angka 4 bukan termasuk himpunan A