SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
Yori Apridonal M, M.Kom
LOGIKA
FUZZY
STMIK
ROYAL
SISTEM
KOMPUTE
R
DEFINISI
HIMPUNAN FUZZY
FUNGSI KEANGGOTAAN
OPERASI LOGIKA
DEFINISI
HIMPUNAN FUZZY
FUNGSI KEANGGOTAAN
OPERASI LOGIKA
 Fuzzy diperkenalkan oleh Dr. Lotfi Zadeh dari Universitas
California, Berkeley pada 1965. Logika Fuzzy
memungkinkan nilai keanggotaan antara 0 dan 1, tingkat
keabuan dan juga hitam dan putih, konsep tidak pasti
seperti "sedikit", "lumayan", dan "sangat".
 Logika Fuzzy adalah peningkatan dari logika Boolean
yang mengenalkan konsep kebenaran sebagian. Di mana
logika klasik menyatakan bahwa segala hal dapat
diekspresikan dalam istilah binary (0 atau 1, hitam atau
putih, ya atau tidak), logika fuzzy menggantikan
kebenaran boolean dengan tingkat kebenaran.
DEFINISI
DEFINISI
Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk
memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output.
DEFINISI
Diantara input dan output terdapat black box.
Di dalam black box terdapat proses yang
tidak diketahui, bisa didekati dengan
pendekatan sistem linear, ekonometri,
interpolasi, sistem pakar atau logika fuzzy.
 1. Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Konsep
matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat
sederhana dan mudah dimengerti.
 2. Logika fuzzy sangat fleksibel.
 3. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang
tidak tepat.
 4. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi
nonlinear yang sangat kompleks.
 5. Logika fuzzy dapat membangun dan
mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar
secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan.
 6. Logika fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-
teknik kendali secara konvensional.
 7. Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami.
ALASAN DIGUNAKANNYA
LOGIKA FUZZY
APLIKASI LOGIKA FUZZY
 Pada tahun 1990 pertama kali
dibuat mesin cuci dengan logika
fuzzy di Jepang (Matsushita
Electric Industrial Company).
 Sistem fuzzy digunakan untuk
menentukan putaran yang tepat
secara otomatis.
 Input yang digunakan adalah:
seberapa kotor pakaian, jenis
kotoran, dan banyaknya pakaian
yang dicuci.
 Mesin ini menggunakan sensor optik ,
mengeluarkan cahaya ke air dan mengukur
bagaimana cahaya tersebut sampai ke ujung lainnya.
Makin kotor, maka sinar yang sampai makin redup.
Disamping itu, sistem juga dapat menentukan
jenis kotoran (noda atau minyak).
APLIKASI LOGIKA FUZZY
 Transmisi otomatis pada mobil. Mobil Nissan telah
menggunakan sistem fuzzy pada transmisi
otomatis, dan mampu menghemat bensin 12 – 17%.
 Ilmu kedokteran dan biologi, seperti penelitian
kanker, manipulasi peralatan prostetik, dll.
 Ilmu lingkungan, seperti kendali kualitas air,
prediksi cuaca, dll.
 Teknik, seperti perancangan jaringan komputer,
prediksi adanya gempa bumi, dll.
APLIKASI LOGIKA FUZZY
DEFINISI
HIMPUNAN FUZZY
FUNGSI KEANGGOTAAN
OPERASI LOGIKA
 Merupakan perluasan dari teori logika Boolean yang menyatakan
tingkat angka 1 atau 0 atau pernyataan benar atau salah.
 Dimana nilai keanggotaan suatu item x dalam suatu himpunan A
(ditulis A[x]) kemungkinan adalah 2 :
 Satu (1), artinya x adalah anggota A
 Nol (0), artinya x bukan anggota A
 Contoh 1 :
Jika diketahui :
S={1,2,3,4,5,6}
A={1,2,3}
B={3,4,5}
maka :
 Nilai kaanggotaan 2 pada A, A[2] = 1, karena 2A
 Nilai kaanggotaan 4 pada A, A[4] = 0, karena 4 A
 Nilai kaanggotaan 2 pada B ????????
 Nilai kaanggotaan 5 pada B ????????
HIMPUNAN FUZZY
“Jika suhu lebih tinggi atau sama dengan 80 oF, maka suhu disebut
panas, sebaliknya disebut tidak panas”
CONTOH 2
CONTOH 2
Kasus :
Suhu = 100 oF, maka Panas
Suhu = 80.1 oF, maka Panas
Suhu = 79.9 oF, maka tidak panas
Suhu = 50 oF, maka tidak panas
If Suhu ≥ 80 oF, disebut panas
If Suhu < 80 oF, disebut tidak
panas
CONTOH 2
Kasus :
Suhu = 100 oF, maka Panas
Suhu = 80.1 oF, maka Panas
Suhu = 79.9 oF, maka tidak panas
Suhu = 50 oF, maka tidak panas
If Suhu ≥ 80 oF, disebut panas
If Suhu < 80 oF, disebut tidak
panas
CONTOH 2
• Dari keterangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
pemakaian himpunan crisp (tegas) untuk menyatakan suhu
sangat riskan, karena dengan adanya perubahan yang
kecil saja terhadap nilai mengakibatkan perbedaan
kategori yang cukup signifikan.
• Ada problem-problem yang terlalu kompleks untuk
didefinisikan secara tepat.
CONTOH 2
• Maka dari itu, himpunan fuzzy digunakan untuk
mengantisipasi keadaan tersebut.
• Pengalokasian suhu dapat berada di dalam 2 himpunan
yang berbeda.
• Misalnya suhu dapat berada di dalam himpunan DINGIN
dan SEDANG, SEDANG dan PANAS, dan sebagainya.
Dan seberapa besar nilai eksistensinya dalam himpunan
tersebut dapat dilihat dari nilai keanggotaannya
CONTOH 3
Misal variabel umur dibagi menjadi 3 katagori :
MUDA umur <35 tahun
PAROBAYA umur 35 ≤ umur ≤ 55 tahun
TUA umur > 55 tahun
Muda
1
0
[x]
35
[x]
Parobaya
1
0 35 55
Tua
1
0 55
[x]
Keanggotaan himpunan biasa (crisp) umur muda dan parobaya
CONTOH 3
• Apabila seseorang berusia 34 tahun, maka ia dikatakan
MUDA
• Apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan
TIDAK MUDA
• Apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan
PAROBAYA
• Apabila seseorang berusia 35 tahun kurang 1 hari, maka
ia dikatakan TIDAK PAROBAYA
• Apabila seseorang berusia 55 tahun, maka ia dikatakan
TIDAK TUA
• Apabila seseorang berusia 55 tahun lebih ½ hari, maka ia
dikatakan TUA
• Dari sini bisa dikatakan bahwa pemakaian himpunan crisp
untuk menyatakan umur tidak adil, adanya perubahan
kecil saja pada suatu nilai mengakibatkan perbedaan
katagori yang cukup signifikan
• Himpunan fuzzy digunakan untuk mengantisipasi hal
tersebut. Sesorang dapat masuk dalam 2 himpunan yang
berbeda. MUDA dan PAROBAYA, PAROBAYA dan TUA,
dsb. Seberapa besar eksistensinya dapat dilihat pada
nilai/derajat keanggotaannya.
0,5
1 Tua
Muda
0 35
25 45 55 65
40 50
Parobaya
[x]
0,25
Gambar : Himpunan fuzzy untuk variabel umur :
Apabila x memiliki nilai keanggotaan fuzzy A[x]=0 berarti x tidak menjad
anggota himpunan A, demikian pula apabila x memiliki nilai keanggotaan fuzzy
µA[x]=1 berarti x menjadi anggota penuh pada himpunan A.
ATRIBUT HIMPUNAN FUZZY
• Variabel Fuzzy : nilai yang akan di ukur. Contoh : berat
badan, tinggi badan.
• Semesta Pembicara / Himpunan Semesta : Keseluruhan
nilai yang boleh di operasikan dalam suatu variable fuzzy.
Contoh : [0-100], [1-150].
• Domain : keseluruhan nilai yang diijinkan dalam semesta
dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy.
Contoh : Muda [1-45]
Parohbaya [35-55]
Tua [45-100]
HIMPUNAN FUZZY
VARIABEL? SEMESTA? DOMAIN?
DEFINISI
HIMPUNAN FUZZY
FUNGSI KEANGGOTAAN
OPERASI LOGIKA
FUNGSI KEANGGOTAAN HIMPUNAN FUZZY
(MEMBERSHIP FUNCTION)
1. Representasi linier
Contoh:
Fungsi keanggotaan
untuk himpunan PANAS
pada variabel
temperatur ruangan
seperti terlihat pada
Gambar
 Panas (27) = ????
 Panas (34) = ????
1
FUNGSI KEANGGOTAAN HIMPUNAN FUZZY
(MEMBERSHIP FUNCTION)
 Adalah suatu fungsi (kurva) yang menunjukkan pemetaan titik-titik input
data ke dalam nilai keanggotaannya (derajat keanggotaan) yang
memiliki interval antara 0 sampai 1.
 Ada beberapa fungsi yang bisa digunakan :
1. Representasi linier
1
FUNGSI KEANGGOTAAN HIMPUNAN FUZZY
(MEMBERSHIP FUNCTION)
1. Representasi linier
Contoh:
Fungsi keanggotaan
untuk himpunan DINGIN
pada variabel
temperatur ruangan
seperti terlihat pada
Gambar
 dingin (25) = ????
 dingin (17) = ????
1
2. Representasi segitiga
(triangular)
Ditentukan oleh 3 parameter
{a, b, c} sebagai berikut :
 





























x
c
c
x
b
b
c
x
c
b
x
a
a
b
a
x
a
x
c
b
a
x
triangle
,
0
,
,
,
0
,
,
:
Fungsi keanggotaan untuk himpunan
NORMAL pada variabel temperatur
ruangan seperti terlihat pada Gambar
2
3. Representasi Trapesium
Ditentukan oleh 4 parameter
{a,b,c,d} sebagai berikut :
 































x
d
d
x
c
c
d
x
d
c
x
b
b
x
a
a
b
a
x
a
x
d
c
b
a
x
trapezoid
,
0
,
,
1
,
,
0
,
,
,
;
Fungsi keanggotaan untuk himpunan
NORMAL pada variabel temperatur
ruangan seperti terlihat pada Gambar
3
REPRESENTASI BENTUK BAHU
Daerah yang terletak di tengah-
tengah suatu variabel yang
direpresentasikan dalam bentuk
segitiga, pada sisi kanan dan
kirinya akan naik dan turun (misalkan:
DINGIN bergerak ke SEJUK bergerak
ke
HANGAT dan bergerak ke PANAS).
Tetapi terkadang salah satu sisi dari
variabel tersebut tidak mengalami
perubahan. Sebagai contoh, apabila
telah mencapai kondisi PANAS,
kenaikan temperatur akan tetap
berada pada kondisi PANAS.
Himpunan fuzzy ‘bahu’, bukan
segitiga, digunakan
untuk mengakhiri variabel suatu
daerah fuzzy. Bahu kiri bergerak
dari
4
REPRESENTASI BENTUK S
Kurva PERTUMBUHAN dan
PENYUSUTAN merupakan kurva-S
atau sigmoid yang berhubungan
dengan kenaikan dan penurunan
permukaan
secara tak linear.
Kurva-S untuk PERTUMBUHAN
akan bergerak dari sisi paling kiri
(nilai
keanggotaan = 0) ke sisi paling kanan
(nilai keanggotaan = 1). Fungsi
keanggotaannya akan tertumpu
pada 50% nilai keanggotaannya
yang
sering disebut dengan titik infleksi
Kurva-S untuk PENYUSUTAN akan
bergerak dari sisi paling kanan (nilai
keanggotaan = 1) ke sisi paling kiri
(nilai keanggotaan = 0)
5
REPRESENTASI BENTUK S
Kurva-S didefinisikan dengan menggunakan 3 parameter, yaitu: nilai
keanggotaan nol (α), nilai keanggotaan lengkap (γ), dan titik infleksi atau crossover
(β) yaitu titik yang memiliki domain 50% benar.
5
REPRESENTASI BENTUK S
Contoh
Fungsi keanggotaan untuk himpunan
TUA pada variabel umur seperti
terlihat pada Gambar
 tua (42) = ????
5
REPRESENTASI BENTUK S
Contoh
Fungsi keanggotaan untuk himpunan
MUDA pada variabel umur seperti
terlihat pada Gambar
 Muda (37)
5
REPRESENTASI BENTUK LONCENG
(BELL CURVE)
Untuk merepresentasikan bilangan fuzzy, biasanya
digunakan kurva berbentuk lonceng. Kurva berbentuk
lonceng ini terbagi atas 3 kelas, yaitu:
• himpunan fuzzy PI,
• beta,
• Gauss.
6
REPRESENTASI BENTUK LONCENG
(BELL CURVE)
Kurva PI
Kurva PI berbentuk lonceng dengan derajat keanggotaan 1 terletak
pada
pusat dengan domain (γ), dan lebar kurva (β) seperti terlihat pada
Gambar
6
REPRESENTASI BENTUK LONCENG
(BELL CURVE)
Kurva Beta
Seperti halnya kurva PI, kurva BETA juga berbentuk lonceng namun lebih
rapat. Kurva ini juga didefinisikan dengan 2 parameter, yaitu nilai pada
domain yang menunjukkan pusat kurva (γ), dan setengah lebar kurva (β)
seperti terlihat pada Gambar
Salah satu perbedaan mencolok kurva
BETA dari kurva PI adalah, fungsi
keanggotaannya akan mendekati nol
hanya jika nilai (β) sangat besar.
6
REPRESENTASI BENTUK LONCENG
(BELL CURVE)
Kurva Beta
Fungsi keanggotaan untuk himpunan
SETENGAH BAYA pada variabel
umur seperti terlihat pada Gambar
6
REPRESENTASI BENTUK LONCENG
(BELL CURVE)
Kurva Gauss
Jika kurva PI dan kurva BETA menggunakan 2 parameter yaitu (γ) dan
(β), kurva GAUSS juga menggunakan (γ) untuk menunjukkan nilai
domain pada pusat kurva, dan (k) yang menunjukkan lebar kurva
6
DEFINISI
HIMPUNAN FUZZY
FUNGSI KEANGGOTAAN
OPERASI LOGIKA
 Operasi logika adalah operasi yang mengkombinasikan dan
memodifikasi 2 atau lebih himpunan fuzzy. Nilai keanggotaan baru
hasil operasi dua himpunan disebut firing strength atau  predikat,
ada 3 operasi dasar yang diciptakan oleh Zadeh :
1. Operator AND, berhubungan dengan operasi
intersection pada himpunan,  predikat diperoleh dengan
mengambil nilai minimum antar kedua himpunan.
AB = min(A[x], B[y])
Misal nilai keanggotaan umur 27 pada himpunan muda adalah
MUDA[27] = 0,6
dan nilai keanggotaan 2 juta pada himpunan penghasilan TINGGI
adalah GAJITINGGI[2juta] = 0,8
maka -predikat untuk usia MUDA dan berpenghasilan
TINGGI adalah nilai keanggotaan minimum :
MUDAGAJITINGGI = min( MUDA[27], 
GAJITINGGI[2juta])
= min (0,6 ; 0,8)
= 0,6
OPERASI LOGIKA
(OPERASI HIMPUNAN FUZZY)
2. Operator OR, berhubungan dengan operasi union pada
himpunan,  predikat diperoleh dengan mengambil nilai
maximum antar kedua himpunan.
AB = max(A[x], B[y])
Misal nilai keanggotaan umur 27 pada himpunan muda adalah
MUDA[27] = 0,6 dan nilai keanggotaan 2 juta pada himpunan
penghasilan TINGGI adalah GAJITINGGI[2juta] = 0,8
maka -predikat untuk usia MUDA atau berpenghasilan TINGGI
adalah nilai keanggotaan maksimum :
MUDA  GAJITINGGI = max(MUDA[27], GAJITINGGI[2juta])
= max (0,6 ; 0,8)
= 0,8
3. Operasi NOT, berhubungan dengan operasi komplemen
pada himpunan,  predikat diperoleh dengan mengurangkan
nilai keanggotaan elemen pada himpunan dari 1.
Misal nilai keanggotaan umur 27 pada himpunan muda
adalah MUDA[27]= 0,6 maka -predikat untuk usia TIDAK
MUDA adalah :
MUDA’[27] = 1 - MUDA[27
= 1 - 0,6
= 0,4
2 - Logika Fuzzy.pptx

More Related Content

What's hot

Stochastic models
Stochastic modelsStochastic models
Stochastic modelsPT Lion Air
 
Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Az'End Love
 
Presentasi fuzzy logic (Logika Fuzzy)
Presentasi fuzzy logic (Logika Fuzzy)Presentasi fuzzy logic (Logika Fuzzy)
Presentasi fuzzy logic (Logika Fuzzy)radar radius
 
Uji normalitas dan homogenitas
Uji normalitas dan homogenitasUji normalitas dan homogenitas
Uji normalitas dan homogenitasastiariani14
 
02 - Penyajian Data (Distribusi Frekuensi).pdf
02 - Penyajian Data (Distribusi Frekuensi).pdf02 - Penyajian Data (Distribusi Frekuensi).pdf
02 - Penyajian Data (Distribusi Frekuensi).pdfElvi Rahmi
 
bidang lengkung dan garis lengkung di dalam ruang
bidang lengkung dan garis lengkung di dalam ruangbidang lengkung dan garis lengkung di dalam ruang
bidang lengkung dan garis lengkung di dalam ruangAyu Febriyanti
 
Materi 3 - distribusi frekuensi
Materi 3 - distribusi frekuensiMateri 3 - distribusi frekuensi
Materi 3 - distribusi frekuensiYunita Dwi Jayanti
 
Teori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiTeori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiSeptian Amri
 
Review Jurnal Sistem Pakar Metode Certainty Factor
Review Jurnal Sistem Pakar Metode Certainty FactorReview Jurnal Sistem Pakar Metode Certainty Factor
Review Jurnal Sistem Pakar Metode Certainty FactorAry Darma
 
Bagian 4 realisme dan anti - realisme
Bagian 4   realisme dan anti - realismeBagian 4   realisme dan anti - realisme
Bagian 4 realisme dan anti - realismeNanda Reda
 
Distribusi diskrit dan data kategorik
Distribusi diskrit dan data kategorikDistribusi diskrit dan data kategorik
Distribusi diskrit dan data kategorikDarnah Andi Nohe
 
Analisis & interpretasi
Analisis & interpretasiAnalisis & interpretasi
Analisis & interpretasiJoni Iswanto
 
P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS
P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS
P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 
Sistem pakar fuzzy logic
Sistem pakar fuzzy logicSistem pakar fuzzy logic
Sistem pakar fuzzy logicIKHSAN MAHRURI
 

What's hot (20)

Stochastic models
Stochastic modelsStochastic models
Stochastic models
 
Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4
 
Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z
 
Presentasi fuzzy logic (Logika Fuzzy)
Presentasi fuzzy logic (Logika Fuzzy)Presentasi fuzzy logic (Logika Fuzzy)
Presentasi fuzzy logic (Logika Fuzzy)
 
Kecerdasan ganda
Kecerdasan gandaKecerdasan ganda
Kecerdasan ganda
 
Uji normalitas dan homogenitas
Uji normalitas dan homogenitasUji normalitas dan homogenitas
Uji normalitas dan homogenitas
 
Fuzzi its
Fuzzi itsFuzzi its
Fuzzi its
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
02 - Penyajian Data (Distribusi Frekuensi).pdf
02 - Penyajian Data (Distribusi Frekuensi).pdf02 - Penyajian Data (Distribusi Frekuensi).pdf
02 - Penyajian Data (Distribusi Frekuensi).pdf
 
bidang lengkung dan garis lengkung di dalam ruang
bidang lengkung dan garis lengkung di dalam ruangbidang lengkung dan garis lengkung di dalam ruang
bidang lengkung dan garis lengkung di dalam ruang
 
Materi 3 - distribusi frekuensi
Materi 3 - distribusi frekuensiMateri 3 - distribusi frekuensi
Materi 3 - distribusi frekuensi
 
Sejarah Phi (π)
Sejarah Phi (π)Sejarah Phi (π)
Sejarah Phi (π)
 
Teori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiTeori bilangan bab ii
Teori bilangan bab ii
 
Aplikasi teori bilangan
Aplikasi teori bilanganAplikasi teori bilangan
Aplikasi teori bilangan
 
Review Jurnal Sistem Pakar Metode Certainty Factor
Review Jurnal Sistem Pakar Metode Certainty FactorReview Jurnal Sistem Pakar Metode Certainty Factor
Review Jurnal Sistem Pakar Metode Certainty Factor
 
Bagian 4 realisme dan anti - realisme
Bagian 4   realisme dan anti - realismeBagian 4   realisme dan anti - realisme
Bagian 4 realisme dan anti - realisme
 
Distribusi diskrit dan data kategorik
Distribusi diskrit dan data kategorikDistribusi diskrit dan data kategorik
Distribusi diskrit dan data kategorik
 
Analisis & interpretasi
Analisis & interpretasiAnalisis & interpretasi
Analisis & interpretasi
 
P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS
P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS
P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS
 
Sistem pakar fuzzy logic
Sistem pakar fuzzy logicSistem pakar fuzzy logic
Sistem pakar fuzzy logic
 

Similar to 2 - Logika Fuzzy.pptx

Contohpeyelesaianlogikafuzzy 130409001438-phpapp01
Contohpeyelesaianlogikafuzzy 130409001438-phpapp01Contohpeyelesaianlogikafuzzy 130409001438-phpapp01
Contohpeyelesaianlogikafuzzy 130409001438-phpapp01Khoerul Umam
 
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataHimpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataDAVIDSTEVENSONSIMBOL
 
PENGERTIAN TENTANG KONSEP DASAR SISTEM FUZZY
PENGERTIAN TENTANG KONSEP DASAR SISTEM FUZZYPENGERTIAN TENTANG KONSEP DASAR SISTEM FUZZY
PENGERTIAN TENTANG KONSEP DASAR SISTEM FUZZYimamd8172
 
Contoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzyContoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzyZaenal Khayat
 
Pandahuluan sistem fuzzy
Pandahuluan sistem fuzzyPandahuluan sistem fuzzy
Pandahuluan sistem fuzzyLarasWiranti2
 
Makalah Fuzzy Logic Dan Penerapannya
Makalah Fuzzy Logic Dan PenerapannyaMakalah Fuzzy Logic Dan Penerapannya
Makalah Fuzzy Logic Dan Penerapannyaradar radius
 
Bahan Ajar Statistik.pdf
Bahan Ajar Statistik.pdfBahan Ajar Statistik.pdf
Bahan Ajar Statistik.pdfPhatieQawaRe
 
Mamdani-Sugeno-Tusakomoto.ppt
Mamdani-Sugeno-Tusakomoto.pptMamdani-Sugeno-Tusakomoto.ppt
Mamdani-Sugeno-Tusakomoto.pptTorkisNasution1
 
MODUL LOGIKA FUZZY.docx
MODUL LOGIKA FUZZY.docxMODUL LOGIKA FUZZY.docx
MODUL LOGIKA FUZZY.docxBaharFaizin
 
modul-7-fuzzy-logic.ppt
modul-7-fuzzy-logic.pptmodul-7-fuzzy-logic.ppt
modul-7-fuzzy-logic.pptAntGinting
 

Similar to 2 - Logika Fuzzy.pptx (20)

Contohpeyelesaianlogikafuzzy 130409001438-phpapp01
Contohpeyelesaianlogikafuzzy 130409001438-phpapp01Contohpeyelesaianlogikafuzzy 130409001438-phpapp01
Contohpeyelesaianlogikafuzzy 130409001438-phpapp01
 
Bab 7-logika-fuzzy
Bab 7-logika-fuzzyBab 7-logika-fuzzy
Bab 7-logika-fuzzy
 
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataHimpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
 
PENGERTIAN TENTANG KONSEP DASAR SISTEM FUZZY
PENGERTIAN TENTANG KONSEP DASAR SISTEM FUZZYPENGERTIAN TENTANG KONSEP DASAR SISTEM FUZZY
PENGERTIAN TENTANG KONSEP DASAR SISTEM FUZZY
 
Kecerdasan Buatan
Kecerdasan BuatanKecerdasan Buatan
Kecerdasan Buatan
 
Fuzi11 1
Fuzi11 1Fuzi11 1
Fuzi11 1
 
Logika fuzzy
Logika fuzzyLogika fuzzy
Logika fuzzy
 
Contoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzyContoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzy
 
06-fuzzy.ppt
06-fuzzy.ppt06-fuzzy.ppt
06-fuzzy.ppt
 
06-fuzzy.ppt
06-fuzzy.ppt06-fuzzy.ppt
06-fuzzy.ppt
 
pert1_2fuzzy.pptx
pert1_2fuzzy.pptxpert1_2fuzzy.pptx
pert1_2fuzzy.pptx
 
Pandahuluan sistem fuzzy
Pandahuluan sistem fuzzyPandahuluan sistem fuzzy
Pandahuluan sistem fuzzy
 
Makalah Fuzzy Logic Dan Penerapannya
Makalah Fuzzy Logic Dan PenerapannyaMakalah Fuzzy Logic Dan Penerapannya
Makalah Fuzzy Logic Dan Penerapannya
 
Bahan Ajar Statistik.pdf
Bahan Ajar Statistik.pdfBahan Ajar Statistik.pdf
Bahan Ajar Statistik.pdf
 
Mamdani-Sugeno-Tusakomoto.ppt
Mamdani-Sugeno-Tusakomoto.pptMamdani-Sugeno-Tusakomoto.ppt
Mamdani-Sugeno-Tusakomoto.ppt
 
Logika fuzzy
Logika fuzzyLogika fuzzy
Logika fuzzy
 
Sesi 3 (1).pptx
Sesi 3 (1).pptxSesi 3 (1).pptx
Sesi 3 (1).pptx
 
MODUL LOGIKA FUZZY.docx
MODUL LOGIKA FUZZY.docxMODUL LOGIKA FUZZY.docx
MODUL LOGIKA FUZZY.docx
 
modul-7-fuzzy-logic.ppt
modul-7-fuzzy-logic.pptmodul-7-fuzzy-logic.ppt
modul-7-fuzzy-logic.ppt
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 

Recently uploaded

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 

Recently uploaded (20)

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 

2 - Logika Fuzzy.pptx

  • 1. Yori Apridonal M, M.Kom LOGIKA FUZZY STMIK ROYAL SISTEM KOMPUTE R
  • 4.  Fuzzy diperkenalkan oleh Dr. Lotfi Zadeh dari Universitas California, Berkeley pada 1965. Logika Fuzzy memungkinkan nilai keanggotaan antara 0 dan 1, tingkat keabuan dan juga hitam dan putih, konsep tidak pasti seperti "sedikit", "lumayan", dan "sangat".  Logika Fuzzy adalah peningkatan dari logika Boolean yang mengenalkan konsep kebenaran sebagian. Di mana logika klasik menyatakan bahwa segala hal dapat diekspresikan dalam istilah binary (0 atau 1, hitam atau putih, ya atau tidak), logika fuzzy menggantikan kebenaran boolean dengan tingkat kebenaran. DEFINISI
  • 5. DEFINISI Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output.
  • 6. DEFINISI Diantara input dan output terdapat black box. Di dalam black box terdapat proses yang tidak diketahui, bisa didekati dengan pendekatan sistem linear, ekonometri, interpolasi, sistem pakar atau logika fuzzy.
  • 7.  1. Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti.  2. Logika fuzzy sangat fleksibel.  3. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat.  4. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinear yang sangat kompleks.  5. Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan.  6. Logika fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik- teknik kendali secara konvensional.  7. Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami. ALASAN DIGUNAKANNYA LOGIKA FUZZY
  • 8. APLIKASI LOGIKA FUZZY  Pada tahun 1990 pertama kali dibuat mesin cuci dengan logika fuzzy di Jepang (Matsushita Electric Industrial Company).  Sistem fuzzy digunakan untuk menentukan putaran yang tepat secara otomatis.  Input yang digunakan adalah: seberapa kotor pakaian, jenis kotoran, dan banyaknya pakaian yang dicuci.
  • 9.  Mesin ini menggunakan sensor optik , mengeluarkan cahaya ke air dan mengukur bagaimana cahaya tersebut sampai ke ujung lainnya. Makin kotor, maka sinar yang sampai makin redup. Disamping itu, sistem juga dapat menentukan jenis kotoran (noda atau minyak). APLIKASI LOGIKA FUZZY
  • 10.  Transmisi otomatis pada mobil. Mobil Nissan telah menggunakan sistem fuzzy pada transmisi otomatis, dan mampu menghemat bensin 12 – 17%.  Ilmu kedokteran dan biologi, seperti penelitian kanker, manipulasi peralatan prostetik, dll.  Ilmu lingkungan, seperti kendali kualitas air, prediksi cuaca, dll.  Teknik, seperti perancangan jaringan komputer, prediksi adanya gempa bumi, dll. APLIKASI LOGIKA FUZZY
  • 12.  Merupakan perluasan dari teori logika Boolean yang menyatakan tingkat angka 1 atau 0 atau pernyataan benar atau salah.  Dimana nilai keanggotaan suatu item x dalam suatu himpunan A (ditulis A[x]) kemungkinan adalah 2 :  Satu (1), artinya x adalah anggota A  Nol (0), artinya x bukan anggota A  Contoh 1 : Jika diketahui : S={1,2,3,4,5,6} A={1,2,3} B={3,4,5} maka :  Nilai kaanggotaan 2 pada A, A[2] = 1, karena 2A  Nilai kaanggotaan 4 pada A, A[4] = 0, karena 4 A  Nilai kaanggotaan 2 pada B ????????  Nilai kaanggotaan 5 pada B ???????? HIMPUNAN FUZZY
  • 13. “Jika suhu lebih tinggi atau sama dengan 80 oF, maka suhu disebut panas, sebaliknya disebut tidak panas” CONTOH 2
  • 14. CONTOH 2 Kasus : Suhu = 100 oF, maka Panas Suhu = 80.1 oF, maka Panas Suhu = 79.9 oF, maka tidak panas Suhu = 50 oF, maka tidak panas If Suhu ≥ 80 oF, disebut panas If Suhu < 80 oF, disebut tidak panas
  • 15. CONTOH 2 Kasus : Suhu = 100 oF, maka Panas Suhu = 80.1 oF, maka Panas Suhu = 79.9 oF, maka tidak panas Suhu = 50 oF, maka tidak panas If Suhu ≥ 80 oF, disebut panas If Suhu < 80 oF, disebut tidak panas
  • 16. CONTOH 2 • Dari keterangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pemakaian himpunan crisp (tegas) untuk menyatakan suhu sangat riskan, karena dengan adanya perubahan yang kecil saja terhadap nilai mengakibatkan perbedaan kategori yang cukup signifikan. • Ada problem-problem yang terlalu kompleks untuk didefinisikan secara tepat.
  • 17. CONTOH 2 • Maka dari itu, himpunan fuzzy digunakan untuk mengantisipasi keadaan tersebut. • Pengalokasian suhu dapat berada di dalam 2 himpunan yang berbeda. • Misalnya suhu dapat berada di dalam himpunan DINGIN dan SEDANG, SEDANG dan PANAS, dan sebagainya. Dan seberapa besar nilai eksistensinya dalam himpunan tersebut dapat dilihat dari nilai keanggotaannya
  • 18. CONTOH 3 Misal variabel umur dibagi menjadi 3 katagori : MUDA umur <35 tahun PAROBAYA umur 35 ≤ umur ≤ 55 tahun TUA umur > 55 tahun Muda 1 0 [x] 35 [x] Parobaya 1 0 35 55 Tua 1 0 55 [x] Keanggotaan himpunan biasa (crisp) umur muda dan parobaya
  • 19. CONTOH 3 • Apabila seseorang berusia 34 tahun, maka ia dikatakan MUDA • Apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan TIDAK MUDA • Apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan PAROBAYA • Apabila seseorang berusia 35 tahun kurang 1 hari, maka ia dikatakan TIDAK PAROBAYA • Apabila seseorang berusia 55 tahun, maka ia dikatakan TIDAK TUA • Apabila seseorang berusia 55 tahun lebih ½ hari, maka ia dikatakan TUA
  • 20. • Dari sini bisa dikatakan bahwa pemakaian himpunan crisp untuk menyatakan umur tidak adil, adanya perubahan kecil saja pada suatu nilai mengakibatkan perbedaan katagori yang cukup signifikan • Himpunan fuzzy digunakan untuk mengantisipasi hal tersebut. Sesorang dapat masuk dalam 2 himpunan yang berbeda. MUDA dan PAROBAYA, PAROBAYA dan TUA, dsb. Seberapa besar eksistensinya dapat dilihat pada nilai/derajat keanggotaannya.
  • 21. 0,5 1 Tua Muda 0 35 25 45 55 65 40 50 Parobaya [x] 0,25 Gambar : Himpunan fuzzy untuk variabel umur : Apabila x memiliki nilai keanggotaan fuzzy A[x]=0 berarti x tidak menjad anggota himpunan A, demikian pula apabila x memiliki nilai keanggotaan fuzzy µA[x]=1 berarti x menjadi anggota penuh pada himpunan A.
  • 22. ATRIBUT HIMPUNAN FUZZY • Variabel Fuzzy : nilai yang akan di ukur. Contoh : berat badan, tinggi badan. • Semesta Pembicara / Himpunan Semesta : Keseluruhan nilai yang boleh di operasikan dalam suatu variable fuzzy. Contoh : [0-100], [1-150]. • Domain : keseluruhan nilai yang diijinkan dalam semesta dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy. Contoh : Muda [1-45] Parohbaya [35-55] Tua [45-100]
  • 25. FUNGSI KEANGGOTAAN HIMPUNAN FUZZY (MEMBERSHIP FUNCTION) 1. Representasi linier Contoh: Fungsi keanggotaan untuk himpunan PANAS pada variabel temperatur ruangan seperti terlihat pada Gambar  Panas (27) = ????  Panas (34) = ???? 1
  • 26. FUNGSI KEANGGOTAAN HIMPUNAN FUZZY (MEMBERSHIP FUNCTION)  Adalah suatu fungsi (kurva) yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya (derajat keanggotaan) yang memiliki interval antara 0 sampai 1.  Ada beberapa fungsi yang bisa digunakan : 1. Representasi linier 1
  • 27. FUNGSI KEANGGOTAAN HIMPUNAN FUZZY (MEMBERSHIP FUNCTION) 1. Representasi linier Contoh: Fungsi keanggotaan untuk himpunan DINGIN pada variabel temperatur ruangan seperti terlihat pada Gambar  dingin (25) = ????  dingin (17) = ???? 1
  • 28. 2. Representasi segitiga (triangular) Ditentukan oleh 3 parameter {a, b, c} sebagai berikut :                                x c c x b b c x c b x a a b a x a x c b a x triangle , 0 , , , 0 , , : Fungsi keanggotaan untuk himpunan NORMAL pada variabel temperatur ruangan seperti terlihat pada Gambar 2
  • 29. 3. Representasi Trapesium Ditentukan oleh 4 parameter {a,b,c,d} sebagai berikut :                                  x d d x c c d x d c x b b x a a b a x a x d c b a x trapezoid , 0 , , 1 , , 0 , , , ; Fungsi keanggotaan untuk himpunan NORMAL pada variabel temperatur ruangan seperti terlihat pada Gambar 3
  • 30. REPRESENTASI BENTUK BAHU Daerah yang terletak di tengah- tengah suatu variabel yang direpresentasikan dalam bentuk segitiga, pada sisi kanan dan kirinya akan naik dan turun (misalkan: DINGIN bergerak ke SEJUK bergerak ke HANGAT dan bergerak ke PANAS). Tetapi terkadang salah satu sisi dari variabel tersebut tidak mengalami perubahan. Sebagai contoh, apabila telah mencapai kondisi PANAS, kenaikan temperatur akan tetap berada pada kondisi PANAS. Himpunan fuzzy ‘bahu’, bukan segitiga, digunakan untuk mengakhiri variabel suatu daerah fuzzy. Bahu kiri bergerak dari 4
  • 31. REPRESENTASI BENTUK S Kurva PERTUMBUHAN dan PENYUSUTAN merupakan kurva-S atau sigmoid yang berhubungan dengan kenaikan dan penurunan permukaan secara tak linear. Kurva-S untuk PERTUMBUHAN akan bergerak dari sisi paling kiri (nilai keanggotaan = 0) ke sisi paling kanan (nilai keanggotaan = 1). Fungsi keanggotaannya akan tertumpu pada 50% nilai keanggotaannya yang sering disebut dengan titik infleksi Kurva-S untuk PENYUSUTAN akan bergerak dari sisi paling kanan (nilai keanggotaan = 1) ke sisi paling kiri (nilai keanggotaan = 0) 5
  • 32. REPRESENTASI BENTUK S Kurva-S didefinisikan dengan menggunakan 3 parameter, yaitu: nilai keanggotaan nol (α), nilai keanggotaan lengkap (γ), dan titik infleksi atau crossover (β) yaitu titik yang memiliki domain 50% benar. 5
  • 33. REPRESENTASI BENTUK S Contoh Fungsi keanggotaan untuk himpunan TUA pada variabel umur seperti terlihat pada Gambar  tua (42) = ???? 5
  • 34. REPRESENTASI BENTUK S Contoh Fungsi keanggotaan untuk himpunan MUDA pada variabel umur seperti terlihat pada Gambar  Muda (37) 5
  • 35. REPRESENTASI BENTUK LONCENG (BELL CURVE) Untuk merepresentasikan bilangan fuzzy, biasanya digunakan kurva berbentuk lonceng. Kurva berbentuk lonceng ini terbagi atas 3 kelas, yaitu: • himpunan fuzzy PI, • beta, • Gauss. 6
  • 36. REPRESENTASI BENTUK LONCENG (BELL CURVE) Kurva PI Kurva PI berbentuk lonceng dengan derajat keanggotaan 1 terletak pada pusat dengan domain (γ), dan lebar kurva (β) seperti terlihat pada Gambar 6
  • 37. REPRESENTASI BENTUK LONCENG (BELL CURVE) Kurva Beta Seperti halnya kurva PI, kurva BETA juga berbentuk lonceng namun lebih rapat. Kurva ini juga didefinisikan dengan 2 parameter, yaitu nilai pada domain yang menunjukkan pusat kurva (γ), dan setengah lebar kurva (β) seperti terlihat pada Gambar Salah satu perbedaan mencolok kurva BETA dari kurva PI adalah, fungsi keanggotaannya akan mendekati nol hanya jika nilai (β) sangat besar. 6
  • 38. REPRESENTASI BENTUK LONCENG (BELL CURVE) Kurva Beta Fungsi keanggotaan untuk himpunan SETENGAH BAYA pada variabel umur seperti terlihat pada Gambar 6
  • 39. REPRESENTASI BENTUK LONCENG (BELL CURVE) Kurva Gauss Jika kurva PI dan kurva BETA menggunakan 2 parameter yaitu (γ) dan (β), kurva GAUSS juga menggunakan (γ) untuk menunjukkan nilai domain pada pusat kurva, dan (k) yang menunjukkan lebar kurva 6
  • 41.  Operasi logika adalah operasi yang mengkombinasikan dan memodifikasi 2 atau lebih himpunan fuzzy. Nilai keanggotaan baru hasil operasi dua himpunan disebut firing strength atau  predikat, ada 3 operasi dasar yang diciptakan oleh Zadeh : 1. Operator AND, berhubungan dengan operasi intersection pada himpunan,  predikat diperoleh dengan mengambil nilai minimum antar kedua himpunan. AB = min(A[x], B[y]) Misal nilai keanggotaan umur 27 pada himpunan muda adalah MUDA[27] = 0,6 dan nilai keanggotaan 2 juta pada himpunan penghasilan TINGGI adalah GAJITINGGI[2juta] = 0,8 maka -predikat untuk usia MUDA dan berpenghasilan TINGGI adalah nilai keanggotaan minimum : MUDAGAJITINGGI = min( MUDA[27],  GAJITINGGI[2juta]) = min (0,6 ; 0,8) = 0,6 OPERASI LOGIKA (OPERASI HIMPUNAN FUZZY)
  • 42. 2. Operator OR, berhubungan dengan operasi union pada himpunan,  predikat diperoleh dengan mengambil nilai maximum antar kedua himpunan. AB = max(A[x], B[y]) Misal nilai keanggotaan umur 27 pada himpunan muda adalah MUDA[27] = 0,6 dan nilai keanggotaan 2 juta pada himpunan penghasilan TINGGI adalah GAJITINGGI[2juta] = 0,8 maka -predikat untuk usia MUDA atau berpenghasilan TINGGI adalah nilai keanggotaan maksimum : MUDA  GAJITINGGI = max(MUDA[27], GAJITINGGI[2juta]) = max (0,6 ; 0,8) = 0,8
  • 43. 3. Operasi NOT, berhubungan dengan operasi komplemen pada himpunan,  predikat diperoleh dengan mengurangkan nilai keanggotaan elemen pada himpunan dari 1. Misal nilai keanggotaan umur 27 pada himpunan muda adalah MUDA[27]= 0,6 maka -predikat untuk usia TIDAK MUDA adalah : MUDA’[27] = 1 - MUDA[27 = 1 - 0,6 = 0,4