SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Materi Ceramah Diklatpim III Badan Diklat Prov. Lampung




                       Tri Widodo W. Utomo
          Kepala Pusat Kajian Manajemen Kebijakan (KMK)
Data Pribadi

Nama         : Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
TTL          : Yogyakarta, 15-07-1968
NIP          : 19680715 199401 1 001
Jabatan     : Kepala Pusat Kajian Manajemen Kebijakan/
              Peneliti Utama Bidang Administrasi Publik
Gol/Pangkat : IV-c / Pembina Utama Muda
Alamat Ktr   : Jl. Veteran No. 10 Jakarta
               Telp. 021-3868202 ext. 179; Fax. 021-3800187
Alamt Rmh    : Villa Melati Mas Blok M6/12A, Serpong
               Tangerang Selatan, HP. 0819-503-4500
                                                      PKMK LAN-RI
WILAYAH NEGARA RI




    Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
     Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan
                              undang-undang (Pasal 25A)

Awal 2004: 32 prov & 434 kab/kota.        Jumlah pulau: 17.508
Awal 2009: 33 prov & 497 kab/kota.        Luas: 1.919.440 km2 (terluas ke-15 di dunia)
PKMK LAN-RI
 Bell (1988, dalam Prasojo 2008): “Negara
  nasional terlalu kecil untuk mengatur &
  mengurus masalah2 yg sangat besar, tetapi
  terlalu besar untuk mengatur & mengurus
  masalah2 yg sangat kecil”.
 Pemencaran tanggungjawab antar level
  pemerintahan dapat dilakukan melalui
  desentralisasi atau melalui dekonsentrasi.
 Hakekat pemencaran terhadap urusan tertentu
  tadi adalah tidak dikenalnya tanggung jawab
  yg bersifat tunggal & utuh dalam
  penyelenggaraan fungsi/urusan pemerintahan.
Desentralisasi
(Rondinelli & WB, 1999)


    Political decentralization;
    Administrative decentralization:
        Deconcentration
        Delegation
        Devolution
    Fiscal decentralization;
    Market decentralization.
                                        PKMK LAN-RI
5 Tipologi Desentralisasi
(Smith, 2001)




                            PKMK LAN-RI
 Gelombang desentralisasi berjalan seiring dengan gerakan
  demokratisasi  Gomes (2003: 57): Decentralization and
  democracy are engaged in an intricate dance.
 Gerakan demokratisasi yg fenomenal di dunia terjadi di
  Perancis pada 1789, yg mengubah rezim monarkhi absolut
  menjadi negara modern berdasarkan konstitusi.
 Work (2002: 5): desentralisasi menjadi pusat perhatian pada
  tahun 1950-an dan 1960-an ketika Inggris & Perancis
  mempersiapkan kemerdekaan bagi negeri-negeri jajahannya.
 Mayoritas negara modern di dunia baru menggulirkan
  desentralisasi mulai awal tahun 1970-an, yg dikatakan
  Diamond (1999) sbg ”wave of political decentralization
  throughout the world since the 1970s”.
Sumber: Utomo, 2009
Sumber: Smith, 2001
Decentralized governance, when carefully
   planned, effectively implemented, and appropriately
  managed, can lead to significant improvement in the
   welfare of people at the local level, the cumulative
      effect of which can lead to enhanced human
development. In addition, if decentralization involves real
     devolution of power to local levels, the enabling
    environment for poverty reduction is likely to be
stronger. On the contrary, badly planned decentralization
   can worsen regional inequalities. Left to their own
devices, richer regions are likely to develop faster than
poor ones. And a system of matching grants, intended by
 central government to motivate local government to raise
     funds, typically exacerbates regional disparities.
1.   Irisan antara urusan / kepentingan Pusat dengan urusan / kepentingan Prov.
2.   Irisan antara kepentingan Pusat dengan kepentingan Kab/Kota.
3.   Irisan antara kepentingan Provinsi dengan kepentingan Kab/Kota.
4.   Irisan antara kepentingan Pusat, Provinsi dan Kab/Kota.
Otonomi Daerah dlm Kerangka NKRI

    1. Pemencaran / Pembagian
       Urusan;
    2. Perimbangan Keuangan;
    3. Harmonisasi Peraturan
       Perundangan.
Pemerintah
              DEKONSENTRASI     Administratif /
                                  Wilayah
                               • Kanwil/Kandep
                               • Kepala Wilayah

               PEMERINTAH
PRIVATISASI      PUSAT             DELEGASI


• Swasta                       • Otorita
• BOT                          • BUMN
• BOO                          • Nusakambangan
• BOL
• DLL         DESENTRALISASI    Daerah Otonom
                               • Provinsi
                               • Kab/Kota
(Berdasar UU No. 10/2004)



    UUD 1945
    UU / Perpu
    PP
    Peraturan Presiden      • Sinkronisasi
                            • Harmonisasi


    Perda
Pembangunan Negara Bangsa
(Nation-State) Dalam Konteks
Otonomi Daerah

Apakah Otda akan memperkuat sentimen
kedaerahan? ATAU …
Otda justru merupakan strategi penguatan
negara bangsa?
Esensi OTDA adalah:

• Mengakui kemajemukan daerah …
• Menghormati perbedaan sejarah &
  budaya …
• Mempromosikan keragaman potensi
  daerah …
• Mengokohkan kepercayaan (trust) &
  pemberdayaan (empowerment) …
PKMK LAN-RI
 Indonesia dibangun diatas fondasi
  kemajemukan, sehingga menjelma menjadi
  Multi-cultural Nation State, BUKAN Mono-
  cultural Nation State.
 Keragaman & kemajemukan merupakan ciri
  paling prinsipil NKRI.
 Keragaman & kemajemukan justru akan
  menjadi penopang tegaknya kesatuan RI dari
  ancaman disintegrasi bangsa  esensi
  Bhinneka Tunggal Ika (although in pieces yet
  one) – “Sutasoma” Mpu Tantular.
 OTDA by design adalah strategi penguatan
  negara bangsa (nation state)!!
Bagaimana kinerja OTDA
dalam pembangunan negara
   bangsa (nation state)?




    Lihat hasil survei …
Komitmen Kebangsaan (ke-Indonesia-an)




   Survei Kedaerahan & Kebangsaan dalam Demokrasi (LSI, 2007)
Rasa/Sentimen Kedaerahan




Survei Kedaerahan & Kebangsaan dalam Demokrasi (LSI, 2007)
Dukungan thd Otonomi Daerah




Survei Kedaerahan & Kebangsaan dalam Demokrasi (LSI, 2007)
Kondisi Sebelum & Sesudah Otonomi Daerah - 1




      Survei Kedaerahan & Kebangsaan dalam Demokrasi (LSI, 2007)
Kondisi Sebelum & Sesudah Otonomi Daerah - 2




      Survei Kedaerahan & Kebangsaan dalam Demokrasi (LSI, 2007)
Kesimpulan LSI (2007)
 Dilihat dari sikap dan perilaku politik warga, OTDA yg sudah
  berjalan sampai hari ini belum mampu menjembatani
  kedaerahan dan keindonesiaan. OTDA juga belum mampu
  menyerap keragaman dalam keindonesiaan.
 Hubungan antara kedaerahan dan keindonesiaan masih
  negatif, dan sentimen kedaerahan lebih banyak dibanding
  keindonesiaan.
 Sumber utama dari belum mampunya OTDA menjembatani
  kedaerahan dan keindonesiaan, belum mampunya menciptakan
  sistem politik yg kongruen antara pusat dan daerah, adalah
  kinerja OTDA yg dinilai belum menciptakan keadaan lebih baik
  dibanding sistem pemerintahan sebelumnya.
 Namun demikian, tidak terkaitnya secara berarti antara OTDA
  dan keindonesiaan masih tertolong berkat demokrasi.
  Demokrasi-lah yg menggerus kedaerahan, bukan OTDA.
Penutup
 OTDA memiliki korelasi positif dengan pembangunan negara
  bangsa, meskipun kontribusinya belum cukup signifikan.
 Perlu perbaikan beberapa dimensi OTDA, khususnya dalam hal
  penguatan paham konstitusionalisme dalam UUD 1945 dengan
  lebih memperkokoh segala jenis keistimewaan & keragaman
  daerah (mis. Yogya).
 Jika perlu, revisi UU No. 32/2004 dijadikan sbg momentum
   untuk mengembalikan kekayaan budaya dan warisan sejarah
   bangsa masa silam.
 Penerapan Desentralisasi Asimetris sesuai dengan fakta historis
   dan kebutuhan aktual masing2 daerah. Desentralisasi Asimetris
   adalah jaminan tegaknya NKRI.
 Peningkatan kinerja pemerintahan scr lebih serius dengan
  menekan berbagai penyimpangan & penguatan profesionalisme
  SDM aparatur.
® Tri Widodo W Utomo

More Related Content

What's hot

Perkembangan otonomi daerah
Perkembangan otonomi daerahPerkembangan otonomi daerah
Perkembangan otonomi daerah
samiaji
 
ppt otonomi daerah
ppt otonomi daerahppt otonomi daerah
ppt otonomi daerah
Mardhiya96
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Dadang Solihin
 
Otonomi Daerah (PKN kelas IX)
Otonomi Daerah (PKN kelas  IX)Otonomi Daerah (PKN kelas  IX)
Otonomi Daerah (PKN kelas IX)
Azizahluthfi
 
Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008
Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008
Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008
taufanfahri
 
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerahKel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
Indriati Dewi
 

What's hot (20)

Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Perkembangan otonomi daerah
Perkembangan otonomi daerahPerkembangan otonomi daerah
Perkembangan otonomi daerah
 
ppt otonomi daerah
ppt otonomi daerahppt otonomi daerah
ppt otonomi daerah
 
Kumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomiKumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomi
 
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerahPaper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
 
otonomi daerah
otonomi daerahotonomi daerah
otonomi daerah
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
 
Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan
Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasanChapter 1 dan 2 manajemen perbatasan
Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
 
Otonomi Daerah
Otonomi DaerahOtonomi Daerah
Otonomi Daerah
 
Otonomi Daerah (PKN kelas IX)
Otonomi Daerah (PKN kelas  IX)Otonomi Daerah (PKN kelas  IX)
Otonomi Daerah (PKN kelas IX)
 
Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008
Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008
Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008
 
desintralisasi atau otonomi daerah dalam konteks NKRI
desintralisasi atau otonomi daerah dalam konteks NKRIdesintralisasi atau otonomi daerah dalam konteks NKRI
desintralisasi atau otonomi daerah dalam konteks NKRI
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasi
 
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerahKel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
06 otonomi daerah 1
06 otonomi daerah 106 otonomi daerah 1
06 otonomi daerah 1
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Desentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomiDesentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomi
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
 

Similar to Perspektif Negara Bangsa Dalam Konteks Otonomi Daerah

Power_Point_Otonomi_Daerah.pptx
Power_Point_Otonomi_Daerah.pptxPower_Point_Otonomi_Daerah.pptx
Power_Point_Otonomi_Daerah.pptx
sdnjelambar
 
Kebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesia
Kebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesiaKebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesia
Kebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesia
SyaifOer
 

Similar to Perspektif Negara Bangsa Dalam Konteks Otonomi Daerah (20)

PPT Otonomi_Daerah.pptx
PPT Otonomi_Daerah.pptxPPT Otonomi_Daerah.pptx
PPT Otonomi_Daerah.pptx
 
Otonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di IndonesiaOtonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di Indonesia
 
Power_Point_Otonomi_Daerah.pptx
Power_Point_Otonomi_Daerah.pptxPower_Point_Otonomi_Daerah.pptx
Power_Point_Otonomi_Daerah.pptx
 
Makalah otonomi daerah 2
Makalah otonomi daerah 2Makalah otonomi daerah 2
Makalah otonomi daerah 2
 
Kebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesia
Kebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesiaKebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesia
Kebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesia
 
Makalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerahMakalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerah
 
Makalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerahMakalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerah
 
Perekonomian Indonesia
Perekonomian IndonesiaPerekonomian Indonesia
Perekonomian Indonesia
 
Pelaksanaan otda
Pelaksanaan otdaPelaksanaan otda
Pelaksanaan otda
 
Masalah otonomi daerah
Masalah otonomi daerahMasalah otonomi daerah
Masalah otonomi daerah
 
14-KWN OTONOMI DAERAH.pptx
14-KWN OTONOMI DAERAH.pptx14-KWN OTONOMI DAERAH.pptx
14-KWN OTONOMI DAERAH.pptx
 
Materi.ppt
Materi.pptMateri.ppt
Materi.ppt
 
PKN KELOMPOK 7.pptx
PKN KELOMPOK 7.pptxPKN KELOMPOK 7.pptx
PKN KELOMPOK 7.pptx
 
Uas+kwn
Uas+kwnUas+kwn
Uas+kwn
 
Sistem Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan IndonesiaSistem Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan Indonesia
 
Harmonisasi Pemerintah Pusat dan Daerah
Harmonisasi Pemerintah Pusat dan DaerahHarmonisasi Pemerintah Pusat dan Daerah
Harmonisasi Pemerintah Pusat dan Daerah
 
Penguatan Otonomi Daerah dalam rangka Memperkokoh NKRI
Penguatan Otonomi Daerah dalam rangka Memperkokoh NKRIPenguatan Otonomi Daerah dalam rangka Memperkokoh NKRI
Penguatan Otonomi Daerah dalam rangka Memperkokoh NKRI
 
Diskusi Sesi 7.docx
Diskusi Sesi 7.docxDiskusi Sesi 7.docx
Diskusi Sesi 7.docx
 
Paparan menteri dn
Paparan menteri dnPaparan menteri dn
Paparan menteri dn
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 

More from Tri Widodo W. UTOMO

More from Tri Widodo W. UTOMO (20)

Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian KesehatanBeyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
 
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanStrategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
 
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
 
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTransformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
 
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
 
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluStrategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
 
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNPengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
 
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
 
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikManajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
 
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarProspek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
 
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightGamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
 
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahSignifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
 
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaPeta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
 
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiKab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
 
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanPerumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
 
Recharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangRecharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang Panjang
 
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTransformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
 
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTransformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
 
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaKorpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
 
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakInovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
 

Recently uploaded

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Recently uploaded (20)

Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 

Perspektif Negara Bangsa Dalam Konteks Otonomi Daerah

  • 1. Materi Ceramah Diklatpim III Badan Diklat Prov. Lampung Tri Widodo W. Utomo Kepala Pusat Kajian Manajemen Kebijakan (KMK)
  • 2. Data Pribadi Nama : Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA TTL : Yogyakarta, 15-07-1968 NIP : 19680715 199401 1 001 Jabatan : Kepala Pusat Kajian Manajemen Kebijakan/ Peneliti Utama Bidang Administrasi Publik Gol/Pangkat : IV-c / Pembina Utama Muda Alamat Ktr : Jl. Veteran No. 10 Jakarta Telp. 021-3868202 ext. 179; Fax. 021-3800187 Alamt Rmh : Villa Melati Mas Blok M6/12A, Serpong Tangerang Selatan, HP. 0819-503-4500 PKMK LAN-RI
  • 3. WILAYAH NEGARA RI Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 25A) Awal 2004: 32 prov & 434 kab/kota. Jumlah pulau: 17.508 Awal 2009: 33 prov & 497 kab/kota. Luas: 1.919.440 km2 (terluas ke-15 di dunia)
  • 5.  Bell (1988, dalam Prasojo 2008): “Negara nasional terlalu kecil untuk mengatur & mengurus masalah2 yg sangat besar, tetapi terlalu besar untuk mengatur & mengurus masalah2 yg sangat kecil”.  Pemencaran tanggungjawab antar level pemerintahan dapat dilakukan melalui desentralisasi atau melalui dekonsentrasi.  Hakekat pemencaran terhadap urusan tertentu tadi adalah tidak dikenalnya tanggung jawab yg bersifat tunggal & utuh dalam penyelenggaraan fungsi/urusan pemerintahan.
  • 6. Desentralisasi (Rondinelli & WB, 1999)  Political decentralization;  Administrative decentralization:  Deconcentration  Delegation  Devolution  Fiscal decentralization;  Market decentralization. PKMK LAN-RI
  • 8.  Gelombang desentralisasi berjalan seiring dengan gerakan demokratisasi  Gomes (2003: 57): Decentralization and democracy are engaged in an intricate dance.  Gerakan demokratisasi yg fenomenal di dunia terjadi di Perancis pada 1789, yg mengubah rezim monarkhi absolut menjadi negara modern berdasarkan konstitusi.  Work (2002: 5): desentralisasi menjadi pusat perhatian pada tahun 1950-an dan 1960-an ketika Inggris & Perancis mempersiapkan kemerdekaan bagi negeri-negeri jajahannya.  Mayoritas negara modern di dunia baru menggulirkan desentralisasi mulai awal tahun 1970-an, yg dikatakan Diamond (1999) sbg ”wave of political decentralization throughout the world since the 1970s”.
  • 11. Decentralized governance, when carefully planned, effectively implemented, and appropriately managed, can lead to significant improvement in the welfare of people at the local level, the cumulative effect of which can lead to enhanced human development. In addition, if decentralization involves real devolution of power to local levels, the enabling environment for poverty reduction is likely to be stronger. On the contrary, badly planned decentralization can worsen regional inequalities. Left to their own devices, richer regions are likely to develop faster than poor ones. And a system of matching grants, intended by central government to motivate local government to raise funds, typically exacerbates regional disparities.
  • 12.
  • 13. 1. Irisan antara urusan / kepentingan Pusat dengan urusan / kepentingan Prov. 2. Irisan antara kepentingan Pusat dengan kepentingan Kab/Kota. 3. Irisan antara kepentingan Provinsi dengan kepentingan Kab/Kota. 4. Irisan antara kepentingan Pusat, Provinsi dan Kab/Kota.
  • 14. Otonomi Daerah dlm Kerangka NKRI 1. Pemencaran / Pembagian Urusan; 2. Perimbangan Keuangan; 3. Harmonisasi Peraturan Perundangan.
  • 15. Pemerintah DEKONSENTRASI Administratif / Wilayah • Kanwil/Kandep • Kepala Wilayah PEMERINTAH PRIVATISASI PUSAT DELEGASI • Swasta • Otorita • BOT • BUMN • BOO • Nusakambangan • BOL • DLL DESENTRALISASI Daerah Otonom • Provinsi • Kab/Kota
  • 16.
  • 17.
  • 18. (Berdasar UU No. 10/2004) UUD 1945 UU / Perpu PP Peraturan Presiden • Sinkronisasi • Harmonisasi Perda
  • 19. Pembangunan Negara Bangsa (Nation-State) Dalam Konteks Otonomi Daerah Apakah Otda akan memperkuat sentimen kedaerahan? ATAU … Otda justru merupakan strategi penguatan negara bangsa?
  • 20. Esensi OTDA adalah: • Mengakui kemajemukan daerah … • Menghormati perbedaan sejarah & budaya … • Mempromosikan keragaman potensi daerah … • Mengokohkan kepercayaan (trust) & pemberdayaan (empowerment) …
  • 21.
  • 22.
  • 24.  Indonesia dibangun diatas fondasi kemajemukan, sehingga menjelma menjadi Multi-cultural Nation State, BUKAN Mono- cultural Nation State.  Keragaman & kemajemukan merupakan ciri paling prinsipil NKRI.  Keragaman & kemajemukan justru akan menjadi penopang tegaknya kesatuan RI dari ancaman disintegrasi bangsa  esensi Bhinneka Tunggal Ika (although in pieces yet one) – “Sutasoma” Mpu Tantular.  OTDA by design adalah strategi penguatan negara bangsa (nation state)!!
  • 25. Bagaimana kinerja OTDA dalam pembangunan negara bangsa (nation state)? Lihat hasil survei …
  • 26. Komitmen Kebangsaan (ke-Indonesia-an) Survei Kedaerahan & Kebangsaan dalam Demokrasi (LSI, 2007)
  • 27. Rasa/Sentimen Kedaerahan Survei Kedaerahan & Kebangsaan dalam Demokrasi (LSI, 2007)
  • 28. Dukungan thd Otonomi Daerah Survei Kedaerahan & Kebangsaan dalam Demokrasi (LSI, 2007)
  • 29. Kondisi Sebelum & Sesudah Otonomi Daerah - 1 Survei Kedaerahan & Kebangsaan dalam Demokrasi (LSI, 2007)
  • 30. Kondisi Sebelum & Sesudah Otonomi Daerah - 2 Survei Kedaerahan & Kebangsaan dalam Demokrasi (LSI, 2007)
  • 31. Kesimpulan LSI (2007)  Dilihat dari sikap dan perilaku politik warga, OTDA yg sudah berjalan sampai hari ini belum mampu menjembatani kedaerahan dan keindonesiaan. OTDA juga belum mampu menyerap keragaman dalam keindonesiaan.  Hubungan antara kedaerahan dan keindonesiaan masih negatif, dan sentimen kedaerahan lebih banyak dibanding keindonesiaan.  Sumber utama dari belum mampunya OTDA menjembatani kedaerahan dan keindonesiaan, belum mampunya menciptakan sistem politik yg kongruen antara pusat dan daerah, adalah kinerja OTDA yg dinilai belum menciptakan keadaan lebih baik dibanding sistem pemerintahan sebelumnya.  Namun demikian, tidak terkaitnya secara berarti antara OTDA dan keindonesiaan masih tertolong berkat demokrasi. Demokrasi-lah yg menggerus kedaerahan, bukan OTDA.
  • 32. Penutup  OTDA memiliki korelasi positif dengan pembangunan negara bangsa, meskipun kontribusinya belum cukup signifikan.  Perlu perbaikan beberapa dimensi OTDA, khususnya dalam hal penguatan paham konstitusionalisme dalam UUD 1945 dengan lebih memperkokoh segala jenis keistimewaan & keragaman daerah (mis. Yogya).  Jika perlu, revisi UU No. 32/2004 dijadikan sbg momentum untuk mengembalikan kekayaan budaya dan warisan sejarah bangsa masa silam.  Penerapan Desentralisasi Asimetris sesuai dengan fakta historis dan kebutuhan aktual masing2 daerah. Desentralisasi Asimetris adalah jaminan tegaknya NKRI.  Peningkatan kinerja pemerintahan scr lebih serius dengan menekan berbagai penyimpangan & penguatan profesionalisme SDM aparatur.
  • 33. ® Tri Widodo W Utomo