1. PERGAULAN DAN
PENDIDIKAN, KEDEWASAAN, SERTA
HUBUNGAN
NEGARA DAN PENDIDIKAN
By :
1. Ambar Febriyanti Ketua
2. Anastasia Lia T. Narasumber 1
3. Anggun Farida R. Narasumber 2
4. Ani Subekti Narasumber 3
5. Anata Winarni P. Sekretaris
2. Pergaulan dan Pendidikan
Pergaulan adalah kontak langsung antara satu individu
dengan yang lain, atau antara pendidik dan anak didik.
Pergaulan merupakan salah satu sarana untuk mencapai
hasil pendidikan yang baik.
Faktor-Faktor Pergaulan :
1. Faktor Imitasi
2. Faktor Sugesti
3. Faktor Identifikasi
4. Faktor Simpati
3. MACAM-MACAM PERGAULAN
1. Pergaulan anak dengan anak
2. Pergaulan orang dewasa dengan orang dewasa
3. Pergaulan anak dengan orang dewasa
Manfaat Pergaulan
1. Pergaulan memungkinkan terjadinya pendidikan
2. Pergaulan merupakan sarana mawas diri
3. Pergaulan itu bisa menimbulkan cita- cita
4. Pergaulan itu memberi pengaruh secara diam – diam
4. Perbedaan Pergaulan dengan Proses Pendidikan
Pergaulan Proses pendidikan
Dengan cara pergaulan sehari- Pendidikan adalah usaha sadar
hari, anak merasa dirinya orang dewasa dan disengaja
dibawa kepada kedewasaan, serta bertanggung jawab untuk
pergaulan semacam itulah yang mendewasakan anak yang
disebut pergaulan pedagogis. belum dewasa dan berlangsung
terus menerus.
5.
6. Mengapa Pendidikan Harus Orang
yang Sudah Dewasa?
Mendidik ialah memimpin anak menuju arah kedewasaan.
Jadi, yang kita tuju dengan pendidikan kita ialah
kedewasaan si anak. Tidaklah mungkin pendidik membawa
anak-anak kepada kedewasaannya jika pendidik sendiri
tidak dewasa.
7. Apakah yang dimaksud dengan
kedewasaan?
Seseorang disebut dewasa yaitu ketika orang itu benar-benar
mengetahui siapa dirinya dan apa yang diperbuat, baikkah atau
burukkah itu. Ia mau mempertanggungjawabkan keadaannya
dan segala perbuatannya.
Perbandingan antara gejala-gejala keanakan
dan gejala kedewasaan :
Mencari bentuk Menampak diri sebagai bentuk
Tak mempunyai ketetapan Beranggapan mempunyai ketetapan
Tak ada kemerdekaan Merdeka
Sangat mudah terpengaruh Tau mengambil dan menentukan jalan
Memerlukan bantuan Membantu
Kelihatan mudah berubah Tetap,stabil
8. MENDIDIK IALAH MEMIMPIN ANAK
2 Teori yang bertentangan
Teori Tabularasa
(John Locke dan Teori Nativisme
(Schopenhauer)
Francis Bacon)
9.
10. PERBANDINGAN
Teori Tabularasa
Teori Nativisme (Schopenhauer)
(John Locke dan Francis Bacon)
Tabula rasa (dari bahasa Latin kertas Teori ini berpandangan bahwa
kosong) merujuk pada pandangan perkembangan individu ditentukan oleh
epistemologi bahwa seorang manusia factor bawaan sejak lahir. Faktor
lahir tanpa isi mental bawaan, dengan lingkungan kurang berpengaruh
kata lain "kosong", dan seluruh sumber terhadap pendidikan dan
pengetahuan diperoleh sedikit demi perkembangan anak. Oleh karena itu,
sedikit melalui pengalaman dan hasil pendidikan ditentukan oleh bakat
persepsi alat inderanya terhadap dunia yang dibawa sejak lahir.
di luar dirinya.
11. Tujuan-Tujuan Teori Nativisme :
1. Mampu memunculkan bakat yang dimiliki
2. Mendorong manusia mewujudkan diri yang
berkompetensi
3. Mendorong manusia dalam menetukan pilihan
4. Mendorong manusia untuk mengembangkan
potensi dari dalam diri seseorang
5. Mendorong manusia mengenali bakat minat
yang dimiliki
12. Negara dan Pendidikan
Tujuan pendidikan dalam UU RI No.2 th 1989 pasal 3 :
1. Terwujudnya bangsa yang cerdas
2. Manusia yang utuh, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha
Esa
3. Berbudi pekerti luhur
4. Terampil dan berpengetahuan
5. Sehat jasmani dan rohani
6. Berkepribadian yang baik
7. Bertanggung jawab pada kemasyarakatan dan kebangsaan
13. TAP MPR No.IV/MPR/1973 s.d. TAP MPR RI
No. II/MPR/1993
Program utama pembaruan dan pembangunan pendidikan yaitu :
1. Perluasan dan pemerataan kesempatan
mengikuti pendidikan
2. Peningkatan mutu pendidikan
3. Peningkatan relevansi pendidikan
4. Peningkatan efisiensi dan efektivitas
pendidikan
5. Pengembangan kebudayaan
6. Pembinaan generasi muda