Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan masa remaja awal dan akhir. Secara garis besar dibahas mengenai ciri-ciri masa pubertas, perubahan fisik, kognitif, sosial, dan emosi remaja. Juga dibahas mengenai faktor lingkungan yang mempengaruhi pubertas, perkembangan moral, dan peran remaja dalam masyarakat.
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
Makalah psikologi perkembangan
1. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah:
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Perkembangan Masa Remaja Awal Dan Remaja Akhir
Dosen Pengampu: Prawidya Lestari, M.Pd.I
Disusun oleh:
Asrur Mualif
NIM. 2086208045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEMESTER IIA
SEKOLAHTINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATULULAMA
(STAINU) PURWOREJO
TAHUN 2020/2021
2. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada usai sekolah, anak segera memasuki masa yang disebut dengan
“pubertas”, (berasal dari bahasa latin “pubescere”, artinya mendapat rambut
kemaluan), yakni masa awal terjadinya pematangan seksual. Dalam rangkaian
proses perkembangan seseorang, masa puber tidak mempunyai tempat yang
jelas. Sulit membedakan antara masa puber dengan masa remaja karena masa
puber adalah bagian dari masa remaja dan pubertas sering dijadikan sebagai
pertanda awal seseorang memasuki masa remaja. Ketika seorang anak
mengalami pubertas, berarti dia sudah dianggap sudah memasuki masa
remaja, yakni masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Meskipun sering tidak mempunyai tempat yang jelas dalam rangkaian
proses perkembangan manusia, masa pubertas mempunyai arti khusus dalam
kehidupan seseorang. Betapa tidak, pada masa pubertas inilah tewrjadi
perubahan-perubahan besar dan dramatis dalam perkembangan seorang anak,
baik dalam pertumbuhan atau perkembangan fisik, kognitif, maupun dalam
perkembangan psikososial anak.
Waktu datangnya pubertas tidak dapat diketahui secara pasti. Ada
anak-anak yang mulai masa pubertas pada usia yang lebih awal dan ada pula
yang lebih belakangan. Biasanya , anak perempuan mulai memasuki masa
pubertas lebih awal 2 tahun dibandingkan dengan anak laki-laki. Menurut
sejumlah ahli perkembangan, pada anak perempuan pubertas terjadi sekitar
usia 10 tahun, sedagkan pada anak laki-laki terjadi pada usia sekitar 12 tahun.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana ciri-ciri Masa Puber?
b. Seperti apa perubahan motorik, bahasa, dan emosi anak usia pubertas?
c. Bagaiman perkembangan moral, sosial, dan agama pada usia pubertas?
d. Apa saja bahaya dari pubertas itu?
3. 2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Fase-fase Masa Remaja
Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu “Adolescere” yang
berati tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang luas,
mencakup kematangan mental, emosial,sosial dan fisik.1
Menurut teori piaget, mengemukakan bahwa masa remaja adalah
usia dimana individu berintergasi dengan masyarakat dewasa, usai dimana
anak tidal lagi dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada
dalam tingkatanm yang sama, sekurang-kuranganya dalam memecahkan
masalah.2
Masa remaja dapat dibagi menjadi 2 peroide yaitu:
1. Periode masa pubertas usia 12-14 tahu. Masa pra pubertas: Peralihan
dari akhir masa kanak-kanak ke masa pubertas.
Ciri-cirinya:
a. Anak tidak suka diberlakukan seperti ank kecil lagi.
b. Anak mulai bersikap kritis dan merindu puja.
2. Masa pubertas usia 14-16: Masa remaja awal.
Ciri-cirinya:
a. Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya.
b. Suka menyembunyikan isi hati.
c. Memperhatikan penampilan.
d. Sikapnya tidak menentu/ plin-plan.
e. Seka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib.
1
Elizabeth.B Hurlock,Psikologi Perkembangan suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan,, cet,5, (Jakarta; Erlangga,2002).
2
Elizabeth.B Hurlock,Psikologi Perkembangan suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan,cet,5, (Jakarta; Erlangga,2002).
4. 3
f. Perbedaan sikap pemuda dengan sikap gadis.
3. Masa akhir pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke
masa adolesen.
Ciri-cirinya:
a. Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan
psikologisnya belum tercapai sepenuhnya.
b. Proses kedewasaan jasmanilah pada remaja putri lebih awal
dari remaja pria.3
2. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pubertas
Di samping faktor genetik, faktor lingkungan seperti nutrisi dan stres
juga berperan permulaan pubertas. Pada keadaan malnutrisi dapat dijumpai
pubertas yang terlambat. Herman-Giddens, dkk di Amerika Serikat
mendapatkan permulaan pubertas yang lebih dini dibandingkan data normal
yang dibuat dua dekade sebelumnya. Hal ini dihubungkan dengan
meningkatnya prevalensi overweight dan obesitas dalam remaja. Latihan fisik
dan kompetensi olahraga yang intensif seperti senam dapat mengakibatkan
stres fisik dan psikologis yang berhubungan dengan keterlambatan pubertas.4
3. Perkembangan fisik, sosial, bahasa, dan seksual masa pubertas
a. Motorik
Perubahan pada tubuh dirtandai dengan pertambahan tinggi dan berat
tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual
dan fungsi repoduksi.tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-
kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa
3
Elizabeth.B Hurlock,Psikologi Perkembangan suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan, cet,5, (Jakarta; Erlangga,2002).
4
,Psikologi Perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan,
cet,5, (Jakarta; Erlangga,2002).
5. 4
yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga
strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif.
b. Bahasa
Pada saat bayi terlahir di dunia, ia sedah diciptakan dengan milliaran
jaringan sel otak yang sangat luar biasa. Hal ini menjadi pondasi
penting bagi perkembangan kognitifnya kelak. Perkembangan
kognitif (cognitive development) didefisinikan sebagai suatu pola
perubahan dalam kemampuan-kamampuan mental, seperti; belajar,
perhatian, ingatan, bahasa, berfikir, penalaran dan kreatifitas.
Sedangkan menurut Muhibin Syakh Perkembangan kognitif (cognitive
development) adalah perkembangan fungsi intelektual atau proses
perkembangan kemampuan/kecerdasan otak anak.5
c. Emosi
Kemurungan, merajuk, redakan amarah,dan kecenderungan untuk
menangis karena hasutan yang sangat kecil merupakan ciri-ciri bagian
awal masa puber. Pada masa ini anak akan merasa khawatir, gelisah,
dan cepat marah., dan suasana hati yang negatif sangat sering terjadi
selama masa prahaid dan awal priode haid.6
4. Perkembangaan Remaja yang Sekolah dan Remaja yang Berkerja
Pendidikan dan Pola Penerapannya dalam Keluarga
Pendidikan Islam adalah suatu usaha sadar untuk mengembangkan
dan mengantarkan manusia agar memiliki kematangan jasmani dan
rohaninya (mental). Pendidikan Islam tidak pula berarti pengetahuan
mengenai agama semata, lebih dari itu ia mencakup berbagai aspek
pengetahuan yang universal dan membutuhkan pendalaman pada suatu
periode tertentu.
5
Tahja, Yuridika, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Pernada Media Gruob,
2011
6
Yusuf. Syamsu, Psikologi Perkembangan anak dan remaja, Bandung:PT
Remaja Rosdakarya, 2011
6. 5
Pada konteks itu, pendidikan beorientasi pada pembentukan
pribadi manusia yang muslim sebagaimana diungkapkan,
pendidikan adalah bimbingan jasmani, rokhani berdasarkan hukum-
hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut
ukuran-ukuran kepribadian.7
Berbeda dengan Syahminan Zaini yang
mendefinisikan pendidikan sebagai Usaha pengembangan fitrah manusia
dengan ajaran Islam, agar terwujud (tercipta) kehidupan manusia yang
makmur dan bahagia.8
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
adalah suatu proses penggalian potensi dasar manusia melalui
kegiatan pendidikan yang sistematis, baik berupa bimbingan, didikan,
pengajaran dan latihan yang dilandasi oleh nilai-nilai Islam.
Pola dapat diartikan sebagai bentuk, model atau ukuran. Pola
penerapan pendidikan Islam berarti bentuk atau model proses pendidikan
agama Islam yang dilakukan dalam lingkungan keluarga atau orang tua.
Dari segi individu, pendidikan berarti suatu proses perkembangan
potensi masing-masing individu anak, dari segi masyarakat, pendidikan berati
proses pewarisan budaya. Sedangakn darisegi individu dan masyarakat,
pendidikan berarti proses interaksi antara potensi individu dengan budaya.
5. Kedewasaan, Keadaan “Mondig” dan Emanspasi Remaja
Emasipasi adalah pembebasan dari perbudakan atau persamaan hak
dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti persamaan hak kaum
wanita dengan kaum pria.9
Selanjutnya emansipasi memiliki arti proses
pelepasan diri dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari
pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan
untuk maju.
7
D.Marimba,Psikologi Perkembangan anak dan remaja, Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2004
8
Syahminan Zaini, ,Psikologi Perkembangan anak dan remaja, Bandung:PT
Remaja Rosdakarya, 2004
9
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI)
7. 6
Di era modern ini, istilah emansipasi telah mengalami suatu
pergeseran makna. Hanya saja kebanyakan masih belum paham bagaimana
cara menerapkannya dengan langkah nyata. Salah satu wujud sederhana dari
emansipasi yakni ketika remaja tidak menggantungkan hidupnya kepada
siapapun dan belajar lebih mandiri. Sedangkan di dalam lingkup sehari-hari,
emansipasi dapat dilakukan dimulai dari hal-hal yang paling kecil, misalnya
dengan menjadi agen perubahan dalam komunitas kecil, seperti di dalam
kelompok pertemanan atau di dalam rumah. Peran agen perubahan untuk
mempengaruhi orang untuk melakukan hal-hal yang baik jauh lebih
menantang daripada melakukan kegiatan besar yang kurang diminati. Oleh
karena itu, dengan melakukan hal yang sederhana dan membawa kebaikan
dan manfaat bagi lingkungan sekitar sudah merupakan bentuk emansipasi.
Wujud emansipasi lainnya juga bisa dilakukan dengan berbuat baik
kepada orang lain dan menghargai apa yang dimiliki sebagai bentuk rasa
syukur kepada anugerah yang diberikan Tuhan. Namun sebaiknya, berbuat
baik jangan dilakukan dengan setengah hati, terlebih lagi jika tidak memiliki
semangat daya juang tinggi. Selain kecerdasan emosional, spiritual, dan
intelegensi, kecerdasan daya juang (adversity quotient) juga penting untuk
dikuasai. Jika seseorang sudah konsisten dalam menjalani suatu hal, tapi tidak
ada daya juang dari dalam diri, hal tersebut kemudian akan menjadi sulit.
Motivasi sebenarnya ada di dalam diri masing-masing namun tergantung oleh
bagaimana individu fokus pada motivasi yang dimiliki.
6. Hubungan Remaja dan Pekerjaan, Remaja dan Masyarakat
Salah satu contoh peran remaja dalam masyarakat dapat dilakukan
dengan cara ikut berpartisipasi dalam anggota karang taruna dilingkungan
rumah.Banyak manfaat menjadi anggota karang taruna, kegiatan untuk
manfaat masyarakat dan juga dapat menjadi peserta dalam tingkat daerah jika
memiliki prestasi yang baik dan berhasil. Mengikuti Karang taruna,
8. 7
merupakan lembaga dan ajang untuk remaja saling bertukar pikiran, bergaul
dan juga menyapa satu dengan yang lainnya. Organisasi yang ada sudah lama
ini memang khusus untuk remaja yang aktif dan juga kreatif. Tentu dalam
kehidupan bermasyarakat tentu ada ragam perbedaan agama dan keyakinan
diantaranya.10
Sebagai remaja yang aktif dan mandiri, sebaiknya tidak berdiam diri
melainkan ikut aktif menjadi dewan remaja agama. Contoh dalam kegiatan
agama banyak sekali yang bisa dilakukan, pengajian, bakti sosial, santunan
anak yatim, relawan gereja, anggota kebersihan dan lain sebagainya. Hal ini
sangat baik dan juga bernilai sosial tinggi baik dimata masyarakat juga
dimata Tuhan.
Sikap remaja yang handal dan juga kreatif yaitu mampu menjadi
remaja yang memiliki peran aktif dalam lingkungan. Contoh peran remaja
dalam masyarakat seperti mengikuti kegiatan gotong royong seperti
pembersihan sampah, membersihkan jalanan lingkungan, penggagas
penghijauan dan masih banyak lagi.Kegiatan ini tidak hanya sehat tetapi
menjadi ajang bersilahturahmi dan juga menciptakan kehidupan dilingkungan
menjadi aman dan bersih.
Membantu Memberikan Ide dan Aspirasi Kepada
Masyarakat Tidak hanya orangtua saja yang boleh dan dapat memberikan ide
serta aspirasinya untuk membangun lingkungan, namun peran remaja dan
pemuda juga sangat diharapkan.Banyak remaja dan pemuda sekolah tinggi
dan akhirnya berlabuh untuk membesarkan kampung halaman sendiri.
Banyak cara dan juga ide untuk menjadikan lingkungan menjadi keren,
terdepan dan menjadi lingkungan bermanfaat.contoh peran remaja dalam
masyarakat diatas hanya sebagian kecil yang dapat dilakukan oleh siapapun
dan dimanapun. Semua itu kembali kepada tekad dan juga mimpi remaja
yang siap untuk memimpin masyarakat ke arah yang lebih baik. tidak melulu
membangun masyarakat menjadi tanggungjawab orangtua, pemerintah dan
10
Yuridika, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Pernada Media Gruob, 1997
9. 8
aparat desa. Tapi juga menjadi peran remaja yang memiliki semangat dan
motivasi kuat sangat berperan penting.
7. Perkembangan Moralitas, Sikap Pendirian dan Pandangan Hidup
Kata moral dalam bahasa Yunani sama dengan ethos yang
melahirkan etika Sebagai cabang filsafat, etika sangat menekankan
pendekatan kritis dalam melihat dan menggumuli nilai (takaran, harga, angka
kepandaian, kadar/mutu, sifat-sifat yang penting atau berguna) dan moral
tersebut serta permasalahan yang timbul dalam kaitan dengan nilai dan moral
itu.11
Moralitas artinya keadaan nilai-nilai moral dalam hubungan dengan
kelompok sosial. Kata moral sendiri berasal dari bahasa latin, mores, yang
berarti tata cara dalam kehidupan, adat istiadat, dan kebiasaan.12
Moral adalah
ajaran tentang baik buruk suatu perbuatan dan kelakuan,
akhlak, kewajiban, dan sebagainya.13
Perilaku moral adalah hal-hal yang mencerminkan perilaku, nilai dan
standar ideal dalam masyarakat. Individu telah memahami nilai terpenting
dalam masyarakat dan secara sukarela mematuhinya sebagai aturan tentang
baik dan buruk. Jadi perkembangan moral perkembangan yang berkaitan
dengan aturan moral yaitu mengenai perilaku yang sesuai dengan moral
kelompok sosial dan perilaku yang sesuai dengan harapan sosial.
8. Tugas-tugas perkembangan masa remaja
11
Rachman, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Pernada Media Gruob 2006;130
12
Fatimah,Psikologi Perkembangan anak dan remaja,2008;180
13
(Santrok,2012:282)
10. 9
Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya
meningkatkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk
mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku dewasa.14
Adapun tugas-tugas perkembangan remaja adalah :
a. Mampu menerima keadaan fisiknya.
b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang
berlainan jenis.
d. Mencapai kemandirian emosional.
e. Mencapai kemandirian ekonomi.
f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat
diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.
g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan
orangtua.
h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk
memasuki dunia dewasa.
i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan
keluarga.
Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini amat berkaitan dengan
perkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional formal. Kematangan
pencapaian fase kognitif akan sangat membantu kemampuan dalam
melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat
memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan, diperlukan
kemampuan kreatif remaja. Kemampuan kreatif ini banyak diwarnai oleh
perkembangan kognitifnya.15
14
Hurlock(dalam Asrori dan Ali, 2011)
15
Hurlock(dalam Asrori dan Ali, Psikologi Perkembangan anak dan remaja,,
2011
11. 10
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan tugas
perkembangan remaja adalah remaja mampu menerima perubahan fisiknya,
mampu menerima peran seks pria dan wanita, menjalin hubungan baik
dengan anggota kelompok yang berlainan jenis, mencapai kematangan
emosional dan mencapai kemandirian dalam hal ekonomi, mengembangkan
konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan
peran sebagai anggota masyarakat, memahami dan menginternalisasikan
nilai-nilai orang dewasa dan orang tua, mengembangkan perilaku tanggung
jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa, mempersiapkan
diri untuk memasuki perkawinan sehingga mampu memahami dan
mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
9. Strategi guru dalam pembelajaran anak SMA/SMK/MA
Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang
dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (yang diinginkan).
Istilah strategi mula-mula dipakai di kalangan militer dan diartikan
sebagai seni dalam merancang (operasi) peperangan, terutama yang erat
kaitannya dengan gerakan pasukan dan navigasi ke dalam posisi perang yang
dipandang paling menguntungkan untuk memperoleh kemenangan (Hornby).
Penetapan strategi tersebut harus didahului oleh analisis kekuatan
musuh yang meliputi jumlah personal, kekuatan persenjataan,kondisi
lapangan, posisi musuh, dan sebagainya.
Dalam kaitannya dengan belajar mengajar, pemakaian istilah strategi
dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam menciptakan suatu sistem
lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar.Maksudnya agar
tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai secara berdaya guna
dan berhasil guna, guru dituntut memiliki kemampuan mengatur secara
12. 11
umum komponen- komponen pengajaran sedemikian rupa sehingga terjalin
keterkaitan fungsi antar komponen pengajaran dimaksud.
Dengan rumusan lain, dapat juga dikemukakan bahwa strategi berarti
pilihan pola kegiatan belajar mengajar yang diambil untuk mencapai tujuan
secara efektif. Untuk melaksanakan tugas secara profesional, guru
memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan
strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan belajar yang telah
dirumuskan, baik dalam arti efek instruksional (tujuan belajar yang
dirumuskan secara eksplisit dalam proses belajar mengajar), maupun dalam
arti efek pengiring (hasil ikutan yang didapat dalam proses belajar mengajar,
misalnya kemampuan berpikir kritis, kreatif, sikap terbuka setelah siswa
mengikuti diskusi kelompok kecil dalam proses belajarnya).
Menurut newman dan logan, strategi dasar arti setiap usaha meliputi empat
masalah yaitu:
a. Pengindentifikasian dan penetapan spesifikasi dan kualifikasi hasil
yang harus dicapai dan menjadi sasaran usaha tersebut, dengan
mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang memerlukannya.
b. Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utama yang ampuh untuk
mencapai sasaran.
c. Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak
awal sampai akhir.
d. Pertimbangan dan penetapan tolak ukur dan ukuran baku yang akan
digunakan untuk menilai keberhasilan usaha yang dilakukan.
Kalau diterapkan dalam konteks pendidikan, keempat strategi dasar
tersebut bisa diterjemahkan menjadi:
a) Mengidentifikasikan serta menetapkan spesifikasi dan
kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian peserta
didik sebagaimana yang diharapkan.
b) Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan
aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
13. 12
c) Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat
dijadikan pegangan oleh para guru dalam kegiatan belajarnya.
d) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan dan
kriteria dan standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan
pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan
belajar mengajar, yang selanjutnya menjadi umpan balik bagi
penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara
keseluruhan.
Strategi adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan
suasana yang konduktif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran16
. Adapun ciri-ciri strategi menurut Stoner dan Sirait adalah
sebagai berikut:
a. Wawasan waktu, meliputi cakrawala waktu yang jauh kedepan, yaitu
waktu yang diperlukan untuk melaksakan kegiatan tersebut dan waktu
yang diperlukan untuk mengamati dampaknya.
b. Dampak. Walaupun dasar akhir dengan mengikuti strategi tertentu
tidak langsung terlihat untuk jangka waktu lama, dampak akhir akan
sangat berarti.
c. Pemusatan upaya. Sebuah strategi yang efektif biasanya
mengharuskan pemusatan kegiatan, upaya, atau perhatian terhadap
rentang sasaran yang sempit.
d. Pola keputusan. Kebanyakan strategi mensyaratkan bahwa sederetan
keputusan tertentu harus diambil sepanjang waktu. Keputusan
keputusan tersebut harus saling menunjang, artinya mengikuti suatu
pola konsisten.
e. Peresapan. Sebuah strategi mencakup suatu spectrum kegiatan yang
luas mulai dari proses alokasi sumber daya sampai dengan kegiatan
16
Jhoni,Psikologi Perkembangan remaja, Jakarta: Pernada Media Gruob
2007;179
14. 13
operasi harian. Selain itu, adanya konsistensi sepanjang waktu dalam
kegiatan-kegiatan ini mengharuskan semua tingkatan organisasi
bertindak secara naluri dengan cara-cara yang akan memperkuat
strategi. Dengan demikian, strategi dapat diartikan sebagai suatu
susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai suatu tujuan
dengan menggunakan tenaga, waktu, serta kemudahan secara optimal.
15. 14
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Di masa remaja terdapat berbagai proses kematangan dalam bidang
biologis-psikologis. Remaja merupakan awal dari fase hidup yang krusial
yaitu sebagai masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa di mana
pertumbuhan fisik dan psikologis semakin kentara. Pertumbuhan tersebut
turut pula mempengaruhi perkembangan kebutuhan yang diperlukan,
sepertihalnya ingin mencintai dan dicintai, memperoleh pengalaman baru,
kebutuhan akan identitas diri serta kebutuhan akan bimbingan orang
dewasadisamping belajar untuk melakukan sesuatu untuk menunjukkan
eksistensinya dalam menghadapi persoalan maupun atas tanggungjawab
yang dimiliki. Selain itu, model pembelajaran paling yang sesuai dengan
psikologi remaja adalah ketika menghadapi berbagai persoalan yang
mengkaitkan antara fisik, kognitif, emosi dan psikososial. Penggunaan
metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan dunia remaja akan
memfasilitasi perkembangan berbagai potensi dan kemampuan mereka
secara optimal serta tumbuhnya sikap dan kebiasaan berperilaku positif
yang mendukung pengembangan berbagai potensi dan kemampuan.
2. Saran
Penyusun mengakui bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat kelemahan dan kekurangan yang semestinya perlu ditambahdan
diperbaiki. Uraian dan contoh yang diambil masih sangat kurang. Oleh
sebab itu, segala masukan yang bersifat positif sangat penyusun harapkan
demi kesempurnaan makalh ini dimsasa yang akan datang. Harapan
penyusun semoga inti dari permasalahan yang kita bahas ini dapat
dipraktikan di kehidupan sosial.
16. 15
DAFTAR PUSTAKA
Rachman, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Pernada Media Gruob 2006;130
Fatimah, Psikologi Perkembangan anak dan remaja,2008;180
Yuridika, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Pernada Media Gruob, 1997
Hamalik, Oemar. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2012.
Elizabeth. B Hurlock, Psikologi Perkembangan suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan, , cet,5, (Jakarta; Erlangga,2002).
Desmita, Psikologi Perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang
kehidupan, cet,5, (Jakarta; Erlangga,2002).
Hartono, B. Agung, et al., Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta,
1999.
Hidayati, Wiji, et al., Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Sukses Offset, 2008.
Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Khodijah, Nyayu. Psikologi Belajar. Palembang: IAIN Raden Fatah Press,
2006.
Makmun, Abin Syamsuddin. Psikologi Kependidikan. Bandung: Pribadi
Remaja,1973.
Jhoni, Psikologi Perkembangan remaja, Jakarta: Pernada Media Gruob 2007;179