SlideShare a Scribd company logo
KAJIAN AKADEMISKAJIAN AKADEMIS
PEPERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSATRAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT
DALAM PEDALAM PEMBINAAN DAN PENGAWASANMBINAAN DAN PENGAWASAN UMUM DAN TEKNISUMUM DAN TEKNIS
ATAS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHANATAS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN
OLEH DAERAH KABUPATEN/KOTAOLEH DAERAH KABUPATEN/KOTA
(RAKOR BKPP, GARUT 29 MARET 2017)(RAKOR BKPP, GARUT 29 MARET 2017)
Dr. Frans Dione, M.Si
IPDN - KEMENDAGRI
0813199906898
fransdionesa@gmail.com
PEMBAGIAN KEKUASAAN NEGARAPEMBAGIAN KEKUASAAN NEGARA
 SECARA HORIZONTAL KEKUASAAN NEGARA PADA
UMUMNYA DIBAGI KEDALAM KEKUASAAN
EKSEKUTIF, LEGISLATIF DAN YUDIKATIF, KECUALI
DALAM SISTEM PARLEMENTER KEKUASAAN
EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF TIDAK DIBAGI. FUNGSI
KONTROL DILAKSANAKAN OLEH PARTAI POLITIK
OPOSISI.
 SECARA VERTIKAL KEKUASAAN NEGARA DIBAGI
ANTARA PEMERINTAH PUSAT DENGAN PEMERINTAH
DAERAH PADA NEGARA KESATUAN, ATAU ANTARA
NEGARA FEDERAL DENGAN NEGARA ANGGOTA
FEDERASI PADA NEGARA FEDERAL.
Pembagian Kekuasaan secaraPembagian Kekuasaan secara Vertikal:Vertikal:
 Pembagian Kekuasaan menurut tingkatnya.
 Dalam hal ini yang dimaksud adalah Pembagian Kekuasaan antara
beberapa tingkat pemerintahan.
 Carl J. Friedrich memakai istilah Pembagian Kekuasaan secara
Teritorial (Territorial Division of Power).
 Pembagian Kekuasaan ini dengan jelas dapat kita saksikan kalau kita
melakukan perbandingan antara negara KESATUAN, negara FEDERAL
serta KONFEDERASI.
 (Dalam negara Kesatuan jelas sekali terlihat bhw)
Pembagian kekuasaan secara vertikal melahirkan garis
hubungan antara pusat dan daerah dalam sistem :
1. Desentralisasi
2. Dekonsentrasi
3. Medebewind
NEGARA KESATUANNEGARA KESATUAN
 KEDAULATAN INTERNAL MAUPUN KEDAULATAN
EKSTERNAL DIPEGANG OLEH PEMERINTAH PUSAT
 SUPREMASI PARLEMEN → BAHWA DALAM NEGARA
KESATUAN KEDAULATAN TIDAK TERBAGI;
 TIDAK ADANYA BADAN LAIN/TAMBAHAN YANG
BERDAULAT→ DAERAH OTONOM TIDAK MEMPUNYAI
KEDAULATAN DAN HANYA MENJALANKAN HUKUM
YANG SUDAH DIBUAT OLEH PEMERINTAH PUSAT
 KEKUASAAN DAERAH TERGANTUNG PEMBERIAN DARI
PEMERINTAH PUSAT (INDONESIA : PASAL 18 UUD 1945
DENGAN OTONOMI LUAS)
BAGAN NEGARA KESATUANBAGAN NEGARA KESATUAN
PEMERINTAH
PUSAT
PEMERINTAH
DAERAH
KEPADA
PERANGKAT PUSAT
DI DAERAH
PEMEGANG KEDAULATAN
NEGARA
PROSES
DESENTRALISASI
PROSES
DEKONSENTRASI
Desentralisasi dan SentralisasiDesentralisasi dan Sentralisasi
Konsensus nasional mengenai keberadaan desentralisasi dalam
Negara Kesatuan Indonesia tersebut mengandung arti bahwa
penyelenggaraan kelembagaan dan administrasi negara Indonesia
tidak hanya semata-mata atas dasar asas sentralisasi, tetapi juga
dengan desentralisasi dan otonomi daerah sebagai perwujudannya.
Dengan demikian, setidak-tidaknya di kalangan Pembentuk UUD
1945 dan penyelenggara organisasi negara Indonesia telah
diterima pemikiran yang mendasar bahwa :
 Sentralisasi dan desentralisasi masing-masing sebagai asas
kelembagaan tidak ditempatkan pada kutub yang berlawanan
(dichotomy), tetapi kedua asas tersebut merupakan suatu
rangkaian kesatuan (continuum).
 Kedua asas ini memiliki fungsi yang berlainan, tetapi saling
melengkapi bagi keutuhan organisasi negara. Sentralisasi
berfungsi menciptakan keseragaman, sedangkan desentralisasi
menciptakan keberagaman dalam penyelenggaraan pemerintahan.
7
DUA AZAS YANG KONTINUMDUA AZAS YANG KONTINUM
 AZAS DESENTRALISASI DAN AZAS SENTRALISASI
TIDAK BERSIFAT DIKOTOMIS TETAPI KONTINUM.
 TIDAK MUNGKIN DESENTRALISASI TANPA
SENTRALISASI
 DESENTRALISASI TANPA SENTRALISASI AKAN
TERJADI DISINTEGRASI
 SENTRALISASI TANPA DESENTRALISASI AKAN
TERJADI DISINTEGRASI
POLA HUBUNGAN KEKUASAAN PUSAT DAN DAERAH
DI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
POLA HUBUNGAN KEKUASAAN PUSAT DAN DAERAH
DI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
Pemerintahan DaerahPemerintahan Daerah
Pemerintahan PusatPemerintahan Pusat
NegaraNegara
DaerahDaerah
Sebagiandiserahkan.
BinwasAgarOtonomi
TidakMelanggar
Kedaulatan
KedaulatanKedaulatan
OtonomiOtonomi
OtonomiDibatasiOleh
Kedaulatan
Pusat/negara adalah kesatuan
masyarakat hukum yang berdaulat
yang berhak mengatur dan
mengurus diri sendiri yang
mempunyai batas wilayah tertentu.
Pusat/negara adalah kesatuan
masyarakat hukum yang berdaulat
yang berhak mengatur dan
mengurus diri sendiri yang
mempunyai batas wilayah tertentu.
Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum
yang berhak mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan yang diserahkan
kepadanya yang mempunyai batas wilayah
tertentu dalam ikatan NKRI.
Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum
yang berhak mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan yang diserahkan
kepadanya yang mempunyai batas wilayah
tertentu dalam ikatan NKRI.
HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH PADA NEGARA KESATUAN
PEMERINTAH PUSAT
PEMERINTAH
DAERAH
URUSAN EKSLUSIF
URUSAN
A
URUSAN
A
URUSAN
A
URUSAN
A
URUSAN
B
URUSAN
B
URUSAN
dst
URUSAN
dst
URUSAN
B
URUSAN
B
URUSAN
dst
URUSAN
dst
NEGARA FEDERALNEGARA FEDERAL
 KEDAULATAN EKSTERNAL DIPEGANG OLEH
PEMERINTAH FEDERAL, SEDANGKAN KEDAULATAN
INTERNAL DIPEGANG OLEH NEGERA BAGIAN
 PEMBAGIAN KEKUASAAN ANTARA PEMERINTAH
FEDERAL DENGAN NEGARA BAGIAN DIATUR DALAM
KONSTITUSI YANG TIDAK DAPAT DITARIK SECARA
SEPIHAK;
 DALAM KONSTITUSI DAPAT DIURAIKAN KEKUASAAN
PEMERINTAH PUSAT DAN SISANYA (RESERVE OF
POWER) MENJADI KEKUASAAN NEGARA BAGIAN ATAU
SEBALIKNYA
 PERUBAHAN KONSTITUSI DILAKUKAN OLEH NEGARA-
NEGARA BAGIAN MELALUI REFERENDUM.
HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH PADA NEGARA FEDERAL
NEGARA FEDERAL NEGARA BAGIAN
URUSAN
D
URUSAN
D
URUSAN
A
URUSAN
A
URUSAN
B
URUSAN
B
URUSAN
C
URUSAN
C
URUSAN
E
URUSAN
E
URUSAN
dst
URUSAN
dst
DESAIN OTONOMI DAERAH MENURUT UUD 1945DESAIN OTONOMI DAERAH MENURUT UUD 1945
1. NKRI Dibagi Ke dalam Daerah Provinsi Dan Kab/Kota.
Daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota masing-
masing mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dgn
UU.
2. Pemerintahan Daerah Mengatur Dan Mengurus Urusan
Pemerintahan Berdasarkan Azas Otonomi Dan Tugas
Pembantuan;
3. Pemerintahan Daerah berhak menetapkan peraturan
daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan
otonomi dan tugas pembantuan.
4. Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-
luasnya, kecuali yang oleh Undang-undang dinyatakan
sebagai kewenangan pusat.
ESENSIESENSI BINWAS TERHADAP PEMERINTAHAN DAERAHBINWAS TERHADAP PEMERINTAHAN DAERAH
 Pemerintah Pusat harus menjamin kedaulatan nasional
tetap ditegakkan di seluruh wilayah Indonesia yaitu
ditegakkannya hukum nasional termasuk oleh daerah
otonom sehingga pemerintah pusat melakukan
pengawasan terhadap daerah otonom.
 Pemerintah pusat harus menjamin daerah otonom
mampu memahami dan mencapai tujuan dari kebijakan
nasional (hukum nasional) sehingga pemerintah pusat
melakukan pembinaan kepada daerah otonom.
 Pengawasan oleh pusat kepada daerah bukan
pengawasan manajemen organisasi.
KEKUASAAN PEMERINTAHANKEKUASAAN PEMERINTAHAN
KEKUASAAN
PEMERINTAHAN
KEKUASAAN
PEMERINTAHAN
PROVINSIPROVINSI
Penyerahan
Sebagian
Urusan
Laporan
PUSAT
DAERAH
Otonomi Seluas-luasnya
Ps 18 (5) UUD ‘45
KAB/KOTAKAB/KOTA
KEKUASAAN
PEMDA
KEKUASAAN
PEMDA
MENGATURMENGATUR
MENGURUSMENGURUS
Urusan Wajib
Urusan Pilihan
Urusan
Rumah
Tangga
Daerah
BINWAS PUSAT
WAJIBWAJIB
PELAYANAN DASARPELAYANAN DASAR NON PELAYANAYAN DASARNON PELAYANAYAN DASAR
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKURENPEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN
PILIHANPILIHAN
1. Pendidikan;
2. Kesehatan;
3. PU & Tata Ruang;
4. Perumahan &
Kwsan
Permukiman
5. Tramtibum &
linmas
6. Sosial
1. Pendidikan;
2. Kesehatan;
3. PU & Tata Ruang;
4. Perumahan &
Kwsan
Permukiman
5. Tramtibum &
linmas
6. Sosial
1. Tenaga Kerja,
2. Pemberdayaan Perempuan
& Pelindungan Anak,
3. Pangan,
4. Pertanahan,
5. Lingkungan Hidup,
6. Adminduk & Capil,
7. PMD,
8. Pengendalian Pddk &KB,
9. Perhubungan,
10.Kominfo,
11.Koperasi, Usaha Kecil &
Menengah ,
12.Penanaman Modal,
13.Kepemudaan & Olahraga,
14.Statistik,
15.Persandian,
16.Kebudayaan,
17.Perpustakaan dan
18.Kearsipan
1. Tenaga Kerja,
2. Pemberdayaan Perempuan
& Pelindungan Anak,
3. Pangan,
4. Pertanahan,
5. Lingkungan Hidup,
6. Adminduk & Capil,
7. PMD,
8. Pengendalian Pddk &KB,
9. Perhubungan,
10.Kominfo,
11.Koperasi, Usaha Kecil &
Menengah ,
12.Penanaman Modal,
13.Kepemudaan & Olahraga,
14.Statistik,
15.Persandian,
16.Kebudayaan,
17.Perpustakaan dan
18.Kearsipan
1. Kelautan &
Perikanan
2. Pariwisata
3. Pertanian
4. Kehutanan
5. ESDM
6. Perdagangan
7. Perindustrian
8. Transmigrasi
1. Kelautan &
Perikanan
2. Pariwisata
3. Pertanian
4. Kehutanan
5. ESDM
6. Perdagangan
7. Perindustrian
8. Transmigrasi
Dibagi berdasarkan prinsip
Eksternalitas,
Akuntabilitas dan Efisiensi
dan Kriteria tertentu
Dibagi berdasarkan prinsip
Eksternalitas,
Akuntabilitas dan Efisiensi
dan Kriteria tertentu
Pilihan Sesuai
Potensi,
Keunggulan
Daerah
Pilihan Sesuai
Potensi,
Keunggulan
Daerah
Dimungkinkan
Penggabungan
Dengan kriteria
tertentu dan
tetap
memperhatikan
kompetensi
urusan
Dimungkinkan
Penggabungan
Dengan kriteria
tertentu dan
tetap
memperhatikan
kompetensi
urusan
Note : Menunjukkan
skala prioritas
KEKUASAAN
PEMDA
KEKUASAAN
PEMDA
MENGATURMENGATUR
MENGURUSMENGURUS
BINWAS PUSAT
MEMBUAT PERDA
DAN PERKADA
MENYEDIAKAN
BARANG DAN JASA
PUBLIK
DAERAH
KEKUASAAN
MENGATUR
KEKUASAAN
MENGATUR
PERATURAN
DAERAH
PERATURAN
DAERAH
PERATURAN
KDH
PERATURAN
KDH
Semua Pengaturan
Yang Membebani atau
Membatasi Masyarakat.
Otonomi DaerahOtonomi Daerah
Tugas
Pembantuan
Tugas
Pembantuan
Peraturan Yang
Lebih Tinggi
Peraturan Yang
Lebih Tinggi
Menjalankan Perda
dan Peraturan
Perundang-Undangan
atau Kewenanganna.
ASPEKASPEK YANG DIYANG DIBINWASBINWAS
OLEH GUBERNUR SEBAGI WAKIL PEMERINTAH PUSATOLEH GUBERNUR SEBAGI WAKIL PEMERINTAH PUSAT
GUB WK
PUSAT
PERDA
PEMBINAAN
PENGAWASAN
PREVENTIF
PERKADA/
KEP KDH
KINERJA
REPRESIF
PERSELISIHAN
KEWENANGAN BINWAS PEMERINTAH PUSATKEWENANGAN BINWAS PEMERINTAH PUSAT
 Binwas Umum yang meliputi binwas terhadap aspek
pembagian Urusan Pemerintahan, kelembagaan
Daerah, kepegawaian pada Perangkat Daerah,
keuangan Daerah, pembangunan Daerah, pelayanan
publik di Daerah, kerja sama Daerah, Kebijakan
Daerah, Kepala Daerah dan DPRD.
 Binwas Teknis Dilakukan Oleh K/L.
 Pengawasan oleh Mendagri dan K/L dilakukan oleh
APIP masing-masing K/L (Ps 377 ayat 3)
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN EVALUASIPEMBINAAN, PENGAWASAN DAN EVALUASI
PEMERINTAHPEMERINTAH
MendagriMendagri
PembinaanPembinaan PengawasanPengawasan EvaluasiEvaluasi
Binwas UmumBinwas Umum Binwas TeknisBinwas Teknis
K/LK/L
Secara Nas.
koordinasi
Mendagri ProvinsiProvinsi
Gubernur sbg wakil Pem.
Binwas umum & teknis
Gubernur sbg wakil Pem.
Binwas umum & teknis Kab/KotaKab/Kota
Laporan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
Laporan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
PemdaPemda
Penghargaan
& Sanksi
Penghargaan
& Sanksi
KORBINWAS PEMDAKORBINWAS PEMDA
PEMERITAH PUSATPEMERITAH PUSAT
PROVINSIPROVINSI
KORBINWAS
Gub Wk Pem
Pusat
Gub Wk Pem
Pusat
KAB/KOTAKAB/KOTA
Mendelegasikan
KORWAS
Pembinaan
KEWENANGANKEWENANGAN UMUM GWPPUMUM GWPP
 Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat
adalah pejabat pemerintah pusat yang
ditugaskan untuk melaksanakan sebagian
wewenang pemerintah pusat berupa
binwas kepada daerah kab/kota
berdasarkan aturan yang dibuat oleh
Pemerintah Pusat.
 GWPP tidak memiliki otonomi, sehingga
tidak berwenang untuk membuat
peraturan.
TUGAS GWPPTUGAS GWPP
a) Mengoordinasikan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
Tugas Pembantuan di Daerah kabupaten/kota;
b) Melakukan monitoring, evaluasi, dan supervisi terhadap
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupaten/kota yang ada di
wilayahnya;
c) Memberdayakan dan memfasilitasi Daerah kabupaten/kota di
wilayahnya;
d) Melakukan evaluasi terhadap rancangan Perda Kabupaten/Kota
tentang RPJPD, RPJMD, APBD, perubahan APBD,
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, tata ruang daerah, pajak
daerah, dan retribusi daerah;
e) Melakukan pengawasan terhadap Perda Kabupaten/Kota; dan
f) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
WEWENANG GWPPWEWENANG GWPP
a) Membatalkan Perda Kabupaten/Kota dan peraturan
bupati/wali kota;
b) Memberikan penghargaan atau sanksi kepada bupati/wali
kota terkait dengan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
c) Menyelesaikan perselisihan dalam penyelenggaraan fungsi
pemerintahan antar-Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu)
Daerah provinsi;
d) Memberikan persetujuan terhadap rancangan Perda
Kabupaten/Kota tentang pembentukan dan susunan
Perangkat Daerah kabupaten/kota; dan
e) Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
TUGAS DAN WEWENANG GWPP SELAIN BINWASTUGAS DAN WEWENANG GWPP SELAIN BINWAS
a) Menyelaraskan perencanaan pembangunan antar Daerah kabupaten/kota dan
antara Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota di wilayahnya;
b) Mengoordinasikan kegiatan pemerintahan dan pembangunan antara Daerah
provinsi dan Daerah kabupaten/kota dan antar-Daerah kabupaten/kota yang ada
di wilayahnya;
c) Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Pusat atas usulan DAK pada
Daerah kabupaten/kota di wilayahnya;
d) Melantik bupati/wali kota;
e) Memberikan persetujuan pembentukan Instansi Vertikal di wilayah provinsi
kecuali pembentukan Instansi Vertikal untuk melaksanakan urusan
pemerintahan absolut dan pembentukan Instansi Vertikal oleh kementerian
yang nomenklaturnya secara tegas disebutkan dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
f) Melantik kepala Instansi Vertikal dari kementerian dan lembaga pemerintah
nonkementerian yang ditugaskan di wilayah Daerah provinsi yang
bersangkutan kecuali untuk kepala Instansi Vertikal yang melaksanakan urusan
pemerintahan absolut dan kepala Instansi Vertikal yang dibentuk oleh
kementerian yang nomenklaturnya secara tegas disebutkan dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan
g) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
UPAYA PENGUATAN IKATAN ANTARAUPAYA PENGUATAN IKATAN ANTARA
GUBERNUR DENGAN PEMERINTAH PUSATGUBERNUR DENGAN PEMERINTAH PUSAT
 Harus ada mekanisme over role mechanisme
dimana Pemerintah Pusat dapat mengambil alih
tugas dan wewenang Gubernur sebagi Wakil
Pemerintah Pusat apabila tidak dilaksanakan;
 Dibangun suatu ikatan melalui kekuatan
keuangan (financial power) yang diberikan
kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah
Pusat, sehingga ada keterikatan secara finansial
antara Gubernur sebagi wakil pemerintah pusat.
TANTANGAN PEMBENTUKAN KELEMBAGAAN GWPPTANTANGAN PEMBENTUKAN KELEMBAGAAN GWPP
 Pemerintah pusat saat ini belum menghendaki adanya
penambahan unit kerja Dekonsentrasi baru yang membebani
APBN;
 Jika Presiden tidak menghendaki adanya unit kerja
dekonsentrasi baru, maka keberadaan unit kerja pada sekretariat
GWPP harus ditata kembali.
 Alternatif yang dapat diambil untuk kelembagaan GWPP adalah
menggunakan model inkorporasi (fusion model) dimana unit
kerja pada set GWPP disatukan dengan unit kerja pada
sekretariat daerah dan perangkat daerah lain yang mempunyai
fungsi terkait dengan tugas dan wewenang GWPP.
 Anggaran Program dan kegiatan dalam rangka melaksanakan
tugas dan fungsi GWPP tetap dibiayai dari dan atas beban
APBN.
TERIMA KASIHTERIMA KASIH
S U M A T E R A
K A L IM A N T A N
J A V A
I R I A N J A Y A

More Related Content

What's hot

Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekOtonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Dadang Solihin
 
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahKonsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Siti Sahati
 
Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan
Dadang Solihin
 
Tugas dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
Tugas dan Fungsi DPRD  dalam Pembangunan Daerah Tugas dan Fungsi DPRD  dalam Pembangunan Daerah
Tugas dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Strategi Pembentukan Daerah Otonom Baru
Strategi Pembentukan Daerah Otonom BaruStrategi Pembentukan Daerah Otonom Baru
Strategi Pembentukan Daerah Otonom Baru
Deddy Supriady Bratakusumah
 
Prosedur pembentukan peraturan bupati
Prosedur pembentukan peraturan bupatiProsedur pembentukan peraturan bupati
Prosedur pembentukan peraturan bupati
Ardi Susanto
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Leks&Co
 
Pembentukan Peraturan Desa
Pembentukan Peraturan DesaPembentukan Peraturan Desa
Pembentukan Peraturan Desa
Ardi Susanto
 
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
Dadang Solihin
 
Hukum Pemerintah Daerah
Hukum Pemerintah DaerahHukum Pemerintah Daerah
Hukum Pemerintah Daerah
Tri Widodo W. UTOMO
 
Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah
Hubungan  Pemerintah Pusat dan DaerahHubungan  Pemerintah Pusat dan Daerah
Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah
Dadang Solihin
 
Perumusan Kebijakan Daerah
Perumusan Kebijakan DaerahPerumusan Kebijakan Daerah
Perumusan Kebijakan Daerah
Dadang Solihin
 
Manajemen asn
Manajemen asnManajemen asn
Manajemen asn
hadiarnowo
 
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahanAsas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahanBayu Rizky Aditya
 
Ajaran otonomi daerah
Ajaran otonomi daerahAjaran otonomi daerah
Ajaran otonomi daerah
Brandal Loka Jaya
 
Tatacara Evaluasi RPJPD Lampung 2005-2025.pdf
Tatacara Evaluasi RPJPD Lampung 2005-2025.pdfTatacara Evaluasi RPJPD Lampung 2005-2025.pdf
Tatacara Evaluasi RPJPD Lampung 2005-2025.pdf
BappedaLampungUtara
 
Hak, Kewajiban dan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik
Hak, Kewajiban dan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan PublikHak, Kewajiban dan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik
Hak, Kewajiban dan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik
Rokhmad Munawir
 
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk KelurahanInovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Tri Widodo W. UTOMO
 
Paparan MPP Jateng_1912_rev2.pptx
Paparan MPP Jateng_1912_rev2.pptxPaparan MPP Jateng_1912_rev2.pptx
Paparan MPP Jateng_1912_rev2.pptx
SriChunasih
 

What's hot (20)

Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekOtonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
 
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahKonsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
 
Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan
 
Tugas dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
Tugas dan Fungsi DPRD  dalam Pembangunan Daerah Tugas dan Fungsi DPRD  dalam Pembangunan Daerah
Tugas dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
 
Strategi Pembentukan Daerah Otonom Baru
Strategi Pembentukan Daerah Otonom BaruStrategi Pembentukan Daerah Otonom Baru
Strategi Pembentukan Daerah Otonom Baru
 
Prosedur pembentukan peraturan bupati
Prosedur pembentukan peraturan bupatiProsedur pembentukan peraturan bupati
Prosedur pembentukan peraturan bupati
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
 
Pembentukan Peraturan Desa
Pembentukan Peraturan DesaPembentukan Peraturan Desa
Pembentukan Peraturan Desa
 
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
 
Hukum Pemerintah Daerah
Hukum Pemerintah DaerahHukum Pemerintah Daerah
Hukum Pemerintah Daerah
 
Pamong praja 1
Pamong praja 1Pamong praja 1
Pamong praja 1
 
Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah
Hubungan  Pemerintah Pusat dan DaerahHubungan  Pemerintah Pusat dan Daerah
Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah
 
Perumusan Kebijakan Daerah
Perumusan Kebijakan DaerahPerumusan Kebijakan Daerah
Perumusan Kebijakan Daerah
 
Manajemen asn
Manajemen asnManajemen asn
Manajemen asn
 
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahanAsas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahan
 
Ajaran otonomi daerah
Ajaran otonomi daerahAjaran otonomi daerah
Ajaran otonomi daerah
 
Tatacara Evaluasi RPJPD Lampung 2005-2025.pdf
Tatacara Evaluasi RPJPD Lampung 2005-2025.pdfTatacara Evaluasi RPJPD Lampung 2005-2025.pdf
Tatacara Evaluasi RPJPD Lampung 2005-2025.pdf
 
Hak, Kewajiban dan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik
Hak, Kewajiban dan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan PublikHak, Kewajiban dan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik
Hak, Kewajiban dan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik
 
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk KelurahanInovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
 
Paparan MPP Jateng_1912_rev2.pptx
Paparan MPP Jateng_1912_rev2.pptxPaparan MPP Jateng_1912_rev2.pptx
Paparan MPP Jateng_1912_rev2.pptx
 

Similar to Peran gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat

Tugas tik arifah
Tugas tik arifahTugas tik arifah
Tugas tik arifahpurwasih
 
Tugas tik arifah
Tugas tik arifahTugas tik arifah
Tugas tik arifahpurwasih
 
KAPASITAS APARATUR DESA.pptx
KAPASITAS APARATUR DESA.pptxKAPASITAS APARATUR DESA.pptx
KAPASITAS APARATUR DESA.pptx
dpmdbusel
 
Pembagian kewenangan
Pembagian kewenanganPembagian kewenangan
Pembagian kewenangan
ciciliaintan
 
pemda1admpemda-2013-pert-1-181025033536 (1).pptx
pemda1admpemda-2013-pert-1-181025033536 (1).pptxpemda1admpemda-2013-pert-1-181025033536 (1).pptx
pemda1admpemda-2013-pert-1-181025033536 (1).pptx
intan105869
 
Uu 23 th 2014 depdagri
Uu 23 th 2014 depdagriUu 23 th 2014 depdagri
Uu 23 th 2014 depdagriita syarwani
 
sistemadministrasinegara-211121230251.pptx
sistemadministrasinegara-211121230251.pptxsistemadministrasinegara-211121230251.pptx
sistemadministrasinegara-211121230251.pptx
suaeb1
 
Reformasi pemda (riview)
Reformasi pemda (riview)Reformasi pemda (riview)
Reformasi pemda (riview)
ricky04
 
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia
Sistem Administrasi Negara Republik IndonesiaSistem Administrasi Negara Republik Indonesia
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia
StRahmawatiAPabittei
 
402808630-85-1-Pengawasan-Atas-Penyelenggaraan-Urusan-Pemerintahan-Dalam-Pene...
402808630-85-1-Pengawasan-Atas-Penyelenggaraan-Urusan-Pemerintahan-Dalam-Pene...402808630-85-1-Pengawasan-Atas-Penyelenggaraan-Urusan-Pemerintahan-Dalam-Pene...
402808630-85-1-Pengawasan-Atas-Penyelenggaraan-Urusan-Pemerintahan-Dalam-Pene...
GodfriedHeatubun
 
04. sinkronisasi urusan_pemerintahan_daerah_ii_kemendagri
04. sinkronisasi urusan_pemerintahan_daerah_ii_kemendagri04. sinkronisasi urusan_pemerintahan_daerah_ii_kemendagri
04. sinkronisasi urusan_pemerintahan_daerah_ii_kemendagri
Advisory Specialist for P2KP
 
PEMDA OTDA 2.pptx
PEMDA OTDA 2.pptxPEMDA OTDA 2.pptx
PEMDA OTDA 2.pptx
Reisdro
 
Mk.otoda dan kebijakan politik.1
Mk.otoda dan kebijakan politik.1Mk.otoda dan kebijakan politik.1
Mk.otoda dan kebijakan politik.1
Zeus Kang
 
Pkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
Pkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan NegaraPkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
Pkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
Nandha Zulyana
 
Pp 38 Tahun 2007
Pp 38 Tahun 2007Pp 38 Tahun 2007
Pp 38 Tahun 2007PMPK
 
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Otonomi Daerah
Otonomi DaerahOtonomi Daerah
Otonomi Daerah
Sigit Riono
 

Similar to Peran gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat (20)

Tugas tik arifah
Tugas tik arifahTugas tik arifah
Tugas tik arifah
 
Tugas tik arifah
Tugas tik arifahTugas tik arifah
Tugas tik arifah
 
KAPASITAS APARATUR DESA.pptx
KAPASITAS APARATUR DESA.pptxKAPASITAS APARATUR DESA.pptx
KAPASITAS APARATUR DESA.pptx
 
Pembagian kewenangan
Pembagian kewenanganPembagian kewenangan
Pembagian kewenangan
 
pemda1admpemda-2013-pert-1-181025033536 (1).pptx
pemda1admpemda-2013-pert-1-181025033536 (1).pptxpemda1admpemda-2013-pert-1-181025033536 (1).pptx
pemda1admpemda-2013-pert-1-181025033536 (1).pptx
 
Uu 23 th 2014 depdagri
Uu 23 th 2014 depdagriUu 23 th 2014 depdagri
Uu 23 th 2014 depdagri
 
sistemadministrasinegara-211121230251.pptx
sistemadministrasinegara-211121230251.pptxsistemadministrasinegara-211121230251.pptx
sistemadministrasinegara-211121230251.pptx
 
Materi 4 5-san (1)
Materi 4 5-san (1)Materi 4 5-san (1)
Materi 4 5-san (1)
 
Reformasi pemda (riview)
Reformasi pemda (riview)Reformasi pemda (riview)
Reformasi pemda (riview)
 
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia
Sistem Administrasi Negara Republik IndonesiaSistem Administrasi Negara Republik Indonesia
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia
 
402808630-85-1-Pengawasan-Atas-Penyelenggaraan-Urusan-Pemerintahan-Dalam-Pene...
402808630-85-1-Pengawasan-Atas-Penyelenggaraan-Urusan-Pemerintahan-Dalam-Pene...402808630-85-1-Pengawasan-Atas-Penyelenggaraan-Urusan-Pemerintahan-Dalam-Pene...
402808630-85-1-Pengawasan-Atas-Penyelenggaraan-Urusan-Pemerintahan-Dalam-Pene...
 
04. sinkronisasi urusan_pemerintahan_daerah_ii_kemendagri
04. sinkronisasi urusan_pemerintahan_daerah_ii_kemendagri04. sinkronisasi urusan_pemerintahan_daerah_ii_kemendagri
04. sinkronisasi urusan_pemerintahan_daerah_ii_kemendagri
 
PEMDA OTDA 2.pptx
PEMDA OTDA 2.pptxPEMDA OTDA 2.pptx
PEMDA OTDA 2.pptx
 
Mk.otoda dan kebijakan politik.1
Mk.otoda dan kebijakan politik.1Mk.otoda dan kebijakan politik.1
Mk.otoda dan kebijakan politik.1
 
Pkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
Pkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan NegaraPkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
Pkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
 
Pp 38 Tahun 2007
Pp 38 Tahun 2007Pp 38 Tahun 2007
Pp 38 Tahun 2007
 
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
 
Pp38
Pp38Pp38
Pp38
 
Otonomi Daerah
Otonomi DaerahOtonomi Daerah
Otonomi Daerah
 
Tm 2-otda
Tm 2-otdaTm 2-otda
Tm 2-otda
 

More from Frans Dione

Metodologi Penelitian - FD.pptx
Metodologi Penelitian - FD.pptxMetodologi Penelitian - FD.pptx
Metodologi Penelitian - FD.pptx
Frans Dione
 
Administrasi Perkantoran-FD.pptx
Administrasi Perkantoran-FD.pptxAdministrasi Perkantoran-FD.pptx
Administrasi Perkantoran-FD.pptx
Frans Dione
 
Kekuasaan dan kepemimpinan fd
Kekuasaan dan kepemimpinan fdKekuasaan dan kepemimpinan fd
Kekuasaan dan kepemimpinan fd
Frans Dione
 
From smartcity to smart village fd - genuene
From smartcity to smart village fd - genueneFrom smartcity to smart village fd - genuene
From smartcity to smart village fd - genuene
Frans Dione
 
Evaluasi spbe fd-2020
Evaluasi spbe fd-2020Evaluasi spbe fd-2020
Evaluasi spbe fd-2020
Frans Dione
 
Smartcity and information system fd
Smartcity and information system fdSmartcity and information system fd
Smartcity and information system fd
Frans Dione
 
Dinamika politik-dan pemerintahan lokal-fd
Dinamika politik-dan pemerintahan lokal-fdDinamika politik-dan pemerintahan lokal-fd
Dinamika politik-dan pemerintahan lokal-fd
Frans Dione
 
10 metode mengukur kinerja organisasi fd
10 metode mengukur kinerja organisasi fd10 metode mengukur kinerja organisasi fd
10 metode mengukur kinerja organisasi fd
Frans Dione
 
09 faktor pengaruh dan masalah kinerja
09 faktor pengaruh dan masalah kinerja09 faktor pengaruh dan masalah kinerja
09 faktor pengaruh dan masalah kinerja
Frans Dione
 
08 penilaian-kinerja-pns-2019
08 penilaian-kinerja-pns-201908 penilaian-kinerja-pns-2019
08 penilaian-kinerja-pns-2019
Frans Dione
 
07 kesalahan dan meode-metode penilaian kinerja - fd
07 kesalahan dan meode-metode penilaian kinerja - fd07 kesalahan dan meode-metode penilaian kinerja - fd
07 kesalahan dan meode-metode penilaian kinerja - fd
Frans Dione
 
Sistem akuntabilitas kinerja kinerja fd
Sistem  akuntabilitas kinerja kinerja fdSistem  akuntabilitas kinerja kinerja fd
Sistem akuntabilitas kinerja kinerja fd
Frans Dione
 
Kepemimpinan dalam konteks fd
Kepemimpinan dalam konteks fdKepemimpinan dalam konteks fd
Kepemimpinan dalam konteks fd
Frans Dione
 
Manajemen perubahan
Manajemen perubahan Manajemen perubahan
Manajemen perubahan
Frans Dione
 
Organisasi publik dan teknologi informasi fd
Organisasi publik dan teknologi informasi fdOrganisasi publik dan teknologi informasi fd
Organisasi publik dan teknologi informasi fd
Frans Dione
 
Konflik keorganisasian fd
Konflik keorganisasian   fdKonflik keorganisasian   fd
Konflik keorganisasian fd
Frans Dione
 
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fdPerkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Frans Dione
 
Teori modernisasi fd
Teori modernisasi fdTeori modernisasi fd
Teori modernisasi fd
Frans Dione
 
Modal sosial dalam pembangunan fd
Modal sosial dalam pembangunan fdModal sosial dalam pembangunan fd
Modal sosial dalam pembangunan fd
Frans Dione
 
Teori ketergantungan lanjutan
Teori ketergantungan lanjutan Teori ketergantungan lanjutan
Teori ketergantungan lanjutan
Frans Dione
 

More from Frans Dione (20)

Metodologi Penelitian - FD.pptx
Metodologi Penelitian - FD.pptxMetodologi Penelitian - FD.pptx
Metodologi Penelitian - FD.pptx
 
Administrasi Perkantoran-FD.pptx
Administrasi Perkantoran-FD.pptxAdministrasi Perkantoran-FD.pptx
Administrasi Perkantoran-FD.pptx
 
Kekuasaan dan kepemimpinan fd
Kekuasaan dan kepemimpinan fdKekuasaan dan kepemimpinan fd
Kekuasaan dan kepemimpinan fd
 
From smartcity to smart village fd - genuene
From smartcity to smart village fd - genueneFrom smartcity to smart village fd - genuene
From smartcity to smart village fd - genuene
 
Evaluasi spbe fd-2020
Evaluasi spbe fd-2020Evaluasi spbe fd-2020
Evaluasi spbe fd-2020
 
Smartcity and information system fd
Smartcity and information system fdSmartcity and information system fd
Smartcity and information system fd
 
Dinamika politik-dan pemerintahan lokal-fd
Dinamika politik-dan pemerintahan lokal-fdDinamika politik-dan pemerintahan lokal-fd
Dinamika politik-dan pemerintahan lokal-fd
 
10 metode mengukur kinerja organisasi fd
10 metode mengukur kinerja organisasi fd10 metode mengukur kinerja organisasi fd
10 metode mengukur kinerja organisasi fd
 
09 faktor pengaruh dan masalah kinerja
09 faktor pengaruh dan masalah kinerja09 faktor pengaruh dan masalah kinerja
09 faktor pengaruh dan masalah kinerja
 
08 penilaian-kinerja-pns-2019
08 penilaian-kinerja-pns-201908 penilaian-kinerja-pns-2019
08 penilaian-kinerja-pns-2019
 
07 kesalahan dan meode-metode penilaian kinerja - fd
07 kesalahan dan meode-metode penilaian kinerja - fd07 kesalahan dan meode-metode penilaian kinerja - fd
07 kesalahan dan meode-metode penilaian kinerja - fd
 
Sistem akuntabilitas kinerja kinerja fd
Sistem  akuntabilitas kinerja kinerja fdSistem  akuntabilitas kinerja kinerja fd
Sistem akuntabilitas kinerja kinerja fd
 
Kepemimpinan dalam konteks fd
Kepemimpinan dalam konteks fdKepemimpinan dalam konteks fd
Kepemimpinan dalam konteks fd
 
Manajemen perubahan
Manajemen perubahan Manajemen perubahan
Manajemen perubahan
 
Organisasi publik dan teknologi informasi fd
Organisasi publik dan teknologi informasi fdOrganisasi publik dan teknologi informasi fd
Organisasi publik dan teknologi informasi fd
 
Konflik keorganisasian fd
Konflik keorganisasian   fdKonflik keorganisasian   fd
Konflik keorganisasian fd
 
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fdPerkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
 
Teori modernisasi fd
Teori modernisasi fdTeori modernisasi fd
Teori modernisasi fd
 
Modal sosial dalam pembangunan fd
Modal sosial dalam pembangunan fdModal sosial dalam pembangunan fd
Modal sosial dalam pembangunan fd
 
Teori ketergantungan lanjutan
Teori ketergantungan lanjutan Teori ketergantungan lanjutan
Teori ketergantungan lanjutan
 

Recently uploaded

Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
HanifahCindyPratiwi
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
adilaks
 
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
yennylampouw
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
LtcLatif
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Muh Saleh
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
HasmiSabirin1
 
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKATMANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
DinsosnakertransKota
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Tri Widodo W. UTOMO
 
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptxPresentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
IpinTriono
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
JOHANNESSIMANJUNTAK8
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Muh Saleh
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
kemendagatang
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
gabatgibut09
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
ssuserd13850
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TariHappie
 

Recently uploaded (16)

Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
 
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
 
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKATMANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
 
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptxPresentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
 

Peran gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat

  • 1. KAJIAN AKADEMISKAJIAN AKADEMIS PEPERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSATRAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT DALAM PEDALAM PEMBINAAN DAN PENGAWASANMBINAAN DAN PENGAWASAN UMUM DAN TEKNISUMUM DAN TEKNIS ATAS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHANATAS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN OLEH DAERAH KABUPATEN/KOTAOLEH DAERAH KABUPATEN/KOTA (RAKOR BKPP, GARUT 29 MARET 2017)(RAKOR BKPP, GARUT 29 MARET 2017) Dr. Frans Dione, M.Si IPDN - KEMENDAGRI 0813199906898 fransdionesa@gmail.com
  • 2. PEMBAGIAN KEKUASAAN NEGARAPEMBAGIAN KEKUASAAN NEGARA  SECARA HORIZONTAL KEKUASAAN NEGARA PADA UMUMNYA DIBAGI KEDALAM KEKUASAAN EKSEKUTIF, LEGISLATIF DAN YUDIKATIF, KECUALI DALAM SISTEM PARLEMENTER KEKUASAAN EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF TIDAK DIBAGI. FUNGSI KONTROL DILAKSANAKAN OLEH PARTAI POLITIK OPOSISI.  SECARA VERTIKAL KEKUASAAN NEGARA DIBAGI ANTARA PEMERINTAH PUSAT DENGAN PEMERINTAH DAERAH PADA NEGARA KESATUAN, ATAU ANTARA NEGARA FEDERAL DENGAN NEGARA ANGGOTA FEDERASI PADA NEGARA FEDERAL.
  • 3. Pembagian Kekuasaan secaraPembagian Kekuasaan secara Vertikal:Vertikal:  Pembagian Kekuasaan menurut tingkatnya.  Dalam hal ini yang dimaksud adalah Pembagian Kekuasaan antara beberapa tingkat pemerintahan.  Carl J. Friedrich memakai istilah Pembagian Kekuasaan secara Teritorial (Territorial Division of Power).  Pembagian Kekuasaan ini dengan jelas dapat kita saksikan kalau kita melakukan perbandingan antara negara KESATUAN, negara FEDERAL serta KONFEDERASI.  (Dalam negara Kesatuan jelas sekali terlihat bhw) Pembagian kekuasaan secara vertikal melahirkan garis hubungan antara pusat dan daerah dalam sistem : 1. Desentralisasi 2. Dekonsentrasi 3. Medebewind
  • 4. NEGARA KESATUANNEGARA KESATUAN  KEDAULATAN INTERNAL MAUPUN KEDAULATAN EKSTERNAL DIPEGANG OLEH PEMERINTAH PUSAT  SUPREMASI PARLEMEN → BAHWA DALAM NEGARA KESATUAN KEDAULATAN TIDAK TERBAGI;  TIDAK ADANYA BADAN LAIN/TAMBAHAN YANG BERDAULAT→ DAERAH OTONOM TIDAK MEMPUNYAI KEDAULATAN DAN HANYA MENJALANKAN HUKUM YANG SUDAH DIBUAT OLEH PEMERINTAH PUSAT  KEKUASAAN DAERAH TERGANTUNG PEMBERIAN DARI PEMERINTAH PUSAT (INDONESIA : PASAL 18 UUD 1945 DENGAN OTONOMI LUAS)
  • 5. BAGAN NEGARA KESATUANBAGAN NEGARA KESATUAN PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH DAERAH KEPADA PERANGKAT PUSAT DI DAERAH PEMEGANG KEDAULATAN NEGARA PROSES DESENTRALISASI PROSES DEKONSENTRASI
  • 6. Desentralisasi dan SentralisasiDesentralisasi dan Sentralisasi Konsensus nasional mengenai keberadaan desentralisasi dalam Negara Kesatuan Indonesia tersebut mengandung arti bahwa penyelenggaraan kelembagaan dan administrasi negara Indonesia tidak hanya semata-mata atas dasar asas sentralisasi, tetapi juga dengan desentralisasi dan otonomi daerah sebagai perwujudannya. Dengan demikian, setidak-tidaknya di kalangan Pembentuk UUD 1945 dan penyelenggara organisasi negara Indonesia telah diterima pemikiran yang mendasar bahwa :  Sentralisasi dan desentralisasi masing-masing sebagai asas kelembagaan tidak ditempatkan pada kutub yang berlawanan (dichotomy), tetapi kedua asas tersebut merupakan suatu rangkaian kesatuan (continuum).  Kedua asas ini memiliki fungsi yang berlainan, tetapi saling melengkapi bagi keutuhan organisasi negara. Sentralisasi berfungsi menciptakan keseragaman, sedangkan desentralisasi menciptakan keberagaman dalam penyelenggaraan pemerintahan.
  • 7. 7 DUA AZAS YANG KONTINUMDUA AZAS YANG KONTINUM  AZAS DESENTRALISASI DAN AZAS SENTRALISASI TIDAK BERSIFAT DIKOTOMIS TETAPI KONTINUM.  TIDAK MUNGKIN DESENTRALISASI TANPA SENTRALISASI  DESENTRALISASI TANPA SENTRALISASI AKAN TERJADI DISINTEGRASI  SENTRALISASI TANPA DESENTRALISASI AKAN TERJADI DISINTEGRASI
  • 8. POLA HUBUNGAN KEKUASAAN PUSAT DAN DAERAH DI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA POLA HUBUNGAN KEKUASAAN PUSAT DAN DAERAH DI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Pemerintahan DaerahPemerintahan Daerah Pemerintahan PusatPemerintahan Pusat NegaraNegara DaerahDaerah Sebagiandiserahkan. BinwasAgarOtonomi TidakMelanggar Kedaulatan KedaulatanKedaulatan OtonomiOtonomi OtonomiDibatasiOleh Kedaulatan Pusat/negara adalah kesatuan masyarakat hukum yang berdaulat yang berhak mengatur dan mengurus diri sendiri yang mempunyai batas wilayah tertentu. Pusat/negara adalah kesatuan masyarakat hukum yang berdaulat yang berhak mengatur dan mengurus diri sendiri yang mempunyai batas wilayah tertentu. Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang berhak mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan yang diserahkan kepadanya yang mempunyai batas wilayah tertentu dalam ikatan NKRI. Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang berhak mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan yang diserahkan kepadanya yang mempunyai batas wilayah tertentu dalam ikatan NKRI.
  • 9. HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH PADA NEGARA KESATUAN PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH DAERAH URUSAN EKSLUSIF URUSAN A URUSAN A URUSAN A URUSAN A URUSAN B URUSAN B URUSAN dst URUSAN dst URUSAN B URUSAN B URUSAN dst URUSAN dst
  • 10. NEGARA FEDERALNEGARA FEDERAL  KEDAULATAN EKSTERNAL DIPEGANG OLEH PEMERINTAH FEDERAL, SEDANGKAN KEDAULATAN INTERNAL DIPEGANG OLEH NEGERA BAGIAN  PEMBAGIAN KEKUASAAN ANTARA PEMERINTAH FEDERAL DENGAN NEGARA BAGIAN DIATUR DALAM KONSTITUSI YANG TIDAK DAPAT DITARIK SECARA SEPIHAK;  DALAM KONSTITUSI DAPAT DIURAIKAN KEKUASAAN PEMERINTAH PUSAT DAN SISANYA (RESERVE OF POWER) MENJADI KEKUASAAN NEGARA BAGIAN ATAU SEBALIKNYA  PERUBAHAN KONSTITUSI DILAKUKAN OLEH NEGARA- NEGARA BAGIAN MELALUI REFERENDUM.
  • 11. HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH PADA NEGARA FEDERAL NEGARA FEDERAL NEGARA BAGIAN URUSAN D URUSAN D URUSAN A URUSAN A URUSAN B URUSAN B URUSAN C URUSAN C URUSAN E URUSAN E URUSAN dst URUSAN dst
  • 12. DESAIN OTONOMI DAERAH MENURUT UUD 1945DESAIN OTONOMI DAERAH MENURUT UUD 1945 1. NKRI Dibagi Ke dalam Daerah Provinsi Dan Kab/Kota. Daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota masing- masing mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dgn UU. 2. Pemerintahan Daerah Mengatur Dan Mengurus Urusan Pemerintahan Berdasarkan Azas Otonomi Dan Tugas Pembantuan; 3. Pemerintahan Daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. 4. Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas- luasnya, kecuali yang oleh Undang-undang dinyatakan sebagai kewenangan pusat.
  • 13. ESENSIESENSI BINWAS TERHADAP PEMERINTAHAN DAERAHBINWAS TERHADAP PEMERINTAHAN DAERAH  Pemerintah Pusat harus menjamin kedaulatan nasional tetap ditegakkan di seluruh wilayah Indonesia yaitu ditegakkannya hukum nasional termasuk oleh daerah otonom sehingga pemerintah pusat melakukan pengawasan terhadap daerah otonom.  Pemerintah pusat harus menjamin daerah otonom mampu memahami dan mencapai tujuan dari kebijakan nasional (hukum nasional) sehingga pemerintah pusat melakukan pembinaan kepada daerah otonom.  Pengawasan oleh pusat kepada daerah bukan pengawasan manajemen organisasi.
  • 16. WAJIBWAJIB PELAYANAN DASARPELAYANAN DASAR NON PELAYANAYAN DASARNON PELAYANAYAN DASAR PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKURENPEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN PILIHANPILIHAN 1. Pendidikan; 2. Kesehatan; 3. PU & Tata Ruang; 4. Perumahan & Kwsan Permukiman 5. Tramtibum & linmas 6. Sosial 1. Pendidikan; 2. Kesehatan; 3. PU & Tata Ruang; 4. Perumahan & Kwsan Permukiman 5. Tramtibum & linmas 6. Sosial 1. Tenaga Kerja, 2. Pemberdayaan Perempuan & Pelindungan Anak, 3. Pangan, 4. Pertanahan, 5. Lingkungan Hidup, 6. Adminduk & Capil, 7. PMD, 8. Pengendalian Pddk &KB, 9. Perhubungan, 10.Kominfo, 11.Koperasi, Usaha Kecil & Menengah , 12.Penanaman Modal, 13.Kepemudaan & Olahraga, 14.Statistik, 15.Persandian, 16.Kebudayaan, 17.Perpustakaan dan 18.Kearsipan 1. Tenaga Kerja, 2. Pemberdayaan Perempuan & Pelindungan Anak, 3. Pangan, 4. Pertanahan, 5. Lingkungan Hidup, 6. Adminduk & Capil, 7. PMD, 8. Pengendalian Pddk &KB, 9. Perhubungan, 10.Kominfo, 11.Koperasi, Usaha Kecil & Menengah , 12.Penanaman Modal, 13.Kepemudaan & Olahraga, 14.Statistik, 15.Persandian, 16.Kebudayaan, 17.Perpustakaan dan 18.Kearsipan 1. Kelautan & Perikanan 2. Pariwisata 3. Pertanian 4. Kehutanan 5. ESDM 6. Perdagangan 7. Perindustrian 8. Transmigrasi 1. Kelautan & Perikanan 2. Pariwisata 3. Pertanian 4. Kehutanan 5. ESDM 6. Perdagangan 7. Perindustrian 8. Transmigrasi Dibagi berdasarkan prinsip Eksternalitas, Akuntabilitas dan Efisiensi dan Kriteria tertentu Dibagi berdasarkan prinsip Eksternalitas, Akuntabilitas dan Efisiensi dan Kriteria tertentu Pilihan Sesuai Potensi, Keunggulan Daerah Pilihan Sesuai Potensi, Keunggulan Daerah Dimungkinkan Penggabungan Dengan kriteria tertentu dan tetap memperhatikan kompetensi urusan Dimungkinkan Penggabungan Dengan kriteria tertentu dan tetap memperhatikan kompetensi urusan Note : Menunjukkan skala prioritas
  • 18. KEKUASAAN MENGATUR KEKUASAAN MENGATUR PERATURAN DAERAH PERATURAN DAERAH PERATURAN KDH PERATURAN KDH Semua Pengaturan Yang Membebani atau Membatasi Masyarakat. Otonomi DaerahOtonomi Daerah Tugas Pembantuan Tugas Pembantuan Peraturan Yang Lebih Tinggi Peraturan Yang Lebih Tinggi Menjalankan Perda dan Peraturan Perundang-Undangan atau Kewenanganna.
  • 19. ASPEKASPEK YANG DIYANG DIBINWASBINWAS OLEH GUBERNUR SEBAGI WAKIL PEMERINTAH PUSATOLEH GUBERNUR SEBAGI WAKIL PEMERINTAH PUSAT GUB WK PUSAT PERDA PEMBINAAN PENGAWASAN PREVENTIF PERKADA/ KEP KDH KINERJA REPRESIF PERSELISIHAN
  • 20. KEWENANGAN BINWAS PEMERINTAH PUSATKEWENANGAN BINWAS PEMERINTAH PUSAT  Binwas Umum yang meliputi binwas terhadap aspek pembagian Urusan Pemerintahan, kelembagaan Daerah, kepegawaian pada Perangkat Daerah, keuangan Daerah, pembangunan Daerah, pelayanan publik di Daerah, kerja sama Daerah, Kebijakan Daerah, Kepala Daerah dan DPRD.  Binwas Teknis Dilakukan Oleh K/L.  Pengawasan oleh Mendagri dan K/L dilakukan oleh APIP masing-masing K/L (Ps 377 ayat 3)
  • 21. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN EVALUASIPEMBINAAN, PENGAWASAN DAN EVALUASI PEMERINTAHPEMERINTAH MendagriMendagri PembinaanPembinaan PengawasanPengawasan EvaluasiEvaluasi Binwas UmumBinwas Umum Binwas TeknisBinwas Teknis K/LK/L Secara Nas. koordinasi Mendagri ProvinsiProvinsi Gubernur sbg wakil Pem. Binwas umum & teknis Gubernur sbg wakil Pem. Binwas umum & teknis Kab/KotaKab/Kota Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah PemdaPemda Penghargaan & Sanksi Penghargaan & Sanksi
  • 22. KORBINWAS PEMDAKORBINWAS PEMDA PEMERITAH PUSATPEMERITAH PUSAT PROVINSIPROVINSI KORBINWAS Gub Wk Pem Pusat Gub Wk Pem Pusat KAB/KOTAKAB/KOTA Mendelegasikan KORWAS Pembinaan
  • 23. KEWENANGANKEWENANGAN UMUM GWPPUMUM GWPP  Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat adalah pejabat pemerintah pusat yang ditugaskan untuk melaksanakan sebagian wewenang pemerintah pusat berupa binwas kepada daerah kab/kota berdasarkan aturan yang dibuat oleh Pemerintah Pusat.  GWPP tidak memiliki otonomi, sehingga tidak berwenang untuk membuat peraturan.
  • 24. TUGAS GWPPTUGAS GWPP a) Mengoordinasikan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Tugas Pembantuan di Daerah kabupaten/kota; b) Melakukan monitoring, evaluasi, dan supervisi terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupaten/kota yang ada di wilayahnya; c) Memberdayakan dan memfasilitasi Daerah kabupaten/kota di wilayahnya; d) Melakukan evaluasi terhadap rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang RPJPD, RPJMD, APBD, perubahan APBD, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, tata ruang daerah, pajak daerah, dan retribusi daerah; e) Melakukan pengawasan terhadap Perda Kabupaten/Kota; dan f) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 25. WEWENANG GWPPWEWENANG GWPP a) Membatalkan Perda Kabupaten/Kota dan peraturan bupati/wali kota; b) Memberikan penghargaan atau sanksi kepada bupati/wali kota terkait dengan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; c) Menyelesaikan perselisihan dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan antar-Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi; d) Memberikan persetujuan terhadap rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang pembentukan dan susunan Perangkat Daerah kabupaten/kota; dan e) Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 26. TUGAS DAN WEWENANG GWPP SELAIN BINWASTUGAS DAN WEWENANG GWPP SELAIN BINWAS a) Menyelaraskan perencanaan pembangunan antar Daerah kabupaten/kota dan antara Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota di wilayahnya; b) Mengoordinasikan kegiatan pemerintahan dan pembangunan antara Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota dan antar-Daerah kabupaten/kota yang ada di wilayahnya; c) Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Pusat atas usulan DAK pada Daerah kabupaten/kota di wilayahnya; d) Melantik bupati/wali kota; e) Memberikan persetujuan pembentukan Instansi Vertikal di wilayah provinsi kecuali pembentukan Instansi Vertikal untuk melaksanakan urusan pemerintahan absolut dan pembentukan Instansi Vertikal oleh kementerian yang nomenklaturnya secara tegas disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; f) Melantik kepala Instansi Vertikal dari kementerian dan lembaga pemerintah nonkementerian yang ditugaskan di wilayah Daerah provinsi yang bersangkutan kecuali untuk kepala Instansi Vertikal yang melaksanakan urusan pemerintahan absolut dan kepala Instansi Vertikal yang dibentuk oleh kementerian yang nomenklaturnya secara tegas disebutkan dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan g) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
  • 27. UPAYA PENGUATAN IKATAN ANTARAUPAYA PENGUATAN IKATAN ANTARA GUBERNUR DENGAN PEMERINTAH PUSATGUBERNUR DENGAN PEMERINTAH PUSAT  Harus ada mekanisme over role mechanisme dimana Pemerintah Pusat dapat mengambil alih tugas dan wewenang Gubernur sebagi Wakil Pemerintah Pusat apabila tidak dilaksanakan;  Dibangun suatu ikatan melalui kekuatan keuangan (financial power) yang diberikan kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat, sehingga ada keterikatan secara finansial antara Gubernur sebagi wakil pemerintah pusat.
  • 28. TANTANGAN PEMBENTUKAN KELEMBAGAAN GWPPTANTANGAN PEMBENTUKAN KELEMBAGAAN GWPP  Pemerintah pusat saat ini belum menghendaki adanya penambahan unit kerja Dekonsentrasi baru yang membebani APBN;  Jika Presiden tidak menghendaki adanya unit kerja dekonsentrasi baru, maka keberadaan unit kerja pada sekretariat GWPP harus ditata kembali.  Alternatif yang dapat diambil untuk kelembagaan GWPP adalah menggunakan model inkorporasi (fusion model) dimana unit kerja pada set GWPP disatukan dengan unit kerja pada sekretariat daerah dan perangkat daerah lain yang mempunyai fungsi terkait dengan tugas dan wewenang GWPP.  Anggaran Program dan kegiatan dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi GWPP tetap dibiayai dari dan atas beban APBN.
  • 29. TERIMA KASIHTERIMA KASIH S U M A T E R A K A L IM A N T A N J A V A I R I A N J A Y A

Editor's Notes

  1. Pada hakekatnya desentralisasi adalah otonomisasi suatu masyarakat yang berada dalam teritoir tertentu. Sebagai pancaran paham kedaulatan rakyat, tentu otonomi diberikan oleh Pemerintah kepada masyarakat dan sama sekali bukan kepada daerah ataupun Pemerintah Daerah. Ketegasan pernyataan otonomi milik masyarakat dan masyarakat sebagai subyek dan bukan obyek otonomi perlu dicanangkan di masa depan untuk meluruskan penyelenggaraan otonomi daerah. Telah lama Hatta (1957) menegaskan bahwa otonomisasi suatu masyarakat oleh Pemerintah tidak saja berarti melaksanakan demokrasi tetapi juga mendorong berkembangnya prakarsa sendiri dalam pembentukan dan pelaksanaan kebijakan untuk kepentingan masyarakat setempat. Dengan berkembangnya prakarsa sendiri tercapailah apa yang dimaksud dengan demokrasi yaitu pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat. Rakyat tidak saja menentukan nasibnya sendiri, melainkan juga dan terutama memperbaiki nasibnya sendiri.