SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Download to read offline
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
IMPLEMENTASI UU NOMOR 23 TAHUN 2014
PEMBAGIAN PERAN ANTARA
PEMERINTAH PUSAT, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA
RPJMN 4
(2020-2024)
RPJMN 1
(2005-2009)
Menata kembali
NKRI, membangun
Indonesia yang
aman dan damai,
yang adil dan
demokratis, dengan
tingkat
kesejahteraan yang
lebih baik.
RPJMN 2
(2010-2014)
Memantapkan
penataan kembali
NKRI,
meningkatkan
kualitas SDM,
membangun
kemampuan iptek,
memperkuat daya
saing perekonomian
RPJMN 3
(2015-2019)
Memantapkan pem-
bangunan secara
menyeluruh dengan
menekankan
pembangunan
keunggulan kompetitif
perekonomian yang
berbasis SDA yang
tersedia, SDM yang
berkualitas, serta
kemampuan iptek
Mewujudkan masya-
rakat Indonesia yang
mandiri, maju, adil dan
makmur melalui
percepatan
pembangunan di segala
bidang dengan struktur
perekonomian yang
kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif.
Tahapan RPJPN 2005-2025
Prinsip Pembangunan Perdesaan :
1.Pemberdayaan dan pengembangan kapasitas
masyarakat, yang berorientasi kepada
karakteristik & kebutuhan serta aspirasi lokal.
2.Pembangunan yang partisipatif;
Kepemimpinan lokal dan kelembagaan
perdesaan berperan penting dalam proses
menuju keberlanjutan pembangunan.
3.Pembangunan berkelanjutan
1) Perluasan perlindungan sosial dan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin
2) Percepatan pengurangan kemiskinan dan peningkatan pemerataan
Sasaran tingkat kemiskinan pada RPJMN 2015-2019 : 6,5 – 8 persen
Sasaran tingkat kemiskinan pada RKP 2015 : 9 – 10 persen
Pelambatan penurunan kemiskinan ini disebabkan oleh :
(a) kondisi sosial budaya yang kurang mendukung produktivitas masyarakat,
(b) keterbatasan sumber daya dan keterisolasian,
(c) rendahnya taraf pendidikan dan derajat perawatan kesehatan,
(d) terbatasnya lapangan kerja, dan
(e) ketidakberdayaan masyarakat dalam mengikuti ekonomi pasar.
ISU RPJMN 2015-2019
SASARAN
ISU STRATEGIS
Target Dan Capaian Persentase Penduduk Miskin
• Tahun 2006-2013, jumlah maupun persentase penduduk miskin nasional terus menurun.
• Percepatan penanggulangan kemiskinan diperlukan untuk mencapai target 8-10 % tahun 2014
28.55
Des 2013
11.47
18,48 juta orang (62,2 %) tinggal di pedesaan serta sebagian besar adalah petani dan buruh
tani
GINI RATIO INDONESIA
Perluasan perlindungan sosial dan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin
 Perluasan perlindungan sosial
 Proses perluasan kepesertaan jaminan sosial pada sektor informal;
 Integrasi program jaminan sosial yang saat ini diselenggarakan oleh pemerintah
daerah atau pihak swasta ke dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN);
 Membangun sistem monev terpadu untuk pelaksanaan SJSN;
 Membangun rambu-rambu kesinambungan keuangan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS);
 Meningkatkan komprehensivitas program jaminan sosial dalam lingkup SJSN.
 Pelayanan dasar
 Peningkatan ketersediaan infrastruktur dan sarana pelayanan publik;
 Peningkatan penjangkauan pelayanan dasar bagi penduduk miskin dan
rentan.
Percepatan pengurangan kemiskinan dan peningkatan pemerataan
 Pengembangan penghidupan berkelanjutan;
 Peningkatan pemerataan.
ARAH KEBIJAKAN
RPJMN 2015 - 2019
UU 22 / 1999 Dominan Destr
UU 32 /’04
mencari keseimbangan
UU 5 / 1974 Dominan Sentrl
UU 18 / 1965 Dominan Desentr
Penetapan Presiden 6 / 1959 Dominan sentrl
UU 1 / 1957 Dominan Desentralisasi
UU 22 / 1948 Dominan Desentralisasi
UU 1 / 1945 Dominan Sentralisasi
DESENTRALISATIE WET 1903 Dominan Sentralisasi
KEBIJAKAN DESENTRALISASI
KEKUASAAN PEMERINTAHAN
KEMENTERIAN/LPNK
PRESIDEN
KEMENDAGRI
PEMERINTAHAN DAERAH
Koordinasi KoordinasiSebagian
Urusan
Pasal 17 UUD 1945
Pemegang Kekuasaan
Pemerintahan – Pasal 4 (1)
UUD 1945
PUSAT
DAERAH
Tanggung Jawab Otonomi Seluas-luasnya
Pasal 18 (5) UUD’45
Pasal 5
1.Urusan pemerintahan absolut adalah Urusan
Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat.
2.Urusan pemerintahan konkuren adalah Urusan
Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan
Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota. Urusan
pemerintahan konkuren yang diserahkan ke Daerah
menjadi dasar pelaksanaan Otonomi Daerah.
3.Urusan pemerintahan umum adalah Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden
sebagai kepala pemerintahan
KLASIFIKASI URUSAN PEMERINTAHAN
PASAL 9 – UU 23/2014
ABSOLUT
PILIHANWAJIB
PELAYANAN DASAR
(urusan wajib yang
sebagian substansinya
merupakan pelayanan
dasar (6) URUSAN
NON
PELAYANAN
DASAR (18)
URUSAN
S P M
URUSAN PEMERINTAHAN
KONKUREN
1. PERTAHANAN
2. KEAMANAN
3. AGAMA
4. YUSTISI
5. POLITIK LUAR
NEGERI
6. MONETER &
FISKAL
URUSAN
PEMERINTAHAN
UMUM
PANCASILA, UUD 45,
BHINEKA TUNGGAL IKA,
NKRI, KESATUAN
BANGSA,
KETERTIBAN, DLL…
URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN
PILIHAN
1. Kelautan dan perikanan;
2. Pariwisata;
3. Pertanian;
4. kehutanan;
5. Energi dan sumber daya
mineral;
6. Perdagangan;
7. Perindustrian; dan
8. Tansmigrasi.
WAJIB
Non pelayanan dasarpelayanan dasar Potensi, penyerapan tenaga
kerja dan pemanfaatan lahan
1. Pendidikan
2. Kesehatan
3. PU & PR
4. Sosial
5. Perumahan rakyat
dan kawasan
pemukiman
6. Ketentraman,
Ketertiban umum
dan perlindungan
masyarakat
1. Tenaga kerja
2. PP & PA
3. Pangan
4. Pertanahan
5. Lingkungan hidup
6. Adm. Kependdkan dan
pencatatan sipil;
7. PMD
8. Pengendalaian penduduk
dan KB;
9. Perhubungan
10. Kominfo
11. Koperasi dan UKM;
12. Penanaman modal
13. Kepemudaan dan olahraga
14. Statistik
15. Persandian
16. Kebudayaan
17. Perpustakaan dan
18. Arsip
Urusan berbasis
ekosistem
Kehutanan; ESDM; kelautan
dan perikanan.
Provinsi
Kab/Kota
Dapat bagi
hasil
AKUNTABILITAS EFISIENSI EKSTERNALITAS STRATEGIS NASIONAL
Penanggungjawabnya
berdasarkan
kedekatannya dengan
luas, besaran, dan
jangkauan dampak
yang ditimbulkan oleh
penyelenggaraan suatu
Urusan
Pemerintahan.
Perbandingan tingkat
daya guna
yang paling tinggi yang
dapat diperoleh.
Luas, besaran, dan
jangkauan dampak
yang timbul akibat
penyelenggaraan
suatu Urusan
Pemerintahan.
Dalam rangka menjaga
keutuhan dan
kesatuan bangsa,
kedaulatan Negara,
implementasi
hubungan luar
negeri, pencapaian
program strategis
nasional dan
pertimbangan lain.
PRINSIP
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN
(PASAL 13)
PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KAB/KOTA
1. lokasinya lintas Daerah
provinsi atau lintas negara;
2. penggunanya lintas Daerah
provinsi atau lintas negara;
3. manfaat atau dampak
negatifnya lintas Daerah
provinsi atau lintas negara;
4. penggunaan sumber dayanya
lebih efisien apabila dilakukan
oleh Pemerintah Pusat;
dan/atau;
5. peranannya Strategis bagi
kepentingan nasional.
1. lokasinya lintas Daerah
kabupaten/kota;
2. penggunanya lintas Daerah
kabupaten/kota;
3. manfaat atau dampak
negatifnya lintas Daerah
kabupaten/kota; dan/atau
4. penggunaan sumber dayanya
lebih efisien apabila dilakukan
oleh Daerah Provinsi.
1. lokasinya dalam Daerah
kabupaten/kota;
2. penggunanya dalam Daerah
kabupaten/kota;
3. manfaat atau dampak
negatifnya hanya dalam
Daerah kabupaten/kota;
dan/atau;
4. penggunaan sumber dayanya
lebih efisien apabila dilakukan
oleh Daerah kabupaten/kota.
KRITERIA KEWENANGAN
PEMERINTAH PUSAT DAERAH
1. menetapkan NSPK, paling lama 2 (dua) tahun
terhitung sejak peraturan pemerintah mengenai
pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren
diundangkan serta melaksanakan pembinaan
dan pengawasan;
2. membatalkan kebijakan Daerah yang tidak
berpedoman pada NSPK;
3. menetapkan SPM.
1. menetapkan kebijakan Daerah untuk
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah berpedoman pada
NSPK;
2. dalam jangka waktu 2 (dua) tahun, Pusat belum
menetapkan NSPK, Pemda melaksanakan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah;
3. memprioritaskan pelaksanaan Urusan
Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar berpedoman pada SPM.
KEWENANGAN PUSAT DAN DAERAH
(PASAL 16, 17, 18)
PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KAB/KOTA
1. sendiri oleh Pemerintah Pusat
2. melimpahkan kepada gubernur
sebagai wakil Pemerintah Pusat
atau kepada Instansi Vertikal yang
ada di Daerah berdasarkan asas
Dekonsentrasi; atau
3. menugasi Daerah berdasarkan
asas Tugas Pembantuan.
4. penugasan kepada Daerah
ditetapkan dengan peraturan
menteri/kepala lembaga
pemerintah nonkementerian
berkoordinasi dengan Menteri
Dalam Negeri.
1. sendiri oleh Daerah provinsi;
2. menugasi Daerah kabupaten/kota
berdasarkan asas Tugas
Pembantuan; atau
3. menugasi Desa.
4. penugasan kepada Daerah
kabupaten/kota dan Desa,
ditetapkan dengan peraturan
gubernur
1. sendiri oleh Daerah
kabupaten/kota atau dapat
ditugaskan sebagian
pelaksanaannya kepada Desa
2. penugasan kepada Desa
ditetapkan dengan peraturan
bupati/wali kota .
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN
(PASAL 19, 20, 22)
Versi UU No 32 Tahun 2004
 Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang
dari Pemerintah kepada gubernur sebagai wakil
Pemerintah dan/atau kepada Instansi Vertikal di
wilayah tertentu.
 Tugas Pembantuan adalah penugasan dari
Pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari
pemerintah provinsi kepada kabupaten, atau
kota dan/atau desa, serta dari pemerintah
kabupaten, atau kota kepada desa untuk
melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban
melaporkan dan mempertanggungjawabkan
pelaksanaannya kepada yang menugaskan.
Versi UU No 23 Tahun 2014
 Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah
Pusat kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat,
kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, dan/atau
kepada gubernur dan bupati/wali kota sebagai
penanggung jawab urusan pemerintahan umum.
 Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah
Pusat kepada daerah otonom untuk melaksanakan
sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat atau dari Pemerintah
Daerah provinsi kepada Daerah kabupaten/kota untuk
melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah provinsi.
PENGERTIAN DEKONSENTRASI DAN TP
VERSI UU-32/2004 DAN UU-23/2014
OTONOMI DAERAH
DESENTRALISASI
URUSAN WAJIB &
PILIHAN
PP NO. 38 TAHUN 2007
17
UU NO. 32 TAHUN
2004
Pendidikan
Kesehatan
Pekerjaan Umum
Perumahan
Penataan Ruang
Perencanaan Pembangunan
Perhubungan
Lingkungan Hidup
Pertanahan
Kependudukan dan Catatan Sipil
Pemberdayaan Perempuan
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Sosial
Tenaga Kerja
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Penanaman Modal
Kebudayaan
Pemuda dan Olah Raga
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
OTDA, PUM, AKD, Perangkat Daerah,
Kepegawaian, dan Persandian
Ketahanan Pangan
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Statistik
Kearsipan
Komunikasi dan Informatika
Pertanian
Kehutanan
Energi dan Sumberdaya Mineral
Pariwisata
Kelautan dan Perikanan
Perdagangan
Perindustrian
Transmigrasi
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI DAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA
PELAYANAN
KESEHATAN
• Urusan kesehatan merupakan urusan pemerintahan konkuren
yang dibagi antara Pemerintah Pusat, Daerah Provinsi, dan
Daerah Kab/Kota
• Urusan kesehatan merupakan urusan pemerintahan wajib yang
bersifat pelayanan dasar
• Pemerintah daerah harus mengalokasikan anggaran urusan
kesehatan minimal 10% dari total belanja APBD diluar gaji (UU
Kesehatan).
URUSAN KESEHATAN
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KESEHATAN TERINCI PADA:
LAMPIRAN UNDANG-UNDANG R.I NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
Merupakan standard minimum pelayanan
publik yang WAJIB disediakan oleh Pemda
kepada masyarakat serta ampu menjamin
terwujudnya hak-hak individu thd akses
masy mendapat pelayanan dasara sesuai
ukuran yg ditetapkan oleh Pemerintah.
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
• Penyelenggara pemerintah Daerah memprioritaskan
pelaksanaan Urusan pemrintahan Wajib yg berkaitan
dengan pelayanan Dasar
• Pelaksanaan pelayanan dasar pada urusan pemerintahan
Wajib yg berkaitan dengan pelayanan dasar berpedoman
pada Standard Pelayanan Minimal yg ditetapkan
pemerintah Pusat
• Ketentuan lebih lanjut mengenai SPM diatur dengan
peraturan pemerintah.
Dengan berlakunya UU no 23/2014 ttg Pemerintahan
Daerah maka sesuai pasal 18 :
SPM PROVINSI:
• Persentase Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan
Khusus Mendapatkan Promosi Kesehatan
• Persentase Promosi Kesehatan Melalui Media Massa
• Persentase Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan
Khusus Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Lingkungan
PADA SAAT INI KEMENKES BERSAMA ADINKES, TIM KONSULTAN
TELAH MERUMUSKAN DRAFT SPM , MELIPUTI :
• Persentase Satuan Pendidikan Dasar mendapatkan Promosi Kesehatan
• Persentase Puskesmas dan Pustu Melaksanakan Promosi Kesehatan
• Persentase Puskesmas yang melakukan Promosi Kesehatan untuk Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan
• Persentase Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal Sesuai Standar di Puskesmas dan Jaringannya
• Persentase Ibu Bersalin Mendapatkan Pelayanan Persalinan Sesuai Standar di Puskesmas dan jaringannya
• Persentase Bayi Baru Lahir Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar di Puskesmas dan Jaringannya
• Persentase Usia Bawah Lima Tahun (Balita) Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar di Puskesmas dan Jaringannya
• Persentase Siswa Satuan Pendidikan Dasar Mendapatkan Skrining Kesehatan Sesuai Standar
• Persentase Usia 15 – 19 tahun Mendapatkan Skrining Kesehatan Sesuai Standar di Puskesmas dan Jaringannya
• Persentase Usia 20 – 59 tahun Mendapatkan Skrining Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Sesuai Standar di
Puskesmas dan Jaringannya
• Persentase Usia 60 tahun Keatas Mendapatkan Skrining Kesehatan Sesuai Standar di Puskesmas
• Persentase terduga Tuberkulosis Mendapatkan Pemeriksaan Tuberkulosis Sesuai Standar di Puskesmas dan RSUD
• Persentase Terduga HIV dan AIDS Mendapatkan Pemeriksaan HIV-AIDS Sesuai Standar di Puskesmas dan RSUD
• Persentase Satuan Pendidikan Dasar Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Lingkungan
• Persentase Pasar Rakyat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Lingkungan
• Persentase Respons Verifikasi terhadap SKDR dalam Waktu Kurang dari 24 Jam
SPM KABUPATEN DAN KOTA
Indeks Risiko Kesehatan - HDR China 2002
 Menilai propinsi menurut eksposur masyarakat
terhadap risiko kesehatan lingkungan hidup.
 Indeks ini memakai indikator, seperti:
1) Eksposur potensial terhadap polusi udara
dalam-ruang dan luar-ruang
2) Eksposur terhadap air tercemar, tingkat gizi,
dan kapasitas layanan kesehatan.
Indeks Kebahagiaan
(Happiness Index) - Raja Bhutan Jigme Singye Wangchuck pada 1972.
 Komponen yang dipertimbangkan
untuk Indeks Kebahagiaan menurut Bhutan:
1) Kepuasan atas hubungan pribadi;
2) Pekerjaan;
3) Makna dalam tujuan hidup; dan
4) Sejauh mana teknologi meningkatkan standar hidup.
MENGUKUR
INDEKS
PEMBANGUNAN
MANUSIA
(HUMAN
DEVELOPMENT)
CAPAIAN INDEKS KEBAHAGIAAN DI INDONESIA
TAHUN 2013 DAN 2014
Indeks kebahagiaan merupakan indeks komposit
yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10
aspek kehidupan yang esensial. Kesepuluh aspek
tersebut secara substansi dan bersama-sama
merefleksikan tingkat kebahagiaan yang meliputi
kepuasan terhadap:
1) kesehatan,
2) pendidikan,
3) pekerjaan,
4) pendapatan rumah tangga,
5) keharmonisan keluarga,
6) ketersediaan waktu luang,
7) hubungan sosial,
8) kondisi rumah dan aset,
9) keadaan lingkungan, dan
10) Kondisi keamanan.
Uu 23 th 2014 depdagri

More Related Content

What's hot

Investasi SDA di Indonesia
Investasi SDA di IndonesiaInvestasi SDA di Indonesia
Investasi SDA di Indonesia01112015
 
materi rakor p3d deputi bidang pembinaan manajemen kepegawaian
materi rakor p3d deputi bidang pembinaan manajemen kepegawaianmateri rakor p3d deputi bidang pembinaan manajemen kepegawaian
materi rakor p3d deputi bidang pembinaan manajemen kepegawaianNoorvita Ika Mardianti
 
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Abdul wahib situmorang - presentasi IP4T
Abdul wahib situmorang - presentasi IP4TAbdul wahib situmorang - presentasi IP4T
Abdul wahib situmorang - presentasi IP4T01112015
 
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014Aksi SETAPAK
 
Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019
Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019
Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019Osc Gerhat
 
Progres Report Pelaksanaan Inventarisasi P3D Provinsi Banten
Progres Report Pelaksanaan Inventarisasi P3D Provinsi BantenProgres Report Pelaksanaan Inventarisasi P3D Provinsi Banten
Progres Report Pelaksanaan Inventarisasi P3D Provinsi BantenMassaputro Delly TP
 
Presentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten Lama
Presentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten LamaPresentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten Lama
Presentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten LamaTPRP Strategic Partner
 
P.100 pedoman pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang ling...
P.100 pedoman pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang ling...P.100 pedoman pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang ling...
P.100 pedoman pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang ling...Anjas Asmara, S.Si
 
Master plan KSPO of baduy and old banten
Master plan KSPO of baduy and old banten Master plan KSPO of baduy and old banten
Master plan KSPO of baduy and old banten TPRP Strategic Partner
 
P.9 menhut ii-2014 - juknis pelaksanaan jabfung polhut & angka kreditnya
P.9 menhut ii-2014 - juknis pelaksanaan jabfung polhut & angka kreditnyaP.9 menhut ii-2014 - juknis pelaksanaan jabfung polhut & angka kreditnya
P.9 menhut ii-2014 - juknis pelaksanaan jabfung polhut & angka kreditnyaPayyu Kogata
 
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhut 2022
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhut 2022Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhut 2022
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhut 2022Sudirman Sultan
 
Rancangan Akhir RKPD 2013
Rancangan Akhir RKPD 2013Rancangan Akhir RKPD 2013
Rancangan Akhir RKPD 2013Brhu Corp
 
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhut
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhutTugas dan fungsi jabatan fungsional polhut
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhutSudirman Sultan
 
Produk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahProduk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahArdi Susanto
 
Standar Drafting Keputusan Bupati
Standar Drafting Keputusan BupatiStandar Drafting Keputusan Bupati
Standar Drafting Keputusan BupatiArdi Susanto
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Penataan Ruang
 
Rencana Strategis Inspektorat Jenderal KLHK Tahun 2015-2019
Rencana Strategis Inspektorat Jenderal KLHK Tahun 2015-2019Rencana Strategis Inspektorat Jenderal KLHK Tahun 2015-2019
Rencana Strategis Inspektorat Jenderal KLHK Tahun 2015-2019ItjenKLHK
 
PERATURAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR...
PERATURAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR...PERATURAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR...
PERATURAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR...ItjenKLHK
 

What's hot (20)

Investasi SDA di Indonesia
Investasi SDA di IndonesiaInvestasi SDA di Indonesia
Investasi SDA di Indonesia
 
materi rakor p3d deputi bidang pembinaan manajemen kepegawaian
materi rakor p3d deputi bidang pembinaan manajemen kepegawaianmateri rakor p3d deputi bidang pembinaan manajemen kepegawaian
materi rakor p3d deputi bidang pembinaan manajemen kepegawaian
 
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
 
Abdul wahib situmorang - presentasi IP4T
Abdul wahib situmorang - presentasi IP4TAbdul wahib situmorang - presentasi IP4T
Abdul wahib situmorang - presentasi IP4T
 
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
 
Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019
Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019
Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019
 
Progres Report Pelaksanaan Inventarisasi P3D Provinsi Banten
Progres Report Pelaksanaan Inventarisasi P3D Provinsi BantenProgres Report Pelaksanaan Inventarisasi P3D Provinsi Banten
Progres Report Pelaksanaan Inventarisasi P3D Provinsi Banten
 
Presentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten Lama
Presentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten LamaPresentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten Lama
Presentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten Lama
 
P.100 pedoman pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang ling...
P.100 pedoman pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang ling...P.100 pedoman pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang ling...
P.100 pedoman pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang ling...
 
Master plan KSPO of baduy and old banten
Master plan KSPO of baduy and old banten Master plan KSPO of baduy and old banten
Master plan KSPO of baduy and old banten
 
P.9 menhut ii-2014 - juknis pelaksanaan jabfung polhut & angka kreditnya
P.9 menhut ii-2014 - juknis pelaksanaan jabfung polhut & angka kreditnyaP.9 menhut ii-2014 - juknis pelaksanaan jabfung polhut & angka kreditnya
P.9 menhut ii-2014 - juknis pelaksanaan jabfung polhut & angka kreditnya
 
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhut 2022
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhut 2022Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhut 2022
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhut 2022
 
Rancangan Akhir RKPD 2013
Rancangan Akhir RKPD 2013Rancangan Akhir RKPD 2013
Rancangan Akhir RKPD 2013
 
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhut
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhutTugas dan fungsi jabatan fungsional polhut
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhut
 
Produk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahProduk Hukum Daerah
Produk Hukum Daerah
 
Standar Drafting Keputusan Bupati
Standar Drafting Keputusan BupatiStandar Drafting Keputusan Bupati
Standar Drafting Keputusan Bupati
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
 
Rencana Strategis Inspektorat Jenderal KLHK Tahun 2015-2019
Rencana Strategis Inspektorat Jenderal KLHK Tahun 2015-2019Rencana Strategis Inspektorat Jenderal KLHK Tahun 2015-2019
Rencana Strategis Inspektorat Jenderal KLHK Tahun 2015-2019
 
04 perka nomor_7_tahun_2016
04 perka nomor_7_tahun_201604 perka nomor_7_tahun_2016
04 perka nomor_7_tahun_2016
 
PERATURAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR...
PERATURAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR...PERATURAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR...
PERATURAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR...
 

Similar to Uu 23 th 2014 depdagri

Orientasi Dewan 4 LAWANG
Orientasi Dewan 4 LAWANGOrientasi Dewan 4 LAWANG
Orientasi Dewan 4 LAWANGhoyin rizmu
 
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Orientasi Dewan 4 L.pptx
Orientasi Dewan 4 L.pptxOrientasi Dewan 4 L.pptx
Orientasi Dewan 4 L.pptxhoyin rizmu
 
Orientasi dewan banyuasin
Orientasi dewan banyuasinOrientasi dewan banyuasin
Orientasi dewan banyuasinhoyin rizmu
 
Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...
Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...
Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...Oswar Mungkasa
 
Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...
Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...
Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...BADAR_HAMID
 
TRANSFER KE DAERAH DAN DESA SOLUSI BANGSA SEJAHTERA
TRANSFER KE DAERAH DAN DESA  SOLUSI BANGSA SEJAHTERATRANSFER KE DAERAH DAN DESA  SOLUSI BANGSA SEJAHTERA
TRANSFER KE DAERAH DAN DESA SOLUSI BANGSA SEJAHTERABeta Uliansyah
 
Paparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesi
Paparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesiPaparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesi
Paparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesililikwbs
 
Paparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesi
Paparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesiPaparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesi
Paparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesiErwin Rinaldy
 
Renstra ditjen penyediaan perumahan 2015 2019
Renstra ditjen penyediaan perumahan 2015 2019Renstra ditjen penyediaan perumahan 2015 2019
Renstra ditjen penyediaan perumahan 2015 2019nugroho30
 
SINERGITAS PEMBENTUKAN PHD JATENG.ppt
SINERGITAS PEMBENTUKAN PHD JATENG.pptSINERGITAS PEMBENTUKAN PHD JATENG.ppt
SINERGITAS PEMBENTUKAN PHD JATENG.pptpadlah1984
 
PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN CARA PENAGANAN.pptx
PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN CARA PENAGANAN.pptxPERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN CARA PENAGANAN.pptx
PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN CARA PENAGANAN.pptxArifin Abidin
 
Permendesa nomor 6 tahun 2020 pdf.pdf
Permendesa nomor 6 tahun 2020 pdf.pdfPermendesa nomor 6 tahun 2020 pdf.pdf
Permendesa nomor 6 tahun 2020 pdf.pdfAkademi Desa 4.0
 
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan, Dan Transmigrasi RI
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan, Dan Transmigrasi RIPeraturan Menteri Desa, Pembangunan, Dan Transmigrasi RI
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan, Dan Transmigrasi RIJalinKrakatau
 
Permendesa Nomor 6 tahun 2020
Permendesa Nomor 6 tahun 2020 Permendesa Nomor 6 tahun 2020
Permendesa Nomor 6 tahun 2020 Akademi Desa 4.0
 
Ppid.kebumenkab.go.id.230719 materi-dinas-kominfo-provinsi-23-07-2019
Ppid.kebumenkab.go.id.230719 materi-dinas-kominfo-provinsi-23-07-2019Ppid.kebumenkab.go.id.230719 materi-dinas-kominfo-provinsi-23-07-2019
Ppid.kebumenkab.go.id.230719 materi-dinas-kominfo-provinsi-23-07-2019Pemdes Seboro Sadang
 
Perpres Nomor 72 Tahun 2021.pdf
Perpres Nomor 72 Tahun 2021.pdfPerpres Nomor 72 Tahun 2021.pdf
Perpres Nomor 72 Tahun 2021.pdfsaifulibrahim5
 

Similar to Uu 23 th 2014 depdagri (20)

Orientasi Dewan 4 LAWANG
Orientasi Dewan 4 LAWANGOrientasi Dewan 4 LAWANG
Orientasi Dewan 4 LAWANG
 
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
 
Orientasi Dewan 4 L.pptx
Orientasi Dewan 4 L.pptxOrientasi Dewan 4 L.pptx
Orientasi Dewan 4 L.pptx
 
PAPARAN TIM
PAPARAN TIMPAPARAN TIM
PAPARAN TIM
 
Orientasi dewan banyuasin
Orientasi dewan banyuasinOrientasi dewan banyuasin
Orientasi dewan banyuasin
 
Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...
Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...
Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...
 
Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...
Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...
Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...
 
TRANSFER KE DAERAH DAN DESA SOLUSI BANGSA SEJAHTERA
TRANSFER KE DAERAH DAN DESA  SOLUSI BANGSA SEJAHTERATRANSFER KE DAERAH DAN DESA  SOLUSI BANGSA SEJAHTERA
TRANSFER KE DAERAH DAN DESA SOLUSI BANGSA SEJAHTERA
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Paparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesi
Paparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesiPaparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesi
Paparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesi
 
Paparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesi
Paparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesiPaparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesi
Paparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesi
 
Renstra ditjen penyediaan perumahan 2015 2019
Renstra ditjen penyediaan perumahan 2015 2019Renstra ditjen penyediaan perumahan 2015 2019
Renstra ditjen penyediaan perumahan 2015 2019
 
SINERGITAS PEMBENTUKAN PHD JATENG.ppt
SINERGITAS PEMBENTUKAN PHD JATENG.pptSINERGITAS PEMBENTUKAN PHD JATENG.ppt
SINERGITAS PEMBENTUKAN PHD JATENG.ppt
 
PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN CARA PENAGANAN.pptx
PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN CARA PENAGANAN.pptxPERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN CARA PENAGANAN.pptx
PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN CARA PENAGANAN.pptx
 
Permendesa nomor 6 tahun 2020 pdf.pdf
Permendesa nomor 6 tahun 2020 pdf.pdfPermendesa nomor 6 tahun 2020 pdf.pdf
Permendesa nomor 6 tahun 2020 pdf.pdf
 
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan, Dan Transmigrasi RI
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan, Dan Transmigrasi RIPeraturan Menteri Desa, Pembangunan, Dan Transmigrasi RI
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan, Dan Transmigrasi RI
 
Permendesa Nomor 6 tahun 2020
Permendesa Nomor 6 tahun 2020 Permendesa Nomor 6 tahun 2020
Permendesa Nomor 6 tahun 2020
 
Ppid.kebumenkab.go.id.230719 materi-dinas-kominfo-provinsi-23-07-2019
Ppid.kebumenkab.go.id.230719 materi-dinas-kominfo-provinsi-23-07-2019Ppid.kebumenkab.go.id.230719 materi-dinas-kominfo-provinsi-23-07-2019
Ppid.kebumenkab.go.id.230719 materi-dinas-kominfo-provinsi-23-07-2019
 
02. pkp sosnas nsup - Kota Tanpa Kumuh - KOTAKU
02. pkp sosnas nsup - Kota Tanpa Kumuh - KOTAKU02. pkp sosnas nsup - Kota Tanpa Kumuh - KOTAKU
02. pkp sosnas nsup - Kota Tanpa Kumuh - KOTAKU
 
Perpres Nomor 72 Tahun 2021.pdf
Perpres Nomor 72 Tahun 2021.pdfPerpres Nomor 72 Tahun 2021.pdf
Perpres Nomor 72 Tahun 2021.pdf
 

Uu 23 th 2014 depdagri

  • 1. KEMENTERIAN DALAM NEGERI IMPLEMENTASI UU NOMOR 23 TAHUN 2014 PEMBAGIAN PERAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA
  • 2. RPJMN 4 (2020-2024) RPJMN 1 (2005-2009) Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. RPJMN 2 (2010-2014) Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian RPJMN 3 (2015-2019) Memantapkan pem- bangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek Mewujudkan masya- rakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif. Tahapan RPJPN 2005-2025 Prinsip Pembangunan Perdesaan : 1.Pemberdayaan dan pengembangan kapasitas masyarakat, yang berorientasi kepada karakteristik & kebutuhan serta aspirasi lokal. 2.Pembangunan yang partisipatif; Kepemimpinan lokal dan kelembagaan perdesaan berperan penting dalam proses menuju keberlanjutan pembangunan. 3.Pembangunan berkelanjutan
  • 3. 1) Perluasan perlindungan sosial dan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin 2) Percepatan pengurangan kemiskinan dan peningkatan pemerataan Sasaran tingkat kemiskinan pada RPJMN 2015-2019 : 6,5 – 8 persen Sasaran tingkat kemiskinan pada RKP 2015 : 9 – 10 persen Pelambatan penurunan kemiskinan ini disebabkan oleh : (a) kondisi sosial budaya yang kurang mendukung produktivitas masyarakat, (b) keterbatasan sumber daya dan keterisolasian, (c) rendahnya taraf pendidikan dan derajat perawatan kesehatan, (d) terbatasnya lapangan kerja, dan (e) ketidakberdayaan masyarakat dalam mengikuti ekonomi pasar. ISU RPJMN 2015-2019 SASARAN ISU STRATEGIS
  • 4. Target Dan Capaian Persentase Penduduk Miskin • Tahun 2006-2013, jumlah maupun persentase penduduk miskin nasional terus menurun. • Percepatan penanggulangan kemiskinan diperlukan untuk mencapai target 8-10 % tahun 2014 28.55 Des 2013 11.47 18,48 juta orang (62,2 %) tinggal di pedesaan serta sebagian besar adalah petani dan buruh tani
  • 6. Perluasan perlindungan sosial dan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin  Perluasan perlindungan sosial  Proses perluasan kepesertaan jaminan sosial pada sektor informal;  Integrasi program jaminan sosial yang saat ini diselenggarakan oleh pemerintah daerah atau pihak swasta ke dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN);  Membangun sistem monev terpadu untuk pelaksanaan SJSN;  Membangun rambu-rambu kesinambungan keuangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS);  Meningkatkan komprehensivitas program jaminan sosial dalam lingkup SJSN.  Pelayanan dasar  Peningkatan ketersediaan infrastruktur dan sarana pelayanan publik;  Peningkatan penjangkauan pelayanan dasar bagi penduduk miskin dan rentan. Percepatan pengurangan kemiskinan dan peningkatan pemerataan  Pengembangan penghidupan berkelanjutan;  Peningkatan pemerataan. ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015 - 2019
  • 7. UU 22 / 1999 Dominan Destr UU 32 /’04 mencari keseimbangan UU 5 / 1974 Dominan Sentrl UU 18 / 1965 Dominan Desentr Penetapan Presiden 6 / 1959 Dominan sentrl UU 1 / 1957 Dominan Desentralisasi UU 22 / 1948 Dominan Desentralisasi UU 1 / 1945 Dominan Sentralisasi DESENTRALISATIE WET 1903 Dominan Sentralisasi KEBIJAKAN DESENTRALISASI
  • 8. KEKUASAAN PEMERINTAHAN KEMENTERIAN/LPNK PRESIDEN KEMENDAGRI PEMERINTAHAN DAERAH Koordinasi KoordinasiSebagian Urusan Pasal 17 UUD 1945 Pemegang Kekuasaan Pemerintahan – Pasal 4 (1) UUD 1945 PUSAT DAERAH Tanggung Jawab Otonomi Seluas-luasnya Pasal 18 (5) UUD’45 Pasal 5
  • 9. 1.Urusan pemerintahan absolut adalah Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. 2.Urusan pemerintahan konkuren adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota. Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke Daerah menjadi dasar pelaksanaan Otonomi Daerah. 3.Urusan pemerintahan umum adalah Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan KLASIFIKASI URUSAN PEMERINTAHAN PASAL 9 – UU 23/2014
  • 10. ABSOLUT PILIHANWAJIB PELAYANAN DASAR (urusan wajib yang sebagian substansinya merupakan pelayanan dasar (6) URUSAN NON PELAYANAN DASAR (18) URUSAN S P M URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN 1. PERTAHANAN 2. KEAMANAN 3. AGAMA 4. YUSTISI 5. POLITIK LUAR NEGERI 6. MONETER & FISKAL URUSAN PEMERINTAHAN UMUM PANCASILA, UUD 45, BHINEKA TUNGGAL IKA, NKRI, KESATUAN BANGSA, KETERTIBAN, DLL…
  • 11. URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN PILIHAN 1. Kelautan dan perikanan; 2. Pariwisata; 3. Pertanian; 4. kehutanan; 5. Energi dan sumber daya mineral; 6. Perdagangan; 7. Perindustrian; dan 8. Tansmigrasi. WAJIB Non pelayanan dasarpelayanan dasar Potensi, penyerapan tenaga kerja dan pemanfaatan lahan 1. Pendidikan 2. Kesehatan 3. PU & PR 4. Sosial 5. Perumahan rakyat dan kawasan pemukiman 6. Ketentraman, Ketertiban umum dan perlindungan masyarakat 1. Tenaga kerja 2. PP & PA 3. Pangan 4. Pertanahan 5. Lingkungan hidup 6. Adm. Kependdkan dan pencatatan sipil; 7. PMD 8. Pengendalaian penduduk dan KB; 9. Perhubungan 10. Kominfo 11. Koperasi dan UKM; 12. Penanaman modal 13. Kepemudaan dan olahraga 14. Statistik 15. Persandian 16. Kebudayaan 17. Perpustakaan dan 18. Arsip Urusan berbasis ekosistem Kehutanan; ESDM; kelautan dan perikanan. Provinsi Kab/Kota Dapat bagi hasil
  • 12. AKUNTABILITAS EFISIENSI EKSTERNALITAS STRATEGIS NASIONAL Penanggungjawabnya berdasarkan kedekatannya dengan luas, besaran, dan jangkauan dampak yang ditimbulkan oleh penyelenggaraan suatu Urusan Pemerintahan. Perbandingan tingkat daya guna yang paling tinggi yang dapat diperoleh. Luas, besaran, dan jangkauan dampak yang timbul akibat penyelenggaraan suatu Urusan Pemerintahan. Dalam rangka menjaga keutuhan dan kesatuan bangsa, kedaulatan Negara, implementasi hubungan luar negeri, pencapaian program strategis nasional dan pertimbangan lain. PRINSIP PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN (PASAL 13)
  • 13. PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KAB/KOTA 1. lokasinya lintas Daerah provinsi atau lintas negara; 2. penggunanya lintas Daerah provinsi atau lintas negara; 3. manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah provinsi atau lintas negara; 4. penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Pemerintah Pusat; dan/atau; 5. peranannya Strategis bagi kepentingan nasional. 1. lokasinya lintas Daerah kabupaten/kota; 2. penggunanya lintas Daerah kabupaten/kota; 3. manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah kabupaten/kota; dan/atau 4. penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah Provinsi. 1. lokasinya dalam Daerah kabupaten/kota; 2. penggunanya dalam Daerah kabupaten/kota; 3. manfaat atau dampak negatifnya hanya dalam Daerah kabupaten/kota; dan/atau; 4. penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah kabupaten/kota. KRITERIA KEWENANGAN
  • 14. PEMERINTAH PUSAT DAERAH 1. menetapkan NSPK, paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak peraturan pemerintah mengenai pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren diundangkan serta melaksanakan pembinaan dan pengawasan; 2. membatalkan kebijakan Daerah yang tidak berpedoman pada NSPK; 3. menetapkan SPM. 1. menetapkan kebijakan Daerah untuk menyelenggarakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah berpedoman pada NSPK; 2. dalam jangka waktu 2 (dua) tahun, Pusat belum menetapkan NSPK, Pemda melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah; 3. memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar berpedoman pada SPM. KEWENANGAN PUSAT DAN DAERAH (PASAL 16, 17, 18)
  • 15. PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KAB/KOTA 1. sendiri oleh Pemerintah Pusat 2. melimpahkan kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat atau kepada Instansi Vertikal yang ada di Daerah berdasarkan asas Dekonsentrasi; atau 3. menugasi Daerah berdasarkan asas Tugas Pembantuan. 4. penugasan kepada Daerah ditetapkan dengan peraturan menteri/kepala lembaga pemerintah nonkementerian berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri. 1. sendiri oleh Daerah provinsi; 2. menugasi Daerah kabupaten/kota berdasarkan asas Tugas Pembantuan; atau 3. menugasi Desa. 4. penugasan kepada Daerah kabupaten/kota dan Desa, ditetapkan dengan peraturan gubernur 1. sendiri oleh Daerah kabupaten/kota atau dapat ditugaskan sebagian pelaksanaannya kepada Desa 2. penugasan kepada Desa ditetapkan dengan peraturan bupati/wali kota . PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN (PASAL 19, 20, 22)
  • 16. Versi UU No 32 Tahun 2004  Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah dan/atau kepada Instansi Vertikal di wilayah tertentu.  Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten, atau kota dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten, atau kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan. Versi UU No 23 Tahun 2014  Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, dan/atau kepada gubernur dan bupati/wali kota sebagai penanggung jawab urusan pemerintahan umum.  Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada daerah otonom untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat atau dari Pemerintah Daerah provinsi kepada Daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi. PENGERTIAN DEKONSENTRASI DAN TP VERSI UU-32/2004 DAN UU-23/2014
  • 17. OTONOMI DAERAH DESENTRALISASI URUSAN WAJIB & PILIHAN PP NO. 38 TAHUN 2007 17 UU NO. 32 TAHUN 2004 Pendidikan Kesehatan Pekerjaan Umum Perumahan Penataan Ruang Perencanaan Pembangunan Perhubungan Lingkungan Hidup Pertanahan Kependudukan dan Catatan Sipil Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Sosial Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Penanaman Modal Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri OTDA, PUM, AKD, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian Ketahanan Pangan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Statistik Kearsipan Komunikasi dan Informatika Pertanian Kehutanan Energi dan Sumberdaya Mineral Pariwisata Kelautan dan Perikanan Perdagangan Perindustrian Transmigrasi PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH PROVINSI DAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA PELAYANAN KESEHATAN
  • 18. • Urusan kesehatan merupakan urusan pemerintahan konkuren yang dibagi antara Pemerintah Pusat, Daerah Provinsi, dan Daerah Kab/Kota • Urusan kesehatan merupakan urusan pemerintahan wajib yang bersifat pelayanan dasar • Pemerintah daerah harus mengalokasikan anggaran urusan kesehatan minimal 10% dari total belanja APBD diluar gaji (UU Kesehatan). URUSAN KESEHATAN PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KESEHATAN TERINCI PADA: LAMPIRAN UNDANG-UNDANG R.I NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
  • 19. Merupakan standard minimum pelayanan publik yang WAJIB disediakan oleh Pemda kepada masyarakat serta ampu menjamin terwujudnya hak-hak individu thd akses masy mendapat pelayanan dasara sesuai ukuran yg ditetapkan oleh Pemerintah. STANDAR PELAYANAN MINIMAL
  • 20. • Penyelenggara pemerintah Daerah memprioritaskan pelaksanaan Urusan pemrintahan Wajib yg berkaitan dengan pelayanan Dasar • Pelaksanaan pelayanan dasar pada urusan pemerintahan Wajib yg berkaitan dengan pelayanan dasar berpedoman pada Standard Pelayanan Minimal yg ditetapkan pemerintah Pusat • Ketentuan lebih lanjut mengenai SPM diatur dengan peraturan pemerintah. Dengan berlakunya UU no 23/2014 ttg Pemerintahan Daerah maka sesuai pasal 18 :
  • 21. SPM PROVINSI: • Persentase Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus Mendapatkan Promosi Kesehatan • Persentase Promosi Kesehatan Melalui Media Massa • Persentase Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Lingkungan PADA SAAT INI KEMENKES BERSAMA ADINKES, TIM KONSULTAN TELAH MERUMUSKAN DRAFT SPM , MELIPUTI :
  • 22. • Persentase Satuan Pendidikan Dasar mendapatkan Promosi Kesehatan • Persentase Puskesmas dan Pustu Melaksanakan Promosi Kesehatan • Persentase Puskesmas yang melakukan Promosi Kesehatan untuk Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan • Persentase Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal Sesuai Standar di Puskesmas dan Jaringannya • Persentase Ibu Bersalin Mendapatkan Pelayanan Persalinan Sesuai Standar di Puskesmas dan jaringannya • Persentase Bayi Baru Lahir Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar di Puskesmas dan Jaringannya • Persentase Usia Bawah Lima Tahun (Balita) Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar di Puskesmas dan Jaringannya • Persentase Siswa Satuan Pendidikan Dasar Mendapatkan Skrining Kesehatan Sesuai Standar • Persentase Usia 15 – 19 tahun Mendapatkan Skrining Kesehatan Sesuai Standar di Puskesmas dan Jaringannya • Persentase Usia 20 – 59 tahun Mendapatkan Skrining Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Sesuai Standar di Puskesmas dan Jaringannya • Persentase Usia 60 tahun Keatas Mendapatkan Skrining Kesehatan Sesuai Standar di Puskesmas • Persentase terduga Tuberkulosis Mendapatkan Pemeriksaan Tuberkulosis Sesuai Standar di Puskesmas dan RSUD • Persentase Terduga HIV dan AIDS Mendapatkan Pemeriksaan HIV-AIDS Sesuai Standar di Puskesmas dan RSUD • Persentase Satuan Pendidikan Dasar Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Lingkungan • Persentase Pasar Rakyat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Lingkungan • Persentase Respons Verifikasi terhadap SKDR dalam Waktu Kurang dari 24 Jam SPM KABUPATEN DAN KOTA
  • 23. Indeks Risiko Kesehatan - HDR China 2002  Menilai propinsi menurut eksposur masyarakat terhadap risiko kesehatan lingkungan hidup.  Indeks ini memakai indikator, seperti: 1) Eksposur potensial terhadap polusi udara dalam-ruang dan luar-ruang 2) Eksposur terhadap air tercemar, tingkat gizi, dan kapasitas layanan kesehatan. Indeks Kebahagiaan (Happiness Index) - Raja Bhutan Jigme Singye Wangchuck pada 1972.  Komponen yang dipertimbangkan untuk Indeks Kebahagiaan menurut Bhutan: 1) Kepuasan atas hubungan pribadi; 2) Pekerjaan; 3) Makna dalam tujuan hidup; dan 4) Sejauh mana teknologi meningkatkan standar hidup. MENGUKUR INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (HUMAN DEVELOPMENT)
  • 24. CAPAIAN INDEKS KEBAHAGIAAN DI INDONESIA TAHUN 2013 DAN 2014 Indeks kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial. Kesepuluh aspek tersebut secara substansi dan bersama-sama merefleksikan tingkat kebahagiaan yang meliputi kepuasan terhadap: 1) kesehatan, 2) pendidikan, 3) pekerjaan, 4) pendapatan rumah tangga, 5) keharmonisan keluarga, 6) ketersediaan waktu luang, 7) hubungan sosial, 8) kondisi rumah dan aset, 9) keadaan lingkungan, dan 10) Kondisi keamanan.