2. Diantara sekian banyak pakar sosialis,
pandangan Karl Heindrich Marx (1818-1883)
dianggap paling berpengaruh. Teori-teorinya tidak
hanya didasarkan atas pandangan ekonomi
saja, tetapi juga melibatkan moral, etika, sosial,
politik, sejarah, falsafah dsb. Suatu hal yang
agak istimewa dari teori marx, hampir seluruh
pandangan marx diliputi oleh konflik.
3. KECAMAN MARX TERHADAP SISTEM
KAPITALIS
Karl Marx sangat benci dgn sistem pereko-
nomian liberal yg digagas oleh Adam Smith.
Dari segi moral Marx melihat bahwa sistem
kapitalis mewarisi ketidakadilan dari dalam. Hal
itu karena sistem liberal tersebut tidak perduli
tentang masalah kepincangan dan kesenjangan
sosial.
Dari segi Sosiologi, Marx melihat adanya
sumber konflik antar kelas, yaitu para pemilik
modal yang menguasai kapital yang kaya raya
dilain pihak ada sekelompok orang Lainnya
yaitu kaum buruh sebagai kelas proletar yang
sangat miskin menduduki posisi kelas bawah.
4. TEORI PERTENTANGAN KELAS
Teori Marx tentang pertentangan kelas ditulis
dalam buku Manifesto Komunis.
Dizaman kuno ada kaum bangsawan yang bebas
dan budak yang terikat.
Dizaman pertengahan ada tuan tanah sebagai
pemilik dan hamba sahaya yang menggarap
tanah bukan kepunyaannya.
Dizaman modern ada majikan yang memiliki alat-
alat produksi dan buruh yang hanya punya tenaga
kerja untuk dijual kepada majikan.
Ada masyarakat kelas kaya (the haves) dan kelas
masyarakat tak berpunya (the haves not).
5. TEORI SURPLUS VALUE DAN
PENINDASAN BURUH
Kelebihan nilai produktivitas kerja buruh atas upah alami
disebut nilai lebih (surplus value), dinikmati oleh para
pemilik modal. Semakin kecil upah alami yang dibayarkan
pada kaum buruh, semakin besar nilai surplus yang
dinikmati pemilik modal. Berarti semakin besar
pengisapan atau eksploitasi dari pemilik modal atas kaum
buruh. Hal ini ditulis Marx dalam Das Kapital.
Sebagian dari laba yang merupakan surplus value
tersebut ditanamkan kembali sebagai investasi, apakah
untuk memperluas usaha yang ada atau membuka
lapangan usaha baru. Dari hasil investasi ini kekayaan
mereka akan semakin menumpuk, semakin lama semakin
besar.
6. DIALEKTA MATERIALISME
HISTORIS
Dengan materialisme historis, Marx percaya sejarah
manusia ditentukan oleh kebutuhan ekonominya
yang paling dasar, yaitu kebutuhan akan materi.
Seluruh tindak tanduk manusia didorong oleh motif
ekonomi, yaitu pemuasan materi.
Marx percaya bahwa kekuatan-kekuatan ekonomi
(yang disebutnya kekuatan-kekuatan produktif,
productive force sangat menentukan hubungan-
hubungan produksi, pasar, masyarakat, dan bahkan
termasuk Supra struktur ideologi,falsafah, Hukum,
sosial, budaya, agama, kesenian, dsb) nantinya
diorganisasi.
7. FASE-FASE PERKEMBANGAN MASYARAKAT
(MENURUT MARX)
Menurut Marx, semua kelompok masya-
rakat akan mengalami fase-fase sbb :
1.Komunisme Primitif (suku)
2.Perbudakan
3.Feodalisme
4.Kapitalisme
5.Sosialisme
6.Komunisme
8. MATERIALISME SEJARAH MARX
Proses perubahan sejarah mencerminkan
pembangunan ekonomi masyarakat.
Perubahan terjadi dari economic base ke
superstructure base(legal and political
superstructure).
Economic base adalah dinamika inti yang
menggambarkan kondisi konflik antara alat-alat
produksi dengan hubungan produksi. Keduanya
secara bersama-sama membentuk economic base
suatu masyarakat.
9. Ketika alat-alat produksi berkembang pada saat terjadi
perkembangan teknologi, hubungan produksi yang
sudah ada sudah tidak berjalan lagi dan menghambat
kapasitas produksi baru yang paling efektif.
Kondisi ini mengarah pada proses perubahan sosial
dimana hubungan produksi ditransformasikan untuk
mengakomodasi konfigurasi sarana yang baru.
10. Perkembangan dalam economic base menjadi
katalis transformasi yang lebih luas dalam
masyarakat secara keseluruhan. Pola produksi
material menghidupkan proses hidup sosial, politik
dan intelektual secara keseluruhan.
Oleh karena itu, institusi hukum, politik dan budaya
dan kegiatan-kegiatan dalam masyarakat
mencerminkan pola kekuasaan dan kontrol dalam
ekonomi.
Inilah yang menyebabkan perubahan dalam
ekonomic base ke arah legal and political
superstructure (superstructure base).
12. PERBEDAAN SOSIALISME DAN
KOMUNISME MENURUT MARX
Perbedaan diantara kedua fase tersebut dapat dilihat dari :
1. Produktivitas
Dalam fase sosialisme, produktivitas masih rendah dan kebutuhan materi
belum terpenuhi secara cukup.
Dalam fase komunisme penuh, produktivitas sudah tinggi sehingga semua
kebutuhan materi sudah diproduksi secara cukup.
2. Hakikat manusia sebagai produsen
Dalam fase sosialisme manusia belum cukup menyesuaikan diri sehingga
menjadikan kerja sebagai hakikat dan masih mementingkan insentif materi
untuk bekerja.
Pada tahap komunisme penuh, kerja sudah menjadi hakikat. Manusia bekerja
dgn penuh kegembiraan, sukacita. Semua pekerjaan dilakukan dgn sukarela,
dgn efisien, tanpa terlalu mengharapkan insentif langsung seperti upah, yg
hanya merupakan produk sampingan dari kerja.
3. Pembagian pendapatan.
Dalam fase sosialisme berlaku prinsip, from each according to his ability, to
each according to his labor.
Dalam fase komunisme penuh prinsipnya, from each according to his ability,
to each according to his needs.
13. Pada tahap komunisme penuh. Bahkan, uang tidak
perlu lagi digunakan. Dalam tahap komunisme penuh
tidak ada lagi soal kelangkaan, juga tidak ada
lagi kelas-kelas masyarakat, pengisapan dari suatu
kelompok masyarakat terhadap kelompok
masyarakat lainnya.
14. KRITIK THP TEORI KETERGANTUNGAN
Sumber keterbelakangan suatu negara krn faktor luar
Tidak melihat dinamika di neg berkembang
Hanya menyalahkan kapitalisme
Perlu kejelasan konsep ketergantungan
Tak dibahas bgm negara pinggiran melepaskan diri
Mengasumsikan otonomi pasti baik
Pesimisme thp nasionalisme.
Mengasumsikan kepentingan negara industri dan pinggiran
selalu berbeda
15. PERTANYAAN?
Dalam konteks sekarang, mungkinkah negara
berkembang (pinggiran) tidak melakukan
hubungan/transasksi dengan negara maju (kapitalis)?
Bagi negara berkembang lebih untung melakukan hub.
dg maju atau tidak sama sekali?
Apa yang dapat dilakukan negara berkembang untuk
mengurangi akibat negatif dari kehadiran kapitalis asing
?