SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Penetapan Kadar Fosfat
dalam Dinatrium
Hidrogenfosfat
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1
Anggota :
1. Daniel Navy Hantoro
2. Herlina Noor Utami
3. Ivonne Ramadhani
4. Yahya Hamdika
TEORI
Fosfat dapat diendapkan sebagai ammonium magnesium
fosfat. Pengaturan pH pada penetapan ini harus teliti sekali karena
bila terlalu tinggi (lebih dari 10) Mg(OH)2 akan mengendap. Endapan
agak sulit terbentuk pada suhu biasa maupun panas, oleh karena itu
pengendapan pada suhu rendah (es) sambil dilakukan pengadukan.
Untuk penyempurnaan pengendapan (memperbesar hablur,
mengurangi kopresipitasi) endapan diperam dalam es 1-2 jam.
Pencucian harus dengan larutan encer NH4OH untuk memperkecil
kelarutan. Pada waktu pembakaran hendaknya hati-hati, mula-mula
dengan api kecil sampai semua kertas diperarang, kemudian sedikit
demi sedikit diperbesar sampai semua karbon terbakar, lalu dipijarkan.
Abu tidak akan menjadi putih tetapi abu-abu.
DASAR
Ion Posfat dapat diendapkan dengan ammonia
(NH4OH) dan campuran magnesia membentuk
endapan NH4MgPO4 yang berwarna putih.
Pengaturan pH harus diperhatikan, karena bila terlalu
tinggi Mg(OH)2 akan ikut mengendap. Oleh karena
itu, ditambahkan NH4Cl sebagai penyangga. Setelah
dipijarkan, endapan NH4MgPO4 terurai menjadi sisa
pijar Mg2P2O7 (Magnesium Piroposfat), NH3
(ammoniak) dan H2O (air).
REAKSI
Na2HPO4 + MgCl2 + NH4OH → NH4MgPO4 + 2NaCl + H2O
↗
2NH4MgPO4 → Mg2P2O7 + 2NH3 + H20
↑
ALAT
Piala gelas 400 ml Pembakar teklu Gegep Gelas ukur 50 ml
Piala gelas 800 ml Pembakar meker Oven Gelas ukur 250 ml
Pengaduk Labu semprot Desikator baki
Policeman Kaki tiga Neraca analtik Gelas ukur 10 ml
Cawan porselin Penyangga
corong
Neraca digital Korek
Kaca arloji Corong Sudip
Penutup kaca Tabung reaksi Kasa asbes
BAHAN
• Sampel
Na2HPO4.12H2O
• Air suling
• Indikator PP
• NH4OH 2N
• Campuran
Magnesia
• HCl 4N
• NH4OH 1:10 DAN 1:20
• Es batu
• AgNO3 0,1%
• HNO3 4N
CARA KERJA
1. Timbang ± 0,5 gram sampel Na2HPO4.12H2O
2. Larutkan dengan ± 50ml air suling dalam piala gelas
400ml
3. Bubuhi beberapa tetes HCl 4N
4. Tambahkan 10ml NH4Cl 2N dan 5ml campuran
magnesia (bila terbentuk endapan putih, dilarutkan
dengan HCl 4N sampai larutan jernih)
5. Didihkan larutan, didinginkan dalam es, tambahkan 5
tetes indikator PP
6. Setelah larutan dingin, diendapkan dengan NH4OH 1:10
(larutan berwarna merah muda seulas)
7. Teruskan dengan pendinginan dan tambahkan
ammonia 1:10 lagi sebanyak ± 1
5 isi yang ada
8. Saring endapan, dicuci dengan NH4OH 1:20 sampai
bebas dari pengotor khlorida
9. Keringkan endapan dalam oven, dimasukkan ke dalam
cawan porselen, diperarang, dipijarkan, diabukan,
didinginkan dalam desikator, ditimbang
10.Lakukan sampai bobot tetap Mg2P2O7
PERHITUNGAN
• Kadar PO4 (Teoritis) =
• Kadar PO4 (Praktikum) =
× 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑏𝑢
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
× 100%
PEMBAHASAN
Garam Posfat (disini berupa hidrat Na2HPO4·12H2O) dapat diendapkan dengan
campuran magnesia dan NH4OH pekat 1:10 membentuk endapan NH4MgPO4 yang
berwarna putih. Campuran magnesia terbuat dari hablur MgCl2 · 6H2O sebanyak 80 gram,
NH4Cl sebanyak 160 gram, dan NH4OH pekat sebanyak 320 mL. Ketiga zat tersebut
dicampurkan kemudian diencerkan hingga volumenya 1 liter dan kalau perlu disaring.
Penambahan campuran magnesia dilakukan sebelum penambahan NH4OH pekat 1:10
sehingga apabila penambahan campuran magnesia membentuk endapan putih, maka
dapat dipastikan terjadi kopresipitasi endapan berupa Mg(OH)2. Karena endapan
tersebut tak diinginkan, maka endapan tersebut dilarutkan kembali dengan HCl 4N.
Setelah endapan Mg(OH)2 kembali larut, maka larutan dididihkan. Hal ini bertujuan
untuk membuat larutan yang sempurna, yaitu semua zat terlarut telah homogen
sempurna dengan pelarutnya. Endapan NH4MgPO4 sulit terbentuk pada suhu panas. Oleh
karena itu, dilakukan pendinginan setelah pendidihan. Larutan harus benar-benar dingin
agar terbentuk endapan yang baik. Sebelum diendapkan, larutan diteteskan indikator PP
(Phenol Ptalein) yang tak berwarna pada suasana asam dan akan berwarna merah
muda sampai ungu saat suasana larutannya basa (jangkauan pH berkisar antara 8,6 – 10).
Mengapa perlu diteteskan indikator PP? Hal ini dikarenakan
sebelum pengendapan suasana larutan masih asam. Pengendap
yang digunakan adalah NH4OH yang bersifat basa. Jika pH terlalu
tinggi dikhawatirkan Mg(OH)2 akan ikut mengendap. Dapat
disimpulkan bahwa indikator ini berfungsi untuk mengetahui apakah
penambahan pengendap sudah cukup atau belum. Pengendapan
pertama dilakukan sampai warna larutan merah muda seulas (seulas
= muda sekali).
Setelah itu endapan diperam kembali di dalam es agar
menyempurnakan pengendapan, dimana salah satu syarat
penyempurnaan pengendapan adalah dilakukan pemeraman untuk
memperbesar molekul endapan serta memurnikan endapan. Setelah
dingin kembali, pengendapan kedua pun dilakukan dengan
menambahkan NH4OH pekat 1:10 sebanyak 1/5 volume larutan. Ini
juga memenuhi salah satu syarat pengendapan sempurna, yaitu
konsentrasi pereaksi yang digunakan encer dan penambahannya
bertahap serta sedikit demi sedikit. Proses pengendapan pun selesai
dan dilanjutkan pada tahapan penyaringan.
Endapan NH4MgPO4 putih ini disaring dengan kertas saring
Whatman no.540 dan dicuci dengan NH4OH pekat 1:20 untuk
mengurangi peptisasi (penguraian endapan menjadi butir-butir
koloid). Karena pada penetapan ini tidak ada ion SO4
2-, maka
pengotor hanya berupa ion Cl- saja. Namun ada yang berbeda saat
uji klorida, yaitu penambahan indikator PP sebelum pengujian. Hal ini
dilakukan karena endapan Perak Klorida (AgCl) hanya terbentuk
pada suasana asam, sedangkan endapan dicuci dengan basa
NH4OH. Sebelumnya telah disinggung bahwa PP tidak berwarna jika
dalam suasana asam, oleh karena itu penambahan HNO3 dilakukan
sampai larutan tersebut jernih (suasana larutan sudah asam).
Apabila tidak diteteskan indikator PP terlebih dahulu, maka
penambahan asam nitrat belum jelas cukup atau belumnya. Indikator
PP yang diteteskan cukup 1 tetes saja. Endapan NH4MgPO4 tadi
sebenarnya masih memiliki satu pengotor lagi, yaitu pengotor basa
dari NH4OH yang digunakan sebagai air pencuci. Namun NH4OH akan
terurai ketika dipanaskan menjadi NH3(g) (Ammoniak) dan H2O(g) (air).
Sisa pijar ditetapkan sebagai Mg2P2O7 (Magnesium Piro Posfat) yang
tidak berwarna hitam, melainkan abu-abu.
PERTANYAAN
1. Mengapa jika pHnya terlalu tinggi terbentuk endapan
Mg(OH)2 ?
2. Mengapa abu Mg2P2O7 tidak berwarna hitam ?
3. Mengapa diendapkan dengan basa lemah ? Mengapa
tidak dengan basa kuat saja ?
4. Bagaimana jika saat uji pengotor tidak menambahkan
phenol ptialin (indikator PP) ?
5. Kenapa dalam mencari kadar suatu sampel harus melalui
tahapan gravimetri ? Kenapa tidak langsung dihitung ?
Padahal kita sudah mengetahui unsur unsur yang ada
dalam sampel tersebut ?
JAWABAN
1. Karena pada campuran magnesia terdapat MgCl2 jadi bila pHnya
terlalu tinggi sebelum ditambahkan campuran magnesia maka
setelah ditambahkan akan terbentuk endapan yang tidak
diinginkan.
2. Karena abu Mg2P2O7
3. Karena jika ditambahkan basa kuat akan terbentuk garam
kompleks, yaitu …
4. Hasil yang didapatkan akan berbeda karena tidak mendapatkan
perlakuan yang sama, dan akan lebih susah untuk mengetahui
larutan tersebut sudah bebas pengotor atau belum.
5. Karena dalam keaadan sampel sulit mencari kadar murni fosfat
jadi harus melewati tahap pemisahan melalui reaksi.
KESIMPULAN
Dinatrium hidrogenfosfat yang berwarna putih dapat
diendapkan dengan NH4OH sebagai NH4MgPO4 yang
berwarna merah muda seulas dalam keadaan dingin dan
dipijarkan menjadi Mg2P2O7 yang berwarna abu abu
dengan kadar teori sebesar 23,09%.

More Related Content

What's hot

Penetapan kadar Cr dalam K2CrO4 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar Cr dalam K2CrO4 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar Cr dalam K2CrO4 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar Cr dalam K2CrO4 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Penetapan Kadar Ni dalam Nikel Sulfat
Penetapan Kadar Ni dalam Nikel SulfatPenetapan Kadar Ni dalam Nikel Sulfat
Penetapan Kadar Ni dalam Nikel SulfatRidwan Ajipradana
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Penetapan Kadar Cr dalam Kalium Khromat
Penetapan Kadar Cr dalam Kalium KhromatPenetapan Kadar Cr dalam Kalium Khromat
Penetapan Kadar Cr dalam Kalium KhromatRidwan Ajipradana
 
Penetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung
Penetapan Kadar Fe dalam Garam TunjungPenetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung
Penetapan Kadar Fe dalam Garam TunjungRidwan Ajipradana
 
Metode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan BstMetode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan BstAuliabcd
 
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium KarbonatPenetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium KarbonatRidwan Ajipradana
 
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu KawiPenetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu KawiAnshori Suhendro
 
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2OPenetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2OLestari Putri
 
Titrasi Metode Yodo-yodimetri
Titrasi Metode Yodo-yodimetriTitrasi Metode Yodo-yodimetri
Titrasi Metode Yodo-yodimetriAuliabcd
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrDila Adila
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatRidwan Ajipradana
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anionTillapia
 
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Firda Shabrina
 
Penetapan normalitas h2 so4 secara konduktometri
Penetapan normalitas h2 so4 secara konduktometriPenetapan normalitas h2 so4 secara konduktometri
Penetapan normalitas h2 so4 secara konduktometriIrfan Bayu Ramadhan
 
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Quina Fathonah
 

What's hot (20)

Penetapan kadar Cr dalam K2CrO4 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar Cr dalam K2CrO4 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar Cr dalam K2CrO4 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar Cr dalam K2CrO4 SMK-SMAK Bogor
 
Penetapan Kadar Ni dalam Nikel Sulfat
Penetapan Kadar Ni dalam Nikel SulfatPenetapan Kadar Ni dalam Nikel Sulfat
Penetapan Kadar Ni dalam Nikel Sulfat
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
 
Penetapan Kadar Cr dalam Kalium Khromat
Penetapan Kadar Cr dalam Kalium KhromatPenetapan Kadar Cr dalam Kalium Khromat
Penetapan Kadar Cr dalam Kalium Khromat
 
Penetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung
Penetapan Kadar Fe dalam Garam TunjungPenetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung
Penetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung
 
Metode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan BstMetode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan Bst
 
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
 
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium KarbonatPenetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
 
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu KawiPenetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
 
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2OPenetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
 
Titrasi Metode Yodo-yodimetri
Titrasi Metode Yodo-yodimetriTitrasi Metode Yodo-yodimetri
Titrasi Metode Yodo-yodimetri
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam Mohr
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anion
 
Laporan praktikum nitrobenzen
Laporan praktikum nitrobenzen Laporan praktikum nitrobenzen
Laporan praktikum nitrobenzen
 
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
 
Hidrolisis.ppt
Hidrolisis.pptHidrolisis.ppt
Hidrolisis.ppt
 
Penetapan normalitas h2 so4 secara konduktometri
Penetapan normalitas h2 so4 secara konduktometriPenetapan normalitas h2 so4 secara konduktometri
Penetapan normalitas h2 so4 secara konduktometri
 
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
 

Similar to Penetapan Kadar Posfat dalam Dinatrium Hidrogenfosfat

Analisis Pupuk ZA dan TSP
Analisis Pupuk ZA dan TSPAnalisis Pupuk ZA dan TSP
Analisis Pupuk ZA dan TSPnoerarifinyusuf
 
laporan penentuan indikator
laporan penentuan indikatorlaporan penentuan indikator
laporan penentuan indikatoraji indras
 
Makalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanMakalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanSeptian Muna Barakati
 
Laporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam BasaLaporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam BasaAtmaRahmah
 
Makalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanMakalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanWarnet Raha
 
Laporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basaLaporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basaQueena N.A.S
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
 
Indikator lakmus dan titrasi asam basa
Indikator lakmus dan titrasi asam basaIndikator lakmus dan titrasi asam basa
Indikator lakmus dan titrasi asam basaLaksmi_Perwira
 
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3aprijal_99
 
Laporan kimsma kel 3 buffer
Laporan kimsma kel 3 bufferLaporan kimsma kel 3 buffer
Laporan kimsma kel 3 bufferMika Ariani
 
Aplikasi titrasi-asam-basa
Aplikasi titrasi-asam-basaAplikasi titrasi-asam-basa
Aplikasi titrasi-asam-basaUda TrooPer
 
Laporan tetap sifat asam dan basa senyawa organik
Laporan tetap sifat asam dan basa senyawa organikLaporan tetap sifat asam dan basa senyawa organik
Laporan tetap sifat asam dan basa senyawa organikMitha Pratiwi
 
Laporan praktikum kimia hidrolisis
Laporan praktikum kimia hidrolisisLaporan praktikum kimia hidrolisis
Laporan praktikum kimia hidrolisisNida Shafiyanti
 

Similar to Penetapan Kadar Posfat dalam Dinatrium Hidrogenfosfat (20)

Analisis Pupuk ZA dan TSP
Analisis Pupuk ZA dan TSPAnalisis Pupuk ZA dan TSP
Analisis Pupuk ZA dan TSP
 
laporan penentuan indikator
laporan penentuan indikatorlaporan penentuan indikator
laporan penentuan indikator
 
Makalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanMakalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasaman
 
Laporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam BasaLaporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam Basa
 
Makalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanMakalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasaman
 
Makalah menentukan ph
Makalah menentukan phMakalah menentukan ph
Makalah menentukan ph
 
Makalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanMakalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasaman
 
Laporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basaLaporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basa
 
Makalah menentukan ph
Makalah menentukan phMakalah menentukan ph
Makalah menentukan ph
 
Makalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanMakalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasaman
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
Indikator lakmus dan titrasi asam basa
Indikator lakmus dan titrasi asam basaIndikator lakmus dan titrasi asam basa
Indikator lakmus dan titrasi asam basa
 
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
 
Laporan kimsma kel 3 buffer
Laporan kimsma kel 3 bufferLaporan kimsma kel 3 buffer
Laporan kimsma kel 3 buffer
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
Percobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdasPercobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdas
 
Aplikasi titrasi-asam-basa
Aplikasi titrasi-asam-basaAplikasi titrasi-asam-basa
Aplikasi titrasi-asam-basa
 
Laporan tetap sifat asam dan basa senyawa organik
Laporan tetap sifat asam dan basa senyawa organikLaporan tetap sifat asam dan basa senyawa organik
Laporan tetap sifat asam dan basa senyawa organik
 
Ebook kimia analisis
Ebook kimia analisisEbook kimia analisis
Ebook kimia analisis
 
Laporan praktikum kimia hidrolisis
Laporan praktikum kimia hidrolisisLaporan praktikum kimia hidrolisis
Laporan praktikum kimia hidrolisis
 

Recently uploaded

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 

Recently uploaded (20)

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 

Penetapan Kadar Posfat dalam Dinatrium Hidrogenfosfat

  • 1. Penetapan Kadar Fosfat dalam Dinatrium Hidrogenfosfat DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1 Anggota : 1. Daniel Navy Hantoro 2. Herlina Noor Utami 3. Ivonne Ramadhani 4. Yahya Hamdika
  • 2. TEORI Fosfat dapat diendapkan sebagai ammonium magnesium fosfat. Pengaturan pH pada penetapan ini harus teliti sekali karena bila terlalu tinggi (lebih dari 10) Mg(OH)2 akan mengendap. Endapan agak sulit terbentuk pada suhu biasa maupun panas, oleh karena itu pengendapan pada suhu rendah (es) sambil dilakukan pengadukan. Untuk penyempurnaan pengendapan (memperbesar hablur, mengurangi kopresipitasi) endapan diperam dalam es 1-2 jam. Pencucian harus dengan larutan encer NH4OH untuk memperkecil kelarutan. Pada waktu pembakaran hendaknya hati-hati, mula-mula dengan api kecil sampai semua kertas diperarang, kemudian sedikit demi sedikit diperbesar sampai semua karbon terbakar, lalu dipijarkan. Abu tidak akan menjadi putih tetapi abu-abu.
  • 3. DASAR Ion Posfat dapat diendapkan dengan ammonia (NH4OH) dan campuran magnesia membentuk endapan NH4MgPO4 yang berwarna putih. Pengaturan pH harus diperhatikan, karena bila terlalu tinggi Mg(OH)2 akan ikut mengendap. Oleh karena itu, ditambahkan NH4Cl sebagai penyangga. Setelah dipijarkan, endapan NH4MgPO4 terurai menjadi sisa pijar Mg2P2O7 (Magnesium Piroposfat), NH3 (ammoniak) dan H2O (air).
  • 4. REAKSI Na2HPO4 + MgCl2 + NH4OH → NH4MgPO4 + 2NaCl + H2O ↗ 2NH4MgPO4 → Mg2P2O7 + 2NH3 + H20 ↑
  • 5. ALAT Piala gelas 400 ml Pembakar teklu Gegep Gelas ukur 50 ml Piala gelas 800 ml Pembakar meker Oven Gelas ukur 250 ml Pengaduk Labu semprot Desikator baki Policeman Kaki tiga Neraca analtik Gelas ukur 10 ml Cawan porselin Penyangga corong Neraca digital Korek Kaca arloji Corong Sudip Penutup kaca Tabung reaksi Kasa asbes
  • 6. BAHAN • Sampel Na2HPO4.12H2O • Air suling • Indikator PP • NH4OH 2N • Campuran Magnesia • HCl 4N • NH4OH 1:10 DAN 1:20 • Es batu • AgNO3 0,1% • HNO3 4N
  • 7. CARA KERJA 1. Timbang ± 0,5 gram sampel Na2HPO4.12H2O 2. Larutkan dengan ± 50ml air suling dalam piala gelas 400ml 3. Bubuhi beberapa tetes HCl 4N 4. Tambahkan 10ml NH4Cl 2N dan 5ml campuran magnesia (bila terbentuk endapan putih, dilarutkan dengan HCl 4N sampai larutan jernih) 5. Didihkan larutan, didinginkan dalam es, tambahkan 5 tetes indikator PP
  • 8. 6. Setelah larutan dingin, diendapkan dengan NH4OH 1:10 (larutan berwarna merah muda seulas) 7. Teruskan dengan pendinginan dan tambahkan ammonia 1:10 lagi sebanyak ± 1 5 isi yang ada 8. Saring endapan, dicuci dengan NH4OH 1:20 sampai bebas dari pengotor khlorida 9. Keringkan endapan dalam oven, dimasukkan ke dalam cawan porselen, diperarang, dipijarkan, diabukan, didinginkan dalam desikator, ditimbang 10.Lakukan sampai bobot tetap Mg2P2O7
  • 9. PERHITUNGAN • Kadar PO4 (Teoritis) = • Kadar PO4 (Praktikum) = × 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑏𝑢 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 100%
  • 10. PEMBAHASAN Garam Posfat (disini berupa hidrat Na2HPO4·12H2O) dapat diendapkan dengan campuran magnesia dan NH4OH pekat 1:10 membentuk endapan NH4MgPO4 yang berwarna putih. Campuran magnesia terbuat dari hablur MgCl2 · 6H2O sebanyak 80 gram, NH4Cl sebanyak 160 gram, dan NH4OH pekat sebanyak 320 mL. Ketiga zat tersebut dicampurkan kemudian diencerkan hingga volumenya 1 liter dan kalau perlu disaring. Penambahan campuran magnesia dilakukan sebelum penambahan NH4OH pekat 1:10 sehingga apabila penambahan campuran magnesia membentuk endapan putih, maka dapat dipastikan terjadi kopresipitasi endapan berupa Mg(OH)2. Karena endapan tersebut tak diinginkan, maka endapan tersebut dilarutkan kembali dengan HCl 4N. Setelah endapan Mg(OH)2 kembali larut, maka larutan dididihkan. Hal ini bertujuan untuk membuat larutan yang sempurna, yaitu semua zat terlarut telah homogen sempurna dengan pelarutnya. Endapan NH4MgPO4 sulit terbentuk pada suhu panas. Oleh karena itu, dilakukan pendinginan setelah pendidihan. Larutan harus benar-benar dingin agar terbentuk endapan yang baik. Sebelum diendapkan, larutan diteteskan indikator PP (Phenol Ptalein) yang tak berwarna pada suasana asam dan akan berwarna merah muda sampai ungu saat suasana larutannya basa (jangkauan pH berkisar antara 8,6 – 10).
  • 11. Mengapa perlu diteteskan indikator PP? Hal ini dikarenakan sebelum pengendapan suasana larutan masih asam. Pengendap yang digunakan adalah NH4OH yang bersifat basa. Jika pH terlalu tinggi dikhawatirkan Mg(OH)2 akan ikut mengendap. Dapat disimpulkan bahwa indikator ini berfungsi untuk mengetahui apakah penambahan pengendap sudah cukup atau belum. Pengendapan pertama dilakukan sampai warna larutan merah muda seulas (seulas = muda sekali). Setelah itu endapan diperam kembali di dalam es agar menyempurnakan pengendapan, dimana salah satu syarat penyempurnaan pengendapan adalah dilakukan pemeraman untuk memperbesar molekul endapan serta memurnikan endapan. Setelah dingin kembali, pengendapan kedua pun dilakukan dengan menambahkan NH4OH pekat 1:10 sebanyak 1/5 volume larutan. Ini juga memenuhi salah satu syarat pengendapan sempurna, yaitu konsentrasi pereaksi yang digunakan encer dan penambahannya bertahap serta sedikit demi sedikit. Proses pengendapan pun selesai dan dilanjutkan pada tahapan penyaringan.
  • 12. Endapan NH4MgPO4 putih ini disaring dengan kertas saring Whatman no.540 dan dicuci dengan NH4OH pekat 1:20 untuk mengurangi peptisasi (penguraian endapan menjadi butir-butir koloid). Karena pada penetapan ini tidak ada ion SO4 2-, maka pengotor hanya berupa ion Cl- saja. Namun ada yang berbeda saat uji klorida, yaitu penambahan indikator PP sebelum pengujian. Hal ini dilakukan karena endapan Perak Klorida (AgCl) hanya terbentuk pada suasana asam, sedangkan endapan dicuci dengan basa NH4OH. Sebelumnya telah disinggung bahwa PP tidak berwarna jika dalam suasana asam, oleh karena itu penambahan HNO3 dilakukan sampai larutan tersebut jernih (suasana larutan sudah asam). Apabila tidak diteteskan indikator PP terlebih dahulu, maka penambahan asam nitrat belum jelas cukup atau belumnya. Indikator PP yang diteteskan cukup 1 tetes saja. Endapan NH4MgPO4 tadi sebenarnya masih memiliki satu pengotor lagi, yaitu pengotor basa dari NH4OH yang digunakan sebagai air pencuci. Namun NH4OH akan terurai ketika dipanaskan menjadi NH3(g) (Ammoniak) dan H2O(g) (air). Sisa pijar ditetapkan sebagai Mg2P2O7 (Magnesium Piro Posfat) yang tidak berwarna hitam, melainkan abu-abu.
  • 13. PERTANYAAN 1. Mengapa jika pHnya terlalu tinggi terbentuk endapan Mg(OH)2 ? 2. Mengapa abu Mg2P2O7 tidak berwarna hitam ? 3. Mengapa diendapkan dengan basa lemah ? Mengapa tidak dengan basa kuat saja ? 4. Bagaimana jika saat uji pengotor tidak menambahkan phenol ptialin (indikator PP) ? 5. Kenapa dalam mencari kadar suatu sampel harus melalui tahapan gravimetri ? Kenapa tidak langsung dihitung ? Padahal kita sudah mengetahui unsur unsur yang ada dalam sampel tersebut ?
  • 14. JAWABAN 1. Karena pada campuran magnesia terdapat MgCl2 jadi bila pHnya terlalu tinggi sebelum ditambahkan campuran magnesia maka setelah ditambahkan akan terbentuk endapan yang tidak diinginkan. 2. Karena abu Mg2P2O7 3. Karena jika ditambahkan basa kuat akan terbentuk garam kompleks, yaitu … 4. Hasil yang didapatkan akan berbeda karena tidak mendapatkan perlakuan yang sama, dan akan lebih susah untuk mengetahui larutan tersebut sudah bebas pengotor atau belum. 5. Karena dalam keaadan sampel sulit mencari kadar murni fosfat jadi harus melewati tahap pemisahan melalui reaksi.
  • 15. KESIMPULAN Dinatrium hidrogenfosfat yang berwarna putih dapat diendapkan dengan NH4OH sebagai NH4MgPO4 yang berwarna merah muda seulas dalam keadaan dingin dan dipijarkan menjadi Mg2P2O7 yang berwarna abu abu dengan kadar teori sebesar 23,09%.