SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
LAPORAN
  PRAKTIKUM KIMIA SMA (AKKC 351)
                    PERCOBAAN III
UJI BUFFER FOSFAT DALAM MINUMAN BERSODA

                   Dosen Pembimbing:
              Dra. Hj. ST. H.Nurdiniah, M.Pd
                 Drs. Rusmansyah, M.Pd

                     Asisten Dosen :
                       Laila Farida
                        Meilinda

                      Disusun Oleh :
                      Kelompok III

   Pitriana                           A1C310002
   Rahmi Hayati                       A1C310020
   M. Russadi                         A1C310032
   Mika Ariani                        A1C310043
   Khairunesya                        A1C310044
     PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
    UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
                    BANJARMASIN
                    OKTOBER 2012
PERCOBAAN I




JUDUL                    : Uji Buffer Fosfat dalam Minuman Bersoda
TUJUAN                   : Membuktikan fungsi ion fosfat dalam berbagai minuman
                          bersoda sebagai buffer.
HARI / TANGGAL : Jumat / 2 November 2012
TEMPAT                   : Laboratorium Kimia FKIP UNLAM Banjarmasin



I. DASAR TEORI
              Banyak reaksi kimia dalam tubuh kita yang berlangsung dalam
       lingkungan pH yang terkontrol. Misalnya reaksi pengikatan oksigen oleh darah
       dapat berlangsung dengan baik jika pH darah berada pada rentang pH 7,35 –
       7,45. Inilah yang disebut larutan penyangga . larutan penyangga adalah larutan
       yang dapat mempertahankan pH tertentu dengan penambahan sedikit asam,
       basa atau air. Larutan penyangga merupakan campuran asam lemah dengan
       basa konjugasinya atau campuran basa lemah dengan asam konjugasinya.


  1.        Sifat Larutan Penyangga
       A.     Larutan Penyangga Asam
              Larutan penyangga asam adalah larutan yang mengandung campuran
       asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (A-) atau garamnya. Contohnya
       larutan-larutan    yang mengandung       H2PO4- dan    HPO42-. Pada larutan
       penyangga asam akan terjadi kesetimbangan :

                                        HA ⇆ H+ + A-

       1.     Penambahan sedikit asam kuat (H+) akan menaikkan konsentrasi H+
              dalam larutan,     sehingga akan menggeser keseimbangan kekiri.
              Akibatnya jumlah A- menjadi berkurang. Berkurangnya jumlah A- akan
              digantikan oleh A- yang berasal dari garam. Atau dengan kata lain,
basa konjugasi (A-) akan menetralkan H+ dan membentuk HA.
     Pergeseran ini akan menyebabkan kesetimbangan baru, dimana jumlah
     H+ tidak berubah dengan drastic (signifikan). Dengan demikian, jumlah
     H+ dalam larutan tetap, akibat pH juga tetap.
2.   Penambahan sedikit basa kuat (OH-)
3.    Akan bereaksi dengan H+, sehingga H+berkurang dan keseimbangan
     pada reaksi di atas terganggu. Oleh karena itu, HA dalam larutan akan
     terionisasi   membentuk      H+   yang     berakibat    pada   pergeseran
     kesetimbangan kekanan, sehingga jumlah H+ dalam larutan tetap.
4.   Pengenceran dengan H2O tidak memberikan efek yang berarti.
     Maksudnya H2O akan terurai sangat sedikit menjadi H+ dan OH-. Dengan
     demikian,     konsentrasi   H+ dan   OH- tidak         mampu   menggeser
     kesetimbangan, sehingga dapat diabaikan.
     Larutan penyangga asam dapat dibuat dengan dua cara, yaitu :

1.   Mencampurkan asam lemah dengan basa konjugasi (garam) nya.
2.   Mencampurkan asam lemah dengan             basa kuat dengan sisa asam
     lemahnya.
     Dalam larutan terdapat system kesetimbangan :




B.   Larutan Penyangga Basa
     Larutan penyangga basa adalah larutan yang mengandung campuran basa
lemah dan basa konjugasinya (garamnya). Contohnya basa lemah NH4OH dan
garam NH4Cl. Pada larutan penyangga basa terjadi kesetimbangan :
B ⇆ BH+ + OH-

1.    Penambahan sedikit asam kuat (H+) akan bereaksi dengan OH-, sehingga
      jumlah OH-berkurang dan kesetimbangan terganggu dan mengakibatkan
      reaksi bergeser kekanan. Untuk mengatasi hal itu, maka basa (B) akan
      mengalami perubahan ion OH-, sehingga pH tetap.
2.    Penambahan sedikit basa kuat (OH-) akan menggeser kesetimbangan
      kekiri, karena jumlah ion OH- akan bertambah. Hal ini diatasi oleh
      asam konjugasi (BH+) yang bereaksi dengan air dan membentuk basa
      B dan H2O. Akibatnya OH- dapat dikatakan tetap, sehingga pH juga
      tetap.
3.    Untuk pengenceran dengan H2O, sama halnya dengan larutan penyangga
      asam dimana H2O tidak memberikan efek yang berarti.
      Larutan penyangga basa dapat dibuat dengan dua cara, yaitu :

1.    Mencampurkan basa lemah dengan asam konjugasi (garam) nya.
2.    Mencampurkan basa lemah dengan asam kuat dengan sisa basa
      lemahnya.



      [OH-]        suatu larutan penyangga basa dapat ditentukan dengan
menurunkan persamaan kesetimbangan asam-basa konjugasi dari basa lemah
dan garamnya, sehingga berlaku rumus pada larutan penyangga basa sebagai
berikut :
2.     Larutan Penyangga dalam Tubuh Makhluk Hidup dan Kehidupan
         Sehari-hari
            Reaksi biokimia dalam tubuh kita terutama reaksi yang melibatkan enzim
       berlangsung pada lingkungan pH yang terkontrol agar dicapai hasil yang
       optimal. Enzim sangat sensitive terhadap perubahan harga pH. Adanya
       perubahan pH sedikit saja akan menurunkan aktivitas katalitik suatu enzim.
       Oleh karena itu, dibutuhkan suatu larutan penyangga untuk mempertahankan
       harga pH dalam proses biokimia.
            Kebanyakan cairan tubuh memiliki rentang pH tertentu. Sebagai contoh,
       darah memiliki harga pH sekitar 1-2, dan harga pH kelenjar pancreas sekitar 7-
       8. Untuk menjaga agar pH cairan tetap berada pada kisaran harga tersebut,
       maka dibutuhkan larutan penyangga. Cairan tubuh baik cairan intrasel (dalam
       sel) maupun cairan ekstrasel (luar sel) mengandung pasangan asam basa
       konjugasi yang berfungsi sebagai penyangga pada pH cairan tersebut. Jadi,
       setiap cairan sel dalam tubuh memiliki larutan penyangga sendiri-sendiri untuk
       melindungi terhadap perubahan pH yang besar.


II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat-alat yang digunakan :
   1. Beaker glass100 mL : 2buah
   2. Beaker glass 200 mL : 3buah
   3. Gelas ukur 10 mL        : 1 buah
   4. Gelas ukur 50 mL        : 1 buah
   5. Pipet tetes             : 1 buah
   6. Labu ukur               : 1 buah
   7. pH meter                : 1 buah
   8. Batang Pengaduk         : 1 buah


B. Bahan-bahan yang digunakan :
   1. Minuman bersoda, yaitu fanta, sprite, tebs dan coca-cola
   2. Larutan CH3COOH 0,1 M
3. LarutanNaOH 0,1 M
   4. Larutan HCl 0,1 M
   5. Larutan NH4OH 0,1 M
   6. Aquadest


III. PROSEDUR KERJA
1. Menuangkan minuman bersoda ke dalam beaker glass sebanyak 25 mL.
2. Mengukur pH minuman bersoda setelah tidak berbusa lagi.
3. Menambahkan 1 mL CH3COOH 0,1 M ke dalam minuman bersoda tersebut.
4. Mengamati perubahan pH yang terjadi dengan pH meter.
5. Mengulangi langkah 1 – 4 tetapi larutan CH3COOH diganti dengan 1 mL NaOH
   0,1 M, 1 mL HCl 0,1 M dan 1 mL NH4OH 0,1 M.
6. Mengencerkan minuman bersoda 10 kali kemudian membandingkan pH setelah
   dan sebelum pengenceran.


IV. HASIL PENGAMATAN
                                                 pH Minuman
 No.           Perlakuan
                                     A            B           C       D
       Mula-mula (sebelum
  1                                  3,6         4,5         3,6      3,0
       penambahan)
       Penambahan 1 mL
  2                                  4,0         4,3         3,5      3,0
       CH3COOH 0,1 M
       Penambahan 1 mL NaOH
  3                                  5,6         4,9         5,6      5,8
       0,1 M
       Penambahan 1 mL HCl
  4                                  4,1         3,5         3,1      2,8
       0,1 M
       Penambahan 1 mL
  5                                  5,0         4,1         4,0      3,4
       NH4OH 0,1 M
  6    Pengenceran 10 kali           4,1         4,0         5,9      3,1
Keterangan :
A = Minuman Tebs
B = Minuman Sprite
C = Minuman Fanta
D = Minuman Coca-cola


V. ANALISIS DATA

       Percobaan ini menggunakan 4 sampel minuman bersoda dengan nama yang
berbeda. Sampel ini nantinya akan direaksikan dengan beberapa larutan asam dan
basa untuk membuktikan bahwa minuman tersebut mengandung larutan buffer ion
fosfat yang berfungsi mempertahankan pH minuman tersebut, agar dapat tahan lama
dalam penyimpanannya.

       Pertama-tama larutan sampel A di masukkan ke dalam gelas kimia sebanyak
25 mL , kemudian untuk mengukur pH larutan tersebut sebagai pH mula-mula harus
menunggu busa minuman bersoda itu hilang, sebab adanya busa menunjukkan bahwa
asam karbonat (H2CO3) yang ada dalam minuman berubah menjadi H2O dan CO2.
Hal ini dikarenakan asam karbonat merupakan jenis asam tak stabil (mudah terurai),
sehingga gas CO2 terlepas ke udara dan H2O tetap tinggal di minuman. Jadi,
habisnya busa menunjukkan bahwa dalam minuman bersoda tersebut tinggal ada
buffer fosfatnya saja. Nilai pH mula-mula larutan sampel A adalah sebesar 3,6.

       Kemudian larutan sampel A tersebut ditambahkan larutan asam lemah yakni
larutan CH3COOH 0,1 M sebanyak 1 ml, mengaduk sampai larutan itu homogen.
Lalu mengkaliberasi ulang pH-meter untuk mengukur pH campuran larutan tersebut
agar tidak terjadi kekeliruan dalam pengukuran pH. Nilai pH campuran larutan
tersebut sebesar pH = 4,0. Selanjutnya melakukan hal yang sama seperti sebelumnya
dengan mencampur larutan sampel A sebanyak 25 mL dengan larutan NaOH 0,1 M
sebanyak 1 mL, mengaduk dan mengukur nilai pH campuran larutan tersebut
hasilnya sebesar pH = 5,6. Selanjutnya mencampur larutan sampel A sebanyak 25
mL dengan larutan HCl 0,1 M sebanyak 1 mL, mengaduk dan mengukur nilai pH
campuran larutan tersebut hasilnya sebesar pH = 4,1. Kemudian mencampur larutan
sampel A sebanyak 25 mL dengan larutan NH4OH 0,1 M sebanyak 1 mL, mengaduk
dan mengukur nilai pH campuran larutan tersebut hasilnya sebesar pH = 5,0.
Kemudian mengambil sampel larutan A sebanyak 25 mL dan melakukan
pengenceran sebanyak 10 kali dan mengukur pH larutan tersebut hasilnya adalah pH
= 4,1.

         Dari percobaan tersebut dapat terlihat bahwa rentang yang kami standarkan
apabila suatu minuman bersoda ketika ditambahkan asam, basa, dan pengenceran
sampai 10 kali hasilnya tidak terlalu besar bergeser sebanyak 0,5 pHnya, maka
larutan tersebut mengandung buffer. Dan hasilnya ternyata dari larutan sampel A
tersebut ketika dicampurkan larutan asam lemah dan basa kuat , pHnya masih bisa
ditolerir bahwa sampel tersebut mengandung larutan buffer ion fosfat, sehingga pH
larutan sampel A tersebut masih dipertahankan. Besar perubahan pH yang
ditambahkan pada larutan sampel A tersebut bergantung pada besarnya kekuatan
asam (H+) ataupun basa (OH-) larutan yang ditambahkan, semakin kuat asam/basa
nya semakin besar pula nilai pHnya, dan sebaliknya semakin lemah asam/basanya
semakin kecil nilai pHnya. Atau dengan kata lain, Penambahan sedikit asam
menyebabkan pH menurun, karena asam yang digunakan lemah maka perubahan
yang terjadi tidak terlihat. pH mengalami penurunan karena H+ nya bertambah.
Penambahan basa menyebabkan pH naik karena H+nya berkurang.

         Namun, pada saat pengenceran larutan sampel A itu perubahan pHnya terlalu
besar, ini dikarenakan kesalahan persepsi praktikan pada saat pengenceran dilakukan.
Yakni larutan sampel A tersebut diencerkan 10 kali sebanyak 1 mL dalam sekali
pengenceran,    sedangkan    praktikan   melakukan    pengenceran    dalam    setiap
pengenceranya sebanyak 100 mL. Tentu saja larutan sampel A yang tersisa dalam
pengenceran sebanyak itu hanya berkisar sangat kecil, sehingga pH larutan yang ada
lebih mendekati pH larutan air atau aquadest yaitu sebesar pH normal atau netral, pH
= 7. Apabila dilakukan pengenceran sebanyak 10 kali dengan setiap pengencerannya
sebesar 1 mL saja penambahan aquadestnya, maka akan diperoleh hasil, bahwa
minuman bersoda tersebut mengandung larutan buffer ion fosfat.
Lalu melakukan hal yang sama pada larutan sampel B, sampel C dan sampel
D, hingga di peroleh nilah pH dari sampel B, yaitu pH mula-mula = 4,5 ; pH
campuran larutan sampel B dan asam lemah = 4,3 ; pH campuran larutan sampel B
dan basa kuat = 4,9 ; pH campuran larutan sampel B dan asam kuat = 3,5 ; pH
campuran larutan sampel B dan basa lemah = 4,1 ; dan pH pengenceran 10 kali
larutan sampel B = 4,0. Untuk larutan sampel C, yaitu pH mula-mula = 3,6 ; pH
campuran larutan sampel C dan asam lemah = 3,5 ; pH campuran larutan sampel C
dan basa kuat = 5,6 ; pH campuran larutan sampel C dan asam kuat = 3,1 ; pH
campuran larutan sampel C dan basa lemah = 4,0 ; dan pH pengenceran 10 kali
larutan sampel C = 3,6. Sedangkan untuk larutan sampel D juga menunjukkan hasil
yang kurang lebih sama dengan sampel A, sampel B maupun sampel C, yaitu pH
mula-mula = 3,0 ; pH campuran larutan sampel D dan asam lemah = 3,0 ; pH
campuran larutan sampel D dan basa kuat = 5,8 ; pH campuran larutan sampel D dan
asam kuat = 2,8 ; pH campuran larutan sampel D dan basa lemah = 3,4 ; dan pH
pengenceran 10 kali larutan sampel D = 3,1.



VI. KESIMPULAN
1. Minuman bersoda dengan sampel A, B, C dan D mengandung larutan buffer ion
   Fosfat, yang berfungsi untuk mempertahankan pH larutan, sehingga larutannya
   dapat tahan lama dalam penyimpanan.
2. Penambahan sedikit asam menyebabkan pH menurun, karena asam yang
   digunakan lemah maka perubahan yang terjadi tidak terlihat. pH mengalami
   penurunan karena H+ nya bertambah. Penambahan basa menyebabkan pH naik
   karena H+ nya berkurang.
3. Suatu minuman bersoda ketika ditambahkan asam, basa, dan pengenceran sampai
   10 kali hasilnya tidak terlalu besar bergeser sebanyak 0,5 pH-nya, maka larutan
   tersebut mengandung buffer.
4. Sampel A, pH mula-mula = 3,1 ; pH campuran dengan asam lemah = 3,1; pH
   campuran dengan basa kuat = 3,8 ; dan pH pengenceran sebanyak 10 kali = 5,9.
5. Sampel B, pH mula-mula = 3,2 ; pH campuran dengan asam lemah = 3,2; pH
    campuran dengan basa kuat = 3,8 ; dan pH pengenceran sebanyak 10 kali = 6,5.
6. Sampel C, pH mula-mula = 3,1 ; pH campuran dengan asam lemah = 3,1; pH
    campuran dengan basa kuat = 3,8 ; dan pH pengenceran sebanyak 10 kali = 5,9.




VII. DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, Anidan Ruminten. 2009. Kimia untuk SMA / MA Kelas XI. Jakarta : PT.
       Macanan Jaya Cemerlang.

Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA / MA Kelas XI. Jakarta :Erlangga.

Salirawati, das dkk. 2007. Belajar Kimia SecaraMenarik. Jakarta : PT. Grasindo.

Sunardi.2008. Kimia Bilingual untuk SMA / MA Kelas XI.Bandung :YramaWidya.

Suwardi, Soebiyanto, dan Eka Widiasih. 2009. Panduan Pembelajaran Kimia Kelas
      XI Untuk SMA & MA. Jakarta: Karya Mandiri Nusantara.

.
LAMPIRAN PERTANYAAN




1. Mengapa pengukuran pH buffer fosfat harus dilakukan saat busa minuman
   bersoda tersebut hilang ?
2. Suatu larutan 0,5 M asam asetat (Ka = 10-5) sebanyak 100 mL ditambahkan 100
   mL natrium hidroksida 0,25 M. Kemudian larutan tersebut ditambahkan sedikit
   asam yaitu HCl 0,5 M sebanyak 5 mL.
   a.   Tentukan pH larutan sebelum ditambahkan HCl
   b.   Tentukan pH larutan setelah ditambah HCl
   c.   Tentukan pH larutan jika yang ditambahkan sedikit basa kuat NaOH 0,5 M
        sebanyak 5 mL

JAWAB :

1. Pengukuran pH harus menunggu busa minuman bersoda itu hilang, sebab
   adanya busa menunjukkan bahwa asam karbonat (H2CO3) yang ada dalam
   minuman berubah menjadi H2O dan CO2. Hal ini dikarenakan asam karbonat
   merupakan jenis asam tak stabil (mudah terurai), sehingga gas CO2 terlepas ke
   udara dan H2O tetap tinggal di minuman. Jadi, habisnya busa menunjukkan
   bahwa dalam minuman bersoda tersebut tinggal ada buffer fosfatnya saja,
   sehingga pengukuran pH menjadi lebih akurat.


2. Diketahui: M CH3COOH = 0,5 M
              Ka CH3COOH = 10-5
              V CH3COOH = 100 mL
              V NaOH(1)        = 100 mL
              M NaOH(1)        = 0,25 M
              M HCl            = 0,5 M
              V HCl            = 5 mL
              V NaOH           = 5 mL
              M NaOH           = 0,5 M
Ditanya :     a. pH larutan sebelum ditambah HCl = …?
              b. pH larutan setelah ditambah HCl   = …?
              c. pH larutan setelah ditambah NaOH 0,5 M sebanyak 5 mL = …?
Penyelesaian:
a. Sebelum ditambah HCl:
    Persamaan reaksi yang terjadi:
                    CH3COOH (aq) + NaOH(aq)        CH3COONa(aq) + H2O(l)
    Mula-mula:(0,5 x 100)          (0,25 x 100)          -                -
    Terurai        : 25 mmol         25 mmol           25 mmol         25 mmol       +
    Seimbang : 25 mmol                  -              25 mmol         25 mmol




b. Setelah ditambah 5 mL HCl 0,5 M
    HCl yang ditambahkan akan bereaksi dengan CH3COONa membentuk
    CH3COOH dan NaCl, menurut persamaan reaksi:
                  HCl(aq) + CH3COONa(aq)       CH3COOH(aq) + NaCl(aq)
    M         : (0,5 x 5)   25 mmol                -               -
    T:        : 2,5 mmol    2,5 mmol            2,5 mmol         2,5 mmol       +
    S         :      -      22,5 mmol           2,5 mmol         2,5 mmol


    Reaksi di atas menghasilkan CH3COOH sebanyak 2,5 mmol, sehingga
    jumlah CH3COOH-nya bertambah menjadi (25 + 2,5) = 27,5 mmol




    Berdasarkan perhitungan terlihat pH-nya turun 1,041 dari semula.
c. Setelah ditambahkanbasa kuat NaOH 0,5 M sebanyak 5 mL NaOH akan
    bereaksi       dengan   CH3COOH     menghasilkan         CH3COONa     dan       H2O
    berdasarkan persamaan reaksi:
NaOH(aq) + CH3COOH        CH3COONa(aq) + H2O(l)
Mula-mula : (0,5 x 5)    25 mmol            -           -
Terurai     : 2,5 mmol    2,5 mmol        2,5 mmol    2,5 mmol   +
Seimbang     :   -        22,5 mmol       2,5 mmol    2,5 mmol
Reaksi di atas menghasilkan CH3COONa sebanyak 2,5 mmol, sehingga
jumlah CH3COONa-nya bertambah menjadi (25 + 2,5) = 27,5 mmol.

More Related Content

What's hot

anorganik Belerang
anorganik Belerang anorganik Belerang
anorganik Belerang Fera Fajrin
 
Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriDila Adila
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Dede Suhendra
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformqlp
 
Modul pembelajaran kimia hidrolisis garam
Modul pembelajaran kimia hidrolisis garamModul pembelajaran kimia hidrolisis garam
Modul pembelajaran kimia hidrolisis garamIrmi Mimiqi
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Munaw2802
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprakpraditya_21
 
Larutan penyangga(buffer)
Larutan penyangga(buffer)Larutan penyangga(buffer)
Larutan penyangga(buffer)Dwi Andriyanto
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
Uji Protein Biokimia
Uji Protein BiokimiaUji Protein Biokimia
Uji Protein Biokimiapure chems
 
Annes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAnnes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAn Nes Niwayatul
 
PPT UNTUK PERSENTASI KIMIA TENTANG LARUTAN
PPT UNTUK PERSENTASI KIMIA TENTANG LARUTANPPT UNTUK PERSENTASI KIMIA TENTANG LARUTAN
PPT UNTUK PERSENTASI KIMIA TENTANG LARUTANAdam Budiman
 
PPt ASAM DAN BASA
PPt ASAM DAN BASAPPt ASAM DAN BASA
PPt ASAM DAN BASAevyns
 
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) nailaamaliaa
 
Power point asam basa
Power point asam basaPower point asam basa
Power point asam basaMitha Ye Es
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanDokter Tekno
 
Bab iii larutan penyangga
Bab iii larutan penyanggaBab iii larutan penyangga
Bab iii larutan penyanggaAndreas Cahyadi
 

What's hot (20)

Larutan penyangga 1
Larutan penyangga 1Larutan penyangga 1
Larutan penyangga 1
 
anorganik Belerang
anorganik Belerang anorganik Belerang
anorganik Belerang
 
Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum Konduktometri
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
 
Modul pembelajaran kimia hidrolisis garam
Modul pembelajaran kimia hidrolisis garamModul pembelajaran kimia hidrolisis garam
Modul pembelajaran kimia hidrolisis garam
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Pemisahan kation gol.iv
Pemisahan kation gol.ivPemisahan kation gol.iv
Pemisahan kation gol.iv
 
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
 
Larutan penyangga(buffer)
Larutan penyangga(buffer)Larutan penyangga(buffer)
Larutan penyangga(buffer)
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
Uji Protein Biokimia
Uji Protein BiokimiaUji Protein Biokimia
Uji Protein Biokimia
 
Annes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAnnes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis Gravimetri
 
PPT UNTUK PERSENTASI KIMIA TENTANG LARUTAN
PPT UNTUK PERSENTASI KIMIA TENTANG LARUTANPPT UNTUK PERSENTASI KIMIA TENTANG LARUTAN
PPT UNTUK PERSENTASI KIMIA TENTANG LARUTAN
 
PPt ASAM DAN BASA
PPt ASAM DAN BASAPPt ASAM DAN BASA
PPt ASAM DAN BASA
 
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
 
Power point asam basa
Power point asam basaPower point asam basa
Power point asam basa
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
Bab iii larutan penyangga
Bab iii larutan penyanggaBab iii larutan penyangga
Bab iii larutan penyangga
 

Viewers also liked

Laporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan PenyanggaLaporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan PenyanggaFeren Jr
 
Presentation kimdas
Presentation kimdasPresentation kimdas
Presentation kimdasririnwidi98
 
Hidrolisisgaram versikimia123
Hidrolisisgaram versikimia123Hidrolisisgaram versikimia123
Hidrolisisgaram versikimia123elly2011
 
Laporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajeng
Laporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajengLaporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajeng
Laporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajengajeng narulita
 
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pHLaporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pHErnalia Rosita
 
еволуција човека
еволуција човекаеволуција човека
еволуција човекаLjubica Lalic
 
Hidrolisis ppt
Hidrolisis pptHidrolisis ppt
Hidrolisis pptelly2011
 
Fungsi larutan-buffer
Fungsi larutan-bufferFungsi larutan-buffer
Fungsi larutan-bufferDiane Arini
 
titrasi asidimetri
titrasi asidimetrititrasi asidimetri
titrasi asidimetriPT. SASA
 
Power Point Materi Hidrolisis Garam
Power Point Materi Hidrolisis GaramPower Point Materi Hidrolisis Garam
Power Point Materi Hidrolisis Garamditanovia
 
Evolucija čoveka, 7. razred
Evolucija čoveka, 7. razredEvolucija čoveka, 7. razred
Evolucija čoveka, 7. razredplavaplaneta
 
Sifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPTSifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPTriza sofia
 

Viewers also liked (20)

pH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan BufferpH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan Buffer
 
Laporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan PenyanggaLaporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
 
Laporan Larutan penyangga
Laporan Larutan penyangga Laporan Larutan penyangga
Laporan Larutan penyangga
 
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFERPRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
 
Presentation kimdas
Presentation kimdasPresentation kimdas
Presentation kimdas
 
Makalah larutan penyangga
Makalah larutan penyanggaMakalah larutan penyangga
Makalah larutan penyangga
 
Konsentrasi larutan
Konsentrasi larutanKonsentrasi larutan
Konsentrasi larutan
 
Hidrolisisgaram versikimia123
Hidrolisisgaram versikimia123Hidrolisisgaram versikimia123
Hidrolisisgaram versikimia123
 
Laporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajeng
Laporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajengLaporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajeng
Laporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajeng
 
Makalah Penjaskes
Makalah PenjaskesMakalah Penjaskes
Makalah Penjaskes
 
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pHLaporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
 
еволуција човека
еволуција човекаеволуција човека
еволуција човека
 
Evolucija čovjeka
Evolucija čovjekaEvolucija čovjeka
Evolucija čovjeka
 
Hidrolisis ppt
Hidrolisis pptHidrolisis ppt
Hidrolisis ppt
 
Fungsi larutan-buffer
Fungsi larutan-bufferFungsi larutan-buffer
Fungsi larutan-buffer
 
titrasi asidimetri
titrasi asidimetrititrasi asidimetri
titrasi asidimetri
 
Power Point Materi Hidrolisis Garam
Power Point Materi Hidrolisis GaramPower Point Materi Hidrolisis Garam
Power Point Materi Hidrolisis Garam
 
Evolucija čoveka, 7. razred
Evolucija čoveka, 7. razredEvolucija čoveka, 7. razred
Evolucija čoveka, 7. razred
 
Hidrolisis.ppt
Hidrolisis.pptHidrolisis.ppt
Hidrolisis.ppt
 
Sifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPTSifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPT
 

Similar to Laporan kimsma kel 3 buffer

Laporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basaLaporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basaQueena N.A.S
 
Larutan penyangga (rusiani xii ipa 2)
Larutan penyangga (rusiani xii ipa 2)Larutan penyangga (rusiani xii ipa 2)
Larutan penyangga (rusiani xii ipa 2)Paarief Udin
 
Larutan penyangga (rusiani xii ipa 2)
Larutan penyangga (rusiani xii ipa 2)Larutan penyangga (rusiani xii ipa 2)
Larutan penyangga (rusiani xii ipa 2)Paarief Udin
 
Larutan penyangga oleh Kel 1 Kelas XI IPA 3 SMA N 1 Ungaran
Larutan penyangga oleh Kel 1 Kelas XI IPA 3 SMA N 1 UngaranLarutan penyangga oleh Kel 1 Kelas XI IPA 3 SMA N 1 Ungaran
Larutan penyangga oleh Kel 1 Kelas XI IPA 3 SMA N 1 UngaranAlzena Vashti
 
Laporan lengkap praktikum larutan buffer
Laporan lengkap praktikum larutan bufferLaporan lengkap praktikum larutan buffer
Laporan lengkap praktikum larutan bufferSylvester Saragih
 
Bahan Ajar Materi Larutan Penyangga.pptx
Bahan Ajar Materi Larutan Penyangga.pptxBahan Ajar Materi Larutan Penyangga.pptx
Bahan Ajar Materi Larutan Penyangga.pptxFIRNAARDIYANA1
 
Larutan Penyangga Basa
Larutan Penyangga BasaLarutan Penyangga Basa
Larutan Penyangga BasaHadi Yoanda
 
Kelompok Prince louis de broglie - Larutan Penyangga
Kelompok Prince louis de broglie - Larutan PenyanggaKelompok Prince louis de broglie - Larutan Penyangga
Kelompok Prince louis de broglie - Larutan PenyanggaAsni Askariawati
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriRidha Faturachmi
 
USN Ulfa Rahayu (Larutan Penyangga)
USN Ulfa Rahayu (Larutan Penyangga)USN Ulfa Rahayu (Larutan Penyangga)
USN Ulfa Rahayu (Larutan Penyangga)erwinprayudi699
 
Laporan Kimia - larutan penyangga
Laporan Kimia - larutan penyanggaLaporan Kimia - larutan penyangga
Laporan Kimia - larutan penyanggaDayana Florencia
 
2022_Larutan Penyangga_XI MIPA D.pptx
2022_Larutan Penyangga_XI MIPA D.pptx2022_Larutan Penyangga_XI MIPA D.pptx
2022_Larutan Penyangga_XI MIPA D.pptxFebriyantiNuranisa
 

Similar to Laporan kimsma kel 3 buffer (20)

Tugas makalah kimia
Tugas makalah kimiaTugas makalah kimia
Tugas makalah kimia
 
Laporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basaLaporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basa
 
Larutan penyangga (rusiani xii ipa 2)
Larutan penyangga (rusiani xii ipa 2)Larutan penyangga (rusiani xii ipa 2)
Larutan penyangga (rusiani xii ipa 2)
 
Larutan penyangga (rusiani xii ipa 2)
Larutan penyangga (rusiani xii ipa 2)Larutan penyangga (rusiani xii ipa 2)
Larutan penyangga (rusiani xii ipa 2)
 
Larutan penyangga oleh Kel 1 Kelas XI IPA 3 SMA N 1 Ungaran
Larutan penyangga oleh Kel 1 Kelas XI IPA 3 SMA N 1 UngaranLarutan penyangga oleh Kel 1 Kelas XI IPA 3 SMA N 1 Ungaran
Larutan penyangga oleh Kel 1 Kelas XI IPA 3 SMA N 1 Ungaran
 
Rpp siklus 1
Rpp siklus 1Rpp siklus 1
Rpp siklus 1
 
Laporan lengkap praktikum larutan buffer
Laporan lengkap praktikum larutan bufferLaporan lengkap praktikum larutan buffer
Laporan lengkap praktikum larutan buffer
 
Bahan Ajar Materi Larutan Penyangga.pptx
Bahan Ajar Materi Larutan Penyangga.pptxBahan Ajar Materi Larutan Penyangga.pptx
Bahan Ajar Materi Larutan Penyangga.pptx
 
Larutan penyangga
Larutan penyanggaLarutan penyangga
Larutan penyangga
 
Larutan penyangga
Larutan penyanggaLarutan penyangga
Larutan penyangga
 
Larutan Penyangga Basa
Larutan Penyangga BasaLarutan Penyangga Basa
Larutan Penyangga Basa
 
Kelompok Prince louis de broglie - Larutan Penyangga
Kelompok Prince louis de broglie - Larutan PenyanggaKelompok Prince louis de broglie - Larutan Penyangga
Kelompok Prince louis de broglie - Larutan Penyangga
 
Larutan Buffer
Larutan BufferLarutan Buffer
Larutan Buffer
 
Larutan penyangga
Larutan penyanggaLarutan penyangga
Larutan penyangga
 
Makalah larutan penyangga
Makalah larutan penyanggaMakalah larutan penyangga
Makalah larutan penyangga
 
Makalah kaf iii
Makalah kaf iiiMakalah kaf iii
Makalah kaf iii
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
USN Ulfa Rahayu (Larutan Penyangga)
USN Ulfa Rahayu (Larutan Penyangga)USN Ulfa Rahayu (Larutan Penyangga)
USN Ulfa Rahayu (Larutan Penyangga)
 
Laporan Kimia - larutan penyangga
Laporan Kimia - larutan penyanggaLaporan Kimia - larutan penyangga
Laporan Kimia - larutan penyangga
 
2022_Larutan Penyangga_XI MIPA D.pptx
2022_Larutan Penyangga_XI MIPA D.pptx2022_Larutan Penyangga_XI MIPA D.pptx
2022_Larutan Penyangga_XI MIPA D.pptx
 

Laporan kimsma kel 3 buffer

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SMA (AKKC 351) PERCOBAAN III UJI BUFFER FOSFAT DALAM MINUMAN BERSODA Dosen Pembimbing: Dra. Hj. ST. H.Nurdiniah, M.Pd Drs. Rusmansyah, M.Pd Asisten Dosen : Laila Farida Meilinda Disusun Oleh : Kelompok III Pitriana A1C310002 Rahmi Hayati A1C310020 M. Russadi A1C310032 Mika Ariani A1C310043 Khairunesya A1C310044 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN OKTOBER 2012
  • 2. PERCOBAAN I JUDUL : Uji Buffer Fosfat dalam Minuman Bersoda TUJUAN : Membuktikan fungsi ion fosfat dalam berbagai minuman bersoda sebagai buffer. HARI / TANGGAL : Jumat / 2 November 2012 TEMPAT : Laboratorium Kimia FKIP UNLAM Banjarmasin I. DASAR TEORI Banyak reaksi kimia dalam tubuh kita yang berlangsung dalam lingkungan pH yang terkontrol. Misalnya reaksi pengikatan oksigen oleh darah dapat berlangsung dengan baik jika pH darah berada pada rentang pH 7,35 – 7,45. Inilah yang disebut larutan penyangga . larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan pH tertentu dengan penambahan sedikit asam, basa atau air. Larutan penyangga merupakan campuran asam lemah dengan basa konjugasinya atau campuran basa lemah dengan asam konjugasinya. 1. Sifat Larutan Penyangga A. Larutan Penyangga Asam Larutan penyangga asam adalah larutan yang mengandung campuran asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (A-) atau garamnya. Contohnya larutan-larutan yang mengandung H2PO4- dan HPO42-. Pada larutan penyangga asam akan terjadi kesetimbangan : HA ⇆ H+ + A- 1. Penambahan sedikit asam kuat (H+) akan menaikkan konsentrasi H+ dalam larutan, sehingga akan menggeser keseimbangan kekiri. Akibatnya jumlah A- menjadi berkurang. Berkurangnya jumlah A- akan digantikan oleh A- yang berasal dari garam. Atau dengan kata lain,
  • 3. basa konjugasi (A-) akan menetralkan H+ dan membentuk HA. Pergeseran ini akan menyebabkan kesetimbangan baru, dimana jumlah H+ tidak berubah dengan drastic (signifikan). Dengan demikian, jumlah H+ dalam larutan tetap, akibat pH juga tetap. 2. Penambahan sedikit basa kuat (OH-) 3. Akan bereaksi dengan H+, sehingga H+berkurang dan keseimbangan pada reaksi di atas terganggu. Oleh karena itu, HA dalam larutan akan terionisasi membentuk H+ yang berakibat pada pergeseran kesetimbangan kekanan, sehingga jumlah H+ dalam larutan tetap. 4. Pengenceran dengan H2O tidak memberikan efek yang berarti. Maksudnya H2O akan terurai sangat sedikit menjadi H+ dan OH-. Dengan demikian, konsentrasi H+ dan OH- tidak mampu menggeser kesetimbangan, sehingga dapat diabaikan. Larutan penyangga asam dapat dibuat dengan dua cara, yaitu : 1. Mencampurkan asam lemah dengan basa konjugasi (garam) nya. 2. Mencampurkan asam lemah dengan basa kuat dengan sisa asam lemahnya. Dalam larutan terdapat system kesetimbangan : B. Larutan Penyangga Basa Larutan penyangga basa adalah larutan yang mengandung campuran basa lemah dan basa konjugasinya (garamnya). Contohnya basa lemah NH4OH dan garam NH4Cl. Pada larutan penyangga basa terjadi kesetimbangan :
  • 4. B ⇆ BH+ + OH- 1. Penambahan sedikit asam kuat (H+) akan bereaksi dengan OH-, sehingga jumlah OH-berkurang dan kesetimbangan terganggu dan mengakibatkan reaksi bergeser kekanan. Untuk mengatasi hal itu, maka basa (B) akan mengalami perubahan ion OH-, sehingga pH tetap. 2. Penambahan sedikit basa kuat (OH-) akan menggeser kesetimbangan kekiri, karena jumlah ion OH- akan bertambah. Hal ini diatasi oleh asam konjugasi (BH+) yang bereaksi dengan air dan membentuk basa B dan H2O. Akibatnya OH- dapat dikatakan tetap, sehingga pH juga tetap. 3. Untuk pengenceran dengan H2O, sama halnya dengan larutan penyangga asam dimana H2O tidak memberikan efek yang berarti. Larutan penyangga basa dapat dibuat dengan dua cara, yaitu : 1. Mencampurkan basa lemah dengan asam konjugasi (garam) nya. 2. Mencampurkan basa lemah dengan asam kuat dengan sisa basa lemahnya. [OH-] suatu larutan penyangga basa dapat ditentukan dengan menurunkan persamaan kesetimbangan asam-basa konjugasi dari basa lemah dan garamnya, sehingga berlaku rumus pada larutan penyangga basa sebagai berikut :
  • 5. 2. Larutan Penyangga dalam Tubuh Makhluk Hidup dan Kehidupan Sehari-hari Reaksi biokimia dalam tubuh kita terutama reaksi yang melibatkan enzim berlangsung pada lingkungan pH yang terkontrol agar dicapai hasil yang optimal. Enzim sangat sensitive terhadap perubahan harga pH. Adanya perubahan pH sedikit saja akan menurunkan aktivitas katalitik suatu enzim. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu larutan penyangga untuk mempertahankan harga pH dalam proses biokimia. Kebanyakan cairan tubuh memiliki rentang pH tertentu. Sebagai contoh, darah memiliki harga pH sekitar 1-2, dan harga pH kelenjar pancreas sekitar 7- 8. Untuk menjaga agar pH cairan tetap berada pada kisaran harga tersebut, maka dibutuhkan larutan penyangga. Cairan tubuh baik cairan intrasel (dalam sel) maupun cairan ekstrasel (luar sel) mengandung pasangan asam basa konjugasi yang berfungsi sebagai penyangga pada pH cairan tersebut. Jadi, setiap cairan sel dalam tubuh memiliki larutan penyangga sendiri-sendiri untuk melindungi terhadap perubahan pH yang besar. II. ALAT DAN BAHAN A. Alat-alat yang digunakan : 1. Beaker glass100 mL : 2buah 2. Beaker glass 200 mL : 3buah 3. Gelas ukur 10 mL : 1 buah 4. Gelas ukur 50 mL : 1 buah 5. Pipet tetes : 1 buah 6. Labu ukur : 1 buah 7. pH meter : 1 buah 8. Batang Pengaduk : 1 buah B. Bahan-bahan yang digunakan : 1. Minuman bersoda, yaitu fanta, sprite, tebs dan coca-cola 2. Larutan CH3COOH 0,1 M
  • 6. 3. LarutanNaOH 0,1 M 4. Larutan HCl 0,1 M 5. Larutan NH4OH 0,1 M 6. Aquadest III. PROSEDUR KERJA 1. Menuangkan minuman bersoda ke dalam beaker glass sebanyak 25 mL. 2. Mengukur pH minuman bersoda setelah tidak berbusa lagi. 3. Menambahkan 1 mL CH3COOH 0,1 M ke dalam minuman bersoda tersebut. 4. Mengamati perubahan pH yang terjadi dengan pH meter. 5. Mengulangi langkah 1 – 4 tetapi larutan CH3COOH diganti dengan 1 mL NaOH 0,1 M, 1 mL HCl 0,1 M dan 1 mL NH4OH 0,1 M. 6. Mengencerkan minuman bersoda 10 kali kemudian membandingkan pH setelah dan sebelum pengenceran. IV. HASIL PENGAMATAN pH Minuman No. Perlakuan A B C D Mula-mula (sebelum 1 3,6 4,5 3,6 3,0 penambahan) Penambahan 1 mL 2 4,0 4,3 3,5 3,0 CH3COOH 0,1 M Penambahan 1 mL NaOH 3 5,6 4,9 5,6 5,8 0,1 M Penambahan 1 mL HCl 4 4,1 3,5 3,1 2,8 0,1 M Penambahan 1 mL 5 5,0 4,1 4,0 3,4 NH4OH 0,1 M 6 Pengenceran 10 kali 4,1 4,0 5,9 3,1
  • 7. Keterangan : A = Minuman Tebs B = Minuman Sprite C = Minuman Fanta D = Minuman Coca-cola V. ANALISIS DATA Percobaan ini menggunakan 4 sampel minuman bersoda dengan nama yang berbeda. Sampel ini nantinya akan direaksikan dengan beberapa larutan asam dan basa untuk membuktikan bahwa minuman tersebut mengandung larutan buffer ion fosfat yang berfungsi mempertahankan pH minuman tersebut, agar dapat tahan lama dalam penyimpanannya. Pertama-tama larutan sampel A di masukkan ke dalam gelas kimia sebanyak 25 mL , kemudian untuk mengukur pH larutan tersebut sebagai pH mula-mula harus menunggu busa minuman bersoda itu hilang, sebab adanya busa menunjukkan bahwa asam karbonat (H2CO3) yang ada dalam minuman berubah menjadi H2O dan CO2. Hal ini dikarenakan asam karbonat merupakan jenis asam tak stabil (mudah terurai), sehingga gas CO2 terlepas ke udara dan H2O tetap tinggal di minuman. Jadi, habisnya busa menunjukkan bahwa dalam minuman bersoda tersebut tinggal ada buffer fosfatnya saja. Nilai pH mula-mula larutan sampel A adalah sebesar 3,6. Kemudian larutan sampel A tersebut ditambahkan larutan asam lemah yakni larutan CH3COOH 0,1 M sebanyak 1 ml, mengaduk sampai larutan itu homogen. Lalu mengkaliberasi ulang pH-meter untuk mengukur pH campuran larutan tersebut agar tidak terjadi kekeliruan dalam pengukuran pH. Nilai pH campuran larutan tersebut sebesar pH = 4,0. Selanjutnya melakukan hal yang sama seperti sebelumnya dengan mencampur larutan sampel A sebanyak 25 mL dengan larutan NaOH 0,1 M sebanyak 1 mL, mengaduk dan mengukur nilai pH campuran larutan tersebut hasilnya sebesar pH = 5,6. Selanjutnya mencampur larutan sampel A sebanyak 25 mL dengan larutan HCl 0,1 M sebanyak 1 mL, mengaduk dan mengukur nilai pH
  • 8. campuran larutan tersebut hasilnya sebesar pH = 4,1. Kemudian mencampur larutan sampel A sebanyak 25 mL dengan larutan NH4OH 0,1 M sebanyak 1 mL, mengaduk dan mengukur nilai pH campuran larutan tersebut hasilnya sebesar pH = 5,0. Kemudian mengambil sampel larutan A sebanyak 25 mL dan melakukan pengenceran sebanyak 10 kali dan mengukur pH larutan tersebut hasilnya adalah pH = 4,1. Dari percobaan tersebut dapat terlihat bahwa rentang yang kami standarkan apabila suatu minuman bersoda ketika ditambahkan asam, basa, dan pengenceran sampai 10 kali hasilnya tidak terlalu besar bergeser sebanyak 0,5 pHnya, maka larutan tersebut mengandung buffer. Dan hasilnya ternyata dari larutan sampel A tersebut ketika dicampurkan larutan asam lemah dan basa kuat , pHnya masih bisa ditolerir bahwa sampel tersebut mengandung larutan buffer ion fosfat, sehingga pH larutan sampel A tersebut masih dipertahankan. Besar perubahan pH yang ditambahkan pada larutan sampel A tersebut bergantung pada besarnya kekuatan asam (H+) ataupun basa (OH-) larutan yang ditambahkan, semakin kuat asam/basa nya semakin besar pula nilai pHnya, dan sebaliknya semakin lemah asam/basanya semakin kecil nilai pHnya. Atau dengan kata lain, Penambahan sedikit asam menyebabkan pH menurun, karena asam yang digunakan lemah maka perubahan yang terjadi tidak terlihat. pH mengalami penurunan karena H+ nya bertambah. Penambahan basa menyebabkan pH naik karena H+nya berkurang. Namun, pada saat pengenceran larutan sampel A itu perubahan pHnya terlalu besar, ini dikarenakan kesalahan persepsi praktikan pada saat pengenceran dilakukan. Yakni larutan sampel A tersebut diencerkan 10 kali sebanyak 1 mL dalam sekali pengenceran, sedangkan praktikan melakukan pengenceran dalam setiap pengenceranya sebanyak 100 mL. Tentu saja larutan sampel A yang tersisa dalam pengenceran sebanyak itu hanya berkisar sangat kecil, sehingga pH larutan yang ada lebih mendekati pH larutan air atau aquadest yaitu sebesar pH normal atau netral, pH = 7. Apabila dilakukan pengenceran sebanyak 10 kali dengan setiap pengencerannya sebesar 1 mL saja penambahan aquadestnya, maka akan diperoleh hasil, bahwa minuman bersoda tersebut mengandung larutan buffer ion fosfat.
  • 9. Lalu melakukan hal yang sama pada larutan sampel B, sampel C dan sampel D, hingga di peroleh nilah pH dari sampel B, yaitu pH mula-mula = 4,5 ; pH campuran larutan sampel B dan asam lemah = 4,3 ; pH campuran larutan sampel B dan basa kuat = 4,9 ; pH campuran larutan sampel B dan asam kuat = 3,5 ; pH campuran larutan sampel B dan basa lemah = 4,1 ; dan pH pengenceran 10 kali larutan sampel B = 4,0. Untuk larutan sampel C, yaitu pH mula-mula = 3,6 ; pH campuran larutan sampel C dan asam lemah = 3,5 ; pH campuran larutan sampel C dan basa kuat = 5,6 ; pH campuran larutan sampel C dan asam kuat = 3,1 ; pH campuran larutan sampel C dan basa lemah = 4,0 ; dan pH pengenceran 10 kali larutan sampel C = 3,6. Sedangkan untuk larutan sampel D juga menunjukkan hasil yang kurang lebih sama dengan sampel A, sampel B maupun sampel C, yaitu pH mula-mula = 3,0 ; pH campuran larutan sampel D dan asam lemah = 3,0 ; pH campuran larutan sampel D dan basa kuat = 5,8 ; pH campuran larutan sampel D dan asam kuat = 2,8 ; pH campuran larutan sampel D dan basa lemah = 3,4 ; dan pH pengenceran 10 kali larutan sampel D = 3,1. VI. KESIMPULAN 1. Minuman bersoda dengan sampel A, B, C dan D mengandung larutan buffer ion Fosfat, yang berfungsi untuk mempertahankan pH larutan, sehingga larutannya dapat tahan lama dalam penyimpanan. 2. Penambahan sedikit asam menyebabkan pH menurun, karena asam yang digunakan lemah maka perubahan yang terjadi tidak terlihat. pH mengalami penurunan karena H+ nya bertambah. Penambahan basa menyebabkan pH naik karena H+ nya berkurang. 3. Suatu minuman bersoda ketika ditambahkan asam, basa, dan pengenceran sampai 10 kali hasilnya tidak terlalu besar bergeser sebanyak 0,5 pH-nya, maka larutan tersebut mengandung buffer. 4. Sampel A, pH mula-mula = 3,1 ; pH campuran dengan asam lemah = 3,1; pH campuran dengan basa kuat = 3,8 ; dan pH pengenceran sebanyak 10 kali = 5,9.
  • 10. 5. Sampel B, pH mula-mula = 3,2 ; pH campuran dengan asam lemah = 3,2; pH campuran dengan basa kuat = 3,8 ; dan pH pengenceran sebanyak 10 kali = 6,5. 6. Sampel C, pH mula-mula = 3,1 ; pH campuran dengan asam lemah = 3,1; pH campuran dengan basa kuat = 3,8 ; dan pH pengenceran sebanyak 10 kali = 5,9. VII. DAFTAR PUSTAKA Hartanto, Anidan Ruminten. 2009. Kimia untuk SMA / MA Kelas XI. Jakarta : PT. Macanan Jaya Cemerlang. Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA / MA Kelas XI. Jakarta :Erlangga. Salirawati, das dkk. 2007. Belajar Kimia SecaraMenarik. Jakarta : PT. Grasindo. Sunardi.2008. Kimia Bilingual untuk SMA / MA Kelas XI.Bandung :YramaWidya. Suwardi, Soebiyanto, dan Eka Widiasih. 2009. Panduan Pembelajaran Kimia Kelas XI Untuk SMA & MA. Jakarta: Karya Mandiri Nusantara. .
  • 11. LAMPIRAN PERTANYAAN 1. Mengapa pengukuran pH buffer fosfat harus dilakukan saat busa minuman bersoda tersebut hilang ? 2. Suatu larutan 0,5 M asam asetat (Ka = 10-5) sebanyak 100 mL ditambahkan 100 mL natrium hidroksida 0,25 M. Kemudian larutan tersebut ditambahkan sedikit asam yaitu HCl 0,5 M sebanyak 5 mL. a. Tentukan pH larutan sebelum ditambahkan HCl b. Tentukan pH larutan setelah ditambah HCl c. Tentukan pH larutan jika yang ditambahkan sedikit basa kuat NaOH 0,5 M sebanyak 5 mL JAWAB : 1. Pengukuran pH harus menunggu busa minuman bersoda itu hilang, sebab adanya busa menunjukkan bahwa asam karbonat (H2CO3) yang ada dalam minuman berubah menjadi H2O dan CO2. Hal ini dikarenakan asam karbonat merupakan jenis asam tak stabil (mudah terurai), sehingga gas CO2 terlepas ke udara dan H2O tetap tinggal di minuman. Jadi, habisnya busa menunjukkan bahwa dalam minuman bersoda tersebut tinggal ada buffer fosfatnya saja, sehingga pengukuran pH menjadi lebih akurat. 2. Diketahui: M CH3COOH = 0,5 M Ka CH3COOH = 10-5 V CH3COOH = 100 mL V NaOH(1) = 100 mL M NaOH(1) = 0,25 M M HCl = 0,5 M V HCl = 5 mL V NaOH = 5 mL M NaOH = 0,5 M
  • 12. Ditanya : a. pH larutan sebelum ditambah HCl = …? b. pH larutan setelah ditambah HCl = …? c. pH larutan setelah ditambah NaOH 0,5 M sebanyak 5 mL = …? Penyelesaian: a. Sebelum ditambah HCl: Persamaan reaksi yang terjadi: CH3COOH (aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l) Mula-mula:(0,5 x 100) (0,25 x 100) - - Terurai : 25 mmol 25 mmol 25 mmol 25 mmol + Seimbang : 25 mmol - 25 mmol 25 mmol b. Setelah ditambah 5 mL HCl 0,5 M HCl yang ditambahkan akan bereaksi dengan CH3COONa membentuk CH3COOH dan NaCl, menurut persamaan reaksi: HCl(aq) + CH3COONa(aq) CH3COOH(aq) + NaCl(aq) M : (0,5 x 5) 25 mmol - - T: : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol + S : - 22,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol Reaksi di atas menghasilkan CH3COOH sebanyak 2,5 mmol, sehingga jumlah CH3COOH-nya bertambah menjadi (25 + 2,5) = 27,5 mmol Berdasarkan perhitungan terlihat pH-nya turun 1,041 dari semula. c. Setelah ditambahkanbasa kuat NaOH 0,5 M sebanyak 5 mL NaOH akan bereaksi dengan CH3COOH menghasilkan CH3COONa dan H2O berdasarkan persamaan reaksi:
  • 13. NaOH(aq) + CH3COOH CH3COONa(aq) + H2O(l) Mula-mula : (0,5 x 5) 25 mmol - - Terurai : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol + Seimbang : - 22,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol Reaksi di atas menghasilkan CH3COONa sebanyak 2,5 mmol, sehingga jumlah CH3COONa-nya bertambah menjadi (25 + 2,5) = 27,5 mmol.