1. Dokumen berisi daftar nama anggota kelompok 4 dan reaksi identifikasi kation golongan I, II, dan III seperti timbal, merkurium, perak, tembaga, arsenik, stibium, dan timah.
2. Kation-kation tersebut dapat diidentifikasi melalui reaksi dengan hidrogen sulfida, larutan amonia, natrium hidroksida, kalium iodida, dan logam lain seperti zink, timah, dan besi.
3. Reaksi-
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
PPT Identifikasi Anion dan Kation
1. ANGGOTA KELOMPOK 4
Abdul Rozak 1911102415045
Arifin Nur Fahhdianto 1911102415065
Ayu Faradillah 1911102415028
Bella Pratiwi Putri 1911102415142
Bunga Putri Sari 1911102415118
Eka Septiana Rahayu 1911102415087
Githa Setya Ningrum 1911102415127
Putri Ayu Lestari 1911102415114
Novy Yudhistirawati 1911102415091
Salsabila Azzahra 1911102415112
KIMIAANALISIS
2. Reaksi Identifikasi Kation
A. Identifikasi Kation Golongan I
1. Identifikasi Timbal (Pb2+)
Larutan timbal nitrat (0,25 M atau timbal Asetat (0,25 M) dapat dipakai untuk mempelajari
reaksi-reaksi ini:
a.Dengan asam klorida encer terbentuk endapan putih, endapan larut dalam NH 4OH encer.
Pb2+ + 2Cl- ↔ PbCl2
Apabila ke dalam larutan yang terjadi ditambah HNO3 encer terbentuk endapan putih.
b. Dengan Hidrogen sulfida dalam suasana netral atau
asam encer terbentuk endapan hitam timbal sulfida
Pb2+ + H2S ↔ PbS↓ + 2H+
c. Dengan larutan amonia terbentuk endapan putih timbal
hidroksida.
Pb2+ + 2NH3 + 2H2O → Pb(OH)2↓ + 2NH4
+
3. d. Dengan larutan NaOH terbentuk endapan putih timbal hidroksida, endapan larut
dalam reagensia berlebih, yaitu terbentuk ion tetrahidroksiplumbat (II).
Pb2+ + 2OH-→ Pb(OH)2↓
Pb(OH)2↓ + 2OH- → Pb(OH) 4
2-
e. Dengan asam sulfat encer terbentuk endapan putih timbal sulfat.
Pb2+ + SO4
2-→ Pb SO4↓
Pb SO4↓ + H2SO4→ Pb2+ + HSO4-↓
f. Dengan Kalium Iodida terbentuk endapan kuning timbal iodida
Pb2+ + 2I -→ PbI2 ↓
Endapan larut dalam air mendidih menghasilkan larutan tak berwarna, setelah dingin
akan memisah membentuk keping-keping berwarna kuning keemasan.
4. 2. Identifikasi Merkurium (I) ( Hg2
2+)
a. Dengan asam klorida encer atau klorida –klorida yang larut terbentuk endapan putih kalomel.
Hg2
2+ + 2Cl- → Hg2Cl2↓
b. Dengan hidrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer terbentuk endapan hitam.
Hg2
2+ + H2S ↔Hg + HgS↓ + 2H+
c. Dengan larutan amonia terbentuk endapan hitam yang merupakan campuran merkurium (I) dan merkurium
(II) amidonitrat basa.
Hg2
2+ + NO3-+4NH3 + H2O → HgOHg– NH2↓ + 2Hg↓ + 3NH4
+NO3
d. Dengan larutan NaOH terbentuk endapan hitam Merkurium (I) oksida
Hg2
2+ + 2OH- → Hg2O↓ + H2O
e. Dengan Kalium Iodida terbentuk endapan hijau merkurium(I) iodida,
jika ditambah reagensia berlebihan terbentuk ion tetraiodomerkurat (II)
yang larut dan merkurium hitam yang berbutir halus.
Hg2
2+ + 2I -→ Hg2I2 ↓
Hg2I2 ↓ + 2I- -→ HgI4
2- ↓ + Hg↓
5. 3. Identifikasi Perak (Ag+)
a. Dengan asam klorida encer atau klorida –klorida yang larut terbentuk endapan perak klorida.Endapan larut
dalam amonia encer dan dengan asam nitrat encer akan menetralkan kelebihan amonia sehingga akan
terbentuk endapan lagi.
Ag+ + 2Cl- → AgCl↓
Ag+ + 2NH3
-→ [Ag (NH3)2]++ Cl-
b. Dengan hidrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer terbentuk endapan hitam perak sulfida .
2Ag+ + H2S ↔ Ag2S↓ + 2H+
c. Dengan larutan amonia terbentuk endapan coklat perak oksida.
2Ag+ + 2NH3 + H2O → Ag2O↓ + 2NH4
+
d. Dengan larutan NaOH terbentuk endapan coklat perak oksida
2Ag+ + 2OH- → Ag2O↓ + H2O
e. Dengan Kalium Iodida terbentuk endapan kuning perak iodida, jika
ditambah reagensia amonia encer/pekat endapan tidak larut. Endapan
mudah larut dalam kalium sianida dan natrium tiosulfat.
Ag+ + I- → AgI ↓
AgI ↓+ 2CN-→ [Ag(CN)2]- + I -
AgI ↓+ 2S2O3
2 -→ Ag(S2O3)2
3- + I –
6. A. Identifikasi Kation Golongan II
1. Identifikasi Merkurium (II)
a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh): dengan adanya asam klorida encer, mulamula akan
terbentuk endapan putih merkurium (II) klorosulfida yang terurai bila ditambahkan hydrogen
sulfida lebih lanjut dan akhirnya terbentuk endapan hitam merkuri (II) sulfida.
3Hg2+ + 2Cl- + 2H2S ↔Hg3S2Cl2↓ + 4H+ + 2Cl-
b. Dengan larutan amonia terbentuk endapan putih yang merupakan campuran merkurium (II) oksida
dan merkurium (II) amidonitrat.
2Hg2+ + NO3
- + 4NH3 +H2O → HgO Hg ( NH2)NO3↓ + 2Hg↓ + 3NH4
+
c. Dengan larutan NaOH dalam jumlah sedikit terbentuk endapan merah kecoklatan, bila
ditambahkan dalam jumlah yang stoikiometris endapan berubah menjadi kuning terbentuk
Merkurium (II) oksida Hg2+ + 2OH- →HgO↓ + H2O
d. Dengan Kalium Iodida bila ditambahkan perlahan-lahan pada larutan
terbentuk endapan merah merkurium(II) iodida, jika ditambah reagensia
berlebihan terbentuk ion tetraiodomerkurat (II) yang larut
Hg2+ + 2I -→HgI2 ↓
HgI2 ↓ + 2I- -→[HgI4]2- ↓
e. Dengan kalium sianida tidak terjadi perubahan apa-apa.
7. 2. Identifikasi Tembaga (Cu2+)
a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/ larutan jenuh): terbentuk endapan hitam tembaga(II)
sulfida.
Cu2+ + H2S ↔CuS↓ + 2H+
b. Dengan larutan amonia dalam jumlah yang sangat sedikit terbentuk endapan biru.
2Cu2++ SO4
- + 2NH3 +2H2O → Cu (OH)2CuSO4↓ + 2NH4
+
c. Dengan larutan NaOH dalam larutan dingin terbentuk endapan biru tembaga (II) hidroksida.
Cu2++ 2OH- → Cu (OH)2↓
d. Dengan Kalium Iodida terbentuk endapan putih tembaga (II) iodida, tetapi larutannya berwarna
coklat tua karena terbentuk ion-ion tri-iodida (iod)
2Cu2+ + 5I- → 2CuI↓ + I3
-
e. Dengan kalium sianida terbentuk endapan kuning tembaga(II) sianida.
Cu2+ CN -→ Cu(CN)2↓
8. 3. Identifikasi Arsenik ( As3+)
a. Daengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh) terbentuk endapan kuning arsenik ( III) sulfat.
2As3+ + 3H2S → As2O3↓ + 6H+
b. Dengan larutan perak nitrat dalam larutan netral terbentuk endapan kuning.
AsO33- + 3Ag+→ AsO33- + Ag2 AsO3↓
c. Dengan campuran magnesia (larutan yang mengandung MgCl2, NH4Cl dan sedikit NH3 tidak
terbentuk endapan.
d. Dengan larutan tembaga sulfat terbentuk endapan hijau tembaga arsenit
e. Dengan kalium tri-iodida larutan iod dalam kalium iodida mengoksidasikan ion arsenit
sehingga warna luntur.
AsO33- + I3- + H2O → AsO43- +3I- +2H+
9. 4. Identifikasi Arsenik ( As5+)
a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh): tidak terbentuk. Jika aliran udara diteruskan,
campuran Arsenik (III) sulfida, As2S3 dan belerang mengendapdengan lambat. Pengendapan
akan lebih cepat dalam larutan panas.
AsO4
3-+ H2S → AsO3
3- + S↓+ H2O
2AsO3
3- + 3H2S + 6H+ → As2S3 ↓ + 6H2O
b. Dengan larutan perak nitrat dalam larutan netral terbentuk endapan merah kecoklatan.
AsO4
3-+ 3Ag2+ → Ag3AsO4↓
c. Dengan campuran magnesia (larutan yang mengandung MgCl2, NH4Cl dan sedikit NH3)
endapan kristalin putih.
AsO4
3-+ 3Mg2+ + NH4
+→ MgNH4 AsO4↓
d. Dengan larutan amonium molybdat dan asam nitrat berlebihan terbentuk
endapan kristalin berwarna kuning.
AsO4
3-+ 12MoO4
2- + 3NH4
+ +2H+ → (NH4)As Mo12O40↓ + 12H2O
e. Dengan larutan kalium iodida dan asam klorida pekat maka ion iod akan
diendapkan.
AsO4
3- +2H+ + 2I- ↔ + H2O → AsO3
3- + I2↓+ H2O
10. 5. Identifikasi Stibium (Sb3+)
a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh) terbentuk endapan merah stibium trisulfida.
2Sb3+ + 3H2S → Sb2S3 + 6H+
b. Dengan air terbentuk endapan putih antimonil klorida SbOCl.
c. Dengan natrium hdroksida atau amonia terbentuk endapan putih stibium (III)oksida yang larut
dalam larutan basa yang pekat membentuk antimonit.
2Sb3++6OH- → Sb2O3↓ + 3H2O
Sb2O3↓ + 2OH-→ 2SbO2
-↓ + H2O
d. Dengan Zink membentuk endapan hitam yaitu stibium.
2Sb3+ + 3Zn ↓→ 2Sb↓ + 3Zn2+
e. Dengan kawat besi terbentuk endapan hitam stibium.
2Sb3+ + 3Fe→ 2Sb↓ + 3Fe2+
11. 6. Identifikasi Stibium (Sb5+)
a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh) terbentuk endapan merah jingga stibium
pentasulfida.
2Sb5+ + 5H2S → Sb2S5↓ + 10H+
b. Dengan air terbentuk endapan putih dengan komposisi macam-macam akhirnya akan
terbentuk asam antimonat.
2Sb5+ + 4H2O → H3SbO4↓ + 5H+
c. Dengan kalium iodide dalam larutan yang bersifat asam,iod memisah.
Sb5+ + 2I- → Sb3+ + I2
d. Dengan Zink atau timah membentuk endapan hitam yaitu stibium dengan adanya asam
klorida.
2Sb5+ + 5Zn ↓→ 2Sb↓ + 5Zn2+
2Sb5+ + 5Sn ↓→ 2Sb↓ + 5Sn2+
12. 7. Identifikasi Timah (II)/ (Sn2+)
a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/ larutan jenuh) terbentuk endapan coklat timah (II) sulfida.
Sn2+ + H2S → SnS↓ + 2H+
b. Dengan natrium hidroksida terbentuk endapan putih timah (II) hidroksida yang larut dalam
alkali berlebihan.
Sn2++2OH- → Sn(OH)2↓
Sn(OH)2↓ +2OH- → Sn(OH)4
2-↓
c. Dengan larutan merkurium (II) klorida terbentuk endapan putih merkurium (I) klorida,jika
sejumlah besar reagensia ditambahkan dengan cepat.
d. Dengan larutan bismut nitrat dan natrium hidroksida terbentuk endapan hitam logam bismut.
Bi3++ 3OH-→Bi (OH)3↓
Bi (OH)3↓ + Sn(OH)4
2- → 2Bi↓ + 3Sn(OH)6
2-
13. 8. Identifikasi Timah (IV) (Sn2+)
a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh) terbentuk endapan kuning timah (IV)
sulfida. Endapan larut dalam asam klorida pekat.
Sn4+ + 2H2S → SnS2↓ + 4H+
b. Dengan natrium hidroksida terbentuk endapan putih seperti gelatin yaitu timah
(IV) hidroksida.
Sn4++2OH- → Sn(OH)4↓
Sn(OH)4
2-↓+2OH-→Sn(OH)6
2↓
c. Dengan larutan merkurium (II) klorida tidak terbentuk endapan.
d. Dengan logam besi terjadi reduksi ion timah (IV) menjadi timah(II).
Sn4++ Fe → Fe2+ + Sn2+
14. C. Identifikasi Kation Golongan III
1. Identifikasi Besi (II)
a. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan putih bila tidak terdapat udara sama sekali. Bila
terkena udar akan teroksidasi menjadi besi (III) hidroksida yang berupa endapan coklat kemerahan.
Fe2+ + 2OH- → Fe(OH)2↓
4Fe(OH)2↓ + 2H2O + O2→ 4Fe(OH)3↓
4Fe(OH)3↓ + H2O2 → 2Fe(OH)3↓
b. Dengan larutan amonia terjadi pengendapan besi (II) hidroksida.
Fe2+ + 2OH- → Fe(OH)2↓
c. Dengan hidrogen sulfida tidak terjadi pengendapan dalam larutan asam.
d. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan hitam besi (II) sulfida yang larut dengan mudah
dalam larutan asam.
Fe2++ S2- → FeS↓
FeS↓+ 2H+ → Fe2+ +H2S ↑
FeS↓+ 9O2 → 2Fe2O(SO4)2↑
e. Dengan larutan kalium sianida terbentuk endapan coklat kekuningan yang
larut dalam reagensia berlebihan .
Fe2++ 2CN- → Fe(CN)2↓
Fe(CN)2↓+4CN- → Fe(CN)6
4-
15. 2. Identifikasi Besi (III) (Fe3+)
a. Dengan larutan amonia terjadi endapan coklat merah seperti gelatin dari besi (III)
hidroksida yang tidak larut dalam reagensia berlebihan tetapi larut dalam asam.
Fe3+ + 3NH3 + 3H2O → Fe(OH)3↓ + 3NH4
+
b. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan coklat kemerahan besi (III) hidroksida
Fe3+ + 3OH- → Fe(OH)3↓
c. Dengan hidrogen sulfida dalam larutan asam mereduksi ion-ion besi (III) menjadi besi (II)
dan terbentuk belerang sebagai endapan putih susu.
2Fe3++ H2S → FeS↓
FeS↓+ 2H+ → 2Fe2++2H+ + S↓
d. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan hitam yang
terdiri dari besi (II) sulfide dan belerang..
2Fe3++ 3S2- → 2FeS↓+ S↓
e. Dengan larutan kalium sianida bila ditambahkan perlahan-lahan
menghasilkan endapan coklat kemerahan besi (III) sianida.
Fe3++ 3CN- → Fe(CN)3↓
16. 3. Identifikasi Aluminium (Al3+)
a. Dengan larutan amonia terjadi endapan putih seperti gelatin dari aluminium hidroksida yang
larut sedikit dalam reagensia berlebihan.
Al3+ + 3NH3 + 3H2O → Al(OH)3↓ + 3NH4
+
b. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan putih dari aluminium hidroksida
Al3+ + 3OH- → Al(OH)3↓
c. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan putih yang terdiri dari aluminium
hidroksida
Al3+ + 2S2- + 6H2O → 2Al(OH)3↓+3H2S↑
d. Dengan larutan natrium asetat tidak terbentuk endapan dalam larutan netral dingin tetapi
dengan mendidihkan dengan reagensia berlebihan terbentuk endapan.
Al3+ + 3CH3COO- + 2H2O → Al(OH)2CH3COO↓+CH3COOH
17. 4. Identifikasi Kromium (Cr 3+)
a. Dengan larutan amonia terjadi endapan abu-abu hijau sampai abu-abu biru seperti gelatin dari
kromium hidroksida yang larut sedikit dalam reagensia berlebihan.
Cr 3+ + 3NH3 + 3H2O → Cr(OH)3↓ + 3NH4
+
Cr(OH)3↓+ 6NH3 → Cr(NH3)6
3+↓ + 3OH-
b. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan abu-abu hijau dari kromium
hidroksida
Cr 3+ + 3OH- → Cr(OH)3↓
c. Dengan larutan natrium karbonat terbentuk endapan abu-abu hijau dari kromium
hidroksida
2Cr 3+ + 3CO3
2-+ 3H2O → 2Cr(OH)3↓ +3CO2↑
d. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan abu-abu hijau dari
kromium hidroksida
2Cr 3+ + 3S2- + 6H2O → 2Cr(OH)3↓+3H2S↑
e. Dengan larutan natrium asetat tidak terbentuk endapan dalam larutan
netral dingin walaupun dengan mendidihkan.
18. 5. Identifikasi Kobalt (Co2+)
a. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan biru
Co2+ + OH- + NO3- → Co(OH) NO3 ↓
b. Dengan larutan amonia terjadi endapan biru.
Co2+ + NH3 + H2O + NO3- → Co(OH) NO3 ↓+ NH4
+
c. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan hitam kobalt sulfide
Co2+ + S2- → CoS↓
d. Dengan larutan kalium sianida bila ditambahkan perlahan-lahan menghasilkan endapan coklat
kemerahan besi (III) sianida.
Co2++ 2CN- → Co(CN)2↓
19. 6. Identifikasi Nikel (Ni2+)
a. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan hijau
Ni2+ + 2OH- → Ni(OH)2↓
b. Dengan larutan amonia terjadi endapan hijau
Ni2+ + 2NH3 + 2H2O → Ni(OH)2↓ + 2NH4
+
c. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan hitam nikel sulfida.
Ni2+ + S2- → NiS↓
d. Dengan larutan kalium sianida endapan hijau nikel (II) sianida.
Ni2++ 2CN- → Ni (CN)2↓
e. Dengan hidrogen sulfida (gas/ larutan air jenuh) membentuk endapan.
20. 7. Identifikasi Mangan (Mn2+)
a. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan putih. Endapan dengan cepat teroksidasi
bila terkena udara menjadi coklat.
Mn2+ + 2OH- → Mn(OH)2↓
b. Dengan larutan amonia terbentuk endapan putih. Endapan dengan cepat teroksidasi bila
terkena udara menjadi coklat
Mn2+ + 2NH3 + 2H2O →Mn(OH)2↓ + 2NH4+
c. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan merah jambu dari mangan sulfida.
Mn2+ + S2- → MnS↓
d. Dengan larutan natrium fosfat terbentuk endapan merah jambu dari mangan amonium fosfat.
Mn2+ + 2NH3 + HPO4
2- →Mn(NH4) PO4 ↓
21. 8. Identifikasi Zink (Zn2+ )
a. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan seperti gelatin yang putih. Endapan
larut dalam asam.
Zn2+ + 2OH- → Zn(OH)2↓
Zn(OH)2↓ + 2H+ → Zn2++ 2H2O
b. Dengan larutan amonia terbentuk endapan putih.
Zn2+ + 2NH3 + 2H2O →Zn(OH)2↓ + 2NH4
+
c. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan putih
Zn2+ + S2- → MnS↓
d. Dengan larutan dinatrium hidrogen fosfat terbentuk endapan putih
Zn2+ + HPO4
2- → Zn(PO4)2 ↓ + 2H+
22. D. Identifikasi Kation Golongan IV
1. Identifikasi Barium (Ba2+ )
a. Dengan larutan amonia tidak terbentuk endapan.
b. Dengan larutan amonium karbonat terbentuk endapan putih
Ba2+ + CO32- → Ba CO3 ↓
c. Dengan larutan amonium oksalat terbentuk endapan putih
Ba2+ + (COO)2
2-→ Ba(COO)2↓
d. Dengan asam sulfat terbentuk endapan putih
Ba2+ + SO42-→ BaSO4↓
e. Dengan kaliumkromat terbentuk endapan kuning
Ba2+ + CrO4
2-→ Ba CrO4↓
23. 2. Identifikasi Calsium (Ca2+ )
a. Dengan larutan amonia tidak terbentuk endapan.
b. Dengan larutan amonium karbonat terbentuk endapan putih
Ca2+ + CO32- → CaCO3 ↓
c. Dengan larutan amonium oksalat terbentuk endapan putih
Ca2+ + (COO)2
2-→ Ca (COO)2 ↓
d. Dengan asam sulfat terbentuk endapan putih
Ca2+ + SO4
2-→ CaSO4↓
e. Dengan kalium kromat tidak terbentuk endapan.
Ca2+ + CrO4
2-→ CaCrO4↓
24. 3. Identifikasi Stronsium (Sr 2+)
a. Dengan larutan amonia tidak terbentuk endapan.
b. Dengan larutan amonium karbonat terbentuk endapan putih
Sr 2+ + CO3
2-→ SrCO3 ↓
c. Dengan larutan amonium oksalat terbentuk endapan putih
Sr 2++ (COO)2
2-→ Sr (COO)2 ↓
d. Dengan asam sulfat terbentuk endapan putih
Sr 2++ SO4
2-→ SrSO4↓
e. Dengan kalium kromat terbentuk endapan kuning
Sr 2+ + CrO4
2-→ SrCrO4↓
f. Dengan uji nyala terjadi warna nyala merah karmin
25. E. Identifikasi Kation Golongan V
1. Identifikasi Magnesium (Mg2+ )
a. Dengan larutan amonia terbentuk endapan putih seperti gelatin.
Mg2++ 2NH3 + 2H2O → Mg(OH)2↓ + 2NH4
+
b. Dengan larutan natrium hidroksida membentuk endapan putih
Mg2+ + 2OH- → Mg(OH)2↓
c. Dengan larutan amonium karbonat terbentuk endapan putih
5Mg2+ + 6CO32- + 7H2O → 4MgCO3 Mg(OH)2. 5H2O + 2HCO3
-
d. Dengan larutan natrium karbonat terbentuk endapan putih
Mg2+ + HPO42- → Mg(PO4)2 ↓ + 2H+
e. Dengan larutan natrium hidroksida dan reagensia difenilkarbazida
terbentuk endapan lembayung merah.
26. 2. Identifikasi Kalium (K+ )
a. Dengan larutan Natrium heksanitritokobaltat terbentuk endapan kuning.
3K+ + Co(NO2)6
3- → K3Co(NO2)6↓
b. Dengan larutan asam tartrat membentuk endapan kristalin putih
K+ + H2C4H4O6→ KH2C4H4O6 ↓ + H+
c. Dengan larutan asam perklorat terbentuk endapan putih
K+ + ClO4- → KClO4↓
d. Dengan larutan asam heksakloroplatinat terbentuk endapan kuning
K+ + PtCl6
2- → KPtCl6
2-↓
e. Dengan uji nyala terjadi warna nyala ungu
27. 3. Identifikasi Natrium (Na+ )
a. Dengan larutan uranil magnesium asetat terbentuk endapan kristalin kuning.
Na++Mg2++3UO2
2++9CH3COO-→NaMg(3UO2)3 (CH3COO)9
b. Dengan larutan asam tartrat tidak membentuk endapan
c. Dengan larutan asam p-heksanitritokobaltat tidak membentuk endapan
d. Dengan uji nyala terjadi warna nyala kuning
4. Identifikasi Amonium (NH4
+ )
a. Dengan larutan natrium hidroksida dan dipanaskan keluar gas amonia.
NH4
+ + OH-→ NH3+↑ + H2O
b. Dengan reagen Nessler membentuk endapan coklat
NH4
+ + 2(HgI4)2- + 4OH-→ HgO.Hg(NH2)I↓ + 7I- + 3H2O
c. Dengan larutan Natrium heksanitritokobaltat terbentuk endapan kuning.
3NH4+ + Co(NO2)6
3- → (NH4
+) 3Co(NO2)6↓
d. Dengan larutan asam heksakloroplatinat terbentuk endapan kuning
2NH4
+ + PtCl6
2- → (NH4 )2
(PtCl6)2↓
e. Dengan larutan natrium hidrogen tartrat membentuk endapan putih
NH4
+ + HC4H4O6
- → NH4HC4H4O6
f. Dengan larutan asam perklorat tidak terbentuk endapan.
28. Reaksi Identifikasi Anion
Secara umum anion dibagi dalam 2 golongan besar yaitu:
1. Kelas A
a. Anion yang menghasilkan gas bila direaksikan dengan HCl encer atau asam sulfat encer:
karbonat, bikarbonat, sulfat, tiosulfat, sulfida, nitrit, poklorit, sianida dan sianat.
b. Anion yang menghasilkan gas atau uap asam, bila direaksikan dengan larutan asam sulfat
pekat: korida, bromida, iodida, nitrat, klorat, perklorat, permanganat, bromat, borat,
heksasianoferrat (II), heksasianoferrat (III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat dan sitrat.
2. Kelas B
a. Reaksi pengendapan : Sulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit,
kromat, dikromat, silikat, heksafluorosilikat.
b. Oksidasi dan reduksi dalam larutan : Manganat, permanganat, kromat dan
dikromat.
Berikut ini djelaskan satu-persatu identifikasi dari masing-masing anion :
29. A. Identifikasi Karbonat Co3
2-
a. Dengan asam klorida encer terjadi penguraian yang ditandai dengan terjadinya gelembung gas. Gas ini
dapat diidentifikasi dari sifatnya yang mengkeruhkan air kapur.
Co3
2- + 2h+ → CO2 ↑ + H2O
CO2 ↑ + Ca2++ 2OH- → CaCO3 ↓+ H2O
CO2 ↑ + Ba2+ + 2OH- → BaCO3 ↓+ H2O
b. Dengan larutan barium/kalsium klorida terbentuk endapan putih
CO3 2- + Ca2+ → CaCO3 ↓
CO3
2- + Ba2+ → BaCO3 ↓
c. Dengan larutan perak nitrat terbentuk endapan putih perak karbonat.
CO3
2- + 2Ag+→ Ag2CO3 ↓
d. Uji karbonat- fenolphtalein terbentuk warna merah jambu pada fenolphtalein.
B. Identifikasi Hidrogen karbonat ( HCO3
- )
a. Dengan asam klorida encer terjadi penguraian yang ditandai dengan
terjadinya gelembung gas. Gas ini dapat diidentifikasi dari sifatnya yang
mengkeruhkan air kapur.
HCO3- + H+ → CO2 ↑ + H2O
CO2 ↑ + Ca2++ 2OH- → CaCO3 ↓+ H2O
CO2 ↑ + Ba2++ 2OH- → BaCO3 ↓+ H2O
30. b. Bila dididihkan, hidrogen karbonat terurai. Karbon dioksida yang terbentuk dapat
diidentifikasi dari sifatnya yang mengkeruhkan air kapur.
2HCO3
-→ CO3
2- + H2O + CO2 ↑
CO2 ↑ + Ca2++ 2OH- → CaCO3 ↓+ H2O
CO2 ↑ + Ba2++ 2OH- → BaCO3 ↓+ H2O
c. Dengan larutan magnesium sulfat tidak terbentuk endapan, bila dipanaskan baru terbentuk
endapan putih.
Mg2+ + 2HCO3
-→ MgCO3 ↓+ H2O + CO2 ↑
d. Dengan larutan Merkurium (II) klorida tidak terbentuk endapan.
31. C. Identifikasi Sulfit ( SO3
2-)
a. Dengan asam klorida encer terjadi penguraian lebih cepat dengan pemanasan, disertai pelepasan
belerang dioksida. Gas ini dapat diidentifikasi dari:
(i) Bau belerang yang terbakar
(ii) Bila sehelai kertas saring yang dibasahi dengan larutan kalium dikromat yang telah
diasamkan diletakkan di atas mulut tabung uji maka kertas saring akan berwarna hijau.
SO3
2- + H+ → SO2 ↑ + H2O
3SO2 ↑ + Cr 2O4
2- + H+ → 2Cr 3+ + 3SO4
2- ↑ + H2O
b. Dengan larutan barium atau stronsium klorida terbentuk endapan putih
SO3
2- + Ba2+→ BaCO3 ↓
c. Dengan larutan perak nitrat mula-mula tidak terbentuk endapan,
setelah ditambah reagensia berlebih terbentuk endapan putih
SO3
2- + 2Ag+→ (AgSO3 ) - (AgSO3 ) - + Ag+→ Ag2SO3↓
32. d. Dengan larutan kalium permanganat yang telah diasamkan dengan asam sulfat encer maka
warna ungu dari kalium permanganat luntur.
5SO3
2- + 2MnO4
- + 6H+ → 2 Mn2++ 3SO4
2-+ 3H2O
e. Dengan larutan kalium dikromat yang telah diasamkan dengan asam sulfat encer maka
terjadi warna hijau karena terbentuknya ion-ion kromium (III).
3SO3
2- + Cr 2O4
2- + 8H+ → 2 Cr 3++ 3SO4
2-+ 4H2O
33. D. Identifikasi Sulfida (S2-)
a. Dengan asam klorida/asam sulfat encer terjadi pelepasan gas hidrogen sulfida yang dapat diidentifikasi
dari baunya yang khas dan menghitamnya kertas saring yang dibasahi timbal asetat.
S2- + 2H+ → H2S ↑
H2S ↑ + Pb2+ → PbS ↓
b. Dengan larutan perak nitrat terbentu endapan hitam perak sulfida.
S2- + 2Ag+ → Ag2S↓
c. Dengan larutan barium klorida tidak terbentuk endapan.
E. Identifikasi Nitrit (NO2- )
a. Dengan asam klorida encer dengan hati-hati dihasilkan cairan biru pucat yang tidak stabil dandilepaskan
uap nitrogen dioksida yang berwarna coklat.
NO2-+ H+ → HNO2 3HNO2 → HNO3 + 2NO↑ + H2O
2NO↑ + O2 ↑ → 2NO2 ↑
b. Dengan larutan besi (II) sulfat yang ditambahkan pelan-pelan melalui
dinding tabung yang telah ditambah asam sulfat/asetat encer terbentuk cincin
coklat pada perbatasan kedua larutan.
NO2- + CH3COOH → HNO2 + CH3COO- 3HNO2 → HNO3 + 2NO↑ +
H2O
Fe2+ + SO42- + 2NO↑ → (Fe2NO)SO4
34. c. Dengan larutan barium klorida tidak terbentuk endapan
d. Dengan larutan perak nitrat terbentu endapan putih perak nitrit.
NO2- + Ag+ → Ag NO2↓
e. Dengan larutan kalium permanganat yang telah diasamkan dengan asam sulfat encer maka
warna ungu dari kalium permanganat luntur, tapi tak ada gas yang dilepaskan.
5NO2- + 2MnO4- + 6H+ → 2 Mn2++ 5NO3-+ 3H2O
35. F. Identifikasi Sianida (CN-)
a. Dengan asam klorida encer terbentuk asam sianida.
CN- + H+→ HCN↑
b. Dengan larutan perak nitrat terbentuk endapan putih perak sianida yang mudah larut dalam
larutan sianida berlebih.
CN- + Ag+ → AgCN↓
AgCN↓ + CN- → Ag(CN)2-↓
c. Dengan asam sulfat pekat dipanaskan akan dilepaskan karbon monoksida
2KCN + 2H2SO4 + 2H2O → 2CO↑ + K2SO4 (NH4)2SO4
G. Identifikasi Tiosianat (SCN-)
a. Dengan asam sulfat pekat dihasilkan pewarnaan kuning, bila dipanaskan timbul reaksi yaitu
terbakar dengan nyala biru.
SCN-+ H2SO4 + 2H2O → COS↑ + NH4+ + SO42-
b. Dengan larutan perak nitrat terbentuk endapan putih perak tiosianat yang
larut dalam amonia.
SCN-+ Ag+→ Ag SCN↓
Ag SCN↓ + 2NH3→ Ag(NH3)2+ + SCN+
c. Dengan larutan tembaga sulfat terbentuk warna hijau yang berubah
menjadi endapan hitam.
SCN- + Cu2+ → Cu ( SCN)2↓
36. d. Dengan larutan besi (III) klorida terbentuk larutan merah darah karena terbentuknya
suatu kompleks.
SCN-+ Fe3+ → Fe( SCN)3↓
H. Identifikasi Ion Ferrosianida = [Fe(CN)6]4
a. Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan putih, endapan tidak larut dalam amonia tapilarut
dalam kalium sianida dan natrium tiosulfat.
[Fe(CN)6]4-+ 4Ag+ → Ag4 [Fe(CN)6]↓
Ag4 [Fe(CN)6]↓ + 8CN-→ 4 [Ag(CN)2]-+ [Fe(CN)6]4-
Ag4 [Fe(CN)6]↓ + 8S2O32-→ 4 [Ag(S2O3)2]3-+ [Fe(CN)6]4-
b. Dengan larutan Ferri klorida terbentuk endapan biru prussian.
3[Fe(CN)6]4-+ Fe3+→ Fe4[Fe(CN)6]3↓
c. Dengan larutan Ferro sulfat terbentuk endapan putih yang dengan cepat
menjadi biru karena oksidasi.
[Fe(CN)6]4- + Fe2+ + 2K+→ K2Fe[Fe(CN)6]↓
d. Dengan larutan Cupri sulfat terbentuk endapan coklat
[Fe(CN)6]4-+ 2Cu2+→ Cu2[Fe(CN)6]↓
37. I. Identifikasi ion Ferrisianida = [Fe(CN)6]3-
a. Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan merah jingga
[Fe(CN)6]3-+ 3Ag+→ Ag3 [Fe(CN)6]↓
b. Dengan larutan Ferro sulfat terbentuk endapan biru Turnbull
[Fe(CN)6]3- + Fe2+→ Fe3[Fe(CN)6]2
c. Dengan larutan Ferri klorida terbentuk larutan coklat
[Fe(CN)6]3- + Fe3+→ Fe[Fe(CN)6]
d. Dengan larutan Cupri sulfat terbentuk endapan hijau
[Fe(CN)6]3-+ 3Cu2+→ Cu3[Fe(CN)6]2 ↓
J. Identifikasi ion Klorida (Cl )
a. Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan putih yang larut dalam larutan amonia
encer dan dengan larutan asam nitrat encer akan terbentuk endapan putih lagi. Endapan dikenakan sinar
matahari menjadi endapan ungu.
Cl-+ Ag+ → AgCl↓
AgCl↓ + 2NH3→ [Ag (NH3)2]+ + Cl-
[Ag (NH3)2]+ + Cl- + 2H+ → AgCl↓ + 2NH4+
38. b. Dengan larutan Asam sulfat pekat, dipanaskan timbul gas. Gas ini dapat dibuktikan dengan:
1. Bau yang merangsang
2. Membentuk kabut putih, jika batang pengaduk yang dibasahi dengan ammonium hidroksida
pekat didekatkan ke mulut tabung reaksi
3. Kertas lakmus biru merah
Cl- + H2SO4 → HCl↑ + HSO4-
c. Dengan larutan Plumbum nitrat terbentuk endapan putih, bila dipanaskan endapan larut dan
bila didinginkan terbentuk endapan jarum
2Cl-+ Pb2+ → PbCl2↓
K. Identifikasi ion Bromida ( Br-)
a. Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan kuning muda.
Br- + Ag+ → AgBr↓
AgBr↓ + 2NH3 → [Ag (NH3)2]+ + Br-
AgBr↓ + 2CN-→ [Ag(CN)2]- + Br-
AgBr↓+2S2O32-→ [Ag(S2O3)2]3- + Br-
b. Dengan larutan Asam nitrat pekat, dipanaskan terbentuk larutan coklat
merah, timbul uap coklat merah, dibuktikan dengan:
1. Larutan + kloroform lapisan kloroform berwarna coklat merah
2. Kertas saring yang dibasahi dengan fluorescein, akan berwarna merah
jingga jika diletakkan di mulut tabung reaksi
6Br- + 8HNO3→ 3Br2↑ + 2NO↑ + 6NO3- + 4H2O
39. c. Dengan larutan Plumbum nitrat terbentuk endapan putih, yang larut di air mendidih
2Br + Pb2+→ PbBr 2
L. Identifikasi ion Iodida ( I )
a. Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan kuning yang mudah larut dalam larutan
kalium sianida dan larutan natrium tiosulfat.
I-+ Ag+ → AgI↓
AgI↓ + 2CN-→ [Ag (CN)2]- + I-
AgI↓ + 2S2O32-→ [Ag(S2O3)2]3-+ I-
b. Dengan larutan asam sulfat pekat terbentuk timbul uap ungu, dibuktikan dengan:
1. Larutan + kloroform terbentuk lapisan kloroform berwarna ungu
2. Kertas saring yang dibasahi amylum, akan berwarna biru jika diletakkan di atas tabung
reaksi
2I- + 2H2SO4 → I2↑+ SO42-+ 2H2O
I- + H2SO4 → HI↑+ HSO4-
6I- + 4H2SO4 →3I2↑+ S↓ + 3SO42-+ 4H2O
8I- + 5H2SO4 → 4I2↑+ H2S + 4SO4 2-+ 4H2O
c. Dengan larutan Plumbum nitrat terbentuk endapan kuning yang bila
diencerkan dengan aquadest terbentuk endapan larut dan bila
didinginkan terbentuk endapan berbentuk keping-keping kuning
emas seperti sisik ikan.
2I-+ Pb2+ → PbI2↓
40. d. Dengan larutan sampel ditambah Merkuri klorida terbentuk endapan merah jingga, jika
sampel berlebih terbentuk endapan larut.
2I-+ HgCl2 → HgI2↓ +2Cl-
M. Identifikasi ion Borat ( BO33-, B4O72-, BO2-)
a. Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan putih, bila terhidrolisis menjadi endapan
menjadi coklat.
B4O7 2-+ 4Ag+ + H20→ 4AgBO2↓ + 2H+
2AgBO2↓+3 H20→ Ag2O↓ + 3H3BO3
b. Dengan larutan diuapkan di atas cawan porselin, setelah kering ditambah metanol, kemudian
dibakar terbentuk nyala api hijau.
c. Dengan larutan Barium klorida terbentuk endapan putih, bila ditambah larutan Barium klorida
berlebih terbentuk endapan larut
B4O72-+ 2Ba2++ H2O → 2Ba(BO2)2↓ + 2H+
N. Identifikasi ion Kromat atau Dikromat (CrO42atau Cr 2O72-)
a. Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan merah coklat,
endapan larut dalam asam nitrat encer dan dalam larutan amonia. Asam
klorida mengubah endapan menjadi perak klorida (putih).
CrO2-+ 2Ag+ → Ag2 CrO4↓
2Ag2 CrO4↓ + 2H+→ 4Ag+ + Cr 2O72- + H20
Ag2 CrO4↓ + 4NH3 → 2[Ag (NH3)2]+ + CrO42-
Ag2 CrO4↓+2Cl-→ 2AgCl↓ + CrO42-
41. b. Dengan larutan Asam sulfat encer ditambah hidrogen peroksida terbentuk larutan biru tua,
kemudian timbul gas dan larutan menjadi hijau
c. Dengan larutan Barium klorida terbentuk endapan kuning.
Cr 2O4 -2 + Ba+→ Ba CrO4↓
d. Dengan larutan Plumbum nitrat terbentuk endapan kuning yang larut dalam asam nitrat encer.
Cr2O4-2 + Pb2+→ PbCrO4↓
2PbCrO4↓+ 2H+→ 2Pb2+ + Cr 2O72- + H20
O. Identifikasi ion Permanganat (MnO4=)
a. Dengan larutan Argentum nitrat tidak terjadi perubahan
b. Dengan larutan Kalium hidroksida pekat terbentuk larutan hijau ditambah air dan asam sulfat
encer terbentuk larutan ungu
4 MnO4- + 4OH- → 4 MnO42- + O2↑ + 2H2O
3MnO42- + 2H2O→ 2 MnO4-+ MnO2↓ + 4OH-
c. Dengan larutan asam sulfat encer ditambah hidrogen peroksida
terbentuk timbul gas, dan warna ungu dilunturkan
2 MnO4- + 5 H2O2 + 6H+ → SO2↑ + 2Mn2+ + 8H2O
d. Dengan larutan asam sulfat encer ditambah natrium nitrit warna ungu
dilunturkan
2 MnO4- + 5NO2-+ 6H+ → 2Mn2+ + 5NO3-+ 3H2O
42. e. Dengan larutan asam sulfat encer ditambah Ferro sulfat warna ungu dilunturkan
2MnO4- + 5Fe2+ + 8H+ → 5Fe3+ + Mn2+ + 4H2O
f. Dengan larutan asam sulfat encer ditambah asam oksalat warna ungu dilunturkan
2MnO4- + 5 (COO)22- + 16H+ →10CO2↑ + 2Mn2+ + 8H2O
P. Identifikasi ion Asetat ( CH3COO )
a. Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan putih
CH3COO-+ Ag+ ↔ CH3COOAg
b. Dengan larutan Alkohol dan asam sulfat pekat terbentuk bau harum
CH3COO-+ C2H5OH → CH3COOC2H5 + OH-
c. Dengan larutan Ferri klorida terbentuk larutan coklat merah
6CH3COO- + 3Fe3+ + 2H2O→ [Fe3(OH)2( CH3COO-)6]+ + 2H+
[Fe3(OH)2( CH3COO-)6]+ + 4H2O→ 3Fe(OH)2 CH3COO↓ + CH3COOH + H+
43. Identifikasi Turunan Salisilat
Asam salisilat merupakan asam yang bersifat iritan lokal, yang dapat digunakan
secara topikal. Terdapat berbagai turunan yang digunakan sebagai obat luar, yang terbagi atas
2 kelas, ester dari asam salisilat dan ester salisilat dari asam organik. Di samping itu
digunakan pula garam salisilat. Turunannya yang paling dikenal adalah asam asetilsalisilat.
Asam salisilat mimiliki rumus molekul C7H6O3, massa molar 138,12 g/mol, densitas 1,44
g/cm3, titik leleh 159°C, titik didih 211°C (2666 Pa).
Asam salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 101,0
% C7H6O3. Biasanya asam salisilat ini berbentuk jarum halus, rasanya agak manis, tajam
dan stabil di udara bentuk sintesisnya berwarna putih dan tidak berbau. Kelarutannya sukar
larut dalam air dan dalam benzena, mudah larut dalam etanol dan eter, larut dalam air
mendidih dan sukar larut dalam kloroform, yang dimana asam salisilat ini
memiliki nilai BM 138,12 (FI IV 1995 hal. 51)
44. Sifat-sifat fisik dari asam salisilat
• Sifat-sifat lain yang dimiliki oleh asam salisilat adalah sebagai berikut :
1. panas jika dihirup, di telan dan apabila terjadi kontak dengan kulit.
2. Iritasi pada mata
3. Iritasi pada sauran pernafasan
4. Iritasi pada kulit
1 Penampakan Tidak berwarna menjadi kuning pada larutan
dengan bau kenari pahit
2 Titik Lebur 1-2 0C
3 Titik Didih 197 0C
4 Kerapatan 4,2
5 Tekanan Uap 1 mmHg pada 33 0C
6 Daya Ledak 1,146 g/cm3
7 Titik Nyata 76 0C
45. Kegunaan asam salisilat
Asam salisilat dapat digunakan untuk efek keratolitik yaitu akan mengurangi ketebalan
interseluler dalam selaput tanduk dengan cara melarutkan semen interseluler dan
menyebabkan desintegras terhadap banyak fungi pada konsentrasi 3-6% dalam salep. Di
samping itu, zat ini juga bekerja keratolitis, yaitu dapat melarutkan lapisan tanduk kulit pada
konsentrasi 5-10%.
Toksisitas asam salisilat
Salisilat sering digunakan untuk mengobati segala keluhan ringan dan tidak berarti sehingga
banyak terjadi penggunasalahan atau penyalahgunaan obat bebas ini. Keracunan salisilat yang
berat dapat menyebabkan kematian, tetapi umumnya keracunan salisilat bersifat ringan.
Gejala saluran cerna lebih menonjol pada intoksikasi asam salisilat. Efek terhadap saluran
cerna, perdarahan lambung yang berat dapat terjadi pada dosis besar dan pemberian contoh
kronik. Salisilisme dan kematian terjadi setelah pemakaian secara topikal. Gejala keracunan
sistemik akut dapat terjadi setelah penggunaan berlebihan asam salisilat di
daerah yang luas pada kulit, bahkan sudah terjadi beberapa kematian.
Pemakaian asam salisilat secara topikal pada konsetrasi tinggi juga sering
mengakibatkan iritasi lokal, peradangan akut, bahkan ulserasi. Untuk
mengurangi absorpsinya pada penggunaan topikal maka asam salisilat
tidak digunakan dalam penggunaan jangka lama dalam konsentrasi
tinggi, pada daerah yang luas pada kulit dan pada kulit rusak.